evaluasi pengelolaan piutang usaha dalam upaya

128
i EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH (Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Disusun Oleh : Tri Handayani NIM. B.231.15.0278 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

i

i

EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA

DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK

TERTAGIH

(Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun Oleh :

Tri Handayani

NIM. B.231.15.0278

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2019

Page 2: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

ii

ii

Page 3: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

iii

iii

Page 4: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

iv

iv

PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI

Nama Penyusun : Tri Handayani

Nomor Induk Mahasiswa : B.231.15.0278

Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA

DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG

TAK TERTAGIH (STUDI KASUS PADA PT.

PROPAN RAYA ICC SEMARANG)

Dosen Pembimbing : Saifudin, SE, M.Si.

Tim Penguji,

Semarang, 08 Februari 2019

1. Saifudin, SE, Msi. (………………………………..)

1. Edy Suryawardana, SE, MM. (………………………………..)

2. Teguh Ariefiantoro, SE, MM. (………………………………..)

Page 5: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

v

v

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Tri Handayani

Nomor Induk Mahasiswa : B.231.15.0278

Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA

DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG

TAK TERTAGIH (STUDI KASUS PADA PT.

PROPAN RAYA ICC SEMARANG)

Dosen Pembimbing : Saifudin, SE, M.Si.

Tim Penguji,

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal

08 Februari 2019

1. Saifudin, SE, Msi. (………………………………..)

2. Edy Suryawardana, SE, MM. (………………………………..)

3. Teguh Ariefiantoro, SE, MM. (………………………………..)

Page 6: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

vi

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Tri Handayani , menyatakan

bahwa skripsi dengan judul: “EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG

USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH

(STUDI KASUS PADA PT. PROPAN RAYA ICC SEMARANG) ” adalah

hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang

lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian

kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran

dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau

tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya

ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik sengaja maupun tidak. Dengan ini saya menyatakan akan menarik

skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian

terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain

seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah

diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Semarang, 20 Desember 2018

Yang membuat pernyataan,

(Tri Handayani)

NIM : B.231.15.0278

Page 7: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

vii

vii

ABSTRAK

Penjualan secara kredit tidak langsung memperoleh penerimaan kas,

namun menimbulkan adanya piutang usaha. Piutang usaha memiliki beberapa

risiko yang bisa terjadi, misalnya risiko piutang usaha yang tak tertagih karena

beberapa alasan dari sisi internal (perusahaan) maupun dari sisi eksternal

(pelanggan). Perusahaan harus melakukan pengendalian internal terhadap piutang

usaha, dimana pengendalian internal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas

dan efisiensi suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) pengevaluasian

mengenai pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak

tertagih pada PT.Propan Raya ICC Semarang, (2) Untuk mengetahui efektivitas

pengelolaan piutang usaha, (3) Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi

piutang tak tertagih, (4) Untuk mengetahui prosedur pemberian piutang usaha.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus karena penelitian studi

kasus adalah riset yang berbentuk deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada PT.

Propan Raya ICC Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya fungsi pengendalian

internal yang belum berjalan dengan baik, sehingga muncul piutang usaha tak

tertagih. Oleh karena itu diperlukan evaluasi pengendalian internal yang baik

untuk bisa mengontrol kinerja dari karyawan agar piutang usaha perusahaan dapat

berjalan lancar sehingga tidak mengganggu arus kas perusahaan.

Kata Kunci : Pengendalian Internal, Piutang Usaha, Piutang Tak Tertagih

Page 8: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

viii

viii

ABSTRACT

Sales on credit do not directly obtain cash receipts, but give rise to

accounts receivable. Accounts receivable have several risks that can occur, for

example the risk of uncollectible accounts receivable for several reasons from the

internal side (company) and from the external side (customers). The company

must exercise internal control of trade receivables, where internal control aims to

improve the effectiveness and efficiency of a company. This study aims to: (1)

evaluate the management of accounts receivable in an effort to minimize

uncollectible accounts at PT.Propan Raya ICC Semarang, (2) To determine the

effectiveness of trade accounts receivable management, (3) To find out how to

overcome uncollectible accounts, ( 4) To find out the procedure for granting

accounts receivable.

This study uses a case study method because case study research is

descriptive research. This research was conducted at PT. Propan Raya ICC

Semarang. Data collection is done by interview techniques and documentation.

The results of this study indicate that there is an internal control function

that has not been running well, resulting in uncollectible accounts receivable.

Therefore an evaluation of internal controls is needed to be able to control the

performance of employees so that the company's trade receivables can run

smoothly so as not to disrupt the company's cash flow.

Keywords: Internal Control, Accounts Receivable, Uncollectible Receivables

Page 9: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

ix

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow” (Albert

Einstein)

“Man Jadda Wajada – Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia

akan berhasil” (Pepatah Arab)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Rad:11)

Persembahan

Alhamdulillah saya ucapkan kepda Allah SWT,

terima kasih atas segala Ridho, rahmat, nikmat dan

hidayah-Mu, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Skripsi ini saya persembahkan juga untuk

Bapak dan Ibu yang selalu percaya akan

kemampuan saya dan tak pernah berhenti

mencurahkan segala kasih serta do’a kepada

saya.

Selalu mendukung serta nasehatnya yang

menjadi jembatan perjalanan hidup saya.

Page 10: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

x

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi

Pengelolaan Piutang Usaha Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tak

Tertagih (Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang” dapat

diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka

menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas

Semarang.

Dalam penulisan ini, penulis mendapat bimbingan, dorongan dan

pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan

ketulusan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik yang telah memberikan dukungan, motivasi,

nasehat, materi, doa, kasih sayang dan segalanya sehingga penulis dapat

melewati segala sesuatu .

2. Keluarga besar dan Saudara yang selalu memberikan dukungan dan doa.

3. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM, Selaku Rektor Universitas Semarang.

4. Bapak Yohanes Suhardjo SE, M.Si, Ak, CA, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang.

5. Bapak Saifudin, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tempatnya untuk membantu, memberikan

pengetahuan, membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xi

6. Ibu Maria Magdalena, Mas Abraham Aziz, Mbak Eka Septi Lestari selaku

informan dan semua teman PT Propan Raya yang telah membantu dalam

menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

7. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Univeritas

Semarang yang telah memberikan petunjuk dan ilmu yang bermanfaat

kepada penulis.

8. Bapak Ibu Guru dan Keluarga Besar SD Negeri Palebon 02 Semarang

yang telah mendidik dan menjaga masa kecil saya selama 6 tahun

lamanya.

9. Bapak Ibu Guru SMP Negeri 9 Semarang yang telah mendidik dan

membantu saya menanamkan rasa percaya akan kemampuan diri dalam

masa pubertas.

10. Bapak Ibu Guru SMK Negeri 7 Semarang yang telah mendidik dan

mengenalkan kepada saya materi maupun praktik dalam dunia kerja.

11. Yogi Prastiyo yang selalu mengingatkan jika semakin lama selesai skripsi

semakin lama juga dia melamar.

12. Para sahabat Miftachus Sa’adah, Rahmat Pratama Putra, Devi Ratna

Safitri, Dwi Ngardiyanto, Anjas Widiyantoro, Tri Nugroho yang selalu

mendukung, membantu dan selalu mendoakan dalam pengerjaan skripsi .

13. Teman-teman USM seperjuangan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.

14. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu yang

secara langsung maupun secara tidak langsung membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 12: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xii

Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan apa-apa,

selain ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Rasa syukur dengan

segala daya dan upaya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang tentunya

masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan masukan perbaikan selanjutnya semoga

bermanfaat.

Semarang, 20 Desember 2018

(Tri Handayani)

NIM : B.231.15.0278

Page 13: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ............................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ........................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

Page 14: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xiv

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1.3.2 Kegunaan Penelitian..................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

2.1 Telaah Literatur ..................................................................................... 9

2.1.1 Piutang ......................................................................................... 9

2.1.2 Pengendalian Intern .................................................................... 11

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya............................................................... 13

2.3 Alur Penelitian .................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 29

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................ 30

3.3 Obyek Penelitian ................................................................................. 30

3.4 Jenis Data Penelitian ........................................................................... 31

3.5 Prosedur Dan Sumber Pengambilan Data ........................................... 33

3.5.1 Wawancara Mendalam ............................................................... 33

Page 15: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xv

3.5.2 Observasi .................................................................................... 33

3.5.3 Dokumentasi .............................................................................. 34

3.5.4 Studi Pustaka .............................................................................. 34

3.5.5 Alat-alat penunjang .................................................................... 34

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 35

3.6.1 Reduksi Data .............................................................................. 35

3.6.2 Display Data ............................................................................... 36

3.6.3 Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi Data .............................. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 39

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................. 39

4.1.1 Profil Perusahaan ....................................................................... 39

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 40

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................. 42

4.1.4 Responden Kunci ....................................................................... 48

4.2 Analisis Data ....................................................................................... 49

4.2.1 Triangulasi (Triangulation) ........................................................ 49

4.3 Pembahasan ......................................................................................... 51

Page 16: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xvi

4.3.1 Gambaran Penelitian Dan Pembahasan ..................................... 51

4.3.2 Hasil Temuan Penelitian ............................................................ 60

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 64

5.2 Rekomendasi ....................................................................................... 65

5.3 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 66

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang ............................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

LAMPIRAN .......................................................................................................... 70

Page 17: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xvii

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Piutang Tak Tertagih PT. Propan Raya ICC Semarang .................... 4

Tabel 2.1 Hasil Kajian Empiris ......................................................................... 20

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian................................................................ 31

Tabel 4.1 Responden Kunci .............................................................................. 48

Page 18: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xviii

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Penelitian............................................................................... 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ........................................................................ 43

Page 19: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

xix

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Contoh Faktur Penjualan (Invoice)

Lampiran B : Contoh Surat Jalan

Lampiran C : Contoh Purchase Order dari Customer

Lampiran D : Contoh Bukti Penerimaan dan Penyerahan Faktur (BPPF)

Lampiran E : Contoh Tanda Terima Faktur dari Customer

Lampiran F : Contoh Tanda Terima Faktur dari PT. Propan Raya ICC

Lampiran G : Daftar Bimbingan Skripsi

Lampiran H : Surat Permohonan Riset

Lampiran I : Surat Balasan Riset

Lampiran J : Daftar Wawancara dengan Informan

Lampiran K : Daftar Riwayat Hidup

Page 20: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan menuju era

globalisasi, mengakibatkan persaingan antar perusahaan pun semakin ketat di

antara perusahaan yang sejenis, baik perusahaan dagang maupun jasa, demikian

pula halnya dengan perusahaan industri, yang menyatakan bahwa perusahaan di

era ini sangatlah benar-benar bersaing untuk mendapatkan sebuah keuntungan

untuk perusahaan.

Dengan didirikannya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan untuk

memperoleh laba serta bisa mempertahankan kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Salah satu cara dalam upaya mengoptimalkan perolehan laba yaitu

perusahaan harus meningkatkan omset penjualan barang dagang. Dalam

meningkatkan penjualan barang dagang, perusahaan diharapkan bisa

meningkatkan kualitas pelayan yang lebih baik, diantaranya dengan memberikan

diskon, bonus/hadiah, harga yang kompetitif dan memberikan kepercayaan

kepada pelanggan dengan memberikan sistem pembayaran yang bisa dibayar

secara tempo/kredit, sehingga pelanggan akan merasa puas akan pelayanan yang

sudah diberikan.

Penjualan merupakan salah satu aktivitas dan sumber pendapatan

perusahaan. Penjualan dibagi menjadi dua, yaitu kredit dan tunai. Penjualan kredit

Page 21: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

2

akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik calon pembeli sehingga

volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan,

namun juga dapat menimbulkan resiko berupa tidak tertagihnya piutang.

(Kardiyanti, dkk 2017)

Piutang merupakan tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada

seseorang atau suatu perusahaan. Piutang juga merupakan kebiasaan bagi

perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran pada pelanggan pada

waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya

dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas

penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Apabila piutang usaha tidak dapat

dilunasi oleh pelanggan, maka akan muncul piutang tak tertagih yang

dikhawatirkan perusahaan mengalami kerugian. Hal ini disebabkan adanya

tenggang waktu dari tanggal penjualan hingga pelunasan. Untuk mengatasi hal ini

diperlukan pengawasan yang ketat oleh manajemen perusahaan terhadap

pengendalian piutang untuk menghindari kerugian yang cukup tinggi.

Piutang terjadi karena adanya penyediaan fasilitas secara tempo. Banyak

perusahaan yang menjual barang dagang atau jasa mereka secara tempo karena

penjualan secara tempo tersebut merupakan strategi meningkatkan penjualan dan

mencegah penurunan penjualan. Akibat dari kebijakan penyediaan fasilitas tempo

akan menimbulkan hak penagihan piutang. Adanya piutang akan bertambahnya

resiko berupa penjualan secara tempo yang tidak terbayar oleh pelanggan atau

Page 22: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

3

piutang yang tidak tertagih (bad debt), sehingga dapat mengurangi jumlah

penjualan bersih perusahaan dari total besarnya piutang yang dimiliki.

Salah satu faktor agar efektivitas penjualan dan piutang usaha tetap

terkendali yaitu terdapatnya pengendalian intern yang baik dan memadai dalam

perusahaan. Pengendalian intern merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap

perusahaan. Seluruh kegiatan operasional yang ada pada perusahaan memiliki

standar atau prosedur yang ditetapkan agar dapat bertahan hidup dalam mencapai

tujuan dan sasaran perusahaan. Dengan demikian, manajemen perusahaan harus

dapat membuat suatu sistem yang baik dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan

yang dikendalikan oleh pengendalian intern yang ada pada perusahaan tersebut.

Bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit yang nantinya

menimbulkan adanya piutang ini sangat rentan terjadi kecurangan terutama pada

saat penagihan piutang tersebut. Tindakan kecurangan dalam penagihan piutang

sering terjadi di berbagai macam perusahaan. Kecurangan ini bisa dilakukan oleh

sales dan kolektor sebagai agen penagihan piutang, konsumen yang bekerja sama

dengan sales dengan tujuan membagi keuntungan dari tindakan kecurangan dan

bisa juga dilakukan oleh pihak administrasi dari perusahaan tersebut. Dengan

adanya tindakan kecurangan penagihan piutang, hal ini membuat perusahaan bisa

mengalami kerugian.

Page 23: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

4

Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Propan Raya ICC Semarang yaitu

perusahaan industri kimia yang memproduksi segala jenis cat, mulai dari cat

lantai, tembok, genteng, besi, kayu, dan lain lain. PT. Propan Raya ICC

memberikan jangka waktu pembayaran dalam penjualan produk-produknya

kepada pelanggan. Hal ini beresiko menimbulkan piutang tidak tertagih pada

perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengelolaan piutang yang baik

merupakan hal yang wajib diterapkan untuk mengurangi piutang tidak tertagih

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada PT. Propan Raya ICC sudah

diterapkan pengelolaan piutang, namun dinilai kurang memadai karena masih

adanya piutang yang belum tertagih pada pelanggan. Berikut adalah daftar

persentase piutang tak tertagih pada PT.Propan Raya ICC Semarang :

Tabel 1.1

Piutang Tak Tertagih PT. Propan Raya ICC Semarang

TAHUN TOTAL

PIUTANG

PIUTANG

TERTAGIH

PIUTANG

TAK

TERTAGIH

%

PIUTANG

TERTAGIH

%

PIUTANG

TAK

TERTAGIH

2015 39,575,632,458 29,630,436,952 9,945,195,507 74.87% 25.13%

2016 40,338,767,197 24,510,442,941 15,828,324,256 60.76% 39.24%

2017 39,047,569,108 21,946,641,407 17,100,927,701 56.20% 43.80%

Sumber PT.Propan Raya ICC Semarang

Bisa dilihat dari Tabel 1.1, perusahaan disetiap tahunnya selalu

memunculkan catatan piutang tak tertagih, ditahun 2015 PT. Propan Raya ICC

Semarang mendapatkan 25,13% piutang tak tertagih dari piutang perusahaan, di

Page 24: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

5

tahun 2016 PT.Propan Raya ICC Semarang mendapatkan 39,24% piutang tak

tertagih dari jumlah piutang perusahaan, tahun 2017 PT. Propan Raya ICC

Semarang 43,80% piutang tak tertagih. Hal sebaliknya terjadi pada persentase

piutang yang tertagih dari total piutang peusahaan dari tahun ke tahun mengalami

penurunan. Pada tahun 2015 perusahaan mencapai 74,87% piutang yang tertagih,

ditahun 2015 perusahaan mendapatkan 60,76% piutang yang tertagih, tahun 2017

perusahaan mendapatkan 56,20% piutang yang tertagih dari total piutang

perusahaan.

Dari persentase tesebut dapat dilihat bahwa piutang tak tetagih pada

perusahaan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, sedangkan

persentase piutang yang tertagih pada perusahaan secara berkala mengalami

penurunan yang signifikan. Hal tesebut dapat merugikan perusahaan dalam

mencapai tujuannya. Piutang tak tertagih dalam setiap tahun terjadi dikarenakan

banyak pelanggan yang tidak mengikuti prosedur perusahaan, diantaranya ada

beberapa pelanggan yang kabur karena sudah tidak mampu membayar piutang,

ada juga beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan sehingga tidak

mampu membayar hutang. Disertai dengan lemahnya dalam penagihan pada

pelanggan, yang dimana bagian penagihan perusahaan PT. Propan Raya ICC

Semarang tidak berjalan dengan efektif.

