faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan sistem …

16
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KASIR POINT OF SALES (STUDI KASUS TERHADAP UMKM DI KOTA MALANG) Oleh: Rizky Fadli Dosen Pembimbing: Dr. Syaiful Iqbal, Ak., CA., CPMA. ABSTRAK Penggunaan sistem informasi kasir point of sales (POS) berbasis cloud oleh UMKM telah meningkat sejak tahun 2015, ternyata masih memiliki kelemahan dalam sisi pencatatannya. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud dengan menggunakan perspektif dari model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2). Total 100 responden adalah pemilik UMKM di Kota Malang yang memiliki pengalaman menggunakan sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Data dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Temuan penelitian ini menunjukan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, motivasi hedonis berpengaruh positif terhadap minat penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Untuk variabel kondisi yang memfasilitasi, nilai harga, dan kebiasaan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud, tetapi berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan sistem informasi kasir berbasis cloud. Maka dari itu, penyedia layanan dapat menentukan fitur apa yang semestinya di tingkatkan agar pengguna bersedia untuk mengadopsi sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Kata Kunci: Point of Sales, Aplikasi Sistem Informasi Kasir Berbasis Cloud, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2. ABSTRACT Cloud-based point of sales (POS) system has been increasingly used by MSMEs since 2015 despite its weaknesses in the recording process. This research examines the factors that influence the use of cloud-based POS system from the perspective of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technolgy 2 (UTAUT2). The respondents of this quantitative research are 100 MSME entrepreneurs in Malang with the experience of using cloud-based POS system cloud, and the data was analyzed through SPSS software. This research finds that perfomance expectancy, effort expenctancy, social influence, hedonic motivation have positive effect on the intention of using cloud-based POS system. Facilitating condition, price value, habit have no effect on the intention of using cloud-based POS system, yet have positive effect on the behavior of using cloud-based POS system. It implies that cloud-based POS system providers should be able to determine what features needs to be improved to attract more users. Keywords: Point of Sales, Cloud-Based Cashier Application Information System, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KASIR

POINT OF SALES (STUDI KASUS TERHADAP UMKM DI KOTA MALANG)

Oleh:

Rizky Fadli

Dosen Pembimbing:

Dr. Syaiful Iqbal, Ak., CA., CPMA.

ABSTRAK

Penggunaan sistem informasi kasir point of sales (POS) berbasis cloud oleh UMKM telah meningkat sejak tahun

2015, ternyata masih memiliki kelemahan dalam sisi pencatatannya. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang

memengaruhi penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud dengan menggunakan perspektif dari model

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2). Total 100 responden adalah pemilik UMKM di

Kota Malang yang memiliki pengalaman menggunakan sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Data dianalisis

menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Temuan penelitian ini menunjukan bahwa

ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, motivasi hedonis berpengaruh positif terhadap minat

penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Untuk variabel kondisi yang memfasilitasi, nilai harga, dan

kebiasaan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud, tetapi

berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan sistem informasi kasir berbasis cloud. Maka dari itu, penyedia

layanan dapat menentukan fitur apa yang semestinya di tingkatkan agar pengguna bersedia untuk mengadopsi sistem

informasi kasir POS berbasis cloud.

Kata Kunci: Point of Sales, Aplikasi Sistem Informasi Kasir Berbasis Cloud, Unified Theory of Acceptance and

Use of Technology 2.

ABSTRACT

Cloud-based point of sales (POS) system has been increasingly used by MSMEs since 2015 despite its weaknesses in

the recording process. This research examines the factors that influence the use of cloud-based POS system from the

perspective of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technolgy 2 (UTAUT2). The respondents of this

quantitative research are 100 MSME entrepreneurs in Malang with the experience of using cloud-based POS system

cloud, and the data was analyzed through SPSS software. This research finds that perfomance expectancy, effort

expenctancy, social influence, hedonic motivation have positive effect on the intention of using cloud-based POS

system. Facilitating condition, price value, habit have no effect on the intention of using cloud-based POS system, yet

have positive effect on the behavior of using cloud-based POS system. It implies that cloud-based POS system

providers should be able to determine what features needs to be improved to attract more users.

Keywords: Point of Sales, Cloud-Based Cashier Application Information System, Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology 2.

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

2

PENDAHULUAN

Pada era revolusi industri 4.0, Sistem informasi

Point of Sale (POS) berbasis Cloud digunakan oleh

banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). POS

berbasis Cloud digunakan UMKM untuk menggantikan

peran mesin kasir konvensional untuk menjalankan

proses bisnis. Fenoma penggunaan POS berbasis Cloud

oleh UMKM dimulai pada tahun 2015, pada tahun

tersebut muncul beberapa perusahaan penyedia seperti

Pawoon dan MokapPos.

Menurut Theresia (2007) Salah satu alur sistem informasi adalah alur operasional yang dibagi menjadi

4 daur, yaitu: Pendapatan, Pengeluaran, Produksi, dan

Keuangan. Sementara itu, sistem POS digunakan untuk

pengumpulan data pencatatan penerimaan pendapatan

yang lebih akurat. Menurut Utami (2018) Aplikasi kasir

POS berbasis Cloud merupakan salah satu instrumen

dalam sistem informasi akuntansi yang berguna untuk

menghasilkan informasi tentang data penjualan,

pembelian, jumlah menu yang terjual, jumlah

pengunjung per-hari atau per-bulan dan pemilik usaha

dapat mengakses data tersebut tanpa harus berada di

lapangan. Dengan kata lain, POS berbasis Cloud

membantu pemilik UMKM dalam menjalankan proses

bisnis perusahaan secara Remote atau tanpa harus

berada di lapangan karena dibantu dengan sistem

Cloud.

Pengertian Cloud Computing atau komputasi awan

sendiri menurut Hewitt (2008) merupakan satu

paradigma dimana informasi dengan cara permanen

tersimpan di dalam server internet serta tersimpan

dengan cara sesaat di komputer pemakai (client)

termasuk juga di dalamnya yaitu desktop, komputer

tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-

sensor, monitor dan sebagainya. Dengan kata lain,

penggunaan teknologi komputasi awan dapat

menghemat dalam segi perangkat keras (hardware).

Menurut Hartono (2015) Sebuah sistem yang baru

dapat menyajikan informasi yang lebih valid dan

keamanan yang lebih tinggi karena semua data yang

diinput dalam aplikasi dihitung secara otomatis dan

dilindungi dengan kata sandi untuk menghindari

kesalahan data atau hilang data. Manfaat penggunaan POS berbasis Cloud diantaranya adalah dapat

terkoneksi dengan sistem lain, keamanan, laporan data

yang lengkap, dapat dijadikan strategi promosi, dan

juga manajemen stok barang. Menurut Vendy (2016),

Walaupun sistem POS memliki banyak manfaat seperti

tingkat keakuratan dan validitas data yang berbasis

Cloud, masih terdapat kelemahan dari perusahaan

penyedia sistem POS berbasis Cloud yaitu penggunaan

sistem POS berbasis Cloud memungkinkan terjadinya

ketidaksesuaian program dengan kebijakan pabrikan

yang nantinya akan menjadi kendala bagi pengguna

atau pengelola usaha. Yang nanti nya dapat berakibat

pada ketidaksesuaian pencatatan kas masuk di

pelaporan penjualan.

Penelitian ini menggunakan teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) oleh

Venkatesh et al (2012). UTAUT 2 adalah hasil

pengembangan dari teori yang ada sebelumnya yaitu

UTAUT yang diperkenalkan oleh Venkatesh et al.

(2003), menurut Megadewandanu, Suyoto, & Pranowo

(2016) terdapat empat konstruk yang dijadikan sebagai

faktor penentu dalam penerimaan teknologi dan

perilaku pengguna yaitu Performance Expectancy

(Ekspektasi Kinerja), Effort Expectancy (Ekspektasi

Usaha), Social Influence (Pengaruh Sosial) dan

Facilitating Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi).

Pada UTAUT2, menurut Venkatesh (2012) terdapat

tiga variabel penentu tambahan yaitu Hedonic

Motivation (Motivasi Hedonis), Price Value (Nilai

Harga), Habit (Kebiasaan).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Budyastuti (2018) terhadap 100 pegawai Indomaret

yang menggunakan sistem informasi POS dengan

menggunakan metode Convenience Sampling

(Sampling Kemudahan) yang menunjukan hasil bahwa

konstruk kegunaan, kemudahan penggunaan, kualitas

informasi dan kepuasaan pengguna tidak berpengaruh

terhadap kinerja individual dalam pengimplementasian

POS.

