evaluasi program nasional … digilib.uns.ac.id commit to user i evaluasi program nasional...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT- MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo) Skripsi Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: YESSY PUSPITO SARI NIM. F 0106086 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: nguyenanh

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-

MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

(Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo)

Skripsi

Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

YESSY PUSPITO SARI

NIM. F 0106086

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-

MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) TAHUN 2009

(Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo)

Page 3: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas

dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Surakarta, 22 November 2010

Page 4: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Keunggulan pemenang bukan dalam kelahiran yang mulia, IQ tinggi, atau dalam bakat.

Keunggulan pemenang hanya berada dalam sikap, bukan kecakapan. Sikap adalah

kriteria untuk sukses. Tetapi Anda tidak bisa membeli sikap dengan uang sejuta dolar.

Sikap tidak dijual.

(Denis Waitley)

Jangan kecewa apabila hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan,

Percaya bahwa semuanya adalah kesuksesan, bukan kegagalan. Mengapa

saya punya banyak kesuksesan? Karena saya tahu banyak usaha yang gagal.

(Thomas Alfa Edison)

Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Karena bukan keadaan yang

mengendalikan kita, tapi kita yang harus mengendalikan keadaan.

(Penulis)

Page 5: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Yang paling utama

Tuhanku Yang Maha Esa ALLAH SWT

Serta:

Ibu dan Bapak tercinta yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya, segala

pengorbanannya, harapan dan doa yang telah mereka berikan kepada saya.

Terima kasih.

Almamater yang aku banggakan

Sahabat-sahabatku yang berbagi suka dan duka bersama.

Teman-teman keluarga besar Ekonomi Pembangunan 2006.

Page 6: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

curahan ilmu, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya selaku penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “EVALUASI PROGRAM

NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

(PNPM-MP) TAHUN 2009 (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

Sukoharjo)”, dalam rangka memenuhi syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sebela Maret Surakarta.

Sungguh suatu kehormatan yang besar bagi penulis atas segala bantuan dan

dorongan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Maka dari itu dengan kesadaran dan rasa hormat yang tinggi, penulis sampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing, terima kasih atas

bimbingannya selama ini.

Page 7: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Bapak Mulyanto, ME., selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas

segala nasehat yang telah diberikan dan bersedia mendengarkan segala curhatan

saya selama ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pengajar yang telah memberikan ilmu dan

waktunya kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Sriyono, S.Sos, selaku Camat Kartasura yang telah memberikan ijin

sepenuhnya kepada penulis dalam melakukan penelitian.

7. Bapak Suyono, SH, MH, selaku Kepala Bappeda Kabupaten Sukoharjo yang

telah memberikan surat kuasa untuk melakukan penelitian di wilayah Kabupaten

Sukoharjo.

8. Semua pihak yang telah membantu selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna karena

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis,

Yessy Puspito Sari

Page 8: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

ABSTRAK ........................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan .................................................................................. 13

B. Kemiskinan ..................................................................................... 15

1. Pengertian Kemiskinan ............................................................. 15

Page 9: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

2. Kemiskinan di Negara Berkembang ........................................ 17

3. Ukuran Kemiskinan ................................................................. 18

4. Faktor Penyebab Kemiskinan .................................................... 19

5. Alternatif Penanggulangan Kemiskinan ................................... 23

C. Indikator Kesenjangan Distribusi Pendapatan ................................. 26

D. Indikator Kemiskinan ...................................................................... 27

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) .................. 29

1. Tujuan PNPM ............................................................................. 31

2. Prinsip Dasar ............................................................................... 32

3. Sasaran PNPM ............................................................................. 34

4. Strategi Pelaksanaan .................................................................... 34

5. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ...................................... 35

6. Tahap PNPM ............................................................................... 36

7. Komponen Kegiatan .................................................................... 38

F. Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 39

G. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 41

H. Hipotesis ............................................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 43

B. Sumber Data ...................................................................................... 43

C. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 44

D. Tehnik Pengambilan Sampel ............................................................. 49

Page 10: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

E. Alat Analisis ...................................................................................... 53

1. Analisis Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir) ................ 53

2. Analisis Program Padat Karya (Fisik) ........................................ 55

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ……………………………… 57

1. Aspek Geografis ………………………………………………... 58

2. Aspek Demografi ……………………………………………… 59

3. Aspek Sosial …………………………………………………… 61

4. Kondisi Perekonomian ………………………………………… 63

B. Deskripsi Karakteristik Sosial-Ekonomi Sasaran PNPM-MP …….. 67

1. Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir) ............................... 67

2. Program Padat Karya (Fisik) ....................................................... 70

C. Analisis Data ...................................................................................... 78

1. Analisis Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir) ................. 78

a. Indikator Peningkatan Pendapatan ......................................... 79

b. Indikator Pengurangan Kemiskinan ....................................... 81

c. Indikator Efisiensi Penyaluran Program ................................ 82

d. Indikator Kelangsungan Dana ............................................... 85

2. Analisis Program Padat Karya (Fisik) ........................................ 87

a. Indikator Peningkatan Pendapatan ........................................ 87

b. Indikator Pengurangan Kemiskian ........................................ 88

c. Indikator Efisiensi Penyaluran Program ............................... 89

Page 11: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

d. Indikator Kelangsungan Dana .............................................. 91

3. Skoring Program .......................................................................... 92

a. Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir) ......................... 92

b. Program Padat Karya (Fisik) ................................................. 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 96

B. Saran .................................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin di Indonesia Menurut

Daerah Tahun 1996-2008 ............................................................... 4

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2009 ..................................................................................... 6

Tabel 3.1 Penentuan Sampel menggunakan Model Stratified Random

Sampling .......................................................................................... 51

Tabel 3.2 Distribusi Populasi dan Sampel Program Kerja Mandiri (Ekonomi

Bergulir) di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .............................. 52

Tabel 3.3 Distribusi Populasi dan Sampel Program Padat Karya (fisik)

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .............................................. 52

Tabel 4.1 Deskripsi Letak, Batas dan Keadaan Alam di Kecamatan

Kartasura ........................................................................................ 58

Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan, Rata-rata per Jiwa

di Kecamatan Kartasura Tahun 2008 ............................................ 59

Tabel 4.3 Komposisi penduduk Kecamatan Kartasura Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Semua Kelompok Umur Tahun 2009 ......................... 62

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kecamatan Kartasura Berdasarkan Kelompok

Umur Tahun 2005-2008 ................................................................. 63

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor di Kecamatan

Kartasura Tahun 2007-2009 ............................................................ 64

Page 13: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 4.6 Distribusi PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2005-2008 (dalam %) ........................................................... 66

Tabel 4.7 Variabel Demografi Responden Ekonomi Bergulir di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 .................................................................... 67

Tabel 4.8 Variabel Sosial-Ekonomi Responden Program Ekonomi Bergulir

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 ........................................... 69

Tabel 4.9 Variabel Demografi Responden Padat Karya di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 .................................................................... 71

Tabel 4.10 Pendidikan Responden Padat Karya di Kecamatan Kartasura

Tahun 2009 ...................................................................................... 72

Tabel 4.11 Profesi Responden Program Padat Karya di Kecamatan Kartasura

Tahun 2009 ...................................................................................... 73

Tabel 4.12 Jangka Waktu Bekerja dalam Program Padat Karya (Fisik) di

Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .................................................. 74

Tabel 4.13 Motivasi Mengikuti Program Padat Karya (Fisik) di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 ..................................................................... 75

Tabel 4.14 Persepsi Responden terhadap Program Fisik di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 ..................................................................... 76

Tabel 4.15 Indikator Peningkatan Pendapatan Program Ekonomi Bergulir

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .............................................. 79

Tabel 4.16 Indikator Pengurangan Kemiskinan Program Ekonomi Bergulir

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .............................................. 82

Page 14: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.17 Tambahan Pendapatan Bersih Usaha Responden Program Ekonomi

Bergulir di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .............................. 83

Tabel 4.18 Efisiensi Penyaluran Program Ekonomi Bergulir di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 ...................................................................... 84

Tabel 4.19 Kelangsungan Dana Program Ekonomi Bergulir di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 ..................................................................... 86

Tabel 4.20 Indikator Peningkatan Pendapatan Program Padat Karya (fisik) di

Kecamatan Kartasura Tahun 2009 ................................................. 87

Tabel 4.21 Indikator Pengurangan Kemiskinan Program Padat Karya (Fisik)

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 .............................................. 89

Tabel 4.22 Indikator Efisiensi Penyaluran Program Fisik di Kecamatan

Kartasura Tahun 2009 ..................................................................... 90

Tabel 4.23 Kelangsungan Dana Program Padat Karya di Kecamatan Kartasura

Tahun 2009 ...................................................................................... 91

Tabel 4.24 Skor Program Ekonomi Bergulir di Kecamatan Kartasura Tahun

2009 ................................................................................................. 92

Tabel 4.25 Skor Program Padat Karya di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 ... 94

Page 15: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan ...................................................... 22

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 41

Page 16: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Hasil Kuisioner Program Ekonomi Bergulir

2. Tabel Hasil Kuisioner Program Padat Karya (Fisik)

3. Persepsi Responden/pemanfaat terhadap Program Padat Karya (Fisik)

4. Kuisioner A (untuk Program Ekonomi Bergulir)

5. Kuisioner B (untuk Program Padat Karya/fisik)

Page 17: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-

MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) tahun 2009 (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo)

Yessy Puspito Sari

NIM. F0106086 Masalah kemiskinan merupakan permasalahan pokok yang dihadapi Indonesia. Pemerintah saat ini berkonsentrasi penuh dalam program penanggulangan kemiskinan, salah satunya adalah dengan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang sekarang berubah menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak PNPM-MP dalam meningkatkan pendapatan peserta program, menurunkan kemiskinan, mengetahui bagaimana efisiensi penyaluran program dan kelangsungan dananya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode survei yang dilakukan di 12 desa Kecamatan Kartasura dengan jumlah responden sebanyak 98 orang. Penelitian ini menggunakan alat analisis yang telah dirumuskan dalam Manual Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan yang dibuat oleh ESCAP (Economic and Social Commision for Asia and Pasific), yang terdiri dari empat indikator yaitu Income Indicator (AI), Poverty Reduction (PR), Efficiency in Programme Delivery (EP), dan Financial Viability (FV). Untuk mempermudah penelitian, maka penelitian dibedakan menjadi dua program yaitu program kerja mandiri yang mencakup program ekonomi/dana bergulir dan program padat karya atau program yang berupa fisik (contoh membangun jembatan atau jalan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti program PNPM-MP pendapatan peserta program ekonomi bergulir meningkat 23,8% dan berdampaak pada peningkatan pendapatan rumah tangga rata-rata sebesar 10,4%. Sedangkan pendapatan peserta program fisik mengalami penurunan sebesar 0,03%. Jumlah peserta program ekonomi bergulir dan fisik yang tergolong miskin menurun masing-masing 70,1% dan 3%. Efisiensi penyaluran program ekonomi bergulir sebesar 22%, lebih rendah dari program fisik yaitu 77%. Kelangsungan dana untuk program ekonomi bergulir dan fisik masing-masing 11,4% dan 2%. Skor keseluruhan untuk program ekonomi bergulir 30,73 dan program fisik diperoleh sebesar 16,38. Kesimpulannya adalah program ekonomi bergulir lebih berhasil dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah sampel dibanding program fisik. Saran dari penelitian ini adalah pengelola harus lebih selektif dalam memilih pemanfaat program sehingga dapat tepat sasaran dan pengelola harus memiliki

Page 18: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ketegasan dalam mengatasi kredit macet. Dalam program padat karya swadaya adalah nilai utama sehingga perlu ditingkatkan. Kata kunci: PNPM-MP, ESCAP, Ekonomi Bergulir, Program Fisik, income indicator, poverty reduction, efficiency in programme delivery, financial viability.

Page 19: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara-negara miskin mendapat perhatian utama yang terfokus pada

permasalahan yang kompleks antara pertumbuhan versus distribusi

pendapatan. Kedua hal tersebut sama-sama penting, namun hampir selalu

sangat sulit untuk diwujudkan secara bersamaan. Pengutamaan yang satu akan

mengorbankan yang lain. Pembangunan ekonomi mensyaratkan GNP yang

tinggi. Untuk itu pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan pilihan yang harus

diambil. Namun, yang menjadi masalah bukan hanya soal bagaimana caranya

memicu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang melakukan dan berhak

menikmati hasil-hasilnya.

Beberapa negara berkembang yang cukup berhasil mencapai tingkat

pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi mulai menyadari bahwa

pertumbuhan yang tinggi tersebut ternyata belum bisa memberikan manfaat

yang berarti bagi anggota masyarakat paling miskin dan membutuhkan

perbaikan taraf hidup. Standar hidup ratusan juta penduduk di negara

berkembang seperti di Asia, Afrika, dan di Amerika Latin memang belum

mengalami perbaikan yang berarti. Jika dihitung secara riil, standar hidup

mereka justru mengalami kemerosotan yang tajam.

Tingkat pengangguran dan semi pengangguran di daerah perkotaan

dan pedesaan meningkat bahkan ini terjadi di negara-negara yang tingkat

1

Page 20: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pertumbuhan ekonominya mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh

semakin terabaikannya distribusi pendapatan. Banyak orang yang mulai

merasa bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah gagal memberantas

atau sekedar mengurangi kemiskinan absolut yang semakin parah.

Kemiskinan massal yang terjadi di negara-negara yang baru merdeka

setelah Perang Dunia II lebih fokus pada keterbelakangan dari perekonomian

negara tersebut sebagai akar masalahnya (Kuncoro, 2004: 157). Penduduk

negara tersebut miskin karena hanya tergantung pada sektor pertanian yang

subsisten, metode produksi yang tradisional, yang seringkali diikuti dengan

sikap apatis terhadap lingkungan.

Masyarakat di negara maju maupun negara berkembang sekarang ini

banyak yang mulai menuntut untuk melakukan peninjauan kembali atas tradisi

pengutamaan GNP sebagai sasaran kegiatan ekonomi yang utama. Upaya

pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan pun mulai dijadikankan

sebagai fokus utama pembangunan.

Dua isu sentral masalah pembangunan yang masih menjadi pokok

masalah Bangsa Indonesia saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan.

Masalah kemiskinan yang membelenggu penduduk miskin telah menggugah

perhatian masyarakat dunia, sehingga kemiskinan menjadi salah satu masalah

sentral dalam Millenium Development Goals atau MDGs (UNDP, 2003).

Kemiskinan diyakini sebagai akar permasalahan hilangnya martabat manusia,

hilangnya keadilan, tidak berjalannya demokrasi, dan terjadinya degradasi

lingkungan (Faturochman, dkk, 2007).

Page 21: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Faktor penyebab kemiskinan ada dua, yaitu faktor eksternal dan

internal. Kenaikan BBM adalah salah satu yang memicu terjadinya inflasi,

sehingga sangat menekan taraf hidup sebagian besar masyarakat. Rendahnya

kualitas sumber daya manusia pada keluarga miskin serta kondisi lainnya yang

membuat mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhannya. Pola

pengentasan kemiskinan yang cenderung kurang mendidik seperti BLT

(Bantuan Langsung Tunai) yang banyak menuai koreksi dari masyarakat, juga

memberi andil terhadap banyaknya masyarakat terutama kelompok dalam

kategori hampir miskin yang ingin tetap miskin agar mendapat bantuan.

Kemiskinan telah menjadi perhatian utama seluruh lapisan masyarakat

di Indonesia. Bahkan pemerintah sejak orde baru sampai sekarang berupaya

untuk mengatasinya. Salah satu upaya pemerintah untuk pengentasan

kemiskinan dan pemerataan pendapatan adalah dengan penetapan otonomi

daerah. Sebagai daerah otonom, kabupaten/kota diharapkan akan mempunyai

kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan pembangunan daerahnya,

sehingga diharapkan akan tercipta kondisi yang kondusif untuk mendukung

terselenggaranya akselerasi dan proses manajemen pembangunan yang lebih

baik lagi. Dalam posisi ini pemerintah daerah sebagai pelaku utama sehingga

pemerintah daerah akan lebih terdorong untuk tanggap terhadap masalah dan

kebutuhan daerahnya, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan yang

merupakan permasalahan utama yang harus diatasi. Untuk itu diperlukan

upaya penanggulangan kemiskinan yang terarah.

Page 22: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Ketetapan RI No XV/MPR/1998 tentang peyelenggaraan daerah yang

dijabarkan dalam UU No. 22 Tahun 1999 diganti dengan UU No. 32 Tahun

2004, karena undang-undang terdahulu sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan

otonomi daerah. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa otonomi

daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undanganan. Jadi pemerintah

daerah harus menjalankan otonomi seluas-luasnya dengan tujuan utama untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat,pelayanan umum dan daya saing

daerahnya.

Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia

Menurut Daerah Tahun 1996-2008

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Juta) Presentase Penduduk Miskin

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

9,42 17,60 15,64 12,30 8,60 13,30 12,20 11,40 12,40 14,49 13,56 12,77

24,59 31,90 32,33 26,40 29,30 25,10 25,10 24,80 22,70 24,81 23,61 22,19

34,01 49,50 47,97 38,70 37,90 38,40 37,30 36,10 35,10 39,30 37,17 34,96

13,39 21,92 19,41 14,60 9,76 14,46 13,57 12,13 11,68 13,47 12,52 11,65

19,78 25,72 26,03 22,38 24,84 21,10 20,23 20,11 19,98 21,81 20,37 18,93

17,47 24,23 23,43 19,14 18,41 18,20 17,42 16,66 15,97 17,75 16,58 15,42

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Page 23: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan tingkat kemiskinan di

Indonesia pada tahun 1996 sampai 2008. Dari data diatas dapat diketahui

bahwa pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin di Indonesia

meningkat sebesar 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada

tahun 1996 menjadi 47,97 juta di tahun 1999 atau dalam bentuk presentasenya

meningkat dari 17,47% menjadi 23,43%. Berbeda dengan periode tahun 2000-

2005 yang jumlah penduduk miskin cenderung menurun cukup besar dari

19,14% pada tahun 2000 menjadi 15,97% pada tahun 2005.