Diterapkannya pengendalian internal pada perusahaan yang berorientasi

pada laba maupun non-laba, dapat melindungi asset perusahaan dan tentunya

membantu manajemen dalam melaksanakan segala aktivitasnya. Untuk itu setiap

Page 25: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

6

organisasi bertanggung jawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku

organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara

tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai. Kultur tersebut harus

memiliki akar dan memiliki nilai-nilai yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan

suatu organisasi atau suatu entitas.

Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya pengelolaan piutang terhadap

piutang tak tertagih pada perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “EVALUASI PENGELOLAAN

PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK

TERTAGIH” (Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pemberian piutang kepada customer yang

dilakukan PT. Propan Raya ICC Semarang?

2. Bagaimana sistem penagihan piutang yang dilakukan PT. Propan Raya

ICC Semarang?

3. Bagaimana pengendalian internal yang dilakukan PT. Propan Raya

ICC Semarang untuk meminimalisir piutang tak tertagih?

Page 26: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk pengevaluasian mengenai pengelolaan

piutang usaha terhadap piutang tak tertagih pada PT.Propan Raya ICC Semarang

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan piutang usaha.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi piutang tak

tertagih.

3. Untuk mengetahui prosedur pemberian piutang usaha.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan literatur bidang akuntansi keuangan khususnya dalam evaluasi

piutang, salah satu bahan referensi untuk penelitian sejenis berikutnya, serta

memperkaya wawasan bagi pembacanya.

Page 27: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

8

b. Aspek Praktis

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap pengelolaan

piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tidak tertagih

2. Bagi Instansi Terkait Penelitian

Dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam penerapan

langsung di lapangan dan dapat sebagai bahan perbandingan khususnya

bagian piutang di dalam merencanakan dan mengendalikan modal kerja

seefektif mungkin agar perusahaan dapat berjalan lebih baik lagi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah literatur dan pengembangan ilmu terkait evaluasi

pengelolaan piutang dalam upaya meminimalisir piutang tidak tertagih.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya

khususnya penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pengelolaan piutang

dalam upaya meminimalisir piutang tidak tertagih.

Page 28: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Literatur

2.1.1 Piutang

Kieso (2008) menyatakan bahwa piutang dagang (trade receivable) adalah

jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan

sebagai bagian dari operasi bisnis normal.

Piutang usaha merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

diperhatikan karena berpengaruh terhadap likuiditas suatu perusahaan. Hal ini

dikarenakan piutang usaha termasuk ke dalam kategori aktiva lancar dan

diharapkan akan dapat dicairkan dalam waktu singkat. Karena sifatnya yang dapat

dicairkan dalam waktu yang singkat tanpa adanya pencatatan dan pengawasan

yang baik, kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang tersebut akan mudah

terjadi. Oleh karena itu pimpinan atau pihak perusahaan harus dapat menetapkan

prosedur serta metode akuntansi yang akan digunakan, pemilihan pelanggan yang

layak, penagihan secara berkala kepada pelanggan, serta pencatatan akuntansi

yang memadai sehingga kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang serta

kerugian akibat piutang yang tak tertagih dapat dihindari. (Timuriana dan Risti

Eni Nasution, 2014)

Page 29: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

10

Hery (2014) dalam Kardiyanti (2017) sebagian piutang timbul dari

penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih tertarik untuk

membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan (penjual).

Kieso (2013) dalam Kardiyanti (2017) piutang didefinisikan sebagai jumlah yang

dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seorang atau perusahaan lain. Warren

(2008) dalam Kardiyanti (2017) piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang

terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi. Bambang

Riyanto (2010) dalam Kardiyanti (2017) berikut adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi piutang:

1. Volume penjualan kredit

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

3. Ketentuan dalam pembatasan kredit

4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang

5. Kebiasaan membayar dari para pelanggan

Piutang tidak tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak

dapat terbayar oleh debitur perusahaan karena berbagai alasan, misalnya

pailit/bangkrut, force major (bencana alam), karakteristik pelanggan. Semakin

banyak piutang usaha yang diberikan maka semakin banyak pula resiko piutang

yang tidak terbayar. Hery (2014) dalam Kardiyanti (2017) piutang tak tertagih

Page 30: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

11

timbul adanya pelanggan yang tidak bisa membayar karena menurunnya omset

penjualan sebagai akibat dari lesunya perekonomian dan kebangkrutan dialami

debitur.

2.1.2 Pengendalian Intern

Sukrisno Agoes (2014) dalam Kardiyanti, dkk (2017) pengendalian intern

adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan

personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, efektivitas

dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Robert Libby dan Daniel G.Short (2008) dalam Makaria, dkk (2015)

mengartikan pengendalian intern sebagai berikut: Sebagai proses yang digunakan

perusahaan untuk mengamankan aset perusahaan dan memberi jaminan yang

memadai terkait dengan reliabilitas pelaporan keuangan perusahaan, efisiensi, dan

efektivitas perusahaan, dan kesesuaian operasi perusahaan dengan aturan dan

regulasi yang berlaku.

Rama dan Jones (2011) dalam Makaria, dkk (2015) menyatakan

pengendalian intern sebagai berikut: Pengendalian intern (internal control) adalah

suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan

personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan

terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan

Page 31: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

12

efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum

dan peraturan yang berlaku.

Mulyadi (2016) dalam Kardiyanti, dkk (2017) pengendalian intern

meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan

untuk menjaga asset organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Unsur-unsur pengendalian intern antara lain:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap aset, uang, pendapatan, dan beban.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan

dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak

dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang

akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur

Page 32: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

13

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh

satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari

pihak lain.

d. Perputaran jabatan (job rotation).

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

4. Karyawan yang kompeten, berkualitas, dan memiliki keahlian sesuai

dengan tanggung jawabnya

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Kardiyanti, dkk (2017) melakukan penelitian pada PT. Supralita Mandiri

Cabang Sidoarjo terkait tentang Penerapan Pengendalian Intern Penjualan Kredit

Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tidak Tertagih. Hasil penelitian Kardiyanti,

dkk (2017) menyatakan secara keseluruhan, prosedur pengendalian intern

penjualan kredit pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo belum berjalan

memadai karena ada beberapa unsur yang belum diterapkan seperti masih adanya

perangkapan fungsi penjualan dan penagihan, sehingga menyebabkan peluang

terjadinya kecurangan cukup tinggi, Tidak adanya fungsi kredit khusus yang

hanya menangani penjualan kredit diantaranya otorisasi pemberian dan penjualan

Page 33: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

14

kredit, Faktor-faktor penjualan kredit seperti penentuan standar, plafon, dan

pemberian volume kredit pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo belum

diterapkan secara sempurna sehingga resiko piutang tidak tertagih masih relatif

tinggi, Tidak adanya Staf pengawas intern diperlukan oleh PT. Supralita Mandiri

Cabang Sidoarjo untuk mengawasi proses berjalannya SOP. Staf Pengawas Intern

Pusat diterjunkan ke cabang ketika masalah sudah dianggap parah, belum adanya

bagian surveyor untuk calon pelanggan yang akan mengajukan kredit, sehingga

kurang mengetahui kondisi calon pelanggan tersebut. Dalam hal ini

sales/salesman yang menawarkan kredit kurang begitu detail dalam menyeleksi

calon pelanggan, dengan alasan agar dapat memenuhi target omset yang telah

ditentukan.

Rusady dan Abriandi (2016) melakukan penelitian pada PT. Astrido

Toyota terkait tentang Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan

Kredit. Hasil penelitian Rusady dan Abriandi (2016) menyatakan Sistem

penjualan kredit pada perusahaan sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari struktur

organisasinya sudah jelas, sudah adanya pemisahan fungsi pada aktivitas

penjualan kredit, setiap transaksi penjualan kredit dicatat dengan baik dan

didokumentasikan dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai bukti dalam

menjalankan aktivitas-aktivitas penjualan kredit, Sistem pengendalian internal

atas penjualan kredit pada perusahaan sudah baik namun masih memiliki beberapa

kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari sisi organisasinya yaitu sudah melibatkan

lebih dari satu fungsi dalam aktivitas penjualan kredit, sisi sistem otorisasi dan

Page 34: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

15

prosedur pencatatan yaitu otorisasi sudah tepat dilaksanakan oleh orang yang

berwenang dan prosedur pencatatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh bagian

yang berkaitan, sisi praktik yang sehat yaitu sudah menggunakan nomor urut

tercetak pada dokumen, sudah ada pengujian ketelitian catatan biaya barang, dan

sudah ada rekonsiliasi antara catatan pelunasan dengan rekening kontrol dalam

buku besar, sisi karyawan yang mutunya sesuai tanggung jawabnya yaitu adanya

training untuk karyawan baru, namun untuk karyawan lama tidak ada diberikan

pengembangan pendidikan, Hasil kuesioner mengenai pengendalian internal atas

penjualan kredit pada perusahaan sudah baik namun masih memiliki beberapa

kekurangan, hal ini bisa dilihat dari : (a). Lingkungan pengendaliannya sudah

baik, namun masih ada kekurangan yaitu tidak ada sanksi yang tegas pada

kayawan yang melakukan pelanggaran dan tidak adanya pengembangan

pendidikan untuk karyawan lama; (b). Penilaian risikonya sudah baik, namun

masih ada kekurangan yaitu tidak ada memberlakukan syarat perbedaan

pemberian batas kredit pada pelanggan baru dan pelanggan lama; (c). Aktivitas

pengendaliannya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu pengiriman

barang tidak selalu dilakukan dengan tepat waktu; (d). Informasi dan

komunikasinya sudah baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal ini bisa dilihat

dari keakuratan pada data pesanan pelanggan, catatan persediaan, laporan

penjualan, laporan persediaan, dokumen pengiriman, dan dokumen penjualan; dan

(e). Pemantauannya sudah baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal ini bisa

dilihat dari setiap pekerjaan karyawan penjualan kredit yang selalu disupervisi.

Page 35: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

16

Lumempouw, dkk (2015) melakukan penelitian pada PT. Sinar Pure Foods

International terkait tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Penjualan Kredit. Hasil penelitian Lumempouw, dkk (2015) menyatakan Unsur-

unsur sistem pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Sinar Pure Foods

International Bitung cukup memadai, Pemisahan fungsi dan sistem otorisasi yang

diterapkan mengurangi kemunngkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan,

Sistem otorisasi dokumen bukti transaksi penjualan kredit dilakukan oleh lebih

dari satu fungsi memungkinkan terjadi pemeriksaan, sehingga diperoleh

keyakinan memadai bahwa transaksi telah benar-benar lunas pembayarannya,

Adanya auditor internal dan eksternal memungkinkan kesalahan atau kecurangan

yang terjadi dapat segera diketahui.

Sari, dkk (2015) melakukan penelitian pada PT. Semen Indonesia

(Persero), Tbk terkait tentang Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Piutang Dalam Upaya Meningkatkan

Efektifitas Pengendalian Intern. Hasil penelitian Sari, dkk (2015) menyatakan

Pada sistem akuntansi penjualan kredit, tidak terdapat perangkapan fungsi yang

terkait; fungsi yang berwenang mengotorisasi dokumen yang digunakan;

pencatatan transaksi telah dicatat secara lengkap, Kelemahan pada sistem ini

ditunjukkan dengan belum adanya pencatatan pada kartu persediaan padahal kartu

persediaan sangat diperlukan untuk mengawasi semen yang dipindah dari gudang

semen ke tangan distributor serta untuk mengetahui persediaan semen yang ada di

gudang-gudang semen; kegiatan penjualan kredit telah berjalan sesuai dengan

Page 36: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

17

prosedur yang ada di perusahaan tersebut. Sedikit kelemahan yang terjadi

membuat sistem akuntansi penjualan kredit dinilai masih kurang berjalan efektif,

Pada pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas (dari piutang), dokumen yang

digunakan telah diotorisasi masing-masing oleh fungsi yang berwenang, dokumen

yang digunakan untuk pencatatan transaksi telah dicatat secara lengkap sesuai

kebutuhan perusahaan, kegiatan penerimaan kas (dari piutang) telah berjalan

sesuai dengan prosedur perusahaan. Kelemahan yang membuat sistem akuntansi

penerimaan kas (dari piutang) masih dinilai kurang efektif yaitu bagian

penerimaan kas yang masih menjadi satu dengan bagian pembayaran, Penerapan

pengendalian intern dengan memperhatikan beberapa unsurnya, pada umumnya

sudah cukup baik, namun masih terdapat sedikit kelemahan yang salah satunya

yaitu belum adanya surprised audit atau pemeriksaan mendadak pada perusahaan

tersebut, serta sikap masih kurang disiplinnya pegawai pada PT. Semen Indonesia

(Persero), Tbk. Hal tersebut membuat tingkat efektifitas pengendalian intern pada

perusahaan ini masih lemah.

Makaria, dkk (2015) melakukan penelitian pada PT. KASIN Malang

terkait tentang Evaluasi Atas Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penerimaan

Kas Sebagai Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern. Hasil penelitian Makaria,

dkk (2015) menyatakan Sistem Akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang

diterapkan oleh PT.Kasin Malang melibatkan beberapa bagian yaitu: bagian

penjualan, bagian kasir, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian penagihan, dan

bagian akuntansi. Adapun formulir yang digunakan yaitu: order penjualan, surat

Page 37: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

18

perintah pengiriman, faktur penjualan, rekapitulasi HPP, bukti transfer, dan bukti

kas masuk. Catatan yang digunakan yaitu: jurnal penjualan, kartu piutang, kartu

persediaan, kartu gudang, kartu piutang, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum.

Penjualan yang dilakukan dilakukan PT.Kasin Malang yaitu melalui penjualan

kredit. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pihak

manajemen dalam meningkatkan perbaikan dan pengembangan perusahaan untuk

kelangsungan hidup perusahaan. Setelah memperoleh gambaran pelaksanaan

sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas dalam meningkatkan

pengendalian intern pada PT.Kasin Malang sudah baik hai itu dibuktikan dengan

terdapat dokumen-dokumen yang digunakan di PT.Kasin Malang bernomor urut

tercetak, pembayaran pelanggan dilaksanakan dengan tepat waktu tidak melebihi

jatuh tempo, bagian akuntansi membantu mengontrol bagian gudang dalam

mengawasi mutasi persediaan barang yang ada di gudang sehingga tidak

merugikan perusahaan tetapi sistem penjualan kredit dan penerimaan kas di PT.

Kasin masih mempunyai beberapa kelemahan karena terdapat beberapa dokumen

yang dalam penggunannnya kurang efektif dan kesulitan dalam melakukan

pemeriksaan dan penelusuran ke dokumen-dokumen. Pada bagian penjualan yang

melakukan pemberian kredit. Sehingga, sangat memungkinkan terjadinya

manipulasi pencatatan transaksi yang dapat merugikan perusahaan. Tidak adanya

pemeriksa intern (pengecekan saldo) secara mendadak yang dilakukan oleh

direktur utama.

Page 38: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

19

Timuriana dan Risti Eni Nasution (2014) melakukan penelitian pada PT.

Gaya Sastra Indah terkait tentang Pengaruh Pengendalian Piutang Usaha Dalam

Meminimalkan Piutang Tak Tertagih. Hasil penelitian Timuriana dan Risti Eni

Nasution (2014) menyatakan Sistematika penyajian dan prosedur Standar

Oprating Procedure Account Recevable pada PT Gaya Sastra Indah sudah

menunjukan adanya kesinambungan prosedur antara sub prosedur yang satu

dengan yang lainnya, sehingga alur dokumen dapat terlihat jelas dimulai dari

mana dan berakhir dimana serta bagiam mana saja yang bertanggung jawab,

Dalam prosedur penjualan kredit pada PT Gaya Sastra tidak ada bagian kredit

khusus yang meneliti status dari pelanggan yang lama maupun pelanggan baru.

Karena dengan adanya bagian kredit ini dapat berfungsi untuk bertanggung jawab

membuat kebijakan-kebijakan pemberian kredit yang memadai, Jangka waktu

yang ditetapkan PT Gaya Sastra 60 hari. Namun, berdasarkan analisis ternyata

jangka waktu yang diberikan sebelumnya adalah 60 hari tidaklah cukup. Masih

banyak pelanggan yang melampaui batas waktu yang ditetapkan perusahaan,

Pengendalian dan pengawasan piutang yang dilakukan oleh perusahaan kurang

optimal, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya piutang yang lewat jatuh tempo

yang pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 27,92%. Dengan

membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2009 mengalami

kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2010 yaitu

95,04%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun

2010 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo

Page 39: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

20

tahun 2011 yaitu 57,25%. Serta menurunya rata-rata periode pengumpulan

piutang antara lain tahun 2008 sebanyak 23,51 kali, tahun 2009 sebanyak 12,54

kali, tahun 2010 sebanyak 9,85 kali dan 2011 sebanyak 9,11 kali yang berarti

masih banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata perputaran piutang kurang cepat hal ini

mengakibatkan makin lama waktu terikatnya modal dalam piutang. Kondisi

piutang selama empat tahun menunjukkan kondisi kurang baik, hal ini disebabkan

karena piutang yang sudah jatuh tempo sebagian besar belum tertagih.

Tabel 2.1 Hasil Kajian Empiris

NO Peneliti Dan

Tahun

Penelitian

Tempat

Penelitian

Permasalahan Hasl Penelitian

1 Novi Arie

Kardiyanti,

Ali Rasyidi,

Siti Rosyafah

(2017)

PT.

