faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas bidang audit

20
1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit Internal Perusahaan: Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Internasional Sari Haerunnisa Salim Siagian Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal di bidang Internal Audit PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan bagaimana persepsi auditan terhadap bidang tersebut. Faktor-faktor yang diteliti adalah Perencanaan, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Komunikasi dan Penerimaan, Independensi, Peraturan dan Prosedur, Dukungan Dari Manajemen Puncak, serta Laporan Terhadap Manajemen Puncak. Dalam meneliti faktor-faktor tersebut, digunakan metode deskriptif komparatif. Dalam meneliti persepsi auditan, digunakan metode deskriptif statistik hasil kuesioner dengan sampel sebanyak 30 auditan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas tersebut telah sesuai dengan karakteristik yang ada dari beberapa sumber literatur dan auditan berpersepsi baik terhadap kinerja dari bidang Audit Internal perusahaan. Kata Kunci: audit internal, efektivitas, kinerja, persepsi Pendahuluan Sebuah perusahaan memerlukan departemen khusus yang dapat menjadi kaki tangan manajer puncak dalam meninjau ulang dan menilai jalannya operasi perusahaan. Inilah salah satu alasan mengapa fungsi audit internal dibentuk dalam suatu perusahaan. Hal tersebut diperkuat oleh Sawyer (2005) yang menyatakan bahwa perkembangan dunia yang semakin kompleks dan tempat beroperasi perusahaan yang tidak hanya di satu tempat, membuat pimpinan organisasi sulit mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggungannya. Oleh sebab itu, pimpinan organisasi membutuhkan bantuan dari mitra yang dapat mereka percaya dan andalkan sepenuhnya. Dan mitra yang dapat diandalkan tersebut adalah auditor internal yang berorientasi manajemen. Pada perkembangannya, fungsi dari audit internalpun banyak mengalami perluasan. Awalnya, fungsi ini hanya bekerja pada fungsi pendeteksian (detective function) Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

1    

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit Internal Perusahaan: Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Internasional

Sari Haerunnisa

Salim Siagian

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal di bidang Internal Audit PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan bagaimana persepsi auditan terhadap bidang tersebut. Faktor-faktor yang diteliti adalah Perencanaan, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Komunikasi dan Penerimaan, Independensi, Peraturan dan Prosedur, Dukungan Dari Manajemen Puncak, serta Laporan Terhadap Manajemen Puncak. Dalam meneliti faktor-faktor tersebut, digunakan metode deskriptif komparatif. Dalam meneliti persepsi auditan, digunakan metode deskriptif statistik hasil kuesioner dengan sampel sebanyak 30 auditan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas tersebut telah sesuai dengan karakteristik yang ada dari beberapa sumber literatur dan auditan berpersepsi baik terhadap kinerja dari bidang Audit Internal perusahaan. Kata Kunci: audit internal, efektivitas, kinerja, persepsi

Pendahuluan

Sebuah perusahaan memerlukan departemen khusus yang dapat menjadi kaki tangan

manajer puncak dalam meninjau ulang dan menilai jalannya operasi perusahaan. Inilah

salah satu alasan mengapa fungsi audit internal dibentuk dalam suatu perusahaan. Hal

tersebut diperkuat oleh Sawyer (2005) yang menyatakan bahwa perkembangan dunia

yang semakin kompleks dan tempat beroperasi perusahaan yang tidak hanya di satu

tempat, membuat pimpinan organisasi sulit mengawasi semua kegiatan yang menjadi

tanggungannya. Oleh sebab itu, pimpinan organisasi membutuhkan bantuan dari mitra

yang dapat mereka percaya dan andalkan sepenuhnya. Dan mitra yang dapat diandalkan

tersebut adalah auditor internal yang berorientasi manajemen.

Pada perkembangannya, fungsi dari audit internalpun banyak mengalami perluasan.

Awalnya, fungsi ini hanya bekerja pada fungsi pendeteksian (detective function)

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 2: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

2    

kemungkinan kecurangan dan verifikasi perhitungan dalam laporan keuangan. Pada

perkembangan berikutnya, fungsi ini dituntut lebih untuk dapat memberikan

pencegahan dan perlindungan (protective function) terhadap kemungkinan kecurangan

maupun kesalahan dalam laporan keuangan. Selanjutnya, fungsi ini semakin meluas

pada perbaikan (constructive function), yaitu pemberian pelayanan bagi manajemen

secara keseluruhan (Moeller, 2005).

Dalam lingkungan bisinis yang berubah secara radikal, fungsi dari audit internal

menjadi sebuah fungsi pendukung utama bagi manajemen, komite audit, auditor

eksternal, direksi, dan stakeholders utama dari perusahaan. Siapa yang tidak dapat

mengoperasikan perusahaannya dengan efektif, maka ia yang akan tertinggal. Kondisi

ini memberi peluang besar bagi audit internal dalam pelayanannya pada perusahaan

yang diharapkan turut memperbaiki kinerja manajemennya.

PT Telekomunikasi Indonesia Internasional, atau yang lebih akrab disebut Telin,

adalah salah satu anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Telin

fokus pada penyediaan jasa telekomunikasi internasional dan investasi stratejik dalam

industri telekomunikasi internasional. Telin adalah kaki tangan Telkom dalam

mengelola dan mengembangkan jaringan bisnisnya di luar negeri.

Sebagai salah satu anak perusahaan dari perusahaan ternama, Telin beroperasi

dengan terakselerasi karena banyak mendapat panduan langsung dari Telkom. Salah

satu akselerasi dalam ranah manajemennya adalah dalam bidang audit internal yang

merupakan salah satu indikator perhatiannya sebuah perusahaan pada control,

governance, dan risk management. Namun, dengan usianya yang masih tergolong

muda, penerapan hal-hal tersebut tentu memerlukan banyak evaluasi dan penyesuaian.

