faktor-faktor yang berhubungan dengan...

119
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA KEHAMILANDI WILAYAH KERJA PUSKESMASPAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014-2015 Skripsi Disusununtuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh: SRI FUJI ASTUTI 1111101000083 PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: dominh

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

PREEKLAMPSIA KEHAMILANDI WILAYAH KERJA

PUSKESMASPAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN

2014-2015

Skripsi

Disusununtuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

SRI FUJI ASTUTI

1111101000083

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

Skripsi, Desember 2015

Sri Fuji Astuti, NIM : 1111101000083

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Kehamilan di

Wilayah Kerja PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015

Xiv+82 halaman, 6 Tabel, 2 Bagan, 4 Lampiran

ABSTRAK Latar Belakang: Preeklampsia merupakan keadaan yang khas pada kehamilan

yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria yang terjadi

setelah usia kehamilan 28 minggu dan belum diketahui penyebabnya. Penyebab

kematian ibu di Kota Tangerang Selatan disebabkan oleh pre-eklampsia/eklampsia

(35,7%). PuskesmasPamulangmerupakan salah satu Puskesmas di Kota

Tangerang Selatan yang mempunyai jumlah komplikasi kehamilan yang paling

tinggi yaitu sebanyak 710 ibu hamil pada tahun 2014.

Tujuan: Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

preeklampsia kehamilan di wilayah kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Populasi penelitian

adalah ibu yang tinggal di wilayah kerja PuskesmasPamulang dan telah melakukan

persalinan dan pemeriksaan antenatal care di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

kerja PuskesmasPamulang pada tahun 2014-2015.Sampel penelitian pada kelompok

kasus dan kontrol diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random

samplingdan menggunakan kreteria inklusi dan eksklusi jumlah sampel diperoleh

sebanyak 120 ibu dengan perbandingan kasus kontrol1:2. Medical record dari buku

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan kuesioner.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara usia

ibu(Pvalue=0,017; OR=2,627; 95% CI= 1,171-5,894), status pendidikan ibu (P

value=0,002; OR=3,548; 95% CI= 1,584-7,948), dan riwayat penyakit hipertensi (P

value=0,000; OR=9,444; 95% CI= 3,891-22,924)dengan kejadian preeklampsia.

Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu pekerjaan, pemeriksaan Antenatal

Care, jumlah paritas, jarak kehamilan, riwayat komplikasi kehamilan dan riwayat

penyakit Diabetes mellitus. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pemeriksaan

antenatal care ke pelayanan kesehatan sehingga apabila terjadi preeklampsia dapat

ditangani dengan cepat dan tepat.

Kata Kunci: Preeklampsia, antenatal care, karakteristik ibu, riwayat penyakit dan

riwayat komplikasi kehamilan

Daftar Bacaan: 60 (2001-2015)

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

MAYOR OF PUBLIC HEALTH

DEPARTEMENT OF HEALTH PROMOTION

Undergraduated Thesis, Desember 2015

Sri Fuji Astuti, NIM : 1111101000083

Factors Related With Preeclampsia During Pregnancy In The Work Region Of

Pamulang Health Center, South Tangerang 2014-2015

Xiv+82page, 6 Tables, 2 Chart, 4attachments

ABSTRACT

Background: Preeclampsia is special condition followedby edema, hypertension,

and proteinuria, that mostly happens by in 28weeksof pregnancy and still not known

the exact causes. In PamulangCommunity Health Center (CHC),pre eclampsia

caused35.7% maternal deaths. Pamulang CHC is one of the health centers in

SouthTangerangCity that has the highest pregnancy complication that are 710

pregnancy mothers in 2014

Purpose: to know factors related with preeclampsia of pregnancy in the work region

of PamulangCHC in the year of 2014-2015.

Method:This research used case-control study design. The population are mother

who live at the work region of PamulangCHC and have undergone childbirth and

antenatal care servicesin health care facilities at PamulangCHC work region in 2014-

2015. The research sample in the case and control group was drawn by using simple

random sampling technics by using inclusion and exclusion criteria with the number

of sample was 120 mothers with comparison case and control 1:2. The research

instruments are medical records of KIA (Mothers and Children Health) book and

questionnaires.

Result:the results of this research showed that preeclampsia significantly related to

maternal age (Pvalue=0,017; OR=2,627; 95% CI= 1,171-5,894), educational status

of the mothers (P Value=0,002; OR=3,548; 95% CI= 1,584-7,948), and the history

of hypertension (P Value=0,000; OR=9,444; 95% CI= 3,891-22,924). Meanwhile, the

factors that has not related are profession, antenatal care, parity, the distance of

pregnancy, history of pregnancy complication, and history of Diabetes mellitus

diseases.Therefore, it is highly needed to do antenatal care in health services so if

detected pre-eclampsia, it could be handled quickly and appropriately

Key word: Preeclampsia, antenatal care,characteristics of mothers, history of

diseases, pregnancy of complication

Reading List: 60 (2001-2015)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

v

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

vi

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria
Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015”. Sholawat serta

salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan

syafaatnya di akhirat nanti. Amin.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini bukan hanya karena usaha penulis

semata, namun banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal skripsi

ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisjuga ingin mengucapkan rasa

terimakasih kepada :

1. Bapak DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

3. Ibu Fase Badriah, Ph.D sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan

masukan dan saran perbaikan terhadap laporan skripsi ini.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

ix

4. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS sebagai pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan saran bagi penulis selama penyusunan laporan

skripsi.

5. Ibu Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D pembimbing yang telah memberikan masukan

dan saran bagi penulis selama penyusunan proposal skripsi.

6. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

7. Mamah, Papah, dan Nenek serta adik-adikku tersayang (Dede, Bagus, dan

Anggun) yang selalu memberikan dukungan, nasehat serta doa yang selalu

dipanjatkan demi kelancaran penyusunan laporan skripsi ini.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian di salah satu Puskesmas wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

9. Kepala PuskesmasPamulang yang telah memberikan izin penelitian dan

pengambilan data di wilayah kerja PuskesmasPamulang.

10. Ika Amalia Putri yang selalu setia menemani turun lapangan

11. Teman – teman Promosi kesehatan dan teman-teman kosan Ballans dan juga

semua pihak yang dengan setia memberikan semangat, masukan,

dukungan, dan tempat berbagi ilmu dalam penyusunan proposal skripsi.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih kurang dari sempurna.Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ....................................................................................................................................iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................. Error! Bookmark not defined.

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ...................................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................. xiv

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................... 5

D. Tujuan penelitian .......................................................................................................... 6

1. Tujuan Umum ........................................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .......................................................................................................... 6

E. Manfaat penelitian ........................................................................................................ 7

1. Manfaat bagi peneliti berikutnya .............................................................................. 7

2. Manfaat bagi Instansi ................................................................................................ 7

3. Manfaat bagi masyarakat .......................................................................................... 7

F. Ruang Lingkup .............................................................................................................. 7

BAB II ....................................................................................................................................... 9

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 9

A. Pre-eklampsia ................................................................................................................ 9

B. Gejala-gejala ................................................................................................................. 9

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

xi

C. Macam-macam preeklampsia ..................................................................................... 10

D. Pencegahan Preeklampsia ........................................................................................... 12

E. Penanganan Preeklampsia ........................................................................................... 12

F. Karakteristik penyebab preeklampsia ......................................................................... 14

G. Kerangka Teori ........................................................................................................... 23

BAB III ................................................................................................................................... 29

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 29

A. Kerangka Konsep ........................................................................................................ 29

a. Definisi Operasional ................................................................................................... 32

b. Uji Hipotesis ............................................................................................................... 34

BAB IV ................................................................................................................................... 35

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 35

A. Desain Penelitian ........................................................................................................ 35

c. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................................... 35

d. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................. 36

e. Metode Pengumpulan Data ......................................................................................... 39

f. Manajemen Data ......................................................................................................... 40

H. Metode Analisis Data ..................................................................................................... 41

1. Analisis Data Univariat ............................................................................................... 41

5. Analisis Data Bivariat ............................................................................................. 41

BAB V .................................................................................................................................... 43

HASIL ..................................................................................................................................... 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................................... 43

B. Analisis Univariat ....................................................................................................... 44

C. Analisis Bivariat .......................................................................................................... 48

1. Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelompok Kasus dan Kontrol di

Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015 ............. 48

BAB VI ................................................................................................................................... 53

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 53

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................... 53

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

xii

B. Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015........................................................ 54

C. Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan .................................................................. 55

D. Variabel yang tidak Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan .................................................................. 62

BAB VII .................................................................................................................................. 73

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 73

A. Simpulan ..................................................................................................................... 73

B. Saran ........................................................................................................................... 74

Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 77

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 32

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 38

Tabel 5.1 Wilayah Kerja PuskesmasPamulang ..................................................... 43

Tabel 5.2 Distribusi Freekunsi Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja

PuskesmasPamulang Tahun 2014-2015 ................................................................ 44

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah

Kerja PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015 .............. 45

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah

Kerja PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015 .............. 48

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................................... 28

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 31

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu masalah kesehatan

ibu dan anak di Indonesia. Tingginya AKI di Indonesia yakni mencapai 359 per

100.000 Kelahiran Hidup (KH), masih jauh dari target Millenium Development

Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per 100.000 KH atau

1,02 per 1000 KH (SDKI, 2012). Data World Health Organization (WHO) tahun

1998-2008, menyatakan bahwa kematian ibu di dunia mencapai 342.900

kematian setiap tahunnya dan diiringi sepertiga kematian neonatal. Laporan

kesehatan dunia menyatakan bahwa ada sekitar 287.000 kematian ibu pada tahun

2010 yang terdiri atas Afrika Sub-Sahara (56%) dan Asia Selatan (29%) atau

sekitar 85% (245.000 kematian ibu) terjadi di negara berkembang. Sedangkan di

negara-negara Asia Tenggara yaitu 150 ibu per 100.000 kelahiran hidup

(Christina, 2013). Indonesia berada pada peringkat ke-14 dari 18 negara di

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan peringkat ke-5

tertinggi di South East Asia Region (SEARO) (Hukmiah dkk, 2013).

Secara global, setiap dua menit di suatu tempat di dunia, seorang perempuan

meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kemungkinan bayinya yang baru lahir

untuk bertahan hidup sangat kecil. Pada setiap perempuan yang meninggal, 20

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

2

sampai 30 menderita masalah yang signifikan dan kadang-kadang seumur hidup

karena kehamilan mereka (Unicef, 2012). Komplikasi kehamilan, persalinan,dan

nifas merupakan determinan langsung kematian ibu. Semakin tinggi kasus

komplikasi maka semakin tinggi kasus kematian ibu.

Komplikasi kehamilan berpengaruh terhadap kematian ibu dengan odds ratio

(OR) sebesar 12,189 apabila variabel komplikasi persalinan dan riwayat penyakit

dibuat konstan (dikontrol), ibu yang mengalami komplikasi kehamilan berisiko

mengalami kematian 12,198 kali lebih besar daripada ibu yang tidak mengalami

komplikasi kehamilan. Sedangkan komplikasi persalinan berpengaruh terhadap

kematian ibu dengan OR sebesar 9,94 (Aeni, 2013). Adapun jenis komplikasi

sebagai penyebab langsung terjadinya kematian ibu adalah perdarahan 28%,

eklampsia 24%, infeksi 11%, dan komplikasi kehamilan lain 15% (Afdhal dkk,

2012). Ibu yang mengalami komplikasi pada kehamilan cenderung mengalami

komplikasi pada persalinannya 2,15 kali dibandingkan ibu yang tidak mengalami

komplikasi pada kehamilannya (OR=2,15; 95% CI 1,81-2,54) (Armagustini,

2010).

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga masih terjadi kematian ibu dimana

pada tahun 2012 terjadi 12 kasus kematian ibu.Sedangkan pada tahun 2013 terjadi

peningkatan menjadi 14 kasus. Penyebab kematian ibu di Kota Tangerang Selatan

yaitu pre-eklampsia/eklampsia (35,7%), perdarahan (14,3%), dan sebab lain

(50%).Di wilayah Kota Tangerang Selatan jumlah kematian ibu paling banyak

terdapat di wilayah PuskesmasPamulang pada tahun 2013 di mana terjadi 3 kasus

kematian ibu. Pada wilayah tersebut, memiliki jumlah ibu hamil (bumil) yang

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

3

berisiko tinggi mengalami komplikasi kebidanan sebanyak 651 orang.Sedangkan

pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah ibu hamil yang berisiko tinggi

mengalami komplikasi kehamilan sebanyak 710 orang (Dinkes Tangsel,

2014).Komplikasi kehamilan yang paling banyak dialami ibu hamil yang

berkunjung ke PuskesmasPamulang yaitu ibu yang mengalami preeklampsia.

Preeklampsia dan eklampsia diperkirakan menjadi penyebab kematian

ibu 14% tiap tahun dan dihubungkan dengan angka mortalitas dan morbiditas

neonatal serta angaka maternal yang tinggi (Rinawati, 2010).Di beberapa negara

maju seperti di Australia dan Inggris, preeklampsia merupakan penyebab utama

kematian maternal. Angka kejadian preeklampsia di Australia sebesar 10-25%, di

Inggris sebesar 100 per 1 juta kehamilan (Sumarni, 2014). Di Amerika Serikat

preeklampsia juga menjadi penyebab 15% kelahiran prematur dan 17,6%

kematian maternal (Rinawati, 2010).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

penyebab langsung AKI di Indonesia antara lain: perdarahan 42%,

eklampsia/preeklampsia 13%, abortus 11%, infeksi 10%, partus lama/persalinan

macet 9%, dan penyebab lain 15 % (SDKI, 2012). Menurut Djannah

(2010),kejadian preeklampsia pada negara berkembang berkisar antara 0,3 persen

sampai 0,7 persen, sedangkan pada negara maju angka preeklampsia lebih kecil

yaitu berkisar antara 0,05 persen sampai 0,1 persen. Di Indonesia preeklampsia

berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu 1,5 persen sampai 25

persen, sedangkan kematian bayi antara 45 persen sampai 50 persen (Djannah,

2010).

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

4

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP Dr.M. Djamil

Padang tahun 2013 pada ibu bersalin, didapatkan ibu yang mengalami

preeklampsia 83,3% terjadi pada usia berisiko (usia <20 tahun dan >35 tahun),

46,4% terjadi pada paritas berisiko (paritas 1 dan >2), 75% pada kehamilan

kembar, 57,1% terjadi pada ibu yang memiliki penyakit obesitas dan 66,7% pada

ibu yang memiliki riwayat diabetes (Hanum, 2013). Sedangkan pada penelitian

Djannah (2010), faktor terjadinya preeklampsia yaitu sebagian besar dari

kelompok 20-30 tahun sebesar 64,4%, ibu yang memiliki paritas primigravida

sebesar 69,5%, dan pada ibu yang memiliki kehamilan <4 sebesar 76,3%. Sampai

saai ini di Puskesmas Pamulang belum pernah dilakukan penelitian mengenai

penyebab preeklampsia kehamilan.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsiakehamilan di

wilayah kerja PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan tahun 2014-2015.

B. Rumusan Masalah

Angka kematian ibu di Indonesia pada 2012 yaitu 359 per 100.000 KH dan

masih jauh daritarget MDGs pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per

100.000 KH. Wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga masih memberikan

sumbangan kematian ibu dimana pada tahun 2012 terjadi 12 kasus kematian ibu.

Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 14 kasus. Penyebab

kematian ibu di Kota Tangerang Selatan yaitu pre-eklampsia/eklampsia sebesar

35,7%. Di wilayah Kota Tangsel jumlah kematian ibu paling banyak terdapat di

wilayah kerja PuskesmasPamulang pada tahun 2013 terjadi 3 kasus kematian ibu.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

5

Penyebab kematian langsung kematian ibu salah satunya disebabkan oleh

komplikasi kehamilan. Jumlah komplikasi kehamilan paling banyak terjadi di

PuskesmasPamulang sebesar 651 orang pada tahun 2013 dan terjadi peningkatan

pada tahun 2014 yakni sebesar 710 orang.Jenis komplikasi kehamilan yang paling

banyak dialami oleh ibu hamil di wilayah kerja PuskesmasPamulangyaitu

preeklampsia.Preeklampsia dapat menjadi penyumbang kematian ibu dan dapat

membahayakan janin yang dikandungnya apabila tidak segera

ditangani.Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian terkait

“faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsiakehamilan di

wilayah kerja PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan tahun 2014-2015”.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah distribusi frekuensi kejadian preeklampsiadi wilayah kerja

PuskesmasPamulang tahun 2014-2015?

2. Bagaimanakah hubungan antara status kesehatan (penyakit kronik dan

riwayat komplikasi) dengan kejadian preeklampsiadi wilayah kerja

PuskesmasPamulang tahun 2014-2015?

3. Bagaimanakah hubungan antara status reproduksi (umur, paritas dan jarak

kehamilan) dengan kejadian preeklampsiakehamilan di wilayah kerja

PuskesmasPamulang tahun 2014-2015?

4. Bagaimanakah hubungan antara perilaku pemeriksaan antenatal care dengan

kejadian preeklampsiakehamilan di wilayah kerja PuskesmasPamulang

tahun 2014-2015?

