warisan dunia gunung fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen...

15
Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project - HAVE MORE FUN ! - Warisan Dunia Gunung Fuji Objek Kepercayaan Spiritual dan Sumber Inspirasi Seni Katsushika Hokusai, "Ombak Besar Lepas Pantai Kanagawa", dari 36 Pemandangan Gunung Fuji (Koleksi Museum Prefektur Yamanashi) Melalui pendakian spiritual dari dasar hingga ke puncak dan perziarahan ke area sakral di kaki gunung, Gunung Fuji nan agung dan sakral mendapatkan kekuatan spiritual dewa-dewi Buddha yang mendiaminya, menumbuhkan sebentuk kepercayaan unik dengan permohonan atas kematian dan kebangkitan diri, serta menjadi menjadi objek karya-karya seni seperti lukisan papan cetak ukiyo-e yang memengaruhi seniman asing pula. Gunung Fuji yang menjadi objek kepercayaan dan sumber inspirasi seni ini mendapat penghargaan tinggi di dunia dan terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia pada sidang ke-37 Komite Warisan Dunia UNESCO (Juni 2013). - CONTENTS – - Gunung Fuji , Objek Kepercayaan Spiritual dan Sumber Inspirasi Seni - Gunung Fuji dan Kepercayaan SpiritualSpiritual - Gunung Fuji dan Seni - Aset pembentuk …Page 2 …Page 3 …Page 4 …Page 5-15 Click these icons to see more information or videos with a working Internet connection.

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

- HAVE MORE FUN ! -

Warisan Dunia

Gunung Fuji Objek Kepercayaan Spiritual dan Sumber Inspirasi Seni

Katsushika Hokusai, "Ombak Besar Lepas Pantai Kanagawa", dari 36 Pemandangan Gunung Fuji (Koleksi Museum Prefektur Yamanashi)

Melalui pendakian spiritual dari dasar hingga ke puncak dan perziarahan ke area sakral di kaki gunung, Gunung Fuji nan agung dan sakral mendapatkan kekuatan spiritual dewa-dewi Buddha yang mendiaminya, menumbuhkan sebentuk kepercayaan unik dengan permohonan atas kematian dan kebangkitan diri, serta menjadi menjadi objek karya-karya seni seperti lukisan papan cetak ukiyo-e yang memengaruhi seniman asing pula. Gunung Fuji yang menjadi objek kepercayaan dan sumber inspirasi seni ini mendapat penghargaan tinggi di dunia dan terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia pada sidang ke-37 Komite Warisan Dunia UNESCO (Juni 2013).

-  CONTENTS – -  Gunung Fuji , Objek Kepercayaan Spiritual dan Sumber Inspirasi Seni

-  Gunung Fuji dan Kepercayaan SpiritualSpiritual -  Gunung Fuji dan Seni -  Aset pembentuk

…Page 2 …Page 3 …Page 4 …Page 5-15

Click these icons to see more information or videos with a working Internet connection.

Page 2: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Warisan Dunia

Gunung Fuji , Objek Kepercayaan Spiritual dan Sumber Inspirasi Seni

 Pada Januari 2007, Gunung Fuji tercatat dalam Daftar Tentatif kandidat Situs Warisan Budaya Dunia yang hendak direkomendasikan kepada UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB). Gunung Fuji memiliki nilai yang tiada duanya di dunia sebagai gunung yang membentuk kepercayaan spiritual dan memberi inspirasi seni berkat keagungan, keluhuran, serta keelokannya. Untuk menjadikan Gunung Fuji sebagai Warisan Budaya Dunia, Prefektur Yamanashi, Prefektur Shizuoka, dan kota-kota terkait berupaya membuktikan nilai Gunung Fuji berdasarkan kriteria penilaian Warisan Dunia, merumuskan rencana manajemen konservasi yang memadai dan mengatur kebijakan perlindungan serta pelestarian Gunung Fuji, dan menyerahkan rancangan pencalonannya kepada Badan Urusan Kebudayaan pada Juli 2011. Pemerintah Jepang kemudian memutuskan untuk mencalonkan Gunung Fuji sebagai Warisan Budaya Dunia pada bulan September 2011, dan menyerahkan berkas nominasinya kepada UNESCO pada bulan Januari 2012. Setelah melalui survei lapangan oleh ICOMOS (Dewan Monumen dan Situs Internasional), badan penasihat UNESCO, Gunung Fuji didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Komite Warisan Dunia UNESCO pada bulan Juni 2013. Menurut "Panduan Operasional Penerapan Konvensi Warisan Dunia" yang memuat aturan pendaftaran Warisan Dunia, berbagai langkah