Karena pentingnya peran audit internal dan keefektifan dari kinerjanya, maka

penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan faktor-faktor yang

memperngaruhi efektivitas divisi audit internal yang ada dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelititan ini

adalah:

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas bidang Audit Internal suatu

perusahaan? Dan bagaimana penerapannya dalam bidang Audit Internal pada PT

Telekomunikasi Indonesia Internasional ?

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 3: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

3    

2. Bagaimana persepsi auditan terhadap efektivitas bidang Audit Internal PT

Telekomunikasi Indonesia Internasional?

Tinjauan Teoritis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal

Menurut International Standards For The Professional Practice of Internal Auditing

(2012 : 9-11), CAE harus mengelola aktivitas audit internal untuk memastikan bidang

ini memberi nilai tambah pada perusahaan. Terdapat tujuh faktor yang memperngaruhi

efektivitas kinerja internal audit menurut standar ini, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

2. Komunikasi dan penerimaan (Communication and approval)

3. Pengelolaan sumber daya (Resource management)

4. Kebijakan dan prosedur (Policies and procedures)

5. Koordinasi (Coordination)

6. Laporan pada manajemen senior dan dewan pengawas (Reporting to senior

management and the board)

7. Tanggung jawab penyedia jasa eksternal dan organisasi pada audit internal (External

service provider and organizational responsibility for internal auditing)

Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2004: 226), terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan perusahaan agar dapat memiliki bagian internal audit yang efektif, yaitu:

1. Memiliki kedudukan yang independen

2. Memiliki job description

3. Memiliki manual internal audit

4. Adanya dukungan yang kuat dari manajemen puncak

5. Memiliki tenaga auditor yang profesional, bersikap objektif serta memiliki

intergritas serta loyalitas yang tinggi

6. Dapat bekerja sama dengan pihak eksternal

Perencanaan

Menurut Robert T. (2005), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan rencana audit, yaitu:

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 4: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

4    

1. Mempertimbangkan peran dan tanggung jawab auditor serta kebutuhan untuk

mengintergrasikan faktor risiko ke dalam setiap audit mulai dari yang memiliki nilai

risiko bisnis lebih tinggi.

2. Faktor sumber daya pelaksanaan audit yang terbatas (tenaga, waktu dan dana)

menyebabkan bidang audit internal tidak mungkin untuk melakukan audit dengan

coverage 100%. Keterbatasan ini tercermin dari pemakaian risk assessment guna

menetapkan skala prioritas audit.

3. Kriteria dalam risk assessment yang digunakan untuk menetapkan ranking dari audit

universe, memberi penekanan akan pentingnya pemahaman mengenai sistem

pengendalian internal dari auditan yang sebenarnya, yang mungkin berbeda dari

yang lain.

4. Apabila pada konsep lama seorang atau beberapa auditor mendapat tugas audit

untuk satu subjek tertentu, maka dengan konsep baru ini seseorang atau lebih

auditor akan mendapatkan beberapa tugas audit untuk satu saat tertentu.

5. Adanya inherent risk dan keterbatasan metode atau sistem penetapan prioritas audit,

mengharuskan audit internal untuk secara berkala mengkaji semua faktor risiko serta

proses scoring yang ada dalam rangka menyempurnakan rencana audit.

Sumber Daya Manusia

Sukrisno Agoes (2004 : 229) meyebutkan bahwa setiap pemeriksa dapat dikatakan

berkemampuan tinggi dengan syarat sebagai berikut:

• Walaupun tidak mutlak harus seorang registered accountant, minimal ia adalah

seorang sarjana muda akuntansi atau yang mempunyai latar belakang pendidikan

akuntansi.

• Harus menguasai, minimal mengerti mengenai komputer dan software-nya.

• Harus menguasai teori dan aplikasi statistik dan memiliki dasar matematika yang

kuat.

• Sebaiknya berpengalaman di kantor akuntan publik, minimal pernah mempelajari

auditing.

• Menguasai peraturan perpajakan, peraturan pemerintah, dan peraturan-peraturan lain

mengenai hal-hal yang menyangkut bisnis perusahaan yang bersangkutan.

• Harus bermoral tinggi, objektif, berjiwa matang, sanggup bekerja keras.

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 5: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

5    

Auditor juga harus memiliki keterampilan untuk berkomunikasi dan berhubungan

dengan orang lain. Keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan yang harus

dimiliki oleh setiap auditor, karena dalam melaksanakan tugasnya auditor akan banyak

berhubungan dengan orang.

Komunikasi dan Penerimaan

Komunikasi selama pelaksanaan audit terjadi antara (BPKP, 2007) :

1. Auditor dengan rekan-rekan internal timnya.

2. Auditor dengan pihak auditan

3. Instansi auditor dengan pihak-pihak luar.

Independensi

Menurut Sukrisno Agoes (2004 : 227), sebuah bidang audit internal dapat dikatakan

independen tergantung pada kedua syarat berikut ini:

1. Kedudukan bidang internal audit tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya

kepada siapa bidang ini bertanggung jawab.

2. Keterlibatan bidang internal audit dalam kegiatan operasional perusahaan.

Peraturan dan Prosedur

Menurut Sukrisno Agoes (2004 : 227) IAM merupakan petunjuk tertulis bagi staf

internal audit untuk:

• Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas

• Menentukan standar yang berguna untuk mengukur dan meningkatkan kinerja.

