evaluasi uji fisik kualitas dedak padi di kabupaten ... · 1. penampakan fisik dedak padi 2 2....

32
EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH SAEFUL ANSOR DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: dotruc

Post on 09-Mar-2019

321 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI

KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

SAEFUL ANSOR

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel
Page 3: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Uji Fisik

Kualitas Dedak Padi di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Saeful Ansor

NIM D24110052

Page 4: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel
Page 5: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

ABSTRAK

SAEFUL ANSOR. Evaluasi Uji Fisik Kualitas Dedak Padi di Kabupaten Kebumen

Jawa Tengah. Dibimbing oleh MUHAMMAD RIDLA dan ANURAGA

JAYANEGARA.

Dedak padi merupakan hasil samping dari penggilingan padi yang dapat

digunakan sebagai bahan pakan. Perbedaan proses penggilingan padi akan

mempengaruhi sifat fisik dan kimia dedak padi. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengkaji kualitas dedak padi melalui metode uji fisik dan membandingkan

dengan uji kimia di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan tersebut

antara lain: P1 = Kecamatan Buluspesantren; P2 = Kecamatan Karangsambung; P3

= Kecamatan Kebumen; P4 = Kecamatan Gombong dan P5 = Kecamatan

Kutowinangun. Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (ANOVA) dan

dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan

tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan,dan sudut tumpukan sangat berbeda

nyata (P<0.01) pada masing-masing kecamatan. Kualitas dedak padi di Kabupaten

Kebumen tergolong dalam mutu II dan III. Uji sifat fisik yaitu berat jenis, kerapatan

tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan dapat membantu pendugaan sifat

kimia terutama protein kasar dan serat kasar.

Kata kunci: dedak padi, Kabupaten Kebumen, penggilingan, sifat fisik

ABSTRACT

SAEFUL ANSOR. Physical Test Evaluation of Rice Bran in Kebumen District,

Central Java. Supervised by MUHAMMAD RIDLA and ANURAGA

JAYANEGARA.

Rice bran is a by product of rice milling industry which can be used as

feedstuff. A different rice milling will influence the result of rice bran’s physical and

chemical properties. The purpose of this research was to assess the nutrien content of

rice bran through physical test and compared with chemical test methods in Kebumen

district. The experimental design used in this study was randomized block design

(RBD) with 5 treatments and 3 groups. The treatment were P1 = Buluspesantren sub

districts; P2 = Karangsambung sub districts; P3 = Kebumen sub districts; P4 =

Gombong sub districts and P5 = Kutowinangun sub districts. Data were analyzed

using analysis of variance (ANOVA) and significant results will be continued test of

Duncan. The results showed that bulk density, compacted bulk density and angel of

repose had the significantly different effect (P<0.01) in each district. The quality of

rice bran in Kebumen district could be classified into quality II and III. Physical test,

spesific density, bulk density, and compacted bulk density can help to estimate the

chemical test especially crude protein and crude fiber.

Keywords: Kebumen districts, milling, physical properties, rice bran

Page 6: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel
Page 7: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI

KABUPATEN KEBUMEN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel
Page 9: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

Judul Skripsi: Evaluasi Uji Fisik Kualitas Dedak Padi di Kabupaten Kebumen Jawa

Nama NIM

Tengah : Saeful Ansor : D24110052

_3L -Dr Ir Muhammad Ridla, MAgr

Pembimbing I

~..;;;:

Tanggal Lulus: u "(' AUG 2015

Disetujui oleh

/ ,.. V•

Dr Anuraga Jayanegara, SPt MSc Pembimbing II

ewi Manu Hara Karti, MSi

Page 10: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel
Page 11: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian

yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 ini ialah Evaluasi Uji Fisik Kualitas

Dedak Padi di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Dedak padi merupakan hasil samping dari penggilingan gabah menjadi beras

yang mengandung gizi cukup tinggi. Perbedaan proses penggilingan berpengaruh

terhadap kualitas dedak padi baik secara fisik maupun kimia. Metode pengujian

diperlukan untuk menilai dan menetapkan mutu baik fisik maupun kimia (nutrien)

suatu bahan. Metode pengujian dalam pelaksanaannya dibutuhkan secara cepat dan

akurat untuk keefisienan penindakan suatu bahan ke tahap selanjutnya serta

meminimalisir penumpukan bahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas dedak padi melalui metode uji

fisik dan membandingkan dengan uji kimia di Kabupaten Kebumen. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana

Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakaan,

Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Semoga karya

ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca secara umumnya.

Bogor, Agustus 2015

Saeful Ansor

Page 12: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel
Page 13: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

METODE 1

Materi 2

Lokasi dan Waktu 2

Prosedur 2

Rancangan dan Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Jenis dan Kondisi Mesin di Lokasi Penelitian 5

Komposisi Kimia Dedak Padi 7

Sifat Fisik Dedak Padi 7

Korelasi antar Sifat Fisik 9

Korelasi Sifat Fisik dengan Kandungan Nutrien Dedak Padi 10

SIMPULAN DAN SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 16

RIWAYAT HIDUP 17

DAFTAR TABEL

1. Kombinasi dan jenis husker, separator serta polisher masing-masing

kecamatan 6 2. Komposisi kimia dedak padi berdasarkan persentase bahan kering 7 3. Sifat fisik dedak padi pada masing-masing kecamatan 8

4. Korelasi antar sifat fisik dedak padi 9 5. Korelasi antar sifat fisik dan kandungan nutrien 10

Page 14: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

DAFTAR GAMBAR

1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2

2. Vibrator Ballmil 4

3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4

4. Grafik korelasi ukuran partikel (mm) dengan protein kasar dan serat kasar (%)

11

5. Grafik korelasi berat jenis (kg l-1) dengan protein kasar dan serat kasar (%) 11

6. Grafik hubungan kerapatan tumpukan (kg l-1) dengan protein kasar dan serat kasar

(%) 12

7. Grafik hubungan kerapatan pemadatan tumpukan (kg l-1) dengan serat kasar (%)

12

8. Grafik hubungan sudut tumpukan (0) dengan serat kasar (%) 13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil analisis ANOVA kerapatan tumpukan dedak padi 16 2. Hasil analisis ANOVA kerapatan pemadatan tumpukan dedak padi 16 3. Hasil analisis ANOVA sudut tumpukan dedak padi 16 4. Hasil Derajat Keseragaman (Modulus of Uniformity) 16