Supralita

Mandiri

Cabang

Sidoarjo

Penerapan

Pengendalian

Intern

Penjualan

Kredit Dalam

Upaya

Meminimalisir

Piutang Tidak

Tertagih

Secara keseluruhan, prosedur pengendalian

intern penjualan kredit pada PT. Supralita

Mandiri Cabang Sidoarjo belum berjalan

memadai karena ada beberapa unsur yang

belum diterapkan seperti masih adanya

perangkapan fungsi penjualan dan

penagihan, sehingga menyebabkan peluang

terjadinya kecurangan cukup tinggi, Tidak

adanya fungsi kredit khusus yang hanya

menangani penjualan kredit diantaranya

otorisasi pemberian dan penjualan kredit,

Faktor-faktor penjualan kredit seperti

penentuan standar, plafon, dan pemberian

volume kredit pada PT. Supralita Mandiri

Cabang Sidoarjo belum diterapkan secara

sempurna sehingga resiko piutang tidak

tertagih masih relatif tinggi, Tidak adanya

Staf pengawas intern diperlukan oleh PT.

Page 40: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

21

Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo untuk

mengawasi proses berjalannya SOP. Staf

Pengawas Intern Pusat diterjunkan ke

cabang ketika masalah sudah dianggap

parah, Belum adanya bagian surveyor

untuk calon pelanggan yang akan

mengajukan kredit, sehingga kurang

mengetahui kondisi calon pelanggan

tersebut. Dalam hal ini sales/salesman yang

menawarkan kredit kurang begitu detail

dalam menyeleksi calon pelanggan, dengan

alasan agar dapat memenuhi target omset

yang telah ditentukan.

2 Nia Amelia

Rusady dan

Abriandi

(2016)

PT. Astrido

Toyota

Analisis

Sistem

Pengendalian

Internal Atas

Penjualan

Kredit

Sistem penjualan kredit pada perusahaan

sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari struktur

organisasinya sudah jelas, sudah adanya

pemisahan fungsi pada aktivitas penjualan

kredit, setiap transaksi penjualan kredit

dicatat dengan baik dan didokumentasikan

dengan menggunakan dokumen-dokumen

sebagai bukti dalam menjalankan aktivitas-

aktivitas penjualan kredit, Sistem

pengendalian internal atas penjualan kredit

pada perusahaan sudah baik namun masih

memiliki beberapa kekurangan. Hal ini

bisa dilihat dari sisi organisasinya yaitu

sudah melibatkan lebih dari satu fungsi

dalam aktivitas penjualan kredit, sisi sistem

otorisasi dan prosedur pencatatan yaitu

otorisasi sudah tepat dilaksanakan oleh

orang yang berwenang dan prosedur

pencatatan sudah dilaksanakan dengan baik

oleh bagian yang berkaitan, sisi praktik

yang sehat yaitu sudah menggunakan

nomor urut tercetak pada dokumen, sudah

ada pengujian ketelitian catatan biaya

barang, dan sudah ada rekonsiliasi antara

catatan pelunasan dengan rekening kontrol

dalam buku besar, sisi karyawan yang

mutunya sesuai tanggung jawabnya yaitu

adanya training untuk karyawan baru,

namun untuk karyawan lama tidak ada

diberikan pengembangan pendidikan, Hasil

Page 41: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

22

kuesioner mengenai pengendalian internal

atas penjualan kredit pada perusahaan

sudah baik namun masih memiliki

beberapa kekurangan, hal ini bisa dilihat

dari : (a). Lingkungan pengendaliannya

sudah baik, namun masih ada kekurangan

yaitu tidak ada sanksi yang tegas pada

kayawan yang melakukan pelanggaran dan

tidak adanya pengembangan pendidikan

untuk karyawan lama; (b). Penilaian

risikonya sudah baik, namun masih ada

kekurangan yaitu tidak ada

memberlakukan syarat perbedaan

pemberian batas kredit pada pelanggan

baru dan pelanggan lama; (c). Aktivitas

pengendaliannya sudah baik, namun masih

ada kekurangan yaitu pengiriman barang

tidak selalu dilakukan dengan tepat waktu;

(d). Informasi dan komunikasinya sudah

baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal

ini bisa dilihat dari keakuratan pada data

pesanan pelanggan, catatan persediaan,

laporan penjualan, laporan persediaan,

dokumen pengiriman, dan dokumen

penjualan; dan (e). Pemantauannya sudah

baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal

ini bisa dilihat dari setiap pekerjaan

karyawan penjualan kredit yang selalu

disupervisi.

3 Gerald

Lumempouw,

Ventje Ilat,

AnnekeWang

kar (2015)

PT. Sinar

Pure Foods

Internationa

l

Evaluasi

Sistem

Pengendalian

Intern

Terhadap

Penjualan

Kredit

Unsur-unsur sistem pengendalian

intern penjualan kredit pada PT. Sinar Pure

Foods International Bitung cukup

memadai, Pemisahan fungsi dan sistem

otorisasi yang diterapkan mengurangi

kemunngkinan terjadinya kesalahan atau

kecurangan, Sistem otorisasi dokumen

bukti transaksi penjualan kredit dilakukan

oleh lebih dari satu fungsi memungkinkan

terjadi pemeriksaan, sehingga diperoleh

keyakinan memadai bahwa transaksi telah

benar-benar lunas pembayarannya, Adanya

auditor internal dan eksternal

memungkinkan kesalahan atau kecurangan

Page 42: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

23

yang terjadi dapat segera diketahui.

4 Dewi

Paramita Sari

Siti Ragil

Handayani

DwiAtmanto

(2015)

PT. Semen

Indonesia

(Persero),

Tbk

Analisis

Sistem

Akuntansi

Penjualan

Kredit Dan

Sistem

Akuntansi

Penerimaan

Kas Dari

Piutang Dalam

Upaya

Meningkatkan

Efektifitas

Pengendalian

Intern

Pada sistem akuntansi penjualan kredit,

tidak terdapat perangkapan fungsi yang

terkait; fungsi yang berwenang

mengotorisasi dokumen yang digunakan;

pencatatan transaksi telah dicatat secara

lengkap, Kelemahan pada sistem ini

ditunjukkan dengan belum adanya

pencatatan pada kartu persediaan padahal

kartu persediaan sangat diperlukan untuk

mengawasi semen yang dipindah dari

gudang semen ke tangan distributor serta

untuk mengetahui persediaan semen yang

ada di gudang-gudang semen; kegiatan

penjualan kredit telah berjalan sesuai

dengan prosedur yang ada di perusahaan

tersebut. Sedikit kelemahan yang terjadi

membuat sistem akuntansi penjualan kredit

dinilai masih kurang berjalan efektif, Pada

pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan

kas (dari piutang), dokumen yang

digunakan telah diotorisasi masing-masing

oleh fungsi yang berwenang, dokumen

yang digunakan untuk pencatatan transaksi

telah dicatat secara lengkap sesuai

kebutuhan perusahaan, kegiatan

penerimaan kas (dari piutang) telah

berjalan sesuai dengan prosedur

perusahaan. Kelemahan yang membuat

sistem akuntansi penerimaan kas (dari

piutang) masih dinilai kurang efektif yaitu

bagian penerimaan kas yang masih menjadi

satu dengan bagian pembayaran, Penerapan

pengendalian intern dengan

memperhatikan beberapa unsurnya, pada

umumnya sudah cukup baik, namun masih

terdapat sedikit kelemahan yang salah

satunya yaitu belum adanya surprised audit

atau pemeriksaan mendadak pada

perusahaan tersebut, serta sikap masih

kurang disiplinnya pegawai pada PT.

Semen Indonesia (Persero), Tbk. Hal

tersebut membuat tingkat efektifitas

Page 43: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

24

pengendalian intern pada perusahaan ini

masih lemah.

5 Beni Makaria

Siti Ragil

Handayani

Dwi Atmanto

(2015)

PT. KASIN

Malang

Evaluasi Atas

Sistem

Akuntansi

Penjualan

Kredit Dan

Penerimaan

Kas Sebagai

Upaya

Meningkatkan

Pengendalian

Intern

Sistem Akuntansi penjualan dan

penerimaan kas yang diterapkan oleh

PT.Kasin Malang melibatkan beberapa

bagian yaitu: bagian penjualan, bagian

kasir, bagian gudang, bagian pengiriman,

bagian penagihan, dan bagian akuntansi.

Adapun formulir yang digunakan yaitu:

order penjualan, surat perintah pengiriman,

faktur penjualan, rekapitulasi HPP, bukti

transfer, dan bukti kas masuk. Catatan

yang digunakan yaitu: jurnal penjualan,

kartu piutang, kartu persediaan, kartu

gudang, kartu piutang, jurnal penerimaan

kas, dan jurnal umum. Penjualan yang

dilakukan dilakukan PT.Kasin Malang

yaitu melalui penjualan kredit. Berdasarkan

uraian pada bab sebelumnya, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

pihak manajemen dalam meningkatkan

perbaikan dan pengembangan perusahaan

untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Setelah memperoleh gambaran

pelaksanaan sistem akuntansi penjualan

dan penerimaan kas dalam meningkatkan

pengendalian intern pada PT.Kasin Malang

sudah baik hai itu dibuktikan dengan

terdapat dokumen-dokumen yang

digunakan di PT.Kasin Malang bernomor

urut tercetak, pembayaran pelanggan

dilaksanakan dengan tepat waktu tidak

melebihi jatuh tempo, bagian akuntansi

membantu mengontrol bagian gudang

dalam mengawasi mutasi persediaan

barang yang ada di gudang sehingga tidak

merugikan perusahaan tetapi sistem

penjualan kredit dan penerimaan kas di PT.

Kasin masih mempunyai beberapa

kelemahan karena terdapat beberapa

dokumen yang dalam penggunannnya

kurang efektif dan kesulitan dalam

Page 44: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

25

melakukan pemeriksaan dan penelusuran

ke dokumen-dokumen. Pada bagian

penjualan yang melakukan pemberian

kredit. Sehingga, sangat memungkinkan

terjadinya manipulasi pencatatan transaksi

yang dapat merugikan perusahaan. Tidak

adanya pemeriksa intern (pengecekan

saldo) secara mendadak yang dilakukan

oleh direktur utama.

6 Timuriana

dan Risti Eni

Nasution

(2014)

PT. Gaya

Sastra Indah

Pengaruh

Pengendalian

Piutang Usaha

Dalam

Meminimalkan

Piutang Tak

Tertagih

Sistematika penyajian dan prosedur

Standar Oprating Procedure Account

Recevable pada PT Gaya Sastra Indah

sudah menunjukan adanya kesinambungan

prosedur antara sub prosedur yang satu

dengan yang lainnya, sehingga alur

dokumen dapat terlihat jelas dimulai dari

mana dan berakhir dimana serta bagiam

mana saja yang bertanggung jawab, Dalam

prosedur penjualan kredit pada PT Gaya

Sastra tidak ada bagian kredit khusus yang

meneliti status dari pelanggan yang lama

maupun pelanggan baru. Karena dengan

adanya bagian kredit ini dapat berfungsi

untuk bertanggung jawab membuat

kebijakankebijakan pemberian kredit yang

memadai, Jangka waktu yang ditetapkan

PT Gaya Sastra 60 hari. Namun,

berdasarkan analisis ternyata jangka waktu

yang diberikan sebelumnya adalah 60 hari

tidaklah cukup. Masih banyak pelanggan

yang melampaui batas waktu yang

ditetapkan perusahaan, Pengendalian dan

pengawasan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan kurang optimal, hal ini bisa

dilihat dari meningkatnya piutang yang

lewat jatuh tempo yang pada tahun 2008

mengalami kenaikan sebesar 27,92%.

Dengan membandingkan jumlah piutang

yang lewat jatuh tempo tahun 2009

mengalami kenaikan dibandingkan dengan

total piutang lewat jatuh tempo tahun 2010

yaitu 95,04%. Dengan membandingkan

jumlah piutang yang lewat jatuh tempo

Page 45: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

26

tahun 2010 mengalami kenaikan

dibandingkan dengan total piutang lewat

jatuh tempo tahun 2011 yaitu 57,25%.

Serta menurunya rata-rata periode

pengumpulan piutang antara lain tahun

2008 sebanyak 23,51 kali, tahun 2009

sebanyak 12,54 kali, tahun 2010 sebanyak

9,85 kali dan 2011 sebanyak 9,11 kali yang

berarti masih banyak pelanggan yang tidak

memenuhi syarat pembayaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata

perputaran piutang kurang cepat hal ini

mengakibatkan makin lama waktu

terikatnya modal dalam piutang. Kondisi

piutang selama empat tahun menunjukkan

kondisi kurang baik, hal ini disebabkan

karena piutang yang sudah jatuh tempo

sebagian besar belum tertagih.

Sumber : Berbagai kajian empiris yang diolah, 2018

2.3 Alur Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Evaluasi Pengelolaan Piutang Usaha

Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tak Tertagih untuk itu alu penelitiannya

adalah sebagai beikut :

Page 46: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

27

Gambar 2.1

Alur Penelitian

a. Account Receivable

Dalam perusahaan terdapat bagian administrasi yang menangani piutang

usaha yaitu Account Receivable (yang selanjutnya disebut AR).

b. Analisis Pemberian Piutang Usaha

AR melakukan analisis data terhadap customer baru yang akan melakukan

transaksi pada perusahaan untuk meminimalisir customer fiktif.

Account Receivable

Piutang Usaha

Analisis Pemberian

Piutang Usaha

Sistem Pengendalian

Internal Piutang Usaha

Piutang Lancar

Evaluasi

Piutang Tak Tertagih

Page 47: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

28

c. Piutang Usaha

Didalam transaksi penjualan produk perusahaan, terdapat 2 metode

pembayaran yaitu dalam bentuk tunai (cash) dan tempo yang nantinya

timbul piutang usaha dalam perusahaan.

d. Sistem Pengendalian Piutang Usaha

AR melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap piutang usaha yang

timbul dan diharapkan meminimalisir piutang tak tertagih agar piutang

usaha dalam perusahaan menjadi lancar dan tidak menghambat kinerja

perusahaan.

e. Piutang Tak Tertagih

Dengan adanya sistem pengendalian piutang usaha akan menimbulkan

piutang lancar dan piutang tak tertagih. Piutang yang terlalu lama tidak

adanya pembayaran dari pelanggan akan menimbulkan piutang tak tertagih

yang seharusnya dihindari pada semua perusahaan.

f. Piutang Lancar

Dalam perusahaan diharapkan semua piutang usaha yang timbul dapat

menjadi piutang lancar secara keseluruhan dan tidak adanya piutang tak

tertagih.

Page 48: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

29

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriktif Kualitatif (non statistik), Metode

Analisis yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif (non statistik).

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang

mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu

individu, kelompok, masyarakat dan organisasi tertentu dalam suatu setting

konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif karena

setiap aspek dari obyek itu mempunyai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum

terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak

ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap

kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.

Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi pengelolaan piutang usaha

dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih. Pengendalian internal yang

diteliti meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktifitas pengendalian,

informasi dan komunikasi, monitoring. Oleh karena itu, penelitian yang

Page 49: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

30

digunakan menggunakan penelitian kualitatif dengan melibatkan observasi dan

wawancara.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Propan Raya ICC Semarang yang

berlokasi di Jalan Madukoro Raya Blok AA-BB no 3, Semarang. Alasan peneliti

melakukan penelitian di tempat ini untuk mengetahui seberapa efektifnya

pengendalian intern pada piutang usaha guna meminimalisir piutang tak tertagih.

3.3 Obyek Penelitian

Objek pengamatan berfokus pada pemilihan infoman pada PT. Propan

Raya ICC Semarang. Informan merupakan pihak yang dinilai mempunyai

informasi yang cukup memadai tentang permasalahan yang terjadi pada

penelitian. Informan disini diharapkan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian dengan akurat. Informan yang dipilih harus

memenuhi beberapa kriteria seperti :

1. Memiliki pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan fenomena yang

diteliti.

2. Mampu bercerita dengan baik dan benar.

3. Mampu membantu penelitian dalam proses pengumpulan data.

4. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

Page 50: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

31

Jadi informan yang dipilih haruslah pihak yang mengetahui tentang

masalah yang dicakup dalam penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian pada PT. Propan Raya ICC Semarang ini yaitu ROC Sub Dept Head,

AR Control dan AR Follow Up. Mereka adalah pihak-pihak yang dinilai

mempunyai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tentang evaluasi

pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih pada

PT. Propan Raya ICC Semarang.

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Nama Keterangan

1 ROC Regional Operating

Control Sub

Departemen Head

2 ARC AR Control

3 ARFU1 AR Follow Up Retail

4 ARFU2 AR Follow Up Industri

dan Proyek

3.4 Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Yang

dimaksud dengan kata-kata dan tindakan disini adalah kata-kata dan tindakan

orang yang diamati atau diwawancarai merupakan jenis data (primer). Sedangkan

Page 51: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

32

jenis data lainnya bisa berupa sumber tertulis (sekunder), dan dokumentasi seperti

foto.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama

yaitu individu atau perorangan yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut seperti

hasil wawancara. Data primer yang digunakan penulis berupa tanya jawab

langsung dengan pihak-pihak terkait terutama bagian AR. Dimana data yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer dikumpulkan oleh peneliti

untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama adalah ROC Sub

Dept Head, AR Control, AR Follow Up Retail dan AR Follow Up Industri dan

Proyek.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung, data sekunder ini sebagai pelengkap data primer. Data tambahan

yang dimaksud dapat berupa catatan atau laporan historis yang didapat dari

berbagai sumber, foto yang dihasilkan sendiri serta data yang terkait dalam

penelitian ini.

