evaluasi struktur pengendalian internal piutang dagang dan

Download evaluasi struktur pengendalian internal piutang dagang dan

If you can't read please download the document

Upload: truongnguyet

Post on 21-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAGANG DAN PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG DAGANG DENGAN METODE AUDIT STATISTIKAL SAMPLING

31

EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAGANG DAN PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG DAGANG DENGAN METODE AUDIT STATISTIKAL SAMPLING (Studi Kasus Pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera)

(Skripsi)

Oleh

AYU INDRESWARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG2012

ABSTRAK

Evaluasi Struktur Pengendalian Internal Piutang Dagang Dan Penilaian Kewajaran Saldo Piutang Dagang Dengan Metode Audit Statistikal Sampling (Studi Kasus Pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera)OlehAYU INDRESWARINPM :0811031022Telp : 085764438745Email : [email protected] 1 : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA.Pembimbing 2 : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.Penjualan merupakan salah satu aspek yang penting bagi perusahaan dalam usahanya untuk memperoleh laba. Penjualan secara kredit tidak memungkinkan untuk perusahaan menerima langsung penerimaan kas, tetapi dapat menimbulkan piutang dagang atas pelanggan. Pengelolaan piutang yang kurang baik secara langsung akan merugikan perusahaan. Untuk itulah diperlukan system pengendalian internal piutang dagang agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan, ketidakefektifan, dan ketidakefisienan yang dapat merugikan perusahaan. PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera menerapkan suatu system piutang dagang yang dituangkan dalam Standar Operasional Perusahaan. Standar Operasional tersebut diantaranya mengatur tentang bagaimana proses penjualan secara kredit dan pengelolaannya seharusnya dilakukan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat penyimpangan atau kesalahan dalam pelaksanaan prosedur dan pencatatan nilai piutang dagang, menilai sejauh mana penerapan metode statistical sampling dapat digunakan dalam pengujian pengendalian. Data dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Analisis dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif, dengan membandingkan teori dengan praktek yang sebenarnya terjadi, serta melakukan pengujian terhadap dokumen terkait dengan menggunakan attribute sampling model stop or go sampling dan variable sampling.Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa system pengendalian internal piutang dagang pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah berjalan dengan baik, dan dalam penilaian kewajaran saldo piutang dagang yang tecantum dalam neracatidak terdapat kekeliruan yang dianggap material atau menunjukkan saldo yang sewajarnya.Kata kunci : Sistem pengendalian internal, audit, piutang dagang, attribute sampling, variable sampling.

BAB I PENDAHULUAN

Latar BelakangMenurut Royan (2009:2), seperti yang kita ketahui dalam pemasaran produk, ada dua cara dalam menjual suatu produk, yaitu dengan cara kredit ataupun dengan cara tunai. Masing-masing perusahaan memiliki policy yang amat berbeda satu sama lainnya. Sedangkan policy itu nantinya juga akan mempengaruhi volume penjualan dari produk itu sendiri. Produk-produk yang laku di pasar cenderung diburu oleh pedagang perantara, maka berlakulah supply and demand, semakin tinggi permintaan maka para pedagang perantara sebagai outlet pun akan sanggup membeli tunai dengan cara meminta potongan harga. Sebaliknya jika produk tidak dalam kondisi laku dan diminati oleh konsumen, maka membeli secara kredit pun kadang kala tidak dilakukan.

Penjualan secara kredit tidak memungkinkan untuk perusahaan menerima langsung penerimaan kas, tetapi dapat menimbulkan piutang kepada pelanggan terhadap perusahaan yang memberikan penjualan kredit. Piutang semacam ini disebut sebagai piutang usaha atau piutang penjualan. Dimana piutang dagang (account receivable) ,merupakan tagihan perusahaan pada pihak lain yang timbul akibat adanya transaksi bisnis. Piutang dagang ini wajib dikelola oleh perusahaan karena jika keuangan perusahaan tidak dikelola dengan baik dan cermat, tentu saja akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sementara itu jika piutang dagang pada pelanggan tidak diurus dengan baik, tentu hasil yang akan diterima oleh perusahaan juga kurang baik.