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

6

5. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik ibu hamil (pendidikan dan

status pekerjaan ibu) dengan kejadian preeklampsiakehamilan di wilayah

kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015?

D. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

preeklampsiakehamilan di wilayah kerja PuskesmasPamulangKota Tangerang

Selatan tahun 2014-2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian preeklampsiakehamilan di

wilayah kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015

b. Diketahuinya hubungan antara status kesehatan (penyakit kronik dan

riwayat komplikasi) dengan kejadian preeklampsiakehamilan di

wilayah kerja PuskesmasPamulangtahun 2014-2015

c. Diketahuinya hubungan antara status reproduksi (umur, paritas dan

jarak kehamilan) dengan kejadian preeklampsiakehamilan di wilayah

kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015

d. Diketahuinya hubungan antara perilaku pemeriksaan antenatal care

dengan kejadian preeklampsiakehamilan di wilayah kerja

PuskesmasPamulang tahun 2014-2015

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

7

e. Diketahuinya hubungan antara karakteristik ibu hamil (pendidikan dan

status pekerjaan ibu) dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja

PuskesmasPamulang tahun 2014-2015

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi peneliti berikutnya

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan, informasi, dan referensi dalam

penelitian selanjutnya terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian preeklampsiakehamilan.

2. Manfaat bagi Instansi

a. Hasil penelitian dapat memberikan informasi terkait faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kejadian preeklampsiapada ibu hamil

b. Hasil penelitian dapat digunakan instansi untuk evaluasi dan membuat

kebijakan dalam menurunkan angka kematian ibu diwilayahnya.

3. Manfaat bagi masyarakat

Dapat memberikan informasi terkait faktor-faktor yang dapat

berhubungan dengan kejadian preeklampsiapada ibu hamil.sehingga

masyarakat khususnya ibu hamil dapat lebih waspadadalam menjaga

kehamilan.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja PuskesmasPamulang pada juli

sampai november 2015 dengan populasi penelitian yakni semua ibu yang

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

8

melahirkan pada periode 1 januari 2014 sampai September 2015 sebanyak 843

orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian preeklampsiakehamilan di wilayah kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan tahun 2014-2015. Metode yang

digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian case controldengan

pendekatan retrospektif dengan uji analisis statistik menggunakan uji chi-

square.Adapun instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang mencakup

variabel-variabel yang diteliti serta telaah dokumen rekam medis

PuskesmasPamulang.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pre-eklampsia

Pre-eklampsia merupakan keadaan yang khas pada kehamilan yang

ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria yang terjadi setelah

usia kehamilan 28 minggu dan belum diketahui penyebabnya. Tetapi ada

faktor tertentu sebagai predisposisi yaitu kekhasan pada kehamilan terutama

pada primigravida, overdistensi uterus (kehamilan kembar, polihidramnion,

abnormalitas janin), penyakit ginjal, hipertensi essensial, diabetes, dan

disfungsi plasenta (Armagustini, 2010).

Preeklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada

ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi,

proteinuria dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu

tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya (Puspita, 2013)

B. Gejala-gejala

Terjadinya peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mm Hg,

atau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mm Hg, atau adanya

tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan diastolik sekurang-

kurangnya 90 mm Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm Hg atau lebih, ini

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

10

sudah dapat dibuat sebagai diagnosa. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal

2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah

mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi preeklampsia berat.

Berikut ini merupakan tanda-tanda atau gejala preeklampsia: (Rozikhan, 2007)

1. Sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau oedema otak.

2. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorrhagia atau edema,

atau sakit kerena perubahan pada lambung.

3. Gangguan penglihatan: Penglihatan menjadi kabur malahan kadang-kadang

pasien buta. Gangguan ini disebabkan vasospasmus, edema atau ablatio

retinae. Perubahan ini dapat dilihat dengan ophtalmoscop.

4. Gangguan pernafasan sampai sianosis

5. Pada keadaan berat akan diikuti gangguan kesadaran

C. Macam-macam preeklampsia

Preeklampsia ini dibagi dalam preeklampsia ringan dan berat.Preeklampsia

ringan masih dapat berobat jalan dengan diet rendah garam dan kontrol setiap

minggu.Disamping itu diberikan nasihat bila keluhan makin meningkat disertai

gangguan subjektif maka disarankan untuk segera kembali memeriksakan

diri.Preeklampsia berat merupakan kelanjutan preeklampsia ringan(Armagustini,

2010). Preeklampsia dibagi menjadi beberapa golongan yaitu: (Indriani, 2012)

1. preeklampsia ringan, bila disetai keadaan sebagai berikut:

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

11

a. Tekanan darah 140/90mmHg atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau

lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih pada usia kehamilan

20 minggu dengan riwayat tekanan darah sebelumnya normal.

b. Proteinuria ≥0,3 gr per liter atau kuantitatif 1+ atau 2+ pada urine

keteter atau midstream

2. Preeklampsia berat,bila disetai keadaan sebagai berikut:

a. tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

b. Proteinuria 5gr per liter atau lebih dalam 24 jam atau kuantitatif 3+

atau 4+

c. Oliguri, yaitu jumlah urine <500 cc per 24 jam

d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di

epigastrium

e. Terdapat edema paru dan sianosissi hati

f. Pertumbuhan janin terhambat

3. Eklampsia : pada umumnya gejala eclampsia didahului dengan semakin

memburuknya preeklampsia. Apabila keadaan ini tidak dikenali dan

diobati segera maka akan timbul kejang terutama pada saat persalinan.

Eklampsia merupakan keadaan langka yang tidak dapat terjadi

mendadak tanpa didahului preeklampsia, yang ditandai dengan

terjadinya kejang. Kejang biasanya didahului adanya peningkatan

intensitas pre-eklmpsia, gejala majemuk yang bertambah, mata yang

berputar-putar, kedutan, dan pernapasan yang tidak teratur(Retnowati,

2010).

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

12

D. Pencegahan Preeklampsia

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, dapat

menemukan tanda-tanda bahaya sedini mungkin, lalu diberikan pengobatan

yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat, selalu waspada

terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsia. Walaupun timbulnya

preeklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat

dikurangi sepenuhnya, namun frekuensi terjadinya masih dapat dikurangi

dengan pelaksanaan pengawasan yang baik pada ibu hamil (Indriani, 2012)

E. Penanganan Preeklampsia

Konsep pengobatannya harus dapat mematahkan mata rantai iskemia

regio uteoplasenter sehingga gejala hipertensi dalam kehamilan dapat

diturunkan (Manuaba, 2007). Tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap

kehamilan dengan penyulit preeklampsia adalah (Cunningham, 2006) :

a. Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan

janinnya

b. Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang

c. Pemulihan sempurna kesehatan ibu

Berikut merupakan penanganan preeklampsia sesuai dengan jenis

preeklampsianya:

1. Preeklampsia ringan

Penderita preeklampsia ringan biasanya tidak dirawat dan harus lebih

sering melakukan pemeriksaan antenatal dengan memantau tekanan darah,

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

13

urine (untuk proteinuria), dan kondisi janin.Selain itu Pasien diminta untuk

istirahat, dan juga konseling pasien dengan keluarganya tentang tanda-tanda

bahaya.Obat anti hipertensi dan diuretik belum direkomendasikan untuk

digunakan pada penderita preeklampsia ringan kecuali jika terdapat edema

paru, dekompensatio kordis atau gagal ginjal akut (Artikasari, 2009).

2. Preeklampsia berat

Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa

persalinan harus berlangsungdalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada

eklampsia. Semua kasus preeklampsia berat harus ditangani secara aktif

(Artikasari, 2009).Pengelolaan preeklampsia berat mencakup pencegahan

kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan supportif

terhadap penyulit organ yang terlibat dan saat yang tepat untuk

persalinan.Pengelolaan cairan pada preeklampsia bertujuan untuk mencegah

terjadinya edema paru dan oliguria.Diuretikum diberikan jika terjadi edema

paru dan payah jantung.Pemberian obat antikejang pada preeklampsia

bertujuan untuk mencegah terjadinya kejang (eklampsia).Obat yang

digunakan sebagai antikejang antara lain diazepam, fenitoin, dan magnesium

sulfat (MgSO4) (Rini, 2010).MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu

dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan preeklampsia berat

(sebagai pencegahan kejang) (Kemenkes RI, 2013).

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

14

F. Karakteristik penyebab preeklampsia

1. Umur

Kehamilan bagi wanita dengan umur muda maupun umur tua merupakan

suatu keadaan yang dapat menimbulkan risiko komplikasi dan kematian

ibu.Pada Umur 20-35 tahun adalah periode yang aman untuk melahirkan

dengan risiko kesakitan dan kematian ibu yang paling rendah.Penelitian yang

dilakukan oleh Langelo, dkk (2013), menunjukan bahwa wanita umur<20

tahun dan >35 tahun memiliki risiko 3,37 kali dibandingkan wanita umur 20-

35 tahun.Selain itu, hasil penelitian Asrianti (2009)menyimpulkan bahwa

umur ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun berisiko 3,144 kali mengalami

preeklampsia, penelitian Salim (2005) juga menyebutkan usia ibu hamil < 20

tahun atau ≥ 35 tahun berisiko 3,615 kali lebih besar untuk mengalami

preeklampsia, serta hasil penelitian Ferida (2007) menyimpulkan, ibu

hamil dengan usia yang sama berisiko 3,659 kali lebih besar untuk

mengalami preeklampsia.

Pada umur kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum

tumbuh mencapai ukuran dewasa.Akibatnya ibu hamil pada umur itu berisiko

mengalami penyulit pada kehamilannya dikarenakan belum matangnya alat

reproduksinya.Keadaan tersebut diperparah jika ada tekanan (stress) psikologi

saat kehamilan (Sukaesih, 2012).

Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun

akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar

untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan. Disamping

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

15

itu, pada wanita usia>35 tahun sering terjadi kekakuan pada bibir rahim

sehingga menimbulkan perdarahan hebat yang bila tidak segera diatasi dapat

menyebabkan kematian ibu (Armagustini, 2010). Royston & Armstrong

(1994), menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk pertama

kali dan wanita yang hamil pada usia >35 tahun akan mempunyai risiko

yang sangat tinggi untuk mengalami preeklampsia (Indriani, 2012)

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi maka akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan.Oleh karena itu, Pendidikan sangat erat

hubungannya dengan pengetahuan seseorang.Pengetahuan seseorang tentang

suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akan menentukan sikap dan perilaku seseorang.

(Sulistiyani, 2013).

Hasil penelitian Supriandono (2001) menyebutkan menyebutkan

bahwa 93,9% penderita preeklampsia berpendidikan kurang dari 12

tahun. Menurut hasil penelitian Nuryani, dkk (2012) menunjukan bahwa ibu

yang mengalami preeklampsia 63,1% memiliki pendidikan kurang dan ibu

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

16

yang memiliki pendidikan rendah 2,190 akan mengalami kejadiaan

preeklampsia dari pada ibu yang memiliki pendidikan tinggi.Pendidikan

seseorang berhubungan dengan kesempatan dalam menyerap informasi

mengenai pencegahan dan faktor-faktor risiko preeklampsia. Tetapi

pendidikan ini akan dipengaruhi oleh seberapa besar motivasi, atau

dukungan lingkungan seseorang untuk menerapkan pencegahan dan faktor

risiko preeklampsia/eklampsia (Djannah, 2010)

3. Paritas

Persalinan yang berulang-ulang akan mempunyai banyak risiko

terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah

persalinan yang paling aman. Pada The New England Journal of Medicine

tercatat bahwa pada kehamilan pertama risiko terjadi preeklampsia 3,9% ,

kehamilan kedua 1,7%, dan kehamilan ketiga 1,8%.

Paritas yang berisiko mengalami komplikasi yaitu apabila tidak hamil

selama 8 tahun atau lebih sejak kehamilan terakhir, mengalami kehamilan

dengan durasi sedikitnya 20 minggu sebanyak 5 kali atau lebih, dan

kehamilan terjadi dalam waktu 3 bulan dari persalinan terakhir (Lockhart,

2014). Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari

sudut kematian maternal.Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi, semakin tinggi paritas semakin tinggi

kematian maternal. Hal tersebut dikarenakan pada setiap kehamilan terjadi

peregangan rahim, jika kehamilan berlangsung terus menerus maka rahim

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

17

akan semakin melemah sehingga dikhawatirkan akan terjadi gangguan pada

saat kehamilan, persalinan, dan nifas (Sukaesih, 2012).

4. Status pekerjaan ibu

Faktorpekerjaanibu dapat mempengaruhi terjadinya resiko

preeklampsia/eklampsia.Wanita yang bekerja diluar rumah memiliki risiko

lebih tinggi mengalami preeklampsia dibandingkan dengan ibu rumah

tangga.Pekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan stress yang

merupakan faktor resiko terjadinya preeklampsia (Indriani, 2012).

Pekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan stress yang

merupakan faktor resiko terjadinya preeklampsia. Akan tetapi, pada kelompok

ibu yang tidak bekerja dengan tingkat pendapatan yang rendah akan

menyebabkan frekuensi ANC berkurang di samping dengan pendapatan

yang rendah menyebabkan kualitas gizi juga rendah. Kecuali itu pada

kelompok buruh/tani biasanya juga dari kalangan pendidikan rendah kurang

sehingga pengetahuan untuk ANC maupun gizi juga berkurang.Sosial

ekonomi rendah menyebabkan kemampuan daya beli berkurang sehingga

asupan gizi juga berkurang terutama protein.Akibatnya kejadian atau masalah-

masalah dalam kehamilan seperti preeklampsia, molahidatidosa, partus

prematurus, keguguran dan lain-lain (Djannah, 2010).

5. Jarak kehamilan dengan persalinan sebelumnya

Selama kehamilan sumber biologis dalam tubuh ibu secara sistematis

terpakai dan untuk kehamilan berikutnya dibutuhkan waktu 2-4 tahun agar

kondisi tubuh ibu kembali seperti kondisi sebelumnya. Apabila terjadi

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

18

kehamilan sebelum 2 tahun, kesehatan ibu akan mundur secara progresif.

Jarak yang aman bagi wanita untuk melahirkan kembali paling sedikit 2

tahun.Hal ini agar wanita dapat pulih setelah masa kehamilan dan laktasi.Ibu

yang hamil lagi sebelum 2 tahun sejak kelahiran anak terakhir seringkali

mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan.

Hasi penelitian Rozikhan (2007), menunjukan bahwa ibu dengan jarak

kehamilan yang dekat atau kurang dari 24 bulan mempunyai risiko terjadi

preeklampsia berat yaitu 0,92 kali dibandingkan dengan seorang ibu dengan

jarak kehamilan 24 bulan atau lebih. Wanita dengan jarak kelahiran <2 tahun

juga mempunyai risiko dua kali lebih besar mengalami kematian

dibandingkan jarak kelahiran yang lebih lama (Armagustini, 2010).

6. Antenatal care

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan

Kebidanan (SPK).

Pelayanan Antenatal yang diberikan sesuai dengan Standar Asuhan

Kebidanan sangat mempengaruhi kondisi ibu dan janin, baik pada saat

kehamilan, persalinan, maupun masa nifas (0-42 hari) dan neonatus (0-28

hari).Faktor resiko juga dapat terdeteksi sehingga penanganan dan rujukan

dapat dilakukan sedini mungkin (Pritasari dkk, 2012).

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

19

c. Kunjungan Antenatal care

Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian

antenatal care (ANC) atau perawatan antenatal (PAN) sekurang-

kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

sebagai berikut (Lockhart, 2014):

1) Trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu): 1 kali

2) Trimester II (Usia kehamilan 12-24 minggu): 1 kali

3) Trimester III (Usia kehamilan 24-36 minggu): 2 kali

Pelayanan antenatal yang berkualitas (sesuai standar) dapat

mendeteksi gejala dan tanda yang berkembang selama kehamilan. Jika

ibu tidak memeriksakan diri hingga paruh kedua masa kehamilan,

diagnosis hiptertensi kronis akansulit dibuat karena tekanan darah

biasanya menurun selama trimester kedua dan ketiga pada wanita

dengan hipertensi.

Kunjungan antenatal kurang dari 4 kali dengan demikian akan

meningkatkan risiko menderita pereklampsia/eklampsia (Djannah,

2010). Pada hasil penelitian Langelo, dkk (2013) ibu yang melakukan

pemeriksaan ANC kurang dari 4 kali berisiko 2,72 untuk mengalami

preeklampsia, sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan Rozanna

(2009) menunjukkan bahwa ibu yang tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan yang tidak teratur merupakan faktor risiko terhadap

kejadian preeklampsia dengan nilai OR 2.66.Rostika (2012),

menunjukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara Antenatal

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

20

care dengan kejadiaan preeklampsia di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota

Pesuruan Jawa Timur Tahun 2012 dengan p value 0,004 dan ibu yang

memiliki riwayat antenatal care tidak lengkap lebih berisiko mengalami

kejadian preeklampsia 5,7 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki

riwayat Antenatal care lengkap.

d. Pelayanan Standar

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal

komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.

