evaluasi program bantuan departemen...

143
EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheumacottoni ) DI KABUPATEN BANTAENG AN EVALUATION ON AID PROGRAM OF MARITIME AND FISHERY DEPARTMENT FOR THE IMPROVEMENT OF THE INCOME OF SEAWEED (Eucheumacottoni) FARMERS IN BANTAENGREGENCY FARHANAH WAHYU PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 08-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN KELAUTAN

DAN PERIKANAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheumacottoni)

DI KABUPATEN BANTAENG

AN EVALUATION ON AID PROGRAM OF MARITIME AND

FISHERY DEPARTMENT FOR THE IMPROVEMENT OF THE

INCOME OF SEAWEED (Eucheumacottoni) FARMERS

IN BANTAENGREGENCY

FARHANAH WAHYU

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN KELAUTAN

DAN PERIKANAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheumacottoni)

DI KABUPATEN BANTAENG

TESIS

Sebagai Salah SatuSyarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Ilmu Perikanan

Disusun dan diajukan oleh

FARHANAH WAHYU

kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai
Page 4: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawahini

Nama : FARHANAH WAHYU

Nomor mahasiswa : P3300211 413

Program Studi : Ilmu Perikanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain,

Saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 20Agustus 2013

Yang menyatakan,

Farhanah Wahyu

Page 5: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

MOTTO PENULIS

Ilmu Itu Adalah Mahkotanya Orang Beriman,

Tanpa Iman, Ilmu Tidak Berarti

Dan Tanpa Mahkota Tidak Kan Dimuliakan.

Ilmu Itu Adalah Wadah Antara Kebenaran Dan Kepalsuan, Tanpa

Ilmu, Letak Kebenaran Dan Kepalsuan Hanya Sebatas Kata Tanpa

Makna.

Jangan Mengejar Ilmu Untuk Dihargai Dan Dihormati

Jangan Mengejar Ilmu tuk Gelar Dan Jabatan

Akan Tetapi, Jadikanlah Ilmu Yang Memuliakan Kita

Karena Apalah daya Gelar Dan Jabatan Jika Kita Tak Sanggup Memantaskan Diri

Kita Untuk Memilikinya!!!

“Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU, jangan sampai aku

sesat atau disesatkan (oleh setan atau orang yang berwatak setan),

berbuat kesalahan atau disalahi, menganiaya atau dianiaya (orang), dan

berbuat bodoh atau dibodohi”.aamiin….

(Riwayat Imam Abu Daud, Imam at Tirmidzi)

“If Allah is all you have, you have all you need”

_farhanah wahyu_

Page 6: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

PRAKATA

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, pemilik segala kesempurnaan, segala ilmu dan kekuatan yang tak

terbatas, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini.

Gagasan yang melatari tajuk permasalahan tesis Evaluasi Program

Bantuan Departemen Kelautan dan Perikanan Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pembudidaya Rumput Laut (Euchema cottoni) di Kabupaten

Bantaeng adalah masyarakat di sepanjang pesisir Kabupaten Bantaeng

umumnya bekerja sebagai pembudidaya rumput laut, yang perkembangan

perikanan budidaya tersebut sejalan dengan adanya program DKP dalam

membantu pengembangan dan peningkatan pendapatan mereka.

Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan

tesis ini, namun Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak baik berupa

doa dan tenaga maka tesis ini dapat selesai tepat waktu. Dalam kesempatan ini

penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada keluargaku tercinta

abah H.Wahyudin Thahir, dan umi Hj. Hudriah Harun beserta adik-adikku

Thalhah (alm), Muhtadin, Adnan dan Aqidatul Izzah. Terima kasih pula yang

sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Aris Baso, M.Si. selaku Ketua Komisi

Penasehat dan Prof. Dr. Ir. Sutinah Made, M.Si. selaku Anggota Komisi

Penasehat atas bimbingannya dalam penyempurnaan tesis ini. Terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Rajuddin Syamsuddin,M.Sc.,

Bapak Dr. Andi Adri Arief, S.Pi, M.Si, dan Ibu Dr. Ir. Hj. Mardiana E.Fachry,

M.Si. selaku penguji yang senantiasa bersedia memberikan masukan dan

Page 7: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

saran untuk penyempurnaan tesis ini. Terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Ir. Amriani M.Si dan Dwi Ratna S.Pi. dari Dinas Kelautan dan Perikanan

Kab. Bantaeng yang telah banyak membantu dalam rangka pengumpulan data

dan informasi. Terima kasih kepada kanda Arni, kanda Rianty, Bu’yusriani dan

teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Pascasarjana Sarjana Ilmu

Perikanan Angkatan 2011, dan penulis ucapkan pula terima kasih kepada

mereka yang namanya mohon maaf tidak tercantum tetapi telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Akhir kata, meskipun penulis telah bekerja dengan maksimal tentunya

tesis ini tidak luput dari kekurangan. Harapan penulis kiranya tesis ini dapat

memberikan manfaat tambahan ilmu kepada pembacanya dan semoga Allah

SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Aamiin.

Makassar, Agustus 2013

Farhanah Wahyu

Page 8: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

ABSTRAK

FARHANAH WAHYU. Evaluasi Program Bantuan Departemen Kelautan dan

Perikanan Terhadap Peningkatan Pendapatan Pembudidaya Rumput Laut (Eucheuma cottoni) di Kabupaten Bantaeng (dibimbing oleh ArisBaso dan Sutinah Made).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mekanisme atau prosedur

program bantuan DKP, menganalisis pengaruh program bantuan, dan mengevaluasi program tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu pelaksanaan program bantuanDKP.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2013, di Kabupaten Bantaeng. Lokasi penelitian ini dipilih dengan sengaja (purposive) bahwa daerah tersebut merupakan daerah pengembangan usaha budidaya rumput laut (E. cottonii) dan sebagai sentra produksi rumput laut di Sulawesi Selatan.dengan menggunakan metode analisis data kuantitatif, kualitatif dan AHP.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme masing-masing program memiliki prosedur yang berbeda-beda, dengan hasil pendapatan rata-rata kelompok pembudidaya pada program bantuan APBD-TK I mengalami tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan program bantuan DKP lainnya. Berdasarkan hasil AHP menunjukkan bahwa sasaran bantuan program bantuan DKP terhadap pembudidaya masih kurang efektif disebabkan kurangnya pengawasan dan pendampingan langsung oleh DKP kepada pembudidaya rumput laut mengenai prosedur program bantuan. Namun, mengenai ketepatan jumlah dan ketepatan waktu penyaluran program pada kelompok pembudidaya yang sudah menerima bantuan menunjukkan hasil AHP yang efesien.

Kata kunci: Evaluasi, Program, DKP, Pendapatan, Pembudidaya rumput laut.

Page 9: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

ABSTRACT

FARHANAH WAHYU. An Evaluation on Aid Program of Maritime and Fishery Department for the Improvement of the Income of Seaweed (Eucheumacottoni) Farmers.(supervised by Aris Baso and Sutinah Made).

The aims of research are to evaluate the mechanism or procedure of aid program of Maritime and Fishery Department, to analyze the influence of aid program, and to evaluate the program regarding the appropriateness of target, the appropriateness of number, and punctuality of the implementation of aid program of Maritime and Fishery Department.

The research was conducted in Bantaeng Regency from March to April 2013. The research location was selected purposively in that the area was a center of seaweed (Eucheuma cottoni) and as the center of seaweed production in South Sulawesi. The data were analyzed using quantitative, qualitative, and AHP methods.

The results of the research indicate that mechanism of each program has different procedures in which the average income of farmer groups of the aid program of Kindergarten I Budget has a higher income than the income of aid programs of other Maritime and Fishery Departments. The result of AHP indicates that the target of aid program of Maritime and Fishery Department for the cultivation is still less effective because of the lack of control and direct assistance by Maritime and Fishery Department to farmers of seaweed about the procedure of air program. However, regarding the appropriate number and punctuality of program distribution to farmer groups that have accepted the aid, it is indicated that AHP is efficient.

Key words: evaluation, program, Maritime and Fishery Department, income,

farmers of seaweed.

Page 10: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN .....................................................................

MOTTO PENULIS ..................................................................................

PRAKATA ...............................................................................................

ABSTRAK ...............................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

DAFTAR TABEL ....................................................................................

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................

B. Rumusan Masalah ...............................................................

C. Tujuan penelitian ..................................................................

D. Kegunaan Penelitian ............................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Evaluasi Program .....................................................

B. Aspek Kehidupan Masyarakat Pesisir ....................................

C. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pesisir........................

D. Pembangunan Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir ......................................

E. Program Bantuan DKP ..........................................................

F. Pengembangan Budidaya RL ................................................

G. Pendapatan ...........................................................................

H. Kerangka Pikir .......................................................................

Page 11: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ...........................................................

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................

C. Populasi dan Teknik Sampel .................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................

E. Metode Analisis Data .............................................................

F. Analisis Pengolahan Data ......................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Program Bantuan

DKP Terhadap Pembudidaya RL ..........................................

B. Prosedur penerimaan bantuan

program bantuan DKP .........................................................

C. Pengaruh tingkat pendapatan, kelayakan usaha (R/C)

Ratio dan efesiensi pemasaran pembudidaya RL .................

D. Evaluasi program saluran bantuan dalam tepat

sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah..................................

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................

B. Saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Daftar nama kelompok pembudidaya RL yang menerima program bantuan DKP ........................................... 2. Hasil rata-rata biaya produksi, total penerimaan, jumlah produksi dan pendapatan .........................

3. Hasil rata-rata kelayakan usaha (R/C) ratio pembudidaya RL ............................................................................ 4. Hasil efesiensi pemasaran pembudidaya RL ....................................

Page 13: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Prosedur Analisis Kebijakan ...........................................................

2. Siklus Kebijakan ................................................................................

3. Prosedur Kebijakan ........................................................................... 4. Kerangka Konseptual ........................................................................ 5. Mekanisme penerimaan bantuan PNPM-MKP .................................. 6. Mekanisme penerimaan bantuan APBD-TK I ................................... 7. Mekanisme penerimaan bantuan APBD-TK II .................................. 8. Mekanisme penerimaan bantuan PUMP .......................................... 9. Nilai faktor terhadap fokus demi peningkatan keberhasilan program bantuan DKP ................................................. 10. Nilai sasaran bantuan berdasarkan faktor modal Pada evaluasi program ................................................................... 11. Nilai sasaran bantuan berdasarkan faktor luas lahan pada evaluasi program ..................................................................... 12. Nilai jumlah bantuan berdasarkan faktor modal pada evaluasi program ..................................................................... 12. Nilai jumlah bantuan berdasarkan faktor sasaran produksi pada evaluasi program .......................................................

Page 14: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Peta Lokasi Penelitian....................................................................... ....

2. Data Responden Penerima Program Bantuan DKP .......................... ....

3. Analisis Pendapatan Pembudidaya Rumput Laut ............................. ...

4. Skema AHP.......................................................................................

5. Dokumentasi penelitian......................................................................

6. Kuesioner Penelitian..........................................................................

7. Kuesioner AHP..................................................................................

8. Riwayat Hidup penulis........................................................................

Page 15: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan catatan Food and Agriculture Organization (FAO) pada

tahun 2001, Indonesia menduduki peringkat ke-enam sebagai negara penghasil

produk perikanan di dunia, dengan penerimaan devisa sebesar USD 1,4 milyar

(Nurdjana, 2001). Karena itu, perhatian pemerintah dalam Program

Peningkatan Export Hasil Perikanan (PPEHP) tahun 2003 adalah usaha

mengembangkan budidaya laut (sea farming). Produktivitas yang tinggi dari

budidaya diharapkan dapat mengambil alih produksi perikanan tangkap melalui

optimalisasi sumberdaya dan aplikasi sains (Widodo, 2001). Meske (1996) dan

Bell (1999) dalam Gimin (2001) menjelaskan tentang arti penting kegiatan

budidaya perairan dalam meningkatkan hasil perikanan, seperti, restocking,

stock enhancement, dan farming biota. Budidaya merupakan kegiatan yang

paling mungkin diterapkan mengingat tingkat produktivitas yang tinggi, baik

persatuan organisme, lahan maupun waktu (Kangkan, L.A, 2006).

Salah satu budidaya laut yang memiliki tingkat produktivitas tinggi adalah

budidaya rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama

perikanan budidaya yang bernilai ekonomis tinggi dengan peluang pasar yang

luas, baik nasional maupun orientasi ekspor. Rumput laut dapat dibudidayakan

secara massal sehingga menjadi salah satu komoditas strategis dalam program

revitalisasi perikanan. Menurut data pada Pusdatin DKP (2009), volume

produksi perikanan budidaya rumput laut adalah 1,944,800 ton atau 55.07%.

Page 16: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Produksi tersebut menduduki peringkat pertama total produksi perikanan

budidaya selain produk udang, ikan mas, bandeng, nila, lele dan lainnya

(Setyaningsih, 2011).

Di Sulawesi Selatan, pengembangan produksi rumput laut sudah mulai

mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat salah satunya adalah

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Pada awalnya produksi rumput laut

hanya didominasi oleh 5 daerah kabupaten yang mempunyai potensi rumput

laut yang cukup besar yaitu Pangkep, Takalar, Bulukumba, Selayar dan Barru

(Made, S dkk., 2001). Salah satu daerah penghasil komoditas rumput laut

terbesar dan merupakan salah satu sentra industry pengolahan rumputl laut di

Sulawesi Selatan adalah kabupaten Bantaeng. Hal ini didukung oleh perairan

lautnya yang membentangi antara laut Flores Gunung Lompobattang, dengan

ketinggian 0 (nol) sampai dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari

permukaan laut, dengan panjang garis pantai 21,5 Km (Dinas Pertanian dan

Kehutanan, 2009).

Peningkatan volume produksi perikanan budidaya rumput laut di

Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang

berprofesi sebagai petani rumput laut yang secara garis besar membantu

dalam pengembangan potensi budidaya rumput laut di Indonesia.

Pembudidaya rumput laut merupakan salah satu kelompok masyarakat

pesisir yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan kususnya

budidaya rumput laut. Namun, peningkatan potensi budidaya rumput laut yang

ada di Kabupaten Bantaeng belum sepenuhnya dapat membantu dalam

peningkatan pendapatan masyarakat pesisir.

Page 17: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Salah satu kendala yang dialami oleh masyarakat pesisir kususnya

pembudidaya rumput dalam peningkatan pendapatan mereka adalah adanya

keterbatasan pengetahuan dan modal dalam pengembangan usaha budidaya

rumput laut yang tidak sesuai dengan potensi produksi rumput laut. Oleh

karena itu, Pada awal tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai menyusun

strategi nasional penanggulangan kemiskinan (SNPK) melalui proses inklusif

yang melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) dari kalangan

pemerintah dan non pemerintah. Ketentuan mengenai proses penyusunan

tersebut telah digariskan dalam dokumen interim strategi penanggulangan

kemiskinan (I-SPK) yang diluncurkan pemerintah pada Januari 2003

(Suharyo,2006)

Salah satu usaha pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)

dalam pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir adalah melakukan berbagai

program pemberdayaan masyarakat pesisir, diantaranya adalah program

Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM-MKP),

Anggaran Perubahan Belanja Daerah - Tingkat II (APBD- TK.II), dan Anggaran

Perubahan Belanja Daerah Provinsi - Tingkat I (APBDP- TK.I) yang merupakan

program DKP dan dikembangkan secara nasional. Program tersebut bertujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pendekatan ekonomi

dan kelembagaan sosial. Program ini telah dimplementasikan di Kabupaten

Bantaeng sejak tahun 2002 hingga sekarang. Setelah program ini berjalan

beberapa tahun, tentunya perlu dievaluasi sejauh mana program ini dapat

membantu peningkatan pendapatan petani rumput laut pada saat sebelum dan

Page 18: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

setelah mendapatkan bantuan pemerintah. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji dampak program bantuan DKP

terhadap peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut di Kabupaten

Bantaeng.

B. Rumusan Masalah

Sebagian besar penduduk masyarakat pesisir Kabupaten Bantaeng

pada umumnya berprofesi sebagai pembudidaya rumput laut. Usaha rumput

laut merupakan mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir yang hanya

menggunakan teknologi seadanya dan masih tidak mampu mengolahnya

secara optimal. Dengan peralatan yang sangat sederhana, dan keterbatasan

pengetahuan yang dimiliki, pembudidaya rumput laut sangat membutuhkan

modal dalam peningkatan usaha rumput laut mereka seperti peralatan dan

modal untuk budidaya dan pengolahan rumput laut agar proses pemasarannya

dapat membantu dalam peningkatkan pendapatan mereka.

Hal ini mendorong pemerintah DKP untuk terus mengupayakan adanya

peningkatan pendapatan masyarakat pesisir khususnya pembudidaya rumput

laut dengan berbagai macam program bantuan untuk membantu peningkatan

pendapatan mereka. Upaya pemerintah khususnya dalam Dinas Kelautan dan

Perikanan (DKP) dalam mengatasi hal tersebut telah dilakukan dengan

menggulirkan berbagai program berupa kegiatan pemberian peralatan dan

modal, seperti program bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan

(PUMP), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Kelautan dan

Perikanan (PNPM-MKP), Anggaran Perubahan Belanja Daerah - Tingkat II

(APBD- TK.II), dan Anggaran Perubahan Belanja Daerah Provinsi - Tingkat I

Page 19: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

(APBDP- TK.I). Berdasarkan jenis-jenis program bantuan tersebut, masing-

masing program memiliki tujuan yang sama dalam membantu dan

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir khususnya

pembudidaya rumput laut. Sehingga, melalui evaluasi program bantuan DKP

perlu diketahui seberapa besar pengaruh dan peranan program bantuan

terhadap peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut pada saat

sebelum dan setelah mendapatkan program bantuan, dengan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah mekanisme atau prosedur yang digunakan terhadap peningkatan

pendapatan pembudidaya rumput laut sudah sesuai dengan program

bantuan DKP Kabupaten Bantaeng?

2. Bagaimana pengaruh program bantuan DKP Kabupaten Bantaeng terhadap

peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut ?

3. Apakah program bantuan DKP di Kabupaten Bantaeng sudah tepat

sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu?

C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah untuk:

1. Mengevaluasi mekanisme atau prosedur program bantuan DKP terhadap

peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut.

2. Menganalisis pengaruh program bantuan DKP terhadap peningkatan

pendapatan pembudidaya rumput laut.

3. Mengevaluasi program tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu pada

program bantuan DKP Kabupaten Bantaeng.

Page 20: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi dan rekomendasi kebijakan program bantuan DKP

untuk perbaikan pelaksanaan program bantuan selanjutnya dalam

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

2. Sebagai bahan informasi agar penyusunan dan pelaksanaan pemberian

bantuan modal dan peralatan oleh DKP kepada pembudidaya rumput laut

lebih akurat dan tepat sasaran dalam penanggulangan kemiskinan

masyarakat pesisir.

Page 21: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Evaluasi Program

Evaluasi adalah kegiatan menilai mencari terobosan baru untuk

penyempurnaan. Evaluasi sekaligus sebuah proses analisis yang menekankan

pada penciptaan premis-premis nilai yang memberikan penilaian terhadap

kinerja sebuah program, kebijakan dan atau sebuah kegiatan. Proses evaluasi

sekaligus memberikan tanggapan terhadap sebuah pertanyaan, ”Apa

perbedaan yang dibuat?”. Artinya evaluasi merupakan analisa terhadap sebuah

fakta dan tanggapan yang dihasilkan ketika sebuah program atau kebijakan

dilaksanakan. (Dunn, 2000:36)

Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing

menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan atau

program. Secara umum istilah evaluasi dapat diartikan sebagai penaksiran

(appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assesment), kata-kata

yang menyatakan usaha untuk melakukan analisa hasil sebuah kebijakan

dalam arti satuan nilainya. Dalam artian yang lebih spesifik evaluasi berkenaan

dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika

hasil kebijakan pada kenyataannya mempunyai nilai, hal ini dapat disebut

bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna,

yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau dapat diatasi.

Page 22: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Deskripsi utama evaluasi adalah bahwa evaluasi menghasilkan tuntutan-

tuntutan yang bersifat evaluatif. Pertanyaan yang terlontar tentang evaluasi

bukanlah mengenai fakta (apakah sesuatu ada?) atau aksi (Apakah yang

harus dilakukan?).Tetapi berhubungan dengan nilai (Berapa nilainya?).

Karenanya evaluasi mempunyai karaktaristik yang membedakannya dengan

metode analisis kebijakan lainnya, yaitu :

1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada

penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan

program.

2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ’fakta’

maupun ’nilai’. Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program tertentu

telah mencapai tingkat kinerja tertinggi (atau rendah) diperlukan tidak hanya

hasil-hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau

seluruh masyarakat.

3. Orientasi masa kini dan masa lampau, Tuntutan evaluasi, berbeda dengan

tuntutan-tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu,

dibandingkan hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif dan

setelah aksi-aksi dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup

premis-premis nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aksi

dilakukan (ex ante).

