ripurna terbuka f(f-18 tahljn. s idar-~g

48
. IV A R SIP BAG IAN PEilSlDANGAN PA RIPURNA SBTJEN DPR Jll RAPAT P.L\RIPURNA TERBUKA f"(F-18 TAHlJN. 1986- 1987 REPUBLIK If\!DONES!A BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

. PERSIDANG.AI~ IV

A R SIP BAG IAN

PEilSlDANGAN PA RIPURNA SBTJEN DPR Jll

RAPAT P.L\RIPURNA TERBUKA f"(F-18

TAHlJN. S_IDAr-~G 1986- 1987

REPUBLIK If\!DONES!A

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RESMI

Tahun Sidang

Masa Persidanga.n

Rapat Paripurna

Sifa.t

Ha.ri, tanggal

Waktu

Tempat

KETUA

Sekreta.ris

Acara Ke-1

KETUA

Sekretaris

Aca.ra Ke-2

1986/1987.

IV.

Ke- 1 8.

Terbuka.

S I P BAG TAN

PERSlDANGAN PARIPURNA SETJEN DPR .Ill

Senin, 8 Juni 1987.

09.10- 10.50.

· Grahakarana.

H.AMIRMACHMUD, didampingi :

1.M.Kharis Suhud, Wakil Ketua Koor­

dinator Bidang Politik.

2.H.Nuddin Lubis, Wakil Ketua Koor­

dinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

J.DR.Haji Amir Murtono,SH., Wakil Ke­

tua Koordinator Bidang Industri dan

Pembangunan.

4.Drs.H. Hardjantho Soemodisastro, 1v~

kil Ketua Koordinator Bidang Ekono­

mi dan Keuangan.

Drs. Gondosutojo, Wakil Sekjen.DPRRI.

- Pembukaan Masa Persidangan IV Tahun

Sidang 1986/1987.

- Drs. H. Hardjantho Soemodisastro,

Wakil Ketua Koordinator Bidang Eko­

nomi dan Keuangan.

Benny Wardhanto,SH,Kepala Biro Per­

s idane;.~an.

1. Pembicaraan Tingkat I/Keterangan Pe

merintah terhadap :

a.RUU tentang TP-APBN 1986/1987.

b.RUU tentang PAN 1983/1984.

c.RUU tentang PAN 1984/1985.

2 • • • • • • • • •

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 2 -

2. Pembicaraan Tingkat I/Keteran_s:

an Pemerintah terhadap RUU te~

tang Kedudukan Protokoler Pe -

jabat Negara dan Pejabat Peme­

rintah.

Pemerintah yang hadir 1. Menteri Keuangan,Drs.Radius Pra

wiro.

2. Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara,Dr.Saleh Afif.

Anggota yang ha.dir 299 dari 450 orang Anggota Sidang,

ialah :

1 • Fraksi ABHI.

Jumlah Anggota 75, yang ha.dir • • • • e 67 orang Anggcta.

2. Fraksi Karya Pembangunan.

Jumlah Anggota 267, yang hadir . . . . . 163 orang Anggota.

J. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia.

Jumlab Anggota. 24, yang hadir ..... 16 orang Anggota.

4. Fraksi Persatuan Pembangunan.

Jumlah Anggota 94, yang hadir ..... 53 orang Anggota.

"I. FHAJ<S I •••••••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 3 -

I. FRAKSI A.B.R.I. :

1. Soebijono, S.H, 2. Soeharto, 3. H. Amir Yudowinanno, 4. Goenarso, S.F., 5. Moehammadyah Hadji, S.H, 6. Ali Mursalam, 7. A. Bakri Srihardono, 8. Maniur Pasaribu, S.H., 9. H• Soe­darsono Martoprawiro, 10. Imam.Soekarsono, S.H., ll. T.Ao Lingga, 12. H.A. Poerwos~smito, 13. Soegiyono, 14. R.Fe Soe­dirdjo Hadinoto, 15. M. Soegeng Widjaja, 16. Drs. Widodo, 17. Sutrisno, 18. Walton Silitonga; 19. Soetjipto, S.H., 20. Mo­hamad Sulardi Hadisapoetro, 21. Achmad Saad Harjonol 22 •. Soerjo Handjono, 23. Suryo Mardjiyo, 24. H. AmirMachmud, 25. Hardoyo, 26. Harry Suwondo, S.H., 27. Moh. Said Wijaya Atma­dja, S.H., 28. R.Ng. Bambang Soepangat, 29. M. Kharis Suhud, 30. Harsono, 31. Andi Mohammad Thamrin,-32. Susatyo·Mardhi,. 33. Hotma Harahap, 34. Nadjeh Sudradjat, 35. H. Muh~ Jakfar, 36. Djasmani Djarwo Warsito, 37• Soelaksono, S.H., 38. Suba­giyo, 39. Enna Djajasuparta, 40. Moeharsono Kartodirdjo, 41. Sundoro Sy.am~uri, 42. Dahler Nasution1 43. R.J. Salatun, 44. Obos Syabandi Purwana, 45. Suseno, 46. S~ Woorjono Widjojod,!· putro, 47. Pudiartomo, 4S~Josowinarno, 49. Soebagio, S.H.,5Q!' Drg. R. Jtah.ardi Sumardjo, 51. Surastadi, 52. Drs. H.R. Lami­adji, 53. R~M. Soewarto, 54. M. Isnain Machmud, 55. H. Bam­bang Sutisna, S.H., 56. M.S. Situmorang, S.H., 57•Drs. Soejoed Binwahjoe, 58. Aloysius Wiratno Puspoatmodjo, S.H., 59. Anwar! 60. Drs. H.s. Soehardi Joedosoetjipto, 61. Drs •. Affandi, 62. Drs. Soewardho Hardjowardojo, 63. Drs. Rahardjo 1 64. Drs. Sabar Koembino, 6§:~ Ignatius Soeprapto. ~6. Drs. Ny. Roekmini Koesoemo Astoeti Soedjono, 67. Drs. Faoziduhu Harefao

II.· FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN :

1. dr. H. Yuliddin Away D.P.T.H., 2. Mohammad Noer Madjid,SH, 3• Drs. Benhard Mangatur Silitonga, 4. A.s.s. Tambunan, S.H., 5. Ir. Usman Hasan, 6. Drs. Beren Gintings, 7• Djamaluddin Tambunan, S.H., 8. Ir. Abdurahman Rangkuti, 9• Azmy Perkasa Alam A1haj, 10• Dra. Ria Rumata Aritonang, 11. H. Mahyudin Algamar, 12. Ny. Retna Djuzima Sadikin Adikusumah,

13 •••••

----------------~- - --~ ..... -.-----~--~---- --~ ··•-----~-

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

:~~-~~~Ft'·'r·: ... H., :\:rJrrRHACHMUD . ).;' . :

I

Assalamu' alaikutn wr .. wb.

Perra Wakil Xetua dan para Anggota Dewan· yang :kami homati,

Sidsng Dewan yang kami muliakan,

Dengan mengucap Bismillahirakhmanirakhim, ijil)k:anlah ka:mi

~neabuka Rapat Paripurna ini, yai tu Rapa t Paripur na Pembu"ka.an~

Masa Sidang ke IV Tahun Sidang 1986-1987.

Sesuai ketentuan Tata Tertib DPR-RI Pasal 96 ayat (1) Rapat ~

Paripurna ini kami nyatakan terbuka untuk umum ..

Sidang Dewan yang terhoTmat,

Sesuai ketentuan Tata Tertib DPR pasal 79 ayat (2}, pada

Rapat Pa.ripurna hari ini, kami ak.an menyampaikan P.idato Pem­

bukaan" yang terutama akan menguraikan kegiatanDPR dalam Masa

Reses Persidangan ke til dan. rencana kegiatan DPR dalam

S1dang ke IV Tahun Sidang 1986 ... 1987 yang segera aka11 ·xi tfi

Mas a

Fada frrrum lni pula~ kami aka.n. menyam.paikan beberapa pe-r-

11asalahan yang sempat ~nendapat p-e:rhatian ki.ta bersama khususnya

pada saat DP'_R. sedang me:njal~ni reses.

"Hamun demikian, karena hari iai aasih dalam bulan Syawal dan ma

sih dala:m. suasana ldul Pitri, ijinkanlah pada k:esempata.n ini

ka~i

\ I

I l

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

ir~i-:.ni selaku Pimpinan- Dew_an aell.yaapaikan ucapan· · uSelaaa t Idul ··

· Pi.tri 1407 Hu. Minal -Aidin Wal faizi.n.

M~rrilah pa.da kesempatan yang baik. in.i kita. saling maa.f--memaafkar:

etas segala kesalah~n labir dan bat~n, dan ,·semoga Tuhan. Ye;n~ Ma ...

he. Esa sen.antiasa· membt:rikan rakhntat dan h:idayah ... Nya kepada ki ta

sek.alian, ·dala~ rangka pelaksana&n tugas ··tugas yang menjadi tan!

gu11gj a_wab ki ta bersama dala111 proses ~embangw1an maupun dalam m!

ngembangkan hidup ketat,-negar•an di negara kita yang berdasarkan

.l'a~casila dan Ursdang -u~dang Da$ar ,194.5. •.

Sebagai llanusia hamba !uh~ Ya~g Maha Esa kiranya kita semua

hurus pandai m~nsyukuri nikmat yang diberikan .. Nya ·dan hendaknya ··

kita senantia.sa. diberi pedoman t.tntuk mensyukuri nikmat tersebut ~

-Hudab•mudahan Tuhan~_ Yang Maha Esa menghidupkan hati kita · lah.ir ...

ba tin; diberikan j iwa yana dinamis serta dimulyakan martabat kita.

Sidang Dew~n yang terhormat,., ..

Dalam M$sa· Reses Persidangan "ke-III yang-baru.bera.khit-, Tin~ Komi~~:i, ·

korr.isi DPR .. RI telah melaksanakan Xunjungan Ket·ja ke pelbagai da~. · 1

rahft Adapun daerab. yang dikurtjungi, oleh Tim Komisi terseb~Jt ada.

·lah sebagai bel"i'k'ut :

.. Daerah Is t imeva Aceh dikurtj ung i oleh Tilll Xctnisi I ,Xanisi VI a

>··, ' - Propinsi Daera.h Tingkat I Sultlat.era Utara dikunjungi ·cleh ~

Tim l<omisi vr II

... ~ropins i Daerah Tingkat I Sumate-ra sel.atan dikuujmgi oleh Tim·

Kon1isi VI •

... Propl.nsi Daerah Tingl<:at I Riau diku11jungi oleh Tim Komisi J .. . . .. , -

... Oa.erah I<.htl$US Ibu Kcta Jakarta di.Jrunjungi oieh t'im Komisi V ~ · d;1.Jt Vl1

Propinsi Daerdh· Tingkat I" JAW@ Barat dikunjungi uleh Tim. Kom.isi III~ ' '

'-¥' ....

'', . : ·:. ;_:. ; .~. ,. ', ~ . ·, . ;._

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

I -

·- 9

... Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dikunjungi oleh Tim Ko

misi V. KQmisi APBN.

~ Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dikunjungi oleh Tim Ko

misi I. -

- Daerah Istimewa Jogjakarta dikunjungi oleh Tim lom-isi III .,.

dan V.

Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dikunjungi oleh

1'im komisi VI II, V, VII ..

~ rropinsi Daerah Tingkat ! Sulal!Jesi Utara _ dikunju~gi ole~ Tim

Komisi V dan Kontisi IX,.

- Propinsi Dac.rah Tingkat I Sulawesi Selat.an dikunjungi oleh

Tim Komisi IV.

e: Px:opinsi Daerab Tingkat I Sulalt.fesi Teugah dikut£_jungi ol~h .. _

Tim Komisi !X.

• Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur dikunjungi ole.h.

Tim Komisi IV • dan KoJlis.i VI I I ..

- Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah dikunjungi oleh

Tim ·Komisi II.

- Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan dikunjungi nlel1

Tim Komisi IY ..