PT. Makmur Anugrah Mandiri Sejahtera (Madistra) adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang distributor barang yang bekerja sama dengan pabrik-pabrik untuk memasarkan produk-produknya kepada outlet-outlet tradisional (general trade) dan pasar modern (modern trade). Salah satu indikasi bahwa pengendalian intern terhadap piutang lemah adalah akibat tidak dikelolanya piutang yang mengakibatkan piutang bad debt . Selain itu, dalam upaya menjaga efektivitas dalam pengelolaan piutang dagang, maka diperlukan pemeriksaan terhadap kejadian-kejadian yang terjadi terhadap penjualan kredit yang mengakibatkan piutang dagang. Hal ini dapat dilakukan dengan pengujian atas dokumen-dokumen yang mendukung terjadinya piutang dagang. Menurut Mulyadi(2002) metode yang dapat digunakan yaitu dengan metode dasar sampling statistical yang terdiri dari metode attribute sampling dan metode variable sampling. Metode attribute sampling yaitu suatu metode yang dengan tujuan untuk menilai apakah pengendalian intern di dalam perusahaan sudah baik atau buruk, sedangkan metode variable sampling bertujuan untuk menilai kewajaran saldo piutang yang tertera dineraca dan nilai rupiah piutang dagang.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengendalian intern piutang dagang dalam praktik yang sebenarnya dalam perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang mengangkat judul: Evaluasi Struktur Pengendalian Internal Piutang Dagang Dan Penilaian Kewajaran Saldo Piutang Dagang Dengan Metode Audit Statistikal Sampling Studi Kasus Pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera Di Bandar Lampung

Perumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah struktur pengendalian internal terhadap piutang dagang pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah berjalan dengan baik?Apakah jumlah atau saldo dan nilai rupiah piutang dagang pada neraca per 31 desember 2011 di perusahaan adalah wajar?

Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan PenelitianUntuk mengidentifikasi apakah terdapat penyimpangan atau kesalahan dalam pelaksanaan prosedur dan pencatatan nilai piutang dagang.Menilai sejauh mana penerapan metode stastistical sampling yaitu attribute sampling dan variable sampling dapat digunakan dalam pengujian pengendalian untuk menilai efektivitas pengendalian internal piutang dagang dan ketepatan nilai rupiah piutang dagang yang tercantum dalam akun pada perusahaan PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera.

Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

Bagi Perusahaan

Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan memberikan gambaran kepada perusahaan tentang pelaksanaan audit piutang dagang melalui model attribute sampling dan variable sampling sehingga diketahui efektivitas pengendalian internal piutang dagang dan kewajaran nilai rupiah piutang dagang.Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik dalam mengembangkan masalah seperti yang diangkat oleh penulis.

BAB II LANDASAN TEORI

AuditingPengertian AuditingMenurut Agoes (2004:3), Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Model Statistikal SamplingMulyadi (2002:253) menyatakan bahwa statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu attribute sampling dan variable sampling.

Attribute SamplingAttribute sampling atau disebut pula propotional sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern (dalam pengujian pengendalian). Dalam penelitian ini penulis menggunakan model stop-or-go sampling dalam model ini auditor tidak menemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan. Adapun prosedur yang harus ditempuh dalam menggunakan stop-or-go sampling adalah sebagai berikut:

Tentukan desired upper precesion limit (DUPL) dan tingkat keandalan (reliability level) atau R%. Jika kepercayaan terhadap pengendalian internal cukup tinggi maka tingkat keandalan (R) tidak kurang dari 95% dan tidak menggunakan DUPL lebih besar dari 5%.Gunakan Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian untuk menentukan sampel pertama yang harus diambil. Berdasarkan pada poin (a) maka penentuan sampel pertama adalah 60.Buat tabel stop-or-go decision. Dalam merancang tabel stop-or-go decision auditor merencanakan pengambilan sampel tidak lebih dari 3 kali. Pada pengambilan sampel pertama tingkat kesalahan sama dengan 0. Maka AUPL ( achieved upper precision limit) dihitung dengan rumus yaitu:

