evektifitas 2

15
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Efektivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan). Dari pengertian diatas maka secara umum efektivitas menunjukkan bagaimana akibat atau hasil dari tindakan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Sawyer (2005 : 211) yaitu “efektivitas (effectiveness) menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu”. Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh hasil aktual (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen dalam memenuhi target yang diinginkan. 2. Modal Kerja a. Pengertian Modal Kerja Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto 1993 : 52-53) : a.1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur- unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. a.2. Konsep Kualitatif

Upload: dedi-kuswanto

Post on 09-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ABCDE

TRANSCRIPT

Page 1: EVEKTIFITAS 2

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Efektivitas

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya,

pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha,

tindakan); mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan). Dari pengertian diatas maka secara umum

efektivitas menunjukkan bagaimana akibat atau hasil dari tindakan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal

tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Sawyer (2005 : 211) yaitu “efektivitas

(effectiveness) menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak

tertentu”. Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah

suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh hasil aktual (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah

dicapai oleh manajemen dalam memenuhi target yang diinginkan.

2. Modal Kerja

a. Pengertian Modal Kerja

Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto 1993 : 52-53) :

a.1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.

a.2. Konsep Kualitatif

Page 2: EVEKTIFITAS 2

20

Apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital).

a.3. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income).

b. Siklus Modal Kerja

Proses pemutaran modal kerja akan selalu berjalan selama perusahaan masih dalam

keadaan berjalan sebagai “going concern”, modal kerja berputar terus-menerus dalam

perusahaan karena dipakai untuk membiayai operasi sehari-hari. “Proses pemutaran modal kerja

itu dinamakan lingkaran modal kerja. Lingkaran ini berbentuk bulat dan tidak ada awalnya

maupun akhirnya selama perusahaan itu merupakan “going concern” atau masih berjalan”

(Tunggal 1995 : 91).

Analisis tentang lingkaran modal kerja dimulai dengan kas uang kas ditanam dalam

persediaan dan berbagai alat dan jasa, disamping dibiayai dari para pemasok dengan kredit, yang

kemudian memerlukan pembiayaan dengan kas. “Barang perusahaan dijual pada para pembeli

baik dengan jalan tunai atau kredit biasa atau dengan pembayaran wesel/promes dari debitor dan

dari wesel/promes diterima kas“ (Tunggal 1995: 91). Jadi, proses kas persediaan-piutang-uang

Page 3: EVEKTIFITAS 2

21

merupakan lingkaran modal kerja dana akan berputar terus-menerus selama perusahaan itu

berjalan.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan perusahaan akan modal tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut (Tunggal

1995: 96-101) :

c.1. Sifat atau Jenis Perusahaan Kebutuhan modal kerja pada perusahaan kepentingan umum (seperti perusahaan gas, telepon, air minum dan sebagainya) adalah relative rendah, oleh karena persediaan dan piutang dalam persediaan tersebut cepat beralih menjadi uang.

c.2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual dan harga satuan barang yang bersangkutan. Adanya hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang itu akan dijual pada pembeli. Dengan demikian makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang, atau makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang dari luar negeri, jumlah modal kerja yang dibutuhkan juga makin besar.

c.3. Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan Kebutuhan modal kerja dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh syarat-syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak diperoleh syarat-syarat kredit yang lunak untuk membeli barang dari pemasok maka lebih kurang/sedikit uang yang perlu ditanamkan dalam persediaan.

c.4. Perputaran persediaan Makin banyak kali suatu persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran persediaan) maka makin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan untuk mengatur investasi dalam persediaan.

c.5. Perputaran piutang Kebutuhan modal kerja juga tergantung dari jangka waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Makin sedikit waktu yang diperlukan untuk menagih piutang, makin sedikit modal kerja yang diperlukan.

c.6. Siklus Usaha (Konjungtur) Dalam masa “prosperti” (konjungtur tinggi) aktivitas perusahaan diperluas dan ada kecenderungan bagi perusahaan untuk membeli barang mendahului kebutuhan agar dapat memanfaatkan harga rendah dan untuk memastikan diri akan adanya persediaan yang cukup.