Page 15: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

PENDAHULUAN

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan karena

berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan produktivitas ternak (Kepmentan

2003). Kebutuhan pakan di Indonesia meningkat 10% pada tahun 2014, yaitu

menjadi 17.05 juta ton. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan konsumsi daging serta

bertambahnya pabrik pakan ternak. Oleh karena itu, peningkatan ini harus diikuti

dengan kecukupan produksi bahan baku serta kualitas yang terjamin secara fisik

maupun kimia. Bahan baku yang sering digunakan terutama dalam industri

perunggasan yakni dedak padi, pollard, jagung dan kedelai.

Dedak padi merupakan hasil samping dari proses penggilingan padi yang

terdiri dari lapisan luar butiran beras (perikarp dan tegmen) serta jumlah lembaga

(Sukria dan Rantan 2009). Dedak padi sebagai salah satu bahan pakan yang umum

digunakan untuk ternak karena menurut Aryono (2008) dedak padi memiliki

kandungan minyak, vitamin, mineral dan protein yang cukup tinggi. Produksi gabah

kering giling (GKG) khususnya di Kabupaten Kebumen pada tahun 2012/2013

mencapai 422 834.61 ton dengan luas panen 77 826 hektar (BPS 2013). Menurut

Rachmat et al. (2004), 8-10% dari berat GKG merupakan dedak dan lembaga,

sehingga dapat diperkirakan Kabupaten Kebumen dapat menghasilkan dedak padi

sebesar 48 038.83 ton yang berpotensi sebagai salah satu bahan baku pakan.

Ketersediaan dedak padi yang banyak yakni pada musim panen tidak diiringi

ketika musim tidak panen dan akhir musim kemarau. Selain itu, kualitas dedak padi

sangat beragam baik dari tekstur, komposisi dan bau. Patiwiri (2006) menyatakan

bahwa keberagaman dedak padi disebabkan oleh varietas padi, penggilingan dan

pemalsuan seperti penambahan serbuk gergaji (Istikhodriah 2014), tepung tongkol

jagung (Alhasanah 2014), dan tepung kulit kacang (Rosalina 2014). Proses

penggilinggan padi perlu diperhatikan karena perbedaan penyetelan dan

penggunaan mesin akan menghasilkan kualitas dedak padi yang beragam. Sukria

dan Rantan (2009) menambahkan bahwa perbedaan proses penggilingan padi lebih

berpengaruh terhadap kualitas dedak dibadingkan dengan varietas padi.

Keberagaman kualitas dedak padi akan berpengaruh terhadap perkembangan

ternak serta menurunkan keefisienan penanganan bahan baku di dalam industri

pakan. Penentuan bahan baku secara cepat dan akurat sangat diperlukan untuk

menjamin kualitas bahan pakan. Uji fisik bersifat cepat (rapid test) serta biayanya

murah, namun belum ada standar baku serta tingkat keakuratannya rendah.

Sedangkan uji kimia menghasilkan data yang akurat akan tetapi membutuhkan

waktu dan biaya lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pengujian

yang memanfaatkan informasi sifat fisik dan keterkaitannya dengan sifat kimia

(nutrien). Hasil uji fisik dapat lebih akurat jika didukung dengan pengujian secara

kimia. Menurut Khalil (1999a), sifat fisik bahan mencakup berat jenis, sudut

tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, dan daya ambang. Kandungan kimia

dedak padi dapat dilihat secara jelas di SNI (2001).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas dedak padi melalui metode

uji fisik dan membandingkan dengan uji kimia di Kabupaten Kebumen.

Page 16: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

2

METODE

Materi

Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu dedak padi. Pengambilan

sampel dilakukan dari lima Kecamatan (Buluspesantren, Karangsambung,

Kebumen, Kutowinangun, dan Gombong) Kabupaten Kebumen. Mesin yang

digunakan pada penggilingan padi di Kecamatan Buluspesantren berjenis Huller

merk ISEKI HC 600 A4 1100 rpm, Kecamatan Karangsambung menggunakan

Huller merk Yanmar ECH60AN 1100 rpm, Kecamatan Kebumen menggunakaan

Huller merk Yasuka 1100 rpm, Kecamatan Gombong menggunakan Huller merk

ICHI N60 850 rpm dan Kecamatan Kutowinangun menggunakan Huller Thames

Rader HC60A 1100 rpm. Peralatan yang digunakan diantaranya vibrator ball mill,

timbangan digital, alat pengukur sudut tumpukan, kantong plastik ukuran 5 kg,

mistar, corong plastik, gelas ukur 100 ml, sendok, pengaduk dan kuas.

Gambar 1 Penampakan Fisik Dedak Padi

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 hingga bulan Februari 2015.

Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah dan

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Pakan, Fakultas Peternakan, IPB.

Prosedur

Persiapan Bahan

Dedak padi yang digunakan masing-masing kecamatan sebanyak 6 kg, dari

masing-masing dedak padi diambil sebanyak 200 g perkelompok untuk dikomposit

guna analisis proksimat dan sisanya digunakan untuk uji fisik.

Page 17: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

3

Analisis Proksimat (Metode AOAC 2005) Dedak padi yang diperoleh dari beberapa penggilingan berdasarkan

kecamatan tersebut dianalisis proksimat. Dedak padi dari tiga kali pengambilan

dikomposit masing-masing sebanyak 200 g. Analisis proksimat dilakukan untuk

mengetahui kandungan air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar dalam

satuan persen (%).