Setiap kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi, oleh karena itu pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai standar

pelayanan antenatal yang berkualitas. Pelayanan antenatal terpadu dan

berkualitas meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan, termasuk gizi,

agar kehamilan berlangsung sehat

2) Melakukan deteksi dini masalah, penyakit, dan penyulit/komplikasi

kehamilan

3) Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman

4) Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan

rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi

5) Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat

waktu bila diperlukan

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

21

6) Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga

kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan

bila terjadi penyulit/komplikasi. (Pritasari dkk, 2012)

Sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan, pelayanan

antenatal pada ibu hamil diupayakan agar memenuhi standar kualitas

“7T”, yaitu:

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

2) Pengukuran tekanan darah

3) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

4) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

toksoid sesuai status imunisasi

5) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) minimal 90 tablet selama

kehamilan

6) Pelaksanan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk keluarga berencana)

7) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin

darah (Hb) dan pemeriksaan golongan darah (jika belum pernah

dilakukan sebelumnya) (Lockhart, 2014).

7. Riwayat komplikasi

Ibu yang pernah mengalami komplikasi pada waktu kehamilan,

persalinan dan nifas sebelumnya akan menghadapi risiko tinggi pada

kehamilan dan persalinan berikutnya. Menurut Djaja dan Suwandono

(2006), ibu yang mengalami komplikasi pada kehamilan terdahulu berisiko

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

22

14 kali mengalami komplikasi pada kehamilan berikutnya dibandingkan ibu

yang tidak mengalami komplikasi pada kehamilan dahulu.Selain itu, ibu

yang mengalami komplikasi pada persalinan terdahulu berisiko 9 kali

mengalami komplikasi pada persalinan berikutnya dibandingkan ibu yang

tidak mengalami komplikasi pada persalinan terdahulu (Armagustini, 2010).

Sedangkan menurut penelitian Diana, dkk (2014), diketahui bahwa ibu yang

mempunyai riwayat komplikasi obstetric berisiko untuk mengalami

komplikasi obstetri ibu 5,41 kali lebih besar daripada ibu yang tidak

mempunyai riwayat komplikasi obstetri sebelumnya.

Riwayat obstetric mencakup konsepsi sebelumnya, ada tidaknya

infertilitas dan hasil akhir yang tidak normal termasuk keguguran, kehamilan

diluar kandungan/kehamilan ektopik terganggu (KET), kematian janin

berulang, dan riwayat reproduksi anggota keluarga.Masalah konsepsi pada

kehamilan sebelumnya merupakan penentu terkuat hilangnya janin pada

kehamilan berikutnya (sukaesih, 2012).Peningkatan resiko

preeklampsia/eklampsia dapat terjadi pada ibu yang memiliki riwayat

hipertensi kronik, diabetes dan adanya riwayat preeklampsia/eklampsia

sebelumnya.

8. Penyakit kronik

Riwayat penyakit kronis seperti hipertensi dandiabetes mellitusdapat

menyebabkan kesehatan dan pertumbuhan janin terganggu dan dapat terjadi

penyulit selama kehamilan. Apabila ibu hamil memiliki hipertensi maka

resiko terjadinya lahir mati, retardasi pertumbuhan janin, dan pre eklampsi

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

23

akan menjadi lebih besar. Sedangkan ibu yang memiliki penyakit diabetes

mellitus (DM) akan meningkatkan mortalitas perinatal sebesar 3-5%

.sedangkan kejadian anomali kongenital berisiko lebih tinggi 6-12%

dibandingkan dengan ibu hamil tanpa DM 2-3 % (Sukaesih, 2012).

G. Kerangka Teori

Menurut McCarthy dan Maine (1992), mengemukakan peran determinan

kematian ibu sebagai keadaan atau hal-hal yang melatarbelakangi dan menjadi

penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu.Penyebab langsung

kematian ibu adalah kejadian kehamilan dan komplikasi kehamilan dan persalinan

antara lain perdarahan, infeksi, preeklampsia/eklampsia, persalinan macet, abortus

dan ruptur uteri.Penyebab antara adalah status kesehatan, status reproduksi,

perilaku sehat, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan faktor-faktor lain yang

tidak terduga.Sedangkan penyebabmendasar/kontekstual adalah status wanita

dalam keluarga dan masyarakat, status keluarga dalam masyarakat, dan status

masyarakat.Penyebab kontekstual berkaitan dengan tiga terlambat (3T) yaitu

terlambat dalam pengambilan keputusan untuk merujuk, terlambat dalam

mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam memperoleh pertolongan di

fasilitas kesehatan (Armagustini, 2010).

Akses terhadap pelayanan kesehatan yang merupakan penyebab antara dapat

dipengaruhi oleh keterjangkauan lokasi tempat pelayanan, jenis dan kualitas

pelayanan yang tersedia, dan keterjangkauan informasi.Tempat pelayanan yang

sulit dicapai, jenis dan kualitas pelayanan yang kurang memadai, serta informasi

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

24

yang kurang menyebabkan rendahnya akses ibu hamil terhadap pelayanan

kesehatan yang tersedia (Armagustini, 2010).

.Determinan kematian ibu tersebut dikelompokkan dalam tiga kelompok

yaitu determinan proksi/dekat (proximate determinants), determinan antara

(intermediate determinants), dan determinan kontekstual (contextual

determinants): (Depkes, 2007)

1. Determinan Proksi

a) Kejadian Kehamilan

Perempuan yang hamil memiliki risiko untuk mengalami komplikasi

sedangkan perempuan yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut.Dengan

demikian program Keluarga Berencana (KB) dapat secara tidak langsung

mengurangi risiko kematian ibu. Efek KB terhadap penurunan AKI berkaitan

dengan total fertility rate (TFR). Bila TFR tinggi maka penurunan kematian ibu

akan sangat dipengaruhi oleh keikutsertaan KB. Sebaliknya bila TFR cukup

rendah maka pelayanan KB tidak lagi berpengaruh terhadap penurunan AKI.

Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa angka total kesuburan (Total

Fertility Rate/TFR)ternyata tidak selalu memberikan dampak yang berarti pada

penurunan AKI karena kematian ibu berkaitan pula dengan faktor-faktor lain

seperti kualitas pelayanan kesehatan.

b) Komplikasi Kehamilan dan persalinan

Komplikasi obstetri ini merupakan penyebab langsung kematian ibu, yaitu

perdarahan, infeksi, preeklampsia/eklampsia, partus lama, abortus, dan ruptura

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

25

uteri (robekan rahim). Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi komplikasi

obstetri tersebut merupakan intervensi jangka pendek, yang hasilnya akan dapat

segera terlihat dalam bentuk penurunan AKI. Namun intervensi ini tidak akan

menyelesaikan masalah kematian ibu secara tuntas dan berkesinambungan. Oleh

sebab itu upaya penurunan AKI dalam jangka panjang harus memperhatikan dan

dilengkapi dengan intervensi terhadap determinan antara dan kontekstual.

2. Determinan Antara

a) Status kesehatan

Faktor-faktor status kesehatan ibu antara lain status gizi, penyakit infeksi atau

parasit, penyakit menahun seperti tuberkulosis, penyakit jantung, ginjal, dan

riwayat komplikasi obstetri.Status kesehatan ibu sebelum maupun pada saat

kehamilan berpengaruh besar terhadap kemampuan ibu dalam menghadapi

komplikasi.

b) Status reproduksi

Faktor-faktor status reproduksi antara lainusia ibu hamil (usia dibawah 20

tahun dan diatas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan),

jumlah kelahiran (semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh seorang

ibu maka semakin tinggi risikonya untuk mengalami komplikasi), status

perkawinan (wanita dengan status tidak menikah cenderung kurang

memperhatikan kesehatan diri dan janinnya selama kehamilan dengan tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan yang menyebabkan tidak terdeteksinya

kelainan yang dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi).

c) Akses terhadap pelayanan kesehatan

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

26

Hal ini meliputi aspek ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan.Ketersediaan pelayanan kesehatan adalah tersedianya fasilitas

pelayanan kesehatan dengan jumlah dan kualitas yang memadai.Keterjangkauan

pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu dan biaya.Tempat pelayanan yang

lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai oleh para ibu menyebabkan

berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan.Penggunaan

pelayanan kesehatan yang tersedia tergantung keterjangkauan masyarakat

terhadap informasi.

d) Perilaku sehat

Hal ini antara lain meliputi penggunaan alat kontrasepsi (ibu ber-KB akan

lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak ber-KB),

pemeriksaan kehamilan (ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara

teratur akan terdeteksi masalah kesehatan dan komplikasinya), penolong

persalinan (ibu yang ditolong oleh dukun berisiko lebih besar untuk mengalami

kematian dibandingkan ibu yang melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan),

perilaku menggugurkan kandungan (ibu yang berusaha menggugurkan

kandungannya berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi).

e) Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak diduga

Disamping hal-hal diatas terdapat keadaan yang mungkin terjadi secara tiba-

tiba dan tak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi selama

hamil ataumelahirkan.Beberapa keadaan tersebut terjadi pada saat melahirkan,

misalnya kontraksi uterus yang tidak adekuat, ketuban pecah dini, dan persalinan

kasep.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

27

3. Determinan Kontekstual

a) Status perempuan dalam keluarga dan masyarakat

Faktor-faktor yang menentukan status perempuan antara lain tingkat

pendidikan (perempuan yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih

memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya), pekerjaan (ibu yang bekerja di

sektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi,

termasuk kesehatan), keberdayaan perempuan yang memungkinkan perempuan

lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal

yang terbaik bagi dirinya (termasuk kesehatan dan kehamilannya). Semua

variabel tersebutdapat menjadi faktor yang berpengaruh dalam mencegah

kematian ibu.

b) Status keluarga dalam masyarakat

Variabel ini lebih menekankan pada keluarga perempuan, antara lain

penghasilan keluarga, kekayaan keluarga, tingkat pendidikan dan status

pekerjaan anggota keluarga juga dapat berpengaruh terhadap risiko mengalami

kematian ibu.

c) Status masyarakat

Variabel ini meliputi antara lain tingkat kesejahteraan, ketersediaan

sumberdaya (misalnya jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan

yang tersedia), serta ketersediaan dan kemudahan transportasi.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

28

Berikut ini merupakan kerangka teori dalam dari McCarthy dan Maine

(1992). Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dan kesakitan ibu berkaitan

dengan kehamilan, persalinan dan komplikasinya dapat digambarkan sebagai

berikut:

Bagan 2.1

Kerangka Teori Mc Charty dan Maine

Sumber: Mc Carthy dan Maine (1992)

Status Wanita dalam

Keluarga dan Masyarakat

Pendidikan, Pekerjaan,

Penghasilan,

Keberdayaan Wanita

Status Keluarga dalam

Masyarakat

Penghasilan, Kepemilikan,

Pendidikan dan Pekerjaan

Anggota Rumah Tangga

Status Masyarakat

Kesejahteraan, Sumber

daya (dokter, klinik)

Status Kesehatan

Gizi, Infeksi, Penyakit Kronik, Riwayat

Komplikasi

Status Reproduksi

Umur, Paritas, Status Perkawinan

Akses ke Pelayanan Kesehatan

Lokasi Pelayanan Kesehatan (KB,

Pelayanan Antenatal, Puskesmas,

POED), Jangkauan Pelayanan, Kualitas

Pelayanan, Akses Informasi tentang

Pelayanan Kesehatan

Perilaku Sehat

Penggunaan KB, Pemeriksaan

Antenatal, Penolong Persalinan

Faktor Tak Diketahui / Tak Terduga

Kehamilan

Komplikasi

Perdarahan

Infeksi

Preeklampsi/Ek

lampsia

Partus Macet

Ruptura Uterus Kematian /

Kecacatan

Determinan Kontekstual Determinan Antara Determinan Proksi

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

29

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada kerangka teori Mc

Carthy dan Maine (1992). Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedua hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen.Variabel-variabel tersebut

dipilih sesuai dengan teori determinan kematian ibu dan yang dapat berhubungan

dengan preeklampsia.Pada kelompok determinan kontekstual, variabel yang

diambil adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat berupa pendidikan

dan pekerjaan Sedangkan pada determinan antara, variabel yang diambil adalah

status kesehatan (penyakit kronik, riwayat komplikasi), status reproduksi (umur,

paritas, jarak kehamilan), dan perilaku pemeriksaan ANC. Berikut ini penjelasan

pentingnya variabel tersebut diteliti:

1. Status reproduksi : Umur penting untuk diteliti, karena ketika seorang

wanita berada pada umur <20 tahun dan >35 tahun maka risiko kesehatan

yang dialami akan meningkat, sehingga berbahaya jika terjadi

kehamilan. Paritas juga penting untuk diteliti karena persalinan yang

berulang-ulang akan memiliki banyak resiko terhadap kehamilannya. Jarak

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

30

kehamilan terakhir ibu apabila kurang dari 2 tahun dapat mengalami

preeklampsia atau komplikasi kehamilan lainnya dikarenakan kondisi tubuh

ibu belum pulih setelah masa kehamilan dan laktasi.

2. Status kesehatan: penyakit kronik dan riwayat komplikasi kehamilan juga

penting diteliti dikarenakan ibu yang mengalami komplikasi pada waktu

kehamilan akan menghadapi resiko tinggi pada kehamilan dan persalinan

selanjutnya dan penyakit kronik seperti diabetes mellitus dapat

menyebabkan terganggunya kesehatan dan pertumbuhan janin dan dapat

terjadi penyulit saat kehamilan.

3. Perilaku pemeriksaan antenatal care penting untuk diteliti karena ibu yang

melakukan kunjungan antenatal kurang dari 4 kali dengan demikian akan

meningkatkan risiko menderita pereklampsia/eclampsia. Hal tersebut

dikarenakan tidak terdeteksinya faktor risiko preeklampsia dan apabila tidak

diberikan penanganan secara tepat oleh tenaga kesehatan dapat

menyebabkan eclampsia atau kematian ibu.

4. Karakteristik ibu: Tingkat pendidikan juga penting untuk diteliti karena

tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam

menerima informasi yang diberikan, salah satunya informasi

mengenaikomplikasi kehamilan seperti kejadiaan preeklampsia. Hal ini

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bila terjadi preeklampsia

kehamilan. Selain itu, status pekerjaan ibu juga penting untuk diteliti

karenapekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan stress yang

merupakan faktor risiko terjadinya preeklampsia.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

31

Berdasarkan kerangka teori yang ada, terdapat variabel yang tidak diteliti

yaitu akses pelayanan kesehatan dan status masyarakat. Variabel ini tidak

diteliti bagi akses pelayanan kesehatan dikarenakan penelitian ini dilakukan

di wilayah kerja Puskesmas dan mengambil data rekam medis Puskesmas

sehingga ibu yang menjadi responden penelitian sudah dapat menjangkau

pelayanan kesehatan sedangkan pada status masyarakat, wilayah Pamulang

yang paling dekat dengan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, klinik,

RSUD Tangsel, dan Rumah sakit serta tersedianya tenaga kesehatan seperti

dokter, bidan, dan sebagainya.

Bagan 3.1

Kerangka konsep Penelitian

Preeklampsia

Status Kesehatan

Penyakit kronik, riwayat komplikasi

Status Reproduksi

Umur, paritas, jarak kehamilan

Perilaku Pemeriksaan antenatal care

Karakteristik Ibu Hamil

Pendidikan, status pekerjaan ibu

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

32

a. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Pengertian Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Preeklampsia Ibu hamil yang memiliki Tekanan

darah ≥140/90mmHg dandisertai

proteinuria (di atas positif 1) dan

atau edema menyeluruhyang

didiagnosis oleh tenaga kesehatan.

Telaah

Dokumen

Rekam Medis

PuskesmasPa

mulang

0. Preeklampsia

1. Tidak preeklampsia

Ordinal

2 Penyakit

kronik

Responden yang memiliki salah satu

atau beberapa penyakit kronik seperti

hipertensi, diabetes mellitusyang di

telah didiagnosis oleh tenaga

kesehatan

Wawancara Kuesioner 0. Ya

1. Tidak

Ordinal

3 Riwayat

komplikasi

Responden yang pernah mengalami

kompikasi kehamilan pada

kehamilan sebelumnya

Wawancara Kuesioner 0. Ya

1. Tidak

Ordinal

4 Umur Ibu

Hamil

Umur terakhir ibu pada saat

kehamilan yang dinyatakan dalam

tahun

Telaah

Dokumen

Rekam Medis

PuskesmasPa

mulang

0. Tidak berisko (umur

ibu 20-35 tahun)

1. Berisiko (umur ibu <20

tahun dan >35 tahun

(Puspitasari, 2009)

Ordinal

5 Paritas Jumlah kelahiran yang pernah

dialami responden

Wawancara Kuesioner

0. Sedikit (≤2)

1. Banyak (>2)

(Priani, 2012)

Ordinal

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

33

6 Jarak

kehamilan

Rentang waktu antara kehamilan

terakhir dengan kehamilan

sebelumnya

Wawancara Kuesioner 0. Dekat (<24 bulan)

1. Jauh (≥24 bulan)

(Armagustini, 2010)

Ordinal

7 Perilaku

Pemeriksaan

Antenatal care

Suatu tindakan ibu hamil ke

pelayanan kesehatan untuk

memeriksakan kehamilannya, sesuai

standar yang telah di tetapkan yaitu

minimal frekuensi 4 kali, minimal 1

kali pada triwulan pertama, minimal

1 kali pada triwulan kedua, dan 2

kali pada triwulan ketiga.

