faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham di … · x. c. keterbatasan..... 94 daftar pustaka...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
SANDRE SUTANTO
NIM : 012214249
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
i
ABSTRAK
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA
Sandre Sutanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara tingkat bunga deposito, earning per share, dividen payout ratio, dan return on assets terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta.
Data diperoleh berdasarkan data sekunder, yaitu data yang diolah oleh Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Jakarta. Adapun jumlah perusahaan yang diteliti adalah sebanyak 129 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat bunga deposito, earning per share, dividen payout ratio dan return on assets secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan. Akan tetapi secara parsial hanya variabel tingkat bunga deposito yang menunjukkan pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.
v
ABSTRACT
INFLUENTIAL FACTORS OF STOCK PRICE AT THE JAKARTA STOCK EXCHANGE
Sandre Sutanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of this research was to know whether or not the deposit interest, earning per share, dividend payout ratio, and return on assets influenced the stock price of manufacture company that had been gone public at the Jakarta Stock Exchange.
The research employed secondary data obtained from Reference Center of the Jakarta Stock Exchange. There were 129 manufacture companies as the research subjects listed at the Jakarta Stock Exchange. The technique of data analyze that used was Multiple Linear Regression.
The result of this research showed that variable level of the deposit interest, earning per share, dividend payout ratio, and return on assets simultaneously influenced the company’s stock price. However, partially only variable level of deposit interest that showed negative influenced stock price.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas segala anugerah, berkat dan kasih
karuniaNya yang melimpah dalam penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta”, juga
ucapan terima kasih kepada semua pihak atas nasehat, dukungan dan doanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dengan segala keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di
mana penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tulus penulis
kepada :
1. Bapak Lukas Purwoto,SE, MSi selaku dosen Pembimbing I yang
memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi dan saran selama penulisan
sampai skripsi ini terselesaikan.
2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, MSi selaku Dosen Pembimbing II yang
memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi dan saran selama penulisan
sampai skripsi ini terselesaikan.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Manajemen yang telah
memberikan dan mengajarkan ilmu manajemen selama masa perkuliahan.
vii
4. Papa dan Mama serta keluarga tercinta yang telah memberikan kasih sayang,
doa, dorongan, nasehat, perhatian dan setiap pengorbanan materi selama
masa kuliah hingga penulisan skripsi ini akhirnya selesai.
5. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan doa selama kuliah
hingga penulisan skripsi ini selesai. Tika, Vita, Iin, dll kangen pengen
kumpul-kumpul seperti dulu lagi. Kristine yang selalu membantu, Terima
kasih ya.
6. Teman-teman kos di Gg. Anggrek 2B. Ingsiu yang bersedia meminjamkan
notebook, terima kasih.
7. Teman-teman di Puri Game Centre, terima kasih untuk doa dan bantuannya.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis bersedia menerima segala bentuk saran dan kritik demi kesempurnaan
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan
referensi bagi pembacanya.
Yogyakarta, 30 Maret 2007
Penulis
Sandre Sutanto
viii
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT.................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 5
E. Sistimatika Penulisan ........................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................. 8
A. Pasar Modal....................................................................... 8
B. Saham................................................................................ 11
C. Penelitian Terdahulu ......................................................... 29
D. Hubungan Antara Tingkat Bunga Dengan Harga Saham . 30
E. Hubungan Antara Earning Per Share Dengan Harga Saham 31
ix
F. Hubungan Antara Dividen Payout Ratio Dengan
Harga Saham ..................................................................... 33
G. Hubungan Antara Return On Assets Dengan Harga Saham 33
H. Hipotesis............................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 36
A. Jenis Penelitian.................................................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 36
C. Objek Penelitian ................................................................ 36
D. Jenis Dan Sumber Data ..................................................... 36
E. Populasi Dan Sampel ........................................................ 37
F. Variabel Penelitian ............................................................ 38
G. Metode Analisis Data........................................................ 40
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................ 50
A. Bursa Efek Jakarta (BEJ) .................................................. 50
B. Data Perusahaan................................................................ 63
C. Deskripsi data.................................................................... 77
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANNYA.................... 76
A. Deskripsi Data................................................................... 78
B. Analisis Data ..................................................................... 78
C. Pembahasan....................................................................... 87
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN............. 93
A. Kesimpulan ....................................................................... 93
B. Saran.................................................................................. 94
x
C. Keterbatasan...................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan. Semakin baik prestasi perusahaan akan meningkatkan harga
saham perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan pada harga saham tersebut
juga akan mencerminkan peningkatan kekayaan para pemegang saham
sebagai investor.
Investor dalam menanamkan modalnya mengharapkan mendapat
keuntungan, untuk itu sebelum menanamkan modalnya terlebih dahulu para
investor perlu mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
Mengenali faktor-faktor ini diperlukan agar para investor dapat
memprediksikan harga saham di masa mendatang dan agar para investor dapat
mencegah terjadinya kerugian dalam penanaman modalnya, karena setiap
penanaman modal pasti mengandung risiko.
Husnan (1993:269) menyatakan bahwa: “Sebenarnya faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham mudah dikenali, masalahnya adalah
bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu sistem penilaian
yang bisa digunakan untuk memilih saham mana yang dimasukkan kedalam
portofolio.” Untuk itu para investor perlu mengenal variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi harga saham terlebih dahulu.
Besarnya laba yang di peroleh suatu perusahaan dapat menggambarkan
1
perkembangan perusahaan tersebut. Jika laba yang diperoleh perusahaan itu
besar dan meningkat maka kondisi perusahaan itu dapat dikatakan baik.
Kondisi yang baik ini pula akan berpengaruh pada sekuritas para emiten
tersebut di pasar modal, yang digambarkan dalam meningkatnya harga, jumlah
permintaan dan volume perdagangan saham tersebut di pasar modal.
Selain itu kondisi keuangan emiten juga dapat mempengaruhi harga
saham perusahan emiten yang bersangkutan. Kondisi keuangan ini dapat
membuat citra perusahaan menjadi baik di mata calon investor, sehingga calon
investor tersebut mau menanamkan modalnya pada saham perusahaan
tersebut.
Keinginan calon investor dalam menanamkan modalnya pada
perusahaan emiten merupakan salah satu faktor yang yang dapat
mempengaruhi harga saham. Bila banyak investor yang ingin menanamkan
saham pada perusahaan emiten menyebabkan tingginya permintaan terhadap
saham tersebut. Tingginya permintaan dapat menyebabkan meningkatnya
harga saham tersebut di pasar modal. Di lain pihak, bila harga saham
perusahaan dinilai terlalu tinggi di pasar modal maka investor juga tidak mau
membeli saham tersebut, atau dengan kata lain permintaan investor terhadap
saham tersebut menjadi berkurang. Akibatnya harga saham perusahaan
menjadi turun dan mulai membuat keseimbangan harga yang baru. Dalam hal
ini jelas bahwa harga saham perusahaan dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran para investor terhadap saham yang bersangkutan.
Selain faktor permintaan dan penawaran, masih ada faktor lain yang
2
mempengaruhi harga saham perusahaan yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Cara lain yang bisa digunakan untuk mengenal dan menilai faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham yaitu dengan menilai harga saham tersebut
berdasarkan faktor-faktor fundamental. Dalam membuat model peramalan
harga saham berdasarkan faktor fundamental, langkah yang penting adalah
mengidentifikasi faktor-faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan
penjualan, biaya, kebijakan dividen, dan sebagainya, yang diperkirakan akan
mempengaruhi harga saham. Setelah itu membuat suatu model dengan
memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis (Husnan,1993:285).
Agar dapat melakukan penilaian berdasarkan faktor fundamental,
terlebih dahulu investor harus memiliki data yang mendukung seperti data
keuangan perusahaan yang telah diaudit, data penjualan, data pertumbuhan
penjualan, maupun data lain yang diperlukan. Sering kali investor mengalami
kesulitan dalam melakukan penilaian karena data yang diperlukan tidak
lengkap dan belum mencukupi sehingga investor tidak dapat melakukan
penilaian terhadap harga saham. Padahal keberadaan investor dinilai penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Salah satu tujuan
perusahaan dalam menerbitkan dan menjual sahamnya adalah karena
perusahaan tersebut membutuhkan modal. Jika para investor tidak
mendapatkan data yang lengkap tentunya kepercayaan investor terhadap
perusahaan juga berkurang, selanjutnya tidak mau menanamkan sahamnya dan
akibatnya perusahaan tidak memperoleh dana dari investor.
Untuk itulah prinsip transparansi harus diterapkan perusahaan, karena
3
pengoperasian perusahaan tersebut melibatkan berbagai pihak termasuk
investor. “Keterbukaan ini dimaksudkan agar setiap orang dapat memperoleh
informasi yang lengkap, akurat, dan up-to-date dengan mudah dan murah”
(Sisharini,2003:596). Dengan adanya keterbukaan informasi ini para investor
memiliki gambaran yang lengkap mengenai perusahaan yang go publik dan
keadaan pasar yang penting bagi mereka dalam pembuatan keputusan
investasi.
Penelitian ini meneliti pengaruh faktor-faktor fundamental seperti
faktor tingkat bunga, earning per share, dividend payout ratio, dan return on
assets terhadap harga saham perusahaan yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Untuk itulah peneliti mengambil judul: ”Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta.”
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil permasalahan:
1. Apakah tingkat bunga, earning per share, dividend payout ratio, dan
return on assets mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta secara bersama-sama.
2. Dari faktor-faktor tersebut manakah yang mempunyai pengaruh paling
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang
go publik di Bursa Efek Jakarta.
4
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat bunga, earning per
share, dividend payout ratio, dan return on assets secara bersama-sama
terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di
Bursa Efek Jakarta.
2. Untuk mengetahui faktor manakah yang mempunyai pengaruh paling
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang
go publik di Bursa Efek Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi investor
Manfaat penelitian ini bagi investor adalah memberikan informasi dan
sumbangan pemikiran kepada investor untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan investasi oleh investor tersebut.
2. Bagi Emiten
Manfaat penelitian ini bagi emiten adalah dapat membantu emiten dalam hal
pembuatan kebijakan yang tepat agar dapat mencerminkan kinerja keuangan
yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan emiten di
mata para investor.
5
3. Bagi penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah sebagai sarana untuk belajar dan
mempraktekkan hal-hal yang dipelajari selama kuliah, serta dapat
mengembangkan wawasan dan kemampuan analisis khususnya tentang
pasar modal.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Manfaat penelitian ini bagi Universitas Sanata Dharma adalah dapat
menambah referensi dan koleksi kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa
yang membutuhkan.
E. Sistimatika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistimatika penelitian.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang pasar modal, saham, penelitian terdahulu,
hubungan antara tingkat bunga dengan harga saham, hubungan
antara earning per share dengan harga saham, hubungan antara
dividen payout ratio dengan harga saham, hubungan antara return
on assets dengan harga saham, dan hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
obyek penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,
6
variabel penelitian, dan metode analisis data.
BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang Bursa Efek Jakarta, data perusahaan, dan
deskripsi data.
BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, mengukur
koefisien persamaan regresi, uji hipotesis, dan pembahasan.
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan peneliti
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian pasar modal
Menurut Marzuki Usman, Singgih Riphat dan Syahrir Ika (1997:11),
“Pasar modal adalah perdagangan instrumen keuangan (sekuritas), jangka
panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bonds),
baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh
perusahaan swasta (private sector).”
Menurut Saleh Basir dan Hendy M. Fakhrudin (2005:5), "Pasar modal
(capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal
sendiri."
Menurut UU Pasar Modal No.8 tahun 1995, "kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek."
Instrumen pasar modal menurut Kasmir (2005:194) antara lain:
a. Saham (stocks), merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan.
b. Obligasi (bonds), merupakan instrumen hutang bagi perusahaan yang
hendak memperoleh modal.
8
2. Pemain di pasar modal
Dalam melaksanakan transaksi jual dan beli di pasar modal diperlukan
para pemain di pasar pasar modal yang terdiri dari para penjual dan pembeli
sebagai pemain utama dan lembaga penunjang yang berperan melayani
kebutuhan dan kelancaran para pemain utama.
Menurut Kasmir (2005:199) para pemain di pasar modal terdiri dari:
a. Emiten
Merupakan perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa.
Tujuan emiten melakukan emisi antara lain:
1. Untuk perluasan usaha, dalam hal ini tujuan emiten dengan modal yang
diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang
usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
2. Untuk memperbaiki struktur modal, bertujuan untuk menyeimbangkan
antara modal sendiri dan modal asing.
3. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan ini dapat
berbentuk dari pemengang saham lama kepada pemegang saham yang
baru.
b. Investor
Pemain yang kedua adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan
modalnya di perusahaan yang melakukan emisi.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:
1. Memperoleh dividen, yaitu berupa keuntungan yang diperolehnya
9
berupa bunga yang dibayar oleh emiten.
2. Kepemilikan perusahaan.
3. Berdagang, tujuan investor adalah untuk di jual kembali pada saat
harga tinggi.
c. Lembaga penunjang
Fungsi lembaga penunjang adalah sebagai pendukung beroperasinya pasar
modal, sehingga mempermudah emiten dan investor dalam melakukan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.
Para lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam
mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut:
1. Penjamin emisi (underwriter)
Merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi
sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang
diinginkan emiten.
2. Perantara Perdagangan Efek (broker atau pialang)
merupakan lembaga yang bertugas menjadi perantara dalam jual beli
efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli
(investor).
3. Perdagangan efek (dealer)
Merupakan lembaga yang bertugas sebagai pedagang dalam jual beli
efek dan sebagai perantara dalam jual beli efek.
4. Penanggung (guarantor)
Merupakan lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan
10
si penerima kepercayaan.
5. Wali Amanat (trustee)
Merupakan wakil dari pihak investor dalam hal obligasi.
6. Perusahaan Surat Berharga (investment Company)
Merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan
surat-surat berharga yang tercatat di bursa efek.
7. Perusahaan pengelola dana (investment company)
Merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola surat-surat
berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor.
8. Kantor administrasi efek
Merupakan kantor yang membantu para emiten maupun investor
dalam rangka mempelancar administrasinya.
B. Saham
1. Pengertian Saham
Menurut Sunariyah (2000:114): “Saham adalah surat berharga yang
menunjukkan bahwa seseorang ikut memiliki sebuah Perseroan Terbatas.”
Menurut Adiningsih (1998:66): “Saham merupakan surat bukti
kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan
Terbatas, yang memberikan hak atas dividen dan lain-lain menurut besar
kecilnya modal yang disetor.”
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto (1995:240): “Adalah tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas.”
11
Menurut Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti (1995:51): “Saham
merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas di mana
dengan memilikinya manfaat yang diperoleh antara lain: dividen, capital gain,
maupun manfaat non finansial.”
2. Jenis saham
Jenis saham menurut Darmadji dan Fakhrudin (Sahputra, 2003:9):
a. Saham biasa
Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling
yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa menurut
Jogiyanto (Sahputra,2003:9), yaitu:
1. Hak kontrol saham biasa
Hak kontrol saham biasa adalah hak pemegang saham biasa
untuk memilih pimpinan perusahaan. Dengan kata lain pemegang
saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan
memimpin perusahaannya. Hak kontrol tersebut dapat dilakukan oleh
pemegang saham dengan bentuk memveto dalam pemilihan direksi
dalam rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan-
tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
2. Hak menerima pembagian keuntungan.
Hak menerima pembagian keuntungan merupakan hak
12
pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
yang didapat oleh perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang
saham biasa berhak mendapatkan keuntungan dari laba operasi
perusahaan.
3. Hak preemtive (preemtive right)
Hak preemtive adalah hak untuk mendapatkan persentasi
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari para
pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari
kemerosotan nilai.
b. Saham preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat
gabungan antara saham dan obligasi. Baik saham biasa maupun saham
preferen mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh
tempo. Sama halnya dengan obligasi yang memperoleh penghasilan bunga
secara tetap, saham preferen juga memperoleh dividen secara tetap. Saham
preferen juga mendapatkan prioritas pertama atas aktiva setelah obligasi
jika perusahaan dilikuidasi. Oleh karena itu saham preferen dianggap
mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham.
Beberapa macam saham preferen menurut Jogiyanto (Sahputa,2003:12):
1. Convertible Preffered Stock, adalah saham preferen yang
memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham
biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
13
2. Callable Preffered Stock, adalah saham preferen yang memberikan hak
kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham
ini dari pemegang saham pada tangal tertentu di masa yang akan
datang dengan nilai yang tertentu juga. Biasanya harga untuk membeli
kembali saham ini lebih besar dari harga jualnya.
3. Adjustable Rate Preffered Stock, adalah jenis saham preferen yang
tidak membayar dividen secara tetap, tetapi berdasarkan dari tingkat
return sekuritas treasury bill.
Menurut Soemarso (1987:97) dalam hubungannya dengan pembagian
dividen, saham preferen dapat dibagi menjadi:
1. Saham preferen kumulatif
Adalah saham preferen yang jika dalam suatu tahun tidak dapat
diberikan dividen, misalnya karena perseroan menderita kerugian,
maka dividen yang tidak dibagikan tersebut digabungkan dengan
dividen tahun-tahun berikutnya sampai saat dividen dapat dibagikan.
2. Saham preferen non kumulatif
Adalah saham preferen yang bila pada suatu tahun tidak dibagikan
dividen maka hak pembagian dividen tersebut hilang.
Dilihat dari cara peralihannya (Darmadji dan Fakhrudin,2006:6), saham dapat
dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke
investor yang lain.
14
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama
pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.
Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen
yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan (growth stock-well-known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, mekipun belum pasti.
e. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
3. Harga Saham
Menurut Sereh, Syahrir, dan Usman (1991:50), harga saham
15
dipengaruhi oleh hal-hal prinsip dan non-prinsip antara lain:
a. Faktor-faktor prinsipil yang mempengaruhi:
1. Keadaan ekonomi suatu negara.
2. Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan dan membangun
ekonomi, termasuk pasar modal.