Lalu penelitian yang dilakukan Kosasi (2014)

mengenai perancangan aplikasi POS dapat memberikan

pelayanan yang lebih baik terhadap konsumen, seperti

dalam perhitungan harga dan jumlah barang yang dibeli

dapat menjadi lebih cepat dan kuantitas barang tidak

lagi bergantung kepada pencatatan manual. Kemudian

penelitian yang dilakukan oleh Cahyodi & Arifin

(2017) mengenai POS berbasis Web yang diterapkan

pada perusahaan yang bergerak dibidang kecantikan

yaitu Colony Amaranta di Bekasi menunjukan hasil

bahwa sistem POS dapat meningkatkan kinerja dan

pelayanan sehingga mempermudah dalam pembuatan

laporan-laporan yang dibutuhkan dan telah berbasis

Cloud sehingga mempermudah pemilik dalam

mengontrol jalannya proses bisnis yang berjalan.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diatas,

peneliti melakukan pembaharuan untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem

kasir POS berbasis Cloud berdasarkan metode UTAUT

2 yang di kembangkan oleh Venkatesh (2012) terhadap

UMKM di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk

menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki

kontribusi bagi para UMKM, penyedia layanan, dan

penelitian selanjutnya dengan menganalisis sistem

informasi POS berbasis Cloud dengan model UTAUT

2 yang memiliki konstruk performance expectancy

(ekspektasi kinerja), effort expectancy (ekspektasi

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

3

usaha), social influence (pengaruh sosial), facilitating

conditions (kondisi yang memfasilitasi), hedonic

motivation (motivasi hedonis), price value (nilai harga),

habit (kebiasaan) yang dapat mempengaruhi minat

penggunaan dan berdampak pada perilaku penggunaan

sistem informasi POS berbasis Cloud.

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

Point of Sales

Menurut Widjajanto (2001: 343) Sistem POS

merupakan sistem pengolahan data yang banyak

digunakan pada bisnis pengecer (retail), seperti di pasar

swalayan, restoran siap-saji, ataupun pusat-pusat

perbelanjaan. Di perusahaan-perusahaan tersebut,

mesin cash register pada umumnya memiliki

kemampuan yang lebih canggih dan berfungsi sekaligus

sebagai terminal. Suatu alat yang sangat besar perannya

dalam sitem POS adalah POS recorder. Alat ini bisa

membaca harga atau kode barang, dan biasanya

ditempat pada lokasi kasir. Menurut widjajanto (2001 :

343), tiga jenis konfigurasi yang biasanya digunakan

dalam POS adalah:

Pertama, POS dengan kemampuan pencatatan

lokal menggunakan beberapa terminal data yang dapat

berfungsi sebagai penghimpun dan penyimpan data

untuk digunakan oleh manajer pusat perbelanjaan atau

pasar swalayan. Data yang terhimpun di terminal itu

juga dapat disimpan pada pita magnetik ataupun disket

yang dapat dikirim ke CPU untuk diproses. Konfigurasi

ini berjalan seperti fungsi sistem cash register, namun

dengan catatan bahwa POS bisa menangani data dalam

jumlah yang lebih besar dengan kecepatan yang lebih

tinggi. Sistem ini tidak memiliki hubungan dengan CPU

pusat, sehingga pemindahan data dari POS bisa

menangani data dalam jumlah yang lebih besar dengan

kecepatan yang lebih tinggi. Sistem ini tidak memiliki

hubungan dengan CPU pusat, sehingga pemindahan

data dari POS lokal ke CPU dilakukan dengan pita

magnetik ataupun disket. Dengan demikian, POS

pencatatan lokal ini hanya cocok untuk perusahaan

pengecer yang memiliki aktivitas tidak terlalu luas.

Kedua, POS terpusat memiliki suatu in-store

controller yang dapat dipergunakan untuk memantau

terminal data. Controller tersebut bisa berbentuk

minikomputer ataupun processor terprogram untuk

memproses data guna menghasilkan berbagai laporan

penjualan untuk digunakan bagi kepentingan manajer

pusat perbelanjaan atau pasar swalayan bersangkutan. Controller juga berperan sebagai penyangga antara

CPU dan terminal data, karena controller bisa

dihubungkan dengan suatu drive pita magnetik

sehingga data bisa dikumpulkan oleh drive tersebut

selama jam kerja. Menjelang tutup kantor, data pada

pita magnetik ditransmisikan ke CPU, atau dipindahkan

dengan membawa fisik pita magnetik tersebut ke lokasi

CPU.

Ketiga, Seperti halnya sistem POS terpusat, di sini

terdapat controller yang mengendalikan beberapa

terminal, namun terminal-terminal tersebut bisa

ditempatkan di satu atau beberapa pusat perbelanjaan.

Sama halnya dengan POS terpusat, controller berfungsi

sebagai penyangga antara CPU dan terminal. Karena

CPU berinteraksi dengan terminal secara berkelanjutan,

CPU tidak boleh terganggu. Oleh karena itu, pusat

pengolahan data harus memiliki paling sedikit dua

CPU, satu sebagai CPU aktif, dan satu lagi sebagai

cadangan yang selalu siap diaktifkan manakal CPU

utama terganggu. Sistem tersebut dirancang sedemikian

rupa sehingga setiap kebutuhan informasi yang muncul

dari terminal dapat ditanggapi dengan cepat dalam

hitungan detik, sehingga sistem ini dapat disebut

sebagai sistem real-time. Sistem ini tidak hanya

diterapkan pada perusahaan-perusahaan pengecer

besar, namun juga pada perusahaan bukan pengecer

yang memiliki banyak cabang penjualan. Dengan

demikian terminal data bisa menanyakan kepada CPU

apakah pelanggan yang datang masih berhak

mengajukan kredit, apakah seorang calon pelanggan

bisa diberi fasilitas kredit, apakah debitur tertentu telah

melunasi utangnya, dan sebagainya.

Komputasi Awan

Menurut Mell & Grance (2012:2) definisi

komputasi awan (cloud computing) adalah sebuah

model yang memungkinkan untuk ubiquitous

(Dimanapun dan kapanpun), Nyaman, On-demand

akses jaringan ke sumber daya komputasi (contoh:

jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) yang

dapat dengan cepat dirilis atau ditambahkan. Cloud

computing sebagai suatu layanan teknologi informasi

yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan

berbasis jaringan/internet. Dimana suatu sumber daya,

perangkat lunak, informasi dan aplikasi disediakan

untuk digunakan oleh komputer lain yang

membutuhkan. Cloud computing mempunyai dua kata

Cloud dan Computing. Cloud yang berarti internet itu

sendiri dan Computing adalah proses komputasi.

Konsep Cloud computing biasanya dianggap

sebagai internet. Karena internet sendiri digambarkan

sebagai awan (Cloud) besar yang berisi sekumpulan

komputer yang saling terhubung. Cloud computing

datang sebagai sebuah evolusi yang mengacu pada

konvergensi teknologi dan aplikasi lebih dinamis. Dimana terdapat perubahan besar memiliki implikasi

yang menyentuh hampir setiap aspek komputasi. Untuk

end user, 10 Komputasi awan menyediakan sarana

untuk meningkatkan layanan baru atau mengalokasikan

sumber daya komputasi lebih cepat, Berdasarkan

kebutuhan bisnis.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

4

Unified Theory of Acceptance and Use Technolgy

(UTAUT)

UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh

Venkatesh (2003), teori ini menggunakan berbagai

model dari teori penerimaan pengguna yang ada, dan

menawarkan model komprehensif yang paling tersedia

pada saat itu. Venkatesh et al. (2003) menyebutkan

bahwa UTAUT telah teruji secara empiris dan terbukti

lebih kuat apabila dibandingkan dengan model lainnya.

UTAUT adalah model yang menjelaskan lebih banyak

mengenai penerimaan individu dan penggunaan dari

teknologi informasi. Berdasarkan Venkatesh et al.

(2003), UTAUT adalah hasil pengembangan dari

delapan teori terdahulu yang sudah digunakan dalam

berbagai penelitian yang membahas mengenai perilaku

penggunaan sistem informasi, yaitu Theory of Reasoned

Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM),

Motivational Model (MM), Theory of Planned

Behavior (TPB), kombinasi teori dari TAM dan TPB

(C-TAM-TPB), Model of Personal Computer

Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory

(IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT). Model ini

memiliki empat konstruk sebagai faktor penentu dalam

penerimaan teknologi dan perilaku pengguna yaitu

Performance Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort

Expectancy (Ekspektasi Usaha), Social Influence

(Pengaruh Sosial), dan Facilitating Conditions

(Kondisi yang Memfasilitasi) (Venkatesh, 2003).

Unified Theory of Acceptance and Use Technolgy 2

(UTAUT2)

Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology 2 (UTAUT2) merupakan model yang

dikembangkan dari model sebelumnya yaitu UTAUT.

UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh Venkatesh,

Morris, Davis, dan Davis (2003) menjelaskan perilaku

pengguna untuk menggunakan sistem informasi dan

perilaku penggunaan selanjutnya dalam konteks

organisasi. Pembaharuan pada model UTAUT

dikembangkan kembali oleh Venkatesh, Thong, dan Xu

pada tahun 2012.

Pada UTAUT, Venkatesh et al. (2003) menjelaskan model ini menggagas empat buah konstruk dalam

menentukan perilaku pengguna yaitu Performance

Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort Expectancy

(Ekspektasi Usaha), Social Influence (Pengaruh Sosial)

dan Facilitating Conditions (Kondisi yang

Memfasilitasi). Namun pada UTAUT2, Venkatesh et al.

(2012) menjelaskan terdapat penambahan tiga konstruk

baru yaitu Hedonic Motivation (Motivasi Hedonis),

Price Value (Nilai Harga), Habit (Kebiasaan). Motivasi

hedonis merupakan hasil pengembangan dari konsep

teori sebelumnya yaitu Perceived Enjoyment yang

digagas oleh Van der Heijden (2004) dan Thong et al.,

(2006). Kemudian Nilai harga merupakan hasil

pengembangan dari konsep teori sebelumnya yaitu

Perceived Value atau Perceived Benefits yang

dikembangkan oleh Dodds et al. (1991). Sedangkan

Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari konsep

konstruk Experience yang dikembangan oleh Kim &

Malhotra (2005) dan Venkatesh et al. (2003). Oleh

karena itu, UTAUT2 memiliki tujuh buah konstruk

yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh

sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi hedonis,

nilai harga, dan kebiasaan. Pada UTAUT2, perbedaan

individu seperti, usia, jenis kelamin, dan pengalaman

digunakan sebagai variabel moderasi dalam

memengaruhi konstruk terhadap perilaku dan

penggunaan teknologi.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Undang-Undang No 20 Tahun 2008 menyebutkan

terdapat tiga kategori UMKM yaitu usaha mikro, usaha

kecil, dan usaha menengah. Berikut penjelasan tiga

kategori UMKM tersbut.

1. Usaha mikro adalah usaha produktif yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sesuai Undang-

Undang yang dimiliki perorangan atau badan

usaha perorangan.

2. Usaha Kecil adalah usaha produktif berdiri

sendiri yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sesuai Undang-Undang yang dimiliki

perorangan atau badan usaha perorangan atau

badan usaha yang tidak memiliki hubungan

istimewa dengan Usaha Menengah atau Usaha

Besar.

3. Usaha Menengah adalah usaha produktif berdiri

sendiri yang memenuhi kriteria Usaha

Menengah sesuai Undang-Undang. Usaha

menengah dimiliki oleh perorangan atau badan

usaha perorangan yang tidak memiliki

hubungan istimewa dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar, serta memiliki kekayaan bersih

dan penjualan pertahun sesuai dengan Undang-

Undang.

Peraturan Menteri Keuangan No 40/KMK.06/2003

menjelaskan usaha makro dan kecil sebagi berikut:

1. Usaha Mikro adalah kegiatan usaha produktif

yang dimiliki Warga Negara Indonesia (WNI)

baik berbentuk perorangan atau usaha keluarga.

Usaha mikro memiliki omset maksimal Rp.

300.000.000 per tahun.

2. Usaha Kecil adalah Kegiatan usaha produktif

yang dimiliki Warga Negara Indoensia (WNI)

baik berbentuk perorangan atau badan usaha

yang tidak berbadan hukum atau koperasi dan

tidak memiliki hubungan istimewa dengan

perusahaan. Usaha kecil memiliki aset bersih

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

5

maksimal Rp. 500.000.000 (tidak termasuk

tanah dan bangunan) dan omset maksimal Rp.

2.500.000.000 per tahun.

Usaha Menengah adalah Kegiatan usaha produktif

yang dimiliki Warga Negara Indoensia (WNI) baik

berbentuk perorangan atau badan usaha yang tidak

berbadan hukum atau koperasi dan tidak memiliki

hubungan istimewa dengan perusahaan. Usaha kecil

memiliki aset bersih maksimal Rp. 10.000.000.000

(tidak termasuk tanah dan bangunan) dan omset

maksimal Rp. 50.000.000.000 per tahun.

Kerangka Teoritis

Sugiyono (2014) menerangkan bahwa kerangka

teoritis didefinisikan sebagai model konseptual

mengenai bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Penelitian ini menyusun suatu

kerangka teoritis guna mengetahui ekspektasi kinerja

(performance expectancy), ekspektasi usaha (effort

expectancy), pengaruh sosial (social influence),

motivasi hedonis (hedonic motivation), nilai harga

(price value) memengaruhi perilaku (behavioral

intention), kondisi yang memfasilitasi (facilitating

condition) dan kebiasaan (habit) yang memengaruhi

baik Minat Penggunaan (behavioral intention) dan juga

Perilaku Penggunaan (use behavior) dalam

menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.

Berikut kerangka teoritis penelian ini:

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Pengembangan Hipotesis

A. Ekspektasi Kinerja

Menurut Venkatesh et al. (2012) ekspektasi kinerja

atau performance expectancy didefinisikan sejauh mana

penggunaan teknologi akan memberikan manfaat bagi

konsumen dalam melakukan aktivitas tertentu.

Ekspektasi kinerja merupakan variabel yang penting

dalam menentukan niat, baik dalam model UTAUT dan

UTAUT2. Venkatesh (2012) berargumentasi bahwa

ekspektasi kinerja adalah determinan yang paling

berpengaruh terhadap penggunaan teknologi.

Venkatesh et al. (2003) menjelaskan bahwa konstruk ini

setara dengan persepsi kegunaan atau perceived

usefulness pada teori TAM.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

jika UMKM merasa menggunakan POS berbasis Cloud

memberikan manfaat dan membantu mencatat proses

transaksi, maka UMKM akan memiliki minat

penggunaan terhadap teknologi tersebut. Begitu juga

sebaliknya, jika UMKM merasa menggunakan POS

berbasis Cloud tidak memberikan manfaat dan tidak

dapat membantu proses pencatatan transaksi, maka

UMKM tidak akan memiliki minat penggunaan

terhadap teknologi tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018) menjelaskan bahwa ekspektasi kinerja

berpengaruh positif terhadap minat penggunaan dan

penggunaan internet banking yang digunakan oleh

penggunanya di Jordania. Maka peneliti bertujuan

untuk menguji pengaruh ekspektasi kinerja terhadap

minat penggunaan UMKM dalam menggunakan sistem

informasi POS berbasis Cloud, dengan hipotesis

pertama dirumuskan sebagai berikut:

H1:Ekspektasi Kinerja memiliki pengaruh positif

terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam

menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.

B. Ekspektasi Usaha

Menurut Venkatesh et al. (2003) ekspektasi usaha

atau effort expectancy didefinisikan sebagai tingkat

kemudahan yang terkait dengan penggunaan sistem.

Ekspektasi telah menjadi faktor utama pada beberapa

penelitian terdahulu yang membahas tentang

penerimaan teknologi. Ekspektasi usaha setara dengan

tiga konstruk dari model sebelumnya yaitu: perceived

ease of use (TAM / TAM2), complexity (MPCU), dan

ease of use (IDT) (Venkatesh et al., 2003).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

jika UMKM merasa bahwa POS berbasis Cloud mudah

untuk digunakan, maka UMKM akan memiliki minat

penggunaan untuk menggunakan teknologi tersebut.

Jika UMKM merasa bahwa POS berbasis Cloud sulit

untuk digunakan, maka UMKM tidak akan memiliki

minat penggunaan terhadap teknologi tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)

menjelaskan bahwa ekspektasi usaha berpengaruh

positif terhadap minat penggunaan pelanggan internet

banking di Jordania. Penelitian yang dilakukan oleh

Chopdar et al. (2018) juga menjelaskan bahwa

ekspektasi usaha berpengaruh positif dengan minat

penggunaan mobile shopping apps di India dan

Amerika.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

6

Menurut Venkatesh et al. (2003) ekspektasi usaha

mempunyai hubungan yang signifikan dengan minat

memanfaatkan teknologi informasi hanya selama

periode pelatihan tetapi kemudian menjadi signifikan

dalam periode implementasi. Berdasarkan beberapa

penelitian yang terkait dengan penerimaan dan

penggunaan teknologi yang menggunakan UTAUT2,

maka peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh

ekspektasi usaha terhadap minat penggunan UMKM

dalam menggunakan sistem informasi POS berbasis

Cloud, dengan hipotesis kedua dirumuskan sebagai

berikut:

H2: Ekspektasi Usaha memiliki pengaruh positif terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam

menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.

