faktor abiotik

10
FAKTOR ABIOTIK PAPER Untuk Memenuhi tugas Matakuliah Ekologi Hewan Yang Dibina Drs. Agus dharmawan, M.Si. Oleh Tiara Dwi Nurmalita 120342400172 Offering G

Upload: tiara-dwi-nurmalita

Post on 21-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ekologi hewan

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor abiotik

FAKTOR ABIOTIK

PAPER

Untuk Memenuhi tugas Matakuliah Ekologi Hewan

Yang Dibina Drs. Agus dharmawan, M.Si.

OlehTiara Dwi Nurmalita

120342400172Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGIFebruari 2014

Page 2: Faktor abiotik

FAKTOR ABIOTIK

Ekosistem yang ada di bumi bermacam-macam. Ekosistem tersebut

mempunyai faktor abiotik yang dapat sama atau berbeda. Faktor abiotik yang

mempengaruhi ekosistem darat dengan faktor abiotik yang mempengaruhi

ekosistem air tawar maupun estuaria atau ekosistem laut dapat berbeda.

Faktor abiotik yang mempengaruhi ekosistem laut yaitu salinitas, pH,

temperatur, oksigen terlarut, dan gerakan ombak. Faktor abiotik yang

mempengaruhi ekosistem air tawar yaitu turbiditas, kecepatan aliran air, pH,

temperatur, dan oksigen yang terlarut. Seangkan faktor abiotik yang

mempengaruhi ekosistem di daratan adalah temperatur, intensitas cahaya,

kecepatan angin, ukuran partikel, kemiringan, kelembaban tanah, drainase, dan

komposisi mineral.

Deskripsi masing-masing faktor abiotik adalah sebagai berikut.

Air

Ketersedian air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun

beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun (Soemarno, 2010).

Cahaya

Menurut Soemarno (2010), intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi

proses forosintesis. Air dapat menyerap cahaya, sehingga pada lingkungan air,

fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di

gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan

dan tumbuhan tertekan.

Temperatur

Menurut Waluya (tanpa tahun), posisi lintang di bumi sangat berhubungan

dengan penerimaan intensitas penyinaran matahari yang berbeda-beda di berbagai

wilayah. Di daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis menerima

penyinaran matahari setiap tahun relatif lebih banyak dibandingkan dengan

wilayah yang lain. perbedaan ini menyebabkan variasi suhu udara di berbagai

kawasan di muka bumi. Perbedaan suhu juga terjadi karena secara vertikal yaitu

letak suatu wilayah berdasarkan perbedaan ketinggian di atas permukaan laut.

Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap organisme karena

berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau

Page 3: Faktor abiotik

optimum serta tingkat toleransi yang berbeda satu sama lain. misalnya, organisme

yang hidup di daerah kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi lebih tinggi

terhadap suhu ekstrem antara siang dan malam dibandingkan dengan organisme

yang hidup di daerah tropis. Secara umum, wilayah yang memiliki suhu udara

tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal

bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, flora, maupun fauna. Hal

ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala

bagi makhluk hidup.

Derajat Keasaman (pH)

menurut (Izzati, tanpa tahun), perairan merupakan parameter kualitas air

yang sangat penting dalam ekosistem perairan tambak. Perubahan pH ditentukan

oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam ekosistem. Fotosintesis

membutuhkan karbondioksida, yang oelh komponen autotrof akan diubah menjadi

monosakarida. Penurunan karbondioksida dalam ekosistem akan meningkatkan

pH perairan. Sebaliknya, proses respirasi oleh semua komponen dalam ekosistem

akan meningkatkan jumlah karbondioksida, sehingga pH perairan menurun. Nilai

pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan dengan konsentrasi

karbondioksida dalam ekosistem. Semakin tinggi konsentrasi CO2, pH perairan

semakin rendah. Konsentrasi CO2 ditentukan oleh keseimbangan antara proses

fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis merupakan proses yang menyerap CO2

sehingga dapat meningkatkan pH perairan. Sedangkan respirasi menghasilkan

CO2 ke dalam ekosistem., sehingga pH perairan menjadi menurun. CO2 dalam

ekosistem perairan dihasilkan melalui proses respirasi oleh semua organisme dan

proses perombakan bahan organik dan anorganik.

Angin

Menurut Waluya (tanpa tahun), angin berfungsi sebagai alat transportasi

yang memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses

penyerbukan. Selain itu, angin berfungsi untuk mendistribusikan uap air atau

awan yang mengandung hujan dari suatu tempat ke tempat lain.

Salinitas

Page 4: Faktor abiotik

Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme

melaui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan

dengan kandungan garam tinggi (Soemarno, 2010).

Kelembaban Udara

Tingkat kelembaban udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran

organisme di muka bumi, khususnya tumbuhan. Beberapa jenis tumbuhan sangat

cocok hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya

dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang selalu tinggi (Waluya,

tanpa tahun).

