faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan perawat …

98
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN HAND HYGIENE DI RSUD BATUBARA TESIS Oleh : BUDI HARIYANTO 1505195290 PROGRAM STUDI S2 ILKESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN HAND HYGIENE

DI RSUD BATUBARA

TESIS

Oleh :

BUDI HARIYANTO 1505195290

PROGRAM STUDI S2 ILKESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN 2019

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN HAND HYGIENE

DI RSUD BATUBARA

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.Kes)

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

Institut Kesehatan Helvetia

Oleh :

BUDI HARIYANTO 1505195290

PROGRAM STUDI S2 ILKESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2019

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …
Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

Telah diuji pada tanggal :

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. dr. Thomson P Nadapdap, M.Kes. Epid Anggota : 1. Dr. Asyiah Simanjorang, S.Kep, Ns, M.Kes 2. Masnelly Lubis, S.Kep, Ns

3. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …
Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

ii ABSTRAK Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Faktor Individu, Organisasi dan Perilaku Terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap RSUD Batu Bara. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di seluruh ruang rawat inap RSUD Batubara sebanyak 70 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square pada taraf kepercayaan 95%, α=5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ada pengaruh faktor individu terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Ada pengaruh faktor organisasi terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Kepatuhan perawat dalam melaksanakan Hand Hygiene dipengaruhi oleh faktor organisasi sebesar 4.119 kali. Bagi manajemen RSUD Batu Bara agar meningkatkan strategi promosi media lefleat dan MMT hand hygiene berupa peningkatan kualitas (design, susunan kata/kalimat, ukuran), peningkatan jumlah, dan lokasi penempatan yang mudah dilihat siapa saja.

Kata Kunci : Faktor Individu, Organisasi, Perilaku, Kepatuhan, Hand Hygiene

i

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …
Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara”. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat: 1) Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku Pembina Yayasan Helvetia Medan. 2) Iman Muhammad, S.E, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia Medan. 3) Dr. H. Ismail Efendi, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan. 4) Anto, M.Kes, Selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia 5) Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. 6) Prof. Dr. dr. Thomson P Nadapdap, M.Kes. Epid, selaku Dosen Pembimbing I telah memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini. 7) Dr. Asyiah Simanjorang, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini. 8) Masnelly Lubis, S.Kep, Ns, MARS, selaku Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini,

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

iv 9) Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt, selaku Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. 10) Seluruh dosen pengajar Program Studi S2 Imu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia, Minat Studi MARS yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan. 11) Seluruh Pegawai di RSUD Batubara yang banyak membantu dalam penelitian penulis. 12) Teristimewa buat suami tercinta, dan anak-anakku tersayang yang menjadi motivasi penulis yang selalu mendorong, mendoakan serta memberikan dukungan moral dalam menyelesaikan pendidikan ini. 13) Orang tua dan mertua yang selalu mendoakan penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata saya berdoa kiranya Tuhan membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Medan, Agustus 2019 Peneliti Budi Hariyanto

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

v RIWAYAT HIDUP Budi Hariyanto lahir pada tanggal 27 April 1975 di Belawan dari ayah Abdul Hakim dan ibu Saidah merupakan anak ketiga dari 5 (lima) bersaudara. Pada tanggal 25 November 2012 menikah dengan dr. Rahmawani Akmal, M.Kes. yang bertugas sebagai kepala UPT Puskesmas Lalang Kabupaten Batu Bara. Hasil pernikahan tersebut dikaruniai 3 (tiga) orang anak yaitu: 1) Muhammad Afif Khairy Hariyanto, lahir 30 Agustus 2014, sekarang pendidikan play group. 2) Muhammad Affan Shadiq Hariyanto, lahir 05 Februari 2016. 3) Afifah Syahira Hariyanto, lahir 15 April 2019. Pendidikan formal bermuladari SD Laksamana Marthadinata Kota Medan lulus tahun 1987. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di SMP Laksamana Marthadinata kota Medan lulus tahun 1990. Pada tingkat menengah, peneliti menempuh pendidikan di SMA Widyasana Utama Medan lulus tahun 1993. Setelah itu melanjutkan pendidikan di program pendidikan Kedokteran di Fakultas Kedokteran UISU Kota Medan lulus tahun 2009. Setelah tamat dan bisa berperaktek sebagai dokter umum pada tahun 2002, penulis bekerja di Perum Bulog Jakarta sampai tahun 2008. Selanjutnya penulis diangkat menjadi pegawai di Badan Usaha Milik Negara sampai saat ini.Tahun 2015 penulis kembali melanjutkan kuliah mengambil megister (S2) di Institut Kesehatan Helvetia Medan Minat Studi Administrasi Rumah Sakit.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

vi DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 10 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 11 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 13 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 13 2.2 Konsep Kepatuhan .................................................................. 16 2.2.1 Pengertian Kepatuhan ................................................ 16 2.2.2 Teori Kepatuhan .......................................................... 16 2.3 Hand Hygiene.......................................................................... 17 2.3.1 Pengertian ................................................................... 17 2.3.2 Tujuan Mencuci Tangan ............................................. 18 2.3.3 Indikasi Mencuci Tangan ............................................ 18 2.3.4 Macam-Macam Mencuci Tangan ............................... 19 2.3.5 Peralatan dan Perlengkapan Mencuci Tangan ............ 20 2.3.6 Cara Mencuci Tangan ................................................. 21 2.3.7 Faktor yang memengaruhi Praktik Hand Hygiene ....................................................................... 24 2.4 Kerangka Teori........................................................................ 27 2.5 Kerangka Konsep .................................................................... 27 2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................. 28 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 29 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 29 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 29 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 29 3.3.1 Populasi .................................................................... 29 3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................... 30 3.4.1 Validitas ......................................................................... 30 3.4.2 Reliabilitas ..................................................................... 31

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

vii 3.5 Definisi Operasional ............................................................... 35 3.6 Aspek Pengukuran Data .......................................................... 38 3.7 Pengelolahan dan Analisa Data ............................................... 39 3.7.1 Pengelolahan Data .................................................... 39 3.7.2 Analisa Data............................................................... 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 43 4.1 Hasil ......................................................................................... 43 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 43 4.2 Analisa Univariat ..................................................................... 44 4.2.1 Karakteristik Responden .................................................. 44 4.2.2 Jenis Kelamin................................................................... 45 4.2.3 Umur ................................................................................ 45 4.2.4 Masa Kerja ....................................................................... 46 4.2.5 Pendidikan ....................................................................... 46 4.2.6 Faktor Individu, Organisasi, Perilaku dan Kepatuhan di RSUD Batabara ......................................... 47 4.3 Analisis Bivariat ........................................................................ 48 4.4 Analisis Multivariat ................................................................... 49 BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 52 5.1 Pembahasan ........................................................................... 52 5.1.1 Pengaruh Faktor Individu trhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara .............................................................. 52 5.1.2 Pengaruh Faktor Organisasi terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara ............................................................... 55 5.1.3 Pengaruh Faktor Perilaku terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara ............................................................... 61 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 63 6.1 Kesimpulan ............................................................................ 63 6.2 Saran ....................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65

LAMPIRAN ..................................................................................................... 68

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

viii DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Faktor Individu ............ 32 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Faktor Organisasi ......... 33 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Faktor Perilaku ............ 34 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Faktor Kepatuhan ..................................................................................... 35 3.5 Definisi Operasional...................................................................... 36 3.6 Aspek Pengukuran, Variabel Independen dan Dependen ............. 35 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 45 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ................................ 45 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja....................... 46 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ....................... 46 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Katagori Faktor Individu, Organisasi, Perilaku dan Kepatuhan ............................................. 47 4.6 Hubungan Faktor Individu dengan Kepatuhan ............................. 48 4.7 Hubungan Faktor Perilaku dengan Kepatuhan ............................. 49 4.8 Variabel Independen yang Memengaruhi Kriteria Analisis Multivariat .................................................................................... 49 4.9 Hail Analisis Multivariat Regresi Logistik ................................... 50

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

ix DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Langkah-langkah Mencuci Tangan Bersih dan Baik ........................ 22 2.2 Langkah-langkah Mencuci Tangan Bersih yang Baik dan Benar dengan Menggunakan Handdrub ..................................................... 23 2.3 Kerangka Teori Modifikasi Teori Kelman ....................................... 27 2.4 Kerangka Konsep Penelitian............................................................. 27 4.1 Stuktur Organisasi Rumah Sakit ....................................................... 44

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

x DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden........................................ 62 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden........................................ 63 3 Lembar Observasi ............................................................................. 64 4 Dokumentasi ..................................................................................... 72

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Istilah ini seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infections) diganti dengan istilah baru yaitu “Health Associated Infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Infeksi ini tidak terbatas pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan pendamping pasienan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit selanjutnya disebut Infeksi Rumah Sakit (IRS).(1) HAIs masih menjadi masalah dunia. Prevalensi HAIs di negara-negara berkembang berkisar antara 5,7-19,1%, sementara prevalensi di negara-negara maju berkisar antara 3,5-12% (WHO, 2012). Kejadian HAIs di negara-negara Asia, seperti Amerika Latin dan Sub- Sahara Afrika tergolong tinggi mencapai lebih dari 40%.(2) 1

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

2 Sedangkan di Indonesia prevalensi HAIs sebesar 7,1%. Angka HAIs yang tinggi dapat menyebabkan berbagai kerugian. Kejadian HAIs ini menyebabkan lama rawat, mortalitas, dan biaya pendamping pasien meningkat, diagnosa yang diperlukan lebih luas serta pengobatan menjadi lebih sulit. Suatu survei prevalensi meliputi 55 rumah sakit dari 14 negara berkembang 4 wilayah WHO (Eropa, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% dari pasien 558 rumah sakit mengalami infeksi nosokomial. Jadi pada setiap saat, terdapat 1,4 juta pasien di seluruh dunia terkena komplikasi infeksi yang didapat di rumah sakit. Pada survei ini frekuensi tertinggi infeksi nosokomial dilaporkan dari rumah sakit di Timur Tengah dan Asia Tenggara, masing-masing sebesar 11,8% dan 10,0%. Di Indonesia, dalam penelitian pada 11 rumah sakit di Jakarta pada tahun 2011 menunjukkan 9,8% pasien rawat inap mengalami infeksi nosokomial5. Di Jawa Tengah dengan jumlah pasien 1.423 pasien dari jumlah pasien berisiko 163.417 (10,63%).(3)(4)(5) Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan pencegahan infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/III//2007 tentang Pedoman Manajerial Pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. Kebijakan tersebut sebagai upaya untuk memutuskan siklus penularan penyakit dan melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung, dan masyarakat yang menerima pelayanan baik di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya. WHO mencetuskan “global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

3 kesehatan dengan My Five Moments for Hand Hygiene yaitu : melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien”.(1) Perawat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya infeksi nosokomial karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak melakukan kontak dengan pasien dan berinteraksi secara langsung dengan pasien selama 24 jam. Upaya pencegahan infeksi nosokomial yang dapat dilakukan perawat adalah dengan meningkatkan kemampuan dalam menerapkan kewaspadaan standar (standar precaution) dengan komponen utamanya yang merupakan salah satu metode paling efektif untuk mencegah penularan patogen berkaitan dengan pelayanan kesehatan adalah dengan melakukan praktek kebersihan tangan (hand hygiene). Meskipun hand hygiene merupakan teknik dasar yang penting dalam pencegahan infeksi namun tingkat kepatuhan petugas kesehatan khususnya perawat dalam melakukan hand hygiene masih sangat rendah.(2) Hand hygiene merupakan tindakan sederhana dengan mencuci tangan yang terbukti dapat mencegah penyakit. Akan tetapi, tindakan sederhana ini seringkali tidak dihiraukan oleh masyakat. Padahal ketidakpatuhan dalam mencuci tangan berdampak besar pada kesehatan manusia. Hal ini dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit seperti diare, infeksi saluran penapasan, pneumonia, infeksi cacing, infeksi mata, dan infeksi kulit. Data dari Riskesdas juga menunjukkan bahwa secara nasional tercatat hanya sebesar 28,6% yang berperilaku cuci tangan