• Memberi keyakinan bahwa hasil akhir bidang audit internal sesuai dengan

kebutuhan dari kepala internal audit.

Dukungan Kuat dari Manajemen Puncak

Dukungan dari manajemen puncak dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk

(Sukrisno Agoes, 2004 : 228):

• Penempatan audit internal dalam posisi yang independen. Dengan posisi yang

independen, maka auditor internal dapat melaksanakan tugasnya tanpa mendapatkan

tekanan baik dari para karyawan maupun dari manajemen puncak.

• Penempatan staf audit yang superior dengan rata-rata gaji dan insentif yang

menarik.

• Penyediaan waktu yang cukup dari manajemen puncak untuk mendengarkan,

membaca dan mempelajari laporan-laporan yang dibuat bidang audit internal. Selain

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 6: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

6    

itu, manajemen puncak memberi respon yang cepat dan tegas terhadap saran-saran

perbaikan yang dilakukan bidang audit internal.

• Adanya company policy yang dikeluarkan manajemen puncak dan ditujukan ke

seluruh bagian dalam organisasi perusahaan mengenai kewajiban mereka dalam

rangka menunjang tugas bagian audit internal.

Laporan Pada Manajemen Puncak

Semua laporan internal audit harus memenuhi empat tujuan dan komponen dasar

(Moeller, 2009: 366), yaitu:

1. Tujuan, waktu, dan jangkauan dari review yang dilakukan.

2. Deskripsi dari temuan audit.

3. Saran untuk koreksi

4. Dokumentasi dari perencanaan dan klarifikasi dari sudut pandang auditan.

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif komparatif, yaitu dengan

membandingkan teori yang penulis dapat dari berbagai literatur dan data-data yang ada

dalam perusahaan. Selian itu, untuk menunjang analisis deskriptif komparatif tersebut,

penulis juga menggunakan metodologi deskriptif kuantitatif dengan menganalisis hasil

kuesioner yang disebarkan kepada target penelitian. Penelitian ini menggunakan

pendekatan studi kasus (case study) yaitu penelitian yang memusatkan penelitiannya

pada suatu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.

Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik dokumentasi

Dokumentasi dilakukan melalui penghipunan data-data sekunder untuk

mendapatkan data yang mendukung penelitian ini. Teknik dokumentasi ini

dilakukan dengan mengambil data internal perusahaan melalui akses dari personel

bidang Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia International.

2. Teknik wawancara

Wawancara ini dilakukan pada bulan Oktober 2012-April 2013. Wawancara

dilakukan melalui tanya jawab langsung secara lisan dengan semua personel bidang

Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia International. Wawancara pertama

bersama ketiga personel bidang ini, yaitu Bapak Suratman, Bapak Agus Tri, dan

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 7: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

7    

Bapak Agus Purwanto. Wawancara selanjutnya dilakukan secara personal pada

tiap-tiap personel untuk mengetahui persepsi dari masing-masing tentang faktor-

faktor yang penulis angkat.

3. Teknik Observasi

Teknik observasi ini dilakukan setiap kali penulis datang ke kantor PT

Telekomunikasi Indonesia International. Penulis mengamati lingkungan kerja dari

bidang Audit Internal untuk dapat menganalisis salah satu dari faktor-faktor yang

sedang diteliti oleh penulis, yaitu faktor independensi.

4. Kuesioner

Kuesioner ini akan dibagikan untuk mengetahui persepsi manajemen terhadap

beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas dari audit internal yang telah

dijelaskan sebelumnya di poin Batasan Penelitian. Metode ini dipilih dengan

mempertimbangkan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan data

dari sampel manajemen dalam perusahaan. Pertanyaan yang saya gunakan dalam

kuesioner telah digunakan sebelumnya oleh Warsaya (2004) dalam tesisnya yang

berjudul “Evaluasi Atas Faktor-Faktor Efektivitas Bagian Internal Audit

Perusahaan (Aplikasi dan Penerapan): Studi Kasus PT Aerowisata.”

Dari masing-masing faktor yang diambil, diajukan beberapa pertanyaan yang

dapat dianalisis tingkat persetujuan dari responden. Jawaban yang tersedia dalam

kuesioner berbentuk skala Likert. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan

tentang sikap seseorang terhadapa sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-

tidak senang dan baik-tidak baik (Umar, 2005). Sampelnya adalah semua karyawan

Telin pada jenjang Vice President, Manager, dan Officer di luar bidang Audit

Internal.

Pembahasan

Analisis Terhadap Sumber Daya Manusia Bidang Audit Internal

Secara ringkas, dari profil tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua personil audit

internal Telin memiliki latar belakang non-akuntansi kecuali Vice President, Bapak

Suratman. Selain itu, hampir semuanya juga memiliki latar belakang pekerjaan di

bidang non-audit/akuntansi. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Telin

untuk mengembangkan bidang audit internal dengan latar belakang personil bukan dari

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 8: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

8    

akuntansi. Semua personil bidang audit internal Telin memiliki latar belakang

pendidikan dalam bidang Informasi Telekomunikasi, sehingga mereka memiliki

kemampuan yang baik dalam mengoperasikan komputer dan mengakses data-data yang

diperluan dalam audit. Dalam hal pengoperasian aplikasi statistik, personil belum ada

yang menguasai aplikasi statistik. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh belum

digunakannya aplikasi statistik sebagai alat dalam menganalisis data dalam bidang audit

internal Telin. Selain itu, seperti yang telah tertera dalam profil personil bidang audit

internal Telin, para personil audit internal belum memiliki pengalaman bekerja di kantor

akuntan publik. Ini merupakan hal yang wajar karena latar belakang pendidikan

personilnya pun sebagian besar berasal dari non-akuntansi yang merupakan syarat

utama menjadi auditor eksternal. Auditor internal Telin sebagian besar belum menguasi

peraturan-peraturan mengenai keuangan yang ada dalam perusahaan. Namun peraturan

lain yang mengenai bisnis telekomunikasi telah mereka kuasai dnegan baik sehingga

dapat memastikan peruhaan berjalan sesuai (comply) dengan peraturan yang ada.

