buku inovasi sumberdaya lahan mendukung keberlanjutan pertanian

6
Agro inovasI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

Upload: mulia-sarah-danial

Post on 11-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Materi untuk fakultas pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

Agro inovasI

Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianJl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatanwww.litbang.deptan.go.id

Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung

Keberlanjutan Pertanian

Page 2: Buku Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

12

Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLI

AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian

Hingga saat ini di sebagian besar wilayah, rekomendasi pemupukan untuk tanaman pangan lahan kering masih bersifat umum baik jumlah maupun jenisnya dan belum sebaik rekomendasi pemupukan lahan sawah di mana penggunaan pupuk P dan K cenderung berlebihan. Sebaliknya tanaman palawija seperti jagung di lahan kering yang memerlukan pupuk lebih banyak, justru dipupuk dalam jumlah yang lebih sedikit. Agar pemupukan menjadi efisien dan berimbang, maka rekomendasi pemupukan harus didasarkan pada uji tanah, yaitu metode formulasi rekomendasi pemupukan yang rasional dan berimbang dapat tercapai apabila dosis pupuk disesuaikan dengan kadar hara tanah, ketersediaan air, serta kebutuhan tanaman.

Banyak kendala yang dihadapi dalam penetapan rekomendasi tanaman pangan lahan kering, seperti rendahnya kadar hara dan ketersediaan air. Pupuk yang diaplikasikan oleh petani biasanya mengikuti rekomendasi pupuk yang ada di kemasan benih seperti jagung. Praktek pemupukan seperti ini juga pernah diterapkan oleh petani di Thailand juga negara berkembang lainnya.

Upaya penilaian status hara tanah untuk tujuan pemberian rekomendasi berdasar uji tanah yang selama ini terkendala dengan terbatasnya laboratorium uji tanah, telah teratasi dengan dikembangkannya alat uji tanah cepat (Soil Test Kit). Perangkat Uji Tanah (Soil test kit) merupakan alat bantu penetapan kadar hara tanah dan menentukan dosis rekomendasi pemupukan secara langsung di lapang. Penyempurnaan dan pengembangan PUTK masih terus dilakukan untuk mendapatkan dosis pemupukan yang tepat pada berbagai tingkat kesuburan tanah. Pada tahun 2007-2009 dilakukan validasi Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) pada tanaman jagung dan padi gogo pada berbagai jenis tanah utama.

Untuk mengatasi kesenjangan penerapan teknologi pemupukan berimbang ini, Balai Penelitian Tanah telah menyusun sutu perangkat bantu untuk menentukan kandungan (status) hara tanah yang dapat dikerjakan di lapangan disertai dengan rekomendasi pupuknya. Alat bantu ini dinamakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). Penggunaan PUTK ini diharapkan mampu membantu petani meningkatkan ketepatan pemberian dosis pupuk P, K, bahan organik, dan kebutuhan kapur untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo.

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) merupakan alat bantu penetapan kadar hara P, K, dan bahan organik serta kebutuhan kapur di lapang untuk lahan kering yang disusun oleh Tim Peneliti Uji Tanah Balai Penelitian Tanah. Metode ekstraksi yang digunakan, dikembangkan agar dapat mencerminkan status hara tersedia bagi tanaman serta kadar aluminium tersedia di lahan kering. Alat ini dirancang dan dikemas sedemikian rupa agar mudah dibawa, sederhana pengerjaannya, hasilnya

Penetapan Rekomendasi Pemupukan Dengan PUTK (Perangkat Uji Tanah Lahan Kering)

Page 3: Buku Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

13

Edisi 6-12 Mei 2011 No.3413 Tahun XLI

AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian

dapat diamati dalam beberapa menit serta menghasilkan ketelitian pengukuran yang relatif tinggi.

Hasil analisis Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) yang bersifat kualitatif merupakan hasil korelasi analisis laboratorium dengan hasil penelitian kalibrasi uji tanah di lapang agar mempunyai makna agronomis dan dapat digunakan untuk menetapkan rekomendasi pupuk dan kebutuhan kapur, serta tingkat ketersediaan bahan organik tanah. Dalam penetapan tingkat ketersediaan hara N didekati dengan penetapan kadar bahan organik, sedangkan dalam penetapan kadar P, K, pH dan kebutuhan kapur dengan modifikasi pengekstrak baik konsentrasi, cara pengocokan dan waktu untuk penetapan hasil yang cepat.

Dalam penetapan sifat kimia tanah seperti P, K, Bahan Organik dan kebutuhan kapur di laboratorium kimia tanah memerlukan waktu cukup lama serta mahal karena melalui tahapan yang baku seperti persiapan contoh (dikeringkan dan

dihaluskan hingga diamater < 2 mm), dapat mengekstrak berbagai bentuk ketersediaan hara dalam tanah (terfiksasi, tererap

lemah, atau yang ada dalam larutan tanah) menggunakan berbagai metode analisis, serta menggunakan peralatan yang cukup rumit seperti AAS atau spektrofotometer

untuk pengukuran contoh yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.

Deskripsi Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)Satu set Perangkat Uji Tanah Kering

dikemas dalam satu tas dengan ukuran panjang 33 cm, lebar 15,5 cm dan tinggi 17 cm. Perkiraan berat setelah diisi peraksi sekitar + 3 kg sehingga memudahkan untuk dibawa ke lapangan.

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) terdiri dari satu set alat dan bahan kimia untuk analisis kadar hara tanah lahan kering, yang dapat digunakan di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTK ini dirancang untuk mengukur kadar P, K, bahan organik, pH tanah dan kebutuhan kapur.

Satu paket kemasan PUTK terdiri dari : (a) satu set larutan ekstraksi untuk penetapan P, K, bahan organik, pH dan kebutuhan kapur, (b) peralatan pendukung, (c) bagan warna P dan pH tanah; bagan K, kebutuhan kapur dan bahan organik

Page 4: Buku Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLI

14 AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian

tanah, serta (e) buku petunjuk penggunaan. PUTK ini dapat digunakan untuk analisa contoh tanah sebanyak ± 50 sampel. Jika dirawat dan ditutup rapat segera setelah dipergunakan maka masa kadaluarsa bahan kimia yang ada dalam PUTK ini berkisar 1-1,5 tahun dari pertama kali kemasan dibuka.

Manfaat PUTKSecara umum PUTK ini dapat digunakan untuk penilaian status kesuburan tanah

lahan kering secara cepat. Tanah lahan kering umumnya mempunyai kandungan hara P, K, C-organik rendah dan pH tanah masam yang penyebarannya cukup luas terutama di luar Jawa didominasi oleh Ultisols dan Oxisols. Upaya pelestarian produktivitas lahan ini lebih berat dibandingkan tanah lahan kering di dataran tinggi dengan bahan induk volkan yang umumnya berstatus hara tinggi. Manfaat secara khusus adalah pemberian rekomendasi pupuk P, K, bahan organik dan kapur untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo dapat lebih tepat dan efisien sehingga diperoleh penghematan pupuk serta menghindari pencemaran lingkungan dari badan air (nitrat) dan dalam tanah (logam berat dari pupuk). Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah dengan PUTK dapat menghemat pemakaian pupuk secara nasional dan devisa negara. Jumlah pupuk yang diberikan untuk masing-masing kelas status hara tanah berbeda sesuai kebutuhan tanaman.

Pengembangan dan Adopsi Paket TeknologiPengembangan PUTK telah dilaksanakan selama hampir tiga tahun mulai dari

Page 5: Buku Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

15AgroinovasI

Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLIBadan Litbang Pertanian

tahun 2005 sampai dengan tahun 2006. Pada tahun ke tiga (2007) sedang dilakukan validasi di empat lokasi yaitu 2 lokasi di Lampung dan 2 lokasi di Jawa Barat.

Adanya PUTK yang dapat dioperasikan oleh penyuluh pertanian atau petani terlatih mempermudah penerapan di tingkat petani. Namun demikian tetap diperlukan bimbingan teknis dari peneliti Balai Penelitian Tanah atau BPTP setempat berupa sosialisasinya.

Apa itu perangkat uji tanah kering (PUTK), PUTK yaitu perangkat alat bantu analisis kimia tanah yang dapat dikerjakan dengan cepat, mudah, relatif akurat dan sederhana untuk penetapan unsur fosfor (P), kalium (K), pH, kebutuhan kapur dan C-organik tanah kering di lapang.

Perbandingan antara pengukuran dengan PUTK dan analisa rutin di laboratoriumAnalisis di laboratorium: prosedur baku/lama, mengekstrak berbagai bentuk

hara, menggunakan berbagai jenis bahan kimia, pengukuran dengan alat canggih : AAS, angka kuantitatif, ketelitian tinggi (ppm, ppb). Sedangkan Rapid Soil Test Kit (PUTK): prosedur cepat, hanya mengekstrak bentuk hara tersedia, bahan kimia asam/ basa/garam lemah, pengukuran secara kolorimetri/warna/endapan, angka kualitatif, ketelitian lebih rendah (Rendah, Sedang, Tinggi).

Prinsip Kerja PUTKPrinsip kerja PUTK ada dua, yaitu: (1) mengekstrak hara tanah P, K yang berada

dalam larutan tanah yang dapat digunakan/diserap langsung oleh tanaman, dan (2) yaitu mengukur kadar hara dengan metode metode pewarnaan (kolorimetri) untuk P dan terbentuk endapan untuk penetapan K, hasil pengukuran bersifat semi kuantitatif yang digolongkan menjadi kelas Rendah, Sedang, dan Tinggi.

Ir. Nurjaya, MP dan Dr. Diah Steyorini ([email protected])Balai Penelitian Tanah

Jl. Ir. H. Juanda 98 Bogor

Page 6: Buku Inovasi Sumberdaya Lahan Mendukung Keberlanjutan Pertanian

16

Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLI

AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian

5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku

Cover

Cover

Cover

CoverCover

Petunjuk Cara Melipat:

1. Ambil dua Lembar halaman tengah tabloid

2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan.

3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali

4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan

Prosedur penetapan pH tanah dengan PUTK dilanjutkan dengan penetapan kebutuhan kapur

Untuk mengetahui tingkat akurasi PUTK dalam menetapkan rekomendasi pemupukan secara cepat di lapang dan hasilnya mempunyai tingkat akurasi yang tinggi, maka sebelum di lonsing telah dilakukan validasi pada tanah-tanah utama di Indonesia selama tiga tahun yaitu dari 2007 sampai dengan tahun 2009. Dalam melakukan validasi dipilih lokasi-lokasi yang mewakili tanah-tanah utama di Indonesia dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) dengan jumlah perlakuan 5 dan diulang 5 kali. Perlakuan yang dicoba adalah : (1) Kontrol (tanpa pupuk), (2) N,P,K dosis rekomendasi setempat, (3) N,P,K dosis rekomendasi uji tanah + pukan 2 t/ha, (4) N,P,K dosis rekomendasi PUTK, (5) N,P,K dosis PKDSS.

Hasil validasi dosis rekomendasi Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) pada tanah Ultisol Jagang dan Taman Bogo Lampung, Andisol Segunung dan Lembang Jawa Barat, Inceptisol Klaten dan Gorontalo, Vertisol Sragen dan Entisol Kediri dibandingkan dengan rekomendasi petani setempat, rekomendasi dengan meng-gunakan dosis rekomendasi PKDSS, dan uji tanah disajikan pada Tabel 1 dan 2.

1-2 tetes pH-2 dan dikocok

4 ml K-1 dan diaduk0.5 g tanah