evaluasi standar pelayanan kefarmasian di apotek...

12
EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI Oleh : DEWI MARYATI K 100 040 014 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2013

Upload: lamquynh

Post on 13-May-2018

265 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

0

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI

APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI

PERUNDANGAN YANG BERLAKU

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

DEWI MARYATI

K 100 040 014

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2013

Page 2: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

0

Page 3: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

1

EVALUATION SERVICE STANDARDS IN PHARMACY PHARMACEUTICAL SALATIGA

CITY REGION IN 2011 ACCORDING TO APPLICABLE LEGISLATION

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA

SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU

Dewi Maryati, Tri Yulianti

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di apotek, menetapkan bahwa semua tenaga kefarmasian dalam

melaksanakan tugas profesinya di apotek agar mengacu pada standar tersebut.

Standar Pelayanan Kefarmasian ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat

dari pelayanan yang tidak professional, melindungi farmasis dari tuntutan

masyarakat yang tidak wajar, sebagai pedoman dalam pengawasan praktek tenaga

farmasi dan untuk pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di

apotek. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi standar pelayanan

kefarmasian di apotek wilayah Kota Salatiga Tahun 2011 mengacu pada Standar

Pelayanan Kefarmasian apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1027

tahun 2004.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data dikumpulkan dengan

cara mengunjungi apotek di Kota Salatiga untuk mengisi kuesioner. Kuesioner

disebarkan ke 16 APA, yang mencakup aspek pengelolaan sumber daya dan

pelayanan. Penelitian ini dilakukan di apotek-apotek yang berada di Kota Salatiga

Tahun 2011.

Berdasarkan hasil penelitian ini di ketahui bahwa yang telah memenuhi

standar dari aspek pengelolaan perbekalan, sumber daya dan ketersediaan fasilitas

sarana dan prasarana sebanyak 16 apotek masuk dalam kategori baik. Sedangkan

dari aspek pelayanan resep, promosi dan edukasi masuk dalam kategori baik

hanya sebanyak 3 apotek, dengan nilai rata-rata untuk pelayanan resep 16 apotek

adalah 71,15%.

Kata kunci : Apotek, Apoteker, Standar Pelayanan Kefarmasian.

ABSTRACT

Health Ministerial Decree of 2004 on Standards of Pharmaceutical

Services at the pharmacy, stipulate that all pharmacy staff in implementing tasks

in the pharmacy profession in order refer to these standards. Pharmaceutical

Services standard is intended to protect the society from unprofessional service,

protect pharmacists from the unnatural demands of society, as a guide in the

practice of pharmacy staff supervision and coaching as well as to improve the

quality of pharmaceutical services at the pharmacy. This study was conducted to

evaluate the standard of pharmaceutical services in the pharmacy area of Salatiga

City in 2011 refers to the pharmacy by Standard Pharmaceutical Services Health

Ministerial Decree No.1027 of 2004.

Page 4: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

2

This research was a descriptive study. Data were collected by visiting

pharmacies in Salatiga to fill out the questionnaire. The questionnaire distributed

to 16 APA, which includes a aspects of resource management and service. The

research was conducted in pharmacies of Salatiga in 2011.

Based on the results of this study has met the standard of supplies

management aspects, resources, availability of infrastructure facilities as 16

pharmacies included in good category. Aspects of prescription services,

promotion and education included in good category only 3 pharmacies, with value

average to prescription services 16 pharmacies is 71,15%.

Key words: Pharmacy, Pharmacist, Pharmaceutical Services Standards.

PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong

masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat kesehatan demi peningkatan

kualitas hidup yang lebih baik. Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas

bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah

sebagai salah satu upaya dalam pembangunan di bidang kesehatan. Pelayanan

kesehatan kepada masyarakat bertujuan membentuk masyarakat yang sehat.

Diperlukan upaya-upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan tersebut (Siregar dan Amalia, 2004).

Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek, menetapkan bahwa semua tenaga kefarmasian dalam

melaksanakan tugas profesinya di apotek agar mengacu pada standar sebagaimana

ditetapkan dalam keputusan ini. Standar Pelayanan Kefarmasian ini dimaksudkan

untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, melindungi

farmasis dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar, sebagai pedoman dalam

pengawasan praktek tenaga farmasi dan untuk pembinaan serta meningkatkan

mutu pelayanan farmasi di apotek. Sebagai wujud dalam pelaksanaan standar

pelayanan kefarmasian ini, tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi

langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah

melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat. Oleh karena itu

tenaga farmasi dalam melaksanakan profesinya sebagai tenaga kesehatan harus

sesuai standar yang ada untuk menghindari terjadinya hal tersebut.

Page 5: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

3

Perkembangan apotek ini sangat ditentukan oleh pengelolaan sumber daya

dan pelayanan di apotek tersebut. Oleh sebab itu, standar pelayanan farmasi

sangat diperlukan dalam menjalankan suatu apotek. Jika suatu apotek tidak

menggunakan standar pelayanan farmasi dalam menjalankan apotek maka tidak

akan tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Karena pelayanan

farmasi adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker

dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien/masyarakat (Hartini dan Sulasmono, 2006).

Salah satu penelitian yang dilaksanakan di DKI Jakarta pada tahun 2003

mengenai standar pelayanan kefarmasian di apotek DKI Jakarta tahun 2003 23,5%

apotek tidak memenuhi standar pelayanan obat non resep, 92,6% apotek tidak

memenuhi standar pelayanan KIE, 11,8% apotek tidak memenuhi standar

pelayanan obat resep dan 26,5% apotek tidak memenuhi standar pengelolaan obat

di apotek. Rerata skor pelaksanaan dari keempat bidang tersebut adalah 38,60%

masuk dalam kategori kurang baik (Purwanti dkk, 2004).

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan

deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh apoteker yang berada di Kota

Salatiga yang berjumlah 26 apotek. Sampel dalam peneletian ini adalah apotek

yang berada di Kota Salatiga yang bersedia mengisi kuesioner yang berjumlah 16

apotek.

Kategori pengelolaan sumber daya dan pelayanan digolongkan menjadi 3

kategori yaitu baik, cukup, kurang maka menggunakan parameter:

1. Baik, bila nilai skor yang diperoleh >75%

2. Cukup, bila nilai skor yang di peroleh 60%-75%

3. Kurang, bila nilai skor yang diperoleh <60%

(Arikunto, 2010)

Page 6: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

tahun 2011, Kota Salatiga memiliki jumlah penduduk 178.277 jiwa dengan

peningkatan pertumbuhan penduduk sebanyak 2,05% terdapat 26 apotek

(Anonim, 2011). Survei dilakukan pada 16 apotek yang memenuhi kriteria

inklusi.

Di Kota Salatiga sebagian besar yang berdiri ≥ 5 tahun mendapatkan

omzet rata-rata per hari ≥ Rp. 2. 000.000, jumlah resep rata-rata per hari ≥ 10

lembar dan lokasi apotek tidak menjadi satu dengan unit usaha lain, dan pemilik

sarana apotek di apotek Kota Salatiga sebagian besar non apoteker sebesar 87,5%,

kerjasama dengan APA 12,5% dan dengan BUMN sebesar 6,25% (Tabel 1).

Tabel 1. Lama berdiri apotek, lama jam buka, omzet penjualan rata-rata tiap hari,

jumlah resep rata-rata per hari dan Pemilik sarana apotek di apotek Kota Salatiga

Tahun 2011.

Lama berdiri apotek

< 5 tahun

≥ 5 tahun

Jumlah

3

13

Persentase

18,75 %

81,25 %

Lama jam buka

< 12 jam

≥ 12 jam

2

11

12,5 %

68,75 %

Omzet penjualan rata-rata tiap hari

< Rp 2.000.000

≥ Rp 2.000.000

3

11

18,75 %

68,75%

Jumlah resep rata-rata per hari

< 10 lembar

≥ 10 lembar

3

12

18,75 %

75 %

Lokasi apotek ini menjadi satu dengan

unit usaha lain

Ya

Tidak

2

14

12,5%

87,5%

Pemilik sarana apotek

Perorangan : Apoteker

Perorangan : Non Apoteker

Kerjasama PSA dan APA

BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

12,5%

68,75%

12,5%

6,25%

Dari hasil penelitian sebagian besar di Kota Salatiga apotek menjadi satu

engan tempat praktek dokter dan jumlah dokter yang praktek rata-rata 1-3 orang

(37,5%) (Tabel 2).

Page 7: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

5

Tabel 2. Apotek yang digunakan tempat praktek dokter dan jumlah dokter praktek di

apotek Kota Salatiga Tahun 2011.

Apotek menjadi satu lokasi dengan tempat praktek

dokter

Ya

Tidak

Jumlah

9

7

Persentase

56,25%

43,75%

Jumlah dokter yang praktek bersama

1-3 orang

4-5 orang

> 5 orang

6

1

2

37,5%

6,25%

12,5%

Dari hasil penelitian di Kota Salatiga pengalaman apoteker sebagai APA

sebagian besar 1-5 tahun, frekuensi kehadiran apoteker di apotek seminggu 3-5

kali, dengan kehadiran lebih dari 5 jam, dan terdapat 62,5% yang hanya bekerja

sebagai APA. Rata-rata jumlah asisten apoteker < 2 orang namun sebagian besar

tidak memiliki apoteker pendamping (Tabel 3).

Tabel 3. Demografi Apoteker Pengelola Apotek yang berada di Kota Salatiga Tahun 2011.

No Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Pengalaman Apoteker sebagai APA.

<1 tahun

1-5 tahun

6-10 tahun

> 10 tahun

2

8

3

3

12,5%

50%

18,75%

18,75%

2 Frekuensi kehadiran Apoteker di apotek

Sebulan sekali

Seminggu 1-2 kali

Seminggu 3-5 kali

Tiap hari

1

1

7

7

6,25%

6,25%

43,75%

43,75%

3 Apoteker tiap kali datang ke apotek selama

< 1 jam

1-3 jam

3-5 jam

>5 jam

2

2

5

7

12,5%

12,5%

31,25%

43,75%

4 Pekerjaan selain sebagai APA adalah

Tidak ada

PNS Depkes

Wiraswasta Lainnya

10

3

2 1

62,5%

18,75%

12,5% 6,25%

5 Apakah memiliki apoteker pendamping?

Ya

Tidak

2

14

12,5%

87,5%

6 Jumlah Asisten Apoteker

< 2 orang

3-5 orang

10

6

62,5%

37,5%

Page 8: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

6

Tabel 4. Data tentang apoteker yang mengikuti pelatihan dan perkembangan ilmu

pengetahuan, dan apoteker yang mendapat pembinaan dari Dinas Kesehatan.

No Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Frekuensi kehadiran apoteker dam kegiatan

pelatihan dan sejenisnya.

Belum pernah

Satu kali

2-3 kali

> 3 kali

4

4

3

5

25%

25%

18,75%

31,25%

2 Jumlah apoteker yang mengetahui keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1027/Menkes/SK/IX/2004

16

100%

3 Apoteker yang mendapat pembinaan dari Dinas

Kesehatan Kota Salatiga terkait Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek

Ya

Tidak

13

3

81,25%

18,75%

4 Apoteker mengikuti perkembangan IPTEK 16 100%

Tabel 5. Data Pengelolaan Sumber Daya dan Ketersediaan Fasilitas Sarana dan Prasarana.

No Keterangan Jumlah

Apotek

Persentase

1 Sarana dan prasarana yang baik dan memadai

a. Ruangan untuk konseling bagi pasien

b. Ruang racikan dan peralatan yang memadai

c. Memiliki suplai listrik yang memadai

d. Tersedia keranjang sampah

e. Mempunyai ruang tunggu yang nyaman dan terjaga kebersihan

16 100%

2 Ada petunjuk yang jelas 15 93,75 %

3 Apotek mempunyai tempat untuk mendisplai informasi 12 75%

Tabel 6. Data Pengelolaan Perbekalan.

No Keterangan Jumlah

Apotek

Persentase

1 Pendistribusian perbekalan farmasi berdasarkan sistem FIFO

(First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out)

16 100 %

2 Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kondisi yang

dipersyaratkan

16 100 %

3 Bahan obat disimpan dalam wadah asli 13 81,25 %

4 Penyimpanan obat golongan psikotropika dan obat golongan narkotika pada lemari tersendiri

15 93,75 %

5 Apotek mempunyai buku pesanan 15 93,75 %

6 Pencatatan masa kadaluarsa 14 87,5 %

7 Penyimpanan resep sesuai ketentuan. 15 93,75 %

8 Pencatatan obat golongan psikotropika dan narkotika 16 100 %

9 Pembelian obat dari sumber yang resmi 16 100%

Dari hasil penelitian diketahui bahwa apotek di Kota Salatiga telah

melaksanakan pengelolaan sumber daya dan ketersediaan fasilitas sarana dan

Page 9: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

7

80%

85%

90%

95%

100%

105%

Diskrining farmasetik klinis

0

2

4

6

8

10

12

100% 90% - 95%80% - 86%

prasarana sesuai dengan standar, sehingga menunjang terlaksananya pelayanan

sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/Menkes/SK/IX/2004

(Tabel 5).

Dari hasil penelitian pada tabel 6 tentang pengelolaan perbekalan dapat

diketahui bahwa apotek di Kota Salatiga telah melaksanakan pengelolaan

perbekalan sesuai dengan standar. Berdasarkan gambar 1 tentang perolehan

persentase pengelolaan perbekalan, sumber daya dan ketersediaan fasilitas sarana

dan prasarana dapat diketahui bahwa apotek di Kota Salatiga termasuk dalam

kategori baik karena sebagian besar apotek memperoleh persentase >75% dan

gambar 2 pelaksanaan resep, dengan diskrining, dinilai kesesuaian farmasetik dan

dinilai dari sisi klinis memperoleh persentase >75% masuk dalam kategori baik.

Persentase pengelolaan perbekalan Pelaksanaan skrining

Gambar 1. Perolehan Persentase Pengelolaan

Perbekalan, Sumber Daya dan

Ketersediaan Fasilitas Sarana dan

Prasarana.

Gambar 2. Data pelaksanaan skrining resep,

ditinjau dari kesesuaian farmasetik dan dari

sisi klinis

Tabel 7. Data Pelaksanaan Pelayanan Resep

No Keterangan Jumlah

Apotek

Persentase

1 Terdapat Standar Operating Procedure/ protab pelayanan obat 13 81,25%

2 Apotek mempunyai standar waktu lama pelayanan resep 8 50% 3 Pelayanan yang baik 16 100%

4 Setiap kali apotek buka selalu ada apoteker 4 25%

5 Obat dikemas dengan etiket yang jelas tentang cara pakai obat 16 100%

6 Apoteker melakukan pengecekan akhir terhadap kesesuaian

antara resep dan obat

14 87,5%

7 Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker 9 56,25%

8 Saat penyerahan obat disertai pemberian informasi obat dan

konseling kepada pasien

15 93,75%

9 Disediakan waktu khusus bagi pasien yang terjadwal untuk

konsultasi dengan apoteker

4 25%

10 Ada dokumentasi untuk konsultasi yang dilakukan 4 25%

Rata-rata 64,37%

Jum

lah

ap

ote

k

Per

sen

tase

jum

lah a

pote

k

Page 10: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

8

Dari data pelaksanaan pelayanan resep pada tabel 7 dapat diketahui bahwa

apotek di Kota Salatiga termasuk dalam kategori cukup karena rata-rata

memperoleh persentase 64,37%, namun berdasarkan tabel 8 tentang data

pelaksanan promosi dan edukasi termasuk dalam kategori kurang karena rata-rata

memperoleh persentase 56,25%.

Tabel 8. Data pelaksanaan Promosi dan Edukasi.

No Keterangan Jumlah

Apotek

Persentase

1 Apoteker membuat leaflet tentang obat/kefarmasian/kesehatan

di lingkungan apotek.

7 43,75%

2 Apoteker memberikan kebebasan pada pasien untuk mengambil

keputusan tentang pelayanan

16 100%

3 Apotek membuat catatan pengobatan untuk pasien pelanggan

apotek

12 75%

4 Apotek pernah melakukan survei tingkat kepuasan pasien 7 43,75%

5 Apoteker memberikan pelayanan berupa kunjungan rumah

(Home Care)

3 18,75%

Rata-rata 56,25%

Dari perolehan persentase pelaksanaan pelayanan resep, promosi dan

edukasi pada gambar 3 dapat dilihat dari perolehan persentase. Dapat diketahui

bahwa apotek di Kota Salatiga terdapat 3 apotek dalam ketegori baik, terdapat 7

dalam kategori kurang dan terdapat 6 apotek dalam kategori cukup.

Gambar 3. Jumlah apotek berdasar kategori (baik, cukup, kurang) ditinjau dari pelayanan

resep, promosi dan edukasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di apotek wilayah Kota

Salatiga tahun 2011 diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek ditinjau dari aspek

Pengelolaan Perbekalan, Sumber Daya dan Ketersediaan Fasilitas Sarana dan

Prasarana dapat diketahui berdasarkan perhitungan yang dianalisis secara

deskriptif masuk dalam kategori baik dengan jumlah 16 apotek.

3

6

7

Baik cukup kurang

Page 11: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

9

2. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek ditinjau dari aspek

pelayanan pelaksanaan pelayanan resep, promosi dan edukasi dapat diketahui

berdasarkan hasil perhitungan yang dianalisis deskriptif masuk dalam kategori

baik dengan jumlah 3 apotek.

SARAN

1. Perlunya apotek memberikan pelayanan berupa kunjungan rumah (home

care), hendaknya apotek juga menyediakan waktu khusus bagi pasien

yang terjadwal untuk konsultasi dengan apoteker.

2. Apotek diharapkan lebih memperhatikan tentang pendokumentasian

setelah melakukan konsultasi, apoteker juga diharapkan menambah jam

kerja.

3. Apoteker yang bekerja di apotek agar memanfaatkan waktu luangnya

untuk membuat leaflet tentang obat/kefarmasian/kesehatan di lingkungan

apotek dan apotek yang diharapkan melakukan survei tingkat kepuasan

pasien secara berkala.

Page 12: EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK …eprints.ums.ac.id/27306/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA ... sebagai pedoman

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Salatiga Dalam Angka 2011, (online),

(http://www.salatigakota.go.id/InfoPenting.php?id=155&, diakses

Kamis, 3 Oktober 2013).

Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, edisi revisi,

387, Rineka cipta, Jakarta.

Hartini, Y. S. , dan Sulasmono, 2006, Apotek Ulasan Beserta Naskah Peraturan

Perundang-undangan Terkait Apotek, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, PT. Rineka

cipta, Jakarta.

Purwanti, A., Harianto,. Supardi, S., 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar

Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta tahun 2003, Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol.I.

Siregar, C. J. P dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan

Penerapannya, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.