documentf
TRANSCRIPT
![Page 1: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Farmakognosi adalah pengetahuan secara serentak berbagai macam ilmu pengetahuan untuk
memperoleh segala sesuatu yang perlu diketahui tentang obat. Makalah ini berisi cara untuk
mengidentifikasi dan menganalisa mutu simplisia yang dimuat persyaratannya dalam buku
Materia Medika indonesia jilid I s.d. IV.
Di Indonesia simplisia yang memuat persyaratan dipakai dalam perusahaan obat tradisional.
Dalam kaitan ini, penulis menjabarkan simplisia yang ada dan dipergunakan di Indonesia
sebagai obat tradisional. Obat tradisional dikenal jamu atau ramuan bahan mineral, sediaan
galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Dalam makalah ini, penyusun menganalisa bahan berupa bahan tumbuhan atau simplisia nabati
utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tanaman. Untuk makalah ini tumbuhan yang dianalisa
adalah Piperis nigri Fructus dan Curcuma xanthorrhiza Rhizoma.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Praktikum Farmakognosi II. Besar harapan penulis bahwa makalah ini dapat membantu
menganalisa, membedakan dan menilai kualitas/mutu simplisia, ekstrak dan produk alam
lainnya secara kimia, fisika, fisika kimia dan mikrobiologi.
1
![Page 2: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
URAIAN
A. Piperis nigri Fructus
Lada hitam adalah buah Piper nigrum L, yang belum masak. Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 1% b/v. Pemerian : Bau aromatik khas ; rasa pedas
Makroskopik. Buah berbentuk hamper bulat, warna coklat kelabu sampai hitam kecoklatan,
garis tengah 2,5 mm sampai 6 mm ;permukaan berkeriput kasar, dalam , serupa jala; pada
ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak bertangkai; pada irisan membujur
tampak perikarp yang tipis, sempit dan berwarna gelap menyelubungi inti biji yang putih
dari biji tunggal; perikarp melekat erat dengan biji. Hampir seluruh inti biji terdiri dari
perisperm; bagian tengah perisperm berongga, bagian ujung perisperm berongga, bagian
ujung perisperm menyelubungi endosperm yang kecil; embrio sangat kecil, terbenam dalam
endosperm.
Mikroskopik. Epikarp tersusun dari satu lapis sel epidermis yang sel-selnya berbentuk
persegi empat membulat, berisi hablur kecil berbentuk prisma dan zat berwarna coklat tua
sampai kehitam-hitaman; pada pandangan tangensial epikarp tampak berbentuk polygonal
dengan dinding samping lurus. Hypodermis terdiri dari jaringan parenkim berdinding tipis
dan kelompok-kelompok sel batu; sel batu berbentuk isodiametrik sampai persegi panjang,
dinding tebal berlapis-lapis, berlignin, warna kuning kecoklatan, lumen cukup lebar dan
berisi zat warna coklat tua; saluran noktah jelas. Mesokarp merupakan bagian yang telebar;
bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel parenkim besar berbentuk polygonal berisi butir
pati dan butir hijau daun, diantara sel parenkim terdapat dan tersebar sel sekresi berisi
minyak warna kekuningan atau berisi dammar; lapisan selanjutnya terdiri dari beberapa
lapis sel parenkim berdinding tipis yang termampat, diantara sel parenkim terdapat berkas
2
![Page 3: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/3.jpg)
pembuluh fibrofaskuler; dimesokarp bagian dalam terdapat lapisan sel minyak, sel
berbentuk polygonal, besar, berisi minyak tidak berwarna. Endocarp yang terdiri dari satu
lapis sel piala dengan dinding radial dan dinding tangensial dalam tebal, berlignin, dinding
dalam lebih berlignin daripada dinding luar. Spermoderm terdiri dari lapisan sel yang
termampat dan lapisan pigmen berisi zat berwarna coklat yang dengan larutan besi(III)
klorida LP berwarna biru. Lapisan hialin berwarna putih jernih, umumnya berlekatan dengan
spermoderm. Pada perisperm terdapat lapisan aleuron; jaringan perisperm selebihnya
terdiri dari sel parenkim besar bentuk polyhedral, penuh berisi butir-butir pati kecil yang
berkelompok dan tampak sebagai massa kompak polyhedral, butir pati tunggal bersudut-
sudut dan bergaris tengah sampai lebih kurang 7 µm. diantara parenkim perisperm terdapat
tersebar sel sekresi berisi minyak berwarna kekuningan atau dammar.