harus dilakukan untuk memastikan manajemen pelestarian serta melindungi nilai-nilai aset sebagai persyaratan pendaftaran. "Rencana Manajemen Perlindungan" menetapkan kebijakan serta cara-cara yang akan digunakan untuk melindungi nilai istimewa Gunung Fuji dan mewariskannya secara pasti kepada generasi mendatang. Gunung Fuji yang terbentang di Prefektur Yamanashi dan Shizuoka memiliki aset-aset budaya yang terkait dengan kepercayaan spiritual dan seni yang tersebar di berbagai penjuru. Untuk itu, perlu dirumuskan rencana manajemen perlindungan yang menetapkan kebijakan serta mekanisme perlindungan dan pelestarian Gunung Fuji secara menyeluruh, termasuk dengan aset-aset kulturalnya, sebagai satu kesatuan. Berdasarkan rencana ini, kita dapat mengantarkan Gunung Fuji melewati waktu hingga ke masa depan dalam kondisi yang lebih sesuai sebagai Warisan Budaya Dunia.

Gunung Fuji terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia karena memiliki nilai budaya utama sebagai "objek kepercayaan spiritual" dan "sumber inspirasi seni" yang telah memenuhi kriteria penilaian yang disebutkan dalam "Panduan Operasional Penerapan Konvensi Warisan Dunia" yang ditetapkan oleh Komite Warisan Dunia. Gunung Fuji telah memenuhi sepuluh kriteria penilaian yang tersebut di bawah ini:

“Mewariskan Gunung Fuji ke Masa Depan “

“Kriteria Penilaian untuk Pendaftaran Situs Warisan Budaya Dunia “

Page 2

Page 3: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Nilai Gunung Fuji yang Universal dan Mengemuka

Dasar Penilaian (iii) Bukti yang menunjukkan adanya tradisi budaya khas akan gunung yang disebut "kepercayaan spiritual akan Gunung Fuji"

Sebagai awal kepercayaan akan dewa-dewi Buddha yang dipercaya mendiami Gunung Fuji berkembanglah tradisi yang menekankan harmoni dengan gunung berapi serta tradisi terima kasih kepada benda-benda seperti mata air di kaki gunung. Esensi kepercayaan itu telah diwariskan dalam bentuk dan semangat ziarah serta pendakian Gunung Fuji yang bertahan melampaui zaman hingga saat ini. Berbagai aset budaya yang dibuat sebagai momentum Gunung Fuji dan kepercayaannya merupakan bukti tiadanya tandingan tradisi budaya pada gunung yang tetap hidup hingga sekarang.

Kriteria Penilaian (vi) Kaitan langsung dan konkret dengan karya-karya seni dengan arti universal yang mengemuka.

Ikon Gunung Fuji yang tergambar pada ukiyo-e pada paruh pertama abad ke-19 banyak digunakan sebagai motif seni modern Barat, berpengaruh besar terhadap karya-karya seni Eropa, dan dikenal luas di luar negeri sebagai simbol Jepang serta budaya Jepang. Gunung Fuji adalah gunung yang tiada tandingannya yang memiliki kaitan langsung dan konkret dengan karya-karya seni dengan arti universal yang mengemuka dan merupakan simbol Jepang serta budaya Jepang.