-· Disamping i tu .para Anggota· yang tidak mendapat turas melaku-

kan kunjungan kerja Tim ke da?rah··>daerah tersebut di atas s- ....

telah me lak'!kan kunj ungan k_er j a secara perorangan s-esuai pe ...

nugasan dari Komisinya masing-masing~ kedaerah pemilihannya.

- Sesuai jadwal acara rapat-rapat DPR·RI, hasi..l kunjungan - ·

kerja tersebut~ set.elah dibah.as dalam r-ap~t--rapat Komisi,

akan di laporkan sec ax-a t~esmi didalam. Rap at Par ipurna DPR"

I

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

I.

/ / -

- 10 -

Pimpinan menyadari, bahwa meskipun didalam Masa Reses yang

baru saja berakhir banyak sekali tugas~tugas yang harus dilaksanakan oleh

para .Anggota Dewan khususnya tugas-tugas yang be~tkaitan dengan PemilU1 namun

pelaksanaan' tugas Dewan yang dijabarkan dalam bentuk kunjungan kerja ini., t!:

lab dilaksanakan oleh para Anggota Dewan sebaik-baiknya .. · Hasil-hasil kun­

jt-mgan kerj~ _tSb. merupakan masukan yang berharga bagi Dewan dalam kait~.tmyJ,

d?..ngan pemhahasan pelbagai Rancangan Undang·mdang maupun dengan pelaksanaZi.tll.

tugas Dewan dibidang pengawasan.-

Pengmr.Jasan y·ang ·efekt.if oleh Dewan merupakan faktor pengam&"l yang· 11Slj81lin

keber-ll8Silan peuhangunan di.tanah air kita, terlebih-lebih bila dikaitk&n de-

ngai1 perke:mh~ng.an ;;;;nggaran pendapatan d.a:n. belanja negara dewasa ini yang sa ...

ngat memerlukan pengetatan~ karena situasi keuangan yang masih memp:rihatinlt-.an ..

Sidang Dewan yang terhormat,

Masih· berkaitan dengan kegiatan Dewan. pada ·masa. reses yang lalu$' ~uaka

delegasi .muhibah DPR-IU ke beberapa :negara yaitu :

1* Inggris dan. Bela..'ll\da dibawa.\ pimpinan Wakil .Ketua K(lordinator El<KlJ Sd>r ..

Drs .. Hardjantho Sumodisastro ;

2. Australia dan New Zealand dibawah Pimpinan \vakil K.etua Koord:inator INJ!.ANG

Sdr. Dr .. Haji Andr Murtono, S.H4 j dan

3,. Turki dibawah pimpinan Wa.kil Ketua I<oordinator ICESRA. Sdt .. H*Nuddin l.~;bis~ ,

te1.ah kf.mbali dengan selamat dan .membaxt~a hasil-hasil yang ~Ukup baik rdan me­

madai., Srunbil menunggu penyampairumya kedalam Sidang. Par.ipurna Dewan, hal.;.hal

yang penting telah dilaporkan kepada ,Pimpinan Dewan dan diinformasikan kepa.da

Bapak Presiden untuk perha tiru-1 dan penanganan selanjutnya ..

Demikian pula satu Delegasi tebJ1is DPR-RI telah berangk.at menghadiri Si­

~g IPU yang ke-77 di Mana15,1.1a, Deiegasi tsb. ter.diri da-ri 5 orang Anggota

Dewan yang dipimpin oleh Anggot.a yang terhormat Sdr. Ida Ayu Utami Pidada.

~,:~~:~~-~,:---~ ---~-·~,,- ,."_I..·._¥_ ...... ·-;,·: -·· / ...... _. ___ .. ·-·-·"' - '- -""' -~--.... -~.::-_..... ·-J

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 11 -

Da1am Ei"idang IPU ter$ebut telah dib,a~s masalah-masala.h politi.k,··

dan ekonomi.

Masalah Politik telah dibah•s ant~ra lai~ :

Pe:rdamaian dunia khususnya mengenai usaha yang dilaku.kan oleh

Anggota-anggot~ P~rlemen untuk menyelesaikan masalaha Timur Tengah

r,u;lalui su;Jtu Konperensi Internasi.onal 1 pelaksanaan resolusi Dewa!_

keaman~n PBB me.~genai ma.salah l.ibanon serta usahd. dunia untuk rAens.

akhiri perang lran~Irak guna menjamin perdamaian dan keamanan di

laut T~ngab d.an d.unia ..

MacSalah e}sonoml te1ah dib.ahas antara lain :

Mengena_i usa.ha untuk mencapai suatu perdagangan interna.s.iorv11

yang·adil dalam segalaasp~knya term~suk perdagangan basil-hasil ... ·,

pertan.ian, penghapusan tari£ yang tinggi dan h.ambatan-.hambatan lamnya .~Je:rta

. d~ku:ranginya protek$ionisme yang ~erugikan nega:ra-negara berke-mt~.J.1g,

Delegas:i IPU disertai juga Sdr .Sekretaris Jenderal DPR ... JR.l Sau·,

d~ata. Wa:ng Suwandi, SH~ untuk menghadiri Sidang ASGP · (.Associ.ation .. ... ,.. ~' ,r.

of· s-ecr-etaries General of Parliaments) ..

Sidana---·lle.wan y,~n.~ ierhorrlia t,

. Sementara ·i~tu:.didala,'n masa reses. Pilnpinan juga telab men~l".ima pelbagai .. ···<··:"- ~.' /

Tamu fill;f~·~~gara·negara sar.abat antara lain lamjungan Delegui Parlanen. Sri .. '. . ~

Lanka ~da t~fll ~.o Mare.t,.~l~~7 yang mengsdakan kunjungan tak resni. di · ln· ·,:~>>,. . I •·.. . . , ·:. . . . . . . .

donesia· dari t.ang,gal · ··-2.~ Mare·t sampa_i dengan 2 April 1987, k1..11junaan 30 (tiga ...

puluh) or~g Anggota Parl~ B:remen Jerman Bar at pada tanggal 2"! April 1987, . ·~

selanjutnya atas permintaan KADIN pada tanggal 30 April i987

Pimpinan telah.menerima kunj~ngan kehormatan Ketua Mahkamah Ar~

·bitrase · Intern.at;iona.l Chamber of Comerce dar\ pada tangg·a:l 17

Mei_ 19&1 Pim.plnan~:_telah menerima pula kunjungan kehorma tarj Mente

ri LUat Negeri ·.Chili. beserta rombonean.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

12 -

Sidang Dewan yang terhormat,

Sebagain!a11a· ki ta ketah.ui bersaA1m, bahl'J«i d i.bebetapa daerah di ta..Ytah ai:r kit.a

akhir-akhir io.i telah te·rjadi b·encana ala.m,. yaitu di daera..'l 'l'ar··uttm.g S;:Jm .. a.t:e:ra -~

Ut.s..ra te·:rjadi bencana ganpa bum.it di daerah Padang Panjar.J8 benc,ma ta.na..~. longsor . .,

di Bengkulu telah terjadi bencana banjir.

Bencana-bencana. tersebut telah menlirtbulkan korban jiwa yang cukup besar,. disam-·

ping kerugian rna t.eriil yang tida.k sedi.ki t ~

Dewa."l meny~paikan rasa prihatin yang sedalamnya atas musibah-.. musibah terrss .. <'~,.:jt

· serta mendo'akan semoga arwah para korban dapat diterima disisi-Nyat kelu::n:i}J.

yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadap:i. cobaan.

Sebagai rasa simpa ti a tas pend.eri t~m ini, maka. Pimpjrt.t~ ... 'l Dewan did.ampi.l''lgi Pill~-

pin.2,n F:ralr...si -fraksi dan Pimpinan ¥..omisi VI I I telah menyet·ahJr..al.1 sek.et:hJ.r s.u:wb.~.nr;__

an mas:b1g··w...asing kepa.da Gubernu:r Sumatera Utara dan G.ubelTi.ur St~matera Barat ... ·

se~ta Gubern.ur Beng1:~u1u ya:ng diterimaka1'1 melalui Kepa la Perwaki.lan ~"lt<.>r P~--

. merinta.h Daerah masi.ng-masin.g yang adu di .Jakarta tntuk &pat :m6r .. l;antu meri.,

·P~anka..Vt penderita.an pax a korban. /

Dalam kaitan i11i Det.4rul menghargai -s ikap Pe.me:.rin tah yang ceps. t t .. ant~ ..

gap terhadap bencana-·bencana alam yang menimpa daerah-dae:rah ter~;e-

but· sehingga dala.r.rt waktu singkat telah dikiritn ba.r4tuan~b.antuan dari p4:sat "'

serta upaya-upaya l,linnya l.mtuk men.gatasi akibat ben.cana alam tersebut .. )

Mudah-mudahan adanya bantuan baik da:rl Pemer.intah Pusat mau-pu.n dari spontanj."

tas JPJlsyarakat baik perorangan mauptm. melalui pelbagai organisasi lainnya

akan dapat meringankan beha.n yang sedang dirasakan oleh Saudar2 ·­

saudara kita di tempat benc.ana tersebut, serta manbantu Pemerintah. dae:raJ-:_--

dalac--n menanggul&.'1gi pelbagai akibat dari benc.an.a ini3

Disrunpin.g itu Dewan san.gat mengha.rapkan agar kita semua mawas diri dan .men.arik

pelajaran dari semua -ben~ana alam y.~11g telah menimbulkan berbagai DJSibah ters~

h·ut~ y·ang menyang:kut usarill. .dalam bidan.g pelestarian lingkungan hidup) .w.a:u~

pun . yang bersangkutan dengar.t usaP--.a untuk mempererat :Xese t.ia - kawana n sosi.a 1

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

13 -

seluruh Rakyat Indonesia ..

Sidang Dewan yang terhormattl

Pemilihan Unun sebagaimana yang diamanatkan. oleh Majelis Pernrusyawaratan Ra_~~­

yat melalui ketetapannya No. III/MPR/1983 telah berlangstmg d.engan baik~:~ aman,:

tertih pada tanggal 23 April 1987 yang baru laluu

M.arilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S .. W.T~ at.as keb:e·rha

silara p<:,laksan.aan Pemilihan Unum tersehut. Kelancara.n dan keterti.ban pela.l~san:~~

an Pcmi lihan Umum tersebut menu.llju.kkan adanya pen.ujudan dis!plin nasiona.l $e··

bagai ba:ngsa yang mempunyai identi tas ten.diri yai. tu Pa..Ttcasila dru1 tk"'rbubnya ke-

sada:rBn masyaraka t dgla .. i'll bernegara. Dari pelal-:san~.an ka~ye Pern.ili~..a~n Uw.1m ···

akan dapa t merek.:=urt st.;asan.a ha thin ma.syaraka t yang te:rcerrnin s.ela.;--ra beT langsu-..ng ··

masa kampartye tersebut) w.aupun. pada saat berlangsungnya pemt.mguta.~ sua:ra.

Dalam hubungan ini. maka k.ita sebagai Wakil~·wakil R11l()'at yang tela.~ mer~Jca.p··

kan sumpah untuk se.83lltiasa menjunjung tinggi a.trumat pendeTi ta.an ralcyat ~baru3 ...

mampu manahami isyarat ... isyarat yang h.idup dan bt~rk~bang se.lama 1na.sa ~·?nye ··

dan selanjutnya meng.ir..analis:ir dengan sebaik-baiknya aspirasi-aspira.si tersebtrt···

dan men.yalurkaxmya scsuai dengan peraturan peruru:langan yang berlaku, sehinR~;;:. -

demokrasi Pancasila benar-b,enar c.apat dinikmati manfaatnya oleh selurtL'l Raky&t

Indonesia, Keberhasilan pelaksanaan Pemilihan Utun tersebut juga me:rupakan. k~~

be1~:asilan O.rde Baru .. Dalam kaitan :i.r'.i menjadi tugas kita bersama untl.lk meng-

am.aJlY. •. an dP.Jl memelih.ara ha.sil-ha.sil p-embangw1an 'd&~ hahkan lli'1tuk meJl.g;~~banglcan ..