Kerapatan Tumpukan

Kerapatan tumpukkan diukur dengan mencurahkan bahan sebanyak 10 g ke

dalam gelas ukur 100 mL, kemudian volumenya diukur untuk mengetahui besarnya

kerapatan tumpukan. Pencurahan bahan menggunakan corong. Perhitungan

kerapatan tumpukan menggunakan persamaan Khalil (1999a) dengan satuan yang

dimodifikasi dari kg m-3 menjadi g L-1 :

Kerapatan tumpukan =bobot bahan (g)

volume yang ditempati (L)

Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Kerapatan pemadatan tumpukan diukur dengan memasukkan sampel secara

curah dengan bobot 10 g ke dalam gelas ukur 100 ml. Pencurahan bahan dibantu

dengan corong plastik dan dilakukan proses pemadatan dengan cara menggoyang-

goyangkan gelas ukur secara manual sampai volume tidak berubah lagi. Volume

diukur setelah dilakukan pemadatan. Besarnya nilai kerapatan pemadatan

tumpukan sangat tergantung pada intensitas proses pemadatan, sedangkan volume

yang dibaca merupakan volume terkecil yang diperoleh selama penggoyangan.

Kerapatan pemadatan tumpukan dihitung dengan persamaan Khalil (1999a):

Kerapatan pemadatan tumpukan =bobot bahan (g)

volume ruang setelah dipadatkan (L)

Berat Jenis

Berat jenis diukur dengan menggunakan prinsip hukum Archimedes, yaitu

dengan melihat perubahan volume aquades pada gelas ukur 100 ml setelah

memasukkan bahan-bahan yang massanya 10 g ke dalam gelas ukur 100 ml yang

berisi aquades 70 ml, kemudian dilakukan pengadukan untuk mempercepat

jalannya udara antar partikel bahan selama pengukuran. Perubahan volume aquades

merupakan volume bahan sesungguhnya. Perhitungan berat jenis menggunakan

persamaan Khalil (1999a) dengan satuan yang dimodifikasi dari g mL-1 menjadi kg

L-1:

Berat jenis =bobot bahan (kg)

perubahan volume aquades (L)

Ukuran Partikel

Ukuran partikel diukur dengan menggunakan teknik yang digunakan dalam

menentukan derajat kehalusan (Modulus of Finenes), derajat keseragaman

(Modulus of Uniformity) dan ukuran partikel suatu bahan yaitu menggunakan

vibrator ball mill nomor sieve 4, 8, 16, 30, 50, 100, dan 400. Bahan ditimbang

Page 18: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

4

sebanyak 500 g lalu diletakkan pada sieve teratas lalu dilakukan penyaringan bahan

yang tertinggal pada tiap ayakan dengan cara digetarkan. Derajat kehalusan

(Modulus of Finenes/MF) bahan diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian

antara persentase bahan yang tertinggal di sieve dengan nomor perjanjian/nomor

sieve, sesuai dengan persamaan menurut Khalil (1999a):

Gambar 2 Vibrator Ballmil

Derajat Kehalusan (Modulus of Finenes)

MF =∑(%bahan tertinggal pada tiap mesh x No perjanjian)

100

Ukuran partikel rata-rata

= 0.0041 x 2MF x 2.54 cm x 10 mm

Derajat Keseragaman (Modulus of Uniformity)

MU=∑(%bahan sive no 7+6+5)

100∶

∑(%bahan sieve no 4+3)

100∶

∑(% bahan sive no 2+1+0)

100

Sudut Tumpukan

Sudut tumpukan diukur dengan cara menjatuhkan bahan sebanyak 500 g pada

ketinggian 15 cm menggunakan corong pada bidang datar. Sudut tumpukan bahan

diketahui dengan mengukur diameter dasar (d) dan tinggi (t) tumpukan. Sudut

tumpukan dinyatakan dalam satuan derajat (°). Perhitungan sudut tumpukan

diperoleh dengan persamaan Khalil (1999a):

Gambar 3 Metode Pengukuran Sudut Tumpukan

Page 19: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

5

Untuk menghitung besarnya nilai sudut tumpukan dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

tgα = t

0.5 x d

Keterangan :

t = tinggi (cm)

d = diameter (cm)

Rancangan dan Analisis Data

Perlakuan

Lokasi pengambilan sampel digunakan sebagai perlakuan, yaitu:

P1 = Kecamatan Buluspesantren

P2 = Kecamatan Karangsambung

P3 = Kecamatan Kebumen

P4 = Kecamatan Gombong

P5 = Kecamatan Kutowinangun

Rancangan

Rancangan yang digunakan untuk sifat fisik ini adalah rancangan acak

kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kelompok. Data yang diperoleh

dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan

dengan Uji Duncan. Hasil sifat fisik dianalisis secara deskriptif. Model matematika

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yij= μ + τi + βj + εij

Keterangan :

Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

µ : Rataan umum

Ʈi : Efek perlakuan ke-i

Βj : Pengaruh kelompok ke-j

ɛij : Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i : Banyak perlakuan

j : Banyak ulangan

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini, yaitu:

1. Kandungan nutrien (%)

2. Kerapatan tumpukan (g L-1)

3. Kerapatan pemadatan tumpukan (g L-1)

4. Berat jenis (kg L-1)

5. Ukuran partikel (mm)

6. Sudut tumpukan (0)

Page 20: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis dan Kondisi Mesin di Lokasi Penelitian

Varietas padi di Kabupaten Kebumen cukup beragam, diantaranya melati,

IR 64, ciherang, galur dan lainnya. Adanya keberagamanan varietas padi

menyebabkan kualitas akhir dari penggilingan padi juga beragam. Selain varietas

padi, Patiwiri (2006) menambahkan bahwa keberagaman tersebut juga disebabkan

oleh sistem penggilingan padi yang dipakai. Sistem penggilingan padi merupakan

rangkaian dari beberapa mesin yang berfungsi untuk mengupas kulit gabah (sekam),

memisahkan gabah yang belum terkupas, melepaskan lapisan bekatul dan memoles

beras. Penggunaan rangkaian mesin di beberapa penggilingan padi pada masing-

masing kecamatan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh faktor kebutuhan dan

keterbatasan modal pemiliknya. Perbedaan jenis dan proses penggilingan padi di

Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kombinasi dan jenis husker, separator serta polisher masing-masing

kecamatan

Perlakuan

Jenis Mesin Kapasitas

Produksi

ton/hari Husker Separator Polisher

P1 ISEKI HC 600 A4

1100 rpm (2 unit) Thames

Kubota RD160H

850 rpm (2 kali) 4

P2 Yanmar ECH60AN

1100 rpm (1 unit) ICHI

ICHI N70 750

rpm (1 kali) 4

P3 Yasuka 1100 rpm

(2 unit) Satake

ICHI N70 750

rpm (2 kali) 4

P4 ICHI N60 1100

rpm (2 unit) ICHI

ICHI N70 750

rpm (2 kali) 4-5

P5

Thames Rader

HC60A 1100 rpm

(2 unit)