Serbuk. Warna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok butir pati yang berupa
massa polyhedral, fragmen epikarp, fragmen hypodermis dengan parenkim dan kelompok
sel batu; fragmen endocarp denga sel piala, kerap kali masih berlekatan dengan
spermoderm; fragmen epikarp berikut hypodermis; fragmen parenkim dengan sel sekresi
B. Curcumae Xanthorrhizae Rhizoma
Zingiberaceae adalah temu lawak terdapat keanekaragaman yang besar dalam kandungan
minyak atsiri. Perbedaan kandungan minyak atsiri dalam rimpang disebabkan karena
perbedaan varietas.
Pertelaan : terna berbatang semu setinggi kurang lebih 2m. berwarna hijau atau coklat
gelap, akar rimpang terbentuk dengan sempurna., bercabang kuat., berwarna hijau gelap.
Tiap tanaman mempunyai dua daun helai sampai 9 helai, berbentuk bundar memanjang
sampai bangun lanset, berwarna hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang
31-84cm, lebar 10-18cm, panjang tangkai daun 43-80cm lebih. Perbuahan lateral, tangkai
ramping berambut 10-37cm, sisik brbentuk garis, berambut halus, panjang 4-12cm, lebar2-
3cm, bentuk bulir memanjang, panjang 9-23cm, lebar 4-6cm, bedaun pelindung banyak,
3
![Page 4: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/4.jpg)
panjang melebihi atau sebanding denagn mahkota bunga, berbentuk bundar telur sungsang
sampai bangun jorong, berwarna merah, ungu atau putih dengan sebagian dari ujungnya
berwarna ungu, bagian bawah berwarna hijau muda atau keputihan, panjang 3-8 cm, lebar
1,5-3,5cm. kelopak bunga berwarna putih berambut, panjang 8-13cm, mahkota bunga
berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4,5cm. tabung berwarna putih atau
kekuningan 2-2,5cm, helaian bunga berbentuk bundar telur atau bundar memanjang,
berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1,25-2cm,
lebar 1cm, bibir berbentuk bundar atau bundar telur sungsang, berwarna jingga dan
kadang-kadang pada tepinya berwarna merah, panjnag 14-18cm, lebar 14-20mm, benang
sari berwarna kuning muda, panjang 12-16mm, lebar 10-15mm, tangkai sari, panjang 3-
4,5mm lebar 2,5-4,5mm, kepala sari berwarna putih, panjang 6 mm, tangkai putik panjang
3-7mm, buah berbulu 2 cm panjangnya.
4
![Page 5: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB III
ANALISA SERBUK SIMPLISIA
Definisi
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakansebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan
Tujuan Analisa Serbuk
1. Untuk mengidentifikasi simplisia dalam bentuk serbuk
2. Untuk menganalisa simplisia dalam bentuk serbuk
Analisa sebuk dapat dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:
1. Organoleptis
2. Mikrosopis
3. Reaksi Warna
4. Kromatografi Lapis Tipis
5. Penentuan Kadar
I. Organoleptis
Organoleptis adalah suatu identifikasi dengan menggunakan panca indera, seperti dengan
menggunakan mata (bentuk dan warna), hidung (bau), dan lidah (rasa).
5
![Page 6: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/6.jpg)
No Sampel Bentuk Bau Warna Rasa Dugaan
1. Campuran Serbuk AromatisCoklat hitam, kekuningan
Pedas, agak pahit
Piperis nigri Fructus
Curcumae xanthorrhiza
Rhizoma
2. Pembanding 1 Serbuk AromatisCoklat
kehitaman PedasPiperis nigri
Fructus
3. Pembanding 2 Serbuk AromatisKuning jingga sampai coklat kuning jingga
Mirip pahit, agak pahit
Curcumae xanthorrhiza
Rhizoma
Kesimpulan : ● Piperis nigri Fructus
● Curcumae xanthorrhiza Rhizoma
II. Mikroskopis
Mikroskopis adalah identifikasi serbuk simplisia dengan menggunakan mikroskop, kecuali
dinyatakan lain, uraian mikroskopis mencakup pengamatan melintang simplisia atau bagian
simplisia dan terhadap fragmen pengenal.