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

4 dengan benar. Sedangkan di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hanya sebesar 39,5% (Riskesdas, 2016). Data proporsi penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar dalam cuci tangan menurut kabupaten/ kota, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 yaitu Gunung Kidul 55,7%, Kota Yogyakarta 53,7%, Sleman 52,6%, Bantul 46,3%, dan Kulon Progo 35,7%. Data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang cuci tangan dengan benar khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta masih rendah, padahal dengan mencuci tangan dengan benar seseorang dapat terhindar dari infeksi di pelayanan kesehatan. Perilaku kepatuhan hand hygiene perawat merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial. Studi di Amerika Serikat menunjukkan tingkat kepatuhan perawat melakukan cuci tangan masih sekitar 50% dan di Australia sekitar 65%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Karaaslan dkk (2014) di unit perawatan intensif neonatal dan anak Rumah Sakit Universitas Marmara Istanbul didapatkan angka kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene yaitu sebesar 43,2%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pittet (2013) didapatkan rata-rata kepatuhan cuci tangan di rumah sakit universitas Geneva adalah sebesar 48%. Angka kepatuhan hand hygiene di Indonesia juga masih sangat rendah. Dilihat dari penelitian yang dilakukan Damanik (2011), didapatkan angka kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene hanya sebesar 48,3%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015), ditemukan bahwa tingkat kepatuhan melaksanakan hand hygiene di IGD RSUD dr. Iskak Tulungagung masih sangat rendah yaitu sebesar 36%. Penelitian

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

5 lain yang dilakukan oleh Suryoputri (2011), didapatkan angka kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene berdasarkan bangsal adalah 24,16% (Bedah), 26,09% (Anak), 25,13% (Interna), 25,9% (HCU), 26,11% (PICU), dan 25,72% (ICU). (7) Kepatuhan untuk melaksanakan hand hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor individu, organisasi dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut mempunyai ketergantungan dalam mempengaruhi kepatuhan dalam melaksanakan hand hygiene. Faktor individu yang mempengaruhi yaitu pengetahuan, sikap, beban kerja, dan motivasi. Faktor organisasi meliputi ada tidaknya prosedur tetap, sanksi, penghargaan, dukungan, pelatihan dan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan hand hygiene. Faktor lingkungan meliputi air dan arsitektur bangunan. Faktor-faktor lain penentu perilaku kepatuhan seperti sikap, pengetahuan, pengaruh sosial, dan self-efficacy. Pentingnya memahami dinamika perubahan perilaku untuk merancang strategi untuk meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan dalam melakukan hand hygiene.(8) Pengetahuan merupakan salah satu faktor pendorong dan faktor individu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan adalah suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasarkan pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Dapat disimpulkan pengetahuan adalah suatu proses atau suatu hasil tahu yang terjadi

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

6 setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu yang menghasilkan suatu keterampilan.(9) Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saragih dan Rumapea menunjukkan bahwa perawat dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang cuci tangan mempunyai kepatuhan yang lebih tinggi. Sejalan dengan penelitian Pratama yang menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene yaitu pengetahuan. Penelitian lain menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat melakukan hand hygiene. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene. (10)(11)(12) Faktor lain yang mempengaruhi perilaku perawat dalam pelaksanaan langkah-langkah hand hygiene adalah faktor pemungkin yaitu ketersediaan fasilitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pittet menyatakan bahwa salah satu kendala dalam ketidakpatuhan terhadap hand hygiene adalah sulitnya mengakses tempat cuci tangan atau persediaan alat lainnya yang digunakan untuk melakukan hand hygiene. Penelitian lain menyebutkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan fasilitas cuci tangan dengan kepatuhan penerapan cuci tangan petugas kesehatan di poli gigi. Dapat disimpulkan bahwa fasilitas cuci tangan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan langkah-langkah hand hygiene. (17)

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

7 Supervisi yang merupakan salah satu faktor penguat dan faktor organisasi juga dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan langkah-langkah hand hygiene. Supervisi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perawat pelaksana dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Hasil penelitian Maria menunjukkan ada hubungan peran kepala ruangan melakukan supervisi perawat pelaksana dengan penerapan patient safety, dengan adanya supervisi yang maksimal perawat pelaksana melakukan penerapan patient safety dengan baik. Supervisi kepala ruangan yang dilakukan perawat di rumah sakit menunjukkan perawat pelaksana telah melakukan kinerja sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh kepala ruangan di ruangan sehingga kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO) mencuci tangan bisa mencapai 100%. Sejalan dengan penelitian Arifien yang menunjukkan bahwa responden yang mendapat dukungan dari pimpinannya berpeluang lebih patuh sebesar 21 kali dibandingkan dengan responden yang kurang mendapat dukungan dari pimpinannya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi dari kepala ruangan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan langkah-langkah hand hygiene.(18)(19) Rumah Sakit Umum Daerah Batubara terletak di Jalan Datuk Kubah Kecamatan Lima Puluh Kebupaten Batu Bara . Rumah sakit ini menyediakan beberapa pelayanan medis yang yaitu Rawat Inap, Poliklinik, IGD. Rumah sakit ini memiliki fasilitas pelayanan yang disediakan meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam, rawat jalan, rawat inap, persalinan 24 jam, poli umum, poli gigi, KIA/KB, praktek dokter spesialis, laboratorium klinik, rontgen, dan ambulan.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

8 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada di Rumah Sakit Umum Daerah Batubara didapatkan data bahwa terdapat kejadian infeksi nosokomial pada bulan September 2015 sebanyak 1 kali dan pada bulan November 2016 juga terdapat kejadian infeksi nosokomial sebanyak 4 kali. Adanya peningkatan kasus infeksi nosokomial di Rumah Sakit tersebut. Berdasarkan data rekam medik RSUD Batubara bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2018 menunjukkan yang beresiko mengalami infeksi nosokomial yaitu Infeksi Saluran Kecing (ISK) sebesar 1,7%, Infeksi Luka Operasi (ILO) sebesar 1,18%, Infeksi Jarum Infus (Plebitis) 22,29%, Hospital Acquired Pneumonia (HAP) sebesar 0,69%. Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di ruang perawatan dalam dan ruang perawatan bedah RSUD Batubara terhadap 10 orang perawat pelaksana saat melakukan praktik cuci tangan didapat hanya 20% perawat yang melakukan praktik cuci tangan dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ditetapkan. Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Tim Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) bahwa Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam memakai Handrub/ Handwash berdasarkan lima moment adalah Moment 1: 69,68%, Moment 2: 79,03%, Moment 3: 93,63%, Moment 4: 91,09%, Moment 5: 82,92%. Kepatuhan kebersihan tangan berdasarkan profesi petugas adalah Perawat : 41,1%, Dokter : 18,83%, Analisis :15,8%, Nutrisionis : 6,67% (14). Rumah sakit saat ini sedang menggalakkan perilaku cuci tangan pada tenaga kesehatan khususnya perawat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial karena tenaga kesehatan khususnya perawat adalah salah satu

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

9 tenaga di rumah sakit yang secara langsung berinterasi dengan klien dan menjadi sumber penyebab terjadinya infeksi nosokomial. Faktor-faktor mengapa belum optimalnya perilaku hand hygiene dilihat dari hasil wawancara 6 orang perawat, 2 orang perawat tidak mengetahui lima momen enam langkah hand hygiene, apa itu hand hygiene dan tujuan dari hand hygiene, 5 orang perawat mengatakan fasilitas yang masih kurang mendukung, air yang sering mati, wastafel yang jauh dari jangkauan, dan tidak adanya handuk/tisu pengering dan 5 orang perawat mengatakan tidak adanya supervisi terkait hand hygiene, kepala ruangan tidak melakukan pengamatan atau observasi langsung terkait pelaksanaan hand hygiene. Pengetahuan perawat sudah baik, akan tetapi masih ada beberapa orang perawat yang tidak mengetahui apa itu hand hygiene, tujuan dilakukannya hand hygiene dan apa saja enam langkah lima momen hand hygiene. Terkait pelatihan tentang hand hygiene itu sendiri, rumah sakit pernah mengadakannya pada tahun 2015, tetapi tidak secara rutin dan berkala, dan jika ada mahasiswa praktek terlebih mahasiswa program S2 juga dilakukan pelatihan. Meskipun sudah dilakukan pelatihan masih ada perawat yang tidak mau mengikutinya karena malas, misalnya izin tidak hadir dengan berbagai alasan dan juga ada sebagian perawat yang mengikuti pelatihan tersebut izin ke toilet dan tidak balik lagi ke dalam ruangan pelatihan. Kurangnya fasilitas cuci tangan terlihat dari tidak adanya wastafel di setiap ruang rawatan, hanya ada satu wastafel di luar ruang rawat dan itupun letaknya jauh dari jangkauan, hal ini masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 1 wastafel untuk 2 - 4 bed, air yang

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

10 sering mati, handrub yang tidak mencukupi. Ruang kebidanan sendiri memiliki empat wastafel namun tidak bisa digunakan satupun karena rusak. Untuk ketersediaan handrub, di ruang interne yang pasiennya relatif banyak sering kosong dikarenakan tidak ada orang yang bertugas khusus menambah persediaan handrub tersebut, hanya saja jika ada perawat yang melihat kalau handrub kosong, baru ditambah. Meskipun ada perawat yang melihat, tapi terkadang tidak sempat karena banyak pekerjaan yang lain. Supervisi dari atasan rumah sakit dan kepala ruangan sendiri belum ada. Untuk punishment maupun reward dari kepala ruangan juga tidak ada, hanya saja jika ada mahasiswa yang praktek kadang-kadang memberikan reward kepada perawat yang patuh melaksanakan langkah-langkah hand hygiene. Pada saat preconference, kepala ruangan juga tidak mengingatkan akan pentingnya hand hygiene, tidak mempraktekkan hand hygiene dan tidak adanya pengamatan/observasi langsung terhadap pelaksanaan langkah-langkah hand hygiene perawat. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh faktor individu, organisasi dan perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Batubara.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah ada Pengaruh Faktor Individu, Organisasi dan Perilaku Terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap RSUD Batu Bara?.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

11 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Faktor Individu di RSUD Batubara 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Faktor Organisasi di RSUD Batubara 3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Faktor Perilaku di RSUD Batubara 4. Untuk mengetahui kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara 5. Untuk menganalisis pengaruh faktor individu terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara 6. Untuk menganalisis pengaruh faktor organisasi terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara 7. Untuk menganalisis pengaruh faktor perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara 8. Untuk menganalisis faktor paling dominan yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi berdasarkan manfaat teori dan manfaat praktis. 1. Manfaat secara teori Penelitian ini daapat menjadi pengembangan khasanah keilmuan khususnya tentang pengetahuan perawat dalam melaksanakan hand hygiene

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

12 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi rumah sakit untuk menyusun SOP tentang pelaksanaan hand hygiene serta menyusun kebijakna tentang pencegah infeksi nosokomial.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Monica dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Hand Hygiene di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mangosidi Manado Tahun 2014”. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan penerapan Hand Hygiene oleh perawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Mangosidi Manado(p=0,000), terdapat hubungan antara ketersediaan sarana dengan penerapan Hand Hygiene oleh perawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III R.W Mangosidi Manado (p=0,000). Ada hubungan antara motivasi perawat dengan penerapan Hand Hygiene oleh perawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III R.W Mangosidi Manado (p=0,003) dan terdapat hubungan antara supervisi dan penerapan Hand Hygiene oleh perawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III R.W Mangosidi Manado (0,001). Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan, ketersediaan sarana, motivasi dan supervisi terhadap penerapan Hand Hygiene di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III R.W Mangosidi Manado.(19) Hasil penelitian Fauzia, dengan judul “Kepatuhan Standar Prosedur Operasional Hand Hyigine pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tahun 2014”. Di dapatkan hasil penelitian bahwat perilaku Hand Hyigiene perawat sesuai dengan SPO yang berlaku di Rumah Sakit tersebut secara 13