3. Daya beli atau kemampuan ekonomi masyarakat.
4. Keadaan ekonomi dunia, terutama pada era globalisasi perdagangan
antar negara lebih akan mempengaruhi terhadap perubahan harga di
suatu negara.
b. Faktor-faktor kurang prinsipil namun sangat besar pengaruhnya terhadap
harga saham:
1. Permintaan dan penawaran dari dana yang tersedia atau di miliki.
2. Permintaan dan penawaran terhadap saham yang beredar dan
diperjual belikan di bursa efek.
3. Berita atau segala informasi dari berbagai media massa.
4. Tingkat resiko yang diperkirakan oleh para investor.
Nilai pasar (market value) menurut Jogiyanto (2000:88), adalah
harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan
oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham yang bersangkutan di pasar bursa.
Pengertian harga saham menurut Lorie, Dodd, dan Kimpton
(Novita,2003:5) adalah ”Harga yang dibentuk dari interaksi antara para
16
penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka
terhadap profit perusahaan.”
Menurut Halim dan Sarwoko (1995:7-10) faktor internal yang
mempengaruhi harga saham adalah (Durbin,2004:10):
a. Pengaruh pendapatan
Para pemegang saham sangat mempengaruhi pendapatan karena
pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan pendapatan membantu para
investor dalam memperkirakan atau meramalkan arus dividen di masa
yang akan datang.
b. Pengaruh dividen
Harga saham adalah nilai sekarang dari seluruh dividen yang diharapkan
di masa mendatang. Banyak studi telah memperlihatkan pengaruh
perubahan dividen terhadap penghasilan saham yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara pengumuman-pengumuman yang
dihubungkan dengan kenaikan dividen terhadap harga saham. Hal ini
menyebabkan para investor memperbaiki harapan-harapan tentang arus
dividen dalam jangka panjang.
c. Pengaruh aliran kas
Di samping pendapatan dan dividen, banyak investor juga
memperlihatkan aliran kas per lembar saham.
d. Pengaruh pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perkembangan penjualan,
perkembangan laba, atau perkembangan aktiva. Perkembangan laba
17
umumnya digunakan sebagai ukuran oleh lembaga-lembaga keuangan
dan para pemegang saham. Mereka melihat sejauh mana perusahaan
mampu mengubah pertumbuhan penjualan dan kegiatan operasinya
kedalam kenaikan penghasilan bagi pemegang saham. Pertumbuhan
secara normal diukur melalui kenaikan laba per lembar saham.
4. Penilaian Saham
Menurut Jogiyanto (2000:79) ada beberapa nilai yang berhubungan
dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan
nilai intrinsik (intrinsic value). Memahami ketiga konsep nilai ini merupakan
hal yang perlu dan berguna, karena dapat digunakan untuk mengetahui
saham-saham mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalue).
Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan
dapat diketahui. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan Investment
Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa yang akan
datang. Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk
mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal.
Tiga jenis penilaian saham menurut Jogiyanto (2000:80-88) yaitu:
a. Nilai buku
Nilai buku merupakan nilai saham di pasar saham menurut pembukuan
perusahaan emiten. Nilai buku mencerminkan seberapa besar aktiva bersih
untuk saham yang dimiliki oleh investor.
Ada beberapa nilai buku, yaitu:
18
1. Nilai nominal (par value)
Merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar
saham.
2. Agio saham (additional paid-in capital atau excess of par value).
Merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahammnya.
3. Nilai modal disetor (paid in capital)
Merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau
dengan saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total
nilai nominal ditambah dengan agio saham.
4. Laba ditahan (retained earnings)
Merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba
yang tidak dibagikan ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
sumber dana internal.
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets)
yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
Nilai buku per lembar = total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang
beredar.
b. Nilai pasar
Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham yang terbentuk oleh
permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan
harga pasar sekunder.
19
Beberapa harga yang ada dipasar modal antara lain:
1. Preview Price
Menunjukkan harga saham pada saat penutupan hari sebelumnya.
2. Opening price
Menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi pertama
pedagangan. Nilai harga pembukaan adalah nilai yang diminta oleh
penjual atau pembeli pada saat dimulainya hari bursa.
3. Highest price
Menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang
perdagangan pada hari tersebut.
4. Lowest price
Menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang
perdagangan pada hari tersebut.
5. Last price
Menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
6. Change
Menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga terakhir
yang terjadi.
7. Harga rata-rata
Harga rata-rata merupakan rata-rata dari semua harga transaksi suatu
saham atau dari harga tertinggi dan terendah. Dengan mengetahui
ketiga harga ini (harga tertinggi, harga terendah dan harga rata-rata)
cukup penting, sebab dari sini dapat diketahui seberapa jauh kekuatan
20
dan kelemahan suatu saham dalam satu hari bursa , satu bulan atau satu
tahun bursa.
c. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan
dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan menurut Husnan
(1993:278) adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya
dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalue (harganya terlalu mahal) dan karenanya seharusnya dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar
harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Menurut Halim dan Sarwoko(1995;10) ada tiga faktor yang mempengaruhi
nilai intrinsik:
1. Nilai aktiva perusahaan.
Aktiva-aktiva fisik yang dimiliki suatu perusahaan memiliki nilai
pasar. Aktiva ini dapat dilikuidasi untuk membayar kembali kepada
kreditur dan untuk dibagikan kepada pemegang saham.
2. Kemungkinan pendapatan, dividen dan aliran kas di masa mendatang.
Faktor-faktor seperti pendapatan, dividen dan aliran kas di masa
21
mendatang akan mempengaruhi nilai sekarang dari saham.
3. Kemungkinan pertumbuhan masa depan.
Prospek perusahaan akan pertumbuhan masa depan mempengaruhi
nilai intrinsik saham.
Nilai intrinsik (intrinsic value) = nilai fundamental (fundamental value),
ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai
sebenarnya di saham, yaitu:
1. Analisis sekuritas fundamental (fundamental securities analysis) atau
analisis perusahaan (company analysis).
Analisa fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang
berasal dari keuangan perusahaan, misalnya laba, dividen yang
dibayar, penjualan, dan lain sebagainya untuk menentukan nilai dari
saham.
Menurut Husnan (1993:258), model berdasarkan faktor fundamental
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang
dengan:
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang, dan
b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh tafsiran harga saham.
2. Analisis teknik (technical analysis)
Analisis teknik menggunakan data dari pasar saham (misalnya harga
22
dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai suatu saham.
Secara umum analisa teknikal dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisa teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan.
b. Fokus analisa teknikal adalah ketepatan waktu, penekanannya
hanya pada perubahan harga.
c. Analisa teknikal berfokus pada faktor-faktor internal melalui
pergerakan di dalam pasar dan atau suatu saham.
d. Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada jangka
pendek, karena teknik-teknik analisis teknikal dirancang untuk
mendeteksi pergerakan harga dalam jangka waktu yang relatif
pendek.
Menurut fakhrudin dan Sopian Hadianto (2001:94), ada dua pendekatan
yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu:
1. Pendekatan nilai sekarang (present value approach)
Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari
arus kas di masa yang akan datang, yang investor harapkan dari
investasi pada saham tersebut.
Untuk menentukan nilai perusahaan maka aliran kas di masa depan
didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan rumus:
Nilai saham = ∑= +
n
ttr
kasarus1 )1(
Dimana r adalah tingkat bunga diskonto atau tingkat keuntungan yang
disyaratkan dari investasi tersebut.
23
Hal-hal yang perlu ditaksir untuk menggunakan rumus diatas:
a. Tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)
Nilai r akan dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas risiko (risk
free rate of return) ditambah dengan premi untuk risiko. Secara
konsepsional, r untuk investasi pada saham menunjukkan cost of
equity (nilai ekuitas) yang ditanggung perusahaan.
b. Jumlah dan kapan arus kas tersebut akan diterima
Arus kas yang akan diterima pemodal berasal dari dua sumber yaitu
dividen dan penjualan kembali saham tersebut (capital gain/capital
loss). Metode ini juga disebut the dividend discount model, yang
dinyatakan dalam rumus:
Po = ∑∞
= +1 )1(tt
t
rD
Di mana:
Po = harga saham pada periode ke 0
Dt = dividen yang dibayarkan untuk periode ke t
c. Mengkombinasikan kedua informasi tersebut di atas untuk
menaksir nilai intrinsik saham dan selanjutnya membandingkannya
dengan pasar saham saat ini.
Ada beberapa model dalam pendekatan nilai sekarang, antara lain:
a. Model dengan pertumbuhan konstan
Perusahaan selalu berusaha menghasilkan laba yang setiap
tahunnya meningkat, sehingga dapat memberikan dividen yang
24
meningkat pula untuk pemegang sahamnya. Untuk itu
menunjukkan bahwa perusahaan harus tumbuh dan biasanya
pertumbuhan perusahaan diharapkan sama dengan pertumbuhan
ekonomi bahkan dapat lebih besar dari pertumbuhan ekonomi
tersebut.
Dividen yang diperoleh pemegang saham sebagai berikut:
Dt = Do (1 + g)
Di mana:
Dt = dividen pada periode ke t
Do = dividen pada periode ke 0
g = tingkat pertumbuhan yang diperkirakan
Model untuk menentukan harga saham adalah sebagai berikut:
Po = ∑∞
= ++
1 )1()1(
tt
t
rgDo
Model tersebut juga disebut dengan model dengan
pertumbuhan normal. Bila perusahaan mengasumsikan bahwa
pertumbuhan perusahaan tersebut konstan, maka model tersebut
dirumuskan menjadi:
Po = gr
D−
1
Dalam hal ini tingkat keuntungan yang disyaratkan (r)
harus lebih besar dari pertumbuhan perusahaan (g) agar harga
saham dapat diperoleh. Jika r < g maka harga saham negatif dan ini
tidak mungkin terjadi. Jika r = g maka penyebutnya sama dengan
25
nol, yang berarti harga saham tidak terhingga dan ini juga tidak
bakal terjadi.
b. Model dengan dua periode pertumbuhan
Asumsi yang digunakan model ini adalah bahwa
pertumbuhan konstan selamanya, tetapi akan berubah setelah
periode tertentu. Periode pertumbuhan pertama diasumsikan lebih
tinggi dari pertumbuhan periode berikutnya (g1 > g2), yang
berlangsung selamanya. Periode pertummbuhan kedua ini
diasumsikan sama dengan pertumbuhan perusahaan-perusahaan
lainnya (menjadi normal).
Misalnya bahwa pertumbuhan dividen selama 6 tahun
diperkirakan sebesar 21% dan sesudahnya akan meningkat hanya
sebesar 7%. Harga saham dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Po = ∑= +
+6
1 )1()21,01(
tt
t
rDo
+ ∑∞
=
−
++
17
6
)1()07,01(6
t
t
rD
Rumus di atas dapat disederhanakan menjadi:
Po = ∑= +
+6
1 )1()21,01(
tt
t
rDo
+ )07,0(
7
−rD
7)1(1r+
c. Model dengan tiga periode pertumbuhan.
Model ini mengasumsikan ada tiga periode pertumbuhan , yaitu:
1. Periode awal, yaitu periode pada waktu pertumbuhan laba (dan
dividen) paling tinggi dibandingkan dengan periode-periode
berikutnya.
26
2. Periode transisi. Periode ini menunjukkan berapa lama
pertumbuhan pada periode awal akhirnya turun menjadi
normal. Turunnya pertumbuhan selama periode transisi ini
diasumsikan secara linier.
3. Periode pertumbuhan konstan selamanya. Pada periode ini
diasumsikan pertumbuhan telah menjadi normal dan akan
berlangsung selamanya.
2. Pendekatan laba (Price Earning Ratio Approach)
Pendekatan ini didasarkan pada perkiraan laba per saham
(earning per share/EPS) di masa yang akan datang sehingga dapat
diketahui berapa lama investasi suatu saham akan kembali. Dinyatakan
dengan ratio sebagai berikut:
PER = EPS
sahamaharg
Ratio tersebut di atas dapat dimodifikasi menjadi:
PER = )()1(
grb
−−
Dimana (1-b) = dividen payout ratio
Persamaan diatas menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi
PER adalah:
a. Ratio laba yang dibayarkan sebagai dividen atau dividen payout
ratio.
b. Tingkat keuntungan yang diharapakan oleh investor.
c. Pertumbuhan dividen.
27
Sesuai dengan persamaan tersebut, apabila faktor lain konstan, maka:
a. Semakin tinggi dividen payout ratio, semakin tinggi pula PER.
b. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan (r), akan
semakin rendah pula PER.
c. Semakin tinggi pertumbuhan dividen (g), semakin tinggi pula PER.
Selain analisa teknik dan analisa fundamental ada pendekatan lain
yang dapat digunakan investor dalam menentukan nilai saham suatu
perusahaan, yaitu pendekatan portofolio modern. Pendekatan ini menekankan
pada aspek psikologi bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu
hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang
terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.
Investor atau analis dalam menggunakan pendekatan ini harus menggunakan
kerangka kerja berupa tahapan analisis yang harus dilakukan secara
sistematik, yang terdiri dari:
1. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis
suatu perusahaan. Aktivitas ekonomi suatu perusahaan akan
mempengaruhi laba perusahaan. Variabel yang digunakan dalam analisis
ekonomi ini kebanyakan variabel yang bersifat makro, seperti pendapatan
nasional, kebijakan moneter dan fiskal, tingkat bunga, dan sebagainya.
2. Analisis industri
Analisis industri diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
28
perusahaan yang bersangkutan terhadap kumpulan perusahaan yang
memiliki bidang industri sejenis. Variabel yang digunakan dalam analisis
industri adalah variabel penjualan dan laba perusahaan, sikap dan
kebijakan pemerintah terhadap industri, kondisi persaingan dan harga
saham perusahaan sejenis.
3. Analisa perusahaan
Analisa perusahaan diperlukan untuk mengetahui kinerja perusahaan.
Informasi yang diperlukan adalah informasi laporan keuangan periode
tertentu dan informasi yang bersifat ekspansi, yaitu informasi tentang
proyeksi keuangan atau forecasting.
C. Penelitian Terdahulu
Sisharini (2003), meneliti tentang pengaruh faktor tingkat bunga,
earning per share, dividen payout ratio, dan return on assets terhadap harga
saham perusahaan asuransi yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Penelitian
ini dilakukan terhadap 9 perusahaan asuransi pada periode tahun 1995 sampai
dengan tahun 1999. Penelitian ini menggunakan regresi berganda, uji F dan uji
t sebagai alat penguji.
Penelitian ini menarik kesimpulan bahwa faktor tingkat bunga, earning
per share, dividen payout ratio, dan return on assets secara serentak atau
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya harga saham rata-rata
perusahaan asuransi yang go publik. Sedangkan hipotesis kedua dari
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel earning per share mempunyai
29
pengaruh dominan terhadap besarnya harga saham rata-rata dalam penilaian
harga saham perusahaan asuransi yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
D. Hubungan Antara Tingkat Bunga Dengan Harga Saham
Tujuan investor dalam menanamkan sahamnya adalah untuk
mendapatkan keuntungan berupa laba dari tiap lembar saham yang
dimilikinya. Di lain pihak, selain mendapatkan laba investor tersebut juga
akan mendapatkan resiko dalam menanamkan modalnya ke saham
perusahaan. Sesuai dengan jenis sahamnya, saham biasa menempatkan
investor pada posisi paling yunior dalam hal pembagian dividen dan kekayaan
perusahaan bila perusahaan tersebut dilikuidasi, maka investor tersebut
sewaktu-waktu bisa saja menanggung risiko kehilangan modal bila perusahaan
tempat investor menanamkan modal tersebut dilikuidasi.
Lain halnya bila investor tersebut memilih untuk menyimpan uangnya
dalam deposito di Bank, investor tersebut dapat menerima bunga deposito
tanpa merasa kuatir akan menanggung risiko kehilangan modal.
Karena adanya risiko, maka wajar bila investor membandingkan
antara tingkat keuntungan yang diterima bila investor tersebut membeli saham
dengan tingkat bunga yang akan diterimanya bila menyimpan uangnya dalam
bentuk deposito di Bank. Biasanya investor lebih menyukai membeli saham
perusahaan bila tingkat keuntungan yang mampu diberikan perusahaan lebih
besar dari tingkat bunga deposito Bank. Sebaliknya bila tingkat bunga
deposito lebih besar dari laba per lembar saham maka investor lebih
30
cenderung untuk menyimpan uangnya dalam bentuk deposito di Bank
nasional.
Perilaku dan sikap investor inilah yang dapat mempengaruhi harga
saham di Bursa Efek Jakarta. Bila investor lebih memilih untuk menanamkan
modalnya dengan membeli saham perusahaan maka permintaan terhadap
saham perusahaan akan meningkat, sehingga harga saham perusahaan akan
naik. Sebaliknya bila investor memilih untuk menyimpan uangnya dalam
deposito di Bank, maka permintaan terhadap saham akan turun dan juga akan
menurunkan harga saham perusahaan yang bersangkutan di Bursa Efek
Jakarta.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, yaitu bila tingkat bunga
tinggi maka harga saham akan rendah.
E. Hubungan Antara Earning Per Share Dengan Harga Saham
Menurut Kieso dan Weygand (1995:443), earning per share adalah
laba per lembar saham yang menunjukkan laba bersih yang diperoleh dari
setiap saham biasa yang beredar.
Menurut Zaki Baridwan (Suryanto,2003:14): laba per lembar saham
adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode untuk setiap
lembar saham yang beredar.
Perusahaan melakukan perhitungan laba per lembar saham dengan cara
membagi laba bersih yang telah dikurangi dividen dengan rata-rata tertimbang
saham yang beredar (Jogiyanto, 2003:113).
31
Para investor sebagai pemegang saham sangat memperhatikan
pendapatan dan pertumbuhan perusahaannya. Dengan meningkatnya
pendapatan dan semakin baiknya pertumbuhan perusahaan akan berpengaruh
pada peningkatan pendapatan para investor sebagai pemegang saham, dan
dapat meningkatkan kekayaan para investor tersebut. Pada dasarnya sebagai
pemegang saham para investor juga akan mengamati dan meramal serta
memperkirakan penghasilan dan keuntungan yang akan diperolehnya di masa
yang akan datang berdasarkan pendapatan perusahaan saat ini.
