evaluasi sumberdaya lahan

68
1 Selasa, 6 Februari 2007 EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN Lahan = tanah Legalitas aspek hukum UU Pokok Agraria (UU No 5/1960) Apabila beda antara lahan dan tanah, maka akan terjadi banyak perbedaan misalnya Lagu Indonesia Raya [tanah diganti lahan (jadi aneh) Lahan (land) K tanah (soil) Hutan, sawah, struktur tanah, pH, tambak tubuh tanah itu sendiri Buku penunjang : - Evaluasi Sumberdaya Lahan – Satun … Sitorus (Tarsito) Bandung - Esensi Pembangunan Wilayah & Penggunaan Tanah Berencana – Jurusan Geografi UI Analisis Teknis Analisis Ekonomis Analisis Ekologis Pembangunan berkelanjutan / sustainable development tercapai. Evaluasi Sumberdaya Lahan (ESL) ESL Proses pendugaan potensi lahan untuk berbagai macam alternatif penggunaan. ESL merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek perencanaan. ESL melibatkan pelaksanaan survai :

Upload: faris-pramadhani-wali

Post on 02-Jan-2016

131 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SDVFDSG

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

1

Selasa, 6 Februari 2007

EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

Lahan = tanah Legalitas aspek hukum UU Pokok Agraria

(UU No 5/1960)

Apabila beda antara lahan dan tanah, maka akan terjadi

banyak perbedaan misalnya Lagu Indonesia Raya

[tanah diganti lahan (jadi aneh)

Lahan (land) K tanah (soil)

Hutan, sawah, struktur tanah, pH,

tambak tubuh tanah itu sendiri

Buku penunjang :

- Evaluasi Sumberdaya Lahan – Satun … Sitorus (Tarsito) Bandung

- Esensi Pembangunan Wilayah & Penggunaan Tanah Berencana – Jurusan

Geografi UI

Analisis Teknis

Analisis Ekonomis Analisis Ekologis

Pembangunan berkelanjutan / sustainable development tercapai.

Evaluasi Sumberdaya Lahan (ESL)

ESL Proses pendugaan potensi lahan untuk berbagai macam alternatif

penggunaan.

ESL merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek

perencanaan.

ESL melibatkan pelaksanaan survai :

Page 2: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

2

Bentuk bentang alam identifikasi dan perbandingan

Sifat dan distribusi tanah berbagai penggunaan lahan

Macam vegetasi yang memberikan harapan positif

ESL menunjukkan hal-hal berikut :

Sosial – ekonomi penggunaan lahan saat ini

Kemungkinan perbaikannya

Bagaimana keuntungan setiap penggunaan lahan

Perubahan yang dapat diterima masyarakat

Potensi Lahan diketahui oleh Survai Tanah

Klasifikasi Tanah

Sifat-sifat unit tanah Laporan Survai + Peta Tanah

Kemampuan tanah Tanah (unit-unit tanah)

Faktor Lingkungan + Pengelompokan tanah

(lereng, erosi, iklim, atas dasar sifat-sifat tanah

banjir, dll)

ESL

Page 3: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

3

Konsep Evaluasi Sumberdaya Alam

Survai Tanah

Klasifikasi tanah

Faktor Lingkungan + ( Peta tanah + Laporan Survai Tanah)

Studi Kelayakan Teknis

Studi Kelayakan Studi Kelayakan

Ekonomis Ekologis

Kemampuan Tanah Potensi dan hambatan penggunaan

Klasifikasi tanah yang lebih umum

Tanah

Kesesuaian Tanah adaptasi untuk jenis vegetasi tertentu

ESL mengkaji sifat-sifat tanah di lapang kemudian mengklasifikasikan

dalam suatu sistem klasifikasi tanah tertentu dipetakan

dievaluasi

Kemampuan dan kesesuaiannya untuk :

Berbagai penggunaan

Rekomendasi penggunaan

Page 4: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

4

Selasa, 13 Februari 2007

Prinsip – Prinsip dan Metode – Metode ESDL

Tujuan ESDL : mengetahui potensi atau nilai dari suatu areal untuk

penggunaan tertentu. Evaluasi tidak terbatas hanya pada

penilaian karakteristik lingkungan, tetapi dapat juga

mencakup analisis ekonomi, konsekuensi sosial dan

dampak lingkungan.

FAO berpendapat bahwa ESDL harus mampu menjawab pertanyaan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pengelolaan lahan saat ini dan apa yang akan terjadi bila

tindakan pengelolaan sekarang tidak berubah.

2. Perbaikan-perbaikan apa yang mungkin dilakukan dalam tindakan

pengelolaan, dalam kerangka penggunaan saat ini.

3. Apa jenis penggunaan lainnya yang secara fisik memungkinkan dan

relevan (sesuai) baik secara ekonomis maupun sosial.

4. Penggunaan yang bagaimana yang memungkinkan produksi yang

lestari / keuntungan – keuntungan lainnya.

5. Apa pengaruh buruk yang mungkin timbul dari masing – masing

penggunaan baik secara fisik, ekonomis & sosial.

6. Masukan apa yang diperlukan secara berulang untuk dapat

mempertahankan produksi yang diinginkan dan meminimumkan

pengaruh buruknya.

7. Apa keuntungan – keuntungan dari masing – masing bentuk

penggunaan tanah tersebut.

Kegiatan utama dalam ESDL adalah sebagai berikut :

1. Konsultasi pendahuluan, meliputi :

Penetapan tujuan evaluasi

Jenis data yang akan digunakan

Asumsi yang digunakan dalam evaluasi

Daerah penelitian

Page 5: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

5

Intensitas dan skala survai

2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan

dan persyaratan – persyaratan yang diperlukan.

3. Deskripsi peta unit lahan dan kualitas lahan berdasarkan pengetahuan

tentang persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan

tertentu pembatasan – pembatasannya.

4. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe lahan yang ada.

Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data

lahan, penggunaan lahan dan informasi sosial – ekonomi digabung

dan dianalisis secara bersama.

5. Hasilnya berupa klasifikasi kesesuaian lahan.

6. Penyajian hasil evaluasi.

Prinsip utama dalam proses ESDL :

1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan jenis penggunaan lahan tertentu.

Penggunaan berbeda memerlukan syarat yang berbeda pula.

Contoh : tanah alluvial dari dataran banjir dengan drainase buruk

mungkin sangat sesuai untuk tanaman padi, tetapi tidak sesuai untuk

tanaman lainnya.

2. ESDL membutuhkan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh

dengan masukan yang diperlukan.

3. Diperlukan pendekatan interdisiplin dari bidang – bidang IPTEK, yang

selalu mempertimbangkan aspek ekonomis.

4. Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi fisik lahan, kondisi

sosial dan ekonomi daeera studi dan kondisi nasional.

5. Kesesuaian didasarkan atas penggunaan yang lestari. Aspek

kerusakan atau degradasi lingkungan diperhitungkan pada saat menilai

kesesuaiannya agar jangan sampai menyebabkan kerusakan

lingkungan di kemudian hari meskipun dalam jangka pendek usaha

tersebut sangat menguntungkan.

6. Evaluasi melibatkan pembandingan lebih dari satu jenis penggunaan

lahan. Apabila hanya satu jenis penggunaan yang dipertimbangkan

maka hal ini dapat menyebabkan kerugian dimana beberapa jenis

penggunaan lain yang lebih menguntungkan tidak teramati.

Page 6: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

6

Untuk keperluan ESDL, perlu ada pemisahan antara kesesuaian saat ini dan

kesesuaian potensial

Klasifikasi kesesuaian saat ini kesesuaian terhadap penggunaan lahan

yang ditentukan dalam keadaan saat ini, tanpa ada perbaikan yang

berarti.

Klasifikasi kesesuaian potensial kesesuaian terhadap penggunaan

lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan

datang setelah diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan.

Kondisi lahan yang sangat erat hubungannya dengan persyaratan suatu tipe

penggunaan lahan tertentu disebut kualitas lahan utama.

Ada 4 kualitas lahan utama :

1. kualitas lahan ekologis, yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuhan dan

hewan, seperti ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman, ketersediaan

oksigen bagi perkembangan perakaran.

2. kualitas lahan normal, yang berkaitan dengan pengelolaan normal, seperti

kemungkinan untuk mekanisme pertanian.

3. kualitas lahan responsif, yang berkaitan dengan respons kemungkinan

perubahan, seperti pemupukan, irigasi, dll.

4. kualitas lahan konservasi, yang berkaitan dengan erosi tanah, seperti

kepekaan tanah terhadap erosi.

Kegunaan lahan dapat dianalisis dalam 3 aspek :

kesesuaian lahan

kemampuan lahan

nilai lahan

Kesesuaian penggunaan khusus / tertentu

Kemampuan sejumlah penggunaan

Nilai keuntungan / kerugian yang akan timbul sesuai dengan usulan

perubahan pola penggunaan tersebut.

Hasil akhir ESL adalah keputusan untuk penggunaan lahan yang optimum,

baik untuk bentuk usaha pribadi (menanam jeruk / tanaman lain di suatu areal

Page 7: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

7

tertentu) atau untuk kepentingan umum (lokasi tempat rekreasi baru yang

akan dibangun).

Faktor – faktor lingkungan alami

Karakteristik lahan

Kualitas lahan

Kesesuaian Kemampuan Nilai

lahan lahan lahan

faktor – faktor Penggunaan Lahan optimum

teknis :

teknis

politis

ekonomis

sosial

ekologis

ESL dapat dilakukan menurut 2 strategi :

pendekatan 2 tahapan, tahap pertama bersifat kualitatif diikuti tahap kedua

yang terdiri dari analisis sosial – ekonomis – ekologis.

Pendekatan parallel, hubungan antara lahan dan penggunaan lahan

berjalan bersama-sama dengan analisis sosial – ekonomis – ekologis.

Page 8: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

8

Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

Kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda.

Ahli pertambangan, menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak

berguna karena menutupi bahan tambang yang dicari.

Ahli jalan, menganggap tanah sebagai bagian muka bumi yang lembek

sehingga perlu diperkeras dengan batu-batuan agar menjadi kuat.

Ahli pertanian, menganggap tanah sebagai media tumbuh tanaman darat.

Ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah dan faktor-faktor

pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, cara pengamatan di lapang

disebut pedologi.

Konsultasi awal

Survai dasar

Survai dasar

Klasifikasi lahan secara kualitatif

Analisis sosial – ekonomi & ekologis

Klasifikasi lahan secara kuantitatif

Klasifikasi kualitatif

dan kuantitatif

Analisis sosial dan ekonomi ekologi

Pendekatan 2 tahapan

Pendekatan paralel

Tahap 1 Tahap 2

Keputusan perencanaan

Page 9: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

9

Tanah tersusun dari 4 bahan utama, yaitu bahan mineral, organik, air & udara.

Bahan Mineral berasal dari pelapukan batuan.

Batuan beku (vulkanik) banyak mengandung unsur hara.

Batuan endapan & netamorfosa rendah unsur haranya.

Bahan Organik ditemukan di permukaan tanah.