C. Pengaruh Sosial

Menurut Venkatesh et al. (2012) pengaruh sosial

atau social influence didefinisikan sebagai tingkat di

mana pengguna memandang bahwa orang lain yang

penting percaya bahwa mereka harus menggunakan

teknologi tertentu. Venkatesh dan Davis (2000)

menjabarkan bahwa pengaruh sosial memiliki dampak

pada perilaku individu melalui tiga mekanisme, yaitu

kepatuhan, internalisasi dan identifikasi. Selain itu,

Venkatesh et al. (2003) menjelaskan pengaruh sosial

dianggap setara dengan konstruk norma subjektif dalam

TRA dan TPB, di mana konstruk tersebut merupakan

faktor penting yang memengaruhi adopsi suatu sistem.

Penelitian yang dilakukan oleh Tsu Wei et al. (2009)

menjelaskan bahwa pengaruh sosial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Minat Penggunaan mobile

commerce yang dilakukan di Malaysia. Namun,

penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)

menjelaskan bahwa pengaruh sosial tidak memiliki

pengaruh positif terhadap minat penggunaan internet

banking oleh penggunanya di Jordania. Penelitian

serupa juga menjelaskan hasil yang sama oleh Chopdar

et al. (2018) bahwa pengaruh sosial tidak berpengaruh

positif terhadap minat penggunaan mobile shopping di

India dan Amerika.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dengan

penerimaan dan penggunaan teknologi yang

menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk

menguji pengaruh sosial terhadap minat penggunaan

UMKM dalam penggunaan sistem informasi POS

berbasis Cloud, dengan hipotesis ketiga dirumuskan

sebagai berikut:

H3: Pengaruh Sosial memiliki pengaruh positif

terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam

menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.

D. Kondisi yang Memfasilitasi

Menurut Venkatesh et al., (2003) kondisi yang

memfasilitasi atau facilitating condition merujuk pada

persepsi pengguna tentang sumber daya dan dukungan

yang tersedia untuk melakukan perilaku. Menurut

UTAUT, harapan kinerja, harapan usaha, dan pengaruh

sosial memengaruhi perilaku untuk menggunakan

teknologi, sementara perilaku dan kondisi memfasilitasi

menentukan penggunaan teknologi. Kondisi yang

memfasilitasi menggambarkan ketersediaan dan

keberadaan sumber daya untuk menggunakan

teknologi, seperti komputer dan jaringan. Venkatesh et

al., (2012) menjabarkan bahwa ini melibatkan tiga

konsep serupa dari kontrol perilaku yang dirasakan

(perceived behavioral control) (TPB), kondisi fasilitasi

(facilitating condition) (MPCU), dan kesesuaian

(compatibility) (IDT).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chopdar et al. (2018) menjelaskan kondisi yang memfasilitasi

berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan

mobile shopping di India dan Amerika. Berdasarkan

penelitian dan pengertian diatas dapat diambil

kesimpulan, jika sumber daya dan perangkat

pendukung lainnya tersedia untuk pengguna maka

minat penggunaan dan perilaku penggunaan suatu

teknologi akan semakin besar.

Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan

penerimaan dan penggunaan teknologi yang

menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk

menguji kondisi yang memfasilitasi terhadap minat

penggunaan dan perilaku penggunaan UMKM dalam

menggunaan sistem informasi POS berbasis Cloud,

dengan hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:

H4a: Kondisi yang Memfasilitasi memiliki pengaruh

positif terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam

menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.

H4b: Kondisi yang Memfasilitasi memiliki pengaruh

positif terhadap Perilaku Penggunaan oleh UMKM

dalam menggunakan sistem informasi POS berbasis

Cloud.

E. Motivasi Hedonis

Berdasarkan penjelasan Brown & Venkatesh (2005),

motivasi hedonis (hedonic motivation) didefinisikan

sebagai kesenangan atau kebahagiaan yang diperoleh

dari menggunakan teknologi, dan telah terbukti

memiliki peran penting dalam menentukan penerimaan

dan penggunaan teknologi. Motivasi hedonis

merupakan hasil pengembangan dari konsep teori

sebelumnya yaitu Perceived Enjoyment yang digagas

oleh Van der Heijden (2004) dan Thong et al., (2006).

Dalam penelitian sebelumnya, motivasi hedonis atau

yang dikenal dengan persepsi kenikmatan telah

ditemukan menjadi konstruk penting dalam

menentukan penerimaan teknologi dan penggunaan

secara langsung (Brown & Venkatesh 2005; Tang et al.,

2014; Madan & Yadav, 2016).

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

7

Venkatesh et al. (2012) menyatakan bahwa orang

tidak hanya peduli dengan kinerja dari penggunaan

sebuah teknologi tetapi juga perasaannya yang tercipta

dari penggunaan sebuah teknologi, oleh karena itu

motivasi hedonis adalah faktor terkuat kedua yang

mempengaruhi perilaku terhadap penggunaan

teknologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)

menjelaskan motivasi hedonis berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan internet banking. Penelitian

yang menunjukan hasil serupa juga dilakukan oleh

Chopdar et al. (2018) menjelaskan bahwa motivasi

hedonis berpengaruh signifikan terhadap minat

pennggunaan mobile shopping apps di India dan

Amerika.

Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan

penerimaan dan penggunaan teknologi yang

menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk

menguji motivasi hedonis terhadap perilaku UMKM

dalam penggunaan sistem informasi POS berbasis

Cloud, dengan hipotesis kelima dirumuskan sebagai

berikut:

H5: Motivasi Hedonis memiliki pengaruh positif

terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam

menggunaan sistem informasi POS berbasis Cloud.

F. Nilai Harga

Menurut dodds et al., (1991) nilai harga (price value)

didefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang biaya

yang dihabiskan untuk menggunakan sistem agar bisa

merasakan manfaat dari sistem tersebut. Nilai harga

merupakan hasil pengembangan dari konsep teori

sebelumnya yaitu Perceived Value atau Perceived

Benefits yang dikembangkan oleh Dodds et al. (1991).

Struktur biaya dan harga mungkin memiliki dampak

signifikan pada penggunaan teknologi konsumen.

Sebagai contoh, Chan et al. (2008) mengungkapkan

bahwa ada bukti bahwa popularitas layanan pesan

singkat (SMS) di Cina terjadi karena SMS memiliki

harga yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan

jenis aplikasi internet seluler lain. Menurut Venkatesh

et al., (2012) nilai harga yang positif terjadi ketika

manfaat menggunakan teknologi dianggap lebih besar

daripada biaya yang dikeluarkan dan nilai harga

tersebut memiliki dampak positif pada perilaku

pengguna.

Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)

menjelaskan bahwa nilai harga berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan oleh pengguna internet

banking di Jordania. Penelitian oleh Chopdar et al

(2018) juga menjelaskan hal serupa, nilai harga

berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan

mobile shopping apps di India dan Amerika.

Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan teknologi yang

menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk

menguji nilai harga terhadap perilaku UMKM dalam

penggunaan sistem informasi POS berbasis Cloud,

dengan hipotesis keenam dirumuskan sebagai berikut:

H6: Nilai Harga memiliki pengaruh positif terhadap

Minat Penggunaan oleh UMKM dalam menggunaan

sistem informasi POS berbasis Cloud.

G. Kebiasaan

Menurut Limayem et al., (2007); Venkatesh et al.

(2012) kebiasaan (habit) telah didefinisikan sebagai

sejauh mana orang cenderung melakukan sesuatu secara

otomatis sebagai bentuk dari pembelajaran dan

pengalaman sebelumnya dalam penggunaan teknologi.

Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari konsep

konstruk Experience yang dikembangan oleh Kim &

Malhotra (2005) dan Venkatesh et al. (2003).

Berdasarkan penjelasan Venkatesh et al., (2012)

kebiasaan konsumen telah dianggap sebagai penentu

dalam penggunaan teknologi. Seiring dengan

pengalaman yang meningkat dalam menggunakan

teknologi, pengguna mulai menggunakan teknologi

dengan biasa. Menurut Gefen (2003) ketika kebiasaan

itu muncul, orang-orang cenderung lebih

mengandalkan kebiasaan dibandingkan dengan

informasi eksternal dan strategi pilihan lain. Venkatesh

et al. (2012) menjelaskan bahwa kebiasaan dapat

menentukan perilaku pengguna dalam menggunakan

teknologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)

menjelaskan kebiasaan berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan dan perilaku penggunaan internet

banking di Jordania. Penelitian Chopdar et al. (2018)

juga menjelaskan kebiasaan berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan dan perilaku penggunaan

mobile shopping apps di India dan Amerika.

Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan

penerimaan dan penggunaan teknologi yang

menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk

menguji kebiasaan terhadap minat penggunaan dan

perilaku penggunaan oleh UMKM dalam menggunakan

sistem informasi POS berbasis Cloud, dengan hipotesis

ketujuh dirumuskan sebagai berikut:

H7a: Kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap

Minat Penggunaan oleh UMKM dalam menggunaan

sistem informasi POS berbasis Cloud.

H7b: Kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap

Perilaku Penggunaan oleh UMKM dalam menggunaan

sistem informasi POS berbasis Cloud.

H. Minat Penggunaan

Minat penggunaan (behavioral intention) dalam

menggunakan teknologi telah menjadi konsep utama

pada teori TRA, TPB, TAM, dan UTAUT. Ajzen

(1995) menjelaskan perilaku sebagai probabilitas

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

8

subjektif seseorang dalam melakukan sesuatu. Ajzen

(1991) juga menambahkan selain itu perilaku juga

dianggap sebagai indikator untuk mengetahui seberapa

jauh orang bersedia untuk melakukan sebuah tindakan

dan seberapa banyak usaha yang mereka lakukan untuk

melakukan perilaku tersebut. Minat penggunaan dalam

menggunakan sebuah sistem dapat menjelaskan tentang

penerimaan teknologi secara luas. Madan & Yadav,

(2016) menjelaskan bahwa minat penggunaan dapat

diartikan sebagai tolak ukur intensitas dari perilaku

individu dalam melakukan sebuah perilaku yang

spesifik.

Penelitian yang dilakukan oleh Chopdar et al. (2018) menjelaskan bahwa minat penggunaan berpengaruh

positif terhadap perilaku penggunaan mobile shopping

apps di India dan Amerika. Beberapa penelitian

terdahulu juga menjelaskan bahwa terdapat korelasi

yang kuat antara minat penggunaan dan perilaku

penggunaan (Dabholkar & Bagozzi, 2002; Lucas &

Spitler, 1999; Vijayasarathy, 2004). Penelitian yang

dilakukan Grob (2015) dalam penelitian empirisnya

menjelaskan bahwa perilaku menggunakan mobile

shopping dipengaruhi oleh minat penggunaan

seseorang.

Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan teknologi yang

menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk

menguji minat penggunaan terhadap perilaku

penggunaan (use behavior) sistem informasi POS

berbasis Cloud, dengan hipotesis dirumuskan sebagai

berikut:

H8: Minat Penggunaan oleh UMKM memiliki

pengaruh positif terhadap Perilaku Penggunaan sistem

informasi POS berbasis Cloud.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

Sugiyono (2013: 13) menjelaskan penelitian kuantitatif

sebagai metode penelitian dengan landasan filsafat

positivisme, meneliti suatu populasi atau sampel, secara

umum sampel yang diambil dilakukan dengan teknik

random, menggunakan instrumen penelitian untuk

mengumpulkan data, dan analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji

hipotesis. Dengan kata lain penelitian kuantitatif

memeliki hasil yang lebih akurat, jelas dan detail karena

hasil penelitian kuantitatif menggunakan angka.

Sekaran & Bougie (2013) menjelaskan bahwa

variabel adalah sesuatu yang dapat memberi perbedaan

dan variasi pada nilai. Dengan kata lain variabel dapat

mengubah dan mempengaruhi hasil dari sebuah

penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 jenis variabel

yaitu, variabel bebas (independent variable), variable

terikat (dependent variable). Sekaran & Bougie (2013)

menjelaskan bahwa variabel terikat adalah salah satu

variabel yang memengaruhi variabel terikat baik dalam

arah yang positif maupun negatif.

Penelitian ini memiliki variabel bebas diantaranya adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha,

pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi

hedonis, nilai harga, kebiasaan, dan minat penggunaan.

Kemudian, variabel terikat dalam penelitian ini adalah

perilaku penggunaan. Penelitian ini tidak menggunakan

variabel moderasi usia, gender, dan pengalaman

dikarenakan objek dari penelitian ini bukan merupakan

individu melainkan kelompok yang diwakilkan oleh

salah satu pemilik UMKM, dimana pemilik UMKM

jumlahnya dapat lebih dari satu orang. Kriteria

pengisian kuesioner ditujukan pada salah satu pemilik

UMKM sebagai perwakilan yang berperan dalam

pengambilan keputusan dalam menggunakan POS

berbasis Cloud.

Menurut Sugiyono (2017:80) Populasi adalah

wilayah generalisasi objek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada penelitian ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang menggunakan POS berbasis Cloud

dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini dengan

alasan menyesuaikan dengan topik, pernyataan dan

tujuan penelitian. Dalam pengambilan sample yang

akan di lakukan pada penelitian ini, peneliti mengacu

pada penjelasan oleh Supranto (2008:24) yang

memberikan dua teknik cara pengambilan sample

dengan cara acak (random) dan bukan acak (non

random). Sampling acak adalah sampling yang

dilakukan dengan cara memilih elemen-elemen

populasi secara acak sedangkan sampling bukan acak

adalah teknik sampling yang dilakukan dengan melihat

dari tabel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

salah satu sampling yang terdapat pada sampling acak

yaitu sampling area (clustering sampling).

Menurut Sekaran & Bougie (2017) informasi

yang didapatkan secara langsung oleh peneliti yang

mempunyai tujuan spesifik yang berguna dalam

penelitian disebut sebagai data primer. Jenis data pada

penelitian ini adalah data primer yang langsung diperoleh dari sumber data pada penelitian ini yaitu

pemilik UMKM. Teknik pengumpulan data yang akan

dilakukan pada penelitian kali ini adalah survei dengan

menyebarkan kuesioner sebagai alat bantu. Menurut

Sekaran & Bougie (2017:147) kuesioner adalah teknik

pengumpulan data dengan cara mengirim sejumlah

pertanyaan kepada respon untuk dijawab. Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, dimana kuesioner tertutup merupakan

petanyaan yang telah disertai sejumlah pilihan jawaban.

Sebelum menyebar kuesioner kepada responen, peneliti

akan melakukan pilot test terlebih dahulu yang akan

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

9

disebar kepada non-responden yang bertujuan untuk

menguji apakah kuesioner telah valid dan dapat

digunakan.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisi jalur (path analysis) yang datanya

kemudian diolah menggunakan aplikasi pengolah data

SPSS sebagai alat untuk mendapatkan hasil penelitian.

Dalam pemrosesan data yang diperoleh, digunakan

aplikasi SPSS sebagai alat untuk memproses dan

mengolah data sehingga akan mendapatkan output

berupa hasil penelitian yang nantinya akan

menggambarkan kondisi yang terjadi di lapangan.

Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2011) uji asumsi klasik terhadap

model regresi liner bertujuan untuk mengetahui apakah

model regresi baik atau tidak. Dalam kata lain

pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan

kepastian dimana persamaan regresi yang didapatkan

memiliki ketepatan dalam peramalannya, tidak

memiliki sifat bias, dan konsisten. Terdapat beberapa

uji didalamnya seperti uji normalitas, uji

multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

A. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016) uji normalitas dilakukan

untuk menguji apakah pada suatu model regresi

terdapat suatu variabel bebas dan variabel terikat

ataupun keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Jika suatu variabel berdistribusi normal, maka

hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Pada

penilitian ini untuk menguji normalitas suatu data maka

digunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu

dengan ketentuan apabila nilai signifikasi diatas 5%

atau 0,05 maka data memiliki distribusi normal.

Sedangkan jika hasil uji One Sampel Kolmogorov

Smirnov menghasilkan nilai signifikansi dibawah 5%

atau 0,05 maka data tidak memiliki distribusi normal.

B. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas menurut Ghozali (2016)

bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dan

variabel terikat. Jika ada kolineartas sempurna antara

variabel bebas maka estimasi koefisien refresinya dan

standard error-nya tidak dapat ditentukan. Jika nilai

kolinearitas tinggi maka estimasi koefisien refresinya

dapat ditentukan dan standard error-nya cenderung

besar sehingga ketika koefisien diuji t-hitung akan

bernilai lebih kecil dari t-tabel. Dari penjelasan tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan linear

antar variabel.

Untuk menemukan terdapat atau tidaknya

multikolineartias pada model regesi dapat diketahui

dengan melihat nilai VIF (variance inflation factor) dan

nilai toleransi. Rumus yang digunakan adalah

VIF=1/toleransi, jika nilai toleransi rendah maka nilai

VIF tinggi dan menunjukan terdapat kolinearitas yang

tinggi. Hasil yang menyatakan tidak terdapat

multikolinieritas adalah jika nilai toleransi > 0,10 atau

nilai VIF < 10.

C. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui

apakah pada sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar

atau kecilnya nilai salah satu variabel bebas. Apabila

varian berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2016) penelitian yang baik adalah

penelitian yang tidak memiliki heteroskedastisitas.

Penelitian ini menggunakan uji scatter plot, dengan uji

scatter plot maka dapat dilihat apakah terdapat

penyebaran pola tertentu dan tidak menyebar diatas

maupun dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pilot Test Pilot test penelitian ini ditujukan kepada 30

Mahasiwa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya sebagai non-responden. Proses

pengumpulan data dilakukan secara online dan

memerlukan waktu 10 hari. Data pilot test dikatakan

valid jika indikatornya memiliki r hitung > r tabel. R

tabel ditentukan dengan menggunakan rumus degree of

freedom (df) yaitu n-2 dengan alpha 5%, maka besar df

adalah 30-2 = 28 dengan r tabel 0,361. Berikut hasil dari

uji validitas pilot test terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Pilot Test Variabel r Hitung Keterangan

PE1 0.836 Valid

PE2 0.892 Valid

PE3 0.830 Valid

PE4 0.874 Valid

EE1 0.879 Valid

EE2 0.834 Valid

EE3 0.791 Valid

SI1 0.853 Valid

SI2 0.871 Valid

SI3 0.819 Valid

FC1 0.926 Valid

FC2 0.865 Valid

FC3 0.792 Valid

HM1 0.929 Valid

HM2 0.930 Valid

HM3 0.906 Valid

PV1 0.875 Valid

PV2 0.865 Valid

PV3 0.885 Valid

HT1 0.862 Valid

HT2 0.907 Valid

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

10

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Dalam menguji reliabitas indikator dari sebuah

penelitian, indikator penelitian dapat dikatan reliabel

jika memiliki nilai cronbachs alpha ≥ 0,7. Berikut hasil

uji reliabilitas pilot test.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Pilot Test

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

nilai residual tersebar normal atau tidak. Penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai sig.

(p-value) > 0,05 maka H0 diterima yang artinya

normalitas terpenuhi. Hasil uji normalitas dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Parameter Unstandardized Residual

Model 1 Model 2

N 100 100

Kolmogorov-Smirnov Z 0.880 1.301

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.420 0.068

Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas ini dilakukan untuk

mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat

kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna

atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas

tidak saling berkaitan. Cara pengujiannya adalah

dengan membandingkan nilai Tolerance yang didapat

dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai

tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas atau

dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance

Inflation Faktor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10

maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.

mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan nilai

simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah

satu variabel bebas. Atau adanya perbedaaan nilai

ragam dengan semakin meningkatnya nilai variabel

bebas. Prosedur uji dilakukan dengan Uji Scatter Plot.

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas variabel BI.

Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas variabel UB

HT3 0.894 Valid

BI1 0.806 Valid

BI2 0.916 Valid

BI3 0.895 Valid

UB1 0.956 Valid

UB2 0.931 Valid

UB3 0.944 Valid

Variabel Bebas Tolerance VIF

Model 1

PE 0.278 3.599

EE 0.425 2.352

SI 0.568 1.761

HM 0.339 2.949

PV 0.631 1.585

Model 2

FC 0.628 1.592

HT 0.796 1.256

BI 0.665 1.503

Variabel Jumlah

Item Cronbachs

Alpha

Keterangan

PE 4 0,875 Reliabel

EE 3 0,778 Reliabel

SI 3 0,804 Reliabel

FC 3 0,823 Reliabel

HM 3 0,910 Reliabel

PV 3 0,832 Reliabel

HT 3 0,860 Reliabel

BI 3 0,844 Reliabel

UB 3 0,939 Reliabel

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

11

Pembahasan

Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Minat

Penggunaan POS berbasis Cloud. Menurut Ventakesh (2012) ekspektasi kinerja

didefinisikan sejauh mana penggunaan teknologi akan

memberikan manfaat bagi konsumen dalam melakukan

aktivitas tertentu. Suatu keyakinan yang ada pada diri

setiap pengguna ketika menggunakan suatu teknologi

maka kinerja pekerjaan akan meningkat. Apabila

pengguna percaya bahwa teknologi tersebut berguna

maka pengguna akan menggunakannya.

Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja

memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan

untuk menggunakan POS berbasis cloud. H1 diterima,

hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana

Ekspektasi Kinerja berpengaruh positif terhadap Minat

Penggunaan teknologi.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan

UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS

berbasis cloud berpendapat bahwa menggunakan POS

berbasis cloud memberikan manfaat dalam operasional

usahanya. Sebagian besar UMKM menyatakan setuju

bahwa dengan menggunakan POS berbasis cloud dapat

meningkatkan produktivitas usahanya. Oleh karena itu

dapat disimpulkan ekspektasi kinerja mempengaruhi

minat penggunaan UMKM dalam menggunakan POS

berbasis cloud.

Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Minat

Penggunaan POS Berbasis Cloud

Menurut Venkatesh (2003) ekspektasi usaha

didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang terkait

dengan penggunaan sistem. Suatu keyakinan yang ada

pada diri setiap pengguna ketika menggunakan suatu

teknologi akan terbebas dari usaha. Apabila pengguna

percaya bahwa teknologi mudah digunakan maka

pengguna akan menggunakannya.

Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi usaha

memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan

untuk menggunakan POS berbasis cloud. H2 diterima,

hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana

ekspektasi berpengaruh positif terhadap Minat

Penggunaan Teknologi.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan

UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS

berbasis cloud berpendapat bahwa dengan adanya POS

berbasis cloud sebagai alat bantu di usahanya

memberikan kemudahan dalam menjalankan usahanya.

Oleh karena itu dapat disimpulkan ekspektasi kinerja

mempengaruhi minat penggunaan UMKM dalam

menggunakan POS berbasis cloud

.

Pengaruh Pengaruh Sosial terhadap Minat

Penggunaan POS Berbasis Cloud

Menurut Venkatesh (2012) pengaruh sosial

didefinisikan sebagai tingkat di mana konsumen

memandang bahwa orang lain yang penting (seperti

kerabat bisnis dan kompetitor bisnis) percaya bahwa

mereka harus menggunakan teknologi tertentu.

Pengguna berkeyakinan bahwa opini seseorang yang

penting dalam hidupnya akan mendorong mereka untuk

menggunakan teknologi tersebut. Apabila orang-orang

penting di sekitarnya mendukung untuk menggunakan

teknologi tersebut maka pengguna akan menggunakan

teknologi tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa pengaruh sosial

memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan

untuk menggunakan POS berbasis cloud, H3 diterima,

hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana

pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat

penggunaan Teknologi.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan

UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS

berbasis cloud berpendapat bahwa opini orang-orang

penting di sekitarnya (kerabat bisnis & competitor

bisnis) membuat mereka berniat untuk menggunakan

POS berbasis cloud. Beberapa dari UMKM merasa

orang-orang penting bagi mereka berpikir bahwa

mereka harus menggunakan POS berbasis cloud, dan

sebagian mereka merasa orang-orang yang opininya

mereka hargai lebih menyukai mereka untuk

menggunakan POS berbasis cloud. Oleh karena itu

dapat disimpukan pengaruh sosial mempengaruhi minat

penggunaan UMKM dalam menggunakan POS

berbasis cloud.

Pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi terhadap

Minat Penggunaan dan Perilaku Penggunaan POS

Berbasis Cloud

Menurut Venkatesh (2003) Kondisi yang

memfasilitasi didefinisikan sebagai persepsi pengguna

tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk

melakukan perilaku. Pengguna berkeyakinan bahwa

fasilitas yang memadai akan mendorong mereka untuk

menggunakan sebuah teknologi. Apabila pengguna

memiliki berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam

menggunakan sebuah teknologi, maka pengguna akan

menggunakan teknologi tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa kondisi yang

memfasilitasi tidak berpengaruh terhadap minat

penggunaan untuk mengunakan POS berbasis cloud.

H4a ditolak, hal ini tidak sesuai dengan model

UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh (2012)

dimana kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan teknologi. Selain itu, hasil

menunjukkan bahwa kondisi yang memfasilitasi

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

12

memiliki pengaruh positif terhadap perilaku pengunaan

dalam menggunakan POS berbasis cloud. H4b diterima,

hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana kondisi

yang memfasilitasi berpengaruh positif terhadap

perilaku penggunaan teknologi.