Perkembangan laba yang mampu dihasilkan oleh perusahaan akan
mengambarkan seberapa jauh usaha perusahaan dalam meningkatkan
pertumbuhan perusahaan tersebut. Perkembangan laba ini dapat terlihat dari
pertumbuhan penjualan dan kegiatan operasi perusahaan serta peningkatan
pendapatan perusahaan. Semakin meningkat pendapatan perusahaan, semakin
meningkat pula laba perusahaan yang besangkutan. Bila laba yang diperoleh
perusahaan meningkat, maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan dan
keuntungan perusahaan tersebut.
Tingkat keuntungan yang meningkat ini akan berpengaruh pada
meningkatnya laba per lembar saham yang akan diberikan oleh perusahaan.
Investor lebih tertarik pada tingkat laba per lembar saham yang tinggi, yang
akan mempengaruhi jumlah permintaan investor terhadap saham di Bursa
Efek Jakarta. Jumlah permintaan investor ini tentunnya akan mempengaruhi
harga saham tersebut di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan uraian ini maka peneliti mengambil kesimpulan yaitu bila
32
earning per share tinggi maka harga saham juga tinggi.
F. Hubungan Antara Dividen Payout Ratio Dengan Harga Saham
Dividen payout ratio (rasio laba yang dibagikan sebagai dividen)
merupakan persentase dari laba yang dibayarkan kepada pemegang saham
sebagai dividen. Dividen payout ratio akan berpengaruh pada harga saham,
yaitu bila perusahaan menaikkan rasio pembagian dividen, maka dividen akan
naik. Kenaikan dividen ini akan mengakibatkan harga saham turun.
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:66) ”Jika
dividen tunai meningkat, maka sedikit dana yang tersedia untuk investasi,
sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah untuk masa yang
akan datang, dan hal ini akan menekan harga saham.”
Investor tentu saja memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan,
karena itu investor lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi. Selain itu tingkat pertumbuhan yang tinggi ini akan
mampu memberikan laba yang tinggi pula, yang diinginkan investor.
Dari uraian di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa bila dividen payout
ratio tinggi maka harga saham akan rendah, karena pertumbuhan laba
perusahaan juga rendah dan permintaan investor terhadap saham tersebut juga
rendah.
G. Hubungan Antara Return On Assets Dengan Harga Saham
Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (1993:304) ”return
33
on assets adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva.”
Return on assets merupakan hubungan antara keuntungan yang
diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang dipergunakan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan operasi perusahaan tersebut.
Tinggi atau rendahnya return on assets mempengaruhi tingkat efisien
perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva yang ada dalam perusahaan
tersebut. Semakin tinggi return on assets semakin efisien perusahaan tersebut,
sehingga semakin tinggi pula keuntungan perusahaan.
Dengan demikian return on assets berpengaruh pada harga saham,
yaitu bila semakin tinggi keuntungan perusahaan, semakin tinggi pula laba
perusahaan, dan menyebabkan tinggi pula harga saham.
H. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah:
H1: Terdapat pengaruh antara tingkat bunga, earning per share, dividen
payout ratio, dan return on assets secara bersama-sama terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa
Efek Jakarta.
H2: Terdapat pengaruh negatif tingkat bunga terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
H3: Terdapat pengaruh positif earning per share terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
H4: Terdapat pengaruh negatif dividen payout ratio terhadap perubahan
34
harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
H5: Terdapat pengaruh positif return on assets terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode survey,
yaitu melihat fenomena tentang pengaruh tingkat bunga, earning per share,
dividen payout rasio, dan return on assets secara bersama-sama terhadap
harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian: Pojok Bursa Efek Jakarta, Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu penelitian: Januari 2000 sampai dengan Desember 2004.
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah perusahaan yang go publik di Bursa Efek
Jakarta, sedangkan ruang lingkup penelitian ini adalah yang berkaitan dengan
manajemen keuangan khususnya perubahan harga saham.
D. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data-data primer yang
meliputi data sejarah perusahaan serta kebijaksanaan manajemen dalam
pengelolaan perusahaan.
Penelitian ini juga memerlukan data-data sekunder yang tersedia di
36
Pojok Bursa Efek, sebagai berikut:
1. Laporan keuangan (neraca dan rugi laba).
2. Laporan perkembangan harga saham.
3. Laporan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, yang
diperoleh dari laporan-laporan yang dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta.
4. Data tingkat bunga deposito, yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan
Keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unsur yang memiliki satu atau beberapa
ciri atau karakteristik yang sama. (Sugiyono dalam Suryanto, 2003:23).
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili
keseluruhan dari populasi (Sugiyono dalam Suryanto, 2003:23).
Dalam penelitian ini yang di maksud dengan populasi adalah seluruh
perusahaan yang go publik, yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dengan
periode go publiknya sudah empat tahun. Pengambilan sampel ini
menggunakan cara purpose sampling, yaitu dengan mengambil dan
menentukan sampel secara sengaja. Sampel yang akan diambil adalah sampel
yang memenuhi kriteria pengambilan sampel. Teknik penggabungan data yang
digunakan yaitu teknik penggabungan data antara cross section series dan time
series. Jumlah observasinya yaitu jumlah tahun dikalikan dengan jumlah
perusahaan, yaitu 4 x 129 = 516 kasus.
37
Adapun kriteria saham yang masuk dalam sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, selama empat
tahun, dari periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2004.
2. Harga pasar saham terdaftar dibursa.
F. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yaitu:
1. Variabel terikat (y), adalah harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta, di mana harga saham yang digunakan adalah
harga saham rata-rata per tahun, ukuran satuannya Rupiah dan merupakan
skala rasio.
2. Variabel bebas, terdiri dari:
a. Tingkat bunga (x1), merupakan perbandingan antara tingkat bunga
deposito Bank tahun sekarang dikurangi tingkat bunga deposito tahun
lalu, dibagi dengan tingkat bunga deposito tahun lalu.
Data tingkat bunga diperoleh dari Statitik Ekonomi dan Keuangan
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Data tingkat bunga dapat
ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Bulan 2000 2001 2002 2003 2004
1 Januari xxx xxx xxx xxx xxx
2 Februari xxx xxx xxx xxx xxx
3 Dst... xxx xxx xxx xxx xxx
Rata-rata xxx xxx xxx xxx xxx
38
2. Earning per share (x2), merupakan perbandingan antara earning per
share tahun sekarang dikurangi earning per share tahun lalu, dibagi
dengan earning per share tahun lalu.
11
−−−
EPStEPStEPSt
Rumusnya:
Data pertumbuhan EPS dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Nama Pertumbuhan EPS
No. Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1. "A" xxx xxx xxx xxx
2. "B" xxx xxx xxx xxx
3. "C" xxx xxx xxx xxx
Rata-rata xxx xxx xxx xxx
c. Dividen payout ratio (x3), merupakan perbandingan antara dividen
yang dibayarkan per lembar saham dengan laba per lembar saham.
Rumusnya: sahamlembarlaba
sahamlembardibayaryangdividen
Data yang digunakan merupakan perbandingan antara dividen payout
ratio tahun sekarang dikurangi dengan dividen payout ratio tahun lalu,
dibagi dengan dividen payout ratio tahun lalu. Data perubahan dividen
payout ratio dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
39
Nama Pertumbuhan DPR
No. Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1. "A" xxx xxx xxx xxx
2. "B" xxx xxx xxx xxx
3. "C" xxx xxx xxx xxx
Rata-rata xxx xxx xxx xxx
d. Return On Assets (x4), merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan jumlah aktiva.
Rumusnya: aktivajumlahEBITpajaksetelahbersihlaba )(
Data return on assets yang digunakan merupakan perbandingan antara
return on assets tahun sekarang dikurangi dengan return on assets
tahun lalu, dibagi dengan return on assets tahun lalu. Data return on
assets dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Nama Pertumbuhan ROA
No. Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1. "A" xxx xxx xxx xxx
2. "B" xxx xxx xxx xxx
3. "C" xxx xxx xxx xxx
Rata-rata xxx xxx xxx xxx
G. Metode Analisis data
Dengan bantuan SPSS (Statistical Program For Social Science) data diolah
40
dan dianalisis untuk mendapatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis 1
a. Regresi berganda, adalah regresi yang menggunakan lebih dari satu
variabel independent guna menduga variabel dependen
(Budioyuwono,1991:238).
Untuk menjawab permasalahan satu digunakan regresi linier berganda,
untuk mendapatkan model permasalahan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Dimana:
Y = perubahan harga saham
a = konstanta
b1 = koefisien regersi pertama
b2 = koefeisien regresi kedua
b3 = koefisien regresi ketiga
b4 = koefisien regresi keempat
X1 = tingkat bunga
X2 = earning per share
X3 = dividen payout ratio
X4 = return on assets
b. Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
independent (tingkat bunga, earning per share, dividen payout ratio,
dan return on asset) secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
41
Jakarta).
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan formulasi Ho dan Ha, sebagai berikut:
Ho: β1 = β2 = β3 = β4 (tingkat bunga, earning per share, dividen
payout ratio dan return on asset) secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 (tingkat bunga, earning per share, dividen
payout ratio dan return on asset) secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
2. Menentukan level of signifikant (α) = 5%, dengan level of
confidence sebesar 95% dan degree of freedom (df) = n-k.
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
α=0,05
Ho tidak dapat ditolak bila f hitung < f tabel, fα; n-k
Ho ditolak bila f hitung > f tabel, tα; n-k
4. Menentukan f hitung dengan rumus sebagai berikut: (Sugiyanto,
42
1995:120)
F hitung = )(1)1(
2
2
knRkR
−−−
n = jumlah pengamatan
k = jumlah parameter yang diestimasi termasuk konstanta
R2 = koefisien determinasi
5. Menarik kesimpulan dan membandingkan hasil dari f hitung dan f
tabel.
Hipotesis diterima bila f hitung f tabel.
Hipotesis ditolak bila f hitung f tabel.
Hipotesis diterima bila tingkat signifikan < α.
2. Pengujian hipotesis 2
Untuk menguji hipotesis dua digunakan uji t, yang bertujuan untuk
menguji signifikan pengaruh variabel independen tingkat bunga terhadap
variabel dependen harga saham.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β1 = 0 (tingkat bunga tidak berpengaruh terhadap perubahan
harga saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di
Bursa Efek Jakarta).
Ha: β1 < 0 (tingkat bunga berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
43
b. Menentukan level of significant (α) = 5%, dengan level of confidence
sebesar 95% dan degree of freedom (df) = n-k.
c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho
α; n- k
Ho tidak dapat ditolak bila t hitung > t tabel, tα;n-k
Ho ditolak bila t hitung < t tabel, tα;n-k
d. Menentukan t hitung dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyanto,1995:77).
T hitung = )(bisebi
dengan df = n- k
bi = koefisien regresi variabel independen
se = standar error
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel bebas
e. Menarik kesimpulan dengan membandingkan hasil dari t hitung dan t
tabel.
Hipotesis diterima bila t hitung < t tabel.
Hipotesis ditolak bila t hitung > t tabel.
44
Hipotesis diterima bila tingkat signifikan < α.
3. Pengujian hipotesis 3
Untuk menguji hipotesis tiga digunakan uji t, yang bertujuan untuk
menguji signifikan pengaruh variabel independen earning per share
terhadap variabel dependen perubahan harga saham.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β2 = 0 (earning per share tidak berpengaruh terhadap perubahan
harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di
Bursa Efek Jakarta.
Ha: β2 > 0 (earning per share berpengaruh positif secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Menentukan level of significant (α) = 5%, dengan level of confidence
sebesar 95% dan degree of freedom (df) = n-k.
c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
α; n-k
Ho tidak dapat ditolak bila t hitung < t tabel, tα: n -k
45
Ho ditolak bila t hitung > t tabel, tα: n-k
d. Menentukan t hitung dengan rumus sebagai berikut: (Sugiyanto,
1995:77).
T hitung = )(bisebi
dengan df = n-k
bi = koefisien regresi variabel independen
se = standar error
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel bebas
e. Menarik kesimpulan dengan membandingkan hasil dari t hitung dan t
tabel.
Hipotesis diterima bila t hitung > t tabel.
Hipotesis ditolak bila t hitung < t tabel.
Hipotesis diterima bila tingkat signifikan < α.
4. Pengujian hipotesis 4
Untuk menguji hipotesis empat digunakan uji t, yang bertujuan
untuk menguji signifikan pengaruh variabel independen dividend payout
ratio terhadap variabel dependen perubahan harga saham.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β3 = 0 (dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta).
46
Ha: β3 < 0 (dividen payout ratio berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Menentukan level of significant (α) = 5%, dengan level of confidence
sebesar 95% dan degree of freedom (df)= n-k.
c. Menetukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
α; n-k
Ho tidak dapat ditolak bila t hitung > t tabel, tα;n-k
Ho ditolak bila t hitung < t tabel, tα;n-k
d. Menentukan t hitung dengan rumus sebagai berikut:
(Sugiyanto,1995:77)
T hitung = )(bisebi
dengan df= n-k
bi = koefisien regresi variabel independen
se = standar error
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel bebas
e. Menarik kesimpulan dengan membandingkan hasil dari t hitung dan t
47
tabel.
Hipotesis diterima bila t hitung < t tabel.
Hipotesis ditolak bila t hitung > t tabel.
Hipotesis diterima bila tingkat signifikan < α.
5. Pengujian hipotesis 5
Untuk menguji hipotesis lima digunakan uji t, yang bertujuan
untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen return on assets
secara parsial terhadap variabel dependen perubahan harga saham.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β4 = 0 (return on assets tidak berpengaruh terhadap perubahan
harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di
Bursa Efek Jakarta).
Ha: β4 > 0 (return on assets berpengaruh positif secara signifikan
terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Menentukan level of signifant (α) = 5%, dengan level of confidence
sebesar 95% dan degree of freedom (df)= n-k.
c. Menetukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
48
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
α;n-k
Ho tidak dapat ditolak bila t hitung < t tabel, tα; n-k
Ho ditolak bila t hitung t tabel, tα; n-k
d. Menentukan t hitung dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyanto,1995:77).
T hitung = )(bisebi
dengan df= n-k
bi = koefisien regresi variabel independen
se = standar error
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel bebas
e. Menarik kesimpulan dengan membandingkan hasil dari t hitung dan t
tabel.
Hipotesis diterima bila t hitung > t tabel.
Hipotesis ditolak bila t hitung < t tabel.
Hipotesis diterima bila tingkat signifikan <α.
49
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
1. Sejarah Bursa Efek Jakarta
Pada tahun 1912 Bursa efek pertama didirikan di Batavia (saat ini di
kenal sebagai Jakarta). Pada tahun 1914 sampai dengan tahun 1918 Bursa
Efek Batavia ditutup selama Perang Dunia I. Pada tahun 1925 sampai dengan
1942 Bursa Efek dibuka kembali, selain itu pemerintah kolonial Belanda juga
mengoperasikan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
Pada tahun 1942 sampai 1952 kegiatan bursa efek ditutup kembali
selama Perang Dunia II. Pada tahun 1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan
kembali dengan UU Darurat Pasar Modal, yang dikeluarkan oleh Menteri
Kehakiman dan Menteri Keuangan, dengan memperdagangkan saham dan
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda. Kegiatan bursa
saham ini terhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi
pada tahun 1956.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 bursa efek diresmikan kembali oleh
Presiden Soeharto dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM), sebuah institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
PT Bursa Efek Jakarta didirikan secara resmi pada bulan Desember
1991 dengan izin operasi resmi dari Menteri Keuangan pada bulan Maret
50
1992. PT BEJ memulai serah terima pengelolaan bursa dari BAPEPAM pada
bulan April 1992.
PT Bursa Efek Jakarta beroperasi penuh sebagai bursa swasta pada
tanggal 12 Juli 1992 diresmikan oleh Menteri Keuangan J.B. Sumarlin. Pada
hari ini juga fungsi BAPEPAM dialihkan menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal.
Perkembangan junlah emiten yang terdaftar di BEJ sampai dengan
tahun 2004 telah mencapai 300 emiten. Perusahaan yang terdaftar di PT BEJ
tersebut tersebar di berbagai sektor usaha yang terdiri dari 9 sektor usaha
dengan 3 sektor usaha pokok.
Sektor- sektor tersebut adalah:
1. Sektor usaha primer (ekstraktif) yang terdiri atas:
a. Sektor 1, yaitu: pertanian
b. Sektor 2, yaitu: pertambangan
2. Sektor sekunder (industri pengolahan dan manufaktur), terdiri atas:
a. Sektor 3, yaitu: industri dasar dan kimia
b. Sektor 4, yaitu aneka industri
c. Sektor 5, yaitu industri barang konsumsi
3. Sektor- sektor tersier (jasa), terdiri atas:
a. Sektor 6, yaitu: property dan real estate
b. Sektor 7, yaitu: transportasi dan infrastruktur
c. Sektor 8, yaitu: keuangan
d. Sektor 9, yaitu perdagangan jasa dan investasi
51
2. Struktur organisasi Bursa Efek Jakarta:
Struktur organisasi PT BEJ adalah struktur organisasi garis, yaitu
struktur organisasi dimana setiap bagian bertanggung jawab kepada atasannya.
Struktur organisasi Bursa Efek Jakarta:
Direktur Utama
Direktur Pemeriksaan
Direktur Operasi
Direktur Pencatatan
Direktur Perdagangan
Direktur Keanggotaan
Divisi Pengawasan
Divisi Hukum
Satuan Pemeriksa Anggota Bursa
Divisi Pencatatan Sektor jasa
Divisi Pencatatan Sektor Riil
Divisi Perdagangan
Divisi Riset dan Pengembangan
Divisi Keanggotaan
Divisi Keuangan
Divisi Umum
Divisi SDM
Divisi Teknologi Informasi
Divisi Komunikasi
Satuan Pemeriksa Internal
Direktur Administrasi
a. Divisi Sumber Daya Manusia, berkewajiban menunjang kelancaran
kegiatan operasional perusahaan dengan merekrut karyawan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
BEJ melalui program pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan di
52
dalam maupun di luar negeri, menyelenggarakan administrasi dan
penegakan disiplin kerja karyawan, penilaian prestasi kerja karyawan,
perubahan gaji atau peningkatan sesuai dengan rekomendasi atasan yang
bersangkutan, serta menyusun statistik sumber daya manusia.
b. Satuan Pemeriksa, berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan terhadap
aktivitas BEJ dan Anggota Bursa, mengevaluasi laporan keuangan dan
Modal Bersih Disesuaikan Anggota Bursa setiap bulan.
c. Divisi keanggotaan, difokuskan kepada kegiatan dan memproses
persetujuan keanggotaan bursa, pembinaan anggota bursa serta
penyempurnaan peraturan keanggotaan BEJ dan meningkatkan jumlah
perusahaan efek yang aktif di bursa.
d. Divisi Teknologi Informasi, melaksanakan persiapan dan implementasi
sistem otomasi perdagangan efek atau yang dikenal dengan Jakarta
Automated Trading System (JATS), mempersiapkan perangkat anggota
bursa di lantai perdagangan yang baru dan berperan dalam pengembangan
office automation bagi kebutuhan internal BEJ.
e. Divisi Pencatatan, bertugas mengevaluasi perusahaan-perusahaan yang
akan mencatatkan efeknya di BEJ serta memonitor perkembangan
perusahaan yang telah tercatat secara konsisten dan berkewajiban untuk
meningkatkan jumlah emiten yang tercatat serta melakukan pembinaan
kepada emiten yang tercatat.
f. Divisi Perdagangan, bertanggung jawab terhadap kelancaran perdagangan
efek dengan cara memonitor kebutuhan pasar secara terus menerus.
