fabrikasi dan karakterisasi komposit kaca magnetik dengan pemanasan pada suhu rendah
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Fabrikasi Dan Karakterisasi Komposit Kaca Magnetik Dengan Pemanasan Pada Suhu Rendah
1/4
ISBN 978-602-1034-07-1 SEMINAR NASIONAL MAHASISWA FISIKA 2015
Edisi 2, Desember 2015
FMIPA – Universitas Negeri Semarang
Fabrikasi dan Karakterisasi Komposit Kaca Magnetik
Dengan Pemanasan Pada Suhu Rendah
Dhamar Putra F., Margi Fitriawan, Fandi Musthofa A. S., Agus Yulianto
Laboratorium Kemagnetan Bahan, Jurusan Fisika FMIPA UNNES
Jl. Raya Sekaran, Gunungpati, Semarang
Abstrak. Fabrikasi dan karaktersi kaca magnetik dengan pemanasan pada suhu rendah telah berhasil dilakukan. Cult lolos
saring T200 dicampurkan dengan hematit lolos saring T400 dengan perbandingan 20% : 80%, 30% : 70%, 40% : 60%, 60% : 40%,
70% : 30%, 80% : 20%. Pencampuran cult dengan hematit dilakukan dengan menggunakan magnetic stirrer . Serbuk kaca cult dan
hematit yang sudah tercampur kemudian ditambahkan larutan binder dengan perbandingan 1 : 2 sampai terbentuk emulsi. Larutan
berbentuk emulsi kemudian ditambahkan etanol dan dicetak. Sampel pada cetakan kemudian dipanaskan pada suhu 70 – 90 0C
selama 14 jam dan didiamkan dalam suhu ruang selama 6 jam. Karakterisasi respon medan magnet luar menunjukkan sifat
magnetik terbaik dengan sudut simpangan terbesar yang terukur yaitu 11,5 0. akibat penambahan jumlah hematit. Pada pengukuran
sifat optik yang berupa intensitas transmitansi yang terukur menunjukkan nilai 0,1 lux sebanding dengan jumlah kaca cult pada
sampel. Pada perhitungan uji kuat tarik sampel menunjukkan nilai optimum pada komposisi 60% : 40% yaitu sebesar 355,975
N/m2.
Kata kunci: cult, hematit, kaca magnetik
PENDAHULUANTeknologi keramik telah dikenal sejak lama
dalam peradaban manusia. Bentuk sederhana dari
keramik berupa benda-benda kerajinan dan gerabah
yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung, baik
diproses melalui pembakaran ataupun tidak. Seiring
dengan kemajuan teknologi saat ini, bahan keramik
telah dikembangkan menjadi berbagai produk modern
dengan keunggulan sifat yang beragam. Kaca
merupakan salah satu produk keramik modern dengan
pemakaian yang sangat luas [1].
Kaca banyak digunakan pada berbagai
keperluan dan kegiatan manusia, sehingga menuntut
produksi dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah
produksi yang besar mengakibatkan banyaknya
jumlah kaca-kaca bekas yang tidak terpakai, sehingga
mempengaruhi lingkungan karena kaca tidak bersifat
korosif [6]. Kaca - kaca bekas (cult) merupakanlimbah yang tidak dapat terurai secara alami, sehingga
perlu dilakukan proses daur ulang (pengolahan
kembali) menjadi barang atau produk berdaya guna.
Kaca cult merupakan kaca hasil olahan dari kaca
rumah tangga sehingga sifat optiknya tidak sebaik
kaca pospat yang dimodifikasi CaO dan MgO [9].
Dengan menggunakan metode metalurgi serbuk,
pengolahan kaca cult dapat melalui temperature lebih
rendah dari kaca biasa [3].
Jumlah pasir besi di Indonesia sangat
melimpah, dengan cara yang sederhana didapatkan
pasir besi dengan ukuran nano, sehingga dapat
digunakan dalam perkembangan industri [1] Hasil
pengolahan pasir besi banyak berupa magnetit
(Fe3O4), maghemit (γ-Fe2O3), dan hematit (α-Fe2O3).
Produk yang dihasilkan berupa magnet, sensor, tinta,
pigmen dan produk berteknologi nanopartikel.