AUPL = Jika auditor tidak menemukan kesalahan yaitu sama dengan 0 maka auditor menghentikan pengambilan sampel. Hal ini dinyatakan dengan DUPL=AUPL. Jika DUPL DUPL pada kesalahan=3 maka unsure pengendalian internal yang diperiksanya tidak dapat dipercaya.Variable SamplingVariable sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun (dalam pengujian substantif). Variable sampling adalah teknik statistik yang digunakan oleh auditor untuk menguji kewajaran suatu jumlah atau saldo dan untuk mengestimasi jumlah rupiah suatu saldo akun atau kuantitas yang lain. Prosedur pengambilan sampel dalam pengujian substantif variable sampling adalah sebagai berikut:Penentuan tujuan pengambilan sampel

Tujuan pengambilan sampel dalam pengujian substantive adalah:Untuk menentukan jumlah saldo akun yang dianggap benar oleh auditor dengan menggunakan teknik penaksiran atau estimasi berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sampel.Untuk menentukan apakah auditor dapat menerima bahwa perbedaan antara jumlah yang ditaksir tersebut dengan jumlah yang bersangkutan didalam buku secara material benar atau menolaknya sebagai sesuatu yang secara material keliru.

Penentuan populasiPenentuan sampling unit

Penentuan sampling unit dapat berupa suatu saldo akun, suatu transaksi yang membentuk suatu saldo akun, dan suatu dokumen yang menjadi bukti terjadinya transaksi.Penentuan besarnya sampel

Dalam penentuan besarnya sampel auditor dapat mempertimbangkan empat faktor berikut ini untuk mengetahui besarnya kekeliruan sampel, yaitu:Besarnya deviasi standar dalam populasi. Semakin besar deviasi standar suatu populasi, semakin besar unsur populasi yang harus diambil sebagai amggota sampel agar sampel tersebut cukup mewakili karakteristik populasi.Tingkat resiko yang ditanggung oleh auditor (UR dan Zbeta). Menerima atau menolak suatu jumlah yang dihasilkan oleh suatu sampel memiliki 2 macam resiko yaitu kekeliruan alfa atau resiko menolak dan resiko beta atau resiko keliru menerima.Kekeliruan rupiah yang diperkirakan akan dijumpai dalam populasi yang dianggap material (M).Ketepatan yang dapat diterima oleh auditor (A). besarnya ketepatan yang dapat diterima oleh auditor (acceptable precision) dipengaruhi oleh besarnya kekeliruan yang mempengaruhi secara material pembaca laporan keuangan, besarnya resiko beta, dan besarnya resiko alfa.

Penentuan metode pemilihan sampel

Metode pemilihan sampel adalah judgement sampling, systematic sampling, dan random sampling.Pemeriksaan sampel

Dalam pemeriksaan sampel ini auditor menghitung rerata dan deviasi standar sampel.Evaluasi hasil sampel.

Jika auditor menggunakan statistical sampling, evaluasi terhadap hasil pemeriksaan sampel dilakukan oleh auditor secara kuantitatif.

Pengendalian InternalDefinisi Pengendalian internalMenurut SAS No. 55 yang dikutip oleh Guy, Alderman, and Winters (2002:226) pengendalian intern (internal control) adalah sebagai suatu proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak dalam pencapaian tujuan kategori-kategori berikut:

Keandalan (reliabilitas) pelaporan keuanganKetaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlakuEfektivitas dan efisiensi operasi.

Struktur Pengendalian InternalMenurut AICPA dalam SAS 55 dan penjelasan lebih lanjut pada AU 319.06 yang dikutip oleh Munawir (1995:229), menyatakan pengertian struktur pengendalian Intern (dalam arti luas) sebagai berikut Struktur pengendalian intern suatu perusahaan meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu perusahaan tersebut akan dapat dicapai.