53
Kegiatan pokok divisi perdagangan meliputi:
1. Menyempurnakan peraturan perdangan.
2. Menyempurnakan sistem perdagangan efek secara teratur, likuid
efisien, dan transparan.
3. Menyediakan sarana lantai perdagangan yang efisien.
4. Menyebarkan informasi emiten.
g. Divisi Riset dan Pengembangan, memiliki peran aktif dalam memberikan
masukan bagi pengembangan instrumen pasar dan bisnis informasi BEJ,
mencakup penyusunan publikasi mingguan, bulanan, dan tahunan,
database BEJ, fact book, serta jurnal BEJ.
h. Divisi Komunikasi, bertugas memberikan penyuluhan dan penerangan
dengan frekuensi yang semakin tinggi sehubungan dengan perkembangan
pesat pasar modal nasional, serta tanggung jawab untuk meningkatkan
citra BEJ di berbagai forum nasional dan internasional.
i. Divisi Keuangan, bertugas dalam melakukan integrasi laporan keuangan
untuk mempercepat proses penyusunan laporan keuangan melalui
penyusunan Standard Operating System (SOP) yang diharapkan akan
mempermudah kontrol keuangan BEJ dan mempercepat keluarnya
Executive Information System dan Management Reporting System.
j. Divisi Pengawasan, bertugas mengadakan beberapa kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan sistem pengawasan BEJ antara lain
penyempurnaan sistem monitoring perdagangan melalui penetapan
beberapa parameter perdagangan di bursa melalui kerja sama pihak
54
BAPEPAM dalam meningkatkan peranan sebagai regulator fasilitator
dengan pihak penegak hukum dalam menangani masalah transaksi di
bursa, dan dengan pihak Financial Software Concultants dalam
meningkatkan kemampuan deteksi pelanggaran yang terjadi di bursa.
k. Divisi Hukum, bertugas mempersiapkan kontrak-kontrak yang diperlukan
oleh perusahaan dan penyempurnaan peraturan bursa.
l. Divisi Umum, bertugas sebagai divisi penunjang kegiatan perusahaan
terutama dalam meningkatkan efisiensi kerja melalui Pedoman
Inventarisasi Barang Perusahaan, serta bertanggung jawab dalam
pengadaan kebutuhan dalam menunjang kebutuhan perusahaan.
3. Sistem Perdagangan Di Bursa Efek Jakarta
a. Tempat perdagangan
Kegiatan perdangangan atau transaksi efek dilakukan di lantai
Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Jendral Sudirman Kav.52-53, Jakarta
12190. Kantor manajemen PT BEJ terdapat di lantai 4 gedung yang sama.
Pemodal dapat mengikuti langsung transaksi yang terjadi di lantai bursa
melalui layar monitor yang menampilkan data seketika BEJ (Real Time
Information) di kantor-kantor perusahaan pialang atau melalui Pusat
Informasi Pasar Modal (PIPM) yang ada.
b. Pembagian pasar di bursa
1. Pasar perdana
Merupakan penawaran efek dari perusahaan kepada masyarakat
55
(publik) oleh sindikasi penjamin sebelum efek tersebut
diperdagangkan di bursa efek
2. Pasar sekunder
Merupakan penawaran efek di lantai bursa setelah melewati pasar
perdana. Dipasar sekunder terbagi menjadi tiga pasar, yaitu:
a. Pasar reguler
BEJ menganut sistem Order Driven Market, dimana harga
yang terbentuk dipasar reguler dilakukan dengan cara tawar
menawar (auction market) berdasarkan kekuatan pasar. Persyaratan
melakukan transaksi di pasar reguler:
1. Jumlah saham dalam satuan standar lot, yaitu 1 lot adalah 500
saham (untuk saham yang bukan reksa dana), sedangkan
standar lot untuk saham reksa dana 1 lot adalah 100 saham.
2. Perubahan harga (fraksi) dalam menawar di bursa:
a. Untuk saham, dengan kelipatan Rp.25,- dengan perubahan
maksimum Rp.200,-.
b. Untuk obligasi dengan kelipatan 1/16%.
c. Untuk harga Bukti Right sampai dengan Rp.100,-
ditetapkan kelipatan Rp.1,- dengan setiap kali perubahan
maksimum Rp.10,-. Bagi Bukti Right dengan harga antara
Rp.100,- hingga Rp.1000,- ditetapkan kelipatan Rp.10,-
dengan setiap kali perubahan maksimal Rp.100-.
d. Untuk harga Warran sampai dengan Rp.100,- ditetapkan
56
kelipatan Rp.1,- dengan setiap prubahan maksimal Rp.10,-.
Bagi Waran dengan harga antara Rp.100,- sampai dengan
Rp.1000,- ditetapkan kelipatan Rp.5,- dengan setiap kali
perubahan maksimal Rp.50,-. Sedangkan untuk Waran
dengan harga Rp.1000,- sampai dengan Rp.5000,-
ditetapkan kelipatan Rp.10,- dengan detiap kali perubahan
maksimal Rp.100,-. Dan untuk harga waran di atas
Rp.5000,- ditetapkan kelipatan Rp.25,- dengan setiap kali
perubahan maksimal Rp.200,-.
3. Transaksi terjadi berdasarkan prioritas harga dan prioritas
waktu.
b. Pasar negosiasi (negotiated market)
Pembentukan harga efek di pasar negosiasi ini dilakukan
dengan cara negosiasi antara pihak penjual dan pihak pembeli.
Pasar negosiasi terdiri dari:
1. Perdagangan dalam jumlah besar (block trading) untuk jumlah
saham minimal 200 ribu saham.
2. Perdagangan di bawah standar lot (odd lot) untuk jumlah
saham kurang dari standar lot (di bawah 500 saham).
3. Perdagangan tutup sendiri (crossing) untuk transaksi jual beli
yang dilakukan oleh anggota bursa.
4. Perdagangan saham investor asing untuk saham yang porsi
asingnya telah tercatat 49% dari jumlah saham yang tercatat
57
(foreign board).
c. Pasar tunai
Pasar tunai disediakan untuk perusahaan pialang yang tidak
dapat memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan transaksi di pasar
reguler dan pasar negosiasi (gagal menyerahkan saham) pada hari
bursa kelima (T+4). Pada pasar tunai dilakukan prinsip
pembayaran dan penyerahan saham sekatika (cash and carry).
c. Penyelesaian transaksi
Transaksi di bursa bukan transaksi yang bersifat tunai, untuk itu
bursa menentukan transaksi dilakukan hari ini, maka penyelesaian saham
dan pembayaran harus diselesaikan melalui PT. Kustodian Depositori Efek
Indonesia (KDEI), pada hari bursa ke lima (T+4) setelah terjadi transaksi.
Jadi pemodal setelah melakukan transaksi hari ini, baru akan menerima
efek atau modal 4 hari kemudian.
d. Pendaftaran saham
Perusahaan pialang yang melakukan pesanan untuk membeli efek
atas perintah investor sendiri, atau investor sendiri, dapat datang ke Biro
Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk emiten untuk mendaftar dan
mengadministrasi saham tersebut atas nama investor yang membeli saham.
PT. BEJ menentukan bahwa batas waktu proses registrasi saham selama-
lamanya 7 hari. Setelah melakukan registrasi, maka investor telah terdaftar
sebagai pemegang saham perusahaan dan berhak mendapatkan seluruh
hak-hak pemegang saham.
58
e. Jadwal Perdagangan
Kegiatan perdagangan di BEJ dilakukan setiap hari sebagai berikut:
Senin – Kamis: 09.30 am – 12.00 pm (sesi I) dan
13.30 pm – 16.00 pm (sesi II)
Jumat : 09.30 am – 11.30 am (sesi I) dan
14.00 pm – 16.00 pm (sesi II)
f. Indeks harga saham
Indeks harga saham di bursa setiap hari dihitung menggunakan
harga saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua indeks yang digunakan
adalah Indeks Harga Saham Individual yang mencerminkan perkembangan
harga suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan yang
mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga saham
yang dipergunakan dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga saham
yang terjadi di pasar reguler.
g. Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)
Sarana informasi BEJ di kenal dengan istilah Real Time
Information (RTI) Bursa Efek Jakarta, yang terdiri dari JSXRTI, TV Wall,
Stock View Terminal, Bulletin Board System (BBS) dan Data feed BEJ,
semuanya online dengan Bursa Efek Jakarta. Dengan sarana ini, BEJ
menyediakan informasi perdagangan saham secara langsung dari lantai
bursa di Jakarta dengan menggunakan jaringan telekomunikasi. Sehingga
masyarakat bisa mengetahui pergerakan harga yang terjadi di BEJ secara
59
langsung pada saat yang sama, dan informasi-informasi penunjang yang
lain yang di perlukan untuk pengambilan keputusan investasi di bursa.
Selain informasi perdagangan, kegiatan-kegiatan emiten yang
mencatatkan sahamnya di BEJ dapat dipantau secara langsung dari PIPM
(Pusat Informasi Pasar Modal). PIPM adalah salah satu fasilitas untuk
merintis pembukaan pasar di daerah, yang mendorong Anggota Bursa
untuk masuk dan mengembangkan pasar di daerah secara permanen. Bila
pasar yang dikembangkan dirasakan sudah matang, fasilitas PIPM di
daerah akan di serahkan kepada Anggota Bursa atau dipindahkan ke
tempat lain. Informasi yang dapat diperoleh dari PIPM antara lain:
1. Harga/kurs saham-saham yang diperdagangkan di pasar reguler.
2. Top Ten Gainers dan Top Ten Loser (sepuluh saham yang mengalami
kenaikan harga tertinggi atau penurunan harga terbesar).
3. Harga/kurs saham-saham yang terpilih (yang dapat dipilih pengunjung
sesuai dengan keinginan mereka).
4. Rangkuman total perdagangan saham setiap akhir sesi atau akhir hari
perdagangan.
5. Indeks Harga Saham Individual (IHSI) dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
6. Anggota Bursa yang menjual atau membeli suatu saham.
Akses komunikasi antara PIPM dengan PT BEJ dilakukan melalui
60
V-Sat agar komunikasi antara PIPM dengan BEJ bersifat langsung dan
bebas hambatan. Akses komunikasi langsung ini memungkinkan pemodal
untuk menghubungi kantor pialang di Jakarta jika ingin melakukan
transaksi tanpa harus membayar pulsa telpon interlokal. Selain itu fasilitas
V-Sat juga digunakan untuk menyalurkan semua data dan informasi dari
BEJ ke PIPM dengan biaya minimum.
4. JATS (Jakarta Automated Trading System)
JATS merupakan sistem perdagangan otomatis yang diterapkan pada
proses perdagangan di Bursa Efek Jakarta. Sistem JATS ini dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih
menjamin kegiatan pasar yang lebih fair dan transparan dibandingkan dengan
sistem perdagangan manual. Sasaran utama yang ingin dicapai dengan
implementasi JATS antara lain:
a. Peringkat integritas dan likuiditas perusahaan.
b. Mengakomodasi pengembangan pasar, baik pasar domestik maupun pasar
internasional.
c. Mensejajarkan PT. BEJ dengan bursa-bursa Luar Negeri.
Sistem komputerisasi JATS:
a. Trading Engine (komputer utama)
Disebut komputer utama karena pusat pengolahan data transaksi bekerja di
sini. Order yang masuk seketika diolah atau dialokasikan sehingga dapat
61
secara online dipantau.
b. Gateway (komputer pembantu)
Disebut komputer pembantu karena fungsinya yang memberikan
dukungan terhadap jalannya order transaksi. Data dapat di atur sedemikian
rupa agar hubungan antara komputer utama dengan terminal pialang tetap
lancar.
c. Trader Workstation (terminal pialang tetap)
Melalui komputer ini, investor dan para pialang dapat memberikan order
serta akan mendapatkan data-data tentang order jual dan order beli yang
ada.
Dari trading workstation pialang dapat melakukan aktivitas perdagangan
seperti :
1. Memantau aktivitas pasar (informasi harga, porsi asing, penawaran
jual/beli) baik pasar reguler, pasar non-reguler, maupun pasar tunai.
2. Memasukkan, merubah dan menarik order jual/beli.
3. Melihat transaksi yang telah ada.
4. Memasukkan advertising (penawaran jual/beli untuk pasar non-
reguler)
5. Memasukkan hasil deal yang terjadi di papan negosiasi.
6. Mendapat informasi corporate auction.
7. Menerima pesan atau pengumuman bursa.
Dengan memantau aktivitas pasar melalui trader workstation, para
62
pialang dapat memberikan informasi yang akurat dan up-to-date kepada
dealer di kantor anggota bursa. Dengan informasi tersebut dealer dapat
memberikan saran atau informasi kepada investor waktu mengambil
keputusan jual atau beli saham. Setelah menerima pesan jual atau beli di
kantornya, seorang pialang di lantai bursa dapat memasukkan informasi
order tersebut ke JATS melalui trader workstation untuk dijumpakan
dengan order lawannya.
B. Data Perusahaan
Berikut ini data perusahaan mengenai nama perusahaan dan bidang bisnis
perusahaan:
1. Ades Alfindo Putrasetia Tbk
Bisnis : Pengolahan air minum mineral dalam kemasan botol dan
gelas plastik.
2. PT Aqua Golden Mississippi Tbk
Bisnis : Minuman air mineral dalam kemasan.
3. Cahaya Kalbar Tbk
Bisnis : Memproduksi minyak yang dapat dikonsumsi dan kakao.
4. Davomas Abadi Tbk
Bisnis : Industri pengolahan biji coklat yang menghasilkan kakao
lemak, dan kakao bubuk, termasuk industri produk makanan dan
minuman yang berhubungan dengan coklat.
5. Delta Djakarta Tbk
63
Bisnis : Produsen minuman Bir.
6. Fast Food Indonesia Tbk
Bisnis : Mengoperasikan restoran dan industri pendukung restoran.
7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Bisnis : Memproduksi mie instan dan bumbu dapur.
8. Mayora Indah Tbk
Bisnis : Memproduksi biskuit, kue kering dan permen.
9. Multi Bintang Indonesia Tbk
Bisnis : Produsen bir.
10. Pioneerindo Gourment International Tbk
Bisnis : Mengoperasikan restoran ayam goreng dengan merek
dagang California Fried Chiken dan industri pendukungnya.
11. Prasidha Aneka niaga Tbk
Bisnis : Pabrik pengolahan sumber alam seperti kopi, karet, tapioka,
coklat, lada hitam, dan vanili.
12. Sari Husada Tbk
Bisnis : Produsen makanan dan minuman kesehatan.
13. Sekar Laut Tbk
Bisnis : Industri pembuatan kerupuk, saus dan distribusi produk-
produk kering.
14. Siantar Top Tbk
Bisnis : Memproduksi makanan ringan seperti mie instan, aneka
cracker dan permen.
64
15. Siread Produce Tbk
Bisnis : Pembibitan ayam terpadu dan merupakan pemegang hak
waralaba dan beberapa restoran cepat saji di Indonesia,
mencakup restoran siap saji Wendy’s, Hartz Chicken
Buffet, Kafe La Rioche Doree, dan restoran Del Arte. Selain
itu juga menjalankan usaha daging ayam yang diolah lebih
lanjut dan usaha peniagaan ayam hidup.
16. Sinar Mas Argo Resources Tbk
Bisnis : Perusahaan berbasis kelapa sawit terintegrasi.
17. Suba Indah Tbk
Bisnis : Produsen dan distributor makanan dan minuman.
18. Tiga Pilar Sejahtera tbk
Bisnis : Memproduksi mie kering, mie instan, dan makanan kecil
terbuat dari mie.
19. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Bisnis : Memproduksi makanan dan minuman.
20. BAT Indonesia Tbk
Bisnis : Produksi tembakau dan rokok kretek.
21. Gudang Garam Tbk
Bisnis : Pembuatan rokok kretek.
22. HM Sampoerna Tbk
Bisnis : Industri rokok.
65
23. Argo Pantes Tbk
Bisnis : Pengelolaan tekstil terpadu, mulai dari penenunan benang
menjadi bahan, pencetakan, dan pewarnaan.
24. Century Textile Industry Tbk
Bisnis : Industri tekstil terpadu.
25. Eratex Djaja Limited Tbk
Bisnis : Memproduksi tekstil.
26. Panasia Filament Inti Tbk
Bisnis : Memproduksi tekstil.
27. Panasia Indosyntex Tbk
Bisnis : Produsen tekstil dan benang.
28. Roda Vivatex Tbk
Bisnis : Memproduksi tekstil.
29. Sunson Textile Manufacture Tbk
Bisnis : Memproduksi tekstil.
30. Teijin Indonesia Fiber Corporation Tbk
Bisnis : Industri polyester chip, staple fiber dan filamen yarn.
31. Textile Manufacturing Company Jaya Tbk
Bisnis : Memproduksi tekstil
32. APAC Citra Centertex Tbk
Bisnis : Memproduksi garmen.
33. Ever Shine Textile Industry Tbk
66
Bisnis : Memproduksi tekstil, spesialisasi pada benang nilon dan
poliester.
34. Great River International Tbk
Bisnis : Memproduksi garmen.
35. Hanson Industry Utama Tbk
Bisnis : Industri dan perdagangan tekstil.