Analisis Terhadap Peraturan dan Prosedur Audit Internal

Berikut adalah Peraturan dan Prosedur yang dimiliki oleh Audit Internal Telin

beserta analisisnya:

a. Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter)

Dokumen ini menegaskan independensi, tujuan, ruang lingkup, wewenang dan

akuntanbilitas dari internal audit. Poin enam dari isi piagam tersebut juga

mengindikasikan bahwa akan ada pembaruan yang dilakukan oleh perusahaan pada

piagam ini jika diperlukan. Namun sampai sekarang, Internal Audit Charter ini

belum mengalami pembaharuan. Hal ini karena Internal Audit Charter ini dinilai

belum memerlukan perubahan. Selain itu faktor keterbatasan sumber daya manusia

dan waktu yang tersedia juga merupakan beberapa alasan dibaliknya.

b. Mekanisme Kerja Internal

Manual audit internal di perusahaan ini disebut Mekanisme Kerja. Mekanisme

kerja Telin masih menggunakan mekanisme kerja induk perusahaan, yaitu Telkom.

Saat ini mekanisme kerja Telkom telah mengalami revisi kedua yang bertanggal 30

Maret 2012. Mekanisme kerja Telkom dinilai masih relevan untuk digunakan di

Telin karena kedua perusahaan ini memiliki bisnis yang sama. Perbedaannya hanya

Telin adalah kaki tangan Telkom untuk merambah bisnis telekomunikasi luar

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 9: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

9    

negeri. Oleh karena itu, pemakaian mekanisme kerja Telkom oleh Telin dinilai oleh

manajemen dapat dilakukan.

c. Bisnis Proses Audit Internal

Bisnis proses atau yang sering disebut dengan bispro ini digunakan sebagai

panduan alur yang ditempuh oleh auditor internal dalam menjalankan tugasnya.

Ada beberapa bisnis proses yang dimiliki oleh audit internal Telin. Hal ini dibuat

karena tugas auditor internal yang cukup banyak. Bispro ini diperjelas dengan

Manual Audit Internal. Bisnis proses ini dapat digunakan untuk melihat suatu

proses audit secara menyeluruh dan mendapat pandangan tentang jalannya proses

audit tersebut. Bisnis proses ini juga perlu penyesuaian tiap masanya untuk dapat

mengikuti perkembangan industri. Saat ini, bisnis proses ini masih dalam masa

pembentukan dan pengembangan.

Analisis Terhadap Independensi Bidang Audit Internal

Independensi auditor internal dapat dianalisis baik dari kedudukan Internal Audit

dalam organisasi perusahaan maupun dari keterlibatan bidang ini dalam kegiatan

operasional.

a. Kedudukan Internal Audit Dalam Perusahaan

Dari bagan organisasi yang dimiliki Telin, Bidang Audit Internal langsung

disupervisi oleh Direktur Utama sehingga kepala bidang ini, VP (Vice President)

Audit Internal, bertanggung jawab pada Direktur Utama. Dengan struktur seperti ini,

maka Audit Internal memiliki wewenang dalam mengaudit semua organ perusahaan

di bawah direktur utama. Sehingga independensinya akan terjaga dari interrvensi

auditan. Struktur ini juga mengindikasikan bahwa cakupan kerja dari audit internal

tidak hanya dalam audit finansial, namun dalam audit operasional juga.

b. Keterlibatan Audit Internal Dalam Kegiatan Operasional Perusahaan

Bidang audit internal Telin semata-mata hanya menjalankan tugas sesuai dengan

yang tertera dalam Audit Charter. Bidang ini tidak diperkenankan untuk terlibat

langsung dalam operasi perusahaan walaupun bidang ini akan memberikan pendapat

dan rekomendasi pada bidang yang diaudit. Bidang ini seringkali diikutsertakan

dalam mendampingi pembuatan desain bisnis proses yang akan digunakan

perusahaan untuk dapat lebih memahami kegiatan operasional perusahaan. Namun

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 10: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

10    

hal ini bukan menjadi indikator bahwa audit internal dilibatkan juga dalam kegiatan

operasionalnya.

Analisis Terhadap Dukungan dari Manajemen Puncak pada Bidang Audit

Internal

• Bidang audit internal di Telin telah ditempatkan pada posisi yang seharusnya. Posisi

audit internal telah independen dengan berada langsung di bawah direktur utama dan

disupervisi juga oleh komisaris.

• Bidang audit internal kerap kali diikutsertakan dalam rapat dewan direksi. Beberapa

rapat tentang kebijakan perusahaan diikuti oleh bidang ini, diantaranya adalah ketika

direksi rapat mengenai perubahan bisnis proses perusahaan, struktur pengadaaan

barang, dan revenue assurance.

• Penyediaan waktu yang cukup dari direksi untuk keperluan audit internal. Walaupun

direksi Telin memiliki banyak kesibukan, namun selama ini dewan direksi banyak

menyediakan waktu bagi auditor internal untuk berdiskusi hal-hal yang penting bagi

bidang ini.