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

14 keseluruhan sebesar 36% dengan kepatuhan tertinggi pada unit stroke. Tahapan dalam SPO dengan kepatuhan rendah terutama pada detail teknik melakukan cuci tangan.(20) Hasil penelitian Elies, dkk dengan judul “Penerapan Hand Hygiene perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Hasanah Muhammadiyah Mojokerto Tahun 2014”. Didapatkan data bahwa Kepatuhan Hand Hygiene perawat ruang rawat inap rumah sakit masih rendah (35%). Angka kepatuhan yang tinggi ditemukan pada momen sesudah kontak atau melakukan tindakan sedangkan kepatuhan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien sangat rendah bahkan nol pada momen sebelum kontak dengan pasien. Analisis akar masalah menunjukkan faktor pengetahuan dan penguatan monitoring dalam bentuk audit, media pengingat, tidak adanya mekanisme sangsi dan penghargaan merupakan determinan kepatuhan Hand Hygiene.(21) Hasil penelitian Jamaluddin, dkk dengan judul “Kepatuhan Cuci Tangan 5 Momen di Unit Perawatan Instesif di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk Tahun 2012”. Didapatkan data bahwa kepatuhan cuci tangan selama sosialisasi berdasarkan 5 momen adalah momen 1 patuh (25,9%) tidak patuh (74,1%), momen 2 patuh (63%) tidak patuh (37%), momen 3 patuh (96,3%) tidak patuh (3,7%), momen 4 patuh (40,7%) tidak patuh (59,3%) dan momen 5 patuh (14,8%) tidak patuh (85,2%). Kepatuhan cuci tangan setelah sosialisasi berdasarkan momen adalah momen 1 patuh (70,4 %) tidak patuh (29,6%), momen 2 patuh (18,5%) tidak patuh (81,5%), momen 3 patuh (3,7%) tidak patuh (96,3%), momen 4 patuh (33,3%) tidak patuh (66,7%) dan momen 5 patuh (70,4%) tidak patuh 12

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

15 (29,6%). Rata-rata kepatuhan cuci tangan selama sosialisasi berdasarkan kategori patuh (48,14%) dan tidak patuh (51,86%) sedangkan setelah sosialisasi didapatkan bahwa patuh (60,74%) dan tidak patuh (39,26%). Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa program sosialisasi dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan cuci tangan 5 momen pada perawat yang bekerja di unit perawatan intensif.(22) Hasil penelitian Abdullah, dkk dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan, Motivasi dan Supervisi Dengan Kinerja Pencegahan Infeksi Nosokomial di RSUD Haji Makassar Tahun 2014”. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,000), dan supervisi (p=0,000) berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pencegahan infeksi nosokomial. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara pengetahuan, motivasi, dan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dalam pencegahan infeksi nosokomial di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar.(22) Hasil penelitian Hananto, dkk dengan judul “Penerapan Supervisi Klinis Kepala Ruang Untuk Meningkatkan Pelaksanaan Cuci Tangan Lima Momen Perawat Pelaksana di Rumah Sakit di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016”. Hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan tindakan cuci tangan lima momen sebelum pelaksanaan supervisi klinis sebuah Rumah Sakit di Bojonegoro sebagian besar kurang baik dengan rerata 2.8261 (56,5%), pelaksanaan tindakan cuci tangan lima momen sesudah pelaksanaan supervisi klini Rumah Sakit di Bojonegoro sebagian besar kurang baik dengan rerata 4.1957 (83,9%),

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

16 pelaksanaan supervisi klinis akan meningkatkan pelaksanaan cuci tangan lima momen di Rumah Sakit di Bojonegoro (p=0,000, p<0,05).(24) 2.2. Konsep Kepatuhan 2.2.1. Pengertian Kepatuhan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat. Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Kepatuhan petugas profesional (bidan) adalah sejauh mana perilaku seorang perawat sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan perawat ataupun pihak rumah sakit.(26) 2.2.2. Teori Kepatuhan Menurut Herb Kelman, kepatuhan dimulai dari tahap individu mematuhi anjuran tanpa kerelaan karena takut hukuman atau sangsi. Tahap identifikasi adalah kepatuhan karena merasa diawasi. Tahap internalisasi adalah tahap individu melakukan sesuatu karena memahami makna, mengetahui pentingnya standar pelaksanaan APN.(27) Menurut Sarwono, bahwa patuh menghasilkan perubahan tingkah laku yang sementara, dan individu cenderung kembali berpandangan semula. Biasanya kepatuhan ini timbul karena individu merasa tertarik atau mengagumi petugas (pimpinan) tersebut, sehingga ingin mematuhi apa yang dianjurkan atau

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

17 diinstruksikan tanpa memahami sepenuhnya arti dan manfaat dari tindakan tersebut, tahap ini disebut proses identifikasi. Meskipun motivasi untuk mengubah perilaku individu dalam tahap ini lebih baik dari pada dalam tahap kesediaan, namun motivasi ini belum dapat menjamin kelestarian perilaku itu karena individu belum dapat menghubungkan perilaku tersebut dengan nilai-nilai lain dalam hidupnya, sehingga jika dia ditinggalkan petugas atau tokoh idolanya itu maka dia merasa tidak perlu melanjutkan perilaku tersebut.(28) Perubahan perilaku individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui proses internalisasi, dimana perilaku yang baru itu dianggap bernilai positif bagi diri individu dan diintegrasikan dengan nilai-nilai lain dari hidupnya. 2.3. Hand Hygiene

2.3.1. Pengertian Hand hygiene adalah istilah yang umum digunakan untuk mengarah kepada semua kegiatan untuk membersihkan tangan. Cara terpenting untuk mencegah penularan agen infeksius antar manusia atau dari daerah yang memiliki kandungan mikroba tinggi, misalnya mulut, hidung, atau usus, ke tempat yang berpotensi terinfeksi adalah dengan cara mencuci tangan.(19) Dengan mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik pada lima momentum, yaitu sebelum melakukan prosedur aseptik, sebelum berhubungan (kontak) dengan pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien, dan setelah kontak dengan cairan tubuh yang memiliki resiko.(30)

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

18 Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan tenaga kesehatan, hal ini termasuk kurangnya pengetahuan personil tenaga kesehatan tentang pentingnya kebersihan tangan dalam mengurangi penyebaran infeksi.(31) 2.3.2. Tujuan Mencuci Tangan Tujuan dari mencuci tangan yaitu untuk : (23) 1. Mengangkat mikroorganisme yang berada di telapak tangan. 2. Mencegah infeksi silang (cross infection). 3. Menjaga kondisi tangan agar tetap steril. 4. Untuk melindungi diri dan pasien dari kejadian infeksi. 5. Memberikan perasaan segar dan bersih sehabis mencuci tangan (Potter, 2011).

2.3.3. Indikasi Mencuci Tangan Berikut ini merupakan indikasi-indikasi yang mengharuskan kita untuk mencuci tangan antara lain adalah: (13) 1. Jika telapak tangan terasa dan terlihat kotor. 2. Sebelum dan sesudah memegang anak. 3. Sebelum dan sesudah memegang makanan atau minuman. 4. Setelah memegang benda-benda yang memungkinkan mengandung penyakit seperti muntahan, darah, cairan tubuh. 5. Sebelum memberikan obat kepada pasien.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

19 Dalam Buku Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial disebutkan bahwa cuci tangan wajib dilakukan oleh: 1. Setiap orang yang mempunyai hubungan langsung atau kontak langsung dengan pasien seperti dokter, pendamping pasien, fisioterapi, dan petugas medis lainnya. 2. Setiap orang yang tidak langsung kontak dengan pasien seperti ahli gizi, farmasi, petugas laboratorium. 3. Setiap personel yang melakukan prosedur terhadap pasien yang sudah terkena infeksi harus menggunakan sarung tangan. 4. Setiap orang yang bekerja di rumah sakit. (16)

2.3.4. Macam-Macam Mencuci Tangan Kegiatan mencuci tangan dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu : cuci tangan bersih, cuci tangan steril, dan cuci tangan aseptik.(32) 1. Cuci Tangan Bersih Mencuci tangan bersih adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. WHO sendiri telah mengeluarkan regulasi mengenai peraturan mencuci tangan yang baik dan benar untuk kalangan medis maupun kalangan perseorangan / masyarakat. Berikut ini merupakan prosedur untuk mencuci tangan yang baik dan benar menurut WHO. 2. Cuci Tangan Aseptik Mencuci tangan aseptik adalah mencuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan larutan antiseptik.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

20 Mencuci tangan dengan larutan antiseptik, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan bersih, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril. 3. Cuci Tangan Steril Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci hama), khususnya bila akan melakukan tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (tidak iritatif, spektrum luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu. 2.3.5. Peralatan dan Perlengkapan Mencuci Tangan Dengan Benar Peralatan dan perlengkapan mencuci tangan pakai sabun menurut Darmadi, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan adalah: (32) 1. Sabun biasa atau antiseptik 2. Handuk bersih 3. Wastafel atau air mengalir. 4. Cairan antiseptik/handrub

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

21 2.3.6. Cara Mencuci Tangan Ada 10 langkah yang menjadi pedoman dari WHO dalam melakukan cuci tangan dengan sabun dan air. Praktek kebersihan tangan ini dapat dilakukan selama 40-60 detik. berikut langkah mencuci tangan yang benar menurut WHO adalah: (15) 1. Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air mengalir. 2. Tuangkan sabun ketelapak tangan secukupnya. 3. Ratakan sabun dengan kedua tangan sampai kedua telapak tangan terkena sabun. 4. Gosok punggung tangan kanan dengan tangan kiri sampai sela-sela jari-jari kemudian ganti tangan sebelah kiri. 5. Telapak tangan saling bersentuhan dengan jari yang disilangkan pada sela-sela jari. 6. Letakkan punggung jari pada telapak tangan satunya dengan jari saling mengunci. 7. Menggosok ibu jari dengan menggenggam ibu jari bagian kiri dengan tangan kanan lalu putar, begitu pula sebaliknya. 8. Menggosok jari-jari tangan kanan pada telapak tangan kiri untuk membersihkan kotoran yang ada di kuku tangan kanan, begitu pula sebaliknya. 9. Bilas dengan air yang mengalir. 10. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk kering dan bersih atau tissue sekali pakai. (seperti terlihat pada gambar 2.1).

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

22

Gambar 2.1. Langkah-langkah mencuci tangan bersih yang baik dan benar15

Adapun langkah-langkah mencuci tangan dengan menggunakan handrub (larutan berbasis alkohol 60-90%). Kebersihan tangan dengan larutan berbasis alkohol/handrub dilakukan bila tangan secara kasat mata tidak tampak kotor dan tidak terpapar cairan tubuh/bahan infeksius.cara mencuci tangan dengan menggunakan handrub ini dapat dilakukan selama 20-30 detik. Langkah-langkah mencuci tangan meggunakan handrub adalah sebagai berikut: 1. Tuangkan 3-5 cc antiseptic berbasis alcohol ke telapak tangan. 2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. 3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

23 4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari. 5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci. 6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya. 7. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya. 8. Keringkan tangan anda. Berikut ini merupakan cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menggunakan cairan antiseptik/handrub menurut WHO seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Langkah-langkah mencuci tangan bersih yang baik dan benar

dengan menggunakan handrub15.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

24 2.3.7. Faktor yang mempengaruhi praktik Hand Hygiene Tietjen bahwa faktor yang berpengaruh pada tindakan cuci tangan adalah tidak tersedianya tempat cuci tangan, waktu yang digunakan untuk cuci tangan, kondisi pasien, efek bahan cuci tangan terhadap kulit dan kurangnya pengetahuan terhadap standar. Sementara itu menemukan dalam penelitiannya bahwa kurang kesadaran pendamping pasien dan fasilitas menyebabkan kurang patuhnya pendamping pasien untuk cuci tangan. Kepatuhan cuci tangan juga dipengaruhi oleh tempat tugas.(10)(13) Menurut Cucunawangsih, tingkat kepatuhan untuk melakukan KU (Kewaspadaan Universal), khususnya berkaitan dengan HIV / AIDS, dipengaruhi oleh faktor individu (jenis kelamin, jenis pekerjaan, profesi, lama kerja dan tingkat pendidikan), faktor psikososial (sikap terhadap HIV dan virus hepatitis B, ketegangan dalam suasana kerja, rasa takut dan persepsi terhadap resiko), dan faktor organisasi manajemen (adanya kesepakatan untuk membuat suasana lingkungan kerja yang aman, adanya dukungan dari rekan kerja dan adanya pelatihan).(34) Beberapa ahli sebagaimana dikemukakan oleh Ernawati, mengatakan bahwa kepatuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan dapat berupa tidak lain merupakan karakteristik pendamping pasien itu sendiri. Karakteristik pendamping pasien merupakan ciri-ciri pribadi yang dimiliki seseorang yang memiliki pekerjaan merawat klien sehat maupun sakit. Karakteristik pendamping pasien meliputi variabel demografi

