skripsi faktor-faktor yang berhubungan dengan …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream... ·...

48
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI OLEH PUS DI PUSKESMAS RAWANG PASAR IV KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2017 Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV SULVIA PUTRI HUTAGALUNG P07524517098 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV ALIH JENJANG TAHUN 2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    SKRIPSI

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI OLEH PUS

    DI PUSKESMAS RAWANG PASAR IV KABUPATEN ASAHAN

    TAHUN 2017

    Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

    Diploma IV

    SULVIA PUTRI HUTAGALUNG

    P07524517098

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

    JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

    PRODI D-IV ALIH JENJANG

    TAHUN 2018

  • 2

    SKRIPSI

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI OLEH PUS

    DI PUSKESMAS RAWANG PASAR IV KABUPATEN ASAHAN

    TAHUN 2017

    SULVIA PUTRI HUTAGALUNG

    P07524517098

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

    JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

    PRODI D-IV ALIH JENJANG

    TAHUN 2018

  • 3

  • 4

  • i

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN JULI 2018 SulviaPutriHutagalung

    Faktor-Faktor Yang BerhubunganDenganPemilihan Alat Kontrasepsi Oleh PUS DI Puskesmas RawangPasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017

    ABSTRAK

    Persentase Kontrasepsi Indonesia pada tahun 2016 adalah 757.926

    akseptor Implant (11,37%), 481.564 akseptor IUD (7,23%), 115.531 akseptor MOW (1,73%), 11.765 akseptor MOP(0,18%), 3.433.666 akseptor Suntik (51,53%), 1.544.079 akseptor Pil (23,17%), 318.625 akseptor Kondom (4,78%) . Penelitianuntuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Oleh PUS di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017.

    Jenis penelitian analitik cross sectional ,dengansampel adalah 318 orang (Total Sampling).Cara pengumpulan data dengan cara mengambil data kontrasepsi PUS dari Puskesmas Rawang Pasar IV, analisi data univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi-Square.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi adalah umur 20 – 30 tahun (p=0,171), Pendidikan (p=0,102), Paritas ≤ 2, (p=0,000), Sosial Ekonomi (p=0,000).

    Hasil penelitian ini umur dan pendidikan tidak ada hubungan dengan pemilihan metodekontrasepsisedangkan paritas dan sosial ekonomi ada hubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi, diharapkan untuk pasanganusiasuburdapatmenambah wawasan khususnya dalam pemilihan metode kontrasepsi.

    Kata Kunci : Umur, Pendidikan, Paritas, Sosial Ekonomi, dan Metode

    Kontrasepsi.

    Sumber : 5 Buku + 10 Jurnal (2011-2016)

  • ii

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

    rahmatNya sehingga dapat terselesaikan Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor

    Yang Berhubungan Denga Pemilihan Alat Kontrasepsi Di Puskesmas Rawang

    Pasar IV Tahun 2017”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

    Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan

    PoltekkesKemenkes RI Medan.

    Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

    karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

    kepada :

    1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,

    yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.

    2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI

    Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.

    3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

    Poltekkes Kemenkes RI Medan dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik

    (PA), yang telah memberikan kesempatan menyusun dan membimbing

    skripsi ini.

    4. Tri Marini S,SST,M.Keb selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    5. Arihta Br.Sembiring, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    6. dr. Lisda Sari Harahap selaku Kepala Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

    melakukan penelitian di Puskesmas Rawang Pasar IV.

    7. Kepada orang tua Ayahanda Iptu Saut Tulus Hutagalung dan Ibunda

    Serepina Purba yang telah memberikan bantuan moril dan materil selama

    penulis menyelesaikan pendidikan.

    8. Seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan,

    terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama – sama

    tuntas dalam penyelesaian skripsi ini.

  • iv

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

    amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak

    yang memanfaatkan.

    Medan, 2018

    Sulvia Putri Hutagalung

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PERSETUJUAN

    KATA PENGANTAR ...................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL ............................................................................ vi

    DAFTAR SKEMA. .......................................................................... vii

    ABSTRAK ...................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 3

    1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 3

    1.3.1 Tujuan Umum. ..................................................... 3

    1.3.2 Tujuan Khusus. .................................................... 3

    1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 4

    1.4.1 Manfaat Teoritis. .................................................. 4

    1.4.2 Manfaat Praktis. ................................................... 4

    1.5. Keasliaan Penelitian ..................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 7

    2.1 Konsep Dasar Alat Kontrasepsi .................................... 7

    2.2 Kontrasepsi Pil Progestin (Mini Pil)................................. 8

    2.3 Kontrasepsi Suntik........................................................... 9

    2.4. Implant ......................................................................... 10

    2.5 Kondom ........................................................................ 10

    2.6 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim / Intra Uterine Devices 11

    2.7 Metode Kontrasepsi Mantap ......................................... 12

    2.7.1 MOP (Metode Operasi Pria) ................................ 12

    2.7.2 MOW (Metode Operasi Wanita) ........................... 12

    2.8 Metode Keluarga Berenca Alami (KBA) .......................... 13

    2.9 Metode Amenore Laktasi (MAL) ..................................... 13

    2.10 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan

    Kontrasepsi Oleh PUS .................................................. 14

  • vi

    2.11 Kerangka Teori ............................................................. 15

    2.12 Kerangka Konsep ......................................................... 15

    2.13 Defenisi Operasional...................................................... 16

    2.14 Hipotesis Penelitian ...................................................... 17

    BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................. 19

    3.1 Jenis Penelitian................................................................ 19

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 19

    3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................... 19

    3.2.2 Waktu Penelitian .................................................... 19

    3.3. PopulasidanSampel ........................................................ 20

    3.3.1 Populasi ................................................................. 20

    3.3.2 Sampel .................................................................. 20

    3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................. 20

    3.5 Pengolahan Data danAnalisa Data .................................. 20

    3.5.1 Pengolahan Data ................................................... 20

    3.5.2 Analisa Data .......................................................... 21

    3.7 Etika Peneitian ................................................................. 21

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 22

    4.1 Hasil Penelitian ................................................................ 22

    4.4.1 Analisa Univariat ..................................................... 22

    4.4.2 Analisa Bivariat ....................................................... 23

    4.2 Pembahasan ................................................................... 24

    4.2.1 Hubungan Umur Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi 26

    4.2.2 Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan

    Metode Kontasepsi ................................................. 28

    4.2.3 Hubungan Paritas Dengan Pemilihan

    Metode Kontasepsi ................................................. 30

    4.2.4 Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan

    Metode Kontrasepsi ................................................ 31

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ...................................................................... 33

    5.2 Saran ............................................................................... 33

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 DefenisiOperasional .......................................................... ........ 17

    Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian ..... ....... 22

    Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan

    Metode Kontrasepsi .......................................................... ....... 23

    Tabel 4.3 Hubungan Umur Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi .. ........ 23

    Tabel 4.4 Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi . 24

    Tabel 4.5 Hubungan Paritas Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi ...... 25

    Tabel 4.6 Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan

    Metode Kontrasepsi .......................................................... ....... 26

  • viii

    DAFTAR SKEMA

    Halaman

    Skema 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 15

    Skema 2.2 Kerangka Konsep ................................................................ 16

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia memiliki jumlah penduduk terpadat ke empat didunia dengan

    jumlah populasi sekitar 250 juta penduduk. Sekitar setengah dari populasi

    penduduk Indonesia (120 juta penduduk) adalah berada pada usia dibawah

    30 tahun, hal ini terjadi karena angka kelahiran maupun tingkat kesuburan

    sama-sama mengalami penurunan dengan cepat sedangkan penduduk usia

    kerja meningkat dengan cepat sementara total populasi Indonesia tumbuh

    dengan lamban. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia

    produktif sangat tinggi. Dilihat secara potensi ekonomi, kondisi ini sangat

    menguntungkan karena bisa berfungsi sebagai mesin perekonomian nasional

    yang akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, jika

    dilihat dari potensi kesehatan, hal tersebut dapat mempengaruhi status atau

    derajat kesehatan apabila usia produktif tersebut tidak dikendalikan dengan

    baik karena akan semakin meningkatkan laju pertumbuhan penduduk di

    Indonesia (Etik,2016)

    Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin

    meningkat, dapat dilihat data jumlah penduduk Indonesia tahun 2015

    sebanyak 1.393.779.700 jiwa, meningkat dibandingkan jumlah tahun 2016

    sebanyak 1.410.291.100 jiwa (BPS, 2017). Laju pertumbuhan penduduk

    ditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian, adanya perbaikan pelayanan

    kesehatan menyebabkan tingkat kematian penduduk rendah, sedangkan laju

    tingkat kelahiran tetap tinggi hal ini merupakan penyebab utama ledakan

    jumlah penduduk. Tingginya angka kelahiran merupakan alasan utama

    diperlukannya pelayanan Keluarga Berencana (Kemenkes RI, 2014).

    Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai program untuk

    menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu programnya

    dengan keluarga berencana nasional sebagai integral dari pembangunan

    nasional yang mempunyai tujuan ganda yaitu menunjukkan keluarga kecil

    bahagia sejahtera Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS

    untuk mengikuti Program KB (BKKBN,2016)

  • 2

    Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai

    akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Berdasarkan

    maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi

    adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan keduanya

    memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.Keluarga

    Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan

    jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai konrasepsi.

    Peserta KB Baru Indonesia pada tahun 2016 sebesar 6.663.156 orang.

    Persentase Kontrasepsi adalah 757.926 akseptor Implant (11,37%), 481.564

    akseptor IUD (7,23%), 115.531 akseptor MOW (1,73%), 11.765 akseptor

    MOP (0,18%), 3.433.666 akseptor Suntik (51,53%), 1.544.079 akseptor Pil

    (23,17%), 318.625 akseptor Kondom (4,78%) (BKKBN,2016).

    Menurut hasil Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2016

    menunjukkan bahwa 75% wanita kawin usia 15-49 tahun dan menggunakan

    metode alat kontrasepsi modern 68% dan 6% menggunakan metode

    kontrasepsi tradisional. Di antara cara KB modern yang dipakai, suntik KB

    merupakan alat kontrasepsi terbanyak digunakan oleh wanita berstatus

    kawin 31%, diikuti oleh pil KB 29%. Pemakaian alat kontrasepsi pada wanita

    kawin kelompok umur 15- 19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah

    dibandingkan mereka yang berumur 20-44 tahun. Wanita muda cenderung

    untuk memakai alat kontrasepsi modern jangka pendek seperti suntikan dan

    pil KB, sementara mereka yang lebih tua cenderung untuk memakai

    kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi wanita.

    Data yang diperoleh dari BKKBN Provinsi Sumatra Utara Tahun 2016

    cakupan KB aktif adalah 71,63% dan cakupan KB Baru adalah 13,35%.

    Pada Peserta KB Aktif pengunaan Kontrasepsi Pil 29,09%, Kondom 8,04%,

    Suntik 30,71%, IUD 10,11%, Implant 14,15%, MOW 6,95%, dan MOP

    0,95%. Dan Pada Peserta KB Baru pengunaan Kontrasepsi Pil 36,81%,

    Kondom 14,6%, Suntik 43,8%, IUD 7,29%, Implant 20,8%, MOW 4,05%, dan

    MOP 0.79%

    Berdasarkan survei pendahuluan di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan terdapat sebanyak 318 PUS tahun 2017. Dari hasil

    survei didapatkan 225 Akseptor KB bahwa mayoritas PUS yang

    menggunakan KB Suntik 3 Bulan sebanyak 56 orang, Pil sebanyak 46

  • 3

    orang, Implant sebanyak 45 orang, IUD sebanyak 58 orang, MOW sebanyak

    10 orang, MOP sebanyak 6 orang, dan Kondom sebanyak 4 orang yang

    dapat diketahui dengan cara melihat rekam medik Puskesmas Rawang

    Pasar IV. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Terhadap Pemilihan Kontrasepsi di

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada

    penelitian ini adalah Apakah Ada Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

    Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan Tahun 2017.

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

    Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang

    Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui Hubungan Umur Terhadap Pemilihan Metode

    Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten

    Asahan Tahun 2017.

    2. Untuk mengetahui Hubungan Pendidikan Terhadap Pemilihan Metode

    Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten

    Asahan Tahun 2017.

    3. Untuk mengetahui Hubungan Paritas Terhadap Pemilihan Metode

    Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten

    Asahan Tahun 2017.

    4. Untuk mengetahui Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan

    Metode Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan Tahun 2017

  • 4

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    referensi atau masukkan bagi Ilmu Kesehatan khususnya Ilmu

    Kebidanan pada Keluarga Berencana untuk mengetahui Faktor-Faktor

    Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh PUS

    Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1. Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat

    di akademik untuk menambah pengetahuan, dan pengalaman

    penulis.

    2. Untuk memberikan informasi tentang faktor-faktor yang

    berhubungan terhadap pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai.

    3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk

    responden tentang alat kontrasepsi dan meningkatkan peminatan

    KB.

    1.5 Keaslian Penelitian

    1. Anita,dkk, skripsi pada tahun 2014 dengan judul Faktor – Faktor Yang

    Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di

    Puskesmas Damau Kabupaten Talaud. Penelitian ini menggunakan

    metode Analitik dengan desain personal interview, dan pengambilan

    sampel menggunakan Teknik Random Sampling.Variabel yang telah

    diteliti adalah Variabel Bebas yaitu Faktor Paritas,Umur,Sosial Ekonomi

    dan Pendidikan dan Variabel Terikat yaitu Pemilihan Kontrasepsi dengan

    Sasaran Penelitian 303 PUS. Hasil penelitian menunjukkan sebagian

    besar responden memilih non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.

    Faktor sosial ekonomi, pendidikan, partisipasi suami/isteri, umur memiliki

    hubungan dengan pemilihan kontrasepsi, dan faktor paritas tidak memiliki

    hubungan dengan pemilihan kontrasepsi.

    Perbedaan Penelitian sekarang yaitu tempat penelitian di

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan .Metode Penelitian ini

    mengunakan metode deskriptif kualitatif, dan pengambilan sampel

    menggunakan Teknik Total Sampling. Variabel penelitian ini adalah

  • 5

    Variabel Bebas yaitu Faktor Paritas, Umur, Sosial Ekonomi dan

    Pendidikan dan Variabel Terikat yaitu Pemilihan Kontrasepsi.

    2. Maula, Aminatul, skripsi pada tahun 2014 dengan judul Faktor-Faktor

    Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Akseptor

    KB Wanita di Tuwel. Penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan

    cross sectional, dan pengambilan sampel menggunakan Teknik

    Accidental Sampling.Variabel yang telah diteliti adalah Variabel Bebas

    yaitu Faktor Paritas,Umur,Riwayat KB, Riwayat Haid dan Status

    Kesehatan dan Variabel Terikat yaitu Pemilihan Kontrasepsi dengan

    Sasaran Penelitian 116 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ada

    hubungan antara umur dengan pemilihan alat kontrasepsi, ada hubungan

    antara jumlah anak yang diinginkan dengan pemilihan alat kontrasepsi,

    ada hubungan antara riwayat KB yang lalu dengan pemilihan alat

    kontrasepsi,tidak ada hubungan antara status kesehatan dengan

    pemilihan alat kontrasepsi ,tidak ada hubungan antara riwayat haid yang

    lalu dengan pemilihan alat kontrasepsi,ada hubungan antara riwayat haid

    sekarang dengan pemilihan alat kontrasepsi,tidak ada hubungan antara

    efektifitas dengan pemilihan alat kontrasepsi,ada hubungan antara efek

    samping dengan pemilihan alat kontrasepsi, tidak ada hubungan antara

    biaya dengan pemilihan alat kontrasepsi.

    Perbedaan Penelitian sekarang yaitu tempat penelitian di

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan dengan judul Faktor –

    Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Oleh PUS di

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan. Metode Penelitian ini

    mengunakan metode deskriptif kualitatif, dan pengambilan sampel

    menggunakan Teknik Total Sampling. Variabel penelitian ini adalah

    Variabel Bebas yaitu Faktor Paritas, Umur, Sosial Ekonomi dan

    Pendidikan dan Variabel Terikat yaitu Pemilihan Kontrasepsi.

    3. Syukaisih, skripsi pada tahun 2015 dengan judul Faktor-Faktor Yang

    Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Pusksmas Rambah

    Samo Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini menggunakan metode

    Analitik dengan cross sectional, dan pengambilan sampel menggunakan

    Teknik Accidental Sampling.Variabel yang telah diteliti adalah Variabel

    Bebas yaitu Faktor Umur,Pendidikan, Pengetahuan dan Sumber

  • 6

    Informasi dan Variabel Terikat yaitu Pemilihan Kontrasepsi dengan

    Sasaran Penelitian 96 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ada

    hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi, ada

    hubungan antara pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi, ada

    hubungan antara sumber informasi dengan pemilihan alat kontrasepsi ,

    dan tidak ada hubungan umur antara dengan pemilihan alat kontrasepsi.

    Perbedaan Penelitian sekarang yaitu tempat penelitian di

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan denga judul Faktor –

    Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Oleh PUS di

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan. Metode Penelitian ini

    mengunakan metode metode deskriptif kualitatif, dan pengambilan

    sampel menggunakan Teknik Total Sampling. Variabel penelitian ini

    adalah Variabel Bebas yaitu Faktor Paritas, Umur, Sosial Ekonomi dan

    Pendidikan dan Variabel Terikat yaitu Pemilihan Kontrasepsi.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Dasar Alat Kontrasepsi

    Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

    Upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat bersifat permanen

    (Wiknjosastro, 2002)

    Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau

    merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai konrasepsi

    (BKKBN,2016).

    Menurut BKKBN (2015) Metode kontrasepsi dapat digunakan oleh

    pasangan usia subur secara rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan

    seperti :

    1. Fase Menunda Kehamilan yaitu pada wanita usia sebelum 20 tahun.

    Fase ini sebaiknya memilih kontrasepsi dengan urutan : pil, kondom,

    suntikan, implant dan IUD.

    2. Fase Menjarangkan Kehamilan dengan rentang jarak kehamilan 2-4

    tahun. Fase ini sebaiknya memilih kontrasepsi dengan urutan : IUD,

    implant, suntikan, pil dan kondom.

    3. Fase Tidak Hamil Lagi, sebaiknya pada wanita usia lebih dari 35

    tahun.Fase ini sebaiknya memilih kontrasespi MOW (Metode Operasi

    Wanita) dan MOP (Metode Operasi Pria).

    4. Mencegah Kehamilan pada waktu yang tidak sesuai dan kehamilan

    yang tidak diharapkan, dengan cara mencegah “4 Terlalu” yang

    berhubungan dengan kehamilan yaitu :

    a. Terlalu muda (kurang dari 20 tahun)

    b. Terlalu tua (lebih dari 35 tahun)

    c. Terlalu dekat (jarak kehamilan kurang dari 2 tahun)

    d. Terlalu banyak (lebih dari 3 anak).

    Pengelompokkan Metode Kontrasepsi menurut Biran (2013) adalah

    1. Metode Kontrasepsi Sederhana

  • 8

    Metode Amenorea Laktasi (MAL), Metode Keluarga Berencana

    Alamiah(Metoda kelender, Suhu basal dan lendir serviks), Metode

    sanggama terputus (Coitus Interuptus), Metode Barier.

    2. Metode Kontrasepsi Efektif

    Pil KB, Suntikan, Kontrasepsi Implan (subdermal) atau Alat

    Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

    (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)

    3. Metode Kontrasepsi Mantap

    a. Vasektomi

    b. Tubektomi

    2.2 Kontrasepsi Pil Progestin (Mini Pil)

    Pil Progestin adalah Kontrasepsi yang diberikan secara oral dalam bentuk

    pil yang mengandung hormon progestin atau dikenal dengan istilah minipil

    (BKKBN,2015)

    Jenis Minipil menurut BKKBN (2015) yaitu :

    1. Kemasan dengan isi 35 pil : 300 µg levonogestrel

    2. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 µg desogestrel.

    Efektifitas pengunaan minipil mencapai 98,5% , pada penggunaan ini

    jangan sampai terlupa satu atau dua tablet atau jangan sampai terjadi

    gangguan gastrointestinal karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan

    sangat besar.Dan cara kerjanya dengan mengentalkan lendir mulut rahim

    sehingga menghambat masuknya sperma (BKKBN,2015).

    Keuntungan mini pil menurut Biran (2013) adalah :

    1. Sangat efektif bila digunakan dengan benar,

    2. Tidak mengganggu hubungan seksual,

    3. Tidak mempengaruhi ASI,

    4. Kesuburan cepat kembali,

    5. Nyaman dan mudah digunakan,

    6. Sedikit efek samping,

    7. Dapat dihentikan setiap saat,

    8. Dan tidak mengandung estrogen.

    Keterbatasan mini pil menurut Biran (2013) adalah

  • 9

    Hampir 30-60% mengalami gangguan haid seperti (perdarahan

    bercak (spotting), perdarahan menyerupai haid, variasi dalam panjang

    siklus haid, kadang-kadang amenorea, pertambahan/ penurunan berat

    badan, harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama, tidak

    memberi perlindungan terhadap infeksi menular seksual atau HIV / AIDS,

    resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan),

    efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat

    tuberculosis atau obat epilepsy dan hirsutisme.

    2.3 Kontrasepsi Suntik

    Kontrasepsi Suntik adalah Kontrasepsi yang diberikan melalui suntik intra

    muskular (dalam otot) di daerah bokong yang mengandung hormon

    progestin. Terdapat 2 jenis yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetati dan

    Depo Noretisteron Enantat. Jenis suntikan ini diberikan tiap 3 bulan sekali

    dan 1 bulan sekali serta bisa digunakan dalam 7 hari setelah bersalin

    (BKKBN,2015).

    Efektifitas suntikan 99,7% dan cara kerjanya dengan mengentalkan lendir

    mulut rahim sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma sehingga

    selaput lendir rahim menjadi tipis dan mengecil serta menghambat

    perjalanan sel telur di saluran (mencegah ovulasi) (BKKBN,2015).

    Kelebihan Kontrasepsi Suntik menurut Biran (2013) adalah :

    1. Cocok untuk ibu menyusui karena tidak menekan produksi ASI

    2. Menekan resiko terjadinya tumor payudara

    3. Tidak mempengaruhi saat berhubungan suami istri

    4. Menurunkan kasus anemia

    5. Mencegah beberapa penyakit radang panggul

    Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan menurut Biran (2013):

    1. Hamil atau dicurigai hamil

    2. Perdarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya

    3. Menderita penyakit payudara atau riwayat kanker payudara

    4. Riwayat penyakit Diabetes Melitus dengan komplikasi

    Yang Boleh Menggunakan Suntikan menurut Biran (2013) :

    1. Usia reproduksi

  • 10

    2. Ibu sedang menyusui dan memerlukan kontrasepsi yang tidak menganggu

    produksi ASI

    3. Ibu Pasca Keguguran

    4. Tekanan Darah

  • 11

    yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada

    vagina (BKKBN,2015).

    Keuntungan menggunakan kondom menurut Biran (2013) adalah :

    1. Murah dan dapat dibeli secara umum, tidak ada persyaratan

    2. Untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, mudah cara

    3. Pemakaiannya, tidak mengurangi kenikmatan bersenggama,

    4. Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual

    (IMS),

    5. Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten dan tidak menggangu

    produksi ASI.

    Kontra indikasi Kondom menurut Biran (2013) adalah :

    Apabila secara psikologi pasangan tidak dapat menerima metoda ini

    adalah Malformasi penis dan apabila salah satu dari pasangan alergi

    terhadap karet loateks.

    2.6 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intra Uterine Devices (IUD)

    AKDR adalah Suatu alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang fleksibel

    dipasang dalam rahim (BKKBN,2015).

    Efektifitas penggunaan AKDR 99,2%-99,4% dan dapat mencegah

    kehamilan dalam waktu jangka panjang (10 tahun). Cara Kerjanya adalah

    Menghambat terjadinya konsepsi/pembuahan dengan menutup sperma

    saluran tempat bertemunya sel telur dengan sperma.

    Kelebihan AKDR menurut Biran (2013):

    1. Tidak mengganggu hubungan suami istri

    2. Tidak menghambat produksi ASI

    3. Dapat dipasang segera setelah persalinan atau sesudah keguguran, jika

    tidak terjadi infeksi.

    4. Dapat dipakai pada ibu yang berusia >35 tahun dan perokok berat

    5. Efek samping sangat kecil

    6. Dapat membantu mencegah kehamilan di luar kandungan

    Yang Boleh Menggunakan AKDR menurut Biran (2013) :

    1. Usia reproduktif.

    2. Keadaan nulipara.

    3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

  • 12

    4. Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal.

    5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

    Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR menurut Biran (2013) :

    1. Sedang hamil.

    2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.

    3. Sedang menderita infeksi alat genital.

    4. dapat mempengaruhi kavum uteri.

    5. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

    6. Kanker alat genital.

    2.7 Metode Kontrasepsi Mantap

    2.7.1 MOP (Metode Operasi Pria)

    MOP adalah Prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan

    reproduksi pria dengan jalan melakukan penghambatan/pemotongan

    saluran pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi

    (BKKBN,2015).

    Keuntungan vasektomi menurut Biran (2013) adalah :

    Tidak ada mortalitas,morbiditas kecil sekali, pasien tidak perlu

    dirawat di RS, dilakukan dengan anestesi local, efektif, tidak

    mengganggu hubungan seks selanjutnya.

    Indikasi vasektomi menurut Biran (2013) adalah :

    Harus secara sukarela, mendapat persetujuan istri, jumlah anak

    yang cukup, mengetahui akibat-akibat vasektomi, umur calon tidak

    kurang dari 30 tahun, pasangan suami istri telah mempunyai anak

    minimal 2 orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas 2

    tahun.

    2.7.2 MOW (Metode Operasi Wanita) Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum

    dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua

    saluran tuba (BKKBN,2013).

    Keuntungan Tubektomi adalah :

    Tekniknya mudah, perlengkapan dan peralatan bedah sederhana,

    dapat dilakukan diRS kecil atau di Puskesmas, dapat dilakukan pada

    pasca persalinan, dapat dilakukan dengan anestesi local, luka

  • 13

    pembedahan dapat diperlebar jika diperlukan, kegagalan teknik sangat

    rendah dan keberhasilan hampir 100%, sebagai teknik penganti jika

    teknik laparaskopik atau kuldoskopi gagal, waktu pembedahan singkat,

    biaya relatif murah, prosedur dapat dilakukan tanpa dirawat, masa

    penyembuhan pasca bedah singkat.

    Komplikasi Tubektomi menurut Suratun (2008) adalah :

    Perdarahan didaerah tuba, perdarahan Karena perlukaan pembuluh

    darah besar, perporasi usus, emboli udara, perforasi rahim.

    2.8 Metode Keluarga Berencana Alami (KBA)

    Macam – macam KBA

    1. Metoda Kalender

    2. Metoda suhu basal

    3. Metoda lendir serviks

    Keuntungan KBA adalah :

    Untuk pasangan yang menginginkan kehamilan, metoda suhu badan

    basal (SBB), metoda lendor serviks dapat menentukan hari subur si isteri

    sehingga sanggama dapat direncanakan, dapat digabungkan dengan

    metoda kontrasepsi lain, misalnya dengan metoda barrier, aman dan murah,

    tanpa biaya. mengikuti instruksi, perlu ada pelatihan untuk menggunakan

    metode KBA yang paling efektif secara benar, infeksi vagina membuat lendir

    serviks sulit dinilai, tidak terlindung dari infeksi menular seksual (IMS)

    (Biran,2013)

    2.9 Metode Amenore Laktasi (MAL) MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara

    ekslusif (BKKBN,2015).

    Keuntungan kontrasepsi MAL menurut Biran (2013) adalah :

    Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pertama setelah

    melahirkan), segera efektif, tidak mengganggu sanggama, tidak ada efek

    samping secara sistematik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu

    obat atau alat, tanpa biaya

    Keuntungan nonkontrasepsi MAL untuk bayi menurut Biran (2013) adalah

  • 14

    Mendapat antibody perlindungan lewat ASI (Kekebalan pasif,

    sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi

    sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi

    yang optimal, tidak terpapar dengan air, susu lain atau susu formula, atau

    alat minum yang dipakai).

