external pelvimetry

4
B. Pelvimetri Ekternal Ukuran Luar Panggul Ukuran luar panggul ini dapat digunakan bila pelvimetri radiologic tidak dapat dilakukan. Dengan cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran- ukuran panggul apabila dikombinasikan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai lain jangka panggul Oseander, Boudeloque, Collin dan Martin Gambar 1. Jangka Panggul Boudeloque Pelvimetri eksternal yang diukur adalah sebagai berikut: B1. Pelvic inlet 1. Distansia spinarum (interspinal diameter); jarak antara spina iliaka anterior superior sinister dan dekstra, normal: ±24-26cm.

Upload: teresa-tessa-then

Post on 28-Dec-2015

103 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

obygne

TRANSCRIPT

Page 1: External Pelvimetry

B. Pelvimetri Ekternal

Ukuran Luar Panggul

Ukuran luar panggul ini dapat digunakan bila pelvimetri radiologic tidak dapat dilakukan. Dengan cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran panggul apabila dikombinasikan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai lain jangka panggul Oseander, Boudeloque, Collin dan Martin

Gambar 1. Jangka Panggul Boudeloque

Pelvimetri eksternal yang diukur adalah sebagai berikut:

B1. Pelvic inlet

1. Distansia spinarum (interspinal diameter); jarak antara spina iliaka anterior superior sinister dan dekstra, normal: ±24-26cm.

Gambar 2. Distansia spinarum

Page 2: External Pelvimetry

2. Distansia kristarum (intercristal diameter) jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada Krista iliaka sinistra dan dekstra; normal ±28-30cm.

Gambar 3. Distansia kristarum

3. Konjugata eksterna (Boudeloque) ±18cm; jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spinosus lumbal V. Pasien diperiksa pada posisi lateral dekubitus kiri, paha kiri fleksi dan paha kanan ekstensi.

Gambar 3. Konjugata eksterna

Page 3: External Pelvimetry

B2. Pelvic Outlet

1. Distansia tuberum (bituberous diameter) jarak antar tuber iskii kanan dan kiri. Normal ±10,5 cm atau selebar kepalan tangan ; Untuk mengukurnya dipakai jangka Oseander. Angka yang ditunjuk jangka harus ditambah 1,5cm karena adanya jaringan subkutis antara tulang dan ujung jangka, yang menghalangi pengukuran secara tepat. Bila jarak ini kurang dari normal, dengan sendirinya arkus pubis lebih kecil dari 90 derajat.

Gambar 4. Distasia Tuberum

DAFTAR PUSTAKA

Rachimhadhi, Triatmojo. Ilmu Kebidanan. Sarwono P (Editor). Jakarta: PT Bina Pustaka. 2008: 198-200.

Jiang, Xiu-Xiu. Clinical Pelvimetry. Women’s Hospital. Zhejiang University.