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

25 (umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa dan tingkat pendidikan), kemampuan, persepsi dan motivasi.(35) Menurut Berman, variabel demografi berpengaruh terhadap kepatuhan. Sebagai contoh secara geografi penduduk Amerika lebih cenderung taat mengikuti anjuran atau peraturan di bidang kesehatan. Data demografi yang mempengaruhi ketaatan misalnya jenis kelamin wanita, ras kulit putih, orang tua dan anak-anak terbukti memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Latar belakang pendidikan juga akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam melaksanakan etos kerja. Semakin tinggi pendidikan seseorang, kepatuhan dalam pelaksanaan aturan kerja akan semakin baik.(36) Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dalam soal kemampuan kerja, maka wajar-wajar saja kalau ada pendamping pasien yang merasa mampu atau tidak mampu dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan protap. Demikian juga dalam pelaksanaan protap mencuci tangan, pendamping pasien yang memiliki kemampuan melaksanakan, akan cenderung patuh untuk melaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan dalam protap tersebut.(37) Persepsi tentang protap akan diterima oleh penginderaan secara selektif, kemudian diberi makna secara selektif dan terakhir diingat secara selektif oleh masing-masing pendamping pasien. Dengan demikian muncul persepsi yang berbeda tentang protap tersebut, sehingga kepatuhan pendamping pasien didalam pelaksanaan protap tersebut juga akan berbeda.(33)

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

26 2.4 Kerangka Teori Menurut Herb Kelman (38), kepatuhan dimulai dari tahap individu mematuhi anjuran tanpa kerelaan karena takut hukuman atau sangsi. Tahap identifikasi adalah kepatuhan karena merasa diawasi. Tahap internalisasi adalah tahap individu melakukan sesuatu karena memahami makna. Ketiga tahap kepatuhan yang dikembangkan oleh Kelman mengacu pada pengetahuan dan sikap yaitu tahap internalisasi dan tahap individu mematuhi anjuran tanpa kerelaan karena takut hukuman atau sangsi. Tahap identifikasi adalah kepatuhan karena merasa diawasi mengacu pada motivasi. Pengetahuan standar operasional prosedur hand hygiene sangat erat kaitannya terhadap pelaksanaan standar operasional prosedur pelaksanaan pencegahan infeksi, karena dengan adanya pengetahuan yang baik tentang standar operasional prosedur hand hygiene tentu akan semakin menguatkan keyakinan perawat dalam melaksanakan standar operasional prosedur asuhan persalinan normal sehingga mencegah infeksi nosokomial. Perilaku perawat terhadap kepathan praktik hand hygiene adalah bagaimana perawat menilai atau berpendapat tentang hand hygiene sesuai standar. Pendapat dan penilaian inilah yang kemudian mendorong individu untuk melaksanakan dan mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapi atau dinilai baik. Organisasi mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini disebabkan karena organisasi merupakan kondisi motivasi dari supervisi dalam pelaksanaan praktk hand hygiene

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

27 Kerangka teori dalam faktor yang berhubungan dengan kepatuhan praktik hand hygiene dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Gambar 2.3. Kerangka teori Modifikasi Teori Kelman (1986)

2.5 Kerangka Konsep penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka kerangka konsep penelitian ini adalah : Variabel Independen Variabel Dependent

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

1. Faktor Individu 2. Faktor Organisasi 3. Faktor Perilaku Kepatuhan perawat dalam melaksanakn hand hygiene Patuh Faktor individu yaitu Pengetahuan yang baik akan standar operasional praktik hand hygiene dapat menghindari infeksi nosokomial. Faktor perilaku yaitu perilaku perawat terhadap praktik hand hygiene adalah bagaimana perawat menilai atau berpendapat tentang hand hygiene. Kepatuhan perawat dalam melaksanakn hand hygiene Faktor Organisasi yaitu dorongan yang diberikan oleh organisasi untuk meningkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Dukungan organisasi yang mempengaruhi kepatuhan perawat meliputi: standar prosedur operasional (SPO), sangsi, penghargaan, pelatihan dan fasilitas. Tidak Patuh

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

28 Pada kerangka konsep di atas dapat dilihat variabel faktor individu, faktor organisasi dan faktor perilaku akan dianalisis untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. 2.6. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah pernyataan sementara mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh faktor individu terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara. 2. Ada pengaruh faktor Organisasi terhadap kepatuhan perawta dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara. 3. Ada pengaruh faktor Perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik. Menurut Sastroasmoro (39), penelitian analitik yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Desain penelitian cross sectional, dimana pengumpulan data dan pengukuran variabel independen dan variabel dependen dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pemilihan desain ini didasarkan pada tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor individu, organisasi dan perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUD Batubara dan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2019.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di seluruh ruang rawat inap RSUD Batubara sebanyak 70 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling artinya sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi. 29

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

30 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data primer : diperoleh dengan wawancara langsung dengan ibu yang memliki balita yang berpedoman pada lembar observasi yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini data primer yang digunakan yaitu hasil pengisian kuesioner faktor individu, faktor organisasi dan faktor prilaku. 2. Data sekunder : diperoleh dari laporan RSUD Batubara. 3.4.1 Validitas Menurut Kerlinger39 terdapat tiga tipe validitas sesuai dengan yang disusun komite bersama antara the American Psychological Association, the Ameri-can Education Research Association dan the National Council on Measurement Used in Education, yakni : (1) validitas isi, (2) kriteria yang berhubungan (criterion related), (3) konstruk (construct). Singarimbun dan Effendi15 membagi ke dalam 6 jenis : (1) validitas konstruk, (2) validitas isi, (3) validitas eksternal, (4) validitas prediktif, (5) validitas budaya, dan (6) validitas rupa. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah : validitas isi, validitas konstruk, dan validitas prediktif, yang dilakukan melalui konsultasi dengan dosen pembimbing, praktisi dan peneliti yang berkompeten terhadap masalah penelitian. Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian (kuesioner) yang dipakai cukup layak digunakan sehingga

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

31 mampu menghasilkan data yang akurat. Sugiono40 menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid, apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir pertanyaan pada kuesioner harus diuji coba untuk melihat validitas dan reliabilitasnya.Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total variabel dengan nilai item corrected correlation pada analisis reliability statistics. Jika nilai item correted correlation > rtabel (0,361), maka nilai dinyatakan valid41. 3.4.2 Reliabilitas Kerlinger42 mengatakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk mengukur reliabilitas, yaitu : (1) apabila alat ukur digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama, (2) apabila alat ukur tersebut dapat mengukur hal yang sebenarnya dari sifat yang diukur, (3) galat pengukurannya. Sehubungan dengan penelitian ini, maka uji coba yang digunakan adalah Uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan rumus :

−−

=∑= 2 2111 Tki is sk k

α Keterangan :

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

32 α= koefisien Alpha k = banyaknya butir pertanyaan Si2= ragam skor butir pertanyaan ke-i ST2= ragam skor total Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yait menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel42. Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 pasien yang ditemui peneliti Sakit Porsea. Bila nilai rhitung setiap pertanyaan > dari rtabel (0,361) α 0,05, maka pertanyaan dinyatakan valid, untuk realibilitas dilihat dari nilai cronbach’s alpha bila > rtabel dari (0,361) dinyatakan kuesioner reliabel43

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Faktor Individu

Pertanyaan Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Pertanyaan 1 0,454 Valid Pertanyaan 2 0,500 Valid Pertanyaan 3 0,563 Valid Pertanyaan 4 0,697 Valid Pertanyaan 5 0,549 Valid Pertanyaan 6 0,566 Valid

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

33 Tabel Lanjutan 3.1 Dari Tabel 3.1. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variable factor Individu sebanyak 16 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) dengan nilai cronbach alpha 0,778, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variable factor individu valid dan reliabel. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Faktor Organisasi

Pertanyaan Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Pertanyaan 7 0,580 Valid Pertanyaan 8 0,566 Valid Pertanyaan 9 0,580 Valid Pertanyaan 10 0,557 Valid Pertanyaan 11 0,483 Valid Pertanyaan 12 0,637 Valid Pertanyaan 13 0,697 Valid Pertanyaan 14 0,549 Valid Pertanyaan 15 0,697 Valid Pertanyaan 16 0,549 Valid Reliabilitas 0,778 Reliabel

Variabel Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Pertanyaan 1 0,566 Valid Pertanyaan 2 0,580 Valid Pertanyaan 3 0,557 Valid Pertanyaan 4 0,483 Valid Pertanyaan 5 0,637 Valid

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

34 Tabel 3.2 Lanjutan Dari Tabel 3.2. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh factor organisasi sebanyak 18 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) dengan nilai cronbach alpha 0,783 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel factor organisasi valid dan reliabel Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Faktor Perilaku

Variabel Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Pertanyaan 6 0,690 Valid Pertanyaan 7 0,600 Valid Pertanyaan 8 0,770 Valid Pertanyaan 9 0,702 Valid Pertanyaan 10 0,798 Valid Pertanyaan 11 0,656 Valid Pertanyaan 12 0,706 Valid Pertanyaan 13 0,451 Valid Pertanyaan 14 0,748 Valid Pertanyaan 15 0,465 Valid Pertanyaan 16 0,656 Valid Pertanyaan 17 0,706 Valid Pertanyaan 18 0,451 Valid Reliabilitas 0,783 Reliabel

Variabel Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Pertanyaan 1 0,656 Valid Pertanyaan 2 0,706 Valid

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

35 Tabel 3.3 Lanjutan Dari Tabel 3.3. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variable factor perilaku sebanyak 8 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) dengan nilai cronbach alpha 0,797, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan factor perilaku valid dan reliable. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Faktor

Kepatuhan Dari Tabel 3.4. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabek factor kepatuhan sebanyak 5 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) Variabel Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Pertanyaan 3 0,451 Valid Pertanyaan 4 0,748 Valid Pertanyaan 5 0,465 Valid Pertanyaan 6 0,770 Valid Pertanyaan 7 0,702 Valid Pertanyaan 8 0,798 Valid Reliabilitas 0,797 Reliabel

Variabel Nilai Corrected

Item-Total

Cronbach’s

Alpha

Keterangan Pertanyaan 1 0,690 Valid Pertanyaan 2 0,600 Valid Pertanyaan 3 0,770 Valid Pertanyaan 4 0,702 Valid Pertanyaan 5 0,798 Valid Reliabilitas 0,879 Reliabel

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

36 dengan nilai cronbach alpha 0,879, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variable kepatuhan valid dan reliable. 3.5. Definisi Operasional

Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Independen 1 Faktor Individu Pernyataan perawat tentang pemahaman kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap perawat dalam pelaksanaan hand hygiene alternatif pilhan jawaban : 4 : setuju 4 : sangat setuju 3 : setuju 2 : netral 1 : tidak setuju 0 : sangat tidak setuju Kuesioner a. Baik , jika skor ≥ 50% b. Tiidak Baik, jika skor <50% Ordinal 2 Faktor Organisasi Respon perawat terhadap adanya standar operasional prosedur hand hygiene, reward, punishment dan pelatihan yang berkaitan dengan hand hygiene Kuesioner a. Baik , jika skor ≥ 50% b. Tiidak Baik, jika skor <50% Ordinal