Pada tahun 2006 terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin, yaitu dari

35,10 juta (15,97%) pada tahun 2005 menjadi 39,30 juta (17,75%) pada tahun

2006. Penduduk miskin di pedesaan bertambah 2,11 juta, sementara di daerah

perkotaan bertambah 2,09 juta orang. Peningkatan jumlah penduduk miskin

tersebut terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode

tersebut naik sangat tinggi, sehingga mengakibatkan penduduk yang tergolong

tidak miskin namun penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan banyak

yang bergeser menjadi miskin.

Tahun 2007-2008 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin yang

cukup besar yaitu dari 37,17 juta (16,58%) menjadi 34,96 juta (15,42%) pada

tahun 2008.

Penduduk di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan data Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada akhir tahun 2009,

sebanyak 353.412 warga Sukoharjo termasuk kategori miskin, berarti 41%

dari total penduduk Sukoharjo yang berjumlah 854.007 jiwa adalah warga

Page 24: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

miskin. Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sukoharjo tersebut

disebabkan oleh kurang meratanya pendidikan, kesehatan maupun kesempatan

kerja. Selain itu, rendahnya pengembangan industri kecil maupun industri

menengah sebagai salah satu indikasi rendahnya kemandirian serta daya saing

ekonomi juga menjadi penyebab tingginya angka kemiskinan.

Tabel 1.2 di bawah ini adalah data jumlah total warga dan warga

miskin per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo sampai akhir 2009.

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan

di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

Kecamatan Jumlah Penduduk

Miskin

Presentase dari Total Penduduk

Sukoharjo

Total Penduduk

Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura

28.893 24.057 36.959 29.126 25.657 24.965 34.939 38.404 39.612 24.595 21.322

3,61 3,01 4,62 3,64 3,20 3,12 4,36 4,80 4,95 3,07 2,66

66.613 51.267 58.624 85.543 66.552 67.769 78.685 75.233

104.653 48.408 97.213

Total 2009 2008 2007 2006

353.412 357.689 260.356 239.882

41.04 43,27 30,98 28,93

854.007 826.699 840.477 829.054

Sumber: BPS Sukoharjo

Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

yang tergolong miskin sebanyak 353.412 jiwa atau 41,04% warga Sukoharjo

dari 854.007 jiwa pada tahun 2009. Jumlah penduduk miskin tahun 2008

sendiri berjumlah 357.689 jiwa dari atau 43,27% dari total penduduk. Apabila

Page 25: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dibandingkan dengan tahun 2007, penduduk miskin di Sukoharjo pada tahun

2008 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 30,98% menjadi

43,27% atau meningkat sebanyak 12,29%. Peningkatan jumlah penduduk

miskin yang cukup besar dari tahun 2007 ke 2008 terjadi karena dibukanya

penambahan data untuk mengisi kuota Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas). Untuk tahun 2006 presensentase penduduk miskin hanya

sebesar 28,93% dari total penduduk Sukoharjo seperti pada tabel 1.2 diatas.

Tabel 1.2 juga menunjukkan bahwa pada tahun 2009 penduduk miskin

yang terbesar terdapat di Kecamatan Baki. Sementara di Kecamatan Kartasura

jumlah penduduk miskin sebesar 2,66% atau berjumlah 21.322 jiwa dari

seluruh penduduk Sukoharjo atau merupakan jumlah terkecil dari seluruh

kecamatan di Sukoharjo.

Penanggulangan kemiskinan merupakan sebuah langkah kebijakan

yang harus dilaksanakan mengingat jumlah penduduk miskin di Indonesia

yang masih cukup besar. Krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1998 telah

berkembang menjadi krisis multidimensi di berbagai aspek sehingga

memberikan kondisi iklim yang tidak pasti dalam kegiatan perekonomian

yang kemudian menurunkan pendapatan per kapita dan pertumbuhan

ekonomi. Realita ini yang menyebabkan kemiskinan semakin membesar dan

membutuhkan penanganan yang serius dari pemerintah. Bentuk dari

kepedulian pemerintah pusat terhadap masalah kemiskinan telah diwujudkan

dengan pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK) melalui

Keputusan Presiden No. 124 tahun 2001 dan No. 8 tahun 2002. Pembentukan

Page 26: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

KPK dengan tujuan untuk memberikan arahan, dorongan dan dukungan

kepada pemerintah kabupaten/kota dalam pengentasan Kemiskinan.

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan

kemiskinan, antara melalui program jaring pengaman sosial dan program

penanggulangan kemiskinan baik melalui kebijakan struktural, regional

maupun khusus. Program penanggulangan kemiskinan yang pernah

dilaksanakan, yaitu; P4K, KUBE, TPSP-KUD, UEDSP, Program

Pengembangan Kecamatan (PPK), Pembangunan Prasarana Pendukung Desa

Tertinggal (P3DT), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP),

Pemberdayaan Desa Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi (PDMDKE),

P2MPD, dan program pembangunan sektoral telah berhasil memperkecil

dampak krisis ekonomi dan mengurangi kemiskinan (Santosa, dkk. 2003:145).

Program penanggulangan kemiskinan yang saat ini sedang digalakkan

oleh pemerintah salah satunya adalah Program Pemerintah Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri yang mulai diresmikan Pemerintah Indonesia

pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu-Sulawesi Tengah. PNPM sendiri

pada hakekatnya adalah gerakan nasional dalam wujud pembangunan berbasis

masyarakat yang menjadi kerangka kebijakan serta acuan dan pedoman bagi

pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka

penanggulangan kemiskinan.

Pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai strategi untuk mencapai

tujuan meningkatnya kesejahteraan masyarakat terutama keluarga miskin.

Harmonisasi kebijakan melalui PNPM untuk perbaikan pemilihan sasaran baik

Page 27: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

wilayah maupun kelompok masyarakat, prinsip dasar, strategi, pendekatan,

indikator, mekanisme, dan prosedur yang diperlukan untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan dan mempercepat penciptaan lapangan kerja.

Nilai-nilai positif yang hendak dicapai dari program ini salah satunya

adalah kejujuran, yang sampai saat ini masih merupakan hal mudah diucapkan

namun sulit untuk dilaksanakan. PNPM Mandiri mengharapkan kejujuran dari

masyarakat, karena mereka lah yang mengelola sepenuhnya program ini.

Dalam program ini peran masyarakat sangat dioptimalkan, karena orang-orang

yang terjun didalamnya melibatkan unsur masyarakat sepenuhnya.

PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dilahirkan dari embrio yang

berbentuk P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Sebelum

adanya PNPM Mandiri Perkotaan, pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007

dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar

pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program

pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan Kemiskinan

di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat

di perkotaan.

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

dilaksanakan sejak Tahun 1999 sebagai salah satu upaya untuk membangun

kemandirian masyarakat bersama pemerintah dalam menanggulangi

kemiskinan secara berkelanjutan. Melalui P2KP fase 1 sampai fase 3 telah

terbentuk 6.168 BKM/ Badan Keswadayaan Masyarakat yang merupakan

kelembagaan masyarakat yang representatif, dan mengakar bagi

Page 28: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pengembangan (modal sosial) masyarakat. Masyarakat dalam BKM telah

menyusun PJM Pronangkis (Perencanaan Jangka Menengah Program

Penanggulangan Kemiskinan) secara partisipatif, sebagai prakarsa

menanggulangi kemiskinan di wilayahnya secara mandiri. Jadi dapat

disimpulkan bahwa P2KP adalah salah satu motor program PNPM Mandiri di

wilayah perkotaan, disamping PPK (Program Pemberdayaan Kecamatan).

PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM-P2KP) di Kabupaten Sukoharjo

diluncurkan perdana pada tanggal 17 Januari 2008, di Balai Desa Pabelan

Kecamatan Kartasura. Sampai tahun 2008 pelaku maupun masyarakat P2KP

berjumlah 5.170 anggota dan relawan. Penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Sukoharjo melalui P2KP bukan merupakan satu-satunya program

penanggulangan kemiskinan, tetapi melalui program ini Pemerintah berupaya

untuk mengurangi kemiskinan khususnya di wilayah perkotaan.

Pemerintah berupaya untuk semakin menajamkan program

penanggulangan kemiskinan di Indonesia dengan mencari metode evaluasi

dan monitoring yang tepat agar kualitas pelaksanaan program penanggulangan

kemiskinan menjadi semakin baik di masa datang. Dengan indikator-indikator

yang obyektif dan terukur para pengambil keputusan menjadi lebih mudah

melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi agar program

penanggulangan kemiskinan menjadi lebih berkelanjutan (sustainable) dan

tidak bersifat charity. Dengan demikian kegagalan suatu program di masa lalu

bukan berarti telah gagal dalam segala aspeknya sehingga harus diganti

dengan program baru. Pengalaman selama ini menunjukkan kecenderungan

Page 29: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bahwa jika program dianggap telah gagal berarti program itu sudah tidak perlu

diingat-ingat lagi, dan perlu program baru untuk mengganti program lama

(Santosa dkk., 2003:145).

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penelitian ini akan

menganalisa apakah pelaksanaan program PNPM-MP berdampak terhadap

peningkatan pendapatan dan penurunan tingkat kemiskinan. Serta bagaimana

efisiensi penyaluran program dan kelangsungan dana PNPM-MP sebagai

keberhasilan program.

B. Perumusaan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalah sebagai berikut:

1. Apakah terjadi peningkatan pendapatan bagi individu penerima program

PNPM-MP dan dampaknya terhadap pendapatan rumah tangga di

Kecamatan Kartasura?

2. Apakah terjadi pengurangan jumlah penduduk miskin setelah mengikuti

program PNPM-MP di Kecamatan Kartasura?

3. Bagaimana tingkat efisiensi penyaluran program PNPM-MP bagi Rumah

Tangga Miskin di Kecamatan Kartasura?

4. Bagaimana kelangsungan dana untuk program PNPM-MP di Kecamatan

Kartasura?

Page 30: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai program penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Sukoharjo memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah terjadi peningkatan pendapatan individu penerima

program PNPM-MP dan dampaknya terhadap pendapatan rumah tangga di

Kecamatan Kartasura.

2. Mengetahui apakah terjadi pengurangan jumlah penduduk miskin setelah

mengikuti program PNPM-MP di Kecamatan Kartasura.

3. Mengetahui efisiensi penyaluran program PNPM-MP bagi Rumah Tangga

Miskin di Kecamatan Kartasura.

4. Mengetahui kelangsungan dana untuk program PNPM-MP di Kecamatan

Kartasura.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan

pertimbangan bagi pemerintah daerah Sukoharjo dalam menyusun

perencanaan dan kebijakan-kebijakan pembangunan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan ilmu tentang

program penanggulangan kemiskinan.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

bahan referensi untuk penelitian sejenis.

Page 31: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan

Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari

sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang

lebih bersifat statis dalam kurun waktu cukup lama untuk menciptakan dan

mempertahankan kenaikan tahunan atas GNP-nya pada tingkat, katakanlah 5

persen hingga 7 persen, atau bahkan lebih tinggi lagi, jika hal itu memang

memungkinkan (Todaro, 2000:17).

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai proses yang menyebabkan

pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang, seperti yang diungkapkan oleh Meier dan Baldwin. Dari definisi

tersebut mengandung tiga unsur (Suryana, 2000:3), yaitu:

1. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses, berarti perubahan yang terus

menerus yang di dalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan

sendiri untuk investasi baru.

2. Usaha meningkatkan pendapatan per kapita.

3. Kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang.

Awalnya upaya pembangunan di negara berkembang identik dengan

upaya untuk meningkatkan pendapatan per kapita, atau biasa disebut dengan

strategi pertumbuhan ekonomi. Banyak yang beranggapan bahwa yang

13

Page 32: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

membedakan negara maju dengan Negara yang Sedang Berkembang (NSB)

adalah dari pendapatan rakyatnya. Dengan ditingkatkannya pendapatan per

kapita diharapkan mampu mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, dan

ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB, misalnya dengan

”dampak merembes ke bawah” (tricle down effect).

Pada akhir dasawarsa 1960-an, banyak NSB yang mulai menyadari

bahwa ’pertumbuhan’ (growth) tidak identik dengan ’pembangunan’

(development). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan melampaui negara-

negara maju pada tahap awal pembangunan memang dapat dicapai, namun

dibarengi dengan masalah-masalah sperti pengangguran, kemiskinan, di

perdesaan, distribusi pendapatan yang timpang, dan ketidaksinambungan

struktural. Fakta ini memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi

merupakan syarat yang diperlukan (necessary) tetapi tidak mencukupi

(sufficient) bagi proses pembangunan (Esmara dan Meier). Dengan kata lain

pembangunan ekonomi tidak lagi memuja GNP sebagai sasaran

pembangunan, tetapi pembangunan ekonomi diwujudkan dalam upaya

meniadakan, atau setidaknya mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan

ketimpangan (Seers, 1973).

Model pembangunan yang berorientasi pada penciptaan lapangan

kerja, sasaran yang harus dicapai adalah pada peningkatan dalam kesempatan

kerja produktif dan meningkatkan produksi. Model pembangunan ini

ditekankan pada sektor informal di perkotaan dan sektor tradisional di

Page 33: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pedesaan melalui pembangunan pedesaan, padat karya di perkotaan, dan

pemanfaatan fasilitas-fasilitas berupa pendidikan, jasa kredit, dan lain-lain.

Model pembangunan lain adalah yang berorientasi pada penghapusan

kemiskinan. Tujuan strategi ini adalah mengurangi atau menghapuskan

kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja produktif dan peningkatan GNP

kelompok miskin. Strategi ini dapat dilakukan dengan redistribusi kekayaan

harta produktif melalui kebijakan fiskal dan kredit, pemanfaatan fasilitas-

fasilitas, reorientasi produksi melalui proyek padat karya dan realokasi sumber

daya produktif yang menguntungkan golongan miskin melalui pengalihan

investasi dan konsumsi serta penekanan sektor tradisional dan informal di

perkotaan (Suryana, 2000:71).

B. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan didefinisikan sebagai standar hidup yang rendah, yaitu

adanya suatu tingkat kekurangan materi dibandingkan dengan standar

kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Secara ekonomis, kemiskinan juga dapat diartikan sebagai kekurangan

sumberdaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

sekelompok orang. Kemiskinan memberi gambaran situasi serba

kekurangan seperti terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya

pengetahuan dan keterampilan, rendahnya produktivitas, rendahnya

pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil produksi dan terbatasnya

Page 34: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kesempatan berperan serta dalam pembangunan. Ketidakmampuan

penduduk miskin disebabkan mereka tidak memiliki aset sebagai sumber

pendapatan dan juga karena struktur sosial ekonomi yang tidak membuka

peluang orang miskin ke luar dari lingkungan kemiskinan yang tak

berujung pangkal (Mubyarto, 1997).

Komite Penanggulangan Kemiskinan (2005) mendefinisikan

kemiskinan dari pendekatan hak, yaitu kondisi dimana seseorang atau

sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tidak terpenuhi hak-hak

dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan

yang bermartabat. Dengan ini kemiskinan tidak lagi dipahami hanya

sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-

hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang

dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Di negara-negara miskin dan berkembang memiliki masalah

kemiskinan yang rumit apabila dibandingkan dengan negara-negara maju.

Tidak jarang masalah kemiskinan dihubungkan dengan distribusi

pemerataan pendapatan, karena pembangunan ekonomi yang terus

menerus tidak selalu dapat mengurangi tingkat kemiskinan atau

pertumbuhan ekonomi tidak berkorelasi positif terhadap distribusi

pemerataan pendapatan.

Page 35: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Kemiskinan di negara berkembang

Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan sangat erat dikaitkan

dengan negara yang sedang bekembang, berikut ini adalah karakteristik

atau ciri-cri umum negara berkembang:

1) Standar hidup yang relatif rendah, debagai akibat dari tingkat

pendapatan yang rendah, ketimpangan pendapaan yang parah, kurang

memadainya pelayanan kesehatan dan sistem pendidikan.

2) Tingkat produkivitas yang rendah.

3) Tingkat pertumbuhan penduduk serta beban ketergantungan yang

tinggi.

4) Angka pengangguran, terbuka maupun terselubung , yang sangat tinggi

dan akan terus bertambah tinggi, sementara penyediaan lapangan kerja

semakin terbatas.

5) ketergantungan pendapatan yang sangat besar kepada produksi sektor

pertanian serta sektor produk-produk primer (bahan-bahan mentah).

6) Pasar yang tidak sempurna, dan informasi yang tersedia pun sangat

terbatas.

7) Dominasi, ketergantungan, dan kerapuhan ang parah pada hampir

semua aspek hubungan internasional.

Untuk mengatasi masalah di atas diperlukan pembangunan, baik

pembangunan nasional maupun daerah.

Page 36: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Ukuran Kemiskinan

Para ahli ekonomi mengelompokkan kemiskinan menjadi dua,

yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

a. Kemiskinan absolut

Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana

tingkat pendapatan dari seseorang tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, pemukiman,

kesehatan, dan pendidikan. Ukuran ini terkait dengan batasan pada

kebutuhan pokok atau kebutuhan minimum. Jadi, konsep kemiskinan

pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan,

kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau

kebutuhan dasar ( basic need).

b. Kemiskinan relatif

Kemiskinan relatif berkaitan dengan distribusi pendapatan yang

mengukur ketidakmerataan. Dalam kemiskinan relatif, seseorang

yang telah mampu memenuhi kebutuhan minimumnya belum tentu

disebut tidak miskin, karena apabila dibandingkan dengan penduduk

sekitarnya, ia memiliki pendapatan yang lebih rendah.

Semakin besar ketimpangan antara tingkat hidup orang kaya dan

miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin

(Kincaid, 1975). Sehingga Bank Dunia (world bank) membagi aspek

tersebut dalam tiga bagian antara lain:

Page 37: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Jika 40 persen jumlah penduduk berpendapatan rendah menerima

kurang dari 12 persen pendapatan nasionalnya maka pembagian

pembangunan sangat timpang.

b. Apabila 40 persen lapisan penduduk berpendapatan rendah

menikmati antara 12-17 persen pendapatan nasional dianggap

sedang.

c. Jika 40 persen dari penduduk berpendapatan menengah menikmati

lebih dari 17 persen pendapatan nasional maka dianggap rendah.

Pengukuran tingkat kemiskinan dapat dilakukan dengan

Headcount Index (HCI), yaitu pengukuran tingkat kemiskinan yang

sederhana dengan menghitung jumlah orang miskin sebagai proporsi

dari populasi, disertai dengan poverty gap (Meier). Poverty gap

digunakan untuk mengatasi kelemahan headcount index yang

menghitung transfer yang akan membawa pendapatan setiap penduduk

miskin sampai di atas garis kemiskinan sehingga kemiskinan dapat

dilupakan.

4. Faktor Penyebab Kemiskinan

Dipandang dari sudut ekonomi, penyebab kemiskinan dapat

dilihat dari beberapa sisi, yaitu:

a. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan

pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi yang

Page 38: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

timpang. Penduduk miskin memiliki sumber daya terbatas dan

kualitasnya rendah.

b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya

manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti

produktivutasnya rendah, dan menyebabkan upahnya rendah.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya

tingkat pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya

diskriminasi, atau karena keturunan.

c. Kemiskinan muncul karena akibat perbedaan akses dalam modal.

Sektor pertanian merupakan pusat kemiskinan di Indonesia ada

tiga faktor penyebab utama antara lain:

a. Tingkat produktivitas yang rendah disebabkan oleh jumlah pekerja di

sektor tersebut terlalu banyak sedangkan tanah, kapital, dan

teknologi terbatas serta tingkat pendidikan petani yang rata-ratanya

sangat rendah.

b. Daya saing petani atau dasar tukar domestik (term of trade) komoditi

pertaian terhadap out put industri semakin lemah.

c. Tingkat diversifikasi usaha disektor pertanian ke jenis-jenis komoditi

non food yang memiliki prospek pasar (terutama ekspor) dan harga

yang lebih baik masih sangat terbatas.

Page 39: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut World Bank (2003), penyebab dasar kemiskinan adalah:

a. Kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal.

b. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan

prasarana.

c. Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.

d. Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan

sistem yang kurang mendukung.

e. Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor

ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern).

f. Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam

masyarakat.

g. Budaya hidup yang dikaikan dengan kemampuan seseorang

mengelola sumber daya alam dan lingkungannya.

h. Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good

governance).

i. Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak

berwawasan lingkungan.

Negara berkembang sampai kini masih saja memiliki ciri-ciri

terutama sulitnya mengelola pasar dalam negerinya menjadi pasar

persaingan yang lebih sempurna. Ketika mereka tidak dapat mengelola

pembangunan ekonomi, maka kecenderungan kekurangan kapital dapat

terjadi, diikuti dengan rendahnya produktivitas, turunnya pendapatan riil

Page 40: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

rendahnya tabungan dan investasi mengalami penurunan sehingga

melingkar ulang menuju kurangnya modal. Demikian seterusnya,

berputar. Oleh karena itu, setiap usaha memerangi kemiskinan

seharusnya diarahkan untuk memotong lingkaran dan perangkap

kemiskinan ini (Kuncoro, 2000:130).

Definisi dari lingkaran setan kemiskinan (The Vicious Circle)

adalah suatu rangkaian kekuatan yang mempengaruhi satu sama lain

sedemikian rupa, sehingga menimbulkan keadaan suatu negara akan

tetap miskin dan akan mengalami banyak kesulitan untuk mencapai

pembangunan pada tingkat yang sangat tinggi .

Ketidaksempurnaan pasar,

Keterbelakangan,

Ketertinggalan

Kekurangan Modal

Investasi rendah produktivitas rendah

Tabungan rendah Pendapatan rendah

Gambar 2.1

Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty)

Page 41: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Negara miskin dan berkembang mengalami perangkap

kemiskinan dan stagnasi adalah tidak benar. Alasannya yang pertama

yaitu variabel-variabel yang digunakan dalam lingkaran perangkap

kemiskinan sebagai penghambat dalam pembangunan memiliki peran

yang kurang penting dalam menentukan laju pembangunan serta

interaksi antar variabel tidak sesuai dengan faktanya. Kedua, fakta dari

negara-negara maju di Asia seperti Singapure, Cina, Brunei dulunya

adalah negara yang miskin.

Sedangkan Meier dan Baldwin mengemukakan bahwa lingkaran

perangkap kemiskinan itu timbul dari hubungan yang saling

mempengaruhi di antara keadaan masyarakat yang masih terbelakang

dan tradisional serta kekayaan alam yang masih belum dikembangkan

(Suryana, 2000:43).

Agar negara-negara berkembang dapat melepaskan diri dari

lingkaran tersebut, perlu dilaksanakan program pembangunan seimbang,

yaitu dalam waktu bersamaan dilaksanakan penanaman modal di

berbagai industri yang mempunyai kaitan erat satu sama lain (Suryana,

2000:70).

5. Alternatif Penanggulangan Kemiskinan

Pengalaman di Negara-negara Asia menunjukkan adanya

berbagai mobilisasi perekonomian perdesaan untuk memerangi

kemiskinan, antara lain dengan mendasarkan pada mobilisasi tenaga

Page 42: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kerja yang masih belum didayagunakan (idle) dalam rumah tangga

petani gurem agar terjadi pembentukan modal di pedesaan

(Nurkse,1951). Ide bahwa tenaga kerja yang masih belum

didayagunakan pada rumah tangga petani kecil dan guren merupakan

sumberdaya yang tersembunyi dan merupakan potensi tabungan.

Selain dengan pendayagunaan tenaga kerja, cara untuk

menanggulangi kemiskinan juga dapat dilakukan dengan

menitikberatkan pada transfer sumber daya pertanian ke industri

melalui mekanisme pasar (Lewis, 1954; Fei dan Ranis, 1964). Ide

bahwa penawaran tenaga kerja yang tidak terbatas dan rumah tangga

petani kecil dapat meningkatkan tabungan dan formasi modal lewat

proses pasar, mulanya tidak berkaitan sama sekali dengan mobilisasi

pedesaan.

Cara yang ketiga yaitu dengan menyoroti potensi pesatnya

pertumbuhan dalam sektor pertanian yang dibuka dengan kemajuan

teknologi dan kemungkinan sektor pertanian menjadi sektor yang

memimpin (Schultz, 1963 ; Mellor, 1976). Model ini dikenal dengan

nama Model Pertumbuhan Berbasis Teknologi, atau Rural-Led

Development. Beberapa permasalahan dalam strategi pembangunan

dengan sektor pemimpin pertanian.

Page 43: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Kebijakan penanggulangan kemiskinan secara umum dapat

dibagi atas dua kelompok, yaitu:

a. Kebijakan yang secara tidak langsung meliputi upaya menciptakan

ketentraman dan kestabilan ekonomi,sosial dan politik. Selain itu

juga mengendalikan jumlah penduduk, melestarikan lingkungan

hidup dan menyiapkan kelompok masyarakat miskin melalui

kegiatan pelatihan.

b. Kebijakan langsung, seperti penyediakan data dasar (base data)

dalam penentuan kelompok sasaran, penyediaan kebutuhan dasar

(pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan), menciptakan

kesempatan kerja, program pembangunan wilayah.

Strategi program penanggulangan kemiskinan dalam era

otonomi daerah yaitu (Departemen Keuangan, 2001):

a. Upaya penanggulangan harus bersifat desentralistik, bottom-up dan

lokal spesifik, artinya penanggulangan kemiskinan harus

dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat lokal sesuai kondisi

setempat dengan mengupayakan perluasan kesempatan kerja dan

pemberdayaan ekonomi rakyat di tingkat akar rumput.

b. Upaya penanggulangan kemiskinan dalam era otonomi daerah juga

harus diikuti dengan perbaikan akses penduduk miskin terhadap

faktor produksi.

Page 44: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Upaya penanggulangan kemiskinan harus dilakukan dengan

pendekatan pembangunan ekonomi rumah tangga, artinya harus

dimulai dengan menjadikan rumah tangga berorientasi ekonomi

dan selanjutnya penduduk miskin bisa mengatasi sendiri

masalahnya sehingga keluar dari jeratan kemiskinan.

C. Indikator Kesenjangan Distribusi Pendapatan

Indikator yang sering digunakan untuk mengetahui kesenjangan

distribusi pendapatan adalah rasio gini (gini ratio) dan kriteria Bank Dunia

(BPS, 1994). Nilai gini ratio berkisar antara nol dan satu. Bila rasio gini sama

dengan nol berarti distribusi pendapatan amat merata sekali karena setiap

golongan penduduk menerima bagian pendapatan yang sama. Namun, bila

rasio gini sama dengan satu menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan

distribusi pendapatan yang sempurna karena seluruh pendapatan hanya

dinikmati oleh satu orang saja. Jadi, semakin tinggi nilai rasio gini maka

semakin timpang distribusi pendapatan suatu negara. Dan sebaliknya, semakin

rendah nilai rasio gini berarti semakin merata distribusi pendapatannya.

Kriteria Bank Dunia mendasarkan penilaian distribusi pendapatan atas

pendapatan yang diterima oleh 40 persen penduduk berpendapatan terendah.

Kesenjangan distribusi pendapatan dikategorikan:

1) Tinggi, bila 40 persen penduduk perpenghasilan terendah menerima

kurang dari 12 persen bagian pendapatan.

Page 45: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2) Sedang, bila 40 persen penduduk berpenghasilan terendah menerima 12-

17 persen bagian pendapatan.

3) Rendah, bila 40 persen penduduk berpenghasilan terendah menerima lebih

dari 17 persen bagian pendapatan.

Mengenai keadaan distribusi pendapatan di beberapa negara,

analisanya memberi gambaran mengenai distribusi pendapatan relatif maupun

distribusi pendapatan mutlak. Yang dimaksud distribusi pendapatan relatif

adalah perbandingan jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai golongan

penerima pendapatan, dan penggolongan ini didasarkan kepada besarnya

pendapatan yang mereka terima. Sementara distribusi pendapatan mutlak

adalah presentasi jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai suatu

tingkat pendapatan tertentu atau kurang daripadanya. Diantara negara-negara

berkembang terdapat negara-negara yang distribusi pendapatannya lebih baik

dari pada distribusi pendapatan rata-rata di negara-negara maju. Dan

sebaliknya, terdapat negara-negara berkembang yang masalah

ketidakmerataan pendapatan mereka sangat serius. Keadaan distribusi

pendapatan mutlak di berbagai negara berkembang dengan melihat jumlah

penduduk yang menerima pendapatan di bawah ’garis kemiskinan’.

D. Indikator Kemiskinan

Indikator kemiskinan umumnya menggunakan kriteria garis

kemiskinan (poverty line) untuk mengukur kemiskinan absolut. Semua ukuran

kemiskinan dipertimbangkan berdasarkan pada norma tertentu. Pilihan norma

Page 46: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tersebut sangat penting terutama dalam hal pengukuran kemiskinan yang

didasarkan konsumsi. Garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi

(consumption-based poverty line) terdiri dari dua elemen, yaitu yang

pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan

kebutuhan dasar lainnya. Kedua, jumlah kebutuhan lain yang sangat

bervariasi, yang mencerminkan biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat

sehari-hari.

Garis kemiskinan yang digunakan setiap negara ternyata berbeda-beda.

Ini disebabkan oleh adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup.

BPS menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per

kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan

makanan (BPS, 1994). Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan

patokan 2.100 kalori per hari. Sedangkan pengeluaran kebutuhan minimum

bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka

barang dan jasa. Dengan kata lain BPS menggunakan dua macam pendekatan,

yaitu: pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) dan pendekatan

head count index. Pendekatan yang pertama merupakan pendekatan yang

sering digunakan. Dalam metode BPS, kemiskinan dikonseptualisasikan

sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Head Count

Index merupakan ukuran yang menggunakan kemiskinan absolut.

Jumlah penduduk miskin adalah jumlah penduduk yang berada di

bawah garis kemiskinan yang merupakan nilai rupiah dari kebutuhan

minimum makanan dan nonmakanan. Makanan dan non makanan

Page 47: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mempengaruhi penentuan pemilihan komoditi. Harga, selera, dan pendapatan

akan mempengaruhi pilihan komoditi yang akan dikonsumsi dan besarnya

nilai pengeluaran nonmakanan. Artinya, pengeluaran proporsi non makanan

merupakan fungsi harga-harga, selera dan pendapatan.

Besar kecilnya penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis

Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-

rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Berdasarkan data dari Susenas selama Maret 2008-Maret 2009, Garis

Kemiskinan naik sebesar 9,65 persen, yaitu dari Rp182.636,- per kapita per

bulan pada Maret 2008 menjadi Rp200.262,- per kapita per bulan pada Maret

2009.

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Program PNPM yang diluncurkan oleh Presiden RI tanggal 30 April

2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah sesungguhnya merupakan salah satu

upaya pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan

perluasan kesempatan kerja melalui konsolidasi program-program

pemberdayaan masyarakat yang ada di berbagai kementriam/lembaga.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pada

hakekatnya adalah gerakan nasional dalam wujud pembangunan berbasis

masyarakat yang menjadi kerangka kebijakan serta acuan dan pedoman bagi

pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka

penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai

Page 48: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

strategi untuk mencapai tujuan meningkatnya kesejahteraan masyarakat

terutama keluarga miskin. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi

dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,

penyediaan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi

masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Harmonisasi kebijakan melalui PNPM untuk perbaikan pemilihan

sasaran baik wilayah maupun kelompok masyarakat, prinsip dasar, strategi,

pendekatan, indikator, mekanisme, dan prosedur yang diperlukan untuk

mempercepat penanggulangan kemiskinan dan mempercepat penciptaan

lapangan kerja.

Pemberdayaan terjadi pada saat masyarakat mampu mengdentifikasi

masalah/penyebab kemiskinan dan alternatif penyelesaiannya, mampu

mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di wilayahnya, mampu

memutuskan tindakan yang harus dilaksanakan (peningkatan kemampuan

masyarakat berorganisasi dalam skala kelompok dan menjadi mitra

pemerintah dalam pembangunan desa/kelurahan).

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terdiri

dari PNPM Mandiri Pedesaan, PNPM mandiri Perkotaan, serta PNPM

Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal.

Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan untuk melaksanakan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dengan P2KP

(Program Penganggulangan Kemiskinan di Perkotaan) sebagai salah satu

motor program di wilatah perkotaan, disamping PPK (Program

Page 49: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pengembangan Kecamatan). PNPM pada dasarnya merupakan program

payung (umbrella policy) untuk mensinergikan berbagai program

pemberdayaan masyarakat, yang dimulai dengan sinergi P2KP dengan PPK.

1. Tujuan PNPM

Tujuan dari PNPM sendiri adalah untuk mewujudkan harmonisasi

dan sinergi berbagai program pemberdayaan. Dengan PNPM diharapkan

peranan Pemerintah Daerah dan Instansi sektoral semakin nyata dan

terpacu menerapkan model pembangunan partisipatif serta memperkuat

kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat

dalam penanggulangan kemiskinan. Selain itu, juga diharapkan capaian

manfaat program kepada kelompok sasaran (masyarakat miskin) semakin

efektif.

Tujuan umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) adalah sebagai upaya untuk mempercepat pengurangan

kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan. Sedangkan secara khusus

bertujuan untuk, sebagai berikut:

a) Meningkatkan penghasilan kelompok masyarakat miskin.

b) Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat termasuk masyarakat

miskin, kelompok perempuan, dan kelompok lainnya yang selama ini

terpinggirkan.

c) Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat terutama masyarakat

miskin.

Page 50: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d) Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap berbagai pelayanan

dasar.

e) Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap kegiatan ekonomi

produktif serta akses terhadap modal, pasar, informasi dan inovasi.

f) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat.

g) Memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat.

h) Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan layanan

masyarakat terutama masyarakat miskin.

2. Prinsip Dasar

Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri mempunyai

prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan

dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil

dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri. Prinsip-prinsip

tersebut meliputi:

a) Bertumpu pada pembangunan manusia, artinya masyarakat hendaknya

memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya

pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata.

b) Otonomi, artinya masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur

diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif

dari luar.

c) Desentralisasi, artinya memberikan ruang yang lebih luas kepada

masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan

Page 51: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah

sesuai dengan kapasitas masyarakat.

d) Berorientasi pada masyarakat miskin, segala keputusan yang diambil

berpihak pada masyarakat miskin.

e) Partisipasi, masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur

tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi,

perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan yang memberikan

sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil.

f) Kesetaraan dan keadilan gender, masyarakat baik laki-laki dan

perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan

program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan,

kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat

situasi konflik.

g) Demokratis, masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara

musyawarah dan mufakat.

h) Transparansi dan Akuntabel, masyarakat memiliki akses terhadap

segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga

pengelolaan kepada kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan

dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun

administratif.

i) Prioritas, masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan

mempertimbangkan apa yang paling penting dan didahulukan serta

manfaat untuk pengentasan kemiskinan.

Page 52: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

j) Keberlanjutan, dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan

pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah

mempertimbangkan sistem pelestariannya.

3. Sasaran PNPM

a) Terbangunnya kelembagaan masyarakat (BKM) yang aspiratif,

representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan

berkembangnya partisipasi dan kemandirian masyarakat.

b) Tersediannya Perencanaan Jangka Menengah Program

Penanggulangan Kemiskinan (PJM-Pronangkis) sebagai wadah sinergi

berbagai program penanggulangan kemiskinan yang sesuai dengan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

c) Meningkatnya akses dan pelayanan kebutuhan dasar bagi warga

miskin perkotaan menuju capaian sasaran Indeks Pembangunan

Manusia – Millenium Development Goals (IPM-MDGs)

4. Strategi Pelaksanaan

a) Melembagakan pola pembangunan partisipatif yang berpihak pada

masyarakat miskin dan berkeadilan, melalui pembangunan lembaga

masyarakat (BKM) representatif, akuntabel, dan mampu menyuarakan

kepentingan masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan,

Page 53: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

serta perencanaan partisipasif dalam menyusun PJM Pronangkis

berbasis IPM-MDGs.

b) Menyediakan BLM secara transparan untuk mendanai kegiatan

penanggulangan kemiskinan yang mudah dilakukan oleh masyarakat

dan membuka kesempatan kerja, melalui: pembangunan ekonomi

lokal, pembangunan sarana/prasarana lingkungan dan pembangunan

SDM/pelatihan-pelatihan).

c) Memperkuat keberlanjutan program dengan menumbuhkan rasa

memiliki dikalangan masyarakat melalui proses penyadaran kritis dan

pengelolaan hasil-hasilnya. Selain itu, juga meningkatkan kemampuan

perangkat pemerintah dalam perencanaan, penganggaran, dan

pengembangan paska proyek dan meningkatkan efektifitas

perancanaan dan penganggaran yang lebih pro-poor dan berkeadilan.

5. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Secara umum manfaat yang akan diperoleh melalui pendekatan

pemberdayaan masyarkat adalah penyediaan barang jasa skala kecil, tidak

kompleks, dikerjakan melalui kerjasama lokal (common pool, public, dan

civic goods). Kondisi kegagalan pasar akibat pasar yang idak sempurna

dapat diatasi jika program dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan

yaitu dengan tersedianya komplemen aktivitas publik.

Dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat maka diharapkan

dapat terjadi keberlanjutan (sustainability) yang relatif lebih tinggi

Page 54: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dibandingkan proyek sektoral karena adanya ownership masyarakat.

Efisiensi yang lebih dan efektifitas yang tinggi (penghematan 30-40

persen) akan lebih dirasakan apabila dibandingkan dengan menggunakan

kontraktor.

Pemberdayaan masyarakat mendorong terjadi internalisasi

pembangunan untuk masyarakat miskin dan marjinal penciptaan lapangan

kerja. Serta partisipasi penduduk miskin dalam pembangunan,

pembentukan modal sosial, tata pemerintahan yang baik.

6. Tahap PNPM

Dalam upaya mencapai tujuan PNPM, strategi yang diterapkan

adalah melalui pemberdayaan masyarakat seutuhnya dengan

mendayagunakan seluruh potensi dan sumberdaya lokal termasuk

sumberdaya manusia, alam, teknologi, sosial, kelembagaan dan

keberlanjutan, yaitu dengan berbagai tahap sebagai berikut:

a. Tahap Internalisasi

1) Tahap pembelajaran bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk

memahami pengelolaan pembangunan partisipatif.

2) Bantuan pendanaan merupakan faltor utama penggerak proses

pemberdayaan.

3) Peran pendamping (fasilitator/konsultan) masih sangat dominan.

Page 55: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Tahap Pelembagaan

1) Proses pelembagaan pembangunan partisipatif; pendanaan mikro

berbasis masyarakat; peningkatan kapasitas masyarakat dan

pemerintah lokal.

2) Bantuan pendanaan lebih bersifat stimulan.

3) Peran fasilitator/konsultan terfokus pada peningkatan kapasitas.

4) Masyarakat, pemerintah daerah, konsultan dan fasilitator

merupakan mitra sejajar.

5) Perencanaan partisipatif mulai terintregasi ke dalam sistem

perencanaan pembangunan reguler.

c. Tahap Keberlanjutan

1) Tahap persiapan masyarakat untuk mampu melanjutkan

pengelolaan pembangunan secara mandiri.

2) Masyarakat mampu menghasilkan keputusan yang rasional yang

adil, serta mampu membangun kemitraan dengan berbagai pihak.

3) Swadaya masyrakat merupakan faktor utama penggerak

pembangunan.

4) Pemerintah Daerah lebih tanggap dalam peningkatan kesejahteraan

masyarakat/pemda sesuai keahlian yang dibutuhkan.

Page 56: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

7. Komponen Kegiatan

b. Pengembangan Masyarakat, tujuannya adalah meningkatkan kapasitas

masyarakat dan kelembagaannya melalui penguatan pendamping yang

tepat. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan, tujuannya adalah sebagai

berikut:

1) Memperkuat lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat yang

dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola kegiatan PNPM.

2) Memfasilitasi penyelenggaraan kaji ulang produk hukum yang

berkaitan dengan pembangunan masyarakat desa/kelurahan.

3) Memperkuat forum-forum desa/kelurahan dan kecamatan.

c. Bantuan manajemen dan Pengembangan program, tujuannya adalah

mendukung pemerintah dalam pengelolaan program, termasuk

pengendalian mutu, studi dan evaluasi, serta pengembangan program

berdasarkan pembelajaran yang didapat selama pelaksanaan.

d. Bantuan Dana, tujuannya adalah memfasitasi proses dan mendanai

usulan kegiatan, yang terdiri dari: dana BLM, dana untuk PNPM

Generasi, dan dana Pendukung.

Dalam pelaksanaan PNPM di lapangan perlu adanya sinergi dari

masyarakat, pemerintah daerah dan kelompok peduli (swasta, asosiasi,

perguruan tinggi, media, LSM, dll) serta kemitraan diantara ketiganya. Untuk

itu agar semua pihak terlibat dalam program tersebut maka sosialisasi ke

masyarakat luas perlu dilakukan secara intensif.

Page 57: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

F. Penelitian Sebelumnya

1. Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan Bersasaran

di Propinsi D.I. Jogjakarta

Penelitian ini ditulis oleh Awan Santosa, Dadit G. Hidayat, dan

Puthut Indriyono dari Universitas Gadjah Mada yang dimuat dalam Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.18, No. 2, 2003, hal 144-160.

Penelitian ini merupakan ujicoba metode ESCAP (Economic and Social

Commision for Asian and Pasific) yang digunakan untuk mengevaluasi

program penanggulangan kemiskinan di Yogyakarta secara kuantitatif.

Program yang dievaluasi meliputi progran Inpres Desa Tertinggal (IDT),

Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Proyek Penanggulangan

Kemiskinan Perkotaan (P2KP), yang ketiganya dikategorikan sebagai

prgram kerja mandiri, dan proyek pembangunan fisik dala program PPK

yang dikategorikan sebagai program padat karya.

Dalam penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil untuk

program kerja mandiri, pendapatan rumah tangga meningkat sebesar

32,33% atau 3,87% untuk individu penerima program. Sedangkan

pendapatan peserta program padat karya menurun sebesar 2%.

Untuk jumlah penduduk miskin peserta program kerja mandiri

menurun sebesar 26,1%, sedangkan untuk program padat karya tidak

terjadi penurunan atau tetap. Efisiensi penyaluran program dari Program

Kerja Mandiri yaitu sebesar 192,1% atau lebih tinggi apaabila dibanding

Page 58: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dengan tingkat efisiensi penyaluran program padat karya yang hanya

sebesar 78,9%.

Kelangsungan dana untuk pelaksanaan program kerja mandiri lebih

tinggi dibanding dengan program padat karya yaitu sebesar 88,4% dan

54% untuk program padat karya. Nilai total dari program kerja mandiri

sebesar 68,34%, sedangkan nilai total Program Padat Karya sebesar

20,38%.

2. Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat – Program Pengembangan Kecamatan (PNPM-PPK) di

Kabupaten Karanganyar

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sulis Pasetyo ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar dampak PNPM-PPK dalam

meningkatkan pendapatan peserta program, seberapa besar dapat

menurunkan tingkat kemiskinan, serta mengetahui bagaimana efisiensi

penyaluran program dan kelangsungan dana yang dilakukan di 6 desa di 3

kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

Penelitian ini juga menggunakan alat analisis yang dibuat oleh

Economic and Social Commision for Asian and Pasific (ESCAP) dengan 4

kategori, yaitu income indicator, poverty reduction, efficiency in

programme delivery, dan financial viability. Penelitian ini juga dibedakan

menjadi 2 bagian, yaitu program simpan pinjam kelompok perempuan

(SPKP) dan program fisik.

Page 59: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini setelah mengikuti program

pendapatan peserta program SPKP meningkat 29,75% untuk rumah tangga

dan 33,86% untuk individu. Sedangkan pendapatan peserta program fisik

meningkat 12,38% untuk rumah tangga dan 8,88% untuk individu. Jumlah

masyarakat miskin peserta program SPKP dan fisik menurun masing-

masing 14,28% dan 6,91%. Efisiensi penyaluran program SPKP sebesar

130,03%, sedangkan program fisik 78,01%. Kelangsungan dana program

SPKP 121,95%, lebih tinggi dari program fisik yang hanya 59,17%. Skor

keseluruhan program SPKP 54,385, sedangkan program padat karya

sebesar 28,544. Dalam penelitian ini program SPKP lebih berhasil

dibandingkan dengan program fisik dalam menanggulangi kemiskinan.

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Peningkatan pendapatan

Pengurangan Kemiskinan

Efisiensi penyaluran

program

Kelangsungan dana

Pelaksanaan PNPM

Keberhasilan PNPM

Page 60: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Penelitian ini akan menganalisis apakah pelaksanaan program PNPM

Mandiri Perkotaan mempunyai dampak terhadap peningkatan pendapatan dan

penurunan tingkat kemiskinan. Selain itu juga akan dianalisis bagaimana

efisiensi penyaluran program dan kelangsungan dana dari PNPM-MP. Hasil

analisis dari masing-masing indikator akan menunjukkan tingkat keberhasilan

program. Semakin tinggi nilai masing-masing indikator berarti semakin tinggi

tingkat keberhasilan PNPM-MP sebagai salah satu program penanggulangan

kemiskinan.

H. Hipotesis

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis survei, yaitu

metode yang mengukur gejala-gejala tanpa menyelidiki timbulnya gejala-

gejala tersebut. Penelitian ini tidak perlu memperhitungkan hubungan antar

variabel dan lebih cenderung menggunakan data untuk memecahkan masalah

atau menjawab pertanyaan daripada untuk menguji hipotesis (Sevilla,

1993:73). Sehingga penelitian ini lebih untuk mengidentifikasi sejauh mana

keberhasilan dan dampak pelaksanaan PNPM-MP di Kecamatan Kartasura,

berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.

Apabila Program PNPM-MP berhasil, maka dapat meningkatkan

pendapatan rumah tangga pemanfaat dan dapat mengurangi jumlah penduduk

miskin di Kecamatan Kartasura. Selain itu juga dapat diperoleh nilai efisiensi

penyaluran program yang tinggi dan kelangsungan dana yang besar untuk

menjaga keberlangsungan Program PNPM-MP.

Page 61: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menekankan permasalahan pada Program

Penanggulangan Kemiskinan yang berbentuk Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) yang terdiri dari

Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir) dan Program Padat Karya (fisik).

Untuk program ekonomi bergulir, ditekankan pada apakah terjadi perubahan

selama satu sampai dua bulan setelah mengikuti program. Lokasi penelitian

yang diambil adalah di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

B. Sumber Data

Data primer : Data penilaian Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri yang memperhatikan aspek pendukung dan

aspek dampak menurut persepsi masyarakat diambil berdasarkan lembar

kuisioner yang ditujukan untuk para pemanfaat.

Data Sekunder : Data ini diambil dari BPS dan instansi-instansi

pemerintah terkait dan beberapa sumber media massa maupun elektronik

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri.

43

Page 62: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini perlu

didefinisikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian dan untuk

membatasi pembahasan agar tidak keluar dari topik pembahasan.

a. Indikator peningkatan pendapatan (Income Indicator)

Merupakan indikator yang penting untuk menilai keberhasilan program.

Income indicator adalah perbandingan pendapatan rumah tangga peserta

program sebelum mengikuti program dengan pendapatan setelah program.

Dalam perhitungan ini juga dimasukkan faktor perubahan harga dengan

menggunakan Indeks Harga Konsumen untuk menilai pendapatan yang

lalu dengan nilai sekarang.

b. Indikator pengurangan kemiskinan (poverty reduction)

Indikator ini digunakan untuk mengukur presentase perubahan jumlah

penduduk miskin yang menjadi peserta program. Perhitungan dilakukan

dengan membandingkan jumlah penduduk miskin sebelum program dan

setelah mengikuti program.

c. Indikator Efisiensi Penyaluran Program (Efficiency Programme Delivery)

Indikator ini digunakan untuk menjelaskan perbandingan antara tingkat

manfaat dan biaya yang diukur dengan tambahan pendapatan bersih (net

additional income) dan investasi kredit dalam pengeluaran total. Dalam

perhitungan ini juga dimasukkan unsur-unsur lain seperti nilai penjualan,

biaya transaksi, bunga pinjaman, pengembalian pokok, biaya transaksi dan

biaya opportunity.

Page 63: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d. Indikator Kelangsungan Dana (Financial Viability)

Kelangsungan dana merupakan indikator penting dari program

penanggulangan kemiskinan karena ketersediaan dana untuk membiayai

program terbatas. Jumlah pinjaman yang dikembalikan adalah variabel

utama untuk menunjang ketersediaan dana program. Pertimbangan lainnya

adalah bahwa pemerintah mendapatkan penerimaan dari peserta program

tersebut. Peserta program juga dikenai kewajiban untuk membayar pajak,

baik secara langsung maupun dari pajak pembelian barang yang mereka

lakukan dengan koefisien pajak.

e. Pendapatan rumah tangga sebelum program

Merupakan jumlah pendapatan keluarga dari berbagai sumber selama

sebulan, sebelum menjadi pemanfaat PNPM-MP, yang dihitung dengan

rupiah. Pendapatan rumah tangga dapat diketahui melalui pengeluaran

rumah tangga.

f. Pendapatan rumah tangga setelah program

Merupakan jumlah pendapatan keluarga dari berbagai sumber selama

sebulan setelah menjadi pemanfaat program PNPM-MP, diukur dengan

rupiah.

g. Penjualan barang dan jasa

Keseluruhan hasil atau pendapatan yang diterima oleh peserta PNPM-MP

(khususnya ekonomi bergulir) dari usaha yang dilakukan selama sebulan,

diukur dengan rupiah.

Page 64: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

h. Biaya Operasi

Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa serta biaya-

biaya lain yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha selama sebulan,

dalam rupiah

i. Pendapatan kotor

Pendapatan peserta PNPM-MP (khususnya ekonomi bergulir) dari

penjualan barang atau jasa selama sebulan, setelah dikurangi total biaya.

j. Pengembalian pinjaman

Nominal yang harus disetorkan oleh pemanfaat (ekonomi bergulir) pada

pengelola PNPM-MP per bulannya.

k. Bunga pinjaman

Sejumlah uang tambahan yang harus dibayarkan oleh pemanfaat (ekonomi

bergulir) sebagai jasa dari pinjaman yang telah diterima setiap bulannya

bersama dengan angsuran pegembalian pimjaman.

l. Pendapatan bersih

Pendapatan peserta PNPM-MP (ekonomi bergulir) dari penjualan barang

dan jasa selama sebulan, setelah dikurangi dengan biaya operasi yang

dikeluarkan untuk produksi dan menjual produk, serta total biaya

(pengembalian pinjaman dan bunganya, biaya transaksi, biaya

opportunity)

m. Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK adalah petunjuk mengenai naik turunnya harga kebutuhan yang

secara tidak langsung juga mencerminkan tingkat inflasi. Variabel ini

Page 65: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dinyatakan dalam bentuk persentase per tahun. Data inflasi tahun 2009

sebesar 2,59 per tahun. Dengan demikian tingkat perubahan harga (Pt)

tahun 2009 terhadap tahun sebelumnya sebesar 114,42 atau 1,144 (BPS

Kab. Sukoharjo)

n. Jumlah orang miskin

Jumlah penduduk yang digolongkan miskin, dengan menbandingkan

pendapatannya dengan garis kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS. Jika

pendapatannya dalan satu bulan lebih kecil dari garis kemiskinan, maka

orang tersebut digolongakan sebagai orang miskin. Pada tahun 2008 , garis

kemiskinan BPS untuk desa dan kota sebesar Rp182.636 per kapita per

bulan. Jika rata-rata satu keluarga terdiri dari 4 orang, maka yang

digolongkan sebagai masyarakat miskin adalah mereka yang

berpendapatan kurang dari (Rp182.636 x 4)= Rp730.544 per bulan.

Sedangkan pada tahun 2009, garis kemiskina BPS untuk desa dan kota

sebesar Rp200.262 perkapita per bulan. Maka, jika rata-rata keluarga

terdiri dari 4 orang. Maka yang digolongkan sebagai rumah tangga miskin

adalah mereka yang berpendapatan kurang dari (Rp200.262 x 4) = Rp

801.048,- per bulan.

o. Koefisien pajak

Peserta program dikenai kewajiban untuk membayar pajak, baik langsung

maupun dari pembelian barang dan jasa yang mereka lakukan. Dalam

penelitian ini digunakan nilai perbandingan antara pajak daerah dengan

total pendapatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 sebagai ukuran

Page 66: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

koefisien pajak. Pajak daerah Kabupaten Sukoharjo tahun anggaran (TA)

2008 sebesar Rp15.421.729,- (dalam ribuan) sedangkan total pendapatan

daerah Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp687.729.032,- (dalam ribuan)

(BPS Kab. Sukoharjo). Dari nilai tersebut didapat koefisien pajak sebesar

0,02.

p. Rencana biaya konstruksi

Besarnya rencana anggaran yang akan digunakan untuk membangun suatu

proyek fisik dalam program padat karya.

q. Biaya konstruksi aktual

Merupakan realisasi biaya dalam pembangunan proyek fisik dalam

program padat karya.

r. Konstribusi pemerintah daerah

Komitmen pemerintah daerah (Pemda) dalam mendukung kelangsungan

program yang diukur dengan proporsi kontribusi Pemda terhadap total

pembiayaan program.

s. Coverage of Target Group (TAR)

Ketepatan sasaran dalam penyaluran program atau dengan kata lain peserta

program yang tergolong sebagai penduduk miskin menurut garis

kemiskinan BPS.

t. Total expenditure (pengeluaran total)

Dalam program kerja mandiri (ekonomi bergulir), total expenditure (TE)

merupakan total pinjaman yang disalurkan kepada seluruh sampel yang

Page 67: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

menjadi peserta program. Sedangkan dalam program padat karya (fisik),

TE merupakan total pembiayaan proyek dalam PNPM-MP (upah).

u. Additional tax revenue (tambahan penerimaan pajak pemerintah)

Tambahan pajak yang diterima oleh pemerintah dari pendapatan bersih

yang diperoleh para peserta program, bisa diketahui dengan

memperhitungkan koefisien pajaknya.

v. Nilai swadaya

Sumbangan masyarakat berupa materiil (baik berupa uang maupun dalam

bentuk lain) khususnya dalam program padat karya, dimana merupakan

komitmen masyarakat dalam mendukung kelangsungan program, dan

dinyatakan dalam rupiah.

D. Tehnik Pengambilan Sampel

Untuk tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

rumus Slovin, yaitu sebagai berikut:

2.1 eNN

n+

=

n = Ukuran sampel

N = jumlah populasi untuk rumah tangga miskin penerima bantuan

PNPM di kecamatan Kartasura.

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persentase

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengamatan sampel

populasi)

Page 68: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Nilai kritis untuk penelitian deskriptif yang dapat diterima adalah

sebesar 10% dari populasi (G. Sevilla et.al, 1993:161-162).

Dari rumus Slovin tersebut dapat dihitung banyaknya sample yang

dapat diambil pada program padat karya (fisik) dan program Keja mandiri

(ekonomi bergulir) dengan populasi sebesar 4818 pemanfaat dari 12 desa di

Kecamatan Kartasura, yaitu sebesar:

97,97

)1.0(481814818

2

=+

=

n

n

Jadi, dari perhitungan menggunakan rumus tersebut, diperoleh hasil

untuk pengambilan sampel pemanfaat PNPM Mandiri Perkotaan adalah

sebesar 97,97 responden atau dibulatkan menjadi 98 responden pemanfaat.

Tetapi jumlah sampel dapat diambil lebih besar dari rumus slovin tersebut.

Karena terjadi jumlah populasi yang sangat berbeda jauh antara

program fisik dan ekonomi bergulir yaitu untuk program fisik sebesar 4.649

pemanfaat, sedangkan untuk program ekonomi bergulir hanya 169 pemanfaat,

maka rumus stratified random sampling tidak efisien untuk digunakan karena

hanya diperoleh 3 sampel untuk program ekonomi bergulir.

Tabel 3.1 Penentuan Sampel menggunakan Model Stratified Random Sampling

Program Populasi % Sampel Ekonomi bergulir 169 3,51 3,44 (3) Padat karya (fisik) 4649 96,49 94,56 (95) Jumlah 4818 100 98 Sumber: data diolah

Page 69: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Supaya diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat maka pengambilan

sampel untuk Program Ekonomi Bergulir digunakan model menurut

Suharsimi Arikunto, yaitu suatu penelitian akan lebih baik apabila jumlah

sampel yang digunakan adalah 10% dari jumlah total populasi. Berdasarkan

tehnik tersebut dapat diambil sampel untuk program ekonomi bergulir yaitu

sebesar 16,9 pemanfaat atau dibulatkan menjadi 17 pemanfaat dari 169

populasi. Dan untuk program fisik sebesar 95 pemanfaat.

Untuk pengambilan sampel yang dilakukan secara acak di dalam

populasi yang sudah dikelompokkan dirumuskan sebagai berikut:

nNN

ni ´= 1

ni = jumlah sampel yang diambil

N1 = jumlah rumah tangga sasaran per desa

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel yang ditentukan

Dengan rumus di atas diperoleh hasil secara acak dari 12 desa di

Kecamatan Kartasura dengan jumlah sampel untuk program padat karya

(fisik) 95 responden dan 17 responden untuk program kerja mandiri (ekonomi

bergulir), yaitu sebesar:

Page 70: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 3.2 Distribusi Populasi dan Sampel Program Kerja Mandiri

(Ekonomi Bergulir) di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

No Desa Pemanfaat Sampel 1 Ngemplak 11 1 2 Gumpang 12 1 3 Makamhaji 40 4 4 Pabelan - 0 5 Ngadirejo 24 2 6 Kartasura 33 3 7 Wirogunan 33 3 8 Ngabeyan - 0 9 Singopuran 16 2 10 Gonilan - 0 11 Kertonatan - 0 12 Pucangan - 0 Jumlah 169 17

Sumber: data diolah

Tabel 3.3 Distribusi Populasi dan Sampel Program Padat Karya

(Fisik) di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

No Desa Pemanfaat Sampel 1 Ngemplak 8 0 2 Gumpang 257 5 3 Makamhaji 1090 22 4 Pabelan 173 4 5 Ngadirejo 970 20 6 Kartasura 1065 22 7 Wirogunan 265 5 8 Ngabeyan 111 2 9 Singopuran 125 3 10 Gonilan 160 3 11 Kertonatan 85 2 12 Pucangan 340 7 Jumlah 4649 95

Sumber: data diolah

Page 71: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

E. Alat Analisis

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui

wawancara langsung (in-depth interview) dengan penerima program PNPM.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat yang

telah dirumuskan dalam Manual Evaluasi Program Penanggulangan

Kemiskinan yang dibuat oleh ESCAP (Economic and Social Commision for

Asia and Pasific), yang terdiri dari 4 kategori, yaitu Income Indicator(AI),

Poverty Reduction (PR), Efficiency in Program Delivery (EP), dan Financial

Viability (FV).

Untuk memudahkan cara penghitungan, maka program tersebut dapat

dibagi menjadi dua, yaitu program kerja mandiri dan program padat karya

dengan netode analisis sebagai berikut:

1. Analisis Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir)

a) Indikator Peningkatan Pendapatan (AI)

TARPY

PYYAI

t

tt ´´´-

=0

0 )(

Yt = pendapatan rumah tangga setelah mengikuti program

Yo = pendapatan rumah tangga sebelum mengikuti program

Pt = indeks harga konsumen pada tahun survei

TAR = target sasaran yang tercakup

Page 72: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Indikator Pengurangan Kemiskinan

0

10

HCR

HCRHCRPR

-=

PR = Proverty Reduction

HCR0 = Head Count Ratio (jumlah penduduk miskin peserta

program sebelum mengikuti program) tahun dasar.

HCR1 = Head Count Ratio (jumlah penduduk miskin peserta

program setelah mengikuti program) tahun survei.

c) Indikator Efisiensi Penyaluran Program

t

t

PTE

PNAYEP

´´

=

EP = Efisiensi Program

NAY = Net average income (pendapatan usaha netto)

disesuaikan dengan faktor Indeks Harga Konsumen

(IHK).

NAY = Penjualan -biaya operasi – (biaya bunga + pengembalian

pokok pinjaman + biaya transaksi + biaya

opportunity)

TE = Total expenditure (pengeluaran total pinjaman)

d) Indikator Kelangsungan Dana

LDATRLR

FV)( +

=

Page 73: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

FV = Indikator Financial Viability

LR = Loan Repayment (jumlah pengembalian untuk tahun

tertentu).

ATR = Additional Tax Revenue (penerimaan pajak tidak

langsung pemerintah).

LD = Loan Disbursement (total pinjaman yang disalurkan).

2. Analisis program Padat Karya (fisik)

a) Indikator Peningkatan Pendapatan

TARPY

PYYAI

t

tt ´´´-

=0

0 )(

Yt = pendapatan rumah tangga setelah mengikuti program.

Yo = pendapatan rumah tangga sebelum mengikuti program.

Pt = indeks harga konsumen pada tahun survei.

TAR = target sasaran yang tercakup.

b) Indikator Pengurangan Kemiskinan

0

10

HCR

HCRHCRPR

-=

PR = Proverty Reduction

HCR0 = Head Count Ratio (jumlah penduduk miskin peserta

program sebelum mengikuti program) tahun dasar.

HCR1 = Head Count Ratio (jumlah penduduk miskin peserta

program setelah mengikuti program) tahun survei.

Page 74: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

c) Indikator Efisiensi Penyaluran Program

QACNC

EP ´=

EP = Efisiensi Program

NC = Norm of construction cost (rencana biaya pembangunan

proyek)

AC = Actual cost of construction (realisasi biaya pembangunan

proyek)

Q = Quality index (indeks kualitas proyek)

d) Indeks Kelangsungan Dana

TEATRDLRUC

FV)(

1

++=

FV = Financial Viability

UC = Utility Cost (biaya penggunaan proyek)

DLR = Directly Linked Revenue (pendapatan dari proyek dan

nilai swadaya)

ATR = Additional Tax Revenue (tambahan penerimaan pajak

pemerintah)

TE = Total Expenditure (pngeluaran untuk proyek)

.

Page 75: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kecamatan Kartasura adalah salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Sukoharjo, Jawa tengah. Kartasura dapat dikatakan sebagai kota

satelit bagi Surakarta atau Solo, sama halnya dengan Solobaru yang juga

merupakan sebuah area yang dikembangkan di Kabupaten Sukoharjo.

Kecamatan Kartasura merupakan persimpangan jalan Negara Surabaya-Solo-

Yogyakarta dan Solo-Semarang (wikipedia).

Kecamatan Kartasura secara ekonomi menjadi salah satu

pengembangan Kota Surakarta ke arah barat karena lokasinya yang berbatasan

langsung dengan kota itu. Sedangkan untuk menuju ibukota kabupatennya

sendiri, warga Kecamatan Kartasura harus melewati Kota Surakarta.

Kecamatan Kartasura memiliki lokasi yang strategis, sehingga

pernah akan digabung dengan Kotamadya Surakarta, tetapi ditolak oleh

pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Bahkan warga setempat sempat

berkeinginan untuk membentuk wilayah kotamadya atau administrasi kota

sendiri. Jika Kartasura membentuk kota sendiri, maka luasnya kurang lebih

sama dengan Kota Salatiga dengan jumlah penduduk sekitar 120.000 jiwa.

Namun keinginan tersebut sampai sekarang belum terpenuhi.

57

Page 76: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1. Aspek Geografis

Luas wilayah Kecamatan Kartasura pada tahun 2008 tercatat 1.923

Ha atau sekitar 4,12 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Sukoharjo

(46.666 Ha). Desa Gonilan merupakan desa yang terluas wilayahnya yaitu

232 Ha atau 12,06 persen, sedangkan yang terkecil wilayahnya adalah

Desa Ngabeyan sebesar 118 Ha atau 6,14 persen.

Kecamatan Katasura terdiri dari 515 Ha atau 26,78 persen lahan

persawahan dan sisanya 1.408 Ha atau 73,22 persen merupakan lahan

bukan persawahan. Lahan bukan sawah antara lain digunakan untuk

pekarangan sebesar 89,42 persen dari total luas lahan.

Tabel 4.1 Deskripsi Letak, Batas dan Keadaan Alam

Di Kecamatan Kartasura

Karakteristik Keterangan

1. Letak Geografi

Luas wilayah Kecamatan Kartasura

1.923 Ha.

Jarak dari Barat ke Timur ± 8,0 Km,

Jarak dari Utara ke Selatan ± 5,0 Km,

Jarak dari Ibukota Kecamatan ke

Ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 23,0

Km.

2. Batas Wilayah Utara : Kabupaten Karanganyar

Timur : Kota Surakarta

Selatan : Kecamatan Gatak

Barat : Kabupaten Boyolali

3. Keadaan Alam Rata-rata curah hujan dalam satu tahun

adalah 25mm

Page 77: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Aspek Demografi

Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan, Rata-rata per Jiwa

di Kecamatan Kartasura Tahun 2008

No Desa/

Kelurahan Luas

Wilayah (Ha)

Jumlah Penduduk

Kepadatan/ Ha

Rata-rata Jiwa/

Keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kertonatan Wirogunan Ngabeyan Singopuran Kartasura Pucangan Ngemplak Ngadirejo Gumpang Pabelan Gonilan Makamhaji

120 133 118 133 134 228 170 121 192 131 232 211

3.229 3.778 4.327 6.162

15.284 12.168

2.924 9.321 6.453 6.555 4.329

15.481

27 28 37 46

114 53 17 77 34 50 19 73

3.36 2.95 3.50 4.26 4.48 3.89 3.95 3.80 3.43 3.69 3.06 4.14

Jumlah 1.923 90.011 47 3.84 Sumber: BPS Sukoharjo

Luas wilayah seluruh Kecamatan Kartasura adalah 1.923 Ha atau

19,23 km2 dari 12 desa. Desa Gonilan merupakan desa yang memiliki

wilayah paling luas dengan 232 Ha, sedangkan wilayah yang paling

sempit berada di desa Ngabeyan dengan 118 Ha.

Jumlah penduduk Kecamatan Kartasura adalah sebesar 90.011 jiwa

pada akhir 2008 dan meningkat menjadi 98.996 jiwa di tahun 2009.

Kepadatan pendudk di Kecamatan Kartasura dapat dikatakan cukup padat

mengingat Kecamatan Kartasura terletak di wilayah strategis yang dilalui

seluruh jalur transportasi darat. Jumlah penduduk terbanyak berada di

Desa Makamhaji yaitu 15.481 jiwa. Selain Desa Makamhaji, Kelurahan

Kartasura dan Desa Pucangan juga memiliki jumlah penduduk yang

Page 78: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

banyak karena berada di pusat kecamatan yaitu masing-masing sebesar

15.284 dan 12.168 jiwa penduduk. Sedangkan desa yang berpenduduk

paling sedikit berada di Desa Ngemplak yaitu hanya berjumlah 2.924 jiwa.

Rata-rata kepadatan penduduk di Kecamatan Kartasura adalah

sebesar 47 jiwa per Ha. Tingkat kepadatan paling tinggi berada di

Kelurahan Kartasura yaitu sebesar 114 jiwa per Ha dari luas keseluruhan

yang hanya 134 Ha. Selain Kelurahan Kartasura terdapat 2 desa yang

memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu di Desa Ngadirejo

dan Makamhaji yang masing-masing memiliki kepadatan sebesar 77

jiwa/Ha dan 73 jiwa/Ha. Hal ini disebabkan karena Desa Ngadirejo

terletak di daerah yang cukup strategis dan dekat dengan jalan raya

sehingga alat transportasi mudah diperoleh. Sedangkan untuk Desa

Makamhaji terletak dekat dengan Kota Surakarta sehingga banyak yang

berdomisili di desa tersebut. Desa Gonilan dan Ngemplak memiliki

kepadatan penduduk yang kecil yaitu masing-masing sebesar 19jiwa/Ha

dan 17 jiwa/Ha . Ini disebabkan karena Desa Gonilan adalah Desa yang

paling luas wilayahnya dari seluruh Kecamatan Kartasura dan terletak

cukup jauh dari jalan raya. Selain itu juga karena masih banyaknya

masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani. Desa Ngemplak

memiliki kepadatan penduduk paling kecil karena berada jauh dari jalan

raya dan struktur tanahnya yang tidak rata, sehingga masyarakat pendatang

enggan untuk menetap di desa ini.

Page 79: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Satu keluarga di Kecamatan Kartasura rata-rata memiliki 3,84 atau

dibulatkan menjadi 4 anggota keluarga. Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa

Desa/Kelurahan Singopuran, Kartasura, dan Makamhaji memiliki rata-rata

satu keluarga berjumlah 4-5 orang, sedangkan ke-9 desa lainnya memiliki

3-4 orang dalam satu keluarga.

3. Aspek Sosial

a. Kesehatan

Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya

dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran

swasta cukup tinggi. Pada tahun 2008 untuk jumlah puskesmas di

Kecamatan Kartasura ada sebanyak 2 puskesmas induk dan 2

puskemas pembantu. Selain itu juga terdapat 6 Rumah Bersalin dan 18

tempat praktek dokter.

Untuk tenaga kesehatan di seluruh Kecamatan Kartasura

terdapat 23 Dokter terdiri dari 20 Dokter Umum dan 3 Dokter Gigi,

Mantri Kesehatan/ Perawat sebanyak 31 orang, dan 13 bidan.

b. Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di seluruh Kecamatan Kartasura

yaitu untuk TK terdapat 51 buah, SD terdapat 50 buah yang terdiri dari

43 SD Negeri dan 7 SD Swasta. SMP sebanyak 9 buah yaitu 3 SMP

Negeri dan 6 SMP Swasta. Selain itu juga terdapat Madrasah

Page 80: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Ibtida’iyah sebanyak 7 sekolah, Tsanawiyah 1 sekolah, dan Aliyah 1

sekolah.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kecamatan Kartasura Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Semua Kelompok Umur Tahun 2009

No Jenis Pendidikan L P Total

1

2

3

4

5

6

7

8

Tamat Perguruan Tinggi

Tamat Akademi

Tamat SLTA

Tamat SLTP

Tamat SD

Tidak Tamat SD

Belum Tamat SD

Tidak Sekolah

6.701

10.700

13.015

16.015

14.144

4.005

7.500

2.602

5.802

8.010

11.505

15.415

14.006

6.205

8.415

2.040

12.503

18.710

24.520

31.430

28.150

10.210

15.915

4.642

Sumber: Statistik Kec.Kartasura

Dari tabel 4.3 dapat dilihat penduduk Kecamatan Kartasura

sebagian besar telah mencicipi bangku sekolah. Tapi masih banyak

penduduk yang tidak sekolah yaitu sebesar 4.642 jiwa. Penduduk yang

tidak sampai tamat SD sebesar 10.210 jiwa. Penduduk yang bisa

sampai tamat Perguruan Tinggi dan Akademi adalah masing-masing

12.503 jiwa dan 18.710 jiwa.

Page 81: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

4. Kondisi Perekonomian

a. Penduduk dan Lapangan Usaha

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kecamatan Kartasura Berdasarkan

Kelompok Umur Tahun 2005-2008

Tahun Umur

Jumlah 0-14 15-64 65 ke atas

2005

2006

2007

2008

17.728

17.808

17.932

16.348

63.732

66.025

66.489

68.107

4.471

4.515

4.547

5.556

85.931

88.348

88.968

90.011

Sumber: BPS Sukoharjo

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008

penduduk Kecamatan Kartasura yang berumur 0-14 tahun berjumlah

16.348 jiwa. Usia produktif yaitu usia antara 15-64 tahun, penduduk

Kecamatan Kartasura yang berada pad usia produktif sebesar 68.107

jiwa. Dengan jumlah penduduk Kecamatan Kartasura berdasarkan usia

dapat pula diketahui tingkat ketergantungan penduduk sebagai berikut:

6415)65()140(

-++-

=umur

umurumurDR

16,32

100107.68

556.5348.16

=

+=

DR

xDR

Tingkat ketergantungan penduduk Kecamatan Kartasura di

tahun 2008 yaitu sebesar 32,16. Dengan demikian dapat dikatakan

Page 82: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

sebanyak 100 penduduk usia produktif di Kecamatan Kartasura

menanggung kehidupan 32,16 penduduk usia tidak produktif..

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan

Kartasura sebagian besar bekerja sebagai buruh industri yaitu sebesar

5.150 jiwa. Karena wilayah Kartasura masih memiliki lahan pertanian

yang cukup besar maka penduduk bekerja di bidang pertanian terbilang

cukup besar yaitu 1.332 penduduk merupakan petani sendiri dan 3.328

jiwa penduduk bekerja sebagai buruh tani.

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor

di Kecamatan Kartasura Tahun 2007-2009

No Mata Pencaharian 2007 2008 2009

1

2

3

4

5

6

7

Petani Sendiri

Buruh Tani

Pengusaha

Buruh Industri

Buruh Bangunan

Pedagang

PNS/TNI

1.297

3.288

232

4.989

1.598

403

2.852

1.311

3.298

243

5.086

1.685

428

2.897

1.332

3.328

255

5.150

1.630

450

2.951

Sumber: Kec.Kartasura

Pada tahun 2009 penduduk yang bekerja sebagai pagawai

sipil/PNS dan TNI berjumlah cukup besar yaitu sebanyak 2.951 jiwa,

ini disebabkan karena di Kecamatan Kartasura terdapat asrama TNI

AD atau biasa disebut Kopassus. Sebesar 1.630 penduduk Kecamatan

Kartasura bekerja sebagai buruh bangunan. Penduduk yang bermata

Page 83: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

pencaharian sebagai pedagang di Kecamatan Kartasura terbilang cukup

kecil karena hanya berjumlah 450 orang saja, dan sebagian besar

tinggal di sekitar pasar Kartosuro. Pengusaha di Kecamatan Kartasura

juga memiliki jumlah yang sangat kecil yaitu hanya 255 orang saja.

Dengan komposisi seperti ini dapat diketahui bahwa penduduk

Kecamatan Kartasura sebagian besar dari kalangan menengah ke

bawah.

b. PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah

satu ukuran statistik yang menjadi indikator penting dalam mengukur

tingkat perkembangan perekonomian di suatu daerah. PDRB

sebenarnya merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor

ekonomi di suatu daerah pada kurun waktu tertentu (BPS Sukoharjo,

2008:1).

Dengan melihat nilai PDRB ini, maka akan banyak

didapatkan berbagai informasi mengenai perkembangan ekonomi

sektoral baik dalam hal volume produksi maupun harga.

Pada tabel 4.7 diketahui Distribusi PDRB Kecamatan

Kartasura terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo. Pada tahun 2008

besarnya PDRB perkapita atas dasar harga berlaku untuk tingkat

Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo berkisar dari 4,48 juta rupiah

sampai dengan 19,60 juta. Kecamatan Kartasura sendiri menyumbang

Page 84: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sebesar 14,39 juta rupiah untuk PDRB kabupaten, dan menjadi

kecamatan ketiga setelah Kecamatan Grogol dan Sukoharjo yang

mempunyai andil besar terhadap perkembangan ekonomi kabupaten.

Tabel 4.6 Distribusi PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2005-2008 (dalam %)

Kecamatan 2005 2006 2007 2008

ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura

3,83 3,14 4,34

19,59 4,54 5,34 5,80 6,91

24,46 3,22 3,46

15,36

3,92 3,24 4,39

19,51 4,63 5,43 5,83 6,91

24,18 3,25 3,44

15,22

3,84 3,05 4,29

19,79 4,37 5,28 5,61 6,85

24,66 3,25 3,33

15,67

3,90 3,13 4,32

19,80 4,44 5,37 5,61 6,82

24,40 3,27 3,33

15,61

3,94 2,99 4,27

19,66 4,26 5,42 5,67 7,07

24,45 3,27 3,34

15,65

3,97 3,04 4,27

19,79 4,31 5,45 5,59 7,01

24,40 3,25 3,30

15,63

3,72 2,88 4,30

19,87 4,11 5,36 5,40 7,10

24,76 3,24 3,25

16,02

3,80 2,97 4,37

19,93 4,21 5,44 5,38 7,05

24,54 3,22 3,23

15,86 Sumber: BPS Sukoharjo

Distribusi pada sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten

Sukoharjo di Kecamatan Kartasura pada tahun 2008 sebesar 16,02%

berdasarkan atas dasar harga berlaku dan 15,86% atas dasar harga

konstan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan apabila

dibandingkan dengan tahun 2007, dimana distribusi pada sektor

ekonomi terhadap PDRB kabupaten atas dasar harga berlaku sebesar

15,65% dan sebesar 15,63% berdasarkan atas harga konstan. Pada

umumnya distribusi sektor ekonomi di Kecamatan Kartasura

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menujukkan bahwa

perekonomian di Kecamatan Kartasura semakin berkembang.

Page 85: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

B. Deskripsi Karakteristik Sosial-Ekonomi Sasaran PNPM-MP

1. Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir)

Jumlah populasi untuk program ekonomi bergulir tahun 2009

terbilang sangat sedikit karena program ini belum sepenuhnya di

sosialisasikan kepada masyarakat. Hanya beberapa masyarakat yang

berminat dan diyakini mampu mengembalikan pinjaman yang menerima

program ini. Dengan kuisioner yang dibagikan pada responden dapat

diketahui keadaan demografi dari pemanfaat program ekonomi bergulir

seperti pada tabel 4.9.

Tabel 4.7 Variabel Demografi Responden Ekonomi Bergulir

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Sumber: data diolah

Variabel Jumlah %

Kelompok Umur

Antara 16-30

Antara 31-50

51 ke atas

3

8

6

17,65

47,06

35,29

Total 17 100

Status Perkawinan

Kawin

Tidak Kawin

Janda/Duda

13

1

3

76,47

5,88

17,65

Total 17 100

Jumlah Keluarga

Rata-rata

Maksimum

Minimum

4,9 (5)

7

3

Page 86: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pertama, berdasarkan kelompok umur dari 17 sampel yang

diambil. Untuk kelompok umur antara 16-30 tahun berjumlah 3 orang atau

17,65% dari seluruh sampel. Responden penerima program yang berumur

sekitar 31-50 tahun sebanyak 8 orang atau 47,06%. Dan sisanya sebesar

35,29 % atau sebanyak 6 orang yang berusia 51 tahun ke atas yang

menjadi pemanfaat program ekonomi bergulir.

Kedua adalah berdasarkan status perkawinan pemanfaat program.

Responden program ekonomi bergulir yang berstatus kawin atau

berkeluarga sebanyak 13 pemanfaat atau 76,47% dari 17 responden.

Pemanfaat program yang berstatus tidak kawin atau belum menikah hanya

satu orang saja atau 5,88%. Sedangkan untuk janda atau duda sebanyak 3

responden pemanfaat atau 17,65%.

Jumlah keluarga dari penerima manfaat program ekonomi

bergulir rata-rata berjumlah 4,9 orang atau 5 orang setiap keluarga. Dalam

responden program ekonomi bergulir ini palin banyak berjumlah 7 orang

dalam satu keluarga, dan paling sedikit berjumlah tiga orang dalam satu

keluarga pemanfaat.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden program

ekonomi bergulir, dapat dilihat dari tabel 4.10 tentang variabel sosial-

ekonomi. Pendidikan responden program ekonomi bergulir yang

berjumlah 17 pemanfaat, sebanyak 3 orang atau 17,65 % tidak pernah

merasakan bangku sekolah. Alasan mereka tidak sekolah adalah karena

ekonomi keluarga dan ada juga yang tidak sekolah karena masalah

Page 87: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kepribadian. Responden yang hanya lulusan SD ada 4 orang atau 23,53%.

Mereka yang hanya lulusan SD rata-rata berusia 50-60 tahun dan

alasannya adalah karena pada waktu dulu, pemerintah hanya mewajibkan

belajar 6 tahun. Sisanya masing-masing 29,41% orang responden adalah

lulusan SMP dan SMA, yaitu sebanyak masing-masing 5 responden

Tabel 4.8 Variable Sosial-Ekonomi Responden Program Ekonomi Bergulir

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Jumlah %

Pendidikan

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

3

4

5

5

17,65

23,53

29,41

29,41

Total 17 100

Pekerjaan Sebelum Program

Tani(ternak)

Produksi

Buruh

Jasa

Dagang

3

2

3

2

7

17,65

11,76

17,65

11,76

41,18

Total 17 100

Sumber: data diolah

Dari jenis pekerjaan sebelum mengikuti program, masing-masing

sebanyak tiga orang berprofesi sebagai petani/peternak dan buruh.

Responden yang bekerja di bidang produksi dan jasa masing-masing

sebanyak dua orang atau 11,76 % dari 17 responden. Dan sisanya tujuh

Page 88: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

orang atau 41,18% dari keseluruhan responden program ekonomi bergulir

berprofesi sebagai pedagang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sebelum program profesi/pekerjaan yang paling banyak mengikuti

program kerja mandiri (ekonomi bergulir) dari 17 responden adalah

pedagang. Alasannya adalah untuk menambah biaya operasi/ modal untuk

menghasilkan keuntungan yang lebih

2. Program Padat Karya (Fisik)

Tabel 4.12 menjelaskan tentang aspek demografi responden padat

karya. Berdasarkan kelompok umur, responden yang berusia antara 16-30

tahun berjumlah 30 orang atau sebesar 31,58 % dari total 95 responden.

Sebagian besar responden yang ikut dalam program padat karya ini berusia

antara 31 sampai 50 tahun yaitu sebanyak 47 orang atau 49,47%. Terdapat

pula responden yang berusia 51 tahun ke atas yang berjumlah 18 orang

dari total sampel 81 orang atau sebesar 18,95%.

Berdasarkan jenis kelaminnya, pemanfaat program padat karya

sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 88 orang dari 95

sampel yang diambil atau 92,63%. Dan hanya tujuh orang responden yang

berjenis kelamin perempuan atau sebesar 7,37%.

Page 89: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.9 Variabel Demografi Responden Padat Karya

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Jumlah %

Kelompok Umur

Antara 16-30

Antara 31-50

51 ke atas

30

47

18

31,58

49,47

18,95

Total 95 100

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

88

7

92,63

7,37

Total 95 100

Status perkawinan

Kawin

Tidak kawin

Janda/Duda

61

25

9

64,21

26,32

9,47

Total 95 100

Jumlah Keluarga

Rata-rata

Maksimum

Minimum

4,74

8

3

Sumber: data diolah

Dari status perkawinannya, sebanyak 61 orang responden berstatus

menikah/kawin dan 25 orang tidak kawin/belum manikah. Sedangkan

sisanya 9 orang berstatus janda/duda. Apabila dimasukkan dalam persen

sebanyak 64,21% berstatus kawin, 26,32% orang tidak kawin/belum nikah

dan 9,47% berstatus janda/duda.

Page 90: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Jumlah keluarga responden program fisik diperoleh rata-rata setiap

keluarga memiliki anggota keluarga sebanyak 4,74 atau dibulatkan

menjadi 5 orang per keluarga. Jumlah ini cukup besar karena jumlah

maksimum dalam satu keluarga berjumlah delapan orang, dan minimum

dalam satu keluarga berjumlah tiga orang.

Tabel 4.10 Pendidikan Responden Padat Karya di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Pendidikan Jumlah %

Tidak pernah sekolah

Tidak tamat SD

Tamat SD

SMP&SMA

8

25

36

27

8,42

26,32

37,89

28,42

Total 95 100

Sumber: data diolah

Tabel 4.13 menunjukkan tingkat pendidikan responden program

padat karya (fisik). Dalam tabel tersebut dapat dilihat terdapat delapan

orang responden yang tidak pernah sekolah atau 8,42%. Sebesar 26,32%

atau 25 orang responden tidak meneruskan sekolahnya di tingkat sekolah

dasar (SD). Responden yang sudah menyelesaikan pendidikan di Sekolah

Dasar (SD) sebanyak 36 responden atau sebesar 37,89 persen. Tetapi ada

juga yang sampai ke jenjang SMP dan SMA yaitu sebesar 27 orang

responden atau sebesar 28,42 persen dari total sampel program padat karya

(fisik). Dari fakta di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar

responden program padat karya masih berpendidikan rendah dan hanya 27

orang responden yang sudah menempuh wajib belajar 9 tahun.

Page 91: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Profesi atau pekerjaan responden program padat karya (fisik)

sebelum mengikuti program dapat dilihat dari tabel 4.14. Responden yang

berprofesi sebagai petani ada 10 orang atau dalam bentuk persen ada 12,35

%. Petani disini diartikan sebagai pekerja tani, bukan pemilik pertanian.

Responden yang bekerja di bidang produksi ada enam orang atau

6,32% dari total sampel. Produksi yang mereka kelola bermacam-macam

ada yang produksi kayu, emping, rambak/krupuk. Pedagang yang

mengikuti program ini berjumlah 11 orang atau 11,58 %. Responden yang

berprofesi sebagai buruh ada 27 orang atau 28,42 %. Selain itu ada 24

responden yang pekerjaannya di bidang jasa atau 25,26%. Dan sisanya 15

orang berprofesi sebagai pekerja lepas dan ada pula yang menganggur.

Pada umumnya alasan mereka mengikuti program ini untuk menambah

penghasilan, ada juga yang beralasan karena rumah/tempat tinggal mereka

berada di dekat tempat pembangunan.

Tabel 4.11 Profesi Responden Program Padat Karya

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Profesi Jumlah %

Tani

Produksi

Dagang

Buruh

Jasa

Lainnya

12

6

11

27

24

15

12,63

6,32

11,58

28,42

25,26

15,79

Total 95 100

Sumber: data diolah

Page 92: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 4.15 menyatakan jangka waktu bekerja dalam program

padat karya (fisik) dari 95 responden yang diteliti. Dalam tabel tersebut

responden yang bekerja kurang dari lima hari berjumlah delapan orang

atau dalam bentuk persen sebanyak 9,88%. Ada 33 orang yang bekerja

selam 6 sampai 10 hari dalam pembangunan fisik sampai selesai atau

40,74% dari total responden. Responden yang bekerja selama 11 sampai

15 hari ada sebesar 23,46% atau lebih tepatnya ada 19 orang dari seluruh

sampel yang diteliti. Sebanyak 12,34% atau 10 orang responden yang

bekerja selama 16 sampai 20 hari. Selain itu, ada enam responden yang

menyatakan bekerja selama 21 sampai 25 hari atau sebanyak 7,41%. Ada

juga responden yang bekerja selama lebih dari 26 hari yaitu sebanyak lima

orang atau 6,17 % dari seluruh responden program padat karya.

Tabel 4.12 Jangka Waktu Bekerja dalam Program Padat Karya (Fisik)

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Jumlah Hari Jumlah Orang %

Di bawah 5 hari

6-10 hari

11-15 hari

16-20 hari

21-25 hari

26 hari ke atas

8

36

22

15

9

5

8,42

37,89

23,16

15,79

9,47

5,26

Total 95 100

Sumber: data diolah

Pada umumnya pemanfaat program padat karya akan bekerja

selama proses pembangunan fasilitas yang dibangun dalam PNPM-MP

Page 93: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

sampai proyek tersebut selesai. Keterlibatan responden yang relatif lama

tersebut berkaitan dengan keahlian mereka di dalam bekerja (yaitu sebagai

tukang).

Tabel 4.13 Motivasi Mengikuti Program Padat Karya (Fisik)

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Motivasi Jumlah %

Tidak menemukan pekerjaan lain

Meningkatkan pendapatan

Gagal panen

Lainnya

15

21

2

57

15,79

22,11

2,11

60,00

Total 95 100

Sumber: data diolah

Dari dilihat dari tabel 4.16, terdapat 13 responden yang ikut

dalam program padat karya dengan motivasi tidak menemukan pekerjaan

lain dan 11 responden menyatakan ikut dalam program karena ingin

meningkatkan pendapatan. Selain itu hanya ada satu responden yang

termotivasi ikut program karena gagal panen.

Sebagian besar responden berpartisipasi dalam program padat

karya (fisik) bukan karena ketiga faktor di atas, tetapi karena faktor-faktor

lain seperti karena akan mendapatkan manfaat dari proyek baik secara

langsung maupun tidak langsung, bahkan ada sebagian responden yang

mengatakan akan tetap ingin berpartisipasi meskipun tanpa bayaran. Yang

menjadi faktor utama mengapa responden ingin berpartisipasi yaitu karena

ingin membangun desa dan lingkungan mereka agar lebih maju dan dapat

merasakan manfaat langsung dari pembangunan proyek program padat

Page 94: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

karya. Karena alasan inilah yang menjadi dasar sebagian besar responden

untuk ikut berpartisipasi dalam program. Selain itu juga karena ingin

menjaga sifat kegotongroyongan antar masyarakat desa. Bahkan ada

beberapa warga yang ikhlas memberikan sumbangan berupa materi

maupun moril untuk terselenggaranya proyek di desa mereka.

Tabel 4.14 Persepsi Responden terhadap Program Fisik

di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

No Items Ya/baik/ada tidak

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pengetahuan tentang program

Partisipasi dalam penentuan program

Program sesuai dengan aspirasi masyarakat

Lebih bermanfaat untuk rakyat miskin

Bisa dikerjakan masyarakat

Mendesak untuk dilaksanakan

Kualitas sarana fisik yang dibangun

Adanya sifat kegotong-royongan

Sumbangan dari masyarakat

Bermanfaat bagi masyarakat dan berpotensi

ke depan

35 (36,8%)

29 (30,5%)

59(62,1%)

24(25,3%)

70(73,7%)

77(81,1%)

80(84,4%)

82(86,3%)

64(67,4%)

64(67,4%)

60(63,2%)

66(69,5%)

36(37,9%)

71(74,7%)

25(26,3%)

18(18,9%)

15(15,8%)

13(13,7%)

31(32,6%)

31(32,6%)

Sumber: data diolah

Dalam tabel 4.17 dapat dilihat dari 95 responden yang

mengetahui tentang program padat karya dalam PNPM-MP hanya sebesar

36,8 %. Responden yang ikut berpartisipasi dalam penentuan program

hanya sebesar 30,5 % saja atau 29 responden. Sebesar 62,1 % responden

setuju bahwa program padat karya sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Tetapi hanya 25,3% responden yang setuju bahwa program lebih

Page 95: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

bermanfaat untuk rakyat miskin, karena sebagian besar responden

beranggapan bahwa tidak hanya masyarakat miskin yang mendapatkan

manfaat dari program padat karya ini, melainkan seluruh lapisan

masyarakat yang berada di lingkungan proyek. Berdasarkan persepsi

responden sebanyak 73,7 % setuju kalau program padat karya bisa

dikerjakan oleh masyarakat itu sendiri. Sebagian besar responden setuju

kalau program padat karya sangat mendesak untuk dilaksanakan yaitu

sebesar 81,1%. Persepsi responden padat karya tentang kualitas sarana

fisik yang dibangun sebanyak 80 responden atau 84,4% setuju kalau

kualitasnya cukup baik. Program padat karya (fisik) sangat

mengedepankan sifat kegotong royongan, terbukti dengan sebesar 86,3%

responden atau 82 orang setuju bahwa adanya sifat kegotong royongan

pada setiap pembangunan proyek. Selain bantuan materi dari pemerintah

daerah, sebagian masyarakat juga ikut serta memberikan sumbangan untuk

proyek yang dibangun, bukan hanya berupa materi tetapi juga secara

moral. Responden yang setuju dengan adanya sumbangan dari masyarakat

ini sebesar 67,4%, besarnya sama dengan persepsi responden tentang

manfaat program terhadap masyarakat dan potensi ke depannya dari

program tersebut.

Page 96: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

C. Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan adalah alat yang telah

dirumuskan dalam Manual Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan

yang dibuat oleh ESCAP (Economic and Social Commision for Asia and

Pasific), yang dibagi dalam 4 kategori, yaitu Income Indicator (AI), Poverty

Reduction (PR), Efficiency in Program Delivery (EP), dan Financial Viability

(FV). Untuk memudahkan pembahasan analisis, maka evaluasi data dibagi

menjadi dua bagian sesuai dengan jenis program yang ada dalam Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yaitu Program Kerja Mandiri

(ekonomi bergulir) dan Program Padat Karya (fisik).

1. Analisis Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir)

Program Ekonomi Bergulir dalam PNPM Mandiri adalah program

dimana pemanfaat yang terdiri dari kelompok-kelompok dimana satu

kelompok terdiri dari 5 orang anggota. Kelompok tersebut akan menerima

pinjaman berupa sejumlah uang yang di bagi rata setiap orangnya.

Pinjaman ini mempunyai tujuan agar digunakan pemanfaat untuk

membuka usaha baru atau meneruskan usaha yang telah dijalankan agar

memperoleh keuntungan yang lebih dari sebelum mengikuti program.

Pengembalian pinjaman diangsur selama 10 bulan dengan bunga pinjaman

sebesar 10 persen dalam sekali pinjam.

Page 97: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

a. Indikator Peningkatan Pendapatan

Peningkatan pendapatan merupakan indikator yang paling

penting untuk menilai keberhasilan suatu program bagi penduduk

miskin. Konsep yang digunakan oleh ESCAP untuk mengukur

indikator ini adalah dengan membandingkan pendapatan rumah tangga

pemanfaat setelah mengikuti program dengan pendapatan sebelum

program. Dalam perhitungan ini juga dimasukkan faktor perubahan

harga dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk

menilai pendapatan yang lalu dengan nilai sekarang.

Tabel 4.15 Indikator Peningkatan Pendapatan Program Ekonomi Bergulir

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Nilai

Pendapatan rumah tangga setelah program (2009) (Yt)

Pendapatan pemanfaat setelah program (2009) (Yt)

Pendapatan rumah tangga sebelum program (2008) (Yo)

Pendapatan pemanfaat sebelum program (2008) (Yo)

Indeks Harga (Pt)

Target sasaran yang tercakup (TAR)

Income Indikator rumah tangga (AI)

Income Indikator pemanfaat (AI)

1.277.941

569.706

948.529

354.412

1,144

0,588

0,104

0,238

TARPY

PYYAI

t

tt ´´´-

=0

0 )(

Sumber: data diolah

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan indikator

peningkatan pendapatan (AI) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

program Ekonomi Bergulir dalam PNPM-MP di Kecamatan Kartasura

Page 98: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dapat meningkatkan pendapatan keluarga penduduk miskin peserta

program sebesar 0,238, yang berarti bahwa setelah menjadi pemanfaat

program pedapatan peserta program Ekonomi Bergulir meningkat rata-

rata 23,8%. Sedangkan untuk pendapatan rumah tangga dari peserta

program meningkat rata-rata 0,104 atau 10,4% dari pendapatan

sebelum mengikuti program.

Nilai indikator peningkatan pendapatan yang besar

menunjukkan bahwa program tersebut benar-benar bermanfaat bagi

penerima. Selain itu nilai indikator ini juga menunjukkan adanya

ketepatan sasaran (target) dalam penyaluran program. Tetapi apabila

nilai income indicator menunjukkan angka yang rendah atau bahkan

minus, berarti program tersebut tidak signifikan (berdaya guna rendah)

bagi penerima program. Perhitungan dengan income indicator di atas

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatan sebesar 10,4%,

ini berarti bahwa setelah mengikuti program pendapatan rumah tangga

sasaran PNPM-MP hanya mampu meningkat sebesar 10,4%. Dengan

nilai tersebut walaupun mampu meningkatkan rata-rata pendapatan

rumah tangga namun dapat disimpulkan bahwa program ekonomi

bergulir masih belum signifikan atau masih berdaya guna rendah bagi

pemanfaat.

Peningkatan pendapatan peserta program dapat terjadi karena

keberhasilan dalam usaha mereka (net income naik) dan berkaitan

dengan sasaran program yang seharusnya ditujukan untuk penduduk

Page 99: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

miskin. Namun pada kenyataannnya hanya sebesar 58,8% peserta

program yang dikategorikan miskin, ini dapat dilihat dari nilai

Coverage of Target Group (TAR) sebesar 0,588. Dan ini menunjukkan

bahwa masih terdapat 41,2% peserta program yang dikategorikan tidak

miskin. Data ini juga menggambarkan masih tidak adanya ketegasan

pengurus program (sense of priority dan sense of poverty), karena

keikutsertaan program dititikberatkan pada mereka yang berpotensi

mampu mengembalikan.

b. Indikator Pengurangan Kemiskinan

Indikator ini digunakan untuk mengukur presentase perubahan

jumlah penduduk miskin yang menjadi peserta program. Perhitungan

dilakukan dengan membandingkan jumlah penduduk miskin sebelum

program dan jumlah penduduk miskin setelah program. Dalam

perhitungan poverty reduction ini menggunakan konsep garis

kemiskinan untuk mengetahui jumlah responden yang tergolong

miskin.

Nilai poverty reduction peserta program ekonomi bergulir

adalah sebesar 0,701, yang artinya ada penurunan jumlah penduduk

miskin setelah dilaksanakan program ekonomi bergulir sebesar 70,1%.

Jumlah peserta program pada tahun sebelum program (2008) adalah

sebesar 58,8%, nilai tersebut turun menjadi 17,6% di tahun setelah

peserta menjadi pemanfaat program.

Page 100: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 4.16 Indikator Pengurangan Kemiskinan Program Ekonomi Bergulir

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Nilai

% jumlah orang miskin tahun program (2009) (HCR1)

% jumlah orang miskin tahun dasar (2008) (HCR0)

Pengurangan kemiskinan / Poverty Reduction (PR)

Garis Kemiskinan

2008 Rp182.636

2009 Rp 200.262

0,176

0,588

0,701

0

10

HCR

HCRHCRPR

-=

Sumber: data diolah

Penurunan jumlah penduduk miskin yang cukup besar ini dapat

diartikan sebagai adanya peningkatan pendapatan setelah program,

sebagian peserta program berada di sekitar garis kemiskinan sehingga

dengan peningkatan pendapatan yang relatif kecil dapat membantu

melewati garis kemiskinan, atau karena jumlah peserta program yang

tergolong sebagai masyarakat miskin berjumlah sedikit atau tidak tepat

sasaran. Sehingga ukuran ini bisa menyesatkan jika tidak dicermati

proporsi penduduk golongan miskin yang mengikuti program.

c. Indikator Efisiensi Penyaluran Program

Indikator efisiensi penyaluran program digunakan untuk

menjelaskan perbandingan antara tingkat manfaat dan biaya yang

diukur dengan tambahan pendapatan bersih (net income additional

Page 101: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

income) dan investasi kredit dalam pengeluaran total. Dalam indikator

ini juga dimasukkan unsur-unsur lain seperti nilai penjualan, biaya

transaksi, bunga pinjaman, pengembalian pokok, biaya transaksi dan

biaya opportunity.

Nilai total pinjaman untuk seluruh sampel sebesar Rp

11.200.000,- dan rata-rata pinjaman sebesar Rp 658.823,- per orang.

Dalam pembayaran pokok pinjaman dikembalikan atau diangsur

selama 10 bulan, jadi setiap bulannya mereka menbayar pokok

pinjaman sebesar (Rp 658.823,-/10) = Rp 65.883,- dengan bunga 10%

yaitu setiap bulannya sebesar Rp 6.588,- per orang.

Tabel 4.17 Tambahan Pendapatan Bersih Usaha Responden Program Ekonomi Bergulir di Kecamaatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Nilai

Penjualan barang dan jasa rata-rata (TR)

Biaya operasi rata-rata (BO)

Pendapatan kotor rata-rata

Bunga pinjaman (BP)

Pembayaran pokok pinjaman (PP)

Biaya Transaksi (BTr)

Opportunity cost (OC)

Biaya total (BT)

Pendapatan Bersih(NAY)

622.353

407.059

215.294

6.588

65.882

0

0

72.470

142.824

NAY= TR-BO-BT

BT= BP+PP+BTr+OC

Sumber: data diolah

Page 102: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan perhitungan data sampel diperoleh efisiensi

penyaluran program. Sebelum mengetahui efisiensi penyaluran

program, perlu diketahui nilai pendapatan bersihnya seperti pada tabel

4.20 di atas. Nilai pendapatan bersih dari sampel peserta program

ekonomi bergulir adalah sebesar Rp142.824,-. Nilai biaya transaksi

dan biaya opportunity nol karena tidak ada pembebanan biaya untuk

keduanya dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh pemanfaat.

Setelah diketahui pendapatan bersihnya, maka dapat diketahui pula

nilai efisiensi penyaluran programnya seperti pada tabel 4.21 dibawah

ini.

Tabel 4.18 Efisiensi Penyaluran Program Ekonomi Bergulir

Di Kecamatan Kartasura Taun 2009

Variabel Nilai

Pendapatan bersih usaha (NAY)

Pengeluaran pinjaman rata-rata (TE)

Efisiency in programme delivery (EP)

142.824

658.824

0,22

t

t

PTE

PNAYEP

´´

=

Pt = 1,144

Sumber: data diolah

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi program

ekonomi bergulir adalah sebesar 0,22 atau dalam bentuk persen

sebesar 22%. Nilai ini menunjukkan masih terlalu rendahnya tingkat

pendapatan usaha bersih dalam program tersebut yang disebabkan

karena sebagian responden hanya memiliki usaha yang kecil dan jenis

Page 103: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

usaha yang mereka jalani tidak terlalu menguntungkan dan skala usaha

mereka relative kecil. Bahkan ada satu responden yang tidak

menggunakan pinjaman program untuk membuka atau menjalankan

usaha. Ada juga beberapa responden yang cenderung tidak sepenuhnya

menggunakan dana pinjaman untuk kepentingan usaha, sebagian dana

mereka gunakan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan,

dan sebagainya. Selain itu juga ada responden yang memiliki tingkat

usaha yang cukup besar, sehingga pinjaman yang kecil tidak terlalu

berarti untuk pengembangan usaha.

d. Indikator Kelangsungan Dana

Kelangsungan dana (financial viability) adalah indikator

penting dalam program penanggulangan kemiskinan karena

ketersediaan dana untuk membiayai program terbatas. Jumlah

pinjaman yang dikembalikan adalah variable utama untuk menunjang

ketersediaan dana program. Pertimbangan lainnya adalah bahwa

pemerintah mendapatkan penerimaan dari peserta program tersebut.

Peserta program juga dikenai kewajiban untuk membayar pajak, baik

secara langsung maupun dari pajak pembelian barang yang mereka

lakukan. Dalam penelitian ini digunakan nilai perbandingan antara

pajak daerah dan total pendapatan daerah sebagai ukuran koefisien

pajak.

Page 104: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Data responden sampel peserta program ekonomi bergulir dari

tabel 4.22 menunjukkan nilai financial viability sebesar 0,114. Jumlah

pinjaman yang telah dikembalikan peserta program ekonomi bergulir

adalah sebesar Rp72.471 dari total pinjaman yang direalisasikan

sebesar Rp658.824. Karena jangka pengembalian pinjaman adalah

diangsur sebanyak 10 kali dan pinjaman relatif kecil, maka nilai

pengambalian juga relatif kecil.

Tabel 4.19 Kelangsungan Dana Program Ekonomi Bergulir

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variable Nilai

Rata-rata pengembalian pinjaman (LR)

Koefisien pajak pendapatan

Pendapatan bersih rata-rata

Rata-rata pendapatan pajak (ATR)

Total pinjaman (LD)

Financial viability (FV)

72.471

0,02

142.824

2.857

658.824

0,114

LDATRLR

FV)( +

=

Sumber: data diolah

Dari semula program ekonomi bergulir ditujukan bagi

penduduk miskin, namun dengan pertimbangan agar tidak terjadi

kesulitan dalam program, maka pinjaman dialihkan pada masyarakat

yang berpotensi mengembalikan. Keadaan ini justru melemahkan

usaha pengelola program untuk lebih fokus pada upaya menanggulangi

kemiskinan di wilayahnya.

Page 105: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Analisis Program Padat Karya (fisik)

Program padat karya dalam PNPM biasa disebut dengan program

fisik adalah program yang berorientasi pada pembangunan sarana fisik

seperti jalan, jembatan, saluran air, atau sarana umum lainnya. Dalam

program fisik ini masyarakat terlibat langsung mulai dari perencanaan

sampai pembangunan selesai. Dana yang dipergunakan untuk

pembangunan diperoleh dari dana APBD dan APBN, selain itu juga

berasal dari sumbangan masyarakat (swadaya).

a. Peningkatan Pendapatan (Income Indicator)

Tabel 4.20 Indikator Peningkatan Pendapatan Program Padat Karya (Fisik)

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Nilai

Rata-rata pendapatan rumah tangga setelah program (2009) (Yt)

Pendapatan rumah tangga sebelum program (2008) (Yo)

Indeks Harga (Pt)

Target sasaran yang tercakup (TAR)

Income Indikator rumah tangga (AI)

1.015.284

904.832

1,144

0,40

-0,008

TARPY

PYYAI

t

tt ´´´-

=0

0 )(

Sumber: data diolah

Metode perhitungan indikator ini sama dengan metode pada

program kerja mandiri. Dari data responden sampel diperoleh nilai

rata-rata pendapatan rumah tangga sebelum program yaitu sebesar

Rp904.832,- dan Rp 1.015.284,- setelah mengikuti program. Peserta

Page 106: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

program yang termasuk sasaran program padat karya hanya sebesar

40% yang tergolong penduduk miskin. Dengan menggunakan angka

Indeks Harga Konsumen sebesar 1,144 diperoleh Income Indicator

program padat karya sebesar -0,008.

Nilai tersebut menggambarkan terjadinya penurunan

pendapatan rumah tangga responden sebesar 0,8%. Penurunan

pendapatan rumah tangga ini disebabkan oleh periode kerja program

padat karya yang sangat singkat (rata-rata 2 minggu) sehingga hasilnya

tidak signifikan dalam menaikkan penadapatan rumah tangga. Selain

itu penurunan ini dapat disebabkan faktor lain, seperti berkurangnya

tingkat penghasilan, atau peralihan pekerjaan. Tingkat kenaikan harga

atau Indeks Harga Konsumen (IHK) juga dapat menurunkan nilai

nominal pendapatan tahun sekarang.

b. Indikator Pengurangan Kemiskinan (Poverty Reduction)

Metode perhitungan sama dengan metode pada program kerja

mandiri, yaitu membandingkan jumlah orang miskin peserta program

program sebelum dan sesudah program berdasarkan jumlah sampel

yang diambil.

Hasil dari perhitungan data responden sampel pada tahun

2008 diperoleh nilai Head Count Ratio (HCR) sebesar 0,40 dan di

tahun 2009 nilai HCR sebesar 0,40. Artinya tidak ada perubahan

responden padat karya yang tergolong miskin sebelum dan sesudah

Page 107: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

program. Sehingga berdasarkan data tersebut untuk indikator

pengurangan kemiskinan pada program padat karya sebesar 0,00 atau

tetap.

Tabel 4.21 Indikator Pengurangan Kemiskinan Program Padat Karya (Fisik)

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Nilai

% jumlah orang miskin tahun program (2009) (HCR1)

% jumlah orang miskin tahun dasar (2008) (HCR0)

Pengurangan kemiskinan / Poverty Reduction (PR)

Garis Kemiskinan

2008 Rp 182.636

2009 Rp 200.262

0,40

0,40

0,00

0

10

HCR

HCRHCRPR

-=

Sumber: data diolah

c. Efisiensi Penyaluran Program Padat Karya (Fisik)

Program padat karya atau fisik pada umumnya ditujukan untuk

pembangunan proyek yang dapat diakses langsung oleh masyarakat

luas. Pengukuran efisiensi penyaluran program dilakukan dengan

membandingkan rencana biaya pembangunan proyek dengan realisasi

dana pembangunan proyek. Jika nilai realisasi lebih besar dari nilai

rencana pembangunan, maka dapat dikatakan proyek tersebut tidak

efisien. selain itu juga digunakan nilai indeks kualitas proyek, yang

Page 108: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

merupakan persepsi masyarakat terhadap kualitas hasil pembangunan

proyek.

Tabel 4.22 Indikator Efisiensi Penyaluran Program Fisik

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Variabel Nilai

Rencana biaya konstruksi (NC)

Biaya kontruksi actual (AC)

Indeks kualitas proyek (Q)

Efisiensi penyaluran program (EP)

644.640.701

682.999.850

0,84

0,79

QACNC

EP ´=

Sumber: data diolah

Nilai rencana biaya pembangunan proyek se-Kecamatan

Kartasura pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 644.640.701,-. Dengan

nilai realisasi biaya pembangunan proyek sebesar Rp 682.999.850,-

dan indeks kualitas proyek sebesar 0,84 yang diperoleh dari persepsi

masyarakat terhadap kualitas proyek yang dibangun. Sehingga

diperoleh nilai efisiensi penyaluran program sebesar 0,79 (79%).

Tetapi karena rencana biaya konstruksi lebih besar dibanding dengan

biaya konstruksi aktual, jadi dapat disimpulkan bahwa penyaluran

program padat karya di Kecamatan Kartasura masih belum efisien

sebesar 23%, sehingga diperlukan rencana pembangunan atau

konstruksi yang lebih baik lagi.

Page 109: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

d. Indikator Kelangsungan Dana

Tabel 4.23 Kelangsungan Dana Program Padat Karya

Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009

Uraian Nilai

Biaya penggunaan proyek (UC)

Pendapatan dari proyek (DLR)

Rata-rata pembiayaan program (TE)

Rata-rata pendapatan bersih

Jumlah peserta proyek

Koefisien pajak

Tambahan penerimaan pajak (ATR)

Indeks kelangsungan dana (FV)

0

0

367.337

359.990

95

0,02

7.347

0,02

TEATRDLRUC

FV)( ++

=

Sumber: data diolah

Dengan nilai koefisien pajak 0,02, dan jumlah sampel program

padat karya sebanyak 81 orang, dan dengan rata-rata pendapatan bersih

Rp359.990,- diperoleh nilai financial viability proyek padat karya

tersebut sebesar 0,02 atau senilai dengan 2%. Kelangsungan dana

untuk program padat karya sangat kecil karena tidak adanya biaya

penggunaan proyek dan tidak ada pendapatan yang dapat diambil dari

pembangunan proyek tersebut. Sejak awal program ini memang

ditujukan untuk pembangunan sarana desa yang lebih bertujuan agar

dapat digunakan oleh masyarakat desa secara keseluruhan.

Page 110: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3. Skoring Program

Proses skoring ini diperoleh dari perhitugan masing-masing

indikator yang dapat digunakan yang dapat digunakan untuk menyusun

skor setiap indikator dari setiap program dan skor secara keseluruhan.

Perhitungan skor dilakukan dengan memberikan bobot yang berbeda untuk

masing-masing indikator. Sesuai dengan alat yang digunakan oleh

ESCAP, penelitian ini memberikan bobot:

Peningkatan Pendapatan / income indicator = 4

Pengurangan Kemiskinan / poverty reduction = 3

Efisiensi Penyaluran Program = 2

Kelangsungan Dana / financial viability = 1

a. Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir)

Tabel 4.24 Skor Program Ekonomi Bergulir di Kecamatan Kartasura

Tahun 2009

Indikator Nilai

(V)

Bobot

(W) V x W

Indikator pendapatan (AI)

Pengurangan Kemiskinan (PR)

Efisiensi penyaluran program (EP)

Kelangsungan Dana (FV)

10,4

70,1

22,0

11,4

4

3

2

1

10

41,6

210,3

44,0

11,4

307,3

30,73

Sumber: data diolah

Program kerja mandiri memiliki skor sebesar 30,73 seperti

ditunjukkan pada tabel 4.27. Walaupun indikator peningkatan

pendapatan adalah faktor yang paling penting untuk mengurangi

Page 111: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

jumlah masyarakat miskin, namun dalam program ekonomi bergulir

ini indikator pengurangan kemiskinan mempunyai nilai yang paling

besar yaitu 70,1%. Sedangkan untuk peningkatan pendapatan hanya

sebesar 10,4%.

Hal ini disebabkan oleh peserta yang ikut dalam program ini

hampir setengahnya merupakan golongan yang tidak miskin. Dan yang

tergolong masyarakat miskin sebelum program sebagian besar berada

tidak jauh dari garis kemiskinan. Sehingga indikator pengurangan

kemiskinan nilainya cukup besar.

b. Program Padat Karya (fisik)

Skoring untuk program padat karya (fisik) adalah sebesar

16,38. Nilai ini sangat kecil apabila dibandingkan dengan program

ekonomi bergulir karena program padat karya lebih mengedepankan

pada pembangunan desa yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan

masyarakat. Selain itu juga karena masa kerja yang relatif singkat,

sehingga peningkatan pendapatan tidak signifikan. Dan yang menjadi

pemanfaat program pada umumnya adalah masyarakat yang berada

disekitar wilayah pembangunan baik dari golongan miskin maupun

bukan miskin. Dan proyek dapat terselesaikan dengan baik karena

merupakan kebutuhan bersama.

Page 112: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 4.25 Skor Program Padat Karya di Kecamatan Kartasura

Tahun 2009

Indikator Nilai

(V)

Bobot

(W) V x W

Indikator pendapatan (AI)

Pengurangan Kemiskinan (PR)

Efisiensi penyaluran program (EP)

Kelangsungan Dana (FV)

-0,8

0,00

79,00

2,00

4

3

2

1

10

-3,2

0,00

158

2

156,8

15,68

Sumber: data diolah

Sesuai dengan prinsip awal penganggulangan kemiskinan

bersasaran, yaitu indikator yang merupakan prioritas (income indikator

dan poverty reduction), dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program

kerja mandiri lebih berhasil dalam menanggulangi kemiskinan di

wilayah sampel dibandingkan dengan program padat karya. Secara

keseluruhan pelaksanaan program padat karya tidak dapat digunakan

sebagai alat penanggulangan kemiskinan. Karena dalam program padat

karya tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dalam

tingkat pendapatan dan pengurangan kemiskinan. Selain itu juga

program padat karya lebih berorientasi pada solidaritas masyarakat.

Page 113: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

BAB V

PENUTUP

Dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran-saran

yang diharapkan mampu membuat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) khususnya di Kecamatan Kartasura lebih maju

dan lebih tepat sasaran.

A. Kesimpulan

1. Dalam Program Kerja Mandiri (Ekonomi Bergulir) pada indikator income

indicator terjadi peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 23,8% untuk

peserta program (individu), sehingga mampu menaikkan pendapatan

rumah tangga rata-rata sebesar 10,4%. Untuk Program Padat Karya terjadi

sedikit penurunan yaitu menurun sebesar 0,8%. Pada program Ekonomi

Bergulir terjadi peningkatan pendapatan yang lebih besar dibanding pada

program fisik ini karena peningkatan pendapatan pemanfaat dalam

program ekonomi bergulir dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Sedangkan pada program padat karya apabila dilihat dari sisi ekonominya

terjadi penurunan pendapatan rumah tangga, ini disebabkan oleh periode

kerja dalam program padat karya sangat singkat dan lebih mengedepankan

solidaritas sosial dan kegotongroyongan, sehingga nilai swadaya

masyarakat juga besar.

96

Page 114: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Jumlah responden yang dikategorikan sebagai masyarakat miskin pada

program kerja mandiri (ekonomi bergulir) mengalami penurunan yang

sangat besar yaitu 70,1%, sedangkan untuk program padat karya sebesar

0,00% artinya tidak terjadi penurunan jumlah penduduk setelah mengikuti

program. Hal ini disebabkan karena pada program ekonomi bergulir

sebagian besar responden yang tergolong miskin sebelum program tidak

jauh dari garis kemiskinan, sehingga setelah mengikuti program dapat

meningkatkan pendapatannya dan melewati garis kemiskinan. Sedangkan

dalam program padat karya (fisik), tidak terjadi pengurangan kemiskinan

karena program ini lebih ditujukan untuk kepentingan bersama/umum

sehingga tidak berpengaruh besar pada indikator ini dan hasilnya lebih

terlihat dalam jangka panjang.

3. Efisiensi penyaluran program dari program ekonomi bergulir lebih rendah

dibanding dengan program padat karya yaitu 22% dan 79%. Rendahnya

efisiensi penyaluran program ekonomi bergulir disebabkan oleh sebagian

responden tidak menggunakan uang pinjaman untuk mengembangkan

usaha, melainkan untuk keperluan lain seperti pendidikan, kesehatan, dan

lain sebagainya. Efisiensi penyaluran program padat karya ini juga

memasukkan persepsi peserta program terhadap kualitas pembangunan

proyek, sehingga diperoleh nilai efisiensi yang cukup besar.

4. Kelangsungan dana untuk pelaksanaan program kerja mandiri lebih tinggi

dibanding kelangsungan dana untuk Program Padat Karya. Pada program

kerja mandiri sebesar 11,4% dan program padat karya hanya 2%. Kecilnya

Page 115: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

nilai indikator kelangsungan dana ini disebabkan oleh kecilnya jumlah

pinjaman yang diperoleh dan sebagian besar pemanfaat mempunyai

pinjaman dari sumber lain. Selain itu juga masih adanya kredit macet dari

beberapa pemanfaat, dan mereka enggan untuk melunasinya karena kredit

macet satu anggota ditanggung oleh satu kelompok. Sedangkan untuk

program padat karya (fisik), rendahnya indikator kelangsungan dana ini

disebabkan karena program ini lebih mementingkan nilai swadaya dari

masyarakat.

Skoring program kerja mandiri setelah diberi bobot adalah sebesar

30,73%. Sedangkan untuk program padat karya hanya sebesar 15,68%. Hasil

penelitian pada program padat karya tidak menunjukkan adanya perubahan

yang signifikan dalam tingkat pendapatan dan tingkat kemiskinan, ini karena

waktu pelaksanaan program yang terlalu pendek dan orientasi nilai masyarakat

yang lebih mengedepankan solidaritas sosial, sehingga nilai swadaya

masyarakat juga besar. Dan proyek merupakan kebutuhan bersama.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

program kerja mandiri (ekonomi bergulir) lebih berhasil dalam

menanggulangi kemiskinan dengan syarat harus tepat sasaran.

Page 116: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

B. Saran

Berikut ini saran yang dapat diambil dari evaluasi program PNPM-MP

di Kecamatan Kartasura tahun 2009:

1. Pada indikator peningkatan pendapatan untuk program ekonomi bergulir,

diharapkan agar pemanfaat program dapat menggunakan pinjaman untuk

membuka usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah dibangun.

Sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Sedangkan untuk

pengelola program, diharapkan mampu untuk memberikan arahan kepada

pemanfaat program agar menggunakan pinjaman untuk keperluan usaha.

2. Pada indikator pengurangan kemiskinan untuk program ekonomi bergulir

lebih berhasil dalam mengurangi kemiskinan karena progam ini lebih

bersifat jangka pendek. Sedangkan untuk program padat karya (fisik) lebih

bersifat jangka panjang, sehingga diharapkan untuk para pemanfaat dan

masyarakat pada umumnya dapat terus merawat fasilitas atau sarana fisik

yang telah dibangun.

3. Indikator efisiensi program dapat ditingkatkan apabila pada program

ekonomi bergulir pengelola mampu tegas untuk menentukan masyarakat

yang berhak menerima pinjaman (yang termasuk kategori miskin).

Sedangkan pada program padat karya diharapkan biaya aktual untuk

membangun obyek sarana fisik tidak melebihi rencana biaya, agar dapat

diperoleh nilai efisiensi yang sempurna.

4. Nilai indikator kelangsungan dana dapat ditingkatkan apabila pengelola

dapat lebih tegas dalam mengatasi kredit macet pada program ekonomi

Page 117: EVALUASI PROGRAM NASIONAL … digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus di Kecamatan Kartasura Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

bergulir, seperti dengan pemberian sanksi atau denda. Dan ketegasan dari

anggota kelompok lain apabila ada satu anggota yang terlambat

mengangsur (kredit macet). Pada program padat karya, nilai swadaya dari

masyarakat sangat diutamakan, sehingga nilai swadaya masyarakat yang

tinggi, diharapkan mampu meningkatkan nilai kelangsungan dana dari

program padat karya tersebut.

Pemerintah harus menjaga kelangsungan program dengan

meningkatkan proporsi dalam pembiayaan program khususnya program padat

karya pada tahun-tahun berikutnya.

Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis untuk program

padat karya diharapkan tidak hanya mengamati manfaat yang diterima peserta

program saja, tetapi juga memperhitungkan seberapa besar manfaat baik

langsung, maupun tidak langsung dari proyek yang dibangun, termasuk juga

biaya langsung maupun tidak langsungnya. Sistem nilai sosial yang kondusif

bagi pelaksanaan program padat karya dapat dimasukkan sebagai indikator

keberhasilan program dalam penelitian.