Bahan organik kasar

Bahan organik halus (humus)

Bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar &

senyawa – senyawa baru yang dibentuk oleh aktivitas mikroorganisme

dalam tanah. Humus mempunyai daya menahan air & unsur hara yang

tinggi tanah lapisan atas (top soil)

Pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah :

Memperbaiki struktur tanah

Sumber unsur hara (N, P & S)

Menambah kemampuan tanah menahan air

Sumber energi untuk mikroorganisme

Air, di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh

lapisan kedap air, atau karena drainase yang buruk.

Gunanya air :

Sebagai unsur hara tanaman, tanaman butuh air dari tanah & CO2 dari

udara untuk proses fotosintesis

Pelarut unsur hara, unsur hara yang larut dalam air diserap oleh akar

tanaman

Bagian dari sel tanaman, bagian dari protoplasma

Persediaan air dalam tanah ternyata dari :

Curah Hujan / irigasi

Kemampuan tanah menahan air

Besarnya evapotranspirasi

Tingginya muka air tanah

Air dapat meresap / ditahan oleh tanah karena adanya gaya adhesi,

kohesi & gravitasi.

Page 10: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

10

Udara, bersama air mengisi pori-pori tanah

Tanah yang lembab, mempunyaikelembaban udara mendekati 100%

Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfer

Kandungan O2 lebih besar daripada atmosfer

Profil dan Solum Tanah

Lapisan-lapisan tanah mempunyai sifat yang berbeda-beda. Lapisan-lapisan

ini terbentuk karena :

Pengendapan yang berulang-ulang oleh air

Air mengalir akan mengendapkan butiran kasar, air menggenang

mengendapkan butiran halus.

Proses pembentukan tanah

Pelapukan bahan induk bahan induk tanah, diikuti percampuran bahan

organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur

tanah, pemindahan bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian bawah

dan proses lain yang dapat menghasilkan horizon tanah.

Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil

dari proses pembentukan tanah.

Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda

alam baru tanah.

Penampang vertikal dari tanah menunjukkan susunan horizon yang

disebut profil tanah.

Horizon penyusun profil tanah (O), A, B & C

Horizon penyusun solum tanah A, B

Tanah merupakan suatu sistem terbuka, dapat menerima tambahan bahan

dari luar / kehilangan bahan yang dimilikinya, jadi ada input dan output.

Input : hasil pelapukan bahan induk, endapan baru, air hujan / irigasi, sisa

tanaman, energi matahari.

Output : erosi tanah, penguapan air, penyerapan unsur hara oleh tanaman,

pencucian (leaching), pancaran panas.

Page 11: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

11

Pupuk Penyerapan unsur hara oleh tanaman

Sisa organisme Evapotranspirasi

Air hujan Pancaran panas bumi

Irigasi Erosi

Energi matahari

Endapan baru

Ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah mulai dari bahan induk

disebut genesa tanah.

Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah : iklim, organisme,

bahan induk, topografi, waktu.

Pemindahan bahan dalam solum

Inter solum translocation

Solum tanah

Hasil pelapukan bahan induk

Pencucian (leaching)

TANAH

Organisme Iklim

Bahan induk

Waktu

Topografi

Page 12: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

12

C

A

C

A

B

C

A1 A2 A3 B1 B2 B3 C

A1

A3 B1 B2 B3 C

atau

bahan induk

Tanah muda (entisol)

Tanah dewasa (vertisol, mollisol)

Tanah tua (ultisol, oxisol)

Page 13: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

13

Selasa, 20 Februari 2007

Materi ESDL 1. Ruang lingkup ESDL

2. Prinsip & Metode ESDL

3. Faktor-faktor pembentuk tanah

4. Pemanfaatan dalam ESDL

5. Survai tanah

6. Cara pengamamatan lapanng

7. Klasifikasi tanah

8. UTS

9. Kemampuan & kesesuaian tanah

10. Penggunaan tanah

11. ESDL untuk pertanian, kehutanan

12. ESDL untuk transmigrasi

13. ESDL untuk pariwisata, jalan, industri

14. Ekonomi tanah

15. Analisis ekologis

16. UAS

Evaluasi

UTS : 40%

UAS : 40%

Tugas : 20%

Page 14: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

14

HORIZON O, A, B, C, R O HORIZON A HORIZON B HORIZON C Batuan

Penutup bahan Organik

Zone eluviasi (pencucian) SOLUM TANAH

Zone iluvasi (pengendapan)

Bahan induk melapuk Batuan induk

Horizon-horizon yang menyusun profil tanah, dari atas ke bawah, horizon (O),

A, B, C.

Horizon yang menyusun solum tanah hanya horizon A dan B.

Horizon O

Ditemukan terutama pada tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan

horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.

O1 = bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat

O2 = bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat

O1

O2

A1

A2

A3

B1

B2

B3

C

Page 15: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

15

Horizon A

Horizon di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik &

bahan mineral. Merupakan horizon eluviasi (pencucian).

A1 = bahan mineral campur dengan humus, berwarna gelap

A2 = horizon dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat,

Fe, Al, bahan organik

A3 = horizon peralihan ke B, lebih menyerupai A

Horizon B

Horizon iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat,

Fe, Al, bahan organik)

B1 = peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B

B2 = penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang

bahan organik

B3 = peralihan ke C, lebih menyerupai B

Horizon C

Bahan induk sedikit terlapuk

Horizon D / R

Batuan keras yang belum terlapuk

Tanah tidak selalu mempunyai susunan horizon seperti tersebut. Horizon O

hanya terdapat pada tanah hutan yang belum digunakan untuk usaha

pertanian.

Banyak tanah yang tidak punya horizon A2, karena tidak terjadi proses

pencucian dalam pembentukan tanah tersebut.

Ada tanah yang hanya mempunyai horizon A & C saja karena proses

pembentukan tanahnya baru pada tingkat permulaan.

Iklim

Suhu & curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia

dan fisika di dalam tanah.

Page 16: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

16

CH & suhu yang tinggi di daerah tropika mengakibatkan reaksi kimia

berjalan cepat. Akibatnya banyak tanah di Indonesia telah mengalami

pelapukan lanjut, rendah unsur hara & bersifat masam. Di daerah yang

beriklim lebih kering, seperti Indonesia bagian Timur, pencucian tidak

berjalan intensif sehingga tanahnya kurang masam & kadar basanya lebih

tinggi.

Organisme

Akumulasi bahan organik, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur

tanah yang stabil, sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme di dalam

tanah.

Unsur nitrogen dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh

mikroorganisme vegetasi yang tumbuh di tanah dapat mengakibatkan

terjadinya erosi vegetasi hutan di daerah iklim sedang, seperti di Erora

dan Amerika membentuk tanah hutan bertanah merah, sedang vegetasi

rumputan membentuk tanah berwarna hitam, karena banyaknya sisa-sisa

bahan organik yang tetinggal dari akar-akar dan sisa rumput.

Jenis cemara (pinus) memberi unsure logam Ca, Mg, yang rendah,

akibatnya tanah di bawah pohon pinus biasanya lebih masam daripada

tanah yang berada di bawah pohon jati.

Bahan induk

Sifat dari bahan induk masih tetap terlihat, bahkan yang telah mengalami

pelapukan yang lebih lanjut.

Tanah bertekstur pasir adalah akibat dari kandungan pasir yang tinggi dari

bahan induknya, dan dapat mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan

dan jenis vegetasi di atasnya. Tanah sekitar gunung berapi merupakan

tanah yang subur karena bahan vulkanik banyak mengandung mineral

yang mudah lapuk & kaya unsur hara Mg, Ca, K.

Topografi

Di daerah yang di atas atau cekung, dimana air tidak mudah hilang atau

menggenang, akan terbentuk tanah berwarna kelabu atau banyak

mengandung karatan.

Di daerah lereng yang curam, terjadi erosi permukaan, sehingga terbentuk

tanah yang dangkal.

Page 17: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

17

Tebal solum, kandungan bahan organik, kandungan air tanah, warna

tanah, pH, kejenuhan basa, kandungan garam, berkaitan erat dengan

relief.

Waktu

Tanah merupakan materi alam yang terus menerus berubah, akibat

pelapukan dan pencucian yang terus menerus, akibatnya tanah yang

semakin tua semakin kurus, mineral yang banyak mengandung unsure

hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang

sukar lapuk, kuarsa.

Proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka bahan induk tanah

tanah muda tanah dewasa tanah tua.

Tanah muda : pembentukan horizon A dari horizon C

(Entisol) Alluvial, Regosol.

Tanah dewasa : proses pembentukan horizon B

Inceptisol (Latosol coklat, Andosol) Vertisol, Mollisol.

Tanah tua : terbentuk horizon A1A2A3 B1B2B3

Ultisol (podsolik merah kuning)

Oxisol (Laterit)

Faktor pembentuk tanah :

T = f ( b.i, i, o, t, w )

WAKTU BAHAN INDUK IKLIM

TANAH

ORGANISME TOPOGRAFI

Page 18: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

18

PENDEKATAN UNTUK ESDL

Pendekatan Fisiografik

Bentuk lahan mempunyai hubungan yang erat dengan sifat tanah, karena

bentuk lahan ditentukan oleh faktor geologi, umur, dan proses

pembentukannya bentuk lahan sangat penting dalam pemetaan tanah

di lapang.

Karakteristik wilayah merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor yang

saling mempengaruhi seperti iklim, bahan induk, relief, drainase alam,

tanah dan vegetasi. Nilai faktor-faktor tersebut secara terpisah-pisah

mempunyai nilai yang sangat terbatas, oleh karena itu faktor-faktor

lingkungan tersebut harus dipelajari dalam interaksinya dari wilayah

secara keseluruhan.

Pendekatan fisiografik mengelompokkan lahan secara keseluruhan dan

tidak berdasarkan sifat-sifat tertentu. Suatu daerah yang mempunyai

fisiografi relatif seragam, misalnya iklim mikro, ciri tanah, kondisi habitat

tanaman, masing-masing satuan lahan yang diidentifikasi dengan cara

demikian kemudian dapat dianggap mempunyai sifat=sifat yang secara

keseluruhan seragam. Pendekatan seperti ini sangat tepat terutama

apabila diperlukan ESL secara keseluruhan.

TANAH

ATMOSFER Udara Tanah

Udara Tanah LITOSFER

BIOSFER

Bahan organik

Air Tanah HIDROSFER

Tanah sebagai hasil perpaduan antara atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer

Page 19: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

19

Pendekatan Parametrik

Pemilihan ciri tanah yang dievaluasi, diberi nilai, kemudian nilai rata-rata

dari ciri-ciri tersebut disubstitusikan ke dalam formula matematis untuk

menghasilkan indeks penampilan akhir.

Kombinasi yang ideal dari cirri tanah dan lokasi, akan mencapai nilai

maksimum pada lahan subur dan berangsur menurun untuk lahan yang

lebih miskin.

Mass (1972) mengusulkan system penjumlahan untuk lahan tidak

beririgasi :

Nilai Akhir = Nilai Tanah – Faktor bentang lahan = ( C + T + P ) – L

C = Faktor iklim, dengan nilai maks 40

T = Tekstur tanah dan bahan organik, dengan nilai maks 40

P = Genesis dari profil tanah, dengan nilai maks 20

Storie (1978) Storie Index Rating (SIR)

SIR = A x B x C x X

A = sifat-sifat profil tanah

B = tekstur permukaan tanah

C = lereng

X = macam-macam faktor (drainase, alkalinitas, dll)

Faktor A – Nilai pada karakteristik fisik profil %

I. Tanah pada kipas alluvial yang baru,dataran banjir atau endapan

sekunder lainnya dengan profil yang belum berkembang 100

x fase dangkal kedalaman 60 cm 50 – 60

x fase dangkal kedalaman 90 cm 80

g subsoil sangat berbatu 80 – 90

s subsoil liat berlapis-lapis 80 – 95

II. Tanah pada kipas alluvial muda,

dataran banjir, atau endapan sekunder

lainnya dengan sedikit perkembangan profil 95 – 100

x fase dangkal kedalaman 60 cm 50 – 60

Page 20: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

20

x fase dangkal kedalaman 90 cm 70

g subsoil sangat berbatu 80 – 95

s subsoil liat berlapis-lapis 80 – 95

III. Tanah pada kipas alluvial yang lebih tua,

dataran alluvial atau teras dengan

perkembangan profil sedang 80 – 95

x fase dangkal kedalaman 60 cm 40 – 65

x fase dangkal kedalaman 90 cm 60 - 70

g subsoil sangat berbatu 60 – 90

IV. tanah pada dataran yang lebih tua atau

teras yang mempunyai profil yang sangat berkembang 40 – 80

V. Tanah pada dataran yang lebih tua atau teras yang mempunyai

subsoil hardpan pada kedalaman < 30 cm 5 – 20

30 – 60 cm 20 -30

60 – 90 cm 30 -40

90 – 120 cm 40 -50

120 – 180 cm 50 -80

VI. Tanah pada teras yang tua dan daerah upland

yang mempunyai subsoilliat padat diatas

bahan yang agak terkonsolidasi atau terkonsolidasi 40 – 80

VII. Tanah pada daerah upland diatas

batuan induk beku keras yang terdapat

pada kedalaman < 30 cm 10 – 30

30 – 60 cm 30 -50

60 – 90 cm 50 -70

90 – 120 cm 70 -80

120 – 180 cm 80-100

> 180 cm 100

Page 21: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

21

VIII. Tanah pada daerah upland diatas

batuan endapan terkonsolidasi pada

kedalaman < 30cm 10 – 30

30 – 60 cm 30 -50

60 – 90 cm 50 -70

90 – 120 cm 70 -80

120 – 180 cm 80-100

> 180 cm 100

IX. Tanah pada daerah upland diatas

bahan lembut terkonsolidasi pada

kedalaman < 30 cm 20 – 40

30 – 60 cm 40 -60

60 – 90 cm 60 -80

90 – 120 cm 80 -90

120 – 180 cm 90-100

> 180 cm 100

Faktor B – Nilai atas dasar tekstur lapisan atas (%)

Bertekstur Sedang

· Lempung berpasir halus 100

· Lempung berpasir sangat halus 100

· Lempung 100

· Lempung berdebu 100

· Lempung berpasir 95

· Pasir halus berlempung 90

· Lempung liat berdebu 90

· Lempung berliat 85

Bertekstur Berat

· Liat berdebu 60 – 70

· Liat 50 – 60

Page 22: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

22

Bertekstur Ringan dan Kasar

· Lempung berpasir kasar 70 – 90

· Pasir berlempung 80

· Pasir sangat halus 80

· Pasir halus 65

· Pasir 60

· Pasir kasar 30 -60

Berkerikil

· Lempung berpasir halus berkerikil 70 – 80

· Lempung berkerikil 60 – 80

· Lempung berdebu berkerikil 60 – 80

· Lempung berpasir berkerikil 50 – 70

· Lempung berliat berkerikil 60 – 80

· Liat berkerikil 40 – 70

· Pasir berkerikil 20 – 30

Berbatu

· Lempung berpasir halus berbatu 70 – 80

· Lempung berbatu 60 – 80

· Lempung berdebu berbatu 60 – 80

· Lempung berpasir berbatu 50 – 70

· Lempung berliat berbatu 50 – 80

· Liat berbatu 40 – 70

· Pasir berbatu 10 - 40

Faktor C – Nilai atas dasar lereng (%)

A Hampir datar (0 – 2%) 100

AA Agak berombak (0 – 2%) 95 – 100

B agak berlereng (3-8%) 95 – 100

BB berlereng (3 – 8%) 85 – 100

C berlereng sedang (9 – 15%) 85 – 95

CC bergelombang (9 – 15%) 85 – 95

D berlereng kuat (16 – 30%) 70 – 80

Page 23: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

23

DD berbukit (16 -30%) 70 – 80

E curam (30 – 45%) 30 – 50

F Sangat curam (≥45%) 5 – 30

Faktor X – Nilai atas dasar kondisi-kondisi selain dari faktor A, B, dan C

Drainase

· Berdrainase baik 100

· Berdrainase agak baik 80 – 90

· Air terhambat sedang 40 – 80

· Air terhambat sangat buruk 10 – 40

· Kena pengaruh aliran permukaan bervariasi

Alkali

· Bebas alkali 100

· Agak dipengaruhi alkali 60 – 95

· Dipengaruhi sedang 30 – 60

· Dipengaruhi sedang sampai kuat 15 – 30

· Dipengaruhi kuat 5 – 15

Tingkat kesuburan

· Tinggi 100

· Sedang 95 – 100

· Buruk 80 – 95

· Sangat buruk 60 - 80

Kemasan

· Menurut tingkatannya 80 - 95

Erosi

· Tanpa sampai sedikit 100

· Endapan merugikan 75 – 95

· Erosi lembar sedang 80 – 95

· Kadang-kadang parit dangkal 70 – 90

· Erosi lembar sedang dgn parit dangkal 60 – 80

Page 24: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

24

· Parit dalam 10 – 70

· Erosi lembar sedang dgn parit dalam 10 – 60

· Erosi lembar hebat 50 – 80

· Erosi lembar hebat dgn parit dangkal 40 – 50

· Erosi lembar hebat dgn parit dalam 10 – 40

· Erosi sangat hebat 10 – 40

· Erosi angin sedang 80 – 95

· Erosi angin hebat 30 – 80

Relief mikro

· Rata 100

· Saluran 60 – 95

· Gundukan 60 – 95

· Bukit kecil rendah 80 – 95

· Bukit kecil tinggi 20 – 60

· Bukit pasir 10 – 40

Faktor A Tanah upland coklat seri Altamont (California), bahan

induk nopol, batuan indukpada kedalaman 90 cm, profil

grup VIII...............70%

Faktor B Tekstur lempung berliat..............85%

Faktor C Topografi bergelombang...............90%

Faktor X Erosi lembar sedang dengan parit dangkal...............70%

Indeks Rating = 0.70 x 0.85 x 0.90 x 0.70

= 0.37 37%

Kelas Tanah atas dasar ‘Storie Index Rating’ (SIR)

Kelas 1 (baik sekali) Tanah dengan nilai 80 – 100%.

Cocok untuk berbagai berbagai macam

penggunaan.

Kelas 2 (baik) Tanah dengan nilai 60 – 79%.

Cocok untuk sebagian besar tanaman,

umumnya hasilnya baik-baik sekali.

Page 25: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

25

Kelas 3 (sedang) Tanah dengan nilai 40 – 59%.

Umumnya kualitas sedang dengan kisaran

penggunaan tanah atau kesesuaian lebih

sempit dari kelas 1 dan 2. hasil yang baik

untukjenis tanaman tertentu.

Kelas 4 (miskin) Tanah dengan nilai 20 – 39%.

Mempunyai kisaran / kemungkinan

penggunaan untuk pertanian yang terbatas.

Misalnya tanah yang baik untuk padi tetapi

kurang baik untuk penggunaan lainnya

Kelas 5 (sangat miskin) Tanah yang mempunyai nilai 10 – 19%.

Kemungkinan penggunaan yang sangat

terbatas kecuali untukpadang rumput,

karena kondisi-kondisi yang membatasi

(kedangkalan tanah, dsb)

o Indeks Produktifitas Tanah (IPT)

Riquier, Bramao & Cornet (1970)

P Kedalaman efektif tanah

T Tekstur dan struktur horizon A

N Status basa

S Kandungan garam terlarut

O Bahan organik horizon A

A Kapasitas pertukaran mineral dan keadaan liat di horizon B

M Cadangan mineral yang dapat di ubah di horizon B D Drainase

H Kadar air tanah

IPT = P x T x (N atau S) x O x Ax M x D x H

Page 26: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

26

o Persamaan Parametrik Kompleks (Clarke – 1957)

D Ketebalan masing-masing horizon

T Nilai untuk tekstur, berkisar 3 (kerikil)

sampai 20 (lempung sedang)

Perkalian D dengan T dijumlahkan untuk seluruh

horizon dalamprofil sampai kedalaman 75 cm (30

inch) untuk memberikan nilai tekstur profil (V)

G Faktor drainase, berkisar dari 1.0

(drainase sangat baik) – 12.5 (tanah dengan glei)

pada kedalaman 22.5 – 30.0 cm (9 – 12 inch)

o Square Root System (Strzemski – 1972)

A Koefisien Empiris

Pc Iklim

Ps Tanah

Pr Relief

Pa Kondisi air

P = V x G = {Σ(D x T)} x G

Indeks = A x √(pc x ps x pr x pa )

Page 27: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

27

Selasa, 27 Februari 2007

SURVAI TANAH

Tanah : Sumberdaya Alam yang unik, karena tanah dipandang sebagai :

1. Hasil penambangan tanah urugan

Diukur dalam satuan berat (ton, kg) dan satuan volume (m3).

2. Menghasilkan penghasil padi, dll

Diukur dalam satuan subur, tidak subur, sulit diolah, lerengnya

terjal, berat / luas.

3. Tempat tempat hidup dan melaksanakan kehidupan

Diukur dalam satuan luas (ha, are, m2)

tempat tersimpannya sumberdaya air & sumberdaya

tambang

udara atau air yang dangkal tanah di daerah rawa-rawa termasuk tanah di

dasar. danau tidak termasuk

Peta tanah : peta yang menggambarkan persebaran jenis tanah di suatu

daerah, dilengkapi legenda yang secara singkat menerangkan

sifat-sifat tanah dari masing-masing unit tanah. Peta tanah

disertai laporan pemetaan tanah, yang menjelaskan lebih lanjut.

Sifat-sifat tanah dan kemampuan tanah yang digambarkan pada

peta tanah.

Tujuan pemetaan tanah : mengelompokkan tanah bagian dalam atas dasar

sifat-sifat tanah pada unit-unit tanah.

Tingkatan ketelitiannya tergantung sekala petanya.

Tanah sebagai ruang

(space)

Tanah

- tanah yang di dalam

- batuan yang gundul

- es / salju tidak ada lagi kegiatan biologi (batas kedalaman perakaran tumbuhan tahunan alami)

Page 28: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

28

Macam-macam Peta Tanah

Peta Tanah Bagan (sekala 1 : 2.500.000 atau lebih kecil)

Maksud : memberi petunjuk kasar penyebaran jenis tanah

Pembuatan : atas dasar foto udara, peta topografi, peta geologi, iklim,

bentuk wilayah

Satuan unit : jenis tanah (Great Soil Group) segolonngan tanah

yang terbentuk pada proses pembentukan tanah yang sama (misalnya

jenis tanah Latosol, jenis tanah Grumosol) – (Ultisol, Vertisol)

Peta Tanah Eksplorasi (sekala 1 : 1.500.000 – 1 : 2.5000.000)

Maksud : memberikan gambaran kemungkinan penelitian mengarah

kepada potensi sumberdaya tanah

Pembuatan : atas dasar identifikasi di lapang dari penampang tanah

(profil tanah) dari unit-unit tanah.

