faktor-faktor yang berhubungan dengan...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI
BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS VIII DAN IX SMP NEGERI 127 JAKARTA
BARAT TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Disusun Oleh :
NURLIDYAWATI
111110100097
PEMINATAN GIZI MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015M/1436 H
i
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI
Skripsi, 25 Oktober 2015
Nurlidyawati, NIM : 1111101000097
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa
Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
liv + 125 halaman, 23 tabel, 5 bagan, 3 gambar, 5 lampiran
ABSTRAK
Kurang mengonsumsi buah dan sayur merupakan perilaku makan yang dapat merugikan
bagi kesehatan. Jika seseorang mengalami kurang konsumsi buah dan sayur maka seseorang
tersebut akan mengalami kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat dan zat gizi lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 165
siswa/siswi yang diperoleh secara acak proporsional. Data konsumsi buah dan sayur diperoleh
dari lembar Food Frequency Questionnaire (FFQ) sedangkan data jenis kelamin, uang jajan,
niat, ketersediaan buah dan sayur dirumah, kesukaan terhadap buah dan sayur dan pengaruh
orangtua diperoleh menggunakan kuesioner. Uji Chi-Square dan uji T-Test Independent
digunakan dalam analisis data.
Prevalensi siswa yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 82,4%,
dimana perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak ditemukan pada siswa yang
berjenis kelamin perempuan (55,2%) dibandingkan siswa berjenis kelamin laki-laki (44,8%).
Variabel jenis kelamin, kesukaan terhadap buah dan sayur, uang jajan, ketersediaan buah dan
sayur dirumah dan pengaruh orangtua diketahui tidak memiliki hubungan dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur, sedangkan faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ialah niat
(p=0,000).
Disimpulkan bahwa tidak adanya niat dalam berperilaku yang terdiri dari sikap, norma
subjektif dan pengendalian dalam berperilaku merupakan faktor yang berhubungan dengan
perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun
2015. Disarankan kepada siswa/siswi kelas VIII dan IX SMPN 127 untuk meningkatkan
motivasi agar memiliki niat dalam mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya.
Kata kunci : Perilaku konsumsi buah dan sayur, siswa SMP, niat
Daftar bacaan : 84 (1991-2015)
iii
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
MAJOR IN NUTRITION, PUBLIC HEALTH
Undergraduate Thesis, October 25, 2015
Nurlidyawati, NIM : 1111101000097
Factors Associated with Fruits and Vegetables Consumption Behaviour of Students in Grade 8th
and 9th
at 127 Junior High School West Jakarta year of 2015
liv + 125 pages, 23 tables, 5 charts,3 pictures, 5 attachments
ABSTRACT
Consuming less fruits and vegetables can be disadvantageous for health. When person
experiences less consumption of fruits and vegetables he will have lack of nutrients such as
vitamins, minerals, fiber and other nutrients. The objective of this research are determining
factors associated with fruits and vegetables consumption behavior students in grade 8th
and 9th
at 127 Junior High School West Jakarta year of 2015.
This research uses a cross sectional study design. Samples for 165 students proportionally
randomized. Fruits and vegetables consumption data obtained from Food Frequency
Questionnaire (FFQ), while the data of gender, expenses, intentions, the availability of fruits and
vegetables at home, preference for fruits and vegetables and the influence of parents obtained
using a questionare. Chi-Square test and Independent T-Test were used in the data analysis.
The prevalence of student behavior of fruits and vegetables consumption is less than
82,4%, where it significantly higher in female student (55,2%) that men student (44,8%).
Gender, preference for fruits and vegetables, expenses, the availability of fruits and vegetables at
home and influence of parents are not related to fruits and vegetables consumption behaviour.
The significant factor of fruits and vegetables consumption behaviour in grade 8th
and 9th
at 127
Junior High School year of 2015 is intentions, (p=0.000).
For conclusion, no intention of consuming fruits and vegetables consist of attitudes,
subjective norms and perceive behaviour are determining to intens factor that associated with
fruits and vegetables consumption behaviour in grade 8th
and 9th
at 127 Junior High School year
of 2015. For suggestions, the students of grade 8th
and 9th
at 127 Junior High School should
increase their motivation to having intentions for daily consumption of fruits and vegetables.
Keywords: the behaviour of fruit and vegetable consumption, students of Junior High School, intentions
References: 84 (1991-2015)
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Nurlidyawati
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 05 September 1992
Alamat : Jalan Kemanggisan Ilir II No. 03 RT. 005 RW. 07
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah
Kode Pos 11480 Kota Madya Jakarta Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : [email protected]
Telepon : 081296063812
Riwayat Pendidikan
1999-2000 TK Risanti I Jakarta Barat
2000-2006 SDN Kemanggisan 14 Pagi Jakarta Barat
2006-2009 SMPN 127 Jakarta Barat
2009-2011 SMAN 16 Jakarta Barat
2011- sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat dalam
menjalankan aktifitas sehari-hari. Shalawat serta salam juga penulis sampaikan teruntuk Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Pada penulisan skirpsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMP Negeri 127 Jakarta
Barat Tahun 2015”, tidak dipungkiri bahwa penulis tidak akanmampu bekerta sendiri tanpa
mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Muhammad Zen dan Ibu HJ. Nurmiyati yang
senantiasa mendoakan, mengarahkan, memberikan cinta dan kasih sayang yang tiada
henti selama ini.
2. Bapak Dr Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Ketua Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Fajar Ariyanti,SKM M.Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberikan
saran, arahan ke arah positif dan semangat berjuang kepada penulis.
5. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang selalu memberikan
arahan dan informasi kepada penulis.
6. Seluruh Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang senantiasa memberikan ilmu,
waktu serta arahan kepada penulis.
7. Kakak-kakak dan Abang-abangku (Nurafiawati, Rully Hendrawan, Rully Arifin, Swesti
Niagasari, Kiki Akbari, Rochmat Hidayatullah dan Fitria Sari) yang senantiasa
memberikan doa dan semangat kepada adik bungsunya ini.
8. Seluruh keponakan (Alya Lifiannisa, Hisyam Shafwan Arafi, Sabiila Fitri Nadifah,
Danish Eshan Said dan Mikayla) yang selalu menanyakan dan menjahili skripsi penulis.
viii
9. Keenam sahabatku yang dipertemukan di bangku perkuliahan sejak semester 1 hingga
sekarang dan harus sampai seterusnya ;) (Aqmarina Mahadibya, Anisa Ajeng Nastiti,
Dwi Ramadhani Puspitasari, Efri Malisa Dwi Putri dan Kartika Anisa Putri),
“Terimakasih atas segala waktunya, kejahilannya, suka-dukanya dan kasih sayang kalian,
semoga persahabatan kita berlanjut sampai nenek-nenek ya :‟)”
10. Kedua sahabatku sejak SMP yang terus menemaniku sampai sekarang (Ika Amalia dan
Syarifah), “Terimakasih atas persaudaraan tanpa ikatan darah yang kita miliki, semoga
kita akan menuju kesuksesan hidup bersama. Aamin :D”
11. Teman-teman peminatan gizi tahun 2011 (Nana, Indah, Widya, Bintan, Donna, Harum,
Renita, Yarra, Wulan, Kiyah, Ummi, Ayu, Ryan, Hatan, Muslim dan Kahfi) yang
senantiasa berjuang sejak semester peminatan dan merasakan lika-liku perjuangan calon
ahli gizi masyarakat bersama. “semangat terus buat kita semua :D” dan
12. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa/i kesehatan masyarakat angkatan 2011 yang
selalu memberikan masukkan kepada penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karenanya, penulis mengahapkan saran, kritik dan arahan dari segala
pihak untuk penyempurnaan skripsi ini kea rah yang lebih baik dikemudian hari.
Jakarta, November 2015
(Penulis)
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................................................. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................8
C. Pertanyaan Penelitian ..............................................................................................................9
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................................10
1. Tujuan Umum ................................................................................................................10
2. Tujuan Khusus ...............................................................................................................10
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................................11
1. Manfaat Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat ......................................................11
2. Manfaat Bagi SMPN 127 Jakarta Barat .........................................................................11
3. Manfaat Bagi Peneliti Lain ............................................................................................12
F. Ruang Lingkup .......................................................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................13
A. Konsumsi Buah dan Sayur ....................................................................................................13
1. Penialaian Perilaku Konsumsi .......................................................................................14
a. Metode Food Recall 24 jam ...............................................................................14
b. Estimatted Food Records ...................................................................................15
x
c. Penimbangan Makanan (Food Weighing) ..........................................................16
d. Food Frequency Questionnaire (FFQ) ..............................................................16
2. Buah dan Sayur ..............................................................................................................17
a. Definisi Buah .....................................................................................................18
b. Definisi Sayur ....................................................................................................19
c. Manfaat Buah dan Sayur Bagi Tubuh ................................................................20
d. Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur Bagi Tubuh .................................21
3. Anjuran Kebutuhan Buah dan Sayur .............................................................................23
B. Remaja ....................................................................................................................................24
C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja26
1 Karakteristik Individu ....................................................................................................27
a. Umur ..................................................................................................................27
b. Jenis Kelamin .....................................................................................................28
c. Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur ................................................29
2 Faktor Lingkungan ..........................................................................................................30
a. Uang Jajan .........................................................................................................30
b. Latar belakang budaya .......................................................................................31
c. Kesediaan Buah dan Sayur di Rumah ................................................................32
d. Pengaruh Orangtua.............................................................................................33
D. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) ......................................................34
E. Faktor Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Terhadap Konsumsi Buah
dan Sayur .............................................................................................................................37
1. Niat Berperilaku Mengkonsumsi Buah dan Sayur.........................................................37
a. Sikap terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur .........................................38
b. Norma Subjektif terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur .......................40
c. Perceived Behavioral Control terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ..41
F. Kerangka Teori ......................................................................................................................46
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASINAL DAN HIPOTESIS ................49
A. Kerangka Konsep ..................................................................................................................49
B. Definisi Operasional ..............................................................................................................52
xi
C. Hipotesis ................................................................................................................................55
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................56
A. Desain Penelitian ...................................................................................................................56
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................................56
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................................56
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................................60
1. Sumber Data...................................................................................................................60
2. Instrumen Penelitian ......................................................................................................61
3. Cara Pengumpulan Data ................................................................................................61
E. Manajemen Data ....................................................................................................................63
1. Mengkode Data (data coding) .......................................................................................63
2. Penyuntingan Data(data editing) ...................................................................................67
3. Pengolahan Data ............................................................................................................67
4. Membuat Struktur Data (data structure) .......................................................................68
5. Memasukkan Data(data entry) ......................................................................................68
6. Pembersihan Data (data cleaning) .................................................................................68
F. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................................................69
1. Uji Validitas ...................................................................................................................69
2. Uji Reabilitas .................................................................................................................72
G. Analisis Data .........................................................................................................................74
1. Analisis Univariat ..........................................................................................................74
2. Analisis Bivariat.............................................................................................................74
BAB V HASIL ..............................................................................................................................77
A. Gambaran Umum SMPN 127 Jakarta Barat .........................................................................77
B. Analisis Univariat ..................................................................................................................78
1. Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ..............................................................................78
2. Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur ..............................................................................79
3. Faktor Karakteristik Individu .........................................................................................80
a. Jenis Kelamin ....................................................................................................80
b. Kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur ...............................................81
4. Faktor Lingkungan .........................................................................................................85
xii
a. Uang Jajan .........................................................................................................85
b. Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah ............................................................86
c. Pengaruh Orangtua ............................................................................................86
C. Analisis Bivariat ....................................................................................................................87
1. Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur .......................................................................................................................87
2. Hubungan antara Faktor Karakteristik Individu dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur ..............................................................................................................................88
a. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur .88
b. Hubungan antara kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...............................................................89
4. Hubungan antara Faktor Lingkungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ......90
a. Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ......90
b. Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur ...............................................................................91
c. Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur .................................................................................................................92
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................................94
A. Keterbatasan Penelitian .........................................................................................................94
B. Gambaran Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ....................................................................94
C. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ....97
1. Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur .......................................................................................................................97
2. Hubungan antara Faktor Karakteristik Individu (Jenis Kelamin dan
Kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur) dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur ...........................................................................................................................101
a. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 101
b. Hubungan antara kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur .............................................................103
3. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Uang Jajan, Ketersediaan Buah dan Sayur di
Rumah dan Pengaruh Orangtua) dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ..........106
a. Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ....106
b. Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur .............................................................................108
xiii
c. Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur ...............................................................................................................110
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN........................................................................................114
A. Simpulan ..............................................................................................................................114
B. Saran ....................................................................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................116
LAMPIRAN ............................................................................................................................. xviii
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................................ xix
Lampiran 2 Lembar FFQ .........................................................................................................xxv
Lampiran 3 Output Hasil Uji Validtas dan Reabilitas Kuesioner ...................................... xxvi
Lampiran 4 Output Hasil Penelitian (Kuesioner)................................................................ xxxii
Lampiran 5 Output Hasil Penelitian (FFQ) .............................................................................. lii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen ...................................................................52
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen ................................................................53
Tabel 4.1 Perhitungan Besar Sampel Minimum ........................................................................58
Tabel 4.2 Perhitungan Proporsi Sampel Pada Setiap Kelas .......................................................59
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner ....................................................................................71
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas Kuesioner ...................................................................................73
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................................................................78
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas
VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ..................................................79
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 .....................................................................79
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas VIII dan IX SMPN
127 Jakarta Barat Tahun 2015 .................................................................................80
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur
Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 .............................81
Tabel 5.6 Distribusi Gambaran Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah Pada Siswa Kelas VIII
dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 .........................................................82
Tabel 5.7 Distribusi Gambaran Kesukaan/Preferensi Terhadap Sayur Pada Siswa Kelas VIII
dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 .........................................................83
Tabel 5.8 Distribusi Gambaran Uang Jajan Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat
Tahun 2015 ..............................................................................................................85
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah Siswa
Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 .......................................86
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaruh Orangtua Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ..................................................................87
Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat
Tahun 2015 ...........................................................................................................88
Tabel 5.12 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ................88
xv
Tabel 5.13 Analisis Hubungan antara Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta
Barat Tahun 2015 ..................................................................................................89
Tabel 5.14 Analisis Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ..........................91
Tabel 5.15 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur Dirumah dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat
Tahun 2015 ...........................................................................................................92
Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 .........93
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991) ..............................................................36
Bagan 2.2 Kerangka Theory of Planned Behavior Mengkonsumsi Buah dan Sayur.................46
Bagan 2.3 Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Buah dan Sayur Pada Anak-
anak dan Remaja Menurut Ramussen et al., (2006) ................................................47
Bagan 2.4 Kerangka Teori Modifikasi Ajzen (1991) dan Ramussen et al., (2006) ...................48
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................................51
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang .......................................................................................24
Gambar 5.1 Distribusi Jenis Buah yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127
Jakarta Barat Tahun 2015 ....................................................................................82
Gambar 5.2 Distribusi Jenis Sayur yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127
Jakarta Barat Tahun 2015 ....................................................................................84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengonsumsi suatu jenis makanan tertentu merupakan kebutuhan bagi setiap
manusia. Mengonsumsi makanan yang memiliki zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh
akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang sehingga pada akhirnya dalam proses
kehidupan, tubuh akan terpelihara dan akan ada perbaikan sel-sel tubuh serta
mengoptimalkan proses pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2004).
Pangan atau makanan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia (Saparinto dan Diana, 2006). Selain menyehatkan bagi
tubuh, pangan juga berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh atau pemelihara dan
memperbaiki bagian-bagian yang rusak, memberi tenaga atau energi bagi tubuh saat
istirahat dan beraktivitas (Atmojo, 2007). Pentingnya makanan bagi tubuh membuat
manusia harus benar-benar memperhatikan pola makan sehari-hari agar tetap sehat dan
terhindar dari berbagai macam penyakit (Sekarindah, 2008).
Kurang mengonsumsi buah dan sayur merupakan perilaku makan yang dapat
merugikan bagi kesehatan. Jika seseorang mengalami kurang konsumsi buah dan sayur
maka seseorang tersebut akan mengalami kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral,
serat dan zat gizi lainnya. Buah-buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim aktif
yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Komponen gizi dan
komponen aktif non-nutrisi yang terkandung dalam buah dan sayur berguna sebagai
2
antioksidan untuk membebaskan radikal bebas, antikanker dan menetralkan kolesterol
jahat (Khomsan, dkk., 2008).
Kemudian, kurang konsumsi buah dan sayur juga bisa berdampak bagi kesehatan
seperti menimbulkan gangguan penglihatan, meningkatkan kolesterol darah, risiko
kegemukan, kanker kolon, sembelit dan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh
(Ruwaidah, 2007). Selain itu, dampak kesehatan lainnya jika tubuh kekurangan konsumsi
buah dan sayur tubuh akan berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif seperti kanker,
stroke, diabetes, hipertensi dan obesitas (Krueger, et al., 2007).
Pada umumnya buah dan sayuran memiliki kandungan yang rendah energi dan
tinggi akan serat, vitamin dan mineral (Soenardi, 2005). Selain itu, buah dan sayur
merupakan sumber karbohidrat kompleks yang mengenyangkan. Walaupun memiliki
kandungan kalori yang rendah, konsumsi buah dan sayur memberi kepuasan bagi tubuh
karena kekayaan nutrisi yang dimilikinya. Salah satu cara untuk mengurangi dampak
buruk dari kelebihan sodium adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur. Hal tersebut
dikarenakan, konsumsi buah dan sayuran akan menyeimbangkan elektrolit tubuh
(Lingga, 2012).
Konsumsi buah dan sayur sangat penting dalam pola makan seimbang, hal ini
dikarenakan buah dan sayur mengandung vitamin dan mineral, serat makanan, dan zat-
zat phytochemical yang diperlukan tubuh. Tanpa vitamin dan mineral, proses
pemanfaatan zat gizi yang dikonsumsi tidak dapat optimal. Tanpa serat makanan, buang
air besar tidak lancer. Zat Phytochemical antara lain merupakan antioksidan yang sangat
penting untuk tubuh DNA mempunyai pengaruh untuk kesehatan (Rozaline, 2010).
3
Konsumsi buah dan sayur di berbagai negara masih belum memenuhi
rekomendasi yang diberikan oleh World Health Organization (WHO) atau rekomendasi
dari negaranya sendiri (Annur, 2014). WHO merekomendasikan konsumsi sayur dan
buah untuk remaja sebanyak 400 – 600 gram per orang per hari untuk mencegah
terjadinya penyakit kronis (WHO, 2003). Kurang lebih setiap porsi buah dan sayur
memiliki berat 80 gram. Selain itu, berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang (2014), anjuran
mengonsumsi buah dan sayur di Indonesia sebesar 3-5 porsi sayur atau setara dengan 250
gram sayur dan 2-3 porsi buah atau setara dengan 150 gram buah.
Masih rendahnya perilaku konsumsi buah dan sayur di dunia dapat dilihat dari
berbagai penelitian tentang konsumsi buah dan sayur di beberapa negara Eropa seperti di
Norwegia yang diketahui kesediaan buah dan sayurnya rendah didapatkan sebesar 93%
dari seluruh populasinya kurang mengonsumsi buah dan sayur yang telah
direkomendasikan WHO. Selain itu, di Skotlandia yaitu salah satu negara yang diketahui
kesediaan buah dan sayurnya cukup tinggi didapatkan sebesar 56% dari seluruh
populasinya kurang mengonsumsi buah dan sayur yang telah ditetapkan WHO (Naska,
2000). Sedangkan, di Indonesia sendiri diketahui masuk dalam kategori negara dengan
tingkat konsumsi buah dan sayur yang paling rendah, padahal Indonesia merupakan
negara yang kaya akan buah dan sayur (Putri, 2011).
Selain itu, berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2013 perilaku kurang konsumsi
buah dan sayur yang diukur berdasarkan individu yang biasa mengonsumsi buah dan
sayur selama tujuh hari dalam seminggu pada anak-anak usia diatas 10 tahun, di
Indonesia diketahui bahwa tidak terjadi perubahan yang berarti di tahun 2007 dan 2013
yaitu dari 93,6% pada tahun 2007 dan hanya turun 0,1% atau menjadi 93,5% di tahun
4
2013. Kemudian, menurut data survei konsumsi makanan individu Indonesia tahun 2014
diketahui rata-rata konsumsi sayur dan olahannya pada penduduk Indonesia kelompok
umur 13-18 tahun sebesar 45,8 gram per orang per hari serta rata-rata konsumsi buah dan
olahannya pada penduduk Indonesia kelompok umur 13-18 tahun sebesar 25,2 gram per
orang per hari (Balitbangkes, 2014). Angka tersebut masih jauh dari anjuran konsumsi
buah dan sayur di Indonesia yang seharusnya yaitu sebanyak 200-300 gram buah per
orang per hari dan 150-200 gram sayur per orang per hari (Almatsier, 2004). Rendahnya
konsumsi kedua sumber serat tersebut menjadikannya masuk ke dalam 10 besar faktor
penyebab kematian di dunia (Parhati,2011).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah
penduduk cukup tinggi. Berdasarkan data statistik kependudukan, jumlah penduduk
Indonesia tahun 2010 diketahui sebanyak 237,6 juta jiwa dan 26,67% diantaranya adalah
remaja (10-19 tahun), jumlah tersebut lebih besar dibanding kelompok bayi dan anak-
anak, dewasa, serta lanjut usia. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapatkan
perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan sangat beresiko terhadap
masalah kesehatan (BKKBN, 2011).
Masa remaja adalah tahap perkembangan yang penting dalam kehidupan seorang
manusia (Adisti, 2010). Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang paling rentan
setelah ibu hamil dan balita jika kurang mengonsumsi buah dan sayur (Arisman, 2009).
Remaja juga merupakan masa anak yang mengalami pertumbuhan cepat dan pesat
sehingga membutuhkan nutrisi tinggi (Susianto, 2010). Biasanya remaja mudah
terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya seperti keluarga, sekolah dan teman sebaya
yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan termasuk jenis makanan yang dikonsumsi
5
(Wulansari, 2009). Memperhatikan pola makan pada saat remaja sangatlah penting
karena budaya dan pengalaman pada masa remaja akan menentukan masa dewasa
seseorang (Santrock, 2003).
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi penduduknya diatas
prevalensi nasional (Lestari, 2012). Dalam segi konsumsi buah dan sayur, DKI Jakarta
merupakan salah satu provinsi yang tingkat kurang konsumsi buah dan sayur di atas usia
10 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2013 (Kementrian Kesehatan
RI, 2013). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tentang konsumsi sayuran dan buah-
buahan perkapita perhari menurut Provinsi Kota-Desa Tahun 2007, DKI Jakarta
menempati urutan terendah dengan konsumsi sebesar 71,56 kkal/hari (Aswatini, dkk,
2008). Selain itu menurut data Riskesdas tahun 2013, Provinsi DKI Jakarta memiliki
proporsi konsumsi buah dan sayur pada remaja awal lebih rendah dari persentase
nasional, yakni hanya sebesar 5%. Kemudian, wilayah Kotamadya Jakarta Barat
merupakan wilayah tertinggi kedua yang memiliki proporsi konsumsi buah dan sayur
yang kurang dari anjuran (Riskesdas DKI Jakarta, 2013).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi makan
seseorang. Menurut Ajzen (1985) dalam teorinya (Theory of Planned Behavior)
mengungkapkan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh niat. Niat dalam perilaku
selain dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude toward behavior) dan norma subjektif
(subjective norms), serta dipengaruhi juga oleh variabel pengendali dalam berperilaku
(perceived behavioral control). Dalam studi literatur yang disusun oleh peneliti Jennifer
Klama (2013), ditemukan bahwa terdapat tujuh penelitian yang menyatakan niat memiliki
hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.
6
Ketujuh penelitian tersebut terdiri dari penelitian Blanchard Fisher et al., (2009);
Blanchard Kupperman et al., (2009); Bogers et al., (2004); Collins & Mullan (2011);
Povey et al., (2000); Godin et al., (2010) dan Kittinger et al., (2008).
Selain itu, perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor umur, jenis kelamin, preferensi/kesukaan terhadap buah
dan sayur, latar belakang budaya, uang jajan, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan
pengaruh orang tua (Ramussen et al.,2006). Umur merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebiasaan makan dan kecukupan gizi individu (Wulansari, 2009).
Menurut Ramussen et al., (2006), anak-anak dan remaja perempuan merupakan
salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur pada
remaja. Hal ini selaras dengan penelitian Baker dan Wardle (2003) dalam Farisa (2012),
ditemukan bahwa perempuan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak, walaupun
mengonsumsi dengan porsi yang lebih kecil.
Pada penelitian Neumark-Sztainer et al. (2003), menemukan bahwa
kesukaan/preferensi buah dan sayur memiliki hubungan secara langsung terhadap
konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hal yang sama juga disampaikan Ramussen et al.,
(2006), yaitu hampir di seluruh Negara beranggapan bahwa rasa dan kesukaan terhadap
suatu makanan sangatlah penting hubungannya dengan perilaku konsumsi seseorang
tidak terkecuali konsumsi buah dan sayur.
Pada penelitian Young, Fors dan Hayes (2004), menemukan bahwa apa yang
orangtua makan di depan anaknya akan mempengaruhi pola makan sang anak. Hal
selaras juga dinyatakan Pearson et al (2009), anak-anak akan mengonsumsi buah dan
sayur lebih banyak bila orangtua juga suka mengonsumsi buah dan sayur dengan baik.
7
Hal tersebut dikarenakan perilaku orang dewasa dalam mengonsumsi buah dan sayur
akan mendorong anak-anaknya melakukan hal yang sama.
Penghasilan keluarga yang dilihat berdasarkan uang jajan anak juga memengaruhi
konsumsi buah dan sayur. Pada penelitian Zenk (2005) dalam Ramussen et al., (2006),
ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan
perilaku konsumsi individu, yaitu seseorang yang memiliki pendapatan dan status
ekonomi tinggi cenderung akan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak.