Untuk itu kita masih harus be.kerja lebih ke1·.as lagi··

UJltuk cf,ensli'<sezkarl peletaka:n kera-'1gka lr:t.nd.as2 .... "'l dalam PELITA IV ini dan sel3\lu

merd.ngkatkan usaha mawas diri dalam mengr..adapi PELI'fA V yang a:kan da.tang yang ~l!

rupakan tahap panan.tapan kerangka landa.san periibangu.n.'ln bangsa, sehL'1.gga pada

akhir PELITA V usaha peman:tapan kerangk.a landasai'l tersebut selesai den~.n turAtas.!)

menuju tinggal landas pada PELITA \TI.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

· Oleh: karenanya j8ngan sampai kita ·merusak ruisil~hasil pembangunan Yar.~ · . . .. . ""- . .

telah. kita capai) Untuk itu .dip~rlukan peningl:atan kewaspadaan nasional ;

agar janga.n srunpai kita menciptakan sendiri hal-hal y~"lg m.emu..11gkinkan P.IC.I

dan kaum ekstr.:Un lairinya' dapat muneul kembali karena uiali k:lta.

Sidang Dewan YtL"l8 kami muliakan ...

Dalam masa reses ·yang la.lu 5 (lima) buah RUU telah disampaikan k.e DPR

dengan Amaflilt Presiden.~> yaitu :

1. RUti ten tang tam.bahan dan _perubahan atas APBN 1986/198/;

2. RUU ten tang Perhi tungan. Anggaran Negara 1933/1984;

3-. RUU tentang Perhitungan Anggara'l Neg;:n·a 1984/1985;

4. RUU tent.ang .Kedudukan Protokol ;

S .. lUJU tentang Perubs.han Undang .. undan~ Nomo·r· 6 Tahun 1982 t(tntang P.~.k Ci.pt:d;..,

Ke'lima RUU tersebut akan. segera ditangani oleh DPR bersa:na Pemerint.ah~

bahkan. ~ 1'a.'i1bahan dan Peruba.ht:u-, atas APBN 1986/J987, RutJ- Pe:d·.itungan J.r~aran. ·

Negara Tahun 1983/1984 dan 1984/1985 serta RUU Kedudukan Protokohil' Pej.aba;:t

Nega·ra· dan Peja.bat Pemerintah:~ Ti.ngk.a_t I -.nya akan disalllpaikan 0l~h Peme:rintah

seusai Pidato Pembukaan ini.

Berl<aitan dengan itu sesuai ketentuan Tata Tertib ~PR pa3al 145 ayat ~l)

dati. pasal 146,· RUU Tamhahan dan Pcn.1bahan PJ!BN 1986/1987 dan RilJ tentang "'

Pe-rhitun~an Angga1·M Negara 1983/1984 dan 1984/1985 penbabasan ak&l ditev~~t-ili,

rnelalui prosedur singkat artinya tidak melalui Ting!<..at II ... seda.t:~ Ruu· tentff-ng~

Keduduke.,n P1·otokoler Pejabat Negara d;.t.Tl Pej abat Pem.erin.tah t\a!"J Ri.J11 Pe.ruba.'1a.n I

Hak Cip.ta pembBhasa.TL~ya ditempu.lt melal:ui prosedur biasa sebagai!.;.anan diatu:r -

dalam pasa.l 12S Perat.uran Tata Tertib.

Dalam bul~n 1\fci,yang baru lalut kita ~c.111Ua bersama-sa~ tela.lf mer.t~.y3k.an

· Hari KeblJllgki tan Nasional yang ke: 19 • . Dalam ltai ta.-rl ini yrr.ftg pent in.g bagi

Dewan hukaplah peringatan ·itu sendiri. -:.

akan ..

·'

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

:.· ..

I .. :

I

< .

... . , .

. . . . . , '.·. .(I

·· .. ··a.kan tetap,i. ·pem~haman dan·· p~_hghayat-&n :·ai,s·~-~~kna,_H.rl_.)Ceb~rig·~-- :.·' • • Jl • • " ' • • • • ' ' • • • • . • • • • , . • . • •• ' ~ • • •• • • • •

...... kitari na~i'enal itti khu·susnya dai·a~· kai t~nny'a dengii'ri 'wawasan'·

_kita, t~nt~~i kebangsaan~ •.

D~ri .peringat2n Hari ~ebangkitari Nasi~nal paling tidak dapat_-

, ki ta manfafAtkan ·untuk mel'!!perteb~l tekad dan me•perbah:;.rui se-. ,_. : .

· .· mangat ki ta d1 ·dal;am: ,upaya untuk-. '1\~laksanak~t:l pe~barigunar{ s·e~

hagai pengama.la.'n Panc·asila •' ·

Peri-ngat~n ter-s~but jug_a · dap~t _ m·emberi kesadaran kepada ·~ita

·s~baga~ bangs:e. untuk ·.lebih 'meningkatkan disiplit:l. pe.lllbangunari . . . .

·agar·. suptiya sasarc.n-sasaran pembangunan _ y:t1.ng dia•ana·tk~n· di .. . .

_dalam G~~is~g~ris Besar ~aluan.Negara d~pat terlaksarta dengan

baik.

Sidang ·Dewan y~ng terhermat,

. ..

Demikiartl~.h gambat;a.'n kegiatan Dewan y;mng ak~.n ·segera ki ta ·._

j~lani-dalam Masa ~idang yang ke ·IY ihi s~rta b~b~rapa per~~- .. . .

. ,;.. ~ • ·, I.·· • • • ~ ...

'I . ·1 ••• I

. .>J •. j

., .•

.....

.~s~.lah~n yar1g .t·el~h· ·•eqdapat pe.rhatian· ki ta s~l~:~« ·newa.n •~nja- .· : ....

. l;arii. Mas~ Re:s.~·s •. · M1.:1dah-mudaha.n segala- .tug~s-:-tugas y~_ng akan.

. . . . - .

·deng·an ~eb!iik--ba.i.knya sehing'g·~ · sis·a ma-s&. bakti ~ggeta· DPR pe . ..: · .. ·· ·. ·_. . -

·:ri~d~ .. 1982-1987. ini akab ~apat diisi· dengan pelba~~i-kegiata~

yang be.rts.r~ben.-r ber•.af.tfaat bag1 r~ky~t, _neg~ra: dan bangsa kh£ .

.. svsnya_ di. dalam merisuks~sk.nn terciptartya k~r;u'lgk~ landasan· pe!!.

bangtni•·n pad a PEL ITA IV •.

f··'

'\ ..

ir_ ..

. •.'

- .... ~. •.. • 0 • •• : ._ ~ -. • ·-, ~ • ·.,. . . -· . . . ~

. .. . .. •' ..

- ·-.

. .. . . ·.· . '·:._

.. ,· .. _··,· .

~ .. ' j'"'- ••• ,· :,_.!

. .. . - '\. '

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

_.';.

- 16 -

Sidang P~ripurna hari ini mempuny~i tiga ~ata acara.

Acara perta~a telah kita l~lui, selanjutny~ Sidang akan

akan k~mi skers untuk beberapa saat, rnemberi kes~~pat~n

kep&da Saudara W.akil Ketua Bidang EKU untuk Tflellimpin ;a.c;a ra

ke-du~ d~n ke-tiga dan memb~ri k~semp~tan kepada SaudarA

Menteri mem~suki ruangan ~cara k~-du~, adalah Keterang~n

Pelllerintah atas RtJU TP-APBN 1986 -1987 dan RUU PAN serta

ac~ra ke-tiga ad~l~h Keter~ngan Pem~rintah ~tas RUU Pre -

Seki;tn, Vv'«ssalamu'alaikum Wr.Wb.

Rapat dischers pukul 09.05.

Dibuka kembali pukul 09.07.

KETU"~ ( DR.S. H. HARDJA.NTHO SOSrJIODIS.t,STRO ) :

S-.udara-sauda.ra seka_li~n, dengan mengucap Bismillahirra,!1

manirr~him maka Sidang Paripurna k9~i buka kemb~li.

Saudara Ment~ri Keuangan sel~ku Wakil Pemerint2h d~n

S•udara-sa.udara ,\nggota Dewan y~ng k:it~i hor~ati, ijink&n k.;~mi

menyer._rr.p3ikan ba.hwa ptid:a acar;a hari ini seperti tadi t~lah di-

ungkapkan oleh Saudar~ K~tu~ D~w•n dal~m P~mbuk~an Sid~ng,

bahwa sesud~~ah ac;a.r~ pe111buk.a~n D~wa.n p;.da ha ri ini ~kt:.! n dil~n

jutkan d~ngan dua mQta acara yang lain yaitu :

1. Rancangan Und&tng-umda.ng t~nt•ng Ta.mba.han dan P~rubaha.n

o\PBN t«thun 1986-1987 d.-n Rancangan Undang-und~ng ten~

t~ng Perhi tung~.n Anggarsan tahun 1983-198J.t dan tahun

1984-1985, sedangk~n setelah selesai penyampaian Ket~

rangan P~merint~h ~kan dilanjutkan acara berikutnya

ya.itu : 2. P~nyampaian •••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 17 -

2. Penyampaian Keterangan Pemerint~h Nengenai Ranc8ngan

Saudar2 Menteri Keuangan untuk m~nyampaikan ket~rang~nny~.

MF:NT~'li KEU~NG\N •••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 18 -

Saudara ketua dan Para Anggota Dewan Yang Terbormat,

Pe·rtama-tama marilab kita bersama met'Qanjatkan puji syukur

kebadirat Tuhan Yang Maba Esa atas rakhmat dan karunia yang

dilimpabkan kepada kita semua, sehingga Pemerintab · bersama dengan

Dewan tetap diberikan kesempatan untuk mengemban tugas-tugas mulia

konstitusional kenegaraan. Selanjutnya perkenankanlab kami at as nama

Pemerintab menyampaikan penjelasan Pemerintab berkenaan dengan

pembabasan atas Rancangan Undang-Undang Tambaban dan Perl)baban

Atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tabun 1986/1987 serta

Rancangan Undang~Undang Perbtiungan Anggaran Negara Tabun

1983/1984 dan Rancangan Undang-undang Perbitungan Anggaran

Negara Tahun 1984/1985.

Saudara Ketua dan Sidang Yang Terhormat,

Seperti kita masib ingat bahwa penyusunan APBN 1986/1987

dilakukan pada waktu keadaan ekonomi masib cukup menggembirakan,

yaitu pada waktu awal tabun 1986. Pada waktu itu barga minyak bumi

di pasaran dunia masib berkisar pada. US $ 25 per barrel, walaupun

pada waktu itu ekonomi Indonesia sebenarnya telab dipengarubi oleb

resesi ekonomi dunia, · dengan menurunnya barga barang-barang

ekspor tradisional seperti karet, timab, dan sebagainya. Akan tetapi

sejak awal pelaksanaan A PBN 1986/1987 ekonomi Indonesia mendapat

pukul~n • • •

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 19 -

pukulan yang lebib berat lagi dengan merosotnya barga minyak yang

cukup drastis. Di dalam waktu bampir 7 (tujub) bulan, barga min yak

bumi merosot dari sekitar US $ 25 per barrel menjadi sekitar .JUS $ 10

per barrel. Penurunan barga yang sangat besar dan cepat tersebut

telab secara langsung. menurunkan penerimaan de visa basil ekspor,

yang selanjutnya menyebabkan meningkatnya defisit pada transaksi

berjalan. Defisit tran~aksi berjalan yang cukup besar terse but dalam

waktu yang cukup singkat telab mengharuskan Pemerintah untuk

mencari upaya pembiayaannya agar keseimbangan neraca pembayaran

dapat dipertabankan. Di samping upaya untuk segera meningkatkan

ekspor non migas, Pemerintah telab pula tpencairkan dana pinj a man

luar negeri untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan neraca pemba-

yaran.

Bersamaan dengan menurunnya barga min yak bumi terse but,

telab terjadi pula penurunari nilai Dollar Amerika terhadap matauang

asing lainnya terutama Yen. Pengarub dari pada penurunan nilai

Dollar Amerika tersebut terhadap ekonomi Indonesia antara lain berupa

menurunnya daya bell daripada devisa basil ekspor, yang sebagian

besar terdiri dari Dollar Amerika. Selain daripada itu kewajiban

pembayaran kembali cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri juga

menjadi semakin berat bila diukur dengan matauang Dollar Amerika.