• Adanya penugasan khusus di antara tugas rutin yang dilakukan oleh Audit Internal

Telin. Adanya penugasan khusus ini merupakan salah satu indikator bahwa direksi

mempercayai kinerja dari bidang audit internal.

• Adanya company policy dalam perusahaan yang mendukung kerja Audit Internal.

Company policy ini sangat mendukung kerja dari suatu bidang, termasuk kerja dari

auditor internal. Company Policy utama yang dimiliki bidang audit internal ini

berupa Internal Audit Charter. Di dalamnya tertera tanggung jawab dan wewenang

yang dimiliki oleh bidang ini. Company policy ini dapa memperkuat kedudukan audit

internal dalam perusahaan.

• Tindak lanjut kebutuhan audit internal yang kurang cepat. Dalam menjalankan

kerjanya, audit internal beberapa kali mengalami hambatan. Dan beberapa hambatan

tersebut ternyata bersumber dari kurangnya SDM yang memadai untuk berada dalam

posisi ini. Hal ini dinilai sangat krusial mengingat kerja bidang ini yang cukup luas

dan banyak. Beberapa kali hal ini telah disampaikan pada direksi. Direksi pun telah

menanggapi dengan mengizikan bidang ini untuk menambah personel. Namun

penambahan personel terealisasi baru di tahun ini.

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 11: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

11    

• Dari data yang ada, personil dalam bidang ini tidak dibedakan dari segi gaji dan

insentif. Secara umum, tidak ada perbedaan dari sisi gaji dan insentif pada bagian-

bagian tertentu di Telin, termasuk dalam bidang audit internal. Setiap tingkat pada

berbagai bidang di Telin memiliki tingkat gaji yang sama. Hal ini merupakan

kebijakan dari pihak Human Resources Development (HRD).

Analisis Terhadap Perencanaan Bidang Audit Internal

Perkembangan konsep Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) yang hadir kini

memberi tools bagi Telin untuk dalam memilah mana saja objek dalam perusahaan yang

harus mereka audit. Telin saat ini telah menerapkan konsep ini dalam perencanaan

kerjanya. Sehingga objek program audit yang kini dijalankan adalah program prioritas

dari hasil penilaian risiko (risk assessment) terlebih dahulu. Risk assessment ini tidak

hanya dilakukan oleh personel bidang Internal Audit, namun juga melibatkan

perwakilan tiap bidang yang dimiliki perusahaan. Hal ini dinilai penting karena pihak

yang paling mengetahui akan risiko dalam bidangnya adalah personel yang ada dalam

bidang tersebut. Dalam hal ini, Internal Audit lebih banyak berperan untuk

mengarahkan dan mengkordinir penilaian risiko yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Gambar 1 : Risk Assessment Framework PT Telekomunikasi Internasional

Sumber : data internal perusahaan

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 12: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

12    

Analisis Terahadap Komunikasi dan Peneriamaan Bidang Audit Internal

a. Komunikasi auditor dengan rekan-rekan internal tim

Komunikasi internal di dalam bidang ini telah berjalan dengan baik. Hal ini

ditunjang oleh beberapa faktor, yaitu:

- Adanya rapat rutin, minimal dua kali dalam satu minggu. Rapat ini ditujukan

untuk mengkomunikasikan program kerja dan hasil audit.

- VP Audit Internal langsung mengkomunikasikan informasi yang didapatkannya

dari direksi.

- Resume hasil dari rapat selalu dibautkan dalam satu catatan, sehingga

mempermudah untuk pengaksesan selanjutnya

- Setiap personil dilibatkan dalam diskusi dalam perumusan hasil audit.

- Sistem yang dipakai dalam bekerja di bidang ini adalah sistem matriks.

- Meja kerja dari tiap personil berdekatan, sehingga memudahkan untuk

berkordinasi

b. Komunikasi auditor dengan pihak auditan

1. Tahap awal pelaksanaan

Di awal pelaksanaan, secara formal akan diterbitkan Nota Internal dari VP

Internal Audit kepada Direktur dan diberikan tembusan kepada VP bidang terkait.

Selain itu, diinformasikan juga lewat email kepada manajer terkait dengan

melampirkan Nota Internal yang dimaksud. Setelah diterimanya surat dinas

tersebut, tim audit dan bidang yang terkait melakukan opening meeting untuk

mengkomunikasikan pelaksanaan audit. Untuk dapat memperlancar kerja dari

auditor, auditor internal Telin mengawali langkahnya dengan banyak berdiskusi

dengan personil yang ada dalam bidang yang akan diaudit.

2. Tahap selama pelaksanaan audit

Dalam mendapatkan bukti tersebut, auditor harus memintanya kepada auditan.

Untuk itu, biasanya tim audit Telin melakukan Site Visit. Sampai saat ini kendala

masih dirasakan saat meminta bukti dalam pemeriksaan. Dalam tahap ini, auditor

banyak melakukan perbadingan data input dan output dari kerja bidang yang

diaudit.

3. Tahap Akhir Pelaksanaan Audit

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 13: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

13    

Tujuan dari tahap ini adalah mendapat tanggapan dan persetujuan final dari

auditan atas semua temuan dan rekomendasi yang telah dirumuskan oleh tim audit

internal dengan bukti-bukti yang didapatkan selama pemeriksaan. Klarifikasi atas

temuan dan rekomendasi penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara

auditor dan auditan, sehingga jalannya rekomendasi nantinya akan lancar. Tim

audit internal Telinpun melakukan tahapan ini.

4. Komunikasi selama pelaksanaan tindak lanjut hasil audit

Tahap terakhir dari komunikasi dengan auditan adalah saat pelaksanaan dari

tindak lanjut yang telah disepakati sebelumnya. Dalam tahap ini, audit internal

Telin memonitor pelaksanaan dari rekomendasi. Untuk memastikan rekomendasi

ini dilaksanakan, tim audit internal tidak memonitor kerja dari auditan setiap saat,

namun tetap secara periodik dengan cara memastikan adanya dokumen-dokumen

pendukung yang mengidentifikasikan rekomendasi tersebut telah dilakukan.

c. Komunikasi auditor dengan pihak-pihak luar

Selain dengan auditor eksternal, tim audit internal tidak banyak berkordinasi

dengan pihak lain. Hal ini karena masih terbatasnya SDM yang dimiliki. Sehingga kerja

audit internal tidak sampai pada tahap konfirmasi keakuratan data yang diberikan oleh

manajemen. Sampai saat ini untuk memastikan keakuratan data hanya mengandalkan

dokumen-dokumen yang dimiliki oleh manajemen.

Analisis Terhadap Laporan pada Manajemen Puncak

a. Laporan Per-triwulan Audit Internal

Laporan pertriwulan dari bidang Audit Internal Telin ini diberikan kepada

Presiden Direktur dengan melampirkan Laporan Realisasi PKAT/PKNAT pada

triwulan tersebut. Laporan ini bertujuan untuk dapat melihat perkembangan

pekerjaan dari auditor internal dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, laporan

triwulan ini memudahkan Presiden Direktur sebagai supervisi dari bidang ini untuk

memantau kerja dari Audit Internal perusahaan.

b. Laporan Hasil Audit

Laporan Hasil Audit ini diberikan kepada Presiden Direktur yang ditembuskan

kepada direktur bidang yang bersangkutan dengan melampirkan matriks audit.

Laporan ini dibuat sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban bidang Audit Internal

atas tugas-tugasnya yang tertuang dalam PKAT dan PKNAT yang telah disepakati

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 14: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

14    

di akhir tahun sebelumnya. Laporan Hasil Audit ini juga merupakan dokumen hasil

kerja yang melaporkan kondisi target audit setelah dilakukan audit oleh bidang

Audit Internal.

Analisis Hasil Kuesioner

Hasil Kerja Bidang Audit Internal

Tabel 1: Hasil Statistik Kategori I-Hasil Temuan dan Tindak Lanjut

No Pertanyaan Mean Standar

deviasi

1 Di dalam penugasan pemeriksaan, pemeriksaan lapangan

selalu diselesaikan tepat waktu

3.88 0.61

2 Dalam setiap penugasan, tim pemeriksa telah

mengungkapkan serta menyajikan hasil pemeriksaan

(temuan) dengan obyektif (apa adanya)

4.08 0.41

3 Temuan pemeriksaan sesuai dengan lingkup pemeriksaan di

surat tugas

4.04 0.32

4 Temuan pemeriksaan yang diperoleh setiap tahun

merupakan temuan kesalahan yang berbeda bukan temuan

kesalahan yang berulang

3.79 0.64

5 Temuan pemeriksan sangat membantu dalam penghematan

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan serta untuk

lebih tertib administrasi

4.37 0.64

6 Laporan hasil pemeriksaan yang diberikan Bidang Internal

Audit kepada manajemen benar-benar dapat dimanfaatkan

oleh manajemen dalam mengelola perusahaan

4.10 0.48

7 Bidang Internal Audit mampu memberikan laporan hasil

pemeriksaan yang konstruktif yang dapat dimanfaatkan

manajemen untuk meningkatkan kinerja dan prestasi

perusahaan

3.98 0.59

8 Saran yang diberikan untuk setiap temuan pemeriksaan

bersifat rasional dan dapat dilaksanakan oleh manajemen

3.94 0.56

9 Tindak lanjut atas temuan segera dilaksanakan tanpa

menunggu berakhirnya batas waktu yang ditetapkan

3.81 0.57

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 15: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

15    

10 Efektivitas bagian Bidang Internal Audit cukup baik.

Efektivitas disini dilihat dari tujuan pembentukan Bidang

Internal Audit untuk menajikan informasi yang handal bagi

pimpinan perusahaan berkaitan dengan temuan pemeriksaan

dibandingkan dengan hasil pemeriksaan yang diperoleh

Bidang Internal Audit dalam setiap penugasan

3.88 0.45

Sumber : hasil olah penulis

Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 3.99

Nilai rata-rata untuk kategori I mengenai Hasil Temuan dan Tindak Lanjut adalah

3.99. Angka ini menunjukkan kualitas hasil temuan dan tindak lanjut yang diberikan

oleh Audit Internal Telin bernilai 3.99 dari skala 5. Jika dikualifikasikan, skala ini

mengindikasikan bahwa secara garis besar responden setuju (terletak dalam interval

kelas setuju) bahwa hasil temuan dan tindak lanjut telah sesuai dengan prosedur dan

standar yang berlaku. Standar deviasi untuk kategori ini berkisar 0.32 sampai 0.64.

Angka ini mengindikasikan bahwa responden relatif sependapat dengan nilai rata-rata

tersebut. Tidak banyak variasi jawaban pada kategori ini.

Tabel 2: Hasil Statistik Kategori I- Fungsi Konsultasi

No Pertanyaan Mean Standar

deviasi

1 Fungsi konsultan dari Bidang Internal Audit sangat

bermanfaat dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadai

perusahaan yang bersifat administratif

3.94 0.58

2 Fungsi konsultan dari Bidang Internal Audit dapat

menggantikan tugas konsultan dari luar perusahaan

3.60 0.70

3 Fungsi konsultan telah dilakukan secara berkala tanpa

menunggu adanya permasalahan di perusahaan

3.73 0.68

4 Fungsi konsultan hanya untuk permasalahan yang berkaitan

dengan keuangan

3.62 0.80

5 Efektivitas bagian Bidang Internal Audit terutama fungsi

konsultan telah cukup baik dan memberikan manfaat bagi

perusahaan

3.69 0.60

Sumber : hasil olah penulis

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 16: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

16    

Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 3.72

Pada bagian ini, nilai rata-rata 3.72 dapat mencerminkan bahwa kualitas dari bidang

Audit Internal Telin dalam memberikan jasa konsultasinya bernilai 3.72 dari skala 5.

Standar deviasi yang dihasilkan bekisar 0.58 sampai 0.80 menunjukkan variansi yang

rendah pada rata-rata tersebut. Jika dikualifikasikan, hasil ini berarti bidang Audit

Internal Telin telah cukup baik mengerjakan tugasnya sebagai konsultan dalam

perusahaan. Namun jika dibandingkan dengan fungsinya dalam menghasilkan temuan

dan rekomendasi, jasa konsultasi ini masih lebih kecil nilainya. Hal ini karena pada

tahun 2012 kemarin bidang ini memang belum fokus pada fungsi ini. Pada tahun 2013

ini rencananya fungsi konsultasi dan fungsi assurance akan mengikuti perbandingan 60

: 40. Hal ini mengindikasikan ke depannya bidang Audit Internal perlu meningkatkan

kualitasnya dalam memberikan jasa konsultasi.

Independensi Bidang Audit Internal

Tabel 5.3: Hasil Statistik Kategori II- Independensi

Sumber : hasil olah penulis

Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 4.12

Nilai rata-rata untuk kategori II mengenai Independensi adalah 4.12. Angka ini

menunjukkan responden setuju bahkan hampir mendekati sangat setuju dengan baiknya

keadaan keindependensian yang dimiliki oleh Audit Internal. Hal ini karena angka

No Pertanyaan Mean Standar

deviasi

1 Kedudukan bagian Bidang Internal Audit terpisah dari operasi

perusahaan dan staf pelaksana lain

4.38 0.66

2 Dalam setiap pemeriksaan, tim pemeriksa tidak mendapat

tekanan dari pihak-pihak tertentu

4.27 0.57

3 Pemeriksa Bidang Internal Audit telah mampu memberikan

penilaian yang obyektif dengan didukung sikap tidak

memihak dan bersikap loyal kepada perusahaan

3.96 0.61

4 Pemeriksa mempunyai akses tak terbatas terhadap individu

dan informasi dalam pelaksanaan pemeriksaan

3.85 0.79

5 Pemeriksa tidak akan bertenggang rasa terhadap suatu

kesalahan meskipun pada bagian yang dipegang oleh teman

4,12 0.40

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 17: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

17    

tersebut termasuk dalam interval setuju dan hampir menyentuh batas bawah interval

sangat setuju (4.21-5.00). Standar deviasi untuk kategori ini berkisar 0.40 sampai 0.79.

Hal ini mengindikasikan bahwa resonden relatif sependapat dengan nilai rata-rata

tersebut. Tidak banyak variasi jawaban pada kategori ini. Jika diinterpretasikan, angka-

angka tersebut menjelaskan bahwa keadaan independensi bidang Audit Internal secara

menyeluruh telah dinilai baik bahkan mendekat sangat baik. Jika dikatikan dengan hasil

wawancara, hal ini benar adanya karena dari faktor kedudukan dan juga

ketidakterlibatan personil dalam operasional perusahaan dalam keadaan yang tepat.

Sumber Daya Manusia Bidang Audit Internal

Tabel 5.4: Hasil Statistik Kategori III- Sumber Daya Manajemen (Kualitas

Personel Bidang Audit Internal)

No Pertanyaan Mean Standar

deviasi

1 Setiap pemeriksaan dilakukan oleh staf Bidang Internal

Audit yang kompeten dan profesional serta disupervisi

dengan baik

3.75 0.48

2 Staf Bidang Internal Audit telah memiliki kecakapan

yang memadai terhadap disiplin ilmu yang relevan,

seperti akuntansi, perpajakan, dan finance

3.46 0.68

3 Staf Bidang Internal Audit telah mendapatkan pelatihan,

training yang mampu mendukung profesionalisme

dalam melaksanakan penugasan audit

3.44 0.57

4 Staf Bidang Internal Audit telah mendapatkan bekal

pengetahuan yang cukup mengenai Standar dan

Prosedur Pemeriksaan

3.83 0.41

5 Staf Bidang Internal Audit telah memiliki keahlian

teknis dan latar belakang yang cocok untuk menjalankan

tugas pemeriksaan

3.63 0.49

Sumber : hasil olah penulis

Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 3.62

Nilai rata-rata untuk kategori II mengenai Sumber Daya Manusia Bidang Audit

Internal adalah 3.62. Standar deviasi dari pertanyaan-pertanyaan dalam kategori ini

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 18: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

18    

berkisar antara 0.41 sampai 0.68. Rata-rata tersebut menunjukkan rata-rata responden

setuju dengan pernyataan bahwa SDM bidang ini telah berkualitas baik. Namun, rata-

rata ini merupakan rata-rata terendah yang diolah dalam kuesioner ini dari empat aspek

yang diteliti oleh penulis. Rata-rata tersebut hampir mendekati batas atas interval netral

(2.61 – 3.40). Dan standar deviasi yang dihasilkan menunjukkan bahwa responden

relatif sependapat dengan nilai rata-rata tersebut.