Adapun unsur-unsur atau elemen struktur pengendalian intern yaitu:Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Tujuan auditor mempertimbangkan lingkungan pengendalian satuan usaha adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang sikap, kesadaran, dan tindakan dewan komisaris dan manajemen yang berhubungan dengan:Falsafah manajemen dan gaya operasinya.Struktur organisasiBerfungsinya dewan komisaris dan komite-komite yang dibentuk, khususnya komite audit.Metode yang digunakan untuk mengkomunikasikan wewenang dan tanggung jawab.Metode pengendalian manajemen untuk memantau dan menindaklanjuti kinerja, termasuk audit intern.Kebijakan dan prosedur personalia.Factor ekstern yang mempengaruhi operasi perusahaan, seperti peraturan pemerintah, pemeriksaan oleh badan legislative.

Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi meliputi metode-metode dan catatan-catatan yang ditetapkan manajemen untuk mencatat dan melaporkan transaksi dan kejadian, dan untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi dan kejadian tersebut. Agar menjadi efektif, suatu system akuntansi harus meliputi metode-metode dan catatan-catatan yang dapat:Mengidentifikasi semua transaksi yang sah.Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan adanya klasifikasi transaksi secara tepat untuk pelaporan keuangan.Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan pencatatan nilai keuangan dalam laporan keuangan.Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang tepat.Menyajikan transaksi dan pengungkapannya dalam laporan keuangan dengan semestinya.

Dari daftar tersebut dapat diketahui bahwa penekanan atau fokus sistem akuntansi adalah transaksi, yang meliputi pertukaran aktiva dan jasa antara perusahaan dengan pihak luar.Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian berupa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk memperoleh jaminan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha akan dapat dicapai. Prosedur pengendalian dapat dikelompokkan sebagai berikut: Otorisasi yang tepat,Pemisahan tugas, Dokumen dan catatan, Pengendalian kewenangan, Pengecekan independen.

Piutang DagangMenurut Soemarso (2004:338), timbulnya piutang dagang disebabkan oleh adanya transaksi penjualan kredit. Penjualan secara kredit merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan, biasanya, dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.

Dengan kata lain bahwa timbulnya piutang maka perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseprang atau perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang.

2.4.1. Unsur Sistem Pengendalian Internal Piutang DagangMenurut Mulyadi (2008:164) Unsur pokok sistem pengendalian internal piutang dagang adalah:Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :Fungsi piutang atas transaksi penjualan

Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan, mengirim barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan.Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered), misalnya sales order (pesanan penjualan), sales invoice (faktur penjualan), delivery order ( surat pengiriman barang), credit memo, official receipt (kwitansi).

Fungsi piutang atas penerimaan kas

Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (accounts receivable subledger card) untuk masing-masing pelanggan yang selalu diupdate (dimutakjirkan).Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur piutang).Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan jumlah saldo piutang menurut buku besar.Setiap akhir bulan dikirim monthly statement of account kepada masing-masing pelanggan.Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan harinya.Mutasi kredit diperkirakan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan piutang harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi dan pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak.

Fungsi Penagihan

Penagihan piutang dilakukan oleh bagian penagihan harus dipisahkan dari fungsi penyimpanan kas dan fungsi akuntansi.Adanya surat pernyataan piutang secara periodik, hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kepada pelanggan akan kewajibannya.Pelanggan ditagih dengan benar untuk semua komoditas yang dikeluarkan oleh departemen pengiriman. Koleksi tagihan dapat dipertanggungjawabkan.Praktik yang sehat. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :Bagian kasirKasir dilengkapi alat-alat bantu yang dapat mencegah kecurangan, pencurian, atau kesalahan. Misalnya kasir dilengkapi dengan mesin kas register.Bila mungkin kasir sebaiknya diasuransikan. Dengan cara ini bila terjadi kecurangan terhadap kas, maka perusahaan tinggal klaim keperusahaan asuransi. Perusahaan asuransilah yang akan mengusut terjadinya kecurangan.Kasir harus ambil cuti. Selama kasir cuti, pekerjaannya digantikan oleh petugas lain. Biasanya bila ada kecurangan sebelumnya akan mudah terbongkar dengan cara ini.Bagian kepala keuanganPemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. Perputaran jabatan (job rotation). Secara periodic diadakan pencocokkan fisik kekayaan dengan catatannya.