Penurunan barga minyak bumi yang secara .langsung menurun-

kan penerimaan de visa basil ekspor tersebut, telab pula menurunkan

penerimaan negara kira-kira sepertiga daripada selurub penerimaan

dalam negeri dari sektor migas dalam APBN 1986/1987. Penurunan

penerimaan negara yang cukup besar tersebut tidak dapat dengan

....

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 20 -

segera diimbangi oleb peningkatan penerimaan pajak, terutama dise­

babkan oleb besarnya peranan penerimaan dari sektor _migas terse but,

yaitu sekitar 70 persen dari selurub penerimaan dalam negeri. Masalab

yang dibadapi oleb Pemerintab pada waktu itu adalab bagaimana

menjaga keseimbangan APBN tanpa menyebabkan kerugian-kerugian

yang terlalu besar jika sebagian proyek-proyek pembangunan barus

dihentikan pelaksanaannya. Oleb sebab itu Pemerintab segera melak­

sanakan usaba-usaba pengbematan sejaub . mungkin tanpa terlalu

banyak mengganggu proyek-proyek pembangunan . yang telab mulai

dilaksanakan. Situasi yang kurang menguntungkan terse but selanjut­

nya telab memaksa Pemerintab untuk mencari pemecaban darurat,

yaitu melalui pencairan sebagian pinjaman komersial yang dirupiabkan

untuk membiayai pelaksanaan proyek-proyek tersebut. Perlu ditekan­

kan kembali bahwa situasi dalam tahun 1986 sangatlab berat dan pada

sa at itu tidak ditemui alternati f-alternati f lain yang lebi b baik tanpa

menimbulkan akibat-akibat yang merugikan.

Mengbadapi situasi yang a mat berat terse but, Pemerintab telab

melaksanakan beberapa usaha pokok yang bersifat struktural, baik

untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran maupun untuk mengatasi

kesulitan dalam pembiayaan pembangunan. Pel)tama-tama, seperti yang

telah disebutkan diatas, Pemerintab telab mengusabakan pengbematan­

penghematan, baik di anggaran rutin maupun pada anggaran. pemba­

ngunan. :'Usaba tersebut juga tercermin pada APBN 1987/1988 yang

hanya 6,4 persen lebih tinggi dari pada APBN 1986/1987. Kedua,

Pemerintab telah mengambil kebijaksanaan penyesuaian nilai tukar

rupiah· terhadap valuta asing pada tanggal 12 September 1986. Di

samping menyelamatkan neraca pembayaran dari kemerosotan lebih

l;an jut ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 21 -

lanjut, tindakan devaluasi tersebut juga telah mencegah spekulasi

valuta asing yang dapat mengakibatkan keadaan yang lebih parah

pada .neraca pembayaran. Ketiga, telah dilakukan serangkaian kebijak­

sanaan deregulasi untuk mengurangi biaya tinggi dalam produksi di

dalam negeri, sehingga ekspor non migas dapat segera lebih diting­

katkan untuk mengimbangi penurunan dari pada ekspor migas. Paket

kebijaksanaan tersebut dimulai dengan Instruksi Presiden No. 4 tahun

1985, disusul dengan Paket Kebijaksanaan 6 Mei 1986, Paket 25 Okto­

ber 1986, dan Paket IS Januari 1987.

Walaupun Pemerintah telah melakukan berbagai usaha yang

mendasar seperti terse but di atas, penurunan de visa basil ekspor

migas sangatlah besar yang ditambah lagi dengan meningkatnya kewa-

. jiban pembayaran hutang luar negeri sebubungan dengan menurunnya

nilai Dollar Amerika, belum dapat sepenuhnya memulibkan perekono­

mian Indonesia kepada sediakala. Jelas bahwa masih dibutuhkan bebe­

rapa saat lagi untuk dapat mengembalikan keadaan ekonomi Indonesia

kepada tingkat yang menggembirakan seperti pada beberapa tahun

yang lampau •. Untuk itu, pelaksanaan APBN 1986/1987 merupakan

pengala.man yang cukup berat tetapi berharga bagi pelaksanaan APBN

dalam tabun-tabun mendatang. Oleb sebab itulah pengalaman di dalam

tahun 1986/1987 tidak diharapkan akan terjadi lagi dan telah menjadi

dasar bagi penyusunan APBN 1987/1988 yang telah disetujui menjadi

_,.Undang-undang oleh Dewan Yang Terhormat.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan Yang Terhormat,

Didalam bubungannya dengan keadaan terse but di ·atas, perke­

nankanlah Pemerintab menyampaikan penjelasan mengenai pelaksanaan

Angg~r~n • • • •

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 22 -

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tabun anggaran 1 986/ 1987,

yang mengalami beberapa tambaban dan perubaban sebagai berikut.

Penerimaan dan pengeluaran negara, yang dalam APBN tabun

1986/1987 direncanakan berimbang pada tingkat sebesar Rp 21.421,6

milyar, dalam pelaksanaannya masing-masing diperkirakan mencapai

Rp 21.892,8 milyar dan Rp 21.891,4 milyar. Dengan perkiraan reali­

sasi tersebut, maka besarnya sisa-anggaran-lebib dalam tabun anggar­

an 1986/1987 diperkirakan sebesar Rp 1, 4 milyar. Perkiraan realisasi

A PB N 1986 I 1987 terse but dibandingkan dengan A PB N yang diajukan

Pemerintab awal tabun lalu menunjukkan sekitar 2 persen lebib besar,

namun hila dibandingkan dengan realisasi A PB N tabun 1985/1986

adalab lebib rendab sekitar 4t persen. Penurunan penerimaan negara

terutama dirasakan pada penerimaan dalam negeri, yang diperkirakan

mencapai sebesar Rp 16.140,6 milyar, atau berarti Rp 1.691,9 milyar

(9 ,5 persen) lebib rendab dari sasaran dalam APBN 1986/1987. Di lain

pibak penerimaan pembangunan adalab 60,3 persen lebib tinggi dari

pada jumlab yang dianggarkan, terutama karena adanya bantu an luar

negeri yang dirupiabkan, dan perbitungan bantuan proyek yang

memakai kurs yang lebih tinggi. Kemerosotan penerimaan dalam negeri

tersebut terutama disebabkan oleb perkembangan barga dan produksi

minyak bumi dan gas alam, yang mengalami penurunan yang san gat

tajam. Penurunan terse but agak diimbangi oleh peningkatan penerima­

an negara di luar min yak bumi dan gas alam, yang menunjukkan

jumlab yang lebib besar dari yang dianggarkan, sebagai basil dilak­

sanakannya berbagai ketentuan perpajakan baru dan intensifikasi

pemu ngutannya.

Dalam ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 23 -

Dalam pada itu pengeluaran rutin diperkirakan mencapai jumlah

sebesar Rp 13.559,3 milyar, atau Rp 433,7 milyar lebih besar dari

sasaran semula. Pelampauan anggaran rutin tersebut terutama dise­

babkan meningkatnya pos pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang

luar negeri, yang diperhitungkan dengan kurs yang lebih tinggi dari

pada kurs yang semula dipergunakan dalam penyusunan APBN 1986/

1987. Dengan demikian Tabungan Pemerintah yang berhasil dihimpun

di dalam tahun anggaran 1986/1987 adalah sebesar Rp 2. 581,3 milyar,

atau 45,2 persen lebih rendah dari sa saran semula sebesar Rp 4. 706,9

milyar. Dengan demikian anggaran pembangunan rupiah yang semula

dianggarkan sebesar Rp 4. 788,3 milyar, realisasinya diperkirakan

sebesar Rp 4.537,3 milyar atau 5,2 persen lebih rendah. Jumlah

tersebut telah diimbangi dengan realisasi pengeluaran pembangunan

dalam bentuk bantu an proyek, yang diperkirakan sebesar Rp 3. 7 94,7

milyar atau lebih tinggi daripada yang direncanakan semula sebesar

Rp 3.507, 7 milyar.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan Yang Terhormat,

Sebagai gambaran yang lebih terperinci mengenai realisasi

penerimaan negara dalam tahun anggaran 1986/1987, dapat kiranya

diberikan penjelasan sebagai berikut. Penerimaan dalam negeri sebesar

Rp 16. 140,6 milyar terdiri at as penerimaan min yak bumi dan gas alam

sebesar Rp 6.337,6 milyar dan penerimaan di luar minyak bumi dan

gas alam sebesar Rp 9.80~,0 milyar. Seperti telah diuraikan diatas,

realisasi penerimaan minyak bumi dan gas alam sebesar Rp 6.337,6

milyar_ tersebut berarti Rp 3.400,6 milyar (34,9 persen) lebih rendah

dari rencana semula dalam A PB N 1986/1987, yaitu karen a kemerosotan

Hdrga ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 24 -

harga minyak bumi yang drastis selama tabun 1986/1987. Sementara

itu penerimaan dalam negeri di luar minyak bumi dan gas alam sebesar

Rp ·9. 803,0 milyar terse but adalab Rp 1. 708,7 milyar (21, 1 persen)

Iebib tinggi dari anggaran induknya sebesar Rp 8. 094,3 milyar. Bila

dibandingkan dengan realisasi APBN tabun 1985/1986, maka jumlab

terse but menunjukkan kenaikan sebesar Rp 1. 694,6 milyar (20, 9

persen). Lebih tingginya perkiraan penerimaan dalam negeri di luar

minyak bumi dan gas alam tersebut adalab berkat usaha yang sung­

guh-sungguh dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri di luar

minyak bumi dan gas alam, kbususnya penerimaan pajak. Hal ini

tercermin dari lebib besarnya perkiraan realisasi penerimaan pajak

pertambahan nilai, bea masuk, cukai, serta pajak lainnya, masing­

masing sebesar Rp 756,8 milyar (35,3 persen), Rp 380,1 milyar (65,5

persen), Rp 1,0 milyar (0,1 persen), dan Rp 71,4 milyar (60,0

persen) dari rene ana semula. Dalam pada itu peningkatan efisiensi di

bidang pengolaban minyak di dalam negeri serta penurunan harga

minyak dalam tahun 1986/1987, telah memberikan dampak positif yaitu

lebib rendahnya biaya produksi ciibandingkan basil penerimaan penju­

alannya, sehingga dalam tahun 1986/1987 diperoleb penerimaan dari

penjualan BBM yang diperkirakan sebesar Rp 1. 0 10,0 milyar. Di lain

pibak realisasi penerimaan pajak penghasilan dan pajak atas bumi dan

bangunan dip~rkirakan lebih rendah, masing-masing Rp· 610,0 milyar

(21,2 persen) dan Rp 94,0 milyar (33,1 persen), dari sasaran yang

dianggarkan. Sedangkan pajak at as ekspor menunjukkan jumlah yang

mendekati rencananya dalam A PB N 1986/1987.

Realisasi penerimaan pajak pertambaban nilai dalam tahun

anggaran 1986/1987 diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 2 .. 900, 1

Mily• r. . .•.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 25 -

milyar. Jumlab tersebut berarti Rp 756,8 milyar (35,3 persen) lebib

tinggi dari rencana semula, dan berarti juga Rp 573,4 milyar (24,6

persen) lebib · tinggi bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan

pajak pertambaban nilai dalam tabun anggaran 1985 I 1986 sebesar

Rp 2. 326,7 milyar. Berkembangnya penerimaan pajak pertambaban nilai

tersebut terutama didukung oleb pelaksanaanw·'Undang-undang Nomor 8

tabun 1983, didalam rangka menggali sumber-sumber penerimaan

negara di luar migas. Sifat pajak pertambaban nilai yang sederbana,

tarifnya yang tunggal, serta tidak menimbulkan pajak berganda, telab

memberikan sumbangan yang besar bagi keberbasilan dalam penerimaan

dari jenis pajak ini.