36. Indorama Syntetics Tbk
Bisnis : Industri polyester filamen yarn, polyester staple fibre, PET
resin, pemintalan, tenun, pencelupan, pencetakan dan
penyempurnaan tekstil.
37. Karwell Indonesia Tbk
Bisnis : Memproduksi garmen.
38. Kasogi International Tbk
Bisnis : Memproduksi alas kaki.
39. Pan Brother Tex Tbk
Bisnis : Tekstil dan garmen
40. Primarindo Asia Infrastructure Tbk
Bisnis : Memproduksi sepatu olah raga.
41. Ricky Putra Globalindo Tbk
Bisnis : Memproduksi pakaian dalam pria dan pakaian luar, serta
unit usaha perdagangan umum.
42. Sarasa Nugraha Tbk
Bisnis : Industri pakaian jadi.
67
43. Sepatu Bata Tbk
Bisnis : Memproduksi alas kaki.
44. Barito Pacific Timber Tbk
Bisnis : Industri pengolahan kayu terpadu.
45. Daya Sakti Unggul Corporation Tbk
Bisnis : Industri kayu lapis terpadu.
46. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
Bisnis : Industri perkayuan.
47. Surya Dumai Industri Tbk
Bisnis : Industri perkayuan terpadu.
48. Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk
Bisnis : Industri pengolahan kayu.
49. Fajar Surya Wisesa Tbk
Bisnis : Industri bubur kertas dan kemasan kertas.
50. Indah Kiat Pulp And Paper Corporation Tbk
Bisnis : Pengolahan bubur kertas dan kertas.
51. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Bisnis : Produsen kertas.
52. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk
Bisnis : Memproduksi kertas untuk fotocopi, komputer, majalah dan
tissue.
53. Aneka Kimia Raya Tbk
68
Bisnis : Memproduksi produk kimia.
54. Budi Acid Jaya Tbk
Bisnis : Memproduksi bahan kimia sebagai zat tambahan pada
makanan dan tepung tapioka.
55. Eterindo Wahanatama Tbk
Bisnis : Melakukan penyertaan modal pada perusahaan manufaktur
petro kimia dan kimia khusus terpadu.
56. Lautan Luas Tbk
Bisnis : Distributor produk kimia dasar dan khusus.
57. Polysindo Eka Perkasa Tbk
Bisnis : Memproduksi biji plastik, bahan baku fiber dan benang
tenun.
58. Sorini Corporation Tbk
Bisnis : Industri tepung nabati.
59. Unggul Indah Cahaya Tbk
Bisnis : Industri Alky Benzene, bahan baku pembuat deterjen.
60. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Bisnis : Memproduksi formalin dan tinta perekat.
61. Ekadharma Tape Industry Tbk
Bisnis : Memproduksi ”continuous form” untuk kertas komputer
dan berbagai macam pita perekat dalam berbagai bentuk
dan ukuran.
62. Intan Wijaya International Tbk
69
Bisnis : Formalin dan resin.
63. Kurnia Kapuas Utama Glue Industries Tbk
Bisnis : Industri lem dan bahan kimia lainnya.
64. Argha Karya Prima Industry Tbk
Bisnis : Pembuatan dan pemasaran kemasan fleksibel.
65. Asahimas Flat Glass Co Ltd Tbk
Bisnis : Memproduksi piring dan gelas.
66. Berlina Co Ltd Tbk
Bisnis : Memproduksi perlengkapan dari plastik dan sikat gigi.
67. Dynaplast Tbk
Bisnis : Memproduksi kemasan terbuat dari plastik.
68. Kageo Igar Jaya Tbk
Bisnis : Memproduksi gelas dan kemasan plastik untuk industri
farmasi, kosmetik, makanan dan industri peralatan
kesehatan.
69. Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk
Bisnis : Memproduksi peralatan rumah tangga yang terbuat dari
plastik dan aluminium.
70. Siwani Makmur Tbk
Bisnis : Industri pengepakan.
71. Trias Sentosa Tbk
Bisnis : Industri kertas kaca pengemas, Baxially Oriented Poly
Propylene (BOPP) Film.
70
72. Indocement Tungal Perkasa Tbk
Bisnis : Memproduksi semen dan tepung terigu.
73. Semen Cibinong Tbk
Bisnis : Industri semen.
74. Semen Gresik tbk
Bisnis : Industri semen dan lainnya yang terkait.
75. Alakasa Industrindo Tbk
Bisnis : Industri aluminium extrution, fabrication, dan roofing.
76. Alumindo Light Metal Industry Tbk
Bisnis : Memproduksi lembaran aluminium dan aluminium foil.
77. Citra Tubindo Tbk
Bisnis : Memproduksi pipa minyak.
78. Indal Aluminium Industry Tbk
Bisnis : Memproduksi lembaran aluminium.
79. Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk
Bisnis : Memproduksi kawat baja.
80. Jaya Pari Steel Tbk
Bisnis : Pemrosesan baja.
81. Lion Mesh Prima Tbk
Bisnis : Memproduksi kawat baja dalam berbagai bentuk dan
ukuran.
82. Lion Metal Works Tbk
71
Bisnis : Memproduksi peralatan kantor yang terbuat dari logam.
83. Pelangi Indah Canindo Tbk
Bisnis : Memproduksi kaleng untuk kemasan seperti drum, kaleng 1
liter dan galon, tangki gas LPG dan saringan oli, dan
pengepakan untuk alat-alat rumah tangga.
84. Tembaga Mulia Semanan Tbk
Bisnis : Memproduksi lempengan kabel tembaga.
85. Tira Austenite Tbk
Bisnis : Distributor dan manufaktur produk-produk untuk sektor
industri.
86. Kedaung Indah Can Tbk
Bisnis : Memproduksi kaleng dan peralatan dapur berlapis enamel.
87. Kedawung Setia Industrial Tbk
Bisnis : Memproduksi peralatan rumah tangga dari enamel dan
plastik.
88. Intikeramik Alamasri Industry Tbk
Bisnis : Memproduksi keramik bergelasur.
89. Mulia Industrindo Tbk
Bisnis : Distributor tunggal lantai keramik, kaca lembaran, gelas dan
botol.
90. Surya Toto Indonesia Tbk
Bisnis : Memproduksi pelengkap sanitari.
91. Komatsu Indonesia Tbk
72
Bisnis : Memproduksi peralatan berat.
92. GT Kabel Indonesia Tbk
Bisnis : Memproduksi kabel listrik dan kabel telepon.
93. Jembo Cable Company Tbk
Bisnis : Memproduksi kabel listrik dan kabel telepon.
94. Kabelindo Murni Tbk
Bisnis : Memproduksi kabel dan fitting kabel.
95. Sumi Indo Kabel Tbk
Bisnis : Memproduksi kabel telpon.
96. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk
Bisnis : Memproduksi kabel listrik, kabel telepon, lembaran
melamin dan kawat enamel merah.
97. Voksel Electric Tbk
Bisnis : Memproduksi kabel listrik, kabel telekomunikasi dan kawat
enamel.
98. Astra Graphia Tbk
Bisnis : Memproduksi perlengkapan digital.
99. Metrodata Electronics Tbk
Bisnis : Memproduksi peralatan elektronik.
100. Multi Polar Corporation Tbk
Bisnis : Memproduksi peralatan komputer.
101. Astra International Tbk
Bisnis : Industri kendaraan bermotor.
73
102. Astra Otoparts Tbk
Bisnis : Produsen otomotif dan komponennya.
103. Branta Mulia Tbk
Bisnis : Memproduksi kain ban.
104. Gajah tunggal Tbk
Bisnis : Memproduksi ban untuk sepeda dan mobil.
105. Goodyear Indonesia Tbk
Bisnis : Industri ban.
106. GT Petrochem Industries Tbk
Bisnis : Industri kain ban.
107. Hexindo Adi Perkasa Tbk
Bisnis : Distributor alat berat seperti pompa hidrolik dan bulldoser.
108. Indomobil Sukses International Tbk
Bisnis : Perusahaan multi industri, mencakup industri baja, sepatu,
tekstil dan obat nyamuk.
109. Indospring Tbk
Bisnis : Memproduksi kawat per dalam bentuk lembaran dan
gulungan.
110. Intranco Penta Tbk
Bisnis : Distributor dan agen peralatan berat untuk industri.
111. Multi Prima Sejahtera Tbk
Bisnis : Memproduksi busi.
74
112. Nipress Tbk
Bisnis : Memproduksi baterai.
113. Prime Alloy Steel Universal Tbk
Bisnis : Memproduksi velg aluminium untuk roda mobil balap.
114. Selama Sempurna Tbk
Bisnis : Industri alat-alat kendaran bermotor, mesin pabrik, alat-alat
berat, kapal dan kegiatan distribusi.
115. Sugi Sama Persada Tbk
Bisnis : Memproduksi dan agen penjualan suku cadang kendaraan
bermotor.
116. United Tractors Tbk
Bisnis : Pemasaran alat-alat berat, penyediaan tenaga teknisi,
bengkel untuk purna jual dan penyewaan alat-alat berat
terutama bidang pertambangan.
117. Inter Delta Tbk
Bisnis : Distributor tunggal produk Kodak dan distributor tunggal
produk fotografi Canon.
118. Modern Photo Film Company Tbk
Bisnis : Mendistribusikan peralatan fotografi dan produk fotografi.
119. Perdana Bangun Pusaka Tbk
Bisnis : Distributor tunggal produk fotografi untuk Konika
Corporation.
75
120. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk
Bisnis : Industri bahan kimia dan farmasi.
121. Dankos Laboratories Tbk
Bisnis : Industri farmasi.
122. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Bisnis : Industri bahan kimia dan farmasi.
123. Kalbe Farma Tbk
Bisnis : Obat dan makanan kesehatan.
124. Merck Indonesia Tbk
Bisnis : Farmasi.
125. Schering Plough Indonesia Tbk
Bisnis : Industri kima dan farmasi.
126. Tempo Scan Pasifik Tbk
Bisnis : Industri farmasi.
127. Mandom Indonesia Tbk
Bisnis : Memproduksi kosmetika dan kemasan plastik.
128. Mustika Ratu Tbk
Bisnis : Kosmetik.
129. Unilever Indonesia Tbk
Bisnis : Jasa distribusi kosmetik dan bahan keperluan rumah tanga.
76
C. Deskripsi Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purpose sampling, yaitu dengan mengambil dan
menentukan sampel secara sengaja berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Dalam penelitian ini akan diambil sampel sebanyak 129 perusahaan
manufaktur, yang terdiri dari sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka
industri, dan sektor industri barang konsumsi. Perusahaan yang menjadi
sampel adalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di BEJ selama empat
tahun berturut-turut, dari periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2004.
77
BAB V
ANALISIS DATA dan PEMBAHASANNYA
A. Deskripsi Data
Bagian ini menguraikan mengenai pemilihan data atau penentuan
sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel secara sengaja berdasarkan kriteria sampel tertentu
yang sesuai dengan kehendak peneliti. Penelitian ini mengambil sampel
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama empat
tahun, dari periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2004
2. Harga pasar saham terdaftar di Bursa.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 129 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama empat tahun berturut-turut, dari periode
tahun 2001 sampai dengan tahun 2004.
B. Analisis Data
Pada bagian ini peneliti menjawab permasalahan yang terdapat pada
BAB I. Analisis data ini akan dilakukan dengan menggunakan data-data yang
telah diperoleh dari hasil penelitian pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode tahun 2001 sampai dengan 2004.
1. Mengukur Koefisien Persamaan Regresi
78
Koefisien persamaan regresi yang digunakan adalah multiple
regression (persamaan regresi berganda) yang dihitung dengan
menggunakan program spss 13,0 for windows. Hasil dari perhitungan
koefisien persamaan regresi dapat dilihat pada lampiran 6.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = -0,098 - 0,803X1 + 0,004X2 - 0,0000093X3 - 0,003X4
Keterangan :
Y = perubahan harga saham
X1 = tingkat bunga deposito
X2 = earning per share
X3 = dividen payout ratio
X4 = return on assets
2. Uji Hipotesis
Pada bagian ini peneliti menguji signifikansi pengaruh variabel
independen yang terdiri atas tingkat bunga deposito, earning per share,
dividen payout ratio dan return on assets secara bersama-sama dan secara
parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta.
a. Uji F - test (multiple regression)
1. Formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β1 = β2 = β3 = β4 (tingkat bunga, earning per share,
79
dividen payout ratio dan return on assets) secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham
perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 (tingkat bunga, earning per share,
dividen payout ratio dan return on assets) secara bersama-
sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
2. Dengan Menggunakan level of significant (α) = 5%, dengan level
of confidence sebesar 95% dan degree of freedom (df) = 512
3. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:
α=0,05
Ho diterima bila f hitung < f tabel, 0,05;512
Ho ditolak bila f hitung > f tabel, 0,05;512
4. Nilai F tabel = 2,622 dan F hitung = 8,961 yang dapat dilihat pada
lampiran 6.
5. Kesimpulan:
F hitung lebih besar dari F tabel sehingga Ho ditolak, yang
berarti tingkat bunga deposito, earning per share, dividen payout
80
ratio dan return on assets secara bersama-sama berpengaruh
terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta.
b. Uji t - test (single regression)
1. Tingkat bunga deposito
a. Formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β1 = 0 (tingkat bunga tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang
go publik di Bursa Efek Jakarta).
Ha: β1 < 0 (tingkat bunga berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Dengan Menggunakan level of significant (α) = 5%, dengan
level of confidence sebesar 95% dan degree of freedom (df) =
512
c. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:
Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho
0,05;512
Ho diterima bila t hitung > t tabel, 0,05;512
81
Ho ditolak bila t hitung < t tabel, 0,05;512
d. Nilai t tabel = -1,648 dan nilai t hitung = -5,881 yang dapat
dilihat pada lampiran 6.
e. Kesimpulan:
Variabel tingkat bunga deposito mempunyai t hitung = -
5,881 sehingga Ho ditolak yang berarti tingkat bunga deposito
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
2. Earning per share
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β2 = 0 (earning per share tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta).
Ha: β2 > 0 (earning per share berpengaruh positif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Dengan Menggunakan level of significant (α) = 5%, dengan
level of confidence sebesar 95% dan degree of freedom (df) =
512
82
c. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
0,05;512
Ho diterima bila t hitung < t tabel, 0,05;512
Ho ditolak bila t hitung > t tabel, 0,05;512
d. Nilai t tabel = 1,648 dan nilai t hitung = 0,665 yang dapat
dilihat pada lampiran 6.
e. Kesimpulan:
Variabel earning per share mempunyai t hitung sebesar
0,665 sehingga Ho diterima, yang berarti earning per share
tidak berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
3. Dividen payout ratio
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β3 = 0 (dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta).
83
Ha: β3 < 0 (dividen payout ratio berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Dengan menggunakan level of significant (α) = 5%, dengan
level of confidence sebesar 95% dan degree of freedom (df)=
512
c. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0,05;512
Ho diterima bila t hitung > t tabel, 0,05;512
Ho ditolak bila t hitung < t tabel, 0,05;512
d. t tabel = -1,648 dan t hitung = -0,165 yang dapat dilihat pada
lampiran 6.
e. Kesimpulan:
Variabel dividen payout ratio mampunyai t hitung
sebesar -0,165 sehingga Ho diterima, yang berarti dividen
payout ratio tidak berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang
go publik di Bursa Efek Jakarta.
84
4. Return on assets
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: β4 = 0 (return on assets tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta).
Ha: β4 > 0 (return on assets berpengaruh positif secara
signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta).
b. Dengan menggunakan level of signifant (α) = 5%, dengan level
of confidence sebesar 95% dan degree of freedom (df) = 512
c. Menetukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
0,05;512
Ho diterima bila t hitung < t tabel, 0,05;512
Ho ditolak bila t hitung > t tabel, 0,05;512
d. t tabel = -1,648 dan t hitung = -0,567 yang dapat dilihat pada
lampiran 6.
85
e. Kesimpulan:
Variabel return on assets mempunyai t hitung sebesar -
0,567 sehingga Ho diterima, yang berarti return on assets tidak
berpengaruh positif secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
Analisa regresi diatas menunjukkan bahwa variabel tingkat bunga
deposito, earning per share, dividen payout ratio dan return on assets secara
bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Bila dianalisa secara parsial
variabel tingkat bunga deposito menunjukkan pengaruh negatif terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta. Variabel earning per share tidak menunjukkan pengaruh positif
secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Variabel dividen payout ratio tidak
menunjukkan pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan variabel return
on assets tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
investor di pasar modal Indonesia kurang memperhatikan informasi earning
86
per share, dividen payout ratio, dan return on assets sebagai dasar dalam
pembuatan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pengharapan investor akan tingkat pengembalian modal dari
dana yang diinvestasikannya.
C. Pembahasan
Menurut Lorie, Dodd, dan Kimpton (Novita,2003:5), ’’harga saham
adalah harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli
saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit
perusahaan.“
Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai
sebenarnya di saham, yaitu:
1. Analisis sekuritas fundamental (fundamental securities analysis) atau
analisis perusahaan (company analysis).
Analisa fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang
berasal dari keuangan perusahaan, misalnya laba, dividen yang dibayar,
penjualan, dan lain sebagainya untuk menentukan nilai dari saham.
Menurut Husnan (1993:258), model berdasarkan faktor fundamental
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan:
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang, dan
b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga di peroleh
tafsiran harga saham.
87
2. Analisis teknik (technical analysis)
Analisis teknik menggunakan data dari pasar saham (misalnya harga dan
volume transaksi saham) untuk menentukan nilai suatu saham.
Peneliti menggunakan variabel tingkat bunga deposito, earning per
share, dividen payout ratio, dan return on assets sebagai faktor yang
mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go publik
di Bursa Efek Jakarta.
Untuk menjawab hipotesis pertama, yaitu variabel tingkat bunga
deposito(X1), earning per share(X2), dividen payout ratio (X3), dan return on
assets(X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta, yang
ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 8,961 sedangkan nilai F tabel
adalah 2,622. Nilai F tabel < F hitung, sehingga Ho ditolak.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini menggunakan uji t, untuk
mengetahui pengaruh negatif tingkat bunga(X1) terhadap perubahan harga
saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan hasil uji t variabel tingkat bunga memiliki pengaruh negatif
secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur, yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung < t tabel. Nilai t hitung untuk tingkat bunga
deposito adalah sebesar -5,881. Secara teori bila tingkat bunga deposito lebih
besar dari keuntungan yang akan diperoleh investor dari membeli saham maka
88
investor cenderung untuk menyimpan uangnya dalam deposito di Bank.
Pemilik dana, lebih cenderung untuk menjual sahamnya dan mendepositokan
dananya tersebut. Akibatnya penawaran terhadap saham meningkat dan harga
saham menjadi rendah. Berdasarkan penelitian, investor memang cenderung
untuk menyimpan dana dalam bentuk deposito di Bank dari pada membeli
saham bila tingkat bunga deposito lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang
akan diperoleh bila membeli saham.
Hipotesis ke tiga dalam penelitian ini menggunakan uji t, untuk
mengetahui pengaruh positif variabel earning per share(X2) terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta. Berdasarkan hasil uji t, variabel earning per share tidak menunjukkan
pengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung < t tabel. Nilai t hitung
untuk variabel earning per share adalah sebesar 0,665. Para investor sebagai
pemegang saham tentunya sangat memperhatikan pendapatan dan
pertumbuhan perusahaannya. Dengan meningkatnya pendapatan dan semakin
baiknya pertumbuhan perusahaan akan meningkatkan pendapatan investor dan
meningkatkan kekayaan investor sebagai pemegang saham. Laba yang mampu
dihasilkan perusahaan akan mencerminkan seberapa jauh usaha perusahaan
dalam meningkatkan pertumbuhan dan keuntungan perusahaan. Semakin
meningkatnya keuntungan perusahaan semakin meningkat pula laba per
lembar saham yang akan diberikan perusahaan. Bila laba per lembar saham
tinggi maka jumlah permintaan terhadap saham perusahaan akan meningkat,
89
sehingga harga saham perusahaan akan naik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa investor kurang memperhatikan faktor earning per share dalam
pengambilan keputusan investasinya.
Hipotesis ke empat dalam penelitian ini menggunakan uji t, untuk
mengetahui pengaruh negatif dividen payout ratio (X3) terhadap perubahan
harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan hasil uji t, variabel dividen payout ratio tidak menunjukkan
pengaruh negatif secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel. Nilai t hitung
untuk variabel dividen payout ratio adalah sebesar -0,165. Menurut eugene F.
Brigham dan Joel F. Houston (2001:66), ”Jika dividen tunai meningkat, maka
sedikit dana yang tersedia untuk investasi, sehingga tingkat pertumbuhan yang
diharapkan akan rendah untuk masa yang akan datang, dan hal ini akan
menekan harga saham.” Investor cenderung memilih perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, karena perusahaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi, yang sesuai
dengan harapan investor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor
kurang memperhatikan faktor dividen payout ratio dalam pengambilan
keputusan investasi.
Hipotesis ke lima dalam penelitian ini menggunakan uji t, untuk
mengetahui pengaruh positif variabel return on assets (X4) terhadap
perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta. Berdasarkan hasil uji t, variabel return on assets tidak menunjukkan
90
pengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham perusahan
manufaktur, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung < t tabel. Nilai t hitung
untuk variabel return on assets adalah sebesar -0,567. Secara teori tinggi atau
rendahnya return on assets mempengaruhi tingkat efisien perusahaan dalam
mengelola seluruh aktiva yang ada dalam perusahaan tersebut. Semakin tinggi
return on assets semakin efisien perusahaan tersebut, sehingga semakin tinggi
pula keuntungan perusahaan tersebut. Namun hasil penelitian menunjukkan
bahwa return on assets tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Hal ini mungkin disebabkan karena investor kurang memperhatikan variabel
return on assets sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
invetasinya.
Dalam pengambilan keputusan investasi investor seharusnya
melakukan analisa untuk menilai saham perusahaan yang paling baik untuk
dibeli agar investor tersebut bisa memperoleh tingkat pengembalian yang
tinggi.
Namun berdasarkan hasil penelitian investor ternyata tidak
memperhatikan faktor earning per share, dividen payout ratio, dan return on
assets dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini mungkin disebabkan
kurangnya pengetahuan investor, sehingga investor tidak melakukan analisa
terlebih dahulu. Investor juga kemungkinan tidak memiliki data perusahaan
secara lengkap. Dalam hal ini investor tidak memiliki data penjualan, dan
sebagainya untuk melakukan analisa fundamental. Selain itu, investor
mungkin cenderung malas melakukan analisa, karena selain sulit mendapatkan
91
data perusahaan, juga membutuhkan waktu untuk melakukan analisa.
Faktor lain mungkin investor menggunakan analisa teknikal. Analisa
teknikal menggunakan data dari pasar saham yang dipublikasikan seperti data
harga saham, volume perdagangan, dan sebagainya. Karena data ini
dipublikasikan, jadi data ini lebih mudah diperoleh. Analisa teknikal lebih
terfokus untuk jangka pendek, ini lebih dipilih investor karena mendukung
usaha investor untuk melakukan aksi profi taking.
92
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, dan KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh tingkat bunga
deposito, earning per share, dividen payout ratio, dan return on assets
terhadap perubahan harga saham pada periode tahun 2001 sampai dengan
tahun 2004 dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Tingkat bunga deposito, earning per share, dividen payout ratio dan
return on assets secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan
harga saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Jakarta.
2. Tingkat bunga deposito secara parsial berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
3. Earning per share secara parsial tidak berpengaruh positif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang
go publik di Bursa Efek Jakarta.
4. Dividen payout ratio secara parsial tidak berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan maufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta.
5. Return on assets secara parsial tidak berpengaruh positif secara signifikan
93
terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka saran yang
dapat diajukan oleh penulis adalah:
1. Bagi penelitian selanjutnya
Saran bagi penelitian selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya dapat
mengunakan tahun periode pengamatan yang lebih panjang dan
perusahaan di bidang industri yang lebih luas agar dapat memberikan
kesimpulan yang lebih baik.
2. Bagi Investor di pasar modal Indonesia
Saran bagi investor di pasar modal Indonesia yaitu sebaiknya
investor memperhatikan faktor tingkat bunga deposito dalam pengambilan
keputusan investasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nanik Sisharini, mungkin disebabkan
oleh:
1. Sampel penelitian yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur,
sedangkan sampel pada penelitian yang dilakukan oleh Nanik Sisharini
merupakan perusahaan asuransi.
94
2. Penelitian ini menggunakan data periode tertentu saja, yaitu periode
pengamatan tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 sehingga hasil
penelitian belum tentu dapat digeneralisasi.
95
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Sri, dkk. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar
Modal Indonesia. Edisi I. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Basir, Saleh dan Hendy M. Fakhrudin. 2005. Aksi Korporasi. Strategi Untuk
Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi. Salemba Empat.
Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
kedelapan. Erlangga.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal di Indonesia.
Pendekatan Tanya Jawab. Edisi kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Durbin, Albina Jetia. 2004. Perbedaan Pengaruh Perubahan Laba Per Lembar
Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Industri
Manufaktur Dan Industri Keuangan. Studi Emipis Pada 90
Perusahaan Manufaktur dan 29 Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Periode Pengamatan Tahun 1999-2000. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Dwiyanti, Vonny, S.Sos. 1999. Wawasan Bursa Saham 1.Penerbitan Universitas
Atma Jaya. Yogyakarta.
Husnan, Suad. 1993. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.
Kieso dan Weygand. 1995. Akuntansi Intermediate. Jilid II Edisi ketujuh.
Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta. Bina Rupa Aksara.
Novita, Christene. 2003. Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Harga
Saham. Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ Tahun
2000-2002. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
Puguh, Gunawan Prayogo. 2002. Pengaruh Perubahan Deviden, Price Earning
Ratio (PER), Debt Ratio (DR) Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur (Studi Kasus Pada PT. BEJ). Jurusan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Sahputra, Yun Paulus. 2003. Hubungan Perubahan Laba Per Lembar Saham
Dengan Perubahan Harga Saham. (Studi Empiris Pada 37 Perusahaan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Periode Pengamatan 2000-2001).
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
Sartono, Agus. 1990. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE.
Yogyakarta.
Sisharini, Nanik. 2003. Jurnal Penelitian Imu-Ilmu Sosial Volume XV Nomor
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan
Asuransi Yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Malang.
Sunariyah, SE.Msl. 2000. Pengantar Pasar Modal. Edisi I. UPP-AMP YKPN.
Yogyakarta.
Suryanto, Valentinus Adhi. 2003. Hubungan Pendapatan Laba Per Lembar
Saham Dengan Perubahan Harga Saham. Stusi Kasus Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdapat di Bursa Efek
Jakarta, Periode Pengamatan Tahun 1999-2001. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Usman, Marzuki, Singgih Riphat, Syahrir Ika. 1997. Pengetahuan Dasar Pasar
Modal. BPFE. Yogyakarta.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi kesembilan. Erlangga.
Lampiran 1 Data harga saham
Tahun No. Nama Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1 Ades Alfindo Putrasetia Tbk 0,1955 -0,3064 -0,1185 1,0856 2 Aqua Golden Mississippi Tbk 0,1036 1,3508 0,1885 -0,0422 3 Cahaya Kalbar Tbk -0,6511 -0,0216 0,1229 0,0891 4 Davomas Abadi Tbk -0,0705 -0,2867 -0,0557 1,6691 5 Delta Djakarta Tbk -0,0252 0,0961 0,0439 0,1708 6 Fast Food Indonesia Tbk -0,9128 0,0026 0,1237 0,0138 7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk -0,7886 0,0773 -0,1535 0,0439 8 Mayora Indah Tbk -0,1993 -0,0893 0,5866 0,4763 9 Multi Bintang Indonesia Tbk -0,3554 0,1762 0,0731 0,2689
10 Pioneerindo Gourment International Tbk -0,2970 1,3375 0,1818 -0,1312 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk -0,6615 0,0455 -0,0652 0,0543 12 Sari Husada Tbk 0,7222 0,5837 -0,0579 0,7293 13 Sekar Laut Tbk 0,6837 6,8232 -0,9551 0,6918 14 Siantar Top Tbk -0,6180 -0,7557 -0,2905 -0,0926 15 Siread Produce Tbk -0,4755 -0,5604 -0,25 0,95 16 Sinar Mas Agro Resources (SMART) Tbk -0,6817 -0,1996 1,5420 0,3714 17 Suba Indah Tbk -0,8966 -0,2833 0,4767 1,3386 18 Tiga Pilar Sejahtera Tbk -0,3016 -0,1039 0,146 -0,2723
19 Ultra Jaya Milk Industry and Trading CompanyTbk -0,4693 0,2427 -0,3105 -0,1544
20 BAT Indonesia Tbk -0,6150 -0,0042 0,0171 -0,0656 21 Gudang Garam Tbk -0,0958 -0,1629 0,0406 0,3595 22 HM Sampoerna Tbk -0,1815 -0,6246 -0,0300 0,4304 23 Argo Pantes Tbk -0,3263 -0,2356 0,1192 0,6234 24 Century Textile Industry Tbk -0,1315 0,0187 -0,0833 -0,1117 25 Eratex Djaja Limited Tbk -0,3325 -0,1528 -0,4286 -0,25 26 Panasia Filament Inti Tbk -0,2016 -0,2882 -0,5494 0,1123 27 Panasia Indosyntex Tbk -0,1629 -0,6438 0,5171 0,6383 28 Roda Vivatex Tbk -0,1632 0,0643 -0,1462 -0,0729 29 Sunson Textile Manufacture Tbk -0,2669 -0,2374 -0,4536 -0,2082 30 Teijin Ind Fiber Corporation Tbk -0,3483 -0,2552 -0,3608 0,1969 31 Textile Manufacturing Company Jaya Tbk -0,0069 -0,0153 0 0 32 APAC Citra Centertex Tbk -0,3614 -0,4505 -0,2841 0,2 33 Ever Shine Textile Industry Tbk -0,6958 0,1144 -0,6026 -0,2185 34 Great River International Tbk -0,1787 -0,2184 0,3149 -0,1404 35 Hanson Industry Utama Tbk -0,5742 -0,3487 -0,4343 -0,3571 36 Indorama Syntetics Tbk -0,3997 -0,0219 -0,1681 0,1362 37 Karwell Indonesia Tbk -0,3345 -0,2005 -0,0529 0,1061 38 Kasogi International Tbk -0,6282 -0,3793 -0,4583 0,6923 39 Pan Brother Tex Tbk 0,1807 0,2429 -0,7791 0,0739 40 Primarindo Asia Infrastructure Tbk -0,099099 -0,005 -0,0553 0 41 Ricky Putra Globalindo Tbk -0,3951 -0,5195 -0,2780 3,1390
42 Sarasa Nugraha Tbk -0,1975 -0,8948 -0,1964 -0,4104 43 Sepatu Bata Tbk -0,0025 0,4678 -0,1906 -0,0595 44 Barito Pacific Timber Tbk -0,7573 -0,1563 2,0123 0,4816 45 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk -0,4704 -0,5280 -0,1140 1,3267 46 Sumalindo Lestari Jaya Tbk -0,6852 -0,2661 -0,2023 1,1148 47 Surya Dumai Industri Tbk 0,2028 0,1243 -0,1219 -0,0829 48 Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk -0,7298 -0,3442 -0,0683 0,1033 49 Fajar Surya Wisesa Tbk -0,3456 -0,0971 0,2774 0,4773 50 Indah Kiat Pulp And Paper Corporation Tbk -0,7710 -0,4377 0,8363 1 51 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0,8155 -0,2328 1,1195 1,5271 52 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk -0,6236 -0,5721 -0,0930 0 53 Aneka Kimia Raya Tbk -0,2575 1,6918 0,0336 0,9928 54 Budi Acid Jaya Tbk -0,4841 -0,4923 -0,2523 0,0325 55 Eterindo Wahanatama Tbk -0,6613 -0,6379 0,2614 0,8108 56 Lautan Luas Tbk -0,3876 -0,1724 -0,0493 0,1839 57 Polysindo Eka Perkasa Tbk -0,6541 -0,7549 0 1,0476 58 Sorini Corporation Tbk -0,1689 1,6 -0,1488 0,0348 59 Unggul Indah Cahaya Tbk -0,4491 0,0422 0,4797 0,2563 60 Duta Pertiwi Nusantara Tbk -0,4188 -0,25 -0,3277 0,7404 61 Ekadharma Tape Industry Tbk -0,4227 -0,1405 0,4088 -0,6054 62 Intan Wijaya International Tbk -0,3739 -0,2077 -0,3180 1,0468 63 Kurnia Kapuas Utama Glue Industries Tbk -0,0975 -0,5342 -0,3362 0,7372 64 Argha Karya Prima Industry Tbk -0,5257 -0,0375 0,8914 0,6251 65 Asahimas Flat Glass Co Ltd Tbk 0,2370 0,2342 0,2803 0,3485 66 Berlina Co Ltd Tbk -0,1281 0,4487 0,0056 -0,0704 67 Dynaplast Tbk -0,3816 0,4609 0,3303 0,3209 68 Igarjaya Tbk -0,4923 0,1111 0,3364 -0,0340 69 Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk -0,6434 -0,4904 -0,3836 0,5510 70 Siwani Makmur Tbk -0,3546 -0,5461 -0,1504 0,2279 71 Trias Sentosa Tbk -0,8644 1,1813 0,3769 -0,0129 72 Indocement Tunggal Perkasa Tbk -0,5006 -0,2282 0,5817 0,4954 73 Semen Cibinong Tbk -0,8375 -0,4104 2,3339 -0,5092 74 Semen Gresik Tbk -0,1370 0,2571 -0,0837 0,4425 75 Alakasa Industrindo Tbk -0,6073 -0,2907 -0,2242 0,1894 76 Alumindo Light Metal Indusrty Tbk -0,4034 -0,3239 -0,5553 0,7682 77 Citra Tubindo Tbk -0,2647 -0,1080 0,0089 -0,0026 78 Indal Aluminium IndustryTbk -0,3921 -0,2389 -0,4357 0,2948 79 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk -0,6067 -0,5429 0,3125 1,4643 80 Jaya Pari Steel Tbk -0,6933 0,0959 0,9094 1,4010 81 Lion Mesh Prima Tbk -0,2607 0,1340 -0,3940 1,4025 82 Lion Metal Works Tbk 0,3578 -0,2967 0,1208 0,4787 83 Pelangi Indah Canindo Tbk -0,4871 -0,1754 -0,1611 0,0942 84 Tembaga Mulia Semanan Tbk 0,0444 -0,1290 -0,0960 0,0391 85 Tira Austenite Tbk -0,0145 0,1765 -0,1240 -0,1034 86 Kedaung Indah Can Tbk -0,4414 -0,1367 -0,1387 -0,3333 87 Kedaung Setia Industrial; Tbk -0,6165 -0,4030 -0,2153 -0,1471 88 Intikeramik Alamasri Industry Tbk -0,4123 -0,4030 -0,1429 0,225 89 Mulia Industrindo Tbk -0,375 -0,3661 0,1018 0,4065
90 Surya Toto Indonesia Tbk 0,0875 -0,0337 -0,0659 -0,0519 91 Komatsu Indonesia Tbk -0,2823 -0,0968 0,4172 0,4737 92 GT Kabel Indonesia Tbk -0,5957 0 0,2865 -0,1727 93 Jembo Cable Company Tbk -0,2280 -0,1139 0,7403 -0,4969 94 Kabelindo Murni Tbk -0,5102 -0,5359 -0,2704 0,0176 95 Sumi Indo Kabel Tbk 0,0452 -0,2341 -0,3836 0,4278 96 Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk 0,2463 0,0244 0,0236 0,0419 97 Voksel Electric Tbk -0,4831 -0,3577 -0,2798 0,0423 98 Astra Graphia Tbk -0,8278 0,0805 -0,1261 -0,0604 99 Metrodata Electronics Tbk -0,6213 -0,5993 -0,2813 -0,1319
100 Multi Polar Corporation Tbk -0,5024 -0,1557 -0,2508 0,5920 101 Astra International Tbk -0,3011 0,6450 0,1342 0,8132 102 Astra Otoparts Tbk -0,2409 0,1124 -0,1179 0,0764 103 Branta Mulia Tbk -0,3087 0,0274 0,0527 0,2476 104 Gajah Tunggal Tbk -0,5881 -0,0569 0,7697 0,4081 105 Goodyear Indonesia Tbk -0,3028 -0,1473 -0,1607 0,2987 106 GT Petrochem Industries Tbk -0,5700 -0,0828 1,0935 0,3035 107 Hexindo Adi Perkasa Tbk -0,4726 -0,1752 -0,2720 1,8690 108 Indomobil Sukses International Tbk -0,3989 -0,2573 0,3268 0,3300 109 Indospring Tbk -0,4752 -0,0289 0,1896 0,025 110 Intranco Penta Tbk -0,7515 0,0865 -0,1520 0,1238 111 Multi Prima Sejahtera Tbk -0,3527 -0,4224 -0,0883 1,0938 112 Nipress Tbk -0,2621 -0,3333 0,3671 0,3958 113 Prime Alloy Steel Universal Tbk -0,3279 -0,1897 0,0234 0,9984 114 Selamat Sempurna Tbk 0,2994 -0,1257 -0,3912 -0,6994 115 Tunas Ridean Tbk -0,5630 -0,6029 -0,0512 0,5857 116 United Tractors Tbk -0,8868 0,0801 0,3868 1,6192 117 Inter Delta Tbk -0,4716 -0,2273 -0,1213 -0,1923 118 Modern Photo Film Company Tbk -0,5412 -0,2117 -0,0156 0,1937 119 Perdana Bangun Pusaka Tbk -0,3677 -0,2936 0,0802 -0,0273 120 Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk 0,3923 0 -0,1056 1,5670 121 Dankos Laboratories Tbk -0,2970 -0,0336 0,6899 -0,1495 122 Darya-Varia Laboratoria Tbk -0,5451 0,0539 0,5859 -0,0259 123 Kalbe Farma Tbk -0,7879 0,2060 0,6728 -0,1504 124 Merck Indonesia Tbk 0,1897 0,4136 -0,0311 0,7847 125 Schering Plough Indonesia Tbk 1,2077 -0,4467 -0,4468 0,5060 126 Tempo Scan Pasific Tbk -0,1684 0,6193 0,0711 0,3554 127 Mandom Indonesia Tbk -0,4222 -0,1968 0,1264 0,5402 128 Mustika Ratu Tbk -0,3394 0,1886 -0,6560 0,5806
129 Unilever Indonesia Tbk -0,8364 0,2560 -0,1930 -0,7840
Lampiran 2 Data tingkat bunga deposito
Tahun Bulan 2001 2002 2003 2004
Januari -0,4054 0,2320 -0,0333 -0,3400Februari -0,3974 0,2405 -0,0863 -0,3436Maret -0,3534 0,2398 -0,1221 -0,3694April -0,1980 0,2671 -0,1624 -0,3965Mei -0,0689 0,2064 -0,1821 -0,4078juni 0,0394 0,1654 -0,2058 -0,4060Juli 0,1241 0,1649 -0,2148 -0,4154Agustus 0,1616 0,1175 -0,2383 -0,4036September 0,1643 0,1058 -0,2558 -0,3891Oktober 0,2113 0,0535 -0,2830 -0,3823November 0,2469 0,0144 -0,2957 -0,3559Desember 0,2720 -0,0129 -0,3200 -0,3195
Lampiran 3 Data earning per share
Tahun No. Nama Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1 Ades Alfindo Putrasetia Tbk -1,1028 -1,7185 -0,5258 -22,5435 2 Aqua Golden Mississippi Tbk 0,2485 0,3769 -0,0434 0,4489 3 Cahaya Kalbar Tbk -0,4074 -3,0625 -0,6667 -8,0909 4 Davomas Abadi Tbk -1,0161 0,2857 -0,1667 0,0667 5 Delta Djakarta Tbk 0,2966 0,0054 -0,1493 0,0147 6 Fast Food Indonesia Tbk -0,0169 0,4483 -0,0357 -0,0123 7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,1549 0,0488 -0,2558 -0,3750 8 Mayora Indah Tbk -2,3667 2,8049 -0,2949 0,0091 9 Multi Bintang Indonesia Tbk 0,2147 -0,2528 0,0607 -0,0434
10 Pioneerindo Gourment International Tbk -20 -0,5053 -1,7872 1,5676 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk -0,5478 0,5800 -3,1162 -0,9987 12 Sari Husada Tbk 0,7109 -0,2318 0,2444 -0,2118 13 Sekar Laut Tbk -0,4232 -1,5434 -0,7469 -5 14 Siantar Top Tbk -0,37037 0,3529 0,0435 -0,0833 15 Siread Produce Tbk -0,9005 -0,8462 0,5 13,2 16 Sinar Mas Agro Resources (SMART) Tbk 0,09012 -1,4683 -0,7526 -2,5513 17 Suba Indah Tbk -1,4 -42,5 5,1205 -0,1043 18 Tiga Pilar Sejahtera Tbk -0,5941 -1,6603 -1,0461 -1,0097
19 Ultra Jaya Milk Industry and Trading CompanyTbk 0 -0,375 -0,6 -0,5
20 BAT Indonesia Tbk 0,9724 0,0425 -0,5824 -1,3543 21 Gudang Garam Tbk -0,0695 0 -0,1189 -0,0272 22 HM Sampoerna Tbk -0,0320 0,75 -0,1563 0,4505 23 Argo Pantes Tbk -0,6041 -4,2575 -0,9728 -16,7321 24 Century Textile Industry Tbk -0,3861 0 -0,9994 44 25 Eratex Djaja Limited Tbk 0,2407 -0,3433 -11,886 -0,4656 26 Panasia Filament Inti Tbk -0,4 -1,44 -2,7172 0,4 27 Panasia Indosyntex Tbk -0,8254 -2,1818 -1,6044 -0,4364 28 Roda Vivatex Tbk -0,7111 -2,3077 -1,7353 0,72 29 Sunson Textile Manufacture Tbk -1,26 1,0769 -0,6296 -6,8 30 Teijin Ind Fiber Corporation Tbk -3,6950 -1,3895 1,6385 1,1729 31 Textile Manufacturing Company Jaya Tbk -0,2431 -0,3423 0,0578 0,0607 32 APAC Citra Centertex Tbk 0,0637 -0,5654 0,2398 -0,7407 33 Ever Shine Textile Industry Tbk 6,5 -0,9333 -16 -0,5333 34 Great River International Tbk 1 90,6923 -0,9845 -0,7297 35 Hanson Industry Utama Tbk -0,5047 -0,8571 -0,8 -1,3333 36 Indorama Syntetics Tbk -0,3932 -0,7151 0,2157 0,1290 37 Karwell Indonesia Tbk 1,6279 -0,9646 9,25 -1,0244 38 Kasogi International Tbk -0,3567 -0,8930 6,4694 -0,5792 39 Pan Brother Tex Tbk 0,2103 -0,1102 -0,9286 0,4667 40 Primarindo Asia Infrastructure Tbk -0,0561 1,4811 -0,5 -0,2397 41 Ricky Putra Globalindo Tbk 0,1935 -0,8851 -1,7647 2,3077
42 Sarasa Nugraha Tbk -0,125 -2,0714 1,476 -2,4260 43 Sepatu Bata Tbk 0,0023 -0,2380 -0,2570 -0,0242 44 Barito Pacific Timber Tbk 0,4727 -1,0881 -0,0737 -1,6705 45 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 1,4828 -1,8194 -1,8136 -0,75 46 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 0,1142 -0,5925 0,0882 -1,6276 47 Surya Dumai Industri Tbk -1,5117 0,2018 -1,4504 -1,3559 48 Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk -0,1905 0,0588 -0,5556 0,25 49 Fajar Surya Wisesa Tbk -2,3962 -0,0270 -0,6944 -0,9091 50 Indah Kiat Pulp And Paper Corporation Tbk -0,5464 4,2169 0,0208 -2,3710 51 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0,8506 -0,0638 1,1705 -7,1309 52 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk -0,2239 -1,0357 -3,1647 6,0924 53 Aneka Kimia Raya Tbk -3,4248 -0,9582 0,1310 -0,5290 54 Budi Acid Jaya Tbk -0,7867 -1,375 -0,3333 -0,5 55 Eterindo Wahanatama Tbk -0,2813 -0,911 0,1852 0,25 56 Lautan Luas Tbk 0,9091 -0,603 -0,6 5,7 57 Polysindo Eka Perkasa Tbk -1,0647 0,535 -2,3486 2,1565 58 Sorini Corporation Tbk -3,9028 -0,971 0,2690 0,0598 59 Unggul Indah Cahaya Tbk -0,3636 3,265 -0,2153 1,6037 60 Duta Pertiwi Nusantara Tbk -0,3768 -0,756 -1,4286 -6,6667 61 Ekadharma Tape Industry Tbk -0,0147 0,045 -0,3071 -0,7938 62 Intan Wijaya International Tbk -0,1162 -0,834 0,6207 0,3830 63 Kurnia Kapuas Utama Glue Industries Tbk -0,5778 -1,368 -0,2857 -0,6 64 Argha Karya Prima Industry Tbk -0,6195 -2,609 -0,2675 -0,9836 65 Asahimas Flat Glass Co Ltd Tbk -6,3889 0,636 -0,2101 0,2660 66 Berlina Co Ltd Tbk 0,5425 -0,175 -0,7258 0,9496 67 Dynaplast Tbk 0,1327 0,396 0,1484 -0,1517 68 Igarjaya Tbk -0,6 1,25 -0,1667 0,6667 69 Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk -0,8485 6,5 -0,4 0,2778 70 Siwani Makmur Tbk -0,6944 -0,6364 -27,417 -1,0726 71 Trias Sentosa Tbk -0,4933 -3,6842 -0,4020 -0,8361 72 Indocement Tunggal Perkasa Tbk -0,9518 -17,6471 -0,3569 -0,8242 73 Semen Cibinong Tbk -1,0253 -0,5658 -0,6515 -4,0435 74 Semen Gresik Tbk -0,0744 -0,3813 0,8973 0,3981 75 Alakasa Industrindo Tbk 0,0346 -1,5427 -0,9763 -0,6296 76 Alumindo Light Metal Indusrty Tbk 11,1111 -1,4312 1,5106 -1,9915 77 Citra Tubindo Tbk 3,5556 2,6341 0,2081 -0,0444 78 Indal Aluminium IndustryTbk -1,1429 -0,7778 -126,5 -1,0598 79 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk -0,6172 -1,2940 0,6242 -2,0824 80 Jaya Pari Steel Tbk -2,1186 0,6061 -0,2453 4,2125 81 Lion Mesh Prima Tbk -2,0989 0,54 0,0909 2,4107 82 Lion Metal Works Tbk -0,0466 0,0133 0,0351 0,9195 83 Pelangi Indah Canindo Tbk -0,9297 21,4444 -1,0198 1,25 84 Tembaga Mulia Semanan Tbk 1,7358 0,0862 -0,6225 -1,4873 85 Tira Austenite Tbk -1,4918 -0,475 -0,2381 2,9375 86 Kedaung Indah Can Tbk -0,496 -1,3651 3,1304 0,3895 87 Kedaung Setia Industrial; Tbk 0,2292 -0,8136 4,8182 0,1719 88 Intikeramik Alamasri Industry Tbk -11,1 -1,6436 -2,3538 -1,0455 89 Mulia Industrindo Tbk -0,5358 -1,6973 -1,5489 2,7829
90 Surya Toto Indonesia Tbk -1,2808 3,4551 -0,5396 -0,1844 91 Komatsu Indonesia Tbk -0,6142 -0,0476 0,1143 1,8654 92 GT Kabel Indonesia Tbk -0,2341 -2,6659 -1,0118 2,6667 93 Jembo Cable Company Tbk -1,0438 3,7143 -0,6667 -0,4545 94 Kabelindo Murni Tbk -0,9713 -0,2830 0,0789 -0,4390 95 Sumi Indo Kabel Tbk 2,25 -1,2885 1,1333 -1,75 96 Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk -0,9724 3,5152 -0,7517 -3,2162 97 Voksel Electric Tbk -2,0479 -1,5621 -1,9884 2,0471 98 Astra Graphia Tbk 0,5385 1,75 -0,7091 0,75 99 Metrodata Electronics Tbk -0,1311 -1,3585 -0,9658 -10,3231
100 Multi Polar Corporation Tbk 0,2353 -0,7976 -0,6471 1 101 Astra International Tbk -4,5053 3,1862 -0,2138 0,2181 102 Astra Otoparts Tbk 1,4014 0,0059 -0,2041 0,0659 103 Branta Mulia Tbk 2,2917 0,5443 -0,3279 -0,4268 104 Gajah Tunggal Tbk -0,5979 -4,2564 -0,7835 -0,4509 105 Goodyear Indonesia Tbk -0,6850 0,2972 0,0809 0,5212 106 GT Petrochem Industries Tbk -0,6177 -3,2882 -0,6103 -0,4337 107 Hexindo Adi Perkasa Tbk 0,4033 -0,5495 0,0905 1,1502 108 Indomobil Sukses International Tbk -0,8257 -19,3774 -0,9353 -1,9048 109 Indospring Tbk -1,4643 3,8757 -0,8556 -5,2605 110 Intranco Penta Tbk 1,75 0,0227 -0,7222 0,24 111 Multi Prima Sejahtera Tbk -0,2622 -1,2011 -1,1481 4,4286 112 Nipress Tbk -0,6962 -3,4783 -0,7018 -2,2101 113 Prime Alloy Steel Universal Tbk -0,7593 22,1538 -0,6645 0,0099 114 Selamat Sempurna Tbk -0,0749 -0,8524 0,1935 0,1892 115 Tunas Ridean Tbk -0,1618 -0,0702 0,0943 0,8793 116 United Tractors Tbk 37,5 0,2597 0,1237 0,7706 117 Inter Delta Tbk -1,1365 -5,4894 -2,7251 -0,9936 118 Modern Photo Film Company Tbk -1,0282 13,3333 -0,8372 -16,0714 119 Perdana Bangun Pusaka Tbk -1,0377 -41,5 -0,8395 1,8462 120 Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk -1,3735 0,3916 13,9511 0,4283 121 Dankos Laboratories Tbk 0,2941 0,5758 0,3558 -0,2340 122 Darya-Varia Laboratoria Tbk -0,8966 -38,6667 -0,2301 0,0230 123 Kalbe Farma Tbk -2,1429 7,25 -0,3939 0,15 124 Merck Indonesia Tbk 0,1425 -0,3364 0,3513 0,1315 125 Schering Plough Indonesia Tbk 1,1826 -0,8913 -3,2852 -1,1383 126 Tempo Scan Pasific Tbk -0,0893 -0,0014 0,0199 0,0056 127 Mandom Indonesia Tbk -0,1176 0,24 0,0645 0,3359 128 Mustika Ratu Tbk 0,1565 -0,8588 -0,4792 0,24
129 Unilever Indonesia Tbk 0,0901 0,1033 -0,8674 0,1294
Lampiran 4 Data dividen payout ratio
Tahun No. Nama Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1 Ades Alfindo Putrasetia Tbk -1 0 -1 0 2 Aqua Golden Mississippi Tbk 0,0012 -0,0006 -0,0275 0,0180 3 Cahaya Kalbar Tbk 0 0 0 -1 4 Davomas Abadi Tbk 0 0 0 0 5 Delta Djakarta Tbk 0,0279 -0,0049 0,0413 -0,0269 6 Fast Food Indonesia Tbk 0,0090 0 0,0380 0,1382 7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,2023 0,0675 0,3381 0,0262 8 Mayora Indah Tbk 0 -1 0 0 9 Multi Bintang Indonesia Tbk 3,4970 -0,0713 0,0173 -0,0615
10 Pioneerindo Gourment International Tbk 0 0 0 0 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk 0 0 0 0 12 Sari Husada Tbk 0 0 -1 0 13 Sekar Laut Tbk 0 0 0 0 14 Siantar Top Tbk 0 0 0 0 15 Siread Produce Tbk 0 0 0 0 16 Sinar Mas Agro Resources (SMART) Tbk 0 0 0 0 17 Suba Indah Tbk 0 0 0 0 18 Tiga Pilar Sejahtera Tbk 0 0 0 0
19 Ultra Jaya Milk Industry and Trading CompanyTbk 0 0 -1 0
20 BAT Indonesia Tbk 0,1580 -0,7600 -1 0 21 Gudang Garam Tbk -0,3553 0,0004 0,1349 0,7120 22 HM Sampoerna Tbk -0,9265 0,1426 1,8514 0,5766 23 Argo Pantes Tbk 0 0 0 0 24 Century Textile Industry Tbk 0 0 0 0 25 Eratex Djaja Limited Tbk -0,5142 0,0219 -1 0 26 Panasia Filament Inti Tbk 0 0 0 0 27 Panasia Indosyntex Tbk 0 0 0 0 28 Roda Vivatex Tbk -1 0 0 0 29 Sunson Textile Manufacture Tbk 0 -1 0 0 30 Teijin Ind Fiber Corporation Tbk 0 0 0 0 31 Textile Manufacturing Company Jaya Tbk 0 0 0 0 32 APAC Citra Centertex Tbk 0 0 0 0 33 Ever Shine Textile Industry Tbk 0 19,1627 -1 0 34 Great River International Tbk 0 0 0 0 35 Hanson Industry Utama Tbk 0 0 0 0 36 Indorama Syntetics Tbk 0 0 0 0 37 Karwell Indonesia Tbk 0 0 0 0 38 Kasogi International Tbk 0 0 0 0 39 Pan Brother Tex Tbk 0,1822 -0,6635 3,6190 -1 40 Primarindo Asia Infrastructure Tbk 0 0 0 0 41 Ricky Putra Globalindo Tbk 0 0 0 0
42 Sarasa Nugraha Tbk 0 0 0 0 43 Sepatu Bata Tbk -0,5785 0,0062 -0,2976 -1 44 Barito Pacific Timber Tbk 0 0 0 0 45 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 0 0 0 0 46 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 0 0 0 0 47 Surya Dumai Industri Tbk 0 0 0 0 48 Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk 0,2254 -0,2708 -1 0 49 Fajar Surya Wisesa Tbk 0 0 0 0 50 Indah Kiat Pulp And Paper Corporation Tbk 0 0 0 0 51 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0 0 0 0 52 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk 0 0 0 0 53 Aneka Kimia Raya Tbk 0 0 0 0,6981 54 Budi Acid Jaya Tbk 0 0 0 0 55 Eterindo Wahanatama Tbk 0 0 0 0 56 Lautan Luas Tbk 0,1763 -0,1879 0,0175 0,2520 57 Polysindo Eka Perkasa Tbk 0 0 0 0 58 Sorini Corporation Tbk 0 0 0 0,5 59 Unggul Indah Cahaya Tbk 0 1,1963 -0,7665 -1 60 Duta Pertiwi Nusantara Tbk -0,1941 0,6282 -1 0 61 Ekadharma Tape Industry Tbk 0,2239 -0,2028 -0,8082 3,8553 62 Intan Wijaya International Tbk 0,1337 0,1903 0,2384 -0,0919 63 Kurnia Kapuas Utama Glue Industries Tbk 0 0 0 0 64 Argha Karya Prima Industry Tbk 0 0 0 0 65 Asahimas Flat Glass Co Ltd Tbk 0 -0,0278 0,4463 -0,0127 66 Berlina Co Ltd Tbk -1 0 0 0 67 Dynaplast Tbk 0 -0,1430 -1 0 68 Igarjaya Tbk -0,3351 -1 0 0 69 Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk 0 0 0 0 70 Siwani Makmur Tbk 0 -1 0 0 71 Trias Sentosa Tbk 0 0 0 1,9340 72 Indocement Tunggal Perkasa Tbk 0 0 0 0 73 Semen Cibinong Tbk 0 0 0 0 74 Semen Gresik Tbk -1 0 0 0 75 Alakasa Industrindo Tbk 0 0 0 0 76 Alumindo Light Metal Indusrty Tbk 0 0 0 0 77 Citra Tubindo Tbk 0 -1,0000 -1 0 78 Indal Aluminium IndustryTbk 0 0,0000 0 0 79 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk 0 0,0000 0 0 80 Jaya Pari Steel Tbk 0 0,0000 0 0 81 Lion Mesh Prima Tbk 0 0 -0,0814 -0,5322 82 Lion Metal Works Tbk -0,6660 0,1522 0,2453 -0,4217 83 Pelangi Indah Canindo Tbk -1 0 0 0 84 Tembaga Mulia Semanan Tbk -0,5430 -0,0792 1,6456 -3,0520 85 Tira Austenite Tbk 0 0 0 0 86 Kedaung Indah Can Tbk -1 0 0 -1 87 Kedaung Setia Industrial; Tbk 0 0 0 0 88 Intikeramik Alamasri Industry Tbk 0 0 0 0 89 Mulia Industrindo Tbk 0 0 0 0
90 Surya Toto Indonesia Tbk 0 0 1,2143 0,2258 91 Komatsu Indonesia Tbk -0,0018 -1 0 0 92 GT Kabel Indonesia Tbk 0 0 0 0 93 Jembo Cable Company Tbk 0 0 0 0 94 Kabelindo Murni Tbk 0 0 0 0 95 Sumi Indo Kabel Tbk 0 0 0 0 96 Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk -0,3237 -0,2072 1,8305 -1 97 Voksel Electric Tbk 12,6567 -1 0 0 98 Astra Graphia Tbk 0 0 2,75 1,9333 99 Metrodata Electronics Tbk -0,1566 -1 0 0
100 Multi Polar Corporation Tbk 0 0 0 0 101 Astra International Tbk 0 0 0 0,3028 102 Astra Otoparts Tbk 0 0,3158 -0,28 0,1667 103 Branta Mulia Tbk 0 0 0 0 104 Gajah Tunggal Tbk 0 0 0 0 105 Goodyear Indonesia Tbk 2,8111 -0,0357 -0,0751 0,0259 106 GT Petrochem Industries Tbk 0 0 0 0 107 Hexindo Adi Perkasa Tbk 2,1818 -0,0286 -1 0 108 Indomobil Sukses International Tbk 0 0 0 0 109 Indospring Tbk 0 0 -1 0 110 Intranco Penta Tbk -0,6953 -1 0 0 111 Multi Prima Sejahtera Tbk 0 0 0 0 112 Nipress Tbk 0 0 0 0 113 Prime Alloy Steel Universal Tbk 0 0 0 -1 114 Selamat Sempurna Tbk 0,7057 10,3209 -0,8041 -1 115 Tunas Ridean Tbk -0,7610 0,5714 -0,3202 0,1948 116 United Tractors Tbk 0 0 0 0 117 Inter Delta Tbk 0 0 0 0 118 Modern Photo Film Company Tbk 0 0 0 0 119 Perdana Bangun Pusaka Tbk 0 0 0 0 120 Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk 0 0 -1 0 121 Dankos Laboratories Tbk -0,2283 -0,3665 -0,6291 -0,3502 122 Darya-Varia Laboratoria Tbk 0 0 0 0 123 Kalbe Farma Tbk 0 0 0 0 124 Merck Indonesia Tbk 0 -0,9981 1032,333 -0,1163 125 Schering Plough Indonesia Tbk 0 0 0 0 126 Tempo Scan Pasific Tbk 1,9263 0,0019 -0,7918 -1 127 Mandom Indonesia Tbk -1 0 0,0335 -0,0913 128 Mustika Ratu Tbk 0,4643 0,0080 -1 0
129 Unilever Indonesia Tbk -0,5349 0,2953 0,2069 -0,1168
Lampiran 5 Data return on assets
Tahun No. Nama Perusahaan 2001 2002 2003 2004
1 Ades Alfindo Putrasetia Tbk -1,1088 -1,7227 -0,4874 -79,7104 2 Aqua Golden Mississippi Tbk -0,1711 0,3176 -0,0187 0,1299 3 Cahaya Kalbar Tbk -0,4377 -3,0443 -0,6656 -8,3981 4 Davomas Abadi Tbk -1,0323 2,4875 2,6882 -0,3907 5 Delta Djakarta Tbk 0,4449 -0,0521 -0,2141 -0,1127 6 Fast Food Indonesia Tbk -0,1194 0,2508 -0,1609 -0,1408 7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,1165 -0,0852 -0,2510 -0,3883 8 Mayora Indah Tbk -2,3202 2,8170 -0,2653 0,0091 9 Multi Bintang Indonesia Tbk 0,0176 -0,1860 0,0436 -0,1729
10 Pioneerindo Gourment International Tbk -22,2466 -0,4629 -1,8920 2,3230 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk -0,4915 1,1530 -5,2084 -0,9989 12 Sari Husada Tbk 0,1656 -0,3285 0,0385 -0,2424 13 Sekar Laut Tbk -0,3619 -1,5749 -0,7246 -4,9428 14 Siantar Top Tbk -0,4697 0,1670 -0,0404 -0,0146 15 Siread Produce Tbk -0,2113 -0,7172 0,2906 0,4743 16 Sinar Mas Agro Resources (SMART) Tbk 0,0968 -1,5114 -0,7563 -2,4167 17 Suba Indah Tbk -1,8182 -5,6481 3,8446 0,0691 18 Tiga Pilar Sejahtera Tbk -0,5358 -1,6018 -1,1309 -1,0070
19 Ultra Jaya Milk Industry and Trading CompanyTbk -0,2600 -0,4058 -0,6398 -0,4925
20 BAT Indonesia Tbk 1,1952 0,0934 -0,5516 -1,3298 21 Gudang Garam Tbk -0,2499 -0,1295 -0,2154 -0,1802 22 HM Sampoerna Tbk -0,1514 0,6868 -0,1892 0,2486 23 Argo Pantes Tbk -0,6145 -4,8997 -0,9710 -19,9429 24 Century Textile Industry Tbk -0,4732 0,0000 -0,9986 3,0000 25 Eratex Djaja Limited Tbk 0,3883 -0,2867 -16,9020 -0,4797 26 Panasia Filament Inti Tbk -0,3806 -1,5196 -2,8616 0,4139 27 Panasia Indosyntex Tbk -0,8196 -3,8324 -1,3097 -0,0510 28 Roda Vivatex Tbk -0,7000 -2,3246 -1,7152 0,6620 29 Sunson Textile Manufacture Tbk -1,2586 1,0515 -0,6631 -6,5957 30 Teijin Ind Fiber Corporation Tbk -1,2673 -4,8519 0,6442 0,8099 31 Textile Manufacturing Company Jaya Tbk -0,2220 -0,2912 0,9391 0,3580 32 APAC Citra Centertex Tbk 0,1294 -0,5662 0,0949 -0,1639 33 Ever Shine Textile Industry Tbk 6,9608 -0,9458 -24,5000 -0,4739 34 Great River International Tbk 0,7419 172,5926 -0,9859 -0,5455 35 Hanson Industry Utama Tbk -0,4551 -0,2218 -0,7782 -1,1483 36 Indorama Syntetics Tbk -0,4080 0,0000 0,0000 0,0000 37 Karwell Indonesia Tbk 2,7937 -0,9683 12,2857 -1,0161 38 Kasogi International Tbk -0,2264 -0,8634 11,1773 -0,6684 39 Pan Brother Tex Tbk -0,1182 0,0044 -0,5480 0,3031 40 Primarindo Asia Infrastructure Tbk 0,0625 3,5931 -0,4096 -0,2185 41 Ricky Putra Globalindo Tbk 0,3820 -0,8745 -1,7486 5,7007
42 Sarasa Nugraha Tbk -0,1672 -2,2254 1,9578 1,2056 43 Sepatu Bata Tbk -0,0656 -0,1914 -0,3280 -0,1364 44 Barito Pacific Timber Tbk 0,5114 -1,1556 0,9222 -1,6691 45 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 1,7656 -1,7672 -1,8196 -0,7560 46 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 0,2770 -0,5461 0,2143 -2,1640 47 Surya Dumai Industri Tbk -1,5358 0,3273 -1,8396 -1,4045 48 Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk -0,3203 -0,1859 -0,5315 0,0420 49 Fajar Surya Wisesa Tbk -2,5718 0,0093 -0,6810 -0,9135 50 Indah Kiat Pulp And Paper Corporation Tbk -0,5323 0,4755 0,0936 -2,3878 51 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0,8510 -0,0429 -0,3587 -7,1189 52 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk -0,1734 -1,0388 -3,2970 6,4310 53 Aneka Kimia Raya Tbk -5,0625 -0,9577 -0,5537 0,3043 54 Budi Acid Jaya Tbk -0,7885 -1,3787 -0,3125 -0,3864 55 Eterindo Wahanatama Tbk -0,3721 -0,9001 6,8556 -2,1089 56 Lautan Luas Tbk 0,7305 -0,6636 -0,7130 4,8710 57 Polysindo Eka Perkasa Tbk -1,0679 0,7301 -2,1064 2,6138 58 Sorini Corporation Tbk -5,1518 -0,9689 0,3427 0,0562 59 Unggul Indah Cahaya Tbk -0,3575 0,0432 -0,3609 1,1619 60 Duta Pertiwi Nusantara Tbk -0,3528 -0,7427 -1,3981 -6,1190 61 Ekadharma Tape Industry Tbk -0,0412 0,0699 -0,3333 -0,0070 62 Intan Wijaya International Tbk 0,0318 -0,7786 0,5662 0,3890 63 Kurnia Kapuas Utama Glue Industries Tbk -0,6102 -1,3929 -0,1818 -0,6296 64 Argha Karya Prima Industry Tbk -0,6219 -2,8451 0,6405 -0,9846 65 Asahimas Flat Glass Co Ltd Tbk -6,5180 0,9557 -0,2680 0,2040 66 Berlina Co Ltd Tbk 0,1954 -0,3263 -0,7322 0,2751 67 Dynaplast Tbk -0,0561 0,2899 -0,1978 -0,3319 68 Igarjaya Tbk -0,6511 1,4268 -0,1245 0,3387 69 Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk -0,8038 8,9474 -0,3946 0,2447 70 Siwani Makmur Tbk -0,6364 -0,6581 -42,2932 -1,0672 71 Trias Sentosa Tbk -2,9468 -0,2543 -0,3071 -0,8483 72 Indocement Tunggal Perkasa Tbk -0,9297 -18,1698 -0,2736 -0,8200 73 Semen Cibinong Tbk -1,1914 -0,6658 -0,6498 -4,1096 74 Semen Gresik Tbk -0,2079 -0,2099 0,9860 0,3803 75 Alakasa Industrindo Tbk 0,5248 -8,6918 -0,9836 -0,7202 76 Alumindo Light Metal Indusrty Tbk 10,0345 -13,9656 -0,9130 0,0748 77 Citra Tubindo Tbk 3,5918 -0,1600 0,1587 -0,0320 78 Indal Aluminium IndustryTbk -1,1509 -0,7451 -97,3077 -1,0455 79 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk -0,6903 -1,2092 1,3227 -2,3202 80 Jaya Pari Steel Tbk -1,8021 0,1767 -0,2618 1,7704 81 Lion Mesh Prima Tbk -2,0609 0,7377 0,1132 1,7288 82 Lion Metal Works Tbk 0,0000 -0,0640 -0,0729 0,5782 83 Pelangi Indah Canindo Tbk -0,9183 21,3556 -1,0855 1,2791 84 Tembaga Mulia Semanan Tbk 1,2518 0,1821 -0,6135 -1,3846 85 Tira Austenite Tbk -1,4657 -0,7147 -0,4663 5,5895 86 Kedaung Indah Can Tbk -0,5098 -1,3865 3,7484 0,4524 87 Kedaung Setia Industrial; Tbk 0,2493 -0,8167 5,5190 0,1631 88 Intikeramik Alamasri Industry Tbk -12,2424 -1,9704 -2,4778 -1,0432 89 Mulia Industrindo Tbk -0,5526 -1,7434 -1,5653 2,5572
90 Surya Toto Indonesia Tbk -1,2209 3,2483 -0,5428 -0,3608 91 Komatsu Indonesia Tbk -0,6351 -0,1193 0,0161 1,1186 92 GT Kabel Indonesia Tbk -0,1371 -4,5412 -1,0715 3,0567 93 Jembo Cable Company Tbk -1,0298 3,7941 -0,6319 -0,4833 94 Kabelindo Murni Tbk -0,3337 -0,2830 0,1528 -0,5097 95 Sumi Indo Kabel Tbk 2,2400 -1,2716 1,3818 -1,6298 96 Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk -0,9758 4,0142 -0,8077 -3,0332 97 Voksel Electric Tbk -2,1501 -1,6364 -2,1099 1,9934 98 Astra Graphia Tbk 0,6061 2,1195 -0,6935 1,1513 99 Metrodata Electronics Tbk 0,9355 -1,4232 -0,9654 -7,9310
100 Multi Polar Corporation Tbk 0,1418 -0,8132 -0,5978 -0,3472 101 Astra International Tbk -4,5730 3,3679 0,1613 -0,1438 102 Astra Otoparts Tbk 1,4020 -0,0284 -0,2491 -0,1318 103 Branta Mulia Tbk 2,4779 0,6997 -0,2829 -0,4823 104 Gajah Tunggal Tbk -0,6037 -4,7610 -0,7667 0,0531 105 Goodyear Indonesia Tbk -0,6718 0,3123 0,0608 0,3532 106 GT Petrochem Industries Tbk -0,5973 -3,5667 -0,5852 -0,2254 107 Hexindo Adi Perkasa Tbk -0,0091 -0,1963 0,1918 0,9766 108 Indomobil Sukses International Tbk -0,8543 -34,7280 -0,9473 -1,7477 109 Indospring Tbk -1,4057 3,7982 -0,8510 -4,3190 110 Intranco Penta Tbk 0,9722 0,0986 -0,7137 0,0448 111 Multi Prima Sejahtera Tbk -0,4220 -1,7882 -1,0297 4,1875 112 Nipress Tbk -0,7295 -3,5904 -0,8169 -2,0935 113 Prime Alloy Steel Universal Tbk -0,8224 38,7368 -0,5709 -0,1543 114 Selamat Sempurna Tbk -0,1346 -0,2853 0,0987 0,1638 115 Tunas Ridean Tbk -0,3988 -0,0715 -0,1752 0,2839 116 United Tractors Tbk 32,4545 0,3750 0,1186 1,8693 117 Inter Delta Tbk -1,1818 -7,2855 -3,0004 -0,9936 118 Modern Photo Film Company Tbk -1,0278 13,1250 -0,8363 -16,3243 119 Perdana Bangun Pusaka Tbk -1,0328 -49,9000 -0,8384 1,6519 120 Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk -2,2856 0,1579 0,1417 0,2395 121 Dankos Laboratories Tbk 0,0984 0,3584 0,0773 0,2100 122 Darya-Varia Laboratoria Tbk -0,8891 -41,9792 -0,3411 -0,1088 123 Kalbe Farma Tbk -2,0807 6,6092 -0,0038 -0,0644 124 Merck Indonesia Tbk -0,0896 -0,3733 0,1625 0,1307 125 Schering Plough Indonesia Tbk 0,7979 -0,8895 -3,3684 -1,1407 126 Tempo Scan Pasific Tbk -0,2177 -0,0861 -0,0460 -0,0879 127 Mandom Indonesia Tbk -0,1767 0,2468 -0,0221 0,0940 128 Mustika Ratu Tbk 0,0912 -0,4315 -0,4365 0,1316
129 Unilever Indonesia Tbk -0,0831 -0,0435 0,1997 0,0558
Lampiran 6 Regression
Variables Entered/Removedb
roa, dpr,Tkbg, eps
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: hrgshmb.
Model Summaryb
,256a ,066 ,058 ,5859809Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), roa, dpr, Tkbg, epsa.
Dependent Variable: hrgshmb.
ANOVAb
12,308 4 3,077 8,961 ,000a
175,464 511 ,343187,772 515
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), roa, dpr, Tkbg, epsa.
Dependent Variable: hrgshmb.
Coefficientsa
-,098 ,031 -3,147 ,002-,803 ,136 -,253 -5,881 ,000,004 ,006 ,056 ,665 ,506
-9.4E-005 ,001 -,007 -,165 ,869-,003 ,005 -,048 -,567 ,571
(Constant)Tkbgepsdprroa
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: hrgshma.
Residuals Statisticsa
-,364485 ,369522 ,003185 ,1545914 516-1.01627 7,0381489 ,0000000 ,5837008 516
-2,378 2,370 ,000 1,000 516-1,734 12,011 ,000 ,996 516
Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: hrgshma.