Prosedur Pemeriksaan Piutang DagangMenurut Agoes (2004:176), prosedur pemeriksaan piutang dagang adalah:

Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dari penerimaan kas.Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collectionsnya.Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.

Test check umur piutang dari beberapa customerke subledger piutang dan sales invoice.Kirimkan konfirmasi piutang:

Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat konfirmasi.Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negative.Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannnya.Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.

Periksa subsequent collection dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan.Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.Periksa dasar penentuan allowance for bad debt dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.Test sales cut-off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim pertanggal neraca. Kalau belum dikirim cari tahu alasannya.Periksa apakah notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.Periksa apakah penyajian piutang dineraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

BAB III METODA PENELITIANMetoda Analisis DataAdapun metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, menurut Sugiono (2009:206), metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sesungguhnya tentang evaluasi struktur pengendalian internal piutang dagang dan penilaian kewajaran saldo piutang dagang dengan model attribute sampling dan variable sampling pada PT Makmur Anugrah Mandiri Sejahtera.

Teknik Pengumpulan DataBila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

Pengumpulan data primer.

Menurut Umi Narimawati (2007:47) menyatakan bahwa ada dua cara pokok untuk memperoleh data primer, yaitu dengan cara berkomunikasi dengan obyek yang diteliti atau responden dan melakukan observasi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah sebagai berikut:Interview Interview langsung dilakukan dengan pihak terkait di perusahaan tempat obyek penelitian yang mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang diteliti oleh penulis, antara lain berupa masalah prosedur penjualan barang, prosedur pembelian barang, prosedur penagihan dan masalah-masalah lain yang terkait dengan piutang dagang.Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis/lisan pada obyek penelitian guna mendapat informasi. Kuisioner ini menyangkut pengendalian terhadap piutang dagang(Lampiran 1).Data primer ini diambil langsung dari seluruh pegawai bagian penjualan,pembelian, bagian piutang, kepala gudang, accounting, bagian pengiriman dan supervisor penjualan.Pengumpulan data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah diolah dan diproses langsung dari objek penelitian. Menurut Umi Narimawati (2007:51) menyatakan bahwa Data sekunder merupakan data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak seperti, dokumentasi perusahaan, jurnal, makalah, buku, dan penelitian terdahulu.Data sekunder dalam penelitian ini antara lain berupa:Gambaran umum perusahaan pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera yang beralamat di Jalan Sultan Agung Blok N 11, Way Halim Permai Bandar Lampung. Laporan keuangan (Laporan Laba/Rugi dan Neraca) per 31 desember 2011.Faktur Prnjualan selama tahun 2011 sebanyak 8043 faktur penjualan, dan data lainnya yang terkait dalam perusahaan.

Teknik Pengolahan DataTeknik pengolahan data ini yaitu dengan menganalisa hasil kuisioner yang digunakan untuk mengetahui baik buruknya struktur pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan mengenai penjualan kredit atas piutang dagang.

Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk menguji alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu apakah valid. Valid berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal ini sesuai pernyataan Sugiono (2009:172). Menurut Sugiono, hal tersebut dapat dilakukan dengan pengujian construct validity melalui analisis faktor terhadap instrument. Analisis vaktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total.Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat dan sebaliknya. r hitung > r kritis maka validr hitung < r kritis maka tidak valid

Untuk pengujian validitas instrument penelitian, penulis menggunakan program SPSS 18.0 for windows.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Pengujian Reliabilitas yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang digunakan yaitu, teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half). Untuk itu perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows. Rumus Spearman Brown yaitu: = Dimana: = reliabilitas internal seluruh instrument. =korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.Adapun kriteria nya sebagai berikut:0,90 - 1,00reliabilitas tinggi0,50 0,89reliabilitas sedang0,00 0,49reliabilitas rendah