Satake ICHI N60 850

rpm (1 kali) 4

P1= Kec. Buluspesantren; P2= Kec. Karangsambung; P3= Kec. Kebumen; P4= Kec.Gombong; P5=

Kec. Kutowinangun

Di Indonesia, proses penggilingan padi secara komersil dilakukan secara satu

tahap dengan hasil sampingan dedak dan bekatul tercampur menjadi satu yang tetap

diistilahkan dengan dedak. Dedak dan bekatul merupakan hasil samping yang

diperoleh dari lapisan luar beras pecah kulit pada proses penyosohan (polisher),

semakin banyak penyosohan jumlah dedak halus yang diperoleh akan semakin

meningkat dan kualitas beras menjadi lebih putih (Astawan dan Andi 2010). Selain

itu, kualitas beras dan dedak padi juga disebabkan oleh penyetelan mesin seperti

penyetelan karet, jarak antar roll, dan lain-lain.

Proses penyosohan padi di lima kecamatan berbeda-beda, dimana

penggilingan padi P1, P3 dan P4 melakukan penyosohan dua kali (multi pass),

sedangkan P2 dan P5 melakukan penyosohan satu kali (one pass), hal ini tergantung

Page 21: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

7

pada kualitas beras sosoh yang diinginkan. Sistem penggilingan padi di Kabupaten

Kebumen tergolong dalam tipe Rice Milling Unit (RMU) menurut Patiwiri (2006)

karena terdapat empat proses yaitu proses pembersihan gabah, pecah kulit,

pemisahan gabah dengan beras pecah kulit dan pemutihan pecah kulit. Meskipun

peralatan mesin yang digunakan dikategorikan lengkap, namun kondisi tersebut

masih sederhana.

Komposisi Kimia Dedak Padi

Nutrien dedak padi yang berkualitas baik yaitu protein kasar 9%-12%, pati

15%-35%, lemak 8%-12%, serta serat kasar 8%-11% (Sukria dan Rantan 2009)

Namun, kandungan nutrien dedak padi di lapang sangat beragam karena perbedaan

proses penggilingan. Hasil analisis proksimat dedak padi masing-masing

kecamatan dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2 Komposisi kimia dedak padi berdasarkan persentase bahan kering.

Kandungan

Nutrien

(%) BK

Dedak padi penelitiana SNI dedak padib

P1 P2 P3 P4 P5 Mutu I Mutu II Mutu III

PK 10.17 9.15 10.07 10.12 9.32 Min 11 Min 10 Min 8

SK 13.80 16.15 13.87 13.89 15.97 Maks 11 Maks 14 Maks 16

LK 3.05 4.26 4.18 3.35 3.91 Maks 11 Maks 20 Maks 20

Abu 13.27 16.80 13.04 13.59 16.49 Maks 11 Maks 13 Maks 15

BETN 59.72 53.63 58.84 59.04 50.30 40 31 29

aHasil analisis proksimat Lab. PBMT Fapet, IPB; bSNI (2001); SNI: standar nasional indonesia, PK:

protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar, BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen; P1= Kec.

Buluspesantren; P2= Kec. Karangsambung; P3= Kec. Kebumen; P4= Kec.Gombong; P5= Kec.

Kutowinangun

Hasil menunjukkan bahwa dedak padi P1, P3, dan P4 termasuk ke dalam

dedak padi mutu II, sedangkan dedak padi P2 dan P5 termasuk ke dalam dedak padi

mutu III (SNI 2001) dan tidak ditemukan dedak padi dengan mutu I. Dedak padi

P1, P3, dan P4 memiliki kandungan protein kasar dan BETN lebih tinggi serta

kandungan serat kasar yang lebih rendah dibandingkan dedak P2 dan P5, hal ini

menunjukkan kualitas yang lebih baik dimana proporsi dedak murni lebih banyak

dibandingkan sekam. Sukria dan Rantan (2009) menyatakan bahwa letak protein

dan lemak yang tinggi terpusat pada bagian aleuron yaitu pada dedak murni. Lebih

lanjut, Hidayati (2006) menambahkan berdasarkan analisis proksimat dedak murni

memiliki kandungan protein kasar dan BETN yang tinggi.

Kualitas dedak padi tergantung atas proporsi komponen penyusunnya yaitu

dedak murni, sekam dan butiran beras (Hidayati 2006). Peningkatan derajat

penggilingan (penyosohan) akan menambah jumlah dedak murni yang dihasilkan,

sehingga kandungan protein dan lemaknya makin tinggi dan kandungan serat makin

menurun sedangkan kandungan abu tetap. Proporsi dedak murni yang tinggi serta

sedikit terkontaminasi sekam menunjukkan standar penggilingan padi yang tinggi,

Page 22: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

8

yaitu sempurna dalam memisahkan kulit gabah dari butiran beras, beras sosoh

terbebas dari bekatul dan lembaga serta mesin giling yang digunakan lebih rapi.

Sifat Fisik Dedak Padi

Sifat fisik merupakan salah satu faktor yang penting diketahui karena sifat

dasar dari suatu bahan yang mencakup aspek yang sangat luas. Pengujian sifat fisik

terdiri atas ukuran partikel, berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan

tumpukan, dan sudut tumpukan. Sifat fisik dedak padi di masing-masing kecamatan

dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil ukuran partikel dan berat jenis dedak padi

menunjukkan tidak berbeda nyata, sedangkan kerapatan tumpukan, kerapatan

pemadatan tumpukan, dan sudut tumpukan dedak padi sangat berbeda nyata

(P<0.01) pada masing-masing kecamatan.