Page 52: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

33

3.5 Prosedur Dan Sumber Pengambilan Data

Dalam penelitian ini proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh

setelah sebelumnya mendapatkan izin dari pihak PT. Propan Raya ICC Semarang

untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini prosedur dan sumber

pengambilan data yang digunakan yaitu sebagai berikut :

3.5.1 Wawancara Mendalam

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara dimana pewawancara dan informan terlihat dalam kehidupan sosial

yang relatif lama. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

wawancara dengan menggunakan topik kunci yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak di PT.

Propan Raya ICC Semarang terkait hal yang berkenaan dengan pembahasan

dalam penelitian ini.

3.5.2 Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data primer dengan

pengamatan langsung kepada subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian

sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti.

Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci, lebih akurat, dan

bebas respon bias.

Page 53: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

34

3.5.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting

baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi

penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat

hasil penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life histories), kriteria, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

3.5.4 Studi Pustaka

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang

berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial

yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan

penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur

ilmiah.

3.5.5 Alat-alat penunjang

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey, observasi salah satunya

mewawancarai pihak-pihak yang bisa memberikan informasi tentang evaluasi

pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih yang

terjadi pada PT. Propan Raya ICC Semarang. Data yang dianalisis dalam

penelitian ini berupa data lisan, tulisan maupun dalam bentuk dokumentasi

Page 54: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

35

laporan. Untuk memudahkan memperoleh data dalam penelitian tersebut, maka

diperlukan alat penunjang untuk proses perolehan data yaitu handphone, peralatan

menulis, daftar pertanyaan wawancara, jurnal dan referensi lainnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis adalah proses pengumpulan data secara sistematik untuk

mempermudah peneliti memperoleh kesimpulan. Analisis data yaitu proses

mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain, analisis

kualitatif bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu :

reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Mengenai

ketiga alat secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyedehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus

selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan

adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali

tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual penelitian, permasalahan

penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilihnya.

Page 55: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

36

Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan

mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari

data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka

jumlah data akan semakin banyak dan semakin komplek.

3.6.2 Display Data

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah display data.

Display data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan sehingga semakin mudah dipahami. Penyajian data

dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta

diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam

memahami apa yang terjadi. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data

yang relevan sehingga informasi dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu

untuk menjawab masalah penelitian.

Penyajian data yang baik menjadi satu langkah yang penting menuju

tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian

data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses

analisis yang terus-menerus sampai proses penarikan kesimpulan. Langkah

Piutang Tak Tertagih Sistem Pengendalian

Internal Piutang Usaha

Piutang Lancar

Page 56: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

37

berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dan

melakukan verifikasi data

Evaluasi Pengendalian Intern

3.6.3 Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi Data

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang

diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah suatu usaha untuk mencari atau memahami makna/ arti, keteraturan, pola-

pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Proses analisis tidak sekali jadi,

melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan

verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang

Piutang Tak Tertagih

Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha

Piutang Lancar

Page 57: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

38

disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari

kegiatan analisis data.

Page 58: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

39

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan

Pada tahun 1979, Hendra Adidarma kembali ke Indonesia setelah

menyelesaikan studinya di University of Stuttgart-Jerman. Dia menyadari bahwa

Indonesia adalah sumber daya kayu dan rotan yang sangat besar yang digunakan

untuk membangun rumah dan dibuat menjadi berbagai jenis furnitur dan peralatan

lainnya. Dia ditantang oleh kualitas cat dan sistem konvensional yang

membutuhkan waktu lama untuk diterapkan dan disembuhkan. Hasilnya juga

buruk dan tidak tahan lama. Segera Hendra mengembangkan "Sistem Finishing

Kayu dan Rotan" yang memenuhi permintaan pasar. Idenya adalah: cat harus

mudah diaplikasikan, waktu proses harus singkat dan harus bisa mempercantik

produk dengan menunjukkan butiran kayu alami dan pada saat yang sama

melindungi Kayu dan Rotan itu sendiri. Sistem Finishing Kayu dan Rotan ini

melebihi harapan pasar dan segera menjadi pemimpin pasar. Ini adalah permulaan

yang sangat sederhana tetapi sebuah revolusi besar bagi industri furnitur di

Indonesia. Hendra menamai perusahaan ini sebagai PT. Propan Raya ICC.

Tumbuh pesat karena dapat memenuhi permintaan, terutama untuk pasar ekspor.

Page 59: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

40

Sejak itu, serangkaian produk inovatif telah dikembangkan oleh Propan

Raya seperti lapisan pelindung logam, lantai polimer, pemeriksaan air, pelapis

plastik dan cat mobil mempolitur.

Dengan visi untuk menjadi pelapis permukaan paling inovatif dan

membangun perusahaan bahan kimia dengan kualitas kelas dunia, Propan

membawa reputasinya secara terus-menerus mendorong inovasi, penelitian, dan

pengembangan untuk menciptakan formula yang lebih baik untuk produknya.

Sekarang Hendra memperluas jajaran produk Propan ke cat arsitektur

dengan teknologi mutakhir yang disebut RPS (Rapid Product System). Ini adalah

satu-satunya di Asia Tenggara.

Karena Hendra sangat peduli dengan lingkungan, ia sangat mendukung

program Pemerintah Indonesia: "Selamatkan Bumi" dan ganti cat berbasis pelarut

Propan dengan cat berbasis air ramah lingkungan. Terlebih lagi, sejak 2015

Propan Raya secara aktif meluncurkan cat berbasis air seperti WB (Water Base)

Acrylic Lacquer untuk perabotan, WB Wood Care untuk bengkel tukang kayu, WB

Metal Protective Coating, WB Polymer Flooring dan lain-lain.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Pengertian visi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip

oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa adalah suatu pandangan atau

Page 60: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

41

wawasan yang dirancang oleh para pendiri perusahaan. Berikut

merupakan visi dari PT. Propan Raya ICC : “Menjadi perusahaan cat

dan kimia bangunan yang paling inovatif yang memiliki kualitas kelas

dunia”

2. Misi Perusahaan

Berdasarkan Kamus Besar Indonesia yang dikutip oleh Tim

Penyusunan Kamus Pusat Bahasa pengertian misi dalam perusahaan

adalah tindakan untuk melakukan tugas dalam mewujudkan visi yang

telah dibuat oleh pendiri perusahaan. Misi PT. Propan Raya ICC dalam

mewujudkan visinya yaitu :

a. Pelanggan

Menyediakan produk yang bernilai tambah tinggi dan menjadi

solusi bagi seluruh pelanggan berdasarkan : Kualitas kesesuaian,

kualitas keandalan, kualitas konsistensi, kualitas pelayanan,

kualitas penggunaan.

b. Mitra Bisnis

Mengembangkan hubungan bisnis yang saling menguntungkan

Page 61: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

42

c. Manusia

Mengembangkan karyawan agar memiliki pengetahuan, kreatif,

dan inovatif sejalan dengan pertumbuhan karir profesionalnya.

d. Lingkungan

Menghasilkan produk-produk ramah lingkangan melalui proses

yang sesuai dengan persyaratan peraturan lingkungan hidup.

e. Negara

Berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia.

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit

kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya

pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang

dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukan mengenai

spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian

laporan.

Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan anatara komponen

bagian-bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada

dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu

komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan

Page 62: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

43

tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut. Berikut merupakan

susunan struktur organisasi PT. Propan Raya ICC Semarang :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Sub Departemen Account Receivable

PT. Propan Raya ICC Semarang

Pada struktur organisasi, masing-masing bagian memiliki tugas dan

tanggung jawab kerja yaitu sebagai berikut :

a. Branch Operating Control Unit

1) Mengontrol AR Days cabang sesuai target

2) Mengurangi bad debt cabang

3) Mencapai target collection cabang

Page 63: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

44

4) Closing laporan accounting

5) Closing CO tepat waktu

6) Pelaporan PPh dan PPN sesuai deadline

7) Melakukan internal kontrol cabang

b. AR Control Sub Unit

1) Bertanggung jawab atas pembayaran customer tepat waktu dan

pencatatan pelunasan piutangnya

2) Mengelola penagihan piutang sesuai jatuh tempo

3) Mengelola umur piutang customer sesuai target

4) Mengurangi jumlah customer Bad Debt

5) Memberikan data piutang sesuai kebutuhan

6) Menjalin hubungan yang baik dengan customer

7) Melaksanakan meeting koordinasi AR

8) Melakukan analisa dan negosiasi atas approval customer yang

sudah over limit & over due

9) Memeriksa transaksi mutasi piutang dan laporan piutang,

membuat perhitungan insentif AR

Page 64: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

45

10) Mengevaluasi Credit Limit dan Credit Term

11) Melakukan kunjungan ke customer

c. AR Follow Up Staff

1) Melakukan follow up penagihan ke customer dan bertanggung

jawab terhadap collection cabang.

2) Melakukan follow up customer agar membayar tepat waktu

3) Menjalin hubungan yang baik dengan customer

4) Memberikan data customer yang over due dan/ over limit

5) Menyiapkan data tagihan yang harus dibawa oleh kolektor

6) Melakukan follow up tagihan ke customer yang akan/sudah

jatuh tempo serta Bad Debt

7) Melakukan konfirmasi saldo piutang customer

8) Membuat data untuk rapat koordinasi mingguan

9) Melakukan rapat koordinasi dengan bagian marketing

10) Melakukan kunjungan customer

d. AR Administration Staff

Page 65: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

46

1) Bertangung jawab atas pengelolaan dokumen penagihan (faktur

Penjualan, Faktur Pajak, Surat Jalan (asli), Credit Note, Order

Pembelian dan lain-lain), mulai dari penerimaan dari SAC,

serah terima dengan petugas penagihan, penyimpanan, serta

memastikan dokumen fisik penagihan sesuai dengan catatan

piutang menurut komputer.

2) Melakukan input transaksi piutang

3) Mendistribusikan faktur jatuh tempo untuk ditagihkan oleh

kolektor

4) Memberikan informasi perincian pembayaran/ piutang

customer kepada pihak yang membutuhkan

5) Memberikan informasi transfer yang masuk dari customer ke

bagian finance

6) Melakukan receiving dan filling invoice dan TTF untuk

ditagihkan

7) Menyiapkan faktur sesuai BPPF yang dibuat oleh AR Follow

Up

8) Membuat Laporan pembayaran per hari dan laporan bulanan

AR

Page 66: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

47

9) Melakukan tutup periode setiap akhir bulan

10) Melakukan invoice opname rutin per hari

e. Collector

1) Melakukan penagihan ke customer sesuai BPPF yang diberikan

2) Menginformasikan kondisi customer berdasarkan pengamatan

di lapangan

3) Menjalin hubungan yang baik dengan customer

4) Menerima pembayaran dari customer dan menyetorkan ke

Finance atau langsung ke rekening PT Propan Raya ICC

5) Mencatat hasil tagihan di BPPF dan membuat Bukti Kas

Masuk untuk pembayaran Tunai/BG

6) Membuat serah terima dokumen penagihan dan laporan hasil

kunjungan

f. Billing Administrator

1) Mencetak faktur

2) Pengiriman faktur ke pusat

3) Tutup periode bulanan data penjualan

4) Mendistribusikan faktur pajak

Page 67: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

48

4.1.4 Responden Kunci

Pada penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber data.

Responden kunci ini meliputi ROC Sub Dept Head, AR Control, AR Follow Up

Industri dan Proyek, AR Follow Up Retail. Guna memperoleh informasi dalam

pengelolaan piutang maka informan yang menjadi sumber data dalam penelitian

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Responden Kunci

NO NAMA JABATAN LAMA

BEKERJA TANGGUNG JAWAB

1 Maria

Magdalena

ROC Sub

Dept Head 20 tahun

mengontrol jalannya

administrasi di seluruh cabang-

cabang yang ada di regional

Jateng DIY baik itu masalah

financial kemudian masalah

piutang juga dan masalah

accounting.

2 Abraham

Aziz

AR Control

(PJS) 3 tahun

Bertanggung jawab atas

pembayaran tepat waktu

customer dan pencatatan

pelunasan piutangnya.

3 Triana

Rusmayanti

AR Follow

Up Industri

dan Project

1,5 tahun

Melakukan follow up

penagihan ke customer Industri

dan Proyek

4 Eka Septi

Lestari

AR Follow

Up Retail 5 tahun

Melakukan follow up

penagihan ke customer Retail

Sumber : Data PT. Propan Raya ICC Semarang, 2018

Page 68: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

49

4.2 Analisis Data

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas

terhadap hasil data penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas data dalam

penelitian kualitatif. Meleong (2005) memaparkan tujuan uji (credibility)

kredibiltas data untuk menilai kebenaran dari penemuan penelitian kualitatif.

Kredibilitas ditujukan ketika partisipan mengungkapkan bahwa transkip penelitian

benar-benar sebagai pengalaman dirinya sendiri.

Dalam hal ini akan diberikan data yang telah ditranskipkan untuk dibaca

ulang oleh partisipan. Kredibilitas menunjukan kepercayaan terhadap hasil

penelitian kualitatif, hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

4.2.1 Triangulasi (Triangulation)

Norman K. Denkin (2009) mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan

atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang

saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya,

triangulasi meliputi empat hal yaitu : triangulasi metode, triangulasi antar peneliti

(jika penelitian dilakukan dengan kelompok), triangulasi sumber data, dan

triangulasi teori. Dalam penelitian ini akan digunakan 3 (tiga) triangulasi yaitu

triangulasi metode, triangulasi sumber data, triangulasi teori.

a. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif

Page 69: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

50

menggunakan metode wawancara, observasi dan survey. Untuk

memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang

utuh mengenai informasi tertentu. Maka dalam penelitian ini

dilakukan pengecekan pada hasil wawancara kepada ROC, AR Control

dan AR Follow Up.

b. Triangulasi Sumber Data

Menurut Patton (1987) dalam Bachri (2010), triangulasi dengan

sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini jangan sampai

banyak mengharapkan hasil pembandingan tersebut merupakan

kesamaan pandangan, pendapat atau pemikiran. Dalam penelitian ini,

setelah mengumpulkan data primer yang telah diperoleh, maka data

tersebut dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama,

mana pandangan yang berbeda hingga menganalisis dan menghasilkan

kesimpulan mengenai evaluasi pengelolaan piutang usaha pada PT.

Propan Raya ICC Semarang.

c. Triangulasi Teori

Triangulasi teori, hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah

rumusan informasi atau Thesis Statement, Informasi tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk

Page 70: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

51

menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang

diteliti. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman

pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik

seara mendalam atas hasil analisis data yang diperoleh dalam

pelaksanaan penelitian.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Gambaran Penelitian Dan Pembahasan

Data dari hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan melalui

wawancara yang dilakukan pada bulan November 2018. Dimana seluruh informan

merupakan pihak-pihak yang berkaitan dengan PT. Propan Raya ICC Semarang

dan mengerti tentang evaluasi pengelolaan piutang usaha.

4.3.1.1 Prosedur Pemberian Piutang Kepada Customer Yang Dilakukan PT.

Propan Raya ICC Semarang

Menurut hasil wawancara dengan Ibu Maria Magdalena ROC Sub

Dept PT. Propan Raya ICC tentang bagaimana alur penjualan produk

hingga timbul piutang di perusahaan yaitu sales menyerahkan form

database beserta lampiran, dan AR follow up konfirmasi customer untuk

memastikan alamat pengiriman, alamat penagihan, cara pembayaran

mereka menggunakan BG/ check/ transfer/ cash, konfirmasi untuk tempo

pembayaran dan limit penjualan barang setelah itu input di SAP oleh

bagian penjualan, setelah customer sudah memiliki database, customer

Page 71: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

52

sudah dapat mengirimkan Purchase Order (PO), admin penjualan akan

menginput barang yang dipesan, selanjutnya dicetak admin gudang dalam

bentuk surat jalan yang nantinya akan dibawa oleh ekspedisi pada saat

penyerahan barang ke customer, setelah barang di terima dan surat jalan

sudah ditanda tangani dan di stempel, ekspedisi membawa pulang salinan

surat jalan untuk diserahkan kembali pada admin gudang, admin gudang

menyerahkan surat jalan kepada admin penjualan untuk di cetakkan

invoice dan faktur pajak jika Perusahaan Kena Pajak (PKP) serta PO jika

perlu. Setelah dokumen lengkap, dokumen di distribusikan ke bagian AR

Admin untuk di filling dan pada saatnya ketika faktur tersebut sudah jatuh

tempo AR Follow Up akan menyerahkan ke penagih (sales/kolektor) untuk

ditagihkan ke customer.

4.3.1.2 Sistem Penagihan Piutang Yang Dilakukan PT. Propan Raya ICC

Semarang

Menurut Kasmir (2003) ada beberapa cara yang dilakukan untuk

melakukan penagihan piutang yaitu :

1. Melalui Surat

Bilamana pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat beberapa

hari tetapi belum dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat

mengirim surat untuk mengingatkan atau menegur pelanggan yang

belum membayar hutangnya yang jatuh tempo. Apabila hutang

Page 72: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

53

tersebut belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan

maka dapat dikirimkan lagi surat dengan teguran yang lebih keras

2. Melalui Telepon

Apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan tersebut

belum juga dibayar maka bagian kredit dapat menelepon pelanggan

dan secara pribadi memintanya untuk melakukan pembayaran. Kalau

dari hasil pembicaraan tersebut ternyata pelanggan mempunyai alasan

yang dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan

perpanjangan sampai jangka waktu tertentu.