10.000 Ha * 2 profil pada jenis tanah utama

* 20 – 40 pemboran di tempat lain

menggunakan bantuan foto udara, peta geologi, iklim, dll

Satuan unit : Jenis tanah

Jenis tanah – bentuk wilayah

bahan induk

misalnya : Re – H Regosol dari endapan lumpur dan berbukit

Sl

Jenis tanah : Re Regosol

Bentuk wilayah : H Hilly (berbukit)

Bahan induk : Sl lime sediment (endapan berkapur)

Bentuk wilayah bentuk permukaan bumi dalam kaitannya dengan

lereng dan beda tinggi.

Bahan induk massa lunak yang menjadi pangkal dimana solum

tanah diperkembangkan.

Page 29: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

29

Peta Tanah Tinjau (sekala 1 : 100.000 – 1 : 250.000)

Maksud : - memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah

agar menimbulkan keinginan meninjau lebih jauh untuk

keperluan tertentu.

- menunjukkan daerah-daerah yang memungkinkan untuk

menaikkan produksi, menyusun kebutuhan pupuk,

perencanaan penggunaan wilayah.

Pembuatan : - menjelajah seluruh wilayah

- pemeriksaan tanah pada 20 – 40 pemboran dan 2 profil

untuk tiap 10.000 ha

- batas unit tanah ditentukan di lapang di samping hasil

dari foto udara, peta topografi, peta geologi, dsb.

Satuan unit : Macam tanah

Macam tanah – fisiografi (bahan induk)

Bentuk wilayah

Macam tanah jenis tanah yang dibedakan menurut lapisan,

sedalam 30 – 50 cm (horison B)

Fisiografi bentuk muka bumi suatu daerah

Bahan induk mana yang dianggap penting

Misal P.yr – Fr Podsolik merah kekuningan di daerah bukit

H lipatan, berbukit

Macam tanah : P.yr red yellow podsolic (Podsolik merah kuning)

Fisiografi : Fr Folded rock (bukit lipatan)

Bentuk wilayah : H Hilly (bukit)

Peta Tanah Semi Detil (sekala 1 : 25.000 – 1 : 100.000)

Maksud : menjelaskan hal-hal yang belum dapat dijelaskan pada peta

tanah eksplorasi atau peta tanah tinjau

Pembuatan : rupa (famili) dan batas penyebaran tanah serta bentuk

wilayah ditetapkan berdasarkan penjelajahan dan

pengamatan lapang, dibantu analisis foto udara

2 profil + 20 – 40 pemboran tiap 1.000 ha

Page 30: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

30

Satuan unit : Rupa tanah

Bentuk tanah

Rupa tanah ditentukan oleh 3 unsur, yaitu :

macam tanah

tekstur

drainase

Tekstur perbandingan relatif dari butir-butir pasir – debu – liat.

Drainase kecepatan air menghilang dari tanah terutama oleh aliran

permukaan dan gravitasi

Misalnya : Re.db – s – l

L – u

Rupa tanah Dark Brown Regosol (Regosol coklat tua) (Re.db)

Tekstur kasar (s)

Drainase cepat (l)

Bentuk wilayah datar sampai berombak (L – u)

Peta Detil (sekala 1 : 5.000 – 1 : 25.000)

Maksud : untuk perencanaan proyek (transmigrasi, irigasi, perkebunan,

dll)

Pembuatan : - seri tanah dan batas penyebarannya ditentukan

berdasarkan penjelajahan dan pengamatan di lapang

- 2 pemboran tiap ha

- 1 profil tiap seri tanah

- peta dasar : peta topografi + foto udara

Satuan unit : seri tanah

Seri tanah segolongan tanah berasal dari bahan induk yang sama

dan mempunyai susunan dan sifat serupa, kecuali lapisan yang paling

atas

Seri tanah didasarkan atas 3 unsur yang menyusunnya, yaitu :

macam tanah

tekstur

drainase

Page 31: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

31

Misalnya : Lc – L.li – 2

Macam tanah : Latosol coklat (Lc)

Tekstur : Lempung liat (L.li)

Drainase : baik (2)

Mengingat tidak semua keterangan yang diperlukan dapat dicantumkan

dalam peta, maka dibuat laporan pemetaan tanah memuat & membahas

data yang dikumpulkan di lapangan dan di laboratorium, berikut interpretasi

dari data-data tersebut.

Data tersebut selain menyajikan susunan kimia tanah (pH, kandungan unsure

hara – N, P, K, Ca, dll) juga menyajikan sifat fisik tanah (tekstur, permeabilitas,

drainase, kedalaman tanah, erosi, kedalaman air tanah, kandungan mineral,

bahaya banjir, dll)

Peta Tanah Bagan jenis tanah

Peta Tanah Eksplorasi jenis tanah – bentuk wilayah

bahan induk

Peta Tanah Tinjau macam tanah – fisiografi (bahan induk)

Bentuk wilayah

Peta Semi Detil rupa tanah

Bentuk wilayah

Peta Detil seri tanah

VARIABILITAS TANAH ALAMI

Variasi ruang menyangkut sifat-sifat tanah menjadi suatu masalah.

Variabilitas dalam sebidang tanah sangat penting untuk :

perencanaan penggunaan tanah

tindakan pengelolaan (pemupukan, irigasi)

Sebidang tanah tampaknya seragam, tetapi sebenarnya mempunyai

variabilitas yang banyak sekali. Faktor-faktor yang menyebabkan variabilitas

tanah antara lain :

Page 32: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

32

perbedaan iklim

lereng

ketinggian

vegetasi

pemudaan tanah kembali

letak lereng

tipe bahan induk

Penggunaan pupuk

Pengapuran tanah akan bervariasi

Ketidakrataan lapangan

Dalam pekerjaan survai

Pengambilan contoh secara acak sederhana, terutama yang berkaitan

dengan :

sifat kimia tanah

sifat fisika tanah

biologi tanah

1. Cara-cara Survai Tanah

Peta tanah yang baik dihasilkan dari :

survai tanah yang cermat dan teliti dari segi kartografisnya maupun

klasifikasi tanahnya

pengamatan di lapang dilakukan dengan teliti dan penggambaran titik-

titik pengamatan dilakukan dengan tepat pada peta.

Persiapan

studi pustaka gambaran kasar daerah yang akan diteliti

peta topografi peta dasar untuk melakukan pengamatan di lapang

menunjukkan lokasi geografis secara tepat

menunjukkan kemungkinan penyebaran bebagai

jenis tanah di daerah tersebut

foto udara interpretasi fisiografi bentuk wilayah, penggunaan tanah/

vegetasi daerah studi

dibuat mosaik untuk menentukan rencana rintisan,

tempat pengamatan, base camp, dll

Peta topografi dan foto udara diusahakan mempunyai skala yang lebih

besar dari peta tanah yang akan dibuat.

Page 33: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

33

2. Survai Pendahuluan

Tujuan :

Penyiapan administrasi izin, perbekalan

Orientasi daerah studi gambaran umum daerah studi

identifikasi problem yang didapat

Pengamatan pendahuluan

Jenis tanah yang ada, dibandingkan dengan

penggunaan tanah, kondisi lingkungan hasil interpretasi foto udara

Modifikasi rencana kerja

3. Survai Utama

Identifikasi jenis-jenis tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan tanah (lereng, batuan, banjir, dll)

Jenis tanah ditentukan berdasarkan pengamatan profil tanah di lapang

dibantu hasil analisis tanah di laboratorium terhadap sample tanah.

Batas penyebaran jenis tanah tanah ditentukan dengan pemboran baik

secara sistematis / secara taktis.

Secara sistematis cara grid sistem (100 x 250 m, 500 x 500 m, 250

x 100 m)

makin rapat jarak pemboran makin teliti petanya

Secara taktis atas dasar perbedaan faktor lingkungan (perbedaan

lereng, perbedaan vegetasi, dan bentuk wilayah)

Page 34: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

34

Cara Sistematis

surveyor yang belum

banyak pengalaman

lebih sesuai untuk

daerah yang bentuk

wilayahnya datar

Cara Taktis

surveyor berpengalaman

setiap terjadi perubahan

faktor pembentuk tanah

Pemboran tanah dilakukan

sampai kedalaman 120 cm

atau sampai bahan induk

(bila tebal tanah < 120 cm)

Warna, tekstur, karatan

Profil tanah dilakukan

dengan menggali lubang

sampai kedalaman 150 –

200 cm atau sampai lapisan

bahan induk (bila tebal

tanah kurang dari 150 – 200

cm)

Bagian terpenting dalam

survai tanah

4. Pengolahan dan penyusunan laporan

Pembuatan batas unit tanah dilakukan di lapangan, namun perbaikan

perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis tanah dari laboratorium

Peta tanah selesai maka dibuat peta interpretasi kemampuan tanah

untuk kegunaan tertentu

padi, tanaman pangan, tanah kering

Atas dasar peta kemampuan tanah dibuat peta rekomendasi

penggunaan tanah (sesuai dengan peta kemampuan tanahnya)

interpretasi kemampuan tanah evaluasi tanah

Page 35: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

35

LAPORAN SURVAI TANAH

I. Pendahuluan

II. Keadaan Fisik & Lingkungan

(lokasi, perhubungan, iklim, hidrologi, bentuk wilayah, geologi,

penggunaan tanah, vegetasi)

III. Keadaan tanah

(proses pembentukan tanah, klasifikasi tanah, unit-unit tanah & uraian

tiap unit tanah, sifat-sifat morfologi, kesuburan, sifat tanah, penyebaran)

IV. Klasifikasi Kemampuan Tanah

(untuk palawija, padi sawah, tanaman perkebunan, dll)

V. Pembahasan

VI. Kesimpulan

VII. Saran (bila diperlukan)

Lampiran Peta :

Peta lokasi survai

Peta geologi

Peta vegetasi / penggunaan tanah

Peta fisiografi

Peta tanah

Peta kemamapuan tanah

Peta rekomendasi penggunaan tanah

Page 36: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

36

Selasa, 6 Maret 2007

CARA PENGAMATAN DI LAPANG

Pengamatan di lapang pengamatan penampang tanah

lingkungan

Penampang :

tidak boleh dibuat di tempat bekas timbunan.

tidak terlalu dekat dengan jalan, saluran air, perumahan, pergudangan,

pabrik (< 50 m).

mengenal bentuk wilayah, sambil melakukan pemboran sedalam 1 m,

di 2 – 3 tempat berjarak 1 m. bila 2 – 3 pemboran memperlihatkan

keadaan yang sama, maka tempat tersebut sudah baik.

panjang x lebar x dalam penampang = 150 cm x 100 cm x 200 cm (pada

tanah dangkal, dapat diperkecil)

bila ada gumpalan arang, bata, pecahan gelas, bekas pembakaran

tanah tidak alami)