Tabel 3 Sifat fisik dedak padi pada masing-masing kecamatan

Parameter Perlakuan

P1 P2 P3 P4 P5

UP (mm) 0.81±0.09 1.00±0.10 0.85±0.06 0.84±0.19 0.97±0.05

BJ (kg L-1) 1.25±0.00 1.23±0.02 1.25±0.00 1.25±0.00 1.22±0.02

KT (g L-1) 275.43±1.02a 239.12±10.32b 274.12±18.60a 275.21±2.49a 242.06±21.78b

KPT (g L-1) 432.56±2.86a 395.02±12.33b 429.13±32.57a 432.20±7.12a 397.44±24.08b

ST (0) 44.51±0.62a 43.49±0.39b 44.41±1.31a 44.44±0.92a 42.37±1.09b

Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01); UP

= ukuran partikel, BJ = berat jenis, KT = kerapatan tumpukan, KPT = kerapatan pemadatan

tumpukan, ST = sudut tumpukan; P1= Kec. Buluspesantren; P2= Kec. Karangsambung; P3= Kec.

Kebumen; P4= Kec.Gombong; P5= Kec. Kutowinangun

Nilai ukuran partikel tidak berbeda nyata pada masing-masing kecamatan, hal

ini menunjukkan bahwa ukuran partikel seragam. Keseragaman antar sampel nilai

ukuran partikel akan meminimalisir pengaruh terhadap sifat fisik lain dan

mempermudah dalam pengujian sifat fisik tersebut. Hal lain yang berpengaruh

terhadap sifat fisik yaitu komposisi dan kandungan nutrien pakan. Nilai ukuran

partikel berdasarkan perhitungan derajat keseragaman (Modulus of Uniformity)

dedak padi penelitian termasuk dalam kategori sedang. Fasina and Sokhansaj

(1993) menyatakan bahwa ukuran partikel suatu bahan dapat dikategorikan halus

apabila ukuran partikelnya 0.10 – 0.78 mm, kategori sedang apabila ukuran

partikelnya lebih besar 0.78 – 1.79 mm dan kategori kasar apabila ukuran

partikelnya lebih besar dari 1.79 – 13.33 mm.

Berdasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa nilai kerapatan tumpukan

dedak padi P1, P3 dan P4 lebih baik dibandingkan dedak padi P2 dan P5. Meskipun

ukuran partikel seragam, akan tetapi komposisi penyusunnya berbeda. Dedak padi

P1, P3 dan P4 mengandung dedak murni lebih banyak sehingga bersifat mudah

memadat dan menyebabkan nilai kerapatan tumpukan tinggi, berbeda dengan dedak

padi P2 dan P5 yang memiliki kandungan sekam lebih banyak sehingga bersifat

voluminus. Begitu juga dengan kerapatan pemadatan tumpukan, dedak padi P1, P3

dan P4 lebih baik dari dedak padi P2 dan P5 karena pada dasarnya kerapatan

Page 23: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

9

tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan adalah sama yang membedakan

hanya proses pemadatan pada kerapatan pemadatan tumpukan. Proporsi dedak

murni yang tinggi juga menyebebakan dedak padi tidak bergerak bebas, sehingga

sudut tumpukan dedak padi P1, P3 dan P4 lebih tinggi dari dedak padi P2 dan P5.

Dedak padi P1, P3 dan P4 memiliki kualitas lebih baik dibandingkan P2 dan

P5. Hal ini sejalan dengan kandungan nutrien yang menunjukkan bahwa dedak padi

P1, P3, dan P4 memiliki kandungan protein kasar dan BETN lebih tinggi serta

kandungan serat kasar yang lebih rendah dibandingkan dedak P2 dan P5 (Tabel 2).

Hasil ini menunjukkan bahwa penggilingan di ketiga tempat tersebut lebih baik

dalam penyetelan dan kelengkapan mesin, sempurna dalam memisahkan kulit

gabah dari butiran beras serta dilakukannya dua kali penyosohan (multi pass) pada

mesin penyosoh. Sehingga dedak murni lebih banyak mengandung perikarp,

tegmen, aleuron dan lapisan luar dari kulit biji beras serta sedikit terkontaminasi

sekam. Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi berstandar tinggi minimal

melalui 4 proses utama, yaitu pembersihan gabah, pecah kulit, pemisahan gabah

dengan beras pecah kulit, dan pemutihan beras pecah kulit secara berulang 2-4 kali

serta dilengkapi peralatan tambahan seperti pemisah menir (sifter), pengelompokan

kualitas beras (grader) dan penampungan bekatul.

Korelasi antar Sifat Fisik Dedak Padi

Sifat fisik merupakan karakter yang khas dari suatu bahan. Nilai sifat fisik

dapat mempengaruhi nilai sifat fisik lainnya dalam satu bahan (Khalil 1999a). Ke-

lima parameter uji fisik dedak padi saling berkorelasi satu sama lain. Korelasi antar

sifat fisik dedak padi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Korelasi antar sifat fisik dedak padi

Parameter UP BJ KT KPT ST

UP 1 -0.220 -0.498 -0.449 -0.343

BJ - 1 0.849** 0.842** 0.757**

KT - - 1 0.933** 0.848**

KPT - - - 1 0.878**

ST - - - - 1

** sangat nyata; UP = ukuran partikel, BJ = berat jenis, KT = kerapatan tumpukan, KPT = kerapatan

pemadatan tumpukan, ST = sudut tumpukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel tidak berpengaruh nyata

terhadap sifat fisik lainnya dikarenakan ukuran partikel antar sampel seragam. Hasil

penelitian lain menyebutkan bahwa perbedaan ukuran partikel berpengaruh

terhadap kerapatan tumpukan (Khalil 1999a), sudut tumpukan dan berat jenis

(Khalil 1999b). Berat jenis (spesific density) berpengaruh sangat nyata terhadap

kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, dan sudut tumpukan.