Sementara itu realisasi penerimaan bea masuk diperkirakan

mencapai Rp 960, l milyar, a tau 65,5 per sen lebi b tinggi dari sasaran

semula dalam APBN 1986/1987. Lebib tingginya realisasi ini berkaitan

dengan masih cukup besarnya nilai barang-barang impor yang kena

bea masuk walaupun terjadi perubaban kurs yang cukup besar dengan

adanya devaluasi tanggal 12 September 1986 yang lalu. Sedangkan

peningkatan yang terjadi dalam penerimaan cukai dicapai melalui

penyelesaian tunggakan-tunggakan cukai yang tersisa, kecermatan

dalam verifikasi fisik, dan administrasi terbadap obyek cukai, di

samping berbagai langkah penyesuaian pita cukai dan harga dasar

dalam penetapan cukainya. Adapun penerimaan dalam pajak ekspor

dapat mencapai sasaran seperti yang dianggarkan dalam anggaran

induknya, yakni sebesar Rp 78,8 milyar. Perkembangan penerimaan

pajak ini terkait erat dengan upaya Pemerintab mendorong ekspor non

migas. Mengenai penerimaan bukan pajak yang dalam tabun anggaran

1986/1987 diperkirakan sebesar Rp 1.147, 3 milyar, realisasinya adalab

Rp. 193,4 ; ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 26 -

Rp 193,4! milyar lebib tinggi dari sasaran semula dalam APBN 1986/

1987. Penerimaan bukan pajak tersebut sebagian besar berasal dari

bagian Pemerintah atas laba perusahaan negara dan bank negara,

serta berbagai jenis penerimaan lainnya. Meningkatnya penerimaan

bukan pajak bersumber dari · peningkatan dalam penerimaan di vi den

dari badan usaha milik negara, khususnya bank negara, serta usaha

intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan bukan pajak di berbagai

departemen/lembaga non departemen. Dalam pada itu realisasi peneri­

maan pajak lainnya, yang terdiri dari penerimaan bea lelang dan bea

meterai, dalam tahun 1986 I 1987 diperkirakan mencapai Rp 190,4 mil­

yar, atau berarti Rp 71,4 milyar (60,0 persen) lebih tinggi dari

rencananya. Lebih tingginya realisasi penerimaan pajak lainnya ini

antara lain disebabkan oleh semakin meningkatnya pemakaian meterai

oleb masyarakat sesuai dengan kemudaban dan kesederhanaan yang

terdapat dalam pelaksanaan JUndang-undang Bea Meterai yang baru,

serta penyempurnaan dalam pelaksanaan lelang.

Mengenai jenis-jenis penerimaan dalam negeri di luar minyak

bumi dan gas a lam yang diperkirakan lebi b renda h dari rencana

semula dalam A PB N 1986 I 1987, kiranya dapat dijelaskan sebagai beri­

kut. Perkiraan realisasi penerimaan ·pajak penghasilan dalam tahun

anggaran 1986/1987 adalah sebesar Rp 2.270,5 milyar, atau Rp 610,0

milyar lebib rendah dari sasaran semula. Lebih rendahnya perkiraan

realisasi dari sasaran semula tersebut tidak terlepas dari perkem­

bangan perekonomian dunia yang mempengarubi perekonomian Indone­

sia, sehingga mempengarubi pula pengbasilan perseorangan maupun

laba badan usaba, yang merupakan obyek pajak penghasilan. Di

samping itu penerimaan pajak penghasilan dari sektor badan usaha

jug~ ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 27 -

juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan Pemerintah yang mengijinkan

badan usaha untuk melakukan penilaian kembali kekayaannya dengan

adanya perubahan nilai tukar rupiah. Penerimaan pajak bumi dan

bangunan dalam tahun 1986/1987 realisasinya diperkirakan sebesar

Rp 190,0 milyar, atau Rp 94,0 milyar lebih rendah dari yang direnca­

nakan dalam A PB N yang besarnya Rp 284,0 milyar. Tidak tercapainya

sasaran penerimaan tersebut terutama adalah karena pelaksanaan dari

pada _:Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan yang baru saja di­

mulai, sehingga masih diperlukan waktu untuk mencapai basil seperti

yang diharapkan. :'Untuk itu terus dijalin kerjasama dengan Pemerintah

Daerah, dalam pembinaan administrasinya, penetapan dan penagihan­

nya, serta peningkatan penyuluhan pajak bumi dan bangunan.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan Yang Terhormat,

Beralih kepada masalah pengeluaran negara yang terdiri dari

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, yang realisasinya

dalam tahun 1986/1987 diperkirakan masing-masing sebesar

Rp 13.55 9, 3 milyar dan Rp 8. 332, 1 milyar, dapat dijelaskan sebagai

berikut.

Realisasi pengeluaran rutin adalah Rp 433,7 milyar (3, 3 per­

sen) lebih besar dari sasaran semula dalam APBN 1986/1987. Bertitik

tolak dari keadaan penerimaan negara, maka pengeluaran rutin senan­

tiasa diusahakan dikendalikan melalui penghemQtan-penghematan, tanpa

mengorbankan kelancaran jt.1lannya roda pemerintahan. Dari lima

komponen pengeluaran rutin, dua komponen realisasinya diperkirakan

lebih rendah dari sasaran semula, yaitu pembiayaan cadangan pangan

serta pengeluaran rutin lainnya, masin g-masing 93,0 per sen dan 45,5

persen ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 28 -

persen lebih kecil dari sa saran semula dalam A PBN 1986/1987. Pembia­

yaan cadangan pangan yang semula dianggarkan sebesar Rp 417,4

milyar, realisasinya diperkirakan sebesar Rp 29,4 ~ milyar, sedangkan

pengeluaran rutin lainnya yang sa saran semula sebesar . Rp 266,2

milyar, realisasinya d.iperkirakan sebesar Rp 145,0 milyar. Menurun­

nya pengeluaran rutin lainnya adalah karena tidak lagi diperlukan

subsidi untuk bahan bakar minyak. Sedangkan komponen pengeluaran

rutin dalam tahun anggaran 1986 I 1987 yang diperkirakan lebih besar

dari yang dianggarkan meliputi pengeluaran rutin untuk belanja

pegawai, pembayaran bungalcicilan hutang, dan subsidi daerah oto­

nom. Semen tara itu pengeluaran rutin untuk belanja barang realisasi-:­

nya kurang lebih sama dengan anggaran induknya, yakni sebesar

Rp 1. 366,5 milyar.

Realisasi pengeluaran belanja pegawai dalam tahun 198611987

diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 4. 310,6 milyar, a tau Rp 98,0

milyar (2,3 persen) lebih besar dari rencananya dalam APBN 19861

1987. Lebih besarnya realisasi tersebut terutama disebabkan oleh

adanya penambahan formasi pegawai dan tambahan pengeluaran untuk

belanja pegawai luar negeri sebagai akibat penyesuaian kurs rupiah.

Pembayaran bunga dan cicilan hutang dalam tahun 198611987

diperkirakan mencapai jumah Rp 5. 058, t milyar, yang berarti

Rp 834,9 milyar at au 19,8 persen lebih tinggi dari rencananya dalam

A PB N. Penyesuaian nilai tukar rupiah dalam bulan September 1986

merupakan sebab utama daripada meningkatnya pembayaran hutang

luar negeri.

Realist1si peng~luaran untuk subsidi daerah otonom dalam tahun

1986 I 1987 diperkirakan menunjukkan sedikit peningkatan dari rencana-

ny~ · d~l~"$ •••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 29 -

nya dalam APBN 198611987 sebesar Rp 2.639., 7 milyar. Lebih tingginya

realisasi su·bsidi daerah otonom ini terutama disebabkan oleh adanya

penambahan g":lru sekolah dasar Inpres, tenaga perawat dan tenaga

medis Puskesmas, yang lebih besar dari yang~ direncanakan dalam

anggaran induknya.

Saudara Pimpinan dan Sidang Yang terhormat,

..:Upaya memelihara laju pembangunan pada tingkat yang mema­

dai, ditengah-tengah situasi perekonomian dunia yang tidak mengun­

tungkan dewasa ini serta kemerosotan harga minyak yang sangat

drastis, telah menjadi semakin sulit. Hal terse but tercermin an tara

lain pada perkembangan perekonomian Indonesia serta langkah penye­

suaian sebagai akibat dari perkembangan terse but di bidang APBN.

Volume APBN 198611987 yang dianggarkan lebih rendah dari volume

A PB N 1985 I 1986, dalam pelaksanaannyapun juga tidak terlepas dari

kendala dan kesulitan dalam mencapai sa saran penerimaan, semen tara

tingkat pengeluaran tidak mungkin untuk bisa ditekan lagi. Sebagai

akibatnya maka tabungan Pemerintah yang diperlukan untuk membiayai

anggaran pembangunan menjadi lebih rendah daripada yang direncana­

kan. Realisasi tabungan Pemerintah. dalam tahun 1986 I I .987 adalah

sebesar Rp 2. 581,3 milyar yang berartl 45,2 persen lebi h rendah

daripada yang direncanakan semula. Situasi yang sulit ini telah me­

maksa Pemerintah untuk mengadakan pinjaman komersial untuk meme­

nuhi kebutuhan pembiayaan pengeluaran pembangunan. Namun demiki­

an pinjaman ini hanyalah dilakukan karena keadaan terpaksa dan

bersifat sementar&, semata-mata berdasarkan pertimbangan beratnya

situasi keuangan negara pada dewasa ini serta sifat pinjaman itu

sendiri ••• ·•

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 30 -

sendiri. JUntuk itu maka dalam tahun 1986/1987 Pemerintah telah

melakukan pinjaman komersial yang dapat dirupiahkan sebesar

Rp 1.876,1 milyar. Ditambah dengan realisasi bantuan program murni,

yang dalam tahun 1986 I 1987 sebesar Rp 81,4 milyar, maka bantu an

program secara keseluruhan dalam tahun 1986 I 1987 diperkirakan

·meneapai jumlah sebesar Rp 1. 957,5 milyar. Semen tara itu realisasi

penerimaan bantuan proyek dalam tahun 198611987 realisasinya diper­

kirakan mencapai jumlah sebesar Rp 3. 794,7 milyar, yang berarti

Rp 287 milyar atau 8,2 persen lebih besar dari rencananya. Dalam

jumlah bantuan proyek tersebut sudab termasuk bantuan proyek yang

merupakan bantuan pembiayaan lokal (cofinancing) dari Bank Exim

Jepang sebesar Rp 604,5 milyar, yang digunakan sebagai dana pen­

damping sejumlah proyek yang memperoleh pembiayaan dari Bank

Dunia.

Keseluruhan pengeluaran pembangunan dalam tahun 1986/1987

d~ngan demikian realisasinya diperkirakan berjumlah Rp 8. 332, 1

milyar, yang berarti Rp 36, 1 milyar at au 0, 4 persen lebih besar dari

rencananya. Pengeluaran pembangunan tersebut terdiri dari pembiaya­

an rupiah sebesar Rp 4.537,3 milyar dan pengeluaran pembangunan

dalam bentuk bantuan proyek sebesar Rp 3. 794,8 milyar. Realisasi

pembiayaan pembangunan rupiah adalab Rp 251 milyar atau 52,0

persen lebih rendah pari sasaran semula, sedangkan realisasi bantuan

proyek adalab Rp 3. 794,8 milyar at au 8, 2 persen lebih tinggi dari

semula. Realisasi pembiayaan rupiah tersebut terdiri atas perkiraan

realisasi pembiayaan sektoral, bantuan pembangunan daerah, dan

pembiayaan pembangunan lainnya, masing-masing sebesar Rp 2. 003,5

milyar, Rp 1.466,5 milyar, dan Rp 1.067,3 rriilyar. Keseluruhan jenis

p~ng~lu:;sran ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 31 -

pengeluaran pembiayaan rupiah tersebut, realisasinya diperkirakari

lebih rendah dari rencana semula. Lebih rendahnya perkiraan realisasi

pembiayaan rupiah tersebut terutama disebabkan oleh lebih rendahnya

pengeluaran rupiah bantu an pembangunan daerah, dengan penurunan

yang cukup besar terjadi pada pengeluaran pembangunan prasarana

jalan.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan Yang Terhormat,

Selanjutnya perkenankanlah Pemerintah memberikan penjelasan

mengenai Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 198311984

serta Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1984 I 1985. Sejak

disampaikannya Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1967, maka

perhitungan anggaran negara yang diajukan ini merupakan yang ke

delapan belas dan kesembilan belas. Realisasi dari Anggaran Penda­

patan dan Belanja Negara Tahun 1983 I 1984 dan 1984 I 1985 tersebut

dapat dijelaskan sebagai beri.kut.