150 100

200

Cara pengamatan penampang :

Dengan pisau dibuat tusukan-tusukan / cukilan-cukilan sambil meremas

gumpalan tanah (dengan tangan kiri) konsistensi dan tekstur

Perbedaan warna dan tekstur batas lapisan

Page 37: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

37

Bila warna dan tekstur sama, maka perbedaaan struktur, konsistensi dan

kandungan bahan kasar sebagai pembatas lapisan (horison)

Tiap lapisan ditentukan dalam dan tebalnya diberi nomor

tentukan warna, tekstur, struktur, konsistensi dan karatannya

keadaan perakaran, padas, kandungan CaCO3, bahan organik dan

kandungan lainnya

Daftar Isian Pengamatan Penampang :

Keterangan umum dan keterangan utama (pada halaman depan)

Catatan penampang (pada halaman belakang)

Keterangan umum keterangan segi administrasi pencatatan

penampang

Nama surveyor (cukup tanda sandi, Hari Kartono = HKA)

Tanggal pengambilan sample tanah

Lokasi : - desa, kecamatan, kabupaten

- nomor sheet peta topografi

- koordinat

- jarak dan azimuth dari 2 tempatyang mudah dikenal

Cuaca, saat pengamatan penampang / pengambilan sample tanah

(S = sekarang, K = kemarin)

Nomor pendaftaran contoh / sample tanah di laboratorium

Nomor penampang dan lapisan serta surveyor

HKA 2 / II surveyor : Hari Kartono

No. penampang : 2

No. lapisan : II

Keterangan utama keterangan fakta fisik tanah dan wilayah dan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pembentukan dan kemampuan serta

penggunaan tanah

Klasifikasi tanah, dilakukan penetapan sementara nama “macam

tanah” (sub group) berdasarkan corak dan ciri penampang.

Klasifikasi tetap dilakukan setelah diteliti lebih mendalam (hasil

analisis dari laboratorium atas sample tanah, dll)

Page 38: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

38

Seri tanah yaitu segolongan tanah yang terbentuk dari

- bahan induk

- sifat-sifat sama, kecuali tekstur dan lapisan tanah

- susunan horison

- drainase

Satuan unit peta atas dasar : - satuan tanah

- satuan fisiografi

- satuan bahan induk

- satuan bentuk wilayah

Peta Tanah Eksplorasi, disusun oleh unsur-unsur :

Satuan tanah (jenis tanah)

Satuan fisiografi

Satuan bahan induk

Peta Tanah Tinjau, disusun oleh unsur-unsur :

Satuan tanah (macam tanah)

Satuan fisiografi

Satuan bentuk wilayah

Peta Tanah Semi Detil, disusun oleh unsur-unsur :

Satuan tanah (rupa tanah)

Satuan fisiografi

Satuan bentuk wilayah

Peta Detil, disusun oleh unsur-unsur :

Seri tanah, atau

Asosiasi lebih dari satu seri tanah

Contoh :

L – V Latosol (L) di daerah vulkan (V) dari batuan beku (I)

I L = Latosol : jenis tanah

Peta tanah eksplorasi V = Vulkan : fisiografi

1 : 1.000.000 I = Batuan beku : bahan induk (igneous rock)

Page 39: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

39

Pc.y – F Podsolik kuning (Pc.y) di daerah berbukit lipatan (F) dari

s.c batuan liat (s.c)

Peta tanah tinjau Pc.y = Podsolik kuning : macam tanah

1 : 250.000 F = Bukit lipatan : fisiografi

s.c = batu liat : bahan induk

Pc.y – M – II Podsolik kuning, tekstur agak kasar, drainase

H. Fa sedang (Pc.y – M – II) di daerah berbukit (H) dari bukit

lipatan (Fa)

Peta tanah semi detil Pc.y – M – II = rupa tanah

1 : 50.000 H = fisiografi

Fa = bentuk wilayah

L. yr. I – C – 2 Latosol merah kekuningan, tanpa lapisan mangaan,

tekstur liat, drainase agak cepat.

Peta tanah detil L. yr. I – C – 2 = seri tanah

1 : 10.000

Fase tanah ialah semua sifat tanah atau faktor alam yang mempengaruhi

penggunaan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Fase tanah merupakan sifat / corak tumbuhan suatu seri tanah atau satuan

tanah lainnya.

Fase Faktor penghambat

Faktor bahaya

Factor panghambat bentuk wilayah (relief), lereng (slope), keadaan

batu / batuan.

Faktor bahaya banjir, tinggi muka air tanah, kekeringan, keracunan,

salinitas, pengkerutan, erosi.

Dalam fase dapat digolongkan :

- sifat kegemburan

- kandungan humus

- dalam dan tebal lapisan tertentu

Page 40: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

40

Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan daerah dipandang dari factor

dan proses pembentukan (penciri satuan fisiografi) peta tanah

eksplorasi dan tinjau.

Bentuk wilayah menunjukkan bentuk permukaan daerah dilihat dari lereng

dan perbedaan tinggi satuan bentuk wilayah peta tanah semi detil

Drainase menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau

keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air.

Drainase drainase permukaaan

drainase penampang

permeabilitas

Drainase permukaan : menunjukkan kecepatan hilangnya air dari

permukaan tanah

Drainase penampang ( di dalam ) : menunjukkan kemungkinan

perembesan kelebihan air dalam penampang, yang ditentukan oleh

tekstur, struktur, sifat-sifat lapisan yang terdapat di bagian bawah serta

tinggi muka air tanah

Permeabilitas ditentukan dengan menghitung dalamnya perembesan air

(dalam cm) pada jumlah berat tanah tertentu dalam keadaan kenyang air

dalam satu jam (sangat lambat, < 0,1 cm/jam – sangat cepat, > 25

cm/jam)

Air tanah pada musim hujan

pada musim kering dari permukaan tanah (cm)

pada saat pengamatan

Kelembaban tanah basah

lembab kedalaman tertentu pada penampang

kering

Tumbuhan tumbuhan alam arti ekonomis

penciri ekologis

tumbuhan yang diusahakan

Iklim, rata-rata cuaca dalam jangka waktu panjang (> 15 tahun)

Curah hujan

Page 41: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

41

Suhu

Kelembaban tanah

Angin

Bahan induk ialah massa lunak bersusunan anorganis atau organis yang

menjadi pangkal perkembangan tanah.

Bahan induk anorganis – pelapukan batuan induk

organis – bahan induk organis

Ketinggian, diukur dari muka air laut (m)

Keadaan batu / batuan jenis

jumlah

letak

jenis kerikil – 0,5 cm – 2,0 cm

batu kecil – 2,0 cm – 30,0 cm

batu besar – > 30,0 cm

jumlah

sedikit – < 1% menutup permukaan

batu kecil sedang – 1% - 3% menutup permukaan

banyak – > 3% menutup permukaan

sedikit – < 10% menutup permukaan

batu besar sedang – 10% - 25% menutup permukaan

banyak – > 25% menutup permukaan

Erosi jenis

dahsyatnya penghanyutan

Pengaruh manusia – penyekedan

– penggalian / penimbunan

– pengaruh alat mekanis

Pemanfaatan tanah – pergiliran tanaman

– tumpang sari

– dll

Page 42: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

42

Keterangan lain – banjir tanpa

jarang

sering

selalu

– tumpang sari tanpa

jarang

sering

selalu

– pengerutan hasil bagi persentase air terhadap

tanah kering di lapang dan liat

ditambah bahan organic

Catatan penampang

Lapisan / horizon adalah lapisan tanah yang hampir sejajar dengan

permukaan, terbentuk karena proses pembentukan tanah.

Horizon – O – bahan organik

– A – solum

– B – solum

– C – bahan induk

– R – bahan induk

Sifat Lapisan

Warna – “ Munsell Soil Color Chart”

– mudah ditentukan di lapang

– merupkan ciri tanah yang paling jelas

Bila :

– kandungan bahan organic tinggi – warna gelap

– tanah dengan drainase buruk – warna kelabu

– tanah banyak kandungan besi – warna merah

Warna – warna dasar tanah

– warna karatan dan kongkresi

– warna humus

Page 43: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

43

Menentukan warna – tanah harus lembab

- tanah terlindung dari sinar matahari

- bekerja jam 09.00 – 16.00

- dibandingkan dengan kertas Munsell

Warna 7.5 yR 5/4 Hue 7.5 yR

Satuan warna Value 5

Chroma 4

Munsell Soil Color Chart

Alat ini memiliki 3 notasi warna, yaitu :

1. hue

2. value

3. kroma

Hue : menunjukkan warna campuran hitam – putih. Tanah memiliki kisaran

hue dari merah (R) – merah kuning (YR) – kuning (Y) dengan

beberapa bercak kuning hijau (GY) atau hijau (G). biasanya buku

Munsell memiliki hue 10 R, 2.5 yR, 5 yR, 7.5 yR, 10 yR, 2.5 Y, 5 Y.

Value : disimbolkan dengan angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.

Angka terendah = warna absolut hitam.

Angka tertinggi = warna absolut putih

Kroma : Suatu indikasi jumlah pigmen yang harus dicampur dengan value

abu-abu yang sesuai menghasilkan warna khusus. Kroma

disimbolkan dengan angka 0, 2, 4, 6, 8. Kelabu murni = kroma = 0,

makin meningkat angkanya makin cerah.

Iklim yang lebih panas mengarah ke warna lebih merah

Tanah basah memiliki warna kuning

Tahap pertama dalam cara mencocokkan warna dengan Munsell Soil Color

Chart adalah mencocokkan dulu dengan hue yang paling tepat, dengan dasar

pemikiran warna tersebut mengarah ke warna kuning / warna merah. Digeser

ke kiri atau ke kanan untuk mencocokkan kroma dan digeser ke atas dan ke

bawah untuk mencocokkan value, sampai ditemukan warna yang paling yang

paling cocok (tidak berarti tepat atau sama benar warnanya).

Page 44: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

44

Warna paling baik ditetapkan dengan menggunakan sinar asli (cahaya

matahari). Tanah dalam keadaan kering bervalue dua lebih tinggi

dibandingkan tanah yang sama dalam keadaan lembab.

Tekstur ialah perbandingan fraksi pasir – debu – liat dalam masa tanah.

Struktur ialah susunan butir tanah secara alami menjadi agregat dengan

bentuk tertentu dan dibatasi.

– bentuk

Struktur – ukuran

– kemantapan

Konsistensi ialah kohesi / adhesi massa tanah.

Konsistensi diukur dalam 3 kelembaban – basah

– lembab

– kering

Karatan adalah warna dalam tanah, akibat proses oksidasi dan reduksi

Karatan – jumlah

– ukuran

– bandingan

– batas

– bentuk

Kandungan bahan kasar ialah massa dalam tanah, berukuran 0,2 – 2,0

cm, terdiri dari kongkresi-kongkresi, kerikil, gumpalan garam, yang

berpengaruh terhadap penggunaan tanah dan pertumbuhan tanaman.

– jenis

– ukuran

Bahan kasar – jumlah dalam penampang

– kekerasan

– penyebaran

Perakaran ialah ditemukannya akar pada penampang.

– ukuran

Perakaran – jumlah

– dalamnya akar ditemukan

Page 45: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

45

Selasa, 13 Maret 2007

KLASIFIKASI TANAH

Klasifikasi Tanah = mengelompokkan tanah berdasarkan pada sifat-

sifat yang dimilikioleh tanah tersebut.

Tujuan Klasifikasi Tanah

· Menata pengetahuan tentang tanah

· Untuk mengetahui hibungan antar jenis tanah dengan lingkungan

· Untuk mengingat sifat-sifat tanah

· Untuk mengetahui sifat-sifat dan kemampuan suatu jenis tanah

Klasifikasi tanah klasifikasi teknis

Klasifikasi alami

Klasifikasi Teknis, didasarkan sifat-sifat tanah yang mempengaruhi

kemampuan tanah untuk kemampuan tertentu.

(perkebunan, padang rumput)

Tekstur tanah, kelerengan, drainase, dll.

Klasifikasi Alami, didasarkan sifat-sifat tanah yang dimilikinya

dengan tidak mengkaitkan dengan penggunaan

tanah

Sifat fisika, kimia, mineral yang dimiliki

tanah tersebut

Sistem Klasifikasi Pusat Penelitian Tanah

Sistem ini dikenal dengan ”Sistem Dudal-Supraptohardjo”

Sistem ini menggunakan 6 kategori, yaitu :

· Golongan ( ordo )

· Kumpulan ( Subordo )

· Jenis ( Greatgroup )

· Macam ( Subgroup)

· Rupa ( Famili)

· Seri (seri )

Page 46: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

46

Pada tingkat ordo dan subroto yang tidak dikenal, tanah diberi

nama dengan nama mulai jenis tanah ( Great group). Pada tingkat

rupa dan sepi penciri utamnya tekstur dan drainase tanah.

Jenis Tanah : Latosol

Macam Tanah : Latosol Argilik

Rupa : Latosol Argilik, tekstur halus, drainase baik

Seri : Bengkulu (Latosol Argilik, tekstur halus, drainase baik)

Jenis Tanah dibedakan atas :

Organosol Litosol Redzina

Grumusol Gleisol Aluvial

Regosol Andosol Latosol

Lateritik Kambisol Podsolik

Mediteran Planosol Podsol

Sistem Klasifikasi FAO / UNESCO

Sistem ini dibuat dalam rangka penyusunan peta tanah dunia untuk

FAO / UNESCO

Dikembangkan suatu sistem dengan dua kategori, yaitu :

· Great Group : Regosol

Sub Group : Entric Regosol

· Great Group : Gleysol

Sub Group : Mollic Gleysol

Great Group yang ada antara lain :

Fluvisol Gleysol Regosol

Lithosol Arenosol Redzina

Andosol Vertisol Solonetz

Xerosol Cambisol Nitosol

Acrisol Podsol Plasotol

Luvisol

Page 47: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

47

Sistem USDA

Sistem ini mempunyai 6 kategori, yaitu :

· Ordo

· SubOrdo

· Great Group

· Sub Group

· Family

· Seri

Tanah diberi nama secara sistematik, dari ordo sampai family,

sehingga apabila membaca nama family suatu tanah, maka dengan

mudah dapat ditelususri nama kategori yang lebih tinggi dan sekaligus

dapat menggambarkan sifat-sifat tanah tersebut.

Pada tingkat ordo, tanah dibedakanmenjadi 11 dengan akhiran ’SOL’

(Solum= tanah), suku tanah sebelumnya menunjukkan sifat utama

tanah tersebut.

ORDO Akhiran untuk Artinya kategori lain

Entisol ent recENT - baru

Inceptisol ept incEPTium - permulaan

Vertisol ert vERTo - berubah

Arditisol id arIDus - sangat kering

Mollisol oll mOLLis - lunak

Spodosol od spODus - abu

Alfisol alf AL+ Fe

Ultisol ult ULTimus - akhir

Oxisol ox OXide - oksida

Histosol ist hISTos - jaringan

Andisol and ANDo – tanah hitam

Page 48: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

48

· Ordo : Ultisol (pengembangan tanah pada tingkat akhir)

· Sub Ordo : Udult (udus – humid, artinya lembab ,tidak pernah kering)

· Great Group : Tropudult (tersebar di bawah tropic)

· Sub Tropik : Aquic Tropudult (aqua – air,kadang berair)

· Famili : Aquic Tropudult, lempung halus, kaolinitik,

Isohyperthermic (kaolinitik, mineral lempung di

dominasi kaolinitik, isohyperthermic – suhu tanah lebih

tinggi dari 22ºC dan perbedaan suhu musim panas

danmusimdingi kurang dari 5ºC)

· Seri : Granada (karena pertama kali ditemukan didaerah itu)

Padanan nama tanah menurut berbagai system klasifikasi

PUSLITTAN FAO / UNESCO USDA

1. Tanah Aluvial Fluvisol Entisol

Inceptisol

2. Andosol Andosol Andisol

3. Kambisol Cambisol Inceptisol

4. Grumosol Vertisol Vertisol

5. Latosol Nitosol Ultisol

Lateritik Ferralsol Oxisol

6. Litosol Litosol Entisol

7. Mediteran Luvisol Alfisol

Inceptisol

8. Organozol Histosol Histosol

9. Podsol Podsol Spodosol

10. Podsolik Acrisol Ultisol

11. Regosol Regosol

12. Renzina Renzina

13. Gleisol Gleysol

14. Planosol Planosol

Page 49: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

49

Tata nama dalam taksonomi TANAH

1. Nama Ordo

Dalam kategori ordo, selalu diberi akhiran ‘SOL’ (Solum – tanah).

Sedang suku kata sebelumnya menunjukkan sifat utama dari tanah

tersebut.

Untuk kategori yang lebih rendah dari ordo, maka akhiran ’SOL’ tidak

digunakan lagi. Untuk menunjukkan hubungan sifat-sifat tanah dari

kategori tinggi dengan kategori yang lebih rendah, digunakan akhiran

yang merupakan singkatan dari nama-nama masing-masing tersebut.

Nama Ordo : Ultisol

(ultus – akhir, perkembangan tanah tingkat akhir)

2. Nama Sub Ordo

Nama Sun Ordo terdiri dari dua susun kata. Suku kata pertama

menunjukkan sifat Sub Ordo tersebut, sednagkan susku kata kedua

menunjukkan nama dari ordo tersebut.

Nama Sub Ordo : Udult

(udus – humid, lembab & tidak pernah

kering)

3. Nama Great Group

Nama Great Group terdiri dari 3 suku kata atau lebih, tanpa akhiran

‘Sol’. Dua suku kata terakhir merupakan nama sub ordo, sedang suku

kata yang didepannya menunjukkan faktor penciri dsri Great Group

sendiri

Nama Great Group : Fragiudult

(Fragipan – mempunyai padas yang rapuh)

4. Nama Sub Group

Sub group terdiri dari dua suku kata, berasal dari nama great group di

tambah dengan kata sifat didepannya, yang menerangkan sifat utama

dari Great Groupnya. Bila sub group hanya memiliki sifat utama dari

great groupnya maka ditambahkan dengan kata ‘Typic’

Page 50: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

50

Nama Sub Group : Typic Psammaquent

Sub Group dari Psammaquent yang

sifatnya serupa dengan Great Groupnya.

Psammas – pasir, bertekstur halus

Aqu (aqua) – air, selalu basah

Ent (entosol) – recent, akhir

* Aquic Fragiudult (aqua – air, kadang berair)

5. Nama Famili

Famili diberi nama berdasarkan sifat-sifat tanah. Sifat-sifat yang dapat

digunakan untuk penamaan famili adalah tekstur, kandungan mineral,

suhu tanah.

Nama Famili : Aquic fragiudult, berliat halus, kaolinitik,

isohyperthermic.

( tekstur – berliat halus, mineral – liat dan di

dominasi kaolinit, suhu tanah - >22ºC, perbedaan

suhu musim panas dandingan adalah < 5ºC)

6. Nama Seri

Diambil dari nama tempat atau sifat alami dari tempat-tempat yang

berdekatan denan tempat pertama kali ditemukan seri tersebut.

Nama Seri : Siliung ( pertama kali ditemukan di Siliung)

Masalah dalam klasifikasi tanah :

· Kekompleksan sifat tanah, variasi ruang dan kesulitan dalam

menyederhanakan hubungan antar sifat-sifat tersebut.

· Menentukan batas-batas tanah yang mempunyai berbagai sifat

yang bervaraisi dalam ekspresi ruang yang berbeda.

· Asosiasi berbagai hasil interaksi dari daerah-daerah yang

berdekatan, yang berarti bahwa masing-masing area lebih

merupakan sistem trebuka darpada sistem tertutup

Page 51: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

51

Klasifikasi tanah disajikan dalam bentuk peta. Pada peta skala kecil (peta

tanah tinjau), tanah yang berbeda kadang-kadang harus dikelompokkan

kedalam ’Asosiasi geografik’ atau ’kompleks’

Asosiasi Tanah Beberapa satuan unit tanah yang menyusun satu satuan

peta yang dilapangan arealnya jelas, tetapi batas

penyebarannya masing-masing tidak dapat ditetapkan

karena terlalu rumit dan sempit untuk digambarkan dalam

satuan peta.

Kompleks Tanah Satuan peta yang tersusun atas beberapa satuan unit

tanah yang areal masing-masing satuan unit tanah di

lapangan tidak teratur

Page 52: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

52

Selasa, 20 Maret 2007

KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN TANAH

Kemampuan tanah Pengelompokkan tanah berdasarkan atas sifat-

sifat yang merupakan potensi dan hambatan

dalam penggunaannya

Kesesuaian tanah Pengelompokkan tanah yang sesuai untuk

penggunaan tanah tertentu

Kemampuan dipandang sebagai kapasitas tanah itu sendiri untuk

penggunaan umum, sedangkan Kesesuaian dipandang sebagai adaptasi

tanah untuk penggunaaan tertentu

Kemampuan tanah untuk memelihara kelestarian tanah, sedangkan

kesesuaian tanah untuk pengendalian kerusakan tanah (erosi, dll) kepada

tindakanpengelolaan masing-masing tipe penggunaan tanah

SISTEM KEMAMPUAN TANAH Sistem USDA

Mengenal 3 kategori, yaitu : Klas, Subklas, dan unit

Kemampuan tanah dalam tingkat kelas

Tanah dikelompokkan dalam kelas I – VIII, dimana semakin

tinggi kelas resiko kerusakan dan besarnya faktor penghambat

makin bertambah.

Kelas I – IV mampu untuk usaha pertanian

Kelas V – VIII kurang mampu untuk usaha

pertanian atau diperlukan biaya yang

tinggi untuk pengelolaannya.

Page 53: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

53

Kelas Kemampuan

Tanah

Intensitas Macam Penggunaan Meningkat

Cag

ar A

lam

Hut

an

Peng

gem

bala

an

Terb

atas

Peng

gem

bala

an

Sed

ang

Peng

gem

bala

an

Inte

nsif

Gar

apan

Te

rbat

as

Gar

apan

S

edan

g

Gar

apan

In

tens

if

Gar

apan

San

gat

Inte

nsif

Ham

bata

n / A

ncam

an

men

ingk

at P

ilihan

pe

nggu

naan

ber

kura

ng I

II III IV V VI VII

VIII

· Kelas I

Tanah pada kelas ini mempunyai sedikit

penghambat yang membatasi penggunaannya,

mampu untuk semua usaha pertanian. Dicirikan

dengan tanah yang datar, bahaya erosi sangat kecil,

solum yang dalam, drainase baik,mudah diolah,

dapat menahanair dengan baik dan rensponsif

terhadap pemupukan.

Tanah pada kelas ini tidak punya penghambat atau

ancaman kerusakan yang berarti dan sesuai untuk

usaha tani yang intensif. Tindakan pemupukan dan

pemeliharaan struktur tanah diperlukan untuk

mampertahankan kesuburan dan produktivitasnya

· Kelas II

Tanah pada kelas ini mempunyaisedikit penghambat

yang dapat mengurangi pilihan penggunaannya atau

membutuhka tindakan pengawetan yang sedang.

Tanah pada kelas ini membutuhkan pengelolaan

secara hati-hati, meliputi tindakan pengawetan,

menghindari kerusakan dan memperbaiki hubungan

Page 54: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

54

air – udara dalam tanah, bila ditanami. Penghambat

dalam kelas ini dapat merupakan satu atau

kombinasi dari faktor-faktor berlereng landai,

kepekaan sedang terhadap erosi, struktur tanah

sedikit kurang baik.

Dalam penggunaannya diperlukan tindakan

pengawetan yang ringan, seperti pengolahan tanah

menurut kontur, penanaman dalam jalur, pergiliran

tanaman dengan tanaman penutup tanah atau

pupuk hijau, guludan, pemupukan dan pengapuran.

Kombinasi tindakan-tindakan yang diperlukan

bervariasi dari satu tempat ke tempat lain,

tergantung dari sifat-sifat tanah, iklim dan sistem

usaha tani yang dilakukan.

· Kelas III

Tanah pada kelas ini mempunyai lebih banyak

penghambat dari tanah kelas II, dan bila digunakan

untuk tanaman pertanian memerlukan tindakan

pengawetan khusus, yang umumnya lebih sulit baik

pelaksanaan maupun pemeliharaannya.

Penghambat pada tanah kelas III dapat merupakan

salah atau lebih faktor-faktor berikut : lereng agak

miring, atau sangat peka terhadap bahaya erosi,

drainase buruk, permeabilitas tanah sangat lambat.

Solum dangkal yang membatasi daerah perakaran,

kapasitas menahan air rendah, kesuburan yang

rendah dan tidak mudah diperbaiki.

Apabila tanah ini diusahakan membutuhkan tindakan

pengawetan khusus seperti perbaikan drainase,

sistem penanaman dalam jalur atau pergiliran

dengan tanaman penutup tanah, pembuatan teras,

disamping tindakan-tindakan untuk memelihara atau

meningkatkan kesuburan tanah seperti penambahan

bahan organik, pupuk, dll.

Page 55: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

55

· Kelas IV

Tanah pada kelas ini mempunyai penghambat yang

lebih besar dari pada kelas III, sehingga pemilihan

jenis penggunaan atau jenis tanaman juga lebih

terbatas. Tanah pada kelas ini dapat digunakan

untuk berbagai jenis penggunaan pertanian dengan

ancaman dan bahaya kerusakan yang lebih besar

dari tanah kelas III

Tanah pada kelas ini mempunyai salah satu atau

lebih faktor penghambat berikut : lereng curam,

sangat peka terhadap bahaya erosi , solum dangkal,

kapasitas menahan air yang rendah dan drainase

buruk.

Apabila diusahakan dibutuhkan tindakan

pengelolaan khusus, yang relatif lebih sulit, baik

dalam pelaksanaan maupun pemeliharaannya

dibandingkan dengan kelas-kelas sebelumnya. Jika

digunakan untuk tanaman semusim diperlukan

pembuatan teras atau saluran drainase atau

pergiliran dengan tanaman penutup tanah

makanana ternak / pupuk hijau selama beberapa

tahun, misalnya 3 – 5 tahun.

· Kelas V

Tanah pada kelas ini tidak sesuai untuk ditanami

dengan tanaman semusim, tetapi lebih sesuaiuntuk

ditanami dengan vegetasi permanen (makanan

ternak atau dihutankan).

Tanah pada kelas ini terletak pada tempat yang

hampir datar, basah atau tergenang air atau terlalu

banyak batu diatas permukaan.

-. Tanah di daerah cekungan yang sering

tergenang air, sehingga menghambat

pertumbuhan tanaman.

Page 56: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

56

-. Tanah berbatu

-. Tanah di daerah berawa-rawa yang sulit di

drainase

· Kelas VI

Tanah pada keas ini tidak sesuai untuk digarap bagi

tanaman semusim, tetap sesuai untukvegetasi

permanen yang dapat digunakan sebagai makanan

ternak (padang rumput) atau dihutankan, dengan

penghambat yang sedang.

Tanah pada kelas ini mempunyai lereng yang curam,

sehingga mudah tererosi atau telah mengalami erosi

yang sangat berat, atau mempunyai solum tanah

yang sangat dangkal. Bila digunakan untuk tanaman

semusim diperlukan tindakan pengawetan yang

khusus, seperti pembuatan teras bangku,

pengolahan menurut kontur. Penggunaan untuk

padang rumput pun harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga rumputnya selalu menutupi tanah

dengan baik

· Kelas VII

Tanah pada kelas ini sebaiknya digunakan untuk

vegatasi permanen (padang rumput atau hutan)

yang disertai dengan pengelolaan yang tepat dan

lebih intensif dari kelas V.

Tanah kelas ini terletak pada lereng yang sangat

curam atau mengalami erosi berat, atau tanah

sangat dangkal, atau berbatu

· Kelas VIII

Tanah pada kelas ini harus dibiarkan dalam keadaan

yang alami dibawah vegetasi alami, dapat untuk

cagar alam, hutan lindung, atau rekreasi.

Tanah pada kelas ini berlereng sangat curam atau

sangat berbatu, dapat batuan lepas atau batuan

tersingkap atau batuan pasir ( di pantai)

Page 57: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

57

Kemampuan tanah dalam tingkat subkelas

Subkelas adalah pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan

pada faktor penghambat yang sama, yaitu :

Bahaya erosi (e)

Genangan air (w)

Penghambat pada perakaran tanaman (s)

Iklim (c)

Subkelas (e) erosi, terdapat pada tanah dimana erosi

merupakan masalah utama. Kepekaan erosi dan erosi yang

telah terjadi merupakan petunjuk untuk penempatan dalam

subkelas ini.

Misalnya : tanah kelas III disebabkan oleh faktor erosi

IIIe

Subkelas (w) kelebihan air, terdapat pada tanah dimana

kelebihan air merupakan faktor penghambat utama. Drainase

yang buruk, air tanah yang tinggi, bahaya banjir merupakan

faktor yang digunakan untuk menentukan subklas ini.

Misalnya : tanah kelas II yang disebabkan oleh faktor air

Iiw

Subkelas (s) penghambat pada perakaran tanaman, meliputi

tanah yang dangkal, banyak batu-batuan, daya memegang yang

rendah, kesuburan rendah yang sulit diperbaiki, garam dan

unsur Natrium (Na) yang tinggi.

Misalnya : tanah kelas IV yang disebabkan oleh

terhambatnya perakaran tanaman

Ivs

Subkelas (c) iklim, terdiri tanah dimana iklim ( suhu dan curah

hujan) merupakan penghambat utama.

Kemampuan tanah dalam tingkat unit

Kemampuan tanah pada tingkat seri memberi keterangan yang

spesifik dan detail dari subkelas

Page 58: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

58

Tanah yang termasuk satu unit kemampuan tanah, mempunyai

dan memerlukan cara pengelolaan yang sama untuk

pertumbuhan tanaman.

Tanah ini mempunyai sifat yang sama dalam :

-. Kemampuan memproduksi tanaman pertanian dan makanan

ternak (rumput)

-. Memerlukan tindakan konsevasi dan pengelolaan tanaman

-.Tanaman yang ditanam di bawah tersebut dengan

pengelompokkan sana akan memberi hasil yang kurang

lebih sama

Pemberian simbol dengan cara menambahkan angka arab

dibelakang simbol subkelas. Angka tersebut menunjukkan

besarnya tingkat dari faktor penghambat yang ditunjukkan

dalam subkelas.

Misalnya : III e-3

IV s – 3

II w-1

Sistem FAO

Sistem ini mengenal 4 kategori, yaitu :

1. Ordo Suatu tanah sesuai atau tidak sesuai untuk

penggunaan tanah

2. Kelas Tingkat kesesuaian suatu tanah

3. Sub-klas Jenis pembatas atau macam perbaikan

yang harus dijalankan dalam masing-

masing kelas.

4. Unit Perbedaan-perbedaan kecil yang

berpengaruh dalam pengelolaan suatu

subkelas

Page 59: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

59

Tingkat Ordo

Dikenal 2 kategori, yaitu :

· Sesuai (S)

Tanah yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak

terbatas

· Tidak sesuai (N)

Tanah yang bila dikelola mempunyai kesulitan sedemikian rupa

hingga mencegah kegunaannya untuk satu tujuan yang telah

direncanakan

Tingkat Kelas

· Sangat sesuai (S1)

Tanah yang tidak mempunyai pembatas yang besar untuk

pengelolaan produksi.

· Cukup sesuai (S2)

Tanah yang mempunyai pembatas yang agak besar untuk

mempertahankan pengelolaan produksi.

· Hampir sesuai (S3)

Tanah yang mempunyai pembatas yang besar untuk

mempertahankan pengelolaan produksi

*pembatas : mengurangi produksi pertanian atau

keuntungan dan meningkatkan masukan

yang diperlukan.

· Tidak sesuai saat ini (N1) = Tanah mempunyai pembatas yang

lebih besar, tetapi masih memungkinkan diatasi dengan modal

besar.

· Tidak sesuai selamanya (N2) = Tanah yang mempunyai

pembatas permanen, sehingga mensegah segala kemungkinan

penggunaan jangka panjang

S

N

Page 60: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

60

Tingkat Sub-kelas

Pada tingkat ini dituliskan simbol jenis pembatasnya (hanya punya satu

pembatas), simbol jenis pembatas yang dominan (punya beberapa

pembatas) jadi ditulis paling depan.

Contoh : -. Kelas S2 mempunyai pembatas kedalaman efektif (s)

S2s

-. Kelas S2 mempunyai pembatas topografi (t) yang paling

dominant dan pembatas kedalaman efektif (s)

merupakan pembatas tambahan

S2ts

Tingkat Unit

Pembeda pada tingkat unit adalah kemampuan berprodksi, dituliskan

dengan symbol angka arab.