Semakin tinggi berat jenis maka semakin tinggi pula kerapatan tumpukan (Khalil

1999a), kerapatan pemadatan tumpukan (Gauthama 1998), serta sudut tumpukan

(Geldart et al. 1990).

Page 24: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

10

Kerapatan tumpukan berpengaruh sangat nyata terhadap kerapatan

pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan. Peningkaatan kerapatan tumpukan juga

akan diiringi oleh kerapatan pemadatan tumpukan. Semakin tinggi kerapatan

tumpukan maka semakin tinggi pula kerapatan pemadatan tumpukan (Khalil 1999a)

dan sudut tumpukan, dikarenakan metode pengukuran yang digunakan hampir

sama dengan kerapatan pemadatan tumpukan, hanya berbeda dalam proses

pemadatan. Kerapatan pemadatan tumpukan berpengaruh sangat nyata terhadap

sudut tumpukan. Semakin tinggi kerapatan tumpukan maka semakin tinggi pula

sudut tumpukan yang dihasilkan (Khalil 1999b).

Korelasi Sifat Fisik dengan Kandungan Nutrien Dedak Padi

Proses penggilingan dan varietas padi berpengaruh terhadap kualitas fisik

dan kimia (nutrien) dedak padi. Sifat fisik dan kimia terdapat korelasi satu sama

lain. Korelasi antara sifat fisik dan kimia (nutrien) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Korelasi antar sifat fisik dan kandungan nutrien

KA PK SK LK Abu BETN

UP -0.674 -0.994** 0.986** 0.715 0.974* -0.997**

BJ 0.414 0.928* -0.953* -0.508 -0.946* 0.938*

KT 0.541 0.997** -1.000** -0.617 -0.992** 0.995**

KPT 0.527 0.985** -0.984** -0.661 -0.964** 0.981**

ST 0.357 0.844 -0.880* -0.455 -0.870 0.863

*= nyata;**= sangat nyata; KA = kadar air, UP = ukuran partikel, BJ = berat jenis, KT = kerapatan

tumpukan, KPT = kerapatan pemadatan tumpukan, ST = sudut tumpukan; PK: protein kasar, SK:

serat kasar, LK: lemak kasar, BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen

Hasil menunjukkan bahwa sifat fisik secara keseluruhan berpengaruh

terhadap protein kasar, serat kasar, abu dan BETN. Hasil ini disebabkan oleh ketiga

proporsi penyusun dedak padi yaitu dedak murni, butiran beras dan sekam

seimbang jumlahnya. Dedak murni terutama bagian aleuron merupakan pusat dari

protein, sedangkan sebagian sekam terdiri atas palea, lemma dan glumme yang

mengandung serat kasar cukup tinggi. Sukria dan Rantan (2009) menyatakan,

dedak murni mengandung protein yang cukup tinggi terutama bagian aleuron

sementara itu, butiran beras (endosperm) lebih banyak mengandung karbohidrat.

Hidayati (2006) menambahkan bahwa berdasarkan analisis proksimat sekam

memiliki kandungan serat kasar paling tinggi dari komponen dedak padi yang lain

yaitu sebesar 43.56%. Keberadaan sekam dalam dedak padi yang cukup besar dapat

menurunkan nilai nutrien dan komposisi dedak tersebut karena sekam bersifat

abrasif, keras, berkayu, amba, memiliki kandungan nutrien rendah dan tinggi akan

asam fitat.

Ukuran partikel berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap protein kasar

dan serat kasar. Ukuran partikel memiliki korelasi negatif terhadap protein kasar

dengan tingkat keeratan (r = 0.994), dimana semakin tinggi ukuran partikel akan

menurunkan kadar protein kasar. Sementara itu, ukuran partikel berkorelasi positif

terhadap serat kasar dengan tinggkat keeratan (r = 0.986), semakin tinggi ukuran

partikel diiringi dengan peningkatan kadar serat kasar. Berdasarkan uji lanjut

Page 25: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

11

menunjukkan bahwa ukuran partikel dedak padi masing-masing kecamatan tidak

berbeda nyata. Akan tetapi, komponen dedak padi seperti dedak murni, sekam dan

butiran beras diduga lebih berpengaruh terhadap hasil uji fisik dibandingkan dengan

ukuran partikel bahan. Hubungan keeratan antara ukuran partikel dengan protein

kasar dan serat kasar dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik korelasi ukuran partikel (mm) dengan protein kasar dan serat

kasar (%)

Berat jenis berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap protein kasar dan serat kasar.

Berat jenis memiliki korelasi positif terhadap protein kasar dengan tingkat keeratan

(r = 0.953), dimana kenaikan nilai berat jenis diiringi oleh kenaikan kadar protein

kasar. Berat jenis berkorelasi negatif terhadap serat kasar dengan tingkat keeratan

(r = 0.927), dimana kenaikan nilai berat jenis maka kadar serat kasar menurun.

Hubungan keeratan antara berat jenis dengan protein kasar dan serat kasar dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik korelasi berat jenis (kg L-1) dengan protein kasar dan serat kasar

(%)

Menurut Amrullah (2003) berat jenis akan meningkatkan jumlah ransum

yang dapat ditampung dalam tembolok per satuan waktu. Di dalam dunia industri

pakan, berat jenis juga sangat menentukan tingkat ketelitian dalam proses

Page 26: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

12

penakaran secara otomatis seperti proses pengemasan dan proses pengeluaran

bahan dari silo untuk dicampur.

Kerapatan tumpukan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap protein

kasar dan serat kasar. Kerapatan tumpukan memiliki korelasi positif terhadap

protein kasar dengan tingkat keeratan (r = 0.996), setiap peningkatan nilai

kerapatan tumpukan akan diiringi peningkatan kadar protein kasar, serta berkorelasi

negatif terhadap serat kasar dengan tinggkat keeratan (r = 0.999) dimana setiap

peningkatan kerapatan tumpukan akan menurunkan kadar serat kasar. Hubungan

keeratan antara kerapatan tumpukan dengan protein kasar dan serat kasar dapat

dilihat pada Gambar 6. Keambaan merupakan salah satu sifat fisik yang umumnya

dimiliki oleh pakan yang mengandung serat kasar yang tinggi.