Oksigen Terlarut

Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting

dalam menentukan kualitas perairan tambak. Konsentrasi oksigen ditentukan oleh

keseimbangan antara produksi dan konsumsi oksigen dalam ekosistem. Oksigen

diproduksi oleh komunitas autotrof melalui proses fotosintesis dan dikonsumsi

oleh semua organisme melelui pernafasan. Disamping itu, oksigen juga

diperlukan untuk perombakan bahan organik dalam ekosistem (Izzati, tanpa

tahun).

Curah Hujan

Menurut Waluya (tanpa tahun), kebutuhan air bagi makhluk hidup sangat

vital karena air adalah sumber kehidupan. Dalam siklus hidrologi, hujan

merupakan sumber bagi pendistribusian air yang ada dipermukaan bumi. Begitu

pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola persebaran dan kerapatan

makhluk hidup antar wilayah biasanya tergantung dari tinggi-rendahnya curah

hujan. Wilayah yang memiliki curah hujan tinggi umumnya merupakan kawasan

yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis yang jauh lebih banyak

dibandingkan dengan wilayah yang lebih kering. Sebagai contoh, daerah tropis

ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah

tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis

flora dan fauna den tingkat kerapatan tinggi.

Kondisi Tanah (edafik)

Faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi persebaran mahluk hidup

terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau edafik. Tanah merupakan media

Page 5: Faktor abiotik

tumbuh dan berkembangnya tanaman. Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor

utama yang berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Ini berarti semakin subur

tanah maka kehidupan tumbuhan semakin banyak jumlah dan

keanekaragamannya (Waluya, tanpa tahun). Soemarno (2010) menambahkan

bahwa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral

membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber

makanannya di tanah.

Arus Air

Arus air adalah pergerakan massaair menuju ke tempat lain yang

disebabkan oleh perbedaan ketinggian permukaan perairan, kerapatan molekul air,

atau karena dorongan angin. Arus dapat bergerak secara vertikal maupun

horizontal. Pergerakan secara horizontal terutama diakibatkan oleh angin.

Pergerakan secara vertikal terutama disebabkan oleh suhu (Suwono, 2011).

pada ekosistem perairan, arus memiliki peranan yang sangat penting

terutama berkaitan dengan pola sebaran organisme, pengangkutan energi,

pelarutan gas-gas dan mineral di dalam air. arus juga berpengaruh terhadap

substrat dasar perairan. Dalam perairan, dikenal ada dua tipe arus, yaitu turbulen

dan laminar. Turbulen merupakan arus air yang bergerak ke segla arah, sehingga

air akan terdistribusi ke seluruh bagian perairan. Sedangkan laminar yaitu arus air

yang bergerak ke satu arah tertentu saja (Suwono, 2011).

Kekeruhan atau Turbiditas

Kekeruhan atau turbiditas merupakan banyaknya partikel tersuspensi di

dalam air. turbiditas pada ekosistem perairan juga sangat berhubungan dengan

kedalaman., kecepatan arus, tipe substrat dasar, dan suhu perairan. Pengaruh

ekologis kekeruhan adalah menurunnya daya penetrasi cahaya matahari ke dalam

perairan yang selanjutnya menurunkan produktivitas primer akibat penurunan

fotosintesis. Peningkatan kekeruhan pada ekosistem perairan berakibat terhadap

mekanisme pernafasan organisme perairan. Apabila kekeruhan semakin tinggi,

maka sebagian materi terlarut tersebut akan menempel pada bagian rambut-

rambut insang, sehingga kemampuan insang untuk mengambil oksigen terlarut

menjadi menurun, bahkan pada tingkat kekeruhan tertentu dapat menyebabkan

insang tidak dapat berfungsi dan mengakibatkan kematian (Suwono, 2011).

Page 6: Faktor abiotik
Page 7: Faktor abiotik

DAFTAR RUJUAKAN

Izzati, Munifatul. Tanpa tahun. Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut dan pH Perairan Tambak setelah Penambahan Rumput Laut Sargassum Plagyophyllum dan Ekstraknya. (Online), (http://ejournal. undip.ac.id/index.php/janafis/article/ download/2623/2336), diakses pada 14 Februari 2014.

Soemarno. 2010. Ekosistem Sawah. (Online), (http://marno.lecture.ub.ac.id/files/ 2011/12/EKOSISTEM-SAWAH.pdf), diakses pada 8 februari 2014.

Suwono, Hadi. 2011. Limnologi Konsep Dasar dan Pembelajarannya.Malang: Bayumedia Publishing.

Waluya, Bagja. Tanpa tahun. Persebaran Flora dan Fauna. (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/TEMPAT_RUANG_DAN SISTEM_SOSIAL/BBM_4.pdf), diakses pada 12 Februari 2014.