Wawancara Kuesioner 0. Tidak lengkap (<4 kali)

1. Lengkap (≥4 kali)

(Sarminah, 2012)

Ordinal

8 Pendidikan Ibu

Hamil

Jenjang pendidikan terakhir ibu yang

pernah diperoleh oleh ibu

Wawancara Kuesioner

0. Rendah : ≤SMP

1. Tinggi: >SMP

(sukaesih, 2012)

Ordinal

9 Status

Pekerjaan ibu

kegiatan yang dilakukan selain

sebagai ibu rumah tangga dalam

kurun waktu kehamilan

Wawancara Kuesioner 1. Bekerja 2. Tidak bekerja

Ordinal

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

34

b. Uji Hipotesis

1. Adanya hubungan antara status kesehatan (penyakit kronik dan riwayat

komplikasi) dengan kejadian preeklampsia

2. Adanya hubungan antara status reproduksi (umur, paritas dan jarak

kehamilan) dengan kejadian preeklampsia

3. Adanya hubungan antara perilaku pemeriksaan antenatal care dengan

kejadian preeklampsia

4. Adanya hubungan antara karakteristik ibu hamil (pendidikan dan status

pekerjaan ibu) dengankejadian preeklampsia.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

35

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi Case

control dengan pendekatan retrospektif. Desain studi case controldalam

penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen

seperti status kesehatan (penyakit kronik, dan riwayat kehamilan), status

reproduksi (umur, paritas dan jarak kehamilan), perilaku pemeriksaan antenatal

care, dan karakteristik ibu hamil (pendidikan dan status pekerjaan ibu)dengan

variabel dependen yaitu kejadian preeklampsia kehamilan.

c. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian iniakan dilakukan pada bulan juli hingga november 2015.

Pengambilan data dilakukan diwilayah kerja PuskesmasPamulangKota

Tangerang Selatan dan pengambilan data sekunder PuskesmasPamulang Kota

Tangerang Selatan. Hal tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan komplikasi

kebidanan pada tahun 2014 sebanyak 710 orang, dengan kejadian preeklampsia

kehamilan yang paling besar sebanyak 54 ibu hamil.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

36

d. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan pada periode 1

jamuari 2014 sampai September 2015 yang berada di wilayah kerja

PuskesmasPamulangKotaTangerang Selatan yang berjumlah843 orang. Dengan

kelompok kasus yaitu ibu yang mengalami kejadian preeklampsia selama

kehamilannya dan kelompok kontrol yaitu ibu yang tidak mengalami kejadian

preeklampsia selama kehamilan.Berikut ini merupakan kriteria inklusi dan

eksklusi pada masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol.Adapun

kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus adalah sebagai berikut:

1. Kriteria InklusiKasus

a. Ibu yang telah melahirkan pada tahun 2014-2015 yang berada di

wilayah kerja PuskesmasPamulang atau yang bertempat tinggal di

wilayah Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Udik,

Pondok Cabe Ilir.

b. Ibu yang tercatat di rekam medis pemeriksaan

kehamilanPuskesmasPamulangdengan catatan memiliki tekanan darah

≥140/90 mmHg pada tahun 2014 tercatat 54 ibu hamil yang

mengalami preeklampsia, sedangkan pada 1 januari 2015 sampai

september 2015 tercatat sebesar 43 orang yang mengalami

preeklampsia.

c. Ibu yang memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

d. Ibu yang bersedia menjadi responden penelitian ini

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

37

2. KriteriaEksklusiKasus

a. Ibu yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja PuskesmasPamulang

b. Ibu yang meninggal saat kehamilan atau persalinan yang dilakukan di

Puskesmas Pamulang atau Bidan Praktik Swasta (BPS) di wilayah

kerja Puskesmas Pamulang tahun 2014-2015

c. Ibu yang tidak memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Sedangan kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kontrol adalah

sebagai berikut :

3. Kriteria Inklusi Kontrol

a. Ibu yang telah melahirkan pada tahun 2014-2015 yang berada di

wilayah kerja PuskesmasPamulang atau yang bertempat tinggal di

wilayah Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Udik,

Pondok Cabe Ilir.

b. Ibu yang tercatat di rekam medis pemeriksaan

kehamilanPuskesmasPamulangdengan catatan memiliki tekanan darah

normal (100/80 sampai <140/90 mmHg) berjumlah 746 orang.

c. Ibu yang memiliki buku kesehatan ibu dan anak (KIA).

d. Ibu yang bersedia menjadi responden penelititian ini

4. Kriteria Eksklusi

a. Ibu yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja PuskesmasPamulang.

d. Ibu yang meninggal saat kehamilan atau persalinan yang dilakukan di

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

38

Puskesmas Pamulang atau Bidan Praktik Swasta (BPS) di wilayah

kerja Puskesmas Pamulang tahun 2014-2015

b. Ibu yang tidak memiliki buku KIA

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, maka

sampel yang akan dibutuhkan pada penelitian ini adalah:

n=( √( ) √ )

( )

Keterangan: ( )

( ) ( )

n : Jumlah sampel Q : 1-P

Z : derajat kemaknaan 5% (1,96) P2 : proporsi kontrol

Z : kekuatan uji 80% (0,84) Q1 : 1-P1

P : rata-rata P1 dan P2 (P1+P2/2) Q2 : 1-P2

Tabel 4.1

Hasil Penelitian Terdahulu (Langelo dkk, 2013)

Faktor yang berhubungan

dengan preeklampsia

P1 P2 OR n

Usia 0,676 0,359 3,73 38

Paritas 0,617 0,321 3,42 44

Berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan jumlah Besar sampel

untuk kelompok kasus yang diambil pada penelitian ini yaitu 38 orang dan

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

39

sebagai kelompok kontrolnya sebesar 38 x 2= 76 kontrol. Peneliti

memperkirakan adanya partisipan yang tidak mau berpartisipasi dalam

penelitian (non respon) sebesar 5% pada masing-masing kelompok kasus dan

kontrol, 38 x 5%= 1,9=2 dan 76 x 5%= 3,8=4. Sehingga jumlah sampel yang

dibutuhkan pada :

a. Kelompok kasus menjadi 38+2= 40 kasus

b. Kelompok kontrol menjadi 76+4= 80 kontrol.

Sampel pada kelompok kasus dan kelompok kontrol diperoleh dengan

menggunakan teknik simple random sampling. Dari masing- data yang

didapat dari pusksmas baik dari kelompok kasus maupun kelompok kontrol

dipisahkan datanya yakni kelompok kasus (97 orang) dan kelompok kontrol

(746 orang), kemudian melakukan pengundian terhadap kelompok kasus dan

kontrol melalui nama ibu yang didapatkan dari frame sampling rekam medis

pasien antenatal care di wilayah kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015

sebanyak sampel yang dibutuhkan dalam penelitian yakni kelompok kasus

sebanyak 40 oranr dan kelompok kontrol sebanyak 80 orang.

e. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari responden dengan

wawancara menggunakan kuesioner untuk variabel status kesehatan (penyakit

kronik, dan riwayat kehamilan), status reproduksi (umur, paritas dan jarak

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

40

kehamilan), perilaku pemeriksaan antenatal care, dan karakteristik ibu hamil

(pendidikan dan status pekerjaan ibu).

2. Data sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data profil Dinas kesehatan

Kota Tangerang Selatan tahun 2013 dan data rekam medisibu hamil di wilayah

PuskesmasPamulang tahun 2014-2015.

f. Manajemen Data

Manajemen data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut

1. Peneliti melakukan pemeriksaan data (dataediting), yakni melakukan

pemeriksaan dan klarifikasi terhadap partisipan yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus dan kontrol saat penelitian

berlangsung. Pemeriksaan tersebut bertujuan agar partisipan yang masuk

dalam penelitian dapat dipastikan telah sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditetapkan peneliti, sehingga kemungkinan bias seleksi

dan bias informasi sangat kecil.

2. Peneliti melakukan pengkodean (coding), yakni menetapkan kode pada

masing-masing variabel untuk memudahkan dalam proses entri data.

3. Peneliti melakukan pemasukkan data (entry data), yakni melakukan entri

data pada kuesioner yang telah di coding ke dalam komputer untuk dianalisis

secara statistik. Proses pemasukkan data dilakukan dengan bantuan software

analisis data (SPSS).

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

41

4. Peneliti melakukan pembersihan data (datacleaning), yakni peneliti

memeriksa kembali kelengkapan data yang sudah di entry kedalam

computer. Jika data belum terisi lengkap, maka data tersebut tidak

dilanjutkan untuk dianalisis.

H. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Univariat

Analisis ini untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian

preeklampsia pada ibu hamil.Selain itu, analisis univariat juga bertujuan

untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen pada penelitian

ini yakni status kesehatan (penyakit kronik dan riwayat komplikasi), status

reproduksi (umur, paritas dan jarak kehamilan), perilaku pemeriksaan

antenatal care, dan karakteristik ibu hamil (pendidikan dan status

pekerjaan ibu).Hasil analisis univariat telah disajikan dalam bentuk tabel

distribusi.

5. Analisis Data Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan kejadian preeklampsia pada

ibu hamil dengan variabel independen yaitu hamil dengan status kesehatan

(penyakit kronik, dan riwayat kehamilan), status reproduksi (umur, paritas

dan jarak kehamilan), perilaku pemeriksaan antenatal care, dan karakteristik

ibu hamil (pendidikan dan status pekerjaan ibu) yang dilakukan dengan

menggunakan uji chi square. Hasil analisis bivariat berupa nilai P value dan

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

42

nilai Odd Ratio (OR). Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai P value

<0,05 maka dapat dinyatakan variabel independen memiliki hubungan yang

signifikan dengan variabel dependen. Nilai p Value ditentukan dengan cara:

1. Bila tabel 2×2 dijumpai sell expected (harapan) <5 maka tabel yang

digunakan adalah Fisher’s Exact Test

2. Bila tabel 2×2 dijumpai sell expected <5 maka tabel yang digunakan

adalah Pearson Chi-Square/Continuity Correction

3. Bila tabel 2×2 atau lebih, misalnya 3×2, 3×3, dsb maka tabel yang

digunakan adalah Pearson Chi-Square

Nilai OR pada penelitian untuk menentukan besaran paparan (faktor

risiko) dengan kejadian preeklampsia.Nilai OR dengan rentang Confident

interval (CI) yang tidak mencakup nilai 1,0 maka bisa dinyatakan signifikan

pada α 5% atau merupakan faktor risiko penyebab preeklampsia. Namun jika

rentang nilai CI mencakup 1,0 maka hasil penelitian dinyatakan tidak

signifikan secara statistik pada nilai α 5%.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

43

BAB V

HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

UPT (Unit Pelaksana Teknis) PuskesmasPamulang adalah pusat

pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Tangerang Selatan, yang menyediakan

pelayanan rawat jalan dan rawat inap. PuskesmasPamulang mempunyai 4

wilayah kerja atau mencakup 4 Kelurahan, yaitu Kelurahan Pamulang Barat,

Kelurahan Pamulang Timur, Kelurahan Pondok Cabe Udik dan Kelurahan

Pondok Cabe Ilir. Adapun Jumlah penduduk per Kelurahan adalah sebagai

berikut:

Tabel 5.1

Wilayah Kerja PuskesmasPamulang

No Nama Kelurahan Jumlah Penduduk

1 Pamulang Barat 56.458

2 Pamulang Timur 37.664

3 Pondok Cabe Ilir 23.944

4 Pondok Cabe Udik 36.951

Jumlah 155.017

(Sumber: Data Kecamatan Pamulang Tahun 2014)

Selain itu PuskesmasPamulang adalah Puskesmas tertua di Kota

Tangerang Selatan. PuskesmasPamulang menempati tanah seluas ± 2400 m2 di

Jalan Surya Kencana No. 1, RT 01, RW 22, Kecamatan Pamulang , Kota

Tangerang Selatan.

PuskesmasPamulang secara administrasi berbatasan dengan Kecamatan

Ciputat, Kecamatan Setu dan Kota Depok, hal ini yang menyebabkan banyak

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

44

masyarakat yang bukan cakupan wilayah kerja PuskesmasPamulang berobat ke

PuskesmasPamulang, karena secara administrasi lebih dekat ke

PuskesmasPamulang dibandingkan dengan Puskesmas yang yang ada di

wilayahnya.

Jenis pelayanan yang dilakukan di PuskesmasPamulang

meliputi:pengobatan umum, pengobatan anak, pengobatan gigi, pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan KB, pelayanan BPJS dan rujukan,

konsultan gizi dan ASI eksklusif, klinik TB paru, klinik MTBS dan Poli anak,

klinik konsultasi remaja, klinik kansia, laboratorium, treadmill dan fisioterapi.

PuskesmasPamulang mempunyai 1 buah ambulans (Pusling) dalam kondisi

baik, 7 buah sepeda motor dalam keadaan baik serta 1 buah kendaraan roda

tiga.

B. Analisis Univariat

1. Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia kehamilan di wilayah kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan tahun 2014-2015

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia kehamilan di wilayah Kerja

Puskesmas tahun 2014-2015 disajikan pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang SelatanTahun 2014-2015

Kategori Frekuensi Presentase

(n) (%)

Kejadian Preeklampsia

Preeklampsia 40 33,3

Tidak Preeklampsia 80 66,7

Jumlah 120 100,0

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

45

Berdasarkan table 5.2 di atas, menunjukan distribusi frekuensi jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Kelompok kasus yaitu berjumlah

40 orang ibu yang pada masa kehamilannya mengalami kejadian preeklampsia.

Sedangkan sampel pada kelompok kontrol yang terdiri dari ibu yang pada masa

kehamilannya tidak mengalami kejadian preeklampsia berjumlah 80 orang

(66,7%) dengan perbandingan kasus:kontrol dalam penelitian ini adalah 1:2.

2. Distribusi Karakteristik ibu pada kelompok kasus dan kontrol di wilayah

kerja PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2014-2015

Karakteristik ibu dalam penelitian ini terdiri dari usia, pendidikan,

pekerjaan, jarak kehamilan, paritas, antenatal care, riwayat komplikasi

kehamilan, dan riwayat penyakit kronik. Distribusi karakteristik ibu pada

kelompok kasus maupun kontrol di wilayah kerja PuskesmasPamulang tahun

2014-2015 disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah

Kerja PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015

Kategori Kasus

(Preeklampsia)

Kontrol

(tidak

preeklampsia)

Total

n (%) n (%) n (%)

Usia Ibu

Berisiko (usia <20 tahun dan

>35 tahun)

18 (45,0) 19 (23,8) 37 (30,8)

Tidak berisiko (usia 20-35

tahun)

22 (55,0) 61 (76,2) 83 (69,2)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Pendidikan

Rendah (≤Tamat SMP) 21 (52,5) 19 (47,5) 40 (33,3)

Tinggi (>Tamat SMP) 19 (47,5) 61 (52,5) 80 (66,7)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Pekerjaan

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

46

Kategori Kasus

(Preeklampsia)

Kontrol

(tidak

preeklampsia)

Total

n (%) n (%) n (%)

Bekerja 4 (10,0) 16 (20,0) 20 (16,7)

Tidak bekerja 36 (90,0) 64 (80,0) 100 (83,3)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Antenatal Care

Lengkap (≥4 Kali) 30 (75,0) 51 (63,8) 81 (67,5%)

Tidak Lengkap (<4 Kali) 10 (25,0) 29 (36,8) 39 (32,5%)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Jumlah Paritas

Berisiko (1 &>3) 16 (40,0) 34 (42,5) 50 (41,7)

Tidak berisiko (2-3) 24 (60,0) 46 (57,5) 70 (58,3)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Jarak kehamilan

Dekat (<24 bulan) 18 (45,0) 39 (48,8) 57 (47,5)

Jauh (≥24 bulan) 22 (55,0) 41 (51,2) 63 (52,5)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Riwayat komplikasi kehamilan

Ya (komplikasi) 21 (52,5) 35 (43,8) 56 (46,7)

Tidak (tidak komplikasi) 19 (47,5) 45 (56,2) 64 (53,3)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Riwayat Penyakit kronik

a. Penyakit Diabetes

Mellitus

Ya 5 (12,5) 9 (11,2) 14 (11,7)

Tidak 35 (87,5) 71 (88,8) 106 (88,3)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

b. Penyakit Hipertensi

Ya 25 (62,5) 12 (15,0) 37 (30,8)

Tidak 15 (37,5) 68 (85,0) 83 (69,2)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas kedua kelompok

usia ibu saat hamil yaitu memiliki usia yang tidak berisiko yakni 55% pada

kelompok kasus dan 76,2% pada kelompok kontrol. Variabel pendidikan ibu,

mayoritas kelompok kasus (52,5%) berpendidikan rendah dan kelompok

kontrol (76,2%) telah menjalani pendidikan lebih dari 9 tahun. Variabel

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

47

pekerjaan ibu mayoritas kedua kelompok yakni 90% pada kelompok kasus dan

80% pada kelompok kontrol terjadi pada ibu yang tidak bekerja (ibu rumah

tangga). Variabel kunjungan ANC kehamilan, mayoritas ibu hamil melakukan

kunjungan lengkap ANC ≥ 4 kali, baik kelompok kasus (75,0%) dan kontrol

(63,8%). Pada variabel jumlah paritas sebagian besar pada kedua kelompok

yaitu memiliki jumlah paritas yang tidak berisiko (2-3 kali) yakni 60% pada

kelompok kasus dan 57,5% pada kelompok kontrol.