c.7. Musim

Page 4: EVEKTIFITAS 2

22

Apabila perusahaan tidak terpengaruh oleh musim, maka penjualan tiap bulan rata-rata sama. Tetapi dalam hal ada musim, maka terdapat perbedaan; di dalam musim maka terjadi aktivitas yang besar, sedangkan di luar musim aktivitas adalah rendah.

d. Sumber Modal Kerja

Sumber modal kerja meliputi hal-hal sebagai berikut (Tunggal 1995 : 104):

a. Operasi rutin perusahaan b. Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga dan penanaman

sementara lainnya. c. Penjualan aktiva tetap, penanaman jangka panjang/aktiva tak lancar dan lain-

lainnya. d. Pengembalian pajak dan keuntungan luar biaya lainnya. e. Penerimaan yang diperoleh dari penjulan obligasi dan saham dan penyetoran

dana oleh para pemilik perusahaan. f. Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dari Bank, dan pihak lain. g. Pinjaman yang dijamin dengan hipotek atas aktiva tetap atau aktiva tak lancar. h. Penjualan piutang dengan jalan penjualan biasa/dengan “factoring” (penjualan

dengan cara penjualan faktur, pemberian kredit, diserahkan pada lembaga keuangan).

i. Kredit perdagangan (Kredit biasa, promes, wesel).

e. Efektivitas Modal Kerja

Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar

kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Kesalahan atau kekeliruan dalam

pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga

kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali.

Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan

kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja. Menurut Tunggal (1995 : 92) adanya

kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh :

1. Pengeluaran obligasi/saham dalam jumlah yang lebih besar dari yang diperlukan. 2. Penjualan aktiva tak lancar yang tak diganti.

Page 5: EVEKTIFITAS 2

23

3. Terjadinya laba operasi yang tidak digunakan untuk pembayaran dividen, untuk pembelian aktiva tetap atau untuk tujuan lain yang serupa.

4. Konversi /perubahan dari aktiva tetap ke dalam modal kerja. Konversi perubahan/peralihan bentuk yang tak disertai dengan penggantian dari aktiva tetap ke dalam modal kerja dengan jalan proses depresiasi, deplesi dan amortisasi.

5. Karena akumulasi atau penimbunan sementara dari berbagai dana yang disediakan untuk investasi-investasi dan sebagainya.

Sedangkan terjadinya kekurangan modal kerja menurut Tunggal (1995: 93-96) dapat

disebabkan oleh :

1. Karena kerugian usaha, antara lain diakibatkan oleh: a Volume penjualan yang tidak mencukupi, jadi terlalu kecil untuk dapat

menutup biaya perusahaan. b Penurunan harga jual yang disebabkan karena persaingan tanpa adanya

penurunan dalam harga pokok penjualan dan biaya penjualan. c Terlalu banyak piutang yang tidak dapat ditagih. d Kenaikan biaya yang tidak diimbangi dengan bertambahnya penjualan atau

pendapatan . e Bertambahnya biaya, sedang penjualan atau pendapatan menurun.

2. Karena adanya kerugian luar biasa (Extraordinary Losses). Kerugian luar biasa adalah kerugian yang tidak disebabkan karena operasi rutin perusahaan.

3. Kebijakan dividen yang kurang baik Kadang-kadang pimpinan perusahaan memutuskan untuk meneruskan membayarkan dividen walaupun pembayaran itu tidak dapat dibenarkan.

4. Penggunaan modal kerja untuk memperoleh aktiva tak lancar. Kekurangan modal kerja kadang-kadang disebabkan karena dilakukan investasi dari aktiva lancar untuk memperoleh aktiva tak lancar. Hal ini terjadi apabila suatu aktiva yang tua harus diganti dengan yang baru atau apabila dibeli aktiva tetap lain yang baru atau karena pembelian saham perusahaan lain sebagai investasi.

5. Kenaikan tingkat harga umum Kekurangan modal kerja dapat disebabkan karena kenaikan harga yang memerlukan investasi jumlah rupiah yang telah banyak untuk memelihara kuantitas persediaan dan aktiva lainnya pada tingkat fisik yang sama dan untuk membiayai penjualan kredit pada tingkat penjualan yang sama.

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas modal kerja adalah :

1. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Page 6: EVEKTIFITAS 2

24

“Perputaran Modal Kerja atau working capital turnover merupakan salah satu rasio

untuk mengukur dan menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu”

(Kasmir 2008 : 182). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat

diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari Working Capital

Turnover (WCT) adalah sebagai berikut :

Penjualan WCT = X 100%

Rata-Rata Modal Kerja Bersih (Wild 2005 : 43)

2. Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini

merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisisensi operasional, yang

memperlihatkan seberapa baiknya manjemen mengontrol modal yang ada pada persediaan

Formulasi dari Inventory Turnover adalah sebagai berikut :

Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = X 100%

Rata-Rata Persediaan (Wild 2005 : 42)

3. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio

menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari receivable

turnover (RT) adalah :

Page 7: EVEKTIFITAS 2

25

Penjualan

RT = X 100% Rata-Rata Piutang Usaha

(Wild 2005 : 42)

“Kebijakan modal kerja perusahaan ditentukan oleh sikap manajemen terhadap trade

off antara faktor laba dan risiko likuiditas” (Van Horne 1997: 217). Keputusan untuk

menetapkan jumlah modal kerja yang besar modal kerja memungkinkan tingkat likuiditas

terjaga namun dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk

memaksimalkan profitabilitas dapat mengganggu tingkat kelancaran likuiditas.

3. Laba Usaha

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan atas biaya-biayanya dalam

jangka wakttu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan

pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.

Dalam ilmu akuntansi dikenal adanya istilah laba usaha atau laba operasi. Menurut Wild

(2008 : 417) “laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari

aktivitas operasi yang masih berlangsung”. Laba operasi terkait hanya dengan laba yang berasal

dari aktivitas operasi, oleh karena itu setiap pendapatan dan beban-beban yang tidak termasuk

dalam kegiatan operasi atau usaha utama perusahaan bukan merupakan laba operasi atau laba

usaha. Dengan kata lain laba usaha atau laba operasi didapat dari laba kotor dikurangi dengan

beban-beban operasi perusahaan.

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan

atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham tingkat

Page 8: EVEKTIFITAS 2

26

pengembalian atas investasi (return on investment). Unsur-unsur yang menjadi bagian

pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan

dan biaya, akan diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain laba kotor, laba

operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.

Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga

penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penetuan kebijakan anggaran modal kerja

dan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak kalangan seperti

akuntan, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.

Laba suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan laba rugi yang disajikan perusahaan.

Stice, Stice & Skousen (2004 : 236) mengatakan bahwa “secara tradisional, laba dari kategori

operasi berkelanjutan disajikan baik dalam bentuk langsung (single step) maupun bertahap

(multiple step)”.

4. Profitabilitas

“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan” (Kasmir 2008:196). Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran

kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk

menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.

Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio). Berikut ini adalah

beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah sebagai berikut :

a) Gross Profit Margin

Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui

keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat

Page 9: EVEKTIFITAS 2

27

dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka

gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini

mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan

kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Formulasi dari gross profit margin (GPM) adalah sebagai berikut:

Penjualan – harga Pokok Penjualan

GPM = X 100% Penjualan

(Wild 2005 : 42)

b) Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh

perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba

bersih setelah pajak terhadap penjualan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai

berikut:

Laba Setelah Pajak

NPM = X 100% Penjualan

(Wild 2005 : 42)

c) Return on Investment

Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat

diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan

operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas

Page 10: EVEKTIFITAS 2

28

perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk

memperoleh pendapatan.

Analisa Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang

sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat

menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Investment (ROI) ini sudah merupakan tehnik

analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu

bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk

operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return On Investment

(ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (Net Operating

Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan

operasi tersebut (Net Operating Assets). “Sebutan lain untuk rasio ini adalah Net Operating

profit Rate Of Return atau Operating Earning Power” (Munawir 1995 : 89).

Formulasi dari return on investment atau ROI adalah sebagai berikut:

Laba Usaha

ROI = X 100% Total Aktiva

(Wild 2005 : 41)

d) Return on Equity

Page 11: EVEKTIFITAS 2

29

Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui

besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.

Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin

besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity atau ROE adalah

sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak

ROE = X 100% Modal sendiri

(Wild 2005 : 41)

Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas :

1. Profit margin, yaitu perbandingan antara “net operating income’ dengan “Net

Sales”.

2. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan

berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang hubungan antara modal kerja dengan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba sudah pernah dilakukan. Penelitian terdahulu tersebut

dapat diuraikan melalui tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Page 12: EVEKTIFITAS 2

30

Nama Judul Variabel Yang Digunakan

Hasil Penelitian

Relani (2009)

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

Rasio Lancar, Rasio Cepat, Perputaran Modal Kerja, Return On Investment (ROI).

Siwi (2005)

Variabel rasio lancar, rasio cepat, dan rasio perputaran modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan ROI, namun tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap ROI.

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Go Publik Dibursa Efek Jakarta Pada Tahun 1998–2002.

Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio, Debt To Equity Ratio (DTA), Return On Investment (ROI).

Secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja (working capital turnover) dan solvabilitas (total debt to total capital assets) yang mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment) sedangkan variabel likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment). Sedangkan secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap profitabilitas.

Faurani (2004)

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dan Rentabilitas Pada Koperasi Dharma Wanita “Mandalika” Mataram Nusa Tenggara Barat.

Profit Margin On Sales Ratio, Profit Margin Ratio, Working Capital Ratio.

Modal kerja tidak begitu berpengaruh terhadap profitabilitas dan rentabilitas pada Koperasi Mandalika akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Dani (2003)

Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT Modern Toolsindo Bekasi).

Current Ratio, Debt to Equyity Ratio (DER), Working Capital Turnover (WCT), Return On Invesment.

Secara simultan faktor likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas PT Modern Toolsindo. Sedangkan secara parsial hanya variabel leverage yang tidak berpengaruh positif terhadap variabel profitabilitas.

Page 13: EVEKTIFITAS 2

31

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

1. Kerangka Konseptual

H1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Efektivitas modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital

turnover), perputaran piutang (receivable turnover) dan perputaran persediaan (inventory

turnover). Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas dinvestasikan dalam komponen modal

kerja sampai saat kembali menjadi kas. Jika perputaran modal kerja semakin tinggi maka

penggunaan modal kerja oleh perusahaan semakin efektif. Jika perusahaan menggunakan modal

kerjanya secara efektif maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga akan

meningkat.

Pengelolaan modal kerja yang baik juga dapat terlihat dari tingkat perputaran persediaan

dan perputaran piutang perusahaan. Tingkat perputaran persediaan dapat diukur dengan rasio

inventory turnover. Jika tingkat perputaran persediaan tinggi, hal ini menandakan perusahaan

mampu menjual dan membeli kembali persediaan dalam kurun waktu yang cepat. Semakin cepat

perputaran persediaan maka semakin efektif pengelolaan modal kerja perusahaan. Hal ini

H2

H2

H2

Efektivitas Modal Kerja ( X )

Working Capital Turnover (X1)

Receivable Turnover (X2)

Inventory Turnover (X3)

Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitabilitas)

Return On Investment (Y)

Page 14: EVEKTIFITAS 2

32

dikarenakan modal kerja yang tertanam dalam persediaan dapat kembali dijual secara cepat

sehingga meningkatkan penjualan. Pengelolaan manajemen modal kerja yang baik dapat juga

dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mengelola piutangnya. Pengelolaan piutang yang baik

dapat diukur dengan rasio perputaran piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka

pengguanaan modal kerja perusahaan akan semakin efektif. hal ini dikarenakan jumlah modal

kerja yang tertanam dalam piutang semakin kecil dan kemungkinan kehilangan modal kerja

akibat tidak tertagihnya piutang juga semakin kecil. Tingginya perputaran piutang juga

menandakan peningkatan penjualan melalui piutang.

Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen

dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen dalam mengelola modal kerja meliputi

kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan

operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan modal

kerja yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio

keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah

membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model

pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on investment

(ROI). Rasio ini membandingkan hasil yang dipeoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah

investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

2. Hipotesis Penelitian

Page 15: EVEKTIFITAS 2

33

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian “

(Sugiyono 2008 : 93). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 = variabel working capital turnover, receivable turnover dan inventory turnover berpengaruh

secara simultan terhadap return on investment.

H2 = variabel working capital turnover, receivable turnover dan inventory turnover berpengaruh

secara parsial terhadap return on investment.