Pendapatan Rutin

Dalam tahun anggaran 198311984, real:lsasi pendapatan mencapai

jumlah sebesar Rp 16.366,7 milyar, yang terdiri dari pajak langsung

sebesar Rp 13.476,5 milyar, pajak tidak langsung sebesar Rp 2.377,9

milyar, dan penerimaan bukan pajak sebesar Rp 512,3 milyar. Reali­

sasi pendapatan rutin sebesar Rp 16.366, 7 milyar terse but apabila

dibandingkan dengan anggarannya menunjukkan Rp l. 934,0 milyar

atau 13,4 persen lebih tinggi dari pada anggarannya. Sementara itu

dalam tahun anggaran 1984 I 1985, realisasi pendapatan rutin mencapai

jumlah sebesar Rp 15.931,3 milyar, yang terdiri dari penerimaan

miny~k ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 32 -

minyak bumi dan gas alam sebesar Rp 10.429,9 milyar, penerimaan di

luar min yak bumi dan gas alam sebesar Rp 4. 7 93,7 milyar, dan pene­

rimaan bukan pajak sebesar Rp 707,7 milyar. Realisasi pendapatan

rutin sebesar Rp 15. 931 , 3 milyar terse but apabila dibandingkan . de­

ngan anggarannya menunjukkan Rp 25,8 milyar atau 0, 16 persen lebih

tinggi dari pada anggarannya.

Belanja Rutin

Realisasi belanja rutin selama tabun 1983/1984 tercatat sebesar

Rp 10.215,2 milyar, yang berarti Rp 1. 803,8 milyar a tau 21 , 4 persen

lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah yang dianggarkan.

Belanja rutin ini dipergunakan untuk membiayai belanja pegawai,

belanja barang, subsidi daerah otonom, pembayaran bunga dan cicilan

hutang, serta lain-lain pengeluaran rutin. Lebih besarnya realisasi

belanja rutin ini terutama disebabkan lebih besarnya realisasi lain-lain

pengeluaran rutin. Dalam pada itu realisasi belanja rutin selama tahun

1984/1985 tercatat sebesar Rp 9.405,9 milyar, yang berarti Rp 23,1

milyar atau 0, 24 persen lebih rendah bila dibandingkan dengan jumlah

yang dianggarkan. Adapun lebih renda-hnya realisasi belanja rutin

dari pada rencananya dalam tahun anggaran 1984/1985 ini disebabkan

lebih kecilnya realisasi belanja barang, subsidi daerab otonom, penge­

luaran untuk bunga dan cicilan hutang, serta lain-lain pengeluaran

rutin.

Tabungan Pemerintah

Realisasi tabungan Pemerintah dal-am tahun anggaran 1983/1984

mencapai jumlah· sebesar Rp 6.151,5 milyar. Bila dibandingkan dengan

inggaranny~ •••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 33 -

anggarannya sebesar Rp 6. 020,9 milyar, maka terlibat babwa realisasi

tabungan Pemerintab tersebut menunjukkan Rp 130,6 milyar atau 2,2

persen di atas anggarannya. Dalam tabun anggaran 1984/1985 realisasi

tabungan Pemerintab mencapai jumlab sebesar Rp 6. 525,4 milyar. Bila

dibandingkan dengan anggarannya sebesar Rp 6. 476,5 milyar, maka

terlihat bahwa realisasi tabungan Pemerintah ini menunjukkan Rp 48,9

milyar atau 0, 75 persen diatas anggarannya.

Pendapatan Pembangunan

Pendapatan pembangunan terdiri dari nilai lawan bantuan

program dan bantuan proyek. Realisasi pendapatan pembangunan

dalam tahun anggaran 1983/1984 adalab sebesar Rp 2. 543, I milyar,

yang berarti Rp 1.339,3 milyar atau 34,5 persen di bawab anggaran­

nya. Sementara itu realisasi pendapatan pembangunan dalam tahun

anggaran 1984/1985 adalab sebesar Rp 1. 780,7 milyar, yang berarti

Rp 1.697,3 milyar atau 48,8 persen di bawab anggarannya.

Belanja Pembangunan

Realisasi seluruh belanja pembangunan dalam tahun anggaran

1983/1984 tercatat sebesar Rp 8.557,0 milyar, yang berarti Rp 1.342,2

milyar at~u 13,6 persen lebih rendab bila dibandingkan dengan jumlab

yang dianggarkan. Hal ini disebabkan karena lebih kecilnya realisasi

pembiayaan rupiah dan pembiayaan pembangunan melalui bantuan pro­

yek. Adapun realisasi belanja pembangunan rupiah dalam tahun 1983/

1984 adalah berjumlah sebesar Rp 8.028,8 -milyar, atau 2,9 milyar

lebi h rendab dari jumlab yang dianggarkan. Dalam tabun anggaran

1984/1985 realisasi seluru b belanja pembangunan tercatat sebesar

Rp 8.37tl-,8 •••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 34 -

Rp 8. 37 4, 8 milyar, yang berarti Rp 1. 577, 1 milyar a tau 15,8 persen

lebib rendab bila dibandingkan dengan jumlab yang dianggarkan. Hal

ini disebabkan karena lebib kecilnya realisasi pembiayaan pembangun-

an melalui bantuan proyek. Sedangkan realisasi b_elanja pembangunan

rupiah dalam tabun 1984/1985 berjumlab sebesar Rp 663,4 milyar, atau

Rp 120,2 milyar (22, 1 persen) lebib tinggi dari jumlab yang dianggar-

kan.

Saldo-anggaran -lebib /kurang

Berdasarkan realisasi penerimaan dan pengeluaran seperti

diuraikan di at as, dalam tahun anggaran 1983/1984 terdapat saldo-

anggaran-lebib sebesar Rp 137.602.813.040,51 dengan perbitungan

sebagai berikut

Penerimaan Rutin Rp 16.366.712.955.317,06

Penerimaan Pembangunan Rp 2.543.128.352.094,87

Jumlab Penerimaan Rp 18.909.833.307.413,93

Pengeluaran rutin Rp 10.215.207.214.840,71

Pengeluaran Pembangunan Rp 8.557.023.209.532,71

Jumlab Pengeluaran Rp 18.772.230.414.373,42

_Sementara itu dalam tabun anggaran 1984/19851

terdapat saldo­

anggaran-kurang sebesar Rp 68.638.498.561,41 dengan perbitungan

sebagai berikut :

Penerimaan Rutin Rp 15.931.303.177.708,75

Penerimaan Pembangunan Rp 1.780.733.561.456,72

Jumlab Penerimaan Rp 17.712.036.739.165,47

Pengeluaran rutin Rp 9.405.885.598.498,41

Pengeluaran Pembangunan Rp 8.374. 789.639.228,47

Jumlab Pengeluaran Rp 17.780.675.237.726,88

n ., . u~n~lKlan ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 35 -

Demikianlab pokok-pokok realisasi Perbitungan Anggaran Negara

Tabun Anggaran 1983/1984 dan Perhitungan Anggaran Negara Tabun

Anggaran 1984/1985.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan Yang Terbormat,

Perkenankanlab Pemerintab untuk sekali lagi mengucapkan

terima kasib kepada Pimpinan dan Para Anggota Dewan Yang Terbor­

mat, atas kesempatan yang diberikan untuk menyampaikan penjelasan

Pemerintah tentang Rancangan Tambaban dan Perubaban Atas Anggar­

an Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1986/1987 serta Perhitungan

Anggaran Negara tahun 1983/1984. dan Perbitungan Anggaran Negara

1984/1985. Pemerintab berbarap, agar saling pengertian dan kerjasama

yang baik selama ini dapat terus dibina-tingkatkan, sehingga tugas

bersama Dewan dan Pemerintab akan dapat diselesaikan dengan se~

baik-baiknya •

. Semoga Tuban Yang Maba Esa memberkabi usaba kita bersama,

bagi kesejabteraan rakyat, ban gsa dan negara Republik Indonesia.

Sekian dan terima kasib.

K~TUA ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

----------------------------

- 36 -

KETUA :

Terima kasih kami uc~pkan k~pada yang terhermat Saud~ra

IfJenteri Keu~ng;ln s~laku VJ;;akil Pemerint•h y•ng telah m~ny;:;wmpai

kan P~njel~s~n Pernerintah tentang R~ncangan UndRng-Und~na Ta~ -· ._) ·~· ..... .,.., -b~han d;;n Perub-=thFln .'.PBN 1986-1987 ddn R~nc~n.g.9n Und:ang-un -

dang tent.ang P~rhitung~n Neg8ra 1983-198lt- d~n t;thun 1981.~-

1985.

Sid-¢ng Y~ing k~mi h~rm.81ti, ka~i ingin m~nging::3tkan b2hwa

sesuai deng~n pasal 145 ~an 146 Peratur&n Tata-tertib Dewan

dan juga tadi t~l~h diumumk~n di dala• Pid~t~ Pembukaan KetuR

bahwa pembah~san d:s1n p~nyelesaian ke-du;~ rancang;gn undang-u!.!

dang tersebut dilaksanakQn dengan presedur singkat.

P~r~bi.c;,r~3n tingk8t III akan dilakukan m~nurut j.~dw;;:al tanggta.l

23 sampai dengan 25 ~uni 1987, t~pi ada usul dQri Seudara Men

t~ri I\~ua.ngan, karena belia.u harus T:"·:?ngh~d iri Sidang OPEC FUNDS

di luar n~geri, beliau rncngusulk;a,n buntut dari 25 dipa.kai yai­

tu tangga.l 25, 26, 27 dus h~rinya teta.p tigA hari. fJ~!T'un kar~-·

na t~ng7al 26 dan 27 itu adalah hari Fraksi, mak~ Pi~pinan d~n

B~dan Musyav.rarah a.k~n menempuh k~bij.'9ks~nl;j~n, sehingga kese'.mU!,_

ny¢1 d~.p•t dik~rjak.an d~ngan seb8.ik-b3iknya dan insy~ Allah akan

diberit~'T?,:'akan l~bih lan,jut kepada s~udara M~nt~r1 KeuanP;;an ten

t~ng perubah~n jadwal ters~but.

~2p~t P~ripurna h:ari ini kArni :ak.;1n menschors di tf'!'~pat untuk

m~~ungkinkan S8udar8 Ment~ri Keuangan b~sert~ St~f Depart~~en

K~uangan, mungkin ada acar? yan~ lain untuk menin~g8lk~n Si-

d~ng dan b~rikutnya ka~i rnenung~u kehaiiran S~ud~ra Menteri N~

Penjelasan ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 37 -

Penjel~s~n t~ntang Rancangan Unrl2ng-undang tent~ng K~dudukan

Protokoler Pej3bat N~gara dan Pejab8t Pemerintah.

Dengan ini kami sch~rs di ternpat.

Hap;at dischors puku1 10.23

Dibuka kc~mb@li pukul 10.25

Sidang D~wRn y8ng kRrni hormati, mak~ sch~rs di te~pat kami

buk;:a k~~ mb;::;li.

Saud.ar8 s~k~liRn, sebag~irr.ana tad~ telah ditnnurrl\sn b~hwi!!!

telah m~.suk :..tnt9ra l~in dis;;tmping meng~nai APBN tadi yaitu Ra£

cangan Undane;-undang tent;;;n;::, K~dudul-\7-1D Pr®ta>k(7)l~r PejAbRt N('g£!_

r~ dan PejQbat Pemerintah.

D~la~ hal ini sesu2i dengRn n0t~ Am~nat Saud8r~ Presid~n b8hw~

y2ng mewRkili PemerintBh ~dqlah yBng t~rhermgt S2ud~r~ M~nt~ri

Negar~ Pendayagun89n Apar8tur N~g~ra y8ng sek8rsng t~lPh h~r~­

da di tengah-t~ng~h kita.