Berdasarkan data-data di atas peneliti beranggapan bahwa hubungan antara niat
untuk berperilaku menurut theory of planned behavior dan faktor lain seperti umur, jenis
kelamin, kesukaan terhadap buah dan sayur, pengaruh orang tua dan uang jajan dengan
perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja merupakan hal yang penting untuk
diteliti.
Menurut Story et al., (2002), remaja awal berada pada usia antara 11 – 14 tahun.
Siswa SMP memiliki usia yang berada pada rentang tersebut. Pemilihan SMP Negeri 127
Jakarta Barat dijadikan sebagai tempat untuk penelitian dikarenakan pertama, SMP
Negeri 127 Jakarta Barat memiliki mata pelajaran pendidikan kesehatan jasmani yang
mengharuskan siswa/i nya membawa dan mengonsumsi buah dan sayur disekolah.
Kedua, belum adanya penelitian terkait perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa
SMP di wilayah Jakarta Barat. Ketiga, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada 30 siswa yang dipilih secara acak di SMPN 127 Jakarta Barat didapatkan
bahwa siswa kurang mengonsumsi buah dari rekomendasi sebesar 80% dan kurang
mengonsumsi sayur sebesar 73,4% dengan rata-rata porsi konsumsi buah dan sayur yang
masing-masing hanya sebesar 1,5 porsi per orang per hari. Kategori cukup jika konsumsi
8
buah 2-3 porsi dan sayur 3-5 porsi per orang per hari. Oleh karena itu, peneliti
beranggapan perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Menurut data Riskesdas tahun 2013, DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi
yang tingkat kurang konsumsi buah dan sayur di atas usia 10 tahun mengalami
peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2013 yaitu dari 94,5% menjadi 95%. Selain itu,
menurut data Riskesdas Provinsi DKI Jakarta tahun 2013diketahui Kotamadya Jakarta
Barat merupakan wilayah tertinggi kedua yang memiliki proporsi konsumsi buah dan
sayur yang kurang dari anjuran. Kurang mengonsumsi buah dan sayur bisa berdampak
bagi kesehatan seperti menimbulkan gangguan penglihatan, meningkatkan kolesterol
darah, risiko kegemukan, kanker kolon, sembelit serta dapat berisiko terkena berbagai
penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, diabetes, hipertensi dan obesitas. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 30 siswa yang dipilih secara acak di SMPN
127 Jakarta Barat didapatkan bahwa siswa kurang mengonsumsi buah dari rekomendasi
sebesar 80% dan kurang mengonsumsi sayur sebesar 73,4% dengan rata-rata porsi
konsumsi buah dan sayur yang masing-masing hanya sebesar 1,5 porsi per orang per hari.
Kategori cukup jika konsumsi buah 2-3 porsi dan sayur 3-5 porsi per orang per hari. Oleh
karena itu, peneliti beranggapan perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa
saja yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII
dan IX SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
9
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan
IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
2. Bagaimana gambaran niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan
pengendalian dalam berperilaku dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa
kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
3. Bagaimana gambaran faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan
kesukaan/preferensi) dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan
IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
4. Bagaimana gambaran faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan sayur di
rumah dan pengaruh orangtua dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas
VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
5. Apakah ada hubungan antara niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan
pengendalian dalam berperilaku dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada
siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
6. Apakah ada hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur) dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
7. Apakah ada hubungan antara faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan
sayur dirumah dan pengaruh orangtua) dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?
10
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun
2015.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya gambaran perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa
kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
b) Diketahuinya gambaran niat dalam berperilaku mengonsumsi buah dan
sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun
2015.
c) Diketahuinya gambaran faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan
kesukaan/preferensi) dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa
kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
d) Diketahuinya gambaran faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah
dan sayur di rumah dan pengaruh orangtua dalam mengonsumsi buah dan
sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun
2015.
e) Diketahuinya hubungan antara niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma
subjektif dan pengendalian dalam berperilaku dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat
tahun 2015.
11
f) Diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin
dan kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur) dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127
Jakarta Barat tahun 2015.
g) Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan
buah dan sayur dirumah dan pengaruh orangtua) dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127
Jakarta Barat tahun 2015.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
gambaran perilaku konsumsi buh dan sayur remaja dan memberikan informasi
kesehatan khususnya di bidang gizi remaja.
2. Manfaat Bagi SMPN 127 Jakarta Barat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengetahui
gambaran dan faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur siswa serta dapat dijadikan masukan untuk menerapkan kebijakan hidup sehat
para siswa di sekolah.
12
3. Manfaat Bagi Peneliti Lain
Memberikan informasi dan dapat dijadiakan acuan untuk pengembangan
penelitian berikutnya.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi semester VII Peminatan Gizi Jurusan
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan di SMP
Negeri 127 Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-September 2015
dengan menggunakan sampel kelas VIII dan IX sebanyak 165 siswa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur pada siswa SMP Negeri 127 Jakarta Barat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang atau cross sectional dengan
pendekatan kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunder. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan lembar Food
Frequency Questionnaire (FFQ) dan kuesioner. Sedangkan, data sekunder dalam
penelitian ini adalah lembar absensi siswa serta profil sekolah SMP Negeri 127 Jakarta
Barat.
13
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsumsi Buah dan Sayur
Konsumsi adalah pemakaian barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan,
dsb), barang-barang yang langsung memenuhi keperluan hidup kita (KBBI, 2010).
Konsumsi sayuran dan buah-buahan berarti memakai hasil produksi yang berupa sayuran
atau buah-buahan guna memenuhi keperluan hidup. Sayuran dan buah-buahan sering
dikelompokkan dalam komoditi hortikultural, komoditi tersebut relatif kaya akan
berbagai zat gizi, serta rendah dalam energi tetapi tinggi kadar seratnya, mineral dan
vitamin. Karena alasan tersebut komoditi tersebut merupakan komponen yang sangat
berguna, dalam tercapainya keseimbangan pangan dan gizi masyarakat (Winarno, 2002).
Disamping itu, sedemikian jauh belum dapat diungkapkan secara pasti hubungan
antara dosis dan respon konsumsi serat dan penyakit, nampaknya ada kepastian yang
konsisten dalam kenyataan bahwa sayuran dan buah-buahan memiliki peranan penting
sebagai pelindung dalam pencegahan terjadinya dan pertumbuhan kanker. Masih belum
jelas apakah pengaruhnya terhadap terjadinya kanker berdasarkan adanya peran zat gizi
seperti misalnya vitamin E, vitamin C dan beta karoten yang terlibat dalam meredam
radikal bebas dalam tubuh atau ada komponen lain dari komoditi holtikultura tersebut
yang emang benar-benar memiliki efek yang kuat terhadap pencegahan kanker. Data
yang tersedia menyatakan bahwa energi yang tersedia dari sumber sayuran dan buah-
14
buahan setara dengan 200/g/orang/hari atau sekitar 4,5% dari total suplai energi dianggap
cukup (Winarno 2002).
1. Penilaian Perilaku Konsumsi
Penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan
dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Akan tetapi hasil
penilaian konsumsi makanan hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan
kemungkinan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang. Hal ini karena penilaian
konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara
langsung.
Menurut Gibson (2005), secara umum penilaian konsumsi dapat
mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan
dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga bahkan perorangan serta faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Penilaian
konsumsi dapat dibagi menjadi dua jenis metode, metode kualitatif dan
kuantitatif. Selain bisa dibagi berdasarkan metode kuantitatif dan kualitatif,
penilaian konsumsi bisa dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat nasional, rumah
tangga dan individu. Berikut beberapa metode penilaian konsumsi secara
kuantitatif untuk tingkat individu.
Menurut Gibson (2005), penilaian konsumsi makanan seseorang dibagi
menjadi beberapa metode, diantaranya :
a) Metode Food Recall 24 jam
Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis
15
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dalam periode 24 jam yang
lalu. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam
data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu
ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas,
piring dan lain-lain). Jika pengukuran dilakukan hanya satu kali (1 x24
jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk
menggambarkan kebiasaan individu. Oleh karena itu, recal 24 sebaiknya
dilakukan berulang-ulang dengan hari yang tidak berturut-turut. Akan
tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recal 24
jam tanpa berturut-turut, mampu menghasilkan gambaran asupan zat gizi
lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang asupan
harian individu.
b) Estimated Food Records
Metode ini disbeut juga “food record” atau “diary record”, yang
digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini
responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum
setiap kali sebelum makan dalam URT (Ukuran Rumah Tangga) atau
menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2- 4 hari
berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati
sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh
individu akan tetapi penggunaan metode cenderung lebih membebani
16
responden sehingga bisa membuat responden merubah kebiasaan
makanannya terlebih dibutuhkan kejujuran dan kemampuan responden
dalam mencatat dan memperikirakan jumlah yang dikonsumsi.
c) Penimbangan Makanan (Food Weighing)
Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden
selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa
hari tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Perlu
diperhatikan, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga
ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan
yang dikonsumsi. Meski pada umumnya data yang diperoleh lebih akurat
jika menggunakan metode ini, namun dalam pelaksanaannya memerlukan
waktu dan uang yang lebih besar, terlebih dibutuhkan kerjasama yang baik
dengan responden.
d) Food Frequency Questionnaire (FFQ)
Food Frequency Questionnaire (FFQ) telah banyak digunakan
dalam berbagai studi epidemiologi. Lembar Food Frequency
Questionnaire (FFQ) memiliki dua bagian utama, yaitu daftar nama
makanan atau kelompok makanan tertentu dan urutan waktu konsumsi
responden yang biasanya berada dalam rentan waktu tertentu. Pilihan
urutan waktu konsumsi dalam FFQ biasanya bersifat umum, misalnya
sering, kadang-kadang dan tidak pernah dan bisa juga digambarkan
17
dengan hitungan hari yang lebih spesifik seperti dalam rentan waktu
mingguan ataupun bulanan.
Food Frequency Questionnaire (FFQ) ada yang bersifat kualitatif
dan semi kuantitatif. Lembar FFQ kualitatif berisikan daftar nama
makanan atau kelompok makanan dan pilihan waktu konsumsi responden
yang dapat dilihat dengan keterangan sering, kadang-kadang dan tidak
pernah ataupun hitungan hari. Sedangkan FFQ semi kuantitatif adalah
lembar FFQ kualitatif yang ditambahkan dengan ukuran rumah tangga
atau jumlah per jenis makanan sehingga dapat dihitung asupan per zat gizi
nya.
2. Buah dan Sayur
Buah dan sayur merupakan bahan pangan utama dalam kehidupan kita
sehari hari, selain ikan, daging, kacang-kacangan, dan sumber karbohidrat seperti
nasi, kentang, roti dll. Sejak tahun 80-an, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah
mengingatkan untuk back to nature (kembali ke alam) karena buah dan sayur
merupakan sumber vitamin, mineral dan zat non-gizi lain yang sangat ideal untuk
menjaga kebugaran dan penanggulangan penyakit. Besarnya manfaat buah-
buahan dan sayuran segar sebagai sumber vitamin dan mineral telah banyak
diketahui. Kandungan gizi yang cukup menonjol pada buah-buahan dan sayuran
adalah vitamin dan mineral (Surahman dan Darmajana 2004).
18
a) Definisi Buah
Buah adalah bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi
biji dimana struktur tersebut berasal dari indung telur atau sebagai
fundamen (bagian) dari bunga itu sendiri. Buah-buahan merupakan
sumber vitamin (terutama vitamin C dan Karotin atau provitamin A) dan
mineral (seperti zat kalsium, zat pospor dan lainnya) dalam jumlah kecil.
Serat banyak terdapat pada buah-buahan di bagian kulitnya. Jadi, bila buah
yang dapat dimakan dengan kulitnya, dianjurkan tidak perlu dikupas,
hanya dicuci sampai bersih (Sediaoetama, 2004).
Setiap buah mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang
berbeda. Misalnya belimbing, durian, jambu, jeruk, manga, melon,
papaya, rambutan, sawo dan sirsak merupakan kebiasaan buah yang
mengandung vitamin C relatif tinggi dibandingkan buah lainnya.
Sedangkan jambu biji, manga matang, pisang raja dan nangka merupakan
sumber provitamin A yang sangat tinggi (Astawan, 2008).
Buah-buahan dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Radha dan
Matthew 2007)
a. Buah di iklim sedang,misalnya : apel, pir, almond, walnut.
b. Buah di daerah tropis, misalnya : mangga, pisang, papaya, jambu
biji merah, jeruk.
c. Buah di daerah sub tropis, misalnya : anggur, citrus, zaitun.
19
b) Definisi Sayur
Sayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Bagian
tumbuhan yang dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar sayur
adalah daun), batang (wortel adalah umbi batang), bunga (jantung pisang),
buah muda (labu), sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian
tumbuhan dapat dijadikan bahan makanan sayur (Sediaoetomo, 2004).
Menurut Astawan (2008) sayuran dapat dikelompokan sebagai
berikut :
1) Jenis sayuran daun, misalnya daun bayam, kangkung, daun
singkong, lembayung, katuk, genjer, sawi, kenikir, daun ubi, daun
jambu mete dan tespong.
2) Jenis sayuran buah, misalnya terong, labu siam, tomat, pare, labu
air dan pare welut.
3) Jenis sayuran bunga, misalnya kembang kol, bunga pisang (jantung
pisang), bunga papaya, bunga sedap malam, bunga turi, brokoli
4) Jenis sayuran kacang muda, misalnya kacang panjang, buncis,
kapri, kara dan kecipir. Disebut kacang muda karena dipetik dan
digunakan masih muda. Bila dibiarkan sampai tua dan kering
biijinya yang digunakan. Biji yang tua ini termasuk kacang-
kacangan yang mengandung zat protein nabati.
20
5) Jenis sayuran tunas, misalnya taoge dan rebung. Taoge dibuat dari
kacang-kacangan yang ditumbuhkan. Macam taoge yang sering
digunakan untuk hidangan sayuran, misalnya taoge kacang hijau.
c) Manfaat Buah dan Sayur Bagi Tubuh
Buah dan sayuran memiliki banyak manfaat yang baik bagi
kesehatan. Dari segi kesehatan, sayuran memegang peranan penting bagi
kehidupan manusia. Mengonsumsi sayuran sangat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan gizi, berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, serta bermanfaat untuk perawatan kecantikan. Manfaat buah dan
sayur adalah sebagai berikut :(Rukmana 2005)
1) Sayuran dapat membuat awet muda dan selalu segar ;
2) Memperbaiki pencernaan makanan ;
3) Merangsang nafsu makan ;
4) Mengaktifkan kelenjar ludah, pankreas dan hati ;
5) Merangsang pengeluaran cairan lambung, serta ;
6) Membantu proses pencernaan daging, ikan dan lemak.
Selain itu, menurut Khomsan, dkk (2008), buah dan sayur
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Ada dua alasan utama yang
membuat konsumsi buah dan sayur penting untuk kesehatan, yaitu :
a) Buah dan sayur sangat kaya akan kandungan vitamin,
mineral dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tanpa mengonsumsi buah dan sayur, maka kebutuhan gizi seperti
21
vitamin C, vitamin A, potassium dan folat kurang terpenuhi. Oleh
karena itu, buah dan sayur merupakan sumber makanan yang baik
dan menyehatkan.
b) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang
mengonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan insiden
terkena penyakit kronis. Salah satu studi epidemiologi yang
mengkaji secara umum terhadap perilaku sekelompok masyarakat
menunjukkan bahwa masyarakat Cina, Jepang dan Korea lebih
sedikit terkena kanker dan penyakit jantung coroner dibandingkan
masyarakat Eropa dan Amerika. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Korea, Jepang dan Cina dikenal sangat suka
mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih banyak dari Negara
Eropa dan Amerika.
c) Buah-buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim
aktif yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh.
Komponen gizi dan komponen aktif non-nutrisi yang terkandung
dalam buah dan sayur berguna sebagai antioksidan untuk
membebaskan radikal bebas, antikanker dan menetralkan
kolesterol jahat.
d) Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur Bagi Tubuh
Menurut para ahli, makanan berserat dapat mengurangi risiko
penyakit degeneratif yang salah satunya adalah penyakit stroke dan
saluran pencernaan lainnya. Di negara berkembang dimana dalam jumlah
22
total pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun
atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa karena penyakit degeneratif. Salah
satu faktor pemicu penyakit stroke adalah kurangnya konsumsi buah dan
sayur (Yatim, 2005).
Buah-buahan dan sayuran memiliki manfaat bagi penderita stroke.
Kekayaan mineral yang dimiliki kedua jenis pangan nabati tersebut juga
bermanfaat untuk menjaga kestabilan tekanan darah. Konsumsi buah dan
sayuran akan menyeimbangkan elektrolit tubuh, memperbanyak konsumsi
buah dan sayuran sudah cukup untuk mengatasi kelebihan sodium pada
penderita hipertensi. Buah dan sayuran merupakan sumber karbohidrat
kompleks yang mengenayangkan. Walaupun memiliki kandungan kalori
yang rendah, konsumsi buah dan sayuran memberi kepuasan bagi tubuh
karena kekayaan nutrisi yang dimilikinya (Lingga 2012).
Selain itu, beberapa dampak apabila seseorang kurang
mengonsumsi buah dan sayur menurut Ruwaidah (2007), antara lain :
1) Meningkatkan kolesterol darah
2) Gangguan penglihatan/mata
3) Menurunkan kekebalan tubuh
4) Meningkatkan risiko kegemukkan
5) Meningkatkan risiko kanker kolon
6) Meningkatkan risiko sembelit.
23
e) Anjuran Kebutuhan Buah dan Sayur
WHO menganjurkan konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat
sejumlah 400 gr per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur dan
150 gram buah. Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayur dan buah
300-400 gram per orang per hari bagi anak balita dan anak usia sekolah,
dan 400-600 gram per orang per hari bagi remaja dan orang dewasa.
Sekitar dua-pertiga dari jumlah konsumsi sayur dan buah tersebut adalah
porsi sayur. Menurut WHO/FAO (2003), yang dimaksud dengan 1 porsi
sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok sayur masak dan 1
porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1
mangkok buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap „cukup‟ apabila
asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang
dianggap „kurang‟ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi
sehari.
Sedangkan di Indonesia menurut rekomendasi Pedoman Gizi
Seimbang, UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, masyarakat Indonesia
dianjurkan mengonsumsi 3-5 porsi sayur yaitu sebanyak 150-200 gram
atau 1 ½ - 2 mangkok sayuran sehari sedangkan untuk buah dianjurkan
masyarakat mengonsumsi 2-3 porsi buah per hari yaitu sebanyak 200-300
gram atau 2-3 potong porsi sehari berupa papaya atau buah lain
(Kemenkes, 2014).
24
Gambar 2.1
Tumpeng Gizi Seimbang
Sumber Gambar : Kemenkes RI, 2014
Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang ataupun
berlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan dapat menimbulkan efek
negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang bermanfaat dan
dibutuhkan tubuh. Sedangkan jika tubuh kelebihan buah dan sayur dapat
berakibat membebani kerja ginjal (Khomsan, 2003).
B. Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Menurut WHO (2007), batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Selain itu
menurut Story et al., (2002), seseorang dikatakan remaja jika ia berusia 11 sampai 21
25
tahun. Namun, jika pada saat remaja seseorang tersebut sudah menikah , maka ia
tergolong dewasa bukan lagi remaja (Efendi dan Makhfudli, 2009).
Remaja terbagi menjadi tiga tahap usia. Remaja awal, usia 11 sampai 14 tahun
adalah dimana remaja mengalami pubertas dan perubahan kognitif. Selanjutnya remaja
tengah, usia 15-17 tahun adalah dimana remaja mengalami peningkatan kemandirian dan
melakukan berbagai eksperimen. Kemudian terakhir yaitu remaja akhir, usia 18 sampai
21 tahun adalah dimana remaja mulai membuat keputusannya sendiri (Story et al., 2002).
Selain itu menurut Yunus (2010), masa remaja diperinci menjadi beberapa masa
yaitu:
1. Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relative singkat. Masa
ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali masa ini
disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja,
pesimistik dan sebagainya.
2. Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan
akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat
turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu
yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga
masa ini disebut masa merindu puja.
26
3. Masa remaja akhir
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah
tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan
masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam
masa dewasa.
Masa remaja adalah tahap perkembangan yang penting dalam kehidupan seorang
manusia (Adisti, 2010). Selain itu, remaja merupakan kelompok yang positif dan
produktif karena pada saat remaja seseorang memiliki vitalitas, energi dan semangat
yang luar biasa sehingga bisa dikembangkan untuk hal yang positif (Surbakti, 2009).
Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak dan dewasa
yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi (Efendi dan
Makhfudli, 2009).
Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan. Pertama, percepatan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih
banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian
masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga,
kecanduan alkhohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi (Arisman,
2009).
C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Pada Remaja
Berdasarkan penelitian-penelitian kuantitatif terdahulu terkait konsumsi buah dan
sayur ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan teori Ramussen et
27
al.,(2006) diketahui bahwa karakteristik individu dan lingkungan memiliki hubungan
dengan konsumsi buah dan sayur pada anak dan remaja. Faktor karakteristik individu
yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur meliputi umur, jenis kelamin dan
kesukaan/preferensi. Sedangkan faktor lingkungan yang berhubungan dengan konsumsi
buah dan sayur meliputi uang jajan, latar belakang budaya, ketersediaan buah dan sayur
di rumah dan pengaruh orangtua. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumsi buah dan sayur yang dikelompokkan berdasarkan faktor karakteristik individu
dan faktor lingkungan:
1. Karakteristik Individu
a) Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan
dan kecukupan gizi individu (Wulansari, 2009). Kebiasaan makan yang diperoleh
semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan
selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2009). Kebutuhan
remaja terkait konsumsi buah dan sayur sebaiknya tercukupi, karena buah dan
sayur sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral serta penetral kadar
kolesterol darah terutama yang berasal dari pangan hewani. Dengan konsumsi
buah dan sayur, kadar kolesterol dapat terkontrol.
Berdasarkan buku Studi Diet Total Survei Konsumsi Makanan Individu
Indonesia tahun 2014 ditemukan bahwa rata-rata konsumsi buah dan sayur pada
kelompok umur remaja hanya sebesar 25,2 dan 45,8 gram per orang per hari,
angka tersebut masih jauh dari anjuran rekomendasi Pedoman Gizi Seimbang, UU
Kesehatan No. 36 tahun 2009, masyarakat Indonesia dianjurkan mengonsumsi
28
buah 2-3 porsi buah sebanyak 200-300 gram sehari dan sayur 3-5 porsi sayur
sebanyak 150-200 gram sehari. Oleh karena itu, semua golongan umur
membutuhkan konsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang cukup, khususnya
remaja (Farida, 2010).
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi
buah dan sayur pada anak-anak dan remaja (Ramussen et al., 2006). Jenis kelamin
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan seseorang.
Jenis kelamin turut mempengaruhi kebiasaan dan perilaku makan karena jenis
kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan energi (Farisa, 2012). Perbedaan
jenis kelamin akan menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang
karena pertumbuhan dan perkembangan individu satu dengan yang lain cukup
berbeda (Lestari, 2012).
Jenis kelamin juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Vilanty (2014), bahwa ada hubungan antara perilaku konsumsi
remaja di Surabaya dengan jenis kelamin. Pada penelitian Baker dan Wardle
(2003) dalam Farisa (2012), ditemukan perempuan mengonsumsi buah dan sayur
lebih banyak, walaupun mengonsumsi dengan porsi yang lebih kecil. Farida
(2010), pada penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hal
tersebut dikarenakan, secara umum remaja laki-laki lebih banyak mengonsumsi
makanan tinggi kalori namun lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur
29
dibandingkan remaja perempuan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ramussen
et al., (2006), bahwa anak-anak dan remaja perempuan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur. Selain itu, di
Georgia, didapatkan perempuan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak,dari
pada laki-laki dan berdasarkan uji statistik pula diketahui bahwa jenis kelamin
berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur (Reynolds et al., 2004).
c) Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur
Kesukaan/preferensi makanan merupakan tindakan atau ukuran suka atau
tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan (Suharjo, 1989). Hampir di seluruh
Negara beranggapan bahwa rasa dan kesukaan terhadap suatu makanan sangatlah
penting hubungannya dengan perilaku konsumsi seseorang tidak terkecuali
konsumsi buah dan sayur (Ramussen et al., 2006).
Kesukaan/preferensi buah dan sayur memiliki hubungan secara langsung
terhadap konsumsi buah dan sayur pada remaja (Neumark-Sztainer et al. 2003).
Hal tersebut selaras dengan penelitian Annur (2014), yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara preferensi dengan konsumsi buah dan
sayur. Hal tersebut dikarenakan, sebagian besar responden menyukai sayuran
segar (55,9%).
Kesukaan pada buah berkaitan erat dengan ketersediaan buah dan sayur,
baik di rumah maupun di sekolah. Jika ketersediaan buah dan sayur di rumah
rendah, pola makan tidak berbeda , preferensi tidak berpengaruh. Sedangkan jika
preferensi rendah, tetapi ketersediaan buah dan sayur cukup baik, maka konsumsi
30
akan meningkat (Neumark-Sztainer et al. 2003). Hal tersebut selaras dengan
Capaldi (1999) dalam Blanchette dan Brug (2005), yang menyatakan bahwa jika
ketersediaan buah dan sayur kurang maka paparan buah dan sayur pada anak juga
terbatas, sehingga akan mengurangi kesukaan dan preferensi terhadap buah dan
sayur dan sebaliknya.
2. Faktor Lingkungan
a) Uang Jajan
Krisis ekonomi, sosial dan politik yang terjadi sejak tahun 1997
merupakan akar dari masalah gizi. Krisis tersebut menyebabkan turunnya daya
beli masyarakat. Hal ini menyebabkan menurunnya perilaku konsumsi seseorang
dan akhirnya status gizi seseorang mengalami penurunan Aritonang (2002) dalam
Ernawati (2006).
Faktor penghasilan keluarga merupakan salah satu faktor dalam perilaku
konsumsi buah dan sayur (Ramussen et al., 2006). Berdasarkan penelitian Zenk
(2005) dalam Ramussen et al., (2006), ditemukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara penghasilan keluarga dengan perilaku konsumsi individu, yaitu
seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan
mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Penghasilan keluarga memiliki
hubungan dengan uang jajan anak. Biasanya apabila penghasilan keluarga besar,
maka uang saku anak pun juga akan besar (Farisa, 2012).
Uang saku yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi makanan apa
yang dimakan dan frekuensinya (Anzarkusuma dkk, 2004). Keluarga dengan
31
pendapatan terbatas cenderung tidak dapat memenuhi kebutuhan makanannya
sejumlah yang diperlukan tubuh. Setidaknya keanekaragaman bahan makanan
kurang terjamin, karena dengan uang yang terbatas tidak akan banyak pilihan
bahan makanan yang dikonsumsi (Suhardjo, 2006). Peluang bertambahnya uang
saku yang diterima remaja dari orangtua diduga semakin besar dengan semakin
meningkatnya daya beli dan pendapatan masyarakat di perkotaan (Bahria, 2009).
Remaja yang memiliki uang saku cukup besar, biasanya akan lebih sering
mengonsumsi makanan modern yang memiliki gengsi dengan harapan akan
diterima di kalangan teman sebaya mereka (Benjamin et al.,2004 dalam Estetika
2007). Hal selaras juga terjadi pada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa
remaja yang memiliki uang lebih tidak berpikir agar menggunakan uangnya untuk
membeli buah tetapi mereka lebih memilih makanan yang kurang sehat seperti:
kue-kue, makanan cepat saji dan keripik (Ramussen et al., 2006).
b) Latar Belakang Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia.
Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan penduduk yang
kadang-kadang bertentangan dengan prinsip dasar ilmu gizi. Berbagai budaya
memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan.
misalnya, bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu
untuk dikonsumsi karena alasan-alasan tertentu, sehingga akan berpengaruh
terhadap perilaku konsumsi individu tersebut (Suhardjo, 2006).
32
Tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat dalam pola konsumsi
pada umumnya dipengaruhi oleh kebudayaan atau sikap mengenai suatu
makanan, baik mengenai jenis pangan, manfaat, dan bagaimana makanan tersebut
dimakan. Kebudayaan suatu bangsa masyarakat mempunyai kekuatan yang
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk
dikonsumsi. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat
pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan pengetahuan
konsumsi makanan menjadi rendah (Supariasa, 2001).
c) Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah
Berdasarkan 15 penelitian di berbagai Negara, diketahui bahwa faktor
ketersediaan buah dan sayur di rumah merupakan salah satu faktor utama yang
turut mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja
(Ramussen et al., 2006). Buah dan sayur yang tersedia di rumah dipilih dan
didapatkan oleh orangtua yang berbelanja. Jenis makanan yang tersedia lebih
banyak mempunyai peluang yang lebih besar untuk dikonsumsi, sedangkan jenis
makanan yang tidak tersedia tidak akan dikonsumsi orang. Jadi upaya untuk
menyediakan lebih banyak buah dan sayuran di rumah dapat meningkatkan
konsumsi jenis makanan ini (Reynolds et al., 2004).
Berdasarkan penelitian Farisa (2012), diketahui bahwa sebesar 60,1%
responden mengonsumsi buah dan sayur dalam kategori baik lebih banyak
terdapat pada responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di
rumah. Sementara itu, 25% lainnya diketahui mengonsumsi buah dan sayur yang
33
baik pula tetapi memiliki ketersediaan buah dan sayur dirumah yang kurang baik.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Rahmawati (2000), yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan dengan perilaku makan
sayur pada anak. Penelitian Young et al. (2000), dan Cullen et al. (2003) juga
mengatakan bahwa ketersediaan buah dan sayur dirumah berhubungan dengan
konsumsi buah dan sayur pada remaja.
d) Pengaruh Orangtua
Orangtua merupakan sosok yang sangat penting dalam suatu keluarga.
Kebiasaan anggota keluarga mengonsumsi nutrisi (terutama pada anak) sangat
erat kaitannya dengan kebiasaan orang tua. Kebanyakan anak-anak belajar
mengonsumsi buah dan sayur dari anggota keluarganya yang juga suka
mengonsumsi buah dan sayur (Ramussen et al,. 2006).
Pada penelitian Young, Fors dan Hayes (2004), menemukan bahwa apa
yang orangtua makan di depan anaknya akan mempengaruhi pola makan sang
anak. Hal selaras juga dinyatakan Pearson et al. (2009), anak-anak akan
mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak bila orangtua juga suka mengonsumsi
buah dan sayur dengan baik. Hal tersebut dikarenakan perilaku orang dewasa
dalam mengonsumsi buah dan sayur akan mendorong anak-anaknya melakukan
hal yang sama. Hal senada juga terdapat pada penelitian Melinda (2013), yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara contoh dari orangtua
dengan peilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa SMPN 28 Jakarta dan
SMPN 1 Jakarta. Hal tersebut dikarenakan para orangtua yang suka mengonsumsi
34
buah dan sayur dan mendorong anaknya agar melakukan hal yang sama dengan
yang dilakukan oleh orangtuanya.
D. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Theory of Planned Behavior atau teori perilaku terencana mengungkapkan bahwa
niat merupakan faktor utama dalam melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Dalam
Theory of Planned Behavior dijelaskan bahwa niat seseorang berperilaku dipengaruhi
oleh variabel sikap (attitude toward behavior), norma subjektif (subjective norms), dan
pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control). Menurut Ajzen dan
Fishbein, sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari niat berperilaku. Sikap ialah
kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Sikap
ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan akibat/konsekuensi atas
perilaku yang dimunculkan oleh individu yang bersangkutan (behavioral beliefs) dan
ditimbang berdasarkan hasil evaluasi individu terhadap konsekuensi/akibat yang
ditimbulkan dari perilaku yang akan dilakukan (outcome evaluation). Sikap-sikap
tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku dan
dihubungkan dengan norma subjektif dan pengendali dalam berperilaku.
Norma subjektif merupakan persepsi/pandangan individu tentang apakah orang
lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Norma subjektif diartikan
pula sebagai hasil dari kepercayaan seseorang tentang apa yang orang lain atau kelompok
sosialnya pikir tentang perilakunya, dikombinasikan dengan motivasinya untuk
menyesuaikan diri dengan norma sosial ini. Seorang individu akan berniat menampilkan
suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir
35
bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa orangtua,
pasangan, sahabat, dokter dan sebagainya (Fishbein dan Ajzen, 2005).
Norma subjektif juga diasumsikan sebagai suatu fungsi dari niat yang secara
spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu perilaku. Menurut
Azjen (2006), norma subjektif dibentuk oleh dua hal yang mendasar yaitu : (1) Normative
Belief, yaitu kepercayaan atau keyakinan individu bahwa orang lain mengharapkan
seorang individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu dan (2) Motivations to comply,
yaitu kecenderungan individu untuk menampilkan apa yang menjadi keinginan dan
pengharapan orang lain.
Faktor terakhir yang merupakan faktor tambahan yang dikembangkan dari teori
sebelumnya (The Theory of Reaction Action) yaitu pengendali dalam berperilaku
(perceived behavioral control). Menurut Ajzen (1991), pengendali dalam berperilaku
(perceived behavioral control) merupakan keberadaan rasa kebutuhan dan peluang yang
berasal dari persepsi individu tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan suatu
tindakan. Faktor ini menjelaskan situasi dimana faktor non-motivasi juga berperan dalam
merubah sikap seseorang dalam berperilaku. Faktor non-motivasi yang dimaksud
meliputi faktor biaya, kemampuan dan pengetahuan yang dapat mempengaruhi kendali
dalam berperilaku seseorang dalam melakukan perilaku (Achmat, 2010).
Perceived Behavioral Control (PBC) menunjuk suatu derajat dimana seorang
individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud berada
dibawah pengendaliannya. Pengendalian tersebut dapat berupa kepercayaan seseorang
terhadap faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit berprilaku (Edberg, 2010).
36
Seseorang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi atau niat yang kuat untuk
menampikan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau
kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya
bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. PBC dapat
mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui niat. Berdasarkan
(bagan 2.1), terlihat adanya garis penuh yang menghubungkan PBC dengan tingkah laku
secara tidak langsung melalui perantara niat. Hubungan yang tidak langsung ini setara
dengan hubungan dua faktor lainnya dengan tingkah laku. Selain itu ada keistimewaan
pada faktor PBC ini, yaitu adanya hubungan secara langsung PBC dengan tingkah laku
yang digambarkan dengan garis putus-putus, tanpa melalui niat. Menurut Ajzen (1991),
garis putus-putus pada bagan di atas menandakan bahwa hubungan antara perceived
behavioral control dengan tingkah laku yang diharapkan muncul ketika terdapat
keselarasan antara keyakinan yang berasal dari kebiasaan yang dilakukan seperti
pengetahuan tentang sesuatu yang akan dilakukan, rasa percaya diri untuk melakukan dan
ketersediaan alat yang digunakan untuk melakukan suatu perilaku (actual behavioral
control).
Bagan 2.1
Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)
Intention Behavior
Attitude toward the Behavior
Normative Beliefs
Subjective Norm
Control Beliefs
Perceived Behavioral
Control
Behavioral Belieffs
37
E. Faktor Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Terhadap Konsumsi
Buah dan Sayur
1. Niat Berperilaku Mengonsumsi Buah dan Sayur
Niat merupakan faktor yang paling bisa memprediksi seseorang
melakukan suatu perilaku tertentu atau tidak. Seperti pada umumnya, semakin
kuat niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku maka semakin besar pula
kemungkinan usaha yang diperbuat . Niat adalah suatu fungsi dari rasa percaya
(beliefs) dan atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa
menampilkan suatu perilaku akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik.
Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika
ia menilainya secara positif (Ajzen, 1991). Niat seseorang untuk mengonsumsi
buah dan sayur dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan perceived behavioral
control dalam mengonsumsi buah dan sayur. Kualitas niat dipengaruhi oleh waktu
yang dimiliki seseorang untuk berperilaku. Oleh karenanya, niat bisa berubah oleh
waktu. Semakin lama jarak antara niat dan perilaku, semakin besar
kecenderungan terjadinya perubahan niat (Achmat, 2010).
Dalam studi literatur yang disusun oleh peneliti Jennifer Klama (2013),
ditemukan bahwa terdapat tujuh penelitian yang menyatakan niat memiliki
hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.
Ketujuh penelitian tersebut terdiri dari penelitian Blanchard Fisher et al., (2009);
Blanchard Kupperman et al., (2009); Bogers et al., (2004); Collins & Mullan
(2011); Povey et al., (2000); Godin et al., (2010) dan Kittinger et al., (2008). Dari
tujuh penelitian diatas, adanya hubungan yang signifikan antara niat dengan
38
perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja dinyatakan melalui uji hubungan
korelasi antara niat dengan faktor sikap, niat dengan norma subjektif dan niat
dengan pengendalian dalam berperilaku. Berbeda dengan penelitian Cox et al.,
(1998), yang pada penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan
antara niat dengan perilaku makan yang dinyatakan oleh uji hubungan Chi-
Square. Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan uji hubungan Chi-Square
dikarenakan peneliti hanya ingin melihat ada tidaknya hubungan antara niat yang
dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada responden.
a) Sikap terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu
untuk menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi
petunjuk cara meresponnya (Achmat, 2010). Sikap dianggap sebagai anteseden
pertama dari niat berperilaku. Selain itu, sikap ialah kepercayaan positif atau
negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Kepercayaan-kepercayaan
atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang individu akan berniat
untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif
(Ajzen dan Fishbein, 2005).
Sikap merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
makan seseorang. Menurut Theory of Planned Behavior, sikap seseorang
ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan
akibat/konsekuensi atas perilaku yang dimunculkan oleh individu yang
39
bersangkutan (behavioral beliefs) dan ditimbang berdasarkan hasil evaluasi
individu terhadap konsekuensi/akibat yang ditimbulkan dari perilaku yang akan
dilakukan (outcome evaluation).
Seseorang akan memiliki sikap positif jika seseorang tersebut memiliki
keyakinan atau pandangan bahwa buah dan sayur merupakan makanan yang
menyehatkan dan memiliki rasa yang lezat sehingga tidak akan merasa mual atau
timbul rasa sakit di perut jika memakannya. Sebaliknya, seseorang akan memiliki
sikap negatif terhadap buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan
atau pandangan yang buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa
buah dan sayur merupakan makanan yang membosankan dan memiliki rasa yang
pahit. Selain itu, evaluasi juga turut mempengaruhi sikap seseorang. Misal,
adanya evaluasi positif jika seseorang menilai bahwa mengonsumsi buah dan
sayur sangat penting bagi kesehatan karena jika seseorang rutin mengonsumsi
buah dan sayur akan terhindar dari sembelit dan berbagai penyakit lainnya.
Sebaliknya, jika seseorang itu memiliki evaluasi negatif ketika seseorang tersebut
menilai sulitnya mendapatkan buah dan sayur dan akan hanya menghabiskan uang
saja.
Berdasarkan penelitian Farisa (2012) terhadap siswa SMPN di Depok,
ditemukan bahwa konsumsi buah dan sayur yang baik lebih banyak pada
responden yang memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur, yaitu sebesar
60,1%. Sementara itu, konsumsi buah dan sayur yang baik pada responden yang
memiliki sikap kurang baik terhadap buah dan sayur hanya sebanyak 25%. Selain
40
itu, berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan Klama et al., (2013) mengenai
gambaran konsumsi buah dan sayur dengan menggunakan theory of planned
behavior ditemukan bahwa antara faktor sikap dan perilaku konsumsi buah dan
sayur memiliki hubungan langsung yang signifikan (r=0,073). Hal ini dikarenakan
jika seseorang memiliki sikap yang positif terhadap asupan buah dan sayur maka
seseorang tersebut akan memiliki niat untuk mengonsumsi buah dan sayur
tersebut setiap harinya (Kittinger et al., 2008).
b) Norma Subjektif terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Norma subjektif adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan
mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Norma subjektif diartikan
pula sebagai hasil dari kepercayaan seseorang tentang apa yang orang lain atau
kelompok sosialnya pikir tentang perilakunya, dikombinasikan dengan
motivasinya untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial ini. Seorang individu
akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa
orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu.
Misal, seseorang percaya bahwa orang yang dianggap penting seperti orangtua,
teman, dan pasangan menginginkan orang tersebut untuk mengonsumsi buah dan
sayur ataupun sebaliknya. Kemudian selain rasa percaya dari orang lain, orang ini
harus mempunyai motivasi untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan orang
41
yang dianggap penting tadi (orangtua, teman dan pasangan), untuk mengonsumsi
buah dan sayur setiap hari (Ajzen dan Fishbein, 2005)..
Menurut Klama (2013), terdapat 5 penelitian terkait konsumsi buah dan
sayur (Blanchard, Kupperman et al., 2009; Bogers et al., 2004; Collins & Mullan,
2011; Cox et al., 1998, dan Povey et al., 2000), ditemukan bahwa norma subjektif
memiliki hubungan yang signifikan dengan niat (intent) dalam berperilaku
konsumsi buah dan sayur.
c) Perceived behavioral control terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
Pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control) merupakan
persepsi seseorang tentang mudah atau sulitnya seseorang berperilaku (Ajzen,
1991). Pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control) dapat
didefinisikan pula sebagai keberadaan rasa kebutuhan dan peluang yang berasal
dari persepsi individu tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan suatu
tindakan. Misal, saat seseorang membentuk niat apakah ia sebaiknya
mengonsumsi buah dan sayur atau makanan lain seperti fastfood untuk
mengontrol berat badan, ia tidak hanya mempertimbangkan aspek sikap dalam
berperilaku terhadap kedua pilihan jenis makanan yang akan ia konsumsi tersebut
tetapi juga menilai kesulitan untuk memperolehnya dan dorongan untuk
melakukan tindakan tersebut yang berasal dari lingkungan yang ia percayai
seperti orangtua, teman, pasangan, dokter dan sebagainya. Penilaian seperti
42
contoh di atas disebut pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral
control).
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan Klama et al., (2013) mengenai
gambaran konsumsi buah dan sayur dengan menggunakan theory of planned
behavior ditemukan adanya hubungan korelasi (r=0,133) antara kepercayaan atau
keyakinan individu dalam mengonsumsi buah dan sayur terhadap faktor
pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control) (Kittinger et al.,
2008). Selain itu, pada penelitian Povey et al., (2000), diketahui bahwa adanya
ketersediaan buah dan sayur di rumah serta keberadaan buah dan sayur tersebut
yang siap dikonsumsi akan mendukung perceived behavioral control seseorang
tersebut. Hal ini berarti menjadikan seseorang tersebut memiliki motivasi yang
tinggi dan kesempatan yang besar untuk mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 5
porsi per hari.
43
Penjabaran teori diatas dapat dibuat matriks sebagai berikut:
Nama Peneliti/
Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Tujuan Penelitian
Tempat dan
Metode Penelitian
Hasil Analisis
Blanchard,
Kupperman et
al., 2009
Do ethnicity and gender
matter when using the
theory of planned
behavior to understand
fruit and vegetable
consumption?
Kegunaan teori planned of
behavior terhadap niat dan
PCB mengonsumsi buah
dan sayur berdasarkan
suku dan jenis kelamin
Amerika Serikat,
Penelitian
longitudinal
Norma subjektif,
control belief
berhubungan dengan
konsumsi buah dan
sayur
Korelasi
Regresi
Neumark-
Stzainer et al.,
1999
Correlates of fruit and
vegetable intake among
adolescents
Mengetahui hubungan
konsumsi buah dan sayur
remaja berdasarkan teori
planned of behavior
Amerika Serikat,
Penelitian
longitudinal
Sikap dan norma
subjektif
berhubungan dengan
niat mengonsumsi
buah dan sayur
Korelasi
Regresi
Kittinger et al.,
2008
Examining the predictive
value of the theory of
planned behavior and
stages of change on fruit
and vegetable intake
Menelaah hubungan
penerapan teori planned of
behavior dengan tahapan
perilaku konsumsi buah
dan sayur
Amerika Serikat,
Penelitian
longitudinal
Sikap dan norma
subjektif
berhubungan dengan
konsumsi buah dan
sayur
Korelasi
Regresi
44
Nama Peneliti/
Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Tujuan Penelitian
Tempat dan
Metode Penelitian
Hasil Analisis
Povey et al.,
2000
Application of the theory
of planned behavior to
two dietary behaviours:
Roles of perceived
control and self-efficacy
Menerapkan teori planned
of behavior untuk dua
perilaku diet
Inggris, Penelitian
longitudinal
Pengendalian dalam
berperilaku dan
norma subjektif
berhubungan dengan
niat mengonsumsi
buah dan sayur
Korelasi
Regresi
Cox et al.,
1998
UK Consumer Attitudes,
Beliefs and Barriers to
Increasing fruit and
vegetable consumption
Untuk menilai sikap, niat
dan hambatan yang
dirasakan dalam
meningkatkan konsumsi
buah dan sayur sesuai teori
planned of behavior
Inggris, penelitian
cross sectional
Sikap dengan
berhubungan
perilaku konsumsi
buah dan sayur
Chi-
Square
Collins and
Mullan, 2011
An extension of the theory
of planned behavior to
predict immediate
hedonic behaviors and
distal benefit behaviors
Meneliti perilaku dalam
mengonsumsi buah dan
sayur sebagai perilaku
makan “ngemil” sesuai
teori planned of behavior
Australia,
Penelitian
longitudinal
Pengendalian dalam
berperilaku, sikap
dan norma subjektif
berhubungan dengan
niat mengonsumsi
buah dan sayur
Korelasi
Regresi
45
Nama Peneliti/
Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Tujuan Penelitian
Tempat dan
Metode Penelitian
Hasil Analisis
Boger, Brug,
Van Assema &
Dagnelie, 2004
Explaining fruit and
vegetable
consumption:the theory
of planned behavior
Menilai konsumsi buah
dan sayur menurut teori
planned of behavior untuk
menjelaskan variasi faktor
konsumsi
Belanda, Penelitian
longitudinal
Sikap dan norma
subjektif
berhubungan dengan
niat mengonsumsi
buah dan sayur
Korelasi
Regresi
Godin et al.,
2010
Prediction of daily fruit
and vegetable
consumption among
overweight and obese
individuals
Untuk mengindetifikasi
faktor-faktor penentu
konsumsi buah dan sayur
per hari yang dihubungkan
dengan niat menggunakan
kuesioner teori planned of
behavior
Kanada, Penelitian
longitudinal
Sikap berhubungan
dengan niat
mengonsumsi buah
dan sayur
Korelasi
Regresi
46
F. Kerangka Teori
Perilaku konsumsi buah dan sayur merupakan suatu tindakan untuk melakukan
konsumsi buah dan sayur per hari. Perilaku konsumsi buah dan sayur adalah suatu
kegiatan atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhan akan buah dan sayur agar
tercukupi kebutuhan gizi. Kecukupan buah dan sayur dihitung berdasarkan frekuensi
rata-rata dan porsi asupan buah dan sayur dalam sehari selama seminggu (Depkes, 2008).
Menurut Ajzen (1991) dalam teorinya (Theory of Planned Behavior) mengungkapkan
bahwa perilaku seseorang dalam mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh niat
individu tersebut untuk mengonsumsi buah dan sayur dan yang mana niat tersebut
dipengaruhi oleh 3 faktor lainnya, yaitu sikap (attitude toward behavior), norma subjektif
(subjective norms) dan pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control).
Berikut kerangka theory of planned behavior dalam mengonsumsi buah dan sayur:
Sumber : Ajzen dan Fishbein (1991)
Bagan 2.2
Kerangka Theory of Planned Behavior Mengonsumsi Buah dan Sayur
Sikap terhadap konsumsi buah dan
sayur
Niat
mengkonsumsi
buah dan sayur
Norma subjektif dalam
mengkonsumsi buah dan sayur
Perceived Behavioral Control
dalam mengkonsumsi buah dan
sayur
Perilaku
Konsumsi
Buah dan
Sayur
47
Selain Theory of Planned Behavior di atas, berdasarkan penelitian-penelitian
kuantitatif terdahulu terkait konsumsi buah dan sayur ditemukan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor karakteristik individu dan faktor lingkungan juga memiliki
hubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja (Ramussen et al.,
2006), faktor. Berikut kerangka teori faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan
sayur menurut Ramussen et al. (2006):
Sumber : Ramussen et al., (2006)
Bagan 2.3
Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Buah dan Sayur
Pada Anak-anak dan Remaja Menurut Ramussen et al., (2006)
Berdasarkan kedua kerangka teori di atas, yaitu kerangka theory of planned
behavior dalam mengonsumsi buah dan sayur dan kerangka teori faktor yang
mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja menurut Ramussen
et al., (2006) didapatkan kerangka teori dalam penelitian sebagai berikut:
Karakteristik Individu :
- Umur
- Jenis kelamin
- Kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur
Konsumsi Buah
dan Sayur Pada
Anak dan
Remaja Faktor Lingkungan:
- Uang jajan
- Latarbelakang budaya
- Ketersediaan buah dan sayur di rumah
- Pengaruh orangtua
48
Bagan 2.4
Kerangka Teori Modifikasi Ajzen (1991) dan Ramussen et al., (2006)
Sikap terhadap konsumsi buah
dan sayur
Niat untuk
mengkonsumsi
buah dan sayur
Norma subjektif dalam
mengkonsumsi buah dan sayur
Perceived Behavioral Control
dalam mengkonsumsi buah dan
sayur
Perilaku
Konsumsi
Buah dan
Sayur
Faktor Lingkungan :
- Uang jajan
- Latar belakang budaya
- Ketersediaan buah dan sayur di
rumah
- Pengaruh orangtua
Karakteristik Individu :
- Umur
- Jenis kelamin
- Kesukaan/preferensi Terhadap
Buah dan Sayur
49
49
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori (bagan 2.4) diatas dijelaskan bahwa kerangka teori
terdiri dari gabungan theory of planned behavior dalam mengonsumsi buah dan sayur dan
kerangka teori faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan
remaja itu sendiri. Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan
diteliti. Variabel dalam kerangka konsep terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi buah dan
sayur pada remaja. Kemudian, variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi:
1. Niat
Menurut Ajzen (1991), dalam the theory of planned behavior nya
menyatakan bahwa niat merupakan faktor yang paling bisa memprediksi
seseorang melakukan suatu perilaku tertentu atau tidak. Seperti pada umumnya,
semakin kuat niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku maka semakin besar
pula kemungkinan usaha yang diperbuat. Niat seseorang untuk mengonsumsi
buah dan sayur dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan perceived behavioral
control dalam mengonsumsi buah dan sayur. Baik variabel sikap, norma subjektif
dan perceived behavioral control diikutsertakan dalam penelitian ini karena
ketiga faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi niat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku.
50
2. Karakteristik individu
Faktor karakteristik individu merupakan faktor yang melekat pada diri
seseorang. Faktor karakteristik individu dalam penelitian ini terdiri dari variabel
jenis kelamin dan kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur. Sedangkan untuk
variabel umur tidak diikutsertakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat
homogen yaitu rentang umur antara 13-15 tahun (usia siswa SMP kelas VIII dan
IX).
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur dalam penelitian ini meliputi variabel uang jajan, ketersediaan buah dan
sayur di rumah dan pengaruh orangtua. Sedangkan untuk variabel latar belakang
tidak diikutsertakan karena latar belakang sosial budaya juga dianggap sama
(homogen) yaitu sosial budaya masyarakat perkotaan.