3. Kunjungan Personal

Melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat

pelanggan sering kali digunakan karena dirasakan sangat penting

dalam usaha-usaha pengumpulan piutang.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai sistem penagihan piutang

yang dilakukan perusahaan, informan mengatakan untuk sistem penagihan

yang dilakukan pada perusahaan adalah penagihan lewat telepon terlebih

dahulu untuk melakukan pembayaran secara transfer ke rekening Propan,

jika melalui telepon masih belum ada pembayaran biasanya dikunjungi

oleh sales maupun kolektor untuk penagihan langsung/ bayar cash

Page 73: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

54

ditempat, dan jika dikunjungi masih belum ada progress akan ada surat

konfirmasi atau surat pernyataan piutang.

4.3.1.3 Pengendalian Internal Yang Dilakukan PT. Propan Raya ICC

Semarang Untuk Meminimalisir Piutang Tak Tertagih

Untuk melakukan pemberian piutang kepada customer dibutuhkan

pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal pada penelitian ini

menggunakan model COSO yang meliputi :

a. Lingkungan Pengendalian

PT.Propan Raya ICC merekrut karyawan yang memiliki kompeten, jujur

dan memiliki pengalaman kerja sesuai dengan bidangnya sedangkan

untuk karyawan yang tidak memiliki pengalaman kerja, perusahaan

memperhatikan latar belakang pendidikannya, dimana PT. Propan Raya

ICC hanya merekrut karyawan yang memiliki ijazah minimal SMA/SMK

sederajat dan akan lebih baik lagi D3/S1 dengan latar belakang

pendidikan ekonomi untuk ditempatkan dibagian penagihan piutang (AR).

PT. Propan Raya ICC menetapkan pelatihan dari trainer maupun dari

divisi masing-masing selama 3 bulan untuk melengkapi kemampuan

dasar yang berguna dalam menjalankan tugas serta mendorong

terciptanya Sumber Daya Manusia yang baik yang bertujuan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan juga memiliki Standar

Operating Procedur (SOP) yang harus dijalankan oleh setiap karyawan.

Page 74: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

55

SOP tersebut berbeda-beda untuk masing-masing bagian, karena Job

Description tiap bagian juga berbeda. Struktur organisasi PT. Propan

Raya ICC khususnya bagian piutang/ Account Receivable (AR) terdiri

dari AR Admin, AR Follow Up, Kolektor, Billing Administrator dan

ketiganya di kepalai oleh AR Control, AR control diawasi oleh Branch

Operating Control (BOC). Struktur organisasi lini menggambarkan

hubungan antara bawahan dengan atasan dilakukan secara langsung.

b. Penilaian Resiko

Untuk mengantisipasi hal ini PT Propan Raya ICC memiliki prosedur

untuk mengecek history pelanggan melalui SAP, dimana dengan program

ini perusahaan dapat mengetahui track record pembayaran customer .

Untuk prosedur customer bad debt, apabila customer telah menunggak

selama 180 hari atau lebih, perusahaan mengirimkan surat peringatan

kepada customer untuk melakukan pembayaran.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai penilaian resiko melalui

kebijakan perusahaan, informan mengatakan bahwa untuk menilai resiko

customer dengan menyurvei langsung lokasi customer baik toko, industri,

maupun proyek. Seberapa besar kemampuan financial customer dengan

mencari informasi ke beberapa supplier lain ataupun rekanan lain. Dengan

penilaian tersebut bisa dijadikan dasar pemberian limit kepada customer

sehingga tidak lepas dalam pemantauan saat piutang customer sudah

Page 75: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

56

melampaui batas limit sehingga masuk ke sistem approval dimana AR

Control yang akan memutuskan untuk pemberian barang maupun di hold

sementara waktu sampai customer melakukan pembayaran.

c. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian terhadap piutang usaha PT Propan Raya ICC

Semarang dapat dibagi dalam beberapa aktivitas, yaitu sebagai beikut.

a. Aktivitas kredit dilakukan oleh bagian marketing dan otorisasi

persetujuan kredit dilakukan oleh kepala bagian survei.

b. Aktivitas tanggung jawab dan kewenangan mutasi piutang

usaha dilakukan oleh staff dan kepala bagian yang

berhubungan dengan piutang usaha, diantaranya tanggung

jawab bagian piutang dan kasir untuk menerima cash sebagai

bukti pengurangan piutang usaha serta wewenang dan kepala

bagian piutang dan kepala bagian marketing dalam memimpin

bawahannya dalam meningkatkan kinerja operasi untuk

Profitability

c. Aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian atau

fungsi yang berhubungan dengan piutang usaha antara lain :

1) Bagian finance penerima setoran tunai sales atau

kolektor

Page 76: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

57

2) Bagian AR Follow Up yang menyiapkan dan membantu

sales/ kolektor dalam menyiapkan dokumen untuk

penagihan ke customer

3) Bagian AR Admin dalam pemilahan invoice, filling

invoice yang belum jatuh tempo.

4) Bagian AR Admin khusus penginputan pembayaran

customer ke sistem.

5) Bagian kolektor/ sales yang langsung terjun ke

lapangan dalam penagihan ke customer

6) Bagian AR Control yang mengontrol usia piutang

customer dan limit piutang customer.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya penyimpangan

berupa kesalahan maupun penyimpangan berbentuk

kecurangan atau penggelapan uang perusahaan.

d. Informasi dan Komunikasi

Pemrosesan transaksi, informasi dan data transaksi PT Propan Raya ICC

Semarang telah dilakukan dengan system On-Line melalui SAP.

Informasi mengenai piutang usaha pada PT Propan Raya ICC Semarang

adalah berupa informasi dari setiap bagian yang membidangi piutang

Page 77: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

58

usaha, diantaranya sebagai berikut. Dalam proses pencatatan piutang dan

penerimaan kas dikenal bukti-bukti sebagai berikut ini.

a. Bukti Penerimaan dan Penyerahan Faktur (BPPF) sebagai bukti

penyerahan dan penerimaan faktur dari AR ke kolektor maupun

sales. Di BPPF terdapat tanggal BPPF, nomor BPPF, daftar

customer, daftar invoice (tanggal invoice, nomor invoice,

nomor faktur pajak (jika ada), tanggal jatuh tempo, nominal,

kolom pembayaran customer)

b. Faktur penjualan (invoice), Surat jalan lengkap dengan tanda

tangan dan stampel customer bukti bahwa barang telah

diterima, Purchase Order (jika perlu), Faktur Pajak (jika

customer PKP) dibandel menjadi satu untuk ditagihkan

langsung ke customer, Jika customer melakukan pembayaran

secara berkala/ cicil maka customer sendiri yang harus

menuliskan nominal pembayaran, tanggal pembayaran dan

tanda tangan di faktur penjualan yang akan dibawa pulang ke

kantor lagi oleh kolektor/ sales. Sebaliknya, jika customer

melakukan pembayaran secara lunas, invoice serta

kelengkapannya akan di serahkan ke customer sebagai tanda

bahwa invoice tersebut sudah terbayar lunas.

Page 78: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

59

e. Pemantauan atau Monitoring

Struktur organisasi lini yang diterapkan oleh perusahaan membantu

pemantauan kinerja karyawan bagian oleh masing-masing kepala bagian dimana

setiap karyawan bagian memiliki tanggung jawab melapor hanya kepada kepala

bagian yang bersangkutan dan hanya melaksanakan instruksi yang diberikan oleh

kepala bagian.

Page 79: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

60

4.3.2 Hasil Temuan Penelitian

Persoalan

Penelitian

Responden Kunci Kategori Pola

Maria

Magdalena

Abraham Aziz Triana

Rusmayanti

Eka

Septi

Lestari

Apa akibat

jika piutang

tak tertagih?

Akibat piutang tak

tertagih kemungkinan

besar perusahaan merugi

karena selain nilai barang

sebagai piutang

perusahaan hilang dan

Akibat piutang

tak tertagih maka

customer tersebut

akan menjadi bad

debt dan beresiko

untuk diblock,

Perusahaan

mengalami

kerugian dan

customer tidak

diberi barang

Akibat piutang tag tertagih

kemungkinan perusahaan merugi

karena barang yg sudah dikeluarkan

perusahaan hilang dan perusahaan

mengeluarkan biaya tambahan

untuk piutang tag tertagih tersebut,

Page 80: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

61

61

perusahaan juga

mengeluarkan biaya

tambahan untuk

memperkecil piutang tak

tertagih tersebut,

misalnya menyewa debt

kolektor sampe ke ranah

pengadilan. Dan cash

flow juga akan terganggu

dan akan

berimbas pada

collection sales

dan AR yang

turun.

lagi dari pihak customer akan di

blacklist dan tidak diberi barang

lagi

Meminimalis

ir piutang,

tindakannya

apa?

dengan lebih peka

terhadap gejalanya,

biasanya pembayaran

akan menurun,

Selalu kontrol

saat ada PO baru

masuk apakah itu

ada tagihan yang

Lebih peka

terhadap

customer yang

selalu

Lebih teliti dalam memberikan

piutang kepada customer baru dan

lama, jika ada customer yang

mempunyai riwayat collect dalam

Page 81: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

62

62

menunda-nunda

pembayaran, mengganti

cara pembayaran dan

pada saat mengerti gejala

tersebut segera

melakukan tindakan retur

barang, tarik barang

jaminan, stop kiriman,

dan lain-lain.

sudah overdue

atau over limit

dari kredit yang

ditentukan apabila

ada tagihan yang

sudah overdue

maksimalkan agar

customer payment

terlebih dahulu

terutama untuk

customer proyek

dan retail. Cara

meminimalisir

menunda-

nunda

pembayaran,

costumer yang

mempunyai

riwayat collect

di haruskan

bertransaksi

dengan cara

cash

pelunasannya, transaksi selanjutnya

di haruskan dengan cara cash

Page 82: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

63

63

customer yang

memiliki riwayat

pembayaran

buruk setelah

tagihan lunas

apabila customer

tersebut akan

buka PO baru lagi

maka kita ubah

sistemnya

menjadi cash.

Page 83: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

64

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang evaluasi pengelolaan

piutang untuk meminimalisir piutang tak tertagih pada PT. Propan Raya ICC

Semarang maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan pengendalian

PT Propan merekrut karyawan dan dibekali ilmu yang berkompeten

dalam menganalisis pemberian piutang kepada customer dan memberi

motivasi untuk melakukan kerja yang jujur

2. Penilaian resiko

Dari hasil wawancara diatas informan mengatakan bahwa untuk

menilai resiko customer dengan menyurvey langsung lokasi customer

baik toko, industri, maupun proyek. Seberapa besar kemampuan

financial customer dengan mencari informasi ke beberapa supplier

lain ataupun rekanan lain. Dengan penilaian tersebut bisa dijadikan

dasar pemberian limit kepada customer sehingga tidak lepas dalam

pemantauan saat piutang customer sudah melampaui batas limit

sehingga masuk ke sistem approval dimana AR Control yang akan

Page 84: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

65

65

memutuskan untuk pemberian barang maupun di hold sementara

waktu sampai customer melakukan pembayaran.

3. Aktivitas Pengendalian

Memisahkan jobdesk antar bagian agar tidak terjadi ketimpangan

dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya

4. Informasi dan komunikasi

Pemrosesan transaksi, informasi dan data transaksi PT Propan Raya

ICC Semarang telah dilakukan dengan system On-Line melalui SAP.

Informasi mengenai piutang usaha pada PT Propan Raya ICC

Semarang adalah berupa informasi dari setiap bagian yang

membidangi piutang usaha

5. Pemantauan dan monitoring

Struktur organisasi lini yang diterapkan oleh perusahaan membantu

pemantauan kinerja karyawan bagian oleh masing-masing kepala

bagian dimana setiap karyawan bagian memiliki tanggung jawab

melapor hanya kepada kepala bagian yang bersangkutan dan hanya

melaksanakan instruksi yang diberikan oleh kepala bagian.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut

Page 85: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

66

66

Pemilihan metode dalam pemberian piutang harus dikembangkan lagi,

dalam menganalisis customer harus lebih independent dan lebih cermat terhadap

customer

Dari pihak perusahaan harus lebih tegas kepada costumer agar

meminimalisir piutang yang tidak tertagih dengan cara costumer harus

memberikan nominal uang sebagai jaminan jika tidak terjadi problem saat

bertransaksi dengan PT Propan maka uang tersebut dapat di kembalikan lagi ke

costumer

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian terdapat keterbatasan selama proses penelitian

diantaranya :

a. Waktu penelitian yang relatif pendek, sehingga pengumpulan

informasi dan data pun menjadi terbatas.

b. Keengganan informan untuk memberikan informasi yang lebih detail

tentang permasalahan yang terjadi di dalam lingkup piutang

perusahaan.

c. Penelitian hanya dilakukan pada satu perusahaan.

Page 86: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

67

67

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang

Untuk penelitian yang akan datang, diharapakan dapat meniliti tentang

asas-asas pemberian piutang kepada customer , dan faktor apa saja yang

dibutuhkan untuk meminimalisir piutang tidak tertagih di dalam menejemen PT

Propan Raya ICC tersebut

Page 87: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

68

DAFTAR PUSTAKA

Dera, Arya Pratama, dkk. 2016. Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Piutang Dan Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada PT. Surya Wenang

Indah Manado. Jurnal EMBA 1498 Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 1498-

1508

Habibie, Nabila. 2013. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT

Adira Finance Cabang Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal.

494-502

Hambani, S. 2015. Implementasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang

Pada Universitas Djuanda Bogor. Jurnal Akunida Issn 2442-3033 Volume

1 Nomor 2, Desember 2015

Kardiyanti, Novi Arie, dkk. 2017. Penerapan Pengendalian Intern Penjualan

Kredit Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tidak Tertagih Pada PT.

Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo. Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3.

Issue. 3

Latif, Abdul dan Yuningsih Van Solang. 2016. Analisis Sistem Pengendalian

Intern Terhadap Pengelolaan Piutang Pada Amanah Finance Cabang

Gorontalo. Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume I, Nomor 2,

Desember 2016

Page 88: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

69

Lumempouw, Gerald, dkk. 2015. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Penjualan Kredit Pada PT. Sinar Pure Foods International. Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

Makaria, Beni, dkk. 2015. Evaluasi Atas Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan

Penerimaan Kas Sebagai Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern

(Studi Pada PT. Kasin Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 1

No. 1 Januari 2015

Mulyadi. 2014. Auditing Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat

Runtu, Resky Donald dan Inggriani Elim. 2016. Analisis Pengendalian Intern

Piutang Usaha Pada PT. Bussan Auto Finance (Baf) Manado. Jurnal

EMBA Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 536-545

Rusady, Nia Amelia dan Abriandi. 2016. Analisis Sistem Pengendalian Internal

Atas Penjualan Kredit Pada PT. Astrido Toyota. Kalbisocio Volume 3

no.1 Februari 2016

Sari, Dewi Paramita, dkk. 2015. Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Piutang Dalam Upaya

Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern (Studi Kasus Pada PT.

Semen Indonesia (Persero), Tbk). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.

22 No. 1 Mei 2015

Page 89: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

70

Siswanto, Edy dan Miftahurrohman. 2017. Sistem Informasi Pengendalian Intern

Atas Piutang Untuk Meminimalkan Jumlah Piutang Tak Tertagih Pada

KSU Makmur Mandiri Menggunakan Metode Umur Piutang. Jurnal

Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 8

Nomor 2 September 2017

Sujarweni, Wieratna. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Tahumang, Sulasry, dkk. 2017. Analisis Sistem Pengendalian Internal Piutang

Usaha Pada PT. Hasjrat Abadi Toyota Cabang Manado. Jurnal Riset

Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 241-250

Timuriana, Tiara dan Risti Eni Nasution. 2014. Pengaruh Pengendalian Piutang

Usaha Dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pada PT Gaya Sastra

Indah. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi

(JIMAFE) Volume Semester I

Page 90: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

LAMPIRAN

Lampiran A : Contoh Faktur Penjualan (Invoice)

Page 91: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran B : Contoh Surat Jalan

Page 92: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran C : Contoh Purchase Order dari Customer

Page 93: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran D : Contoh Bukti Penerimaan dan Penyerahan Faktur (BPPF)

Page 94: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran E : Contoh Tanda Terima Faktur dari Customer

Page 95: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran F : Contoh Tanda Terima Faktur dari PT. Propan Raya ICC

Page 96: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran G : Daftar Bimbingan Skripsi

Page 97: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA
Page 98: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran H : Surat Permohonan Riset

Page 99: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran I : Surat Balasan Riset

Page 100: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran J : Daftar Wawancara dengan Informan

Interviewer : Tri Handayani

Nama : Maria Magdalena

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : ROC Sub Dept Head

Tempat Wawancara : PT. Propan Raya ICC Semarang

Tanggal Wawancara : 27 November 2018

Interviewer : Selasa, 27 November 2018 saya mewawancarai salah satukaryawan PT. Propan Raya dengan nama … Maaf ibu dengan namasiapa?

Maria : Ibu Maria

Interviewer : Disini menjabat sebagai apa ibu?

Maria : Regional Operating Control

Interviewer : Untuk lama bekerjanya?

Maria : Eee sekitar 20 tahun lebih ya

Interviewer : Kira-kira itu jobdesk nya apa ya ibu?

Maria : Jobdesk sebagai Regional Operating Control berarti mengontroljalannya administrasi di seluruh cabang-cabang yang ada di regionalJateng DIY baik itu masalah financial kemudian masalah piutangjuga dan masalah accounting.

Interviewer : Untuk di PT Propan sendiri mempunyai jobdesk tertulis atau tidakya ibu?

Maria : Ada

Interviewer : Untuk struktur organisasinya juga ada ibu?