4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai

kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus

cara. Evaluasi sama dengan rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai

yang ada. Dapat dianggap sebagai intrinsic ataupun ekstrinsik. Nilai-nilai

Page 23: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

sering ditata di dalam suatu hirarki yang merefleksikan kepentingan relatif

dan saling ketergantungan antar tujuan dan sasaran.

Evaluasi memainkan sejumlah peran utama dalam sebuah analisis

kebijakan.

Pertama, bahwa evaluasi memberikan informasi yang valid dan dapat

dipercaya tentang kinerja kebijakan. Dapat diketahui seberapa jauh kebutuhan,

nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini,

evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan tertentu (contohnya; perbaikan

sarana jalan) dan target tertentu (misalnya, 20 % pengurangan

pengangguran).

Kedua, evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik

terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas

dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga

dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target

dalam hubungan dengan masalah yang dituju. Dalam menanyakan kesesuaian

tujuan dan sasaran, analis dapat menguji alternatif sumber nilai (misalnya

kelompok masyarakat) maupun landasan kebijakan dalam berbagai bentuk

rasionalitas (teknis, ekonomis, legal, sosial, substantif).

Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode

analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi

sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula

menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan

Page 24: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

dengan menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang diimplementasikan

sebelumnya perlu dikaji ulang atau digantikan dengan kebijakan yang lain.

Evaluasi atau penilaian terhadap sebuah kebijakan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Proses Kebijakan yang terdiri dari beberapa

tahapan (Dunn:2000:608).

Agenda Setting

Policy Formulation

Policy Adoption

Policy Implementation

Policy Assesment

Gambar 1. Prosedur Analalisis Kebijakan

Berdasarkan gambaran di atas, dapat dilihat bahwa adanya sebuah

kebijakan dimulai dari adanya isu atau masalah yang kemudian diagendakan

untuk dicari pemecahannya. Kemudian dilakukan formulasi kebijakan dengan

mencari beberapa alternatif kebijakan yang dapat memecahkan masalah

tersebut melalui metode forecasting (peramalan). Langkah selanjutnya adalah

menetapkan atau memilih alternatif pemecahan yang dianggap paling baik.

Tahap selanjutnya adalah implementasi kebijakan. Setiap tahap tersebut pada

akhirnya akan mempengaruhi atau bahkan menjadi umpan balik (feed back)

bagi agenda setting berikutnya (yang baru). Dari proses tersebut bahwa

evaluasi kebijakan atau program menempati urutan paling akhir, artinya

bagaimana sebuah kebijakan dapat dikatakan berhasil atau berjalan dengan

Problem Structuring

Forecasting

Recommendation

Monitoring

oblem Structuring

Evaluation

Evaluation

oblem Structuring

Page 25: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

baik atau bahkan program tersebut dikatakan gagal, proses tersebut ada dalam

tahap evaluasi (policy assesment).

Gambar 2. Siklus Kebijakan

Sebuah kebijakan harus diikuti oleh proses adanya tindakan (policy

implementation) seperti gambar di atas. Dari tindakan tersebut akan

memberikan hasil (out put) tertentu dan dampak tertentu sesuai kebijakan

tersebut. Hasil atau out put beserta dampak yang ada akan menjadi feed back

(umpan balik) bagi kebijakan lainnya atau menjadi perbaikan (evaluasi) bagi

kebijakan sebelumnya. Dari gambar 1 dan gambar 2 tersebut di atas, dapat

diberikan penjelasan bahwa tahap evaluasi memegang peranan yang

signifikan bagi keberhasilan suatu kebijakan atau program. Dengan

dilakukannya evaluasi (policy assesment), maka suatu program akan dapat

dinilai dengan hasil yang dicapai dan dampak yang ditimbulkan, apakah sudah

sesuai dengan harapan ataukah masih jauh dari tujuan dari kebijakan atau

program.

Kebijakan

Hasil Dampak

Tindakan Pemerintah

Tindakan Individu

Page 26: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Oleh karena itu, studi evaluasi akan dapat menjawab bagaimana suatu

kebijakan dilaksanakan, apa kendalanya, apakah program dapat mencapai

sasaran, variabel-variabel apa sajakah yang berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu pelaksanaan kebijakan atau program.

Dari teori evaluasi kebijakan tersebut akan dipakai dasar untuk

mengevaluasi Program Bantuan Modal DKP di Kabupaten Banteng. Secara

sederhana proses kebijakan diartikan sebagai serangkaian tindakan

memproses kepentingan publik menjadi sebuah keputusan kebijakan untuk

dilaksanakan.

Prosedur proses kebijakan secara sederhana dapat diikuti pada gambar

berikut :

Agenda setting Formula Implementasi Evaluasi

Kebijakan Kebijakan Kebijakan

Input

feedback

Gambar 3 : Prosedur kebijakan

Dari gambaran proses kebijakan tersebut maka ruang lingkup studi

kebijakan publik gabungan fungsi administrasi, yaitu proses administrasi diawali

implementasi dan evaluasi kebijakan. Bahwa secara akademisi ruang lingkup

kebijakan publik meliputi: teori kebijakan publik yaitu sebagai ilmu, analisis

kebijakan yaitu memprediksi dampak sebelum kebijakan diterapkan,

implementasi kebijakan yaitu menilai bagaimana kebijakan itu dioperasikan

Page 27: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

atau dilaksanakan, evaluasi kebijakan yaitu menjawab masalah yang timbul

sebagai akibat dari implementasi kebijakan dan mengantisipasi di masa depan.

Sebuah kebijakan harus diikuti oleh proses adanya tindakan (policy

implementation). Dari tindakan tersebut akan memberikan hasil (out put)

tertentu dan dampak tertentu sesuai tujuan dari kebijakan itu. Hasil atau out put

beserta dampak yang ada akan menjadi feed back (umpan balik) bagi kebijakan

lainnya atau menjadi perbaikan (evaluasi) bagi kebijakan sebelumnya. Tahap

evaluasi memegang peranan yang signifikan bagi keberhasilan suatu kebijakan

atau program.Dengan dilakukannya evaluasi (policy assesment), maka satu

program akan dapat dinilai dengan hasil yang dicapai dan dampak yang

ditimbulkan, apakah sudah sesuai dengan harapan atau masih jauh dari tujuan

dari kebijakan atau program.

Dalam hal implementasi Program Bantuan Modal DKP di Kabupaten

Bantaeng dilakukan juga proses pemantauan, pelaporan, evaluasi dan

pengawasan. Pemantauan implementasi program dilaksanakan dalam sebuah

Tim Koordinasi di berbagai tingkatan (desa, kecamatan, kabupaten bahkan

provinsi). Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala maupun insidentil

bahkan dimungkinkan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

memperlancar pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dalam rangka pengendalian

kegiatan program bantuan modal DKP dilaksanakan secara perodik dan

berjenjang. Pengawasan dilaksanakan melalui jalur struktural dan fungsional

oleh aparat, fungsional maupun konsultan.

Page 28: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Menurut McNamara (1997-2010) bahwa dalam merancang program

evaluasi ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan :

1. Untuk apa dilakukan evaluasi;

2. Siapa respondennya;

3. Jenis informasi apa yang diperlukan;

4. Dari siapa saja informasi diperoleh;

5. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan informasi misalnya,

kuesioner, wawancara, memeriksa dokumentasi, mengamati kelompok

penerima bantuan, melakukan kelompok fokus di antara kelompok penerima

bantuan atau instansi pemberi bantuan, dll;

6. Kapan informasi yang dibutuhkan harus dikumpulkan?

7. Apa saja sumber daya yang tersedia untuk mengumpulkan informasi?

Beberapa jenis program evaluasi dalam melaksanakan evaluasi program

terdapat beberapa pendekatan yang umum digunakan yakni diantaranya

(McNamara, 1997-2010) :

a. Evaluasi Berdasarkan Tujuan (Goals-Based Evaluation)

Program sering dibuat untuk memenuhi satu atau lebih tujuan spesifik.

Tujuan ini sering dijelaskan dalam rencana program. Evaluasi berdasarkan

tujuan adalah menilai sejauh mana program tersebut memenuhi tujuan dan

keobjektifitasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Evaluasi Berdasarkan Proses (Process-Based Evaluations)

Evaluasi berdasarkan proses dirancang untuk sepenuhnya memahami

bagaimana sebuah program bekerja, bagaimana cara menghasilkan hasil.

Evaluasi ini berguna jika program yang lama berdiri dan telah berubah selama

Page 29: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

bertahun-tahun, karyawan atau pelanggan melaporkan sejumlah besar keluhan

tentang program, tampaknya ada inefisiensi besar dalam memberikan layanan

program dan mereka juga berguna untuk menggambarkan secara akurat ke

luar pihak bagaimana sebuah program benar-benar beroperasi (misalnya, untuk

replikasi di tempat lain).

c. Evaluasi Berdasarkan hasil (Outcomes-Based Evaluation)

Evaluasi program dengan fokus hasil yang semakin penting bagi

organisasi nirlaba. Evaluasi berdasarkan hasil memudahkan kita menanyakan

apakah organisasi benar-benar melakukan kegiatan program yang tepat untuk

membawa hasil yang tepat.

B. Aspek Kehidupan Masyarakat Pesisir

Karakteristik masyarakat pesisir dapat dilihat dari beberapa aspek

diantaranya, aspek pengetahuan, kepercayaan (teologis), dan posisi nelayan

sosial. Dilihat dari aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapat

pengetahuan dari warisan nenek moyangnya misalnya mereka untuk melihat

kalender dan penunjuk arah maka mereka menggunakan rasi bintang.

Sementara, dilihat dari aspek kepercayaan, masyarakat pesisir masih

menganggap bahwa laut memilki kekuatan magic sehingga mereka masih

sering melakukan adat pesta laut atau sedekah laut. Namun, dewasa ini sudah

ada dari sebagian penduduk yang tidak percaya terhadap adat-adat seperti

pesta laut tersebut. Mereka hanya melakukan ritual tersebut hanya untuk

formalitas semata. Begitu juga dengan posisi nelayan sosial, pada umumnya,

nelayan bergolong kasta rendah.

Page 30: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Secara sosiologis, masyarakat pesisir memiliki ciri yang khas dalam hal

struktur sosial yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien dalam hubungan

pasar pada usaha perikanan. “Biasanya patron memberikan bantuan berupa

modal kepada klien. Hal tersebut merupakan taktik bagi patron untuk mengikat

klien dengan utangnya sehingga bisnis tetap berjalan” (Satria, 2002). Dari

masalah utang piutang tersebut sering terjadi konflik, namun konflik yang

mendominasi adalah persaingan antar nelayan dalam memperebutkan

sumberdaya ikan yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, sangatlah penting

adanya pihak yang dapat mengembangkan sumberdaya laut dan mengatur

pengelolaannya.

Peran pemerintah mulai tingkat lokal hingga tingkat pusat sangat penting

dalam perannya menciptakan aturan bagi kelangsungan kehidupan masyarakat

pesisir dan keberlanjutan (sustainabilitas) sumberdaya alamnya. Ini perlu

ditekankan karena sebagaimana sumberdaya alam lainnya, sifatnya yang bisa

hancur dan menjadi langka bila tidak dikelola dengan bijak akan menimbulkan

konflik di masa mendatang. Peraturan dengan demikian sangat penting

termasuk untuk memastikan hak pemanfaatan sumberdaya alam bagi

masyarakat lokal. Selain pemerintah, lembaga non pemerintah dan berbasis

masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat membantu

dalam mengarahkan strategi pemberdayaan dan pemanfaatan potensi yang

ada yang diperlukan masyarakat pesisir dan menunjang pengelolaan

sumberdaya lingkungan laut di sekitar tempat tinggal mereka misalnya

budidaya perikanan. Pengelolaan ini dilakukan dengan kegiatan nyata yang

sesuai dengan warna dari kultur masyarakat setempat. Untuk itu LSM harus

Page 31: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

mampu memberikan masukan dan atas pemikiran kritis bagi strategi

pengembangan dan pengelolaan kawasan pesisir dan masyarakatnya.

Masyarakat pesisir secara umum dipahami sebagai masyarakat dengan

mata pencaharian utama nelayan. Ini bisa dimaklumi karena nelayan menjadi

mata pencaharian utama kelompok masyarakat yang hidup di sekitar pantai ini.

Yang perlu dicermati pada masyarakat pesisir adalah masalah yang berkaitan

dengan peran dan matapencaharian mereka sebagai nelayan. Berbagai

kebijakan yang dilakukan belum mampu mengangkat kerangkeng kemiskinan

para nelayan.

Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan, selama ini, cendrung

lebih mengarah kepada kebijakan “produktivitas” dengan memaksimalkan hasil

eksploitasi sumber daya laut tanpa ada kebijakan memadai yang

mengendalikannya.

Arah modernisasi di sektor perikanan yang dilakukan selama ini, hanya

memberi keuntungan kepada sekelompok kecil yang punya kemampuan

ekonomi dan politik, sehingga diperlukan alternatif paradigma dan strategis

pembangunan yang holistik dan terintegrasi serta dapat menjaga

keseimbangan antara kegiatan produksi.

Selain sebagai nelayan, pada kondisi pesisir tertentu, juga bisa

disebabkan oleh perubahan kecenderungan pola kerja nelayan, maka beragam

matapencaharian lainnya yang bisa dikerjakan oleh masyarakat pesisir,

termasuk oleh kelompok petani rumput laut. Menjadi petani rumput laut

sebagaimana ditemukan di banyak Kabupaten Bantaeng. Kehidupan mereka

dalam mengelola sumberdaya alam menjadi produk rumput laut, juga tidak

Page 32: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

lepasa dari kultur dan relasi yang mereka bangun dengan alam, serta tenik

keterampilan yang mereka kuasai. Dalam perjalanan sebagai petani rumput

laut, terkait degan alur ekonomi lainnya, maka kehidupan masyarakat pesisir

dalam hal ini petani rumput laut juga tidak luput dari pasang surut, termasuk

yang paling mutakhir terjadi adalah kebijakan harga dan impor rumput laut yang

ditetapkan oleh pemerintah. Ini sekali lagi memberikan bukti bahwa kehidupan

masyarakat pesisir membutuhkan perhatian penuh dalam pemberdayaannya

(Sursiyamtini,M.A., Paresti, C., Santosa, B., dkk. 2012).

C. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Menurut Korten (1988:69) pemberdayaan adalah peningkatan

kemandirian rakyat berdasarkan kapasitas dan kekuatan internal rakyat atas

SDM baik material maupun non material melalui redistribusi modal.

Selain itu menurut Paul (1987) pemberdayaan berarti pembagian

kekuasaan yang adil (equitable sharing of power) sehingga meningkatkan

kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar

pengaruh mereka terhadap proses dan hasil-hasil pembangunan.

Pemberdayaan (empowerment) berasal dari Bahasa Inggris, power

diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan. Menurut Robert Dahl (1983:92),

pemberdayaan diartikan pemberian kuasa untuk mempengaruhi atau

mengontrol. Manusia selaku individu dan kelompok berhak untuk ikut

berpartisipasi terhadap keputusan-keputusan sosial yang menyangkut

komunitasnya. Sementara Hulme dan Turner (1990:78) berpendapat bahwa

pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang

Page 33: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan

pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh

karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan kolektif. Pemberdayaan juga

merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan kekuasaan kekuatan

yang berubah antar individu, kelompok dan lembaga.

Menurut Talcot Parsons dalam Prijono (1996:123), Power merupakan

sirkulasi dalam subsistem suatu masyarakat, sedangkan power dalam

empowerment adalah daya sehingga empowerment dimaksudkan sebagai

kekuatan yang berasal dari bawah. Pemberdayaan ini memiliki tujuan dua arah,

yaitu melepaskan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan dan memperkuat

posisi lapisan masyarakat dalam struktur kekuasaan. Keduanya harus ditempuh

dan menjadi sasaran dari upaya pemberdayaan. Sehingga perlu dikembangkan

pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan masyarakat.

Pemberdayaan lebih mudah dijelaskan pada saat manusia dalam

keadaan powerlessness (baik dalam keadaan aktual atau sekedar perasaan),

tidak berdaya, tidak mampu menolong diri sendiri, kehilangan kemampuan

untuk mengendalikan kehidupan sendiri (Prijono, 1996:86).

Kieffer (1984:112) menyimpulkan dari penelitiannya bahwa

pemberdayaan mempunyai tiga dimensi yang saling berpotongan dan

berhubungan :

a. Perkembangan konsep diri yang lebih positif.

b. Kondisi pemahaman yang lebih kritis dan analitis mengenai lingkungan

sosial dan politis.

Page 34: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

c. Sumberdaya individu dan kelompok untuk aksi-aksi sosial maupun

kelompok.

Grand Theories dari konsep empowerment (pemberdayaan) ini mengacu

pada pengaruh Marx mengenai ada yang berkuasa dan ada juga dikuasai ada

perbedaan kelas semisal majikan dan buruh, distribusi pendapatan yang tidak

merata sampai kekuatan ekonomi yang merupakan dasar dari pemberdayaan

(Prijono, 1996:137).

Pada dasarnya, pemberdayaan masyarakat nelayan bertujuan untuk

mencapai kesejahteraan sosial-budaya dan hal ini menjadi basis membangun

fondasi civil society di kawasan pesisir (Kusnadi, 2007). Untuk mencapai tujuan

ini diperlukan dukungan kualitas sumberdaya manusia, kapasitas, dan fungsi

kelembagaan social ekonomi yang optimal dalam kehidupan warga, serta

tingkat partisipasi politik warga yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan

perencanaan yang komprehensif dan tujuan yang terukur, yang pencapaiannya

dilakukan secara bertahap, dengan memperhatikan kemampuan sumberdaya

pembangunan yang dimiliki oleh masyarakat lokal.

D. Pembangunan Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Pembangunan adalah proses alami mewujudkan cita-cita bernegara,

yaitu terwujudnya masyarakat makmur sejahtera secara adil dan merata

(Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 2007). Kesejahteraan ditandai dengan

kemakmuran, yaitu meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh

Page 35: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

meningkatnya pendapatan. Pendapatan meningkat sebagai akibat hasil

produksi yang semakin meningkat pula.

Proses alami di atas dapat terlaksana jika asumsi-asumsi pembangunan

yang ada, yaitu kesempatan kerja atau partisipasi termanfaatkan secara penuh

(full employment), setiap orang memiliki kemampuan yang sama (equal

productivity), dan masing-masing pelaku ekonomi bertindak rasional (efficient),

dapat dipenuhi. Namun demikian, dalam realitas asumsi-asumsi di atas sangat

sulit dipenuhi.

Pasar seringkali tidak mampu memanfaatkan tenaga kerja dan

sumberdaya alam sedemikian rupa sehingga tak mampu berada pada kondisi

full employment. Tingkat kemampuan dan produktivitas pelaku ekonomi juga

sangat beragam. Kondisi di atas diperburuk oleh kenyataan bahwa tidak setiap

pelaku ekonomi mendasarkan perilaku pasarnya atas pertimbangan-

pertimbangan yang rasional dan efisien. Dalam kondisi demikian, pasar atau

ekonomi telah terdistorsi. Dalam jangka panjang hal tersebut akan melahirkan

masalah-masalah pembangunan, seperti kesenjangan, pengangguran, dan

akhirnya kemiskinan.

Di tengah kondisi distortif tersebut, proses natural dalam pembangunan

tidak dapat terjadi begitu saja. Proses natural harus diciptakan melalui

intervensi pemerintah, dengan kebijakan- kebijakan yang akan mendorong

terciptanya kondisi yang mendekati asumsi-asumsi di atas. Dengan demikian,

dalam pelaksanaan pembangunan nasional ada tiga pertanyaan dasar yang

perlu dijawab.

Page 36: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Pertama, pembangunan perlu diletakkan pada arah perubahan struktur.

Kedua, pembangunan perlu diposisikan pada arah pemberdayaan masyarakat

untuk menuntaskan masalah kesenjangan berupa pengangguran, kemiskinan,

dan ketidakmerataan dengan memberikan ruang dan kesempatan yang lebih

besar kepada rakyat banyak untuk berpartisipasi secara aktif dalam

pembangunan. Ketiga, pembangunan perlu ditempatkan pada arah koordinasi

lintas sektor yang mencakup program pembangunan antar sektor,

pembangunan antar daerah, dan pembangunan khusus.

Dalam implementasinya, usaha untuk menjawab ketiga arah

pembangunan itu harus dilaksanakan secara terpadu, terarah, dan sistematis.

Pemberian ruang dan kesempatan yang lebih besar kepada rakyat untuk

berpartisipasi dapat bersinergi dengan upaya untuk menanggulangi masalah

penganggguran dan kemiskinan (Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 2007).

Konsep pemberdayaan (empowerment) muncul karena dua premis

mayor, yakni kegagalan dan harapan (Friedmann,1992). Kegagalan yang

dimaksud adalah gagalnya model-model pembangunan ekonomi dalam

menaggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan.

Sementara itu, harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif

pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender,

persamaan antar generasi, dan pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Kegagalan dan harapan bukanlah alat ukur dari hasil kerja ilmu-ilmu

sosial, melainkan lebih merupakan cermin dari nilai-nilai normatif dan moral.

Kegagalan dan harapan akan terasa sangat nyata pada tingkat individu dan

masyarakat. Pada tingkat yang lebih luas, yang dirasakan adalah gejala

Page 37: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

kegagalan dan harapan. Dengan demikian, “pemberdayaan masyarakat”, pada

hakekatnya adalah nilai kolektif pemberdayaan individual (Friedmann, 1992).

Keberdayaan masyarakat ini menjadi sumber dari apa yang dalam

wawasan politik pada tingkat nasional disebut ketahanan nasional.

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata

lain, memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat bukan semata-mata konsep ekonomi,

namun juga secara implisit mengandung arti menegakkan demokrasi ekonomi.

Demokrasi ekonomi secara harfiah berarti kedaulatan rakyat di bidang ekonomi,

dan kegiatan ekonomi yang berlangsung adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Konsep ini menyangkut masalah penguasaan teknologi, pemilikan

modal, akses ke pasar dan sumber-sumber informasi, serta ketrampilan

manajemen. Agar demokrasi ekonomi dapat berjalan, aspirasi masyarakat yang

tertampung harus diterjemahkan menjadi rumusan-rumusan kegiatan yang

nyata.

Untuk menerjemahkan rumusan menjadi kegiatan nyata, negara

mempunyai birokrasi. Birokrasi ini harus dapat berjalan efektif, artinya mampu

menjabarkan dan melaksanakan rumusan-rumusan kebijaksanaan Negara

(public policies) dengan baik untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

dikehendaki. Dalam konteks Indonesia, masyarakat adalah pelaku utama

pembangunan, sedangkan pemerintah (birokrasi) berkewajiban untuk

Page 38: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

mengarahkan, membimbing, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi

masyarakat miskin.

E. Program Bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan

Strategi pembangunan perikanan dan kelautan provinsi Sulawesi

Selatan meliputi pengelolaan perikanan tangkap, perikanan budidaya,

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, industri kelautan (seperti industri

maritim, perikanan, wisata bahari) yang dikembangkan secara sinergi, optimal,

dan berkelanjutan, maka guna mendukung hal tersebut ditetapkan strategi

sebagai berikut :

1. Mendukung kegiatan Nasional Pengembangan Usaha Mina Pedesaan

(PUMP)

* Pengembangan pelayanan usaha komoditas unggulan rumput laut.

* Pembinaan mutu (pengadaan alat pengolahan) dan pelatihan pengolahan

hasil perikanan)

2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Kelautan dan

Perikanan (PNPM-MKP)

* Pengembangan usaha perikanan tangkap usaha skala kecil

* Pengembangan usaha kecil perikanan budidaya

3. Mendukung kegiatan Nasional Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat

(PUGAR)

* Koordinasi dan pemetaan potensi tambak garam

4. Mendukung kegiatan Nasional Penyediaan 4 unit kapal penangkapan ikan

> 30GT

Page 39: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

* Penyediaaan alat tangkap kapal (pendampingan APBD)

5. Mendukung kegiatan Nasional Peningkatan ketrampilan nelayan, fasilitas

permodalan, pembinaan KUB perikanan tangkap, asuransi SEHAT (sertifikat

Hak Tanah Nelayan), kartu nelayan

* Pengembangan unit usaha dan ekonomi masyarakat pesisir (pendataan)

6. Mendukung kegiatan Nasional Penyediaan Induk Unggul

* Pengembangan kawasan budidaya air tawar

7. Mendukung kegiatan Nasional Pembinaan UMK perikanan

* Pengembangan dan pembinaan kelembagaan nelayan dan petani ikan

8. Mendukung kegiatan Nasional Gemar Ikan

* Diversifikasi pangan produk lokal

a. Dukungan Program dan Kegiatan Daerah Sul-Sel terhadap Penanggulangan Kemiskinan

Untuk mengimplementasikan kebijakan penanggulangan kemiskinan

Bidang Kelautan dan Perikanan secara terpadu dan tepat sasaran, maka

diperlukan prioritas-prioritas pembangunan yang dianggap dapat memberi

pengaruh yang signifikan terhadap upaya percepatan penanggulangan

kemiskinan yang pada dasarnya dapat menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi oleh daerah dan masyarakat miskin diuraikan sebagai berikut:

1. Terpenuhinya hak-hak dasar atas cakupan dan kualitas layanan bagi

masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan miskin.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial

bagi masyarakat miskin khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Page 40: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

b. Kelompok Program

Kelompok program perlindungan dan bantuan sosial bidang kelautan

dan perikanan terdiri dari beberapa program aksi sebagai berikut:

1. Program pengembangan budidaya perikanan.

2. Pengembangan Pelayanan usaha komoditas unggulan rumput laut.

3. Program perikanan Tangkap, pesisir dan pulau-pulau kecil

4. Tersedianya sarana dan paket teknologi perikanan tangkap

5. Pengelolaan Produksi Perikanan Budidaya, Penyediaan induk dan benih

unggul.

c. Prioritas Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat

Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat tujukan untuk

meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin dengan

karakteristik kegiatan program yang bersifat pendekatan partisipatif

berdasarkan kebutuhan masyarakat, penguatan kapasitas kelembagaan

masyarakat, dan pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat secara swakelola dan

kelompok. Sasarannya pada kelompok Rumah Tangga Miskin dan Hampir

Miskin.

Prioritas program ini secara operasional diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dan atau masyarakat miskin untuk berperan aktif

dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalannya baik dibidang ekonomi,

social budaya maupun akses pelayanan infrastruktur fisik lainnya.

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pengembangan kemampuan

atau kapasitas, pengembangan peluang dan pengelolaan modal sosial lokal

yang akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan sosial dasar masyarakat;

Page 41: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

kemampuan dan keterampilan masyarakat; dan efisiensi dan efektifitas

penyediaan pelayanan umum bagi masyarakat miskin.

d. Sasaran Strategik

1. Terjaminnya partisipasi masyarakat nelayan/pembudidaya ikan miskin

dalam pembangunan daerah.

2. Meningkatnya ketahanan pangan keluarga, kualitas hidup penyandang

masalah kesejahteraan sosial sesuai harkat dan martabat kemanusiaan

3. Meningkatnya kemampuan kelembagaan masyarakat, kelembagaan

kelompok nelayan dan pembudidaya ikan baik laki-laki maupun perempuan

dalam melakukan aktivitas sosial ekonominya khususnya dibidang kelautan

dan perikanan.

4. Meningkatnya akses masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan miskin

dalam pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara arif dan

berkelanjutan yang didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana

infrastruktur fisik serta teknologi.

e. Program Operasional Pemberdayaan Masyarakat

Beberapa program operasional yang mendukung upaya Pemberdayaan

Masyarakat sebagai berikut :

1. Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Budidaya, Tangkap, dan

P2HP

2. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)

3. Pemberdayaan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan, dan pelaku usaha

perikanan lainnya.

4. Pemberdayaan perempuan pesisir.

Page 42: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

5. Peningkatan pembinaan keterampilan nelayan dan pemahaman tentang

penangkapan ikan ramah lingkungan

6. Pembinaan masyarakat nelayan dengan pola penangkapan ikan secara

sederhana

7. Program optimalisasi Pengolahan dan pemasaran Produk Perikanan,

Kegiatan Pelatihan Nelayan penerima Paket Bantuan.

f. Prioritas Kelompok Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

Kelompok Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil (UMK) ditujukan

untuk mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil.

dengan karakteristik kegiatan program memberikan bantuan modal atau

pembiayaan dalam skala mikro, memperkuat kemandirian berusaha, dan akses

pada pasar, meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha.

Kelompok program ini secara operasional diarahkan dalam rangka

Pengembangan ekonomi lokal daerah didasarkan pada upaya menggali potensi

sumber daya lokal baik SDA, SDM maupun kelembagaan masyarakat yang

mencakup: kemampuan dan keterampilan masyarakat; akses

masyarakat/pelaku KUKM terhadap permodalan, pasar, informasi dan

teknologi; berjalannya system agribisnis, dan kerjasama dan keterkaitan

kegiatan ekonomi dengan daerah lain khususnya dibidang kelautan dan

perikanan.

g. Sasaran Strategik

1. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan menurunnya angka

pengangguran.

Page 43: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

2. Meningkatknya keterampilan dan semangat wirausaha dibiang kelautan dan

perikanan khususnya bagi masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan

miskin.

3. Terciptanya kemitraan masyarakat, perusahaan/swasta, pemerintah dan

lembaga perbankan dalam rangkan mengembangkan sistem agribisnis

usaha tani masyarakat.

h. Program operasional pemberdayaan usaha mikro kecil

Beberapa program operasional yang mendukung upaya pemberdayaan

usaha mikro kecil sebagai berikut :

1. Program optimalisasi Pengolahan dan pemasaran produk Perikanan,

Kegiatan Pembinaan Mutu dan Pelatihan Pengolahan

2. Hasil perikanan

3. Program Pengembangan Unit Usaha Ekonomi Masyarakat Pesisir

4. Pelatihan pemantapan penanganan mutu ikan (handling) pasca tangkap

5. Program Peningkatan dan Pengetahuan keterampilan UMKM dan

penguatan modal

6. Program Pengembangan usaha kecil dan mata pencaharian alternative

7. Pengembangan usaha perikanan tangkap skala tradisional

Kelompok Program-program pendukung yang dapat meningkatkan

aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin antara lain:

1. Bimbingan teknis penanganan hasil perikanan dan bernilai tambah

2. Pengembangan Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya, Penangkapan,

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

3. Pengembangan Kualitas dan Kuantitas Komoditas Unggulan Perikanan

Page 44: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

4. Penyuluhan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut

Dengan kebijakan, strategi, serta program kegiatan di atas diharapkan

dapat menjawab permasalahan yang selama ini dihadapi atau setidaknya

meminimalisir banyaknya permasalahan yang dihadapi khususnya dalam

rangka pengentasan kemiskinan dibidang kelautan dan perikanan.

F. Pengembangan Budidaya Rumput laut

Rumput laut merupakan salah satu hasil komoditi yang sudah banyak

dibudidayakan pemanfaatan yang terbesar adalah sebagai bahan ekspor dalam

bentuk rumput laut kering. Berdasarkan data statistik, pada tahun 2009 total

ekspor rumput laut Indonesia adalah sebesar 17,161.01 ton. Jumlah ini

sebenarnya masih bisa ditingkatkan jika ditinjau dari luas wilayah perairan

Indonesia yaitu sekitar 62% dari keseluruhan wilayah teritorial (Dahuri, 2003).

yang berarti bahwa pengembangan potensi masih kurang dikelola secara

optimal. Hal ini jelas menjadi tantangan bagi kita untuk mencurahkan perhatian

dan upaya yang lebih serius dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi rumput laut di Indonesia.

Sebagai Inkubator atau pusat pembudidayaan komoditas rumput laut

adalah Kabupaten Takalar dan daerah sekitarnya seperti Jeneponto, Bantaeng,

Bulukumba, Sinjai, Selayar dan Pangkep menjadi pendukung/Klaster (DKP,

2004). Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga menghindari

rakyat dari praktek rentenir dan juragan. Program pemerintah yang digalakkan

tersebut, menunjukkan perkembangan yang memuaskan dengan semakin

banyaknya masyarakat pesisir yang mengusahakan budidaya rumput laut yang

Page 45: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

secara otomatis mempengaruhi perkembangan luas areal budidaya rumput laut

dan meningkatnya volume produksi rumput laut.

Upaya pengembangan budidaya rumput laut pada tahun 2003 dilakukan

melalui program Intensifikasi Budidaya (Inbud) Rumput Laut di 18 provinsi pada

areal seluas 17.416 hektar. Dengan mendistribusikan benih atau bibit rumput

laut sebanyak hampir 209 ribu ton. Program Inbud Rumput Laut itu dilakukan

dari hulu hingga hilir, mulai dari penyuluhan hingga penyediaan modal. Selain

itu, diharapkan terjadi jaringan kerja sama antar kelompok pembudidaya dari

tingkat kecamatan hingga provinsi untuk mengembangkan bisnis rumput laut

(Dahuri, 2003).

Keberhasilan kegiatan budidaya rumput laut sangat ditentukan oleh

faktor ketersediaan dan kesesuai lahan perairan, oleh karena itu untuk

memperoleh hasil yang optimal dari kegiatan tersebut hendaknya dipilih lokasi

yang sesuai dengan aspek ekobiologinya (persyaratan tumbuhnya).

Bagaimanapun bermutunya bibit yang digunakan kalau lahannya tidak sesuai

dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh rumput laut maka hasilnya pasti

tidak seperti yang diharapkan (Ikhsan, 2012).

Selain itu, untuk pengembangan rumput laut tersebut dibutuhkan

partisipasi dari semua pihak yaitu dari pemerintah daerah dalam hal penetapan

kebijakan-kebijakan pengelolaan sumberdaya alam termasuk rumput laut yang

ramah lingkungan dari kalangan perguruan tinggi Universitas Hasanuddin yang

memiliki pola ilmiah pokok “Ilmu Kelautan” yang dicanangkan sejak tahun 1978.

Memiliki banyak staf ahli yang menguasai bidang rumput laut ini.

Page 46: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Kontribusi ilmu pengetahuan ini sebenarnya sudah sering diterapkan

dalam, bentuk penyuluhan lapangan ke daerah-daerah, namun masih bersifat

insidentil. Untuk itu diupayakan adanya partisipasi bersama secara kontinyu

dari pihak universitas, pemerintah daerah dan masyarakat setempat yang

dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan bertahap dan menyeluruh dari

rangkaian pengembangan dan pengelolaan rumput laut.

G. Pendapatan

Salah satu dari unsur laporan keuangan adalah pendapatan.

Pendapatan merupakan tolak ukur untuk menilai keberhasilan dari manajemen

dalam pengelolaan suatu usaha. Pengertian pendapatan sering kali disamakan

dengan istilah penghasilan tetapi sebenarnya keduanya berbeda. Seperti yang

dikemukakan oleh IAI (2004: 23.1):

“Penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan (income) meliputi baik pedapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).”

Dari definisi di atas kita lihat perbedaan antara penghasilan dan

pendapatan, penghasilan mencakup pendapatan dan keuntungan, sedangkan

pendapatan merupakan arus masuk bruto yang berasal dari usaha atau

kegiatan yang belum dikurangi dengan beban-beban yang ada hubungannya

dengan pendapatan yang bersangkutan. Dalam buku Analisis Laporan

Keuangan, Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim (2003: 57) menyatakan bahwa:

Pendapatan didefinisikan sebagai aset masuk atau aset yang naik nilainya atau

hutang yang semakin berkurang atau kombinasi ketiga hal dimuka selama

Page 47: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang atau

memberikan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok

perusahaan.

Menurut Zaki Baridwan (2004: 29) pendapatan adalah: Aliran masuk

atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau

kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau

pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan

kegiatan utama badan usaha.

Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan

(revenue) yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi. Pertama pendekatan

yang memusatkan perhatian kepada arus masuk (inflow) dari pada assets yang

ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan. Pendekatan yang kedua

adalah pendekatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang

atau jasa oleh perusahaan dan transfer barang dan jasa tersebut kepada

konsumen atau produsen lain. Dalam hal ini, Kieso, et al (2005: 56)

mengemukan pendapatan sebagai berikut:

“Revenues is inflows or other enhancements of assets of on entity or settlement of its liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing goods, rendering, services, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations”.

Dalam bahasa Indonesia berarti, pendapatan adalah arus kas masuk

atau penambahan lain atas harta atau suatu kesatuan atau penyelesaian suatu

kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode dari penyerahan

atau produksi barang, penyerahan jasa atau aktivitas lain yang merupakan

operasi utama perusahaan tersebut.

Page 48: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan

dasar arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas

kegiatan normal perusahaan, baik berasal dari aktivitas operasi perusahaan

maupun dari aktivitas non operasi.

1. Pengukuran Pendapatan

Pendapatan harus dapat disajikan secara wajar, tidak boleh diantisipasi

terlalu besar atau terlampau kecil. Pengukuran pendapatan menurut Ikatan

Akuntansi Indonesia (2004: 23.3) dijelaskan bahwa, “Pendapatan harus dapat

diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.”

Lebih lanjut Ikatan Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa: Jumlah

pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh

persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut.

Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang

dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume

yang diperbolehkan oleh perusahaan (IAI, 2004: 23.3).

Dari penjelasan di atas, maka pengukuran pendapatan mengacu pada

nilai sekarang (present value) dari uang yang akhirnya akan diterima sebagai

hasil proses produksi atau transaksi pendapatan. Dari kriteria ini, jelas bahwa

seluruh retur dan potongan penjualan harus dihubungkan pada pendapatan

yang bersangkutan.

2. Pengakuan Pendapatan

Salah satu masalah yang akan segera timbul dalam pengakuan

pendapatan ini adalah kapan pendapatan itu diakui. Proses penentuan waktu

pengakuan pendapatan, umumnya berkaitan dengan konsep realisasi

Page 49: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

pendapatan, bahkan sebenarnya realisasi tersebut lebih penting daripada

timbulnya pendapatan itu sendiri. Dalam hal ini, Harahap (2004: 113) secara

teoritis mengemukan bahwa ”suatu penghasilan akan diakui sebagai

pendapatan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan

dan menjual barang dan jasa itu setelah selesai”. Penentuan waktu yang

dimaksud Harahap, (2004: 114) ada empat alternatif yaitu:

a. Selama produksi

b. Pada saat proses produksi selesai

c. Pada saat penjualan

d. Pada saat penagihan kas

Keempat alternatif itu sama-sama dipakai dalam pengakuan

pendapatan. Pengakuan pendapatan pada saat produksi berlangsung

diterapkan kepada proyek pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya

produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan, pada

saat penjualan dipakai untuk barang perdagangan.

H. Kerangka Pikir

Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir merupakan program

unggulan dari Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Bantaeng. Program

bantuan DKP secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan

kualitas sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi

dengan mendaya gunakan sumberdaya perikanan dan kelautan secara optimal

dan berkelanjutan.

Page 50: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Sebagian besar penduduk masyarakat pesisir Kabupaten Bantaeng

pada umumnya berprofesi sebagai pembudidaya rumput laut. Usaha rumput

laut merupakan mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir yang hanya

menggunakan teknologi seadanya yang masih tidak mampu untuk

memanfaatkan sumberdaya alam pesisir secara optimal. Dengan peralatan

yang sangat sederhana, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pembudidaya

rumput laut masih identik dengan kemiskinan. Dengan semua keterbatasan

yang dimiliki oleh pembudidaya rumput laut, program bantuan pemerintah dari

DKP baik berupa bantuan dana dan peralatan sangat dapat membantu usaha

budidaya rumput laut mereka hingga proses pemasarannya.

Adanya saluran program bantuan pemerintah ini melalui Dinas Kelautan

dan Perikanan di Kabupaten Bantaeng diharapkan tidak hanya sekedar

memberikan bantuan saja materi dan non-materi saja tanpa adanya

peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut pada saat sebelum dan

setelah penerimaan bantuan program. Akan tetapi, program unggulan ini bisa

menjadi jalan keluar atau sebuah langkah awal yang dapat menyelesaikan

masalah-masalah pembudidaya rumput laut baik dalam kehidupan sosial

maupun ekonomi. Oleh karena itu, dengan adanya penerimaan program

bantuan ini perlu dilakukan evaluasi terhadap peningkatan pendapatan

pembudidaya rumput laut sebelum dan setelah penerimaan bantuan. Sehingga,

dapat dijadikan rekomendasi kepada pemerintah DKP mengenai pentingnya

pengaruh program tersebut kepada para pembudidaya. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada skema kerangka pikir sebagai berikut:

Page 51: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Gambar 4. Skema Kerangka Pikir

PUMP

Program Bantuan DKP

Mekanisme dan Prosedur Bantuan DKP

Evaluasi

APBDP-TK1

APBD-TK2

Pengaruh Program Bantuan DKP

PNPM-MKP

Sebelum Setelah

Pembudidaya Rumput Laut

Jenis Bantuan

Pendapatan

Analisis:- Kuantitatif Kualitatif

AHP

Rekomendasi

Page 52: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

mendeskripsikan upaya pemecahan masalah atau tindakan yang yang telah

dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan pembudidaya rumput laut

dalam rangka adanya program bantuan dari DKP Kabupaten Bantaeng, yang

memuat: Subyek penelitian, langkah-langkah atau prosedur penelitian, metode

pengumpulan data, jenis instrumen penelitian yang akan digunakan serta teknik

dan pengolahan analisis datanya.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2013 di

Kabupaten Bantaeng. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (metode

purposive), bahwa Kabupaten Bantaeng yaitu kecamatan Bantaeng,

kecamatan Bissapu dan kecamatan Pa’jukukang masyarakat pesisir di

sepanjang pesisir kecamatan tersebut bergerak sebagai pembudidaya

rumput. Selain itu, Kabupaten Bantaeng juga merupakan sentra industri

pengolahan rumput laut di Sulawesi Selatan yang hingga kini jumlah kelompok

industri rumah tangga yang bergerak dalam bidang pengolahan Rumput Laut

sudah mencapai 48 kelompok (DKP Kab. Bantaeng, 2013).

Page 53: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

C. Populasi dan Teknik Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik cluster sampling. Menurut Setiawan, N (2005) teknik

cluster sampling yaitu populasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang

besar, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data

sangat luas.

Pengambilan sampel didasarkan populasi yang telah ditetapkan, yaitu

pegawai DKP yang berperan penting sebagai pengambil kebijakan terhadap

pelaksanan program bantuan sebanyak 4 orang, kelompok pembudidaya

rumput laut yang tidak mendapatkan program bantuan sebanyak 3 orang, dan

kelompok pembudidaya rumput laut yang memperoleh program bantuan DKP

tahun 2012 sebanyak 68 orang yang terdiri dari ketua dan bendahara kelompok

yaitu kelompok PUMP sebanyak 5 kelompok, PNPM-MKP sebanyak 15

kelompok, APBD-TK II sebanyak 10 kelompok dan APBDP-TK I sebanyak 5

kelompok. Sehingga, jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini

sebanyak 75 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu

teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder,

sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer

a. Pengamatan (observation), yaitu Pengamatan dilakukan dengan dua

cara yaitu, pengamatan biasa dan berpartisipasi. Data yang

Page 54: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

dikumpulkan melalui pengamatan biasa adalah data yang dapat

diamati oleh peneliti tanpa menuntut keterlibatan secara langsung.

Jenis data yang diperoleh dengan cara ini adalah antara lain, keadaan

pemukiman penduduk, peranan dalam aktifitas budidaya rumput laut,

pola aktivitas dan kegiatan sehari-hari penduduk.

b. Wawancara mendalam, yaitu mengumpulkan data secara langsung melalui

diskusi ataupun tanya jawab antara pewancara dengan informan.

Wawancara mendalam ( in-depth interview) didalamnya berlangsung

tanya jawab dan pembicaraan terlibat mengenai berbagai aspek

permasalahan yang akan dicari dalam penelitian.

b. Kuesioner ( Angket ), yaitu jenis teknik pengumpulan data yang

digunakan sebagai pendamping dalam pengumpulan data. Angket

berisikan format daftar pertanyaan yang memberi pilihan jawaban pada

responden dan berkaitan dengan permasalahan.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

a. Studi Pustaka, Studi pustaka dilakukan untuk menelaah sejumlah

sumber tertulis, dalam rangka memperoleh data, baik primer maupun

sekunder yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang dimaksud.

b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang relevan dengan penelitian

dan tersedia pada instansi atau lembaga yang terkait serta

pengambilan gambar di lapangan (pemotretan).

Page 55: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

E. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian digunakan

Analisis kuantitatif, kualitatif dan Analitycal Hierarchy Process (AHP).

1. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan selesai setelah pengumpulan data dalam periode

tertentu. Metode analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang

memberi keterangan dan menjelaskan hasil data analisis yang telah diperoleh

dari data yang diolah dan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis

sesuai dengan pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka. Rumusan

masalah yang digunakan dalam metode analisis ini adalah rumusan masalah

pertama tentang mekanisme program bantuan, rumusan masalah kedua

mengenai pengaruh program bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)

terhadap peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut dan rumusan

masalah ketiga yaitu evaluasi program bantuan DKP dalam sasaran bantuan,

jumlah dan waktu. Komponen tersebut adalah reduksi data, kajian data dan

penarikan kesimpulan dalam bentuk narasi untuk mengetahui hasil evaluasi

pelaksanaan program bantuan DKP berdasarkan dari input (masukan), process

(proses), output (keluaran), outcome (hasil), benefit (manfaat) dan impact

(dampak) terhadap pendapatan pembudidaya rumput laut.

2. Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Analitycal Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan suatu model

pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model

pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi

Page 56: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki

didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang

kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan,

yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga

level terakhir dari alternatif. Rumusan masalah yang menggunakan metode

analisis ini adalah rumusan masalah pada poin pertama dan ketiga yaitu

mekanisme dan prosedur program bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan

(DKP) dan rumusan masalah poin ketiga yaitu proses pemberian bantuan

program terhadap pembudidaya rumput laut. Sehingga AHP dapat digunakan

untuk merangsang timbulnya gagasan untuk melakukan tindakan kreatif dan

untuk mengevaluasi keefektifan program tersebut. Selain itu untuk membantu

para pemimpin dalam menetapkan informasi apa yang patut dikumpulkan guna

mengevaluasi pengaruh faktor-faktor relevan dalam situasi yang kompleks.

F. Analisis Pengolahan Data

Adapun analisis pengolahan data yang nantinya akan diperoleh dari

pembudidaya rumput laut yang akan diolah sesuai variabelnya, sebagai berikut:

1. Analisis Evaluasi Peningkatan Pendapatan

a. Pendapatan

Untuk mengetahui Jumlah pendapatan yang diperoleh pembudidaya

rumput laut digunakan rumus sebagai berikut :

π = TR - TC

Page 57: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Dimana :

TC = FC + VC

TR = Y . Py

Keterangan :

π : Pendapatan pembudidaya rumput laut (Rp)

TR : Total penerimaan dari usaha pembudidaya (Rp)

TC : Total Biaya (Rp)

FC : Biaya tetap (Rp)

VC : Biaya variabel (Rp)

Y : Produksi (Kg)

Py : Harga Y (Rp/Kg)

Dengan kaidah keputusan Jika TR > TC, maka peningkatan pendapatan

pembudidaya rumput laut yang dilakukan mampu menghasilkan laba dengan

adanya program bantuan pemerintah DKP di Kabupaten Bantaeng.

b. Produksi

Selanjutnya, diterapkan analisis pendapatan dan biaya, digunakan untuk

mengetahui hasil yang akan diperoleh dari usaha tersebut cukup

menguntungkan atau sebaliknya. Analisis perhitungan ini menggunakan rumus

:

R/C Ratio =

Dimana :

TR : Total penerimaan usaha budidaya rumput laut

TC : Total biaya usaha pembudidaya

Page 58: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Kriteria yang digunakan :

R/C Ratio > 1 = usaha dikatakan menguntungkan

R/C Ratio < 1 = usaha dapat dikatakn merugikan

R/C Ratio = 1 = maka usaha dapat dikatakan imbas.

c. Efisiensi Pemasaran

Soekartawi (2003) menyatakan bahwa efisiensi pemasaran adalah

nisbah antara total biata dengan total nilai produk yang dipasarkan, atau dapat

dirumuskan :

EPs = (TB / TNP) X 100%

Dimana :

EPs : Efesiensi Pemasaran

TB : Total biaya

TNP : Total nilai produk

Kriteria yang digunakan :

0 - 30% : efesien

30% - 60% : kurang efesien

60%-100% : tidak efesien

2. Analisis Evaluasi Program Tepat Sasaran, Waktu, dan Jumlah Melalui Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka

hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa

membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan

pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala

perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan

oleh Saaty (1993) dapat dilihat di bawah ini:

Page 59: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang

sama besar

3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya,

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan

elemen yang lainnya.

5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan

penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang

lainnya

7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu

elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.

9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang

mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat

penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang

berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan

Kriteria yang digunakan :

AHP ≤ 0.1 : efektif

AHP > 0.1 : tidak efektif

Page 60: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Program Bantuan DKP Terhadap Pembudidaya Rumput Laut

Pengentasan kemiskinan melalui program pemberian bantuan di wilayah

pesisir merupakan salah satu pelaksanaan pembangunan Dinas Kelautan dan

Perikanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk

miskin Kabupaten Bantaeng pada tahun 2009 mencapai 40,13% jiwa. Sebagian

besar dari jumlah tersebut adalah masyarakat pesisir, termasuk pembudidaya

rumput laut. Kemiskinan memang merupakan salah satu masalah pokok yang

harus ditanggulangi oleh pemerintah khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan

dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraaan sosial masyarakat peisisir.

Salah satu usaha dalam pembangunan kesejahteraan sosial yang telah

dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu dengan adanya program

bantuan modal dan peralatan dalam peningkatan pendapatan pembudidaya

rumput laut. Beberapa program bantuan tersebut adalah Pengembangan

Usaha Mina Pedesaan (PUMP), Anggaran Perubahan Belanja Daerah - Tingkat

II (APBD- TK.II), Anggaran Perubahan Belanja Daerah Provinsi - Tingkat I

(APBDP- TK.I), dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri

Kelautan dan Perikanan (PNPM-MKP).

PNPM-MKP merupakan program bantuan yang mulai menyalurkan

program bantuannya kepada pembudidaya rumput laut sejak tahun 2002.

Program bantuan ini memberikan bantuan berupa bantuan dana uang tunai

Page 61: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

kepada para pembudidaya dalam pengembangan budidaya rumput laut

mereka. Program DKP kedua adalah APBD-TK I yang merupakan program

bantuan DKP yang berumber dari dana bantuan pemerintah tingkat provinisi.

Program bantuan ini mulai tersalurkan kepada pembudidaya rumput laut sejak

tahun 2002, yang memberikan bantuannya kepada pembudidaya rumput laut

berupa alat dan bibit rumput laut.

Program DKP ketiga adalah APBD-TK II yang merupakan program

bantuan DKP yang dananya bersumber dari dana pemerintah Kabupaten

Bantaeng yang program bantuannya kepada pembudidaya rumput laut sejak

tahun 2002.

Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Ani (38 thn) seorang pegawai

negeri DKP, sebagai berikut :

“Penyaluran bantuan Progam dari APBD-TK I, APBD-TK II dan PNPM-MKP kepada pembudidaya rumput laut berjalan sejak tahun 2002. Progam bantuan tersebut tersalurkan seiring dengan perkembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng”

Selanjutnya, program bantuan ke-empat adalah PUMP yang merupakan

program bantuan baru dari DKP yang berdiri mulai tahun 2011 hingga

sekarang, program bantuan ini merupakan bagian dari program bantuan

sebelumnya yaitu PNPM-MKP yang menyalurkan bantuan kepada para

pembudidaya berupa bantuan modal atau yang tunai.

Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Marwah (42 thn) seorang

pegawai negeri DKP, sebagai berikut :

“Program bantuan PUMP merupakan program bantuan baru, program bantuan ini sama halnya dengan program bantuan PNPM-MKP. Hanya nama program bantuan yang berbeda akan tetapi penyalurannya tetap sama”

Page 62: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Berdasarkan kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa koordinasi

program bantuan PNPM-MKP kepada pembudidaya rumpu laut yang telah

mendapatkan program bantuan tetap berjalan, meskipun pada tahun 2011

nama program tersebut diubah Pengembangan Usaha Mina Pedesaan

(PUMP). Hal tersebut dipertegas dalam buku pedoman teknis PUMP perikanan

budidaya tahun 2011, bahwa program bantuan PNPM-MKP dilaksanakan

melalui kegiatan pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) perikanan

budidaya yang berada pada Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (DKP,

2011).

B. Prosedur Penerimaan Bantuan Program DKP

Salah satu hal penting yang mendukung kelancaran program bantuan

DKP adalah diperlukan hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah

dengan pembudidaya rumput laut untuk mencapai tujuan bersama. Hal tersebut

mengacu kepada salah satu kebijakan program bantuan pembangunan DKP

selama periode 2008-2013 adalah peningkatan produksi rumput laut sebagai

produk unggulan melalui peningkatan kelembagaan jumlah kelompok

pembudidaya rumput laut.

Untuk memudahkan penyaluran program bantuan usaha yang dilakukan

oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) adalah dibentuknya beberapa

kelompok pembudidaya berdasarkan jenis program bantuan yang ada. Jumlah

kelompok dari masing-masing program tersebut berbeda-beda sesuai dengan

kelompok pembudidaya yang sanggup memenuhi prosedur atau mekanisme

pada tiap-tiap program.

Page 63: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Berikut ini tabel 1 daftar nama-nama kelompok pembudidaya rumput laut

yang menerima bantuan dari program DKP Kabupaten Bantaeng dimana daftar

penerima program tersebut diambil pada tahun 2010 khusus untuk program

PNPM-MKP dan daftar penerima program APBD TK I, APBD TK II dan PUMP

pada tahun 2012.

Tabel 1 : Daftar nama-nama kelompok pembudidaya yang menerima program

bantuan DKP Kab. Bantaeng.

No Nama Program

DKP

Nama Kelompok

Pembudidaya

Jumlah anggota

(orang)

1 PNPM-MKP

(2010)

BAKAL TIMUR 10

TAMPUNG TIMUR I 10

TAMPUNG TIMUR II 10

SINAR LAUT 10

ALGA LEMBANG 10

PESISIR TAMALANGE II 13

HIDAYAT II 10

SIPAKAINGA LEMBANG II 10

MANNGGARA BOMBANG 10

ASSAMATURU 10

JULU ATI 10

TUNAS MANDIRI II 10

SIPAKALA' BIRI 10

ABULO SIBATANG II 10

KASOREANG JAYA 10

2 APBD-TK I

(2012)

MANGGARA BOMBANG 10

BIOTA LAUT 10

SEJAHTERA 10

KARANG BATU 10

SIPAKAINGA 10

3 APBD-TK II

(2012)

PASIR PUTIH 10

ASSIANA 10

ABBULO' SIBATANG 10

SINAR PICO' 10

PESISIR UJUNG KATINTING 10

BINGKAPPO JAYA 10

SEJATI 10

RL. SEJAHTERA 10

SIPAKAINGA' 10

SEJALAN 10

Page 64: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Lanjutan Tabel 1 : Daftar nama-nama kelompok pembudidaya yang menerima

program bantuan DKP Kab. Bantaeng.

4 PUMP

PANOANG II 10

SETIA KAWAN 10

BARUGA 10

UJUNG KATINTING 10

MANDIRI 10

Sumber: Data Sekunder DKP Bantaeng, 2013.

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa masing-masing

kelompok penerima program bantuan tersebut memiliki prosedur bantuan yang

berbeda-beda untuk memperoleh bantuan dari program DKP Kabupaten

Bantaeng. Perbedaan mekanisme atau prosedur yang dilakukan untuk

mendapatkan bantuan program tersebut dapat dilihat dari masing-masing

program sebagai berikut:

1. PNPM-MKP

Hasil data dari program PNPM-MKP Kabupaten Bantaeng diambil pada

tahun 2010, dengan jumlah penerima sebanyak 15 kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 10 orang dan salah satu kelompok diantaranya terdiri 13

orang karena kelompok tersebut merupakan kelompok kedua yang dibentuk

oleh DKP Kabupaten Bantaeng dengan nama kelompok Pesisir Tamalange II.

Mekanisme masing-masing kelompok program ini memiliki prosedur sebagai

berikut:

Page 65: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Gambar 5: Mekanisme program PNPM-MKP

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa mekanisme

penerima program bantuan PNPM-MKP terdiri dari pembudidaya rumput laut

yang sudah menjalankan usaha budidaya tersebut minimal sejak 2 tahun

terakhir. Dimana masing-masing identitas pembudidaya tersebut memiliki

merupakan asli penduduk setempat yang memiliki lokasi usaha yang jelas dan

bersedia untuk dibina oleh pihak DKP selama program tersebut berjalan.

2. APBD-TK I

Program bantuan dari APBD-TK I merupakan program bantuan dari

tingkat provinsi yang memberikan bantuannya kepada pembudidaya rumput

laut berupa bibit dan peralatan budidaya. Jumlah kelompok pembudidaya yang

menerima program bantuan ini pada tahun 2012 sebanyak 10 kelompok yang

masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Adapun mekanisme untuk

Kelompok pembudidaya RL

Jenis usaha sudah berjalan 2 tahun

Kelembagaan diketahui oleh

pemerintah setempat

Diprioritaskan pada masing-masing

yang bergerak kemitraan

Lokasi usaha yang jelas

Siap dibina oleh DKP

Page 66: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

mendapatakan penerimaan bantuan program DKP APBD-TK I ini sebagai

berikut:

Gambar 6: Mekanisme program APBD-TK I

Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa mekanisme penerima

program bantuan APBD-TK I terdiri dari pembudidaya rumput laut yang

berdomisili sebagai masyarakat pesisir setempat dan tidak memiliki mata

pencaharian lain selain sebagai pembudidaya rumput laut. mekanisme program

bantuan ini juga mensyaratkan bahwa penerima program bantuan tidak

mendapatkan program bantuan lain selain APBD-TK I itu sendiri dan masing-

masing anggota kelompok bersedia untuk dibina selama kurang lebih dua

tahun.

Memiliki kelompok usaha

Tidak memiliki usaha lain selain

budidaya Rumput Laut

Berdomisili masyarakat pesisir

Bukan Pegawai Negeri Sipil

(PNS) atau ABRI

Pemberian bantuan sekaligus

Pendampingan dari KKP ± 2 tahun

Page 67: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

3. APBD-TK II

Program bantuan APBD-TK II merupakan program bantuan dari

pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng kepada pembudidaya rumput laut.

jumlah kelompok penerima bantuan tersebut pada tahun 2012 terdiri dari 10

kelompok dimana masing-masing kelompok tersebut terdiri dari 10 orang.

Seperti halnya dengan program bantuan sebelumnya, program bantuan ini

memiliki prosedur atau mekanisme sebagai berikut:

Gambar 7: Mekanisme program APBD-TK II

Mekanisme program bantuan APBD-TK II teridiri dari pembudidaya

rumput laut yang tidak pernah atau sedang mendapatkan program bantuan

usaha budidaya rumput laut dari program bantuan lain. Mekanisme selanjutnya

yaitu pembudidaya tersebut mendapatkan izin dari kelurahan setempat yang

telah dinyatakan layak untuk menerima program bantuan yang tiap kelompok

terdiri dari 10 orang anggota dan pemberian bantuan sesuai dengan

permintaan kelompok yang kemudian akan menjalani monitoring selama 3

bulan.

Tidak pernah menerima atau sedang menerima program bantuan lain

Mendapatkan izin dari kelurahan setempat

Anggota terdiri 10 orang

Bantuan diberikan sesuai permintaan

Monitoring selama 3 bulan

Page 68: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

4. PUMP

Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya yang

selanjutnya disebut dengan PUMP Perikanan Budidaya merupakan program

bantuan baru dari Dinas Kelautan dan Perikanan dan PUMP tersebut

merupakan bagian dari program bantuan PNPM-MKP. Jumlah kelompok

pembudidaya yang menerima program bantuan ini terdiri dari 5 kelompok,

dimana jumlah anggota pada masing-masing kelompok sama halnya dengan

program bantuan sebelumnya yang terdiri dari 10 orang. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya bahwa program bantuan ini merupakan program

bantuan baru, sehingga prosedur atau mekanisme untuk memperoleh bantuan

ini memiliki aturan yang berbeda dengan program bantuan sebelumnya. berikut

ini gambar mekanisme penerimaan bantuan dari program PUMP sebagai

berikut:

Sosialisasi oleh DKP

Penyusunan dan pengusulan RUK dan

RUB serta dokumen lainnya

Identifikasi dan seleksi calon

Penyaluran BLM

Pemanfaatan BLM

Pendampingan

Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

Pemantauan dan evaluasi

Pelaporan

Gambar 8: Mekanisme program PUMP

Page 69: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Pelaksanaan dan mekanisme pada program PUMP yaitu pihak DKP

melakukan sosialisasi kepada pembudidaya mengenai pemberian program

bantuan ini, kemudian diadakan seleksi dan identifikasi penerima bantuan.

Kelompok pembudidaya yang lolos pada tahap seleksi dan identifikasi tersebut

selanjutnya wajib menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Rencana

Usaha Bersama (RUB) mengenai budidaya rumput laut mereka yang kemudian

penyaluran dananya akan ditujukan kepada masing-masing kelompok. Tiap

kelompok pembudidaya bersedia untuk dibina, dievaluasi dan mendapatkan

pengawasan langsung oleh DKP mengenai pemanfaatan dana yang diterima

dan membuat laporan mengenai perkembangan budidaya rumput laut mereka

setelah menerima program bantuan tersebut.

Berdasarkan keempat prosedur atau mekanisme dari masing-masing

program di atas pada umumnya memproriitaskan penerima program

bantuannya kepada pembudidaya rumput laut yang berdomisili pada daerah

pesisir setempat dan memiliki tingkat perekonomian yang masih rendah.

Namun, kenyataannya terdapat beberapa anggota dari kelompok pembudidaya

rumput laut yang menerima program bantuan tersebut tergolong mampu dalam

hal ekonomi akan tetapi tetap memperoleh bantuan dari DKP meskipun mereka

tinggal pada daerah pesisir. Sehingga, hal tersebut tidak sesuai dengan

prosedur program yang dibuat oleh DKP sendiri.

Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Adi (32 thn) pembudidaya

rumput laut yang tidak mendapatkan program bantuan, sebagai berikut :

“mereka mendapatkan program bantuan dari DKP karena mereka dapat membaca dan menulis untuk membuat proposal permintaan bantuan. Selain itu, mereka memiliki hubungan dekat dengan orang-orang yang bekerja di kantor kecamatan”

Page 70: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa beberapa anggota

kelompok pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan adalah

pembudidaya rumput laut yang mampu dalam ekonomi dan pendidikan.

Sehingga, pelaksana program bantuan DKP yang bertugas sebagai

pendamping pembudidaya rumput laut harus betul-betul mendampingi dan

membantu para pembudidaya rumput laut dalam pembentukan kelompok dan

pembuatan proposal mereka agar prosedur masing-masing program berjalan

dengan lancar dan sesuai dengan tujuan DKP dalam meningkatkan

kesejahteraan mereka.

C. Pengaruh Pendapatan, Kelayakan usaha (R/C) ratio dan Efesiensi Pemasaran Pembudidaya Rumput Laut

Peningkatan pendapatan merupakan hal yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan suatu usaha yang dijalankan, khususnya bagi

pembudidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng. Dengan adanya program

bantuan dari DKP Kab. Bantaeng berupa uang tunai, bibit rumput laut maupun

berupa peralatan tentunya sangat diharapkan dapat membantu peningkatan

pendapatan pembudidaya. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh

program bantuan DKP Kab. Bantaeng dapat dilihat pada hasil evaluasi jumlah

tingkat pendapatan, kelayakan usaha dan efesiensi produk budidaya rumput

laut sebagai berikut :

a. Analisis Pendapatan

Hasil evaluasi pendapatan pembudidaya rumput laut yang menerima

program bantuan program DKP Kabupaten Bantaeng berkaitan erat dengan

tingkat harga, total produksi, total penerimaan dan biaya-biaya yang

Page 71: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Berikut ini tabel hasil

pengolahan data (Lampiran 3) mengenai rata-rata hasil pendapatan, total

produksi, penerimaan dan biaya produksi dari masing-masing program bantuan

tingkat pendapatan pembudidaya rumput laut.

Tabel 2 : Hasil rata-rata biaya produksi, total penerimaan, jumlah produksi dan

tingkat pendapatan

No Jenis

Program Keterangan Sebelum Setelah

1 PNPM-MKP Hasil Produksi (Kg) 433 548

Biaya Produksi (Rp) 3,331,556 4,576,778

Penerimaan (Rp) 3,900,000 4,935,000

Pendapatan (Rp) 568,444 358,222

2 APBD-TK I Hasil Produksi (Kg) 340 455

Biaya Produksi (Rp) 2,787,000 3,516,667

Penerimaan (Rp) 3,060,000 5,005,000

Pendapatan (Rp) 273,000 1,488,333

3 APBD-TK II Hasil Produksi (Kg) 322 482

Biaya Produksi (Rp) 2,772,833 5,252,667

Penerimaan (Rp) 2,902,500 5,307,500

Pendapatan (Rp) 129,667 54,884

4 PUMP Hasil Produksi (Kg) 325 485

Biaya Produksi (Rp) 2,806,500 5,263,500

Penerimaan (Rp) 2,925,000 5,335,000

Pendapatan (Rp) 118,500 71,500

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2013.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel di atas menunjukkan tingkat

perbandingan pendapatan pembudidaya rumput laut sebelum dan setelah

menerima program bantuan dari DKP Kabupaten Bantaeng. Tabel bagian

pertama menunjukkan perbandingan tingkat pendapatan dari program bantuan

dari PNPM-MKP, dimana tingkat produksi rumput laut sebelum dan setelah

menerima bantuan program meningkat dari 433 kg menjadi 548 kg. Hal ini tentu

diikuti dengan peningkatan penerimaan pembudidaya sebanyak Rp. 3,900,000

menjadi Rp. 4,935,000 dan peningkatan biaya produksi dari Rp 331,355,000

Page 72: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

menjadi Rp. 4,576,778. Namun, berbeda halnya dengan tingkat pendapatan

yang diperoleh pembudidaya pada saat sebelum menerima program tingkat

pendapatannya sebesar Rp. 568,444 dan setelah menerima program bantuan

Rp. 358,222.

Bagian tabel kedua menunjukkan tingkat rata-rata pendapatan

pembudidaya rumput laut sebelum dan setelah menerima program APBD-TK I,

dimana tingkat produksi rata-rata sebelum menerima program bantuan adalah

340 kg dan setelah menerima program bantuan meningkat sebanyak 455 kg

dengan biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan sebelum menerima program

adalah Rp. 2,787,000 dan setelah menerima bantuan Rp. 3,516,667. Total

penerimaan yang diterima pada saat sebelum menerima bantuan sebesar Rp.

3,060,000 dan setelah menerima program bantuan total penerimaan yang

diterima meningkat menjadi Rp. 5,005,000 dengan total pendapatan pada saat

sebelum program sebesar Rp. 273,000 dan total pendapatan setelah menerima

bantuan program meningkat menjadi Rp. 1,488,333. Hal ini menunjukkan

bahwa program APBD-TK I mampu meningkatkan pendapatan pembudidaya

rumput laut dibandingkan pendapatan sebelumnya.

Bagian tabel ketiga menunjukkan penerima program bantuan APBD-TK

II dimana tingkat rata-rata produksi sebelum menerima bantuan sebanyak 322

kg dan mengalami peningkatan setelah menerima bantuan program sebanyak

482 kg dengan total rata-rata biaya produksi sebelum program sebanyak Rp.

2,772,883 dengan biaya produksi rata-rata setelah program meningkat Rp.

5,252,667. Peningkatan biaya produksi tersebut diikuti dengan total penerimaan

rata-rata sebelum program sebanyak Rp. 2,905,500 dengan peningkatan

Page 73: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

penerimaan rata-rata setelah program sebanyak Rp. 5,307,500. Adapun

peningkatan pendapatan pembudidaya sebelum program DKP yaitu sebanyak

Rp. 129,667 dan pendapatan setelah program Rp. 54,884.

Bagian ke-empat pada tabel 2 menunjukkan tingkat pendapatan

pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan PUMP. Dimana

jumlah total hasil produksi rata-rata pembudidaya sebelum menerima program

sebanyak 325 kg dan setelah penerimaan bantuan program naik menjadi 485

kg dengan biaya produksi sebelum menerima program sebanyak Rp. 2,806,500

dan setelahnya mengalami peningkatan sebanyak Rp. 5,263,500. Selanjutnya

pada total penerimaan rata-rata pada pembudidaya rumput laut sebelum

menerima program bantuan sebanyak Rp. 2,925,000 dengan penerimaan

setelah menerima bantuan meningkat menjadi Rp.5,335,000. Hal ini berbanding

terbalik dengan tingkat pendapatan sebelum menerima program sebanyak Rp.

118,500 kemudian setelah menerima bantuan berkurang menjadi Rp. 71,500.

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan pada masing-masing penerima

program bantuan DKP Kabupaten Bantaeng, diperoleh tingkat produksi dan

jumlah penerimaan sebelum dan setelah menerima bantuan program DKP naik

secara konstan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zaini (2010) bahwa besar

kecilnya penerimaan dipengaruhi oleh jumlah produksi. Responden yang

memiliki produksi tinggi akan mendapatkan penerimaan yang besar dan

sebaliknya untuk jumlah produksi yang rendah maka penerimaan yang

diterimapun akan lebih kecil.

Page 74: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Berbeda halnya dengan pendapatan yang diterima oleh pembudidaya

pada saat sebelum dan setelah menerima program bantuan. Pada program

bantuan APBD-TK I mengalami tingkat pendapatan yang semakin tinggi setelah

menerima program bantuan, karena program bantuan tersebut berupa alat dan

bibit rumput laut. Berbeda dengan program bantuan lainnya yang menyalurkan

bantuannya berupa modal (uang tunai) yang mengalami tingkat pendapatan

semakin berkurang. Perbedaan pendapatan tersebut disebabkan oleh jenis

bantuan program yang mengakibatkan perbedaan spesialisasi produk, dimana

pembudidaya yang menerima bantuan modal (uang tunai) bisa memilih jenis

peralatan sesuai yang diinginkan berdasarkan dengan jumlah bantuan yang

diterimanya.

Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Ani (38 thn) seorang pegawai

negeri DKP, sebagai berikut :

“Pemberian bantuan berupa uang tunai kadang disalahgunakan oleh pembudidaya rumput laut, bantuan tersebut biasanya dipergunakan bukan untuk proses budidaya rumput laut.”

Pernyataan dari kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa

penyaluran bantuan berupa peralatan dan bibit rumput laut lebih efektif

dibandingkan dengan jenis bantuan uang tunai. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Aris (2012) bahwa dalam prinsip keuntungan komparatif

menunjukkan satu proses produksi akan memberikan perbedaan keuntungan

karena adanya perbedaan biaya produksi, hal ini disebabkan terutama karena

adanya pilihan biaya produksi dalam spesialisasi produk.

Page 75: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Arifuddin (46 thn) seorang

pembudidaya rumput laut, sebagai berikut :

“Bantuan dana yang saya peroleh dapat saya gunakan untuk pembelian alat produksi rumput laut kami sesuai dengan jenis dan banyaknya jumlah yang saya inginkan dan sisanya saya gunakan untuk keperluan hidup keluarga.”

Selain perbedaan penyaluran program bantuan yang diselenggarakan

oleh DKP, perbedaan tingkat pendapatan tersebut juga dipengaruhi oleh biaya

produksi pada kelompok pembudidaya dengan adanya pertambahan biaya

variabel dan biaya tetap selama proses produksi rumput laut dilaksanakan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hernanto (1991) menyatakan, bahwa

dalam jangka pendek, satu kali produksi kita dapat membedakan biaya tetap dan

biaya berubah (variabel), termasuk didalamnya barang yang dibeli dan jasa yang

dibayar di dalam maupun di luar usaha tani. Tetapi dalam jangka panjang,

semuanya akan merupakan biaya peubah karena semua faktor yang digunakan

menjadi variabel. Oleh karena itu, biaya produksi merupakan salah satu alternatif

yang dapat dipilih sebagai faktor yang dapat ditekan sehingga tidak terlalu banyak

mengeluarkan biaya produksi. Sesuai dengan pendapat Pardamean (2008)

bahwa upaya untuk menciptakan dan meningkatkan pendapatan petani dapat pula

dilakukan dengan menekan biaya produksi menjadi seminimal mungkin.

b. Analisis Rasio Penerimaan Terhadap Biaya (R/C)

Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) bertujuan untuk melihat

seberapa jauh setiap rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dan

untuk melihat usaha untung, rugi, atau tidak untung dan tidak rugi (impas). Hal

ini kelayakan usaha pembudidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng dapat

diketahui dengan menggunakan rumus Analisis Revenue Cost Ratio (R/C),

Page 76: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

yang mana merupakan perbandingan antara penerimaan (revenue) dan biaya

(cost). Tujuan penggunaan analisis dalam penelitian ini dapat membantu

program pemerintah untuk melihat kelayakan usaha budidaya rumput laut untuk

terus dikembangkan melalui program bantuan langsung (modal, bibit atau

peralatan) dan bantuan tidak langsung berupa pelatihan budidaya rumput laut.

Berikut ini tabel hasil pengolahan data pada (Lampiran 3) berdasarkan rata-rata

kelayakan usaha budidaya rumput laut pada masing-masing jenis program

bantuan DKP.

Tabel 3 : Hasil rata-rata kelayakan usaha (R/C ratio) pembudidaya rumput laut

yang menerima program bantuan DKP Kab. Bantaeng

Jenis program

Kelayakan usaha

PNPM-MKP APBD-TK I APBD-TK II PUMP

Sebelum 1,17 1,09 1,01 1,04

Setelah 1,08 1,42 1,05 1,01

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2013.

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat kelayakan

usaha pembudidaya rumput laut pada program bantuan PNPM-MKP sebelum

menerima program bantuan total rata-rata R/C Ratio sebesar 1,17 artinya

setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya akan diperoleh

keuntungan sebesar 0,17 rupiah, sedangkan setelah menerima program

bantuan total rata-rata R/C Ratio diperoleh 1,08 dengan artian setiap satu

rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya diperoleh keuntungan 0,8 rupiah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha pembudidaya rumput laut

yang menerima program bantuan PNPM-MKP layak untuk diusahakan.

Page 77: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Daftar tabel 3 program bantuan kedua adalah APBD-TK I pada tabel

tersebut pembudidaya rumput laut sebelum menerima program bantuan total

rata-rata R/C Ratio sebesar 1,09 artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan

oleh pembudidaya akan diperoleh keuntungan sebesar 0,9 rupiah, sedangkan

setelah menerima program bantuan total rata-rata R/C Ratio diperoleh 1,42

dengan artian setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya diperoleh

keuntungan 0,42 rupiah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha

pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan APBD-TK I juga

layak untuk diusahakan.

Selanjutnya, daftar tabel 3 bagian ke-tiga adalah program bantuan

APBD-TK II pada tabel tersebut pembudidaya rumput laut sebelum menerima

program bantuan total rata-rata R/C Ratio sebesar 1,01 artinya setiap satu

rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya akan diperoleh keuntungan sebesar

0,1 rupiah, sedangkan setelah menerima program bantuan total rata-rata R/C

Ratio diperoleh 1,05 dengan artian setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh

pembudidaya diperoleh keuntungan 0,5 rupiah. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa usaha pembudidaya rumput laut yang menerima program

bantuan APBD-TK II juga layak untuk diusahakan.

Bagian akhir daftar tabel 3 adalah program bantuan PUMP pada tabel

tersebut pembudidaya rumput laut sebelum menerima program bantuan total

rata-rata R/C Ratio sebesar 1,04 artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan

oleh pembudidaya akan diperoleh keuntungan sebesar 0,4 rupiah, sedangkan

setelah menerima program bantuan total rata-rata R/C Ratio diperoleh 1,01

dengan artian setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya diperoleh

Page 78: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

keuntungan 0,1 rupiah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha

pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan PUMP masih layak

untuk diusahakan.

Berdasarkan hasil evaluasi tingkat kelayakan usaha budidaya rumput

laut di atas telah diperoleh bahwa masing-masing pembudidaya rumput laut

yang menerima program bantuan dari DKP Kabupaten Bantaeng layak untuk

dikembangkan karena sangat terlihat jelas bahwa tingkat kelayakan budidaya

rumput laut masing-masing lebih besar dari 1. Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahim dan Hastuti (2007) menyatakan bahwa R/C lebih dari 1 adalah untung

dan layak diusahakan.

c. Efesiensi pemasaran pembudidaya rumput laut

Efesiensi pemasaran menurut Agustiati (2001) dalam Sadif Rezky (2011)

apabila memasukkan kata efesiensi dalam analisis, maka variable baru harus

dipertimbangkan dalam model analisis adalah variable harga. Oleh karena itu,

ada dua hal yang perlu diperhatikan sebelum analisis efesiensi dikerjakan yaitu

tingkat transformasi antara output dan input dalam fungsi produksi, dan

perbandingan antara harga input dan harga output sebagai upaya untuk

mencapai indikator efesiensi. Berikut ini tabel hasil pengolahan data (Lampiran

3) mengenai analisis efesiensi pemasaran pembudidaya rumput laut sebelum

dan setelah menerima program bantuan DKP.

Page 79: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Tabel 4: Hasil analisis efesiensi pemasaran (R/C) ratio pembudidaya rumput

laut sebelum dan setelah program DKP Kab. Bantaeng

Jenis program

Efesiensi pemasaran

PNPM-MKP APBD-TK I APBD-TK II PUMP

Sebelum 9% 9% 9% 7%

Setelah 11% 9% 8% 6%

Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2013.

Berdasarkan tabel analisis di atas, diperolah hasil analisis efesiensi

pemasaran pada pembudidaya rumput laut kelompok PNPM-MKP dengan

persentase efesiensi pemasaran sebelum menerima program bantuan DKP

sebesar 9% kemudian setelah menerima bantuan meningkat menjadi 11%.

Kenaikan persentase pada hasil analisis di atas diikuti oleh kelompok

pembudidaya rumput laut dari penerima APBD-TK I, dimana sebelum

persentase efesiensi pemasaran sebelum menerima program sebesar 9%

kemudian tetap menjadi 9%.

Hasil analisis kenaikan persentase efesiensi pemasaran dari kedua

program tersebut berbeda halnya dengan hasil persentase pada program

APBD-TK Il dan PUMP. Dimana hasil persentase efesiensi pemasaran pada

pembudidaya rumput laut dari program bantuan APBD-TK II dari 9% menurun

menjadi 8%. Begitupun dengan penerima program dari PUMP yaitu efesiensi

pembudidaya sebelum menerima program dari 7% menurun menjadi 6%.

Berdasarkan hasil persentase efesiensi pemasaran pembudidaya rumput laut

dari ke-empat program tersebut masih efektif, karena pada hasil persentse

keseluruhannya masing-masing di bawah 30%.

Page 80: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Keefektifan hasil analisis efesiensi pemasaran pada pembudidaya

tersebut disebabkan oleh adanya sarana pemasaran yang dilakukan oleh DKP

terhadap pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan dengan

menyederhanakan jalur pemasaran rumput laut mereka yaitu dari produsen ke

pedagang pengumpul. Dimana pedagang pengumpul tersebut lebih mudah

untuk mengetahui jenis kelompok pembudidaya rumput laut yang menghasilkan

produksi rumput laut terbanyak oleh data dan informasi dari DKP. Hal ini

berdasarkan pendapat Harifuddin, dkk (2011) bahwa saluran yang pendek

lebih efisien daripada saluran yang panjang dan pendapat Soekartawi (2002),

efisiensi pemasaran tidak terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan

nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar.

Selain itu, keefktifan dari efesiensi pemasaran yang dimilki oleh

pembudidaya yang menerima program DKP umumnya memiliki luas lahan atau

luas bentangan di bawah 1 hektar atau ± 800 bentangan. Sesuai dengan

pendapat Soekartawi (1993) menyatakan bahwa bukan berarti semakin luas

lahan pertanian semakin efesien lahan tersebut. Bahkan lahan yang sangat

luas dapat terjadi inefesiensi yang disebabkan oleh lemahnya pengawasan,

terbatasnya tenaga kerja dan terbatasnya persediaan modal untuk membiayai

usaha tersebut.

Page 81: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

D. Evaluasi Program Saluran Bantuan Dalam Tepat Sasaran, Tepat Waktu, Dan Tepat Jumlah

Salah satu indikator penting untuk mengetahui keberhasilan program

bantuan dari DKP terhadap peningkatan pendapatan budidaya rumput laut

adalah dengan mengetahui ketepatan sasaran penerima program, ketepatan

waktu dalam pelaksanaan kegiatan dan ketepatan jumlah dalam penyaluran

dana demi meningkatkan proses keberhasilan budidaya rumput pada kelompok

pembudidaya.

Salah satu analisis untuk mengetahui keberhasilan program bantuan

DKP tersebut digunakan analisis hirarki proses (AHP) yang dapat membantu

evaluasi keberhasilan program bantuan DKP dan yang akan mendukung

kebijakan program bantuan DKP berikutnya. Penyusunan keseluruhan

dimensi hirarki peningkatan pendapatan rumput laut yang digunakan meliputi:

1) dimensi fokus merupakan masa depan yang diinginkan pembudidaya rumput

laut adalah peningkatan pendapatan mereka; 2) dimensi faktor merupakan

pertimbangan berbagai persoalan dan peluang internal dan eksternal yang

dihadapi dalam upaya mewujudkan keberhasilan program bantuan; 3) dimensi

sasaran merupakan tujuan dari permasalahan yang memiliki pengaruh

terhadap sebuah solusi yang ingin dicapai dalam peningkatan pendapatan; 4)

dimensi alternatif merupakan pertimbangan solusi yang dapat digunakan oleh

DKP dalam pelaksanaan kebijakan untuk peningkatan pendapatan dan

pengembangan budidaya rumput laut (lampiran 4).

Page 82: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Berikut ini (gambar 9) hasil analisis AHP terhadap faktor yang

mendukung keberhasilan program bantuan DKP terhadap peningkatan

pendapatan pembudidaya rumput laut. Bahwa faktor modal (MD), luas lahan

(LL) dan sarana produksi (SP) merupakan hal penunjang terhadap keberhasilan

program bantuan DKP dimana nilai AHP dari ketiga faktor tersebut 0.05 yang

berarti hasil analisis ketiga faktor tersebut efektif dalam program bantuan DKP.

Gambar 9: Nilai faktor terhadap fokus terhadap keberhasilan program bantuan DKP.

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa dari ketiga penunjang

keberhasilan program bantuan DKP tersebut, sarana produksi merupakan salah

satu hal yang harus diprioritaskan dibandingkan dengan faktor penunjang

lainnya yaitu modal dan luas lahan. Karena sarana produksi merupakan alat

dan langkah awal untuk melakukan kegiatan budidaya rumput laut.

Selanjutnya, dari hasil keefektifan faktor tersebut akan dijelaskan ketepatan

sasaran, jumlah dan ketepatan waktu pada program bantuan DKP melalui

dimensi sasaran terhadap alternatif yang merupakan pertimbangan solusi dari

masalah yang ada dan hasilnya dapat digunakan oleh DKP dalam

melaksanakan kebijakan untuk peningkatan pendapatan dan pengembangan

budidaya rumput laut. Berikut ini analisis program bantuan berdasarkan

Page 83: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

ketepatan sasaran program bantuan, ketepatan jumlah dan waktu pelaksanaan

kegiatan program:

1. Tepat Sasaran

Salah satu upaya tercapainya tujuan pemberian program bantuan DKP

adalah pemberian bantuan tepat sasaran bagi pembudidya rumput laut yang

sangat membutuhkan pengembangan usaha budidaya rumput laut mereka

namun memiliki keterbatasan dalam masalah dana dan peralatan. Oleh karena

itu, sangat diperlukan hubungan kerjasama antara pemerintah DKP dengan

masyakarat pesisir kususnya pembudidaya rumput dalam mencapai ketepatan

sasaran program tersebut. Sasaran utama program bantuan PNPM-MKP,

APBD-TK I, APBD-TK II, dan PUMP dari DKP adalah masyarakat pesisir yang

kurang mampu dan memilki jenis usaha sebagai pembudidaya rumput laut.

Pemberian program bantuan tersebut tidak hanya ditujukan bagi

masyarakat pesisir yang bergerak sebagai pembudidaya rumput laut yang

kurang mampu akan tetapi juga bagi masyarakat pesisir yang bergerak sebagai

pengolahan rumput laut dan nelayan. Oleh karena itu, untuk menghindari

terjadinya tumpang tindih dalam pemberian sasaran program bantuan ini

sangat diperlukan ketelitian dan monitoriong secara terus-menerus oleh pihak

DKP dengan pemerintah setempat yang masing-masing berada pada

kecamatan di bagian pesisir.

Salah satu syarat sasaran penerima program bantuan ini adalah

pembudidaya rumput laut yang memiliki luas lahan atau bentangan rumput laut

namun tidak memiliki kelompok budidaya rumput laut. Indikator yang digunakan

untuk mengetahui bahwa sasaran penerima bantuan program efektif atau tidaknya

Page 84: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

dalam optimalisasi penyaluran bantuan DKP yaitu melalui hasil wawancara dengan

pertimbangan analisis hirarki proses, hasil analisis sasaran penerima bantuan

program tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 10: Nilai sasaran bantuan berdasarkan faktor modal pada evaluasi

program bantuan DKP.

Gambar 11: Nilai sasaran bantuan berdasarkan faktor luas lahan pada evaluasi program bantuan DKP.

Berdasarkan analisis hirarki proses di atas menunjukkan bahwa alternatif

kebijakan program bantuan DKP untuk menjawab solusi peningkatkan pendapatan

pembudidaya rumput laut secara keseluruhan pada faktor modal adalah efektif pada

(gambar 10) dengan hasil analisis menunjukkan nilai angka 0.02. Namun, salah satu

hal yang harus diproritaskan dari masing-masing penunjang keberhasilan program

bantuan tersebut adalah monitoring sasaran bantuan (MSB) karena berdasarkan

hasil wawancara dari kelompok pembudidaya rumput laut yang tidak menerima

bantuan program DKP mengungkapkan bahwa alasan mereka tidak mendapatkan

program bantuan karena kurangnya pengawasan dan pendampingan langsung oleh

pihak DKP terhadap pembuatan proposal dalam penerimaan program bantuan

tersebut.

Page 85: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Jarre (30 thn) seorang

pembudidaya rumput laut, sebagai berikut :

“Sejak tiga tahun yang lalu namaku sudah dicatat oleh kelurahan untuk mendapatkan program bantuan DKP, tapi hingga sekarang belum mendapatkan bantuan tersebut.”

Hasil analisis hirarki proses selanjutnya adalah pada (gambar 11) nilai

sasaran pemberian program terhadap luas lahan pembudidaya rumput laut

menunjukkan angka 0.05 yang berarti sasaran program bantuan tersebut efektif.

Namun, seperti pada gambar sebelumnya salah satu hal yang harus diprioritaskan

untuk keberhasilan program bantuan DKP tersebut adalah sasaran penerimaan

bantuan. Sasaran penerima program tersebut berdasarkan luas lahan, dibuktikan

dengan tidak adanya penentuan atau kebijakan dari masing-masing program

tentang luas lahan pembudidaya yang pantas untuk menerima program bantuan.

Hal ini dibuktikan dengan data responden pada (lampiran 2) yang menunjukkan

adanya anggota kelompok pembudidaya yang memiliki luas lahan budidaya rumput

laut mencapai satu hektar atau lebih dan hal ini dikatagorikan pembudidaya tersebut

mampu dan tidak layak untuk menerima program bantuan DKP. Sehingga,

kebijakan yang dibuat dalam upaya keberhasilan program bantuan selanjutnya

adalah dengan memproritaskan sasaran penerima program bantuan demi

pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir khususnya pembudidaya rumput laut.

2. Tepat Waktu

Ketepatan waktu dalam pemberian program bantuan dari DKP kepada

penerima program bantuan (pembudidaya rumput laut) sangat erat kaitannya

dengan keberhasilan budidaya rumput laut. Salah satu contoh ikatan tersebut

adalah pemberian bantuan dari program APBD-TK1 yang memberikan bantuan

Page 86: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

kepada pembudidaya berupa bibit rumput laut dan peralatan, bibit rumput laut

merupakan salah satu indikator utama dalam usaha budidaya rumput laut

sedangkan peralatannya merupakan indikator kedua untuk menjalankan

indikator pertama.

Berdasarkan mekansime pemberian program bantuan baik dari program

PNPM-MKP, APBD-TK I, APBD-TK II dan dari PUMP memberikan bantuan ada

yang secara langsung dan tidak secara langsung sekali setahun akan tetapi

diberikan secara bertahap atau masing-masing memiliki jangka waktu yang

berbeda. Pemberian program bantuan dari program APBD-TK I dilakukan pada

saat pembudidaya rumput laut membutuhkan bibit sesuai dengan jumlah bibit

yang dibutuhkannya hingga batas jumlah bibit sesuai dengan dengan program

tersebut dan adapun dengan pemberian peralatannya yaitu dapat dilakukan

secara sekaligus jika pembudidaya sudah membutuhkannya.

Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Rahmatia (35 thn) seorang

pembudidaya rumput laut, sebagai berikut :

“Penyaluran dana bantuan dilakukan secara bertahap, dan sesuai dengan perjanjian sebelumnya.”

Berbeda halnya dengan pemberian bantuan yang berupa uang tunai

atau dana langsung yaitu dari program PNPM-MKP, APBD-TK II dan PUMP

yaitu dilakukan secara bertahap dengan pencairan dana pada rekening bank

dalam kurung waktu tiga kali dalam setahun. Berdasarkan (Gambar 10) hasil

analisis hirarki proses dari ketepatan waktu pemberian bantuan (MTB) kepada

pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan mencapai 0.117

yang merupakan hasil yang terendah dibandingkan dengan prioritas alternatife

Page 87: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

lainnya, dan hal ini menunjukkan bahwa jangka waktu pemberian atau

penyaluran bantuan kepada pembudidaya rumput laut sudah efektif.

3. Tepat Jumlah

Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui ketepatan

jumlah bantuan program dengan menggunakan analisis hirarki proses. Hasil

analisis hirarki proses pada (Gambar 11) menunjukkkan bahwa jumlah

penerimaan bantuan dana maupun peralatan efesien terhadap keberhasilan

budidaya dan pengembangan distribusi hasil budidaya rumput dengan

konsensistensi ratio di bawah 0.1 . Berikut ini terdapat gambar tingkat efesiensi

hasil analisis hirarki proses terhadap ketepatan jumlah penerimaan bantuan

modal yang berupa dana, peralatan, maupun bibit rumput laut.

Gambar 12: Nilai jumlah bantuan berdasarkan faktor modal pada evaluasi program bantuan DKP.

Gambar 13: Nilai jumlah bantuan berdasarkan faktor sasaran produksi pada evaluasi program bantuan DKP.

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah bantuan

program merupakan salah satu faktor penunjang terhadap peningkatan

pembudidaya rumput laut. Namun, tidak terlalu diproritaskan dibandingkan

dengan faktor penunjang lainnya karena faktor yang lainnya lebih penting untuk

Page 88: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

mendukung keberhasilan budidaya rumput laut pada kelompok pembudidaya.

Dalam artian bahwa jumlah bantuan yang diberikan dari program DKP sudah

efesien terhadap peningkatan keberhasilan budidaya rumput laut dan

pengembangan serta penyediaan distribusi hasil budidaya rumput laut.

Tingkat efektivitas jumlah penerimaan bantuan tersebut adalah sudah

sesuai dengan permintaan jumlah dana dan jenis bantuan yang diajukan oleh

masing-masing kelompok pembudidaya. Dimana kebutuhan dan permintaan

kelompok pembudidaya rumput laut tersebut akan disesuaikan dengan jenis

bantuan program karena seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jenis

penyaluran program bantuan yang ada di DKP berbeda-beda baik yang berupa

modal dana, peralatan dan bibit rumput laut.

Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Ambo sani (45 thn) seorang

pembudidaya rumput laut, sebagai berikut :

“Jumlah bantuan yang kami terima sangat membantu untuk pembelian peralatan proses budidaya rumput laut, baik berupa peralatan budidaya dan bibit rumput laut.”

Salah satu penerimaan bantuan program yang berbentuk materi adalah

program bantuan APBD-TK I yang memberikan program bantuan berupa bibit

rumput laut sebanyak 500 kg perkelompok budidaya dan peralatan berupa tali

sebanyak 465 kg dengan jumlah penerima sebanyak 5 kelompok. Sedangkan

program bantuan lainnya berupa uang tunai melalui rekening bank, PNPM-MKP

sebanyak Rp 25 juta per kelompok dengan 15 kelompok pembudidaya program

APBD-TK II sebanyak Rp. 100 juta per kelompok dengan jumlah kelompok 10

kelompok pembudidaya, dan program PUMP sebanyak Rp. 6,5 juta per

kelompok dengan penerima 5 kelompok pembudidaya.

Page 89: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur atau mekanisme program bantuan DKP Kabupaten Bantaeng

terdiri dari program bantuan PNPM-MKP, APBD-TK I , APBD-TK II, dan

PUMP dimana masing-masing program tersebut memiliki prosedur yang

berbeda-beda dan pada umumnya prosedur tersebut mengutamakan pada

pembudidaya rumput laut yang kurang mampu. Namun, kenyataannya

belum sesuai dengan prosedur yang ada.

2. Total penerimaan masing-masing kelompok pembudidaya rumput

mengalami peningkatan dengan kelayakan usaha R/C ratio dan efesiensi

pemasarannya sangat efesien. Meskipun pada kelompok pada program

APBD-TK II, PNMP-MKP, dan PUMP pendapatan yang diterima setelah

program bantuan semakin berkurang karena adanya tambahan beban biaya

tetap dan biaya operasional. Kecuali pada program APBD-TK I

pendapatannya semakin meningkat karena adanya spesialisasi produk

dimana pembudidaya menerima bantuan langsung berupa alat dan bibit

rumput.

3. Pelaksanaan program bantuan DKP berdasarkan hasil analisis hirarki

proses menunjukkan bahwa sasaran penerima program merupakan salah

satu faktor yang harus diproritaskan terhadap pengembangan pendapatan

Page 90: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

pembudidaya rumput laut karena belum efektif. Adapun hasil analisis hirarki

proses pada kelompok penerima program bantuan menunjukkan bahwa

ketepatan waktu dan jumlah penyaluran dana program DKP sudah efektif

dan sesuai dengan tujuan dan prosedur yang ada untuk membantu

peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut.

B. Saran

1. Program bantuan DKP dapat meningkatkan pendapatan pembudidaya

rumput laut. Namun, pendampingan terhadap peningkatan hasil produksi

hanya aktif berjalan ± 2 tahun. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut

mengenai evaluasi pengembangan program bantuan DKP dalam jangka

waktu yang lebih lama dalam meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat pesisir.

2. Perlu diadakan pengawasan dan pendampingan langsung oleh pihak DKP

dalam mencatat calon penerima guna menghindari kesalahan sasaran

penerima program bantuan.

3. Perlu pembinaan lebih lanjut kepada penerima program untuk

pengembangan industri pengolahan hasil budidaya rumput laut dalam

bentuk diversifikasi produk olahan agar mampu meningkatkan pendapatan

mereka dalam menciptakan lapangan usaha baru.

Page 91: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

DAFTAR PUSTAKA

Alexander ,L.K, 2006. Studi Penentuan Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya

Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia Dan Biologi Di Teluk Kupang,

Nusa Tenggara Timur. Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya

Pantai. Universitas Diponegoro. Semarang.

Arikunto S. 2000. Manajemen Penelitian, Edisi Baru. Jakarta: Rieneka Cipta.

hlm 645.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7140/1/08e00270.pdfdiakses

pada tanggal 3 januari 2013).

Aris. 2012. Teori Ekonomi Produksi. Brilian Internasional. Makassar.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. 2008. Artikulasi Pengentasan

Kemiskinan Lingkup Kelautan Dan Perikanan Sulawesi Selatan. Provinsi

Sulawesi Selatan.

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. BPFE (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3akuntansi/207102005/bab2.pdf. diakses pada tanggal 3 Februari 2013).

Dahuri. 2003. Pengelolaan Kelautan dan Perikanan Nasional. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Dunn. 2000. Journal of Statistics Education Volume 20, Number 1

(www.amstat.org/publications/jse/v20n1/dunn.pdf. diakses pada tanggal 3

Januari 2013).

Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2009. Profil Dinas Pertanian dan Kehutanaan

Kab. Bantaeng. Balai pustaka. Bantaeng.

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan. 2004. Laporan

Tahunan Dinas Perikanan Sulawesi Selatan. DKP. Makassar.

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan. 2009. Laporan

Tahunan Dinas Perikanan Sulawesi Selatan. DKP. Makassar.

Friedmann, John. 1992. Empowerment: The Politics of Alternative

Development, Blackwell, Cambridge.

(www.obs.rc.fas.harvard.edu/chetty/value_added.pdf. diakses pada tanggal 10

Januari 2013).

Page 92: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Gimin, R. 2001. Peluang dan Hambatan Pengembangan Akuakultur di Propinsi

NTT. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Kajian Dosen UPT Perikanan

dan Ilmu Kelautan UNDANA, Kupang.

Harahaf dan Sofyan Syafri. 2004. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Bumi

Aksara. Jakarta.

Hernanto, Fadholi, 1991. Ilmu Usaha Tani. Cetakan pertama. Penerbit PT.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Harifuddin, dkk. 2011. Analisis Margin Dan Efesiensi Pemasaran Rumput Laut

Di Desa Mandalle Kec. Mandalle kab. Pangkep. Jurnal agribisnis x vol.3.

Jurusan Perikanan Politeknik Pertanian. Makassar.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_043479_chapter2.pdf. Diakses

pada tanggal 10 Februari 2013. Makassar.

Ikhsan S. 2012. Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Rumput Laut Di

Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng..

(http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/132847505e776dc062da4355b7d7c5c6.pdf .

diakses pada tanggal 25 Juni 2013).

Kadarsyah, S dan Ali R. 1998. Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy

Process). Copyright © Februari 2010 Syaifullah08.Wordpress.Com.

Diakses pada tanggal 24 Januari 2013.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. Artikulasi Pengentasan Kemiskinan

Lingkup Kelautan Dan Perikanan Sulawesi Selatan. DKP Provinsi Sulawesi

Selatan. (www.DKP.go.id/.../-SULAWESI-SELATAN-PROVINSI-BUDIDAYA.

diakses pada tanggal 20 Januari 2013).

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, et al. 2005. Intermediete Accounting.

(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S074857510500031Xdiakses

pada tanggal 10 Februari 2013).

Kieffer. 1984. Fundamental of Geothechnical Analysis. Hal 112.

(www.implantologie.co.at/CVWagner.pdf. diakses pada tanggal 10 Januari

2013).

Kusnadi. 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. LKiS. Yogyakarta.

Page 93: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Made, S., dkk. 2001. Optimalisasi Pengembangan Usaha Sumberdaya Rumput

Laut (Eucheuma cottonii) di Kabupaten Takalar. Jurusan Perikanan.

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Macnamara, J. (2010). Public communication practices in the Web 2.0-3.0 mediascape: The case for PRevolution. PRism 7(3): (http://www.prismjournal.org. diakses pada tanggal 24 Mei 2013).

Meske. C. 1986. Fish Aquaculture Technology and Experiments. First Edition,

F.Vogt (ed). Pengamon Press, London.

Mubyarto (ed). 1997. Kisah-kisah IDT, Penuturan 100 Sarjana

Pendamping,cetakan pertama, Aditya Media, Yogyakarta.

Mustafa, A. 2012. Kuesioner Analytic Hiera Process Untuk Prioritas Kebijakan

Pengembangan Budidaya Tambak. Balai Penelitian Dan Pengembangan

Budidaya Air Payau. Maros.

Nurdjana, M. L. 2001. Prospek Sea Farming di Indonesia. Teknologi Laut dan

Pengembangan Sea farming Indonesia. Departemen Kelautan dan

Perikanan bekerjasama dengan JICA, Jakarta.

Pardamean, Maruli, 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik

Kelapa Sawit. Cetakan pertama. Penerbit PT. Agro Media Pustaka.

Jakarta.

Prijono, Onny S dan Pranarka A.M.W. 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centere for Strategic and International Studies.

Rahim, A dan Hastuti, D.R.D, 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomi.

Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Randy R. Wrihatnolo dan Riant N. Dwidjowijoto. 2007. Manajemen

Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan

Masyarakat. PT. ElexMedia Komputindo, Jakarta.

Rabinow, Paul; and William Sullivan. 1987. Interpretive Social Science: A

Second Look. Los Angeles: University of California Press.

(http://www.jstor.org/action/showPublisher?publisherCode=cup&. Diakses

pada tanggal 25 Juni 2013).

Page 94: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Robert Dahl. 1983. Political theory, Political science, and the preface: a refew of “ a preface to democracy theory” . (http://www.gobookee.org/robert-dahl-on-democracy/. Diakses pada tanggal 21 Juni 2013).

Saaty, Thomas L. 1993. Theory and Applications of the Analytic Network

Process: Decision Making with Benefits, Opportunities, Costs, and Risks, 352 pp, RWS Publications. ISBN 1-888603-06-2. (www.colorado.edu/.../leyk/.../saaty_2008.pdf. diakses pada tanggal 12 Januari 2013).

Sadif Rezky (2011). Analisis Usaha Tani Rumput Laut Di Kota Bau-Bau.

Ekonomi Sumberdaya. Pasca sarjana UNHAS. Makassar.

Setyaningsih, H. 2011. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut

Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi

Pengembangannya Di Perairan Karimunjawa. Pascasarjana IPB.

(http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03. diakases pada

tanggal 2 Januari 2013).

Setiawan, N. 2005. Teknik Sampling. Diklat Metodelogi Penelitian

Nasional,jurnal5:(http://eprints.undip.ac.id/17657/1/WARIH_BUDIYONO_SETYA

WAN.pdf. diakses pada tanggal 15 Januari 2013).

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Hasil-hasil Pertanian: Teori dan

Aplikasinya. Edisi 1. Cetakan 3. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi, 2003. Agribisnis (Teori dan Aplikasinya). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Ed ke-2.

Bandung: Alfabeta. 306 hlm.

Sulipan, 2012. Penelitian Deskriptif Analitis Berorientasi Pemecahan

Masalah.(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Penelitian%20Deskriptif.pdf.

diakses Januari 2013).

Sursiyamtini,M.A., Paresti, C., Santosa, B., dkk. 2012. Model Kurikulum

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Berbasis Ekonomi Produktif. PPKP.

Jurnal. 8 : 7-12.

Sulistijo. 2006. Budidaya Rumput Laut dan Upaya Pengembangannya.

Makalah pada KIPNAS IV. Jakarta.

Page 95: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Suharyo, W.I, dkk. 2006. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui Analisis Kemiskinan Partisipatoris(AKP).(http://www.smeru.or.id/report/research/jbic2/jbic2ind.pdf. diakses pada tanggal 2 januari 2013).

Widodo, J. 2001. Prinsip Dasar Pengembangan Akuakultur dengan Contoh

Budidaya Kerapu dan Bandeng di Indonesia. (http://www.smecda.com/kajian/files/hslkajian/petani_miskin.pdf. diakses pada tanggal 2 Januari 2013).

Wrihatnolo, Randy. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Zaini Achmad.2010. Pengaruh biaya produksi dan penerimaan terhadap

Pendapatanpetanipadisawah.(http://agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.co

m/2012/03/jurnal-vol-7-no-1-zaini.pdf. diakses pada tanggal 25 Mei 2013).

Page 96: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

LAMPIRAN

Page 97: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Lampiran 1

Peta Zonasi Kabupaten Bantaeng

Page 98: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

LAMPIRAN 2

1. Data RespondenPenerima Bantuan Program PNPM-MKP Tahun 2010

No NAMA KELOMPOK PROGRAM BANTUAN

NAMA UMUR JENIS

KELAMIN JABATAN ALAMAT JENIS USAHA

1 Bakal Timur PNPM-MKP/2010 Sarifuddin 36 Laki-laki Ketua Pallantikang Petani Rumput Laut

2 Tampung Timur I PNPM-MKP/2010 Mustari 49 Laki-laki Ketua Letta Petani Rumput Laut

3 Tampung Timur II PNPM-MKP/2010 Nur Ahyadi 53 Laki-laki Ketua Letta Petani Rumput Laut

4 Sinar Laut PNPM-MKP/2010 Aksan Akbar 38 Laki-laki Ketua Letta Petani Rumput Laut

5 Alga Lembang PNPM-MKP/2010 Ismail 40 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

6 Pesisir Tamalange Ii PNPM-MKP/2010 Basri Hading 46 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

7 Hidayat II PNPM-MKP/2010 Kamaruddin 41 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

8 Sipakainga PNPM-MKP/2010 Muh. Ikhsan 36 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

9 Mannggara Bombang PNPM-MKP/2010 Samoddin 51 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

10 Assamaturu PNPM-MKP/2010 Bambang H 45 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

11 Julu Ati PNPM-MKP/2010 Abd. Mutalib 45 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

12 Tunas Mandiri Ii PNPM-MKP/2010 Sirajuddin 37 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut

13 Sipakala' Biri PNPM-MKP/2010 Aidil 43 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut

14 Abulo Sibatang II PNPM-MKP/2010 Anwar Azis 39 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut

15 Kasoreang Jaya PNPM-MKP/2010 Jamaluddin 48 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut

16 Bakal Timur PNPM-MKP/2010 Ridwan D 30 Laki-laki Bendahara Pallantikang Petani Rumput Laut

17 Tampung Timur I PNPM-MKP/2010 Amir Syam 36 Laki-laki Bendahara letta Petani Rumput Laut

18 Tampung Timur II PNPM-MKP/2010 Muh. Asrul 49 Laki-laki Bendahara letta Petani Rumput Laut

19 Sinar Laut PNPM-MKP/2010 Samsinar Razak 53 Laki-laki Bendahara letta Petani Rumput Laut

20 Alga Lembang PNPM-MKP/2010 Usman Amir 38 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

21 Pesisir Tamalange PNPM-MKP/2010 Abd. Wahid 40 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

22 Hidayat II PNPM-MKP/2010 Arifuddin 46 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

Page 99: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No NAMA KELOMPOK PROGRAM BANTUAN

NAMA UMUR JENIS

KELAMIN JABATAN ALAMAT JENIS USAHA

23 Sipakainga PNPM-MKP/2010 Rasyid 41 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

24 Mannggara Bombang PNPM-MKP/2010 Arfah 36 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

25 Assamaturu PNPM-MKP/2010 Marhati 63 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

26 Julu Ati PNPM-MKP/2010 M. Arif 45 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

27 Tunas Mandiri PNPM-MKP/2010 Mursalim 37 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut

28 Sipakala' Biri PNPM-MKP/2010 Angraeni 56 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut

29 Abulo Sibatang II PNPM-MKP/2010 Nasrum Nur 48 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut

30 Kasoreang Jaya PNPM-MKP/2010 Lukman 43 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut

Penerima Bantuan Program Bantuan APBD-TK I / 2012

NO NAMA KELOMPOK PROGRAM

BANTUAN NAMA UMUR

JENIS

KELAMIN JABATAN ALAMAT JENIS USAHA

1 Manggara Bombang APBD-TK I/2012 Muh. Syukri 30 Laki-laki Ketua Kel. Lembang Petani Rumput Laut

2 Biota Laut APBD-TK I/2012 Abd. Muis 29 Laki-laki Ketua Kec. Bisappu Petani Rumput Laut

3 Sejahtera APBD-TK I/2012 Basri 56 Laki-laki Ketua Bonto sunggu Petani Rumput Laut

4 Karang Batu APBD-TK I/2012 Bahar 36 Laki-laki Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut

5 Sipakainga APBD-TK I/2012 Ikhsan 27 Laki-laki Ketua Kel. Lembang Petani Rumput Laut

6 Manggara Bombang APBD-TK I/2012 Abd. Razak 62 Laki-laki Bendahara Kel. Lembang Petani Rumput Laut

7 Biota Laut APBD-TK I/2012 Ismail 58 Laki-laki Bendahara Kec. Bisappu Petani Rumput Laut

8 Sejahtera APBD-TK I/2012 Sunu 37 Laki-laki Bendahara Bonto sunggu Petani Rumput Laut

9 Karang Batu APBD-TK I/2012 Biding 31 Laki-laki Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut

10 Sipakainga APBD-TK I/2012 Bakri 44 Laki-laki Bendahara Kel. Lembang Petani Rumput Laut

Page 100: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Penerima Bantuan Program APBD-TK II / 2012

NO NAMA KELOMPOK PROGRAM BANTUAN

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR JABATAN ALAMAT JENIS USAHA

1 Pasir Putih APBD-TK II /2012 Ambo Sani Laki-laki 45 Ketua Desa Baruga Petani Rumput Laut

2 Assiana APBD-TK II /2012 Saharuddin Laki-laki 32 Ketua Biangkeke Petani Rumput Laut

3 Abbulo' Sibatang APBD-TK II /2012 Subhan Yusuf Laki-laki 35 Ketua Bissappu Petani Rumput Laut

4 Sinar Pico' APBD-TK II /2012 H. Hafid Laki-laki 50 Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut

5 Pesisir Ujung Katinting APBD-TK II /2012 Sappara Laki-laki 30 Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut

6 Bingkappo Jaya APBD-TK II /2012 H. Jufri Laki-laki 45 Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut

7 Sejati APBD-TK II /2012 Ibnu Asiz Laki-laki 35 Ketua Kel. Lamalaka Petani Rumput Laut

8 RL. Sejahtera APBD-TK II /2012 Ismail Laki-laki 45 Ketua Kel. Letta Petani Rumput Laut

9 Sipakainga' APBD-TK II /2012 M. Ikhsan Laki-laki 42 Ketua Kel. Lembang Petani Rumput Laut

10 Sejalan APBD-TK II /2012 Ilham Tajuddin Laki-laki 34 Ketua Kel. Palantikang Petani Rumput Laut

11 Pasir Putih APBD-TK II /2012 Kamaruddin Laki-laki 45 Bendahara Desa Baruga Petani Rumput Laut

12 Assiana APBD-TK II /2012 Ismad Laki-laki 35 Bendahara Biangkeke Petani Rumput Laut

13 Abbulo' Sibatang APBD-TK II /2012 Rahmatia Perempuan 35 Bendahara Bissappu Petani Rumput Laut

14 Sinar Pico' APBD-TK II /2012 Said Laki-laki 40 Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut

15 Pesisir Ujung Katinting APBD-TK II /2012 Nunu Laki-laki 40 Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut

16 Bingkappo Jaya APBD-TK II /2012 Baso Laki-laki 34 Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut

17 Sejati APBD-TK II /2012 Intan Perempuan 30 Bendahara Kel. Lamalaka Petani Rumput Laut

18 RL. Sejahtera APBD-TK II /2012 Ridwan Laki-laki 45 Bendahara Kel. Letta Petani Rumput Laut

19 Sipakainga' APBD-TK II /2012 Zakariyah Laki-laki 50 Bendahara Kel. Lembang Petani Rumput Laut

20 Sejalan APBD-TK II /2012 Jafar Laki-laki 45 Bendahara Palantikang Petani Rumput Laut

Page 101: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Penerima Bantuan Program PUMP / 2012

NO NAMA

KELOMPOK PROGRAM BANTUAN

NAMA UMUR JENIS

KELAMIN JABATAN ALAMAT JENIS USAHA

1 Panoang II PUMP - 2012 Muhammadong 58 Laki-Laki Ketua Baruga Petani Rumput Laut

2 Setia Kawan PUMP - 2012 Habo Laupa 37 Laki-Laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut

3 Baruga PUMP - 2012 M. Haris HN 31 Laki-Laki Ketua Baruga Petani Rumput Laut

4 Ujung Katinting PUMP - 2012 H. Muh. Nur Arinal 44 Laki-Laki Ketua Borongloe Petani Rumput Laut

5 Mandiri PUMP - 2012 Solthan 46 Laki-Laki Ketua Tompobulu Petani Rumput Laut

6 Panoang II PUMP - 2012 Dg. Lili 53 Laki-Laki Bendahara Baruga Petani Rumput Laut

7 Setia Kawan PUMP - 2012 Abd. Halim 60 Laki-Laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut

8 Baruga PUMP - 2012 Nurhyati 43 Perempuan Bendahara Baruga Petani Rumput Laut

9 Ujung Katinting PUMP - 2012 H. Zaenal Abidin 45 Laki-Laki Bendahara Borongloe Petani Rumput Laut

10 Mandiri PUMP - 2012 M. Ilham 40 Laki-Laki Bendahara Tompobulu Petani Rumput Laut

Page 102: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Lampiran 3

HASIL PENGOLAHAN DATA PENDAPATAN, R/C RATIO, DAN EFESIENSI PEMASARAN RUMPUT LAUT

1. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program PNPM – MKP / 2009

No responden

Biaya variabel

Biaya produksi Bibit Upah

biaya panen biaya

transportasi total jumlah

harga satuan

total jumlah

bentangan upah/

bentang total

1 150,000 90,000 240,000 1,200 700 840000 300 1,000 300000

2 250,000 100,000 350,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000

3 300,000 150,000 450,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000

4 150,000 100,000 250,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

5 350,000 150,000 500,000 2600 700 1820000 650 1,000 650000

6 150,000 120,000 270,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

7 250,000 140,000 390,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000

8 200,000 150,000 350,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000

9 350,000 150,000 500,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000

10 300,000 160,000 460,000 2400 700 1680000 600 1,000 600000

11 250,000 130,000 380,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000

12 100,000 120,000 220,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

13 100,000 130,000 230,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

14 120,000 130,000 250,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000

15 350,000 150,000 500,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000

16 350,000 140,000 490,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000

17 400,000 150,000 550,000 2400 700 1680000 600 1,000 600000

Page 103: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No responden

Biaya variabel

Biaya produksi Biaya produksi Biaya produksi

biaya panen biaya

transportasi total jumlah

harga satuan

total jumlah

bentangan upah/

bentang total

18 150,000 150,000 300,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

19 200,000 150,000 350,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000

20 200,000 150,000 350,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000

21 150,000 120,000 270,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000

22 200,000 150,000 350,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000

23 100,000 150,000 250,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

24 150,000 100,000 250,000 1200 700 840000 300 1,000 300000

25 400,000 150,000 550,000 2400 700 1680000 600 1,000 600000

26 350,000 150,000 500,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000

27 100,000 110,000 210,000 1200 700 840000 300 1,000 300000

28 350,000 150,000 500,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000

29 150,000 100,000 250,000 1400 700 980000 350 1,000 350000

30 250,000 120,000 370,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000

Total

10,880,000

36400000

13000000

Rata-rata

362666.67

1213333

433,333

Total rata-rata

2,009,333

Page 104: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No responden

Biaya Tetap

Perahu Para-para

jumlah unit

harga satuan

harga total

daya tahan

biaya penyusutan(Rp/thn)

jumlah unit

harga satuan

harga total

daya tahan

biaya penyusutan(Rp/thn)

1 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

2 1 4,000,000 4,000,000 2 2,000,000 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

4 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

5 1 2,500,000 2,500,000 4 625,000 0 0 0 0 0

6 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

7 1 4,500,000 4,500,000 2 2,250,000 1 1,700,000 1,700,000 3 566,667

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

10 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 4 375,000

11 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,600,000 1,600,000 3 533,333

12 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

13 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

14 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

15 0 0 0 0 0 1 1,700,000 1,700,000 3 566,667

16 0 0 0 0 0 2 1,500,000 3,000,000 3 1,000,000

17 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

18 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

19 0 0 0 0 0 1 1,700,000 1,700,000 4 425,000

20 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 0 0 0 0 0

21 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

22 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

Page 105: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No responden

Biaya Tetap

Perahu Para-para

jumlah unit

harga satuan

harga total

daya tahan

biaya penyusutan(Rp/thn)

jumlah unit

harga satuan

harga total

daya tahan

biaya penyusutan(Rp/thn)

23 1 4,500,000 4,500,000 2 2,250,000 0 0 0 0 0

24 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

25 1 2,500,000 2,500,000 4 625,000 1 1,600,000 1,600,000 3 533,333

26 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

27 1 3,500,000 3,500,000 4 875,000 0 0 0 0 0

28 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,500,000 1,500,000 4 375,000

29 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

30 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 0 0 0 0 0

Total 27,291,667 11,875,000

Rata-rata 909722 395,833

Total rata-rata

1,305,556

Page 106: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden Total produksi Rumput Laut

(Kg) Harga Rumput Laut

(Rp) Total penerimaan

(Rp)

1 300 9,000 2,700,000

2 450 9,000 4,050,000

3 500 9,000 4,500,000

4 350 9,000 3,150,000

5 650 9,000 5,850,000

6 350 9,000 3,150,000

7 450 9,000 4,050,000

8 450 9,000 4,050,000

9 500 9,000 4,500,000

10 600 9,000 5,400,000

11 400 9,000 3,600,000

12 350 9,000 3,150,000

13 350 9,000 3,150,000

14 400 9,000 3,600,000

15 450 9,000 4,050,000

16 500 9,000 4,500,000

17 600 9,000 5,400,000

18 350 9,000 3,150,000

19 400 9,000 3,600,000

20 450 9,000 4,050,000

21 400 9,000 3,600,000

22 400 9,000 3,600,000

23 350 9,000 3,150,000

24 300 9,000 2,700,000

25 600 9,000 5,400,000

26 500 9,000 4,500,000

27 300 9,000 2,700,000

28 500 9,000 4,500,000

29 350 9,000 3,150,000

30 450 9,000 4,050,000

TOTAL 13000 117,000,000

rata-rata 433 3,900,000

Page 107: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 3,900,000 – 3,331,556

= 568,444

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1, 17

3. Efesiensi Pemasaran

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 9%

Page 108: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program PNPM – MKP / 2010

No responden

Biaya variabel

Biaya produksi Bibit Upah

Biaya panen

Biaya transportasi

Total Jumlah Harga satuan

Total Jumlah

bentangan Upah/bentang Total

1 300,000 150,000 450,000 2000 700 1400000 500 1,200 600000

2 350,000 130,000 480,000 2400 700 1680000 600 1,200 720000

3 300,000 150,000 450,000 2000 700 1400000 500 1,200 600000

4 350,000 150,000 500,000 1600 700 1120000 400 1,200 480000

5 500,000 180,000 680,000 3000 700 2100000 750 1,200 900000

6 300,000 120,000 420,000 1600 700 1120000 400 1,200 480000

7 450,000 170,000 620,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

8 450,000 150,000 600,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

9 450,000 150,000 600,000 2200 700 1540000 550 1,200 660000

10 500,000 160,000 660,000 2400 700 1680000 600 1,200 720000

11 450,000 130,000 580,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

12 300,000 120,000 420,000 2000 700 1400000 500 1,200 600000

13 400,000 130,000 530,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

14 400,000 130,000 530,000 2400 700 1680000 600 1,200 720000

15 500,000 150,000 650,000 2200 700 1540000 550 1,200 660000

16 450,000 140,000 590,000 2400 700 1680000 600 1,200 720000

17 550,000 150,000 700,000 2600 700 1820000 650 1,200 780000

18 400,000 150,000 550,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

19 400,000 150,000 550,000 2000 700 1400000 500 1,200 600000

20 400,000 150,000 550,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

Page 109: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No responden

Biaya variabel

Biaya produksi Bibit Upah

Biaya panen

Biaya transportasi

Total Jumlah Harga satuan

Total Jumlah

bentangan Upah/bentang Total

21 350,000 120,000 470,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

22 400,000 150,000 550,000 1600 700 1120000 400 1,200 480000

23 400,000 150,000 550,000 1800 700 1260000 450 1,200 540000

24 250,000 100,000 350,000 1600 700 1120000 400 1,200 480000

25 500,000 150,000 650,000 2400 700 1680000 600 1,200 720000

26 500,000 160,000 660,000 2200 700 1540000 550 1,200 660000

27 300,000 110,000 410,000 1600 700 1120000 400 1,200 480000

28 500,000 150,000 650,000 2200 700 1540000 550 1,200 660000

29 350,000 100,000 450,000 1600 700 1120000 400 1,200 480000

30 350,000 120,000 470,000 2000 700 1400000 500 1,200 600000

Total 16,320,000 42280000 18120000

Rata-rata 544000 1409333 604,000

Total rata-rata 2,557,333

Page 110: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total Daya

Tahan

Biaya Penyusutan(

Rp/Thn)

1 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 2 1 4,000,000 4,000,000 2 2,000,000 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 3 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 4 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 5 2 2,500,000 5,000,000 4 1,250,000 2 1,500,000 3,000,000 3 1,000,000 6 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 7 1 4,500,000 4,500,000 2 2,250,000 1 1,700,000 1,700,000 3 566,667 8 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 9 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 10 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 2 1,500,000 3,000,000 4 750,000 11 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,600,000 1,600,000 3 533,333 12 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 13 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 14 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 15 1 3,000,000 3,000,000 4 750,000 1 1,700,000 1,700,000 3 566,667 16 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 2 1,500,000 3,000,000 3 1,000,000 17 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 18 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 19 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,700,000 1,700,000 4 425,000 20 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 21 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 22 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

Page 111: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total Daya

Tahan

Biaya Penyusutan(

Rp/Thn) 23 1 4,500,000 4,500,000 2 2,250,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 24 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 25 2 2,500,000 5,000,000 4 1,250,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667 26 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 27 1 3,500,000 3,500,000 4 875,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667 28 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,400,000 1,400,000 4 350,000 29 0 0 0 0 0 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000 30 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

Total

44,291,667

16,291,667

Rata-rata

1476389

543,056

Total rata-rata

2,019,444

Page 112: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden Total Produksi Rumput Laut

(Kg) harga Rumput

Laut(Rp) total penerimaan

(Rp)

1 450 9,000 4,050,000

2 500 9,000 4,500,000

3 600 9,000 5,400,000

4 450 9,000 4,050,000

5 800 9,000 7,200,000

6 450 9,000 4,050,000

7 550 9,000 4,950,000

8 550 9,000 4,950,000

9 600 9,000 5,400,000

10 700 9,000 6,300,000

11 500 9,000 4,500,000

12 450 9,000 4,050,000

13 500 9,000 4,500,000

14 550 9,000 4,950,000

15 600 9,000 5,400,000

16 650 9,000 5,850,000

17 700 9,000 6,300,000

18 500 9,000 4,500,000

19 500 9,000 4,500,000

20 550 9,000 4,950,000

21 500 9,000 4,500,000

22 500 9,000 4,500,000

23 550 9,000 4,950,000

24 400 9,000 3,600,000

25 700 9,000 6,300,000

26 600 9,000 5,400,000

27 450 9,000 4,050,000

28 600 9,000 5,400,000

29 450 9,000 4,050,000

30 550 9,000 4,950,000

TOTAL 16450

148,050,000

rata-rata 548 4,935,000

Page 113: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 4,935,000 – 4,576,778

= 358,222

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1, 08

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 11%

Page 114: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

2. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program APBD-TK I / 2011

No. Responden

Biaya Variabel

Biaya Produksi Bibit Upah

Biaya Panen

Biaya Transportasi

Total Jumlah Harga Satuan

Total Jumlah

Bentangan Upah/Bentang Total

1 150,000 120,000 270,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

2 200,000 120,000 320,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

3 350,000 140,000 490,000 2000 1200 2400000 500 2,000 1000000

4 100,000 100,000 200,000 1000 1200 1200000 250 2,000 500000

5 150,000 100,000 250,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

6 200,000 120,000 320,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

7 120,000 110,000 230,000 1000 1200 1200000 250 2,000 500000

8 200,000 135,000 335,000 1800 1200 2160000 450 2,000 900000

9 130,000 115,000 245,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

10 150,000 140,000 290,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

Total

2,950,000

16320000

6800000

Rata-Rata

295000

1632000

680,000

Total Rata-Rata

2,607,000

Page 115: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No. Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-Para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan(

Rp/Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

1 0 0 0 0 0 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

2 0 0 0 0 0 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 4 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

Total 0 1,800,000

Rata-Rata 0 180,000

Total Rata-Rata 180,000

Page 116: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden Total Produksi Rumput Laut

(Kg) Harga Rumput Laut

(Kg) total penerimaan

(Rp)

1 350 9,000 3,150,000

2 300 9,000 2,700,000

3 500 9,000 4,500,000

4 250 9,000 2,250,000

5 300 9,000 2,700,000

6 350 9,000 3,150,000

7 250 9,000 2,250,000

8 450 9,000 4,050,000

9 300 9,000 2,700,000

10 350 9,000 3,150,000

Total 3400

30,600,000

Rata-rata 340

3060000

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 3,060,000 – 2,787,000

= 273,000

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1, 09

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 9%

Page 117: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program APBD-TK I / 2012

No. Responden

Biaya Variabel

Biaya Produksi Bibit Upah

Biaya Panen Biaya

Transportasi Total Jumlah

Harga Satuan

Total Jumlah

Bentangan Upah/Bentang Total

1 300,000 120,000 420,000 1600 0 0 400 2,000 800000

2 400,000 130,000 530,000 1400 0 0 350 2,000 700000

3 500,000 160,000 660,000 1800 0 0 450 2,000 900000

4 350,000 120,000 470,000 1200 0 0 300 2,000 600000

5 250,000 130,000 380,000 1600 0 0 400 2,000 800000

6 500,000 130,000 630,000 1800 0 0 450 2,000 900000

7 200,000 110,000 310,000 1200 0 0 300 2,000 600000

8 300,000 145,000 445,000 2200 0 0 550 2,000 1100000

9 150,000 115,000 265,000 1200 0 0 300 2,000 600000

10 300,000 140,000 440,000 1800 0 0 450 2,000 900000

Total 4,550,000 0 7900000

Rata-Rata 455000 0 790,000

Total Rata-Rata 1,245,000

Page 118: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No. Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-Para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan(Rp/

Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

1 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

2 1 4,000,000 4,000,000 4 1,000,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

3 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

4 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

5 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

6 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

7 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

8 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

9 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

10 1 4,500,000 4,500,000 2 2,250,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

Total

18,083,333

4,633,333

Rata-Rata

1,808,333

463,333

Total Rata-Rata

2,271,667

Page 119: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No. Responden Total produksi Rumput Laut

(Kg) Harga Rumout

Laut(Rp) Total Penerimaan

(Rp)

1 450 11,000 4950000

2 450 11,000 4950000

3 600 11,000 6600000

4 400 11,000 4400000

5 450 11,000 4950000

6 450 11,000 4950000

7 350 11,000 3850000

8 550 11,000 6050000

9 350 11,000 3850000

10 500 11,000 5500000

Total 4550

50,050,000

Rata-Rata 455

5,005,000

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 5,005,000 – 3,516,667

= 1,488,333

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1,42

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 9%

Page 120: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

3. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program APBD-TK II / 2011

No Responden

Biaya Variabel

Biaya Produksi Bibit Upah

Biaya Panen

Biaya Transportasi (Rp)

Total Jumlah

(Kg) Harga Satuan

Total Jumlah

Bentangan Upah/Bentang

(Rp) Total

1 250,000 120,000 370,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

2 150,000 100,000 250,000 1000 1200 1200000 250 2,000 500000

3 250,000 130,000 380,000 1800 1200 2160000 450 2,000 900000

4 250,000 135,000 385,000 1600 1200 1920000 400 2,000 800000

5 300,000 130,000 430,000 1800 1200 2160000 450 2,000 900000

6 120,000 100,000 220,000 800 1200 960000 200 2,000 400000

7 180,000 120,000 300,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

8 150,000 110,000 260,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

9 150,000 125,000 275,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

10 200,000 120,000 320,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

11 120,000 125,000 245,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

12 180,000 130,000 310,000 1600 1200 1920000 400 2,000 800000

13 100,000 100,000 200,000 800 1200 960000 200 2,000 400000

14 150,000 120,000 270,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

15 120,000 120,000 240,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

16 150,000 120,000 270,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

17 150,000 110,000 260,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

18 200,000 90,000 290,000 800 1200 960000 200 2,000 400000

19 120,000 110,000 230,000 1000 1200 1200000 250 2,000 500000

20 150,000 100,000 250,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

Total

5,755,000

30960000

12900000

Rata-rata 287,750 1548000 645000

total rata-rata

2,480,750

Page 121: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-Para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 1 900,000 900,000 4 225,000

7 0 0 0 0 0 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

8 0 0 0 0 0 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

9 1 2,500,000 2,500,000 3 833,333 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 1 900,000 900,000 3 300,000

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

13 0 0 0 0 0 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

16 0 0 0 0 0 1 900,000 900,000 3 300,000

17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0 0 0 0 0 1 850,000 850,000 3 283,333

19 0 0 0 0 0 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

20 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 0 0 0 0 0

Total

2,166,667

3,675,000

Rata-rata

108,333

183,750

Total rata-rata

292,083

Page 122: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No. Responden Total Produksi

(kg) Harga Rumput Laut

(Rp) Total penerimaan

(Rp)

1 350 9,000 3,150,000

2 250 9,000 2,250,000

3 450 9,000 4,050,000

4 400 9,000 3,600,000

5 450 9,000 4,050,000

6 200 9,000 1,800,000

7 300 9,000 2,700,000

8 350 9,000 3,150,000

9 300 9,000 2,700,000

10 350 9,000 3,150,000

11 350 9,000 3,150,000

12 400 9,000 3,600,000

13 200 9,000 1,800,000

14 350 9,000 3,150,000

15 350 9,000 3,150,000

16 300 9,000 2,700,000

17 300 9,000 2,700,000

18 200 9,000 1,800,000

19 250 9,000 2,250,000

20 350 9,000 3,150,000

Total 6450

58,050,000

Rata-rata 322

2,902,500

Page 123: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 2,902,500 – 2,772,833

= 129,667

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1,05

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 9%

Page 124: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program APBD-TK II / 2012

No Responden

Biaya Variabel

Biaya Produksi Bibit Upah

Biaya Panen (Rp)

Biaya Transportasi

Total (Rp)

Jumlah (Kg)

Harga Satuan

Total Jumlah

Bentangan Upah/Bentang

Total (Rp)

1 450,000 120,000 570,000 2400 1500 3600000 600 2,000 1200000

2 300,000 130,000 430,000 1400 1500 2100000 450 2,000 900000

3 450,000 140,000 590,000 2200 1500 3300000 600 2,000 1200000

4 300,000 150,000 450,000 2000 1500 3000000 550 2,000 1100000

5 350,000 140,000 490,000 2000 1500 3000000 550 2,000 1100000

6 200,000 100,000 300,000 1200 1500 1800000 400 2,000 800000

7 300,000 120,000 420,000 1400 1500 2100000 450 2,000 900000

8 300,000 130,000 430,000 1600 1500 2400000 450 2,000 900000

9 300,000 130,000 430,000 1800 1500 2700000 500 2,000 1000000

10 250,000 130,000 380,000 1200 1500 1800000 400 2,000 800000

11 300,000 135,000 435,000 1200 1500 1800000 600 2,000 1200000

12 300,000 120,000 420,000 1800 1500 2700000 450 2,000 900000

13 150,000 120,000 270,000 1000 1500 1500000 400 2,000 800000

14 350,000 150,000 500,000 1300 1500 1950000 500 2,000 1000000

15 350,000 150,000 500,000 1300 1500 1950000 550 2,000 1100000

16 250,000 90,000 340,000 1400 1500 2100000 400 2,000 800000

17 300,000 120,000 420,000 1300 1500 1950000 450 2,000 900000

18 200,000 100,000 300,000 1200 1500 1800000 400 2,000 800000

19 300,000 120,000 420,000 1400 1500 2100000 450 2,000 900000

20 400,000 150,000 550,000 1800 1500 2700000 500 2,000 1000000

Total 8,645,000 46350000 19300000

Rata-Rata 432,250 2317500 965000

Total rata-rata

3,714,750

Page 125: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-para

jumlah unit harga satuan

harga total daya tahan

biaya penyusutan

(Rp/thn)

jumlah unit

harga satuan

harga total daya tahan

biaya penyusutan

(Rp/thn)

1 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

2 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

3 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

4 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

5 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

6 0 0 0 0 0 1 900,000 900,000 4 225,000

7 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

8 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

9 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

10 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 900,000 900,000 3 300,000

11 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,200,000 1,200,000 2 600,000

12 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667

13 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

14 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

15 1 3,500,000 3,500,000 2 1,750,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

16 1 2,500,000 2,500,000 3 833,333 1 900,000 900,000 3 300,000

17 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 1 900,000 900,000 3 300,000

18 0 0 0 0 0 1 850,000 850,000 3 283,333

19 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333

20 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000

Total

23,083,333

7,675,000

Rata-Rata

1,154,167

383,750

Total rata-rata

1,537,917

Page 126: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden Total produksi

(Kg) Harga Rumput

Laut(Rp) Total Penerimaan

(Rp)

1 600 11,000 6,600,000

2 450 11,000 4,950,000

3 600 11,000 6,600,000

4 550 11,000 6,050,000

5 550 11,000 6,050,000

6 400 11,000 4,400,000

7 450 11,000 4,950,000

8 450 11,000 4,950,000

9 500 11,000 5,500,000

10 400 11,000 4,400,000

11 600 11,000 6,600,000

12 450 11,000 4,950,000

13 400 11,000 4,400,000

14 500 11,000 5,500,000

15 550 11,000 6,050,000

16 400 11,000 4,400,000

17 450 11,000 4,950,000

18 400 11,000 4,400,000

19 450 11,000 4,950,000

20 500 11,000 5,500,000

Total 9650

106,150,000

Rata-rata 482

5,307,500

Page 127: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 5,307,500 – 5,252,667

= 54,884

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1,01

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 8%

Page 128: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

4. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program PUMP / 2011

No. Responden

Biaya Variabel

Biaya Produksi Bibit Upah

Biaya Panen (Rp)

Biaya Transportasi

(Rp)

Total (Rp)

Jumlah Harga Satuan

Total (Rp)

Jumlah Bentangan

Upah/Bentang Total (Rp)

1 150,000 100,000 250,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

2 180,000 100,000 280,000 2000 1200 1680000 500 2,000 1000000

3 120,000 100,000 220,000 1000 1200 2400000 250 2,000 500000

4 130,000 100,000 230,000 1200 1200 1200000 300 2,000 600000

5 150,000 100,000 250,000 1400 1200 1440000 350 2,000 700000

6 120,000 115,000 235,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000

7 120,000 110,000 230,000 1200 1200 1680000 300 2,000 600000

8 100,000 90,000 190,000 1000 1200 1440000 250 2,000 500000

9 120,000 110,000 230,000 1200 1200 1200000 300 2,000 600000

10 110,000 100,000 210,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000

Total

2,325,000

15840000

6500000

Rata-Rata

232,500

1584000

650000

Total Rata-Rata

2,466,500

Page 129: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No. Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-Para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan (Rp/Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

1 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000

Total

2,166,667

1,233,333

Rata-Rata

216,667

123,333

Total Rata-Rata

340,000

Page 130: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden Total Produksi

(Kg) Harga Rumput Laut

(Rp) Total Penerimaan

(Rp)

1 350 9,000 3,150,000

2 500 9,000 4,500,000

3 250 9,000 2,250,000

4 300 9,000 2,700,000

5 350 9,000 3,150,000

6 350 9,000 3,150,000

7 300 9,000 2,700,000

8 250 9,000 2,250,000

9 300 9,000 2,700,000

10 300 9,000 2,700,000

Total 3250

29,250,000

Rata-rata 325

2,925,000

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 2,925,000 – 2,806,500

= 118,500

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1,04

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 7%

Page 131: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program APBD-TK II / 2012

No. Responden

Biaya Variabel

Biaya Produksi Bibit Upah

Biaya Panen

Biaya Transportasi

Total Jumlah Harga Satuan

Total Jumlah

Bentangan Upah/Bentang Total

1 200,000 100,000 300,000 1800 1500 2700000 450 2,000 900000

2 300,000 150,000 450,000 2200 1500 3300000 600 2,000 1200000

3 150,000 130,000 280,000 1200 1500 1800000 300 2,000 600000

4 200,000 130,000 330,000 1500 1500 2250000 400 2,000 800000

5 150,000 130,000 280,000 1400 1500 2100000 350 2,000 700000

6 300,000 145,000 445,000 1800 1500 2700000 500 2,000 1000000

7 200,000 130,000 330,000 1600 1500 2400000 450 2,000 900000

8 150,000 100,000 250,000 1200 1500 1800000 300 2,000 600000

9 200,000 100,000 300,000 1200 1500 1800000 350 2,000 700000

10 250,000 120,000 370,000 1600 1500 2400000 400 2,000 800000

Total

3,335,000

23250000

8200000

Rata-Rata

333,500

2325000

820000

Total Rata-Rata

3,478,500

Page 132: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No. Responden

Biaya Tetap

Perahu Para-Para

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total

Daya Tahan

Biaya Penyusutan(R

p/Thn)

Jumlah Unit

Harga Satuan

Harga Total Daya Tahan

Biaya Penyusutan

(Rp/Thn)

1 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

2 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000

3 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 1,500,000 1,500,000 4 375,000 4 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

5 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

6 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000

7 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

8 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,500,000 1,500,000 4 375,000

9 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333

10 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000

Total

13,500,000

4,350,000

Rata-rata

1,350,000

435,000

Total Rata-rata

1,785,000

Page 133: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

No Responden Total Produksi

(Kg) Harga Rumput Laut

(Rp) Total Penerimaan

(Rp)

1 500 11,000 5,500,000

2 650 11,000 7,150,000

3 400 11,000 4,400,000

4 500 11,000 5,500,000

5 450 11,000 4,950,000

6 550 11,000 6,050,000

7 500 11,000 5,500,000

8 450 11,000 4,950,000

9 400 11,000 4,400,000

10 450 11,000 4,950,000

Total 4850

53,350,000

Rata-Rata 485

5,335,000

1. Total pendapatan bersih rata-rata :

π = TR - TC

= 5,335,000 – 5,263,500

= 71,500

2. Kelayakan Produksi Ratio :

R/C ratio =

=

= 1,01

3. Efesiensi Pemasaran :

EPs = (TB / TNP) X 100%

= x 100%

= 6%

Page 134: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai
Page 135: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Lampiran 5

DOKUMENTASI PENELITIAN

Sarana Produksi Hasil Program Bantuan KKP Kab. Bantaeng

Page 136: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Kegiatan Kelompok Pembudidaya Rumput Laut

Wawancara dengan responden

Page 137: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Contoh spanduk program bantuan dari KKP Kab. Bantaeng

Page 138: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Lampiran 6

Evaluasi Program Bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan Terhadap Peningkatan Pendapatan

Pembudidaya Rumput Laut Kabupaten Bantaeng

KUESIONER

PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT

Nama kelompok tani : ……………………………………………………………

Jenis program bantuan : ……………………………………………………………

Jumlah anggota kelompok : …………………………………………………………….

Lokasi (Kecamatan/Desa) : ……………………………………………………………

Responden : …………………………………………………………………

Tanggal : …………………………………………………………………

Tanda Tangan : …………………………………………………………………

2013

Page 139: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

1. IDENDITAS RESPONDEN

1.1 Nama : ………………………………………………………………….

1.2 Umur : ………………………………………………………………….

1.3 Asal : ………………………………………………………………….

1.4 Tingkat akhir pendidikan : ……………………………………………………

1.5 Jumlah anggota keluarga : ……………………………………………………

2. KONDISI SOSIAL EKONOMI

2.1 Status Pembudidaya :

Ketua Kelompok

Bendahara, atau

Anggota kelompok

2.2 Status pekerjaan :

Penuh

Sambilan utama, atau

Sambilan tambahan.

2.3 Sudah berapa lama Sdr bekerja sebagai pembudidaya : ………..tahun

2.4 Selain pekerjaan di atas adakah pekerjaan lain yang dilakukan :

Ada,

Tidak

2.5 Jenis pekerjaan lain tersebut : …………………………………………….

3. PROGRAM BANTUAN KKP

3.1 Nama program bantuan

PNMP-MKP

PUMP

APBD-TK2

APBDP-TK1

3.2 Jenis bantuan yang diterima

Uang tunai

Peralatan

3.3 Jumlah bantuan ……………………………………………….Unit/Rupiah

3.4 Lama penerimaan bantuan ……….………………………………..Tahun

3.5 Jangka waktu pemberian bantuan

Page 140: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Kontan

Angsuran (……minggu/bulanan)

3.6 Persyaratan khusus penerimaan progam bantuan

………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………….

3.7 Prosedur penerimaan bantuan

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

3.8 Mekanisme penerimaan bantuan

Efektif

Kurang Efektif

Tidak Efektif

4. PENINGKATAN PENDAPATAN

Luas lahan (M2)

Jumlah Produksi (kg/ Tahun)

Jumlah Pendapatan (Rupiah)

Sebelum setelah sebelum setelah

No

Biaya tetap

Harga (Rp)

Biaya variabel

Harga (Rp)

Page 141: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Lampiran 7

KUESIONER ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PROGRAM BANTUAN PENINGKATAN PENDAPATAN

PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT

Pendapat responden

a. Faktor terhadap Fokus

Kriteria A Evalausi Peningkatan Pendapatan Kriteria B

Modal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana Produksi

Modal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

Sarana Produksi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

b. Sasaran terhadap faktor

Kriteria A Modal Kriteria B

Peningkatan kesempatan kerja dan usaha

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan keberhasilan budidaya

Kriteria A Sarana Produksi Kriteria B

Peningkatan keberhasilan budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengembangan dan penyediaan distribusi hasil budidaya

Kriteria A Luas Lahan Kriteria B

Peningkatan keberhasilan budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemanfaatan dan penataan budidaya

c. Alternatif terhadap Sasaran

Kriteria A Peningkatan kesempatan kerja dan usaha (modal) Kriteria B

Monitoring sasaran bantuan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Melakukakan koordinasi antar instansi

Monitoring sasaran bantuan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mengadakan tahapan bantuan

Melakukakan koordinasi antar instansi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mengadakan tahapan bantuan

Kriteria A Peningkatan keberhasilan budidaya (modal) Kriteria B

Mengembangkan distribusi hasil budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Melakukan pelatihan dan percontohan budidaya

Mengembangkan distribusi hasil budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Meningkatkan jumlah bantuan

Melakukan pelatihan dan percontohan budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Meningkatkan jumlah bantuan

Kriteria A Peningkatan keberhasilan budidaya (sarana produksi) Kriteria B

Melakukan pelatihan dan percontohan budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Melakukakan koordinasi antar instansi instansi

Page 142: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

Kriteria A Penataan dan penyediaan distribusi hasil budidaya (sarana produksi) Kriteria B

Mengembangkan distribusi hasil budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Meningkatkan jumlah bantuan

Kriteria A Peningkatan keberhasilan budidaya (luas lahan) Kriteria B

Mengadakan pelatihan dan percontohan bantuan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Melakukan koordinasi antar instansi

Mengadakan pelatihan dan percontohan bantuan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Monitoring sasaran bantuan

Melakukan koordinasi antar instansi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Monitoring sasaran bantuan

Kriteria A Pemanfaatan dan penataan budidaya (luas lahan) Kriteria B

Mengadakan pelatihan dan percontohan budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mengikuti budidaya berwawasan lingkungan

Arti Nilai Skala

Nilai skala Defenisi penjelasan

1 Kedua kriteria sama penting Dua kriteria mempunyai pengaruh yang sama besar

3 Kriteria yang satu sedikit lebih penting daripada kriteria yang lain

Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu kriteria dibanding kriteria yang lainnya

5 Kriteria yang satu lebih penting daripada kriteria yang lain

Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu kriteria dibanding kriteria yang lainnya

7 Satu kriteria jelas lebih penting dari kriteria lainnya

Satu kriteria dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek

9 Satu kriteria mutlak lebih penting daripada kriteria yang lainnya

Bukti yang mendukung kriteria yang satu terhadap kriteria lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangaan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara dua pilihan

Kebalikan

Jika untuk kriteria A menapat satu angka bila dibandingkan dengan kriteria B, maka kriteria B mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan kriteria A

Page 143: EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Kabupaten Bantaeng, tidak akan terlepas dari masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai

RIWAYAT HIDUP

FARHANAH WAHYU dilahirkan di Kabupaten Bulukumba pada tanggal 19 Juli 1987.

Penulis adalah anak pertama dari lima bersaudara, pasangan Ayahanda H.

Wahyuddin Thahir dan Ibunda Hj. Hudriah Harun.

Penulis menyelesaikan Taman Kanak – kanak di TK Aisyiyah pada tahun

1993 dan Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Amanat pada tahun 1994. Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 Terang-Terang Bulukumba pada

tahun 2000, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Pesantren Modern

Immim Putri Minasate’ne Pangkep pada tahun 2003, Pendidikan Sekolah Tingkat Atas pada tahun 2006 di

SMAN 1 Bulukumba. Selanjutnya diterima di Universitas Hasanuddin pada Program Studi Sosial Ekonomi

Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, melalui seleksi Jalur Pemanduan

Potensi Baru (JPPB) pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2011, penulis memperoleh bebas seleksi untuk melanjutkan pendidikan Magister di

Program Studi Ilmu Perikanan pada Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin (PPs UNHAS). Selama

mengikuti program magister, penulis telah mengikuti berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang

berhubungan dengan Ilmu Perikanan diantaranya; peserta Seminar Nasional Perikanan (2012), Seminar

Nasional Moluska (2012), Seminar Internasional Ikhtiologi (2012), dan pemakalah Seminar Sosial-Ekonomi

Kelautan Perikanan (2013).