Perkembangan komposit kaca bersifat
magnetik telah dilakukan di Laboratorium
Kemagnetan Bahan Jurusan Fisika Unnes seperti
Barium Ferit dengan pengikat kaca cult [2], Kaca
magnetik berbasis barium ferit [8], dan magnet dengan
pengikat organic yaitu Magnet komposit ferit dengan
pengikat resin [7]. Komposit berbasis magnetik yang
dihasilkan memiliki sifat magnetik yang cukup baik.
Beberapa hasil yang diperoleh mendorong
dilakukannya penelitian tentang fabrikasi kaca
magnetik dengan pemanasan pada suhu rendah dengan
penambahan binder sebagai pengikat.
-
8/18/2019 Fabrikasi Dan Karakterisasi Komposit Kaca Magnetik Dengan Pemanasan Pada Suhu Rendah
2/4
ISBN 978-602-1034-07-1 SEMINAR NASIONAL MAHASISWA FISIKA 2015
Edisi 2, Desember 2015
FMIPA – Universitas Negeri Semarang
METODEPenelitian ini dilakukan di Laboratorium
Kemagnetan Bahan Jurusan Fisika Universitas Negeri
Semarang. Beberapa tahapan yang meliputi penelitian
ini yaitu penggerusan kaca cult secara manual hingga
mendapatkan serbuk berukuran kecil. Kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan ball milling denganmetode wet milling selama 48 jam. Kaca cult
kemudian dikeringkan menggunakan oven selama 1
jam. Kaca cult kering disaring menggunakan ayakan
tipe T200. Serbuk hematit lolos saring T400 disiapkan
sebagai doping kaca cult. Penimbangan komposisi
kaca cult dan hematit menggunakan neraca digital.
Komposisi kaca cult dan hematit sesuai pada Tabel 1.
Setelah ditimbang sesuai komposisi, kedua bahan
dicampurkan dengan mortar dan ditambahkan larutan
binder dengan perbandingan 1 : 2 hingga berbentuk
emulsi, yang kemudian dicetak. Setelah didapat
seluruh variasi, kemudian seluruh sampel yang sudahditempatkan didalam cetakan ditambahkan etanol.
Seluruh sampel dipanaskan pada suhu 80 – 90 0C
selama 10 jam menggunakan magnetic stirrer dan
didinginkan selama 24 jam. Tahap akhir pelepasan
sampel dari cetakan secara maual menggunakan
cutter.
Tabel 1. Komposisi Hematit dan Kaca Cult Sampel 1 2 3 4 5 6
Hematit 80% 70% 60% 40% 30% 20%
Kaca Cult 20% 30% 40% 60 70% 80%
Karakterisasi yang digunakan berupa respon
medan magnet luar sampel yang digantungkan danditarik menggunakan menggunakan magnet keras.
Analisis sifat mekanik berupa uji kuat tarik dan yang
terakhir adalah pengujian intensitas transmitansi
sampel menggunakan lux meter.
HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil pembuatan kaca lentur dengan
variasi komposisi yang telah ditentukan sebelumnya
dilakukan di Laboratorium Kemagnetan Bahan
Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang,
didapatkan hasil sebagai berikut
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 1. Foto sampel variasi komposisi kaca cult dan
hematit (a) 20% : 80%, (b) 30% : 70%, (c) 40% : 60%, (d)
60% : 40%, (e) 70% : 30%, (f) 80% : 20%.
Hasil dari variasi komposisi pada Gambar 1.
didapatkan warna sampel yang semakin terang dan
permukaan sampel yang semakin kasar sebanding
dengan penambahan prosentase komposisi kaca cult.
Ditinjau dari warna dan kondisi permukaan dapat
dianggap sebagai adanya ketidakrapatan antara
hematit dan kaca cult yang diikat oleh binder karena
perbedaan ukuran serbuk hematit dan kaca cult.
Karakterisasi respon medan magnet luar yang
digunakan menggunakan metode bandul. Sampel di
ikat pada tali pada posisi setimbangnya. Magnet keras
3000 Gs didekatkan dengan jarak sampel – magnet 0.5
cm. Hasil yang didapat berupa sudut simpangan yang
terukur akibat adanya serbuk hematit pada sampel
yang bersifat magnetik. Hasil respon medan magnet
luar sampel terhadap 6 sampel kaca magnetik dapatdilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik hubungan jumlah hematit dengan nilaisudut simpangan sampel.