Pada variabel jarak kehamilan, mayoritas kedua kelompok memiliki jarak

kehamilan ≥ 24 bulan atau ≥2 tahun yakni 55% pada kelompok kasus dan

51,2% pada kelompok kontrol. Variabel riwayat komplikasi kehamilan

sebagian besar ibu pada kelompok kasus memiliki riwayat komplikasi sebesar

52,5% sedangkan kelompok kontrol yakni 56,2% tidak memiliki riwayat

komplikasi. Variabel riwayat penyakit kronik yang dimiliki ibu seperti penyakit

diabetes mellitus kedua kelompok sebagian besar tidak memiliki penyakit

diabetes mellitus sebesar 87,5% pada kelompok kasus dan 88,8% pada

kelompok kontrol. Sedangkan riwayat penyakit hipertensi sebagian besar

kelompok kasus 62,5% memiliki penyakit hipertensi dan 85,0% pada kelompok

kontrol tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

48

C. Analisis Bivariat

1. Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelompok Kasus dan

Kontrol di Wilayah KerjaPuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan

Tahun 2014-2015

Distribusi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelompok kasus dan

kelompok kontrol di wilayah kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015

disajikan pada tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015

Kategori Kasus

(Preeklampsia)

Kontrol

(tidak

preeklampsia)

P value OR 95%CI

n (%) n (%)

Usia Ibu

Berisiko (usia <20

tahun dan >35 tahun)

18 (45,0) 19 (23,8) 0,017 2,627 (1,171-5,894)

Tidak berisiko (usia

20-35 tahun)

22 (55,0) 61 (76,2)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Pendidikan

Rendah (≤Tamat SMP) 21 (52,5) 19 (47,5) 0,002 3,548 (1,584-7,948)

Tinggi (>Tamat SMP) 19 (47,5) 61 (52,5)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Pekerjaan

Bekerja 4 (10,0) 16 (20,0) 0,166 0.444 (0,138-1,1431)

Tidak bekerja 36 (90,0) 64 (80,0)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Antenatal Care

Lengkap (≥4 Kali) 30 (75,0) 51 (63,8) 0,215 1,706 (0,730-3,985)

Tidak Lengkap (<4

Kali)

10 (25,0) 29 (36,8)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Jumlah Paritas

Berisiko (1 &>3) 16 (40,0) 34 (42,5) 0,793 0,902 (0.417-1,953)

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

49

Kategori Kasus

(Preeklampsia)

Kontrol

(tidak

preeklampsia)

P value OR 95%CI

n (%) n (%)

Tidak berisiko (2-3) 24 (60,0) 46 (57,5)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Jarak kehamilan

Dekat (<24 bulan) 18 (45,0) 39 (48,8) 0,698 1,163 (0,543-2,490)

Jauh (≥24 bulan) 22 (55,0) 41 (51,2)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Riwayat komplikasi kehamilan

Ya (komplikasi) 21 (52,5) 35 (43,8) 0,365 1,421 (0,663-3,044)

Tidak (tidak

komplikasi)

19 (47,5) 45 (56,2)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Riwayat Penyakit kronik

a. Penyakit Diabetes

Mellitus

Ya 5 (12,5) 9 (11,2) 0,841 1,127 (0,351-3,616)

Tidak 35 (87,5) 71 (88,8)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

b. Penyakit Hipertensi

Ya 25 (62,5) 12 (15,0) 0,000 9,444 (3,891-22,924)

Tidak 15 (37,5) 68 (85,0)

Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)

Tabel 5.4 menunjukan hubungan antara masing-masing variabel

independen dengan variabel dependen.Faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian preeklampsia antara lain variabel usia, pendidikan, pekerjaan,

jarak kehamilan, paritas, antenatal care, riwayat komplikasi kehamilan, dan

riwayat penyakit kronik (Diabetes Mellitus dan Hipertensi).

1) Hubungan antara variabel usia dengan preeklampsia

Pada tabel 5.4 menunjukan bahwa baik kelompok kasus maupun kelompok

kontrol sebagian besar ibu memiliki usia yang tidak berisiko yaitu usia 20-35

tahun dengan 55% pada kelompok kasus dan 76,2% pada kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji chi square, nilai P pada variabel usia adalah 0,017. Hal

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

50

ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor usia dengan

kejadiaan preeklampsia. Nilai OR pada variabel ini sebesar 2,627 sehingga

dapat diartikan untuk kelompok usia <20 tahun dan >35 tahun (usia berisiko)

berisiko 2,627 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia dibandingkan

dengan usia yang tidak berisiko (usia 20-35 tahun).

2) Hubungan antara variabel pendidikan dengan preeklampsia

Hasil uji chi square pada variabel pendidikan bernilai P sebesar 0,002. Hal

ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan

dengan kejadian preeklampsia.Nilai OR variabel ini yaitu sebesar 3,548 yang

menyatakan bahwa pendidikan ibu yang rendah mempunyai risiko 3,548 kali

lebih besar mengalami preeklampsia dari pada ibu yang berpendidikan tinggi

(≥SMA).

3) Hubungan antara variabel pekerjaan dengan preeklampsia

P value untuk satus pekerjaan dalam hasil uji chi square adalah 0,166

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status

pekerjaan dengan kejadian preeklampsia. Nilai OR untuk status pekerjaan

yang diperoleh pada CI 95% yaitu sebesar 0,444 (0,138-1,1431).

4) Hubungan Antenatal Care dengan kejadian Preeklampsia

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel antenatal

caredengan kejadiaan preeklampsia. Hal tersebut dikarenakan variabel

antenatal care memiliki nilai P sebesar 0,215, nilai OR pada variabel ini yaitu

sebesar 1,706 dengan nilai CI 95% (0,730-3,985).

5) Hubungan antara variabel paritas dengan preeklampsia

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

51

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

variabel jumlah paritas dengan kejadiaan preeklampsia dikarenakan nilai

P>0,05 yaitu 0,793 dan nilai OR untuk variabel jumlah paritas yang diperoleh

pada CI 95% yaitu sebesar 0,902(0,417-1,953).

6) Hubungan antara variabel jarak kehamilan sebelumnya dengan preeklampsia

Jarak kehamilan memilki nilai P yang didapat melalui uji statistik adalah

0,698.Nilai tersebut menunjukan tidak ada hubungan signifikan antara jarak

kehamilan dengan kejadiaan preeklampsia. Nilai OR yang didapat adalah

1,163 dengan CI 95%(0,543-2,490).

7) Hubungan antara variabel riwayat komplikasi kehamilan dengan preeklampsia

Nilai P yang didapat melalui uji chi square adalah 0,365.Sehingga tidak

ada hubungan yang signifikan antara variabel riwayat komplikasi kehamilan

dengan kejadian preeklampsia. Nilai OR yang didapat adalah 1,421 (0,663-

3,044).

8) Hubungan antara variabel riwayat penyakit kronik dengan preeklampsia

Riwayat penyakit kronik pada penelitian ini adalah penyakit hipertensi dan

diabetes mellitus. Pada penyakit Diabetes mellitus diketahui nilai P adalah

0,841 sehingga penyakit diabetes mellitus tidak ada hubungan yang signifikan

dengan kejadiaan preeklampsia dan memiliki nilai OR sebesar 1,127 (0,351-

3,616). Sedangkan pada riwayat penyakit hipertensi yaitu terdapat hubungan

yang signifikan antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadiaan

preeklampsia dengan nilai P value sebesar 0,000. Nilai OR penyakit

hipertensi sebesar 9,444 hal tersebut menunjukan bahwa ibu yang memiliki

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

52

riwayat penyakit hipertensi akan berisiko 9,444 kali lebih besar mengalami

preeklampsia dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat

hipertensi.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

53

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini menampilkan distribusi Kejadian Preeklampsia

Kehamilan dan karakteristik ibu pada kelompok kasus maupun kontrol tahun

2014-2015, yang mana pada tahun 2015 data diambil sampai bulan September.

Namun, dalam proses pelaksanaan penelitian terdapat beberapa kelemahan

yang menjadi keterbatasan penelitian dan berpengaruh terhadap hasil penelitian.

Keterbatasan penelitian tersebut adalah:

1. Adanya data persalinan bulan september 2015 yang belum dilaporkan oleh

Bidan Praktik Swasta (BPS) ke PuskesmasPamulang, sehingga kemungkinan

masih adanya kasus yang tidak masuk dalam penelitian.

2. Adanya ibu yang mengalami preeklampsia diwilayah kerja Puskesmas, tetapi

tidak tercatat dalam rekam medik PuskesmasPamulang. Hal tersebut

dikarenakan ibu hamil tersebut memeriksakan kandungannnya di Rumah

Sakit atau pelayanan kesehatan diluar wilayah kerja PuskesmasPamulang

3. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari dalam rekam

medis pasien, sehingga validitas data dalam penelitian ini sangat bergantung

pada validitas data yang terdapat di dalam rekam medis tersebut.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

54

4. Ibu yang terdaftar menjadi kelompok kasus banyak yang tidak memiliki buku

KIA sehingga peneliti harus mencari kelompok kasus yang lain.

B. Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015

Pre-eklampsia merupakan keadaan yang khas pada kehamilan yang

ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria yang terjadi

setelah usia kehamilan 28 minggu dan belum diketahui penyebabnya

(Armagustini, 2010). Kejadian preeklampsia di wilayah kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan tahun 2014-2015 sebanyak 40

kasus dari 843 persalinan yang ada atau 4,74%. Hal ini sesuai yang disebutkan

oleh Triatmojo (2003) bahwa frekuensi kejadiaan preeklampsia di Indonesia

sekitar 3%-10% kehamilanyang mengalami preeklampsia. Pada negara yang

sedang berkembang kejadian preeklampsia dilaporkan berkisar antara 0,3%

sampai 0,7%, sedang di negara-negara maju angka kejadian diketahui lebih

kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1% (Quedarusman, 2013). Penelitian lain yang

dilakukan oleh Agudelo (2000) dibeberapa rumah sakit di Amerika Latin juga

menemukan bahwa 4,8% dari subjek penelitiaannya berkembang menjadi

preeklampsia (Indriani, 2012).

Kejadian preeklampsia di wilayah kerja Puskesmas ditangani oleh tenaga

kesehatan dengan cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya eklampsia dan

kematian ibu dan janinnya. Hal tersebut dilakukan dengancaramelakukan

pemeriksaan antenatal dengan memantau tekanan darah, urine (untuk

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

55

proteinuria), dan kondisi janin setiap bulannya. Selain itu Pasien diminta untuk

istirahat, dan juga konseling pasien dengan keluarganya tentang tanda-tanda

bahaya sehingga apabila terjadi komplikasi yang membahayakan ibu dan

janinnya, keluarga dapat mengetahui apa yang harus dilakukannya. Obat anti

hipertensi dan diuretik belum direkomendasikan untuk digunakan pada

penderita preeklampsia ringan kecuali jika terdapat edema paru, dekompensatio

kordis atau gagal ginjal akut. Sedangkan pada preeklampsia

berat,penanganannya sama dengan eklamspia yaitu dengan cara pemberian obat

antikejang pada preeklampsia bertujuan untuk mencegah terjadinya kejang

(eklampsia). Obat yang digunakan sebagai antikejang antara lain diazepam,

fenitoin, dan magnesium sulfat (MgSO4).MgSO4 diberikan secara intravena

kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan preeklampsia

berat (sebagai pencegahan kejang).

C. Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah

Kerja PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan

1. Faktor Usia

Usia merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Umur

berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga

mempengaruhi status kesehatan seseorang.Usiayang baik untuk hamil adalah

20 sampai 35 tahun (Depkes RI, 2000). Royston dan Armstrong (1994) juga

menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan

wanita yang hamil pada usia >35 tahu akan mempunyai resiko yang sangat

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

56

tinggi untuk mengalami preeklampsia (Indriani, 2012). Hasil penelitian di

wilayah kerja PuskesmasPamulang menunjukan bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini memiliki usia yang tidak berisiko yaitu usia

20-35 tahun sebesar 55,0% pada kelompok kasus dan 76,2% pada kelompok

kontrol. Hasil penelitian ini didukung sesuai dengan hasil penelitian

terdahulu Sumarni (2014) menunjukan bahwa sebagian besar responden

berumur 28-35 tahun sebanyak 57,6%. Hal tersebut sesuai dengan teori Bobak

(2005), usia 20-35 tahun merupakan termasuk usia reproduksi yang sehat

untuk hamil dan melahirkan. Sedangkan usia yang beresiko terkena

preeklampsia adalah usia < 20 tahun dan > 35 tahun.

Berbeda dengan penelitian Sutrimah (2014) yang menunjukkan bahwa

presentase pada kelompok kontrol umur ibu dengan kejadian preeklampsia

padaumur ibu 20-35 tahun lebih banyak yaitu 51% dibandingkan dengan

umur ekstrim (<20 dan>35 tahun) yaitu sebanyak 46,7% sedangkan pada

kelompok kasus umur ibu dengan kejadian preeklampsia pada umur 20

sampai 35 tahun yaitu sebanyak 49% dibandingkan dengan umur ekstrim

(< 20 tahun atau > 35 tahun) yaitu sebesar 53,3%.

Pada kehamilan <20 tahun, keadaan reproduksi yang belum siap untuk

menerima kehamilan akan meningkatkan keracunan kehamilan dalam

bentuk preeklampsia atau toksemia gravidarum. Sedangkan pada usia 35

tahun atau lebih akan terjadi perubahan pada jaringan dan alat reproduksi

serta jalan lahir tidak lentur lagi. Pada usia tersebut cenderung

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

57

didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu, salah satunya hipertensi dan

preeklampsia (Manuaba, 2007).

Usia ibu yang terlalu muda saat hamil akan memicu resiko kegawatan

perinatal karena ketidaksiapan anatomi, fisiologi, dan status mental ibu

dalam menerima kehamilan. Usia ibu yang terlalu tua saat hamil

mengakibatkan gangguan fungsi organ general karena proses degenerasi

salah satunya organ reproduksi. Proses degenerasi organ reproduksi

karena usia akan berdampak langsung pada kondisi ibu saat menjalani

proses kehamilan dan persalinan yang salah satunya adalah preeklampsia

(Sumarni, 2014).

Berdasarkan hasil uji chi square, nilai P pada variabel usia adalah 0,017.

Hal ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor usia

dengan kejadiaan preeklampsia. Nilai OR pada variabel ini sebesar 2,627

dengan batas bawah 1,171 dan batas atas 5,894 pada interval confidence 95%.

Sehingga dapat diartikan untuk kelompok usia<20 tahun dan >35 tahun (usia

berisiko) berisiko 2,627 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia

dibandingkan dengan usia yang tidak berisiko (usia 20-35 tahun). Hasil

penelitianini didukung dengan hasil penelitian Asrianti (2009)menyimpulkan

bahwa umur ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun berisiko 3,144 kali

mengalami preeklampsia.

Penelitian Salim (2005) juga menyebutkan usia ibu hamil < 20 tahun atau ≥

35 tahun berisiko 3,615 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia,

serta hasil penelitian Ferida (2007)menyimpulkan, ibu hamil dengan usia

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

58

yang sama berisiko 3,659 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Langelo, dkk (2013), menunjukan

bahwa wanita usia <20 tahun dan >35 tahun memiliki risiko 3,37 kali

dibandingkan wanita usia 20-35 tahun dengan nilai P value sebesar 0,000

yang secara statistik dikatakan adanya hubungan yang bermakna/signifikan

antara umur ibu dengan kejadian preeklampsia. Oleh karena itu, apabila usia

ibu saat hamil termasuk usia yang berisiko maka ibu harus melakukan

pemeriksaan antenatal dan konseling kesehatan ke pelayanan kesehatan. Hal

tersebut dilakukan untuk mencegah dan melakukan penanganan yang tepat

apabila terjadi preeklampsia kehamilan.

2. Faktor Pendidikan

Pendidikan ibu yang tinggi didapat seiring dengan kemajuan ilmu dan

teknologi serta adanya emansipasi wanita di Indonesia untuk mendapatkan

kesamaan hak dan kewajiban di segala bidang terutama pendidikan. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan gambaran populasi di wilayah perkotaan

dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Pendidikan seseorang

berhubungan dengan kesempatan dalam menyerap informasi mengenai

pencegahan dan faktor-faktor risiko preeklampsia. Akan tetapi pendidikan

ini akan dipengaruhi oleh seberapa besar motivasi, atau dukungan

lingkungan seseorang untuk menerapkan pencegahan dan faktor risiko

preeklampsia/eklampsia (Djannah, 2010).