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

37 Alternatif jawaban : 4 : sangat setuju 3 : setuju 2 : netral 1 : tidak setuju 0 : sangat tidak setuju 3 Faktor Perilaku Pernyataan perawat terkait kesadaran perawat dalam pelaksanaan hand hygiene . Alternatif jawaban : 4 : sangat setuju 3 : setuju 2 : netral 1 : tidak setuju 0 : sangat tidak setuju Kuesioner a. Baik , jika skor ≥ 50% b. Tiidak Baik, jika skor <50% Ordinal Variabel Dependen 4 Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan hand hygiene Pernyataan perawat tentang pelaksanaan hand hygiene pada saat melaksanakan tindakan. Alternatif jawaban : 0 : tidak 1 : Ya Kuesioner a. Patuh apabila perawat melaksanakan hand hygiene pada setiap tindakan keperawatan b. Tidak Patuh apabila perawat tidak melaksanakan hand hygiene pada setiap tindakan keperawatan atau sebagian tindakan keperawatan Ordinal

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

38 3.6. Aspek Pengukuran Data

3.6.1. Faktor Individu Penentuan faktor individu ditentukan dari jawaban responden pada kuisioner. Untuk katagori faktor individu yaitu : a. Baik , jika skor ≥ 50% atau memperoleh skor 33-62 b. Tidak Baik, jika skor <50% atau memperoleh skor 0-32 3.6.2. Faktor Organisasi Penentuan faktor organisasi ditentukan dari jawaban responden pada kuisioner. Untuk katagori faktor organisasi yaitu : a. Baik , jika skor ≥ 50% atau memperoleh skor 37-72 b. Tidak Baik, jika skor <50% atau memperoleh skor 0-36 3.6.3. Faktor Perilaku Penentuan faktor perilaku ditentukan dari jawaban responden pada kuisioner. Untuk katagori faktor organisasi yaitu : a. Baik , jika skor ≥ 50% atau memperoleh skor 17-32 b. Tidak Baik, jika skor <50% atau memperoleh skor 0-16 3.6.4. Jarak Rumah Dengan Sungai Penentuan variabel untuk kepatuhan perawat dalam pelaksanaan hand hygiene yaitu patuh dan tidak patuh ditentukan dari jawaban responden pada kuisioner. Kategori untuk variabel ini adalah : a. Patuh apabila perawat melaksanakan hand hygiene pada setiap tindakan keperawatan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

39 b. Tidak Patuh apabila perawat tidak melaksanakan hand hygiene pada setiap tindakan keperawatan atau sebagian tindakan keperawatan 3.7. Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Pengolahan Data Pengolahan atau manajemen data terdiri dari serangkaian tahapan yang harus dilakukan agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan analisi atau interpretasi (40). Pengolahan data dapat dikelompokan menjadi: a. Data Coding (mengkode data) Data coding yaitu merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data. Pada kuisioner penelitian ini, dilakukan pemberian kode data. Kode data dilakukan dengan memberi kode pada tiap jawaban responden. Untuk pertanyaan tertutup kode 1 untuk jawaban ya dan kode 0 untuk jawaban tidak. b. Data Editing (menyunting data) Data editing adalah penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data. Pengolahan data selanjutnya masuk kedalam tahap dimana peneliti memeriksa kelengkapan data yang telah terkumpul. Pemeriksaan meliputi pengisian kuisioner, konsistensi, validitas, dan jumlah pertanyaan yang di jawab. c. Data Structure Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan dilakukan dan jenis perangkat lunak yang dipergunakan. Pada saat melakukan data

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

40 structure, bagi masing-masing variabel perlu ditetapkan ; nama, skala ukur variabel, jumlah digit. d. Data Entry (memasukkan data) Data entry merupakan proses memasukkan data ke dalam program atau fasilitas analisis data. Dalam penelitian ini entrydata dilakukan dengan program komputerisasi. Pada penelitian ini memasukkan data ke dalam program komputer setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodian. e. Data Cleaning (membersihkan data) Data cleaning merupakan proses pembersihan data setelah data di entri. Cara yang dilakukan yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai kelogisannya. Sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis. Setelah data di cleaning di komputer maka data siap untuk di analisis dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu dan menggunakan program analisis data. 3.7.2. Analisis Data Analisis data univariat dilakukan pada setiap variabel hasil penelitian, dan analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel independen dan variabel dependen yang saling berhubungan (Notoadmodjo, 2010). a. Analisa Univariat digunakan untuk mengetahui gambaran variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini, analisis univariat dapat memberikan gambaran faktor individu, faktor organisasi, faktor perilaku dan kepatuhan perawat.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

41 b. Analisa Bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini, analisis bivariat digunakan untuk melihat adanya pengaruh faktor individu, faktor organisasi, faktor perilaku terhadap kepatuhan perawat. Data penelitian ini merupakan data katagorik sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square. Hasil dari uji chi-square berupa nilai probabilitas (p value). Penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 (derajat kepercayaan 95%), sehingga apabila hasil uji chi- square didapatkan nilai p ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan diantara kedua variabel tersebut. Namun jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan tidak ada hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut. c. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel – variabel bebas dengan variabel terikat dan variabel bebas mana yang paling besar hubungannya terhadap variabel terikat. Analisis multivariat dilakukan dengan cara menghubungkan beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat secara bersamaan. Analisis multivariat dilakukan untuk mendapatkan model terbaik. Adapun tahap proses analisis multivariat sebagai berikut; 1) Memasukkan variabel kandidat dalam proses analisis multivariat regresi logistik berganda dengan cara memilih variabel independen yang memiliki nilai p<0,25; 2) Melakukan analisis semua variabel independen yang masuk dalam pemodelan dengan cara mengeluarkan variabel independen yang memiliki nilai p≥0,05 sehingga did apatkan model awal dengan variabel

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

42 penentu yang memiliki nilai p<0,05; dan 3) Hasil uji multivariat yang mempunyai nili p<0,05 merupakan model akhir dari penentu yang berpengaruh terhadap praktik hand hygiene pada perawat.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Batubara (RSUD) Batubara merupakan salah satu layanan kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Batubara yang berbentuk RSU, dikelola oleh Pemda Kabupaten Islam dan tercatat ke dalam Rumah Sakit Kelas D. Layanan kesehatan ini telah terdaftar mulai 27/10/2012 dengan Nomor Surat ijin 229.a/Dinkes/2012. Rumah sakit ini berlokasi di Jalan Datuk Kubah Batubara, Kuwala Hunung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Rumah sakit ini mempunyai luas Tanah 50000 dengan luas Bangunan 7.234,46 Ha. Rumah sakit ini memili jumlah kamar sebanyak 17 kamar dengan jumlah bed yaitu 120 bed. Adapun pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut adalah : pelayanan medic (IGD, Poli Gigi, Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana), Pelayanan kefarmasian, Pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang medic (rekam medic, sterilisasi instrument, Pelayanan penunjang nonklinik (laundry, dapur, pengelola limbah, pemula saran, pengelola gas medic dan air bersih), Pelayanan rawat inap terdiri dari : 3 kamar VIP, 3 kamar superior, 5 kamar kelas 1, 6 kamar kelas 2, 4 kamar kelas 3, 3 kamar bersalin, 2 kamar ICU, 1 kamar observasi Jumlah tenaga kesehatan di Rumah Sakit tersebut adalah 208 orang, yang terdiri atas dokter spesialis 36 orang, dokter umum 14 orang, perawat 86 orang, sanitasi 5 orang, bidan 16 orang, administrasi 10 orang, tenaga gizi 15 orang. 43

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

44 Struktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) BatuBara dijelaskan pada bagan berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit

4.2 Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan penjabaran secara deskripsi yang meliputi karakteristik responden (jenis kelamin, umur, masa kerja dan pendidikan), 4.2.1 Karakteristik Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit BatuBara. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, masa kerja dan pendidikan.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

45 4.2.2 Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi jenis kelamin responden dijelaskan pada table 4.1 berikut. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Batubara

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Jenis Kelamin Laki-Laki 20 28.6 Perempuan 50 71.4 Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 50 orang (71.4,9%) dan responden laki-laki sebanyak 20 orang (28,6%)

4.2.3 Umur

Usia responden dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu 20-29 tahun dan 30-39 tahun, penjabarannya dijelaskan pada table 4.2 berikut. Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RSUD

Batubara

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Umur 20-29 Tahun 30 42.9 30-39 Tahun 40 57.1 Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 30 orang (42,9%) dan yang berada pada usia 30-39 tahun ada sebanyak 40 orang (57,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

46 4.2.4 Masa Kerja Masa kerja responden dikelompokkan menjadi >5 tahun dan <5 tahun, hasil penjabarannya dijelaskan pada table 4.3 berikut : Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja di RSUD

Batubara

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Masa Kerja >5 Tahun 50 71,42 <5 Tahun 20 28,58 Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja di atas 5 tahun yaitu sebanyak 50 orang (71,43%) dan hanya 20 orang (28,58%) yang sudah bekerja di bawah 5 tahun.

4.2.5 Pendidikan

Pendidikan responden dibagi berdasarkan D3 keperawatan dan S1 keperawatan, dijelaskan pada table 4.4 berikut : Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di RSUD

Batubara

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Pendidikan D-3 Keperawatan 25 35,72 S-1 Keperawatan 45 64,28 Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan S-1 Keperawatan yaitu sebanyak 45 orang (64,28%) dan sebanyak 25 orang (35,72%) memiliki pendidikan D-3 Keperawatan.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

47 4.2.6 Faktor Individu. Faktor Organisasi, Faktor Perilaku dan Kepatuhan Hasil distribusi faktor individu, organisasi, perilaku dan kepatuhan dijabarkan pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi faktor individu, faktor organisasi, faktor perilaku dan kepatuhan No Variabel Dependen dan

Independen F % 1 Faktor Individu Baik 48 68,6 Tidak Baik 22 31,4

Total 70 100 2 Faktor Organisasi Baik 46 65,7 Tidak Baik 24 34,3 Total 70 100 3 Faktor Perilaku Baik 32 45,7 Tidak Baik 38 54,3 Total 70 100 4 Kepatuhan Patuh 48 68,6 Tidak Patuh 22 31,4 Total 70 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat distribusi responden berdasarkanfrekuensi faktor individu, faktor organisasi, faktor perilaku dan kepatuhan diperoleh distribusi responden berdasarkan faktor individu, proporsi faktor individu responden paling banyak pada kategori baik sebanyak 48 responden (68,6%) dan kategori paling sedikit ada pada kategori tidak baik sebanyak 22 responden (31,4%). Berdasarkan variabel faktor orgaisasidiperoleh proporsi faktor organisasi responden paling banyak pada kategori baik sebanyak 46 responden (65,7%) kategori paling sedikit ada pada kategori tidak baik sebanyak 24 responden (34,3%). Berdasarkan variabel faktor perilaku responden

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

48 yang paling banyak padakategori tidak baik sebanyak 38 responden (54,3%) kategori paling sedikit ada pada kategori baik sebanyak 32 responden (45,7%). Variabel tingkat kepatuhan pada responden diperoleh proporsi kepatuhan responden paling banyak pada kategori patuh sebanyak 48 responden (68,6%) dan kategori paling sedikit ada pada kategori tidak patuh sebanyak 22 responden (31,4%). 4.3 Analisis Bivariat Untuk melihat Hubungan faktor individu, faktor organisasi, dan faktor perilaku terhadap kepatuhan. dilakukan menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square dan disajikan dalam bentuk tabel tunggal.

Tabel 4.6 Hubungan Faktor Individu denganKepatuhan

Variabel Independen

Variabel Dependen Kepatuhan Jumlah p. Patuh Tidak Patuh

f % f % f % Faktor Individu Baik 42 87,5 6 12,5 48 100 0,001 Tidak Baik 6 27,3 16 72,7 22 100 Jumlah 48 68,6 22 31,4 70 100 Berdasarkan tabel di atas hasil tabulasi silang antara faktor individu dengan kepatuhan diperoleh data dari 48 responden dengan kategoribaik sebanyak 42 responden (87,7%) yang patuh dan 6 responden (12,5%) yang tidak patuh. Sedangkan dari 22 responden dengan kategoritidak baik sebanyak 6 responden (27,3%) yang patuh dan 16 responden (72,7%) yang tidak patuh. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilaiρ<0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan antara faktor individu dengan kepatuhan.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

49 4.7 Tabel Hubungan Faktor Perilaku dengan Kepatuhan

Variabel Independen

Variabel Dependen Kepatuhan Jumlah p. Patuh Tidak Patuh

F % f % f % Faktor Perilaku Baik 27 84,4 5 15,6 32 100 0,009 Tidak Baik 21 55,3 17 44,7 38 100 Jumlah 48 68,6 22 31,4 70 100 Berdasarkan tabel diatas hasil tabulasi silang antara faktor perilaku dengan kepatuhan diperoleh data dari 32 responden dengan kategoribaik sebanyak 27 responden (84,4%) yang patuh dan 5 responden (15,6%) yang tidak patuh. Sedangkan dari 38 responden dengan kategoritidak baik sebanyak 21 responden (55,3%) yang patuh dan 17 responden (44,7%) yang tidak patuh. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilaiρ<0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan antara faktor individu dengan kepatuhan.