Page 3

 Masyarakat Jepang sejak dahulu merasa takjub akan Gunung Fuji yang menjadi tempat bersemayam dewa-dewi dan kerap meletus. Kuil Sengen kemudian didirikan di kaki gunung untuk meredam letusan tersebut. Pada akhir Zaman Heian, setelah aktivitas vulkanik gunung mereda, Gunung Fuji menjadi pusat kegiatan kepercayaan "Shugen-do" yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan purba Jepang akan gunung-gunung dan ajaran esoteris Buddha. Seorang biksu bernama Matsudai Shonin yang hidup pada awal abad ke-12 membangun Kuil Buddha Dainichi di puncaknya. Pada akhir Zaman Muromachi, penganut Shugen-do dan para warga biasa mulai mendaki gunung sebagai perziarahan spiritual. Perziarahan itu kemudian dijadikan sebagai doktrin kepercayaan spiritual baru akan Gunung Fuji oleh Kakugyo Hasegawa yang hidup pada Zaman Sengoku. Ajaran Kakugyo diwariskan kepada murid-muridnya dan sekte "Fujiko" menjadi sangat populer pada pertengahan Zaman Edo, terutama di wilayah Kanto. Setelah itu, banyak orang mulai mendaki Gunung Fuji atau berziarah ke tempat-tempat spiritual, seperti Lima Danau Fuji. Pada Zaman Meiji, berkat pencabutan larangan pendakian ke puncak bagi perempuan serta pembangunan jaringan jalan dan kereta, banyak orang ingin mendaki puncak Gunung Fuji.

Patung Putri Konohana Sakuya (Koleksi Museum Sejarah Lokal Fujiyoshida) Sejak Zaman Edo, Putri Konohana Sakuya mulai dipuja sebagai dewi Gunung Fuji.

Lukisan Sutra Warna Mandala Ziarah Fuji (Koleksi Kuil Besar Sengen Hongu Fujisan) Menggambarkan pendakian ziarah Gunung Fuji pada Zaman Muromachi.

Gunung Fuji dan Kepercayaan Spiritual

Page 4: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Berkat keindahannya, Gunung Fuji menjadi tema berbagai karya kreatif. "Man'yoshu", koleksi puisi Jepang tertua dari abad ke-8, juga mencakup karya-karya bertemakan Gunung Fuji yang salah satunya menyebut Gunung Fuji sebagai dewa kedamaian negeri dan sebagai harta karun. Asap vulkanik yang membubung pada waktu itu digambarkan dalam banyak karya sastra sebagai simbol cinta yang membara. Gunung Fuji juga ditampilkan dalam karya-karya klasik seperti "Kisah Pemotong Bambu", "Kokin Wakashu", dan "Kisah Ise", haiku Matsuo Basho dan Yosa Buson, serta karya-karya Natsume Soseki dan Dazai Osamu. Beberapa representasi Gunung Fuji yang paling terkenal adalah ukiyo-e dari Zaman Edo. Di antara ukiyo-e tersebut, karya Katsushika Hokusai "36 Pemandangan Gunung Fuji", dan karya Utagawa Hiroshige "36 Pemandangan Gunung Fuji" serta "53 Stasiun Tokaido" menggambarkan Gunung Fuji dari berbagai tempat dalam karya-karyanya. Ukiyo-e juga mempengaruhi seniman-seniman impresionis seperti Van Gogh dan Monet. Pada lukisan modern Jepang, seniman seperti Yokoyama Taikan yang dikenal atas karyanya "Fuji Biru Laut" menciptakan banyak karya yang menyertakan Gunung Fuji. Karena itu, bisa dikatakan bahwa Gunung Fuji merupakan sumber inspirasi seni dan layak menjadi Warisan Budaya Dunia.