    Keuntungan nonkontrasepsi MAL untuk ibu menurut Biran (2013):

    Mengurangi perdarahan post partum, mengurangi resiko anemia,

    meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi. Keterbatasan MAL

    menurut Biran (2013) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar

    segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan, mungkin sulit

    dilaksanakan karena kondisi social, efektifitas tinggi hanya sampai

    kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan, tidak melindungi terhadap

    infeksi menular seksual, termasuk hepatitis B (HBV) dan HIV/AIDS, yang

    dapat menggunakan mal adalah ibu yang menyusui secara eksklusif,

    bayinya berusia kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah

    melahirkan.

    2.10 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode

    Kontrasepsi Oleh PUS

    Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode

    kontrasepsi oleh PUS terdiri dari dukungan suami, pengetahuan,

    pendidikan

    Dibawah ini ada beberapa Faktor-faktor yang berhubungan dengan

    pemilihan metode kontrasepsi oleh PUS, antara lain :

    1. Umur

    Umur seseorang mempengaruhi jenis kontrasepsi yang dipilih.

    Usia diatas 20 tahun merupakan masa menjarangkan kehamilan atau

    mencegah kehamilan sehingga pilihan mereka lebih memilih

    cenderung memakai kontrasepsi ( Maula, Aminatul, 2014)

    Usia merupakan suatu indeks perkembangan seseorang. Usia

    individu terhitung mulai saat dilahirkan , semakin cukup umur, tingkat

    kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

    berfikir dan bekerja (Nurhayati dan Mariyam, 2013)

  • 15

    2. Pendidikan

    Pendidikan merupakan sarana utama dan suksesnya tujuan

    pelaksanaan keluarga berencana. Pendidikan diperlukan untuk

    mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan,

    sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, wanita

    berpendidikan tinggi berkeinginan memiliki sedikit anak dibandingkan

    dengan yang berpendidikan rendah (Saskara, Ida, & Marhaeni, 2015)

    Pendidikan merupakan proses perubahan dan peningkatan

    pengetahuan, pola pengetahuan, pola pikir dan perilaku masyarakat.

    Adanya dinamika berbagai aspek maka proses pendidikan akan terus

    menerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat mampu

    menerima gagasan invasif secara rasional dan bertanggungjawab

    Pendidikan seseorang mempengaruhi perilaku sehari-hari, orang yang

    berpendidikan tinggi belum tentu menggunakan KB yang efektif

    (BKKBN, 2012)

    3. Paritas

    Jumlah anak mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang akan

    digunakan , semakin banyak anak yang dimiliki maka akan semakin

    besar kecenderungan untuk menghentikan kesuburan sehingga lebih

    cenderung untuk memilih kontrasepsi ( Subiyatun,dkk, 2009)

    4. Sosial Ekonomi

    Pendapatan memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan seseorang

    dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendapatan seseorang

    tidak dapat diukur sepenuhnya dari pekerjaan (BKKBN, 2016)

    2.11 Kerangka Teori

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang

    Berhubungan Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Oleh PUS.

    Skema 2.1 Kerangka Teori

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi

  • 16

    2.12 Kerangka Konsep

    Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

    kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

    variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

    diteliti (Notoatmodjo,2012).

    Adapun Kerangka konsep dari penelitian ini dibagi menjadi 2

    variabel, yaitu variabel independet dan variabel dependent. Sebagai

    variabel independent dalam penelitian ini Dukungan Suami, Pendidikan,

    dan Pengetahuan , serta sebagai variabel dependent adalah Pemilihan

    Kontrasepsi.

    2.2 Skema Kerangka Konsep

    Variabel Independen Variabel Dependen

    .

    2.13 Defenisi Operasional

    Pemilihan Alat

    Kontrasepsi

    Umur Ibu

    Pendidikan

    Paritas

    Sosial Ekonomi

    Pasangan

    Umur Ibu

    Kesehatan

    Sosial Ekonomi

    Paritas

    Pendidikan

  • 17

    Defenisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

    dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

    (Notoatmodjo,2012).

    No Variabel Defenisi

    Operasional

    Cara Ukur Hasil Ukur Skala

    Ukur

    Independen

    1 Umur Umur Ibu yang memilih Kontrasepsi

    Alat

    pengumpulan

    data melihat

    hasil yang

    tercatat dari

    rekam medik

    1.< 20 tahun 2. 20-30 tahun 3. > 30 tahun

    Rasio

    2 Pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden

    Alat

    pengumpulan

    data melihat

    hasil yang

    tercatat dari

    rekam medik

    1.Tinggi

    2.Menegah

    3.Dasar

    Ordinal

    3 Paritas Jumlah anak

    yang dimiliki

    keluarga

    Alat

    pengumpulan

    data melihat

    hasil yang

    tercatat dari

    rekam medik

    1.≤ 2 2.≥ 3

    Rasio

    4 Sosial

    Ekonomi

    Penghasilan

    yang dimiliki

    keluarga

    Alat

    pengumpulan

    data melihat

    hasil yang

    tercatat dari

    rekam medik

    1.Cukup :

    >Rp.1.500.000

    2.Kurang :

    ≤Rp.1.500.000

    Ordinal

    Dependen

    1 Pemilihan metode

    Penentuan metode

    Alat 1 MKJP

    2.Non MKJP Ordinal

  • 18

    kontrasepsi

    kontrasepsi yang dipilih oleh akseptor KB

    pengumpulan

    data melihat

    hasil yang

    tercatat dari

    rekam medik

    2.14 Hipotesa Penelitian

    Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    1. Ada Hubungan Umur Terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh

    PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun

    2017

    2. Ada Hubungan Pendidikan Terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi

    Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan

    Tahun 2017

    3. Ada Hubungan Paritas Terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh

    PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun

    2017

    4. Ada Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan Metode

    Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten

    Asahan Tahun 2017

  • 19

    BAB III

    METEDOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu

    penelitian evaluasi yang bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel yang

    diteliti telah sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan,untuk

    mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Terhadap Pemilihan

    Kontrasepsi Oleh PUS di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan

    Tahun 2017.

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan Tahun 2017. Alasan peneliti memilih lokasi

    penelitian ini adalah karena Puskesmas ini berfokus pada Keluarga

    Berencana dikarenakan banyaknya PUS yang jarang menggunakan

    Kontrasepsi sehinggan memungkinkan besar sampel terpenuhi.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai dari pengajuan judul mulai bulan

    Februari sampai Maret 2018, setelah acc judul peneliti melakukan

    survei awal penelitian di Puskesmas Rawang Pasar IV , setelah dapat

    data survei awal penelii melakukan konsul Bab I – Bab III dari bulan

    Maret sampai Mei 2018, peneliti melakukan seminar proposal di bulan

    Mei 2018 dan setelah proposal melakukan perbaikan proposal dan

    setelah acc perbaikan proposal peneliti melakukan penelitian di

    Puskesmas Rawang Pasar IV serta pengumpulan data , pengolahan

    data dan analisi data sampa bulan Juni 208, peneliti konsulkan data

    yang sudah di analisa ke pembimbing dan pembimbing mengacckan

    data tersebut, setelah itu peneliti melakukan seminar hasil pada bulan

    Juli 2018

  • 20

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi pada penelitian ini adalah seluruh PUS di Puskesmas

    Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017 sebanyak 318 orang

    dari bulan Januari-Desember 2017 dan semua menjadi sampel

    penelitian.

    3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

    3.4.1 Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

    kualitatif yaitu penelitian evaluasi yang disajikan bertujuan untuk

    menilai sejauh mana variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolak

    ukur yang sudah ditentukan.

    3.4.2 Cara Pengumpulan Data

    Cara Pengumpulan Data yang dilakukan peneliti adalah Data

    Sekunder dengan cara setelah peneliti mendapatkan izin penelitian

    dari Poltekkes Medan, peneliti meminta izin kepada Kepala

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan, peneliti

    menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan

    peneliti, setelah diberi izin peneliti meminta data rekam medik

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan dari Januari-

    Desember 2017,setelah mengambil data rekam medik Puskesmas

    Rawang Pasar IV peneliti mengucapkan terimakasih kepada Kepala

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan.

    3.5 Pengolahan Data dan Analisa Data

    3.5.1 Pengolahan Data

    Data yang didapatkan peneliti dari Puskesmas Rawang Pasar IV,

    diolah menggunakan uji statistik chi-squre, sebelum itu peneliti

    mengediting data untuk memeriksan kebenaran data yang diperoleh

    dan setelah itu peneliti melakukan pengkodean disetiap kategori yang

    diteliti agar memudahkan saat menganalisa data, setelah itu peneliti

    memasukkan data ke master tabel atau menggunakan microsoft excel

  • 21

    dengan dan bila data sudah masuk ke master tabel peneliti melakukan

    pengecekan kembali data yang sudah dientry ada kesalahan atau

    tidak.

    3.5.2 Analisa Data

    5. Analisa Univariat

    Analisa data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan

    gambaran distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk

    memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen

    yang meliputi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Terhadap Pemilihan

    Metode Kontrasepsi Oleh PUS Di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan Tahun 2017

    6. Analisa Bivariat

    Analisis Bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan

    umur, pendidikan, paritas, dan sosial ekonomi dengan menggunakan

    statistik uji chi-square kemudian hasilnya dinarasikan.

    3.6 Etika Penelitian

    Peneliti melakukan persetujuan atau meminta izin kepada Kepala

    Puskesmas Rawang Pasar IV untuk mengambil data yang ada pada rekam

    medik Puskesmas Rawang Pasar IV dan menjelaskan maksud dan tujuan

    penelitian serta mengetahui dampaknya. Peneliti tidak akan menggunakan

    atau mencantumkan nama responden pada master tabel hanya

    menggunakan kode pada lembar pengumpulan data untuk memberikan

    jamian dalam penggunaan subjek penelitian dan peneliti akan menjaga

    kerahasaiaan baik masalah ataupun informasi yang telah dikumpulkan,

    hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

  • 22

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Rawang

    Pasar IV Kabupaten Asahan mengenai Faktor-Faktor Yang Berhubungan

    Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh PUS. Dengan jumlah

    responden yang diteliti sebanyak 318 orang. Peneliti memperoleh hasil

    sebagai berikut :

    4.1.1 Analisa Univariat

    Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

    Variabel F %

    Umur < 20 Tahun

    38

    11,9%

    20 Tahun-30 Tahun 168 52,8%

    > 30 Tahun 112 35,2%

    Jumlah 318 100%

    Pendidikan Tinggi

    38

    11,9%

    Menengah 167 52,5%

    Dasar 113 35,5%

    Jumlah 318 100%

    Paritas ≤ 2

    204

    64,2%

    ≥ 3 114 35,8%

    Jumlah 318 100%

    Sosial Ekonomi Cukup

    248

    78%

    Kurang 70 22%

    Jumlah 318 100%

    Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa, dari 318 responden yangmayoritas

    umur responden berada pada kategori 20 Tahun-30 tahun sebanyak 168 orang

    (52,8%), sebagian besar pendidikan Menengah sebanyak 167 orang (52,5%),

    sebagain besar paritas berada pada kategori ≤2 sebanyak 204 orang (64,2%),

  • 23

    dan sebagian besar sosial ekonomi berada pada kategori cukup sebanyak 248

    orang (78%).

    Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan PemilihanMetode Kontrasepsi

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017

    Pemilihan Metode Kontrasepsi F %

    MKJP 138 43,4%

    Non MKJP 180 56,6%

    Jumlah 318 100%

    Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa, dari 318 responden yang mayoritas

    pemilihan metode kontrasepsi berada pada kategori Non MKJPsebanyak 180

    orang (56,6%).

    4.1.2 Analisa Bivariat

    1. Hubungan Umur Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi

    Tabel 4.3 Hubungan Umur Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017

    Pemilihan Metode Kontrasepsi Total ρ-value

    Umur MKJP Non MKJP

    f % f % F %

    0,171

    30 Tahun 56 17.6% 56 17.6% 112 35.2%

    Total 138 43.4% 180 56.6% 318 100%

  • 24

    Berdasarkan tabel 4.3menunjukkan bahwa dari 318 responden (100%)

    ,responden yang berumur 20-30 Tahun yang memilih kontrasepsi MKJP lebih

    besar persentasenya (20,4%) dibandingkan responden yang berumur 30 Tahun

    yang memilih kontrasepsi MKJP (17,6%). Hal ini juga sesuai dengan responden

    yang memilih kontrasepsi Non MKJP. Responden yang berumur 20-30 Tahun

    yang memilih kontrasepsi Non MKJP lebih besar persentasenya (32,4%)

    dibandingkan responden yang berumur 30 Tahun yang memilih

    kontrasepsi Non MKJP (7,6%).

    Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ-value (0,171), sehingga tidak ada

    hubungan antara umur dengan pemilihan metode kontrasepsi.

    2. Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi

    Tabel 4.4 Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017

    Pemilihan Metode Kontrasepsi Total ρ-value

    Pendidikan MKJP Non MKJP

    f % f % F %

    0,102

    Tinggi 18 5.7% 20 6.3% 38 11.9%

    Menengah 80 25.2% 87 27.4% 167 52.5%

    Dasar 40 12.6% 73 23.0% 113 35.5%

    Total 138 43.4% 180 56.6% 318 100%

    Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 318 responden (100%)

    ,responden yang berpendidikan menengah yang memilih kontrasepsi MKJP

  • 25

    lebih besar persentasenya (25,2%) dibandingkan responden yang berpendidikan

    tinggi yang memilih kontrasepsi MKJP (5,7%) dan responden yang berpendidikan

    dasar yang memilih kontrasepsi MKJP (12,6%). Hal ini juga sesuai dengan

    responden yang memilih kontrasepsi Non MKJP. responden yang berpendidikan

    menengah yang memilih kontrasepsi MKJP lebih besar persentasenya (27,4%)

    dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi yang memilih kontrasepsi

    MKJP (6,3%) dan responden yang berpendidikan dasar yang memilih

    kontrasepsi MKJP (23,0%).

    Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ-value (0,102), sehingga tidak ada

    hubungan antara pendidikan dengan pemilihan metode kontrasepsi.

    3. Hubungan Paritas Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi

    Tabel 4.5 Hubungan Paritas Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi

    Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017

    Pemilihan Metode Kontrasepsi Total ρ-value

    Paritas MKJP Non MKJP

    f % f % F %

    0,000

    ≤ 2 135 42.5% 69 21.7% 204 64.2%

    ≥ 3 3 0.9% 111 34.9% 114 35.8%

    Total

    138 43.4% 180 56.6% 318 100%

    Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 318 responden (100%)

    yang paritas ≤ 2 yang menggunakan kontrasepsi MKJP (25,2%) dan dari 114

    responden (35,8%) yang paritas ≥ 3 yang menggunakan kontrasepsi Non

    MKJP111 responden (34,9%).

  • 26

    Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value (0,000), sehingga ada hubungan

    antara paritas dengan pemilihan metode kontrasepsi

    4. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi

    Tabel 4.6 Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan Metode

    KontrasepsiPuskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan Tahun 2017

    Pemilihan Metode Kontrasepsi Total ρ-value

    Sosial Ekonomi

    MKJP Non MKJP

    f % f % F %

    0,000

    Cukup 124 39.0% 124 39.0% 248 78.0%

    Kurang 14 4,4% 56 17.6% 70 22.0%

    Total

    138 43.4% 180 56.6% 318 100%

    Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 318 responden (100%)

    yang sosial ekonomi cukup yang menggunakan kontrasepsi MKJP (39,0%) dan

    dari 70 responden (22,0%) yang sosial ekonomi kurang yang menggunakan

    kontrasepsi Non MKJP 56 responden (17,6%).

    Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ-value (0,000), sehingga ada hubungan

    antara sosail ekonomi dengan pemilihan metode kontrasepsi.

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Hubungan Umur Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi

    Berdasarkan data tabel 4.6 menunjukkan dari 318 responden

    (100%) ,responden yang berumur 20-30 Tahun yang memilih

    kontrasepsi MKJP lebih besar persentasenya (20,4%) dibandingkan

    responden yang berumur 30 Tahun yang memilih

  • 27

    kontrasepsi MKJP (17,6%). Hal ini juga sesuai dengan responden

    yang memilih kontrasepsi Non MKJP. Responden yang memiliki umur

    20-30 Tahun yang memilih kontrasepsi Non MKJP lebih besar

    persentasenya (32,4%) dibandingkan responden yang memiliki umur

    30 Tahun yang memilih kontrasepsi

    Non MKJP (7,6%). Setelah dilakukan uji statistik maka diperoleh nilai

    p-value (0,171) (P 30 tahun lebih banyak memilih Metode

    Kontrasepsi Jangka Panjang (17 %) dibandingkan dengan responden

    berumur < 20 tahun tidak ada responden menggunakan Metode

    Kontrasepsi Jangka Panjang.Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwaumur ada hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi

    berperan sebagai faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur

    organ, fungsi faaliah, komposisi biokimiawi termasuk sistem hormonal

    seorang wanita. Perbedaan fungsi faaliah, komposisi biokimiawi, dan

    sistem hormonal pada suatu periode umur menyebabkan perbedaan

    pada kontrasepsi yang dibutuhkan.

    Usia merupakan suatu indeks perkembangan seseorang. Usia

    individu terhitung mulai saat dilahirkan , semakin cukup umur, tingkat

  • 28

    kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

    dan bekerja (Nurhayati dan Mariyam,2013)

    Umur seseorang mempengaruhi jenis kontrasepsi yang dipilih,

    usia diatas 20 tahun merupakan masa menjarangkan kehamilan atau

    mencegah kehamilan sehingga pilihan mereka lebih memilih

    cenderung memakai kontrasepsi (Maula, Aminatul,2014)

    Menurut hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan

    antara umur dengan pemilihan metode kontrasepsi, hal ini disebabkan

    karena pemilihan metode kontrasepsi pada responden bukan karena

    faktor umur, namun dikarenkan pemilihan metode kontrasepsi

    berdasarkan kenyamanan dan rasa aman terhadap metode

    kontrasepsi tersebut. Walaupun responden tersebut berusia produktif

    dan ingin menjarangkan kelahiran anak, namun jika responden tidak

    merasa aman dengan alat kontrasepsi MKJP, maka responden

    tersebut tidak akan memilih kontrasepsi MKJP. Perasaan tidak aman

    terhadap metode kontrasepsi terhadap alat kontrasepsi dapat

    disebabkan masih kurangnya informasi yang diperoleh responden

    terhadap MKJP, sehingga diperlukan keaktifan dari petugas kesehatan

    untuk menjelaskan mengenai MKJP pada masyarakat khususnya pada

    pasangan usia subur.

    4.2.2. Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi

    Berdasarkan data tabel 4.7 menunjukkan dari 318 responden

    (100%) ,responden yang berpendidikan menengah yang memilih

    kontrasepsi MKJP lebih besar persentasenya (25,2%) dibandingkan

    responden yang berpendidikan tinggi yang memilih kontrasepsi MKJP

  • 29

    (5,7%) dan responden yang berpendidikan dasar yang memilih

    kontrasepsi MKJP (12,6%). Hal ini juga sesuai dengan responden

    yang memilih kontrasepsi Non MKJP. responden yang berpendidikan

    menengah yang memilih kontrasepsi MKJP lebih besar persentasenya

    (27,4%) dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi yang

    memilih kontrasepsi MKJP (6,3%) dan responden yang berpendidikan

    dasar yang memilih kontrasepsi MKJP (23,0%).Setelah dilakukan uji

    statistik diperoleh nilai p-value (0,102) (P

  • 30

    Pendidikan merupakan proses perubahan dan peningkatan

    pengetahuan, pola pengetahuan, pola pikir dan perilaku masyarakat.

    Adanya dinamika berbagai aspek maka proses pendidikan akan terus

    menerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat mampu

    menerima gagasan invasif secara rasional dan bertanggungjawab

    Pendidikan seseorang mempengaruhi perilaku sehari-hari, orang yang

    berpendidikan tinggi belum tentu menggunakan KB yang efektif

    (BKKBN,2012).

    Menurut hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara

    pendidikan terakhir responden dengan pemilihan alat kontrasepsi.

    Tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi, hal

    ini dikarenakan keputusan seseorang dalam memilih alat kontrasepsi

    tidak semata-mata dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang tinggi.

    Tingkat pendidikan yang tinggi juga tidak menjadi patokan mengenai

    tinggi atau tidaknya tingkat pengetahuan seseorang. Tinggi atau

    rendahnya pendidikan seseorang, tidak dapat menentukan alat

    kontrasepsi yang akan dipilih oleh responden. Hal ini disebabkan

    responden yang berpendidikan rendah atau tinggi telah mengetahui

    manfaat dari suatu alat kontrasepsi.

    4.2.3 Hubungan Paritas Dengan Pemilihan Metode Kontasepsi

    Berdasarkan data tabel 4.8 bahwa dari 318 responden (100%)

    yang paritas ≤2 yang menggunakan kontrasepsi MKJP (25,2%) dan

    dari 114 responden (35,8%) yang paritas ≥3 yang menggunakan

    kontrasepsi Non MKJP 111 responden (34,9%). Hasil uji statistik

    didapatkan nilai ρ-value (0,000), sehingga ada hubungan antara

    paritas dengan pemilihan metode kontrasepsi.

    Hal ini tidak sejalan dengan peneliti Anita, dkk (2014),di

    Puskesmas Damau Kabupaten Talaudyang menyatakan ada

  • 31

    hubungan antara paritas dengan pemilihan kontrasepsi pada PUS,

    responden dengan paritas ≤ 2 orang lebih banyak memilih Metode

    Kontrasepsi Jangka Panjang (25.0%) dibandingkan dengan yang

    memiliki paritas ˃ 2 orang (10%). hasil analisis statistik diperoleh nilai

    ρ= 0.726 (ρ > 0,05) artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan

    pemilihan jenis kontrasepsi.ada hubungan yang signifikan antara

    paritas (jumlah anak) dengan pemilihan kontrasepsi Hal ini dapat

    dipengaruhi oleh karakteristik dan jumlah responden dari tiap

    penelitian. Paritas atau jumlah anak harus di perhatikan setiap

    keluarga karena semakin banyak anak semakin banyak pula

    tanggungan kepala keluarga dalam mencukupi kebutuhan hidup,

    selain itu juga harus menjaga kesehatan reproduksi karena semakin

    sering melahirkan semakin rentan terhadap kesehatan ibu.

    Jumlah anak mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang akan

    digunakan. Semakin banyak anak yang dimiliki maka akan semakin

    besar kecenderungan untuk menghentikan kesuburan sehingga lebih

    cenderung untuk memilih metode kontrasepsi jangka panjang

    (Subiyatun dkk ,2009),

    Menurut hasil penelitian menunjukan bahwa seseorang yang ingin

    membatasi untuk mempunyai anak cenderung akan memilih alat

    kontrasepsi jangka panjang, sedangkan seseorang yang masih ingin

    mempunyai anak akan memilih alat kontrasepsi jangka pendek seperti

    pil dan jangka menengah seperti suntik, Implikasi yang dapat

    dilakukan untuk program KB yaitu agar lebih meningkatkan kesadaran

    masyarkat bahwa alat kontrasepsi jangka panjang tidak diperuntukkan

  • 32

    bagi yang memilki anak banyak saja tapi juga untuk yang mempunyai

    anak sedikit yang menjarangkan kehamilan.

    4.2.4 Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi

    Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan dari 318 responden (100%)

    yang sosial ekonomi cukup yang menggunakan kontrasepsi MKJP

    (39,0%) dan dari 70 responden (22,0%) yang sosial ekonomi kurang

    yang menggunakan kontrasepsi Non MKJP 56 responden (17,6%).

    Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ-value (0,000), sehingga ada

    hubungan antara sosail ekonomi dengan pemilihan metode

    kontrasepsi.

    Hal ini sejalan dengan peneliti Anita, dkk (2014),di Puskesmas

    Damau Kabupaten Talaudyang menyatakan ada hubungan antara

    sosial ekonomi dengan pemilihan kontrasepsi pada PUS.responden

    tingkat sosial ekonomi cukup (22,4%) lebih banyak memilih Metode

    Kontrasepsi Jangka Panjang dibandingkan dengan sosial ekonomi

    kurang (12,2%). hasil analisis statistik ρ= 0.000 (ρ < 0,05) artinya ada

    hubungan antara sosial ekonomi dengan pemilihan kontrasepsi.Hal

    ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik dan jumlah responden dari

    tiap penelitian. Penghasilan mempunyai hubungan erat dengan

    pemilihan kontrasepsi, responden yang status ekonominya cukup

    lebih banyak memilih metode kontrasepsi jangka panjang, karena

    metode tersebut tergolong kontrasepsi yang mahal. Tinggi rendahnya

    status sosial ekonomi masyarakat mempengaruhi pemilihan jenis

    kontrasepsi karena dari tingkat ekonomi masyarakat berkaitan erat

    dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang akan

  • 33

    digunakan misalnya keluarga yang berpenghasilan cukup akan lebih

    mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak mampu,

    karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukanlah merupakan

    kebutuhan pokok.

    Pendapatan memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan seseorang

    dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendapatan seseorang

    tidak dapat diukur sepenuhnya dari pekerjaan (BKKBN,2016),

    Menurut hasil penelitian menyatakan bahwa pendapatan

    merupakan salah satu faktor dalam pemilihan alat kontrasepsi dalam

    penelitian ini tidak diterima. Hal inimenunjukan bahwa keinginan

    pasutri untuk menjadi akseptor KB masih tinggi meskipun pendapatan

    mereka tergolong rendah karena dilihat dari segi biaya, kontrasepsi

    MKJP yang digunakan cenderung lebih murah dibanding dengan

    kontrasepsi Non MKJP .

  • 34

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di ambil

    kesimpulan mengenai hubungan umur, pendidikan, paritas, dan sosial

    ekonomi di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan tahun 2017

    adalah sebagai berikut :

    1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pemilihan

    metode kontrasepsi di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten

    Asahan tahun 2017.

    2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

    pemilihan metode kontrasepsi di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan tahun 2017.

    3. Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan pemilihan metode

    kontrasepsi di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan tahun

    2017.

    4. Ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan

    pemilihan metode kontrasepsi di Puskesmas Rawang Pasar IV

    Kabupaten Asahan tahun 2017.

    5.2 Saran

    1. Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten Asahan

    Meningkatkan Promosi Kesehatan dan motivasi kesehatan melalui

    KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai Keluarga

    Berencana dan alat-alat kontrasepsi.

    2. Kader KB PuskesmasRawang Pasar IV Kabupaten Asahan

    Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai KB dan alat

    kontrasepsi itu sendiri sehingga dapat membuka wawasan masyarakat

    dan menghilangkan isu-isu negatif yang berkembang di masyarakat

    tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP) seperti Implant,

    IUD, dan sterilisasi.

  • 35

    3. InstitusiPendiikanPoltekkesKemenkes Medan

    Agar melengkapi buku-buku dan jurnal-jurnal kebidanan di

    perpustakaan dengan menggunakan tahun-tahun baru agar bias

    mempermudah mahasiswa untuk mecari referensi dalam mengerjakan

    tugas dari dosen ataupun tugas akhir skripsi.

  • 36

    DAFTAR PUSTAKA

    Anita, dkk. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud. https://media.neliti.com. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

    Adrianasti. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat

    Kontrasepsi Pada Wanita di Pesisir Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. jurnal.htp.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Juni 2018

    Biran . 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta.Yayasan

    Bina Pustaka.

    BKKBN. 2015. Buku Saku Materi Bantu Penyuluhan Kependudukan,Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Medan: BKKBN.

    . 2016. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. www.depkes01go.id/infodation.harganas. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018

    BPS. 2017. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Utara Dalam Angka 2017.

    https://sumut.bps.go.id. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018 Etik,Sulystiorini. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Minat Terhadap

    Jenis Konrasepsi Pasca Salin Pada Ibu Nifas di RB Sukoasih Sukoharjo Tahun 2016. https://anzdoz.com. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018

    Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisi Data. Jakarta:

    Salemba Medika

    Kemenkes RI. 2014.Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2014. www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018.

    Maula,Aminatul. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan

    Kontrasepsi Pada Akseptor KB Wanita Di Tuwel. https://ejournal.poltektegal.ac.id . Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

    Notoatmodjo, P. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

    SDKI. 2016. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2016. https://depkes.go.id. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

    Syukaisih. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat

    Kontrasepsi Di Puskesmas Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. jurnal.htp.ac.id. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

    Uswatun. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Akseptor KB di Puskesmas TegalRejo Salatiga. T1_462008069_Judul.pdf.Diakses pada tanggal 17 Juni 2018

    Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

    https://media.neliti.com/http://www.depkes01go.id/infodation.harganas.%20Diakseshttps://anzdoz.com/http://www.depkes.go.id/https://depkes.go.id/