Analisis Multivariat Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik. Setelah dilakukan analisis bivariat pada seluruh variabel independen, variabel independen dimasukkan ke analisis multivariat dengan kriteria apabila memiliki nilai p<0,25 dan menjadi variabel penting dalam penelitian ini. Adapun variabel independen yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebagai berikut Tabel 4.8 Variabel Independen yang Memenuhi Kriteria Analisis Multivariat Variabel p. value Umur 0,001 IMT 0,001 Aktivitas Fisik 0,009

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

50 Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa variabel independen yang memenuhi kriteria analisis multivariat adalah faktor individu, faktor organisasi dan faktor perilaku. Selanjutnya, variabel independen tersebut dilakukan analisis untuk memperkirakan kepatuhan dengan menggunakan metode Backward LR. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut Tabel 4.9 Tabel Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Tahap Variabel Exp.B Koefisien (B) p 1 Konstanta 0,017 -4,073 0.001 Faktor Individu 3,665 1,299 0.184 Faktor Organisasi 33,501 3,512 0,001 Faktor Perilaku 6,784 1,915 0,040 2 Konstanta 0,019 -,3975 0,001 Faktor Organisasi 70,490 4,255 0,001 Faktor Perilaku 7,004 1,946 0,034 Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, pada tahap 1 diketahui bahwa setelah variabel faktor individu, faktor organisasi dan faktor perilaku dimasukkan ke analisis multivariat, ternyata variabel faktor individu memiliki nilai p yang paling besar yaitu p=0,184 sehingga variabel faktor individu tidak dimasukkan dalam tahap 2. Pada tahap 2 diketahui bahwa variabel faktor organisasi memiliki nilai Exp.B yang paling besar yaitu 70,490 artinya adalah faktor organisasi merupakan variabel yang paling berpengaruh atau faktor yang dominan dalam penelitian ini. Selanjutnya, hasil analisis multivariat di atas dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik berganda untuk mengidentifikasi probabilitas kepatuhan sebagai berikut:

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

51 p = p = p = x 100 p = 40,898 x 100 p = 89,8% Keterangan: p = Probabilitas Perilaku Cuci Tangan y = Jumlah koefisien regresi konstanta, aktivitas fisik, dan IMT e = Bilangan alamiah = 2,7

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

52 BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Pengaruh Faktor Individu Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Hand Hygiene Di RSUD Batubara

Hasil analisa data dengan menggunakan uji multivariate, dijelaskan bahwa faktor individu tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara. Hasil uji statistika menunjukkan nilai p untuk faktor individu adalah 0, 184. Faktor individu berkaitan dengan sikap/tingkah laku seorang manusia dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, yang bisa berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang ketika bekerja dalam organisasi. Faktor individu merupakan faktor yang dalam diri individu, yang memberdakan antara individu yang satu dengan lainnya dalam melakukan pekerjaannya. Situasi mengenai perbedaan individu seperti sikap, persepsi dan kemampuan akan membantu seorang manajer dalam menjelaskan perbedaan tingkat-tingkak kinerja. Untuk mengerti perbedaan individu, para manajer harus mengamati dan mengenai perbedaan, mempelajari variable-variabel yang memengaruhi perilaku individu, menemukan hubungan di antara variable-variabel tersebut. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa faktor individu tidak berpengaruh terhadap kepatuhan hand hygiene perawat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah 52

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

53 ( RSUD) Batubara mayoritas sudah paham, dan memiliki sikap yang positif tentang pelaksanaan hand hygiene, namun dalam pelaksanaan tidak berjalan dengan baik disebabkan pihak manajemen tidak menyediakan sarana dan prasarana untuk memudahkan perawat melakukan hand hygiene. Jumlah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Batubara, baik rawat inap maupun rawat jalan cukup tinggi, hal ini tidak didukung dengan jumlah perawat yang masih kurang, sehingga tupoksi kerja seorang perawat dalam menangani pasien 1: 10. . Faktor individu tersebut meliputi: pengetahuan, sikap, beban kerja dan motivasi (45).Hal ini menunjukkanbahwa pengetahuan akan mempengaruhikinerja seseorang. Pengetahuan adalah informasiyang dapat merubah seseorang karena pengetahuanitu menjadi dasar dalam bertindak dan mempunyaikecakapan dalam melakukan tindakan yang benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63,2% perawat setuju bahwa mereka wajib memahami tentang hand hygiene. Sebanyak 89,6% perawat sangat setuju bahwa tujuan dilakukannya hand hygiene agar perawat terhindari dari resiko infeksi nosocomial. Sebanyak 63,8% perawat setuju bahwa mereka harus memahami enam langkah pelaksanaan hand hygiene Penelitian ini tidak sejalan engan Damanik (2011), yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penerapan hand hygiene di rumah sakit Immanuel Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan p value 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan hand hygiene perawat, dengan OR sebesar 52 yang artinya tenaga keperawatan yang mempunyai pengetahuan baik berpeluang 52 kali lipat

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

54 menerapkan hand hygiene dibandingkan dengan tenaga keperawatan yang berpengetahuan kurang baik. Abdullah dkk (2012) dalam penelitian tentang hubungan pengetahuan, motivasi dan supervisi dengan kinerja pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Haji Makassar didapati bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan perilaku perawat dalam pencegahan infeksi dimana p value 0,000 < 0,05. admodjo mengatakan bahwa pengetahuan merupakan pembentuk tindakan seseorang. Perilaku seseorang dapat berubah jika perubahan tersebut didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif. Penelitian yang dilakukan oleh Naim (2013), di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dengan metode kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional di bangsal rawat inap menemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan perawat dengan kepatuhan pencegahan infeksi nosokomial pada perawat dengan nilai p sebesar 0,035 (p<0,05). Praktek suatu profesi memerlukan suatu dasar pengetahuan dari praktek dan pengetahuan ilmiah. Pengembangan ilmu ini penting dalam pengembangan profesi keperawatan, karena perawat yang melakukan tindakan atas dasar suatu pengetahuan dan informasi secara ilmiah akan menjadi seorang perawat Kurangnya pengetahuan juga dapat disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan oleh Rumah Sakit Batubara kepada perawat sehingga pengetahuan perawat tentang hand hygiene perlu ditingkatkan, sehingga perawat lebih patuh dalam melakukan hand hygiene dan dapat menurunkan angka kejadian infeksi nosocomial seperti phlebitis. Ketidakpatuhan perawat dalam

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

55 melakukan hand hygiene, maka diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk lebih serig melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang hand hygiene sehingga pengetahuan perawat tentang hand hygiene lebih meningkat dan semakin patuh dalam melakukan hand hygiene. Hasil penelitian yang dilakukan oleh suprapto (2015) menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan perawat mampu memengaruhi kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene ada setiap tindakan keperawatan. Sebelum seseorangan mengadopsi suatu perilaku tertentu maka seseorang harus tahu terlebih dahulu mengenai definisi dan manfaat dari pelaksanaan perilaku tersebut. Apabila seseorang menerima suatu perilaku didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng atau long lasting. Hal tersebut berbeda dengan perilaku yang tidak didasari dengan dimilikinya pengetahuan mengenai perilaku tersebut. Selain hal tersebut, pengetahuan yang benar mengenai cuci tangan dapat menjadi defence mechanism atau pertahanan diri bagi perawat. Perilaku tersebut mampu menjadi pertahanan diri untuk melindungi diri dari ancaman yang berasal dari luar. Dalam konteksi ini, perawat mampu mencegah terjadinya infeksi nosocomial yang menjadi ancaman bagi dirinya. 5.1.2 Pengaruh Faktor Organisasi Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam

Melaksanakan Hand Hygiene Di RSUD Batubara Berdasarkan hasil uji statistika pengaruh faktor organisasi terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan Handy Hygiene di RSUD Batubara dengan nilai p = 0,0001, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

56 organisasi terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara. Nilai Exp B menunjukkan bahwa faktor organisasi memiliki pengaruh 70 kali terhadap kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang menyatakan bahwa faktor organisasi merupakan dorongan yang diberikan oleh organisasi untuk meningkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Dukungan organisasi yang mempengaruhi kepatuhan perawat meliputi: standar prosedur operasional (SPO), sangsi, penghargaan, pelatihan dan fasilitas (45). Faktor organisasi berhubungan dengan kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit (47). Penelitian yang dilakukan oleh Takahashi (48)menilai kepatuhan hand hygiene pada perawat yang bekerja di unit perawatan intensif dengan fasilitas cuci tangan lengkap dan sebelum penelitian para perawat diberikan edukasi tentang prosedur cuci tangan yang benar. Angka kepatuhan petugas kesehatan meningkat dari 46% sebelum diberi edukasi menjadi 77% (12). Hasil penelitian Damanik dan Amrullah (49)menyatakan bahwa adanya pengawasan atau evaluasi dari organisasi terhadap pelaksanaan hand hygiene akan membuat perawat lebih banyak patuh melakukan hand hygiene. Perawat sebagian besar memahami mengenai kebijakan, standar procedure operasional, fasilitas dan pengawasan mengani perilaku cuci tangan. Namun masih terdapat pula perawat yang tidak tahu dan tidak paham mengenai kebijakan dan pengawasan yang dilakukan oleh RSUD Batubara mengenai pelaksanaan standar procedure operasional cuci tangan. Hal tersebut yang mengakibatkan masih adanya perawat yang tidak patuh.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

57 Dari hasil observasi dan wawancara tentang kelengkapan kesehatan terhadap kepatuhan mencuci tangan yaitu fasilitas hand hygiene yang disediakan di ruang rawat Inap faktor personal dan faktor lingkungan. Faktor personal tersedia dengan baik. Variabel organisasi menunjukkan bahwa sebagianbesar responden menyatakan setuju dan sangatsetuju pada pernyataan dari lima indikator variabelorganisasi yaitu prosedur tetap, sangsi, penghargaan,pelatihan dan fasilitas. Dari lima indikator tersebutyang mempunyai nilai mean paling besar adalah padaitem pernyataan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit Batubara sudah mendukung perawat melaksanakan hand hygienesebesar (4,83). Hal ini menunjukkan bahwa fasilitasyang dimiliki oleh organisasi merupakan salah satubentuk dukungan yang diberikan oleh organisasi dalammenunjang kinerja perawat dalam melakukan handhygiene di Rumah Sakit Batubara . Hasil penelitianini bertentangan dengan penelitian yang mengamatikepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di suatuunit perawatan intensif yang mempunyai fasilitas fasilitas seperti wastafel, tissue pengering, larutanberbahan dasar alkohol, dan anjuran untuk cuci tanganyang terpampang pada screen saver komputer dandinding setiap ruang rawat. Hasil penelitian menunjukanbahwa kepatuhan cuci tangan paling tinggi(43%). Hal ini membuktikan bahwafasilitas yang ada di rumah sakit mempengaruhi kepatuhanperawat melaksanakan hand hygiene. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan hand hygiene perawat.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

58 Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Pitet yang menyatakan bahwa faktor organisasi merupakan dorongan yang diberikan oleh organisasi untuk meningkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Dukungan organisasi yang mempengaruhi kepatuhan perawat meliputi: standar prosedur operasional (SPO), sangsi, penghargaan, pelatihan dan fasilitas. Faktor organisasi berhubungan dengan kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit. Penelitian yang dilakukaan oleh Takahashi (2010) menilai kepatuhan hand hygiene pada perawat yang bekerja di unit perawatan intensif dengan fasilitas cuci tangan lengkap dan sebelum penelitian para perawat diberikan edukasi tentang prosedur cuci tangan yang benar. Angka kepatuhan petugas kesehatan meningkat dari 46% sebelum diberi edukasi menjadi 77%. Hasil penelitian Damanik dan Amrullah (2011) menyatakan bahwa adanya pengawasan atau evaluasi dari organisasi terhadap pelaksanaan hand hygiene akan membuat perawat lebih banyak patuh melakukan hand hygiene. Fasilitas cuci tangan (sarana dan prasarana) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. Fasilitas cuci tangan yang diperlukan di rumah sakit antara lain wastafel, air bersih yang mengalir lancar, sabun antiseptik yang disediakan dalam bentuk sabun cair antiseptik dan alkohol gliserin untuk hand rub, pengering cuci tangan tersedia bentuk lap atau tisu sekali pakai dan tempat khusus untuk menyimpan lap/tisu bekas pakai. Fasilitas cuci tangan yang memadai mendukung kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan. Supaya perawat dapat bekerja secara maksimal penyediaan fasilitas cuci tangan yang dibutuhkan perlu diperhatikan. (10).