Untuk hasil pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi

yang tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan,

penulis berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi

dikarenakan sumber daya yang dimiliki UMKM

(seperti alat printer, alat input data, dan koneksi wifi)

beberapa kali mengalami kendala yang mengakibatkan

dilakukannya proses pencatatan secara manual.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan

UMKM yang menggunakan POS berbasis cloud merasa

bahwa kendala yang terjadi pada sunber daya yang

dimiliki membuat persepsi UMKM terhadap minat

penggunaan POS berbasis cloud tidak berpengaruh

secara sigfinikan. Namun, dalam penggunaannya

UMKM tetap menggunakan POS berbasis cloud

dikarenakan UMKM merasa bahwa mereka mampu

mendatangkan sumber daya untuk penggunaan POS

berbasis cloud.

Pengaruh Motivasi Hedonis terhadap Minat

Penggunaan POS Berbasis Cloud

Menurut Brown & Venkatesh (2005) motivasi

hedonis didefinisikan sebagai kesenangan atau

kebahagiaan yang diperoleh dari menggunakan

teknologi, dan telah terbukti memiliki peran penting

dalam menentukan penerimaan dan penggunaan

teknologi. Pengguna bekeyakinan bahwa dengan

menggunakan sebuah teknologi akan memberikan

kesenangan dan kenyamanan tertentu. Apabila

pengguna mendapatkan kebahagiaan tertentu dalam

menggunakan sebuah teknologi, mereka akan

menggunakan teknologi tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa motivasi hedonis

memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan

dalam menggunakan POS berbasis cloud. H5 diterima,

hal ini telah sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana Motivasi

Hedonis berpengaruh positif terhadap minat

penggunaan.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa

UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS

berbasis cloud berpendapat bahwa mereka merasakan

kesenangan terhadap POS berbasis cloud dalam

operasional usahanya. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan motivasi hedonis mempengaruhi minat

penggunaan UMKM dalam menggunakan POS

berbasis cloud.

Pengaruh Nilai Harga terhadap Minat Penggunaan

POS Berbasis Cloud

Menurut Dodds (1991) nilai harga didefinisikan

sebagai persepsi seseorang tentang biaya yang

dihabiskan untuk menggunakan sistem agar bisa

merasakan manfaat dari teknologi yang digunakan.

Berdasarkan UTAUT 2, nilai harga didefinisikan

sebagai manfaat yang dirasakan dari menggunakan

teknologi yang dalam penggunaannya telah

mengorbankan biaya tertentu. Apabila pengguna

merasa bahwa biaya yang mereka keluarkan telah

sesuai dengan manfaat yang mereka dapat dari

teknologi tersebut maka mereka akan cenderung

menggunakan teknologi tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa nilai harga tidak

berpengaruh terhadap minat penggunaan untuk

melakukan pembayaran dengan e-wallet, H6 ditolak,

hal ini tidak sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012). Penulis

berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi

dikarenakan harga yang ditawarkan oleh provider POS

berbasis cloud tidak memberikan manfaat yang sesuai

dikarenakan sering terjadinya data – data yang tidak

presisi ketika sudah di input kedalam sistem.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan

UMKM yang menggunakan POS berbasis cloud merasa

bahwa biaya yang dibayarkan dengan manfaat yang

dirasakan tidak sepadan sehingga membuat persepsi

UMKM terhadap Nilai Harga POS berbasis cloud tidak

berpengaruh.

Pengaruh Kebiasaan terhadap Minat Penggunaan

dan Perilaku Penggunaan POS Berbasis Cloud Menurut Venkatesh (2012) Kebiasaan

didefinisikan sebagai sejauh mana orang cenderung

melakukan sesuatu secara otomatis sebagai bentuk dari

pembelajaran dan pengalaman sebelumnya dalam

penggunaan teknologi. Menurut Venkatesh (2012)

Seiring dengan pengalaman yang meningkat dalam

menggunakan teknologi, pengguna mulai

menggunakan teknologi dengan biasa. Apabila

kebiasaan menggunakan teknologi tersebut telah ada,

maka penguna cenderung untuk menggunakan

teknologi tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa kebiasaan tidak

berpengaruh terhadap minat penggunaan untuk

mengunakan POS berbasis cloud. H7a ditolak, hal ini

tidak sesuai dengan model UTAUT2 yang

dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana

Kebiasaan berpengaruh positif terhadap Minat

Penggunaan teknologi. Selain itu, hasil menunjukkan

bahwa kebiasaan memiliki pengaruh terhadap perilaku

pengunaan dalam menggunakan POS berbasis cloud.

H7b diterima, hal ini sesuai dengan model UTAUT2

yang dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

13

kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif

terhadap perilaku penggunaan teknologi.

Untuk hasil pengaruh Kebiasaan yang tidak

berpengaruh terhadap Minat Penggunaan, penulis

berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi

dikarenakan pegawai UMKM yang menginput data

kedalam POS berbasis cloud tidak memiliki

pengalaman dalam menggunakan POS berbasis cloud

sehingga mereka tidak dapat mengoperasikan POS

berbasis cloud secara otomatis.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan

UMKM yang menggunakan POS berbasis cloud merasa

bahwa kurangnya keterampillan kedalam

mengoperasikan POS berbasis cloud membuat persepsi

UMKM terhadap minat penggunaan POS berbasis

cloud tidak berpengaruh secara sigfinikan. Namun,

dalam penggunaannya UMKM tetap menggunakan

POS berbasis cloud dikarenakan UMKM merasa bahwa

mereka mampu menggunakan POS berbasis cloud

dengan segala keterbatasan.

Pengaruh Minat Pengguna terhadap Perilaku

Penggunaan POS Berbasis Cloud

Menurut Ajzen (1995) Minat dijelaskan sebagai

probabilitas subjektif seseorang dalam melakukan

sesuatu. Minat penggunaan menjadi prediktor dalam

menentukan Perilaku Penggunaan atau Penggunaan

Berkelanjutan dalam menggunakan teknologi. Menurut

Madan (2016) Minat Penggunaan dapat diartikan

sebagai tolak ukur intensitas dari niat individu dalam

melakukan sebuah perilaku yang spesifik (Madan,

2016). Hasil menunjukkan bahwa minat penggunaan

memiliki pengaruh positif terhadap perilaku

penggunaan secara berkelanjutan untuk menggunakan

POS berbasis cloud. H8 diterima, hal ini telah sesuai

dengan model UTAUT2 yang dikembangkan oleh

Venkatesh (2012) dimana Minat Penggunaan

berpengaruh positif terhadap Perilaku Penggunaan.

Berdasarkan hasil tersebut UMKM yang

menggunakan POS berbasis cloud di Kota Maang

berpendapat bahwa mereka akan menggunakan POS

berbasis cloud di kemudian hari, sebagian banyak juga

setuju bahwa mereka berencana untuk tetap

berlangganan untuk menggunakan POS berbasis cloud

dalam kelangsungan bisnisnya.

Berdasarkan penjelasan diatas Eskpektasi Kinerja,

Ekspektasi Usaha, Pengaruh Sosial, dan Motivasi

Hedoni mempengaruhi Minat Penggunaan POS

berbasis cloud secara positif. Oleh karena itu Minat

Penggunaan terbukti dipengaruhi oleh variabel tersebut

sehingga dapat mempengaruhi Perilaku Penggunaan

berkelanjutan POS berbasis cloud.

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha,

pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi

hedonis, nilai harga, kebiasaan terhadap minat

penggunaan sistem informasi POS berbasis cloud dan

kondisi yang memfasilitasi, kebiasaan, minat

penggunaan terhadap perilaku penggunaan sistem

informasi POS berbasis cloud yang digunakan oleh

UMKM di Kota Malang. Penelitian ini menguji

konstruk Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology 2 (UTAUT 2). Terdapat sepuluh temuan

penting dalam penelitian ini, seperti berikut:

Pertama, hasil yang menunjukan pengaruh dari

ekspektasi kinerja terhadap minat penggunaan sistem

informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan

signifikan. Yang memiliki arti kebermanfaatan dapat

dirasakan UMKM di Kota Malang dalam menjalankan

operasional bisnisnya dan juga meningkatkan

produktivias usahanya dengan menggunakan sistem

informasi POS berbasis cloud.

Kedua, temuan yang menunjukan pengaruh dari ekspektasi usaha terhadap minat penggunaan sistem

informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan

signifikan. UMKM di Kota Malang merasakan

kemudahan dalam menjalankan proses bisnis

usahannya dengan menggunakan sistem informasi POS

berbasis cloud.

Ketiga, temuan yang menunjukan pengaruh dari

pengaruh sosial terhadap minat penggunaan sistem

informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan

signifikan. UMKM di Kota Malang merasa bahwa

pengaruh lingkungan seperti kerabat bisnis dan

kompetitor mendorong mereka untuk menggunakan

sistem informasi POS berbasis cloud.

Keempat, temuan yang menunjukan pengaruh dari

kondisi yang memfasilitasi terhadap minat penggunaan

sistem informasi POS berbasis cloud berpengaruh

negatif dan tidak signifikan. Yang memiliki arti bahwa

kerusakan sistem dan ketidaktepatan sistem

menyebabkan UMKM di Kota Malang merasa bahwa

sisem informasi POS berbasis cloud masih memiliki

beberapa kendala sehingga pencatatan secara manual

masih sering terjadi.

Kelima, temuan yang menunjukan pengaruh dari

motivasi hedonis terhadap minat penggunaan sistem

informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan

signifikan. Yang memiliki arti UMKM di Kota Malang

merasakan kenyamanan dan kesenangan dalam

menggunakan sistem informasi POS berbasis cloud.

Keenam, temuan yang menunjukan pengaruh dari nilai harga terhadap minat penggunaan sistem informasi

POS berbasis cloud berpengaruh negatif dan tidak

signifikan. Dengan adanya beberapa kendala yang

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

14

dihadapi UMKM di Kota Malang dalam penggunaan

sistem informasi POS berbasis cloud maka dirasa harga

yang dibayarkan tidak sepadan.

Ketujuh, temuan yang menunjukan pengaruh dari kebiasaan terhadap minat penggunaan sistem informasi

POS berbasis cloud berpengaruh negatif dan tidak

signifikan. Kurangnya keterampilan dalam

mengoperasikan sistem informasi POS berbasis cloud

membuat UMKM di Kota Malang tidak terbiasa

sehingga tidak dapat mengoperasikan sistem informasi

POS berbasis cloud secara otomatis.

Kedelapan, temuan yang menunjukan pengaruh

dari kondisi yang memfasilitasi terhadap perilaku

penggunaan sistem informasi POS berbasis cloud

berpengaruh positif dan signifikan. UMKM di Kota

Malang tetap menggunakan sistem informasi POS

berbasis cloud dikarenakan mereka memiliki persepsi

bahwa masih dapat mendatangkan sumber daya untuk

penggunaan sistem informasi POS berbasis cloud.

Kesembilan, temuan yang menunjukan pengaruh dari kebiasaan terhadap minat penggunaan sistem

informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan

signifikan. UMKM di Kota Malang tetap menggunakan

sistem informasi POS berbasis cloud walaupun dengan

segala macam keterbatasan.

Kesepuluh, temuan yang menunjukan pengaruh

dari minat penggunaan terhadap perilaku penggunaan

sistem informasi POS berbasis cloud berpengaruh

positif dan signifikan. UMKM di Kota Malang tetap

berencana untuk berlangganan sistem informasi POS

berbasis cloud untuk digunakan di kemudian hari.

Keterbatasan

Adapun keterbatasan dan halangan yang terjadi

saat penelitian ini dilakukan. penelitian ini dilakukan

saat pandemi terjadi sehingga kecil kemungkinan

bertemu langsung dengan pemilik UMKM. Peneliti

juga menggunakan teknik convenience sampling

sehingga data demografi responden penelitian ini secara

jenis usahanya tidak terlalu beragam, karena didominasi

oleh kedai kopi di Kota Malang.

Saran

Dalam pelaksanakan penilitian ini, penulis merasa bahwa data yang di dapatkan sulit dan mahal karena

untuk mendapatkan data pasti UMKM di Kota Malang

yang menggunakan sistem informasi POS berbasis

cloud merupakan data rahasia setiap perusahaan

penyedia layanan sistem informasi POS berbasis cloud.

Oleh karena itu, saran yang akan diberikan oleh penulis

adalah memperdalam model penelitian yang dimaksud,

dengan tujuan hasil penelitian semakin mendekati

presisi yang terjadi di lapangan dan juga dapat mewakili

keadaan UMKM di Kota Malang yang menggunakan

sistem informasi POS berbasis cloud secara

menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W. & Hartono, J. (2015). Partial Least

Square (PLS): Alternatif Structural Equation

Modelling (SEM) dalam Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Alalwan, A. A., Dwivedi, Y. K., & Rana, N. P. (2018).

Examining Factors Influencing Jordanian

Customers‟ Intentions and Adoption of Internet

Banking: Extending UTAUT2 with risk. Journal

of Retailing and Consumer Services, 40 (2018)

125-138.

Bodnar, G. H. Dan W. S. Hopwood. (Amir Abadi Jusuf

dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). (2006).

Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keenam.

Jakarta: Salemba Empat.

Budiaji, W. (2013). Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian dan

Perternakan. Vol. 2 No. 2 Hal : 127-133 ISSN

2302-6308 Budyastuti T. (2019). Factors that Influence Individual

Performance in Sales Accounting Information

Systems: Case Study of the Implementation of

Indomaret Point of Sales, International Journal

of Academic Research in Accounting Finance

and Management Sciences 9 (1):142-

149.Diakses dari

https://doi.org/10.6007/IJARAFMS/v9-i1/5915

Cahyodi SC, Arifin RW. (2017). Sistem Informasi Point

OF Sales Berbasis Web Pada Colony Amaranta

Bekasi. Information System For Educators And

Professionals. 1 (2): 189 – 204

Chopdar, Prasanta Kr., Nikolaos Korfiatis, V.J.

Sivakumar, Miltiades D. (2018). Mobile

Shopping Apps Adoption and Perceived Risks:

A Cross-Country Perspective Utilizing the

Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology. Computers in Human Behavior 86

(2018) 109-128.

Dasaratha, dkk, (2008), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 18, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Hartono, Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain

Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur

Teori Dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:

Andi.

Hendryadi, & Suryani. (2015). Metode Riset Kuantitatif

: Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: PT.

Fajar Interpratama Mandiri.

James dan Nicholas. (1994). System Analysis and

Design : Best Practices 4th Edition. West

Group, Minnesota.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …

15

Kristanto, Andri, (2008), Perancangan Sistem

Informasi dan Aplikasinya (Edisi Revisi).

Yogyakarta: Gava Media.

Kosasi S. 2014. Perancangan Aplikasi Point of Sale dengan Arsitektur Client/Server Berbasis Linux

dan Windows. Citec Journal, Vol. 1, No. 2,

Februari 2014 – April 2014, ISSN: 2354- 5771.

Margono, (2004), Metodologi Penelitian Pendidikan,

Jakarta :Rineka Cipta.

Megadewandanu, S., Suyoto, & Pranowo. (2016).

Exploring Mobile Wallet Adoption in Indonesia

Using UTAUT2 An Approach from Consumer

Perspective. 2nd International Conference on

Science and Technology-Computer. 1-6.

Mell, Peter, Timothy Grance, "The Nist Definition Of

Cloud Computing” National Institute of

Standards and Technology Special Publication

800-1457 pages. USA. (2011).

Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga.

Salemba Empat, Jakarta. .(2016). Sistem Akuntansi Edisi 4. Salemba

Empat, Jakarta.

Publik, B. I. (2018, October 24). Berita. Retrieved

from Pemerintah Kota Malang: https://malangkota.go.id/2018/10/24/umkm- naik-kelas-jadi-fokus-walikota-malang/

Republik Indonesia. Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah. Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4866

Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis Untuk Riset

Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Elex Media

Komputindo Kompas Gramedia

Sekaran, U. & Bougie, R. (2013). Research Methods for

Business. Inggris: John Wiley & Sons Ltd.

Sofya, S.A. (2019, November 12). Berita. Retrieved

from Tribun News Surabaya:

https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/12/ko

ta-malang-raih-penghargaan-industri-kreatif-

berbasis-digital-dari-harian-surya

S. Pressman, Roger, (2012). Rekatasa Perangkat

Lunak Pendekatan Praktisi Buku 1 dan 2,

Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sukarelawati, E. (2019, November 25). Berita.

Retrieved from Antara News:

https://www.antaranews.com/berita/1178635/u

mkm-kota-malang-didorong-melek-digital

.(2017). Metoda penelitian: Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandun: CV. Alfabeta.

Susanto, Azhar. (2008). Sistem Informasi Akuntansi

Struktur Pengendalian Resiko Pengembangan.

Edisi Perdana. Bandung: Lingga Jaya.

Venkatesh, V., & Zhang, X. (2010). Unified Theory of Acceptance and Use of Technology: U.S Vs.

China. Journal of Global Information

Technology Management,13(1), 5-27.

Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. (2003). User Acceptance of Information

Technology: Toward A Unified View.

Management Information System Quarterly.

27(3). 425-478.

Venkatesh, V., Thong, J. Y. L., & Xu, X. (2012).

Consumer Acceptance and Use of Information

Technology: Extending the Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology.

Management Information System Quarterly.

6(1). 157-178.

Widjajanto, Nugroho. (2001). Sistem Informasi

Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM …