faktor faktor pendorong fanatisme ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton...

15
FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME SUPPORTER SEPAK BOLA HALAMAN JUDUL Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh : WAHYU AKBAR RAFII F 100090035 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

FAKTOR – FAKTOR PENDORONG FANATISME

SUPPORTER SEPAK BOLA

HALAMAN JUDUL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :

WAHYU AKBAR RAFII

F 100090035

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR – FAKTOR PENDORONG FANATISME

SUPPORTER SEPAK BOLA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

WAHYU AKBAR RAFII

F 100090035

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

HALAMAN PERSETUJUAN

Dosen pembimbing

Dr. Daliman SU

Page 3: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR – FAKTOR PENDORONG FANATISME

SUPORTER SEPAK BOLA

Oleh:

WAHYU AKBAR RAFII

F 100090035

Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada : Kamis, 28 November 2019

dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Daliman, SU ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Mohammad Amir, M.Si, Psikolog ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Setiyo Purwanto, S.Psi.,M.Si, Psikolog ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psikolog

Page 4: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 28 November 2019

Penulis

WAHYU AKBAR RAFII

F 100090035

Page 5: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

1

FAKTOR – FAKTOR PENDORONG FANATISME SUPORTER

SEPAK BOLA

Abstrak

Fanatisme suporter sepak bola itu sendiri dapat dilihat dari dua sisi yaitu (1) Sisi

negative (Hooliganisme) dan (2) Sisi positif (sebagai hiburan dan solidaritas sosial).

Secara umum hooligan diidentifikasi sebagai orang atau sekelompok orang yang

sering membuat onar atau kerusuhan. Suporter yang memiliki fanatisme yang positif

akan memberikan bentuk dukungannya dengan cara-cara yang kreatif seperti aktif

bernyanyi dan berkreasi untuk membangkitkan semangat pemain tim kesayangnnya..

Tujuan penelitian ini yakni untuk memahami dan mendalami faktor penyebab

timbulnya fanatisme dan dampak psikologis pada suporter sepak bola. Pertanyaan

penelitian yang diungkap adalah apa saja yang menjadi faktor pendorong fanatisme

pada sebuah klub suporter sepak bola? Bagaimana manifestasi dari bentuk fanatisme

tersebut? Bagaimana dampak fanatisme baik positif maupun negatif?

Informan adalah anggota fans klub RCI Solo yang berjumlah 4 subjek. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini

menggambarkan fanatisme yang positif yang terjadi di fans klub RCI. Adapun aspek-

aspek yang diteliti dari fanatisme adalah Besarnya minat dan kecintaan pada satu

jenis kegiatan, Sikap pribadi maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut, Lamanya

individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu, yang berdampak positif maupun

negatif. Secara keseluruhan diperoleh gambaran bahwa informan melakukan

kegiatan fanatisme positif yang berupa nobar, charity, baksos, santunan kepada anak

yatim, donor darah, dsb.

Kata kunci : fanatisme, suporter sepakbola.

Abstract

The fanaticism of the football supporter itself can be seen from the two sides of the

(1) negative side (hooliganism) and (2) the positive side (as entertainment and social

solidarity). In general, the hooligans are identified as people or groups of people who

often make troublemakers or riots. Supporters who have positive fanaticism will give

the form of support in creative ways such as actively singing and creating to spark

the spirit of his team player. The aim of this research is to understand and deepen the

factors that cause fanaticism and psychological impact on the football supporters.

The research question that is revealed is what is the driving factor of a fanaticism in a

football club? What is the manifestation of the fanaticism? How is the effect of

fanaticism both positive and negative?

The informant is a member of the RCI Solo club fans, amounting to 4 subjects. Data

collection is done by interview and observation. The results of this study depict

positive fanaticism that occurs in RCI club fans. The aspects that are examined from

fanaticism are the magnitude of interest and love for one type of activity, the attitude

of the person or the group to the activities, the duration of the individual to one

particular type of activity, which has positive impact and negative. Overall, there is a

Page 6: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

2

picture that the informant do positive fanaticism in the form of Nobar, charity,

Baksos, compensation to orphans, blood donation, etc.

Keywords: fanaticism, soccer supporters.

1. PENDAHULUAN

Fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran

baik itu politik, agama dan sebagainya, salah satunya misalkan dikaitkan dengan klub

sepakbola. Selanjutnya menurut Frank (dalam Semiun, 2006) bahwa orang fanatik

adalah orang yang mengingkari kepribadian orang lain, orang fanatik berpendapat

bahwa tidak ada orang yang mengatasi dirinya dan tidak ada pendapat publik atau

penguasa. Fanatisme mengkristal dalam bentuk slogan-slogan yang menghasilkan

suatu reaksi berantai. Orang yang fanatik bukan saja memiliki pendapat melainkan

juga dimiliki (dikuasai), menurutnya konflik moral atau konflik hati nurani dapat

menimbulkan neurosis eksistensial. Kalau manusia mampu mengatasi moral atau

konflik hati nurani maka dia akan kebal terhadap fanatisme serta terhadap neurosis

kolektif pada umumnya, sebaliknya seseorang yang menderita neurosis kolektif akan

mampu mengatasi neurosis kolektifnya apabila dia mau mendengar suara hatinya

sendiri.

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang mendunia dan digemari oleh

hampir seluruh dunia. Begitu populernya cabang olahraga ini sehingga dalam

pertandingan-pertandingan sepak bola akan ada sekelompok orang-orang yang

mendukung pada salah satu tim yang disukainya. Sekelompok orang yang

mendukung salah satu tim sepak bola bisa dikatakan sebagai suporter. Seperti

dikatakan oleh Soekanto (2010) bahwa supporter merupakan suatu bentuk kelompok

sosial yang secara relative tidak teratur dan terjadi karena ingin melihat sesuatu

(spectator crowds). Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak

penonton, akan tetapi bedanya penonton tidak direncanakan, serta kegiatan-kegiatan

yang dilakukan pada umumnya tak terkendalikan. Sedangkan suatu kelompok

manusia tidak hanya tergantung pada adanya interaksi di dalam kelompok itu sendiri,

melainkan juga karena adanya pusat perhatian yang sama. Fokus perhatian yang

sama dalam kelompok penonton yang disebut suporter dalam hal ini adalah tim

sepak bola yang didukung dan dibelanya. Apakah mengidolakan salah satu pemain,

Page 7: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

3

permainan bola yang bagus dari tim sepak bola yang didukungnya, ataupun tim yang

berasal dari individu tersebut berasal.

Suporter sendiri merupakan bentuk eksistensi dari masyarakat, yang

mempunyai sebuah bentuk kebanggaan serta kencintaan terhadap tim sepak bola. Hal

ini yang membuat fanatisme suporter timbul. Mereka akan sangat senang jika tim

mereka menang namun bisa sangat marah jika yang terjadi sebaliknya.

Fanatisme suporter sepak bola itu sendiri dapat dilihat dari dua sisi yaitu (1)

Sisi negative (Hooliganisme) dan (2) Sisi positif (sebagai hiburan dan solidaritas

sosial). Secara umum hooligan diidentifikasi sebagai orang atau sekelompok orang

yang sering membuat onar atau kerusuhan. Pada olahraga resiko tinggi, kenikmatan

menghadapi bahaya secara social dapat diperoleh. Begitu juga di sepak bola,

hooligan akan merasakan kenikmatan saat mereka menghadapi situasi rusuh, baik

dengan kelompok suporter lain maupun dengan aparat keamanan. Tujuan utama

hooligan adalah meningkatkan mereka dalam konfrontasi peasing. Tiap sisi berusaha

mengerjai lawan dengan menempati dan menyerang lawan, memukul jatuh mereka,

memaksa mereka mundur atau mengejar mereka.

Melihat kenyataan seperti itu maka diharapkan para supporter sepakbola

dapat menampakkan fanatismenya dari sisi positif, seperti dengan mengadakan even

nobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk,

penggalangan dana, dan lain-lain. Sisi positif suporter sepak bola yaitu, suporter

datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola untuk mendapatkan hiburan atau

untuk mengalami event untuk ikut ambil bagian dalam suatu pertandingan yang

dapat dijadikan pengalaman atau sejarah pada event-event penting.

Suporter yang memiliki fanatisme yang positif akan memberikan bentuk

dukungannya dengan cara-cara yang kreatif seperti aktif bernyanyi dan berkreasi

untuk membangkitkan semangat pemain tim kesayangnnya. Kehadiran suporter

dalam jumlah yang besar pun akan turut memeriahkan pergelaran kompetisi itu

sendiri. Dengan fanatisme yang positif dari para suporter, maka olahraga sepak bola

akan semakin menarik untuk dilihat tidak hanya oleh para pria namun juga oleh

wanita, baik itu melihat langsung di stadion ataupun melalui televisi. Karena selain

Page 8: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

4

melihat aksi pertandingan juga dapat dihibur oleh aksi dan kreasi para suporter itu

sendiri.

Melihat dua fenomena berbeda yang muncul dari sebuah fanatisme tersebut

tentunya ada faktor-faktor psikologis yang mendorong mereka untuk melakukan

kegiatan positif maupun negatif. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: ”bagaimana fanatisme terjadi pada sebuah klub

supporter sepak bola”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Pendorong Fanatisme Suporter

Sepak Bola”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendalami faktor

penyebab timbulnya fanatisme dan dampak psikologis pada suporter sepak bola.

1.1 Fanatisme

Fanatisme didefinisikan sebagai pengabdian yang luar biasa untuk sebuah objek, di

mana "pengabdian" terdiri dari gairah, keintiman, dan dedikasi, dan "luar

biasa" berarti melampaui, rata-rata biasa yang biasa, atau tingkat. objek dapat

mengacu pada sebuah merek, produk, orang (misalnya selebriti), acara televisi,

atau kegiatan konsumsi lainnya. Fanatik cenderung bersikeras terhadap ide-ide

mereka yang menganggap diri sendiri atau kelompok mereka benar dan

mengabaikan semua fakta atau argumen yang mungkin bertentangan dengan

pikiran atau keyakinan (Chung, Beverland, Farrelly, dkk, 2008).

Menurut Seregina, Koivisto, dan Mattila (2011) bahwa aspek yang hadir

sampai batas tertentu dalam semua fanatisme yakni:

a. Menjadi Penggemar untuk Orang Lain

Terlihat dan digambarkan oleh fans sebagai penggemar untuk orang lain, karena

tujuan utama dalam situasi ini untuk masuk dan mendapatkan teman-teman,

serta aktif mengkomunikasikan nilai-nilai dan identitas orang lain.

b. Menjadi Fanatisme untuk Diri sendiri

Menjadi penggemar sendiri dan sebelum menjadi bagian dari komunitas merupakan

keinginan individu sendiri, penggemar dapat dilihat dengan banyaknya membeli

barang atribut atau koleksi yang dimiliki dan tanpa paksaan dari orang lain

sebagai seorang penggemar untuk diri sendiri kepada fans, karena memiliki

Page 9: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

5

makna yang lebih pribadi yang dimasukkan ke dalam diri dan melekat.

Menurut Haryatmoko (2003) ada empat faktor yang dapat menumbuhkan

fanatisme yaitu :

a. Memperlakukan kelompok tertentu sebagai ideologi. Hal ini terjadi kalau ada

kelompok yang mempunyai pemahaman eksklusif dalam pemaknaan hubungan-

hubungan sosial tersebut.

b. Sikap standar ganda. Artinya, antara kelompok organisasi yang satu dengan

kelompok organisasi yang lain selalu memakai standar yang berbeda untuk

kelompoknya masing-masing,

c. Komunitas dijadikan legitimasi etis hubungan sosial. Sikap tersebut bukan

sakralisasi hubungan sosial, tetapi pengklaiman tatanan sosial tertentu yang

mendapat dukungan dari kelompok tertentu.

d. Klaim kepemilikan organisasi oleh kelompok tertentu. Pada sikap tersebut,

seseorang seringkali mengidentikkan kelompok sosialnya dengan organisasi

tertentu yang berperan aktif dan hidup di masyarakat.

1.2. Kelompok Sosial

Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang

hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara

lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu

kesadaran untuk saling menolong (Soekanto, 2010).

Kelompok sosial terbentuk atas dasar perasaan individu terhadap kelompok

itu. Dalam hal ini menurut W.G. Sumner (dalam Murdiyatmoko, 2012) kelompok

sosial dibedakan menjadi dua yaitu: In group Dan Out group.

a. In Group merupakan kelompok sosial yang dimana individu-individu

mengidentifikasikan dirinya. Sikapnya memiliki faktor simpati dan perasaan

dekat dengan anggota kelompoknya.

b. Out Group merupakan kelompok sosial yang berada di luar in group. Sikapnya

selalu ditandai dengan suatu kelainan dan sering ditandai antagonism “antipati”.

Perasaan in group dan out group merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan

dengan etnosentrisme. Yang anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu,

sedikit banyaknya akan mempunyai kecenderungan yang menganggap bawah

Page 10: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

6

segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri

merupakan suatu yang terbaik apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan

kelompok lainnya.

1.3. Supporter Sepakbola

Menurut Soekanto (2010) suporter sepak bola merupakan orang atau sekelompok

orang yang menyaksikan ataupun memberikan dukungan suporter sepak bola.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penonton sepak bola merupakan kumpulan

orang yang berada dalam suatu situasi sosial tertentu, yaitu situasi pertandingan

sepak bola yang menyaksikan atau memberikan dukungan kepada tim yang

dijagokannya. Oleh karena suporter sepak bola merupakan suatu kumpulan orang,

maka untuk memahami perilakunya diperlukan penjelasan yang terkait dengan

konsep seperti situasi sosial dan kelompok sosial. Suporter merupakan suatu bentuk

kelompok sosial yang secara relatif tidak teratur dan terjadi karena ingin melihat

sesuatu (spectator crowds).Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak

penonton, akan tetapi bedanya pada spectator crowds adalah kerumunan penonton

tidak direncanakan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada umumnya tak

terkendalikan. Sedangkan suatu kelompok manusia tidak hanya tergantung pada

adanya interaksi di dalam kelompok itu sendiri, melainkan juga karena adanya pusat

perhatian yang sama. Fokus perhatian yang sama dalam kelompok penonton yang

disebut suporter dalam hal ini adalah tim sepak bola yang didukung dan dibelanya.

Apakah mengidolakan salah satu pemain, permainan bola yang bagus dari tim sepak

bola yang didukungnya, ataupun tim yang berasal dari individu tersebut berasal.

Menurut Indriyanti (2003) bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku

suporter sepak bola, yaitu:

a. Kepemimpinan wasit, wasit dalam memimpin pertandingan sering disoroti

sebagai pemicu perilaku suporter sepak bola yang agresif yang dapat merugikan

banyak kalangan. Permasalahan tentang wasit tidak hanya di Surabaya tetapi

sudah menjadi masalah nasional. Wasit seringkali kurang tegas dan ragu-ragu

dalam mengambil keputusan, hal inilah yang menyebabkan suporter kesebelasan

merasa kesal dan kurang puas sebagai pelampiasan dari keputusan wasit yang

kurang tegas.

Page 11: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

7

b. Permainan kasar tim lawan, pertandingan sepak bola akan dapat dinikmati jika

kedua kesebelasan menunjukkan permainan yang cantik, semangat, dan enak

ditonton. Suporter sepak bola akan marah jika kesebelasan yang bertanding

bermain kasar, sebagai rasa ketidakpuasan maka para suporter sepak bola mulai

berperilaku aktif yakni melempari pemain yang bermain kasar (terutama pemain

lawan) dengan botol air mineral ataupun dengan berbagai cemooh.

c. Kekalahan tim yang didukung, suporter sepak bola suatu kesebelasan sepak bola

di surabaya khususnya dan di Indonesia pada umumnya belum cukup dewasa

untuk menerima kenyataan yang terjadi di lapangan. Suporter sepak bola akan

merasa puas dan senang bila kesebelasan yang didukungnya menang. Suporter

sepak bola akan kecewa, kurang puas dan merasa terhina jika kesebelasan yang

didukung mengalami kekalahan.

d. Overacting nya petugas keamanan. Petugas keamanan sebenarnya adalah

mengamankan jika ada suporter sepak bola yang melakukan perbuatan yang

merugikan kedua belah pihak kesebelasan yang sedang bertanding. Namun, pada

kenyataannya banyak kejadian yang diakibatkan petugas keamanan, penuh

kreatif, dan kreasi yang ditunjukkan oleh suporter sepak bola dalam mendukung

kesebelasannya yang kemudian dilarang dengan cara yang kasar serta main pukul

pakai tongkat. Petugas beranggapan bahwa suporter sepak bola itu sebagai musuh,

seandainya jika pandangan ini diubah dengan beranggapan bahwa suporter sepak

bola itu teman serta petugas dapat mengarahkan mereka, tentu terjalin kerja sama

yang baik antara petugas keamanan dan suporter sepak bola.

2. METODE

Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi, dengan

penjelasannya sebagai berikut:

2.1 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai

tujuan tertentu (Poerwandari, 2006). Maksud diadakannya wawancara, adalah untuk

memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu

berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap

Page 12: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

8

isu tersebut. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan dengan petunjuk umum wawancara, yaitu jenis wawancara yang

mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok “yang

ditanyakan” dalam proses wawancara (Moleong, 2008).

2.2 Observasi

Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan

“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara

aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu menjadi bagian dalam penelitian

psikologis, dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun

dalam konteks alamiah (Moleong, 2006).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu

ajaran baik itu politik, agama dan sebagainya, salah satunya misalkan dikaitkan

dengan klub sepakbola. Menurut Frank (dalam Semiun, 2006) bahwa orang fanatik

adalah orang yang mengingkari kepribadian orang lain, orang fanatik berpendapat

bahwa tidak ada orang yang mengatasi dirinya dan tidak ada pendapat publik atau

penguasa. Fanatisme mengkristal dalam bentuk slogan-slogan yang menghasilkan

suatu reaksi berantai. Orang yang fanatik bukan saja memiliki pendapat melainkan

juga dimiliki (dikuasai).

Begitu populernya cabang olahraga sepakbola sehingga dalam pertandingan-

pertandingan sepak bola akan ada sekelompok orang-orang yang mendukung pada

salah satu tim yang disukainya. Sekelompok orang yang mendukung salah satu tim

sepak bola bisa dikatakan sebagai suporter. Seperti dikatakan oleh Soekanto (1990)

bahwa supporter merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang secara relative tidak

teratur dan terjadi karena ingin melihat sesuatu (spectator crowds). Fokus perhatian

yang sama dalam kelompok penonton yang disebut suporter dalam hal ini adalah tim

sepak bola yang didukung dan dibelanya. Apakah mengidolakan salah satu pemain,

permainan bola yang bagus dari tim sepak bola yang didukungnya, ataupun tim yang

berasal dari individu tersebut berasal.

Page 13: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

9

Di lingkungan sepak bola, suporter erat kaitannya dengan dukungan yang

dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim. Suporter sendiri

merupakan bentuk eksistensi dari masyarakat, yang mempunyai sebuah bentuk

kebanggaan serta kencintaan terhadap tim sepak bola. Hal ini yang membuat

fanatisme suporter timbul. Mereka akan sangat senang jika tim mereka menang

namun bisa sangat marah jika yang terjadi sebaliknya.

Suporter yang memiliki fanatisme yang positif akan memberikan bentuk

dukungannya dengan cara-cara yang kreatif seperti aktif bernyanyi dan berkreasi

untuk membangkitkan semangat pemain tim kesayangnnya. Kehadiran suporter

dalam jumlah yang besar pun akan turut memeriahkan pergelaran kompetisi itu

sendiri. Dengan fanatisme yang positif dari para suporter, maka olahraga sepak bola

akan semakin menarik untuk dilihat tidak hanya oleh para pria namun juga oleh

wanita, baik itu melihat langsung di stadion ataupun melalui televisi. Karena selain

melihat aksi pertandingan juga dapat dihibur oleh aksi dan kreasi para suporter itu

sendiri.

Berdasar hasil wawancara kepada informan fans club Roma AS di Surakarta,

maka dapat disimpulkan bahwa fanatisme yang muncul adalah bersifat positif, dalam

artian justru memberikan dampak positif ke masyarakat seperti mengadakan acara

baksos, donor darah, menyumbang panti asuhan, menyumbang area bencana alam,

dsb.

Gagasan penelitian ilmiah ini yakni mengacu pada penelitian yang telah

dilakukan oleh prakoso dan Masykur Sembiring (2013) tentang FANATISME

SUPORTER SEPAKBOLA PERSIJA JAKARTA.

4. PENUTUP

Pada bagian penutup ini dapat disimpulkan temuan-temuan pokok dari faktor-faktor

fanatisme sebagai berikut: a. Pada aspek besarnya minat ditunjukkan dengan

membeli segala aitem yang bersangkutan dengan atribut club, Nobar, mengikuti

event-event, ikut komunitas, terdorong oleh kemenangan klub di liga, pemain yang

bagus seperti Totti; b. Pada aspek manifestasi fanatisme, maka fanatisme informan

ditunjukkan dengan memantau di situs berita bola tertentu, teriak-teriak dan nyanyi

Page 14: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

10

bareng dengan sesama fans, menyelenggarakan nonton bareng, saling tukar

informasi pemain yang keluar masuk, memakai pakaian logo klub, mengusahakan

datang melihat langsung bila datang ke Indonesia. Adapun dampak positif fanatik

terhadap klub sepakbola yakni: mempunyai banyak teman, sesama fans saling kenal

dan akrab, memberikan kepuasan batin, setia pada satu klub, pada satu pilihan,

terselenggaranya acara charity atau baksos untuk menyumbang ke area terkena

bencana, juga terselenggaranya gathering saling tukar informasi. Kemudian dampak

negatif dari fanatisme terhadap club sepakbola, ykni bersifat merugikan informan

sendiri, informan menjadi banyak mengeluarkan biaya untuk nonton bareng, yang

terkadang harus sampai berhutang hanya sekedar ingin nonton bola, kemudian juga

banyak waktu terbuang percuma hanya sekedar untuk mencari informasi tentang

perkembangan klub favorit, dan juga waktu tidur jadi kurang; c. Pada aspek lamanya

fanatik maka ada yang di mulai 2004, sekitar SMA. Mulai Roma menjadi juara,

mulai umur 12 tahun, dan mulai tahun 2001; d. Pada aspek motivasi, maka motivasi

untuk suka dengan sepakbola datang dari keluarga yakni paman, ayah dan ibu, dan

teman

Saran Bagi fans klub sepak bola. Hendaknya dapat mempertahankan bentuk

fanatisme yang cenderung positif dan bisa lebih banyak memberi manfaat positif

terhdap masyarakat. Fanatisme positif yang berupa kegiatan bakti sosial dan

santunan terhadap yayasan sosial hendaknya lebih ditingkatkan lagi.

Saran Bagi peneliti selanjutnya. Kajian lebih lanjut sangat diperlukan untuk

penyempurnaan hasil penelitian ini, misalnya dengan tipe kepribadian, sehingga akan

lebih terlihat faktor yang lebih menonjol dari munculnya fanatisme.

PERSANTUNAN

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

pelaksanaan penelitian ini yakni terutama kepada para informan yang telah bersedia

memberikan data wawancara, kemudian kepada dosen pembimbing dan para dosen

penguji.

Page 15: FAKTOR FAKTOR PENDORONG FANATISME ...eprints.ums.ac.id/80187/1/naskah publikasi.pdfnobar atau nonton bareng dan even musik atas nama klub yang mereka bentuk, penggalangan dana, dan

11

DAFTAR PUSTAKA

Chung, Emily. Beverland, Michael B. Farrelly, Francais. Quester, Pascale. (2008).

Exploring Consumer Fanaticism: Extraordinary Devotion in the

Consumption Context. Advances in Consumer Research Volume 35

Haryatmoko. 2003. Mencari Akar Fanatisme Ideologi, Agama, atau pemikiran.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murdiyatmoko, J. 2012. Sosiologi. Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Jakarta:

Grafindo Media Pratama.

Poerwandari, K. (2011). Pendekatan Kualitatif untuk Perilaku Manusia. Depok:

LPSP3

Semiun, Y. (2006). Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta:

Kanisius.

Seregina, Anastasia. Koivisto, Elina. Mattila, Pekka. (2011). Fanaticism – Its

Development and Meanings in Consumers’ Lives. Didapatkan dari

www.aaltomediamark.org.

Soekanto, S. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radjawali Pers.