-
8/18/2019 Fabrikasi Dan Karakterisasi Komposit Kaca Magnetik Dengan Pemanasan Pada Suhu Rendah
3/4
ISBN 978-602-1034-07-1 SEMINAR NASIONAL MAHASISWA FISIKA 2015
Edisi 2, Desember 2015
FMIPA – Universitas Negeri Semarang
Pada gambar 3, nilai sudut simpangan
tertinggi sebesar 11,50 yang merupakan akibat dari
jumah hematit yang besar yaitu 80%. Nilai sudut
smpangan terendah yaitu 3,40 yang merupakan akibat
dari jumlah kaca cult yang besar. Dari sifat
kemagnetan bahan, kaca cult mengurangi sifat
magnetik sampel karena semakin banyak kaca cultmaka semakin kecil induksi magnetik remanen sampel
[2]. Hasil yang didapat sesuai dengan teori bahwa
semakin banyak kaca cult yang digunakan maka
semakin kecil pula respon medan magnet luar terhadap
sampel, dalam hal ini berupa sudut simpangan.
Karakterisasi sifat optik sampel kaca
magnetik berupa pengukuran nilai intensitas
transmitansi sampel yang bersumber dari laser dengan
intensitas 3,89 lux yang mengenai sampel kemudian
ditangkap oleh sensor dari luxmeter. Hasil yang
terukur dari luxmeter merupakan nilai intensitas
trasmitansi yang menembus sampel. Hasil pengukuran
intensitas transmitansi sampel kaca magnetik dapatdilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik hubungan jumlah kaca cult denganintensitas transmitansi.
Dari hasil pengukuran nilai intensitas
transmitansi sampel nilai intensitas transmitansi
terbesar hanya 0,12 lux pada jumlah kaca cult sebesar
80%. Hal ini diakibatkan karena komposisi kaca cult
yang semakin bertambah, sehingga warna sampel
semakin terang sebanding dengan bertambahnya
jumlah kaca cult. Secara fisis, kaca merupakan
material yang bersifat transparan dan hamper dapat
meneruskan semua gelombang cahaya yang diberikan
[5]. Penambahan hematit doping menghambat jumlah
cahaya yang diteruskan oleh sampel, sehingga jumlah
cahaya terukur pada luxmeter yang menembus sampel
semakin sedikit. Hematit mempunyai warna fisis yang
lebih gelap sebagai akibat dari berkurangnya jumlah
itensitas cahaya yang diteruskan.
Uji kuat tarik dilakukan dengan meletakkan
sampel dengan diberikan penahan disetiap ujungnya
dengan jarak 0,1 cm dari ujung. Sampel diikat dengan
tali pada ujung satu dan ujung yang lain diikat dengan
wadah yang kemudian diisi secara terus menerus
dengan beban pasir hingga sampel putus. Besar gaya
tekan terhadap sampel yang terukur dihitung hinggadari pertambahan massa yang diberikan untuk menarik
tali pada sampel. Grafik uji kuat Tarik dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi kaca cult dengankuat tarik sampel.
Grafik pada gambar 4 menunjukkan nilai uji
kuat tarik yang menunjukkan nilai optimumdengan
nilai kuat tekan tertinggi sebesar 355,16 N/m2 dengan
jumlah kaca cult sebesar 60% dengan hematit sebesar
40%. Kuat tekan dengan komposisi sebelumnyahampir sama sebesar 335,16 N/m2,sehingga komposisi
terbaik adalah diantara nilai tersebut. Nilai uji kuat
tekan semakin rendah pada komposisi hematit
terbanyak yaitu 80%. Pada penelitian sebelumnya
didapatkan bahwa komposisi kaca cult harus lebih
kecil dari serbuk magnetik agar memperoleh kuat
tekan yang lebih besar karena kaca cult memiliki kuat
tekan yang rendah akibat dari pemanasan pada suhu
rendah [2]. Sehingga dari analisis sampel, hal ini
menunjukkan adanya peran dari binder gum arab yang
berfungsi sebagai perekat (binder ) dan pengeras
material sampel, sehingga nilai kuat tekan menjadilebih besar. Pada suhu rendah, pembuatan kaca
magnetik menggunakan binder lebih mengaktifasi
kaca cult daripada hematit. Terlihat dari segi kuat tarik
sampel, binder gum arab yang bersifat hidrofilik (suka
air) dan menyerap 20% dari kadar air yang diberikan
air sakan mengeras akibat dari hilangnya kadar air
karena pemanasan pada suhu yang relatif rendah
dengan jangka waktu yang panjang.
-
8/18/2019 Fabrikasi Dan Karakterisasi Komposit Kaca Magnetik Dengan Pemanasan Pada Suhu Rendah
4/4
ISBN 978-602-1034-07-1 SEMINAR NASIONAL MAHASISWA FISIKA 2015
Edisi 2, Desember 2015
FMIPA – Universitas Negeri Semarang
SIMPULANKomposit kaca magnetik dapat dibuat dengan
kaca cult dan hematit pada suhu rendah berkisar 70 –
90 0 dengan menggunakan tambahan binder dan
menggunakan teknik pencetakan agar sampel menjadikeras tanpa melalui suhu yang tinggi. Sifat magnetik
sampel dimiliki oleh sampel dengan komposisi
hematit terbesar. Sifat optik berupa intensitas
transmitansi sampel sangat rendah, sehingga tidak
dimungkinkan digunakan sebagai kaca yang
digunakan pada secara umum. Pada komposisi kaca
cult sebesar 60% diperoleh kuat tekan yang paling
besar, hal ini dipandang akibat dari adanya binder
yang berinteraksi dengan kaca cult. Penggunaan
binder berpengaruh terhadap nilai uji kuat tekan yang
dihasilkan oleh sampel.
DAFTAR PUSTAKA[1] Aji, M. P., A. Yulianto dan S. Bijaksana. 2007.
Sintesis Nano Partikel Magnetit, Maghemit dan
Hematit dari Bahan Lokal . Jurnal Sains Materi
Indonesia Ed. Khusus Oktober 2007, hal: 106 –
108
[2] Alif, M. I. 2012. Komposit Barium Ferit Dengan
Pengikat Kaca Cult . Unnes Physics Journal 1(1)
2012
[3] Andarini, P. O., Sulhadi dan A. Yulianto 2011.
Fabrikasi dan Karakterisasi Sifat Listrik Kaca
Cult yang didoping Copper (II) Oxide. Skripsi
Jurusan Fisika FMIPA UNNES[4] Callister, W. D., D. G. Rethwisch. 1940.
Fundamentals of Materials Sciene and
Engineering: An Integrated Approach (4th ed.).
USA: John Wiley and Sons
[5] Doremus, R. 1973. Glass Science. Canada: John
Wiley and Sons
[6] El-Mallawany, R. A. H. 2002. Tellurite Glass
Handbook: Physical Properties and Data.
Florida:CRC Press
[7] Mukhlisin, I., A. Yulianto dan Sulhadi. 2013.
Pembuatan dan Karakterisasi Magnet Komposit
Ferit Dengan Bahan Pengikat Resin. Skripsi
Jurusan Fisika FMIPA UNNES
[8] Rohman, L. H. K., A. Yulianto dan Sulhadi. 2012.
Fabrikasi dan Karakterisasi Sifat Mekanik Kaca
Magnetik Berbasis Barium Ferit . Unnes Physics
Journal 1(1) 2012
[9] Sulhadi, A. Rinto. 2011. Preparasi dan
Karakterisasi Sifat Optik Kaca Posfat . Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 145 – 147
[10] Sulhadi, Khumaedi dan A. Yulianto. 2010.
Aplikasi Proses Oksidasi Untuk Meentukan
Potensi Daur Ulang Limbah Kaca (Cult).
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng &
DIY[11] Yulianto, A., S. Bijaksana, W. Loeksmanto dan
D. Kurnia. 2003. Produksi Hematit (α-Fe2O3)
dari Pasir Besi : Pemanfaatan Potensi Alam
Sebagai Bahan Industri Berbasis Sifat
Kemagnetan Bahan. Jurnal Sains Materi
Indonesia Vol. 5 No. 1 Oktober 2003, hal: 51 –
54