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

59 Berdasarkan wawancara dengan tim PPIRS menyatakan bahwa ada kebijakan Rumah Sakit yang menetapkan implementasi hand hygiene berdasar panduan hand hygiene dari WHO. Hampir seluruh perawat yang diamati di ruang rawat inap mengetahui adanya prosedur hand hygiene yang di dalamnya sudah dirasa efektif untuk dijalankan, dan tiap langkah dalam panduan tersebut dimengerti. Hasil observasi di tiap ruang rawat inap belum ditemukan poster pengingat lima momen indikasi hand hygiene. Poster pengingat petunjuk yang benar dalam melakukan hand hygiene sudah tersedia tetapi jumlahnya kurang karena hanya ada di dua ruang nurse station. Hal ini dapat menjadi penghambat perawat dalam melakukan hand hygiene, karena perawat lupa akan indikasi dan teknik atau standar hand hygiene. Berdasarkan fokus grup diskusi di dapatkan bahwa belum ada kebijakan rumah sakit untuk memberikan konsekuensi kepada petugas yang tidak melakukan hand hygiene, dan memberikan penghargaan kepada petugas yang melakukan hand hygiene. Dengan adanya penghargaan dapat memberikan motivasi terhadap anggota organisasi, dari motivasi tinggi tersebut dapat memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan dalam organisasi. Hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai. Dengan hukuman maka pegawai akan takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahaan, tidak melakukan kesalahan yang merugikan dan mengurangi resiko kesalahan dalam organisasi (10). Penerapan pemberian hukuman dan penghargaan dapat membawa

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

60 pengaruh positif antara lain adanya tolok ukur kinerja yang jelas, kinerja individu semakin meningkat karena adanya sistem pengawasan yang obyektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan hand hygiene pada perawat secara umum masih rendah terutama pada fase sebelum kontak maupun tindakan. Kurangnya pengetahuan, dan penguat dalam bentuk pengingat, audit, mekanisme reward punishment menjadi akar masalah rendahnya kepatuhan hand hygiene. Berdasarkan hasil uji multiaria variabel faktor organisasi memiliki pengaruh 4.119 kali (95% CI 0,249-7,943) terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Hal tersebut didukaung dari hasil fokus grup diskusi didapatkan bahwa selama satu tahun terakhir belum dilakukan evaluasi kepatuhan hand hygiene, dan selama ini mereka tidak pernah mendapatkan umpan balik pelaksanaan hand hygiene di unit masing masing. Untuk memastikan konsistensi pelaksanaan program hand hygiene, harus dilakukan pemantauan dan pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaannya, evaluasi tingkat keberhasilan serta tindak lanjut. Berdasarkan hal tersebut perlu disusun program audit hand hygiene. Pengertian audit hand hygiene adalah melakukan pemeriksaan praktek aktual terhadap kepatuhan sesuai dengan program dan standar PPIRS yang sudah dibuat. Berdasarkan hasil fokus grup diskusi disepakati pokok kegiatan dalam program audit hand hygiene yaitu sosialisasi program dan refreshing pengetahuan tentang hand hygiene sebelum pelaksanaan audit, pelaksanaan audit hand hygiene dan fasilitas hand hygiene di seluruh ruang rawat inap, dan pemberian umpan balik hasil audit kepada perawat setelah pelaksanaan audit hand hygiene.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

61 5.1.3 Pengaruh Faktor Perilaku Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam

Melaksanakan Hand Hygiene Di RSUD Batubara Hasil analisa statistika dengan menggunakan uji multivariate menunjukkan nilai p untuk pengaruh faktor Perilaku Terhadap Kepatuhan Perawata dalam Melaksanakan Hand Hygiene di RSUD Batubara adalah 0,034. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batubara. Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan (goal oriented), dengan kata lain perilaku pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan (Winardi, 2012). Menurut Gibson, perilaku merupakan semua tindakan yang dilakukan seseorang atau cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku seseorang dan tindakan-tindakan tersebut dapat diamati. Siagian mengemukakan bahwa perilaku anggota organisasi dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perilaku positif dan negative. Perilaku positif adalah perilaku yang mendorong tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi dengan tingkat efisiensi, efektifitas, dan produktivitas yang tinggi. Perilaku loyalitas, dedikasi, pengerahan kemampuan, pemanfaatan keterampilan, penggunaan sarana dan prasarana secara baik, interaksi positif seseorang dengan rang lain. Variabel-variabel tentang perilaku karyawan dalam organisasi biasanya dapat dilihat dari tingkat konflik dalam bekerja sama, produktivitas, kemangkiran atau pembolosan, motivasi, pergantian atau rotasi petugas, kepuasan kerja dan komitmen.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

62 Variabel perilaku menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku yang baik. Hal ini menunjukkan sebagian besar kesadaran perawat akan perlunya hand hygiene sudah baik dan hanya sebagian kecil perawat yang belum memiliki kesadaran diri dalam melaksanakan hand hygiene di RSUD Batu Bara. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang meyatakan bahwa kesadaran diri seseorang akan mempengaruhi perilaku orang tersebut dalam melaksanakan tugasnya (Wandel, et al., 2010). Temuan penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wandel(44 yang menyatakan bahwa perilaku perawat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Menurut Wandel, et al. (2010) perilaku yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene perawat meliputi: selfefficacy dan pengaruh sosial.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

63 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh faktor individu, organisasi dan perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Batubara didapatkan kesimpulan yaitu: 1. Tidak ada pengaruh faktor individu terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai p = 0, 184 2. Ada pengaruh faktor organisasi terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. 3. Ada pengaruh faktor perilaku terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. 4. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan hand hygiene adalah faktor organisasi dengan nilai p=0,001 dan nilai Exp B adalah 70, 491.

6.1. Saran

6.2.1. Bagi RSUD Batu Bara Bagi rumah sakit diharapkan adanya reward bagi perawat yang melaksanakan kepatuhan praktik cuci tangan dengan baik dan punishment bagi yang tidak melakukan praktik cuci tangan dengan baik. Bagi kepala ruang diharapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan kepada perawat dalam melakukan praktik cuci tangan. 63

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

64 6.2.2. Bagi Perawat Perawat perlu melakukan pelatihan maupun sosialisasi cuci tangan agar mampu mengetahui secara menyeluruh mengenai hand hygiene baik dari segi manfaatnya maupun dampaknya ketika tidak dilaksanakan. Perawat yang sudah memiliki wawasan luas mengenai hand hygiene sebaiknya mengaplikasikan pada sesuai five moment hand hygiene agar memberikan kontribusi dalam pencegahan infeksi nosokomial.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

65 DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. 2016. Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Journal of Chemical Information and Modeling. Jakarta: Depkes RI; 2013. p. 1689–99 2. World Health Organization 2015. About Save Lives : Clean Your Hands. <http://www.who.int/gpsc/5may/background/5moments/>, Diakses pada tanggal 15 desember 2018. 3. Rabbani, I. 2013. Hubungan Pengetahuan terhadap Perilaku Cuci Tangan Petugas Kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado. Skripsi. <http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/3661/3187>. Dilihat pada tanggal 29 Desember 2018 4. Tietjen, L. 2010. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 5. Anna, L. K. 2013. Rumah Sakit Rawan Infeksi.<http://health.kompas.com/read/2013/01/10/17424190/Rumah.Sakit.Rawan.Infeksi>. Dilihat pada tanggal 8 Januari 2019 6. Sutrisno, J. 2013. Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktik Keperawatan tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Pasien Rawat Inap dan UGD DI rsud Batang. Jurnal Stikes Muhammadiyah. 7. Desiyanto, F.A. dan S.N. Djannah. 2013. Efektifitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal KESMAS, Vol.7 (2): 75-82. 8. Purwanti, E. 2015. Hubungan Antara Kepatuhan Prosedur Cuci Tangan Perawat dan Penggunaan Sarung Tangan dengan Kejadian Phlebitis Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen Tahun 2015. Gombong. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 9. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 10. Saragih, R & Rumapea N. 2012. Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan PerawatMelakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Skripsi. Dilihat pada tanggal 16 April 2015 <http://uda.ac.id/jurnal/files/7.pdf>. 11. Batoe, R. C. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Patient Safety dan Pelaksanaan Universal Precaution di Ruang Rawat Inap RS Husada Utama Surabaya. Skripsi. Dilihat pada tanggal 8 Desember 2014. 65

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

66 <http://apps.um-surabaya.ac.id/digilib/files/disk1/4/perpustakaanumsurabaya-rachelcara-173-1-pendahul-n.pdf>. 12. Sutrisno, J. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktik Keperawatan tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Pasien Rawat Inap dan UGD DI rsud Batang. Jurnal Stikes Muhammadiyah. 13. Tietjen, L,dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 14. Wawan, A & Dewi, M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 15. World Health Organization 2015. About Save Lives : Clean Your Hands. <http://www.who.int/gpsc/5may/background/5moments/>, Diperoleh pada tanggal 15 Januari 2015. 16. Zuraidah, Y.E. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Mencuci Tangan dengan Benar pada Kelas V SDIT An-Nida’ Kota Lubuklinggau. Skripsi. Dilihat pada tanggal 29 Juli 2015.<http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/file.php?file=jurnal&id=493&name=jurnal%205.pdf 17. Pittet, D. 2011. ’ Improving Adherence to Hand Hygiene Practice: A Multidisiplinary Approach’, Emerging Infectious Desease, vol. 7, pp. 234–40. 18. Purwanti, E. 2015. Hubungan Antara Kepatuhan Prosedur Cuci Tangan Perawat dan Penggunaan Sarung Tangan dengan Kejadian Phlebitis Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen Tahun 2015. Gombong. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 19. Monica P. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Hand Hygiene di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mangosidi Manado Tahun 2014. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado 20. Fauzia, N. 2014. Pemgaruh Faktor Individu, Organisasi dan Perilaku terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat II Dr. Soepraoen Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Universitas Brawijaya Malang, Volume 12 Nomor 4. Halaman 731-739. 21. Elies Ernawati1, Asih Tri R2, Satra Wiyanto. 2014. Penerapan Hand Hygiene perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Hasanah Muhammadiyah Mojokerto Tahun 2014. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1, 2014: Elies Ernawati. Rumah Sakit Islam Hasanah Muhammadiyah Mojokerto