Kesimpulan

Faktor input ini dapat disimpulkan telah cukup akurat dengan beberapa kualifikasi

sumber daya manusia, peraturan serta prosedur, independensi, dan dukungan dari

manajemen puncak bagi Audit Internal dari beberapa literatur yang digunakan oleh

penulis dalam membandingkan fakta dan teori yang ada. Faktor Proses ini dapat

disimpulkan telah akurat dengan beberapa kualifikasi perencanaan serta komunikasi dan

penerimaan yang didapatkan penulis dari beberapa sumber literatur. Faktor Output ini

dapat disimpulkan telah akurat dengan beberapa kualifikasi Laporan Pada Manajemen

Puncak yang didapatkan penulis dari beberapa sumber literatur.

Berikut adalah persepsi auditan terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi

efektivitas bidang Audit Internal:

a. Rata-rata responden setuju dengan kualitas yang baik dan adanya kebermanfaatan

dari temuan dan tindak lanjut yang diberikan oleh bidang Audit Internal.

b. Rata-rata responden setuju dengan kualitas yang baik dan kebermanfaatan fungsi

konsultasi yang diberikan oleh bidang Audit Internal. Namun, jika dibandingkan

dengan angka rata-rata hasil temuan dan tindak lanjut, rata-rata fungsi konsultasi ini

masih dinilai relatif rendah. Hal ini penting untuk ditindaklanjuti dengan

pertimbangan tahun ini dicanangkan fungsi konsultasi menempati proporsi lebih

besar dibandingkan assurance.

c. Rata-rata responden setuju dengan baiknya kualitas independesi yang dimiliki oleh

bidang Audit Internal. Bahkan nilai rata-rata pada kategori ini mendekati batas

bawah interval sangat setuju.

d. Rata-rata responden setuju dengan kualitas SDM bidang Audit Internal yang baik.

Namun pada beberapa karakteristik, responden menilai netral, yaitu pada

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 19: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

19    

karakteristik disiplin ilmu yang relevan dan pelatihan dan training yang diikuti oleh

bidang ini.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yang dapat

diharapkan dapat membantu praktik Audit Internal di Telin. Saran yang penulis dapat

berikan penulis secara berurut dari yang paling tinggi prioritasnya antara lain:

1. Penambahan personil atau regenerasi personil bidang Audit Internal dengan

kualifikasi usia yang masih muda dan juga kemampuan akuntansi dan berbahasa

asing yang baik.

2. Kerja Matriks tetap perlu dilakukan namun dengan porsi yang harus lebih

dikondisikan lagi.

3. Pemberian materi training dan seminar yang lebih difokuskan pada job description

dari setiap personel.

4. Pemutakhiran Internal Audit Charter.

5. Dibentuknya Komite Audit untuk turut mengawasi kinerja dari bidang ini.

6. Meningkatkan fungsi audit internal dalam menyediakan jasa konsultasi. Hal ini

mengingat target tahun ini dan selanjutnya adalah porsi yang lebih besar bagi jasa

konsultasi dibandingkan dengan jasa assurance.

7. Adanya pertemuan rutin antara bidang Audit Internal dan Corporate Secretary.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Penulis membuat sendiri daftar pertanyaan, sehingga memungkinkan adanya salah

tafsir pada narasumber

2. Jumlah sampel dalam kuesioner terbatas hanya 30 sampel.

3. Penulis tidak dapat mewawancarai Presiden Direktur sebagai supervisor utama dari

bidang Audit Internal Perusahaan.

4. Literatur yang dimiliki penulis masih terbatas dalam menganalisis kasus ini.

Karena keterbatasan tersebut, saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian

selanjutnya adalah:

1. Pencarian Literatur yang lebih banyak dan dalam lagi, sehingga dapat menganalisis

dengan lebih rinci.

2. Mencari daftar pertanyaan yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya.

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013

Page 20: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit

20    

3. Penelitian pada perusahaan yang telah memiliki bidang Audit Internal yang sudah

cukup lama.

4. Data wawancara didapatkan juga selain dari personel bidang Audit Internal. Seperti

Direktur Utama yang merupakan supervisi bidang ini ataupun Komite Audit dari

perusahaan.

5. Responden kuesioner yang lebih banyak lagi.

Daftar Referensi

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi ketiga : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan-BPKP. (2007). Teknik Komunikasi Audit. Jakarta: Pusat Pendidikan Pelatihan dan Pengawasan BPKP

Chambers, Andrew D. (1997). The Operational Auditing Handbook : Auditing Business Process. England: John Wiley

Moeller, Robert. (2005). Brinks Modern Internal Auditing. John Wiley and Sons Inc. New Jersey

Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H. (2005). Internal

Auditing (Jilid 1 Edisi 5). Salemba Empat : Jakarta.

Schneider, A. (2009). The Nature, Impact and Facilitation of External Auditor Reliance on Internal Auditing. Academy of Accounting and Financial Studies Jurnal

Siagian, Salim. (2005). Peningkatan Akuntabilitas BHMN Pendidikan (Studi Kasus UI). Bandung

The Institute of Internal Auditor. (2012). International Standards For The Professional Practice of Internal Auditing (Standards). The Institute of Internal Auditor

Tugiman, Hiro. (2003). Standar Profesional Audit Internal. Kanisius. Yogyakarta

Warsaya. (2004). Evaluasi Atas Faktor-Faktor Efektivitas Bagian Internal Audit Perusahaan (Aplikasi dan Penerapan): Studi Kasus PT Aerowisata. Tesis Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013