f.5 laporan penyuluhan penyakit menular & tidak menular - penyuluhan diare (v)
DESCRIPTION
tbcTRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN
DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS BANGKALA
KABUPATEN JENEPONTO
PERIODE MEI-SEPTEMBER 2014
PENYULUHAN DIARE
A. Latar Belakang Permasalahan atau Kasus
Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang
dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun
penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan
menimbulkan kematian. Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program,
diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk,
angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun
1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/
kota pada tahun 2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000
penduduk. Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25 per 1000
penduduk.
Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan
frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam
tinja. Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi untuk
pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang penyakit
diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang relative
besar, sehingga dapat disimpulakn bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak cukup
hanya dengan menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja.
Faktor hygiene dan sanitasi merupakan masalah penyebab terjadinya diare yaitu
pengadaan sumber air bersih, jamban keluarga, serta perilaku cuci tangan dengan
sabun. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare secara langsung
adalah perilaku cuci tangan ibu balita, hygiene, dan sanitasi, serta keadaan status gizi
balita. Perilaku ini semestinya ditempatkan pada jajaran paling atas sebagai program
kesehatan masyarakat di puskesmas, dimana fungsi puskesmas sebagai layanan
kesehatan formal yang paling dekat dengan masyarakat perlu mendapatkan peran
lebih besar, untuk dapat menjangkau masyarakat guna memberikan informasi dan
mengubah perilaku bersih.
B. Permasalahan di Keluarga, Masyarakat dan Kasus
Jumlah penderita penyakit diare masih cukup tinggi diwilayah kerja puskesmas
Bangkala Kabupaten Jeneponto. Pada tahun 2010 penyakit diare menduduki posisi
lima besar penyakit terbanyak di wilayah kerja puskesmas Bangkala Kabupaten
Jeneponto. Dan hingga kini penyakit diare masih banyak menyerang penduduk di
wilayah kerja puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto, khususnya bayi dan balita.
Hal ini ditunjukkan dengan tingginya angka penderita diare tiap bulannya pada tahun
2011 hingga bulan Oktober dengan menempati posisi kedua di sepuluh penyakit
terbanyak di wilayah kerja puskesmas Bangkala.
C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Bahaya Penyakit Diare”. Pada
penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian diare, tanda-tanda penyakit
diare, penyebab munculnya diare, tindakan pertama yang dapat dilakukan di rumah
ketika anak diare, penatalaksaan diare, pencegahan diare, dan lain sebagainya.
D. Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan mengenai Bahaya Penyakit Diare ini dilaksanakan pada
tanggal 11 Juni 2014 dan 19 Agustus 2014, bertempat di Puskesmas Pembantu
Mallosoro dan SDN I Allu Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Penyuluhan ini
diikuti oleh 12 orang ibu yang dirangkaikan dengan kegiatan Posyandu di daerah
Mallasoro dan 30 orang siswa siswi SDN 1 Allu yang merupakan perwakilan dari
siswa kelas IV dan V masing-masing sebanyak 15 orang.
Penyuluhan ini dibawakan dengan menggunakan slide presentasi dan
pembagian brosur. Selama penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi mengenai
pengertian diare, tanda-tanda penyakit diare, penyebab munculnya diare, tindakan
pertama yang dapat dilakukan di rumah ketika anak diare, penatalaksaan diare,
pencegahan diare, dan lain sebagainya. Kemudian di akhir sesi, pemateri memberi
kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya seputar penyakit diare.
E. Monitoring dan Evaluasi
Kesimpulan
Penyuluhan mengenai penyakit diare berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Penyuluhan ini diikuti oleh 30 siswa sekolah dasar kelas IV dan V di SDN I Allu dan
12 orang ibu pada kegiatan Posyandu Mallasoro. Semua peserta mengikuti
penyuluhan hingga selesai dan berpartisipasi aktif memberikan pertanyaan seputar
diare dan penyakit lainnya. Setelah pemberian materi dan sesi tanya jawab, pemateri
kemudian memberikan beberapa pertanyaan sederhana seputar diare untuk
mengetahui seberapa jauh para peserta memahami materi yang baru disampaikan.
Hampir seluruh peserta aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Saran
Penyuluhan mengenai penyakit-penyakit yang berada di deretan 10 penyakit
tersering di wilayah kerja puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto perlu dilakukan
secara berperiodik agar dapat terus mengingatkan masyarakat tentang bahaya maupun
pencegahan penyakit tersebut. Selain itu, dengan memberikan penyuluhan secara
berkala, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dapat meningkat guna menjaga
kesehatan masyarakat pada umumnya. Petugas kesehatan juga perlu terus dibina agar
dapat membagi informasi dari penyuluhan ini kepada masyarakat yang lain yang
belum sempat mengikuti penyuluhan ini. Selain di sekolah dasar dan posyandu,
penyuluhan seperti ini juga dapat dilaksanakan di tempat lain agar masyarakat umum
lainnya juga mendapatkan informasi dan hal lain terkait penyakit diare.
Jeneponto, 19 Agustus 2014
Peserta Internship
(dr. Diah Gemala Ibrahim )
Pendamping
( dr. Imam Sofingi )