51
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah kerangka konsep seperti bagan 3.1 berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Niat untuk mengkonsumsi buah
dan sayur yang dipengaruhi
oleh sikap, norma subjektif dan
perceived behavior control
Karakteristik Individu:
- Jenis kelamin
- Kesukaan/preferensi
terhadap buah dan
sayur
Faktor Lingkungan:
- Uang jajan
- Ketersediaan buah dan
sayur di rumah
- Pengaruh orangtua
Perilaku
Konsumsi Buah
dan Sayur Pada
Remaja
52
B. Definisi Operasional
1. Definisi Operasional Variabel Dependen
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Dependen
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur
Tindakan responden untuk
melakukan konsumsi buah dan sayur
per hari.
Wawancara FFQ
0. Kurang, jika konsumsi
buah < 2 dan konsumsi
sayur < 3 kali per hari.
1. Cukup, jika konsumsi buah
≥ 2 dan konsumsi sayur ≥ 3
kali per hari.
(Kemenkes, 2014)
Ordinal
53
2. Definisi Operasional Variabel Independen
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel Independen
Variabel Definisi Operasional Cara
Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Niat Untuk Mengonsumsi Buah dan Sayur
Niat Tingkat keinginan responden
untuk mengonsumsi buah dan
sayur yang diukur dari skor
sikap, norma subjektif dalam
berperilaku dan pengendali
dalam berperilaku dalam
mengonsumsi buah dan sayur.
Angket Kuesioner
(Ajzen, 2006)
0. Tidak ada, jika skor
gabungan dari sikap,
norma subjektif dan
pengendalian dalam
berperilaku < nilai
mean
1. Ada, jika skor
gabungan dari sikap,
norma subjektif dan
pengendalian dalam
berperilaku ≥ nilai
mean
Ordinal
Karakteristik Individu
Jenis kelamin Perbedaan kelamin yang didapat
sejak lahir, terdiri dari laki-laki
dan perempuan
Angket Kuesioner 0. Laki-laki
1. Perempuan
Nominal
Preferensi/kesukaan Penilaian kesukaan responden
terhadap buah dan sayur
Angket Kuesioner
(Farisa, 2012)
0. Kurang baik, jika skor
< 2 poin
1. Baik, jika skor = 2
poin
Ordinal
54
Variabel Definisi Operasional Cara
Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Faktor Lingkungan
Ketersediaan buah
dan sayur di rumah
Tingkat tersedia tidaknya buah
dan sayur di rumah responden
yang diukur dari skor
ketersediaan buah dan sayur di
rumah
Angket Kuesioner
(Farisa, 2012)
0. Tidak tersedia, jika
skor < nilai mean
1. Tersedia, jika skor ≥
nilai mean
Ordinal
Uang jajan Sejumlah uang yang diterima
responden untuk membeli
jajanan per hari di luar uang
transportasi.
Angket Kuesioner Rata-rata nominal uang
jajan dalam rupiah (Rp)
per hari.
Rasio
Pengaruh orangtua Tingkat pengaruh kebiasaan
orang tua yang diikuti responden
dalam hal konsumsi buah dan
sayur yang diukur dari skor
pengaruh orangtua
Angket Kuesioner
(Farisa, 2012)
0. Kurang baik, jika skor
< nilai mean
1. Baik, jika skor ≥ nlai
mean
Ordinal
55
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan
pengendalian dalam berperilaku dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada
siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
2. Ada hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur) dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
3. Ada hubungan antara faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan sayur
dirumah dan pengaruh orangtua) dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada
siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.
56
56
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan
metode cross sectional, yaitu suatu metode pengumpulan data yang diambil pada waktu
yang bersamaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data terhadap variabel
dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu perilaku
konsumsi buah dan sayur serta variabel independen yang terdiri dari niat, faktor
karakteristik individu (jenis kelamin dan kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur)
dan faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan pengaruh
orangtua).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 127 Jakarta Barat yang terletak di jalan
raya kebon jeruk no. 126A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan berlangsung pada bulan Mei
sampai September 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi SMP Negeri 127
Jakarta Barat kelas VIII dan IX pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 486 orang.
Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi di SMP
Negeri 127 Jakarta Barat yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
57
57
A. Siswa dan siswi kelas VIII dan IX SMP Negeri 127 Jakarta Barat. Untuk siswa
dan siswi kelas VII tidak dijadikan sampel pada penelitian ini karena pada saat studi
pendahuluan siswa dan siswi kelas VII belum menjadi siswa di SMP Negeri 127.
B. Berstatus sebagai siswa aktif SMP Negeri 127 Jakarta Barat.
C. Hadir saat penelitian dilakukan.
Besar sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus pengujian
hipotesis untuk dua proporsi populasi atau 2-tailed (Ariawan, 1998), yaitu sebagai
berikut:
[Z₁-α⁄₂√2P(1-P)+Z₁₋ᵝ√P₁(1-P₁)+P2(1-P2)]2
n =
(P₁ - P2)2
Keterangan :
n : Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z₁-α⁄₂ : Derajat kepercayaan (95%) = 1,96
Z₁₋b : Kekuatan uji 80% Z = 0,84
P : Rata-rata proporsi pada populasi
P : (P₁ - P2 )/ 2 = 0,21
P₁ : Proporsi populasi terhadap konsumsi buah dan sayur (+) dengan
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur (+)
P2 : Proporsi populasi terhadap konsumsi buah dan sayur (+) dengan
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur (-)
58
58
Tabel 4.1
Perhitungan Besar Sampel Minimum
Variabel
Independen
P1 P2 P value N Sumber
Kebiasaan orangtua 0.838 0.609 0.016 57 Lestari, 2013
Sikap 0.601 0.250 0.030 74 Farisa, 2012
Perilaku orangtua 0.615 0.365 0.002 62 Melinda, 2013
Ketersediaan buah
dan sayur
0.279 0.850 0.010 11 Fibrihirzani,
2012
Preferensi 0.627 0.420 0.025 75 Annur, 2014
Niat 0.604 0.380 0.001 65 Knai et al., 2006
Jenis Kelamin 0.498 0.502 0.000 58 Farida, 2010
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel minimum didapatkan hasil untuk
besar sampel sebanyak 75 orang. Namun, karena uji yang digunakan adalah uji beda dua
proporsi, maka besar sampel dikalikan 2 sehingga didapatkan besar sampel minimum
untuk penelitian ini adalah 150 orang. Untuk mengantisipasi adanya sampel yang kurang
atau hilang maka jumlah sampel ditambah 10% sehingga total sampel yang diambil
dalam penelitian ini yaitu 165 orang.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random sampling.
Jenis ini merupakan penentuan populasi yang terbagi menjadi beberapa kelompok,
namun tidak ada strata atau jenjang di dalamnya, tidak ada satu kelompok lebih tinggi
dari kelompok lainnya. Teknik ini menggunakan daftar nama siswa (absensi) kelas VIII
dan IX di SMP Negeri 127 Jakarta Barat yang kemudian pemilihan sampel dihitung
sesuai jumlah populasi (proporsi) di setiap kelas. Untuk menghitung pembagian jumlah
(proporsi) di setiap kelas digunakan rumus sebagai berikut:
59
59
nkelas…… = nkelas x nsampelminimum
N
Keterangan :
n : proporsi sampel yang diinginkan
nkelas : jumlah murid kelas
N : jumlah populasi studi
nsampelminimum : jumlah besar sampel minimum
Tabel 4.2
Perhitungan Proporsi Sampel Pada Setiap Kelas
Kelas nkelas n.
8A 36 13
8B 36 13
8C 36 13
8D 36 13
8E 36 13
8F 36 13
8G 36 13
9A 34 12
9B 33 10
9C 33 10
9D 34 12
9E 33 10
9F 33 10
9G 33 10
Jumlah Populasi Studi (N) 165
Berdasarkan perhitungan pembagian jumlah (proporsi) sampel diatas didapatkan
hasil yang berbeda di setiap kelas, tergantung dengan jumlah murid di setiap kelas. Jika
60
60
ada siswa yang tidak bisa hadir pada saat pengisisan kuesioner berlangsung maka
dilakukan pemilihan sampel dengan menggunakan pengocokan berikutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengisian kuesioner dan
lembar FFQ (Food Frequncy Questionnaire) oleh responden. Data primer yang
diperoleh dari kuesioner meliputi jenis kelamin, kesukaan/preferensi, uang jajan,
ketersediaan buah dan sayur di rumah, pengaruh orangtua, dan niat yang
dipengaruhi oleh sikap terhadap konsumsi buah dan sayur, norma subjektif dalam
mengonsumsi buah dan sayur, perceived behavioral control dalam mengonsumsi
buah dan sayur. Sedangkan, data konsumsi buah dan sayur dikumpulkan dengan
menggunakan lembar FFQ (Food Frequncy Questionnaire) yang diisi dengan
metode wawancara oleh peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data umum sekolah seperti
jumlah siswa dan siswi yang diperoleh dari daftar absensi, nama siswa, kelas dan
gambaran umum sekolah yang diperoleh dari guru dan staf bagian administrasi
SMP Negeri 127 Jakarta Barat.
61
61
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan FFQ.
Berikut ini penjelasan tentang instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian :
1. Kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengisi pertanyaan mengenai
variabel jenis kelamin, kesukaan/preferensi, uang jajan, ketersediaan buah dan
sayur di rumah, pengaruh orangtua, niat yang dipengaruhi oleh sikap terhadap
konsumsi buah dan sayur, norma subjektif dalam mengonsumsi buah dan
sayur dan perceived behavioral control dalam mengonsumsi buah dan sayur.
2. FFQ. FFQ atau Food Frequency Questionnaire digunakan untuk mengetahui
gambaran frekuensi porsi konsumsi buah dan sayur responden. FFQ bersifat
terbuka dimana responden menjawab dan peneliti yang menanyakan
(wawancara) dan menuliskan sendiri berapa kali kebiasaan konsumsi buah
dan sayur responden. Responden hanya menjawab dengan cara memilih salah
satu kolom frekuensi pada setiap bahan makanan apakah 1 kali per hari, 2-4
kali perminggu, 5-6 kali perminggu dan tidak pernah. Untuk melihat
gambaran frekuensi konsumsi, data yang digunakan berupa distribusi
responden menurut kebiasaan mengonsumsi untuk per hari.
62
62
3. Cara Pengumpulan Data
a. Persiapan Penelitian
1) Mengajukan perizinan kepada pihak SMP Negeri 127 Jakarta Barat
pada tanggal 27 April 2015 untuk melakukan penelitian mengenai
perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa.
2) Melakukan pengambilan data jumlah siswa dan daftar absensi siswa
pada tanggal 29 April 2015.
3) Melakukan studi pendahuluan pada tanggal 30 April 2015 mengenai
jumlah dan porsi konsumsi buah dan sayur dalam sehari selama
seminggu pada 30 siswa (15 siswa kelas VII dan 15 siswa kelas VIII)
dengan menggunakan lembar Food Frequency Questionnaire (FFQ)
semi kuantitatif dan metode wawancara langsung.
4) Melakukan uji coba kuesioner dan lembar Food Frequency
Questionnaire (FFQ) pada 20 orang siswa (10 siswa kelas VII dan 10
siswa kelas VIII) di SMP Negeri 229 Jakarta Barat. SMP Negeri 229
merupakan SMP yang lokasinya berdekatan dengan SMP Negeri 127
dan memiliki karakteristik yang sama dengan SMP Negeri 127 Jakarta
Barat.
b. Pelaksanaan Penelitian
Dalam memperoleh data primer yang meliputi pengisisan
kuesioner dilakukan dengan cara responden mengisi sendiri kuesioner
yang diberikan. Sedangkan untuk lembar Food Frequency
Questionnaire (FFQ), peneliti akan melakukan wawancara langsung
63
63
kepada responden. Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada
awal bulan Agustus 2015, dikarenakan pada bulan Juli pihak sekolah
sedang mengalami libur semester dan Hari Raya Lebaran.
E. Manajemen Data
Data yang telah dikumpul akan diolah dengan berbagai tahap, antara lain:
1. Mengode data (data coding)
Kegiatan ini dilakukan dengan merubah data berbentuk huruf menjadi
angka atau bilangan. Tujuan pengodean data adalah untuk memudahkan kegiatan
mengolah dan menganalisis data. Adapun penjelasan tentang kode dari masing-
masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
a. Variabel Dependen
Konsumsi buah dan sayur: variabel konsumsi buah dan sayur atau variabel
dependen dalam penelitian ini terdiri dari 2 kategori yaitu kurang diberi
kode “0” dan cukup diberi kode “1”. Dikatakan kurang jika konsumsi
buah < 2 kali per hari dan sayur < 3 kali per hari serta dikatakan cukup
jika konsumsi buah ≥ 2 kali per hari dan sayur ≥ 3 kali per hari. Untuk
mendapatkan data kategori konsumsi buah dan sayur, data FFQ yang ada
perlu diolah lebih lanjut dengan cara mengubah setiap frekuensi konsumsi
ke dalam satuan hari terlebih dahulu.
o Contoh : siswi A biasa mengonsumsi pir 1 kali per hari, jeruk 2
hari per minggu dan pepaya 5 hari per minggu, maka nilainya
menjadi :
64
64
Pir : 1/1 hari = 1 kali per hari
Jeruk : 2/7 hari = 0,28 kali per hari
Pepaya : 5/7 hari = 0,71 kali per hari
Nilai tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga didapat hasil =
1,99 kali per hari. Dengan demikian siswi A memiliki kebiasaan
mengonsumsi buah 1,99 kali per hari atau < 2 kali per hari dan
diberi kode “0”.
o Setelah itu siswi A biasa mengonsumsi wortel 1 kali per hari,
bayam 3 hari per minggu, selada 4 hari per minggu dan tomat 6
hari per minggi, maka nilainya menjadi :
Wortel : 1/1 hari = 1 kali per hari
Bayam : 3/7 hari = 0,28 kali per hari
Selada: 4/7 hari = 0,57 kali per hari
Tomat: 6/7 hari = 0,85 kali per hari
Nilai tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga didapat hasil =
2,70 kali per hari. Dengan demikian siswa B memiliki kebiasaan
mengonsumsi sayur 2,70 kali per hari atau < 3 kali per hari dan
diberi kode “0”.
Perilaku konsumsi buah dan sayur cukup jika siswa memiliki hasil
konsumsi buah dan hasil konsumsi sayur yang cukup. Sedangkan, perilaku
konsumsi buah dan sayur kurang jika siswa memiliki hasil konsumsi buah
dan hasil konsumsi sayur yang kurang dari anjuran. Berdasarkan contoh
65
65
diatas, dapat diketahui bahwa siswi A memiliki perilaku konsumsi buah
dan sayur kurang dari anjuran.
b. Variabel Independen
Niat: untuk variabel niat, terdiri dari 9 pertanyaan dan masing-masing
diberi 6 pilihan jawaban dengan setiap pilihan jawaban memiliki poin
masing-masing yaitu sangat setuju diberi poin “6”, setuju diberi poin “5”,
agak setuju diberi poin “4”, agak tidak setuju diberi poin“3”, tidak setuju
diberi poin “2” dan sangat tidak setuju diberi poin “1”. Cut off point yang
digunakan untuk menentukan responden memiliki niat atau tidak untuk
mengonsumsi buah dan sayur adalah nilai mean. Jika jumlah poin < nilai
mean (35,62) maka responden memiliki (ada) niat untuk mengonsumsi
buah dan sayur dan diberi kode “0”sedangkan jika jumlah poin ≥ nilai
mean (35,62) maka responden tidak memiliki (tidak ada) niat untuk
mengonsumsi buah dan sayur dan diberi kode “1”.
Karakteristik individu :
o Jenis kelamin: laki-laki diberi kode “0” dan perempuan diberi kode
“1”
o Kesukaan/preferensi: kesukaan/preferensi diukur melalui
akumulasi 2 pertanyaan dengan setiap pilihan jawaban memiliki
poin masing-masing yaitu suka diberi “1” poin dan tidak suka
diberi poin “0”. Jika jumlah skor 2 diberi kode “1” maka
responden memiliki kesukaan/preferensi baik terhadap buah dan
sayur sedangkan jika jumlah skor <2 diberi kode “0” atau
66
66
responden memiliki kesukaan/preferensi kurang baik terhadap
buah dan sayur.
Faktor Lingkungan:
o Uang jajan: data uang jajan didapat melalui identitas responden
dalam kuesioner.
o Ketersediaan buah dan sayur di rumah: ketersediaan buah dan
sayur di rumah, terdiri dari 6 pertanyaan dan masing-masing
diberi 5 pilihan jawaban dengan setiap pilihan jawaban memiliki
poin masing-masing yaitu untuk pilihan selalu diberi poin “5”,
sering diberi poin “4”, kadang-kadang diberi poin “3”, jarang
diberi poin “2”, dan tidak pernah diberi poin “1”. Cut off point
yang digunakan untuk menentukan responden memiliki
ketersediaan buah dan sayur di rumah tersedia atau tidak tersedia
adalah nilai mean. Poin dari tiap pertanyaan akan dijumlahkan dan
diukur menggunakan nilai mean dari poin kuesioner tersebut.
Apabila ≥ nilai mean (21,15) maka dikatakan ketersediaan buah
dan sayur di tersedia dan diberi kode “1”. Sedangkan jika < nilai
mean (21,15) maka ketersediaan buah dan sayur di rumah tidak
tersedia dan diberi kode “0”.
o Pengaruh orangtua: pengaruh orangtua, terdiri dari 6 pertanyaan
dan masing-masing diberi 5 pilihan jawaban dengan setiap pilihan
jawaban memiliki poin masing-masing yaitu untuk pilihan selalu
diberi poin “5”, sering diberi poin “4”, kadang-kadang diberi poin
67
67
“3”, jarang diberi poin “2”, dan tidak pernah diberi poin “1”. Cut
off point yang digunakan untuk menentukan responden memiliki
pengaruh orangtua yang baik atau kurang baik terhadap konsumsi
buah dan sayur adalah nilai mean. Poin dari tiap pertanyaan akan
dijumlahkan dan diukur menggunakan mean dari poin kuesioner
tersebut. Apabila ≥ nilai mean (22,28) maka dikatakan pengaruh
orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur baik dan diberi kode
“1”. Sedangkan jika < jumlah mean (22,28) maka pengaruh orang
tua terhadap konsumsi buah dan sayur kurang baik dan diberi
kode “0”.
2. Penyuntingan data (data editing)
Data yang telah dikumpulkan melalui lembar FFQ dan kuesioner,
dikoreksi, diperiksa dan diseleksi kelengkapannya terlebih dahulu seperti
kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi pengisian. Tahap ini
dilaksanakan saat masih di lapangan (lokasi penelitian) dengan memastikan
bahwa setiap pertanyaan telah terisi lengkap, jelas dan konsisten.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Data Konsumsi Buah dan Sayur
Jumlah porsi harian responden untuk mengonsumsi buah dan sayur
diperoleh dari perhitungan Food Frequency Questionnaire (FFQ) selama
seminggu terakhir. Berbagai jenis buah dan sayur yang dikonsumsi
68
68
selanjutnya diolah menggunakan Microsoft excel sehingga dapat diketahui
rata-rata porsi konsumsi buah dan sayur dalam sehari.
b. Data Faktor Karakteristik Individu (jenis kelamin dan preferensi/kesukaan
terhadap buah dan sayur) dan data Faktor Lingkungan (ketersediaan buah
dan sayur di rumah dan pengaruh orang tua).
Data dalam faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan
preferensi/kesukaan terhadap buah dan sayur) dan data faktor lingkungan
(ketersediaan buah dan sayur di rumah dan pengaruh orang tua), diolah
dengan pemberian skor atau langsung diberi kode karena bersifat kategorik.
Sedangkan untuk data uang jajan diolah berdasarkan data nominal uang
jajan responden atau bersifat numerik. Penjelasan pengkodean secara
lengkap sudah dijelaskan di bagian mengkode data (data coding).
4. Membuat struktur data (data structure)
Pertanyaan dalam kuesioner dijadikan template menggunakan perangkat
statistik dan program statistik untuk memudahkan memasukkan data.
5. Memasukkan data (data entry)
Dalam tahap ini dilakukan proses memasukkan data berupa kode jawaban
ke dalam kolom template yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini
diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan pada saat memasukkan data atau
double entry.
6. Pembersihan data (data cleaning)
Dilakukan pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan untuk
memastikan data tidak ada yang salah baik dalam memberi kode atau kesalahan
69
69
pengetikan dan kemungkinan kesalahan lainnya yang masih terjadi, sehingga data
tersebut dapat dianalisis.
F. Uji Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri lembar Food Frequency Questionnaire
(FFQ) dari kuesioner. FFQ digunakan untuk mencari tahu variabel dependen sedangkan
kuesioner digunakan untuk mencari tahu variabel independen. Uji coba instrumen
dilakukan kepada 20 siswa/i di SMPN 229 Jakarta Barat. Sekolah tersebut merupakan
salah satu Sekolah Menengah Pertama yang lokasinya berdekatan dengan lokasi
penelitian yaitu SMPN 127 Jakarta Barat. Oleh karenanya, diharapkan siswa/i SMPN
229 memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa/i SMPN 127 Jakarta Barat.
Pada penelitian ini dilakukan dua tahap uji instrumen penelitian, yaitu:
1. Uji Validitas
Uji instrument validitas dilakukan agar diketahui sejauh mana ketepatan
dan kecermatan instrumen yang digunakan tepat dan sesuai dengan fungsinya
(Azwar, 2003). Pada penelitian ini, ada dua uji validitas yang digunakan, yaitu
uji validitas empiris atau kriteria dan uji validitas konsruk. Uji validitas empiris
atau kriteria diperoleh melalui uji coba tes kepada responden yang setara dengan
responden yang akan dievaluasi atau diteliti (Matondang, 2009). Pada penelitian
ini, lembar FFQ dan kuesioner dengan variabel jenis kelamin dan uang jajan
tidak dilakukan uji validitas dengan menggunakan program statistik tetapi
dilakukan uji validitas empiris atau kriteria, jika siswa dari SMPN 229 Jakarta
Barat bisa menjawab pertanyaan jenis kelamin dan uang jajan dengan benar dan
mudah atau tidak mengalami kebingungan maka dapat dinyatakan lulus uji
70
70
validitas empiris, sehingga lembar FFQ dan pertanyaan kuesioner pada variabel
jenis kelamin serta uang jajan dapat dengan mudah dan dipakai pada tempat
penelitian. Alasan dilakukannya uji coba validitas empiris dan tidak dilakukan
uji validitas jenis lain dikarenakan bentuk pertanyaan dalam FFQ dan kuesioner
untuk kedua variabel (jenis kelamin dan uang jajan) bersifat terbuka.
Kuesioner yang perlu dilakukan validasi dengan cara uji validasi konstruk
atau menggunakan program statistik terdiri dari variabel kesukaan/preferensi
terhadap buah dan sayur, pengaruh orangtua, ketersediaan buah dan sayur
dirumah dan niat mengonsumsi buah dan sayur. Validitas konstruk adalah
validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu
mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai konsep khusus atau
definisi konsepsual yang telah ditetapkan (Matondang, 2009).
Uji validitas konstruk pada variabel kesukaan/preferensi terhadap buah
dan sayur, pengaruh orangtua, ketersediaan buah dan sayur dirumah dan niat
mengonsumsi buah dan sayur menggunakan program statistik. Nilai r tabel pada
penelitian ini dicari dengan melihat r tabel untuk kasus sebanyak 20 (N of cases)
maka diperoleh df = 20-2 = 18. Dengan tingkat signifikansi 5% maka didapat
nilai r tabel sebesar 0,3783. Hasil uji validitas kuesioner dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut ini:
71
71
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Kuesioner
Variabel Kode Variabel Pertanyaan Corrected Item –
Total Correlation
Kesukaan/preferensi
terhadap buah dan
sayur
B
B1 0,470
B2 0,400
B3 0,400
B4 0,400
B6 0,400
B7 0,400
B8 0,380
B9 0,500
Ketersediaan buah dan
sayur dirumah C
C1 0,478
C2 0,633
C3 0,168
C4 0,395
C5 0,378
C6 0,168
Pengaruh orangtua D
D1 0,448
D2 0,396
D3 0,578
D4 0,466
D5 0,482
D6 0,460
Niat mengonsumsi
buah dan sayur E
E1 0,633
E2 0,381
E3 0,555
E4 0,384
E5 0,470
E6 0,441
E7 0,591
E8 0,387
E9 0,773
72
72
E10 0,626
Berdasarkan tabel diatas, diketahui variabel kesukaan/preferensi terhadap
buah dan sayur, pengaruh orangtua, ketersediaan buah dan sayur dirumah dan
niat mengonsumsi buah dan sayur memiliki nilai r hasil (nilai corrected item –
total correlation) untuk masing-masing pertanyaan bersifat positif dan
mempunyai nilai lebih besar dari nilai r tabel (0,3783) kecuali pada pertanyaan
C3 dan C6 , maka masing-masing pertanyaan dinyatakan valid untuk mengukur
validitas variabel kesukaan/preferensi buah dan sayur, pengaruh orangtua,
ketersediaan buah dan sayur dirumah dan niat mengonsumsi buah dan sayur.
Pada pertanyaan C3 dan C6 yang memiliki nilai corrected item – total
correlation lebih kecil dari nilai r tabel (0,3783) yang berarti kedua pertanyaan
tersebut belum dinyatakan valid. Oleh karenanya, peneliti menganggap kalimat
pada pertanyaan C3 dan C6 sulit dipahami siswa/i, maka peneliti melakukan
perubahan kalimat pada pertanyaan C3 yang awalnya berbunyi “Apakah
biasanya dirumah terdapat beberapa jenis buah yang kamu suka?” menjadi
“Apakah dirumahmu selalu terdapat beberapa jenis buah yang kamu suka?” dan
pertanyaan C6 yang awalnya berbunyi “Apakah biasanya dirumah terdapat
beberapa jenis sayur yang kamu suka?” menjadi “Apakah dirumahmu selalu
terdapat beberapa jenis sayur yang kamu suka?”.
2. Uji Reabilitas
Uji instrument reabilitas dilakukan agar diketahui sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
73
73
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama,
diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama. Sama halnya dengan uji validitas,
uji reabilitas pada program statistic hanya dilakukan pada variabel
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur, pengaruh orangtua, ketersediaan
buah dan sayur dirumah dan niat mengonsumsi buah dan sayur. Hasil uji
reabilitas didapatkan dari nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai r tabel lebih besar
dari nilai Cronbach’s Alpha maka dikatakan reliable atau dapat dipercaya. Hasil
uji reabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Reabilitas Kuesioner
Variabel Cronbach’s Alpha
Kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur 0,816
Ketersediaan buah dan sayur dirumah 0,664
Pengaruh orangtua 0,730
Niat mengonsumsi buah dan sayur 0,813
Berdasarkan tabel diatas, diketahui variabel kesukaan/preferensi terhadap
buah dan sayur, pengaruh orangtua, ketersediaan buah dan sayur dirumah dan
niat mengonsumsi buah dan sayur memiliki nilai Cronbach’s Alpha positif dan
lebih besar dari nilai r tabel (0,3783) yang merupakan batas minimal koefisien
reabilitas biasa dianggap baik, sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan-
pertanyaan pada variabel diatas reliabel atau dapat dipercaya.
74
74
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi setiap
variabel independen dan dependen. Analisis ini digunakan untuk memperoleh
gambaran pada masing-masing variabel, baik variabel dependen maupun
independen yang meliputi frekuensi perilaku konsumsi buah dan sayur setiap
hari, jenis kelamin, kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur, uang jajan,
ketersediaan buah dan sayur dirumah, pengaruh orangtua dan niat. Setelah di
analisis selanjutnya dilakukan intrepetasi secara deskriptif.
2. Analisis Bivariat
Tujuan dilakukannya analisis statistic bivariat adalah untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel independen (niat, karakteristik individu dan
faktor lingkungan dengan variabel dependen (perilaku konsumsi buah dan sayur).
Metode uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (uji Kai-kuadrat) dan
uji t-test independen.
a. Chi-Square (Kai-kuadrat)
Uji statistik Chi-Square (uji Kai-kuadrat) digunakan untuk menguji
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dalam penelitian
ini yang bersifat kategorik, yaitu variabel niat, karakteristik individu (jenis
kelamin, kesukaan/preferensi) dan faktor lingkungan (ketersediaan buah dan
sayur di rumah dan pengaruh orang tua). Rumus Chi-Square yang digunakan
adalah sebagai berikut :
75
75
((O – E)2
X2 = E
dF = (k-1)(b-1)
Keterangan :
X2
= Chi Square
∑ = Jumlah
O = Nilai Observasi
E = Nilai Ekspektasi
k = Jumlah kolom
b = Jumlah baris
dF = Derajat
Uji kemaknaan (Chi Square) dilakukan terhadap seluruh faktor yang
diteliti. Derajat kepercayaan (confidence interval) yang digunakan adalah
95%. Jika P value yang dipeoleh ≤ 0,05, maka Ho ditolak sehingga ada
hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel
dependen. Sedangkan jika P value yang diperoleh > 0,05, maka Ho gagal
ditolak sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel
independen dengan variabel depeden yang diteliti (Hastono, 2007).
b. T-test Independen
Uji statistik t-test independen digunakan untuk menguji hubungan antara
variabel dependen yang bersifat kategorik dan variabel independen yang
bersifat numerik. Variabel yang bersifat numerik dalam penelitian ini yaitu
variabel uang jajan.
76
76
Langkah-langkah dalam melakukan uji t-test independen adalah sebagai
berikut: ( Dahlan, 2009)
1) Memeriksa syarat uji t untuk kelompok berpasangan.
a. Distribusi data harus normal (wajib).
b. Varians data tidak perlu diuji karen akelompok data berpasangan.
2) Jika memenuhi syarat (data berdistribusi normal), maka dipilih uji t
berpasangan.
3) Jika tidak memenuhi syarat (data tidak berdistribusi normal) dilakukan
transformasi data terlebih dahulu.
4) Jika variabel baru hasil transformasi berdistribusi normal, maka dipakai uji
t berpasangan.
5) Jika variabel baru hasil transformasi tidak berdistribusi normal, maka
dipilih uji Wilcoxon.
Setelah memenuhi syarat uji t-test independen di atas, selanjutnya
dilakukanlah analisis uji hubungan. Ada dua tahapan analisis t-test independen
yang digunakan yaitu sebagai berikut : (Santoso, 2010)
1) Dengan levene test, diuji apakah varians populasi kedua sampel tersebut
sama ataukah berbeda.
2) Dengan t-test, dan berdasarkan hasil nomor 1, diambil suatu keputusan.
77
BAB V
HASIL
A. Gambaran Umum SMPN 127 Jakarta Barat
SMPN 127 Jakarta Barat terletak di Jalan Kebon Jeruk Raya No. 126A Kebon
Jeruk, Jakarta Barat. SMPN 127 Jakarta Barat sudah berdiri dan beroperasi sejak tahun
1979. Gedung SMPN 127 Jakarta Barat berdiri diatas tanah seluas 6000 m2
dan luas
bangunan 2200 m2.
SMPN 127 Jakarta Barat memiliki 21 ruang kelas dan dilengkapi dengan ruang
guru, tata usaha, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, aula, perpustakaan, laboratorium
IPA, laboratorium matematika, laboratorium bahasa, laboratorium computer, ruang
multimedia, ruang keterampilan , Unit Kesehtan Sekolah (UKS), kerja OSIS, kerohanian
dan kantin. SMPN 127 Jakarta Barat juga memiliki kebun tanaman obat keluarga
(TOGA) yang berada di samping sekolah dan diperuntukkan untuk kegiatan tanam
menanam baik bagi siswa maupun guru. SMPN 127 Jakarta Barat mempunyai 40 orang
guru dan 12 orang staf tata usaha. Jumlah seluruh siswa di SMPN 127 Jakarta Barat tahun
ajaran 2015-2016 adalah 738 orang. Distribusi frekuensi siswa SMPN 127 Jakarta Barat
tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
78
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Siswa SMPN 127 Kelas VIII dan IX Jakarta Barat
Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Kelas Jumlah (n)
Laki-laki VIII 116
IX 101
Perempuan VIII 138
IX 131
Total 486
Sumber: Data Profil SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015
Responden pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan kelas IX. Total jumlah
siswa kelas VIII dan IX pada penelitian ini adalah 486 orang. Jumlah kelas yang dimiliki
kelas VIII dan kelas IX berjumlah masing-masing 7 kelas (A-G), sehingga ketika
dijumlahkan sebanyak 14 kelas.
SMPN 127 menggunakan Kurikulum Tingkatan Satuan Pelajaran (KTSP) tahun
2006. Kurikulum tersebut terdiri dari beberapa mata ajar. Salah satu mata pelajarannya
adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Mata pelajaran tersebut
memiliki salah satu kegiatan atau program rutin yang mengharuskan siswa/i nya
membawa buah dan sayur pada saat mata pelajaran tersebut dilaksanakan (1 minggu
sekali). Kegiatan atau program tersebut tidak peneliti temukan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri lainnya.
B. Analisis Univariat
1. Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Dalam penelitian ini, perilaku konsumsi buah dan sayur dikategorikan
menjadi dua yaitu kurang dan cukup. Gambaran perilaku konsumsi buah dan
79
sayur pada remaja SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut
ini:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Jumlah (n) Persen (%)
Kurang 136 82,4
Cukup 29 17,6
Total 165 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 165 siswa, lebih banyak siswa
memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur kurang yaitu sebesar 82,4%
2. Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur
Dalam penelitian ini, niat mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh
sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku. Niat mengonsumsi
buah dan sayur dikategorikan menjadi dua yaitu tidak ada dan ada niat
mengonsumsi buah dan sayur.. Gambaran niat mengonsumsi buah dan sayur
siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur
Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Niat Mengonsumsi
Buah dan Sayur Jumlah (n) Persen (%)
Tidak Ada 90 54,5
Ada 75 45,5
Total 165 100
80
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 165 siswa, lebih banyak
siswa tidak ada atau tidak memiliki niat mengonsumsi buah dan sayur yaitu
sebesar 54,5%.
3. Faktor Karakteristik Individu
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dalam penelitian ini di bedakan menjadi laki-laki dan
perempuan. Gambaran jenis kelamin siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat
dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)
Laki-laki 74 44,8
Perempuan 91 55,2
Total 165 100
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 165 siswa, lebih banyak
siswa berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 55,2%.
b. Kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur
Kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua yaitu tidak suka dan suka. Selain itu,
kesukaan/preferensi dalam penelitian ini dapat mengetahui alasan siswa tidak
menyukai buah dan sayur, alasan dalam mengonsumsi buah dan sayur dan
jenis pengolahan yang disukai dalam mengonsumsi buah dan sayur.
81
Gambaran kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur siswa SMPN 127
Jakarta Barat dapat dilihat pada tabel 5.5- 5.7 dan gambar 5.1- 5.2 berikut ini:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesukaan/preferensi Terhadap Buah
dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Kesukaan/preferensi Terhadap
Buah dan Sayur Jumlah (n) Persen (%)
Tidak Suka 37 22,4
Suka 128 77,6
Total 165 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 165 siswa, lebih banyak
siswa memiliki kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur yaitu sebesar
77,6%.
Tabel 5.6
Distribusi Gambaran Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah
Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Variabel Jumlah (n) Persen (%)
Alasan tidak menyukai buah (n=10)
Tidak tersedia 5 50
Rasanya tidak enak 5 50
Tidak bermanfaat bagi tubuh 0 0
Alasan mengonsumsi buah (n=155)
Sebagai sumber vitamin dan mineral 51 32,9
Membantu melancarkan pencernaan 14 9,0
Rasanya enak dan segar 40 25,8
Untuk menjaga kesehatan 50 32,3
Pengolahan buah yang paling disukai
(n=155)
Buah-buahan segar 90 58,1
Jus buah segar 59 38,1
Minuman buah kemasan 4 2,6
Buah kalengan, manisan buah 1 0,6
Dicampur dengan makanan/minuman lain 1 0,6
82
29
22
16 1513 12
8 8 75 4 4 4 3 3 3 3 2 2 1
Jenis Buah
Ma
ngg
a
Ap
el
Du
rian
Jeru
k
Me
lon
Alp
uka
t
An
ggu
r
Pis
an
g
Ke
len
gke
ng
Sem
an
gka
Kiw
i
Nan
as
Pe
pay
a
Bu
ah
nag
a
Jam
bu
Ma
ngg
is
Stra
wb
err
i
Nan
gka
Pir
Be
ngk
ua
ng
Sala
k
1
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa alasan siswa yang tidak
menyukai buah karena buah tidak tersedia dan rasanya tidak enak masing-
masing sebesar 50%. Selain itu, alasan siswa mengonsumsi buah karena buah
sebagai sumber vitamin dan mineral yaitu sebesar 32,9%, buah berfungsi
untuk menjaga kesehatan sebesar 32,3%, buah memiliki rasa enak dan segar
sebesar 25,8% dan buah dapat membantu melancarkan pencernaan hanya
sebesar 9,0%. Kemudian, pengolahan buah yang disukai oleh siswa sebesar
58,1% memilih untuk mengonsumsi buah-buahan segar, 38,1% memilih untuk
mengonsumsi jus buah segar, 2,6% memilih untuk mengonsumsi minuman
buah kemasan dan sisanya masing-masing 0,6% memilih mengonsumsi buah
kalengan dan dicampur dengan makanan/minuman lain.
Gambar 5.1
Distribusi Jenis Buah yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Ju
ml
ah
sis
w
a
(n
)
83
Berdasarkan gambar 5.1 diketahui bahwa sebanyak 29 siswa memilih lebih
menyukai mangga, 22 siswa memilih apel , 16 siswa memilih durian, 15 siswa
memilih jeruk dan 13 siswa memilih melon sebagai jenis buah yang paling
disukai. Buah kesukaan dapat dijawab hanya satu jenis buah dengan jumlah
n=165.
Tabel 5.7
Distribusi Gambaran Kesukaan/Preferensi Terhadap Sayur
Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Variabel Jumlah (n) Persen (%)
Alasan tidak menyukai sayur (n=34)
Tidak tersedia 4 11,8
Rasanya tidak enak 30 88,2
Tidak bermanfaat bagi tubuh 0 0
Alasan mengonsumsi sayur (n=131)
Sebagai sumber vitamin dan mineral 36 27,5
Membantu melancarkan pencernaan 14 9,0
Rasanya enak dan segar 7 5,3
Untuk menjaga kesehatan 74 56,5
Pengolahan sayur yang paling disukai (n=131)
Sayuran segar (lalapan) 11 8,4
Sayuran dimasak 109 83,2
Minuman sayuran kemasan 0 0
Jus sayuran segar 6 4,6
Dicampur dengan makanan/minuman lain 5 3,8
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa alasan terbanyak siswa yang
tidak menyukai sayur karena rasanya tidak enak sebesar 88,2% dan sayur
tidak tersedia sebesar 11,8%. Selain itu, dari 79,4% siswa yang menyukai
sayur memiliki alasan mengonsumsi sayur karena untuk menjaga kesehatan
sebesar 56,5%, sayur sebagai sumber vitamin dan mineral sebesar 27,5%,
sayur berfungsi membantu melancarkan pencernaan sebesar 9,0% dan sayur
84
52
44
35
106 6
3 2 2 2 1 1 1
memiliki rasa enak dan segar sebesar 5,3%. Kemudian, pengolahan sayur
yang disukai oleh siswa sebesar 83,2% memilih untuk mengonsumsi sayuran
dimasak, 8,4% memilih sayuran segar (lalapan), 4,6% memilih jus sayuran
segar dan 3,8% memilih mengonsumsi sayur dicampur dengan
makanan/minuman lain.
Gambar 5.2
Distribusi Jenis Sayur yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.2 diketahui bahwa sebanyak 52 siswa lebih
memilih menyukai bayam, 44 siswa memilih kangkung, 35 siswa memilih
wortel dan 10 siswa memilih brokoli sebagai jenis sayur yang paling disukai.
Sayur kesukaan dapat dijawab hanya satu jenis sayur dengan jumlah n=165.
Ju
ml
ah
sis
w
a
(n)
Jenis Sayur
85
4. Faktor Lingkungan
a. Uang Jajan
Pengertian uang jajan dalam penelitian ini adalah sejumlah uang yang
diterima responden untuk membeli jajanan baik minuman ataupun makanan
per hari di luar uang transportasi. Data uang jajan dalam penelitian ini bersifat
numerik. Gambaran uang jajan SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada
tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.8
Distribusi Gambaran Uang Jajan Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Uang Jajan
Mean Rp 18.500
Median Rp 16.000
SD Rp 10.500
Min – Max Rp 2000 - 100000
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa rata-rata uang jajan siswa
SMPN 127 Tahun 2015 ialah Rp 18.500 dan nilai tengah uang jajan siswa
ialah Rp 16.000. selain itu, diketahui pula nominal uang jajan terkecil siswa
untuk membeli jajanan baik minuman ataupun makanan per hari di luar uang
transportasi sebesar Rp 2.000 sedangkan nominal uang jajan terbesar siswa
untuk membeli jajanan baik minuman ataupun makanan per hari di luar uang
transportasi sebesar Rp 100.000.
86
b. Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah
Dalam penelitian ini, ketersediaan buah dan sayur dikategorikan
menjadi dua yaitu tidak tersedia dan tersedia. Gambaran ketersediaan buah
dan sayur di rumah siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada tabel
5.9 berikut ini:
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Buah dan Sayur
di rumah Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Ketersediaan Buah dan Sayur
di rumah Jumlah (n) Persen (%)
Tidak Tersedia 90 54,5
Tersedia 75 45,5
Total 165 100
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa dari 165 siswa, lebih banyak
siswa memiliki ketersediaan buah dan sayur di rumah yang tidak tersedia
yaitu sebesar 54,5%.
c. Pengaruh Orangtua
Pengaruh orang tua dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua
kategori yaitu kurang baik dan baik. Gambaran pengaruh orangtua terhadap
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada
tabel 5.10 berikut ini:
87
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaruh Orangtua Terhadap
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta
Barat Tahun 2015
Pengaruh Orangtua Jumlah (n) Persen (%)
Kurang Baik 86 52,1
Baik 79 47,9
Total 165 100
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 165 siswa, lebih banyak
siswa memiliki pengaruh orangtua terhadap konsumsi buah dan sayur siswa
yang kurang baik sebesar 52,1%..
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur
Hasil analisis bivariat antara niat mengonsumsi buah dan sayur dengan
perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat
pada tabel 5.11 berikut ini:
Tabel 5.11
Analisis Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Niat Mengonsumsi
Buah dan Sayur
Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur Total P value
Kurang Cukup
n % N % N %
0,000 Tidak Ada 80 88,8 10 11,2 90 100
Ada 56 74,6 19 25,4 75 100
88
Berdasarkan tabel 5.11 hasil analisis hubungan antara niat mengonsumsi
buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa
dari 90 siswa yang tidak ada atau tidak memiliki niat mengonsumsi buah dan
sayur terdapat 80 siswa (88,8%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya
kurang. Dari 75 siswa yang ada atau memiliki niat mengonsumsi buah dan sayur
terdapat 56 siswa (74,6%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 artinya
pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara niat
mengonsumsi buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
2. Hubungan antara Faktor Karakteristik Individu (Jenis Kelamin dan
Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur) dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur
a. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
Hasil analisis bivariat antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada tabel 5.12
berikut ini:
Tabel 5.12
Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi
Buah Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Jenis Kelamin
Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur Total P value
Kurang Cukup
n % n % N %
0,149 Laki-laki 65 87,8 9 12,2 74 100
Perempuan 71 78,0 20 22,0 91 100
89
Berdasarkan tabel 5.12 hasil analisis hubungan antara jenis kelamin
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 74 siswa
yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 65 siswa (87,8%) yang perilaku
konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 71 siswa yang berjenis kelamin
perempuan terdapat 71 siswa (78,0%) yang perilaku konsumsi buah dan
sayurnya kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,149 artinya
pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
b. Hubungan antara Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur
dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Hasil analisis bivariat antara kesukaan/preferensi terhadap buah dan
sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta
Barat dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini:
Tabel 5.13
Analisis Hubungan antara Kesukaan/preferensi Terhadap buah dan
Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Kesukaan/preferensi
Terhadap buah dan
Sayur
Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Total P value
Kurang Cukup
n % n % N %
0,999 Tidak Suka 31 83,8 6 16,2 37 100
Suka 105 82,0 23 18,0 128 100
90
Berdasarkan tabel 5.13 hasil analisis hubungan antara
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur menunjukkan bahwa dari 37 siswa yang tidak memiliki
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur terdapat 31 siswa (83,8%) yang
perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 128 siswa yang memiliki
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur terdapat 105 siswa (82,0%) yang
perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,999 artinya
pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur.
3. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Uang Jajan, Ketersediaan Buah dan
Sayur di Rumah dan Pengaruh Orangtua) dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur
a. Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
Hasil analisis bivariat antara uang jajan dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada tabel 5.13
berikut ini:
91
Tabel 5.14
Analisis Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah
Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015
Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur
Jumlah (n) Mean P value
Kurang 136 18300 0,533
Cukup 29 19700
Berdasarkan tabel 5.14 hasil analisis hubungan antara uang jajan
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa rata-rata uang
jajan siswa yang berperilaku konsumsi buah dan sayur cukup lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang berperilaku konsumsi buah dan sayurnya
kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,533 artinya
pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara uang jajan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
b. Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Hasil analisis bivariat antara kesediaan buah dan sayur di rumah
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta Barat
dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini:
92
Tabel 5.15
Analisis Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah
dengan Perilaku Konsumsi Buah Siswa Kelas VIII dan IX
SMPN 127Jakarta Barat Tahun 2015
Ketersediaan Buah
dan Sayur di Rumah
Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Total P value
Kurang Cukup
n % n % N %
0,076 Tidak Tersedia 79 87,8 11 12,2 90 100
Tersedia 57 76,0 18 24,0 75 100
Berdasarkan tabel 5.15 hasil analisis hubungan antara ketersediaan
buah dan sayur di rumah dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
menunjukkan bahwa dari 90 siswa yang memiliki ketersediaan buah dan sayur
di rumah tidak tersedia terdapat 79 siswa (87,8%) yang perilaku konsumsi
buah dan sayurnya kurang. Dari 75 siswa yang ketersediaan buah dan sayur di
rumah baik terdapat 57 siswa (76,0%) yang perilaku konsumsi buah dan
sayurnya kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,076 artinya
pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara ketersediaan buah dan sayur di rumah dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur.
c. Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur
Hasil analisis bivariat antara pengaruh orangtua dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 127 Jakarta Barat dapat dilihat pada
tabel 5.16 berikut ini:
93
Tabel 5.16
Analisis Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku
Konsumsi Buah Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127Jakarta Barat
Tahun 2015
Pengaruh Orangtua
Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Total P value
Kurang Cukup
n % n % N %
0,091 Kurang Baik 75 87,2 11 12,8 86 100
Baik 61 77,2 18 22,8 79 100
Berdasarkan tabel 5.16 hasil analisis hubungan antara pengaruh
orangtua terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
menunjukkan bahwa dari 86 siswa yang memiliki pengaruh orangtua terhadap
buah dan sayur kurang baik terdapat 75 siswa (87,2%) yang perilaku
konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 79 siswa yang memiliki pengaruh
orangtua terhadap buah dan sayur baik terdapat 61 siswa (77,2%) yang
perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,091 artinya
pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara pengaruh orangtua terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur.
94
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini diantaranya:
1. Penggunaan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dalam pengumpulan data untuk
mengetahui perilaku konsumsi buah dan sayur yang memerlukan daya ingat siswa
ketika mengonsumsi buah dan sayur dalam frekuensi satu minggu terakhir, sehingga
siswa bisa saja lupa dengan makanan yang dikonsumsinya. Selain itu, Food
Frequency Questionnaire (FFQ) bersifat kualitatif sehingga hanya bisa
menggambarkan frekuensi porsi konsumsi buah dan sayur responden.
2. Penelitian ini hanya ingin mengetahui perilaku konsumsi buah dan sayur melalui
frekuensi porsi bukan berdasarkan asupan zat gizi yang didapat responden sehingga
tidak dapat mengetahui lebih detail kebutuhan asupan zat gizi responden.
B. Gambaran Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Perilaku konsumsi buah dan sayur adalah tindakan individu untuk melakukan
konsumsi buah dan sayur dalam memenuhi kecukupan gizi per hari. Menurut Depkes
(2008), kecukupan konsumsi buah dan sayur dihitung berdasarkan frekuensi rata-rata dan
frekuensi porsi asupan buah dan sayur dalam sehari selama seminggu. Di Indonesia,
prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur menurut Riskesdas tahun 2013 sebesar
93,5%.
95
World Health Organization (WHO) menganjurkan konsumsi sayur dan buah
untuk hidup sehat sejumlah 400 gr per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur
dan 150 gram buah. Konsumsi buah dan sayur dianggap „cukup‟ apabila asupan buah dan
sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap „kurang‟ apabila asupan buah
dan sayur kurang dari 5 porsi sehari. Sedangkan di Indonesia menurut rekomendasi
Pedoman Gizi Seimbang, UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, masyarakat Indonesia
dianjurkan mengonsumsi 3-5 porsi sayur yaitu sebanyak 150-200 gram atau 1 ½ - 2
mangkok sayuran sehari sedangkan untuk buah dianjurkan masyarakat Indonesia
mengonsumsi 2-3 porsi buah per hari yaitu sebanyak 200-300 gram atau 2-3 potong porsi
sehari berupa pepaya atau buah lain (Kemenkes, 2014).
Pada penelitian ini, perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa SMPN 127
Jakarta Barat didapatkan sebesar 82,4% memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur
kurang sedangkan siswa yang memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur cukup hanya
sebesar 17,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak responden yang mengonsumsi
buah dan sayur masih kurang dari anjuran rekomendasi menurut Pedoman Gizi Seimbang
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009. Masih rendahnya perilaku siswa yang mengonsumsi
buah dan sayur tersebut menggambarkan bahwa adanya program makan buah dan sayur
seminggu sekali pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan masih belum
efektif dan optimal. Sehingga, peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar lebih
mengontrol dan memastikan siswanya agar mengonsumsi buah dan sayur setiap hari.
Masih rendahnya perilaku konsumsi buah dan sayur yang cukup juga bisa didasari
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor lain yang tidak diteliti oleh
peneliti ialah faktor pengetahuan dan citra diri. Menurut Thomas (1994) dalam
96
Fibrihirzani (2012), mengatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang paling
penting dalam pemilihan makanan karena pengetahuan tersebut dapat menjadi salah satu
faktor untuk mengadopsi perilaku makan yang sehat, dalam hal ini mengonsumsi buah
dan sayur. Hal senada juga dinyatakan oleh Notoatmodjo (2004), yang menyatakan
bahwa kurangnya pengetahuan tentang bahan makanan akan menyebabkan seseorang
salah memilih makanan sehingga akan menurunkan tingkat konsumsi buah dan sayurnya
dan akan berdampak pada masalah gizi lainnya. Hal tersebut juga dapat terlihat dari
penelitian Lestari (2013) yang dilakukan pada siswa SMPN 226 Jakarta Selatan, yang
menemukan bahwa siswa yang berpengetahuan gizi baik cenderung untuk mengonsumsi
sayur dan buah secara cukup dibandingkan dengan siswa yang berpengetahuan gizi
kurang.
Perilaku mengonsumsi buah dan sayur yang kurang khususnya pada remaja dapat
berdampak pada peningkatan kolesterol darah, menimbulkan gangguan penglihatan/mata,
menurunkan kekebalan tubuh, meningkatkan risiko kegemukkan, risiko kanker kolon dan
risiko sembelit (Ruwaidah, 2007). Selain itu, rendahnya perilaku konsumsi buah dan
sayur yang cukup akan merugikan bagi tubuh karena buah dan sayur merupakan sumber
karbohidrat kompleks yang mengenyangkan. Walaupun memiliki kandungan kalori yang
rendah, konsumsi buah dan sayuran memberi kepuasan bagi tubuh karena kekayaan
nutrisi yang dimilikinya (Lingga, 2012). Mengetahui pentingnya manfaat berperilaku
konsumsi buah dan sayur, oleh karena nya disarankan kepada para remaja khususnya
siswa SMP agar lebih memperhatikan dan mencukupi asupan konsumsi buah dan sayur
setiap harinya.
97
C. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
1. Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur
Berdasarkan hasil analisis hubungan (tabel 5.11) diketahui bahwa siswa
yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak ditemukan pada
siswa yang tidak ada atau tidak memiliki niat mengonsumsi buah dan sayur.
Menurut Rahmawati (2000), seseorang yang memiliki niat untuk melakukan
perilaku tidak otomatis menghasilkan perilaku tersebut, karena ada banyak faktor
yang berpengaruh terhadap perilaku selain niat. Semakin tinggi niat seseorang
untuk melakukan perilaku, akan semakin meningkatkan kecenderungan terhadap
perilaku tersebut. Selain itu menurut Ajzen (1991) dalam Theory of Planned
Behavior, menyatakan bahwa niat merupakan faktor yang paling bisa
memprediksi seseorang melakukan suatu perilaku tertentu atau tidak. Seperti pada
umumnya, semakin kuat niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku maka
semakin besar pula kemungkinan usaha yang diperbuat.
Pada penelitian ini, dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar
0,000 yang menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara niat
mengonsumsi buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hal
tersebut dikarenakan, jika seseorang memiliki niat untuk mengonsumsi buah dan
sayur maka orang tersebut akan berusaha optimal untuk mewujudkan tindakannya
untuk mengonsumsi buah dan sayur, sedangkan jika seseorang tidak memiliki
niat untuk mengonsumsi buah dan sayur maka seseorang tersebut tidak akan
98
memikirkan dan berusaha bagaimana agar ia dapat mengonsumsi buahdan sayur
tersebut.
Adanya hubungan antara niat dengan perilaku konsumsi sayur pada
remaja dalam penelitian ini senada dengan Jennifer Klama (2013), yang
menemukan bahwa terdapat tujuh penelitian yang menyatakan niat memiliki
hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.
Ketujuh penelitian tersebut terdiri dari penelitian Blanchard Fisher et al., (2009);
Blanchard Kupperman et al., (2009); Bogers et al., (2004); Collins & Mullan
(2011); Povey et al., (2000); Godin et al., (2010) dan Kittinger et al., (2008).
Selain itu, pada penelitian Cox et al., (1998) ditemukan bahwa niat telah terbukti
menjadi faktor penting dalam perilaku makan tetapi niat yang dimaksud diketahui
belum terwujud maksimal dalam bentuk tindakan. Berbeda dengan penelitian
Rahmawati (2000), yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna (p= 0,058) antara niat dengan perilaku makan sayur pada remaja.
Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji hubungan diketahui pula bahwa
niat untuk mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh sub variabel sikap
(p=0,000), norma subjektif (p=0,000) dan pengendalian dalam berperilaku
(p=0,000). Adanya hubungan antara sikap, norma subjektif dan pengendalian
dalam berperilaku dengan niat mengonsumsi buah dan sayur yang menjadikan
tidak adanya niat siswa dalam mengonsumsi buah dan sayur memberikan andil
dalam perilaku siswa untuk kurang mengonsumsi buah dan sayur.
Sikap ialah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu
perilaku tertentu. Norma subjektif merupakan persepsi/pandangan individu
99
tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan
tersebut. Kemudian, pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control)
merupakan keberadaan rasa kebutuhan dan peluang yang berasal dari persepsi
individu tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan suatu tindakan
(Ajzen, 1991). Ketiga anteseden diatas lah yang akan menentukan niat seseorang
dalam berperilaku.
Pada penelitian ini pula, dari hasil gambaran diketahui bahwa sikap yang
negatif memiliki proporsi lebih besar (58,8%) dibandingkan pengendalian dalam
berperilaku (48,5%) dan norma subjektif (9,1%) yang rendah dalam
mempengaruhi niat siswa untuk mengonsumsi buah dan sayur. Tingginya
proporsi sikap yang negatiflah yang mempengaruhi tingginya tingkat tidak adanya
niat siswa/siswi dalam mengonsumsi buah dan sayur. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil gambaran siswa mengenai rasa terhadap buah dan sayur,
hasilnya diketahui bahwa terdapat 50% siswa mengatakan buah rasanya tidak
enak dan 88,2% siswa juga mengatakan sayur rasanya tidak enak. Pandangan
siswa terhadap rasa buah dan sayur yang tidak enak itulah yang menyebabkan
sikap negatif siswa terhadap buah dan sayur masih tinggi. Sikap negatif diatas
dapat diartikan bahwa pandangan siswa yang masih menganggap buah dan sayur
memiliki rasa yang tidak enak atau pahit.
Tingginya proporsi sikap negatif terhadap buah dan sayur tersebut yang
menyebabkan rendahnya niat untuk berperilaku konsumsi buah dan sayur dapat
tergambar pula dari adanya faktor lain seperti rendahnya pengetahuan terhadap
buah dan sayur yang tidak diteliti dan rendahnya tingkat preferensi/kesukaan
100
terhadap buah dan sayur. Peneliti menemukan bahwa preferensi/kesukaan siswa
terhadap buah dan sayur rendah dan menimbulkan sikap negatif siswa terhadap
buah dan sayur dikarenakan adanya pandangan siswa yang menyatakan bahwa
alasan mengonsumsi buah dan sayur untuk menjaga kesehatan masing-masing
hanya sebesar 32,3% dan 56,5%. Seseorang akan memiliki sikap negatif terhadap
buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan yang
buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa buah dan sayur
merupakan makanan yang membosankan dan jika memakannya sia-sia.
Selain itu, penyebab adanya sikap negatif lainnya terhadap buah dan sayur
juga tergambar oleh alasan kedua siswa mengonsumsi buah dan sayur yang
beralasan bahwa buah dan sayur rasanya enak dan segar masing-masing hanya
sebesar 28,9% dan 5,3%. Hal itu menggambarkan bahwa pandangan siswa akan
buah dan sayur masih buruk karena pada kenyataannya hampir semua buah dan
sayur rasanya enak dan segar dan dominan manis. Seseorang juga akan memiliki
sikap negatif terhadap buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan
atau pandangan yang buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa
buah dan sayur merupakan makanan yang memiliki rasa yang pahit.
Niat seseorang untuk mengonsumsi buah dan sayur akan terwujud menjadi
tindakan jika seseorang tersebut didukung oleh hal-hal lain seperti ada/tersedianya
buah dan sayur (pengendalian terhadap perilaku), dukungan dan dorongan orang
terdekat untuk mengonsumsinya (norma subjektif) serta pikiran positif terhadap
buah dan sayur agar dapat mengonsumsinya (sikap). Pada kenyataannya, adanya
niat saja tidak cukup untuk dapat bertindak mengonsumsi buah dan sayur. Hal
101
tersebut dikarenakan kualitas niat seseorang dipengaruhi oleh waktu yang dimiliki
untuk berperilaku. Semakin lama jarak antara niat dan perilaku, semakin besar
kecenderungan terjadinya perubahan niat. Oleh karenanya perlu diperhatikan hal-
hal lainnya agar niat seseorang yang sudah dimiliki tidak menjadi sia-sia seperti
meningkatkan rasa kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur, lebih
tersedianya buah dan sayur, waktu untuk melakukan perilaku dan dukungan
positif dari lingkungan sekitar serta motivasi untuk mengonsumsi buah dan sayur.
2. Hubungan antara Faktor Karakteristik Individu (Jenis Kelamin dan
Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur) dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur
a. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
Dari hasil analisis hubungan (tabel 5.12) diketahui siswa laki-laki lebih
besar memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur yang kurang, dibandingkan
siswa perempuan. Dalam penelitian Fibrihirzani (2012), ditemukan bahwa
perempuan memiliki kecenderungan mengonsumsi buah dan sayur 3,5 kali
lebih besar dibandingkan laki-laki. Hal itu disebabkan karena siswa
perempuan lebih memiliki pengetahuan yang tinggi, faktor psikologi (citra
diri) dan rasa kesukaan terhadap buah dan sayur yang tinggi, dibandingkan
siswa laki-laki.
Menurut Bere, et al., (2007) dalam Fibrihirzani (2012), menyatakan
bahwa kecenderungan konsumsi buah dan sayur yang lebih baik pada
perempuan dapat dihubungkan dengan kesukaan anak perempuan untuk
mengonsumsi buah dan sayur yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
102
laki. Pada penelitian ini, ternyata setelah dilakukan analisis lebih lanjur
diketahui bahwa perbedaan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa
perempuan dan siswa laki-laki dipengaruhi pula oleh faktor
preferensi/kesukaan. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil tabel silang antara
jenis kelamin dengan preferensi/kesukaan terhadap buah dan sayur yang
menggambarkan bahwa siswa perempuan lebih banyak memiliki kesukaan
terhadap buah dan sayur yaitu sebesar 53,1% dibandingkan siswa laki-laki
yaitu sebesar 46,9%. Hal ini menggambarkan bahwa siswa perempuan
cenderung memiliki rasa kesukaan lebih tinggi sehingga siswa perempuan
memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur yang lebih baik dibandingkan
siswa laki-laki.
Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value
sebesar 0,149 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut
dikarenakan adanya kecenderungan interaksi variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini, seperti: pengetahuan terhadap buah dan sayur dan citra
diri. Menurut hasil penelitian Bahria (2008), yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku makan sayur dan buah
dikarenakan baik pelajar laki-laki dan perempuan pemilihan konsumsi buah
dan sayur didasarkan pada pengetahuan, kesukaan dan rasa. Kemudian,
berbeda dengan Farida (2010), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada
remaja. Hal tersebut dikarenakan, secara umum remaja laki-laki lebih banyak
103
mengonsumsi makanan tinggi kalori namun lebih sedikit mengonsumsi buah
dan sayur dibandingkan remaja perempuan. Selain itu menurut Puspitawati
(2008), jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi
buah dan sayur pada remaja. Hal tersebut dikarenakan, ketika menginjak masa
remaja antara pelajar perempuan dan pelajar laki-laki sudah terlihat perbedaan
pola kebiasaan makan. Pada pelajar perempuan asupan akan buah dan sayur
lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar laki-laki, hal ini dikarenakan pelajar
perempuan sudah mulai memperhatikan bentuk tubuh atau citra diri.
b. Hubungan antara Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur
dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Berdasarkan hasil analisis hubungan (tabel 5.13) diketahui bahwa
siswa yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang, lebih banyak
ditemukan pada siswa yang tidak memiliki kesukaan/preferensi terhadap buah
dan sayur. Menurut Rahmawati (2000), preferensi adalah kecenderungan
untuk menyukai sesuatu atau memilih yang satu dibanding yang lain.
Kesukaan/preferensi makanan merupakan tindakan atau ukuran suka atau
tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan (Suharjo, 1989). Menurut
Ramussen et al., (2006), hampir di seluruh Negara beranggapan bahwa rasa
dan kesukaan terhadap suatu makanan sangatlah penting hubungannya dengan
perilaku konsumsi seseorang tidak terkecuali konsumsi buah dan sayur.
Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,999
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur. Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan Farisa
104
(2012), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
preferensi dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMP di Depok. Hal
tersebut dikarenakan, masing-masing sebesar 100% dan 91.3% responden
tidak menyukai buah dan sayur karena menurutnya rasa buah dan sayur tidak
enak. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Annur (2014), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut dikarenakan,
sebagian besar responden menyukai sayuran segar (55,9%).
Pada penelitian ini, hasil nilai p value sebesar 0,999. Angka tersebut
dapat menggambarkan bahwa terdapat kecenderungan tidak adanya hubungan
yang signifikan antara preferensi/kesukaan terhadap buah dan sayur dengan
perilaku konsumsi buah dan sayur dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu
faktor ketersediaan buah dan sayur dirumah. Terdapat beberapa penelitian
yang menyataan bahwa kesukaan/preferensi buah dan sayur sangat erat
kaitannya dengan ketersediaan buah dan sayur dirumah. Pada penelitian ini,
didapatkan gambaran siswa yang ketersediaan buah dan sayurnya dirumah
tersedia sebesar 78,7% siswa yang memiliki kesukaan terhadap buah dan
sayur sedangkan sisanya hanya sebesar 21,3% siswa yang tidak memiliki
kesukaan terhadap buah dan sayur walaupun ketersediaan buah dan sayur
dirumahnya tersedia. Hal tersebut senada dengan pernyataan Capaldi (1999)
dalam Blanchette dan Brug (2005), yang menyatakan bahwa jika ketersediaan
buah dan sayur kurang maka paparan buah dan sayur pada anak juga terbatas,
sehingga akan mengurangi kesukaan dan preferensi terhadap buah dan sayur
105
dan sebaliknya jika ketersediaan buah dan sayur cukup maka paparan buah
dan sayur pada anak juga tinggi, sehingga akan meningkatkan kesukaan dan
preferensi terhadap buah dan sayur.
Preferensi makanan anak-anak sangat terkait dengan pola konsumsi
mereka. Sayangnya, makanan kaya lemak dan makanan dengan kandungan
gula tinggi yang biasanya lebih disukai anak-anak dibandingkan dengan
makanan rendah kalori dan kaya nutrisi seperti buah-buahan dan sayuran
(Lakkakula, 2011). Kemudian, jika seorang anak tidak menyukai sejenis buah
dan sayur maka ia cenderung akan menghindari apa yang tidak ia sukai. Rasa
yang disukai oleh anak adalah manis dan asin sedangkan rasa yang tidak
disukai adalah pahit dan asam (Brug, et al., 2008). Pada penelitian ini,
berdasarkan distribusi jawaban responden diketahui pula alasan responden
tidak menyukai buah dan sayur dikarenakan rasa buah (50%) dan sayur
(88,2%) tidak enak. Kemudian, berdasarkan hasil gambaran terhadap
kesukaan buah dan sayur diketahui bahwa buah yang paling banyak disukai
adalah manga dan sayur yang paling banyak disukai adalah bayam.
Keanekaragaman berbagai jenis, rasa dan bentuk makanan dapat
menentukan kesukaan/preferensi seseorang terhadap makanan apa yang akan
dikonsumsi tidak terkecuali buah dan sayur, karena buah dan sayur memiliki
rasa yang hampir sama disetiap jenisnya. Buah memiliki rasa yang dominan
manis dan bentuk serta warna yang lebih beragam dibandingkan sayur.
Sedangkan, sayur selain memiliki rasa tawar, pahit, dan manis sayur juga
memiliki warna dan bentuk yang kurang beragam atau kurang menarik
106
perhatian responden karena sayur lebih dominan berjenis sayuran daun
daripada jenis sayuran lainnya.
3. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Uang Jajan, Ketersediaan Buah dan
Sayur di Rumah dan Pengaruh Orangtua) dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur
a. Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
Dari hasil analisis hubungan (tabel 5.14) diketahui bahwa rata-rata
uang jajan siswa yang berperilaku konsumsi buah dan sayur cukup lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang berperilaku konsumsi buah dan
sayurnya kurang. Diketahui pula rata-rata uang jajan siswa diketahui
sebesar Rp 18.500, jumlah tersebut seharusnya cukup jika sebagian uang
tersebut dipergunakan untuk membeli buah dan sayur. Akan tetapi, siswa
yang memiliki uang diatas rata-rata menggunakan uangnya untuk membeli
makanan atau minuman jenis lain atau selain buah dan sayur untuk
dikonsumsi. Uang saku yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi
makanan apa yang dimakan dan frekuensinya (Anzarkusuma dkk, 2004).
Keluarga dengan pendapatan terbatas cenderung tidak dapat memenuhi
kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh. Setidaknya
keanekaragaman bahan makanan kurang terjamin, karena dengan uang
yang terbatas tidak akan banyak pilihan bahan makanan yang dikonsumsi
(Suhardjo, 2006).
Selain itu, dari hasil uji statistik t-test independent didapatkan nilai
p value sebesar 0,533 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara uang jajan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
107
Hal ini sejalan dengan penelitian Farisa (2012), Bahria (2009) dan
Melinda (2013), yang menemukan bahwa tidak ada hubungan bermakna
antara uang jajan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hal
tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa hal, seperti preferensi
terhadap buah dan sayur yang kurang baik, ketersediaan buah dan sayur
yang rendah diluar rumah dan uang jajan yang diberikan oleh orangtua
digunakan oleh anaknya untuk membeli makanan lain.
Pada penelitian ini, uang jajan yang dimaksud ialah sejumlah uang
yang diterima responden untuk membeli jajanan per hari di luar uang
transportasi. Uang jajan yang diterima responden lebih sering digunakan
untuk membeli makan dan minuman selain buah dan sayur. Hal tersebut
lah yang menyebabkan perilaku konsumsi buah dan sayur kurang (82,4%)
memiliki rata-rata uang jajan sebesar Rp 18.300. Angka rata-rata uang
jajan tersebut masih terbilang cukup untuk membeli makanan rendah
kalori seperti buah dan sayur.
Uang jajan yang diterima oleh remaja akan menentukan makanan
apa yang akan mereka beli dan konsumsi di luar rumah (Farisa, 2012).
Remaja yang memiliki uang saku cukup besar, biasanya akan lebih sering
mengonsumsi makanan modern yang memiliki gengsi dengan harapan
akan diterima di kalangan teman sebaya mereka (Benjamin et al.,2004
dalam Estetika 2007). Hal selaras juga terjadi pada beberapa penelitian
yang menyebutkan bahwa remaja yang memiliki uang lebih tidak berpikir
agar menggunakan uangnya untuk membeli buah tetapi mereka lebih
108
memilih makanan yang kurang sehat seperti: kue-kue, makanan cepat saji
dan keripik (Ramussen et al., 2006).
Trend gaya hidup remaja seperti itulah yang menjadikannya lupa
akan kebutuhan kesehatan pada dirinya. Fast food merupakan salah satu
jenis makanan yang tinggi kalori, lemak dan zat kurang baik lainnya.
Sedangkan baik buah maupun sayur merupakan makanan yang memiliki
kandungan zat baik bagi tubuh seperti vitamin dan mineral yang berfungsi
menjaga daya tahan tubuh dari bahaya radikal bebas. Apabila
dibandingkan, harga beli buah dan sayur hampir sama bahkan lebih murah
dari berbagai jenis makanan fast food. Oleh karena nya, disarankan agar
para remaja bisa lebih memilih, membeli dan mengonsumsi makanan yang
memiliki nilai dan kandungan gizi lebih baik seperti berbagai jenis buah
dan sayur.
b. Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Dari hasil analisis hubungan (tabel 5.15) diketahui bahwa siswa
yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak
ditemukan pada siswa yang memiliki ketersediaan buah dan sayur di
rumah tidak tersedia. Menurut Fibrihirzani (2012), semakin banyak
ketersediaan buah dan sayur maka akan semakin tinggi pula konsumsi
buah dan sayur. Hal ini didukung dengan pendapat Sylvestre (2003), yang
menyatakan bahwa ketersediaan buah dan sayur terutama di rumah dapat
menjadi faktor yang berpengaruh paling besar dalam mencapai tingkat
konsumsi.
109
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar
0,076 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara ketersediaan buah dan sayur di rumah dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur. Pada penelitian ini, tidak tersedianya buah dan sayur
dikarenakan orangtua mereka tidak membelikan buah dan sayur
dirumahnya sekalipun siswa memberitahukan buah dan sayur
kesukaannya. Hal tersebut selaras dengan penelitian Melinda (2013), yang
menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
ketersediaan buah dan sayur dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa
SMPN 28 Jakarta dan SMPN 1 Jakarta. Hal tersebut dikarenakan beberapa
hal, seperti orangtua mereka tidak pernah membeli buah dan sayur, toko
didekat rumahnya jarang yang menjual buah dan sayur serta tidak adanya
alat penyimpanan buah dan sayur seperti lemari pendingin (kulkas)
dirumah.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Farisa (2012)
dan hasil penelitian Cullen et al., (2003), yang juga menyatakan bahwa
ketersediaan buah dan sayur di rumah berhubungan dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur pada remaja. Menurut Kristjansdottir et al.
(2006), remaja yang memiliki ketersediaan buah dirumah, bisa membawa
buah ke sekolah sebagai bekal makanan. Menurut Reynolds et al., (2004),
jenis makanan yang tersedia dirumah lebih banyak mempunyai peluang
yang lebih besar untuk dikonsumsi, sedangkan jenis makanan yang tidak
tersedia tidak akan dikonsumsi orang.
110
Pada penelitian ini, tidak adanya hubungan antara ketersediaan
buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur dikarenakan
50% buah tidak tersedia di rumah dan juga 11,8% sayur tidak tersedia di
rumah. Rendahnya ketersediaan buah dan sayur di rumah memperlihatkan
rendahnya upaya orangtua atau keluarga untuk memenuhi dan
meningkatkan konsumsi buah dan sayur tersebut. Karena Reynolds et al.,
(2004) juga mengatakan bahwa adanya upaya untuk menyediakan lebih
banyak buah dan sayuran di rumah dapat meningkatkan konsumsi jenis
makanan ini.
Perilaku konsumsi buah dan sayur sangat erat kaitannya dengan
ketersediaan buah dan sayur dirumah. Keberadaan orangtua khususnya ibu
yang merupakan sosok terpenting dalam rumah tangga dapat mendorong
tersedia atau tidaknya berbagai jenis pilihan makanan tidak terkecuali
buah dan sayur. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua menciptakan
lingkungan yang mendukung melalui peningkatan ketersediaan buah dan
sayur di rumah agar anggota keluarga lainnya dapat mengonsumsi buah
dan sayur dan perilaku konsumsi buah dan sayur hariannya dapat
tercukupi.
c. Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur
Dari hasil analisis hubungan (tabel 5.16) diketahui bahwa siswa
yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak
ditemukan pada siswa yang memiliki pengaruh orangtua terhadap buah
dan sayur kurang baik. Menurut Young, Fors dan Hayes (2004), apa yang
111
orangtua makan di depan anaknya akan mempengaruhi pola makan sang
anak. Kemudian, Pearson et al., (2009) menyatakan bahwa anak-anak
akan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak bila orangtua juga suka
mengonsumsi buah dan sayur dengan baik.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar
0,091 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
pengaruh orangtua terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur. Hal ini selaras dengan penelitian Rahmawati (2000), yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan atau pengaruh dari orangtua dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur pada remaja SMP di Jakarta. Tetapi hal ini berbeda dengan
penelitian Melinda (2013), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara contoh dari orangtua dengan peilaku konsumsi buah
dan sayur pada siswa SMPN 28 Jakarta dan SMPN 1 Jakarta. Hal tersebut
dikarenakan para orangtua yang suka mengonsumsi buah dan sayur dan
mendorong anaknya agar melakukan hal yang sama dengan yang
dilakukan oleh orangtuanya.
Pada penelitian ini, tidak adanya hubungan yang signifikan antara
pengaruh orangtua dengan perilaku konsumsi buah dan sayur dikarenakan
ketersediaan buah dan sayur juga rendah sehingga orangtua pun
mengalami perilaku konsumsi buah dan sayur kurang baik. Berdasarkan
hasil tabulasi silang antara ketersediaan buah dan sayur dengan pengaruh
orangtua dalam mengonsumsi buah dan sayur diketahui bahwa
112
ketersediaan buah dan sayur yang tidak tersedia (kurang baik) memiliki
pengaruh orangtua yang kurang baik dalam mengonsumsi buah dan sayur
sebesar 84,4% sedangkan hanya sebesar 15,6% pengaruh orangtua yang
baik dalam mengonsumsi buah dan sayur jika ketersediaan buah dan sayur
di rumah tidak tersedia. Menurut Ramussen (2006), kebanyakan anak-
anak belajar mengonsumsi buah dan sayur dari anggota keluarganya yang
juga suka mengonsumsi buah dan sayur. Kebiasaan orangtua akan menjadi
pengaruh konsumsi buah dan sayur yang kuat apabila ketersediaan buah
dan sayur baik sedangkan dukungan orangtua menjadi pengaruh yang
penting jika ketersediaan buah dan sayur rendah (Granner et al., 2012,
Cullen et al.,2001, Sandvik et al., 2005).
Selain itu, perilaku makan orang tua yang kurang makan buah dan
sayuran negatif terbentuk dan bertahan karena adanya penguatan
mendapatkan feedback yaitu tidak adanya sanksi dan konsekuensi yang
diterima anak bila anak tidak mengonsumsi buah dan sayuran (Nezu &
Nezu Geller, 2003). Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Blanchette
dan Brug (2005), yang mengatakan bahwa konsumsi buah dan sayur pada
anak berhubungan dengan kebiasaan orang tua dalam mengonsumsi buah
dan sayur terutama ibu dimana ibu sebagai individu utama yang harus
selalu memperhatikan kebutuhan makanan di rumah.
Orang tua merupakan orang pertama yang sangat berpengaruh
terhadap asupan makanan dan pilihan makanan anak (Endres, 2004).
Orangtua merupakan sosok yang sangat penting dalam suatu keluarga.