S2t – 1

S2s – 2

Sistem IPB (Sitanala Arsyad)

Arsyad (1979) mengemukakan kriteria kemampuan tanah pada

kategori kelas atas dasar faktor-faktor penghambat yang bersifat

permanen / sulit diubah, antara lain :

1. Tekstur Tanah (t)

· Halus (t1) Liat, liat berdebu (A & B)

· Agak halus (t2) Liat berpasir,lempung liat berdebu,

lempung berliat, lempung liat

berpasir (C, E, F, D)

· Sedang (t3) Debu, lempung berdebu, lempung

(I, H, G)

· Agak kasar (t4) Lempung berpasir (J)

· Kasar (t5) Pasir berlempung, pasir (K, L)

2. Permeabilitas (p)

Lambat (p1) < 0.5 – 2.0 cm/jam

Agak lambat (p2) 0.5 – 2.0 cm/jam

Page 61: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

61

Sedang (p3) 2.0 - 6.25 cm/jam

Agak cepat (p4) 6.25 – 12.5 cm/jam

Cepat (p5) > 12.5 cm/jam

3. Kedalaman efektif (k)

Dalam (k0) > 90 cm

Sedang (k1) 90 – 50 cm

Dangkal (k2) 50 – 25 cm

Sangat dangkal (k3) < 25 cm

4. Lereng permukaan (l)

Datar (l0) 0 – 3%

Landai / berombak (l1) 3 – 8%

Agak miring / bergelombang (l2) 8 – 15%

Miring / berbukit (l3) 15 – 30%

Agak curam (l4) 30 – 45%

Curam (l5) 45 – 65%

Sangat curam (l6) > 65%

5. Drainase tanah (d)

Baik (d0) Tanah mempunyai peredaran udara

baik. Seluruh profil tanah dari atas

sampai lapisan bawah berwarna

cerah yang seragam dan tidak ada

bercak-bercak

Agak baik (d1) Tanah mempunyai peredaran udara

baik.tidak ada bercak-bercak

berwarna kuning, coklat atau kelabu

pada lapisan atas dan bagian atas

lapisan bawah

Buruk (d2) Bagian bawah lapisan atas (dekat

permukaan) terdapat warna atau

bercak-bercak berwarna kelabu,

coklat, dan kekuningan.

Page 62: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

62

Sangat buruk (d3) Seluruh lapisan permukaan tanah

berwarnakelabu dan tanah bawah

berwarna kelabu atau terdapat

bercak-bercak kelabu, coklat dan

kekuningan

6. Erosi (e)

Tidak ada erosi (e0)

Ringan (e1) < 25% lapisan atas hilang

Sedang (e2) 25 – 75% lapisan atas hilang

Berat (e3) > 75% lapisan atas hilang dan

< 25% lapisan bawah hilang

Sangat berat (e4) > 25% lapisan bawah hilang

7. Faktor-faktor khusus

a. Batu-batuan

Bahan kasar yang terdapat dalam lapisan 20 cm atau di

bagian atas tanah.

a1 Kerikil Bahan kasar dengan diameter

2 mm – 7.5 cm (berbentuk

bulat) atau sampai 15 cm

(berbentuk gepeng)

bo (tidak ada atau sedikit) 15% dr vol tanah

b1 (sedang) 15 – 50%

b2 (banyak) 50 – 90%

b3 (sangat banyak) > 90%

a2 Batuan kecil Bahan kasar dengan diameter

7.5 cm – 25 cm (berbentuk

bulat), atau 15 cm – 40 cm

(berbentuk gepeng)

bo (tidak ada atau sedikit) 15% dr vol tanah

b1 (sedang) 15 – 50%

b2 (banyak) 50 – 90%

b3 (sangat banyak) > 90%

Page 63: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

63

b. Batu-batuan di atas permukaan tanah

b1 Batuan bebas Batuan lepas yang

(stone) tersebar diatas permukaan

tanah, berdiameter > 25 cm

(bulat) atau bersumbu > 40

cm (gepeng)

b0 (tidak ada) < 0.01% luas area

b1 (sedikit) 0.01 – 3%

b2 (sedang) 3 – 15%

b3 (banyak) 15 – 90%

b4 (sangat banyak) > 90%

b2 Batuan terungkap Merupakan bagian dari batuan

(rock) besar yang terbenam didalam

tanah

b0 (tidak ada) < 2% perm tanah tertutup

b1 (sedikit) 2 – 10%

b2 (sedang) 10 – 50%

b3 (banyak) 50 – 90%

b4 (sangat banyak) > 90%

c. Ancaman banjir / genangan

o0 (tidak pernah) Dalam periode satu tahun

tanah tidak pernah tertutup

banjir > 24 jam

o1 (kadang-kadang) Banjir yang menutupi tanah

> 24 jam, terjadinya tidak

teratur dalam periode kurang

dari satu bulan

o2 Selama waktu satu bulan

dalam satu tahun, tanah

secara teratur tertutup banjir >

24 jam

o3 Selama waktu 2 – 5 bulan

dalam setahun, secara teratur

selalu dilanda banjir > 24 jam

Page 64: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

64

o4 Selama waktu ≥ 6 bulan,

tanah tergenang banjir secara

teratur yang lamanya > 24 jam

Sistem Penatagunaan tanah (PGT) – I Made Sandy

1. Lereng

2. Kedalaman

3. Drainase tanah

4. Ketinggian

Perlu dicatat oleh surveyor :

· Tutupan batu pada permukaan tanah

· Adanya air tanah asin

· Adanya air tanah asam

· Adanya gambut

· Adanya rayapan tanah

Lereng

Merupakan sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan

bidang horizontal, dinyatakan dalam persen. Dibuat dengan

mengukur jarak transis pada peta kontur (topografi), untuk transis

yang rapat, dihitung selisih antara 5 kontur, sedang untuk transis

yang jarang dihitung antara 2 kontur.

Jarak transis (d) kelas lereng

> 25 mm 0 – 2%

3.3 – 25 mm 2 – 15%

1.25 – 3.3 mm 15 – 40%

< 1.25 mm > 40%

Rumus : d = c.i x 1000

L . S

d. : jarak antara 2 garis kontur

c.i : kontur interval (m)

L : lereng (%)

S : skala

Page 65: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

65

Kedalaman Efektif

Adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan tanah sampai bahan

induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman dapat

atau mungkin menembusnya

Batas kedalaman efektif berupa :

· Bahan induk

· Lapisan pasir yang tebal

· ’Cat Clay’ – pasir yang tebal

Kedalaman :

< 10 cm terlalu dangkal untuk pertumbuhan tanaman

10 – 30 cm masih memungkinkah untuk tanaman

semusim (berakar dangkal)

30 – 60 cm cukup baik untuk tanaman semusim,

tapikurang baik untuk tanaman tahunan

60 – 90 cm baik untuk tanaman semusim, cukup baik

untuk tanaman tahunan

> 90 cm tidak menjadi hambatan bagi pertumbuhan

perakaran tanaman

Tekstur tanah

Adalah kasar dan halusnya tanah yang ditentukan berdasarkan

perbandingan fraksi-fraksi pasir – debu – liat

Pengamatan dilapangan diharuskan dalamkeadaan kelembaban

tanah pada kondisi kapasitas lapang (tidak terlalu kering/terlalu

basah)

Terlalu kering menonjolkan rasa kasar

Terlalu basah menonjolkan rasa licin

Drainase

Menunjukkan lama dan seringnya tanah jenuh air atau menunjukkan

kecepatan meresapnya air dari permukaan tanah.

Page 66: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

66

Drainase : -. Permukaan

-. Permukaan + penampang

· Porous

Air cepat sekali meresap kedalam tanah, tidak pernah

tergenang, pada tanah pasir / bertekstur kasar

· Tidak pernah tergenang (tetapi tidak porous)

Sebagian air hujan yang jatuh mengalir di permukaan, sebagian

kecil meresap ke dalam penampang, kandungan air optimal

bagi banyak tanaman; daerah berombah - bergelombangan

· Tergenang periodik

Air hujan lebat terlepas dari massa tanah,penampang periodik

dalam keadaan basah atau tergenang. Sering ditemui karatan

pada suatu lapisan; daerah landai atau berombak

-. Tergenang periodik setelah hujan :

Air hujan ditambah oleh massa tanah dan penampang

terlihat jenuh ntuk sementara waktu. Terdapat karatan

dilapisan bawah (80 cm) dari permukaan; daerah

landai atau daerah lereng bagian bawah.

-. Tergenang periodik :

Sebagian air hujan ditahan oleh massa tanah

sehingga paling lama sebulan dalam setahun secara

periodik tergenang; daerah datar atau daerah

cekungan.

-. Tergenang periodik 1 – 3 bulan

Kriteria di atas hanya waktunya 1 – 3 bulan

setahunnya. Karatan sampai lapisan atas.

-. Tergenang periodik 3 – 6 bulan

Kriteria di atas hanya waktunya 3 – 6 bulan

setahunnya. Karatan sampai lapisan atas.

-. Tergenang terus-menerus

Kriteria di atas hanya waktunya lebih dari 6 bulan

setahunnya. Karatan sampai lapisan atas.

Page 67: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

67

Erosi

Pengikisan permukaan tanah oleh sesuatu kekuatan, sehingga buturan

tanah terangkat ke tempat lain.

Penyebabnya air atau angin

Hanya terjadi pada lereng lebih dari 30%

· Tidak ada erosi lapisan tanah atas masih utuh

· Erosi ringan lapisan tanah atas mulai terkikis < 10%

· Erosi sedang lapisan tanah atas terkikis 10 – 50%

· Erosi berat lapisan tanah atas terkikis 50 – 75%

· Erosi sangat berat lapisan tanah atas terkikis > 75% dan

lapisan tanah bawahnya juga ikut terkikis

Gambut

Gambut adalah tanah yang terbentuk dari bahan organik.

Diamati tingkat kematangannya.

· Fibrik

Gambut masih mentah, bila diperas tidak ada atau sedikit sekali

yang keluar dari sela-sela jari, yang keluar sebagian hanya air

dan yang tersisa pada tangan adalah gambut yang masih

terlihat bahan asalnya

· Humik

Gambut setengah matang, bila dipers hampir setengahnya

keluar seperti lumpur dan sebagian lagi tertinggal di genggaman

tangan berupa bahan yang belum begitu melapuk

· Saprik

Gambut telah matang, bila diperas sebagian besar atau

seluruhnya, gambut keluar di sela-sela jari berupa lumpur,

warnanya kecoklatan

Tingkat kematangan gambut diamati pada kedalaman ± 30 cm.

Tutupan batuan

Kerikil atau batu-batuan yang muncul dipermukaan tanah atau

penampang tanah.

Page 68: EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

68

· Sedikit bila < 25% luas permukaan atau penampang

tanah didominasi oleh batu-batuan.

· Sedang bila 25 – 50% luas permukaan tanah didominasi

batu-batuan

· Banyak bila > 50% luas permukaan tanah didominasi oleh

batu-batuan

Kegaraman

Adanya kandungan garam dalam tanah

Cirinya : adanya rasa asin pada tanah atau ada kerak putih yang

rasanya asin, atau tumbuhan indikator air asin (misalnya

Sonneratia, Avicenia, Acanthes)

· Sedikit

Tanah terasa asin tetapi belum timbul kerak garam pada waktu

tanah kering dan belum tampak seleksi tumbuhan alam.

Beberapa tumbuhan indikator air asin sudah ditemukan.

· Banyak

Tanah terasa asin, timbul kerak garam bila tanah kering an

sudah ada seleksi alam terhadap tumbuhan, jadi hanya

tumbuhan yang tahan air asin saja yang tumbuh di situ.