2.1 Alat-alat : ● Mikroskop
● Objek glass
● Cover glass
2.2 Bahan : ● Sampel campuran
● Kloralhidrat
6
![Page 7: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/7.jpg)
2.3 Gambar :
sel-sel saluran minyak saluran minyak endokarp (diperbesar) epikarp, kadang terdapat stomata
parenkim
endosperm berisi minyak dan alueron endokarp serabut fragmen
gabus parenkim dengan sel sekresi berisi minyak
rambut penutup parenkim dengan butir pati pembuluh kayu berpenebalan tangga butir pati (diperbesar)
2.4 Kesimpulan:
Piperis nigri Fructus
Curcumae xanthorrhiza Rhizoma
III. Reaksi Warna
Reaksi warna adalah identifikasi serbuk simplisia dengan mereaksikan serbuk simplisia
dengan zat pereaksi kimia. Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyarian zat berkhasiat,
terhadap hasil mikrosublimasi atau langsung terhadap irisan atau serbuk.
7
![Page 8: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/8.jpg)
3.1 Alat-alat:
Plat tetes
Pipet penetes
3.2 Bahan-bahan:
Sample campuran
Reagen pereaksi
3.3 Identifikasi :
a. Piperis nigri Fructus
1. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua
2. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes FeCl3 5% P, terjadi warna kuning kecoklatan
3. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat
tua
4. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna kuning
5. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes NaoH 5% P, terjadi warna kuning kecoklatan
6. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes NH4OH 25% P, Kuning
3.4 Tabel data:
No. SampelReagent
H2SO4 P FeCl3 5% HCl P HCl e NaOH 5% NH4OH 25%
1 Campurancoklat tua
lama2
kehitaman
Kuning kecoklatan coklat tua
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
2 Pembanding 1 coklat tua hijau Coklat tua kuning kuning kecoklatan
kuning
3 Pembanding 2 coklat kehitaman
kuning kehijauan
coklat tua coklat tua coklat tua coklat tua
8
![Page 9: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/9.jpg)
Keterangan:
Pembanding 1 : Piperis nigri Fructus
Pembanding 2 : Curcumae xanthorrhiza Rhizoma
3.4 Kesimpulan:
Piperis nigri Fructus
Curcumae xanthorrhiza Rhizoma
IV. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu proses pemisahan dimana fase geraknya berupa zat
cair dan fase diamnya berupa zat padat. Kromatografi lapis tipis digunakan pada pemisahan
zat secara cepat, dengan menggunakan zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapisi
secara rata. Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai “Kolom Kromatografi Terbuka”
dan pemisahan didasarkan pada penyerapan, pembagian atau gabungannya tergantung dan
jenis zat penyerap dan cara pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut. Cara
pemisahan yang dipilih untuk pemisahan antara Piperis nigri Fructus dan Curcumae
xanthorrhiza Rhizoma adalah dengan Kromatografi Lapis Tipis.
4.1 Tujuan
Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan afinitas antara fase diam dan fase gerak.
4.2 Prinsip
Prinsip-prinsip Kromatografi Lapis Tipis adalah berdasarkan adsorpsi dan partisi.
4.3 Prosedur Kerja
9
![Page 10: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/10.jpg)
Timbang 300 mg serbuk rimpang, buah dan sample
Masing-masing serbuk masukkan dalam vial dan tambahan 5 ml metanol.
Panaskan diatas penangas air selama 2 menit, dinginkan.
Saring dengan kertas saring, cuci endapan dengan metanol hingga diperoleh 5 ml filtrat.
Siapkan pipa kapiler dan plat silika (panjang 5 cm dan lebar 3 cm) diukur batas atas dan
bawahnya.
Buat eluen berupa campuran etil asetat : metiletil keton : asam format : air
(50:30:10:10).