113
Kebiasaan anggota keluarga mengonsumsi nutrisi (terutama pada anak)
sangat erat kaitannya dengan kebiasaan orang tua. Hal tersebut
dikarenakan perilaku orang dewasa dalam mengonsumsi buah dan sayur
akan mendorong anak-anaknya melakukan hal yang sama. Menurut Feist
& Feist (2008) dalam Dewi (2013), terjadi proses modeling anak terhadap
perilaku makan buah dan sayuran orang tua yang juga negatif. Selain itu,
menurut Bourdeuhuij et al., (2008) dalam Melinda (2013), remaja yang
memiliki orangtua dengan gaya otoriter yang mendukung anaknya untuk
mengonsumsi makanan sehat berdampak positif terhadap konsumsi buah
pada remaja.
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa
akan tetapi kenyataannya remaja masih sangat bergantung pada keluarga
khususnya orangtua. Remaja awal seperti pelajar SMP akan mengamati
perilaku orangtua yang merupakan orang yang paling dekat dan paling
sering ditemui sepanjang waktu. Orangtua yang memiliki kebiasaan
mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur maka otomatis sang
anak pun juga akan terbiasa mengonsumsi buah dan sayur. Oleh karena
nya, diharapkan para orangtua memiliki perilaku mengonsumsi buah dan
sayur baik dan memberikan pengaruh positif baik kepada anak dan
anggota keluarga lainnya dengan cara memberikan sanksi apabila anak
dan anggota keluarga lainnya tidak mengonsumsi buah dan sayur. Hal itu
dilakukan agar anak memiliki perilaku mengonsumsi buah dan sayur baik
setiap harinya.
114
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa Kelas VIII dan IX
di SMPN 127 Jakarta Barat dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Lebih banyak siswa yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang (82,4%)
dibandingkan dengan siswa yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya cukup
(17,6%).
2. Lebih banyak siswa yang tidak ada atau tidak memiliki niat untuk mengonsumsi buah
dan sayur (54,5%) dibandingkan siswa yang ada atau memiliki niat untuk
mengonsumsi buah dan sayur (45,5%).
3. Lebih banyak siswa dengan jenis kelamin laki-laki (44,8%) dibandingkan siswa
dengan jenis kelamin perempuan (55,2%) dan lebih banyak siswa yang tidak
memiliki kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur (22,4%) dibandingkan siswa
yang memiliki kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur (77,6%).
4. Rata-rata uang jajan siswa sebesar Rp 18.500, nilai tengah uang jajan siswa sebesar
Rp 16.000 sedangkan nominal uang jajan terkecil dan terbesar siswa untuk membeli
jajanan baik minuman dan makanan diluar uang transportasi per hari adalah Rp 2.000
dan Rp 100.000; lebih banyak siswa yang memiliki ketersediaan buah dan sayur di
rumah tidak tersedia (54,5%) dibandingkan siswa yang memiliki ketersediaan buah
dan sayur di rumah tersedia (45,5%) dan lebih banyak siswa yang memiliki pengaruh
115
orangtua kurang baik (52,1%) dibandingkan siswa yang memiliki pengaruh orangtua
baik (47,9%).
5. Ada hubungan antara niat mengonsumsi buah dan sayur dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur (p value = 0,000).
6. Tidak ada hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan
kesukaan/preferensi erhadap buah dan sayur) dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur.
7. Tidak ada hubungan antara faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan
sayur di rumah dan pengaruh orangtua) dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
B. Saran
1. Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat
Membuat penyuluhan yang rutin untuk menumbuhkan motivasi konsumsi buah
dan sayur yang benar kepada siswa dan merubah perilaku konsumsinya sesuai
pedoman gizi seimbang .
2. Bagi SMPN 127 Jakarta Barat
Terlibat dalam kegiatan penyuluhan gizi terhadap siswa/i terkait pentingnya
mengonsumsi buah dan sayur bagi pertumbuhan remaja serta dengan menetapkan
program makan buah dan sayur pada mata pelajaran kesehatan jasmani dan olahraga
secara terkontrol.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat meneliti variabel lain yang belum diteliti pada penelitian ini
seperti: pengetahuan terhadap buah dan sayur dan citra diri.
116
DAFTAR PUSTAKA
Achmat, Zakaria. (2010). Theory of Planned Behavior, Masikah Relevan?. Diakses pada 12
Februari 2015 dari http://Theory-of-Planned-Behavior-masikah-relevan1.pdf
Adisti, Prisna. (2010). Personality Plus for Teens. Yogyakarta : Pustaka Grhatama (Anggota
Ikapi)
Ajzen, Icek dan Fishbein(1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50(2), 197-211. University of Massachusetts at Amherst.
Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (Second Edition).New York: McGraw
Hill
Ajzen, Icek. (2006). Theory of Planned Behavior . Diakses pada 29 April 2015 dari
http://people.umass.edu/aizen/tpb.html
Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
__________. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Annur, Dela Rahmadia. (2014). Hubungan Faktor Indvidu dan Lingkungan dengan Konsumsi
Buah dan Sayur Pada Siswa SMPN 19 Jakarta Tahun 2014. Depok: Skripsi Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Anzarkusuma, dkk. (2014). Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar di
Kecamatan Rajeg Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2014,
Vol. 1 No.2 : 135 – 148
117
Ariawan, Iwan. (1998). Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Depok:
JurusanBiostatistik dan Kependudukan FKM UI
Arisman. (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
__________. (2009). Gizi Dalam Daur Kehidupan, Edisi 2. Jakarta: ECG
Astawan, Made. (2008). Sehat dengan Sayuran : Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan dengan
Sayuran. Jakarta : Dian Rakyat
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2009). Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi DKI Jakarta Thaun 2007. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Bahria. (2009). Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Kesukaan dan Faktor Lain dengan
Konsumsi Sayur dan Buah pada Remaja di 4 SMA di Jakarta Tahun 2009. .Depok:
Skripsi Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
Balitbangkes, 2014. Buku Studi Diet Total-Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia 2014.
Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Baz, Murat. Kiziltan, Gul. 2007. Relations Among Weight Control Behaviors and eating
Attitudes, Social Pshyque Anxiety, and Fruit and Vegetable Consumption in Turkish
Adolescents. Adolescence, 42, 165, 167
118
Bere, Elling dan Knut Ing Klepp. (2005). Changes in Accessibility and Preferences Predict
Children’s Future Fruits and Vegetable Intake. International Journal of Behaviorial
Nutrition and Physical Activity, 2:15.
BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun)- Ada Apa Dengan Remaja?.
Policy Brief. Seri I No.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kependudukan-BKKBN
Blanchette dan Brug. (2005). Determinants of Fruit and Vegetable Consumption among 6-12
year old children and effective interventions to increase consumption. Human Nutrition
Dietetic 18:431-443
Bourdeaudhuji, et al. (2004). Reability and Validity of a Questionnaire to Measure Personal,
Social and Environmental Corelates of Fruit and Vegetable Intake in 10-11 Year Old
Children in Five European Countries. Public Health Nutrition, 8(2), 189-200
Cullen, Karen Weber, et al. (2003). Marketing Fruit and Vegetables to Middle School Student :
Formative Assesment Result. JCNM Issue 2, Fall 2005
Cooke L J, Wardle J, Gibson EL, et al. (2003). Demographic, Familial and Trait Predictors
Consumption by Pre-School Children. Department of Epidemiology and Public Health,
University College London and Institute of Child Health, University College London,
UK : Public Health Nutrition : 7(2), 295-302
Cox et al., (1998). UK Consumer Attitudes, Beliefs and Barriers to Increasing fruit and
vegetable consumption. Public Health Nutrition: 1(1), 61-68
119
Depkes, RI. (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Thaun 2007. Jakarta:
Depkes
Dewi, Yessica. (2013). Studi Deskriptif: Persepsi dan Perilaku Makan Buah dan Sayuran Pada
Anak Obesitas dan Orang Tua. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2
No. 1 (2013)
Edberg, Mark. (2010). Buku Ajar Kesehatan Masyarakat: Teori Sosial dan Perilaku. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunikasi : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Endres, Jeannete Brakhane. 2004. Food Nutrition, and The Young Child Fifth Edition. Upper
Saddle River, New Jersey Columbus, Ohio. Pearson Merrill Prentice Hall
Estetika. (2007). Faktor yang Berhbungan dengan Frekuensi Konsumsi Fast Food pada
Mahasiswa. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Depok: FKM UI
Farida, Ida. (2010). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Pada Remaja Di Indonesia Tahun 2007. Skripsi. Peminatan Gizi-Kesehatan
Masyarakat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Farisa, Soraya. (2012). Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan dan Keterpaparan Media
Massa Dengan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa SMPN 8 Depok Thaun 2012.
Skripsi Universitas Indonesia
120
Fibrihirzani, Hafsah. (2012). Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan dan Keterpaparan
Media Massa dengan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa SMPN 8 Depon Tahun
2012. Skripsi Program Sarjana Gizi FKM UI. Depok: FKM UI
Gibney, Michael J. (2008). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Gibson, Rosalind S. (2005). Principles of Nutritonal Assesment Second Edition. Oxford
University Press: New York
Gunanti, I. (2000). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran Pada Anak Pra-
Sekolah. Skripsi: Universitas Airlangga, Surabaya
Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: FKM UI
Hilsen, Marit., Pavia, Anne., Dunn, Mark., et al. (2011). Changes in 10-12 Year Old’s Fruit and
Vegetable Intake in Norway from 2001 to 1008 in Relation to Gender and Socioeconomic
Status – a Comparison of Two Cross-Sectional Groups. International Jounal of
Behavioral Nutrition and Physical Activity, 8, 180 - 190
Khomsan, Ali, dkk. (2003).Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Departemen Gizi Masyarakat
dan Sumber Daya Keluarga. Bogor : Fakultas Pertanian IPB.
_________. (2008). Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Departemen Gizi Masyarakat
dan Sumber Daya Keluarga. Bogor : Fakultas Pertanian IPB.
Klama, Jennifer. (2013). Predicting Fruit and Vegetable Intake With The Theory of Planned
Behavior : A Literature Review. Honors Theses-Paper 223. The Florida State University
DigiNole Commons
121
Klepp, Knut-Inge, et al.(2011). Fruit and Vegetable Consumption Among High School Students
United States, 2010. Morbidity and Mortality Weekly Report, 60(46), 1583-1586
Kristjansdottir, Asa G. et al. (2006). Determinants of Fruit and Vegetable Intake among 11-year-
old Schoolchildren in a Country of Traditionally Low Fruuit and Vegetable
Consumption. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2006,
3:41.
Krolner, Rikke, et al. (2011). Determinats of Fruits and Vegetable Consumption Among
Children and Adolescents: a Review of the Literature. Part II: Qualitative Studies.
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. 8:112.
Lakkakula, Anantha Padmaja. (2011). Building Children’s Liking And Preferences For Fruits
And Vegetables Through School-Based Interventions. A Dissertation: Faculty of the
Lousiana State University and Agricultural and Mechanical College in partial fulfillment
of the requirement for the degree of Doctor of Philosophy in the School of Human
Ecology
Lestari, Ayu Dwi. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur Pada Siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Peminatan
Gizi-Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Lingga, Lanny. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: PT. Argo Media Pustaka
Melinda, Krisna. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Buah dan Sayur
Pada Siswa di SMPN 28 Jakarta dan SMPN 1 Jakarta. Skripsi Program Sarjana Gizi
FKM UI. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
122
Miligan, RA, et al. (1998). Influence of Gender and Socio-economic Status on Dietary Patterns
and Nutrient Intakes in 18-years-old Australians. Aust N Z J Public Health. 1998
Jun;22(4):485-93
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP Keas VII. Jakarta : Ghalia
Indonesia Printing
Naska A, Vasdekis VG, Trichopoulou A, et al. (2000). Fruit and Vegetable Availability Among
Ten European Countries : How Does it Compare with The ‘Five-a-Day’
Recommendation?. DAFNE I and II Projects of The European Commission. Br J Nuts 84,
549-556
Nezu, A.M, Nezu, C. M., & Geller, P. A. (2003). Hand Book Of Psychology Health Psychology
Volume 9. John Wiley & Sons, Inc
Parhati, Rahmi. (2011). Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Buah di Perdesaan dan
Perkotaan. Skripsi. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Fakultas Ekologi
Manusia. Institu Pertanian Bogor.
Pardede, Nancy. (2008). Masa Remaja. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV.
Sagung Seto
Pearson, Natalie, et al. (2008). Parenting Styles, Family Stucture and Adolescent Dietary
Behaviour. Public Health Nutrition, 13(8), 1245-1253
Pietro, Monica Di dan Dartiu Xavier da Silveira. (2008). Internal Validity, Dimentionality and
Performance of The Body Shape Questionnaire in A Group Brazilian College Student.
Brazilia Journal Psychiatry; no.3.p.1-4
123
Puspitawati, Herien. 2008. Analisis Gender Terhadap Kebiasaan Makan dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Positif Pelajar Sekolah Menengah di Kota Bogor. Media
Gizi dan Keluarga. http://www.mediagizikeluarga.org diakses pada pada tanggal 02 Juli
2015
Putri, Ayu Pradipta. (2011) Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Sayur
dan Buah Pada Pelajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Cempaka Putih, Tangerang
Selatan Tahun 2011. Skripsi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta
Rahmawati. 2000. Perilaku Makan Sayur Berdasarkan Faktor Sosiodemografi, Self Efficacy,
Sikap, Niat, Preferensi, dan Ketersediaan Sayur Pada Murid Kelas VI SD
Muhammadiyah 12 Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2009.
Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Ramussen., et al. (2011). Determinants of Fruit and Vegetable Consumption Among Children
and Adolescents: A Review of The Literature. Part II: Qualitative Studies. International
of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2011, 8:112.
Rukmana, R. (2005). Bawang Merah: Budidaya dan Pengelolaan Pascapanen. Yogyakarta:
Kanisius
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Santrock, John W. (2003). Adolescence_Perkembangan Remaja Edisi Ke-Enam. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Sarwono, Sarlito W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Press
124
Sclenker, Eleanor D dan Sara, Long. (2007). Wiliams’ Essentials of Nutrition and Diet Therapy.
Ninth Edition. USA: Mosby
Soediatama AD. (2004). Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta: Dian Rakyat
Soenardi. (2005). Hidangan Sehat Untuk Mencegah Kanker. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Spiegler, M. D. & Guevremont, D. C. 2003. Contemporary Behavior Therapy. USA: Wadsworth
Learning
Sriutari D S, Dyah. (2002). Pengaruh Peer Group Terhadap Kebiasaan Makan Remaja
Putri.Skripsi: Fakultas Ilmu Keerawatan UI
Story et al. (2002). Individual and Environmental Influence on Adolescents Eating Behavior.
Journal of American Diet Asociation, 102 (3), 40-51
Suharjo. (1989). Sosio Budaya Gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi
_______.(2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek.
Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Supariasa, dkk. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG
Surahman, D. N dan Darmajana, D. A. (2004). Kajian Analisis Kandungan Vitamin dan Mineral
Buah-buahan Tropis dan Sayur-sayuran di Toyaman Prefecture Jepang. Dalam:
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses Jurusan Kimia Fakultas Teknik
Undip Semarang. ISSN: 1411- 4216
Surbakti. (2009). Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
125
Susianto. (2010). The Miracle of Vegan, Pola Hidup Sehat ala Vegetarian Murni. Jakarta :
Qanita
Wardyaningrum, Damayanti. (2010). Pola Komunikasi Keluarga dalam Menentukan Konsumsi
Nutrisi bagi Anggota Keluarga. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3,
September-Desember 2010, Halaman 289-298
Widiastuti, Ani. (2012). Efektifitas Edukasi Terstruktur Berbasis Teori Perilaku Terencana
Terhadap Pemberdayaan dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner di
Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Tesis Universitas Indonesia
Winarno, F. G. (2002). Pangan Bagi Kesehatan dan Vitalitas. Bogor, M-Brio Press.
World Health Organization (2003). Fruit and Vegetable Intake in a Sample of 11-year-old
Children in 9 Europian Countries: The Pro Children Cross-Sectional Survey. Ann Nutr
Metab. Jul-Aug;49:236-245.Epub 2005 Jul 28.
Wulansari, Natalia D. (2009) Konsumsi Serta Prefensi Buah Dan Sayur Pada Remaja Sma
Dengan Status Sosial Ekonomi Yang Berbeda Di Bogor. Skripsi Universitas Indonesia
Yatim,F. (2005). 30 Gangguan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah. Jakarta: Pustaka Populer
Obor
Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Zenk, Shannon N. (2005). Fruits and Vegetable Intake in African Americans : Income and Store
Characteristics. Am Journal Prev Med; 29(1):1-9
xviii
LAMPIRAN
xix
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI
BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI SMP NEGERI 127 JAKARTA BARAT
TAHUN 2015
Assalamualaikum wr.wb
Perkenalkan nama saya nurlidyawati, mahasiswi peminatan gizi jurusan kesehatan
masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian mengenai konsumsi buah dan sayur
pada remaja siswa dan siswi di SMP Negeri 127 Jakarta Barat. Saya akan menanyakan kepada
kamu mengenai beberapa hal. Jawaban yang kamu pilih pada kuesioner ini tidak akan
mempengaruhi nilai rapormu di sekolah. Saya sangat mengharapkan partisipasi kamu untuk
mengisi kuesioner ini. Jawabanmu akan dirahasiakan sehingga tidak akan ada satu orang pun
yang mengetahuinya, karena data yang akan ditampilkan merupakan data kumulatif dari seluruh
sampel yang diambil.
Saya mohon kesediaan kamu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jujur,
tanpa bantuan orang lain dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terimakasih atas
perhatiannya.Wassalamualaikum wr.wb
A. Identitas Responden
(diisi petugas)
A1 Nama Lengkap
A2 Jenis Kelamin [ ]
A3 Uang jajan Rp _______________________/hari
[ ]
A4 Kelas
A5 No. Handphone
No. Responden
(diisi oleh petugas)
xx
B. Kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur
Beri tanda (X) pada salah satu jawabanmu. (diisi
petugas)
B1 Apakah kamu menyukai buah?
a. Ya (Lanjut ke B3)
b. Tidak (Lanjut ke B2)
[ ]
B2
Jika tidak menyukai buah, apa alasannya?
a. Tidak tersedia
b. Rasanya tidak enak
c. Tidak bermanfaat bagi tubuh
[ ]
B3
Apakah alasan kamu mengonsumsi buah?
a. Sebagai sumber vitamin dan mineral
b. Membantu melancarkan pencernaan
c. Rasanya enak dan segar
d. Untuk menjaga kesehatan
[ ]
B4
Pengolahan buah apa yang paling kamu sukai?
a. Buah-buahan segar
b. Jus buah segar
c. Minuman buah kemasan
d. Buah kalengan, manisan buah
e. Dicampur dengan makanan/minuman lain
[ ]
B5 Sebutkan satu buah yang paling kamu sukai ………………………
B6 Apakah kamu menyukai sayur?
a. Ya (Lanjut ke B8)
b. Tidak (Lanjut ke B7)
[ ]
B7
Jika tidak menyukai sayur, apa alasannya?
a. Tidak tersedia
b. Rasanya tidak enak
c. Tidak bermanfaat bagi tubuh
[ ]
B8
Apakah alasan kamu mengonsumsi sayur?
a. Sebagai sumber vitamin dan mineral
b. Membantu melancarkan pencernaan
c. Rasanya enak dan segar
d. Untuk menjaga kesehatan
[ ]
B9
Pengolahan sayur apa yang paling kamu sukai?
a. Sayuran segar
b. Sayuran dimasak
c. Minuman sayur kemasan
d. Jus sayuran segar
e. Dicampur dengan makanan/minuman lain
[ ]
xxi
B10 Sebutkan satu sayur yang paling kamu sukai ………………………
C. Ketersediaan buah dan sayur di rumah
Beri tanda (√) pada salah satu kolom jawabanmu.
Pertanyaan
Tidak
pernah Jarang
Kadang-
kadang Sering Selalu
(diisi
petugas)
C1
Apakah dirumah mu
selalu tersedia buah setiap
hari?
[ ]
C2
Jika kamu
memberitahukan buah
kesukaanmu, apakah akan
dibelikan oleh
orangtuamu?
[ ]
C3
Apakah dirumahmu selalu
terdapat beberapa jenis
buah yang kamu suka?
[ ]
C4 Apakah dirumahmu selalu
tersedia sayur setiap hari?
[ ]
C5
Jika kamu
memberitahukan sayur
kesukaanmu, apakah akan
dibelikan oleh
orangtuamu?
[ ]
C6
Apakah dirumah kamu
selalu terdapat beberapa
jenis sayur yang kamu
suka?
[ ]
xxii
D. Pengaruh Orangtua
Beri tanda (√) pada salah satu kolom jawabanmu.
Pertanyaan
Tidak
pernah Jarang
Kadang-
kadang Sering Selalu
(diisi
petugas)
D1
Ketika kamu sedang
bersama orangtuamu
dirumah, apakah
orangtuamu mengkonsumsi
buah?
[ ]
D2
Ketika kamu sedang
bersama orangtuamu di
restoran, apakah orangtuamu
mengkonsumsi buah?
[ ]
D3
Ketika kamu sedang
bersama orangtuamu
dirumah, apakah
orangtuamu mengkonsumsi
sayur?
[ ]
D4
Ketika kamu sedang
bersama orangtumu di
restoran, apakah orangtuamu
mengkonsumsi sayur?
[ ]
D5
Apakah orangtuamu
menganjurkan kamu untuk
mengkonsumsi buah setiap
hari?
[ ]
D6
Apakah orangtua mu
menganjurkan kamu untuk
mengkonsumsi sayur setiap
hari?
[ ]
xxiii
E. Niat mengkonsumsi buah dan sayur
Beri tanda (√) pada salah satu kolom jawabanmu.
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Mungkin
setuju Setuju
Sangat
Setuju
(diisi
petugas)
Sikap
E1
Saya yakin
mengkonsumsi buah dan
sayur dapat mencegah
berbagai penyakit masuk
ke tubuh saya
[ ]
E2
Saya yakin buah dan
sayur dapat membuat
makanan saya menjadi
lebih lezat
[ ]
Norma Subjektif
E3
Ibu saya berpendapat saya
harus mengkonsumsi
buah dan sayur
[ ]
E4
Ayah saya berpendapat
saya harus mengkonsumsi
buah dan sayur
[ ]
E5
Teman saya berpendapat
saya harus mengkonsumsi
buah dan sayur
[ ]
xxiv
Pengendalian dalam Berperilaku
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Mungkin
setuju Setuju
Sangat
Setuju
(diisi
petugas)
E7
Saya cukup memahami
tentang manfaat
mengkonsumsi buah dan
sayur
[ ]
E8
Biaya pembelian buah
dan sayur tidak
menghalangi saya untuk
mengkonsumsi buah dan
sayur
[ ]
E9
Walaupun orangtua dan
kerabat saya tidak
menyarankan untuk
mengkonsumsi buah dan
sayur, saya tetap akan
mengkonsumsi buah dan
sayur
[ ]
E10
Tidak dapat mengolah
sendiri buah dan sayur,
tidak menghalangi saya
untuk mengkonsumsi
buah dan sayur tersebut
[ ]
Dimodifikasi dari Ajzen (2006) dan Farisa (2012)
TERIMA KASIH
xxv
Lampiran 2 Lembar FFQ (Food Frequency Questioner) Semi Kuantitatif
Menurut Jenis Buah dan Sayur
Ingat dan sebutkanlah buah dan sayur yang kamu konsumsi satu pada satu minggu terakhir
Jenis Bahan Makanan
Tidak pernah
1 hari perminggu
2-4 hari perminggu
5-6 hari perminggu
1 kali perhari
>1 kali perhari
Sayuran
a. Bayam
b. Kangkung
c. Sawi Putih
d. Sawi Hijau
e. Kac. Panjang
f. Kool putih
g. Kembang kool
h. Brokoli
i. Jagung bayi
j. Jagung kuning
k. Buncis
l. Toge
m. Wortel
n. Labu siam
o. Oyong
p. Ketimun
q. Lainnya
Buah
a. Apel
b. Anggur
c. Jambu biji
d. Jeruk
e. Sunkist
f. Salak
g. Rambutan
h. Semangka
i. Melon
j. Pepaya
k. Mangga
l. Pir
m. Alpokat
n. Pisang
o. Lainnya
xxvi
Lampiran 3
Output Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
VARIABEL KESUKAAN/PREFERENSI BUAH DAN SAYUR
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 3 15.0
Excludeda 17 85.0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alphaa N of Items
.816 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Apakah kamu menyukai buah? 15.33 2.333 .470 .833a
Jika tidak, apa alasan kamu
tidak menyukai buah? 14.33 2.333 .400 .833
a
Jika kamu menyukai buah, apa
alasan kamu mengkonsumsi
buah?
13.67 2.333 .400 .833a
Jenis pengolahan buah yang
paling kamu sukai adalah 14.33 2.333 .400 .833
a
Apakah kamu menyukai sayur? 15.33 2.333 .400 .833a
Jika tidak, apa alasan kamu
tidak menyukai sayur? 14.33 2.333 .400 .833
a
xxvii
Jika kamu menyukai sayur, apa
alasan kamu mengkonsumsi
sayur?
13.00 3.000 .380 .130
Jenis pengolahan sayur yang
paling kamu sukai adalah 14.00 3.000 .500 .259
a
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.33 2.333 1.528 8
VARIABEL KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DIRUMAH
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.664 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Apakah dirumahmu selalu
tersedia buah setiap hari? 17.90 7.042 .478 .591
xxviii
Jika kamu memberitahukan
buah kesukaanmu, apakah
akan dibelikan oleh
orangtuamu?
17.45 5.734 .633 .515
Apakah dirumahmu selalu
terdapat jenis buah yang kamu
suka?
17.80 7.221 .168 .597
Apakah dirumahmu selalu
tersedia sayur setiap hari? 17.45 8.050 .395 .694
Jika kamu memberitahukan
sayur kesukaanmu, apakah
akan dibelikan oleh
orangtuamu?
17.25 7.566 .378 .637
Apakah dirumahmu selalu
terdapat jenis sayur yang kamu
suka?
17.90 8.516 .168 .659
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21.15 9.924 3.150 6
VARIABEL PENGARUH ORANGTUA
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
xxix
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.730 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Ketika kamu sedang bersama
orangtuamu dirumah, apakah
orangtuamu mengkonsumsi buah? 19.95 9.734 .448 .698
Ketika kamu edang bersama
orangtuamu di restoran, apakah
orangtuamu mengkonsumsi buah?
20.40 9.937 .396 .715
Ketika kamu sedang bersama
orangtuamu dirumah, apakah
orangtuamu mengkonsumsi sayur? 19.40 9.726 .578 .663
Ketika kamu sedang bersama
orangtua mu di restoran, apakah
orangtuamu mengkonsumsi sayur? 19.45 9.208 .466 .695
Apakah orangtuamu menganjurkan
kamu untuk mengkonsumsi buah
setiap hari?
19.15 10.345 .482 .690
Apakah orangtuamu menganjurkan
kamu untuk mengkonsumsi sayur
setiap hari?
19.15 10.450 .460 .696
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23.50 13.526 3.678 6
xxx
VARIABEL NIAT MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.813 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya berniat mengkonsumsi buah
dan sayur setiap hari 37.80 19.221 .633 .779
Saya yakin mengkonsumsi buah
dan sayur dapat mencegah
berbagai penyakit masuk ke tubuh
saya
37.10 21.463 .381 .820
Saya yakin buah dan sayur dapat
membuat makanan saya menjadi
lebih lezat
37.70 20.537 .555 .790
Ibu saya berpendapat saya harus
mengkonsumsi buah dan sayur 37.30 22.537 .384 .809
Ayah saya berpendapat saya
harus mengkonsumsi buah dan
sayur
37.45 21.629 .470 .799
Teman saya berpendapat saya
harus mengkonsumsi buah dan
sayur
37.85 22.766 .441 .820
xxxi
Saya cukup memahami tentang
manfaat mengkonsumsi buah dan
sayur 37.50 20.579 .591 .787
Biaya pembelian buah dan sayur
tidak menghalangi saya untuk
mengkonsumsi buah dan sayur 37.45 21.418 .387 .807
Walaupun orangtua dan kerabat
saya tidak menyarankan untuk
mengkonsumsi buah dan sayur,
saya tetap akan mengkonsumsi
buah dan sayur
37.80 17.116 .773 .757
Tidak dapat mengolah sendiri
buah dan sayur, tidak
menghalangi saya untuk
mengkonsumsi buah dan sayur
tersebut
37.80 18.905 .625 .780
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
41.75 24.934 4.993 10
xxxii
Lampiran 4
Output Hasil Penelitian (Kuesioner)
PERILAKU KONSUMSI BUAH DAN SAYUR
Frequencies
kelompok buah dan sayur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 136 82.4 82.4 82.4
Cukup 29 17.6 17.6 100.0
Total 165 100.0 100.0
NIAT
Frequencies
niat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak ada 90 54.5 54.5 54.5
Ada 75 45.5 45.5 100.0
Total 165 100.0 100.0
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Niat Mean 35.6242 .32898
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 34.9747
Upper Bound 36.2738
5% Trimmed Mean 35.5842
xxxiii
Median 36.0000
Variance 17.858
Std. Deviation 4.22587
Minimum 26.00
Maximum 45.00
Range 19.00
Interquartile Range 6.50
Skewness -.008 .189
Kurtosis -.571 .376
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
niattpb .104 165 .000 .980 165 .019
a. Lilliefors Significance Correction
Crosstabs
niat buah dan sayur Crosstabulation
kelompok baru buah dan sayur
Total kurang cukup
Niat tidak ada Count 75 15 90
% within variabel niat terbaru 83.3% 16.7% 100.0%
ada Count 61 14 75
% within variabel niat terbaru 81.3% 18.7% 100.0%
Total Count 136 29 165
% within variabel niat terbaru 82.4% 17.6% 100.0%
xxxiv
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .113a 1 .000
Continuity Correctionb .017 1 .000
Likelihood Ratio .113 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association .112 1 .000
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.18.
b. Computed only for a 2x2 table
Sub variabel niat (sikap, norma subjektif & pengendalian dalam berperilaku)
Frequency Table
Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 97 58.8 58.8 58.8
Baik 68 41.2 41.2 100.0
Total 165 100.0 100.0
Crosstabs
sikap * niat tpb Crosstabulation
kelompok niat tpb
Total tidak ada ada
kelompok sikap baru kurang baik Count 63 34 97
% within kelompok sikap
baru 64.9% 35.1% 100.0%
baik Count 9 59 68
% within kelompok sikap
baru 13.2% 86.8% 100.0%
Total Count 72 93 165
% within kelompok sikap
baru 43.6% 56.4% 100.0%
xxxv
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 43.466a 1 .000
Continuity Correctionb 41.389 1 .000
Likelihood Ratio 47.239 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 43.203 1 .000
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Frequency Table
norma subjektif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 15 9.1 9.1 9.1
Baik 150 90.9 90.9 100.0
Total 165 100.0 100.0
Crosstabs
norma subjektif * niat tpb Crosstabulation
kelompok niat tpb
Total tidak ada ada
norma subjektif baru kurang baik Count 15 0 15
% within norma subjektif
baru 100.0% .0% 100.0%
baik Count 57 93 150
% within norma subjektif
baru 38.0% 62.0% 100.0%
Total Count 72 93 165
% within norma subjektif
baru 43.6% 56.4% 100.0%
xxxvi
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 21.312a 1 .000
Continuity Correctionb 18.866 1 .000
Likelihood Ratio 26.839 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 21.183 1 .000
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.55.
b. Computed only for a 2x2 table
Frequency Table
Perceived
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 80 48.5 48.5 48.5
Baik 85 51.5 51.5 100.0
Total 165 100.0 100.0
Crosstabs
perceived * niat tpb Crosstabulation
kelompok niat tpb
Total tidak ada ada
kelompok perceived kurang baik Count 60 20 80
% within kelompok perceived 75.0% 25.0% 100.0%
baik Count 12 73 85
% within kelompok perceived 14.1% 85.9% 100.0%
Total Count 72 93 165
% within kelompok perceived 43.6% 56.4% 100.0%
xxxvii
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 62.110a 1 .000
Continuity Correctionb 59.659 1 .000
Likelihood Ratio 66.879 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 61.733 1 .000
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.91.
b. Computed only for a 2x2 table
JENIS KELAMIN
Frequencies
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 74 44.8 44.8 44.8
perempuan 91 55.2 55.2 100.0
Total 165 100.0 100.0
Crosstabs
Jenis kelamin buah dan sayur Crosstabulation
buah dan sayur
Total kurang cukup
Jenis kelamin laki-laki Count 65 9 74
% within Jenis kelamin 87.8% 12.2% 100.0%
perempuan Count 71 20 91
% within Jenis kelamin 78.0% 22.0% 100.0%
Total Count 136 29 165
xxxviii
Jenis kelamin buah dan sayur Crosstabulation
buah dan sayur
Total kurang cukup
Jenis kelamin laki-laki Count 65 9 74
% within Jenis kelamin 87.8% 12.2% 100.0%
perempuan Count 71 20 91
% within Jenis kelamin 78.0% 22.0% 100.0%
Total Count 136 29 165
% within Jenis kelamin 82.4% 17.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.714a 1 .099
Continuity Correctionb 2.079 1 .149
Likelihood Ratio 2.789 1 .095
Fisher's Exact Test .106 .074
Linear-by-Linear Association 2.698 1 .100
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.01.
b. Computed only for a 2x2 table
KESUKAAN/PREFERENSI TERHADAP BUAH DAN SAYUR
Frequencies
kelompok suka buah sayur new
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Suka 128 77.6 77.6 77.6
tidak suka 37 22.4 22.4 100.0
Total 165 100.0 100.0
xxxix
Jika tidak, apa alasan kamu tidak menyukai buah?
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tersedia 5 3.0 50.0 50.0
rasanya tidak enak 5 3.0 50.0 100.0
Total 10 6.1 100.0
Missing System 155 93.9
Total 165 100.0
Jika kamu menyukai buah, apa alasan kamu mengkonsumsi buah?
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sebagai sumber vitamin dan
mineral 55 33.3 33.3 33.3
membantu melancarkan
pencernaan 15 9.1 9.1 42.4
rasanya enak dan segar 43 26.1 26.1 68.5
untuk menjaga kesehatan 51 30.9 30.9 99.4
5 1 .6 .6 100.0
Total 165 100.0 100.0
Jenis pengolahan buah yang paling kamu sukai adalah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid buah-buahan segar 93 56.4 56.4 56.4
jus buah segar 62 37.6 37.6 93.9
minuman buah kemasan 7 4.2 4.2 98.2
buah kalengan, manisan
buah 1 .6 .6 98.8
dicampur dengan
makanan/minuman lain 2 1.2 1.2 100.0
Total 165 100.0 100.0
xl
Sebutkan satu buah yang paling kamu sukai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ALPUKAT 12 7.3 7.3 7.3
ANGGUR 8 4.8 4.8 12.1
APEL 22 13.3 13.3 25.5
BENGKUANG 1 .6 .6 26.1
BUAH NAGA 3 1.8 1.8 27.9
DURIAN 16 9.7 9.7 37.6
JAMBU 3 1.8 1.8 39.4
JERUK 15 9.1 9.1 48.5
KELENGKENG 7 4.2 4.2 52.7
KIWI 4 2.4 2.4 55.2
MANGGA 29 17.6 17.6 72.7
MANGGIS 3 1.8 1.8 74.5
MELON 13 7.9 7.9 82.4
NANAS 4 2.4 2.4 84.8
NANGKA 2 1.2 1.2 86.1
PEPAYA 4 2.4 2.4 88.5
PIR 2 1.2 1.2 89.7
PISANG 8 4.8 4.8 94.5
SALAK 1 .6 .6 95.2
SEMANGKA 5 3.0 3.0 98.2
STRAWBERRI 3 1.8 1.8 100.0
Total 165 100.0 100.0
xli
Jika tidak, apa alasan kamu tidak menyukai sayur?
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tersedia 5 3.0 14.3 14.3
rasanya tidak enak 30 18.2 85.7 100.0
Total 35 21.2 100.0
Missing System 130 78.8
Total 165 100.0
Jika kamu menyukai sayur, apa alasan kamu mengkonsumsi sayur?
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sebagai sumber vitamin dan
mineral 44 26.7 26.7 26.7
membantu melancarkan
pencernaan 21 12.7 12.7 39.4
rasanya enak dan segar 7 4.2 4.2 43.6
untuk menjaga kesehatan 93 56.4 56.4 100.0
Total 165 100.0 100.0
xlii
Jenis pengolahan sayur yang paling kamu sukai adalah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sayuran segar (lalapan) 15 9.1 9.1 9.1
sayuran dimasak 136 82.4 82.4 91.5
jus sayur segar 7 4.2 4.2 95.8
dicampur dengan
makanan/minuman lain 7 4.2 4.2 100.0
Total 165 100.0 100.0
Sebutkan satu sayur yang paling kamu sukai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAYAM 52 31.5 31.5 31.5
BROKOLI 10 6.1 6.1 37.6
BUNCIS 1 .6 .6 38.2
JAGUNG 6 3.6 3.6 41.8
KANGKUNG 44 26.7 26.7 68.5
KETIMUN 6 3.6 3.6 72.1
KOOL 1 .6 .6 72.7
SAWI HIJAU 2 1.2 1.2 73.9
SAWI PUTIH 2 1.2 1.2 75.2
SELADA 2 1.2 1.2 76.4
TOGE 1 .6 .6 77.0
TOMAT 3 1.8 1.8 78.8
WORTEL 35 21.2 21.2 100.0
Total 165 100.0 100.0
xliii
Crosstabs
suka buah sayur buah dan sayur Crosstabulation
buah dan sayur
Total kurang cukup
suka buah sayur suka Count 105 23 128
% within kelompok suka buah
sayur new 82.0% 18.0% 100.0%
tidak suka Count 31 6 37
% within kelompok suka buah
sayur new 83.8% 16.2% 100.0%
Total Count 136 29 165
% within kelompok suka buah
sayur new 82.4% 17.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .061a 1 .805
Continuity Correctionb .000 1 .999
Likelihood Ratio .062 1 .804
xliv
Fisher's Exact Test 1.000 .511
Linear-by-Linear Association .060 1 .806
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
UANG JAJAN
Frequencies
Statistics
nominal_uangjajan
N Valid 165
Missing 0
Mean 1.85E4
Std. Error of Mean 820.958
Median 1.60E4
Std. Deviation 1.055E4
Minimum 2000
Maximum 100000
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
nominal_uangjajan 165 100.0% 0 .0% 165 100.0%
xlv
Descriptives
Statistic Std. Error
nominal_uangjajan Mean 1.85E4 820.958
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 1.69E4
Upper Bound 2.02E4
5% Trimmed Mean 1.76E4
Median 1.60E4
Variance 1.112E8
Std. Deviation 1.055E4
Minimum 2000
Maximum 100000
Range 98000
Interquartile Range 9000
Skewness 3.326 .189
Kurtosis 21.547 .376
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nominal_uangjajan .203 165 .000 .762 165 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
transform uang jajan 165 100.0% 0 .0% 165 100.0%
xlvi
Descriptives
Statistic Std. Error
transform uang jajan Mean .50 .039
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .42
Upper Bound .57
5% Trimmed Mean .50
Median .00
Variance .252
Std. Deviation .502
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .012 .189
Kurtosis -2.025 .376
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
transform uang jajan .342 165 .000 .636 165 .000
a. Lilliefors Significance Correction
T-Test
Group Statistics
kelompok
baru buah
dan sayur N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nominal_uangjajan kurang 136 1.83E4 10681.097 915.896
cukup 29 1.97E4 9986.691 1854.482
xlvii
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
nominal_
uangjajan
Equal
variances
assumed
.038 .845 -.625 163 .533 -1350.025 2160.954 -5617.098 2917.047
Equal
variances
not
assumed
-.653 42.797 .517 -1350.025 2068.325 -5521.772 2821.721
KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR
Frequencies
Ketersediaan buah dan sayur di rumah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tersedia 90 54.5 54.5 54.5
Tersedia 75 45.5 45.5 100.0
Total 165 100.0 100.0
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
ketbuahdansayurnew Mean 21.15 .258
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 20.64
Upper Bound 21.65
5% Trimmed Mean 21.09
xlviii
Median 21.00
Variance 10.954
Std. Deviation 3.310
Minimum 13
Maximum 30
Range 17
Interquartile Range 5
Skewness .204 .189
Kurtosis -.335 .376
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
ketbuahdansayurnew .096 165 .001 .986 165 .086
a. Lilliefors Significance Correction
Crosstabs
Ketersediaan buah dan sayur buah dan sayur Crosstabulation
buah dan sayur
Total kurang cukup
Ketersediaan buah dan sayur kurang baik Count 79 11 90
% within ketersediaanbauh
dan sayur baru bgt 87.8% 12.2% 100.0%
Baik Count 57 18 75
% within ketersediaanbauh
dan sayur baru bgt 76.0% 24.0% 100.0%
Total Count 136 29 165
% within ketersediaanbauh
dan sayur baru bgt 82.4% 17.6% 100.0%
xlix
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3.917a 1 .048
Continuity Correctionb 3.146 1 .076
Likelihood Ratio 3.915 1 .048
Fisher's Exact Test .064 .038
Linear-by-Linear Association 3.893 1 .048
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.18.
b. Computed only for a 2x2 table
PENGARUH ORANGTUA
Frequencies
pengaruh orang tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 86 52.1 52.1 52.1
Baik 79 47.9 47.9 100.0
Total 165 100.0 100.0
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Pengaruhortunew Mean 22.28 .274
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 21.74
Upper Bound 22.82
5% Trimmed Mean 22.29
Median 22.00
Variance 12.397
l
Std. Deviation 3.521
Minimum 13
Maximum 30
Range 17
Interquartile Range 5
Skewness -.024 .189
Kurtosis -.289 .376
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Pengaruhortunew .063 165 .200* .987 165 .123
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Crosstabs
pengaruh orang tua buah dan sayur Crosstabulation
buah dan sayur
Total kurang cukup
pengaruh orang tua kurang baik Count 75 11 86
% within mean pengaruh ortu
baru bgt 87.2% 12.8% 100.0%
baik Count 61 18 79
% within mean pengaruh ortu
baru bgt 77.2% 22.8% 100.0%
Total Count 136 29 165
% within mean pengaruh ortu
baru bgt 82.4% 17.6% 100.0%
li
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.839a 1 .092
Continuity Correctionb 2.191 1 .139
Likelihood Ratio 2.853 1 .091
Fisher's Exact Test .105 .069
Linear-by-Linear Association 2.822 1 .093
N of Valid Casesb 165
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.88.
b. Computed only for a 2x2 table
lii
Lampiran 5
Output Hasil Penelitian (FFQ)
Perhitungan FFQ Buah dan Sayur
Nomor Responden
Hasil FFQ Keterangan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Porsi Buah
Porsi Sayur
Porsi Buah
Porsi Sayur
1 1.43 2.14 kurang kurang kurang
2 0.00 1.28 kurang kurang kurang
3 1.65 2.37 kurang kurang kurang
4 4.65 4.07 cukup cukup cukup
5 0.00 0.86 kurang kurang kurang
6 3.64 3.51 cukup cukup cukup
7 2.14 2.28 cukup kurang kurang
8 4.22 3.57 cukup cukup cukup
9 5.28 4.28 cukup cukup cukup
10 7.50 4.14 cukup cukup cukup
11 1.14 0.28 kurang kurang kurang
12 3.13 2.71 cukup kurang kurang
13 4.14 1.86 cukup kurang kurang
14 3.71 3.85 cukup cukup cukup
15 3.35 4.94 cukup cukup cukup
16 2.36 2.93 cukup kurang kurang
17 3.79 1.79 cukup kurang kurang
18 2.35 1.93 cukup kurang kurang
19 2.14 6.36 cukup cukup cukup
20 3.35 2.57 cukup kurang kurang
21 3.49 2.64 cukup kurang kurang
22 3.22 0.43 cukup kurang kurang
23 2.28 2.21 cukup kurang kurang
24 4.07 2.36 cukup kurang kurang
25 2.94 3.35 cukup cukup cukup
26 1.28 2.28 kurang kurang kurang
27 0.14 1.28 kurang kurang kurang
28 3.57 2.21 cukup kurang kurang
29 1.42 2.18 kurang kurang kurang
30 3.71 4.57 cukup cukup cukup
31 4.28 2.85 cukup kurang kurang
liii
Nomor Responden
Hasil FFQ Keterangan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Porsi Buah
Porsi Sayur
Porsi Buah
Porsi Sayur
32 2.50 1.94 cukup kurang kurang
33 5.16 1.42 cukup kurang kurang
34 2.28 2.71 cukup kurang kurang
35 1.71 1.86 kurang kurang kurang
36 1.35 2.41 kurang kurang kurang
37 0.86 0.79 kurang kurang kurang
38 1.79 2.28 kurang kurang kurang
39 3.78 2.71 cukup kurang kurang
40 3.42 3.74 cukup cukup cukup
41 2.14 1.43 cukup kurang kurang
42 4.64 4.36 cukup cukup cukup
43 2.56 2.99 cukup kurang kurang
44 0.86 1.85 kurang kurang kurang
45 0.43 0.14 kurang kurang kurang
46 2.14 0.14 cukup kurang kurang
47 3.21 0.00 cukup kurang kurang
48 0.14 0.14 kurang kurang kurang
49 2.00 6.00 cukup cukup cukup
50 1.00 1.43 kurang kurang kurang
51 0.57 0.14 kurang kurang kurang
52 0.71 1.79 kurang kurang kurang
53 0.79 1.00 kurang kurang kurang
54 3.50 0.14 cukup kurang kurang
55 0.71 1.28 kurang kurang kurang
56 6.37 7.21 cukup cukup cukup
57 3.71 4.21 cukup cukup cukup
58 1.85 1.14 kurang kurang kurang
59 0.28 1.00 kurang kurang kurang
60 0.28 0.85 kurang kurang kurang
61 1.57 2.57 kurang kurang kurang
62 1.14 3.14 kurang cukup kurang
63 1.57 1.64 kurang kurang kurang
64 0.43 0.43 kurang kurang kurang
65 0.43 0.43 kurang kurang kurang
66 0.86 1.03 kurang kurang kurang
67 4.21 6.28 cukup cukup cukup
68 2.64 5.49 cukup cukup cukup
69 0.85 1.14 kurang kurang kurang
70 0.57 0.00 kurang kurang kurang
liv
Nomor Responden
Hasil FFQ Keterangan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Porsi Buah
Porsi Sayur
Porsi Buah
Porsi Sayur
71 1.78 0.00 kurang kurang kurang
72 2.57 2.00 cukup kurang kurang
73 2.35 1.00 cukup kurang kurang
74 1.78 0.79 kurang kurang kurang
75 4.07 2.85 cukup kurang kurang
76 2.43 5.43 cukup cukup cukup
77 1.14 1.28 kurang kurang kurang
78 1.57 2.49 kurang kurang kurang
79 2.14 2.00 cukup kurang kurang
80 2.64 0.57 cukup kurang kurang
81 2.21 2.07 cukup kurang kurang
82 1.99 3.35 kurang cukup kurang
83 1.85 2.85 kurang kurang kurang
84 1.42 1.93 kurang kurang kurang
85 1.28 1.28 kurang kurang kurang
86 3.00 2.00 cukup kurang kurang
87 0.28 1.85 kurang kurang kurang
88 0.85 0.28 kurang kurang kurang
89 0.71 0.57 kurang kurang kurang
90 1.64 1.50 kurang kurang kurang
91 0.71 0.71 kurang kurang kurang
92 0.00 0.00 kurang kurang kurang
93 1.93 1.93 kurang kurang kurang
94 0.85 1.14 kurang kurang kurang
95 2.42 4.64 cukup cukup cukup
96 3.21 6.13 cukup cukup cukup
97 1.28 2.07 kurang kurang kurang
98 1.14 0.85 kurang kurang kurang
99 0.85 2.07 kurang kurang kurang
100 1.99 1.85 kurang kurang kurang
101 4.00 3.71 cukup cukup cukup
102 1.71 0.43 kurang kurang kurang
103 3.21 2.36 cukup kurang kurang
104 3.50 3.78 cukup cukup cukup
105 1.71 1.28 kurang kurang kurang
106 1.57 1.28 kurang kurang kurang
107 3.57 6.00 cukup cukup cukup
108 1.14 3.42 kurang cukup kurang
109 0.14 0.00 kurang kurang kurang
lv
Nomor Responden
Hasil FFQ Keterangan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Porsi Buah
Porsi Sayur
Porsi Buah
Porsi Sayur
110 1.78 1.71 kurang kurang kurang
111 1.00 1.93 kurang kurang kurang
112 4.79 3.65 cukup cukup cukup
113 1.14 0.85 kurang kurang kurang
114 1.56 3.22 kurang cukup kurang
115 0.99 1.00 kurang kurang kurang
116 1.14 0.85 kurang kurang kurang
117 1.85 1.85 kurang kurang kurang
118 0.28 1.00 kurang kurang kurang
119 1.71 2.35 kurang kurang kurang
120 0.43 1.14 kurang kurang kurang
121 3.64 6.85 cukup cukup cukup
122 3.79 2.36 cukup kurang kurang
123 2.14 0.43 cukup kurang kurang
124 1.14 1.28 kurang kurang kurang
125 2.57 1.57 cukup kurang kurang
126 1.93 1.64 kurang kurang kurang
127 3.35 0.43 cukup kurang kurang
128 1.50 1.50 kurang kurang kurang
129 0.14 0.14 kurang kurang kurang
130 1.57 0.43 kurang kurang kurang
131 2.57 1.00 cukup kurang kurang
132 1.14 0.28 kurang kurang kurang
133 0.43 0.43 kurang kurang kurang
134 0.99 0.99 kurang kurang kurang
135 0.14 0.57 kurang kurang kurang
136 2.42 2.71 cukup kurang kurang
137 2.71 1.85 cukup kurang kurang
138 0.43 0.28 kurang kurang kurang
139 1.57 2.28 kurang kurang kurang
140 1.78 2.14 kurang kurang kurang
141 2.42 2.57 cukup kurang kurang
142 0.43 0.43 kurang kurang kurang
143 1.28 1.56 kurang kurang kurang
144 2.42 2.78 cukup kurang kurang
145 1.14 1.71 kurang kurang kurang
146 2.14 0.85 cukup kurang kurang
147 3.14 4.49 cukup cukup cukup
148 1.71 1.00 kurang kurang kurang
lvi
Nomor Responden
Hasil FFQ Keterangan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Porsi Buah
Porsi Sayur
Porsi Buah
Porsi Sayur
149 1.14 0.99 kurang kurang kurang
150 0.85 1.28 kurang kurang kurang
151 4.50 1.42 cukup kurang kurang
152 0.57 1.64 kurang kurang kurang
153 0.43 1.71 kurang kurang kurang
154 4.49 6.21 cukup cukup cukup
155 1.57 1.21 kurang kurang kurang
156 0.85 1.36 kurang kurang kurang
157 0.57 1.14 kurang kurang kurang
158 1.71 3.65 kurang cukup kurang
159 1.85 3.92 kurang cukup kurang
160 1.00 1.14 kurang kurang kurang
161 0.71 1.50 kurang kurang kurang
162 0.57 0.14 kurang kurang kurang
163 0.14 1.14 kurang kurang kurang
164 1.14 1.57 kurang kurang kurang
165 1.85 1.71 kurang kurang kurang
Rata-rata: 2.00 2.05
cukup=68 cukup=33 cukup=29
kurang=97
kurang=132
kurang=136