Gambar 6 Grafik hubungan kerapatan tumpukan (kg L-1) dengan protein kasar

dan serat kasar (%)

Gambar 7 Grafik hubungan kerapatan pemadatan tumpukan (kg L-1) dengan

protein kasar dan serat kasar (%)

Kerapatan pemadatan tumpukan berpengaruh sangat nyata (P<0.01)

terhadap protein kasar dan serat kasar. Kerapatan pemadatan tumpukan memiliki

korelasi positif terhadap protein kasar dengan tingkat keeratan (r = 0.996), semakin

meningkat nilai kerapatan pemadatan tumpukan maka akan diiringi peningkatan

kadar protein kasar, serta berkorelasi negatif terhadap serat kasar dengan tingkat

Page 27: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

13

keeratan (r = 0.999) dimana semakin tinggi kerapatan pemadatan tumpukan maka

kadar serat kasar menurun. Hubungan keeratan antara kerapatan pemadatan

tumpukan dengan protein kasar dan serat kasar dapat dilihat pada Gambar 7. Irawan

(2006) menyatakan, kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan

memegang peranan penting dalam menghitung volume ruang yang dibutuhkan

suatu bahan dengan berat tertentu seperti proses pengisian silo, alat pencampur dan

elevator.

Sudut tumpukan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap serat kasar. Sudut

tumpukan memiliki korelasi negatif terhadap serat kasar dengan tingkat keeratan (r

= 0.879). Hubungan keeratan antara sudut tumpukan dan serat kasar dapat dilihat

pada Gambar 8. Semakin tinggi nilai sudut tumpukan maka kadar serat kasar

menurun. Nilai sudut tumpukan berperan dalam mendesain corong pemasukan atau

corong pengeluaran, misalnya pada silo. Fasina dan Sokhansanj (1993)

menambahkan bahwa sudut tumpukan berpengaruh terhadap laju alir suatu bahan,

yaitu pada saat pengangkutan dan pembongkaran dengan menggunakan traktor

maupun konveyor.

Gambar 8 Grafik hubungan sudut tumpukan (0) dengan serat kasar (%)

Sifat fisik merupakan sifat dasar dari suatu bahan yang mencakup aspek yang

sangat luas, pemahaman tentang sifat fisik bahan pakan dapat diaplikasikan

terhadap pabrik pakan yaitu dalam memperhitungkan kapasitas dan mendesain

sistem penyimpanan. Muchtadi dan Sugiyono (1989) menambahkan pengetahuan

tentang sifat fisik digunakan juga untuk menentukan keefisienan suatu proses

penanganan, pengolahan dan penyimpanan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kualitas dedak padi di Kabupaten Kebumen tergolong dalam mutu II dan III,

tidak ditemukan dedak padi dengan mutu I. Uji sifat fisik yaitu berat jenis,

kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan dapat membantu

pendugaan sifat kimia terutama protein kasar dan serat kasar.

Page 28: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

14

Saran

Perlu dilakukan penelitian mengenai sifat fisik seperti ukuran partikel, berat

jenis , kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, dan sudut tumpukan

dedak padi yang berstandar SNI mutu I, mutu II, dan mutu III. Dengan adanya data

tersebut, akan mempermudah menentukan kualitas dedak padi di suatu wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Alhasanah NS. 2014. Evaluasi Pemalsuan Dedak Padi dengan Penambahan Tepung

Tongkol Jagung menggunakan Uji Fisik [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Bogor (ID): Lembaga Satu Gunung Budi.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Methods of

Analysis. Washington DC (US): Association of Official Analytical

Chemists.

Aryono. 2008. Pengaruh perbedaan proses kerja huller terhadap sifat fisik dedak

padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Astawan M, Andi EF. 2010. Potensi Dedak dan Bekatul beras sebagai Ingredient

Pangan dan Produk Pangan Fungsional. Jurnal Ilmu Pangan 19(1): 16-18.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat

Statistik.

Fasina OO, Sokhansaj. 1993. Effect of moisture content on bulk handling properties

of alfalfa pellets. J. Canad. Agric. Engine 35(4): 269-273.

Gauthama P. 1998. Sifat fisik pakan lokal sumber energi, hijauan dan mineral pada

kandungan air dan ukuran partikel yang berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Geldart DM, Mallet F, Rolfe N. 1990. Assesing the flowability of powder using

angle of repose powder. Handling and Processing 2(4): 341 - 345.

Hidayati H. 2006. Karakteristik Standar Mikroskopis Bahan Pakan Sumber Energi

(Jagung Giling, Dedak Padi dan Pollard) sebagai Metode Alternatif Pengujian

Kualitas Bahan Pakan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Irawan H. 2006. Karakteristik sifat fisik jagung, dedak padi dan pollard [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Istikhodriah YD. 2014. Evaluasi Pemalsuan Dedak Padi dengan Penambahan

Serbuk Gergaji menggunakan Uji Fisik [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Khalil. 1999a. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap sifat fisik

pakan lokal: kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan berat

jenis. Media Peternakan 22(1): 1-11. Khalil, 1999b. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap sifat fisik pakan

lokal: sudut tumpukan, daya ambang dan faktor higroskopis. Media Peternakan

22(1); 33-42.

Page 29: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

15

[Kepmentan] Keputusan Menteri Pertanian. 2003. Pedoman pengawasan mutu

pakan No. 241/Kpts/OT.210/4/2003. Jakarta (ID): Menteri Pertanian.

Muchtadi RT, Sugiyono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan. Petunjuk Laboratorium

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Tinggi Pusat

antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Patiwiri AW. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT. Jakarta (ID): Gramedia

Pustaka Utama.

Rachmat R, Nugraha S, Sudaryono, Lubis S, Hadipernata M. 2004. Agroindustri

Padi Terpadu. Bogor (ID): Laporan Penelitian Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Rosalina A. 2014. Evaluasi Pemalsuan Dedak Padi dengan Penambahan Tepung

Kulit Kacang Tanah menggunakan Uji Fisik [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Saunders RM. 1985. Rice Bran: Compisition and Potential Food Sources. Food

Review International 1(3):465-495

Standar Nasional Indonesia. 2001. Dedak padi / Bahan Baku Pakan No 01-3178-

1996. Jakarta (ID): Dewan Standardisasi Nasional Indonesia.

Sukria HA, Rantan K. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di

Indonesia. Bogor (ID): IPB Press

Page 30: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

16

Lampiran 1 ANOVA kerapatan tumpukan dedak padi

SK db JK KT Fhit Sig.

Perlakuan 4 4257.714 1064.428 7.459 0.008

Kelompok 2 726.497 362.249 2.545 0.139

Error 8 1141.643 142.705 - -

Total 15 1029408.201 - - - SK: Sumber Keterangan, db: Derajat Bebas, JK: Jumlah Kuadrat, KT: Kuadrat Tengah, F: nilai F

yang diperoleh dari hasil pengolahan data

Lampiran 2 ANOVA kerapatan pemadatan tumpukan dedak padi

SK Db JK KT Fhit Sig.

Perlakuan 4 5125.941 1281.485 4.542 0.033

Kelompok 2 1546.567 773.283 2.741 0.124

Error 8 2257.317 282.165 - -

Total 15 2636657.878 - - -

Lampiran 3 ANOVA sudut tumpukan dedak padi

SK db JK KT Fhit Sig.

Perlakuan 4 10.316 2.579 3.866 0.049

Kelompok 2 3.318 1.659 2.487 0.145

Error 8 5.337 0.667 - -

Total 15 28855.169 - - -

Lampiran 4 Derajat Keseragaman (Modulus of Uniformity)

MU = ∑(% bahan sieve no.7 + 6 + 5) ∑(% bahan sieve no.4 + 3) ∑(% bahan

sieve no.2 + 1+ 0)

------------------------------------ : --------------------------------- : ------------------

10 10 10

Contoh Perhitungan:

Dedak Padi P1 (Kecamatan Buluspesantren)

MU = ∑(0 + 0.508 + 29.1317) ∑(114.5874 + 123.8743) ∑(26.6940 + 0 + 0)

---------------------------- : ----------------------------- : -----------------------

10 10 10

2.96% : 23.85% : 2.67%

(Kasar) (Sedang) (Kasar)

Page 31: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Kebumen, Jawa tengah pada

tanggal 22 Juli 1993 dari pasangan Bapak Mukhlisudin (Alm)

dan Ibu Wartini, yang merupakan putra ke-enam dari enam

bersaudara. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di MI

Ma’arif Kemangguan pada tahun 1999-2005. Pendidikan

dilanjutkan di SMP Negeri 7 Kebumen pada tahun 2005-2008

kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Kebumen

pada tahun 2008-2011. Penulis diterima sebagai mahasiswa di

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur Tulis dan diterima di

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti Organisasi

Mahasiswa Daerah (OMDA) FORKOMA Kebumen di IPB. Penulis juga mengikuti

beberapa organisasi di Fakultas diantaranya sebagai Anggota Departemen Politik

Kajian dan Strategi (POLKASTRA) Badan Eksekutif Mahasiswa Peternakan

(BEM-D) periode 2012-2013, Ketua Perkusi Mahasiswa Peternakan (D’ Ransum

Percussion) periode 2012-2014, serta salah satu pemilik usaha “Susu Mbok Darmi”

dari 2013 - sekarang. Penulis juga aktif dalam beberapa acara kepanitiaan seperti

Masa Perkenalan Fakultas Peternakan, Malam Keakraban INTP, Dekan Cup, dll.

Bulan Juli-Agustus 2014 penulis melakukan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di

Kabupaten Purwakarta. Penulis juga mendapatkan beasiswa BIDIKMISI selama 4

tahun (2011-2015).

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,

nikmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi

sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana peternakan dari program studi Ilmu

Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Shalawat dan Salam senantiasa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Muhammad Ridla, MAgr dan

Dr Anuraga Jayanegara, SPt MSc selaku dosen pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis melakukan penelitian

hingga penulisan skripsi ini. Dr Ir Heri Ahmad Sukria, MSc, Agr dan Dr Rudi

Afnan, SPt MSc Agr selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran

dan masukkan pada penulis. Serta kepada Ibu dan Bapak yang senantiasa berdoa,

memberikan semangat dan mencurahkan kasih sayang kepada penulis.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada beasiswa BIDIKMISI yang

telah memberikan biaya penuh selama perkuliahan hingga penelitian. Kepada rekan

penelitian, R. Hana Nurfitriani Adjie serta rekan satu pembimbing Sari Putri Dewi,

S.Pt, M.Si, terima kasih atas bantuan dan kerja sama kepada penulis.

Atas selesainya penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan ini, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda (Mukhlisudin (Alm)) dan Ibunda

Page 32: EVALUASI UJI FISIK KUALITAS DEDAK PADI DI KABUPATEN ... · 1. Penampakan Fisik Dedak Padi 2 2. Vibrator Ballmil 4 3. Metode Pengukuran Sudut Tumpukan 4 4. Grafik korelasi ukuran partikel

18

(Wartini) yang telah memberikan kasih sayangnya yang tulus, kakak penulis (Umi,

Munir, Atun, Mumfasiroh, Rofi), keluarga Bapak Mulyono dan keluarga besar

Nenek Rohyati yang telah membantu dalam berbagai hal baik berupa finansial dan

motivasi pada penulis. Di samping itu ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada staf Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan

Teknologi Pakan yang telah membantu selama penelitian ini dilaksanakan, kepada

keluarga INTP 48 (DESOLATOR), Dransum Percussion dan FORKOMA

Kebumen, penghuni “Kobel” terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Kepada sahabat TPB (Eka Jatmika, Fandes, Pringgo K), partner usaha “Susu Mbok

Darmi” (Dhony P dan A. Muzrini), sahabat revisian (Bia R, Nolin E, Lili A, Yuli P

dan Intan P) terima kasih atas motivasi dan revisiannya. Serta Ega Rezky H yang

setia mendampingi dan membantu penulis sampai menyelesikan skripsi ini.