Hasil penelitian di wilayah kerja PuskesmasPamulang menunjukan bahwa

adanya perbedaan atara status pendidikan pada kelompok kasus yang

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

59

mayoritas ibu memiliki status pendidikan rendah sebesar 52,5% dengan

kelompok kontrol yang mayoritas ibu memiliki status pendidikan terakhir

lebih dari 9 tahun sebesar 52,5%. Penelitian ini didukung dengan hasil

penelitian Nuryani, dkk (2012), yang memiliki tingkat status pendidikan yang

berbeda antara kelompok kasus (63,1%) pada pendidikan kurang dan

kelompok kontrol sebesar (56,1%) ibu yang memiliki status pendidikan

cukup. Pada hasil penelitian Langelo (2013) juga didapatkan bahwa tingkat

pendidikan ibu pada kelompok kasus paling banyak terdapat pada ibu dengan

tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) yaitu 39,0% dan pada kelompok

kontrol yang paling banyak pada ibu dengan tingkat pendidikan SMA yaitu

39,7%.

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui jumlah P value sebesar 0,002

sehingga memiliki pengertian bahwa adanya hubungan yang signifikan antara

tingkat pendidikan dengan kejadian preeklampsia. Nilai OR pada variabel ini

juga yaitu sebesar 3,548 dengan batas bawah 1,584 dan batas atas 7,948 pada

interval confidence 95%. Sehingga dapat diartikan bahwa ibu yang memiliki

pendidikan yang rendah dapat mengalami kejadian preeklampsia sebesar

3,548 kali lebih besar dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi. Sehingga perlu adanya dukungan dari tenaga kesehatan untuk

melakukan penyuluhan atau edukasi baik personal maupun kelompok kepada

wanita usiasubur (WUS), pasangan usia subur dan keluarga ibu hamil terkait

bahaya preeklampsia dan pencegahannya serta penyakit lain yang disebabkan

oleh kehamilan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan bagi kaum wanita

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

60

sangatlah penting terlebih bagi ibu hamil. Dengan pendidikan yang baik

maka sangat membantu ibu hamil dalam mengetahui apa yang terjadi

dalam dirinya dan janinnya sehingga kehamilan akan lebih aman. Sikap

dan tingkah laku dapat berubah seiring dengan meningkatnya tingkat

pendidikan dimana ini merupakan salah satu indikator sosial dalam suatu

masyarakat (Langelo,dkk, 2013).

3. Faktor Riwayat Penyakit Hipertensi

Status kesehatan wanita sebelum dan selama kehamilan adalah faktor

penting yang mempengaruhi timbul dan berkembangnya komplikasi.Riwayat

penyakit hipertensi merupakan salah satu faktor yang dihubungkan dengan

preeklampsia (Djannah, 2010).Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang

mengakibatkan kesakitan yang tinggi.Hipertensi atau penyakit darah tinggi

adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen

dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya.Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa

gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya risiko terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan

kardiovaskuler seperti stroke, gagal ginjal, serangan jantung, dan kerusakan

ginjal (Widyaningrum, 2012).

Riwayat penyakit hipertensi sebagian besar kelompok kasus 62,5%

memiliki penyakit hipertensi dan 85,0% pada kelompok kontrol tidak

memiliki riwayat penyakit hipertensi. pada riwayat penyakit hipertensi yaitu

terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit hipertensi dengan

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

61

kejadiaan preeklampsia dengan nilai P value sebesar 0,000. Nilai OR penyakit

hipertensi sebesar 9,444 hal tersebut menunjukan bahwa ibu yang memiliki

riwayat penyakit hipertensi akan berisiko 9,444 kali lebih besar mengalami

preeklampsia dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat

hipertensi. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Puspitasari (2009)

yang menunjukan bahwa dari hasil analisis uji statistik menggunakan uji chi

square dan perhitungan nilai OR dengan derajat kepercayaan (CI) 95% dapat

diketahui ada hubungan yang signifikan antara kejadian ibu yang memiliki

riwayat hipertensi dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil (p=0,013).

Nilai OR-4,125 (CI=1,432-11,881) menunjukan bahwa ibu hamil yang

mengalami hipertensi sebelum kehamilannya mempunyai risiko 4,125 kali

lebih besar untuk mengalami kejadian preeklampsia dibandingkan dengan ibu

yang sebelum kehamilannya tidak mengalami kejadian hipertensi.

Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Djannah (2010), yang

terdapat angka kejadian preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2007–2009 berdasarkan riwayat hipertensi

yang paling besar adalah ibu yang tidak memiliki riwayat hipertensi yaitu

sebesar 83,9%. Selain itu didukung oleh penelitian Astuti (2013), yang

menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi

dengan terjadinya preeklampsia dengan p value=0,031 dan nilai OR=5,000

(1,270-19,685).

Angka kejadian preeklampsia/eklampsia akan meningkat pada hipertensi

kronis, karena pembuluh darah plasenta sudah mengalami gangguan. Faktor

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

62

predisposisi terjadinya preeklampsia adalah hipertensi kronik dan riwayat

keluarga dengan preeklampsia/eklampsia. Bila ibu sebelumnya sudah

menderita hipertensi maka keadaan ini akan memperberat keadaan ibu.

Sehingga bagi ibu yang hamil dengan memiliki riwayat hipertensi harus

mewaspadai kemungkinan terjadinya preeklampsia dengan cara melakukan

antenatal care yang optimal. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah

terjadinya preeklampsia dan menjaga kesehatan ibu dan janin, baik pada saat

kehamilan, persalinan, maupun masa nifas (0-42 hari) dan neonatus (0-28

hari).Faktor resiko juga dapat terdeteksi sehingga penanganan dapat dilakukan

dengan cepat dan tepatdan rujukan dapat dilakukan sedini mungkin.

D. Variabel yang tidak Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah

Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

1. Faktor Pekerjaan

Klonoff (1989) menyatakan bahwa wanita yang bekerja di luar rumah

memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklampsia/eklampsia bila

dibandingkan dengan ibu ibu rumah tangga. Pekerjaan dikaitkan dengan

adanya aktifitas fisik dan stress yang merupakan faktor resiko terjadinya

preeklampsia.

Variabel pekerjaan ibu mayoritas pada kedua kelompok yakni 90% pada

kelompok kasus dan 80% pada kelompok kontrol terjadi pada ibu yang tidak

bekerja. P value untuk status pekerjaan dalam hasil uji chi square adalah

0,166 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

63

pekerjaan dengan kejadian preeklampsia. Nilai OR untuk status pekerjaan

yang diperoleh pada CI 95% yaitu sebesar 0,444 (0,138-1,1431).

Penelitian ini didukung oleh penelitian Djannah (2010) yang menunjukan

bahwa kejadian preeklampsia didominasi oleh kelompok ibu yang tidak

bekerja sebesar 63,5%. Sedangkan berbeda dengan hasil penelitian Indriani

(2012) yang menyatakan status pekerjaan mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap kejadian preeklampsia dengan nilai P value sebesar 0,000

dan nilai OR sebesar 4,580 yang berarti bahwa ibu yang bekerja mempunyai

resiko 4,580 lebih besar mengalami preeklampsia daripada ibu yang tidak

bekerja.

2. Faktor Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang dimiliki

oleh seorang wanita. Faktor paritas memiliki pengaruh terhadap persalinan

dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami

gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali

mengalami masa kehamilan (Langelo, 2013).Variabel jumlah paritas yang

berisko (1 kali dan >3 kali) pada penelitian ini yaitu terdapat40% kelompok

kasus dan42,5% pada kelompok kontrol. Hasil uji chi square menunjukan

bahwa tidak ada hubungan antara variabel jumlah paritas dengan kejadiaan

preeklampsia dikarenakan nilai P>0,05 yaitu 0,793 dan nilai OR untuk

variabel jumlah paritas yang diperoleh pada CI 95% yaitu sebesar 0,902

(0,417-1,953).

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

64

Penelitian ini didukung oleh penelitian Resmi (2013), yang menyatakan

bahwa ibu yang memiliki jumlah paritas berisiko sebesar 56,8% pada

kelompok kasus dan pada kelompok kontrol yaitu sebagian besar terjadi pada

ibu yang jumlah paritas tidak berisko (2-3 kali) yaitu sebesar 55,3% dengan

hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara paritas dengan kejadian preeklampsia (P value= 0,076,

OR=1,628). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Trisnawati (2010) yang menyatakan paritas tidak mempunyai hubungan

yang bermakna terhadap kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik

(p= 0.194 >0.05) dengan nilai Odds Ratio1.34. Selain itu menurut penelitian

Indriani (2012), menunjukan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan

antara faktor paritas terhadap kejadiaan preeklampsiayaitu 0,325.

Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari

sudut kematian maternal.Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi, semakin tinggi paritas semakin tinggi

kematian maternal. Hal tersebut dikarenakan pada setiap kehamilan terjadi

peregangan rahim, jika kehamilan berlangsung terus menerus maka rahim

akan semakin melemah sehingga dikhawatirkan akan terjadi gangguan pada

saat kehamilan, persalinan, dan nifas (Sukaesih, 2012). Kehamilan dengan

preeklampsia lebih umum terjadi pada primigravida, keadaan ini disebabkan

secara imunologik pada kehamilan pertama pembentukan blocking

antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna sehingga timbul respon

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

65

imun yang tidak menguntungkan terhadap histoincompability placenta

(Djannah, 2010).

3. Faktor Jarak Kehamilan

Pada variabel jarak kehamilan, mayoritas kedua kelompok memiliki jarak

kehamilan ≥ 24 bulan atau ≥2 tahun yakni 55% pada kelompok kasus dan

51,2% pada kelompok kontrol. Jarak kehamilan memilki nilai P yang didapat

melalui uji statistik adalah 0,698.Nilai tersebut menunjukan tidak ada

hubungan signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadiaan

preeklampsia.Nilai OR yang didapat adalah 1,163(0,543-2,490). Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rozikhan (2007),

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara jarak kehamilan < 2 tahun

dengan kejadian preeklampsia (p value = 0,841, OR = 0,92, 95%

CI:0,4–2,07). Jarak antar kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2

tahun) dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya kematian maternal.

Jarak antar kehamilan yang disarankan pada umumnya adalah paling sedikit

dua tahun.

Secara nasional, pemerintah Indonesia memberikan aturan kepada

pasangan suami istri bahwa 2 anak pada masing-masing pasangan suami istri

sudah cukup (BKKBN, 2012). Hal ini merupakan salah satu upaya untuk

pemerataan jumlah penduduk Indoensia. Jumlah paritas yang terlalu banyak

dapat memberikan dampak kesehatan baik pada ibu dan bayi.Selama

kehamilan sumber biologis dalam tubuh ibu secara sistematis terpakai dan

untuk kehamilan berikutnya dibutuhkan waktu 2-4 tahun agar kondisi tubuh

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

66

ibu kembali seperti kondisi sebelumnya. Apabila terjadi kehamilan sebelum 2

tahun, kesehatan ibu akan mundur secara progresif. Jarak yang aman bagi

wanita untuk melahirkan kembali paling sedikit 2 tahun.Hal ini agar wanita

dapat pulih setelah masa kehamilan dan laktasi.Ibu yang hamil lagi sebelum 2

tahun sejak kelahiran anak terakhir seringkali mengalami komplikasi

kehamilan dan persalinan.Wanita dengan jarak kelahiran <2 tahun

mempunyai risiko dua kali lebih besar mengalami kematian dibandingkan

jarak kelahiran yang lebih lama (Armagustini, 2010).

4. Faktor Antenatal care

Antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan secara rutin yang terdiri

dari penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi

fundus uteri (TFU), pemberian imunisasi tetanus toxoid lengkap, pemberian

tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan serta konseling kesehatan.

Kunjungan ANC selama kehamilan dapat memberikan manfat yang sangat

besar terhadap kondisi kesehatan ibu hamil dan janin. Dilakukannya

kunjungan ANC selama masa kehamilan secara teratur, maka ibu hamil telah

memperoleh tindakan medis secara langsung yakni screening kesehatan ibu,

saran pola makan dan aktivitas fisik yang sesuai dan dukungan psikologis

(Ernawati.,dkk, 2011).

Perkembangan janin dan komplikasi kehamilan dapat terdeteksi secara

dini, sehingga tatalaksana dan penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan

tepat. Selain itu, Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC secara teratur

dapat meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kondisi kesehatan kehamilan

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

67

dengan cara mengatur aktivitas fisik dan memperhatikan kebutuhan energi

dan zat gizi selama masa kehamilan, sehingga kemungkinan terjadinya

gangguan kesehatan pada janin sangat kecil (Kemenkes, 2010).

Variabel kunjungan ANC kehamilan, mayoritas ibu hamil melakukan

kunjungan lengkap ANC ≥ 4 kali, baik kelompok kasus (75,0%) dan kontrol

(63,8%).Variabel antenatal care tidak ada hubungan yang signifikan dengan

kejadiaan preeklampsia. Hal tersebut dikarenakan variabel antenatal care

memiliki nilai P sebesar 0,215, nilai OR pada variabel ini yaitu sebesar 1,706

(0,730-3,985). Pada penelitian Nuryani, dkk (2012) hasil analisisnya

menunjukkan pada kelompok kasus sebanyak 56,6% dengan antenatal care

lengkap, sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebanyak 43,4%.

Berdasarkan analisis bivariat, diperoleh p value= 0,01 yang berarti antenatal

care berhubungan dengan kejadian preeklampsia.

Sedangkan pada penelitian Djannah (2010) diketahui bahwa Kejadian

preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

pada tahun 2007–2009 berdasarkan tingkat ANC ibu didominasi oleh

kelompok penderita yang melakukan ANC kurang dari 4 kali (< 4 kali) yaitu

sebesar 76,3%, sedangkan 23,7% terjadi pada kelompok penderita yang

melakukan ANC lebih dari dan sama dengan kali (≥4) kali. Hal ini juga

sejalan dengan penelitian Langelo (2013) yaitu responden yang melakukan

pemeriksaan kehamilan (ANC) pada kategori risiko tinggi lebih banyak

pada kelompok kasus (61,8%) dibandingkan pada kelompok kontrol (37,2%),

dengan nilai OR 2,72 (1,39-5,33) dengan nilai p value 0,03 (p<0,05).

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

68

Secara statistik, terdapat hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan

kejadian preeklampsia. Hasil ini sesuai dengan teori faktor penyebab

preeklampsia/eklampsia.

Pelayanan antenatal yang berkualitas (sesuai standar) dapat mendeteksi

gejala dan tanda yang berkembang selama kehamilan. Jika ibu tidak

memeriksakan diri hingga paruh kedua masa kehamilan, diagnosis hiptertensi

kronis akan sulit dibuat karena tekanan darah biasanya menurun selama

trimester kedua dan ketiga pada wanita dengan hipertensi. Kunjungan

antenatal kurang dari 4 kali dengan demikian akan meningkatkan risiko

menderita preeklampsia/eklampsia (Djannah, 2010).

Sedangkan pada penelitian Rostika (2012), menunjukan bahwa adanya

hubungan yang bermakna antara Antenatal care dengan kejadiaan

preeklampsia di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pesuruan Jawa Timur Tahun

2012 dengan p value 0,004 dan nilai OR=5,700 sehingga ibu yang memiliki

riwayat antenatal care tidak lengkap lebih berisiko mengalami kejadian

preeklampsia 5,7 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat

Antenatal care lengkap.

5. Faktor Riwayat komplikasi kehamilan

Menurut penelitian Diana, dkk (2014), diketahui bahwa ibu yang

mempunyai riwayat komplikasi obstetric berisiko untuk mengalami

komplikasi obstetric ibu 5,41 kali lebih besar daripada ibu yang tidak

mempunyai riwayat komplikasi obstetric sebelumnya. Ibu yang pernah

mengalami komplikasi pada waktu kehamilan, persalinan dan nifas

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

69

sebelumnya akan menghadapi risiko tinggi pada kehamilan dan persalinan

berikutnya.

Variabel riwayat komplikasi kehamilan sebagian besar ibu pada kelompok

kasus memiliki riwayat komplikasi sebesar 52,5% sedangkan kelompok

kontrol yakni 56,2% tidak memiliki riwayat komplikasi. Nilai P yang didapat

melalui uji chi square adalah 0,365.Sehingga tidak ada hubungan yang

signifikan antara variabel riwayat komplikasi kehamilan dengan kejadian

preeklampsia. Nilai OR yang didapat adalah 1,421 (0,663-3,044). Hal ini

didukung dengan penelitian Resmi (2013), hasil uji statistik dengan ujichi

square menunjukan bahwa nilai p= 0.632 > α = 0.05 hal ini berarti tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara Bad Obstetric History dengan

kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 1.275 yang

berarti ibu hamil yang memiliki Bad Obstetric History memiliki risiko

1.275 kali dibandingkan yang tidak memiliki Bad Obstetric History

terhadap kejadian preeklampsia.

Pada penelitian Rozikhan (2007), menunjukan bahwa dari 42 responden

yang sebelumnya ada riwayat preeklampsia mengalami preeklampsia berat

sebesar 36,0%, dan yang tidak mengalami preeklampsia hanya berat 6,0%.

Sedangkan pada responden yang tidak ada riwayat preeklampsia yang tidak

mengalami preeklampsia berat yaitu 94,0% sedangkan yang mengalami

preeklampsia berat sebanyak 64,0%. Ini menunjukkan bahwa seorang ibu

hamil yang mempunyai riwayat preeklampsia mempunyai kecenderungan

untuk mengalami preeklampsia berat. Hasil uji chi square diperoleh bahwa

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

70

ada hubungan yang signifikan antara ibu yang mempunyai riwayat

preeklampsia dengan terjadinya preeklampsia berat (p=0,001). Bila dilihat

dari nilai OR nya dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengalami hamil

preeklampsia mempunyai risiko 8,81 kali untuk terjadi terjadi preeklampsia

berat dibandingkan dengan seorang ibu hamil yang tidak ada riwayat

preeklampsia.

6. Faktor Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan

insulin dalam jumlah yang cukup atau sebaliknya, tubuh kurang mampu

menggunakan insulin secara maksimal (walaupun jumlah insulin sudah

cukup), Insulin adalah hormone yang dihasilkan pankreas, yang berfungsi

mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai

bahan bakar tubuh.Kehamilan dapat mempengaruhi timbulnya penyakit

diabetes pada seseorang.Sejak kehamilan terjadilah perubahan tingkat

karbohidrat dalam tubuh ibu yang diperlukan untuk energi lebih dari biasanya

bagi pertumbuhan janin.Namun asupan karbohidrat yang meningkat dapat

membuat hormone insulin dalam tubuh tidak mencukupi. Peran hormone ini

yaitu untuk mengendalikan kadar gula dalam darah yang diubah dari

karbohidrat. Akibatnya terjadilah penimbunan kadar gula yang menyebabkan

kenaikan kadar gula darah. Diabetes bawaan maupun diabetes yang didapat

selama hamil bisa berakibat buruk bagi kehamilan dan berisko terjadinya

preeklampsia (Inchtiari: 2005, Puspitasari:2009)

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

71

Variabel riwayat penyakit kronik yang dimiliki ibu seperti penyakit

diabetes mellitus kedua kelompok sebagian besar tidak memiliki penyakit

diabetes mellitus sebesar 87,5% pada kelompok kasus dan 88,8% pada

kelompok kontrol. Riwayat penyakit kronik pada penelitian ini adalah

penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Pada penyakit Diabetes mellitus

diketahui nilai P adalah 0,841 sehingga penyakit diabetes mellitus tidak ada

hubungan yang signifikan dengan kejadiaan preeklampsia dan memiliki nilai

OR sebesar 1,127 dengan confident interval 95% sebesar 0,351-3,616.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Puspitasari (2009)

menunjukan bahwa sebagian besar ibu yang tidak mengalami diabetes

mellitus yaitu sebesar 85,7% pada kelompok kasus dan sebesar 94,29% pada

kelompok kontrol, hasil uji chi-square juga menunjukan tidak adanya

hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit diabetes mellitus dengan

kejadian preeklampsia (p=0,841). Nilai OR=0,894 (CI 95%=0,285-2,809)

menunjukan bahwa ibu yang mengalami kejadian diabetes belum merupakan

faktor risiko terjadinya preeklampsia pada kehamilannya. Selain itu,

penelitian ini juga didukung dengan penelitian Rostika (2012), yang

menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara riwayat diabetes

mellitus dengan kejadian preeklampsia dengan nilai p=0,907, OR=4,622

(0,413-3,842). Hal tersebut dikarenakan ibu hamil yang preeklampsia yang

memiliki riwayat diabetes mellitus hanya 4% dari 148 ibu hamil yang diteliti.

Pada penelitian Nurmalichatun (2013), menunjukan bahwa ibu hamil

dengan diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

72

59,3% lebih besar dibandingkan yang tidak mengalami kejadian

preeklampsia sebanyak 40,7%. Dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa

pada nilai continuity correction didapatkan nilai p = 0,000, artinya ada

hubungan antara penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian

preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten

Kendal. Pada penelitian ini didapatkan nilai OR 12,460 artinya responden

yang mempunyai penyakit diabetes mellitus pada kehamilan mempunyai

peluang 12,46 kali untuk mengalami kejadian preeklampsia dibandingkan

responden yang tidak preeklampsia.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

73

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan Hasil Penelitian mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan

dengan kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja

PuskesmasPamulangKota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015 diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Kejadian preeklampsia di wilayah kerja PuskesmasPamulangKota Tangerang

Selatan tahun 2014-2015 yaitu sebanyak 4,74% kehamilan yang mengalami

preeklampsia.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit hipertensi dengan

kejadian preeklampsia (P value=0,000; OR=9,444; 95% CI= 3,891-22,924)

dan tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit Diabetes

mellitus dengan kejadian preeklampsia (P value=0,841; OR=1,127; 95% CI=

0,351-3,616) serta tidak adanya hubungan yang signifikan antara riwayat

komplikasi kehamilan dengan kejadian preeklampsia (P value=0,365;

OR=1,421; 95% CI= 0,663-3,044).

3. Adanya hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian

preeklampsia (P value=0,017; OR=2,627; 95% CI= 1,171-5,894). Sedangkan

pada variabel paritas dan jarak kehamilan menunjukan tidak adanya hubungan

yang signifikan dengan kejadian preeklampsia.

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

74

4. Sebagian besar responden melakukan kunjungan ANC ≥ 4 kali selama

kehamilannya, baik pada kelompok kasus (75,0%) dan kelompok kontrol

(63,8%). Melalui uji chi-square maka diketahui tidak ada hubungan yang

signifikan antara status pemeriksaan Antenatal Care dengan kejadian

preeklampsia (P value=0,215; OR=1,706; 95% CI= 0,730-3,985).

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara status pendidikan ibu dengan

kejadian preeklampsia (P value=0,002; OR=3,548; 95% CI= 1,584-7,948).

Sedangkan pada variabel status pekerjaan menunjukan tidak adanya hubungan

yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan kejadian preeklampsia (P

value=0,166; OR=0,444; 95% CI= 0,138-1,431).

B. Saran

1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

a. Memberikan informasi terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kejadian preeklampsiapada ibu hamil melalui pemberian leaflet atau poster

di setiap fasilitas pelayanan kesehatan wilayah kerja PuskesmasPamulang

(Puskesmas maupun Bidan Praktik Swasta).

b. Dinas Kesehatan juga memberikan obat preeklampsia seperti obat anti

hipertensi, diazepam, fenitoin, dan magnesium sulfat (MgSO4) kepada

Puskesmas maupun BPS.

c. Melakukan pembinaan kepada Bidan Praktik Swasta (BPS) dan kader

kesehatan Posyandu untuk melakukan penyuluhan atau konseling terkait

preeklampsia

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

75

2. Petugas Kesehatan PuskesmasPamulang

a. Meningkatkan frekuensi pemberian penyuluhan baik secara personal

maupun kelompok terkait dampak preeklampsia bagi ibu dan janin, faktor

risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Sehingga dapat

menambah pengetahuan ibu tentang preeklampsia. Pemberian penyuluhan

seharusnya tidak hanya dilakukan pada ibu hamil, melainkan pada Wanita

Usia Subur, Pasangan Usia Subur dan keluarga ibu hamil. Kegiatan

penyuluhan pada semua sasaran tersebut, diharapkan dapat meminimalisir

frekuensi kejadian preeklampsia di wilayah kerja PuskesmasPamulang

khususnya bagi ibu yang berpendidikan rendah.

b. Pemberian penyuluhan terkait bahaya masalah kesehatan ibu dan anak

pada remaja dalam program Pelayanan Kesehatan Peduli remaja (PKPR)

yang ada di sekolah.

c. Melakukan screeninghipertensi terhadap pasien hamil yang mempunyai

faktor risiko terhadap kejadian preeklampsia seperti ibu yang hamil pada

usia<20 tahun dan ≥35 tahun dan ibu yang memiliki riwayat penyakit

hipertensi.

d. Melakukan perawatan antenatal yang optimal terhadap ibu hamil dengan

faktor risiko tersebut

e. Pemberian obat antikejang pada preeklampsia berat bertujuan untuk

mencegah terjadinya kejang (eklampsia). Obat yang digunakan sebagai

antikejang antara lain diazepam, fenitoin, dan magnesium sulfat (MgSO4).

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

76

3. Ibu hamil di Wilayah Kerja PuskesmasPamulang

Selalu menjaga kehamilannya dengan caramemeriksakan kehamilan

secara rutin ke tempat pelayanan kesehatanatau sesuai standar (≥4 kali) untuk

mendeteksi dan mencegah terjadinya preeklampsia, sehingga jika terjadi

preeklampsia saat kehamilan dapat ditangani secara cepat dan tepat oleh tenaga

kesehatan. Selain itu, ibu juga harus menjaga status gizi selama kehamilannya

dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan

olah raga untuk ibu hamil.

4. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan peelitian lanjutan terkait

kejadian preeklampsia bisa menggunakan faktor-faktor lain yang belum diteliti

seperti kehamilan ganda/kembar, status gizi, selama kehamilan, dan sebagainya.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

77

Daftar Pustaka

Aeni, Nurul. 2013. Faktor Risiko Kematian Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional Volume 7 Nomor 10. Halaman 453-459

Afdhal, Muh dkk.2012. Faktor Risiko Perencanaan Persalinan Terhadap Kejadian

Komplikasi Persalinan di Kabupaten Pinrang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin

Armagustini, Yetti. 2010. Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan Di Indonesia

(Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun

2007). Skripsi. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Artikasari, Kurniawati. 2009. Hubungan Antara Primigravida dengan Angka

Kejadian Preeklampsia/Eklampsia di RSUD Dr. Moewadi Surakarta

Periode 1 Januari-31 Desember 2008. Fakultas Kedokteran, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Asrianti, Tanti. 2009. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia pada Ibu Melahirkan

di RSIA Siti Fatimah Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar

Astuti, Sri Lestari Dwi. dkk. 2013. Analisis Faktor Risiko yang Terjadinya

Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga. Jurnal Terpadu Ilmu

Kesehatan. Volume 2.Nomor 2, Nopember 2013. Halaman 41-115

Bobak, Lowdermik dan Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:

EGC

Christina, Dilla. 2013. Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal dengan Komplikasi

Persalinan Wilayah Perdesaan di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007). Tesis. Universtas

Indonesia; Depok

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

78

Cunningham F. G., 2005.Hypertensive Disorders In Pregnancy. In Williams

Obstetri.22nd Ed. New York :Medical Publishing Division

Depkes, 2007.Materi Ajar Penurunan Kematian Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Direktorat

Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Diana. dkk,. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi

Obstetri Ibu dan Bayi di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat. Jurnal Universitas Padjadjaran

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2013. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi

Banten.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2014. Profil kesehatan Kota Tangerang

Selatan tahun 2013.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2013. Profil kesehatan Kota Tangerang

Selatan tahun 2012.

Djannah, Sitti nur dan Ika Sukma Arianti. 2010. Gambaran Epidemiologi Kejadian

Preeklampsia/Eklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun

2001-2009. Jurnal. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Volume 13.Nomor

4. Oktober 2010:378-385

Ernawati, Fitrah., dkk. 2013. Hubungan Antenatal Care dengan Berat Badan Lahir di

Indonesia. Jurnal Gizi Indonesia, Vol.1, No.34

Ferida, Dewi,R.,S. 2007. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian

Preeklampsia–Eklampsia di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

Skripsi.Universitas Hasanuddin Makassar

Grag, Bishan Swarup. 2006. Safe Motherhood: Social, Economic, and Medical

Determinants of Maternal Mortality. Women and Health Learning Package

Modules. Diakses pada 19 November 2015 dari http://www.the-

networktufh.org/sites/default/files/attachments/basic_pages/WHLP%20Safe

%20Motherhood.pdf

Hanum, Huda dan Faridah BD. 2013.Faktor Risiko yang Berhubungan dengan

Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di RSUP DR. M Djamil Padang

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

79

Tahun 2013.Jurnal. Poltekkes Kementerian Kesehatan Jurusan Kebidanan

Padang

Hukmiah, dkk. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Antenatal

Care Di Wilayah Pesisir Kecamatan Mandalle. Epidemiologi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Indriani, Nanien. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Preeklampsia/Eklampsia Pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah

Kardinah Kota Tegal Tahun 2011.Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Studi Kebidanan Komunitas. Depok

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktur

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 2010.

Kementerian Kesehatan RI. 2010.Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat

Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Bina Kesehatan Ibu : Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas

Kesehatan Dasar dan Rujukan

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013

Langelo, Wahyuny. dkk. 2013. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia di RSKD Ibu

dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011-2012.Jurnal. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra.2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Fisiolologis & Patologis.Binapura Aksara Publisher. Halaman 13- 15 dan

226

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC

Nugroho, Antonius Joko. 2008. Sosial Ekonomi Rendah Merupakan Salah Satu

Predisposisi Kejadian Preeklampsia. Skripsi. Fakultas Kedokteran,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

80

Nurmalichatun.2013. Hubungan Antara Primipara dan Penyakit Diabetes Mellitus

Pada Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di RSUD

Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Program Studi DIV Kebidanan,

STIKES Ngudi Waluyo

Nuryani., dkk. 2012. Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care dan

Karakteristik Ibu Hamil dengan Kasus Preeklampsia di Kota Makassar.

Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi, Kesehatan Masyarakat,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Priani, Ika Fauziah. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil

Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Skripsi

Program Keperawatan Universitas Indonesia

Pritasari, dkk. 2012. Petunjuk Kerja Pelayanan Antenatal Terpadu, Persalinan, dan

Paska Persalinan Terpadu. Maternal and Child Health Integrated Program

USAID. Halaman 1-2

PuskesmasPamulang. 2013. Laporan Tahunan.UPT PuskesmasPamulang.

PuskesmasPamulang. 2014. Jumlah Penduduk tahun.UPT PuskesmasPamulang.

Puspita, Dita. 2013. Studi Fenomenologi Kualitas Pemeriksaan Antenatal dalam

Mendeteksi Preeklampsia di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan.

Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Puspitasari, Apriliani Asmara. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil (Studi di RSUP Dr. Kariadi

Semarang Tahun 2007).Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Resmi, Afni Sucita., dkk. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Preeklampsia pada Kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara

Medan Tahun 2011-2012. Jurnal.Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

81

Retnowati, Indah dan Asid Dwi Astuti. 2010. Hubungan penerapan program

perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) oleh ibu hamil

dengan upaya pencegahan komplikasi kehamilan di Puskesmas Sidorejo

Kidul Salatiga. Jurnal Kebidanan. Volume II Nomor 02, 2010. Halaman 39-

51

Rinawati, Silvia. 2010. Hubungan Antara Preeklampsia dengan Persalinan Prematur

di RSUD Dr. Soesilo Kabupaten Tegal.Skripsi. Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian kesehatan RI tahun 2013

Riskesdas. 2013. KuesionerRiset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian kesehatan RI tahun 2013

Ritonga, Fatimah Jahra. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam

Melakukan pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec. Percut

Sei Tuan Kab.Deli serdang Tahun 2012.Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Rostika, Asri Deny. 2012. Kejadian Preeklampsia dan Hubungan Konsumsi Kalsium

serta Faktor-Faktor Terkait pada Ibu Hamil Trimester II dan III di RSUD

Dr.R. Soedarsono Kota Pasuruan Jawa Timur Tahun 2012.Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok

Rozanna. F. R., dkk. (2009). Risk Factors of Early and Late Onset Preeclampsia

among Thai Women, Journal Medical Assocciation

Rozikhan. 2007. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di Rumah Sakit

Dr. H. Soewondo Kendal. Tesis. Program Studi Magister Epidemiologi

Universitas Diponegoro Semarang

Sa’adah, Niswatus. 2013. Hubungan Antara Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

dengan Angka Kejadiaan Preeklampsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Naskah Publikasi. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Salim, Adriani, R. 2005. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit Ibu

dan Anak St. Fatimah Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

82

Sari, Puti., dkk. 2014. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko kehamilan “4

terlalu (4T)” pada wanita usia 10-59 tahun (Analisis Riskesdas

2010)”.Jurnal Media Litbangkes.Volume 24 nomor 3, 2014. Halaman 143-

152

Sarminah. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal

Care di Provinsi Papua Tahun 2010.Skripsi. Program Sarjana Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia

SDKI.2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Badan Kependudukan

dan Keluarga Berencana Nasional Kementerian Kesehatan

SDKI.2012. Kuesioner Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kementerian Kesehatan

Sukaesih, Sri. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu

Hamil Mengenai Tanda Bahaya dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal

Selatan Kota Tegal Tahun 2012. Skripsi. Program sarjana Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia

Sulistiyani, Dwi. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengnai

Perubahan Fisik Saat Kehamilan di BPM Anik Suroso Mojosongo Surakarta

Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKes Kusuma Husada

Sumarni, Sri. 2014. Hubungan Gravida Ibu dengan Kejadian Preeklampsia. Jurnal

Kesehatan Wiraraja Medika

Supriandono, Agung. 2001. Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi

Sutrimah., dkk. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Preeklampsia Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang

Quedarusman, Hermanto. Dkk. 2013.Hubungan Indeks Massa Tubuh Ibu dan

Peningkatan Berat Badan Saat Kehamilan dengan Preeklampsia.Jurnal e-

Biomedik (eBM). Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, halaman 305-311

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

83

Unicef. 2012. Resiko Kematian Ibu dan Anak Indonesia Masih Tinggi Walaupun

Angka Kematian Sudah Menurun. Diakses pada 23 September 2014 dari

http://www.unicef.org/indonesia/id/media_18818.html

Widyaningrum, Siti. 2012.Hubungan Antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia. Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Jember.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM

PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Sri Fuji Astuti mahasiswa peminatan Promosi

Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat

ini saya sedang melakukan pengumpulan data tentang “Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah

Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014-2015”.