Unt-:1k rnempersingk;?.t w~ktu, kami 8kan merrpersil~kan S<?ud8-

r~ Menteri Neg8r8 Pendayagun~~n Aparatur Neg~ra untuk menya~ -

paik2n ket~ranganny~.

M-sNTSP_I •••••• BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 38 -

t'lENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APAH.ATUH NEGAHA (DH. SALEH AFIF):

Assalamrnu'alaikurn warahmattullahi wabarakatuh.

Saudara Pimpinan dan para An~gota Dewan Perwakilan Rakyat yang ter­

hormat.

Pertama-tama perkenankan kami pada. kesempatan yang berbahagia ini

yang masih diliputi oleh suasana lebaran, menyampaikan selarnat Idul Fitri

seraya mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin, serta mohon maaf lahir dan

bathin. Semoga 1\lla.ll SWf senantiasa melimpahkan Taufik dan HidayahNya

kepada bangsa Indonesia, dan terus memberikan kekuatan kepada ki ta untuk

membangun negara dan bangsa.

Dalam kesempatan ini pula kami ingin mengucapkan terima kasih atas

kesempatan yang diberikan kepada Pemerintah untuk menyampaikan Rancangan

Undang-Undang yang berkai tan dengan kegiatan keprotokolan, khususnya me­

nyangkut tata upacara kenegaraan dan tata upacara resmi lainnya. Rancang­

an Undang-Undang yang kami maksudkan adalah Rancang?n Undang-Undang

tentang Protokol yang telah disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat

dengan amanat Presiden nomor R.06/PU/VI/1987 tanggal 5 Juni 1987.

Sid@ng ....

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 39 -

Sidang Dewan yang kami hormati,

Adapun yang dimaksudkan dengan protokol dalam Rancangan Undang-Un­

dang ini adalah serangkaian aturan mengenai penghormatan kepada seseorang

sehubtingan dengan kedudukan a tau jabatan dalam negara, pemerintahan a tau

masyarakat, khususnya dalam acara kenegaraan ataupun acara resmi lainnya,

yang meliputi aturan mengenai urutan tata-tempat) tata upacara, tata

penghormatan, dan lain-lainnya. Dengan demikian pengaturan kegiatan ke­

protokolan tidak dapat terlepas dari nilai sosial dan budaya bangsa kita

dan juga tidak dapat terlepas dari praktek-praktek yang berkembang, baik

dalarn lingkup nasional maupun internasional.

Pengaturan mengenai masalah protokol yang ada dinegara kita sampai

sekarang ini memang tumbuh dan berkernbang berdasarkan norma dan praktek

yang dapat diterima oleh nilai-nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia,

dengan mernperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dikalangan interna-

sional ~ Norma dan praktek keprotokolan tersebut akan berkembang terus

sejalan dengan perubahan dan perkembangan pandangan kita terhadap nilai­

nilai sosial dan budaya i ti1 sendirL. Semen tara i tu pengaturan masalah

protokol ini memerlukan pula penyesuaian dengan waktu dan keadaan, misal-1

nya dalam hal ada tamu negara yang memiliki aturan sendiri di bidang pro­

tokol yang berlainan dengan tata cara yang lazim dikalangan kita.

Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat.

Selanjutnya untuk sekedar memperoleh gambaran mengenai perkembangan

pengaturan masalah protokol teFsebut dinegara ki ta, perkenankan kami se­

cara singkat meninjau perkembangan peraturan perundang-undangan yang

pernah dikeluarkan yang menyangkut masalah protokol. Pada tahun 1958

telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1958 tentang Per­

aturan Tata Tempat. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut yang diatur

~dBlah ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

ada1ah terbatas mengenai tata-tempat (preseance). Selanjutnya dengan Per­

aturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1968 dicabutlah Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 1958 tersebut beserta sega1a peraturan pelaksanaannya.

Sesudah itu, kemudian dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 265 Tahun 1968

tentang Peraturan Tata-Tempat bagi Pejabat-pejabat Negara Sipil/Mi1i ter

pada Upacara-upacara Kenegaraan/Pertemuan-pertemuan Resmi juga disini

yang diatur ada1ah mengenai tata-tempat (preseance) bagi Pejabat-Pejabat

Negara. Tata-urutan tata tempat dalam Keputusan Presiden ini dituangkan

dalam 4 kategori yaitu :

A. 1. Presiden;

2. Ketua MPR;

3. Ketua DPR;

4. Ketua Mahkamah Agung ;

s. Ketua Dewan Pertimbangan Agung;

6. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan.

B. 1. Para Menteri Negara, para Wakil Ketua MPR, DPR, Mahkamah Agung,

Dewan Pertimbangan Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, Jaksa Agung,

para Duta Besar RI, Sekretaris Negara, Ketua Bappenas dan

Gubernur Bank Sentra1;

2. Para Pang1ima Angkatan, Kas Hankam dan Wakil-wakil Panglima Ang­

katan;

3. Ketua Muspida Jaya dan Gubernur DKI Jakarta.

C. 1. Para Anggota MPR, DPR, DPA, BPK, Hakim Anggota Mahkamah Agung;

2. Para Kepala/Ketua/Direktur Lembaga Pemerintah Non-Departemen 1ain­

nya yang tidak tersebut pada huruf B, para Sekretaris di 1ingkung­

an Sekretariat Negara, pada Sekretaris Jenderal, Direktur Jen­

dera1 dan Inspektur Jenderal Departemen, para Asisten Pribadi

Presiden, para Deputy Ketua Bappenas, para Gubernur Pengganti Bank

Sentral, para Deputy Jaksa Agung, Sekretaris Umum MPR/DPR/DPA/BPK

dan Panitera Mahkamah Agung; ~ p~~~--------------------

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- lt-1 -

3. Para Deputy dan Irjen Hankam, Gubernur Lemhannas, Danjen AKABRI,

para Pangko Utama Hankam, Deputy dan Irjen Panglima Angkatan dan

para Anggota MUspida Jaya, para Asisten Hankam dan Angkatan, PANG­

KOSTRAD, PANGKOARSAM, dan PANGKOOPS;

4. Pejabat-pejabat Negara Sipil dan Mili ter DepartemeniLembaga

lembaga Negara berpangkat IVId keatas dan para Perwira Tinggi

Angkatan Bersenjata RI.

D. Pejabat-pejabat Negara Sipil dan Militer DepartemeniLembaga-lembaga

Negara berpangka t IV I a sampai dengan IV I c dan para Perwi ra Menengah

ABRI.

Diluar Keputusan Presiden tersebut diatas, ada Keputusan Presiden

lain, yang tidak langsung memuat pengaturan keprotokolan tetapi menyang­

kut pemberian tugas kepada Kepala Direktorat Protokol Departemen Luar

Negeri untuk menjabat sebagai Koordinator Protokol Negara disamping tugas

jabatannya yang ada, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden No.

32 Tahun 1971. Sedangkan Keputusan Presiden No. 38 Tahun 1970 menetapkan

mengenai Pernbentukan Pani tia Interdep Penyiapan Rancangan Peraturan Pe­

merintah ten tang Pre seance dan Attribut Kepresidenan. Disamping i tu ada

satu surat edaran yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara yai tu Surat

Nomor : K.749ISEKNEGI 1211971 tanggal 29 Desember 1971, khusus mengenai

ketentuan penggunaan VIP Room Airport Kemayoran, dimana di tentukan bah\ya

yang berhak menggunakan VIP Room tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Presiden;

2. Para Menteri Kabinet Pembangunan;

3. Para Duta Besar, baik Duta Besar Asing yang berada di Indonesia, mau­

pun Duta Besar RI yang berada di luar negeri;

4. Para Pejabat Tinggi SipiliMiliter setingkat Menteri;

5. Para Ketua/Wakil Ketua MPR, DPR, MA, DPA, BPK dan Lembaga Pemerintah•

non Departemen;

6. Para Perwira Tinggi ABRI yang berpangkat Letnan Jenderal keatas;

D·~ri ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

,) - l-t2 -

Dari uraian diatas nampak bahwa peraturan yang ada dewasa ini pada

dasarnya mengatur mengenai tata-urutan tata-tempat (preseance) bagi Peja­

bat-pejabat Negara tertentu. Dalam pada i tu ki ta menyadari bahwa sesuai

dengan perkembangan dalam praktek dan perkembangan nilai-nilai sosial dan

budaya bangsa sebagaimana diuraikan diatas, lingkup pengaturan masalah

protokol adalah lebih luas daripada hanya masalah tata-tempat.

Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang ter­

hormat.

Mungkin dapat timbul pertanyaan mengapa rnasalah protokol i tu perlu

diatur dengan Undang-undang.

Sebagaimana Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat yang terhormat telah mengetahuinya, bahwa dalam Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Nomor : III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan Hubung­

an Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara Dengan/Atau Antar Lembaga-lembaga

Tinggi Negara, da1am Pasal 13 ditegaskan, bahwa hak keuangan/administra­

tif dan kedudukan protoko1 dari Pimpinan/Anggota Lembaga Tertinggi Negara

dan/atau Lembaga Tinggi Negara diatur dengan Undang-undang.

Sebagai pelaksanaan dari Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Nomor : III/MPR/1978 tersebut, berturut-turut telah diundangkan

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Ke­

uangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden Serta Bekas Presiden

dan Bekas Wakil Presiden Republik Indonesia.

2. Undang-undang Repub1ik Indonesia Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Ke­

uangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi

Negara Serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas

Anggota Lembaga Tinggi Negara.

Sekarang tibalah saatnya bagi kita untuk membicarakan tentang Kedu­

dukan Protokol yang memang penting dan diperlukan.

.,,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- h3 -

Pen-·t&M aka dik.eaukaku baiMa ada dull hal reaa ~rlu d.i \~ ....

aaKM. ya1tu 8erileMi janpauu daripada isi ·~ lkrJa..'\;-~Ml~

terMbut. Yiial jflla telah dikeaui..ak.an pade kc.jelasoa· .,..,._ R.at~~•n

ltndanl-tlad.lrlt ttmtQI Prototcl. ,.rtMB, Jtaoc.anaan ~~ .ift.!

tid&& huya Mf)Satul" hal-bal 1MI lwznif&t ~ak.uu. tet)ta-: :st.atutt dan

t~.idultan .-.ta-ata. Lebih dari it-u. P~an t~··Und~'S i~i ;•~-,

JU~bu llal ... laal YMI sifatD.y• lebih 8e'Adal•, yaitu •sal&h ~~ri~l

perl.tuu dal• u.rutu tata te~~pat dalaa suatu acara. •UJJlM ~1• -~·rti

vpaca·ra. 1&QI sesuai dec• ~ da Mrtabat ja&atu.

Yuc ket.lua, Msalah protokol peda. akltimya tidlik h&nya diperla'Ubll

bqi PtapiMC dan ADaota u.baaa TertiDQi/Tiaat NeJ.ora saja. Dalam

p·rakt'* Ml.. in.i bGDyak Pejatt.t Neaara lain YJU'II bukan PiiPpl~ ~UH

Lellbac• Teniouitrinai Heaan p&4a k.eayataamya juaa ..,, .. lllibn per-l.J·

tJJaD dibidan& ini. D&laa kerqu f*llertlu ini yana dieab:;d dctta~'

Pej&bat Mqara ldalab sebalaiil&ll& di~ dal• Undana ... L~ Ncaor 8

tma.m 1974 dan Peraturan perund&na-~.an lainnya. HiazB,'l sat :ini ~,.,

~~ itu adalah PresidArm; letua; Vakil Xetua; ~ Anuota IA~$4 'fer·­

tingi!rirai KeJara; terusuk letua 1lb1a dan Hak.i• AiW"-1 pada M».hlt·~

Artma; Mettteri Nesara; lepela Pentak.ilan ll di luar oeaeri Y~n& bedJtGA ...

duban seba&ai ~ta lesar L\ar Biasa dan lerk.ua.s.a Pewb~ ~~rnur da~·,

Wail Gubensur lepala n.eran Tinekat I; Bupati/Walikotl. ~ya, rtaki1

~ti/Wali.kotlllladya lepala Daerah Tingk.at II dan Pejablt lain YMI d.i·

teta;;brA 4eQtall peraturan perundanc-\Dd.anaan.

1lcoik.ian pula halnya Pejabat ... pejabat '-trintah ranc w.~l j•tan tertentu. Denaan ....,matlkan keayataan tersebutfl Mta liDitup

•teri laftcu&an UDdana·Unduc ini selain _..atur pro·tokol bagi Piapiun

dart Mgota labal• · Tert1aa1/TiftQ1 Neaara, dlperluas pula b&ti Pejablt

Kea•ra lai~Dya daa Pejab&t ~riatah r-. ~~ j_..tM tertatu.

. . . .

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- ~-4 -

protokol l~lh ats•&CU uped11 •~atlli.h penat!tura t•u t~t (9l..-·~i~~ft)

~- 11~ ,_.eturu mHl&.fi prot-.ol ~~ r~ li~ ·t~~s

M tDJa~~~.....at·ll bU. teftt&}a di~ HC&n. !'AderitaM 4t& ~ ~~~t

teteatuta•Utatuaa pc.*ok, sehillf.&& deQpn delllikiatt dapat t.ertaMa d&l~•

wktu,.. nlatif 1 .. de tidak l.Us UM~ dltel&a oleb perulahac *-•

..s...

Rincian ••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

tu]uan dar 1 Uewan Perwak tlan Rakyat yang tf"rhonaat untuk ~huOt.1angtt~tn ~\;:"~ ...

larE-na rincian peolaksanaan Unda.ng-undang protokol dituangkan tiaJa:::

Pt1>raturan P.-..-rtntah, uk.a penyE"mpurnaan Japat J~ngan 5~ger~ ~H lakt.•ir.an

apab1la diperlukan se~uai d~ngcln pt"rkeuahangan dan tutltut an kf'.ad.aa.n.

Saudar4t P1mpinan dan Anggota I>Pwan yang tt~!rhormat.

Ran<.:angan Undang-Undang tnt t~rdiri •iari 41~mrat} Stab vaitu :

agar k 1 ta ~~mua 111empun,·a t ~ng~rt l an -.·c~ng ~ama ten tang i .st i lah ~ang

dtgunak..an itu.

ztw'rintah \ialam ac . .ara K~nesaraan dan ac.ara re-s11i la i nn~a vang d iadak.an

.h lbukota S("gara Republlk IndonP~ta. dengao urutan s,..ha~ai l'warlkot. ;

Ment~rl ~-~ata

~. Wakil Kfl'tua Lfl'tllba;.ta 'fert.inggJ ·r1ng~i Neagara;

f. lP.p.ala PP.rwakllan SP.gara .. ,~ing Untuk Rt-publtk tndonesia;

~· l~pala Staf An.gk.atan,t\t"pala Polr1;

h. k~ t ua ~Ja ~tahk.auh Agung ~

i. Puapinan LP!tabaga P~ri ntah Son llPparte~~eo;

j. Pi11pinan l ... etlbaga Tertinggi /Tinggl Negara tf"nnasuk Hak1• Agun~

K. Gubernur •••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 46 T

k.. Gubernur lepala Daerah 'K.husus Ibuk..ota Jakarta;

1. PeJ&bat Es~lon I atau yang setingk.at;

•· Pt"jabat Pemerintah laitmya ..

Dalall hal acara k.~negar.aan dan acara rP.smi lainnya diadakan di luar

Ibukota ,._,gara Rl. ma.ka urutan tata- tearpat. bagi P~ .iabat tersebut di­

atas diselfl'nggarakan df.'lngan berpedOGian kepada k~tentuan diatas,

deJlRan cat a tan apabi la acara tersebut dihadi ri PTes.idP.n dan/at.au

Wak1l Pres.tdf'n, uk.a pE"jabat yang u.enjadt tuan n.aah a.enda~~pingi

Presiden dan/Wakil Presiden; apabila acara terse-but ttdak dihadiri

Presiden dan/at au ~aki 1 Presiden, saaka Pejabat Negara dan/atau Pe­

jabat Pewrlntah :vang tertinggi kt-dudukannya.

Un.ttan tata-tempat bagi PeJabat laiMya fang t idak tfl'nNlsuk

dala11 urutan disini, ditentukan bf!rdasark.an senioritas jabatan atau

pangkat. "famun bagi bi.ok.as Pejabat ~gara atau bekas Pejabat Petoerin­

tah yang dipanda.ng terhoraat ansalnya Be-kas Presiden a tau Waki 1

Presiden, Bek.as ~nter1 ~egara dan lain-lain, pen.gaturan tata .. tPMpat­

nya disesuaik.an dengan jabatan yang semula dtpangkunya.

Pe.Jabat yang di.beri k.edudukan setingkat d~ngan ~ntPri ~gara

adalah Pangl1ma Angkatan Bersenjat.a, Jaksa Agung, dan Gubernur Bank

r ndonP.s i a •

.\pahi la da lara dcara keJ"te-garaan a tau acara lainnya hadir Outa

Be$aT Luar Biasa dan Berk.uasa Penuh R~publtk lndon~sia, •ak.a urutan

tat a -tf11patnya d i beri kan berdanapi ngan a tau st- .ia jar dPngan If-pal a Pf'r·

wakilan Negara asing.

Apabila dalaa acara ketlf"garaa.n atau acar~ lainnya para ~Jabat.

negara dan P .. jabat Petaer-intah ·dis~rta1 isteri atau ~ua•i. uka teatpat

tst.Pri at.au suui d.ises.uaik.an dengan tN~pat Pejabat Nf!.gara dan P~­

jabat ~rintah yang bersangkutan.

Peny~ su~ i@n •••••

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- h7 -

Peny~suai an tesapa t ~ ' - . :~ s ter 1 / ~H.Hl~ 1 P~tabat Negara dan Pejabat P~rintah

yang berkai tan dengan pedcwa.n tim\8 ata~jpu.O. kehiasa.an yang r~rlak.u di ...

bidang pengatur~"' acara. Hal seperti ini ~rlaku pula dala hal peng-

a.turan acara yang berkai t&.n d~ngan kunjungan r("sati k~luar negeri a tau

3. Bab I I, t~e~~Uat pesberian we-wenang kfkpada Pe~rintah untuk mengatur

lebih ianjut ketentuan w.ngen.a1 P-rotokol hagi Pejabat-pejab.at Daerah

dengan berpedOMan pada ke.-tentuan Unda~-Undang ini. Sudah sewa )arnya

ute-rt a&atan untuk suatu Undang .. Undang ttdak -.mgk.in untuk .-ngatur

secant terpertnc 1 semua hal yang ada .ja lam materi UndangUndang, Mf-'-

la.inkan di tuangk.an dalaa pe-rattrra.n perundang-undangan yang leb\h

r~ndah t.ingk..atannya dari Undang-Undang agar t~rdapat keleluasaan dan

k.e.luwesan dalall pt."ngaturannya dengan nteMperhat 1 k.a.n k~t~ntuan-keten ...

tuan poknk :w'ang teniapat didalam Undang-Undang ini.

4. Bab IV 9 5eba~aiu.na biasanya suatu ket:~ntuan penutup. fiE"JUUat s.aa.t

bf.rlakunya Undang-Undang ini.

Saudara Pimpi nan dan Anggot.a Dewan Perwaio 1 an Rak y-a t yang tP-rhonaat. ..

Detlikianlah pokok-pokok. matert Rancangan Undang-Undang tent.ang Pro·

tt)ko 1 yang tf' 1 ah d i sartpa 1 k.an o 1 eh Pemeri nt ah k~pada l~wan Perwak i 1 an

Rakyat yang terhonnat int.. r.biah .. mudahan k.eoterangan Pe.erintah ini ada

~~anfaatnya tmtuk uaesnperlancar pf"mbt,.araan·pembtcaraan pada t ingkat-

tingk.at pMabahasan seolan.Jutnya.

Akhirny,q, .....

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 48 -

Akhirnya, at.as perhatian ~udara Pimpinan heserta para Anggota ~­

-wan Pfl'rwaki lan Rakyat yang terhot'llat, atas nama Pe~W"rintah kami .-nya•­

paik.an ucapan teriu k.asih yang sebt:"sar-~sarnva, disfl'rtai harapan kira­

nya Pf'•bahasan R.ancangan Undang-Undang tentang Protokol in.i Japat kj ta

$P.lesaikan DIP.nurut jadwal yang telah kita s~pakati bersaRta.

Teri11a kasih ..

---- -~~---- -- --------~---- ----- -------

---- --- ---- - -- -- ---··---

KETUA

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

- 49 -

KSTTJl. :

Terim~ k;sih kami ucBpk8n kepad~ yang terhormat S8ud~ra

Menter! Negar~ P~nd~yaguna~n Apar~tur Neg~ra, 2t~s K~t~rAngan

P~r.1erint~h ~engenai Rancangan Und;ang-unda.ng tent~ng Pr~t~k0l.

Hany~ sekedar saya kira k~liru k~tik P~k Afif, j~di k£lau me-

nurut Rancangan Und@ng-undang ini sud~h b~tul, t2pi t~di yang

dib~ca d:ala~ pidPtt1 ltu tidak tt":'r~~.suk. t~0i di situ sete18h

V!akil Ketua Lerrb;;•ga Tertinggi /Tinggi l'Jeg01ra, 1:-aJ.u l.s.ngsung K~

und;;;ng;nya send iri dis~butkan Aiigg~~L~;~bag~ Tertin~gi d.;lr Tin_g

term~suk H~kim A~1ng pacta M~hkam~h Agung.

Jadi saya kira bukan ~t8s n2~a Fak Afif dan Pak ~fif sudah

manggut-rn~nggut, ;iadi s«~y~ kira i tu sud~h cli&n,qgap surlRh dib;;c@

®l~h P~k Afif. Jadi me~~ng tadi saya lihat dwkumenny2 y~ng ~sli

itu Til~T,.,~ng sudah ;ad~, j;tdi s~tel~h \'lal~il Ketu~ L~~bag~ Terting-

Tertinggi/Tinggi Negar~ termasuk Hakim Agung pada MAhk~m~h

gung. T~di tt:"rlup8k;Jn rnungkin SekretsrisnyA P~k .. &,.fif keliru

ngetiknya. J~di de~iki~n Pak 4fif, betul ?

( :tv1ENPA.N 'l'P.engiy~kan )

s~udara-s~udara sekalian, perlu ka~i inf~rrrasikan bQhwa

pembic;ir~~n tingk~t II, k;ar~na :1ancang;an Und.?ng-unn;tnp:- ini akan

diproses sesu~i deng~n pr~sedur yaitu direnc~n~k~n ~k8n rlilak~

p~d~ tangg~l 15 Juni 1987 yang ak~n d~tang~

• • • • •

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

r

I. I

- 50 -

S~d~ngkan pe~bic~r~an tingkat II jaw~ban pemerint~h aka~

l ~ kuk<B n pii dlft t ~ ng g~ 1 2 2 Jun i 19 87.

Sidang D~w~n yang terht"trmna.t, dengan sel~sainya ac2rB ke-

du~, m•kG'i Sl!'lesail~h sr:luruh ~car~ Rap(it Paripurna Dew~n pada

h;ari ini. Atas n~t!.a Pimpin;jin k.em.i ucspkan t~rima k%lsih kep•d@

nara Angg®ta Dewan, serta hadirin sek~lian yang d~ngan tekun

dan penuh kesab@r~n telah rn~ngikuti ~car~ R~p~t P~ripurna D~-

wan hari ini yang ~empunyai tiga ~at~ ~cara.

Mak~ dengan ini Rap~t Paripurna Dewan ka~i tutup deng~n

~enguc~p W~ssalamu'alaikum Wr. ~b.

J~k~rt~, 8 Juni 1987

KE -1,

r HARDJ!.NTHO SUMODISASTRO H. ArJJIRHACHNUD 1

lf}-)

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM