analisis kinerja rumah tangga tahu pong di kecamatan kartasura ... · skripsi ini mengkaji industri...

106
ANALISIS KINERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU PONG DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH Oleh : AMBAR SETIANINGSIH A14102042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: vuongque

Post on 22-Mar-2019

265 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

ANALISIS KINERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU PONG DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

JAWA TENGAH

Oleh :

AMBAR SETIANINGSIH

A14102042

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 2: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

RINGKASAN

AMBAR SETIANINGSIH. Analisis Kinerja Industri Rumah Tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Di bawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI

Konsumsi tahu mengalami peningkatan sehingga akan diikuti permintaan kedelai sebagai bahan baku utama yang mana tidak dapat dipenuhi oleh produksi lokal sehingga harus impor kedelai. Usaha tahu di kabupaten Sukoharjo lebih banyak menggunakan kedelai impor daripada kedelai local. Hal ini akan mengakibatkan ketergantungan kedelai impor yang jumlahnya meningkat dari tahun ketahun. Kondisi ini akan mempersulit usaha tahu karena harga kedelai berfluktuatif mengikuti nilai rupiah yang terjadi.

Keadaan ini diperburuk dengan kebijakan pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak sehingga harga BBM meningkat. Kenaikan ini berdampak pada harga input- input tahu lainnya seperti upah tenaga kerja dan biaya transportasi sehingga biaya produksi mengalami peningkatan.

Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana karakteristik usaha tahu di Kartasura, (2) Bagaimana pengaruh kenaikan harga BBM terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi produksi tahu pong di Kartasura, (3) Bagaimana kinerja usaha rumah tangga tahu pong di Kartasura.

Penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan jumlah responden dengan metode purposive sebanyak 30 usaha rumah tangga tahu di Kecamatan Kartasura. Data diolah dengan 2 metode pengolahan, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif untuk mengetahui gambaran usaha tahu dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen, sedangkan metode kuantitatif untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi produksi tahu pong dengan analisis regresi berganda. dan perubahan kinerja usaha tahu pong yang dilihat dari perubahan penerimaan, biaya dan keuntungannya dengan membandingkan keadaannya sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Kedua analisis ini menggunakan alat bantu kalkulator, program komputer Minitab 14, dan Microsoft Excel.

Terdapat tiga sentra industri tahu di Kartasura yang terletak di kelurahan Kartasura, Wirogunan, dan Ngabeyan. Produksi ketiga sentra tersebut masih dalam skala kecil dan rumah tangga Tahu yang diproduksi di Kartasura ada 3 jenis yaitu tahu putih, tahu magel dan tahu pong. Tahu putih lebih banyak diproduksi oleh industri kecil, sedangkan tahu magel dan tahu pong lebih banyak diproduksi oleh industri kecil dan rumah tangga di Wirogunan dan Ngabeyan.

Kenaikan harga BBM mengakibatkan perubahan kinerja usaha rumah tangga Tahu Pong dilihat dari penerimaan, biaya dan keuntungannya. Penerimaan Tahu Pong mengalami peningkatan sebesar 1,43 persen, peningkatan total biaya sebesar 3,73 persen, biaya produksi sebesar 3,10 persen, dan penurunan keuntungan sebesar 8,49 persen. Penerimaan meningkat karena pengusaha melakukan pengurangan ukuran atau peningkatan harga. Biaya input yang mengalami rata-rata peningkatan adalah biaya bahan baku kedelai sebesar 1,76 persen, upah tenaga kerja sebesar 12,32 untuk pekerjaan menggoreng, sedangkan

Page 3: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

pekerjaan mengangkut sebesar 5,15 persen, biaya kayu bakar sebesar 6,39 persen, biaya minyak goreng sebesar 5,08 persen, biaya pabrik sebesar 6,07 persen, dan biaya transportasi sebesar 20,53 persen.

Penjualan Tahu Pong ini terbatas pada daerah sekitar yaitu Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten. Saluran pemasarannya ada 5 jalur yaitu jalur I dari produsen ke pedagang eceran, yaitu pedagang asongan kemudian diteruskan kepada konsumen, jalur II produsen menjual Tahu Pong kepada pedagang eceran, yaitu pedagang sayur keliling kemudian diteruskan kepada konsumen di daerah penjualannya masing – masing, jalur II produsen Tahu Pong menjual tahu kepada usaha – usaha rumah makan dan warung makan sekitar, jalur IV merupakan jalur terpendek yaitu dari produsen Tahu Pong langsung ke konsumen.

Kenaikan harga BBM mengakibatkan perubahan variabel terikat yang berpengaruh nyata terhadap variasi produksi tahu pong yaitu jumlah kedelai, kayu bakar sebelum kenaikan dan jumlah kedelai, minyak goreng, dan kayu bakar sesudah kenaikan harga BBM. Variabel jumlah kedelai, dan kayu bakar berpengaruh nyata terhadap variasi produksi pada taraf nyata 99 persen sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Variabel minyak goreng berpengaruh nyata terhadap variasi produksi pada taraf nyata 95 persen sebelum kenaikan harga BBM.

Page 4: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

ANALISIS KINERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU PONG DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

JAWA TENGAH

Oleh :

AMBAR SETIANINGSIH

A14102042

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 5: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Judul : Analisis Kinerja Industri Rumah Tangga Tahu Pong di Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

Nama : Ambar Setianingsih

NRP : A14102042

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS NIP. 131918659

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131124019

Tanggal Lulus:

Page 6: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS KINERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU PONG DI

KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO, JAWA

TENGAH” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI

LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN

MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

Bogor, Mei 2007

Ambar Setianingsih

A14102042

Page 7: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Mei 1984 di Kabupaten Sukoharjo,

Jawa tengah. Penulis adalah putri terakhir dari 2 bersaudara pasangan Bapak

Hantoro dan Ibu Sri Aminah.

Pendidikan penulis dimulai dengan bersekolah di TK Aisiyah Wirogunan

Kartasura yang diselesaikan pada tahun 1990, SD Negeri 2 Ngabeyan Kartasura

pada tahun 1996, SLTP Negeri 1 Kartasura pada tahun 1999 dan dilanjutkan ke

SMU Negeri 1 Kartasura pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ke Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI), Program

Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di UKM

KOPMA IPB Departemen Administrasi dan Keuangan periode 2004-2005.

Page 8: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan segala karunianya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kinerja Industri Rumah Tangga Tahu Pong di Kecamatan

Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah”. Skripsi ini ditulis

berdasarkan penelitian yang dilakukan pada industri Tahu Pong di Kecamatan

Kartasura Kabupaten Sukoharjo pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2006.

Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan

Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak pada bulan Oktober

2005 terhadap keuntungan usaha, pendapatan usaha dan biaya-biaya usaha.

Analisis yang dipakai adalah before after yaitu dengan membandingkan keadaan

sebelum dan sesudah terjadinya kenaikan harga BBM.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2007

Penulis

Page 9: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat

menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi yang disusun ini terselesaikan atas

bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan meluangkan pikiran, waktu dan tenaga bagi

penulis mulai dari penyusunan proposal sampai skripsi.

2. Bapak Amzul Rifin, SP, MA selaku dosen penguji utama dan

Ibu Etriya, SP, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah

banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi.

3. Bapak, Ibu, mas topik, mbak yuni dan dede rara tercinta atas segala kasih

sayang, doa dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis.

4. Bapak Sukasno, dan keluarga Ibu Suparti di Kartasura atas segala bantuan

kepada penulis selama penelitian.

5. Keluarga besar penulis di Jakarta, dan Depok yang telah memberikan

dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

6. Sahabatku Ayu, Iin, Arty dan Iren yang telah memberikan semangat berjuang

untuk menuntut ilmu di IPB.

7. Teman-teman AGB 39 yang telah memberi banyak warna yang tak terlupakan

bagi penulis.

Page 10: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

8. Teman-teman wisma Nurul Fitri, Dian, Emil, Mbak Irma, Sari, Yoli, Widi. Ida

untuk bantuan statistiknya. Adik-adik tersayang Ari, Cici, Eka, Hani, Indi,

Richi, Risti, Sinta, Sutin, Uma, Umi.

9. Teman-teman di IMM mbak nia, mbak rini, kak fikri, mbak Tito, budi, didik,

nissa, cita hafidz dan kakak-kakak, adik-adik di KOPMA IPB atas kesempatan

pembelajaran dan pengalamannya.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih

Page 11: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 6

II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 8 2.1. Industri Kecil dan Rumah Tangga ..................................................... 8 2.2. Kedelai............................................................................................... 9 2.3. Komoditi Tahu................................................................................... 10 2.4. Penelitian Terdahulu.......................................................................... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................... 18 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis............................................................. 18 3.1.1. Kinerja Usaha ......................................................................... 18 3.1.2. Produksi ................................................................................. 19 3.1.3. Biaya Produksi ....................................................................... 24 3.1.4. Pemasaran .............................................................................. 25 3.1.5. Biaya Pemasaran .................................................................... 28 3.2. Kerangka Operasional ....................................................................... 28

IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 31 4.1. Lokasi Penelitian ............................................................................... 31 4.2. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 31 4.3. Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 31 4.4. Metode Pengolahan Data................................................................... 32

4.4.1. Analisis Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tahu Pong ....................................................................................... 34

4.4.2. Dampak Kenaikan harga BBM terhadap Kinerja Usaha Tahu Pong.............................................................................. 37

4.5. Definisi Istilah ................................................................................... 38

V GAMBARAN UMUM INDUSTRI TAHU .............................................. 41 5.1. Industri Tahu di Kartasura ................................................................. 41 5.1.1. Industri Tahu Putih di Kartasura ............................................ 42 5.1.2. Industri Tahu Magel di Kartasura .......................................... 43 5.1.3. Industri Tahu Pong di Kartasura ............................................ 43

Page 12: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

5.2. Proses Pembuatan Tahu Kartasura................................................... 44 5.3. Keragaan Usaha Tahu di Kartasura ................................................... 47 5.3.1.Usaha kecil tahu di Kartasura ................................................ 47 5.3.2. Usaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura .............................. 51

VI STRUKTUR PENERIMAAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA RUMAH TANGGA TAHU PONG .......................................... 55

6.1. Struktur Penerimaan Usaha Tahu Pong............................................. 55 6.2. Struktur Biaya Tahu Pong ................................................................. 56 6.2.1. Struktur Biaya Produksi Tahu Pong ...................................... 60 6.2.1.1. Biaya Bahan Baku ..................................................... 61 6.2.1.2. Biaya Tenaga Kerja ................................................... 62 6.2.1.3. Biaya Bahan Bakar .................................................... 63 6.2.1.4. Biaya Minyak Goreng ............................................... 64 6.2.1.5. Biaya Pabrik .............................................................. 65 6.2.1.6. Biaya Bumbu ............................................................. 65 6.2.2. Pemasaran Tahu Pong ............................................................ 65 6.2.2.1. Biaya Pemasaran ....................................................... 66 6.2.2.2. Saluran Tataniaga Tahu Pong.................................... 67 6.3. Keuntungan Usaha Tahu Pong .......................................................... 69

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU PONG ......................................................................................... 72

7.1. Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Produksi .................... 72 7.1.1. Kedelai ................................................................................... 72 7.1.2. Minyak Goreng ...................................................................... 74 7.1.3. Kayu Bakar ............................................................................ 75

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 77 8.1. Kesimpulan ....................................................................................... 77 8.2. Saran ................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79

LAMPIRAN...................................................................................................... 81

Page 13: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Nilai Gizi Tahu dan Kedelai (berdasarkan berat kering) ............................. 2

2 Keragaan Produksi dan Kebutuhan Kedelai di Jawa Tengah

Tahun 1998 – 2002 ..................................................................................... 3

3 Jumlah Unit-Unit Jenis Indutri yang ada di Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2000-2004 ........................................................................................ 5

4 Kandungan Satu Kilogram Kedelai ............................................................ 9

5 Komposisi Asam Amino Tahu Dibandingkan Dengan Komposisi

Asam Amino yang Dianjurkan FAO/WHO ............................................... 11

6 Daftar Sentra Industri Kecil Tahu di Kabupaten Sukoharjo....................... 41

7 Modal Awal Usaha Kecil Tahu .................................................................. 48

8 Pendapatan Usaha Kecil Tahu di Purwogondo .......................................... 50

9 Karakteristik Pengusaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura ...................... 51

10 Ukuran dan Harga Tahu Pong dari Usaha Rumah Tangga Tahu di

Kartasura ..................................................................................................... 55

11 Perubahan Penerimaan Produksi Tahu Pong Akibat Kenaikan Harga

BBM ........................................................................................................... 57

12 Perubahan Biaya Total Tahu Pong Akibat Kenaikan Harga BBM ............ 59

13 Persentase Komponen Biaya Usaha Terhadap Total Biaya Usaha

Tahu Pong Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM .......................... 60

14 Perubahan Biaya Produksi Akibat Kenaikan Harga BBM ......................... 61

15 Biaya Bahan Baku Kedelai Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga

BBM ........................................................................................................... 62

16 Tenaga Kerja pada Produksi Tahu Pong .................................................... 63

17 Perubahan Biaya Kayu Bakar Akibat Kenaikan Harga BBM .................... 63

18 Perubahan Biaya Minyak Goreng Akibat Kenaikan Harga BBM .............. 64

19 Biaya transportasi pada penjualan Tahu Pong ............................................ 66

20 Perubahan Keuntungan/ Kerugian Produksi Tahu Pong Akibat

Kenaikan harga BBM ................................................................................. 70

Page 14: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

21 Hasil Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas Sebelum dan Sesudah

Kenaikan Harga BBM ............................................................................... 72

Page 15: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1 Kurva Fungsi Produksi Linier..................................................................... 20

2 Kurva Fungsi Produksi Kuadratik .............................................................. 20

3 Kurva Fungsi Produksi Eksponensial ......................................................... 21

4 Hubungan Antara PT, Pr dan PM dalam Proses Produksi .......................... 23

5 Kerangka Operasional Penelitian................................................................ 30

6 Bagan Pembuatan Tahu Kartasura .............................................................. 46

7 Bagan Pembuatan Tahu Bandung dan tahu Sumedang .............................. 47

8 Produksi Tahu oleh Usaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura ................... 52

9 Bagan Saluran Tataniaga Tahu Pong .......................................................... 68

Page 16: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1 Gambar Proses Pembuatan Tahu Pong ..................................................... 82

2 Penghitungan Keuntungan Pengusaha Tahu di Purwogondo dan

Pengusaha Tahu di Wirogunan dan Ngabeyan ........................................ 83

3 Perbandingan Bahan Baku Kedelai yang Digunakan Sebelum dan

Sesudah Kenaikan Harga BBM Bulan Oktober 2005 .............................. 84

4 Penggunaan Tenaga Kerja pada Produksi Tahu Pong ............................. 85

5 Penghitungan Keuntungan dari Produksi Tahu Pong Sebelum Kenaikan

Harga BBM .............................................................................................. 87

6 Penghitungan Keuntungan Sesudah Kenaikan Harga BBM .................... 88

7 Hasil Regresi Berganda Fungsi Produksi Cobb-Douglas Sebelum

Kenaikan Harga BBM ............................................................................. 89

8 Hasil Regresi Berganda Fungsi Produksi Cobb-Douglas Sesudah

Kenaikan Harga BBM .............................................................................. 90

Page 17: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan primer manusia ada tiga macam yaitu: pangan, sandang dan

papan. Ketiga kebutuhan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua yaitu makanan

dan bukan makanan. Kebutuhan makanan adalah pangan dimana kebutuhan ini

untuk memenuhi energi, protein, vitamin dan mineral yang digunakan dalam

beraktivitas sedangkan kebutuhan bukan makanan adalah sandang dan papan.

Pemenuhan kebutuhan makanan penduduk Indonesia mencapai 53,9 persen

dari total pengeluaran. Jenis pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat semakin

beragam dilihat dari pengeluaran makanan tidak didominasi oleh jenis padi-

padian. Pengeluaran untuk padi-padian mencapai 25.598 rupiah/kapita/bulan atau

18,02 persen dari pengeluaran makanan (BPS, 2006). Hal ini merupakan

keberhasilan pemerintah dalam kampanye penganekaragaman pangan melalui

empat sehat lima sempurna.

Penganekaragaman makanan oleh masyarakat mengalami hambatan karena

krisis ekonomi tahun 1997. Krisis ini mengakibatkan penurunan daya beli

masyarakat terhadap beberapa jenis pangan seperti pangan hewani sehingga

diperlukan pangan yang dapat terjangkau oleh masyarakat. Tahu dapat menjadi

salah satu solusi bagi tidak terjangkaunya pangan hewani.

Tahu berasal dari pangan nabati dengan bahan baku utama kacang kedelai.

Tahu memiliki kandungan gizi tinggi terutama kandungan proteinnya sebesar 0,49

gram lebih tinggi daripada kedelai yang hanya sebesar 0,39 gram. Tabel 1

menjabarkan nilai gizi tahu dan kedelai.

Page 18: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Tabel 1 Nilai Gizi Tahu dan Kedelai (berdasarkan berat kering) Zat gizi Tahu Kedelai

Protein(gram) 0,49 0,39 Lemak (gram) 0,27 0,20 Karbohidrat (gram) 0,14 0,36 Serat (gram) 0,00 0,05 Abu (gram) 0,04 0,06 Kalsium (mg) 9,13 2,53 Natrium (mg) 0,38 0,00 Fosfor (mg) 6,56 6,51 Besi (mg) 0,11 0,09 Vitamin B1 (mg) 0,001 0,01 (sebagai B kompleks) Vitamin B2 (mg) 0,001 Vitamin B3 (mg) 0,03

Sumber: Sarwono dan Saragih (2003)

Mutu protein didalam tahu lebih lengkap asam amino daripada produk

olahan kedelai lainnya (Sarwono dan Saragih, 2003). Tahu juga memiliki

kandungan kalsium, vitamin dan mineral yang lebih baik daripada kedelai.

Berbagai kandungan zat gizi menjadikan tahu sebagai pangan yang menyehatkan.

Hal ini telah disadari oleh masyarakat dilihat dari peningkatan konsumsi tahu di

tahun 2002, 2003, 2004 masing-masing sebesar 0,129 kg/kapita/minggu, 0,143

kg/kapita/minggu, dan 0,148 kg/kapita/minggu (BPS, 2004).

Peningkatan konsumsi tahu tentunya akan diikuti permintaan kedelai

sebagai bahan baku utama yang mencapai 2,24 juta ton setiap tahun1), akan tetapi

produksi kedelai sebesar 723,483 ton tahun 2004 dan 808,353 ton tahun 2005

(BPS, 2006). Hal ini akan mengakibatkan kekurangan kedelai yang diatasi dengan

mengimpor kedelai dari luar negeri. Penggunaan kedelai impor lebih banyak

daripada kedelai lokal karena kualitas produk tahu yang dihasilkan lebih baik

daripada kedelai lokal. Begitupula yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo. Usaha

tahu di kabupaten ini lebih mengenal kedelai impor daripada kedelai lokal karena

1) Prospek bisnis. ”Produksi kedelai nasional belum mencukupi”. artikel

http://www.prospek.biz/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=69&Itemid=2. (28 Februari 2006)

Page 19: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

produksi kedelai lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan kedelainya. Setiap tahun

kebutuhan kedelai mengalami pertumbuhan sebesar 6,23 persen, sedangkan

produksinya mengalami tingkat pertumbuhan sebesar -3,59 persen. Tabel 2

menjabarkan produksi dan kebutuhan kedelai di Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 2 Keragaan produksi dan kebutuhan kedelai Propinsi Jawa Tengah tahun 1998-2002

Tahun Produksi (ton)

Kebutuhan (ton)

Selisih produksi dengan kebutuhan (ton)

1998 176.075 299.528 -123.453 1999 215.809 320.775 -104.966 2000 212.891 324.738 -112.047 2001 178.874 325.796 -146.922 2002 143.791 378.788 -234.997 Rata-rata 185.488 329.965 -144.477 Tk pertumbuhan (%) -3,59 6,23

Sumber: Badan Bimas Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah2)

Ketergantungan kedelai impor akan semakin besar dari tahun ketahun. Hal

ini akan mengakibatkan kesulitan bagi usaha tahu karena harga kedelai

berfluktuatif mengikuti nilai rupiah yang terjadi. Kabupaten Sukoharjo dengan

usaha tahu berskala kecil dan rumah tangga akan mengalami kesulitan akibat

harga kedelai ini karena modal yang digunakan sehari-haripun terbatas

Keadaan ini diperburuk dengan kebijakan pemerintah mencabut subsidi

bahan bakar minyak sehingga harga BBM meningkat. Peningkatan harga BBM

dimulai pada tahun 2000 dan terakhir bulan Oktober 2005 dengan peningkatan

mencapai 100 persen (Dartanto, 20053). Kenaikan ini berdampak pada harga

input- input tahu lainnya seperti upah tenaga kerja dan biaya transportasi sehingga

2 ) lembaga bbkp jawa tengah. ”Statistik Pangan” http://www.bbkpjateng.go.id/index.php?act=subcontent&subpage=4d. (22 Februari 2006)

Page 20: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

biaya produksi mengalami peningkatan. Lebih lanjut Dartanto3) menyatakan

bahwa Kenaikan harga minyak secara langsung akan meningkatkan biaya

produksi barang dan jasa dan beban hidup masyarakat. Penyesuaian pada produksi

harus dilakukan agar dapat melangsungkan usahanya. Hal ini menarik penulis

untuk mengadakan penelitian mengenai usaha kecil dan rumah tangga tahu di

Kartasura terutama usaha rumah tangga yang bermodal kecil.

1.2 Permasalahan

Selama ini harga Bahan Bakar Minyak dalam negeri disubsidi pemerintah.

Subsidi ini telah menjadi beban pemerintah yang mencapai 26,4 persen (2000)

dari anggaran pemerintah (tim sosialisasi BBM dalam Sahara, 2003). Pemerintah

mulai membuat langkah baru dengan mengurangi subsidi terhadap harga BBM

sehingga harga BBM meningkat. Peningkatan ini untuk pertama kali dilakukan

pada tahun 2000 sebesar 12 persen. Pada bulan Oktober 2005 terjadi peningkatan

harga BBM lebih dari 100 persen (Dartanto, 20053).

Sahara (2003) menyatakan bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak

langsung terhadap perekonomian yaitu terjadinya kenaikan biaya produksi dan

penurunan daya beli masyarakat. Usaha-usaha kecil menengah bermodal kecil

akan mengalami kesulitan bila produknya harus bersaing dengan usaha besar

apabila terjadi kenaikan biaya produksi. Salah satu daerah yang memiliki usaha

kecil menengah adalah Jawa Tengah. Tabel 3 menjabarkan jumlah unit-unit jenis

industri di propinsi Jawa Tengah.

3 ) Dartanto, Teguh. BBM, kebijakan energi, subsidi dan kemiskinan di Indonesia.Inovasi

Bisnis. Vol. 5/VII/November 2005. Artikel. http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=102.(12 Mei 2007)

Page 21: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Daerah Jawa tengah mengalami peningkatan jumlah unit usaha untuk jenis

industri kecil dan menengah setiap tahun kecuali tahun 2001 terjadi penurunan

jumlah unit usaha dari tahun 2003 sebesar 643.659 menjadi 643.712 tahun 2004.

Tabel 3 Jumlah unit-unit jenis industri yang ada di propinsi Jawa Tengah tahun 2000-2004

Jenis Industri 2000 2001 2002 2003 2004 Agro Industri 323.652 324.622 324.619 324.709 324.778 - Besar 222 223 220 225 254 - Kecil dan menengah 323.430 324.399 324.399 324.484 324.524 Industri 318.619 319.574 319.599 319.645 319.660 - Besar 468 469 469 470 472 - Kecil dan menengah 318.151 319.105 319.130 319.175 319.188 Industri Besar 690 692 689 695 726 Industri Kecil dan Menengah

641.581 643.504 643.529 643.659 643.712

Total 642.271 644.196 644.218 644.354 644.438 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah4)

Industri kecil dan menengah memiliki jumlah yang lebih besar daripada

industri besar. Jumlah industri kecil menengah sebesar 643.712 dan industri besar

hanya sebesar 726 pada tahun 2004. Melihat jumlah unit usaha yang lebih besar

ini dapat disimpulkan penduduk Jawa Tengah banyak yang bekerja pada unit

usaha kecil dan menengah dan menggantungkan hidupnya pada usaha tersebut.

Usaha tahu merupakan usaha yang dapat dikerjakan dengan tradisional dan

umumnya di Jawa tengah masih dilakukan secara tradisional dengan skala

produksi kecil terutama di Kartasura. Usaha tahu Kartasura dibagi menjadi dua

menurut skala produksinya yaitu usaha kecil dan rumah tangga.

Kenaikan harga BBM yang mengakibatkan kenaikan biaya produksi yang

akan menyulitkan usaha rumah tangga tahu pong karena penggunaan jumlah

modal yang terbatas. Bagaimanakah pengaruh peningkatan harga BBM terhadap

4) pemerintah daerah jawa tengah. ”data industri”

http://www.jawatengah.go.id/instansi.php?DIR=disperindag&DATA=adds/Data%20Uk%20Konsumsi%20Umum. (19 Februari 2006)

Page 22: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

produksi dan biaya produksi usaha ini? Perubahan pada biaya produksi akan

mengakibatkan perubahan keuntungan yang didapatkan pengusaha.

Bagaimanakah perubahan yang terjadi pada keuntungan? Maka sesuai latar

belakang tersebut dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik usaha tahu di Kartasura?

2. Bagaimanakah pengaruh kenaikan harga BBM terhadap faktor – faktor

yang mempengaruhi produksi tahu pong di Kartasura?

3. Bagaimanakah kinerja usaha rumah tangga tahu pong di Kartasura?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui karakteristik usaha Tahu di Kartasura.

2. Mengetahui pengaruh kenaikan harga BBM bulan Oktober terhadap

faktor – faktor yang mempengaruhi produksi tahu pong oleh usaha rumah

tangga tahu di Kartasura.

3. Menganalisis kinerja usaha rumah tangga tahu pong di Kartasura.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Pemerintah atau pengambil kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan yang menyangkut usaha kecil dan rumah tangga tahu

di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

2. Pihak pengusaha sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya

jika menghadapi kondisi usaha yang tidak menguntungkan.

Page 23: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada usaha rumah tangga tahu di Kecamatan yang

memproduksi tahu pong. Data-data yang diperlukan adalah data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan menghitung keuntungan, penerimaan,

dan biaya-biaya dari produksi Tahu Pong setiap bulan sebelum dan sesudah

kenaikan harga BBM bulan Oktber 2005. Data kualitatif untuk mengetahui profil

wilayah dan karakteristik usaha tahu di Kartasura.

Page 24: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Kecil dan Rumah Tangga

Pengertian industri kecil berbeda-beda diantara lembaga pemerintah dan non

pemerintah. BPS (2004) membagi industri pengolahan menjadi empat golongan

berdasarkan jumlah tenaga kerjanya tanpa melihat mesin produksi atau modal

yang ditanamkan. Industri besar mempekerjakan 100 orang atau lebih, industri

sedang memperkerjakan 20-99 orang, industri kecil memperkerjakan 5-19 orang,

industri rumah tangga memperkerjakan 1-4 orang.

Departemen Pertindustrian dan Perdagangan mendefinisikan industri kecil

berdasarkan modal yang ditanamkan. Berdasarkan keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan RI No. 256/MPP/Kep/1997, industri kecil

dibedakan menjadi tiga, yaitu : (1) semua jenis industri dalam kelompok industri

kecil dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di bawah 5 juta rupiah tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, tidak wajib memperoleh daftar

industri usaha kecil (2) semua jenis dalam kelompok industri kecil dengan nilai

investasi perusahaan seluruhnya sebesar 50 juta rupiah sampai 200 juta rupiah

tidak termasuk tanah dan bangunan dan wajib memperoleh ijin industri, (3) semua

jenis industri dengan nilai investasi diatas 200 juta rupiah tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha dan wajib memperoleh ijin usaha industri.

Murhardjani (2004) mendefinisikan usaha kecil yaitu unit usaha berskala

kecil dengan akses terbatas, modal dan nilai investasinya kecil dibawah

5 juta rupiah sampai dengan 25 juta rupiah, penggunaan tenaga kerja lebih banyak

melibatkan anggota keluarga antara 1-5 orang dan orientasi pasarnya masih

Page 25: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

terbatas. Hasilnya banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

daripada diinvestasikan untuk pengembangan usaha.

Terlepas dari beberapa pendefinisian usaha kecil dan rumah tangga, usaha

ini memegang peranan sangat penting dalam perekonomian Indonesia baik

ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Hal

ini didukung oleh pernyataan Toha (2001) bahwa pentingnya peranan IKRT

dalam membantu memecahkan masalah pengangguran, pengentasan kemiskinan

dan pemerataan distribusi pendapatan. Akan tetapi produkstivitas usaha kecil dan

rumah tangga sangat rendah. Peranan IKRT dalam perekonomian karena

keunggulan-keunggulannya yaitu padat karya (ketrampilan sedang), sumber daya

lokal (hemat devisa), teknologi tepat guna, dan fleksibel (Tambunan, 2002).

2.2 Kedelai

Kacang kedelai biasa dijuluki dengan sebutan gold from soil karena bahan

pangan yang bergizi serta sumber utama protein nabati dan minyak nabati bagi

manusia. Satu kilogram kedelai terkandung 40 persen protein, 35 persen

karbohidrat, 20 persen minyak dan lemak. Kandungan gizi tinggi telah

menjadikan kedelai sebagai komoditas pangan yang dapat memperbaiki gizi

masyarakat. Tabel 4 menguraikan kandungan yang terdapat pada satu kilogram

kedelai.

Tabel 4 Kandungan satu kilogram kedelai Kandungan Besar kandungan (gram) Besar Kandungan (%)

Zat putih telur (protein) 300 - 400 40 Zat tepung (karbohidrat) 200 - 350 35 Minyak atau lemak 150 - 200 20 Sumber : Kastyanto (1994)

Page 26: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Kedelai dapat diolah menjadi beberapa jenis pangan yang telah dikenal luas

oleh masyarakat. Menurut Suharno dan Mulyana (1996) olahan kedelai dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (1) kedelai yang diolah melalui proses

fermentasi seperti tempe, oncom, tauco, dan kecap, (2) kedelai yang diolah tanpa

melalui proses fermentasi seperti tahu, tauge, dan kedelai rebus.

Tanaman kedelai termasuk salah satu anggota famili polong-polongan

(leguminase) yang memiliki dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang

bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai

hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik

seperti Cina dan Jepang Selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli Asia

tropik di Asia Tenggara5). Walaupun berasal dari daerah Asia namun

dibudidayakan pula oleh masyarakat diluar Asia setelah tahun 1910.

Sejarah budidaya kedelai di Indonesia untuk pertama kali tidak dapat

diketahui secara pasti. Namun kemungkinan dibawa oleh pedagang Cina pada

abad ke-13. Pada tahun 1750 Rumphius melaporkan bahwa kedelai telah banyak

ditanam di Jawa dan Bali dan sedikit pulau lainnya. Menurut Manwan dan

Sumarno dalam Puspasari (2003) menyatakan bahwa kedelai telah menjadi

tanaman penting selain jagung, ubi kayu, serta ubi jalar dan merupakan usaha

pertanian yang mantap di Pulau Jawa pada penghujung abad ke-19.

2.3 Komoditi Tahu

Tahu merupakan salah satu produk yang berbahan baku kacang kedelai.

Kata Tahu berasal dari bahasa Cina yaitu tao- hu, teu- hu atau tokwa. Kata tao

5) Wikipedia. “Kedelai” http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai (19 Februari 2006)

Page 27: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

atau teu itu berarti kacang sedangkan kata hu atau kwa adalah rusak, lumat, hancur

menjadi bubur. Jika kedua kata ini (tao dan hu) digabung akan membentuk kata

tahu yang memberi pengertian makanan yang terbuat dari kedelai yang

dilumatkan, dihancurkan menjadi bubur (Kastyanto, 1994). Sejarah Tahu pertama

kali diperkenalkan oleh Liu An tahun 164 SM zaman pemerintahan Dinasti Han

kepada para biksu yang kemudian menyebarkannya keseluruh dunia sambil

menyebarkan agama Budha (Sarwono dan Saragih, 2005)

Tahu mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian

Indonesia ditinjau dari segi pemenuhan kalori, protein dan perbaikan status gizi

masyarakat, penyerapan tenaga kerja dan pemerataan kesempatan berusaha

(Suharno dan Mulyana, 1996). Peningkatan kualitas konsumsi protein terutama

asam amino yang ideal, dapat dipenuhi dengan konsumsi tahu. Tabel 5

menjabarkan komposisi asam amino yang dimiliki oleh Tahu.

Tabel 5 Komposisi asam amino tahu dibandingkan dengan komposisi Asam amino yang dianjurkan FAO/WHO

No Jenis Asam Amino

Anjuran FAO/WHO

(mg/g)

Komposisi Asam

Amino Tahu (mg/g N)

Asam Amino Tahu

Dibandingkan FAO/WHO (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

Methionine-cystine Threonin Valine Lysine Leucine Isoleucine Phenylalanine, Tyrosine Tryptophan

220 250 310 340 440 250 380 60

156 178 264 333 448 261 490 96

71 71 85 98

102 104 129 160

Sumber : Sarwono dan Saragih, 2005

Tahu banyak mengandung asam amino yang telah dianjurkan oleh

FAO/WHO sehingga baik untuk kesehatan. Asam amino lysine merupakan asam

amino esencial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia dan harus dipasok

Page 28: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

dari luar tubuh. Asam amino ini bisa didapatkan dari tahu yang besar

kandungannya 333 mg/g N. Walaupun anjuran FAO/WHO sebesar 340 mg/g,

akan tetapi semua jenis asam amino yang dianjurkan oleh lembaga ini ada di

dalam tahu.

Sarwono dan Saragih (2005) meyatakan ada beberapa macam jenis tahu

komersil dilihat dari variasi bentuk, ukuran, dan nama, misalnya: tahu sumedang,

tahu bandung, tahu cina, tahu kuning, tahu takwa, dan tahu sutera.

1. Tahu sumedang

Tahu ini disebut juga tahu pong atau tahu kulit. Tahu ini merupakan

lembaran-lembaran tahu putih setebal 3 cm dengan tekstur lunak dan kenyal. Tahu

putih ini disimpan dalam wadah yang berisi air dan dipotong kecil-kecil bila akan

diolah lebih lanjut. Tahu gorengnya berupa tahu kulit yang lunak dan kenyal.

Isinya kosong sehingga disebut tahu pong.

2. Tahu bandung

Tahu bandung berbentuk persegi (kotak), tekstur agak keras dan kenyal,

wananya kuning karena sebelumnya telah direndam air kunyit. Tahu ini digoreng

dengan mengoleskan sedikit minyak di wajan.

3. Tahu cina

Tahu cina berupa tahu putih, teksturnya lebih padat, halus, dan kenyal

dibandingkan tahu biasa. Ukurannya sekitar 12 cm x 12 cm x 8 cm. Dalam

pembuatannya digunakan sioko (kalsium sulfat) sebagai bahan penggumpal

protein sari kedelainya.

Page 29: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

4. Tahu kuning

Tahu Kuning mirip tahu cina. Bentuknya tipis dan lebar. Warna kuning

dikarenakan sepuhan atau larutan sari kunyit. Tahu ini banyak digunakan dalam

masakan cina.

5. Tahu takwa

Tahu Takwa merupakan tahu khas Kediri, Jawa Timur. Jika dipijit, maka

tahunya terasa padat. Proses pengolahan tahu takwa pada prinsipnya sama dengan

tahu biasa, hanya terdapat perbedaan dalam perlakuan, terutama pada perendaman

kedelai dan pengerasan tahu. Bahan bakunya dipilih kedelai lokal yang berbiji

kecil-kecil. Penggumpalan sari kedelai menggunakan asam cuka.

6. Tahu sutera

Tahu sutera atau tahu Jepang atau Tofu merupakan tahu yang yang sangat

lembut dan lunak. Umumnya tahu ini dikonsumsi sebagai makanan penutup

(dessert) dan disajikan bersama sirup jahe agar cita rasanya lebih lezat.

2.4 Penelitian terdahulu

Penelitian industri kecil tahu dijumpai pada penelitian Suhendar (2002)

tentang industri kecil Tahu Sumedang. Penelitian ini untuk mengetahui

produktivitas dan strategi pengembangannya dengan analisis nilai tambah.

Hasilnya adalah pengusaha yang menggunakan kedelai lokal memiliki nilai

tambah yang lebih besar jika dibandingkan menggunakan kedelai impor. Usaha

ini memiliki kekuatan internal yaitu dari kualitas produk yang dihasilkan baik dari

segi mutu dan harga jual serta promosi yang efektif dan efisien, sedangkan

peluang eksternalnya adalah jumlah penduduk yang cukup besar dan citra baik

produk tahu Sumedang di masyarakat. Ancaman datang dari kenaikan dan

Page 30: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

fluktuasi harga bahan bakar serta ketersediaan dan kontinuitas bahan baku yang

berkualitas di pasaran. Umumnya bahan baku tahu menggunakan kedelai impor,

sehingga fluktuasi rupiah terhadap dollar menentukan harga dari input ini.

Sidaruk (2005) meneliti tentang efektivitas biaya dan kelayakan finansial

industri tahu antara Tahu Bandung ”Sulaeman” dan Tahu Sumedang ”Kelana

Jaya” di kota Bogor. Hasil perbandingan efektivitas biayanya menunjukkan

bahwa Tahu Bandung memiliki nilai efektivitas biaya yang tinggi pada: produk

utama terhadap biaya investasi dan biaya total, produk sampingan terhadap biaya

investasi dan biaya total, serta penerimaan total terhadap biaya investasi dan biaya

total. Tahu Sumedang ’Kelana Jaya” memiliki keunggulan efektivitas biaya pada:

produk utama terhadap biaya tetap dan biaya variabel, penerimaan total terhadap

biya tetap dan biaya variabel, serta penerimaan total terhadap biaya tetap dan

biaya variabel. Hasil analisis sensitivitas pada industri kecil tahu Bandung

”Sulaeman” dan tahu Sumedang ”Kelana Jaya”menunjukkan bahwa kedua usaha

tersebut tidak peka terhadap perubahan peningkatan harga input sebesar 10,5

persen dan penurunan produksi sebesar 20 persen. Artinya apabila terjadi

penurunan harga input sebesar 10,5 persen dan penurunan produksi sebesar 20

persen kedua usaha tersebut tetap layak untuk dilakukan dengan tingkat diskonto

14,67 persen dan 17,48 persen. Penelitian Sidauruk (2005) mengenai sensitivitas

kedua usaha, terlihat bahwa jika terjadi kenaikan harga input maka usaha tersebut

masih layak untuk diusahakan. Akan tetapi penelitian ini dilakukan sebelum

kenaikan BBM pada bulan Oktober 2005.