Jenuhan eluen dengan kertas saring dalam chamber tertutup.
Setelah jenuh kertas saring diangkat dengan pinset.
Totolkan ekstrak yang sudah dipekatkan pada plat silika
Masukkan plat silika dalam chamber yang berisi eluen.
Eluasi sampai eluen meresap naik mendekati batas garis plat silika.
● Angkat dan keringkan, Amati dibawah sinar uv 366 nm dan 254 nm.
4.4 Pengamatan
Plat kosong Visual Uv 254 Uv 366 nm
4.5 Definisi Rf
10
![Page 11: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/11.jpg)
Rf adalah perbandingan jarak tempuh spot senyawa dengan jarak tempuh pelarut (eluen).
4.6 Menghitung Rf
Rf =jarak tempuh spot (senyawa)jarak tempuh pelarut (eluen)
Rf sampel campuran
Rf 1 = 2,75 / 3,5 = 0,786
Rf 2 = 3,3 / 3,5 = 0,943
Rf Pembanding 1 (Piperis nigri Fructus) = 3,3 / 3,5 = 0,943
Rf Pembanding 2 (Curcumae xanthorrhiza Rhizoma) = 2,75 / 3,5 = 0,786
4.7 Menghitung hRf
H Rf adalah persentase perbandingan jarak tempuh senyawa dengan jarak tempuh pelarut.
hRf = Rf x 100%
H Rf sample campuran
H Rf 1 = 0,786 x 100 % = 78,6 %
H Rf 2 = 0,943 x 100 % = 94,3 %
H Rf pembanding 1 (Piperis nigri Fructus) = 0,943 x 100 % = 94,3 %
H Rf pembanding 2 (Curcumae xanthorrhiza Rhizoma) = 0,786 x 100 % = 78,6 %
11
![Page 12: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/12.jpg)
4.8 Kesimpulan
Sample campuran terdiri dari
Piperis nigri Fructus
Curcumae xanthorrhiza Rhizoma
V. Penetapan K adar
5.1 Kadar Abu
Penetapan kadar abu adalah suatu metode analisa untuk mengetahui berapa banyak kadar
atau kandungan abu dari suatu sampel.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
Timbang 2-3 gram zat yang telah digerus, masukkan ke dalam krus platina yang telah
dipijar dan dirata-ratakan. Pijar platina hingga arang habis, dinginkan dan timbang
Jika arang tidak hilang, tambahkan air panas, saring dengan kertas saring bebas abu.
Pijarkan sisa dan kertas saring dalam krus yang sama.
Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang.
Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
Rumus kadar abu
Misal: berat cawan = A
berat abu + cawan = B
Jadi,
12
Kadar abu =B - A
x 100 %A
![Page 13: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/13.jpg)
5.2 Penetapan Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu zat.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
Timbang 1-2 gram zat dalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah
dipanaskan pada suhu penetapan selama 30 menit dan telah ditara. Jika zat berupa
hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga ukuran butiran lebih
kurang 2 mm.
Ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol hingga merupakan
bagian setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm.
Masukkan ke dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan hingga bobot tetap
Sebelum waktu pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam
eksikator hingga suhu kamar.
Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan pengeringan dilakukan pada
suhu antar 5⁰ sampai 10⁰ C dibawah suhu leburnya selama 1 jam sampai 2 jam,
kemudian pada suhu penetapan selama waktu yang ditentukan atau hingga bobot
tetap.
Rumus susut pengeringan
Misal : berat botol timbang = A
berat
zat + cawan sebelum pengeringan = B
berat zat + cawan sesudah pengeringan (hingga bobot konstan) = C
Jadi,
Susut pengeringan = C - A x 100 %B – A
13
![Page 14: DocumentF](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100415/5571fb79497959916994f950/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM-Depkes RI, 1977.Materia Medika Indonesia, jilid I. Jakarta:Ditjen POM-Depkes RI.
Ditjen POM-Depkes RI, 1980.Materia Medika Indonesia, jilid III. Jakarta:Ditjen POM-Depkes RI.
Sinyor. Magdalena, Andi Devawati.2004.Penuntun Praktikum Farmakognosi II.Jakarta:Fakultas
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945.
14