Gunung Fuji dan Seni

Katsushika Hokusai, "Angin Selatan Langit Cerah", dari 36 Pemandangan Gunung Fuji (Koleksi Museum Prefektur Yamanashi)

Yokoyama Taikan, "Fuji Biru Laut" (Koleksi Museum Seni Prefektur

Shizuoka)

Page 4

Page 5: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Nilai Gunung Fuji sebagai Warisan Budaya Dunia berkat pemandangannya nan agung dan sakral, yang menjadikannya "objek kepercayaan spiritual" serta "sumber inspirasi seni". Area (dengan ketinggian 1.500 meter atau lebih) yang terutama penting bagi nilai Gunung Fuji dipandang sebagai bagian aset Gunung Fuji. Hal ini didasarkan pada cakupan area-area yang digambarkan dalam lukisan-lukisan terkenal dan tepat berada di atas "Umagaeshi", yang merupakan salah salah satu batas kesakralan spiritual. Dalam lingkup area itu terdapat Posko 8 dan setelahnya yang merupakan tempat Dewa Sengen bersemayam, serta pemandangan dari Danau Motosu, seperti yang tergambar dalam lembaran uang kertas 1.000 yen saat ini.

1. Situs Gunung Fuji (Yamanashi dan Shizuoka)

Page 5

Warisan Dunia

Gunung Fuji , Objek Kepercayaan Spiritual dan Sumber Inspirasi Seni – Aset pembentuk -

Page 6: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Berbagai fasilitas spiritual seperti kuil tersebar di sepanjang dinding kawah di puncak gunung. Setelah pendakian ziarah Gunung Fuji dimulai, bangunan kuil, patung Buddha, dan lain-lain dipersembahkan, dan aktivitas-aktivitas spiritual di puncak gunung pun dikelola secara sistematis. Bahkan saat ini, banyak pendaki beraktivitas di puncak gunung, seperti berdoa ketika melihat matahari terbit dan mengelilingi kawah (ritual "Ohachimeguri"). Lewat hal-hal itu, semangat kepercayaan spiritual akan Gunung Fuji terus diwariskan hingga zaman modern.

1-1. Relikui kepercayaan spiritual yang di puncak gunung (Yamanashi dan Shizuoka)

Page 6

Jalan lintas ini berawal di Kuil Besar Sengen Hongu Fujisan, melewati Kuil Sengen Murayama, dan menuju ke sisi selatan puncak gunung. Aktivitas Matsudai Shonin pada awal serta pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah mendorong pendakian Gunung Fuji. Sejak itu, masyarakat mulai melakukan pendakian sebagai suatu perziarahan spiritual, yang digambarkan dalam “Lukisan Sutra Warna Mandala Ziarah Fuji” (Kenbon Chakushoku Fuji Mandarazu) pada abad ke-16. Lingkup aset ini adalah Posko 6 dari Jalan Lintas Fujinomiya dan setelahnya.

1-2. Jalan Lintas Omiya-Murayama

Page 7: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Jalan lintas ini berawal dari Kuil Sengen Suyama dan menuju area tenggara puncak gunung. Meskipun awal jalan lintas ini tidak jelas, keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707) dan diperbaiki sepenuhnya pada tahun 1780. Lingkup aset ini adalah ketinggian 2.050 meter (tempat Jalan Lintas Gotemba saat ini) dan setelahnya, dan pada area di sekitar Suyama Otainai (ketinggian 1.435-1.690 meter).

1-3. Jalan Lintas Suyama (kini Jalan Lintas Gotemba)

Page 7

Jalan lintas ini berawal di Kuil Sengen Fuji, menyatu dengan Jalan Lintas Yoshida di Posko 8, dan menuju area timur puncak gunung. Meskipun awal jalan lintas ini tidak jelas, piring gantung Buddha bertatahkan tahun 1384 ditemukan di jalan tersebut. Banyak penganut Fujiko dan kepercayaan lain mulai memanfaatkannya pada paruh kedua abad ke-18. Lingkup aset ini adalah Posko 5 dan setelahnya.

1-4. Jalan Lintas Subashiri

Page 8: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Jalan lintas ini berawal di Kuil Sengen Fuji Hongu Kitaguchi dan menuju ke puncak Gunung Fuji. Pada paruh kedua abad ke-14 mulai dibangun persinggahan bagi para peziarah dan juga fasilitas bagi banyak pendaki. Setelah Jikigyo Miroku meletakkan dasar kebesaran Fujiko dan menetapkan Jalan Lintas Yoshida sebagai jalur pendakian utama bagi para penganutnya, jumlah penganut Fujiko bertambah secara bertahap sejak paruh kedua abad ke-18 dan banyak orang menggunakan jalan lintas tersebut.

1-5. Jalan Lintas Yoshida

Kuil ini bermula dari tempat memandang yang didedikasikan untuk Asama no Okami. Pada tahun 1480 sebuah gerbang kuil "Gunung Fuji" didirikan dan pada pertengahan abad ke-16 paviliun Kuil Sengen dibangun. Karena kaitan eratnya dengan kepercayaan Fujiko, bangunan-bangunan tersebut direnovasi pada tahun 1730-an dengan kontribusi seorang pendeta Fujiko, Murakami Kosei, dan dibuat lanskap halaman yang dapat dilihat saat ini.

1-6. Kuil Sengen Fuji Hongu Kitaguchi

Page 8

Page 9: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

 Para penganut Fujiko menetapkan aturan “Uchi Hakkai Meguri” dan menziarahi delapan danau di kaki Gunung Fuji. Meskipun lokasi perziarahan berubah menurut zaman, Lima Danau Fuji yang mencakup juga Danau Sei, Danau Shoji, dan Danau Motosu tetap selalu menjadi objek ziarah yang tak lekang oleh zaman. Di antara Lima Danau Fuji itu, Danau Motosu menjadi sumber inspirasi banyak karya seni berkat pemandangannya yang sungguh elok dan permai. Di antara karya-karya itu, foto “Musim Semi di Tepi Danau” karya Okada Koyo yang terus memburu Gunung Fuji sepanjang hidupnya diadopsi sebagai gambar lembaran uang kertas 5.000 yen dan 1.000 yen.

1-7. Danau Sai / 1-8. Danau Shoji / 1-9. Danau Motosu

 Kuil Sengen mengawali pemujaan Gunung Fuji sebagai Asama no Okami dan Kuil Besar Sengen Hongu Fujisan adalah pusat Kuil-kuil Sengen yang ada. Menurut legendanya, Kuil Besar tersebut dipindahkan ke lokasinya yang sekarang dari Yamamiya. Kepercayaan spiritual itu bermula pada abad ke-9, dan paviliun kuil yang ada saat ini dibangun di bawah perlindungan khusus Tokugawa Ieyasu. Selain itu, berkat kontribusi Ieyasu, area Gunung Fuji dari Posko 8 hingga puncak gunung dikelola sebagai simbol sakral dewa-dewi. Di halaman kuil terdapat "Kolam Wakutama" yang bersumber dari mata air Gunung Fuji dan di masa lalu airnya digunakan penganut kepercayaan untuk menyucikan tubuh sebelum mendaki Gunung Fuji.

2. Kuil Besar Sengen Hongu Fujisan

Page 9

Page 10: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Menurut legenda Kuil Besar Sengen Hongu Fujisan, Kuil Sengen Yamamiya merupakan pendahulu Kuil Besar Sengen Hongu Fujisan yang dibangun oleh Yamatotakeru no Mikoto. Ketiadaan bangunan pada bagian dalam kuil yang merupakan hasil konfigurasi unik dari bangunan tempat beribadah untuk melihat Gunung Fuji, diperkirakan didasarkan pada sebentuk ritual kuno ibadah Gunung Fuji dari kejauhan yang bertujuan untuk meredam letusannya.

3. Kuil Sengen Yamamiya

Page 10

Setelah aktivitas letusan Gunung Fuji reda pada abad ke-12, Matsudai Shonin dan orang-orang lain mulai melakukan praktik asketis di gunung. Aktivitas ini terus berkembang hingga lahir kepercayaan Shugen-do di Gunung Fuji pada awal abad ke-14. Sebagai pusatnya adalah Kuil Sengen Murayama (juga dikenal dengan nama Koho-ji). Para penganut Shugen-do mengelola Jalan Lintas Omiya-Murayama hingga paruh kedua abad ke-19.

4. Kuil Sengen Murayama

Kuil Sengen Suyama merupakan titik awal Jalur Suyama. Menurut legenda, kuil ini dibangun oleh Yamatotakeru no Mikoto dan keberadaannya pada tahun 1524 dapat dipastikan dari penanda konstruksi kuil. Kuil ini juga mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei pada tahun 1707 dan bangunan kuil utama yang ada saat ini direnovasi pada tahun 1823.

5. Kuil Sengen Suyama

Page 11: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Kuil Sengen Fuji merupakan titik awal Jalan Lintas Subashiri dan menarik banyak penganut kepercayaan Fujiko. Di sana tertinggal sekitar 70 monumen peringatan yang menunjukkan hal-hal seperti jumlah pendakian sebanyak 33 kali sebagai satu jeda. Menurut legenda, kuil ini dibangun pada tahun 807. Meskipun mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei (tahun 1707), pada tahun 1718 direnovasi dan telah berkali-kali diperbaiki hingga menjadi bentuknya yang sekarang.

6. Kuil Sengen Fuji (Kuil Sengen Subashiri)

Page 11

Dikisahkan bahwa kuil ini merupakan Kuil Asama pertama yang dibangun di kaki utara Gunung Fuji pada momentum letusan yang terjadi pada paruh kedua abad ke-9. Daerah Kawaguchi yang berpusat di Kuil Sengen dibangun sebagai permukiman Oshi sejak paruh kedua zaman pertengahan ketika pendakian ziarah Gunung Fuji menjadi populer hingga Zaman Edo. Hingga saat ini, aktivitas spiritual yang terkait erat dengan Gunung Fuji pun masih terus dilakukan.

7. Kuil Asama Kawaguchi

8. Kuil Sengen Omuro Fuji

Dikisahkan bahwa kuil ini dibangun pada awal abad ke-9 di lokasi Posko 2 dari Jalan Lintas Yoshida, dan terdapat pula dokumen-dokumen yang menyebutkan bahwa kuil ini adalah kuil pertama yang didedikasikan untuk Gunung Fuji. Meskipun -

Page 12: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Pemukim Oshi membantu penganut kepercayaan Fujiko yang sedang melakukan pendakian ziarah dengan menyediakan persinggahan dan makanan. Mereka juga secara reguler beribadah dan menyebarkan ajaran kepercayaan akan Gunung Fuji. Banyak rumah Oshi berbentuk memanjang dengan pintu masuk menghadap jalan utama, dan mencakup bangunan rumah tinggal serta persinggahan peziarah yang berlokasi di belakang drainase yang mengaliri kompleks tersebut. Foto menunjukkan bekas rumah tinggal keluarga Togawa. *) 10. Tempat tinggal keluarga Osano tidak terbuka untuk umum (Model rekonstruksi rumah dapat dilihat di Museum Sejarah Lokal Fujiyoshida)

9.10. Permukiman Oshi (dulu tempat tinggal keluarga Togawa dan Osano)

Page 12

Dua danau ini merupakan danau bendungan yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik Gunung Fuji dan termasuk dalam Lima Danau Fuji. Dalam naskah pendeta Hasegawa yang ditulis tangan pada paruh kedua abad ke-16 disebutkan bahwa beliau melakukan "Suigyo" dan berziarah ke Danau Yamanaka dan Danau Kawaguchi. Dalam "Catatan 31 Hari" tahun 1733, Jikigyo Miroku menyebutkan tentang ziarah "Uchi Hakkai Meguri" ke delapan danau. Dari 8 danau tersebut, Danau Yamanaka dan Danau Kawaguchi termasuk dalam Lima Danau Fuji yang merupakan objek ziarah suigyo yang tak lekang oleh zaman.

11. Danau Yamanaka / 12. Danau Kawaguchi

- bangunan utama kuil dipindahkan tanpa mengalami perubahan ke kaki gunung pada tahun 1970-an, kuil ini telah berfungsi sebagai kombinasi antara kuil utama di Posko 2 yang dipandang sebagai basis berbagai bentuk kepercayaan spiritual akan Gunung Fuji, seperti Shugen dan pendakian ziarah, dan kuil di kaki gunung yang berfungsi sebagai tempat bersemayamnya Ubusunagami, dewa pelindung bumi.

Page 13: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Inilah 8 kolam air yang bersumber dari air tanah Gunung Fuji, yang merupakan tempat menyemayamkan 8 Raja Naga, dan masing-masing merupakan tujuan ziarah keliling dari kepercayaan akan Gunung Fuji. Para pendaki ziarah Gunung Fuji menyucikan hadas dengan air tersebut. Kolam-kolam ini dikisahkan sebagai lokasi-lokasi suci bersejarah yang disebut dengan "delapan danau mata air Gunung Fuji" dan disamakan dengan delapan kolam praktik asketis Hasegawa Kakugyo, dan diperkirakan diungkap kembali oleh para penganut Fujiko pada tahun 1843.

13~20. Oshino Hakkai

Saat Hasegawa Kakugyo melakukan pendakian ziarah Gunung Fuji pada tahun 1617, ia menemukan gua di area utara kaki gunung (yang diperkirakan merupakan satu lubang pohon lava berskala kecil yang tersebar di seluruh area gua lubang pohon Funatsu) dan mendedikasikannya untuk Asama no Okami. Gua-gua lubang pohon Funatsu yang ada saat ini ditemukan oleh para penganut Fujiko pada tahun 1673, dan gua-gua lubang pohon Yoshida diperbaiki sebagai "Otainai" baru pada 1892. Putri Konohana Sakuya disemayamkan di dalam gua.

Page 13

21. Lubang Pohon Lava Funatsu 22. Lubang Pohon Lava Yoshida

Page 14: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Menurut legenda, gua angin Hitoana (gua lava) yang menjadi "tempat bersemayam Dewa Sengen Daibosatsu" (nama dewi Gunung Fuji) merupakan tempat suci. Hasegawa Kakugyo yang diperkirakan merupakan pendiri Fujiko melakukan latihan spiritual dan bermeditasi di sini pada abad ke-16 hingga 17. Di halaman kuil tertinggal sekitar 230 monumen peringatan serta penghormatan bagi Kakugyo dan para pendeta lain, dan juga monumen-monumen peringatan pendakian yang didirikan oleh para peziarah spiritual.

23. Relikui Fujiko Hitoana

Air terjun Shiraito menyembur setinggi sekitar 200 meter dari mata air Gunung Fuji. Hasegawa Kakugyo, yang diperkirakan merupakan pendiri Fujiko, diperkirakan pula melakukan latihan latihan spiritual di sini. Air terjun ini juga menjadi tempat latihan dan ziarah penganut kepercayaan, terutama penganut Fujiko.

24. Air Terjun Shiraito

Page 14

Page 15: Warisan Dunia Gunung Fuji · keberadaannya pada tahun 1486 dapat dipastikan dari dokumen-dokumen kuno. Jalan ini mengalami kerusakan parah akibat letusan Hoei Gunung Fuji (tahun 1707)

Copyright © Yamanashi Free Wi-Fi Project

Miho no Matsubara ditampilkan sebagai objek banyak puisi Jepang pasca "Man'yoshu" dan juga menjadi latar pertunjukan drama Noh "Hagoromo". Selain itu, penempatan gambar Miho no Matsubara di sisi depan merupakan tipe gambar Gunung Fuji abad ke-15 serta ke-16 dan setelahnya. Melalui karya-karya itu dan banyak karya seni lain, Miho no Matsubara dikenal luas sebagai lokasi permai untuk melihat Gunung Fuji.

Page 15

25. Miho no Matsubara