Penelitian tentang pengaruh kenaikan harga BBM terhadap usaha kecil tahu

dilakukan Pangastuti (2006) di Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan

Page 31: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

analisis dampak terhadap keragaan industri, pendapatan, margin keuntungan yang

diterima pengrajin dan elastisitas penggunaan input. Hasil yang didapatkan adalah

terjadi perubahan volume produksi, pola pengunaan kedelai, alokasi penguluaran

input dan margin keuntungan yang diterima pengrajin. Namun tidak berpengaruh

nyata terhadap penggunaan input produksi selain kedelai, alokasi pengeluaran

untuk bahan baku pembantu dan pendapatan kotor yang diterima pengrajin. Hasil

dari perbandingan elastisitas penggunaan input didapatkan bahwa terjadi

perubahan elastisitas penggunaan input dalam proses produksi tahu. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah peningkatan harga BBM tidak begitu mempengaruhi

industri tahu dikarenakan pemakaian BBM tidak terlalu besar, dan terdapat

perubahan pola penggunaan bahan bakar dari minyak tanah menjadi kayu bakar.

Penelitian dampak kenaikan BBM secara umum juga dijumpai pada

penelitian yang dilakukan Sahara (2003). Selain pengaruh kenaikan harga BBM

juga pengaruh kenaikan harga BBM, TDL, tarif telepon dan penyaluran dana

kompensasi terhadap ekonomi makro dan sektoral di Indonesia. Kesimpulan yang

didapat adalah kenaikan harga BBM sebesar 88,31 persen, TDL sebesar 41,47

persen, dan tarif telepon sebesar 36,67 persen secara bersama-sama maupun

serentak akan berdampak negatif terhadap kinerja ekonomi makro dan sektoral

baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jika dilihat dari keseluruhan

kebijakan peningkatan harga, maka peningkatan harga BBM sebesar 88,31%

memberikan dampak terburuk. Kebijakan kenaikan tersebut akan lebih dirasakan

dalam jangka panjang karena akan menyebabkan terjadinya penurunan investasi

yang besar, sehingga menghambat perkembangan sektor riil.

Page 32: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Analisis dampak dari keadaan lingkungan yang berubah secara tiba-tiba

juga dijumpai pada penelitian Astuti (2000). Penelitian ini mengenai dampak

krisis ekonomi terhadap kinerja dan respon pengusaha industri kecil-menengah

pakaian jadi di sentra industri pakaian jadi di kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon

Jeruk, Jakarta Barat. Dalam penelitiannya, Astuti meneliti dampak krisis

berdasarkan skala usaha, orientasi pasar, dan hubungan subkontrak. Indikator

yang digunakan adalah harga input- input, harga produk, nilai penjualan, dan

keuntungan. Hasil yang didapatkan adalah krisis ekonomi meningkatkan rata-rata

volume produksi dan harga produk. Peningkatan tersebut mendorong tingginya

nilai produksi sehingga rata-rata keuntungan seluruh responden meningkat. Krisis

ekonomi juga mendorong tingginya volume ekspor komoditas pakaian jadi

sehingga krisis berdampak positif bagi pengusaha yang berorientasi pasar ekspor.

Selain pengusaha yang berorientasi ekspor juga pengusaha yang berorientasi

lokal, terutama bagi usaha yang terlibat dalam hubungan subkontrak, bahkan

dapat meningkatkan kinerjanya. Dampak terkecil yang dianalisis terjadi pada

industri menengah-ekspor-non subkontrak dimana industri tersebut mampu untuk

meningkatkan volume produksi dan keuntungannya, sedangkan dampak krisis

terbesar terjadi pada industri menengah subkontrak lokal serta kecil- lokal-

nonsubkontrak.

Penelitian mengenai usaha tahu terfokus populasi usaha tahu dengan

produksi yang besar dan dapat mengolah sendiri pada pabrik yang dimiliki. Usaha

ini jika dilihat dari jumlah tenaga kerja, termasuk usaha kecil. Penelitian Suhendar

mengambil penelitian pada usaha kecil tahu sumedang di Bandung, Sidaruk

meneliti usaha kecil di kota Bogor dan Pangastuti di Kabupaten Bogor. Penelitian

Page 33: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

yang mengambil sampel khusus industri rumah tangga belum dilakukan sehingga

penelitian ini terfokus pada industri rumah tangga tahu di Kecamatan Kartasura.

Penelitian Suhendar dan Sidaruk menganalisis usaha pada strategi

pengembangan, produkstivitas dengan analisis nilai tambah dan efektivitas biaya

serta kelayakan finansial sebelum bulan Oktober 2005. Pada bulan tersebut terjadi

kenaikan harga BBM hampir 100 persen sehingga mempengaruhi usaha kecil

tahu. Penelitian mengenai dampak kenaikan BBM secara makro dijumpai pada

penelitian Sahara (2003), penelitian ini terfokus pada kinerja perekonomian makro

dan sektoral di Indonesia. Sedangkan penelitina Pangantuti telah terfokus pada

kenaikan harga BBM tersebut terhadap usaha-usaha kecil tahu dan belum pada

usaha rumah tangga tahu, sehingga penelitian ini terfokus pada usaha rumah

tangga tahu karena telah diketahui bahwa usaha rumah tangga memiliki modal

yang terbatas.

Page 34: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Kinerja Usaha

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) mendefinisikan kinerja sebagai kata

benda yang artinya: 1. sesuatu yang dicapai, 2. prestasi yang diperlihatkan,

3. kemampuan kerja (peralatan). Sesuatu yang dicapai oleh suatu usaha erat

kaitannya dengan tujuan dari usaha tersebut. Nicholson (2002), menyatakan

bahwa tujuan setiap perusahaan adalah mengubah input menjadi output. Penilaian

kinerja suatu usaha erat hubungannya dengan input dan output.

Bagi pengusaha Usaha Kecil dan Rumah Tangga (UKRT) dengan omset 50

juta rupiah pengubahan input menjadi output ini hanya terbatas untuk

kelangsungan usaha tersebut 6), sehingga jika terjadi kenaikan harga input akan

mempersulit usaha ini karena akan berpengaruh pada biaya produksi, output dan

keuntungannya. Pada bulan Oktober 2005 terjadi kenaikan harga BBM. Oktaviani

(2005) menyatakan bahwa pada sisi penawaran, kenaikan harga BBM akan

mengakibatkan biaya produksi sehingga harga-harga meningkat (inflasi) dan

output menjadi turun.

Dampak tersebut tentunya akan mengakibatkan perubahan pada input dan

output UKRT, sehingga produktivitasnya akan berubah. Produktivitas merupakan

sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang yang

diproduksi) dan sumber atau input yang dipakai untuk menghasilkan hasil tertentu

(Lipsey, Courant, Purvis, dan Steiner, 1995). Hubungan fisik antara hasil atau

6) Kuncoro, Mudrajat. “Usaha Kecil di Indonesia: profil, masalah dan strategi pemberdayaannya”..

Jurnal. http://www.mudrajat.com/upload/journal_usaha-kecil-indonesia.pdf. (27 Maret 2007).

Page 35: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

output dengan input ini dapat dinyatakan dalam suatu fungsi produksi

(Soekartawi, 2003).

3.1.2 Produksi

Produksi (production) adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber

menjadi hasil yang didinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang

atau jasa (Swastha dan Sukotjo 1998). Bahan-bahan atau input juga dapat disebut

sebagai faktor produksi. Hubungan antara faktor produksi dan hasil atau output

dapat dinyatakan dalam fungsi produksi. Soekartawi (2003) mendefiniskan fungsi

produksi sebagai hubungan timbal balik antara variable yang dijelaskan (Y)

berupa output dan variabel yang menjelaskan (X) berupa input.

Soekartawi (2003) menjabarkan 3 macam fungsi produksi yang sering

dipakai dalam analisis produksi yaitu linier, kuadratik dan eksponensial.

1. Fungsi Produksi Linier

Soekartawi (2003) merumuskan secara matematik fungsi produksi ini

sebagai berikut:

Y = X1, X2, …, Xn atau

Y = a + b1X1 + b2X2 + …+biXi + … + bnXn

dimana:

Y = variable yang dijelaskan

X = variable yang menjelaskan

Fungsi ini memiliki garis produksi linier. Gambar 1 menjabarkan garis fungsi

produksi linier.

Page 36: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Y

Y = a + bX

0 X

Gambar 1 Kurva Fungsi Produksi Linier

Kemiringan garis menunjukkan merupakan produk marginal yang dinyatakan

sebagai intersep b.

2. Fungsi Produksi Kuadratik

Soekartawi (2003) merumuskan rumus matematik dari fungsi ini yaitu:

Y = f (Xi) atau Y = a + bX + cX2

Dimana:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a, b, c = parameter yang diduga

Fungsi ini berlaku ketetapan hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang,

dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + bX – cX2

Berikut merupakan gambar kurva fungsi produksi kuadratik

Y

Y = a + bX – cX

0 X

Gambar 2 Kurva Fungsi Produksi Kuadratik

Page 37: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

3. Fungsi Produksi eksponensial

Fungsi ini dapat disebut pula sebagai fungsi Cobb-Douglas. Soekartawi

(2003) merumuskan fungsi ini sebagai berikut:

Penyelesaian dari fungsi ini memerlukan bantuan logaritma yang dapat dituliskan

sebagai berikut:

LogY = log a + b1 log X1 + b2 log X2+ u

Dimana:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a, b = parameter yang diduga

u = kesalahan (dissturbance term)

e = logaritma natural, e = 2,718

Fungsi ini dapat digambarkan melalui kurva berikut ini:

Y

X

Gambar 3 Kurva Fungsi Produksi Eksponensial

Soekartawi (2003) menyatakan bahwa fungsi Cobb-Douglas lebih sering

dipakai dari pada fungsi yang lain dengan alasan sebagai berikut:

1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah diband ingkan dengan

fungsi yang lain.

u

eXaXY bb 22

11=

Page 38: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

atau

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat return to scale.

Return to scale perlu diketahui apakah kegiatan dari suatu usaha yang

diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant, atau decresing retuns to

scale. Berdasarkan fungsi Cobb-Douglas diatas dapat dituliskan sebagai

persamaan, yaitu:

1 < b1 + b2 <1

Sehingga kemungkinan hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Decreasing return to scale, bila (b1 + b2) < 1, dapat diartikan bahwa proporsi

penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi.

2. Constant return to scale, bila (b1 + b2) = 1, dapat diartikan bahwa

penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi

yang diperoleh.

3. Increasing return to scale, bila (b1 + b2) > 1, dapat diartikan bahwa proporsi

penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang

proporsinya lebih besar.

Persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan

input disebut sebagai Elastisitas Produksi (Ep) yang dapat dirumuskan sebagai

berikut (Soekartawi, 2003):

YX

xXY

Ep

XX

YY

Ep

∆∆

=

∆∆= /

Page 39: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

D

C

B

A

E X I II

II

PM

I III

Keterangan: Y = output

X = faktor produksi

Daniel (2004) merumuskan elastisitas produksi sebagai berikut:

Keterangan: Ep = elastisitas produksi

PM = produk marginal

PR = produk rata-rata

Hubungan antara produk masrginal dan rata-rata dapat digambarkan dalam suatu

grafik. Gambar 4 menggambarkan hubungan antara produk marginal, produk rata-

rata dan produk

Y PT

PR

Sumber: Daniel (2004)

Keterangan: PT = produk rata-rata I = daerah dengan Ep > 1 dan produksi tidak efisien II = daerah dengan 1 > Ep > 0 dan produksi efisien III = daerah dengan Ep < 1 dan produksi tidak efisien

Gambar 4 Hubungan Antara PT, PR, dan PM Dalam Proses Produksi

PRPM

Ep =

Page 40: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Soekartawi (2003) menyatakan hubungan antara PT, PM, PR dan elastisitas

produksi sesuai dengan Gambar 4 sebagai berikut:

1. Ep = 1, jika produk rata-rata mencapai maksimum atau bila produk rata-rata

sama dengan produk marginal.

2. Sebaliknya, bila PM = 0 dalam situasi PR sedang menurun, maka Ep = 0.

3. Ep > 1 bila PT menaik pada tahapan increasing rate dan PR juga menaik.

Pada tahap ini terjadi di daerah I, produsen masih mampu memperoleh

sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah input

masih ditambahkan.

4. Nilai Ep lebih kecil dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1 < Ep < 0.

5. Dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak diimbangi

secara proposional oleh tambahan output yang diperoleh. Peristiwa ini terjadi

di daerah II, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka PT tetap

menaik pada tahapan decreasing rate.

6. Ep < 0, yang berada di daerah III, pada situasi demikian PT dalam keadaan

menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun.

7. Dalam situasi Ep < 0 ini maka setiap upaya untuk menambah sejumlah input

tetap akan merugikan produsen yang bersangkutan.

3.1.3 Biaya Produksi

Biaya dalam arti luas merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang

diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu, sedangkan dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Biaya dibagi menjadi tiga menurut

fungsi pokok dalam perusahaan, yaitu: biaya produksi, biaya pemasaran, biaya

Page 41: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

administrasi dan umum. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh

fungsi produksi untuk mengolah bahan baku menjadi produksi jadi (Mulayadi

2000). Lebih lanjut biaya produksi ini dibagi menjadi tiga yaitu biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Menurut Swastha dan Sukotjo (1998) terdapat beberapa biaya, yaitu: biaya

variabel, biaya tetap dan biaya total. Biaya variabel merupakan biaya yang

berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil. Biaya tetap adalah

biaya-biaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkatan/sejumlah

hasil yang diproduksi. Contoh dari biaya ini adalah gaji pimpinan, sewa gedung

dan pajak kekayaan. Biaya total merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan atau dengan kata lain adalah jumlah dari biaya variabel dan biaya

tetap.

3.1.4 Pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran dalam pertanian (tataniaga)

mencakup segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak

milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian

dari tangan produsen ke tangan konsumen, termasuk di dalamnya kegiatan-

kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang ditujukan

untuk lebih mempermudah penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih

tinggi kepada konsumennya (Limbong dan Sitorus 1987).

Page 42: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Sudiyono (2002) menyatakan bahwa pendekatan untuk mempelajari

tataniaga ada lima yaitu pendekatan komoditi, pendekatan lembaga, pendekatan

fungsi, pendekatan teori ilmu ekonomi dan pendekatan sistem. Menurut Limbong

dan Sitorus (1987), analisis tataniaga ada 4 pendekatan yaitu pendekatan serba

fungsi, pendekatan serba lembaga, pendekatan serba barang, dan pendekatan serba

sistem. Selain keempat pendekatan tersebut ada juga yang menambahkan dengan

pendekatan serba manajemen, dan pendekatan dari segi ekonomi.

1. Pendekatan serba fungsi

Pendekatan ini menelaah tataniaga dari sudut pandang fungsi yang

dilakukan. Fungsi adalah jasa-jasa, aktivitas, dan tindakan yang diperlukan dalam

proses pengaliran barang dan jasa dari titik produsen hingga titik konsumen dalam

keadaan baik, lancar dan teratur. Fungsi tataniaga terdiri dari tiga fungsi pokok

yaitu: fungsi pertukaran, fungsi penjualan, dan fungsi fasilitas.

2. Pendekatan serba lembaga

Pendekatan serba lembaga mempelajari tataniaga dari segi organisasi

lembaga- lembaga yang turut serta atau terkait dalam proses penyampaian barang

dan jasa dari titik produsen sampai titik konsumen. Lembaga- lembaga yang

terlibat adalah produsen, pedagang besar, pengecer,agen-agen penunjang seperti

perusahaan pengangkutan, perusahaan penyimpanan, pengolahan, biro-biro

periklanan, lembaga keuangan, dan lain sebagainya.

3. Pendekatan serba barang

Pendekatan serba barang menekankan pada kegiatan atau tindakan-tindakan

yang diperlakukan terhadap barang/jasa selama proses penyampaiannya mulai

Page 43: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

dari titik produsen sampai titik konsumen. Pendekatan ini hanya menekankan

kepada komoditi / jasa.

4. Pendekatan serba sistem

Pendekatan serba sistem memperhatikan 3 aspek yaitu:

a. Proses ekonomi yang sedang berjalan dan mengkaji bagaimana

kesinambungannya. Dilihat arus komoditi serta arus informasi dari

komoditi tersebut.

b. Pengidentifikasian pusat-pusat pengawasan dan aktivitas-aktivitas yang

sedang berjalan, artinya dipusat mana atau ditingkat mana keputusan

tersebut diambil.

c. Pengidentifikasian suatu mekanisme yang mengintegrasikan aktivitas-

aktivitas dalam suatu proses sistem yang sedang berjalan.

5. Pendekatan serba manajemen

Pendekatan serba manajemen difokuskan kepada pendapatan dan keputusan

yang diambil oleh manager tentang beberapa variabel yang dapat dikontrol

maupun yang tidak dapat dikontrol seperti produksi perusahaan, saluran distribusi,

harga, keuangan, administrasi, ketenaga kerjaan, dll. Sedangkan variabel yang

tidak dapat dikontrol adalah persaingan, permintaan, masyrakat, dll.

6. Pendekatan dari teori ekonomi.

Pendekatan dari teori ekonomi dihubungkan dengan azas-azas dan hukum-

hukum ekonomi atau dilihat dai segi teori ekonomi. Penekanannya pada masalah-

masalah supplai demand, harga, elastisitas, keseimbangan pasar,

kompetisi/persaingan, dan lain sebagainya.

Page 44: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

3.1.5 Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-

lembaga yang terlibat dalam sistem tataniaga suatu komoditi dalam proses

penyampaian barang atau komoditi mulai dari titik produsen sampai ke titik

konsumen (Limbong dan Sitorus 1987). Pembiayaan merupakan fungsi yang

mutlak perlu dalam menangani sistem pemasaran, karena adanya perbedaan waktu

yang kadang-kadang cukup lama untuk menyampaikan barang niaga dari

produsen ke konsumen.

Tingginya biaya pemasaran akan berpengaruh terhadap harga eceran (harga

konsumen) dan harga pada tingkat produsen. Selain itu juga mempengaruhi

tingkat margin keuntungan masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat

dalam proses pemasaran komoditi tertentu.

3.2 Kerangka Operasional

Kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan Oktober 2005 telah banyak

merugikan para pengusaha. Harga bahan baku meningkat sedangkan daya beli

masyarakat menurun karena kenaikan harga barang-barang. Keadaan ini akan

menyulitkan pengusaha yang bermodal kecil terutama usaha kecil dan rumah

tangga. Pengusaha akan terpaksa meningkatkan harga produksinya untuk

menutupi kenaikan biaya produksi. Salah satu usaha dalam skala kecil dan rumah

tangga di Kartasura adalah tahu.

Usaha rumah tangga tahu di Kartasura mengandalkan produksi Tahu Pong

yang merupakan produk lanjutan dari Tahu Putih. Tahu ini memiliki input- input

produksi seperti kedelai, minyak goreng, kayu bakar, bumbu yang harganya

dimungkinkan naik akibat kenaikan harga BBM. Naiknya harga ini akan

Page 45: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

mengakibatkan peningkatan pada biaya produksi. Berapakah peningkatan biaya

produksinya?

Modal menjalankan usaha rumah tangga sangat kecil dan terbatas, sehingga

sulit bagi usaha ini menjalankan produksinya karena kenaikan biaya produksi.

Sumber daya input yang dimilikipun semakin terbatas karena semakin tidak

terjangkau harganya oleh pengusaha. Hal ini akan memaksa pengusaha

melakukan perubahan terhadap produksinya. Kondisi tersebut melatar belakangi

pengaruh kenaikan harga BBM terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi setiap hari dan kinerja usaha.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produksi Tahu Pong adalah

jumlah kedelai setiap bulan, jumlah minyak goreng setiap bulan, dan jumlah kayu

bakar setiap bulan dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas.

Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kinerja usaha dilihat dari perubahannya

pada penerimaan, struktur biaya dan keuntungan usaha. Biaya terdiri dari biaya

produksi dan biaya pemasaran. Biaya-biaya produksi yang dihitung adalah biaya

yang dikeluarkan setiap bulan seperti bahan baku dan tenaga kerja. Biaya

pemasaran dianalisis dengan menambahkan analisis lembaga- lembaga yang

terlibat dalam pemasaran Tahu Pong tersebut.

Page 46: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Industri rumah tangga tahu Pong di Kartasura

Gambar 5 Kerangka Operasional Penelitian

Kenaikan harga BBM

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi : • Jumlah kedelai • Jumlah minyak goreng • Jumlah kayu bakar

Penurunan daya beli

masyarakat

Kenaikan Biaya produksi

Perubahan permintaan Tahu Pong

Perubahan kinerja usaha rumah tangga Tahu Pong di Kartasura

Rekomendasi

- Biaya pemasaran - Saluran tataniaga

Struktur Biaya

Keuntungan usaha

Biaya produksi

Penerimaanusaha

Page 47: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Kartasura, Kabupaten

Sukoharjo. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) karena

kecamatan ini merupakan salah satu penghasil Tahu Pong di Sukoharjo. Tahu

Pong merupakan salah satu jenis tahu yang dapat dijadikan produk andalan daerah

ini, akan tetapi pengelolaan dari segi produksi, pemasaran dan kelembagaan masih

sederhana.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer

berasal dari wawancara para pemilik usaha rumah tangga tahu di daerah

Kartasura. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur seperti buku

potensi kelurahan, kecamatan, kabupaten setempat, departemen terkait, dan BPS.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling

(sengaja) sebanyak 30 responden pengusaha rumah tangga tahu Pong di

Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan responden terjadi di

dua kelurahan yaitu Kelurahan Wirogunan dan Kelurahan Ngabeyan. Responden

yang terpilih harus memproduksi Tahu Pong dan tidak memiliki pabrik

pengolahan tahu putih.

Page 48: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

4.4 Metode Pengolahan Data

Data diolah dengan dua metode pengolahan, yaitu metode kuantitatif dan

kualitatif. Metode kualitatif dilakukan secara deskritif untuk mengetahui

gambaran usaha tahu dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajeman,

sedangkan metode kuantitatif untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM

terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi produksi tahu pong dan perubahan

kinerja usaha Tahu Pong.

Analisis dampak kenaikan harga BBM ini menggunakan metode before and

after, sehingga dapat melihat perubahan faktor – faktor yang mempengaruhi

produksi dan kinerja usahanya. Produksi dihitung dalam satuan papan/bulan

karena terdapat perbedaan bentuk potongan dan ukurannya. Pengolahan faktor-

faktor yang mempengaruhi produksi ini menggunakan fungsi produksi Cobb-

Douglas yang dianalisis dengan regresi berganda yang dibantu program komputer

Minitab 14.

Perubahan kinerja dilihat dari penerimaan, biaya dan keuntungan usaha.

Penerimaan dianalisis dari hasil perkalian antara harga dengan jumlah

produksinya. Data yang dibutuhkan adalah jumlah produksi dan harga tahu setiap

potongnya. Biaya dianalisis dari segi biaya produksi dan pemasarannya. Biaya

produksi merupakan biaya yang dikeluarkan setiap bulan. Data yang dibutuhkan

adalah harga dan jumlah input yang terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku

penolong serta biaya transportasi. Kedua analisis ini menggunakan program

komputer Microsoft Excel. Analisis biaya pemasaran ditambah analisis struktur

tata niaga Tahu Pong.

Page 49: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

u

eXaXY bb 22

11=

Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan

yang melibattkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut

variabel bebas (Y) dan yang lain disebut sebagai variabel menjelaskan (X)

(Soekartawi, 2003). Lebih lanjut Soekartawi menjelaskan fungsi ini umumnya

diselesaikan dengan cara regresi karena sesuai fungsi analisis regresi. Gujarati

(1978) menyatakan bahwa analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan

satu variabel, variabel tak bebas pada satu atau lebih variabel lain, variabel yang

menjelaskan dengan makasud menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung

(mean) atau rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi nilai yang

diketahuhi atau tetap (dalam pengambilan sampel berulang) variabel yang

menjelaskan (yang belakangan). Soekartawi (2003) menrumuskan secara

matematik fungsi ini, yaitu:

Persamaan tersebut kemudian diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara

melogaritmakan persamaan tersebut, yaitu:

logY = log a + b1 log X1 + b2 log X2+ u

Dimana:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a, b = parameter yang diduga

u = kesalahan (dissturbance term)

e = logaritma natural, e = 2,718

Page 50: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Persyaratan dari fungsi Cobb-Douglas ini adalah:

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari nol

adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui.

2. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi

pada setiap pengamatan.

3. Tiap variabel X adalah perfect competition.

4. Perbedaan lokasi seperti iklim adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan, u.

Analisis Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tahu Pong

Analisis pengaruh ini dengan membandingkan hasil analisis regresi

berganda faktor- faktor yang mempengaruhi produksi tahu pong setiap bulan

sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Model regresi berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

εββββ ++++= 3322110 logloglogloglog XXXY

Dimana :

1Y = Produksi tahu pong setiap hari (papan/bulan)

0β = Intersep

81−β = Koefisien regresi

X1 = Jumlah penggunaan kedelai setiap bulan (kg/bulan)

X2 = Jumlah penggunaan minyak goreng setiap bulan (kg/bulan)

X3 = Jumlah penggunaan kayu bakar setiap bulan (Rp/bulan)

e = error term

Page 51: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Model tersebut kemudian di uji dengan uji statistik F untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dengan

cara:

Hipotesis :

H0 : bi = 0; artinya variabel amatan (Xi) secara serentak tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi tahu pong (Yi)

H1 : bi ? 0; artinya variabel amatan (Xi) secara serentak berpengaruh nyata

terhadap produksi tahu pong (Yi)

Gujarati (1978) merumuskan statistik ujinya sebagai berikut:

−=

kNRSSkESS

Fhit1

Derajat bebas N – k , dimana :

ESS = Jumlah kuadrat yang dijelaskan

RSS = Jumlah kuadrat residual

N = Jumlah pengamatan

k = Jumlah koefisien

Kriteria Uji:

Jika : F-hit < F-tabel, maka terima H0, artinya variabel amatan (Xi) secara

serentak tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tahu pong (Yi).

Jika : F-hit > F-tabel, maka tolak H0, artinya variabel amatan (Xi) secara

serentak berpengaruh nyata terhadap produksi tahu pong (Yi).

Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan

dengan menggunakan uji statistik t, yaitu dengan cara pengujian hipotesis:

Page 52: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Hipotesis :

H0 : bi = 0; artinya variabel amatan (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap

produksi tahu pong (Yi)

H1 : bi ? 0; artinya variabel amatan (Xi) berpengaruh nyata terhadap

produksi tahu pong (Yi)

Gujarati (1978) merumuskan statistik ujinya dengan derajat bebas N – k, yaitu:

t-hit(N-k) = )ˆ(

ˆ

i

ii

se β

ββ −

Kriteria Uji :

Jika : t-hit(N-k) < t-tabel, maka terima H0, artinya variabel amatan (Xi) tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi tahu pong (Yi).

Jika : t-hit(N-k) > t-tabel, maka tolak H0, artinya variabel amatan (Xi)

berpengaruh nyata terhadap produksi tahu pong (Yi).

Perbandingan ukuran kebaikan-suai (goodness of fit) dari dua garis regresi

yang sama jenis dan jumlah variabelnya dapat menggunakan koefisien

determinasi (R2). Koefisien determinasi adalah proporsi (bagian) atau prosentase

total variasi dalam variabel produksi tahu pong (Y) yang dapat dijelaskan oleh

model. Gujarati (1978) koefisien ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

R2 =

TSSESS

Dimana:

ESS = jumlah kuadrat yang dijelaskan

TSS = jumlah kuadrat total

Semakin besar nilai R2 maka makin besar variasi variabel produksi tahu pong (Y)

dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang terpilih.

Page 53: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Model regresi linier majemuk mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas

atau hubungan linier di antara variabel bebas. Gujarati (1978) mengkondisikan

multikolinearitas sebagai berikut:

?1X1 + ?2X2 + .... + ?kXk = 0

dimana:

X1, X2, ..., Xk = variabel besar

?1, ?2, ...., ?k = konstanta

Mulitikolinearitas ini dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation

Factors (VIF). Jika nilai VIF lebih dari 10 maka terdapat multikolinearitas dalam

model regresi tersebut dan jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat

multikolinearitas dalam model regresi.

4.4.2 Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Kinerja Usaha Tahu Pong

Analisis dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja dilihat dari

perubahan penerimaan, struktur biaya dan keuntungan usaha sebelum dan sesudah

kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005. Analisis penerimaan diperoleh dengan

cara mengalikan jumlah Tahu Pong yang diproduksi dan harganya. Analisis biaya

dibagi menjadi 2 yaitu biaya produksi dan biaya pemasaran. Biaya produksi

menggunakan biaya yang termasuk biaya variabel. Biaya variabel merupakan

biaya yang berpengaruh secara langsung jumlah yang diproduksi. Biaya ini terdiri

dari biaya bahan baku kedelai, biaya tenaga kerja, biaya pabrik dan bahan

penolong seperti bumbu - bumbu, minyak goreng, bahan bakar. Biaya pemasaran

merupakan biaya distribusi yang dikeluarkan produsen untuk mengangkut Tahu

Pong ketempat jual beli dengan pelanggannya. Analisis lembaga pemasaran Tahu

Pong juga ditambahkan dalam analisis ini.

Page 54: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Analisis keuntungan usaha dengan cara membandingkan keuntungan pada

saat sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Analisis keuntungan usaha

menggunakan rumus matematis yang dirumuskan oleh Soekartawi (1978), sebagai

berikut:

K = PrT – B

Keterangan:

K = Keuntungan usaha setiap bulan (Rp/bulan)

PrT = Penerimaan total usaha setiap bulan (Rp/bulan)

B = Biaya total yang dikeluarkan setiap bulan (Rp/bulan)

Sedangkan penerimaan total dihitung dengan rumus matematis yang dirumuskan

oleh Soekartawi (1978) sebagai berikut :

PrT = P x Q

Keterangan:

PrT = Penerimaan usaha setiap bulan (Rp/bulan)

P = Harga tahu (Rp/potong)

Q = Jumlah tahu yang diproduksi setiap bulan (potong/bulan)

4.5 Definisi Istilah

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan pengertian mengenai

istilah- istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen. Biaya produksi

adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen dalam penciptaan

barang/ jasa.

2. Biaya pemasaran adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen dalam

menyampaikan barang/ jasa kepada konsumen.

Page 55: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

3. Biaya tetap merupakan penjumlahan biaya penyusutan peralatan yang terdiri

dari ember, papan, wajan, serok, susuk, dan tampah yang dihitung dengan

metode garis lurus, sebagai berikut:

nilai pembelian – nilai penjualan Biaya tetap = waktu pemakaian

4. Papan adalah alas dasar dari kayu untuk mencetak Tahu Putih. Papan

digunakan sebagai satuan produksi Tahu Putih.

5. Masakan merupakan sebutan untuk mengubah kedelai menjadi Tahu Putih.

Masakan juga menjadi satuan untuk upah yang diberikan untuk mengubah

kedelai menjadi Tahu Putih.

6. Biaya pabrik adalah biaya yang dikeluarkan pengusaha rumah tangga kepada

pemilik pabrik karena mengolah kedelainya menjadi Tahu Putih.

7. Pemasaran adalah segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan

perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan

kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen,

termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan

perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk lebih mempermudah

penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada

konsumennya

8. Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi

barang atau jasa.

9. Tampah adalah tempat berbentuk lingkaran terbuat dari anyaman bambu,

digunakan sebagai wadah penampungan Tahu Pong dan Magel yang selesai

digoreng dan siap dijual ke pasar – pasar.

Page 56: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

10. Wajan adalah tempat menggoreng Tahu Putih menjadi Tahu Pong atau Magel.

Page 57: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

V GAMBARAN UMUM INDUSTRI TAHU

5.1 Industri Tahu di Kartasura

Kartasura merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.

Kecamatan ini terletak di daratan tinggi dengan luas 1.923 Ha yang terbagi

menjadi 10 desa dan dua kelurahan. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten

Karanganyar di sebelah utara, Kota Surakarta di sebelah timur, Kecamatan Gatak

di sebelah selatan dan Kabupaten Boyolali di sebelah barat. Jumlah penduduk

mencapai 87.283 jiwa pada tahun 2004. Perekonomian daerah ini didominasi oleh

industri pengolahan yang disusul usaha perdagangan, hotel dan restoran

(BPS Sukoharjo, 2004)

Salah satu jenis industri pengolahan di Kartasura adalah industri Tahu

dengan dua sentra industri, yaitu Kelurahan Kartasura dan Wirogunan. Kelurahan

Kartasura memiliki 25 usaha kecil tahu dan 22 unit usaha kecil

di Wirogunan. Tabel 6 menjabarkan sentra industri kecil tahu di Kabupaten

Sukoharjo.

Tabel 6 Daftar sentra industri kecil tahu di Kabupaten Sukoharjo

Kelurahan Kecamatan Unit Usaha

2005 2004 2003 2002 Karanganyar Weru 54 54 54 54 Bulu Bulu 24 24 24 24 Wirogunan Kartasura 22 22 22 22 Kartasura Kartasura 25 25 25 25 Plesan Nguter 30 30 30 30 Celep Nguter 44 44 44 44 Parang joro Grogol 32 32 30 30 Magendo Grogol 32 27 25 25 Mancasan Baki 22 22 20 20 Jumlah 285 280 269 269

Sumber : Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal Kabupaten Sukoharjo (2005)

Page 58: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Usaha tahu skala rumah tangga juga terdapat di Wirogunan walaupun

jumlahnya belum diketahui secara pasti. Jumlah ini tidak mengalami peningkatan

atau penurunan dari tahun 2002 - 2005. Sentra industri kecil tahu di Kelurahan

Kartasura berpusat di dukuh Purwogondo. Daerah ini merupakan cikal bakal

usaha tahu pertama kali di Kecamatan Kartasura yang didirikan oleh Bapak

Teguh. Akan tetapi, usaha ini tidak dapat bertahan sampai sekarang. Karyawannya

yang umumnya berasal dari Purwogondo mendirikan usaha tahu sendiri di

Purwogondo. Dalam perkembangannya, usaha ini menyebar ke daerah sekitarnya

yaitu di kelurahan Ngabeyan dan Wirogunan dengan jumlah masing-masing

sembilan dan 13 unit usaha kecil tahu.

Produksi tahu Kartasura ada tiga jenis yaitu Tahu Putih, Tahu Magel dan

Tahu Pong. Umumnya usaha di Purwogondo memproduksi Tahu Putih,

sedangkan usaha tahu di Wirogunan dan Ngabeyan memproduksi ketiga tahu

tersebut.

5.1.1 Industri Tahu Putih di Kartasura

Tahu Putih merupakan produk olahan langsung dari kedelai yang memiliki

potongan kotak. Tahu ini harus diolah lagi agar dapat dikonsumsi langsung. Tahu

Putih Kartasura di produksi di tiga wilayah yaitu Purwogondo, Ngabeyan dan

Wirogunan. Perbedaan tahu di tiga wilayah ini adalah jumlah produksi dan sistem

penyaluran produk kepada konsumen.

Usaha tahu di Purwogondo dapat memproduksi Tahu Putih sebanyak 50-60

masakan/hari. Penjualannya langsung kepada pedagang perantara. Pedagang ini

yang nantinya menjual tahu kepada konsumen akhir dalam bentuk bungkusan

plastik. Setiap bungkus berisi 10-13 potong tahu dengan harga 1.000 rupiah

Page 59: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

sampai dengan 1.200 rupiah. Usaha tahu di Wirogunan dan Ngabeyan sama

jumlah produksinya mencapai sepuluh masakan setiap hari. Penjualannya

langsung ditangani pemilik usaha kepada konsumen akhir atau pedagang

perantara dipasar tradisional.

5.1.2 Industri Tahu Magel di Kartasura

Tahu Magel merupakan produk lanjutan dari Tahu Putih. Persamaannya

dengan Tahu Pong adalah cara pembuatannya yaitu Tahu Putih digoreng dalam

minyak goreng, sedangkan perbedaannya terletak pada lama penggorengan dan

konsumsinya. Jika Tahu Pong digoreng sampai kosong tengahnya atau

menggelembung ukurannya, maka Tahu Magel tidak sampai menggelembung dan

waktu dibutuhkan lebih singkat daripada Tahu Pong. Tahu Magel tidak dibumbui

dan dikonsumsi langsung seperti Tahu Pong karena kegunaannya sebagai bahan

masakan.

Produksi tahu ini hanya dijumpai di Ngabeyan dan Wirogunan denga n

jumlah usaha lebih sedikit daripada usaha tahu yang memproduksi Tahu Pong.

Daerah penjualan Tahu Magel terbatas di daerah Kartasura dan Boyolali.

5.1.3 Industri Tahu Pong di Kartasura

Tahu Pong merupakan produk lanjutan Tahu Putih yang dapat dikonsumsi

langsung. Ciri tahu ini mirip tahu Sumedang yaitu ompong atau kosong di

dalamnya, akan tetapi kulit Tahu Pong lebih tipis daripada Tahu Sumedang.

Bentuk tahunya ada dua yaitu kencong atau segitiga dan kotak.

Tahu Pong banyak dipoduksi oleh usaha rumah tangga yang berada di

daerah Wirogunan dan Ngabeyan. Jumlah produksi di kedua daerah ini berkisar

antara antara satu sampai dengan sepuluh masakan setiap harinya.Daerah

Page 60: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

penjualannya telah tersebar pada daerah sekitar Kartasura seperti Boyolali, Klaten,

Sukoharjo dan Surakarta.

5.2 Proses Pembuatan Tahu Kartasura

Cara pembuatan Tahu Putih Kartasura sama dengan tahu di daerah lain,

sedangkan pembuatan tahu Pong dan Magel dengan cara digoreng dan dibumbui.

Tahapan dalam membuat Tahu Putih, Magel dan Pong di Kartasura akan

dijabarkan sebagai berikut :

1) Pemilihan kedelai dan Perendaman Kedelai

Bahan baku utama Tahu adalah kedelai. Terdapat dua jenis kedelai yang

digunakan, yaitu kedelai impor yang disebut dengan kedelai Amerika dan kedelai

lokal. Perbandingan yang digunakan antara kedelai Amerika dan lokal adalah 2:1

atau 1:1 dengan jumlah campuran kedelai sebanyak enam sampai dengan sepuluh

kilogram. Kedelai ini kemudian direndam dengan air selama + dua jam.

2) Penggilingan kedelai

Kedelai rendaman dibuang airnya untuk dicuci dengan air bersih secara

berulang-ulang. Setelah itu kedelai digiling dengan mesin giling yang digerakan

dinamo atau diesel. Dinamo menggunakan bahan bakar listrik sedangkan diesel

menggunakan bahan bakar solar. Penggilingan ini ditambahkan air sedikit demi

sedikit.

3) Pemasakan dan pengendapan bubur Kedelai

Kedelai yang telah menjadi bubur dimasukkan bak pemasakan. Pemasakan

menggunakan uap air dari pemanasan drum air menggunakan bahan bakar

brambut atau grajen. Brambut adalah bekas kulit paling luar dari biji padi,

sedangkan grajen adalah sisa penggergajian kayu. Uap kemudian dialirkan

Page 61: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

melalui pipa ke dalam bak berisi bubur kedelai dengan memberikan air agar

menjadi encer. Pemasakan ini memakan waktu kurang lebih 30 menit. Setelah itu

bubur dipindahkan kedalam bak berukuran lebih besar daripada bak pemasakan

sambil menyaring bubur untuk memisahkan ampas dan air perasannya.

Air perasan merupakan sari (pati) kedelai. Pati tahu diaduk pelan-pelan

sambil ditambahkan cairan atau air kecut. Hasil pencampuran antara pati tahu dan

air kecut ini dinamakan bit tahu. Bit tahu kemudian diendapkan setelah itu lapisan

air paling atas diambil untuk ditampung pada ember yang nantinya digunakan

kembali sebagai campuran dengan pati tahu. Pada pendirian pabrik tahu pertama

kali, air kecut didapatkan dengan mencampur cuka 100 ml dengan air sebanyak

satu gentong.

4) Pencetakan dan pengepresan

Bit tahu yang telah diendapkan dalam bak kemudian ditampung di papan

pencetakan kayu yang telah dilapisi kain tipis. Umumnya ukuran cetakan adalah

70x70 cm. Kedelai sebanyak lima sapai dengan tujuh kilogram dapat dijadikan

dua buah cetakan, sedangkan sepuluh kilogram menjadi tiga buah cetakan dan 20

kilogram menjadi sepuluh cetakan. Setelah bit tahu dimasukkan ke dalam cetakan

kemudian ditutup dengan kayu dan dipres dengan membebankan batu besar di

atasnya.

5) Penggorengan

Satu cetakan tahu dipotong-potong menjadi 9x9, 10x10, 12x12, 14x14 atau

17x17 sesuai permintaan pelanggan. Setelah pemotongan tahu mengalami dua kali

penggorengan untuk mendapatkan Tahu Pong dan Tahu Magel. Tahu Pong

digoreng selama kurang lebih 30 menit, sedangkan tahu Magel hanya berlangsung

Page 62: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

kurang lebih lima menit. Gambar 6 memuat bagan pembuatan Tahu Pong

Kartasura.

Gambar 6 Bagan Pembuatan Tahu Kartasura

Perbedaan pembuatan Tahu Pong dan Tahu Bandung atau Tahu Sumedang.

Terletak pada proses lanjutan pada Tahu Putih untuk menghasilkan ketiga tahu

tersebut. Tahu Putih pada Tahu Bandung direbus dengan air yang telah di campur

dengan kunyit, sedangkan Tahu Putih pada Tahu Sumedang terlebih dahulu

kedelai

Air Bubur kedelai

penggilingan

Penyaringan

Pemasakan

Tahu Pong Bumbu

Air kecut

Pati kedelai

Ampas

Pencetakan

Pemotongan dan penggorengan

Pengendapan

Tahu Putih

Tahu Magel

Uap Air

Page 63: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

direbus dengan air campuran garam kemudian dilanjutkan proses penggorengan

Potongan-potongan Tahu Putih Kartasura tidak mengalami perebusan akan tetapi

langsung digoreng yang disusul pemberian bumbu-bumbu. Proses pembuatan

Tahu Sumedang dan Tahu Bandung terdapat pada Gambar 7 (Sidauruk, 2005).

Gambar 7 Bagan Pembuatan Tahu Bandung dan Tahu Sumedang

5.3 Keragaan Usaha Tahu di Kartasura

5.3.1 Usaha Kecil Tahu di Kartasura

Usaha kecil tahu Kartasura telah memiliki pabrik pengolahan tahu yang

berpusat di Kelurahan Kartasura sebanyak 22 unit, Wirogunan sebanyak 13 unit

kedelai

Susu kedelai

Penggumpal (asam nabati)

ampas

penggilingan perebusan

penggumpalan

penyaringan

Pencetakan

Perebusan dengan air campuran kunyit

Perebusan dengan air campuran garam

penggorengan

Tahu Sumedang

Tahu bandung

Page 64: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

dan Ngabeyan sebanyak 12 unit (Deperindagkop dan Penanaman Modal

Kabupaten Sukoharjo 2005). Jenis tahu yang dijual di Kelurahan Kartasura adalah

Tahu Putih, sedangkan tahu di Wirogunan dan Ngabeyan adalah Tahu Putih, Tahu

Pong dan Tahu Magel.

1) Modal

Modal awal usaha ini untuk pembangunan pabrik dan pembelian peralatan.

Pembangunan pabrik digabung atau terpisah dengan tempat tinggal. Umumnya

pabrik di Purwogondo dibangun terpisah dari tempat tinggal, sedangkan usaha di

Wirogunan dan Ngabeyan digabung dengan tempat tinggal. Tabel 7 menjabarkan

modal awal bagi usaha tahu.

Tabel 7 Modal Awal Usaha Kecil Tahu Keterangan Total biaya (Rp)

Lahan 17.500.000 Bangunan 10.000.000 Dinamo 2.000.000 Penggilingan 4.000.000 Drum 1.000.000 Pipa – pipa 1.000.000 Pompa air 400.000 Cetakan (blabak) 2.500.000 Saringan + gayung 500.000 Ember – ember 200.000 Listrik 1.000.000 Total 40.100.000

Lahan pendirian pabrik berkisar antara 300 sampai dengan 400 ribu setiap

meter persegi. Mesin penggiling digerakkan dengan dinamo atau diesel. Semua

usaha tahu di Purwogondo telah menggunakan dinamo, sedangkan di Wirogunan

dan Ngabeyan menggunakan mesin dinamo dan diesel. Drum-drum digunakan

sebagai tempat memanaskan air yang uapnya untuk memasak bubur Tahu.

Page 65: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Cetakan-cetakan Tahu berukuran 70 x 70 cm yang disebut papan. Satu kali

proses pembuatan Tahu Putih menghasilkan dua cetakan tahu. Air yang digunakan

dalam produksi tahu berasal dari air sumur dan tidak menggunakan air PAM

karena air yang dibutuhkan dalam jumlah besar.

2) Bahan Baku

Bahan baku utama tahu adalah kedelai dari jenis lokal dan impor (kedelai

Amerika). Campuran kedelai lokal dan impor berbeda-beda, diantaranya adalah

1 : 1 dan 1 : 2 dengan jumlah total untuk satu proses pembuatan tahu sebanyak

enam sampai dengan tujuh kilogram. Satu hari membutuhkan kedelai 2,5 sampai

dengan tiga kwintal/hari sehingga pembelian kedelai langsung kepada pedagang

grosir kedelai di kota Surakarta. Pembelian langsung kepada petani dari Boyolali

dan Klaten juga dilakukan jika terjadi panen kedelai.

3) Tenaga kerja

Rata-rata tenaga kerja yang digunakan di Purwogondo sebanyak tiga sampai

dengan lima orang dari daerah sekitar. Sistem upah berdasarkan borongan sebesar

2.000 rupiah/masakan. Tenaga kerja yang berkerja di Wirogunan dan Ngabeyan

sebanyak satu sampai dengan empat orang/unit usaha dengan dibantu anggota

keluarga atau pemilik usaha. Penentuan upah berdasarkan jumlah masakan dengan

bayaran setiap tenaga kerja antara 1.000 rupiah/masakan sampai dengan 1.500

rupiah/masakan.

Tenaga kerja pembuatan Tahu Putih ini adalah laki- laki karena harus

mengerahkan tenaga besar dalam pembuatannya sehingga di Purwogondo tidak

dijumpai tenaga kerja wanita. Wirogunan dan Ngabeyan dijumpai tenaga kerja

wanita dengan tugas mengolah Tahu Putih menjadi Tahu Pong atau Tahu Magel.

Page 66: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Besar upah dalam satu hari antara 10.000 rupiah/orang sampai dengan

15.000 rupiah/orang.

4) Penjualan

Tahu putih dijual oleh pengusaha tahu di Purwogondo seharga 27.000

rupiah/masakan hingga 30.000 rupiah/masakan, sedangkan pengusaha di

Wirogunan dan Ngabeyan menjualnya dalam berbagai potongan kotak atau

kencong (segitiga) dan harga. Jenis tahu yang dijual ada tiga jenis yaitu Tahu

Putih, Tahu Magel dan Tahu Pong.

5) Pendapatan usaha

Pendapatan usaha tahu Purwogondo didapatkan dari penjualan tahu dan

ampasnya. Ampas tahu dijual dengan harga 2.500 rupiah hingga 3.000 rupiah

untuk satu masakan. Pengusaha tahu di Purwogondo dapat memproduksi hingga

50 masakan setiap hari, akan tetapi jumlah tersebut di Wirogunan dan Ngabeyan

merupakan gabungan olahan bahan baku kedelai milik pribadi dan pengusaha

rumah tangga. Pendapatan di Wirogunan dan Ngabeyan didapatkan dari penjualan

tahu, ampas tahu dan jasa pengolahan kedelai milik usaha rumah tangga tahu di

daerah sekitarnya. Tabel 8 menjabarkan pendapatan yang diperoleh oleh

pengusaha tahu di Kartasura.

Tabel 8 Pendapatan Usaha Kecil Tahu di Purwogondo No Keterangan Pengusaha

Purwogondo Pengusaha Wirogunan

dan Ngabeyan 1 Produksi (masakan/ bulan) 1.500 360 2 Penjualan (rupiah/ bulan) 48.750.000 16.192.800 3 Biaya – biaya (rupiah/ bulan) 30.673.350 13.889.583 4 Total pendapatan (rupiah/ bulan) 18.076.650 2.303.217

Page 67: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

5.3.2. Usaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura

Usaha rumah tangga tahu di Kartasura tersebar di Kelurahan Ngabeyan dan

Wirogunan. Karakteristik pengusaha rumah tangga tahu di Kartasura pada usia

pemilik usaha didominasi usia 51-60 tahun sebesar 36.67 persen dengan jumlah

anggota keluarga didominasi sebanyak empat sampai dengan lima orang sebesar

43.33 persen, sehingga umumnya tenaga kerja diperoleh dari anggota keluarga.

Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh pengusaha ini didominasi sekolah

lanjutan tingkat pertama sebesar 33.33 persen, sedangkan umur usaha didominasi

satu hingga sepuluh tahun sebesar 53.33 persen. Usia usaha yang didominasi satu

hingga sepuluh tahun menjelaskan bahwa pendirian usaha untuk meningkatkan

pendapatan yang turun akibat goncangan ekonomi yaitu krisis ekonomi tahun

1997 dan kenaikan harga BBM. Tabel 9 menjabarkan karakteristik pengusaha

rumah tangga di Kartasura.

Tabel 9 Karakteristik Pengusaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura Keterangan Jumlah pengusaha rumah tangga tahu (%)

Umur (tahun): • 21-30 • 31-40 • 41-50 • 51-60 • > 60

6,67 30 20

36,67 6.67

Jumlah anggota keluarga (orang): • 2-3 • 4-5 • > 5

40

43,33 16,67

Pendidikan: • tidak tamat SD • SD • SLTP • SLTA

23,33

30 33,33 13,33

Usia usaha (tahun): • 1-10 • 11-20 • > 20

53,33

30 16,67

Page 68: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Umumnya usaha ini tidak memiliki pabrik pengolahan tahu sehingga

terdapat kerjasama dengan pemilik pabrik untuk mengolah kedelainya menjadi

Tahu Putih dengan upah jasa 3.500 rupiah/masakan hingga 4.000 rupiah/masakan.

Tahu yang diproduksi adalah Tahu Putih, Tahu Magel dan Tahu Pong dengan

porsi Tahu Pong lebih banyak. Gambar 8 menjelaskan produksi yang dilakukan

oleh usaha rumah tangga di Kartasura.

Tahu Putih Kedelai

Gambar 8 Produksi Tahu Skala Rumah Tangga di Kartasura

1) Modal awal

Modal awal usaha ini lebih sedikit dari pada usaha kecil tahu karena usaha

ini tidak memiliki pabrik pengolahan tahu. Modal awal digunakan untuk

pembelian peralatan yaitu yaitu wajan pengorengan, serok, susuk, tampah.

2) Bahan baku

Jumlah bahan baku kedelai untuk satu cetakan berbeda-beda antar

pengusaha yaitu antara tiga kilogram/masakan sampai dengan tujuh

kilogram/masakan. Jenis kedelai yang digunakan adalah kedelai impor atau lebih

dikenal dengan jenis Amerika. Umumnya kedelai dibeli dari pedagang-pedagang

eceran yang ada di daerah sekitar.

Pabrik Tahu Usaha rumah tangga

Penggorengan Tahu putih

Tahu Magel Tahu Pong

Page 69: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Bahan tambahan lain yang dijumpai pada Tahu Pong adalah

bumbu yang terdiri dari bawang putih, garam dan penyedap rasa. Kepekatan rasa

dalam bumbu ini disesuaikan dengan selera konsumen masing – masing.

3) Tenaga kerja

Umumnya tenaga kerja adalah wanita yang berasal dari anggota keluarga.

Tenaga kerja laki – laki digunakan untuk mengangkut kedelai ke pabrik dan Tahu

Putih dari pabrik. Pengangkutan juga dilakukan pada tahu yang telah diolah ke

pasar atau tempat jual beli dengan konsumennya. Umumnya waktu membuat

Tahu Pong adalah siang hari dan berakhir pada malam hari, sedangkan penjualan

dilakukan waktu pagi hari.

4) Penjualan

Tahu yang dijual mempunyai dua bentuk yaitu kotak dan kencong (segitiga).

Tahu Putih hanya dijual dalam bentuk kotak, sedangkan Tahu Pong dan Magel

dijual dalam bentuk kotak dan kencong. Tahu ini memiliki potongan berbeda-beda

dalam satu blabak dengan harga yang beragam, misalnya 200 rupiah, 100 rupiah

dan 50 rupiah. Tahu Pong yang berukuran besar, yaitu dengan potongan 10 x 10

dalam satu blabak dijual pada rumah makan-rumah makan, sedangkan tahu

potongan 14 x 14 dijual kepada pedagang eceran dan konsumen di pasar – pasar

tradisional. Tahu yang dijual kepada pedagang asongan dipotong menjadi 400

potongan dengan harga jual 50 rupiah/ potongan.

5) Pendapatan usaha

Besarnya pendapatan usaha rumah tangga tahu di Kartasura didasarkan

pada jumlah dan jenis produksinya. Umumnya tahu yang dihasilkan adalah Tahu

Pong, sehingga biaya operasionalnya adalah biaya bahan baku kedelai, biaya upah

Page 70: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

atau balas jasa kepada pabrik tahu, biaya upah mengangkut tahu dari pabrik, biaya

tenaga kerja untuk membantu menggoreng tahu, biaya minyak goreng, biaya kayu

bakar, biaya bumbu dan biaya transportasi. Biaya upah angkut muncul karena

tidak memiliki tenaga kerja pria dalam keluarga untuk pengangkutan tahu putih

dari pabrik.

Page 71: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

VI STRUKTUR PENERIMAAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA

RUMAH TANGGA TAHU PONG

6.1 Struktur Penerimaan Usaha Tahu Pong

Tahu pong termasuk salah satu jenis tahu goreng yang diproduksi di

Kartasura. Produksinya ada dua jenis jika dilihat dari bentuknya yaitu kotak dan

kencong (segitiga). Harga yang ditetapkan berbeda-beda sesuai jenis dan ukuran

potongannya. Harga yang ditetapkan pengusaha ada 24 tingkatan antara 15

rupiah/potong sampai dengan 250 rupiah/potong, sedangkan ukuran tahunya ada

30 macam potongan. Tabel 10 menjabarkan tingkatan harga Tahu Pong.

Tabel 10 Ukuran dan Harga Tahu Pong dari Usaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura

Harga Tahu Pong (Rp)

Banyaknya potongan dalam satu papan untuk jenis tahu kotak

Banyaknya potongan dalam satu papan untuk jenis tahu kencong

250/potong 100 - 200/potong 98,100,110 - 2000/11 potong 100 - 2000/12 potong 100 - 150/potong 140,144,192 - 125/potong 120, 165 - 120/potong - 200 1000/9 potong 144 - 100/potong 125, 144, 196 162, 196, 200, 280, 288 1000/11 potong 169, 289 200 90/potong 196 288 800/9 potong - 288 1000/12 potong 144, 169, 289, 300 200 80/potong 256, 289 196, 288, 450 1000/13 potong 196, 225, 289 288 75/potong - 384 70/potong 400 - 60/potong - 288 50/potong 400, 450, 462, 484 392 1000/24 potong - 392 40/potong 400, 578 - 25/potong 1152 - 20/potong 1000 - 15/potong 1000 -

Page 72: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Tahu jenis kotak memiliki 19 tingkatan harga dengan harga tertinggi 250

rupiah/potong dan harga terendah 15 rupiah/potong, sedangkan ukuran tahu ada

23 macam. Tahu jenis kencong memiliki 12 tingkatan harga dengan harga

tertinggi 120 rupiah/potong dan harga terendah 1000 rupiah/24 potong, sedangkan

ukurannya ada tujuh macam.

Kenaikan harga BBM berpengaruh berbeda-beda pada penetapan harga dan

ukuran tahu pong oleh pengusaha. Terdapat empat macam tindakan yang diambil

oleh pengusaha tahu pong dalam menetapkan ukuran dan harganya, yaitu sebagai

berikut:

1. Ukuran dan harga tahu yang ditetapkan sama antara sebelum dan sesudah

kenaikan harga BBM.

Pengusaha tidak melakukan peningkatan harga atau pengurangan ukuran

karena khawatir jika melakukan tindakan tersebut akan berakibat pada penuruan

jumlah pembelian produknya. Tindakan ini paling banyak yang dilakukan oleh

para pengusaha sebesar 43,33 persen. Persentase pengusaha yang menjual tahu di

Kartasura sebesar 71,43 persen lebih besar dari pada pengusaha yang menjual

tahu di luar Kartasura yaitu sebesar 34,778 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa persaingan di pasar Kartasura lebih ketat dari pada di luar Kartasura,

sehingga pengusaha sulit untuk menaikan harga atau mengurangi ukuran tahu.

2. Harga tahu pong dinaikan oleh produsen dengan ukuran tetap.

Peningkatan harga tahu pong oleh produsen dengan alasan pengusaha tidak

dapat menanggung resiko kerugian akibat kenaikan harga BBM. Umumnya tahu

yang dinaikan harganya adalah tahu yang langsung dijual kepada konsumen akhir

dan bukan tahu yang dijual kepada pedagang perantara. Sebesar 40 persen

Page 73: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

pengusaha melakukan tindakan ini. Pengaruh tempat penjualan juga

mempengaruhi pengambilan langkah ini oleh pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari

persentase pengusaha yang menjual tahunya diluar Kartasura lebih besar dari pada

di Kartasura. Sebesar 43,48 persen pengusaha dengan daerah penjualan di luar

Kartasura berani mengambil langkah ini sedangkan pengusaha dengan daerah

penjualan di Kartasura sebesar 28,57 persen. Keadaan ini terjadi karena

pengusaha tahu dengan penjualan di luar Kartasura memiliki keyakinan bahwa

tahu pong kartasura lebih disukai dari pada tahu dari daerah lain, sehingga

pengusaha tidak mengkhawatirkan onsumen akan berpindah ke pedagang lain

karena harga tahu dinaikan.

3. Produsen memperkecil ukuran tahu pong dengan harga tetap.

Umumnya tindakan ini dilakukan oleh pengusaha pada tahu yang dijual

kepada pedagang perantara. Pedagang perantara ini tidak mau menerima kenaikan

harga tahu sehingga produsen harus mengurangi ukuran tahu. Sebesar 21,74

persen pengusaha melakukan tindakan ini yang mana daerah penjualannya di luar

Kartasura.

Perubahan harga dan ukuran tahu mengakibatkan peningkatan penerimaan

secara rata-rata sebesar 1.43 persen dari 7.561.785 rupiah/bulan menjadi

7.781.830 rupiah/bulan. Tabel 11 menjabarkan perbedaan penerimaan sebelum

dan sesudah kenaikan harga BBM dari produksi Tahu Pong di Kartasura.

Tabel 11 Perubahan Penerimaan Produksi Tahu Pong Akibat Kenaikan Harga BBM

Perubahan penerimaan Banyak Usaha (unit) (%)

Tetap 11 36,67 Meningkat 16 53,33 Menurun 3 10 Total 30 100

Page 74: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Peningkatan penerimaan secara rata-rata sangat kecil karena jumlah usaha

yang meningkatkan penerimaannya sebanyak 53.33 persen, sedangkan 10 persen

mengalami penurunan penerimaan dan 36.67 persen pengusaha tidak mengalami

perubahan penerimaan. Penurunan penerimaan oleh 10 persen pengusaha karena

terjadi penurunan produksi Tahu Pong sebanyak 60-240 papan/bulan .

6.2 Struktur Biaya Usaha Tahu Pong

Biaya usaha Tahu Pong terdiri dari dua jenis dilihat dari pengaruhnya

terhadap jumlah produksi yaitu biaya operasional dan biaya tetap. Biaya

operasional merupakan biaya yang dikeluarkan sehari-hari, terdiri dari biaya

bahan baku kedelai, biaya pabrik, biaya minyak goreng, biaya bahan bakar, biaya

tenaga kerja, biaya bumbu dan biaya transportasi. Biaya tetap terdiri dari

penyusutan peratan yaitu wajan pengorengan, papan, tong plastik, serok, susuk,

dan tampah.

Biaya usaha Tahu Pong jika dilihat dari jenis produksinya terdiri dari biaya

produksi dan biaya pemasaran. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku

kedelai, biaya bahan baku penolong, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan

peralatan, sedangkan biaya pemasaran terdiri dari biaya transportasi. Tabel 12

menjabarkan perubahan biaya total Tahu Pong setelah terjadi kenaikan harga

BBM.

Kenaikan harga BBM mengakibatkan peningkatan rata-rata total biaya

sebesar 3,73 persen dari Rp. 5.997.005 rupiah/bulan menjadi 6.462.205,76

rupiah/bulan. Jumlah usaha paling banyak mengalami peningkatan total biaya

pada kisaran 6,01 persen sampai dengan 8,00 persen sebesar 33,33 persen,

sedangkan peningkatan total biaya 2.01 persen sampai dengan 4,00 persen hanya

Page 75: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

sebesar 10 persen dari total usaha. Peningkatan total biaya 0,00 persen sampai

dengan 2,00 persen dan lebih dari 8 persen dialami oleh 3,33 persen dari jumlah

pengusaha. Penurunan total biaya dialami 10 persen.

Tabel 12 Perubahan Biaya Total Tahu Pong Akibat Kenaikan Harga BBM

Perubahan biaya total (%) Jumlah usa unit %

Meningkat: • 0,00 – 2,00 • 2,01 – 4,00 • 4,01 – 6,00 • 6,01 – 8,00 • >8,00

1 3 12 10 1

3,33 10 40

33,33 3,33

Menurun 3 10 Total usaha 30 100 Rata-rata peningkatan total biaya 3,73%

Presentase komponen biaya total usaha terhadap biaya total mengalami

peningkatan dan penurunan akibat kenaikan harga BBM. Biaya kedelai, biaya

bahan bakar brambut dan penyusutan peralatan mengalami penurunan presentase

terhadap biaya total usaha, sedangkan biaya pabrik, tenaga kerja, pabrik, bahan

bakar, brambut, bumbu dan transportasi mengalami peningkatan presentase

terhadap biaya total. Tabel 13 menjabarkan persentse komponen biaya usaha tahu

pong terhadap total biaya.

Presentase terhadap biaya usaha terbesar sebelum dan sesudah kenaikan

harga BBM adalah biaya bahan baku kedelai sebesar kurang lebih 60 persen,

diikuti oleh biaya minyak goreng dan biaya pabrik. Persentase terendah sebelum

dan sesudah kenaikan harga BBM adalah biaya penyusutan peralatan. Biaya

bahan baku kedelai mengalami penurunan persentase terbesar terhadap biaya

usaha akibat kenaikan harga BBM sebesar 2,48 persen, sedangkan biaya

transportasi mengalami kenaikan persentase tersebesar sebesar 1,22 persen.

Page 76: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Tabel 13 Persentase Komponen Biaya Usaha Terhadap Total Biaya Usaha Tahu Pong Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM

Komponen biaya usaha Persentase terhadap

total biaya (%) Kenaikan atau penurunan

persentase komponen biaya terhadap biaya usaha (%) sebelum sesudah

Biaya bahan baku kedelai 63,02 60,57 -2,48 Biaya pabrik 9,37 9,82 0,45 Biaya tenaga kerja • Tenaga kerja angkut • Tenaga kerja menggoreng

0,38 0,74

0,39 0,88

0,01 0,14

Biaya minyak goreng 17,79 18,29 0,50 Biaya bahan bakar • Kayu bakar • Brambut

4,35 0,39

4,59 0,36

0,24 -0,03

Biaya bumbu 0,79 0,74 -0,05 Biaya penyusutan peralatan 0,18 0,16 0,02 Biaya transportasi 2,99 4,21 1,22

6.2.1 Struktur Biaya Produksi tahu Pong

Tahu pong merupakan produk lanjutan dari tahu putih. Tahu ini banyak

diproduksi oleh usaha rumah tangga sehingga umumnya tenaga kerja berasal dari

anggota keluarga. Pemilik memiliki tugas rangkap pada pengolahan dan

penjualan. Biaya produksi yang dibahas disini adalah biaya yang mempengaruhi

jumlah produksinya, yaitu biaya bahan baku kedelai, biaya pabrik dan biaya bahan

lainnya seperti minyak goreng, kayu bakar, dan bumbu.

Kenaikan harga BBM telah mengakibatkan kenaikan biaya produksi pada

biaya bahan baku kedelai, biaya pabrik, biaya minyak goreng, dan biaya kayu

bakar, sedangkan biaya bumbu tidak mengalami perubahan, sehingga total biaya

produksi meningkat sebesar 3,10 persen. Tabel 14 menjabarkan perubahan biaya

produksi akibat kenaikan harga BBM.

Page 77: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Tabel 14 Perubahan Biaya Produksi Akibat Kenaikan Harga BBM

Perubahan biaya produksi (%) Banyaknya usaha

Unit %

Meningkat: • 0,00 - 2,00 • 2,01 - 4,00 • 4,01 - 6,00 • 6,01 - 8,00 • >8,00

1 3 14 8 1

3,33 10

46,67 26,67 3,33

Menurun 3 10 Total usaha 30 100 Rata-rata peningkatan biaya produksi 3,10%

Peningkatan rata-rata biaya produksi sebesar 3,10 persen dari

5.817.695,76 rupiah/bulan menjadi 6.190.228,76 rupiah/bulan. Pada tabel dapat

diketahui bahwa usaha ini paling banyak mengalami kenaikan pada kisaran 4,01

persen sampai dengan 6,00 persen sebesar 14 unit usaha atau 46,67 persen dari

total usaha. Penurunan biaya produksi dialami oleh 10 persen dari total usaha

dengan besar penurunan 18,31 persen, 19,65 persen, dan 22,19 persen.. Penurunan

terjadi karena usaha tersebut mengalami penurunan produksi.

6.2.1.1 Biaya Bahan Baku

Bahan baku utama membuat tahu pong adalah kedelai. Jenis kedelai yang

digunakan adalah jenis Amerika (kedelai impor). Harga bahan baku meningkat

secara rata-rata sebesar 4,32 persen dari 3.451,67 rupiah/kg menjadi 3.763,33

rupiah/kg akibat kenaikan harga BBM. Kenaikan harga kedelai diikuti oleh

penurunan penggunaan kedelai sebesar 1,94 persen dari 1.086,8 kg/bulan menjadi

1.045,3 kg/bulan karena terjadi penurunan produksi oleh beberapa pengusaha.

Penurunan penggunaan kedelai belum dapat menyeimbangkan peningkatan harga

kedelai sehingga rata-rata total biaya kedelai meningkat sebesar 1,76 persen dari

Page 78: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

3.779.050 rupiah/bulan menjadi 3.914.100/bulan. Tabel 15 menjabarkan biaya

bahan baku yang dikeluarkan usaha rumah tangga tahu di Kartasura.

Tabel 15 Biaya Bahan Baku Kedelai Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM

Ket Sebelum kenaikan harga BBM Sesudah kenaikan harga BBM Kenaikan dan penurunan

(%) Qk Pk TBk Qk Pk TBk Qk Pk TBk

Total 1.086,8 103.550 113.371.500 1.045,3 112.900 117.423.000 -1,94 4,32 1,76 Rata-rata 36,23 3.451,67 3.779.050 34,84 3.763,33 3.914.100

Keterangan: Qk = kebutuhan kedelai Tahu Pong setiap bulan (kg/bulan) Pk = harga kedelai (Rp/kg) TBk = total biaya bahan baku kedelai Tahu Pong setiap bulan (Rp/bulan)

6.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja

Umumnya usaha rumah tangga (URT) di Kartasura menggunakan tenaga

kerja keluarga sebanyak satu sampai dengan tiga orang. Akan tetapi beberapa

pengusaha menggunakan tenaga kerja diluar keluarga. Hal ini dilakukan karena

produksinya lebih dari 10 papan/hari dan tidak terdapat anggota keluarga yang

dapat membantu. Tenaga kerja wanita dan pria memiliki tugas yang berbeda.

Pekerja wanita bertugas memotong Tahu Putih sesuai dengan bentuk dan ukuran

yang diinginkan untuk kemudian menggorengnya menjadi Tahu Pong, sedangkan

pekerja pria bertugas mengangkut tahu Putih dari pabrik. Tabel 16 menjabarkan

tenaga kerja yang digunakan oleh URT tahu di Kartasura.

Tabel 16 Tenaga Kerja pada Produksi tahu Pong Jenis Tenaga

kerja Banyaknya Usaha (unit)

Upah rata-rata (RP/bulan) Kenaikan/ penurunan (%) Sebelum Sesudah

Keluarga • Menggoreng • Mengangkut

30 27

- -

- -

Bukan Keluarga • Menggoreng • Mengangkut

5 3

22.900 23.000

57.000 25.500

12,32 5,15

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengusaha yang menggunakan

bantuan tenaga kerja bukan keluarga lebih sedikit sedikit daripada penggunaan

tenaga kerja keluarga, yaitu enam usaha menggunakan tenaga kerja bukan

Page 79: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

keluarga untuk tugas menggoreng dan tiga usaha menggunakan tenaga kerja ini

untuk tugas mengangkut. Upah yang diberikan untuk tugas menggoreng antara

75.000 rupiah/bulan sampai dengan 450.000 rupiah/bulan dengan kenaikan

sebesar 11,32 persen sedangkan upah pekerjaan mengangkut tahu mengalami

peningkatan sebesar 5,15 persen akibat kenaikan harga BBM

6.2.1.3 Biaya Bahan Bakar

Bahan bakar dalam proses produksi tahu pong digunakan untuk

memanaskan wajan penggorengan. Bahan bakar yang digunakan ada dua jenis

yaitu kayu dan brambut. Kayu lebih banyak digunakan oleh URT di kartasura

karena harganya yang murah dan awet untuk menciptakan panas api yang

diinginkan. Kayu diperoleh dari perusahaan pengolahan kayu yang berada di

wilayah Kartasura, Sukoharjo dan Surakarta tetapi ada juga yang diperoleh dari

pedagang-pedangang eceran kayu sekitar tempat tinggal. Brambut bukan sebagai

bahan bakar utama tetapi sebagai pelengkapnya karena cepat menciptakan api.

Sebanyak dua pengusaha masih menggunakan brambut.

Kenaikan harga BBM mengakibatkan peningkatan biaya kayu bakar sebesar

6,39 persen dari 260.815 rupiah/bulan menjadi 296.396 rupiah/bulan, sedangkan

brambut tidak mengalami peningkatan biaya yang besarnya 22.900,00/bulan.

Rincian mengenai biaya kayu bakar dapat dilihat pada tabel 17

Tabel 17 Perubahan Biaya Kayu Bakar Akibat Kenaikan Harga BBM

Perubahan biaya kayu bakar (%) Banyaknya usaha Unit %

Tetap 3 10 Meningkat: • 0,01- 5,00 • 5,01-10,00 • > 10,00

3 14 8

10

46,67 26,67

Sumber: olahan data primer

Page 80: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Peningkatan biaya kayu bakar antara 5,01 persen sampai dengan 10 persen

sebanyak 14 usaha atau 46,67 persen, sedangkan peningkatan pada kisaran 0,01

persen 5 persen sebanyak tiga usaha atau 10 persen dan peningkatan diatas 10

persen sebanyak delapan unit atau 26,67 persen. Sebanyak tiga unit usaha atau 10

persen pengusaha tidak mengalami perubahan biaya ini.

6.2.1.4 Biaya Minyak Goreng

Minyak goreng sangat diperlukan untuk menggoreng tahu putih menjadi

tahu pong, sehingga produksi ini sangat bergantung pada minyak goreng.

Kenaikan harga BBM bulan Oktober meningkatkan rata-rata biaya ini sebesar

5,08 persen 1.067.425 rupiah/bulan menjadi 1.181.699 rupiah/bulan. Tabel 18

menjabarkan perubahan biaya minyak goreng akibat dari kenaikan harga BBM.

Tabel 18 Perubahan Biaya Minyak Goreng Akibat Kenaikan Harga BBM

Perubahan biaya kayu bakar (%) Banyaknya usaha

unit % Meningkat: • 0,01-5,00 • 5,01-10,00 • > 10,00

7 17 3

23,33 56,67

10 Menurun 3 10

Peningkatan biaya terbesar adalah 12.46 persen dan terendah 4,00 persen.

Jumlah usaha paling banyak mengalami peningkatan biaya pada kisaran 5,01

persen sampai dengan 10,00 persen sebesar 56,67 persen dari total URT,

sedangkan peningkatan antara 0,01 persen sampai dengan 5,00 persen sebesar

23,33 persen dan lebih dari 10,00 persen sebanyak 10 persen dari total URT.

Penurunan biaya dialami oleh 10 persen dari total usaha karena terjadi penurunan

produksi, sehingga penggunaan minyak goreng dikurangi jumlahnya dengan rata-

rata pengurangan sebesar 1,85 persen.

Page 81: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

6.2.1.5 Biaya Pabrik

Biaya pabrik adalah biaya balas jasa kepada pabrik pengolahan tahu. Biaya

ini dihitung dalam satuan masakan yang besarnya Rp. 3000,00/masakan sebelum

kenaikan dan Rp. 3500,00/masakan sesudah kenaikan harga BBM bulan Oktober

2005. Bulan Maret 2006 biaya ini mengalami peningkatan sebesar

Rp. 4000,00/masakan.

Rata-rata peningkatan biaya ini sebesar 6,07 persen dari

561.900 rupiah/bulan menjadi 634.550 rupiah/bulan. Peningkatan ini lebih rendah

daripada peningkatan biaya setiap masakannya sebesar 7.69% karena terjadi

penurunan jumlah produksi.

6.2.1.6 Biaya Bumbu

Penggunaan bumbu untuk membuat rasa tahu Pong lebih gurih yang terdiri

dari garam, bawang putih dan penyedap rasa. Komposisi campurannya tergantung

dari selera konsumen. Kenaikan harga BBM tidak mempengaruhi biaya ini yang

besarnya 15.000 rupiah/bulan sampai dengan 135.000 rupiah/bulan. Rata-rata

pengusaha mengeluarkan biaya ini sebesar 47.500 rupiah/bulan.

6.2.2 Pemasaran Tahu Pong

Tahu Pong merupakan barang konsumsi yang murah harganya. Produk ini

dijual di pasar-pasar tradisional sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus

dalam pemasarannya seperti pelabelan, periklanan, sehingga biaya pemasarannya

adalah biaya transportasi menuju pasar tempat bertemu dengan para pembeli yang

berada di wilayah Kartasura, Boyolali, Klaten, dan Surakarta.

Page 82: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

6.2.2.1 Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya transportasi menuju pasar tradisional di

daerah sekitarnya. Pasar-pasar tersebut ada 13 tempat, yaitu: pasar kartasura,

kleco, delanggu, kembang, sunggingan, boyolali, jongke, ampel, sangkah,

ndaleman, colomadu, klewer, dan galgondo. Selain pasar tradisional, pengusaha

menjual tahu ini kepada asongan yang akan dijual di terminal- terminal bus di

Kartasura dan sekitarnya. Tabel 19 menjabarkan biaya transportasi yang

dikeluarkan oleh pengusaha tahu pong di Kartasura.

Tabel 19 Biaya Transportasi pada Penjualan Tahu Pong

No Kendaraan yang dipakai Pasar Biaya Transportasi Kenaikan/

penurunan (%) Sebelum Sesudah 1 KU Kleco 150.000 210.000 16,67 2 KU Kartasura 60.000 84.000 16,67 3 KU Delanggu 330.000 540.000 24,14 4 KU Delanggu 330.000 540.000 24,14 5 - Asongan 0 0 0 6 KU Kartasura 50.010 50.010 0 7 - Asongan 0 0 0 8 KP+KU Kembang 39.990 60.000 20,01 9 KU Kartasura 180.000 300.000 25 10 KU Sunggingan 112.500 225.000 33,33 11 KU Boyolali 135.000 165.000 10 12 KU Sunggingan 180.000 230.010 12,19 13 KU Jongke 180.000 225.000 11,11 14 KU Ampel 330.000 480.000 18,52 15 KP Kleco 150.000 300.000 33,33 16 KP Sangkah 144.000 324.000 38,46 17 KU Kartasura 300.000 360.000 9,09 18 KP+KU Ndaleman 75.000 137.490 29,41 19 KU Boyolali 450.000 600.000 14,29 20 KU Kartasura 180.000 300.000 25 21 KU Boyolali 300.000 450.000 20 22 KP Kartasura 0 0 0 23 KP+KU Kartasura 300.000 450.000 20 24 KP Colomadu 150.000 300.000 33,33 25 KP Klewer 90.000 150.000 25 26 KU Galgondo 300.000 360.000 9,09 27 KP Sunggingan 300.000 450.000 20 28 KU Sunggingan 240.000 240.000 0 29 KP Kartasura 172.800 388.800 38,46 30 KU Sunggingan 150.000 240.000 23,08

Total 5.379.300 8.159.310 Rata-rata 179.310 271.977 20,53

Keterangan: KU = kendaraan umum KP = kendaraan pribadi

Page 83: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Alat transportasi yang digunakan ada dua jenis yaitu kendaraan umum dan

kendaraan pribadi. Pengusaha yang menggunakan kendaraan umum sebanyak 15

pengusaha sedangkan penggunaan kendaraan pribadi sebanyak tujuh pengusaha

dan gabungan kendaraan umum dan pribadi sebanyak tiga pengusaha. Terdapat

pengusaha yang tidak menggunakan alat transportasi karena penjualannya kepada

para asongan dimana tempat penjualan berada di tempat produksi tahu pong

tersebut.

Kenaikan harga BBM mengakibatkan rata-rata peningkatan biaya ini

sebesar 20,53 persen dari 179.310 rupiah/bulan menjadi 271.977 rupiah/bulan.

Peningkatan biaya transportasi berkisar antara 0 persen sampai dengan 38.46

persen. Peningkatan 0 persen karena alat transportasi yang digunakan adalah

kendaraan pribadi (becak) yang tidak menggunakan bahan bakar. Peningkatan

biaya transportasi kendaraan pribadi lebih besar daripada kendaraan umum

dengan peningkatan tertinggi pada kendaraan pribadi sebesar 38.46 persen dan 25

persen pada kendaraan umum. Kenaikan harga BBM telah mengakibatkan

kenaikan biaya transportasi lebih besar pada kendaraan pribadi dari pada

kendaraan umum dilihat dari peningkatan tertinggi. Penurunan biaya tidak ada

walaupun terjadi penurunan produksi tahu pong. Hal ini membuktikan bahwa

biaya transportasi tidak dipengaruhi oleh jumlah tahu pong yang diangkut tetapi

oleh jarak yang ditempuh ke tempat jual beli.

6.2.2.2 Saluran Tataniaga Tahu Pong

Penjualan tahu pong berada di daerah sekitarnya dan barang konsumsi tidak

tahan lama mengakibatkan singkatnya saluran tataniaga tahu pong. Terdapat lima

jalur yang ditempuh tahu pong agar sampai ketangan konsumen akhir. Jalur

Page 84: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

pertama dari produsen ke pedagang pengecer (asongan) kemudian kepada

konsumen. Produsen pada jalur ini tidak mengeluarkan biaya transportasi sebab

pedagang asongan membeli langsung di tempat produksi. Tahu yang dijual kepada

pedagang asongan seharga 400 rupiah/ 10 potong yang terjadi peningkatan

menjadi 500 rupiah/ 10 potong setelah kenaikan harga BBM. Fungsi tambahan

yaitu pembungkusan dilakukan oleh pedagang asongan setiap 10 potong dengan

harga 1.000 rupiah/bungkus. Gambar 9 menggambarkan jalur pemasaran tahu

pong di Kartasura.

kedelai tahu putih

tahu pong

Gambar 9 Bagan Saluran Tataniaga Tahu Pong

Jalur kedua produsen menjual tahu pong kepada pedagang eceran (pedagang

sayur keliling). Produsen pada jalur ini mengeluarkan biaya transportasi karena

tempat transaksi dengan pedagang pengecer berada di pasar-pasar tradisional.

Konsumen

pabrik

Pengusaha RT tahu pong

Pedagang eceran rumah dan warung makan

asongan Pedagang sayur keliling

Page 85: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Jalur ketiga produsen menjual tahu pong kepada usaha-usaha rumah makan dan

warung makan sekitar. tahu pong ini digunakan sebagai makanan pelengkap di

meja makan. Jenis tahu yang dijual adalah kotak dengan potongan 100/papan.

Harga yang ditetapkan oleh produsen adalah 200 rupiah/potong dan dijual oleh

pengusaha rumah atau warung makan dengan harga 500 rupiah/potong. Jalur

keempat merupakan jalur paling pendek diantara jalur yang lain karena tahu pong

langsung dijual kepada konsumen. Umumnya tempat penjualan berada di pasar-

pasar tradisional.

6.3 Keuntungan Produksi Tahu Pong

Keuntungan produksi tahu pong didapatkan dengan cara mengurangi nilai

penjualan atau penerimaan tahu pong dan biaya-biayanya. Penerimaan dan biaya

secara rata-rata mengalami peningkatan akibat kenaikan harga BBM sehingga

keuntungan yang didapatkan terjadi perubahan. Tabel 20 menjabarkan perubahan

keuntungan yang dialami oleh pengusaha tahu pong sebelum dan sesudah

kenaikan harga BBM.

Rata-rata penurunan keuntungan sebesar 8,49 persen dari

1.564.779,20 rupiah/bulan menjadi 1.319.624,20 rupiah/bulan. Penurunan

keuntungan ini menggambarkan peningkatan penerimaan belum dapat mengatasi

peningkatan biayanya. Pengusaha yang mendapatkan keuntungan dari produksi

Tahu Pong sebanyak 29 pengusaha sebelum dan sesudah kenaikan, sedangkan

pengusaha yang mendapatkan kerugian sebanyak satu usaha sebelum dan sesudah

kenaikan harga BBM.

Page 86: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Tabel 20 Perubahan Keuntungan/ Kerugian Produksi Tahu Pong Akibat Kenaikan Harga BBM

No

Langkah-langkah

penetapan harga dan

ukuran tahu *

Pasar yang

dituju**

Keuntungan/ kerugian sebelum kenaikan

(Rp/ bulan)

Keuntungan/ kerugian sesudah kenaikan

(Rp/ bulan)

Kenaikan/ penurunan

Keuntungan dan kerugian

(%) 1 1 LK 1.107.540,00 249.540,00 -63,22 2 1 K 259.653,80 280.653,80 3,89 3 1 LK 5.593.430,00 3.830.930,00 -18,70 4 2 LK 2.623.176,00 2.094.306,00 -11,21 5 1 Asongan 1.250.217,00 888.717,00 -16,90 6 1 K 1.032.489,20 537.519,18 -31,53 7 2 Asongan 1.001.274,00 1.031.274,00 1,48 8 1 LK 757.089,67 587.079,67 -12,65 9 1 K 3.826.883,00 2.575.883,00 -19,54 10 2 LK 1.829.866,00 2.315.566,00 11,72 11 2 LK 330.341,50 372.611,50 6,01 12 1 LK 1.597.868,70 1.103.858,70 -18,29 13 2 LK 630.524,50 1.601.534,50 43,50 14 1 LK 1.701.708,00 1.083.708,00 -22,19 15 2 LK 855.067,00 632.857,00 -14,93 16 3 LK 739.841,00 943.841,00 12,11 17 2 K 622.967,00 1.420.967,00 39,04 18 3 LK -336.529,00 -324.409,00 -1,83 19 2 LK 1.025.750,00 880.550,00 -7,62 20 2 K 1.275.917,00 1.042.367,00 -10,07 21 2 LK 746.091,00 488.091,00 -20,90 22 1 K 3.671.841,00 4.046.841,00 4,86 23 1 K 6.081.883,00 4.671.883,00 -13,11 24 3 LK 1.440.966,00 233.976,00 -72,06 25 1 LK 1.425.127,00 586.117,00 -41,72 26 3 LK 770.098,00 1.100.608,00 17,67 27 3 LK 689.091,00 482.091,00 -17,67 28 2 LK 2.200.924,00 3.328.924,00 20,39 29 1 K 1.779.292,00 897.292,00 -32,95 30 2 LK 412.990,00 603550,00 18,75

Total 46.943.377,00 39588.727,00 Rata – rata 1.564.779,20 1319.624,20 -8,49

Keterangan: * langkah yang diambil dalam harga dan ukuran tahu: 1 = harga dan ukuran tahu tetap setelah terjadi kenaikan harga BBM 2 = harga naik dan ukuran tetap setelah terjadi kenaikan harga BBM 3 = harga tetap dan ukuran diperkecil setelah terjadi kenaikan harga BBM ** K = pengusaha menjual tahu di Kartasura LK= pengusaha menjual tahu di luar Kartasura

Keuntungan yang didapatkan oleh pengusaha mengalami dua pengaruh

karena kenaikan harga BBM yaitu meningkat dan menurun. Jumlah pengusaha

yang mengalami peningkatan keuntungan sebanyak 11 pengusaha dengan

peningkatan sebesar 1,48 persen sampai dengan 45,50 persen. Penurunan

Page 87: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

keuntungan dialami oleh 18 pengusaha dengan besar penurunan antara 7,62

persen sampai dengan 72,06 persen. Penurunan kerugian yang dialami satu usaha

sebesar 1,83 persen.

Pengusaha yang menjual tahu di kecamatan Kartasura sebanyak delapan

atau 26,67 persen pegusaha yang mana kenaikan harga BBM ini mengakibatkan

tiga pengusaha mengalami peningkatan keuntungan dan lima pengusaha

mengalami penurunan keuntungan. Pengusaha yang menjual tahu diluar

Kecamatan Kartasura paling banyak sebesar 20 pengusaha atau 66,67 persen.

Kenaikan harga BBM mengakibatkan penurunan keuntungan sebanyak 12

pengusaha dari pengusaha yang menjual di luar wilayah Kartasura, sedangkan

delapan pengusaha mengalami peningkatan keuntungan. Pengusaha yang menjual

kepada pedagang asongan mengalami peningkatan dan penurunan keuntungan.

Page 88: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU

PONG

7.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tahu pong terdiri dari jumlah

kedelai, jumlah minyak goreng, dan jumlah kayu bakar yang digunakan setiap

bulannya sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Permodelan yang digunakan

adalah fungsi produksi Cobb-Douglas yang dianalisis dengan regresi berganda.

Variabel produksi tahu pong sebagai variabel terikat dan variabel jumlah kedelai,

minyak goreng dan kayu bakar sebagai variabel bebas. Hasil regresi dari model

fungsi Cobb-Douglas sebelum kenaikan harga BBM ditunjukkan pada tabel 21

dibawah ini.

Tabel 21 Hasil Regresi Fungsi Produksi Cobb Douglas Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM

Variabel Koefisien Peluang T VIF

sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum Sesudah Intersep -3,0189 -2,7159 0,000 0,001 Jumlah kedelai 0,67483 0,59778 0,000* 0,000* 6,4 7,8 Jumlah minyak goreng 0,15423 0,2969 0,132 0,020** 5,1 7,8 Jumlah kayu bakar 0,27096 0,22391 0,001* 0,008* 2,5 2,9 F hit sebelum = 230,88 R2 sebelum = 96,4 F hit sebelum = 251,97 R2 sesudah = 96,7 Peluang F sebelum = 0,000 R2 (adj) sebelum = 96,0 Peluang F sebelum = 0,000 R2 (adj) sebelum = 96,3

Keterangan: * Nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen ** Nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen

Berdasarkan hasil regresi sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM

didapatkan nilai peluang F sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari pada taraf nyata

lima persen sehingga variabel bebas yang terpilih secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu produksi tahu pong pada taraf

nyata 95 persen. Nilai R2 yang didapatkan sebesar 96,4 persen sebelum kenaikan

dan 96,7 persen setelah kenaikan harga BBM, yang berarti variasi produksi tahu

Page 89: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

pong sebelum kenaikan harga BBM dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas

yang terpilih sebesar 96,4 persen, sedangkan 3,6 persen dijelaskan oleh variabel

lain diluar model. Setelah terjadi kenikan harga BBM, variasi produksi tahu pong

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang terpilih sebesar 96,7 persen,

sedangkan 3,3 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Hasil uji t untuk masing-masing variabel menghasilkan variabel yang

berpengaruh nyata terhadap produksi sebelum kenaikan harga BBM adalah

variabel jumlah kedelai setiap bulan dan jumlah kayu bakar setiap bulan pada

taraf nyata 99 persen. Variabel yang berpengaruh terhadap produksi setelah terjadi

kenaikan harga BBM adalah jumlah kedelai, kayu bakar pada taraf nyata 99

persen dan jumlah minyak goreng pada taraf nyata 95 persen.

Multikolinearitas tidak ditemukan pada hasil regresi tersebut baik sebelum

dan sesudah kenaikan harga BBM. Multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF.

Jika nilai VIF diatas 10 maka regresi tersebut terdapat multikolinearitas. Nilai VIF

untuk setiap variabel berada dibawah 10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas.

7.1.1 Kedelai

Variabel kedelai memiliki nilai positif sebesar 0,67483 sebelum kenaikan

dan 0,59778 sesudah kenaikan. Nilai ini menjelaskan bahwa kenaikan jumlah

kedelai yang digunakan akan berpengaruh positif terhadap produksi tahu pong

baik sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Nilai ini berpengaruh nyata

terhadap produksi tahu pong pada taraf nyata 99 persen, sehingga jika terjadi

kenaikan jumlah kedelai sebelum kenaikan harga BBM sebesar 1 kilogram setiap

bulan maka produksi tahu pong akan meningkat dengan kenaikan sebesar 0,67483

papan setiap bulan. Setelah kenaikan harga BBM terjadi kenaikan penggunaan

Page 90: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

jumlah kedelai sebesar 1 kilogram setiap bulan maka produksi tahu pong akan

meningkat dengan peningkatan sebesar 0,59778 papan setiap bulan.

Nilai koefisien regresi lebih besar pada saat sebelum kenaikan harga BBM

sehingga dapat disimpulakan bahwa kenaikan harga BBM mengakibatkan

penurunan jumlah produksi untuk setiap penambahan input kedelai. Penambahan

input kedelai ini akan lebih menguntungkan bagi produsen dalam meningkatkan

produksinya sebelum kenaikan harga BBM. Koefisien regresi variabel ini lebih

besar dari pada variabel bebas lainnya karena persentase penggunaan kedelai

sebesar 63,02 sebelum dan 60,57 persen sesudah kenaikan harga BBM dari total

biaya tahu pong.

7.1.2 Minyak Goreng

Variabel minyak goreng memiliki nilai positif sebesar 0,15423 sebelum

kenaikan dan 0,2969 sesudah kenaikan. Nilai ini menjelaskan bahwa kenaikan

minyak goreng yang digunakan akan berpengaruh positif terhadap produksi tahu

pong baik sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Nilai ini tidak berpengaruh

nyata terhadap produksi tahu pong sebelum kenaikan harga BBM pada taraf nyata

95 persen. Akan tetapi setelah kenaikan harga BBM, nilai ini berpengaruh nyata

terhadap produksi pada taraf nyata 95 persen. Setelah terjadi kenaikan harga

BBM, jika terjadi kenaikan penggunaan minyak goreng sebesar 1 kilogram setiap

bulan maka produksi tahu pong akan meningkat dengan kenaikan sebesar 0,2969

papan setiap bulan.

Variabel ini menjadi berpengaruh nyata terhadap produksi setelah kenaikan

harga BBM menjelaskan bahwa terjadi pengurangan penggunaan minyak goreng

sebesar 1,85 persen setipa bulan karena adanya penurunan harga minyak goreng

Page 91: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

sebesar 6,14 persen setipa kilogram. Sebelum kenaikan harga BBM terjadi

penggunaan jumlah minyak goreng yang kurang sesuai dengan produksi tahu

pong sehingga variabel ini tidak nyata terhadap produksi. Setelah kenaikan harga

BBM, pengusaha terpaksa menyesuaikan penggunaan minyak terhadap produksi

tahu pongnya.

7.1.3 Kayu Bakar

Variabel ini dihitung dalam satuan rupiah setipa bulan karena sulitnya

mengetahui penggunaan kayu bakar dalam satuan berat per bulan pada umumnya

pengusaha tahu pong yang ada. Hasil regresi menunjukan nilai koefisien yang

positif untuk variabel ini sebesar 0,27096 sebelum kenaikan dan 0,22391 setelah

kenaikan harga BBM. Nilai ini menjelaskan bahwa kenaikan penggunaan kayu

bakar akan berpengaruh positif terhadap produksi tahu pong baik sebelum dan

sesudah kenaikan harga BBM.

Variabel ini berpengaruh nyata terhadap produksi tahu pong pada taraf nyata

99 persen baik sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Jika terjadi kenaikan

kayu bakar sebesar 1 rupiah setiap bulan sebelum kenaikan harga BBM maka

akan meningkatkan produksi tahu pong sebesar 0,27096 papan setiap bulan. Jika

terjadi kenaikan kayu bakar sebesar 1 rupiah setiap bulan sesudah kenaikan harga

BBM maka akan meningkatkan produksi tahu pong sebesar 0,22391 papan setiap

bulan.

Nilai koefisien regresi lebih besar pada saat sebelum kenaikan harga BBM

sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM mengakibatkan

penurunan jumlah produksi untuk setiap penambahan satu satuan input kayu

bakar, hal ini juga diakibatkan oleh peningkatan biaya kayu bakar sebesar 6,39

Page 92: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

persen. Hasil regresi untuk variabel ini berpengaruh nyata baik sebelum dan

sesudah kenaikan harga BBM menjelaskan bahwa penggunaan variabel ini telah

disesuaikan dengan produksinya sehingga jika variabel ini meningkat maka

produksi juga meningkat.

Penjumlahan koefisien-koefisien variabel-variabel bebas dari fungsi

produksi Cobb-Douglas menunjukan return to scale suatu produksi. Sebelum

kenaikan harga BBM, hasil penjumlahan koefisien variabel yang berpengaruh

nyata terhadap produksi tahu pong adalah sebesar 0,94579 yang berarti produksi

tahu pong berada pada skala kenaikan hasil yang berkurang (decreasing return to

scale). Nilai ini menunjukan bahwa penambahan satu persen dari masing-masing

variabel kedelai dan kayu bakar akan meningkatkan produksi sebesar 0,94579

persen. Hal ini menunjukan bahwa tingkat produksi telah optimum bahkan terjadi

kelebihan penggunaan kedua input tersebut.

Setelah terjadi kenaikan harga BBM, hasil penjumlahan koefisien variabel

yang berpengaruh nyata terhadap produksi adalah sebesar 1,11859 yang berarti

produksi tahu pong berada pada skala kenaikan hasil yang meningkat (increasing

return to scale). Nilai ini menunjukan bahwa penambahan satu persen dari

masing-masing variabel akan meningkatkan produksi sebesar 1,11859. Hal ini

menunjukan bahwa kenaikan harga BBM mengakibatkan pengusaha mengurangi

penggunaan inputnya sehingga penambahan produksi diperlukan dengan cara

meningkatkan penggunaan input tersebut.

Page 93: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Sentra industri Tahu di Kartasura terletak di Kelurahan Kartasura, Wirogunan,

dan Ngabeyan yang masih dalam skala kecil dan rumah tangga. Tahu yang

diproduksi ada 3 jenis yaitu Tahu Putih, Tahu Magel dan Tahu Pong. Tahu

Putih lebih banyak diproduksi oleh industri kecil, sedangkan Tahu Magel dan

Tahu Pong lebih banyak diproduksi industri kecil dan rumah tangga di

Wirogunan dan Ngabeyan.

2. Kinerja usaha tahu pong mengalami perubahan setelah terjadi kenaikan harga

BBM. Kenaikan harga BBM mengakibatkan perubahan perubahan

penerimaan, biaya dan keuntungannya. Penerimaan Tahu Pong mengalami

peningkatan sebesar 1,43 persen sehingga tidak dapat menutupi peningkatan

total biaya sebesar 3,73 persen. Keuntungan mengalami penurunan sebesar

8,49 persen.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sebelum kenaikan harga BBM

adalah jumlah kedelai setiap bulan dan kayu bakar, sedangkan faktor- faktor

yang mempengaruhi produksi setelah kenaikan harga BBM adalah jumlah

kedelai, minyak goreng dan kayu bakar.

8.2 Saran

1. Terdapat beberapa pengusaha tahu pong yang menjual di pasar yang sama,

akan tetapi mereka memakai alat transportasi yang berbeda dan sendiri-

sendiri. Kepada pengusaha-pengusaha seperti ini sebaiknya menggunakan alat

Page 94: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

transportasi yang sama secara bersama-sama sehingga dapat memperingan

biaya transportasi yang ditanggung oleh setiap pengusaha tersebut.

2. Pengusaha yang mengalami penurunan keuntungan sebaiknya lebih

memperbanyak produksi tahu putih. Tahu tersebut memiliki struktur biaya

yang lebih sedikit dari pada tahu pong sehingga dapat memperkecil total

biayanya.

3. Penelitian ini terfokus pada tahu pong sehingga perlunya penelitian pada tahu

yang lain seperti tahu putih dan magel untuk dibandingkan secara bersama-

sama keuntungan yang diperoleh dari ketiga produksi tersebut.

Page 95: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Nina Raditya. 2000. Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kinerja dan Respon Pengusaha Kecil Industri Kecil-Menengah Pakaian Jadi (Kasus pada Sentra Industri Pakaian Jadi di Kelurahan Sukabumi, Kebon Jeruk, Jakarta Barat). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2000. Statistik of Indonesia 2000. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2004. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia

2004. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

Indonesia 2004. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Beberapa Indikator Penting Sosial Ekonomi

Indonesia Edisi Juli 2006. Jakarta. Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi pertama. Jakarta:

Bumi Aksara. Gujarati, Damoar. 1978. Ekonometrika Dasar. Edisi terjemahan. Jakarta: Erlangga Hadaini, Hasni. 2005. Analisis Pendapatan dan Industri kecil Aci Kirai (Studi

kasus di Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Edisi

keempat. Yogyakarta: Unit Percetakan dan Percetakan AMP YKPN. Kamus Bahasa Indonesia. 1997. Jakarta: Balai Pustaka. Krisnamukti, Bayu. 2001. Agribisnis. Jakarta: Yayasan Pengembangan Sinar

Tani. Limbong, Wilson H. Dan Panggabean Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga, Edisi

kedua. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Lipsey, Richard G dkk.1995. Pengantar Mikro Ekonomi, Edisi kesepuluh. Jakarta:

Binarupa Aksara. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya, Edisi kelima. Yogyakarta: Aditya Media

Page 96: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Murhardjani. 2004. Pemberdayaan Pengrajin Tahu Tempe (Kajian Pengrajin Tahu Tempe di kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta). Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.

Pangastuti, Anggi Santika. 2006. Analisis Dampak Penurunan Subsidi BBM

Terhadap Industri Tahu Skala Kecil di Kabupaten Bogor (Studi Kasus: Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Parung, kabupaten Bogor). Skripsi. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Puspasari, Reni. 2003. Analisis Kinerja Sistem Pemasaran pada Industri Kecil

Tahu Cibuntu. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Sarwono, B. Dan Yan Pieter Saragih. 2003. Membuat Aneka Tahu. Jakarta:

Penebar Swadaya. Sidauruk, Rimpun Nesrain Surya. 2005. Perbandingan Efektivitas Biaya dan

Kelayakan Finansial Industri Kecil Tahu (Studi Kasus Bandung ”Sulaeman” dan Tahu Sumedang ”Kelana Jaya” di Kota Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Simatupang, Pantjar dkk. 1990. Agro Industri Faktor Penunjang Pembangunan

pertanian di Indonesia. Bogor : Pusat Penelitian Agro Ekonomi. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sudiyono, Armand. 2002. Pemasaran Pertanian, Edisi kedua. Malang: Penerbitan

Universitas Muhammadiyah Malang. Suharno, P. dan Wisnu Mulyana. 1996. Ekonomi Kedelai di Indonesia: Industri

Tahu dan tempe, Bogor: IPB Press. Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 1995. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar

Ekonomi Perusahaan Modern), Edisi ketiga. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Tambunan, Mangara. 2002. Strategi Industri Berbasis Usaha Kecil dan

Menengah. Orasi Ilmiah Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah

Penting, Edisi pertama. Jakartas: Penerbit Ghalia Indonesia.

Page 97: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

LAMPIRAN

Page 98: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 1 Gambar Proses Pembuatan Tahu Pong

1 2 3

4 5 6

7 8 9

10 11 12

Page 99: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 2 Penghitungaan Keuntungan Pengusaha Tahu Purwogondo dan Pengusaha Tahu di Wirogunana dan Ngabeyan

No Pengusaha Purwogondo Pengusaha Wirogunan dan Ngabeyan

Keterangan Jumlah (Rp/bulan) Keterangan Jumlah (Rp/bulan)

1 Penjualan Produksi = 50 msk x Rp. 30000,00 Ampas = 50 x Rp. 2500,00

45000000

3750000

Penjualan Produksi :

Tahu Putih = 6 msk x (10 x 10) x Rp. 200,00 Tahu Pong = 6 msk x (16 x 16) x 2 x Rp. 80,00 Ampas = 36 msk x Rp. 2500,00 Upah jasa = 24 msk x Rp. 3500,00

3600000 7372800 2700000 2520000

Total penjualan 48750000 Total penjualan 16192800 2 Biaya – biaya

Kedelai = 2,5 kw x Rp. 350000,00 TK = 50 msk x Rp 2000,00 Brambut Listrik = Rp. 400000,00/ 30 hari Pajak = Rp. 20000,00/ 30 hari Penyusutan peralatan

26250000

3000000 600000 400000 200000 223350

Biaya – biaya Kedelai = ((6 msk x 7 kg)+(6 msk x 8 kg)) x Rp. 3400,00 TK = 36 msk x Rp. 2000,00 Brambut = 6 sak x Rp. 3000,00 Kayu bakar = Rp. 300000,00/ 30 hari Minyak Goreng = 9 kg x Rp. 4700,00 Bumbu Transport Penyusutan peralatan

9180000 2160000 540000 300000

1269000 60000

150000 230583

Total Biaya 30673350 Total Biaya 13889583 3. Pendapatan usaha 18076650 Pendapatan usaha 2303217

Page 100: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 3 Perbandingan Bahan Baku Kedelai yang Digunakan Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM

No

Sebelum kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005

Setelah kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005

Jumlah (kg/bulan)

Harga (Rp/ kg)

Total biaya (Rp)

Jumlah (kg/bulan)

Harga (Rp/ kg)

Total biaya (Rp)

1 1.350 3.200 4.320.000 1.350 3.300 4.455.000 2 144 3.500 504.000 144 4.000 576.000 3 2.475 3.250 8.040.000 2.475 3.500 8.662.500 4 2.475 3.800 9.405.000 2.475 4.000 9.900.000 5 405 3.200 1.296.000 405 3.700 1.498.500 6 900 3.500 3.150.000 900 3.800 3.420.000 7 1.350 3.500 4.725.000 750 3.800 2.850.000 8 240 3.500 840.000 240 3.800 912.000 9 2.700 3.300 8.910.000 2.700 3.500 9.450.000 10 1.050 3.800 3.990.000 1.050 4.200 4.410.000 11 210 3.300 693.000 210 3.500 735.000 12 975 3.800 3.705.000 975 4.000 3.900.000 13 1.050 3.500 3.675.000 1.050 3.800 3.990.000 14 900 3.500 3.150.000 900 3.800 3.420.000 15 1.080 3.500 3.780.000 1.080 4.000 4.320.000 16 720 3.600 2.592.000 720 3.800 2.736.000 17 1.800 3.800 6840.000 1.800 3.800 6.840.000 18 450 3.500 1.575.000 450 3.800 1.710.000 19 1.050 3.500 3.675.000 1.050 3.900 4.095.000 20 600 3.000 1.800.000 600 3.800 2.280.000 21 585 3.600 2.106.000 585 4.000 2.340.000 22 1.950 3.800 7.410.000 1.950 3.800 7.410.000 23 1.890 3.500 6.615.000 1.890 3.800 7.182.000 24 975 3.500 3.412.500 540 3.800 2.052.000 25 1.260 3.000 3.780.000 1.260 3.400 4.284.000 26 900 3.000 2.700.000 900 3.400 3.060.000 27 600 3.000 1.800.000 600 3.400 2.040.000 28 720 3.500 2.520.000 720 3.800 2.736.000 29 1.170 3.500 4.095.000 1.170 3.900 4.563.000 30 630 3.600 2.268.000 420 3.800 1.596.000

Total 32604 103550 113.371.500 31359 112900 117.423.000 Rata-rata 1.086,8 3.451,67 3.779.050 1.045,3 3.763,33 3.914.100

Page 101: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 4 Penggunaan tenaga kerja pada produksi Tahu Pong

No Penggunaan tenaga kerja

Tenaga kerja Sebelum Sesudah Kenaikan/ penurunan

(%) K BK Tahu Pong yang

diproduksi (papan/ bulan)

Total upah yang diberikan (Rp/ bulan/

orang)

Tahu Pong yang diproduksi

(papan/ bulan)

Total upah yang diberikan

(Rp/bulan/ orang) 1 Penggorengan 1 540 540

pengangkutan 1 270.000 405000 20 2 Penggorengan 1 48 48 3 Penggorengan 1 1 900 360.000 900 450.000 11,11 4 Penggorengan 2 1 900 300.000 900 300.000 0

pengangkutan 1 150.000 210.000 16,67 5 Penggorengan 2 180 180 6 Penggorengan 1 300 300 7 Penggorengan 2 540 300

Pengangkutan 1 270.000 150.000 -28,57 8 Penggorengan 1 120 120 9 Penggorengan 2 900 900 10 Penggorengan 1 1 300 75.000 300 150.000 33,33 11 Penggorengan 1 60 60 12 Penggorengan 2 300 300 13 Penggorengan 2 300 300 14 Penggorengan 1 300 300 15 Penggorengan 1 360 360 16 Penggorengan 2 240 240 17 Penggorengan 2 600 600 18 Penggorengan 1 150 150 19 Penggorengan 2 300 300 20 Penggorengan 1 1 240 300.000 240 450.000 20 21 Penggorengan 1 180 180 22 Penggorengan 1 780 780

Page 102: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

23 Penggorengan 1 540 540 24 Penggorengan 1 1 300 300.000 180 360.000 9,09 25 Penggorengan 2 360 360 26 Penggorengan 1 300 300 27 Penggorengan 2 300 300 28 Penggorengan 1 360 360 29 Penggorengan 1 360 360 30 Penggorengan 1 180 120 TK penggorengan 41 5 687.000 1.710.000 Rata – rata 22.900 57.000 12,32 TK pengangkutan 27 3 690.000 765.000 Rata – rata 23.000 25.500 5,15 Total produksi Tahu Pong sebelum kenaikan = 11.238 papan Total produksi Tahu Pong sesudah kenaikan = 10.818 papan Rata – rata produksi Tahu Pong sebelum kenaikan = 374,6 papan Rata – rata produksi Tahu Pong sesudah kenaikan = 360,6 papan

Page 103: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 5 Penghitungan Keuntungan dari Produksi Tahu Pong Sebelum Kenaikan Harga BBM No responden

Penerimaan Biaya operasional Tahu Pong Penyusutan peralatan

Transportasi Total biaya Keuntungan/ kerugian

Kedelai Pabrik Upah angkut

Minyak goreng

Kayu Bakar

Tenaga kerja Brambut Bumbu

1 8550000 4320000 810000 270000 1620000 200010 0 0 60000 12450 150000 7442460 1107540 2 1268400 504000 72000 0 255000 84000 0 0 30000 3746.2 60000 1008746.2 259653.8 3 18450000 8040000 1350000 0 1890000 600000 210000 360000 60000 16570 330000 12856570 5593430 4 16722000 9405000 1350000 150000 2016000 471420 0 300000 60000 16404 330000 14098824 2623176 5 3600000 1296000 270000 0 414000 300000 0 0 60000 9783 0 2349783 1250217 6 6000000 3150000 450000 0 900000 350010 0 0 60000 7490.82 50010 4967510.82 1032489.2 7 8400000 4725000 810000 270000 846000 600000 0 0 135000 12726 0 7398726 1001274 8 2400000 840000 180000 0 414000 132000 0 0 30000 6920.33 39990 1642910.33 757089.67 9 16950000 8910000 1350000 0 2142000 480000 0 0 45000 16117 180000 13123117 3826883 10 7996800 3990000 450000 0 1173000 300000 0 75000 60000 6434 112500 6166934 1829866 11 1622400 693000 90000 0 270000 69000 0 0 30000 5058.5 135000 1292058.5 330341.5 12 6936000 3705000 450000 0 690000 228000 45000 0 30000 10131.33 180000 5338131.33 1597868.7 13 5769000 3675000 450000 0 675000 120000 0 0 30000 8475.5 180000 5138475.5 630524.5 14 6931200 3150000 450000 0 1032000 225000 0 0 30000 12492 330000 5229492 1701708 15 6753600 3780000 540000 0 1173000 198000 0 0 45000 12533 150000 5898533 855067 16 4704000 2592000 360000 0 720000 108000 0 0 30000 10159 144000 3964159 739841 17 10680000 6840000 900000 0 1548000 426000 0 0 30000 13033 300000 10057033 622967 18 2261550 1575000 225000 0 562500 125010 0 0 30000 5569 75000 2598079 -336529 19 7036200 3675000 450000 0 1215000 180000 0 0 30000 10450 450000 6010450 1025750 20 4665600 1800000 360000 0 573750 138000 0 300000 30000 7933 180000 3389683 1275917 21 4271400 2106000 270000 0 675000 138000 0 0 30000 6309 300000 3525309 746091 22 15510000 7410000 1170000 0 2250000 501000 432000 0 60000 15159 0 11838159 3671841 23 15552000 6615000 810000 0 1401000 270000 0 0 60000 14117 300000 9470117 6081883 24 7092000 3412500 450000 0 1147500 150000 0 300000 30000 11034 150000 5651034 1440966 25 7372800 3780000 540000 0 1215000 249990 0 0 60000 12683 90000 5947673 1425127 26 5250000 2700000 450000 0 774000 200010 0 0 45000 10892 300000 4479902 770098 27 4860000 1800000 450000 0 1260000 288000 0 0 60000 12909 300000 4170909 689091 28 6780000 2520000 540000 0 966000 240000 0 0 60000 13076 240000 4579076 2200924 29 7803000 4095000 540000 0 828000 315000 0 0 60000 12908 172800 6023708 1779292 30 4665600 2268000 270000 0 1377000 138000 0 0 45000 4610 150000 4252610 412990

Page 104: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 6 Penghitungan Keuntungan Sesudah Kenaikan Harga BBM No responden

Penerimaan Biaya operasional Tahu Pong Penyusutan peralatan

Transportasi Total biaya

Keuntungan/ kerugian

Kedelai Pabrik Upah angkut

Minyak goreng

Kayu Bakar

Tenaga kerja Brambut Bumbu

1 8550000 4455000 1050000 405000 1908000 200010 0 0 60000 12450 210000 8300460 249540 2 1358400 576000 84000 0 216000 84000 0 0 30000 3746.2 84000 1077746.2 280653.8 3 18450000 8662500 1575000 0 2385000 720000 210000 450000 60000 16570 540000 14619070 3830930 4 17562000 9900000 1575000 210000 2352000 514290 0 300000 60000 16404 540000 15467694 2094306 5 3600000 1498500 315000 0 468000 360000 0 0 60000 9783 0 2711283 888717 6 6000000 3420000 525000 0 999990 399990 0 0 60000 7490.82 50010 5462480.82 537519.18 7 6000000 2850000 525000 150000 936000 360000 0 0 135000 12726 0 4968726 1031274 8 2400000 912000 210000 0 450000 144000 0 0 30000 6920.33 60000 1812920.33 587079.67 9 16950000 9450000 1575000 0 2448000 540000 0 0 45000 16117 300000 14374117 2575883 10 9408000 4410000 525000 0 1326000 390000 0 150000 60000 6434 225000 7092434 2315566 11 1802670 735000 105000 0 294000 96000 0 0 30000 5058.5 165000 1430058.5 372611.5 12 6936000 3900000 525000 0 780000 312000 45000 0 30000 10131.33 230010 5832141.33 1103858.7 13 7260000 3990000 525000 0 750000 129990 0 0 30000 8475.5 225000 5658465.5 1601534.5 14 6931200 3420000 525000 0 1128000 252000 0 0 30000 12492 480000 5847492 1083708 15 7503990 4320000 630000 0 1326000 237600 0 0 45000 12533 300000 6871133 632857 16 5400000 2736000 420000 0 780000 156000 0 0 30000 10159 324000 4456159 943841 17 11880000 6840000 1050000 0 1692000 474000 0 0 30000 13033 360000 10459033 1420967 18 2596140 1710000 262500 0 624990 150000 0 0 30000 5569 137490 2920549 -324409 19 7761000 4095000 525000 0 1404000 216000 0 0 30000 10450 600000 6880450 880550 20 5356800 2280000 420000 0 637500 189000 0 450000 30000 7933 300000 4314433 1042367 21 4535400 2340000 315000 0 750000 156000 0 0 30000 6309 450000 4047309 488091 22 16710000 7410000 1365000 0 2880000 501000 432000 0 60000 15159 0 12663159 4046841 23 15552000 7182000 945000 0 1800000 429000 0 0 60000 14117 450000 10880117 4671883 24 4332000 2052000 315000 0 849990 180000 0 360000 30000 11034 300000 4098024 233976 25 7372800 4284000 630000 0 1350000 300000 0 0 60000 12683 150000 6786683 586117 26 6187500 3060000 525000 0 846000 240000 0 0 45000 10892 360000 5086892 1100608 27 5400000 2040000 525000 0 1440000 390000 0 0 60000 12909 450000 4917909 482091 28 8400000 2736000 630000 0 1092000 300000 0 0 60000 13076 240000 5071076 3328924 29 7803000 4563000 630000 0 900000 351000 0 0 60000 12908 388800 6905708 897292 30 3456000 1596000 210000 0 637500 120000 0 0 45000 3950 240000 2852450 603550

Page 105: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 7 Hasil Regresi Berganda Fungsi Cobb-Douglas Sebelum Kenaikan Harga BBM

Regression Analysis: Y versus X1, X2, X3 The regression equation is Y = - 3.02 + 0.675 X1 + 0.154 X2 + 0.271 X3 Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant -3.0189 0.6325 -4.77 0.000 X1 0.67483 0.09342 7.22 0.000 6.4 X2 0.15423 0.09931 1.55 0.132 5.1 X3 0.27096 0.07198 3.76 0.001 2.5 S = 0.141209 R-Sq = 96.4% R-Sq(adj) = 96.0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 3 13.8109 4.6036 230.88 0.000 Residual Error 26 0.5184 0.0199 Total 29 14.3293 Source DF Seq SS X1 1 13.4692 X2 1 0.0591 X3 1 0.2825

Unusual Observations Obs X1 Y Fit SE Fit Residual St Resid 28 6.58 5.8861 5.6025 0.0345 0.2836 2.07R R denotes an observation with a large standardized residual. Durbin-Watson statistic = 1.87272

Page 106: Analisis kinerja rumah tangga tahu Pong di Kecamatan Kartasura ... · Skripsi ini mengkaji industri rumah tangga Tahu Pong di Kecamatan Kartasura dan pengaruh kenaikan harga bahan

Lampiran 8 Hasil Regresi Berganda Fungsi Cobb-Douglas Setelah Kenaikan Harga BBM

Regression Analysis: Y versus X1, X2, X3 The regression equation is Y = - 2.72 + 0.598 X1 + 0.297 X2 + 0.224 X3 Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant -2.7159 0.6969 -3.90 0.001 X1 0.59778 0.09941 6.01 0.000 7.8 X2 0.2969 0.1195 2.48 0.020 7.8 X3 0.22391 0.07860 2.85 0.008 2.9 S = 0.137528 R-Sq = 96.7% R-Sq(adj) = 96.3% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 3 14.2971 4.7657 251.97 0.000 Residual Error 26 0.4918 0.0189 Total 29 14.7888 Source DF Seq SS X1 1 13.9385 X2 1 0.2050 X3 1 0.1535 Unusual Observations Obs X1 Y Fit SE Fit Residual St Resid 10 6.96 5.7038 5.9706 0.0339 -0.2668 -2.00R 27 6.40 5.7038 5.6843 0.0874 0.0195 0.18 X R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 1.88205