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

67 22. Jamaludidin J, Sugeng S, Wahyu I, dan Sondang M. Kepatuhan Cuci Tangan 5 Momen di Unit Perawatan Intensif. Majalah Kedokteran Terapi Intensif. 2012; ( O n l i n e ) 2 0 1 3 . 2(3): 125 -129. 23. Abdullah, K., Sidin, A. I., Pasinringi, S., A. 2012. Hubungan Pengetahuan, Motivasi, dan Supervisi dengan Kinerja Pencegahan Infeksi Nosokomial di RSUD Haji Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar. Halaman 1-8. 24. Hananto, P, Virgianti. 2016. Penerapan Supervisi Klinis Kepala Ruang Untuk Meningkatkan Pelaksanaan Cuci Tangan Lima Momen Perawat Pelaksana di Rumah Sakit di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016. Vol. 08, No. 03, Desember 2016 25. Sarwono, Sarlito. W., 1993. Pengantar Umum Psikologi. Penerbit, Bulan Purnama, Jakarta 26. Niven, N., 2012. Editor Monica Ester. Psikologi kesehatan : pengantar untuk perawat dan profesi kesehatan lain. Edisi 2, EGC, Jakarta. 27. Kelman, H, 1985. Compliance, Identification, And Internalization: Three Process of Attitude Change”, dalam Problems in Sosial Psychology, New York, McGrawhill. 28. Sarwono, Sarlito. W., 1993. Pengantar Umum Psikologi. Penerbit, Bulan Purnama, Jakarta 29. World Health Organization 2015. About Save Lives : Clean Your Hands. <http://www.who.int/gpsc/5may/background/5moments/>, Diperoleh pada tanggal 15 Januari 2019. 30. Andarmoyo, S. 2012. Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 31. Batoe, R. C. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Patient Safety dan Pelaksanaan Universal Precaution di Ruang Rawat Inap RS Husada Utama Surabaya. Skripsi. Dilihat pada tanggal 8 Januari 2019. <http://apps.um-surabaya.ac.id/digilib/files/disk1/4/perpustakaanumsurabaya-rachelcara-173-1-pendahul-n.pdf>. 32. Achjar, K. A. H. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV Sagung Seto. 33. Darmadi. 2011. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika. 34. Cucunawangsih. 2012. Flu Burung Cara Mewaspadai dan Mencegahnya. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer. 35. Ernawati, E. 2014. Penerapan Hand Hygiene Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), p. 87. Skripsi. Dilihat pada tanggal 14 Januari 2019. <http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/523>. 36. Berman, A. 2011. Kozier & Erb Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC. 37. Fajar, N. A dan Misnaniarti. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun pada Masyarakat Senuro Timur. Skripsi. Dilihat pada tanggal 29 Januari 2019.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

68 Lampiran

68

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

ANALISIS UNIVARIAT

I1

17 24.3 24.3 24.314 20.0 20.0 44.313 18.6 18.6 62.926 37.1 37.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I2

12 17.1 17.1 17.128 40.0 40.0 57.113 18.6 18.6 75.717 24.3 24.3 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I3

14 20.0 20.0 20.029 41.4 41.4 61.411 15.7 15.7 77.116 22.9 22.9 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I4

20 28.6 28.6 28.65 7.1 7.1 35.7

10 14.3 14.3 50.035 50.0 50.0 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I5

38 54.3 54.3 54.37 10.0 10.0 64.3

12 17.1 17.1 81.413 18.6 18.6 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

I6

10 14.3 14.3 14.337 52.9 52.9 67.113 18.6 18.6 85.710 14.3 14.3 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I7

35 50.0 50.0 50.010 14.3 14.3 64.310 14.3 14.3 78.615 21.4 21.4 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I8

17 24.3 24.3 24.39 12.9 12.9 37.1

31 44.3 44.3 81.413 18.6 18.6 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I9

10 14.3 14.3 14.334 48.6 48.6 62.912 17.1 17.1 80.014 20.0 20.0 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I10

15 21.4 21.4 21.47 10.0 10.0 31.4

29 41.4 41.4 72.919 27.1 27.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

I11

14 20.0 20.0 20.020 28.6 28.6 48.615 21.4 21.4 70.021 30.0 30.0 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I12

16 22.9 22.9 22.926 37.1 37.1 60.014 20.0 20.0 80.014 20.0 20.0 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I13

16 22.9 22.9 22.98 11.4 11.4 34.3

12 17.1 17.1 51.434 48.6 48.6 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I14

31 44.3 44.3 44.36 8.6 8.6 52.98 11.4 11.4 64.3

25 35.7 35.7 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

I15

24 34.3 34.3 34.310 14.3 14.3 48.619 27.1 27.1 75.717 24.3 24.3 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

I16

25 35.7 35.7 35.78 11.4 11.4 47.1

15 21.4 21.4 68.622 31.4 31.4 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Faktor_Individu

48 68.6 68.6 68.622 31.4 31.4 100.070 100.0 100.0

BaikTidak BaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O1

20 28.6 28.6 28.611 15.7 15.7 44.313 18.6 18.6 62.925 35.7 35.7 98.61 1.4 1.4 100.0

70 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat Setuju14Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O2

14 20.0 20.0 20.021 30.0 30.0 50.016 22.9 22.9 72.919 27.1 27.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O3

17 24.3 24.3 24.325 35.7 35.7 60.012 17.1 17.1 77.116 22.9 22.9 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

O4

21 30.0 30.0 30.06 8.6 8.6 38.6

12 17.1 17.1 55.731 44.3 44.3 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O5

34 48.6 48.6 48.69 12.9 12.9 61.4

12 17.1 17.1 78.615 21.4 21.4 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O6

11 15.7 15.7 15.734 48.6 48.6 64.314 20.0 20.0 84.311 15.7 15.7 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O7

32 45.7 45.7 45.710 14.3 14.3 60.011 15.7 15.7 75.717 24.3 24.3 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O8

17 24.3 24.3 24.38 11.4 11.4 35.7

30 42.9 42.9 78.615 21.4 21.4 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

O9

13 18.6 18.6 18.629 41.4 41.4 60.016 22.9 22.9 82.912 17.1 17.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O10

17 24.3 24.3 24.39 12.9 12.9 37.1

26 37.1 37.1 74.318 25.7 25.7 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O11

16 22.9 22.9 22.917 24.3 24.3 47.116 22.9 22.9 70.021 30.0 30.0 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O12

18 25.7 25.7 25.726 37.1 37.1 62.915 21.4 21.4 84.311 15.7 15.7 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O13

19 27.1 27.1 27.18 11.4 11.4 38.6

13 18.6 18.6 57.130 42.9 42.9 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

O14

29 41.4 41.4 41.49 12.9 12.9 54.37 10.0 10.0 64.3

25 35.7 35.7 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O15

25 35.7 35.7 35.79 12.9 12.9 48.6

17 24.3 24.3 72.919 27.1 27.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O16

24 34.3 34.3 34.37 10.0 10.0 44.3

13 18.6 18.6 62.926 37.1 37.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O17

17 24.3 24.3 24.37 10.0 10.0 34.3

23 32.9 32.9 67.123 32.9 32.9 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

O18

18 25.7 25.7 25.713 18.6 18.6 44.313 18.6 18.6 62.926 37.1 37.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

Faktor_Organisasi

46 65.7 65.7 65.724 34.3 34.3 100.070 100.0 100.0

BaikTidak BaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P1

31 44.3 44.3 44.315 21.4 21.4 65.7

8 11.4 11.4 77.116 22.9 22.9 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2

20 28.6 28.6 28.625 35.7 35.7 64.313 18.6 18.6 82.912 17.1 17.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P3

16 22.9 22.9 22.933 47.1 47.1 70.08 11.4 11.4 81.4

13 18.6 18.6 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P4

28 40.0 40.0 40.011 15.7 15.7 55.79 12.9 12.9 68.6

22 31.4 31.4 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

P5

33 47.1 47.1 47.115 21.4 21.4 68.610 14.3 14.3 82.912 17.1 17.1 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P6

17 24.3 24.3 24.332 45.7 45.7 70.011 15.7 15.7 85.710 14.3 14.3 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P7

32 45.7 45.7 45.711 15.7 15.7 61.411 15.7 15.7 77.116 22.9 22.9 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P8

34 48.6 48.6 48.69 12.9 12.9 61.4

14 20.0 20.0 81.413 18.6 18.6 100.070 100.0 100.0

Tidak SetujuNetralSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

Faktor_Perilaku

32 45.7 45.7 45.738 54.3 54.3 100.070 100.0 100.0

BaikTidak BaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kepatuhan

48 68.6 68.6 68.622 31.4 31.4 100.070 100.0 100.0

PatuhTidak PatuhTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

ANALISIS BIVARIAT Faktor_Individu * Kepatuhan

Crosstab

42 6 4887.5% 12.5% 100.0%87.5% 27.3% 68.6%60.0% 8.6% 68.6%

6 16 2227.3% 72.7% 100.0%12.5% 72.7% 31.4%8.6% 22.9% 31.4%

48 22 7068.6% 31.4% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%68.6% 31.4% 100.0%

Count% within Faktor_Individu% within Kepatuhan% of TotalCount% within Faktor_Individu% within Kepatuhan% of TotalCount% within Faktor_Individu% within Kepatuhan% of Total

Baik

Tidak Baik

Faktor_Individu

Total

Patuh Tidak PatuhKepatuhan

Total

Chi-Square Tests

25.391b 1 .00022.674 1 .00025.196 1 .000

.000 .000

25.029 1 .000

70

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.91.

b.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

Faktor_Organisasi * Kepatuhan

Crosstab

43 3 46

93.5% 6.5% 100.0%

89.6% 13.6% 65.7%61.4% 4.3% 65.7%

5 19 24

20.8% 79.2% 100.0%

10.4% 86.4% 34.3%7.1% 27.1% 34.3%

48 22 70

68.6% 31.4% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%68.6% 31.4% 100.0%

Count% within Faktor_Organisasi% within Kepatuhan% of TotalCount% within Faktor_Organisasi% within Kepatuhan% of TotalCount% within Faktor_Organisasi% within Kepatuhan% of Total

Baik

Tidak Baik

Faktor_Organisasi

Total

Patuh Tidak PatuhKepatuhan

Total

Chi-Square Tests

38.620b 1 .00035.323 1 .00040.405 1 .000

.000 .000

38.068 1 .000

70

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.54.

b.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

Faktor_Perilaku * Kepatuhan

Crosstab

27 5 3284.4% 15.6% 100.0%56.3% 22.7% 45.7%38.6% 7.1% 45.7%

21 17 3855.3% 44.7% 100.0%43.8% 77.3% 54.3%30.0% 24.3% 54.3%

48 22 7068.6% 31.4% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%68.6% 31.4% 100.0%

Count% within Faktor_Perilaku% within Kepatuhan% of TotalCount% within Faktor_Perilaku% within Kepatuhan% of TotalCount% within Faktor_Perilaku% within Kepatuhan% of Total

Baik

Tidak Baik

Faktor_Perilaku

Total

Patuh Tidak PatuhKepatuhan

Total

Chi-Square Tests

6.831b 1 .0095.547 1 .0197.153 1 .007

.011 .008

6.734 1 .009

70

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.06.

b.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …

ANALISIS MULTIVARIAT

Classification Tablea,b

48 0 100.022 0 .0

68.6

ObservedPatuhTidak Patuh

Kepatuhan

Overall Percentage

Step 0Patuh Tidak Patuh

Kepatuhan PercentageCorrect

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Omnibus Tests of Model Coefficients

47.452 3 .00047.452 3 .00047.452 3 .000-1.677 1 .19545.775 2 .00045.775 2 .000

StepBlockModelStepBlockModel

Step 1

Step 2a

Chi-square df Sig.

A negative Chi-squares value indicates that theChi-squares value has decreased from theprevious step.

a.

Model Summary

39.696a .492 .69141.373a .480 .674

Step12

-2 Loglikelihood

Cox & SnellR Square

NagelkerkeR Square

Estimation terminated at iteration number 6 becauseparameter estimates changed by less than .001.

a.

Variables in the Equation

1.299 .979 1.761 1 .184 3.665 .538 24.9583.512 1.010 12.088 1 .001 33.501 4.627 242.5411.915 .930 4.235 1 .040 6.784 1.095 42.012

-4.073 .988 17.006 1 .000 .0174.255 .904 22.135 1 .000 70.490 11.973 414.9871.946 .919 4.483 1 .034 7.004 1.156 42.450

-3.975 .983 16.359 1 .000 .019

Faktor_IndividuFaktor_OrganisasiFaktor_PerilakuConstant

Step1

a

Faktor_OrganisasiFaktor_PerilakuConstant

Step2

a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: Faktor_Individu, Faktor_Organisasi, Faktor_Perilaku.a.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT …