faktor faktor yang mempengaruhi istri memilih kontrasepsi tubektomi

Upload: sri-lestari

Post on 17-Jul-2015

752 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

aktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur Memilih Kontrasepsi Tubektomi adalah salah satu contoh Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur Memilih Kontrasepsi Tubektomi kumpulan tugas akhir skripsi tesis tugas kuliah secara online Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur Memilih Kontrasepsi Tubektomi untuk SMU SLTA SMK MA S1 S2 S3 artikel paper karya ilmiah makalah tugas akhir skripsi tesis. Anda bisa mendownload Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur Memilih Kontrasepsi Tubektomi full content lengkap atau artikel yang berkaitan dengan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur Memilih Kontrasepsi Tubektomi dalam bentuk PDF secara gratis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan langkahpenting kependudukan dalam dan keluarga kecil berkualitas berkelanjutan. merupakan Hal ini

mencapai

pembangunan

diselenggarakan melalui kuantitas pendudukdan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan antara laindilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, Keluarga Berencana (KB), dan dengan cara pengembangan kualitaspenduduk, melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas (Depkes RI, 2005). Keluarga kecil bahagiasejahtera secara nyata telah berhasil ditanamkan selama 30 tahun program KBberada di tengah-tengah masyarakat dan secara kuantitatif ratarata jumlah anakyang dimiliki masing-masing keluarga semakin sedikit.

Indikatornya adalah menurunnya TotalFertility Rate (TFR) dari 5,6 per perempuan usia subur pada tahun 1970menjadi 2,6 anak per perempuan (SDKI, 200-2003) serta angka kematian ibu danbayi mengalami penurunan yang signifikan (BKKBN, 2008). Menurut BKKBN (2008) Rate tingkat (CPR) di pemakaianalat Indonesia dari kontrasepsi tahun ke atau tahun

Contraceptive Prevalence

terusmeningkat dari 57% pada tahun 1997 kini mencapai 61,4% (SDKI, 2007) maka sudahsepantasnya jika kontrasepsi ditempatkan sebagai suatu kebutuhan krusial

bagipasangan usia subur sekaligus dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayidan anak serta memberikan kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sehingga membantu terwujudnya keluargakecil, bahagia dan sejahtera. Pasangan usia subur yangmenggunakan

metode kontrasepsi terus meningkat dari tahun ke tahun dan saat inimencapai 61,4%. Kecenderungan polapemakaian kontrasepsi terbesar adalah suntik sebesar 31,6%, pil 13,2%, IUD4,8%, implant 2,8%, kondom 1,3%, kontap wanita (MOW) 3,1% dan kontap pria (MOP)0,2%, pantang berkala 1,5%, senggama terputus 2,2% dan metode lainnya 0,4%. Hasil sementara SDKI tahun 2007 menyebutkan bahwasaat ini sebanyak 39% wanita Indonesia usia produktif tidak menggunakankontrasepsi dengan sebaran 40% di pedesaan dan 37% di perkotaan. Di sisi lainkebutuhan pasangan usia subur (PUS) untuk ikut KB yang saat ini sebesar 70,6%tapi masih ada kebutuhan PUS untuk KB belum dapat terpenuhi (unmeet need)sebesar 9,1% yang terdiri dari kebutuhan untuk spacing (jarak) sebesar 4,3% danuntuk limiting (batas)sebesar 4,7% (BKKBN, 2008). Rendahnyapemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD, implant, MetodeOperasional Wanita (MOW)/Tubektomi dan Metode Operasional Pria (MOP)/Vasektomidikarenakan kurangnya pengetahuan serta kesadaran pasangan usia subur untukmenggunakan metode kontrasepsi ini, lemahnya ekonomi juga mempengaruhipartisipasi masyarakat terhadap pemakaian metode kontrasepsi tubektomi(Bappenas, 2006). Minimnya jumlahakseptor tubektomi karena terdapat beberapa alasan diantaranya perasaan dankepercayaan wanita mengenai tubuh dan seksualitasnya tidak dapat dikesampingkandalam pengambilan keputusan dalam menggunakan kontrasepsi. Banyak wanita takutsiklus menstruasi normalnya berubah, karena mereka takut perdarahan yang lamadapat mengubah pola hubungan seksual dan juga dapat membatasi aktifitaskeagamaan maupun budaya. Dinamika seksual dan kekuasaan antara pria dan wanitadapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi terasa canggung

bagi wanita. Dukungansuami mengenai keluarga berencana cukup kuat pengaruhnya untuk menentukanpenggunaan metode keluarga berencana oleh istri. Berbagai budaya mendukungkepercayaan bahwa pria mempunyai hak akan fertilitas istri mereka, seperti diPapua Nugini dan Nigeria wanita tidak dapat memiliki kontrasepsi tanpapersetujuan suami (Klobinsky, 2004). Padatahun 2007 jumlah akseptor KB tubektomi sebanyak 198 akseptor kemudian tahun2008 meningkat menjadi 785 akseptor, artinya terdapat peningkatan sebesar 25,22%,diketahui pula bahwa pada tahun 2009 jumlah target/sasaran pengguna tubektomisebanyak 8.349 akseptor, dimana 2.572 (30,80%) merupakan akseptor KB tubektomidi Bandar Lampung. Sedangkan Pada tahun2008 jumlah PUS Peserta Aktif (PA) KB di Provinsi Lampung sebanyak 1.463.942orang dan Peserta Baru (PB) berjumlah 342.261 orang, sedangkan pada tahun 2009jumlah Peserta Aktif (PA) KB sebanyak 1.049.033 orang dan Peserta Baru (PB)berjumlah 333.975 orang dari jumlah tersebut akseptor KB yang menggunakan tubektomisebanyak 14.882 orang (4,45%), jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 29,22%.(BKKBN Provinsi Lampung, 2009). Untukmendukung upaya peningkatan target tersebut perlu adanya pengawasan secaraketat berupa kegiatan yang setidaknya dilaksanakan secara berkala baik penyuluhKB yang ada di setiap Kabupaten hingga Kecamatan. Untuk Kecamatan Teluk Betung Barat cakupanakseptor pengguna metode tubektomi sebanyak 170 akseptor, terlihat pada tahun2007 jumlah akseptor KB tubektomi sebanyak 68 akseptor dari 132 PB (51,51%)kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 85 akseptor (62,04%) dari 137 PB(Laporan PLKB Puskesmas Sukamaju, 2009) Berdasarkandari hasil pemantauan dan pre survey yang peneliti lakukan di Wilayah KerjaPuskesmas Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat, diketahui bahwa

hampirsebagian besar Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya wanita belum mengetahui danmengerti tentang manfaat tubektomi. Hasil pre survey ditemukanpula bahwa dari 5 orang wanita pasangan usia subur yang sudah berkeluarga, 4diantaranya (80%) mengatakan bahwa dukungan suami terhadap penggunaan alatkontrasepsi tubektomi sangat kurang, pengetahuan dan kesadaran akseptor dan suamidalam ber-KB rendah serta keterbatasan penerimaan dan aksesibilitas pelayananKIP/konseling kontrasepsi PUS masih terbatas (Laporan PKMD, 2009). Berdasarkanlatar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktoryang berhubungan dengan pasangan usia subur memilih kontrasepsi tubektomi di WilayahKerja Puskesmas ZZZ. 1.2 IdentifikasiMasalah Berdasarkan latar belakangdiatas, penulis mendeskripsikan data yang merupakan identifikasi masalah,yaitu: 1.2.1 Diketahuibahwa kebutuhan PUS untuk KB di Indonesia belum dapat terpenuhi (unmeet need)sebesar 9,1% yang terdiri dari kebutuhan untuk spacing sebesar 4,3% dan untuklimiting sebesar 4,7%. 1.2.2 Pada tahun 2008 jumlah Peserta Aktif (PA) KB di Provinsi Lampung sebanyak 1.049.033 orangdan yang menggunakan tubektomisebanyak 785 orang, sedangkan pengguna KB Tubektomi di Bandar Lampung padatahun 2008 sebanyak 2.572 orang. 1.2.3 Ditemukanbahwa dari 5 orang wanita pasangan usia subur yang sudah berkeluarga, 4diantaranya (80%) mengatakan bahwa dukungan suami terhadap penggunaan alatkontrasepsi tubektomi sangat kurang,pengetahuan dan kesadaran akseptor dan suami dalam ber-KB rendah serta keterbatasanpenerimaan dan aksesibilitas pelayanan KIP/konseling kontrasepsi PUS masihterbatas.

1.3 PerumusanMasalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalahdalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apakah yang berhubungan denganpasangan usia subur memilih kontrasepsi tubektomi di Wilayah Kerja PuskesmasZZZ. 1.4 TujuanPenelitian 1.4.1 Tujuan Umum Penelitian ini untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan pasangan usia subur memilih kontrasepsi tubektomi di WilayahKerja Puskesmas ZZZ. 1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Diketahuinyadistribusi faktor-faktor yang berhubungan dengan pasangan usia subur memilih kontrasepsi tubektomi di Wilayah KerjaPuskesmas ZZZ. 1.4.2.2 Diketahuinyahubungan antara pengetahuan dengan pasangan usia subur memilih kontrasepsitubektomi di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.4.2.3 Diketahuinyahubungan antara dukungan suami dengan pasangan usia subur memilih kontrasepsitubektomi di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.4.2.4 Diketahuinyahubungan antara ekonomi dengan pasangan usia subur memilih kontrasepsitubektomi di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.5 ManfaatPenelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaatbagi: 1.5.1 Bidang Keilmuan Diharapkan hasil penelitianini dapat menjadi bahan masukan untuk ilmu pengetahuan tentang KB yangberkaitan dengan kontrasepsi Tubektomi. 1.5.2 Bagi Kantor KB (BKKBN Provinsi ZZZ)

Dengan

adanya

penelitian

inidiharapkan

dapat

dijadikan

acuan

dalam

meningkatkan jumlah akseptor penggunatubektomi khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.5.3 Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan) Diharapkan dapat dijadikan masukan dalam upaya peningkatan

penyuluhankesehatan terhadap akseptor KB yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. 1.6 RuangLingkup Penelitian : Deskriptif Korelasi

nelitian

ang akan diteliti : :

Pasangan usia subur Faktor-faktoryang berhubungan dengan PUS memilih kontrasepsi

nelitian

tubektomi. : : Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ April Mei 2009

nelitian