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar

kiranya anda bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang

telah disediakan. Kerahasiaan jawaban anda akan dijaga dan hanya diketahui

oleh peneliti. Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai

dengan apa yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan

manfaat yang baik untuk penelitian ini.

Dengan demikian apabila anda bersedia untuk menjadi responden

penelitian ini, maka diharapkan untuk menandatangani Surat Pernyataan

Persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian (Informed Concent). Atas

perhatian dan kerjasama anda saya ucapkan terima kasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

No. HP :

Bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Kehamilan di

Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014-2015”

Jakarta, ...................................2015

(.....................................................)

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Lampiran 2

Lembar Kuesioner

Kode Daftar Pertanyaan Jawaban Diisi

peneliti

A. Identitas Responden

A1 Nama

A2 Usia saat hamil ……….Tahun

A3 Alamat

B. Pendidikan Ibu

B1 Apakah pendidikan terakhir ibu?

1. Tidak Sekolah

2. Tidak tamat SD

3. Tamat SD

4. Tamat SMP

5. Tamat SMA

6. Tamat Perguruan Tinggi

C. Pekerjaan Ibu

C1 Apakah pekerjaan ibu saat ini? 1. PNS

2. Wiraswasta

3. Ibu rumah tangga

D. Perilaku Antenatal Care

D1 Apakah ibu pernah hamil yang

berakhir pada periode 1 Januari

2014 sampai dengan

sekarang (termasuk yg sekarang

sedang hamil)

1. Ya

2. Tidak

D2 Bagaimana hasil kehamilan tersebut? 1. Lahir hidup

2. Lahir mati

3. Keguguran

4. Sedang hamil

D3 Pada saat Ibu mengandung, apakah

Ibu memeriksakan kehamilan?

1. Ya

2. Tidak (Lanjut ke-E1)

D4 Dimana Ibu memeriksakan kehamilan

tersebut?

1. Rumah sakit

2. Puskesmas/Pustu

3. Posyandu

D5 Siapakah yang memeriksa kandungan

ibu?

1. Dokter kandungan

2. Dokter umum

3. Perawat

4. Bidan

5. Dukun

D6 Berapa bulan umur kandungan ketika

Ibu pertama kali memeriksakan

kehamilan?

……….Bulan

D7 Selama Ibu mengandung, berapa kali

Ibu memeriksakan kehamilan?

……Kali (Jumlah

Pemeriksaan)

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

D8 Ibu mengatakan memeriksakan kehamilan (NAMA) ____ kali. Berapa

kali Ibu memeriksakan kehamilan

Jumlah Pemeriksaan kehamilan

a. Dalam 3 bulan pertama? ….. kali

b. Antara 4 - 6 bulan? ….. kali

c. Antara 7 bulan sampai melahirkan? ….. kali

D9 Berapa bulan umur kandungan ketika

Ibu terakhir kali memeriksakan

kehamilan

…….Bulan

E. Preeklampsia

E1 Pada saat pemeriksaan kehamilan,

apakah Ibu diukur tekanan darahnya?

1. Ya

2. Tidak

E2 Berapakah tekanan darah ibu saat itu? ……/…...mmHg

E3 Pada saat kehamilan apakah ibu di

periksa protein dalam urine nya oleh

tenaga kesehatan?

1. Ya

2. Tidak

E4 Berapakah jumlah proteinuria dalam

urine tersebut?

……

E5 Apakah selama kehamilan ibu

mengalami edema (bengkak) pada

bagian tubuh?

1. Ya

2. Tidak

E6 Apakah ibu selama pemeriksaan

kehamilan dinyatakan mengalami atau

berisiko terjadinya preeklampsia?

1. Ya

2. Tidak

F. Jarak Kehamilan

F1 Sebelum kehamilan terakhir apakah

ibu pernah hamil sebelumnya?

1. Ya

2. Tidak pernah (Lanjut

ke-F1)

F2 Berapa jarak antara kehamilan terakhir

dengan kehamilan sebelumnya?

…….Bulan/Tahun

G. Paritas

G1 Berapa jumlah kehamilan (termasuk yg sedang hamil), jumlah

keguguran, jumlah lahir hidup, dan jumlah lahir

a. Jumlah seluruh kehamilan

b. Jumlah lahir hidup

c. Jumlah lahir mati

d. Jumlah keguguran

…….Kali

…….Orang

…….Orang

…….Orang

H. Riwayat Komplikasi

H1 Apakah selama kehamilan, saat persalinan dan masa nifas sebelumnya

ibu mengalami gangguan-gangguan/ komplikasi sbb:

Ya Tidak

a. Pernafasan sesak

b. Kejang

c. Demam/Panas

d. Anemia

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

e. Nyeri kepala hebat

f. Nyeri perut hebat

g. Pendarahan (>2 kain)

h. Masalah pada janin

i. Bengkak kaki/badan

j. Keluhan pecah dini

k. Persalinan >24 jam

l. Hipertensi

m. Lainnya

n. Tidak ada komplikasi

H2 Pada kehamilan sebelumnya apakah

ibu pernah mengalami komplikasi

persalinan?

1. Ya

2. Tidak Pernah

H3 Apakah ibu selama kehamilan mengalami gejala seperti

Ya Tidak

a. Pucat

b. Sering pusing

c. Cepat capek/lelah

I. Riwayat Penyakit

Penyakit Diabetes Mellitus/Kencing Manis

I1 Apakah ibu pernah didiagnosis

menderita kencing manis oleh dokter?

1. Ya

2. Tidak (Lanjut ke H3)

I2 apakah ibu saat ini melakukan hal-hal dibawah ini untuk

mengendalikan penyakit kencing manis

Ya Tidak

a. Diet

b. Olah Raga

c. Minum obat Anti diabetic

d. Injeksi insulin

I3 Apakah ibu dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala:

Ya Tidak

a. Sering lapar

b. Sering haus

c. Sering buang air kecil &

jumlah banyak

d. Berat badan turun

Penyakit Hipertensi/ Darah Tinggi

I4 Apakah ibu pernah didiagnosis menderita

hipertensi/ penyakit tekanan darah tinggi

oleh tenaga kesehatan (dokter/ perawat/

bidan)?

1. Ya

2. Tidak (selesai)

I5 Kapan didiagnosis pertama kali Tahun ….

I6 Apakah saat ini [NAMA] sedang minum

obat medis untuk tekanan darah tinggi

1. Ya

2. Tidak

Terimakasih atas partisipasi anda, saya ucapkan terimakasih

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Lampiran 2

Hasil SPSS

A. Analisis Univariat

1. Kejadian Preeklampsia

kejadian_preeklampsia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak preeklampsia 80 66.7 66.7 66.7

preeklampsia 40 33.3 33.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

2. Usia

usia_ok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak berisiko 83 69.2 69.2 69.2

berisiko 37 30.8 30.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

3. Pendidikan

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 61 50.8 50.8 50.8

tinggi 59 49.2 49.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

4. Pekerjaan

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak bekerja 100 83.3 83.3 83.3

bekerja 20 16.7 16.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

5. paritas

paritas_baru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak berisko 70 58.3 58.3 58.3

berisiko 50 41.7 41.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Ajumlahsel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 33 27.5 27.5 27.5

2 40 33.3 33.3 60.8

3 30 25.0 25.0 85.8

4 14 11.7 11.7 97.5

5 3 2.5 2.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

6. Jarak Kehamilan

jarak_kehamilan

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid dekat 57 47.5 47.5 47.5

jauh 63 52.5 52.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

7. Antenatal Care

antenatal_care

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak lengkap 39 32.5 32.5 32.5

lengkap 81 67.5 67.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

8. Riwayat komplikasi

Riwayatkomplikasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 64 53.3 53.3 53.3

ya 56 46.7 46.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

9. Riwayat Penyakit Kronik

a. Diabetes Mellitus

riwayat_DM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 106 88.3 88.3 88.3

ya 14 11.7 11.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

b. Penyakit Hipertensi

riwayat_hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 83 69.2 69.2 69.2

ya 37 30.8 30.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

B. Analisis Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

antenatal_care *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

riwayat_DM *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

riwayat_hipertensi *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

jarak_kehamilan *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

paritas *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

tk_pend *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

pekerjaan *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

riwayatkomplikasi *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

usia_ok *

kejadian_preeklampsia 120 100.0% 0 .0% 120 100.0%

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

1. Usia

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

usia_ok tidak berisiko Count 61 22 83

% within

kejadian_preeklampsia 76.2% 55.0% 69.2%

berisiko Count 19 18 37

% within

kejadian_preeklampsia 23.8% 45.0% 30.8%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.646a 1 .017

Continuity Correctionb 4.694 1 .030

Likelihood Ratio 5.502 1 .019

Fisher's Exact Test .022 .016

Linear-by-Linear Association 5.599 1 .018

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,33.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for usia_ok (tidak

berisiko / berisiko) 2.627 1.171 5.894

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

1.431 1.020 2.009

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.545 .335 .887

N of Valid Cases 120

2. Pendidikan

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

pendidikan tinggi Count 61 19 80

% within

kejadian_preeklampsia 76.2% 47.5% 66.7%

rendah Count 19 21 40

% within

kejadian_preeklampsia 23.8% 52.5% 33.3%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 9.919a 1 .002

Continuity Correctionb 8.667 1 .003

Likelihood Ratio 9.703 1 .002

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear Association 9.836 1 .002

N of Valid Casesb 120

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,33.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pendidikan

(tinggi / rendah) 3.548 1.584 7.948

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

1.605 1.133 2.273

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.452 .277 .739

N of Valid Cases 120

3. Pekerjaan

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

pekerjaan tidak bekerja Count 64 36 100

% within

kejadian_preeklampsia 80.0% 90.0% 83.3%

bekerja Count 16 4 20

% within

kejadian_preeklampsia 20.0% 10.0% 16.7%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Pearson Chi-Square 1.920a 1 .166

Continuity Correctionb 1.268 1 .260

Likelihood Ratio 2.064 1 .151

Fisher's Exact Test .201 .129

Linear-by-Linear Association 1.904 1 .168

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pekerjaan

(tidak bekerja / bekerja) .444 .138 1.431

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

.800 .614 1.042

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

1.800 .721 4.493

N of Valid Cases 120

4. Antenatal care

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

antenatal_care tidak lengkap Count 29 10 39

% within

kejadian_preeklampsia 36.2% 25.0% 32.5%

lengkap Count 51 30 81

% within

kejadian_preeklampsia 63.8% 75.0% 67.5%

Total Count 80 40 120

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

antenatal_care tidak lengkap Count 29 10 39

% within

kejadian_preeklampsia 36.2% 25.0% 32.5%

lengkap Count 51 30 81

% within

kejadian_preeklampsia 63.8% 75.0% 67.5%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.538a 1 .215

Continuity Correctionb 1.068 1 .301

Likelihood Ratio 1.578 1 .209

Fisher's Exact Test .301 .151

Linear-by-Linear Association 1.526 1 .217

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

antenatal_care (tidak

lengkap / lengkap)

1.706 .730 3.985

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

1.181 .921 1.514

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.692 .378 1.268

N of Valid Cases 120

5. Paritas

paritas_baru * kejadian_preeklampsia Crosstabulation

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

paritas_baru tidak berisko Count 46 24 70

% within

kejadian_preeklampsia 57.5% 60.0% 58.3%

berisiko Count 34 16 50

% within

kejadian_preeklampsia 42.5% 40.0% 41.7%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .069a 1 .793

Continuity Correctionb .004 1 .948

Likelihood Ratio .069 1 .793

Fisher's Exact Test .846 .475

Linear-by-Linear Association .068 1 .794

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,67.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for paritas_baru

(tidak berisko / berisiko) .902 .417 1.953

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

.966 .749 1.247

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

1.071 .638 1.799

N of Valid Cases 120

6. Jarak kehamilan

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

jarak_kehamilan dekat Count 39 18 57

% within

kejadian_preeklampsia 48.8% 45.0% 47.5%

jauh Count 41 22 63

% within

kejadian_preeklampsia 51.2% 55.0% 52.5%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .150a 1 .698

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Continuity Correctionb .038 1 .846

Likelihood Ratio .151 1 .698

Fisher's Exact Test .846 .424

Linear-by-Linear Association .149 1 .699

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

jarak_kehamilan (dekat /

jauh)

1.163 .543 2.490

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

1.051 .817 1.354

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.904 .543 1.505

N of Valid Cases 120

7. Riwayat komplikasi

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

riwayatkomplikasi tidak Count 45 19 64

% within

kejadian_preeklampsia 56.2% 47.5% 53.3%

ya Count 35 21 56

% within

kejadian_preeklampsia 43.8% 52.5% 46.7%

Total Count 80 40 120

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

riwayatkomplikasi tidak Count 45 19 64

% within

kejadian_preeklampsia 56.2% 47.5% 53.3%

ya Count 35 21 56

% within

kejadian_preeklampsia 43.8% 52.5% 46.7%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .820a 1 .365

Continuity Correctionb .506 1 .477

Likelihood Ratio .820 1 .365

Fisher's Exact Test .439 .238

Linear-by-Linear Association .813 1 .367

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

riwayatkomplikasi (tidak / ya) 1.421 .663 3.044

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

1.125 .869 1.456

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.792 .477 1.314

N of Valid Cases 120

8. Riwayat penyakit kronik

a. Diabetes Mellitus

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

riwayat_DM tidak Count 71 35 106

% within

kejadian_preeklampsia 88.8% 87.5% 88.3%

ya Count 9 5 14

% within

kejadian_preeklampsia 11.2% 12.5% 11.7%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .040a 1 .841

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .040 1 .841

Fisher's Exact Test 1.000 .529

Linear-by-Linear Association .040 1 .841

N of Valid Casesb 120

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for riwayat_DM

(tidak / ya) 1.127 .351 3.616

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

1.042 .690 1.574

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.925 .435 1.964

N of Valid Cases 120

b. Penyakit Hipertensi

Crosstab

kejadian_preeklampsia

Total

tidak

preeklampsia preeklampsia

riwayat_hipertensi tidak Count 68 15 83

% within

kejadian_preeklampsia 85.0% 37.5% 69.2%

ya Count 12 25 37

% within

kejadian_preeklampsia 15.0% 62.5% 30.8%

Total Count 80 40 120

% within

kejadian_preeklampsia 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 28.212a 1 .000

Continuity Correctionb 26.029 1 .000

Likelihood Ratio 27.704 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

Linear-by-Linear Association 27.977 1 .000

N of Valid Casesb 120

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,33.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

riwayat_hipertensi (tidak / ya) 9.444 3.891 22.924

For cohort

kejadian_preeklampsia =

tidak preeklampsia

2.526 1.569 4.066

For cohort

kejadian_preeklampsia =

preeklampsia

.267 .161 .445

N of Valid Cases 120

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria

KEMENTERIAN AGAMATINTVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) '

SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTAFAKULTAS KEDOKTBRAN DAN ILMU KESEHATAN

Jl, Kefiamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15,119

Telp. : (62-21)747167t8 F'ax : (62-21) 7404985Website : u,ww. uin jkt.ac.id ; E-nail : fkik(a)uin j kt.ac. id

Nomor : Un.01/F10lTL.00l 278$ 12015

Lampiran : -I'Ial : Permohonan lzin Penelitian

dan Pengambilan Data

.lakarta. ?l AgLrstLrs 20I -5

Kcpacla Ytlr.Kcpala Pusk

L'! i

'l-cmpat

csnras l)anrlrlanq

,lssu |um u' u I u i k um ll/r. ll'h.

I)cngan Itornu.tt katri sanrpaikan. lrahn a nrahasisrl i I)nrgrarr Str-rcli

Kesehatan l\4asvarakat lrakLrltas Kecioktcran clan ilnrr-r Kcschatan (ltKIK) t.llNS1'arif Hic'lavatullah .lakart:r -l'ahun Akaclcnrik 201 ,rl20l (r akan rrclakukunpenelitian. N4ahasisrva tersebut adalah:

NanraS e nr csterWaktLr.lr-rch-rl Skripsi

'l'cnrbusar-r :

Dekarr I"KIK UIN Svaril' Hidavatullah .lakarta

: Sri lru.ii Astuli ( I 1 I I 101000083):IX: Scpte nrbcr Oktobcr 201 5

: liakto-laktor ) ang be rhLrbLuruan ciengan ke jadianpreeklarnpsia pada ihu h:rrnil di u ilar ah kcriapuskesmas l)an-nrlang taltun 20 I -5

Schubun-{:rn dengzrn itu. kanri nrohon dibcrikan izin kcpacla nrahasisu,itcrscbttt t-tt-ttuk rnclakukan pcnclitian clan pcn-gambilan data di ',vilavah kerjarlutr: llli',rrk Ihtr pilrl,rrr

tr'...._.t.-----,. ^r._:!., -- t:)- tE,t.,, al3-rallatrlt.t itrltir.titli t, t. i, lr-

ang Akadenrik.

'jana" Sp. OG198709 I 00r

V

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37803/1/SRI FUJI... · yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria