pemerintah kabupaten bantaeng · web viewkabupaten bantaeng dan bupati bantaeng m e m u t u s k a n...

56
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 18 TAHUN 2006 T E N T A N G RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN BANTAENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTAENG Menimbang : a. bahwa untuk tertibnya pembangunan Ibukota Kecamatan sebagai unsur pendorang Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, maka pemanfaatan ruang Ibukota secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangat diperlukan ; b. bahwa Kecamatan Bantaeng dalam wilayah Kabupaten Bantaeng pembangunannya mulai berkembang ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Bantaeng. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2013) ; 3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ; 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ; 5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ; 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Upload: nguyenkhanh

Post on 22-Jun-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENGNOMOR 18 TAHUN 2006

T E N T A N G

RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN BANTAENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa untuk tertibnya pembangunan Ibukota Kecamatan sebagai unsur pendorang Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, maka pemanfaatan ruang Ibukota secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangat diperlukan ;

b. bahwa Kecamatan Bantaeng dalam wilayah Kabupaten Bantaeng pembangunannya mulai berkembang ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Bantaeng.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2013) ;

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ;

5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

- 2 -

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721) ;

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ;

13. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hidup ;

14. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

15. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Dati II.

17. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BANTAENGdan

BUPATI BANTAENG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN BANTAENG.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bantaeng ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bantaeng ;

c. Bupati adalah Bupati Bantaeng ;

d. Tata ruang adalah wilayah struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak ;

e. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;

f. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang ;

- 3 -

g. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan social, kegiatan ekonomi dan pertanian ;

h. Ibukota Kecamatan adalah Ibukota Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.

BAB II

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Bantaeng didasarkan atas azas:

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan terpadu, berdayaguna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

b. Keterbukaan, persamaan keadilan dan perlindungan hukum.

Pasal 3Maksud Perencanaan Kota adalah untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan sesuai dengan aspirasi warga Ibukota Kecamatan.

Pasal 4Tujuan perencanaam tata ruang ibu kota Kecamatan adalah sebagai berikut :

a. Upaya untuk menjaga kesesuaian antara pelaksanaan pembangunan atau manfaat ruang dengan rencana tata ruang guna pengendalian pemanfaatan ruang.

b. Mewujudkan pemanfaatan ruang kota, tanpa mengabaikan aspek keserasian lingkungan.

c. Menciptakan pola tata ruang yang lestari, serasi dan optimal serta penyebaran fasilitas dan intilitas secara merata berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat.

d. Meningkatkan fungsi dan peran ibukota Kabupaten dalam perimbangan wilayah yang lebih luas sehingga mampu berfungsi sebagai pusat pengembangan wilayah regional dalam lingkup Kabupaten.

e. Sebagai instrumen pengendali terhadap pemanfaatan ruang melalui pengawasan, perizinan dan penertiban atas pemanfaatan ruang kota.

f. Untuk mewujudkan kota yang manusiawi dan berkelanjutan.

g. Memberikan kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang guna merangsang partisipasi masyarakt (investor) untuk menanamkam modalnya diberbagai sektor kegiatan unggulan.

h. Memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah dan menjalankan program pembangunan kota.

Pasal 5Sasaran Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RUTR) Kab. Bantaeng adalah untuk :

a. Memantapkan fungsi kota yang telah ditentukan oleh Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang memiliki hierarki yang lebih tinggi.

b. Memberikan arahan pengembangan pola penggunaan lahan dalam kota.

c. Menentukan jenis pembangunan sarana dan prasarana, fasilitas dan utilitas kota.

d. Mengembangkan kegiatan ekonomi kota.

- 4 -

BAB IIIFUNGSI, KEDUDUKAN, BATAS DAN LUAS

Pasal 6Fungsi Kota terdiri atas:

a. Fungsi primer (F1) : adalah pusat pelayanan dan pengembangan terhadap seluruh wilayah Kecamatan Bantaeng dengan kegiatan pemerintahan dan perdagangann

b. Fungsi Sekunder (F2) : adalah pelayanan terhadap seluruh wilayah kota Bantaeng dengan kegiatan permukiman, kesehatan, olahraga, pendidikan, peribadatan, industri dan industri.

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Pasal 7Kota Bantaeng berkedudukan sebagai ibukota Kecamatan Bantaeng adalah merupakan bagian dari Kab. Bantaeng.

Pasal 8Kota Bantaeng memiliki luas wilayah 468,79 Ha dengan batas-batas:

- Sebelah utara berbatasan dengan : Kelurahan Karatuang

- Sebelah selatan berbatasan dengan : Laut Flores

- Sebelah barat berbatasan dengan : Kacamatan Bissappu

- Sebelah timur berbatasan dengan : Kelurahan Lamalaka

BAB IVSTRUKTUR UTAMA TINGKAT PELAYANAN KOTA

Pasal 9Kota Bantaeng dibagi menjadi 4 (empat) Bagian Wilayah Kota (BWK) peruntukan yang terdiri atas :

a. BWK I memiliki luas 78,80 Ha dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan, sedangkan fungsi penunjang adalah permukiman dan jasa pelayanan sosial.

b. BWK II memiliki luas 327,79 Ha dengan fungsi utama kawasan perkantoran sedangkan fungsi penunjang adalah permukiman dan olahraga.

c. BWK III memiliki luas …………Ha dengan fungsi utama adalah permukiman, pertanian (lahan cadangan pengembangan kota) sedangkan fungsi penunjang jasa pelayanan sosial, pemerintahan dan pelayanan umum serta perdagangan.

d. BWK IV memiliki luas 62,20 Ha dengan fungsi utama adalah permukiman sedangkan fungsi penunjang adalah industri, jasa pelayan sosial, pemerintahan, pelayanan umum.

Pasal 10Jumlah penduduk kota Bantaeng Tahun 2004 diperkirakan 24.853 jiwa sedangkan jumlah penduduk hingga akhir perencanaan Tahun 2015 sesuai dengan hasil perkiraan yakni ±26.702 jiwa.

a. Jumlah penduduk BWK I pada Tahun 2015 adalah 7367.

b. Jumlah penduduk BWK II pada Tahun 2015 adalah 13905

c. Jumlah penduduk BWK III pada Tahun 2015 adalah

d. Jumlah penduduk BWK IV pada Tahun 2015 adalah 5430.

- 5 -

BAB VSTRUKTUR UTAMA RUANG KOTA

Pasal 11Pola pemanfaatan ruang kota sampai akhir tahun rencana tahun 2009 terdiri dari :

a. Kawasan perumahan

b. Kawasan pekarangan & bangunan umum

c. Kawasan persawahan

d. Kawasan peternakan

e. Kawasan perkantoran

f. Kawasan perdagangan

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

g. Kawasan peribadatan

h. Kawasan open space

i. Kawasan pendidikan

j. Kawasan kesehatan

k. lain-lain (sungai & jalan)

BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 12(1) Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang.

(2) Setiap orang berhak untuk :

a. mengetahui rencana tata ruang.

b. berperan serta dalam penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang.

c. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang ibukota Kecamatan.

Pasal 13(1) Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

(2) Setiap orang berkewajiban mentaati rencana tata ruang Ibukota Kecamatan yang telah ditetapkan.

BAB VIINASKAH RENCANA TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 14Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, maka disusun Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan, dengan dasar jumlah penduduk, luas ibukota ke dalam detail tata ruang kota.

Pasal 15Isi dan uraian sebagaimana dimaksud tercantum dalam naskah Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan tahun 2005-2015 yang menjadi lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

- 6 -

BAB VIIIKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 16(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus

sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan menjadi lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. Memeriksa Buku-buku, Catatan-catatan dan Dokumen-dokumen lain, berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan;

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf c ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya yang diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB IXKETENTUAN PIDANA

Pasal 17

(1) Barang siapa yang dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 13 diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 18Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibu Kota Kecamatan Bantaeng tidak berlaku lagi.

Pasal 19Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dalam Peraturan/Keputusan Bupati.

- 7 -

Pasal 20Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng.

Ditetapkan di B a n t a e n gPada tanggal

BUPATI BANTAENG

Drs.H.AZIKIN SOLTHAN,M.Si

Diundangkan di BantaengPada tanggal ………….

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2006 NOMOR ……..

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENGNOMOR TAHUN 2006

T E N T A N G

RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN EREMERASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENGMenimbang : a. bahwa untuk tertibnya pembangunan Ibukota Kecamatan sebagai unsur

pendorang Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, maka pemanfaatan ruang Ibukota secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangat diperlukan ;

b. bahwa Kecamatan Eremerasa dalam wilayah Kabupaten Bantaeng pembangunannya mulai berkembang ;

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Eremerasa.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2013) ;

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ;

5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721) ;

- 2 -

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ;

13. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hidup ;

14. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

15. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Dati II.

17. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BANTAENG

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

danBUPATI BANTAENG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN EREMERSA

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bantaeng ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bantaeng ;

c. Bupati adalah Bupati Bantaeng ;

d. Tata ruang adalah wilayah struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak ;

e. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;

f. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang ;

g. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan social, kegiatan ekonomi dan pertanian;

h. Ibukota Kecamatan adalah Ibukota Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng.

- 3 -

BAB IIAZAS, MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Eremerasa didasarkan atas azas:

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan terpadu, berdayaguna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

b. Keterbukaan, persamaan keadilan dan perlindungan hukum.

Pasal 3Maksud Perencanaan Kota adalah untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan sesuai dengan aspirasi warga Ibukota Kecamatan.

Pasal 4Tujuan perencanaan tata ruang ibu kota Kecamatan adalah sebagai berikut :

a. Mempertahankan fleksibilitas dan kedinamisan pembangunan sehingga dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

b. Mendayagunakan rencana tata ruang sebagai alat untuk menyusun program pembangunan secara optimal dan sebagai pengendalian pemanfaatan ruang secara tepat.

c. Pemanfaatan rencana tata ruang agar dapat menampung perkembangan dan dinamika kegiatan sosial ekonomi yang kian dinamis.

d. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kecamatan untuk mengalokasikan berbagai kegiatan pembangunan.

e. Sebagai acuan program kegiatan sektor dan lintas sektoral yang akan dialokasikan di Ibukota Kecamatan.

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

f. Meningkatkan fungsi dan peran Ibukota Kecamatan dalam perimbangan wilayah yang lebih luas.

g. Mewujudkan pemanfaatan ruang kota yang lestari, serasi dan seimbang sesuai kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan.

h. Menciptakan pola tata ruang yang serasi dan optimal, sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa mengabaikan usaha peningkatan kualitas lingkungan dan norma-norma yang berlaku.

Pasal 5Sasaran Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RUTR) Kec. Eremerasa adalah untuk :

a. Memantapkan fungsi kota yang telah ditentukan oleh Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang memiliki hierarki yang lebih tinggi.

b. Memberikan arahan pengembangan pola penggunaan lahan dalam kota.

c. Menentukan jenis pembangunan sarana dan prasarana, fasilitas dan utilitas kota.

d. Mengembangkan kegiatan ekonomi kota.

BAB IIIFUNGSI, KEDUDUKAN, BATAS DAN LUAS

Pasal 6Fungsi Kota terdiri atas:

a. Fungsi primer (F1) : adalah pusat pelayanan dan pengembangan terhadap seluruh wilayah Kecamatan Eremerasa dengan kegiatan pemerintahan dan perdagangan.

- 4 –

b. Fungsi Sekunder (F2) : adalah pelayanan terhadap seluruh wilayah kota Eremerasa dengan kegiatan permukiman, kesehatan, olahraga, pendidikan, peribadatan dan industri.

Pasal 7Kota Pullauweng berkedudukan sebagai ibukota Kecamatan Eremerasa adalah merupakan bagian dari Kab. Bantaeng.

Pasal 8Kota Pullauweng memiliki luas wilayah 147,49 Ha dengan batas-batas:

- Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Mappilawing

- Sebelah selatan berbatasan dengan : Kel. Malilingi

- Sebelah barat berbatasan dengan : Kelurahan Karatuang

- Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Biangloe & Desa Lonrong

BAB IVSTRUKTUR UTAMA TINGKAT PELAYANAN KOTA

Pasal 9Kota Pullauweng dibagi menjadi 4 (empat) Bagian Wilayah Kota (BWK) peruntukan yang terdiri atas :

a. BWK I memiliki luas 40,41 Ha dengan fungsi utama pemerintahan dan jasa pelayanan sosial, sedangkan fungsi penunjang adalah permukiman, olahraga, perdagangan, pertanian (lahan cadangan pengembangan kota).

b. BWK II memiliki luas 30,39 Ha dengan fungsi utama perdagangan, transportasi dan konservasi sedangkan fungsi penunjang adalah permukiman, olahraga, pelayanan sosial, pemerintahan dan pertanian (lahan cadangan pengembangan kota).

c. BWK III memiliki luas 18.52 Ha dengan fungsi utama adalah permukiman, pertanian (lahan cadangan pengembangan kota) sedangkan fungsi penunjang jasa pelayanan sosial, pemrintahan dan pelayanan umum serta perdagangan.

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

d. BWK IV memiliki luas 58,62 Ha dengan fungsi utama adalah permukiman sedangkan fungsi penunjang adalah industri, jasa pelayan sosial, pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan pertanian (lahan cadangan pengembangan kota).

Pasal 10Jumlah penduduk kota Pullauweng Tahun 2004 diperkirakan 8601 jiwa dengan pertumbuhan pertahun ± 2,05 % sedangkan jumlah penduduk hingga akhir perencanaan Tahun 2009 sesuai dengan hasil perkiraan yakni ± 9521jiwa.

a. Jumlah penduduk BWK I pada Tahun 2009 adalah 3637.

b. Jumlah penduduk BWK II pada Tahun 2009 adalah 1614

c. Jumlah penduduk BWK III pada Tahun 2009 adalah 1575.

d. Jumlah penduduk BWK IV pada Tahun 2009 adalah 2695.

Yang terdistribusi kesetiap BWK peruntukan secara proporsional berdasarkan rencana fungsi setiap BWK yakni :

- BWK I luas 40,41 Ha menampung penduduk sekitar 3637 jiwa dengan kepadatan 90 jiwa/Ha

- BWK II luas 30,39 Ha menampung penduduk sekitar 1614 jiwa dengan kepadatan 53 jiwa/Ha

- BWK III luas 18,52 Ha menampung penduduk sekitar 1575 jiwa dengan kepadatan 85 jiwa/Ha

- BWK IV luas 58,62 Ha menampung penduduk sekitar 2695 jiwa dengan kepadatan 46 jiwa/Ha

- 5 -

BAB VSTRUKTUR UTAMA RUANG KOTA

Pasal 11Pola pemanfaatan ruang kota sampai akhir tahun rencana tahun 2009 terdiri dari :

a. Kawasan perumahan

b. Kawasan pendidikan

c. Kawasan kesehatan

d. Kawasan peribadatan

e. Kawasan perdagangan & terminal

f. Kawasan pemerintahan & pelayanan umum

g. Kawasan olahraga & rekreasi

h. Kawasan pemakaman

i. Kawasan perkebunan

j. Kawasan persawahan

k. Kawasan hutan lindung

l. Kawasan industri

m. lain-lain (sungai & jalan)

Pasal 12Pengembangan jaringan utilitas yang ada memperhatikan hal-hal berikut :

1. Air bersih

Dalam rencana pengembangannya system jaringan air bersih direncanakan hanya mengikuti satu sisi jaringan jalan. Dimana untuk jaringan arteri hanya dilayani oleh jaringan primer, jaringan jalan kolektor dilayani oleh jaringan sekunder dan jaringan jalan local dilayani oleh jaringan tersier.

2. Jaringan Listrik

Berdasarkan hasil estimasi dan analisa kawasan, penggunaan listrik dibagi atas 4 kelompok pemakai yang terdiri dari rumah tangga, pelayanan sosial, kelompok kegiatan komersil dan penerangan jalan.

3. Jaringan Telepon

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Rencana jaringan telepon di kota Pallauweng terdiri dari jaringan primer yaitu jaringan yang berasal dari Sentral Telepon Otomat (STO) yang terdapat di Ibukota Kabupaten Bantaeng, selanjutnya dari jaringan primer ke jaringan sekunder yang dibatasi oleh Rumah Kabel (RK), kemudian terdistribusi ke jaringan tersier atau kekonsumen.

4. Saluran Air Limbah (Drainase) dan MCK

Rencana jaringan drainase yang diperuntukkan terdiri dari :

a. Jaringan drainase primer yaitu sungai dan kanal

b. Jaringan drainase sekunder, sepanjang jalan arteri dan kolektor

c. Jaringan drainase tersier, yang berada disepanjang jalan local atau lingkungan permukimanpenduduk.

Sementara untuk limbah buangan manusia (tinja) sedapat mungkin setiap rumah menyediakan system pembuangan tersendiri dengan memperhatikan syarat-syarat kondisi lingkungan yang sehat.

5. Persampahan

Untuk system persampahan diperlukan beberapa buah TPS yang ditempatkan disetiap rumah dan dibeberapa lokasi lainnya yang kemudian diangkut oleh dump truk ke Lokasi TPA.

- 6 -

BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 13(1) Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang.

(3) Setiap orang berhak untuk :

a. mengetahui rencana tata ruang.

b. berperan serta dalam penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang.

c. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang ibukota Kecamatan.

Pasal 141. Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

2. Setiap orang berkewajiban mentaati rencana tata ruang Ibukota Kecamatan yang telah ditetapkan.

BAB VIINASKAH RENCANA TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 15Isi dan uraian sebagaimana tercantum dalam naskah Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan tahun 2005-2009 yang menjadi lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 16(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus

sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan menjadi lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. Memeriksa Buku-buku, Catatan-catatan dan Dokumen-dokumen lain, berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf c ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya yang diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

- 7 -

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB IXKETENTUAN PIDANA

Pasal 17(1) Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 14 diancam Pidana kurungan paling lama 3

(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 18Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan Bantaeng tidak berlaku lagi.

Pasal 19Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dalam Peraturan/Keputusan Bupati.

Pasal 20Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng.

Ditetapkan di B a n t a e n gPada tanggal

BUPATI BANTAENG

Drs.H.AZIKIN SOLTHAN,M.Si

Diundangkan di BantaengPada tanggal ………….

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2006 NOMOR ……..

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENGNOMOR TAHUN 2006

T E N T A N G

RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa untuk lebih menertibkan pelaksanaan dan penataan pembangunan di kawasan Loka Kecamatan Uluere, maka perlu adanya rencana detail tata ruang kawasan Loka ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Loka.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2013) ;

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ;

5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721) ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385) ;

- 2 -

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ;

13. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hidup ;

14. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

15. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Dati II.

17. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BANTAENGdan

BUPATI BANTAENG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bantaeng ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bantaeng ;

c. Bupati adalah Bupati Bantaeng ;

d. Tata ruang adalah wilayah struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak ;

e. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

BAB IIAZAS, MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Loka didasarkan atas azas:

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan terpadu, berdayaguna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

b. Keterbukaan, persamaan keadilan dan perlindungan hukum.

- 3 -Pasal 3

Tujuan penyusunan revisi rencana detail tata ruang kawasan Loka adalah sebagai berikut :

a. Memberikan arahan pengembangan kawasan Loka bagi Pemerintah Daerah.

b. Menyediakan dan mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan dasar serta menunjang peran kawasan sebagai pusat pengembangan

c. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan dan intensitas penggunaan ruang bagian-bagian kawasan atau satu bagian wilayah kawasan.

d. Menciptakan kelestarian lingkungan permukiman dan kegiatan kawasan yang merupakan kawasan usaha menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan lingkungannya yang tecermin dari pola intensitas penggunaan ruang kawasan pada umumnya dan bagian wilayah pada khususnya.

Pasal 4Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Loka membantu Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk memulai menata kearah peningkatan kelestarian kondisi lingkungan kawasan dalam mewujudkan suatu kondisi lingkungan hidup perkotaan yang selaras, serasi dan seimbang, sejalan dengan laju pembangunan yang cukup pesat sehingga :

a. Meningkatkan mutu lingkungan hidup Kawasan Loka agar nyaman, segar, indah dan bersih.

b. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat Kawasan Loka.

c. Menciptakan sarana pelindung ekosistem dan penyangga kehidupan dengan mengupayakan keseimbangan pendayagunaan sumber daya alam, serta memelihara fungsi-fungsi penting yang berperan dalam proses daur ulang unsure alam.

d. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan yang merupakan upaya pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin dalam penentuan jenjang fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan kawasanyang mengarah kepada fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan kota dalam dan system jaringan jalan kota.

e. Mengarahkan pembangunan yang lebih tegas dalam rangka upaya pengendalian, pengawasan dan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah kawasan secara terukur baik kualitas maupun kuantitasnya.

f. Membantu penetapan prioritas pengembangan kota dan memudahkan Penyusunan Rencana Tekhnik Ruang Kota (RTRK) pada kawasan tertentu dijadikan pedoman bagi tertib pengaturan ruang secara terinci.

BAB IIIKEDUDUKAN, BATAS DAN LUAS

Pasal 5Kawasan Loka berkedudukan sebagai bagian dari wilayah Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng.

Pasal 6Kawasan Loka memiliki luas wilayah 237 Ha dengan batas-batas:

- Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Bonto Lojong

- Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Bonto Daeng dan Bonto Tangnga

- Sebelah barat berbatasan dengan : Kab. Jeneponto

- Sebelah timur berbatasan dengan : Kec. Eremerasa dan Kec. Bantaeng

BAB IVSTRUKTUR UTAMA TINGKAT PELAYANAN KOTA

Pasal 7Kawasan Loka dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian Wilayah Kota (BWK) yang terdiri atas BWK I, BWK II dan BWK III

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

- 4 -BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 8(1) Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang.

(2) Setiap orang berhak untuk :

a. mengetahui rencana tata ruang.

b. berperan serta dalam penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang.

c. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang pengembangan kawsan Loka.

Pasal 9(1) Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

(2) Setiap orang berkewajiban mentaati rencana tata ruang pengembangan kawasan Loka yang telah ditetapkan.

BAB IVNASKAH RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Pasal 10Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini, maka disusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Loka sebagai penjabaran dari rencana umum tata ruang Kota Kecamatan Uluere.

Pasal 11Isi dan uraian rencana detail tata ruang kawasan Loka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 tercantum dalam naskah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Loka yang dibuat tahun 2002 yang menjadi lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

BAB V

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 12(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus

sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan menjadi lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. Memeriksa Buku-buku, Catatan-catatan dan Dokumen-dokumen lain, berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

- 5 -

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf c ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya yang diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB VIKETENTUAN PIDANA

Pasal 13(1) Pelanggaran atas ketentuan Pasal 9 Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan

selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 14Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dan dinyatakan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 15Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai tekhnis pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dalam Peraturan/Keputusan Bupati.

Pasal 16Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng.

Ditetapkan di B a n t a e n gPada tanggal

BUPATI BANTAENG

Drs.H.AZIKIN SOLTHAN,M.SiDiundangkan di BantaengPada tanggal ………….

SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2006 NOMOR ……..

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENGRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG

NOMOR TAHUN 2006

T E N T A N G

RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KEC. PA’JUKUKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa untuk tertibnya pembangunan Ibukota Kecamatan sebagai unsur pendorong Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, maka pemanfaatan ruang Ibukota secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangat diperlukan ;

b. bahwa Kecamatan Pa’jukukang dalam wilayah Kabupaten Bantaeng pembangunannya mulai berkembang ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b di atas, maka perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Pa’jukukang.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ;

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225) ;

5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721) ;

- 2 -

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385) ;

10. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hidup;

11. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

12. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Dati II.

14. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BANTAENG

danBUPATI BANTAENG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KEC. PA’JUKANG.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bantaeng ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bantaeng ;

c. Bupati adalah Bupati Bantaeng ;

d. Tata ruang adalah wilayah struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak ;

e. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;

f. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang ;

g. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi ;

h. Ibukota Kecamatan adalah Ibukota Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng.

- 3 -BAB II

AZAS, MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Pasal 2Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Bantaeng didasarkan atas azas:

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan terpadu, berdayaguna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

b. Keterbukaan, persamaan keadilan dan perlindungan hukum.

Pasal 3Maksud Perencanaan Kota adalah untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan sesuai dengan aspirasi warga Ibukota Kecamatan.

Pasal 4Tujuan perencanaan tata ruang ibu kota Kecamatan “ Kota Nipa-nipa” adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan pola pemanfaatan ruang kota yang serasi dan seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kempuan daya dukung pertumbuhan serta perkembangan kota, tanpa mengabaikan aspek kelestarian lingkungan.

b. Menciptakan pola tata ruang yang serasi dan optimal serta penyebaran fasilitas dan utilitas secara merata berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat.

c. Meningkatkan fungsi dan peranan ibukita kecamatan dalam perimbangan wilayah yang lebih luas sehingga mampu berfungsi sebagai pusat pengembangan wilayah regional dalam lingkup kecamatan dan daerah belakangnya (hinterland).

d. Sebagai instrument pengendali terhadap pemanfaatan ruang melalui pengawasan, perizian dan penertiban atas pemanfaatan ruang kota.

e. Untuk mewujudkan pembangunan kota yang menusiawi dan berkelanjutan.

f. Memberikan kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang guna merangsang partisipasi masyarakat (investor) untuk menanamkan modalnya diberbagai sektor kegiatan unggulan.

g. Memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab pemerintah, dinas dan instansi terkait dalam menjalankan program pembangunan kotanya.

Pasal 5Sasaran Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan (RUTR-IKK) Pa,jikukang adalah untuk :

a. Terciptanya pemanfaatan ruang kota Nip-nipa yang efisien dan lebih optimal.

b. Terpenuhinya pelayanan kepada penduduk atas ketersediaan sarana dan prasarana kota yang merata keseluruh bagian wilayah kota berdasarkan tingkat kebutuhannya.

c. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bantaeng, khususnya pemerintah Kecamatan Pa’jukukang dalam menangani pembangunan kotanya.

BAB IIIFUNGSI, KEDUDUKAN, BATAS DAN LUAS

Pasal 6Fungsi Kota terdiri atas:

a. Fungsi primer (F1) : meliputi kegiatan pemerintahan, perdagangan, permukiman dan jasa pelayanan sosial.

b. Fungsi Sekunder (F2) : adalah olahraga dan pertanian.

Pasal 7Kota Nipa-nipa berkedudukan sebagai ibukota Kecamatan Pa’jukukang adalah merupakan bagian dari Kab. Bantaeng, dengan luas wilayah secara keseluruhan adalah 612 Ha.

- 4 -

Pasal 8Kota Nipa-nipa memiliki luas wilayah 612 Ha dengan batas-batas:

- Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Tombolo

- Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Pa’jukukang

- Sebelah selatan berbatasan dengan : Laut Flores

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

- Sebelah barat berbatasan dengan : Desa Biangkeke

BAB IVSTRUKTUR UTAMA TINGKAT PELAYANAN KOTA

Pasal 9Kota Nipa-nipa dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian Wilayah Kota (BWK) yang terdiri atas :

a. BWK I, sebagai pusat utama dengan fungsi primer meliputi kegiatan pemerintahan, perdagangan, transprtasi dan jasa pelayanan sosial, sedangkan fungsi sekundernya meliputi permukiman, olahraga dan pertanian.

b. BWK II, sebagai sub pusat dengan fungsi primer permukiman sedangkan fungsi sekundernya meliputi kegiatan pertanian, jasa pelayanan sosial dan olahraga.

c. BWK III, sebagai sub pusat dengan fungsi primer kegiatan pertanian sedangkan fungsi sekundernya permukiman, dan jasa pelayanan sosial.

Pasal 10Jumlah penduduk wilayah perencanaan kota Nipa-nipa Tahun 2004 diperkirakan 2.696 jiwa sedangkan jumlah penduduk hingga akhir perencanaan Tahun 2015 sesuai dengan hasil perkiraan yakni 3.501 jiwa.

Pasal 11(1) BWK I luas 267 Ha, sebagai pusat kota yang merupakan bagian dari BWK I dan mempunyai pelayanan

wilayah dan kota.

(2) BWK II luas 125 Ha, sebagai sub pusat kota yang mempunyai pelayanan kota dan lingkungan.

(3) BWK III luas 125 Ha, sebagai sub pusat kota yang mempunyai pelayanan kotadan lingkungan.

BAB VSTRUKTUR UTAMA RUANG KOTA

Pasal 11Pola pemanfaatan ruang kota sampai akhir tahun rencana tahun 2009 terdiri dari :

a. permukiman, meliputi luas : 8,674 Ha

b. perkantoran dan bangunan umum, meliputi luas : 0,08 Ha

c. jasa pelayanan social

- pendidikan : 9,92 Ha

- peribadatan : 0,18 Ha

- kesehatan : 0,05 Ha

d. persawahan, meliputi luas : 300 Ha

e. perkebunan, meliputi luas : 250 Ha

f. empang, meliputi luas : 17 Ha

g. lain-lain (sungai, jalur hijau, ruang terbuka dan jalan) : 26,096 Ha

Jumlah : 612 Ha

- 5 -

Pasal 12Pengembangan jaringan utilitas yang ada memperhatikan hal-hal berikut :

a. Air bersih

Ditinjau dari sumber air baku dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dalam hal air bersih khususnya di wilayah perencanaan, potensi yang ada cukup mendukung dan dalam wilayah perencanaan sebagian besar masyarakat menggunakan air bersih yang bersumber dari mata air (air sumur dan bor) untuk konsumsi sehari-hari

b. Jaringan Listrik

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Jafringan listrik di wilayah perencanaan sidah dapat melayani kebutuhan penduduk, namun berkaitan dengan perkembangan kota Nipa-nipa sebagai Ibukota Kecamatan jelas membutuhkan jaringan listrik sebagai alat penerangan bagi pemenuhan kebutuhan terhadap berbagai fasilitas yang akan direncanakan.

c. Jaringan Telepon

Perencanaan jaringan telepon mengikuti jaringan jalan yang telah direncanakan dan penempatan Telepon Umum (TU) pada tempat-tempat sekitar kawasan pendidikan, perdagangan, perkantoran dan lain-lain.

d. Drainase

Pengembangan drainase akan diarahkan pada sistem penyatuan fungsi yakni sebagai pembuangan air hujan (sawerage) dan air limbah rumah tangga. Hal ini berdasarkan pertimbangan kondisi alam dan hirarki kotanya serta pendanaannya.

e. Persampahan

Rencana sistem pengelolaan persampahan di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan produk serta jenis sampah yang dihasilkan dengan pertimbangan terciptanya kelestarian lingkungan dan kemungkinan tekhnis pengolahan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka pengelolaan sampah di kota Nipa-nipa dapat dilakukan oleh pemerintah yang memanfaatkan peran serta masyarakat.

BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 13(1) Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang.

(4) Setiap orang berhak untuk :

d. mengetahui rencana tata ruang.

e. berperan serta dalam penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang.

f. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang ibukota Kecamatan.

Pasal 141. Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

2. Setiap orang berkewajiban mentaati rencana tata ruang Ibukota Kecamatan yang telah ditetapkan.

BAB VIINASKAH RENCANA TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 15Isi dan uraian sebagaimana tercantum dalam naskah Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan tahun 2005-2009 yang menjadi lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

- 6 -

BAB VIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 16(3) Pelanggaran atas ketentuan Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selama-

lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB IXKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 17

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan menjadi lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. Memeriksa Buku-buku, Catatan-catatan dan Dokumen-dokumen lain, berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf c ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya yang diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan Bantaeng tidak berlaku lagi.

Pasal 19Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dalam Peraturan/Keputusan Bupati.

- 7 -

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng.

Ditetapkan di B a n t a e n gPada tanggal

BUPATI BANTAENG

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Drs.H.AZIKIN SOLTHAN,M.Si

Diundangkan di BantaengPada tanggal ………….

SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2006 NOMOR ……..

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENGRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG

NOMOR TAHUN 2006

T E N T A N G

RENCANA UMUM TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN ULUERE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa untuk tertibnya pembangunan Ibukota Kecamatan sebagai unsur pendorong Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, maka pemanfaatan ruang Ibukota secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangat diperlukan ;

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

b. bahwa Kecamatan Uluere dalam wilayah Kabupaten Bantaeng pembangunannya mulai berkembang ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b di atas, maka perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan Uluere.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ;

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225) ;

5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara nomor 4540) ;

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721) ;

- 2 -

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385) ;

10. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hidup;

11. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

12. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Dati II.

14. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BANTAENG

danBUPATI BANTAENG

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN ULUERE.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bantaeng ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bantaeng ;

c. Bupati adalah Bupati Bantaeng ;

d. Tata ruang adalah wilayah struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak ;

e. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;

f. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang ;

g. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi ;

h. Ibukota Kecamatan adalah Ibukota Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng.

- 3 -BAB II

AZAS, MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Bantaeng didasarkan atas azas:

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan terpadu, berdayaguna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

b. Keterbukaan, persamaan keadilan dan perlindungan hukum.

Pasal 3Maksud Perencanaan Kota adalah untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan sesuai dengan aspirasi warga Ibukota Kecamatan.

Pasal 4Tujuan perencanaan tata ruang ibu kota Kecamatan adalah sebagai berikut :

a. Upaya untuk menjaga antara pelaksanaan pembangunan atau pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruangnya dan terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang.

b. Mewujudkan pola pemanfaatan ruang kota yang serasi seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan serta perkembangan kota tanpa mengabaikan aspek kelestarian lingkungan.

c. Menciptakan pola tata ruang yang serasi dan optimal serta penyebaran fasilitas dan utilitas secara merata berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat.

d. Meningkatkan fungsi dan peranan ibukota Kecamatan dalam perimbangan wilayah yang lebih luas sehingga mampu berfungsi sebagai pusat pengembangan Kecamatan dalam lingkup Kecamatan dan daerah belakangnya (hinterland).

e. Sebagai instrument pengendali terhadap pemanfaatan ruang melalui pengawasan, perizinan dan penertiban atas pemenfaatan ruang kota.

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

f. Untuk mewujudkan pembangunan kota yang manusiawi dan berkelanjutan.

g. Memberikan kepastian hokum dalam hal pemanfaatan ruang guna merangsang partisipasi masyarakat (investor) untuk menanamkan modalnya diberbagai sector kegiatan unggulan.

h. Memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab pemerintah, dinas dan instansi terkait dalam menjalankan program pembangunan kotanya.

Pasal 5Sasaran Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan Uluere adalah untuk :

a. Terciptanya pemanfaatan ruang Ibukota Kecamatan Uluere yang efisien dan lebih optimal.

b. Terpenuhinya pelayanan kepada penduduk atas ketersediaan sarana dan prasarana kota yang merata keseluruh bagian wilayah kota berdasarkan tingkat kebutuhannya.

c. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bantaeng, khususnya Pemerintah Kecamatan Uluere dalam menangani pembangunan kotanya.

BAB IIIFUNGSI, KEDUDUKAN, BATAS DAN LUAS

Pasal 6Fungsi Kota terdiri atas:

a. Fungsi primer (F1) : adalah sebagai pusat pemerintahan, kawasan lindung dan kawasan rekreasi alam (outbound)

b. Fungsi Sekunder (F2) : adalah sebagai lahan pertanian.

Pasal 7Kota Loka berkedudukan sebagai ibukota Kecamatan Uluere adalah merupakan bagian dari Kab. Bantaeng, dengan luas wilayah secara keseluruhan adalah 237 Ha.

- 4 -Pasal 8

Kota Loka memiliki luas wilayah 237 Ha dengan batas-batas:

- Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Bonto Lojong

- Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Bonto Tangnga

- Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Bonto Daeng

- Sebelah barat berbatasan dengan : Kab. Bantaeng

BAB IVSTRUKTUR UTAMA TINGKAT PELAYANAN KOTA

Pasal 9Kota Loka dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian Wilayah Kota (BWK) peruntukan yang terdiri atas :

a. BWK I memiliki luas 98,5 Ha dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan dan fungsi sekunder sebagai lahan pertanian.

b. BWK II memiliki luas 78,9 Ha dengan fungsi utama sebagai kawasan rekreasi alam (outbound) dan fungsi sekunder sebagai lahan pertanian.

c. BWK III memiliki luas 59,6 Ha dengan fungsi utama sebagai kawasan lindung dan fungsi sekunder sebagai lahan pertanian.

Pasal 10Jumlah penduduk wilayah perencanaan kota Loka Tahun 2005 diperkirakan 1.357 jiwa sedangkan jumlah penduduk hingga akhir perencanaan Tahun 2015 sesuai dengan hasil perkiraan yakni 1470 jiwa.

a. jumlah penduduk BWK I pada tahun 2015 adalah 680

b. jumlah penduduk BWK II pada tahun 2015 adalah 477

c. jumlah penduduk BWK III pada tahun 2015 adalah 313

yang terdistribusi kesetiap BWK peruntukan secara proporsiobal berdasarkan rencana fungsi setiap BWK yakni :

- BWK I luas 98,5 Ha menampung penduduk sekitar 680 jiwa dengan kepadatan 7 jiwa/Ha.

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

- BWK II luas 78,9 Ha menampung penduduk sekitar 477 jiwa dengan kepadatan 6 jiwa/Ha.

- BWK III luas 59,6 Ha menampung penduduk sekitar 313 jiwa dengan kepadatan 5 jiwa/Ha.

BAB VSTRUKTUR UTAMA RUANG KOTA

Pasal 11Pola pemanfaatan ruang kota sampai akhir tahun rencana tahun 2009 terdiri dari :

a. Kawasan perumahan, meliputi luas : 7,02 Ha

b. Kawasan pertanian, meliputi luas : 198 Ha

c. Kawasan perkantoran, meliputi luas : 0,37 Ha

d. Kawasan perdagangan, meliputi luas : 0,90 Ha

e. Kawasan peribadatan, meliputi luas : 0,43 Ha

f. Kawasan olahraga, meliputi luas : 0,275 Ha

g. Kawasan pendidikan, meliputi luas : 3,02 Ha

h. Kawasan kesehatan, meliputi luas : 0,13 Ha

i. sungai & jalan dll : 26,855 Ha

Jumlah : 237 Ha

- 5 -

Pasal 12Pengembangan jaringan utilitas yang ada memperhatikan hal-hal berikut :

a. Air bersih

Kebutuhan air bersih masa akan datang diestimasikan dengan menggunakan pedoman kebutuhn air bersih dari proyek P3KT. Sasaran estimasi kebutuhan air bersih dikategorikan berdasarkan jumlah penduduk pendukung dan kebutuhan aktivitas perkotaan (fasilitas umum dan sosial).

b. Jaringan Listrik

Pelayanan jaringan listrik di Ibukota Kecamatan Uluere khususnya pada kawasan permukiman membutuhkan jaringan listrik yang relatif mencukupi seperti gardu travo dengan jarak antara tiang yaitu 50 meter dan satu gardu travo tiap 100 meteruntuk penerangan jalan.

c. Jaringan Telepon

Standarisasi kebutuhan jaringan telepon, dalam hal ini penggunaan untuk kebutuhan pribadi maupun umum dipergunakan standar rasio tingkat layanan kebutuhan telepon dengan perbandingan masing-masing untuk penggunaannya yaitu 1 : 14 dan 1 : 250.

d. Jaringan Drainase dan Air Limbah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan mempunyai pengaruh dalam pembangunan drainase adalah :

1. kepadatan penduduk

2. kondisi jaringan yang ada

3. kemiringan lereng yang mempengaruhi arah aliran air.

4. jumlah curah hujan.

5. Persampahan

Penanganan jenis sampah san intensitas penanganannya antar kawasan dalam satu wilayah sangat berbeda termasuk jumlah sampah yang dihasilkan.

6. Jaringan Teansportasi.

Konsep pengembangan di Ibukota Kecamatan Uluere akan dilaksanakan secara fungsional, khierarki dengan multi jaringan. Hal ini dimaksudkan agar tingkat aksesibilitas, kenyamanan dan keamanan pengguna pergerakan dapat lebih optimal.s

BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

Pasal 13(1) Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang.

(5) Setiap orang berhak untuk :

g. mengetahui rencana tata ruang.

h. berperan serta dalam penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang.

i. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang ibukota Kecamatan.

Pasal 141. Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

2. Setiap orang berkewajiban mentaati rencana tata ruang Ibukota Kecamatan yang telah ditetapkan.

- 6 -

BAB VIINASKAH RENCANA TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 15Isi dan uraian sebagaimana tercantum dalam naskah Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan tahun 2005-20015 yang menjadi lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 16(1) Pelanggaran atas ketentuan Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selama-

lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB IXKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 17

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan menjadi lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. Memeriksa Buku-buku, Catatan-catatan dan Dokumen-dokumen lain, berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf c ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya yang diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan Bantaeng tidak berlaku lagi.

- 7 -

Pasal 19Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dalam Peraturan/Keputusan Bupati.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng.

Ditetapkan di B a n t a e n gPada tanggal

BUPATI BANTAENG

Drs.H.AZIKIN SOLTHAN,M.Si

Diundangkan di BantaengPada tanggal ………….

SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2006 NOMOR ……..

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENGRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG

NOMOR TAHUN 2006

T E N T A N G

RENCANA UMUM TATA RUANG IBUKOTA KABUPATEN BANTAENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa untuk tertibnya pembangunan Ibukota Kabupaten sebagai unsur pendorang Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, maka pemanfaatan ruang Ibukota secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangat diperlukan ;

b. bahwa Kabupaten Uluere dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan pembangunannya mulai berkembang ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b di atas, maka perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kabupaten Bantaeng.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ;

4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225) ;

6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara nomor 4540) ;

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721) ;

- 2 -

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385) ;

11. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hidup;

12. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

13. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan ;

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Dati II ;

15. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BANTAENG

danBUPATI BANTAENG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG IBUKOTA KABUPATEN BANTAENG.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bantaeng ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bantaeng ;

c. Bupati adalah Bupati Bantaeng ;

d. Tata ruang adalah wilayah struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak ;

e. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;

f. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang ;

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

g. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi ;

h. Ibukota Kabupaten adalah Ibukota Kabupaten Banateng.

- 3 -

BAB IIAZAS, MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kabupaten Bantaeng didasarkan atas azas:

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

b. Keterbukaan, persamaan keadilan dan perlindungan hukum.

Pasal 3Maksud Perencanaan Kota adalah untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan sesuai dengan aspirasi warga Ibukota Kabupaten.

Pasal 4Tujuan perencanaan tata ruang ibu kota Kabupaten adalah sebagai berikut :

a. Upaya untuk menjaga kesesuaian antara pelaksanaan pembangunan atau pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruangnya dan terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang.

b. Mewujudkan pola pemanfaatan ruang kota yang serasi seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan serta perkembangan kota tanpa mengabaikan aspek kelestarian lingkungan.

c. Menciptakan pola tata ruang yang serasi dan optimal serta penyebaran fasilitas dan utilitas secara merata berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat.

d. Meningkatkan fungsi dan peranan ibukota Kecamatan dalam perimbangan wilayah yang lebih luas sehingga mampu berfungsi sebagai pusat pengembangan Kecamatan dalam lingkup Kecamatan dan daerah belakangnya (hinterland).

e. Sebagai instrument pengendali terhadap pemanfaatan ruang melalui pengawasan, perizinan dan penertiban atas pemenfaatan ruang kota.

f. Untuk mewujudkan pembangunan kota yang manusiawi dan berkelanjutan.

g. Memberikan kepastian hokum dalam hal pemanfaatan ruang guna merangsang partisipasi masyarakat (investor) untuk menanamkan modalnya diberbagai sector kegiatan unggulan.

h. Memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab pemerintah, dinas dan instansi terkait dalam menjalankan program pembangunan kotanya.

Pasal 5Sasaran Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kabupaten Bantaeng adalah untuk :

d. Terciptanya pemanfaatan ruang kota Bantaeng yang efisien dan lebih optimal.

e. Terpenuhinya pelayanan kepada penduduk atas ketersediaan sarana dan prasarana kota yang merata keseluruh bagian wilayah kota berdasarkan tingkat kebutuhannya.

f. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bantaeng, khususnya Pemerintah Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissappu dalam menangani pembangunan kotanya.

BAB IIIFUNGSI, KEDUDUKAN, BATAS DAN LUAS

Pasal 6Fungsi Kota terdiri atas:

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

a. Fungsi primer (F1) : adalah sebagai pusat pemerintahan, kawasan lindung dan kawasan rekreasi alam (outbound)

b. Fungsi Sekunder (F2) : adalah sebagai lahan pertanian.

- 4 -

Pasal 7Kota Bantaeng berkedudukan sebagai ibukota Kabupaten Bantaeng adalah merupakan bagian dari propinsi Sulawesi Selatan, dengan luas wilayah secara keseluruhan adalah 765,43 Ha.

Pasal 8Kota Bantaeng memiliki luas wilayah 765,43 Ha dengan batas-batas:

- Sebelah utara berbatasan dengan : Kec. Eremerasa dan Kec. Uluere

- Sebelah timur berbatasan dengan : Kec. Pa’jukukang

- Sebelah selatan berbatasan dengan : Laut Flores

- Sebelah barat berbatasan dengan : Kec. Bissappu

BAB IVSTRUKTUR UTAMA TINGKAT PELAYANAN KOTA

Pasal 9

Kota Loka dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian Wilayah Kota (BWK) peruntukan yang terdiri atas :

d. BWK I memiliki luas 98,5 Ha dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan dan fungsi sekunder sebagai lahan pertanian.

e. BWK II memiliki luas 78,9 Ha dengan fungsi utama sebagai kawasan rekreasi alam (outbound) dan fungsi sekunder sebagai lahan pertanian.

f. BWK III memiliki luas 59,6 Ha dengan fungsi utama sebagai kawasan lindung dan fungsi sekunder sebagai lahan pertanian.

Pasal 10

Jumlah penduduk wilayah perencanaan Kota Bantaeng Tahun 2002 diperkirakan 32.037 jiwa sedangkan jumlah penduduk hingga akhir perencanaan Tahun 2012 sesuai dengan hasil perkiraan yakni 48.528 jiwa.

a. jumlah penduduk BWK I pada tahun 2012 adalah 8.258 jiwa

b. jumlah penduduk BWK II pada tahun 2012 adalah 21.063 jiwa

c. jumlah penduduk BWK III pada tahun 2012 adalah 10.982 jiwa

d. jumlah penduduk BWK IV pada tahun 2012 adalah 8.225 jiwa

yang terdistribusi kesetiap BWK peruntukan secara proporsiobal berdasarkan rencana fungsi setiap BWK yakni :

- BWK I luas 73,8 Ha menampung penduduk sekitar 8.258 jiwa dengan kepadatan 112 jiwa/Ha.

- BWK II luas 327,79 Ha menampung penduduk sekitar 21.063 jiwa dengan kepadatan 57 jiwa/Ha.

- BWK III luas 217,64 Ha menampung penduduk sekitar 10.982 jiwa dengan kepadatan 50 jiwa/Ha.

- BWK IV luas 101,2 Ha menampung penduduk sekitar 8225 jiwa dengan kepadatan 81 jiwa/Ha.

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

- 5 -

BAB VSTRUKTUR UTAMA RUANG KOTA

Pasal 11Pola pemanfaatan ruang kota sampai akhir tahun rencana tahun 2009 terdiri dari :

a. Kawasan perumahan, meliputi luas : 7,02 Ha

b. Kawasan pertanian, meliputi luas : 198 Ha

c. Kawasan perkantoran, meliputi luas : 0,37 Ha

d. Kawasan perdagangan, meliputi luas : 0,90 Ha

e. Kawasan peribadatan, meliputi luas : 0,43 Ha

f. Kawasan olahraga, meliputi luas : 0,275 Ha

g. Kawasan pendidikan, meliputi luas : 3,02 Ha

h. Kawasan kesehatan, meliputi luas : 0,13 Ha

i. sungai & jalan dll : 26,855 Ha

Jumlah : 237 Ha

Pasal 12Pengembangan jaringan utilitas yang ada memperhatikan hal-hal berikut :

a. Jaringan Telepon

Prioritas perencanaan untuk jangka menengah dan panjang di Kota Bnataeng hingga akhir tahun perencanaan (tahun 2012) adalah pengadaan jaringan telepon yang diharapkan setidaknya dapat melayani kebutuhan komunikasi di kawasan-kawasan tertentu seperti permukiman, perkantoran dan pusat-pusat perdagangan serta pengadaan beberapa fasilitas telepon umum yang memadai dan menembah beberapa unit wartel pada tempat-tempat strategis.

b. Jaringan Listrik

Pengembangan jaringan listrik di Kota Bantaeng dilakukan dengan meningkatkan prasarana yang sudah ada baik menyangkut peningkatan daya listrik, maupun pengembangan jaringan.

c. Jaringan Air Bersih

Untuk menunjang pemenuhan kebutuhan air bersih diseluruh bagian wilayah kota dengan standar minimal rata-rata 60 liter/orang/hari diperlukan adanya usaha dengan menggunakan tekhnologi tepat guna dengan biaya murah (sistem gravitasi).

d. Jaringan drainase/air hujan

adapun pendekatan yang digunakan dalam perencanaan sistem drainase perkotaan ini memperhatikan faktor jumlah curah hujan dan kondisi topografi lahan.

e. Jaringan pembuangan sampah

Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan bertujuan untuk menunjang tercapainya kota yang indah, bersih, aman dan tertib.

BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 13(1) Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang.

- 6 -

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

(2) Setiap orang berhak untuk :

a. mengetahui rencana tata ruang.

b. berperan serta dalam penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang.

c. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang ibukota Kecamatan.

Pasal 141. Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

2. Setiap orang berkewajiban mentaati rencana tata ruang Ibukota Kecamatan yang telah ditetapkan.

BAB VIINASKAH RENCANA TATA RUANG IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 15

Isi dan uraian sebagaimana tercantum dalam naskah Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kabupaten tahun 2003-2019 yang menjadi lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 16(1) Pelanggaran atas ketentuan Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selama-

lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB IXKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 17

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan menjadi lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. Memeriksa Buku-buku, Catatan-catatan dan Dokumen-dokumen lain, berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf c ;

- 7 -

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya yang diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG · Web viewKABUPATEN BANTAENG dan BUPATI BANTAENG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN LOKA

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan Bantaeng tidak berlaku lagi.

Pasal 19Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dalam Peraturan/Keputusan Bupati.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng.

Ditetapkan di B a n t a e n gPada tanggal

BUPATI BANTAENG

Drs.H.AZIKIN SOLTHAN,M.Si

Diundangkan di BantaengPada tanggal ………….

SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2006 NOMOR ……..