Maria : Ya ada

Interviewer : Peraturan tertulis secara umum missal berangkat jam berapa,pakaian memakai apa itu ada peraturan tertulis tidak?

Page 101: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Maria : Ya ada

Interviewer : Untuk semua peraturan di share kan ke karyawannya bu?

Maria : Ya, pada saat penerimaan karyawan kita bisa jelaskan eeeperaturan-peraturan apa saja yang harus dipatuhi.

Interviewer : Untuk karyawan sendiri nih bu pastinya semua perusahaan dituntutuntuk disiplin ya bu, tetapi jika terdapat pelanggaran ada sanksi atautidak ibu?

Maria : Ya kita mulai dari peringatan lisan kemudian SP1, SP2, SP3 danterakhir PHK sesuai berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.

Interviewer : Untuk pencegahan mengurangi tindakan pelanggaran eee itu di PT.Propan pencegahannya apa aja ibu?

Maria : Pencegahannya tentu saja dengan komunikasi eee masalah apa yangsudah masuk kriteria pelanggaran atau pun tidak melanggarkemudian eee ada training-training khusus untuk menjelaskanmengenai peraturan perusahaan dan tentu saja membangun suasanakerja yang baik sehingga eee karyawan lebih ingin berproduktifitastinggi dari pada melanggar dan menjadi karyawan yang bermasalah.

Interviewer : Untuk criteria khusus penerimaan pegawai itu seperti latar belakangpendidikan ada atau tidak ibu khususnya untuk AR?

Maria : Yah untuk AR tentu saja kita tetap memilih eee minimal SMAkemudian akan lebih baik lagi D3/S1 dan latar belakang ekonomi eeeaccounting dan ekonomi lainnya.

Interviewer : Untuk evaluasi kinerja pegawai itu ada atau tidak ya ibu?

Maria : Ada kita lakukan sebulan sekali.

Interviewer : Biasanya disebutnya evaluasinya apa ibu?

Maria : Disebut penilaian kinerja karyawan atau disingkat PKK

Interviewer : Untuk kebijakan dan prosedur SOP itu tadi dikomunikasikan olehbawahan ya ibu. Untuk perubahan susunan pengendalian intern,dikomunikasikan atau tidak ibu?

Maria : Apabila ada perubahan prosedur dan lain-lain kita komunikasikanmelalui forum training.

Interviewer : Pelatihan untuk karyawan baru ada atau tidak?

Page 102: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Maria : Yah pelatihan kita ada, pelatihan mengenai teknik cara bekerjanyaoleh atasannya masing-masing dan juga oleh rekan kerjanya dan adabeberapa eee kelas-kelas training juga yang menyangkut masalah keHRD an, pengembangan kepribadian juga.

Interviewer : Untuk perusahaan sendiri nih bu eee mempunyai bentar…kita masukke bagian AR ya ibu. Tingkat kolektabilitas piutang per tahunnyadisini naik stabil atau mengalami penurunan ya ibu?

Maria : eee dari tahun ke tahun kita di target 80% tapi ada beberapa cabangyang belum bisa khususnya yang di Jateng DIY itu masih agak susahuntuk memenuhi 80%. Ya dari tahun ke tahun masih stabil di angkasekitar 60 saja.

Interviewer : Apakah ada manajemen piutang di perusahaan sepertiii eee bagianpiutang atau bagaimana perusahaan mengelola piutang tersebut?

Maria : Piutang menjadi salah satu bagian dari finance dan accounting. Danada 1 departemen khusus ada pejabatnya juga disitu yang berfungsisebagai AR Control kemudian AR Follow Up kemudian juga ARAdmin.

Interviewer : Untuk jenis penjualan disini di PT. Propan itu ada berapa aja ya ibu?Apa saja?

Maria : Jenis penjualannya ehm kita bagi menjadi cash dan kredit ya.

Interviewer : Untuk sistem pembayarannya sendiri di PT. Propan menggunakansistem pembayaran apa ya ibu?

Maria : Sistem pembayaran yang kita pilihkan untuk customer itu ada yanglewat cash, lewat transfer, boleh juga dengan pembayaran BG ataupembayaran melalui cek.

Interviewer : Untuk perusahaan disini yang menjadi customer paling lancarpembayarannya apa ya ibu?

Maria : Nama customernya?

Interviewer : Ya nama customernya.

Maria : Nama customernya eee yang paling lancar itu kita punya 1 agen subagen ya yang ada di jalan mataram sana mereka punya took cukupbesar yang namanya PD. Utama

Interviewer : Untuk kualifikasi tertentu kredit yang di ajukan customer dapatditerima ada kualifikasinya atau tidak bu?

Page 103: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Maria : Ya ada eee kita akan lihat kondisi customernya kemudian yang bisadi apa yang di release itu untuk customer pertama tentu saja tidakboleh dengan sistem kredit tapi harus dengan sistem cash kemudiankita berikan limit sampai dengan 3,5 juta per orangnya.

Interviewer : Disini adakah jumlah batasan kredit minimum dan maksimum yangbisa dilakukan seperti tadi itu ya bu?

Maria : Ya kalau minimumnya 3,5 kalau maksimumnya ya tentu saja tidakterbatas sesuai dengan kondisi keuangan customer.

Interviewer : Bagaimanakah metode pembayaran piutang penjualan yangditerapkan perusahaan bu?

Maria : Metode pembayarannya kita kasih kredit limit dan kita kasih kreditterm ya jadi tiap customer kita batasi misalnya kalau kredit term nya45 hari ya berarti pada hari ke 45 dia harus bayar dulu sebelummengambil ke order berikutnya.

Interviewer : Untuk pemisahan tugas apa saja yang dilakukan dibagian piutang ibu?

Maria : Untuk pemisahan tugasnya di AR Admin berarti tugas utamanyaadalah menginput hasil pembayaran dari customer kemudiandiatasnya ada AR Follow Up yang bertugas untuk me apa yamasuknya follow up untuk customer-customer mana yang bisaditagih mana yang bisa dikunjungi supaya mempercepat pembayaranartinya meskipun hanya lewat telepon tapi AR Follow Up ini yangakan berperan besar untuk pembayaran customer membantu orang-orang yang di lapangan yang menagih langsung ke customer danyang mengkoorganisir kedua fungsi itu disebut AR Control.

Interviewer : Bagaimana posisi perusahaan dan persaingan di pasar bu? Apakahcukup kuat?

Maria : Posisi perusahaan kita sebagai produsen cat tentu saja kita punyabanyak pesaing, tapi saya pikir kedudukannya ada beberapa yangmenjadi lawan yang cukup kuat tapi hanya beberapa saja yanglainnya pada umumnya kita sudah bisa memimpin pasar.

Interviewer : Apakah hal tersebut mempengaruhi jumlah piutang ibu?

Maria : Ya tentu saja, semakin kuat kedudukan kita di customer akansemakin cepat si customer itu membayar apa lagi untuk customer-customer toko yang eee apa dia punya banyak supplier dariperusahaan cat yang lain semakin tinggi kedudukan kita di matacustomer tentu saja mereka akan memprioritaskan pembayaran kekita dulu.

Page 104: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Bagaimanakah alur/ proses penjualan produk dan pemberian piutangdi perusahaan?

Maria : Arus penjualannya ada order dari customer kemudian kita terimaorder, eee order akan diteruskan ke gudang, dari gudang kita akankirim melalui supir ekspedisi kemudian sesudah barang itu terkirimsempurna semua telah diterima oleh customer eee dokumen yangtelah di tanda tangani customer dikembalikan ke bagian admin untukdi cetakan faktur sesudah itu faktur akan dipindahkan ke bagianpiutang AR Admin kemudian AR Admin akan mem-file dan padasaatnya ketika faktur tersebut sudah jatuh tempo kita akan bawakanpenagih untuk ditagihkan.

Interviewer : Apakah ada potongan penjualan dan apa sajakah syarat pembayaranyang ditawarkan oleh perusahaan bu?

Maria : Potongan penjualan pada jumlah tertentu tentu saja kita akanberikan potongan penjualan atau mungkin ada masa-masa promositertentu menjelang hari raya mungkin kita akan tambahkan lagi 2%atau 3% untuk memacu penjualan.

Interviewer : Bagaimanakah kebijakan dan sistem penagihan piutang yangditerapkan di perusahaan?

Maria : Kebijakannya sistemnya ya? Sistemnya tentu saja pembayarannyaitu lewat tenaga yang langsung berhubungan dengan customer dalamhal ini salesman maupun kolektor. Sesudah uang itu didapat segeradisetorkan ke perusahaan pada saat pertama ya tidak boleh ditundauntuk faktor keamanan juga.

Interviewer : Disini dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam penagihan piutangibu?

Maria : Dokumen yang dibutuhkan adalah faktur dan juga surat jalan yangsudah ditandatangani customer sebagai pengakuan bahwa barangnyasudah diterima oleh customer.

Interviewer : Apa saja hambatan-hambatan atau kendala yang timbul dalampenjualan kredit dan dalam pengelolaan piutang di perusahaan?

Maria : Hambatan yang kita hadapi eee dari customer yang tidak disiplinmelakukan pembayaran dengan alasan bahwa barang yang dibeli itubelum laku sehingga mereka menunda-nunda pembayaran sampaipembeliannya itu sudah laku semua seperti itu, atau mungkin sicustomer itu ada kesulitan keuangan mungkin ada prioritas lain yanglebih di prioritaskan sehingga pembayaran ke kami ini tertunda.

Page 105: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Apa saja kebijakan perusahaan yang perlu diperhatikan terkaitpemberian kredit tanpa jaminan? Kalau disini kan ada kredit ibu tapicustomer tidak ada jaminan disini misal jaminan seperti surat atausejenisnya seperti itu bu.

Maria : Yah yang pertama kita harus eee mendidik sales-sales kita untukbisa menganalisa kondisi keuangan dari customer kemudian tentusaja supervisor atau atasan dari si salesman itu harus mengunjungitoko yang dimaksud untuk memberikan penilaian yang sama jugaseberapa besar sih kemampuan financial si toko tersebut dan tentusaja kita mencari informasi ke entah itu ke supplier yang lain entahitu ke beberapa customer atau mungkin ke tetangga kanan kiribagaimana sih sebetulnya attitude si customer jadi meskipun tanpajaminan kita sudah melakukan penilaian eee dan penilaian itu yangmenjadi dasar kita memberikan limit kepada customer tersebut.

Interviewer : Terima kasih Bu Maria eee untuk waktu yang telah diberikan.

Wawancara dengan Ibu Maria Magdalena

Tanggal 27 November 2018

Page 106: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Tri Handayani

Nama : Abraham Aziz

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jabatan : AR Control

Tempat Wawancara : PT. Propan Raya ICC Semarang

Tanggal Wawancara : 24 November 2018

Interviewer : Sabtu, 24 November 2018 saya akan mewawancarai salah satukaryawan di PT. Propan Raya. Maaf bapak dengan nama siapa?

Abraham : Saya Abraham Aziz

Interviewer : Disini jabatannya sebagai apa bapak?

Abraham : AR

Interviewer : Untuk lama bekerjanya?

Abraham : Sekitar 3 tahun

Interviewer : Jobdesknya itu apa saja pak yang dipegang bapak?

Abraham : Saya disini AR Follow Up merangkap PJS AR Control tugasnya itukalau AR Follow Up kan foll up customer bikin jadwal sales,kunjungan.

Interviewer : Kalau AR Controlnya pak?

Abraham : AR Controlnya mungkin approval tuh nanti jadi ada SO masuk tuboleh di approve apa ndak terus pembayarannya gimana,collectionnya perbulan nanti berapa.

Interviewer : Untuk perusahaan sendiri mempunyai jobdesk tertulis atau tidakpak?

Abraham : Kalau jobdesk tetap ada mbak.

Interviewer : Terus kalau untuk struktur organisasinya ada atau tidak bapak?

Abraham : Struktur organisasi juga ada.

Interviewer : Kalau untuk struktur organisasinya AR berarti untuk atasannya ARControl itu ya bapak?

Page 107: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Abraham : Iya AR Control terus AR Follow Up, sama nanti dibantu ARAdmin sama AR Input, dibawah foll up itu ada kolektor nanti.

Interviewer : Terus untuk peraturan tertulis nih pak seccara umum itu ada apatidak pak seperti berangkatnya harus jam berapa terus harusmemakai seragam atau tidak?

Abraham : Peraturan tertulisnya biasanya pas masuk kerja itu tetep ada disuruhliat peraturannya nanti kan ada. Itu biasanya pas pertama kali masuksudah ada peraturan tertulisnya.

Interviewer : Berarti pertama kali waktu jadi pegawai baru ya pak?

Abraham : Ya

Interviewer : Untuk karyawan sendiri itu biasanya dituntut untuk disiplin atautidak sih pak jika terdapat pelanggaran itu ada sanksi tidak?

Abraham : Kalau disiplin harus mbak, di semua perusahaan kan tetap harusdisiplin. Kalau sanksi kan mengikuti, ada sanksi yang ringan, adasanksi yang berat.

Interviewer : Seberat-beratnya itu apa pak?

Abraham : Kalau sanksi paling sepele mungkin keterlambatan itu kalau beratbisa SP 1 mbak.

Interviewer : Pak di perusahaan di PT ini ada evaluasi kinerja pegawai apa tidakpak?

Abraham : Ada mbak, namanya KRA itu tiap bulan.

Interviewer : Tiap bulan untuk menilai kinerja karyawan masing-masing gitu pakatau gimana? KRA itu apa?

Abraham : Kepanjangannya tidak tahu mbak, jadi KRA itu evaluasi yangdilakukan 1 bulan itu apa saja nanti ada presentasinya dan kalau ARnanti ada imbal baliknya berupa reward.

Interviewer : Itu berarti imbasnya ke reward ya bapak. Kebijakan dan prosedurSOP dikomunikasikan ke bawahan atau tidak pak?

Abraham : Kalau SOP pasti, setiap orang yang masuk AR pasti disuruh bacaSOP, manajemen piutang dan lain-lain

Interviewer : Terus pak disini kalau misalnya ada perubahan susunanpengendalian nih pak, pengendalian intern dikomunikasikan atautidak pak? Prosedurnya dan lain-lainnya kalau misalnya

Page 108: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

pengendalian intern itu lebih ke pengendalian ke pegawainya caramengelola piutang contohnya.

Abraham : Pasti ada mbak nek pengendalian intern kan tu dari kasus-kasus initerus dicari apa sih yang lengah itu apa. La itu nanti bisa dimeetingke terus cari solusinya.

Interviewer : Untuk contoh case apa pak?

Abraham : Contoh casenya itu misalnya sales nagih bawa uang banyakbiasanya kan setorkene sehari setelahnya nah kalau ini dalam kota ituharus ngantor yah kayak gitu sih mbak.

Interviewer : Permasalahannya pak?

Abraham : Kalau sales bawa uang itu kan bukannya kita nggak percaya yambak tapi kan namanya manusia tu tetep ada perilakumenyimpangnya, lah meminimalisir kan kayak gitu caranya.

Interviewer : Terus kalau misalnya ada karyawan baru nih pak, ada pelatihan ataundak sih pak untuk pelatihan per bagiannya?

Abraham : Ada pelatihan per bagian.

Interviewer : Contohnya pak?

Abraham : Biasanya tiap divisi itu ada kayak seminar gitu mbak.

Interviewer : Berarti seminar ya untuk seminar baru gitu pak. Untuk perusahaansendiri pak, biasanya memiliki riwayat pembayaran customernyamasing-masing nggak sih pak? Kita kan perusahaan pasti punyacustomer nih, customer ada piutangnya, nah punya catatan untukpiutang-piutangnya berapa, pembayarannya bagus apa tidak.Biasanya dicatat dimana pak?

Abraham : Ada. Itu bisa ditarik dari data ok mbak, nanti diolah nanti bisakelihatan toko ini riwayat pembayarannya berapa, paling banyakpembayarannya berapa terus dia bayarnya telatnya berapa hari, bisadilihat.

Interviewer : Datanya itu narik darimana pak?

Abraham : Dari SAP.

Interviewer : SAP itu apa?

Abraham : SAP program.

Interviewer : Berarti untuk programnya piutang ada di SAP semua itu ya pak.

Page 109: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Abraham : Ada di SAP semua.

Interviewer : Pak, bagaimana tingkat kolektabilitas piutang per tahunnya?Apakah naik stabil atau mengalami penurunan?

Abraham : Kalau dilihat dari 2017 ada penurunan mbak

Interviewer : Penurunan untuk collectnya ya pak?

Abraham : Iya collectionnya sama days pembayarannya.

Interviewer : Selalu kebawah atau tidak stabil?

Abraham : Tidak stabil, jadi turun tapi tidak terlalu turun.

Interviewer : Apakah ada manajemen piutang di perusahaan pak?

Abraham : Ada

Interviewer : Contohnya?

Abraham : AR

Interviewer : Oh, AR itu ya pak yang memanajemen piutang di perusahaan.Untuk perusahaan sendiri, bagaimana perusahaan mengelola piutangpak?

Abraham : Ya itu lewat AR itu.

Interviewer : Di PT.Propan nih pak. Jenis penjualan apa saja yang disini?

Abraham : Di Propan itu ada tempo sama cash mbak.

Interviewer : Untuk temponya itu ada tempo berapa hari pak?

Abraham : Kalau cat tembok itu 60 hari, kalau cat kayu 45 hari

Interviewer : Berarti tergantung produknya ya bapak?

Abraham : Ya, tergantung produknya.

Interviewer : Untuk sistem pembayarannya sendiri itu bapak yang berlaku di PT.Propan itu apa?

Abraham : Pembayarannya itu ada transfer dari customernya sendiri, cashlewat sales bisa atau lewat kolektor, bisa lewat BG, CG, Kospin.

Interviewer : Kalau BG itu bilyet giro ya pak. Kalau CG ?

Abraham : Check Giro

Page 110: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Untuk perusahaan nih pak, apa saja yang menjadi customer yangpembayarannya paling lancar yang di pegang pak Bram?

Abraham : Kalau retail di Semarang itu ada toko namanya Gampang Ingat itulancar.

Interviewer : Untuk Gampang Ingat sendiri itu toko atau apa pak ?

Abraham : Itu toko

Interviewer : Toko bangunan atau toko cat?

Abraham : Toko khusus cat.

Interviewer : Pak disini apakah ada kualifikasi tertentu agar kredit yang diajukancustomer dapat diterima?

Abraham : Kalau customer baru itu pukul rata mbak, jadi 3,5 juta-5 juta kreditterm awalnya, tapi kalo customer lama itu nanti evaluasi pakaiAPCLT itu tergantung dia pembayarannya tu berapa sama SO nyaberapa.

Interviewer : APCLT itu apa pak?

Abraham : APCLT itu Aplikasi Perubahan Credit Limit

Interviewer : Berarti tergantung kemampuan bayarnya customer?

Abraham : Iya tergantung kemampuan bayar sama dia itu per bulan tu berapasih masukin SOnya, nanti cari rata-ratanya.

Interviewer : Berarti juga termasuk SOnya dia juga ya pak, dia order berapa itujuga dipertimbangkan?

Abraham : Iya

Interviewer : Adakah jumlah batasan kredit minimum dan maksimum yang bisadilakukan pak?

Abraham : Batasan kredit minimumnya cash itu mbak, kalau maksimum itukan nanti ada limitnya, dari semua toko tetap ada limitnya nanti kanmasuk approvean kan yang biasanya over limit

Interviewer : Kenyataan dilapangan itu kalau misal over limit itu gimana pakmenyikapinya,

Abraham : Biasanya kalau over limit itu kita telepon customer terus ini adapembayaran lagi kapan jadi kita ada schedule pembayaran lagi biarlimitnya nggak kebanyakan juga, tapi kalau misalnya limitnya itu

Page 111: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

terlalu sedikit nanti koordinasi sama sales untuk naikin kreditlimitnya.

Interviewer : Itu tergantung pembayarannya bagus atau tidak ya pak berarti?

Abraham : Tergantung pembayarannya dia sebanyak apa per bulannya.

Interviewer : Kalau misalnya tetap masih ada over limit nih pak, barang tetapdikirim atau bagaimana pak?

Abraham : Kalau over limit itu biasanya kalau di propan masih dikirim tapi itukita kan itu ada over due ya yang disitu, nah kalau limit itu masihbisa dinego, kalau masalah over duenya itu yang susah untuk dinego.

Interviewer : Kalau over due itu kan berarti kan setiap penjualan kredit itu katabapak ada 45 sama 60 hari ya tadi. Itu maksudnya over due itu lebihdari 45 sama 60 itu pak?

Abraham : Jadi over due itu itungannya kalau barang kirim hari ini nah 60 harisetelahnya itu 1 hari, 60 hari terus 1 harinya itu yang dimaksud overdue nya itu 1 harinya.

Interviewer : Berarti 61 harinya itu sudah termasuk over due itu?

Abraham : Iya itu sudah masuk ke approval-an.

Interviewer : Kalau di propan sendiri, kalau misalnya ada over due itu barangtetap dikirim, maksudnya tetap melakukan penjualan atau tidak pak?

Abraham : Melakukan penjualan, maksudnya?

Interviewer : Maksudnya kalau ada customer nih sudah over due dia maupembelian lagi beli barang lagi, nah padahal dia kan sudah over dueberapa hari misal, 1 hari tuh pak. Itu Propan masih member ataumemang benar-benar harus dibayar dulu atau bisa tetap dinego.

Abraham : Kalau over due selama masih dibawah 20 hari barang masih tetapdilist.

Interviewer : Berarti 60+20 itu masih bisa pak?

Abraham : Sebenarnya 20 itu buat spealing-nya sales, jadi kalau saya bilang itutokonya tidak boleh tau ada spealing 20 hari.

Interviewer : Umm berarti itu internalnya antara AR dan salesnya ya pak.

Abraham : Soalnya kalau sales nih kunjungan hari Kamis padahal dia sudahjatuh tempo terus ada pembayaran hari misalnya Jumat dia janji

Page 112: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Jumat, itu kan 21 hari aslinya tidak bisa kirim to, nah untuk spealingitu makanya ada 21 hari itu.

Interviewer : Untuk disini pak, di AR sendiri ada pemisahan tugas apa saja yapak yang dilakukan dibagian piutang?

Abraham : Ada yang Follow Up telepom customer itu, ada yang inputpembayaran sama admin itu memilah-milah faktur.

Interviewer : berarti 3 ya pak?

Abraham : Sama kolektor

Interviewer : Katanya ada AR Control?

Abraham : AR Control itu ya kepalanya AR to. Berarti AR Control terusbawahannya ada AR Follow Up, terus ada AR Admin, AR Input, adakolektor.

Interviewer : Disini kebijakan dan sistem penagihan piutang yang diterapkan diperusahaan apa ya pak?

Abraham : Disini biasanya yang pertama itu by phone dulu nanti kalau misalby phone masih belum ada progress biasanya dikunjungi ataudikunjungi masih belum ada progress ya nanti ada surat konfirmasiatau surat pernyataan piutang.

Interviewer : Kalau misalnya dengan 3 itu tidak ada respon dari customernya pak,apa tindakannya AR?

Abraham : Biasanya kita lihat barangnya masih ada ndak, kalau misal masihada itu bisa di retur kalau tidak ada kita masih cari mungkin dibantukolektor dulu, tapi kalau misal belum ada pembayaran juga mungkinada penyitaan juga bisa.

Interviewer : Berarti ada penyitaan barang ya pak. Pak disini apa saja hambatan-hambatan atau kendala yang timbul dalam penjualan kredit pak dandalam pengelolaan piutang di perusahaan?

Abraham : Kendalanya itu biasanya dari kalau intern ya salesnya, salesnya itukadang ya namanya manusia ka nada naik turunnya males, tapi kalaudari luarnya ya customer itu kan macam-macam ada yang punyamanajemen pembayarannya bagus ya bayarnya bagus, tapi kalauasal-asalan pasti juga bayarnya asal-asalan. Jadi kalau customer kanmacam-macam ada yang gampang. Sebenarnya ada yang memangtidak punya uang memang belum ada yang untuk bayar tapi ada jugaitu dia punya uang cuma habbitnya dia ya memang susah untukbayar.

Page 113: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Berarti memang dari karakternya nya pak?

Abraham : Iya karakter.

Interviewer : Pak disini untuk penagihan sendiri, penagihan ke customer itu adadokumen yang perlu disiapkan tidak sih pak? Dari AR untukkolektor atau salesnya.

Abraham : Ada, namanya BPPF itu bukti penerimaan faktur. Jadi serah terimasama kolektor maupun sales itu buat pegangan kita itu ya BPPF itu.

Interviewer : Nah, untuk kolektornya sendiri untuk dibawakan kesana biasanyabawa apa saja pak?

Abraham : Biasanya bawa faktur kalau dia bayarnya pakai faktur nanti adatanda terima juga, kalau memang customernya minta tanda terima.

Interviewer : Untuk faktur, faktur saja atau ada lampiran-lampirannya.

Abraham : Kalau faktur itu kalau dari propan biasanya langsung jadi satulangsung sama surat jalan, jadi lampirannya surat jalan. Pasti adastampelnya, tanda tangan kepala penjualan. Ya kayak gitu mbak.

Interviewer : Terus untuk disini apa saja kebijakan perusahaan yang perludiperhatikan terkait pemberian kredit tanpa jaminan nih pak? Ini kankatanya ada tempo, tempo 45 sama 60 hari itu. Nah customer itu kantidak ada jaminannya nih pak, padahal propan kan menghutangkanbarangnya nah itu apa yang perlu diperhatikan pak?

Abraham : Paling penting ya itu kita harus lihat limit, over due jadi kalomisalnya kita kasih barang terus udah lama tidak ada pembayarannyaitu berarti ka nada tanda-tanda dia mau hmm istilahnya bad debt, jadikalau ada kayak gitu harus segera diatanggulangi.

Interviewer : Apa akibat jika piutang tak tertagih?

Abraham : Akibat piutang tak tertagih kemungkinan besar perusahaan merugikarena selain nilai barang sebagai piutange perusahaan hilang danperusahaan juga mengeluarkan biaya tambahan untuk memperkecilpiutang tak tertagih tersebut, misalnya menyewa debt collectorsampe ke ranah pengadilan. Dan cash flow juga akan terganggumisale jumlah piutange tak tertagih nominale gede.

Interviewer : Bagaimana cara propan meminimalisir piutang tak tertagih?

Abraham : Meminimalisir piutanga tak tertagih, dengan lebih peka terhadapgejalanya, biasane pembayaran akan menurun, menunda-nundapembayaran, mengganti cara pembayaran dan pada saat mengerti

Page 114: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

gejala tersebut segera melakukan tindakan retur barang, tarik barangjaminan, stop kiriman, dan lain-lain.

Interviewer : Terima kasih bapak untuk waktunya. Selamat siang.

Abraham : Siang.

Wawancara dengan Bapak Abraham Aziz

Tanggal 24 November 2018

Page 115: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Tri Handayani

Nama : Triana Rusmayanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : AR Follow Up Industri dan Proyek

Tempat Wawancara : PT. Propan Raya ICC Semarang

Tanggal Wawancara : 24 November 2018

Interviewer : Sabtu tanggal 24 November 2018 disini saya akan mewawancaraikaryawan PT. Propan dengan nama ibu siapa?

Triana : Triana

Interviewer : Jabatan disini apa bu?

Triana : AR Follow Up Industri Project

Interviewer : Lama bekerja?

Triana : 1,5 tahun

Interviewer : Untuk jobdesknya disini apa bu?

Triana : Menyiapkan faktur, follow up untuk customer, follow up lewattelepon ataupun kunjungan, diributin sales mbak hehe terus diributincustomer juga sering emm untuk konfirmasi database juga, controllimit sama TOP kalo ada yang sampai over limit kita harusmelakukan tindakan kan biar nggak overnya terlalu jauh biar ndakjadi bad debt, masih banyak mbak, hehe.

Interviewer : Untuk perusahaan sendiri nih bu, mempunyai job desc terlulis apand:ak nih bu?

Triana : Ada

Interviewer : Itu biasanya dimana bu?

Triana : Di dalam KRA, di hard copy juga ada kita bisa baca.

Interviewer : Untuk disini struktur organisasinya ada apa tidak bu?

Triana : Ada tapi yang pegang manajemen kayaknya mbak.

Page 116: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Oh ya. Untuk eemm peraturan nih bu, peraturan tertulis cara umum,seperti berangkatnya jam berapa, harus memakai pakaian formal atauseragam atau apa, jenisnya itu bu?

Triana : Ada mbak, manajemen juga.

Interviewer : Untuk karyawan nih bu, dituntut untuk disiplin atau tidak, jikaterdapat pelanggaran ada sangsi atau tidak?

Triana : Ada, seperti kaya AR kalau kerja tidak sesuai SOP, bisa-bisadikeluarkan mbak.

Interviewer : Oh gitu ya bu, Jadinya ada peraturan sendiri. Untuk pencegahanmengurangi tindakan-tindakan pelanggaran nih bu, ada atau tidak?

Triana : Untuk pencegahan ada, itu kan dari kita sendiri kalau kita nggaknglanggar ya kita aman-aman aja.

Interviewer : Untuk criteria khusus penerimaan pegawai itu juga ada atau tidakbu? Kayak latar belakang pendidikannya atau apa?

Triana : Ada setahu saya untuk staff disini memang lulusan harus Sarjana yambak kalo setahu saya.

Interviewer : Ibu sendiri lulusan apa ibu?

Triana : Saya Sarjana Ekonomi mbak

Interviewer : Terus disini untuk evaluasi kinerja pegawai ada atau tidak bu?

Triana : Setiap bulan sih kita kayak buat laporan dari KRA itu jadi hasilevaluasi kerja kita selama sebulan itu apa.

Interviewer : Berarti ada sistem sendiri ya bu?

Triana : Iya

Interviewer : Kebijakan dan prosedur SOP dikomunikasikan ke bawahan tidak bu?

Triana : Ya untuk karyawan baru pasti nanti ada SOP-SOPnya dari atasankita ngasih dari hardcopy kita baca terus kita terapkan pada kerjaan.

Interviewer : Ada perubahan susunan pengendalian intern dikomunikasikan atautidak bu? Contohnya kalau ada perubahan kebijakan pengendaliantentang intern nih.

Triana : Ada, itu selalu ada pemberitahuannya entah itu dari pusat atau dariatasan kita langsung kita selalu ada pemberitahuan kalau adaperubahan sistem atau SOP.

Page 117: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Pelatihan untuk karyawan baru ada atau tidak bu?

Triana : Untuk pelatihan karyawan baru selalu ada sih mbak.

Interviewer : Perusahaan memiliki daftar kredit customer atau tidak bu? Kayakmisalnya daftar piutangnya customer itu dicatat dimana ibu?

Triana : Ada, kita memakai sistem SAP dan sudah tercatat semua.

Interviewer : Dari piutang terus seperti databasenya itu juga ada bu?

Triana : Ada, itu juga masuk SAP dan kita punya hardopy terus juga adasyarat-syarat yang harus customer penuhi untuk mempunyai databasedisini.

Interviewer : Untuk database sendiri bu, biasanya itu isinya apa saja ibu.

Triana : Untuk database khususnya untuk customer Industri Proyek apabiladia PKP dia harus melengkapi syarat-syarat SPP PKP, KTP owner,juga NPWP itu wajib kalau dia PKP, dan untuk project dilakukan halyang sama.

Interviewer : PKP itu apa bu?

Triana : Pengusaha Kena Pajak

Interviewer : Bu, disini bagaiamana tingkat kolektabilitas piutang per tahunnyabu? Apakah naik stabil atau mengalami penurunan atau gimana bu?

Triana : Kalau saya kerja disini kan baru 1,5 tahun , jadi saya taunya itusekitar per bulan. Per bulan itu kalau untuk industri dia rata-rata naikatau stabil, tapi yang paling sering naik turun itu dari project karenakita tergantung dari proyeknya itu bayar.

Interviewer : Apakah ada manajemen piutang di perusahaan bu? Contohnyaseperti admin piutang dan lain-lain yang mengurusi piutang sendirigitu bu.

Triana : eee ada mbak itu saya mbak kerjaannya saya.

Interviewer : Umm jadinya dibagian AR ya bu.

Triana : Iya

Interviewer : Jenis penjualan apa saja bu yang ada di PT. Propan?

Triana : Untuk sistem penjualan disini itu ada dua, ada customer yang haruscash dan ada customer yang tempo dan itu masing-masing adacriterianya mbak.

Page 118: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Kriterianya apa saja ibu?

Triana : Kalau untuk pertama yang cash seharusnya tu kalau dari prosedurkalau database baru itu harusnya cash dan itu berlaku untuk 3 bulan,nanti kalau dia pembayarannya bagus kita evaluasi untuk jadikantempo.

Interviewer : Taunya bagus atau tidak bagaimana bu? Kan itu kalau cash kanharus bayar hari itu juga.

Triana : Jadi kita lihat secara omsetnya pengambilannya dia dalam 3 bulanitu hanya sedikit mungkin maksimal hanya 10 juta ya itu masih kitacash terus kalau pengambilan untuk PO diatas 20-25 itu bisa kitaajukan menjadi sistem tempo tapi dengan cover BG/cek/DP di depan.

Interviewer : Untuk sistem pembayarannya sendiri nih bu, apa yang berlaku dipropan?

Triana : Itu ada cek, BG, transfer dan sistem cash juga, tapi dianggapnya saholeh propan kalo BG atau cek itu kalau sudah dicairkan dan masukrekening propan.

Interviewer : itu baru diakui sebagai pendapatan ya bu. Perusahaan apa saja yangmenjadi customer yang pembayarannya paling lancar disini?

Triana : Kalau untuk industri rata-rata semua lancar mbak kebanyakan, tapiyang paling lancar itu dari Hartono Istana Teknologi, Jati LuhurAgung, Belgindo. Untuk big customer big customernya itu.

Interviewer : Disini adakah ada batasan-batasan kredit minimum dan maksimumyang bisa dilakukan?

Triana : Kalau untuk proyek itu untuk cash maksimal hanya dikasih 15 jutauntuk yang person cash, kalau yang tempo itu maksimal 100 jutabisa untuk proyek dan industri.

Interviewer : Disini pemisahan tugas apa saja bu yang dilakukan di bagianpiutang?

Triana : Pertama itu ada yang namanya AR Control itu atasan dari AR yambak, jadi tugasnya untuk mengontrol semua data-data piutang, ikutngecek juga dari customer industri, proyek, retail, semua dia yangngontrol.Kita juga ikut mengontrol juga, tapi kan tetep ada ARControl yang ikut

Triana : AR Control itu tugasnya mengontrol seluruh piutang customer dariapprove-an dan sampai segala macam sama control bawahan juga.

Page 119: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Approve-an itu approve-an apa ibu?

Triana : Approve-an itu apabila ada PO masuk dari customer kebetulancustomer itu masih ada tagihan di kita atau sudah melebihi limitnyadia, itu masuk ke approve-an kita dan kita bisa melihat criteriacustomer kalau seumpama customer itu hanya over limit secarapembayarannya juga bagus itu masih kita kasih barang tapi kalau diasudah over due (jatuh tempo) apa lagi over limit itu harus kita tindaklanjuti lagi apakah barang masih tetap dikasih atau tidak.

Interviewer : Selain AR Control ada AR lain lagi bu?

Triana : Ada itu dibawahnya ada AR Follow Up mbak, di Follow Up ituditempat kita ada 3, untuk saya sendiri itu pegangnya Industri Proyek,nahh itu tugas saya itu untuk Follow Up langsung ke customerseperti kunjungan kesana langsung atau follow up lewat teleponuntuk menanyakan masa pembayaran atau data-data administrasiyang mungkin masih kurang untuk perusahaan tersebut, saya jugacontrol piutang juga dan saya juga control AR days juga, kalau untukretail itu saya kurang begitu tau mbak jobdesk-nya karena setau sayakalau retail itu sama dengan saya tapi untuk prosedurnya dia adabatasan-batasan untuk limit untuk TOP dan untuk tagihan yangsudah jatuh tempo itu ada batasan-batasan sendiri beda dengan punyasaya. Terus ada yang namanya AR Admin itu ada 2, ada yang satuuntuk filling-filling faktur, kirim faktur ekspedisi atau kirim fakturyang sudah lunas cash gitu sama AR admin untuk input, jadi kalauada pembayaran masuk jobdesk dia untuk input payment tersebutsama masih ada kolektor itu yang membantu kita distribusi faktur-faktur kita ke customer, kolektor itu tugasnya untuk industri proyekmbak. Jadi untuk industri proyek faktur asli harus di customer tukartanda terima dan tanda terima itu kembali ke kita sebagai penggantifaktur.

Interviewer : Berarti disini ada kolektor sendiri ya bu? Bukan salesnya yangmeng-collect?

Triana : Kalau indsutri proyek itu kolektor bukan salesnya beda denganretail jadi kalau ada beberapa perusahaan ya hampir perusahaan ituminta faktur asli untuk dia pembayaran jadi faktur asli kita tukarkantanda terima dari perusahaan tersebut.

Interviewer : Bu bagaimana posisi perusahaan dan keadaan persaingan di pasarbu? Apakah cukup kuat?

Triana : Kalau untuk persaingan pasar jujur saya begitu tau mbak, mungkinyang lebih tau orang lapangan seperti sales ya mbak.

Page 120: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Bagaimana alur/ proses penjualan produk dan pemberian piutang diperusahaan bu?

Triana : Yang pertama itu ada database dari customer, saya konfirmasicustomer untuk memastikan alamat pengiriman, alamat penagihan,cara pembayaran mereka dan saya konfirmasi untuk tempo dan limitjuga setelah itu di input dibagian penjualan setelah penjualan itu adaPO dari customer masuk kita proses PO barang di kirim ke customerapabila customer itu PO maka surat jalan itu kembali ke gudang, darigudang naik ke penjualan setelah itu cetak faktur, faktur itudidistribusikan ke AR yang pertama kali terima itu AR admin setelahitu dia filling dan dibagi-bagikan untuk retail sendiri industri sendiridan proyek sendiri itu langsung dibagikan ke AR follow up nya.Sudah gitu mbak. Sudah sampai AR follow up khusus untuk industriproyek itu disiapkan ke kolektor agar bisa dikasih ke customer mbakdan ditukar tanda terima setelah itu baru dari customer menyiapkanpembayarannya sesuai tempo yang sudah dijanjikan.

Interviewer : Bu, disini bagaimanakah kebijakan dan sistem penagihan piutangyang diterapkan di perusahaan bu?

Triana : Untuk customer yang masih normal misalnya belum jatuh tempoterlalu lama atau over limit gitu saya follow up via telepon nanti kanbiar apa customer kan biasanya kasih janji bayar atau jadwalpembayarannya dia hari apa tapi kalau sudah lebih dari 180 haribiasanya atau mungkin bad debt kunjungan langsung ke customertersebut atau kita kirim surat konfirmasi piutang kalau emangcustomer sudah tidak bisa ditemuin itu biasanya kita kasih suratperingatan mbak.

Interviewer : Ada SPnya sendiri ya bu?

Triana : Ada

Interviewer : Terus biasanya kalau untuk kolektor ya bu. Kolektor itu kalaupenagihan, dokumen apa saja yang dibutuhkan sih bu?

Triana : Kolektor untuk penagihan itu dia itu butuhnya untuk customerbiasanya butuh faktur asli, surat jalan asli kalau yang ada pajaknyaitu kita kasih faktur pajak sama dia biasanya butuh PO jadi untukmelihat itu dia tuh order untuk project apa atau untuk produksi apa,biasanya customer itu seperti itu dan biasanya itu harus bermateraimbak.

Interviewer : Selain itu ada tanda terima atau bukti serah terima atau gimana bu?

Page 121: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Triana : Kalau dari customer masing-masing mungkin kebanyakan industriada tanda terima sendiri ya mbak dari perusahaannya, tapi kalauuntuk proyek kan kebanyakan dia di lapangan jadi kita sendiri yangmenyiapkan tanda terima jadi customer tinggal tanda tangan kalauada stampel ya di stempel langsung nama terang itu wajib.

Interviewer : Ada bukti penyerahan faktur itu kepada kolektor ndak bu dari AR?

Triana : Ada, sebelum kolektor berangkat bawa faktur itu kita siap-in yangnamanya BPPF dan itu kolektor harus tanda tangan.

Interviewer : BPPF itu apa ya bu?

Triana : BPPF itu Bukti Penerimaan Penyerahan Faktur mbak jadi entah itufaktur atau tanda terima yang akan ditagihkan eee apapun yangdibawakan ke kolektor, kolektor harus tanda tangan dan itu harusbalik untuk kolektor sore itu harus balik dan apabila ada customeryang pembayarannya cash dia harus segera transfer ke bank ataubalik ke kantor dengan pembayaran cash tersebut.

Interviewer : Apa saja hambatan-hambatan atau kendala yang timbul dalampenjualan kredit dan pengelolaan piutang di perusahaan bu?

Triana : Kalau hambatannya itu tuh seperti contohnya BG mbak, kita sudahdikasih BG customer cairnya ditanggal 20 tapi dia mundur lagikarena dengan alasan belum ada pembayaran dari proyeknya dia, itusih. Terus seringnya mundur-mundur kadang customer juga janjitransfer tapi tidak ada juga. Ya kalau sudah gitu tuh kita harus kasihSP atau surat pernyataan dan bahkan sampai surat penyitaan aset.

Interviewer : Itu kan dari segi customer bu, kalau dari segi internalnya sendiricontohnya kolektor atau salesnya itu ada kendala nggak sih bu dalampenagihan piutang?

Triana : Kalau selama ini untuk kolektor saya baik-baik saja mbak, karenaselama ini mereka kan bukan secara langsung menagih atau gimanaya, jadi kalau industri proyek kan sebenarnya hanya tukar faktur jadiuntuk pembayaran dari customer tersebut tuh langsung transfer kerekening propan dan mungkin dari kolektor hanya dibawakan BGatau uang cash itu pun tidak lebih dari 5 juta pun jarang.

Interviewer : Apa saja kebijakan perusahaan yang perlu diperhatikan terkaitpemberian kredit tanpa jaminan bu?

Triana : Dari database awal kan ada tempo dan limit tuh mbak, kalau diasampai PO baru itu sudah lebih dari limit atau lebih dari tempo kitaharus tindak lanjuti dulu agar customer payment dulu baru kita

Page 122: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

proses lagi, itu salah satu cara mencegah buat jadi bad debt samaatau dia cover BG itu kita harus cairkan BG buat masuk ke propandulu baru nanti PO bisa proses lagi.

Interviewer : Apa akibat jika piutang tak tertagih?

Triana : Akibat piutang tak tertagih maka customer tersebut akan menjadibad debt dan beresiko untuk diblock, dan akan berimbas padacollection sales dan AR yang turun.

Interviewer : Bagaimana cara propan meminimalisir piutang tak tertagih?

Triana : Selalu control saat ada PO baru masuk apakah itu ada tagihan yangsudah overdue atau over limit dari kredit yang ditentukan apabila adatagihan yang sudah overdue maksimalkan agar customer paymentterlebih dahulu terutama untuk customer proyek dan retail. Carameminimalisir customer yang memiliki riwayat pembayaran buruksetelah tagihan lunas apabila customer tersebut akan buka PO barulagi maka kita ubah sistemnya menjadi cash.

Interviewer : Terima kasih banyak bu untuk waktunya, selamat pagi.

Triana : Pagi mbak.

Wawancara dengan Ibu Triana Rusmayanti

Tanggal 24 November 2018

Page 123: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Interviewer : Tri Handayani

Nama : Eka Septi Lestari

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : AR Follow Up Retail

Tempat Wawancara : PT. Propan Raya ICC Semarang

Tanggal Wawancara : 24 November 2018

Interviewer : Pada hari Sabtu 24 November 2018 saya akan mewawancaraidengan Ibu, maaf dengan Ibu siapa?

Eka : Eka

Interviewer : Nama panjangnya ibu?

Eka : Eka Septi Lestari

Interviewer : Disini menjabat sebagi apa ibu?

Eka : AR

Interviewer : Lama bekerjanya?

Eka : 5 tahun

Interviewer : AR itu jobdesk nya apa ibu?

Eka : macem-macem mbak

Interviewer : Apa aja bu?

Eka : Ngefile faktur, follup customer, buat BPPF, nginput, emm nyiapintagihan sales.

Interviewer : Di perusahaan itu mempunyai jobdesk tertulis apa ndak bu?

Eka : Ya punya

Interviewer : Kalau untuk struktur organisasinya ada ndak bu?

Eka : Ada

Interviewer : Kalau disini ada peraturan tertulis secara umum apa tidak bu, kayakkerjanya jam berapa, harus memakai pakaian seperti apa?

Page 124: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Eka : Ada, jam 8 sampai jam 5 Sabtu libur

Interviewer : Untuk karyawan sendiri nih bu, dituntut untuk disiplin atau tidak?

Eka : Tidak

Interviewer : Kalau misalnya ada pelanggaran terdapat sanksi atau tidak bu?

Eka : SP mbak

Interviewer : ooo kena SP ya

Interviewer : Pencegahan mengurangi tindakan pelanggaran, ada apa tidak bu?

Eka : Evaluasi karyawan

Interviewer : Disini ada kriteria khusus ndak waktu pertama kali masuk sini adakriteria khusus untuk AR missal harus SMA atau S1 seperti itu

Eka : Ndak S1, SMA diterima ok

Interviewer : SMA diterima ya. Ibunya ini lulusan apa?

Eka : SMK

Interviewer : Untuk evaluasi kinerja pegawai ada apa tidak ya bu?

Eka : Ada

Interviewer : Disini kebijakan dan prosedur SOP dikomunikasikan kebawahanapa tidak bu?

Eka : Dikomunikasikan.

Interviewer : Perusahaan memiliki daftar kredit customer atau tidak bu untukmenjual secara kredit kayak misalnya riwayatnya, riwayatpembayaran terus misalnya contoh daftar piutangnya dia.

Eka : Ada

Interviewer : Semua tercatat dimana bu?

Eka : Komputer

Interviewer : Berarti ada sistemnya ya bu?

Eka : Iya SAP

Interviewer : Bu di perusahaan itu menyisihkan laba untuk resiko piutang taktertagih atau tidak ya bu?

Page 125: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Eka : Tidak, tapi reward sales dipotong 20% untuk customer bad debt.

Interviewer : Misal nih ada customer bad debt yang sudah membayar, itudikembalikan ke salesnya atau tidak bu?

Eka : Dikembalikan tapi jarang kembali, customernya tidak bayar pasti.

Interviewer : Disini bagaimana tingkat kolektabilitas piutang per tahunnya bu?Apakah naik stabil ataua mengalami penurunan atau justru adakenaikan?

Eka : Naik turuna tidak stabil.

Interviewer : Di perusahaan ada jenis penjualan apa saja bu yang ada di PTPropan ini?

Eka : Ada 2, penjualan tunai itu bayar cash sama penjualan kredit/ tempo.

Interviewer : Disini sistem pembayaran di PT. Propan itu ada apa saja?

Eka : Ada 3. Cash, transfer sama cover BG/ kospin.

Interviewer : Disini customernya propan yang pembayarannya paling lancar ituapa bu yang di pegang sama bu eka?

Eka : Asaya, Habe.

Interviewer : Customer itu bergerak dibagian apa ya bu?

Eka : Supermarket bangunan.

Interviewer : Disini adakah kualifikasi tertentu agar kredit yang diajukancustomer di terima bu?

Eka : Ada, disini itu ada 3 retail, proyek, industri. Saya ini pegang retail,kalau untuk customer baru limitnya Rp.3.500.000,00 dulu.

Interviewer : Kalau untuk temponya bu?

Eka : Tempo itu ada 45 sama 60 hari Untuk cat kayu 45 hari tapi kalauuntuk cat tembok 60 hari.

Interviewer : Bagaimanakah metode pembayaran piutang penjualan yangditerapkan perusahaan bu?

Eka : Ada 2, tempo dan cash

Interviewer : Pemisahan tugas apa saja yang dilakukan dibagian piutang ibu?

Page 126: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Eka : Ada 5. AR Admin, AR Follow Up Retail sama AR Follow UpIndustri Proyek, AR Control dan Kolektor

Interviewer : Bagaimanakah alur/ proses penjualan produk dan pemberianpiutang di perusahaan bu?

Eka : Nek untuk customer baru biasanya buat database dulu nanti difollow up terus input database customer bisa pesan-pesan barang,dilampirkan PO muncul faktur baru ditagihkan baru customer bayar.

Interviewer : Bagaimanakah kebijakan sistem penagihan piutang yang diterapkandi perusahaan bu?

Eka : Ya follow up customer, telepon dari kantor, kunjungan customerterus surat konfirmasi piutang.

Interviewer : Bu disini dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam penagihanpiutang?

Eka : Hmm itu surat konfirmasi piutang itu jangan sampai lupa, terusfaktur penjualan kalau ada tanda terima sama BPPF.

Interviewer : BPPF itu apa ya bu?

Eka : Bukti Penerimaan dan Penyerahan Faktur, itu serah terima dari ARke sales

Interviewer : Berarti disini sales ikut menagih customer ya bu, selain sales adabagian yang ikut menagihkan bu?

Eka : Kalau retail langsung salesnya, kalau proyek industri biasanyaditagihkan oleh kolektor.

Interviewer : Disini apa saja hambatan-hambatan/ kendala yang timbul dalampenjualan kredit dan dalam pengelolaan piutang di perusahaan bu?

Eka : Hambatannya itu toko tidak bayar, karena toko sepi catnya belumlaku, mesin tidak jalan.

Interviewer : Mesin itu mesin apa ibu?

Eka : Mesin tinting mbak.

Interviewer : Maksudnya tidak jalan itu rusak atau bagaimana ibu?

Eka : Bukan rusak mbak tapi gara-gara produknya kurang laku.

Interviewer : Kalau di PT Propan itu kan ada tempo nih bu penjualannya, itu adajaminan dari customer atau tidak bu?

Page 127: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Eka : Tidak ada

Interviewer : Itu ada resiko tidak sih bu kalo misalnya kebijakan perusahaan yangperlu diperhatikan terkait pemberian kredit tanpa jaminan itu?

Eka : Makanya itu sebelum customer ambil barang, AR Follow Upmemfollow up customer dulu biar tahu kemampuan bayarnya ituseberapa. Biasanya ada limit sesuai kemampuan customer 3 juta atau5 juta, nanti nek sampai jatuh tempo kok limitnya sudah segitu, mautidak mau harus dilunasi.

Interviewer : Itu berarti limit itu maksimal dia boleh hutangnya ke Propan gitu bu?

Eka : Iya sebenarnya gitu maksimal pengambilan sesuai limit tapi yangterjadi di lapangan tidak seperti itu.

Interviewer : Yang terjadi di lapangan itu seperti apa ibu?

Eka : Glondor mbak, limit sudah 5 juta tapi belum jatuh tempo customerya masih minta barang, tapi karena belum jatuh tempo AR ya tetapngasih barang.

Interviewer : Terima kasih ibu atas waktunya, selamat pagi.

Eka : Iya sama-sama mbak, semoga lulus.

Interviewer : Amin bu.

Wawancara dengan Ibu Eka Septi Lestari

Tanggal 24 November 2018

Page 128: EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA

Lampiran K : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa

NIM : B.231.15.0278

Nama Lengkap : Tri Handayani

Tempat & Tanggal Lahir : 06 Mei 1995

Alamat Lengkap : Pedurungan Tengah Vc no 19 RT.007 RW.002,Kel. Pedurungan Tengah, Kec. Pedurungan, KotaSemarang (50192)

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non Formal

1. TK Budi Mulya Semarang, lulus tahun 2001

2. SD Negeri Palebon 02 Semarang, lulus tahun 2007

3. SMP Negeri 9 Semarang, lulus tahun 2010

4. SMK Negeri 7 Semarang, lulus tahun 2014

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan

1. Bekerja sebagai admin di CV. Mustika Prima tahun 2014

2. Bekerja sebagai Pembina Sentra di PT. Bank Tabungan Pensiunan NasionalSyariah Boyolali tahun 2014 s.d tahun 2015

3. Bekerja sebagai admin di PT. Information Technology Service CenterSemarang tahun 2015 s.d tahun 2016

4. Bekerja sebagai Admin AR Staff di PT. Propan Raya ICC Semarang tahun2016 s.d sekarang

Semarang, 20 Desember 2018

Tri Handayani