Cara pengukuran peubahSkala pengukuran yang digunakan adalah Skala Guttman merupakan skala pengukuran dengan menghasilkan jawaban tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan, yaitu ya-tidak. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Hal ini sesuai pernyataan Sugiono (2009:137).Skala Guttman dibuat dalam bentuk checklist, jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban Ya diberi skor 1 dan jawaban Tidak diberi skor 0.Menentukan IntervalI = NT = Nilai tertinggiNR = Nilai terendahK = Kategori jawaban Sumber: Abdul Hakim (2001:71)

Alat AnalisisAnalisis KualitatifAnalisis kualitatif digunakan untuk menganalisis masalah dengan menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan kegiatan auditing, khususnya evaluasi hasil penggunaan metode attribute sampling dan variable sampling dalam menilai efektivitas pengendalian intern dan kewajaran saldo piutang dagang pada tanggal neraca.

Analisis KuantitatifProsedur Pemeriksaan Compliance Test (Pengujian Ketaatan)Pemeriksaan ini dilakukan setelah peneliti melakukan uji internal control dengan menggunakan internal control questionnaires yaitu berupa tanya jawab dan wawancara kepada pihak-pihak terkait di perusahaan. Pemeriksaan Compliance test dilakukan untuk membuktikan apakah internal control berjalan efektif atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan metode statistical sampling yaitu prosedur attribute sampling dan variable sampling.

Prosedur Atribut SamplingAdapun prosedur pengujian pengendaliannya adalah:Tentukan desired upper precesion limit (DUPL) dan tingkat keandalan (reliability level) atau R%.Gunakan Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian untuk menentukan sampel pertama yang harus diambil. Sampel diambil dengan bantuan table angka acak.Buat tabel stop-or-go decision. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute sample.

Pada hasil evaluasi ini adalah untuk mengetahui unsur pengendalian intern baik atau buruk. Hal ini dapat di lihat dari perbandingan antara achieved upper precision limit (AUPL) dengan DUPL. Jika AUPLDUPL maka unsure pengendalian buruk.Prosedur Variabel SamplingProsedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

Penentuan Tujuan Pengambilan SampelPenentuan PopulasiPenentuan Sampling UnitPenentuan Besarnya Sampel

Langkah-langkah penentuan besarnya sampel (n) adalah sebagai berikut:Penentuan deviasi standar (SD)Penentuan risiko kekeliruan yang ditanggung.Penentuan risiko beta dengan rumus:

Z beta = Dimana:AR= Risiko Akhir (Audit Risk)IR= Risiko Bawaan (Inherent Risk)CR= Risiko Pengendalian (Control Risk)Penentuan materialitas yang dialokasikan (M).Penentuan ketepatan yang dapat diterima dengan rumus:

A = M Penentuan besarnya sampel (n) dengan rumus:

= Dimana:UR = Z alfa yang dihitung pada reliability level tertentu berdasarkanTabelZ.A = ketepatan yang dapat diterima oleh auditor yang besarnyadipengaruhi oleh materialitas yang dialokasikan. UR dan Z beta.N = Jumlah populasi.Setelah diketahui besarnya sampel pendahuluan, sample dipilih dengan cara random dengan bantuan table angka acak (Lampiran 8 ) . Penentuan Metode Pemilihan SampelPemeriksaan Sampel

Dalam pemeriksaan sampel ini, rata-rata dan deviasi standar sampel dengan rumus sebagai berikut: = SD = Dimana:SD= Standar Deviasi Pendahuluan = Rata-rata saldo sampel piutang = Jumlah saldo sampel pendahuluan sebanyak besarnya sampel. Evaluasi Hasil Sampel

Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor melakukan langkah-langkah sebagai berikut:Menghitung standard error dengan rumus:

SE = Menghitung achieved precision A dengan rumus :

A = UR . SE . N Jika A tidak sama dengan A maka auditor kemudian menghitung A dengan rumus:

A = A . M Mengambil keputusan mengenai kewajaran saldo akun piutang dengan membuat kriteria keputusan sebagai berikut:

Menerima jika < AMenolak jika ACatatan:AV= . NBV = book value, yaitu nilai yang tercantum dalam buku klien.

Prosedur Pemeriksaan Substantif Test terhadap Piutang UsahaBuat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang Dagang.Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.

Test check umur piutang dari beberapa customerke subledger piutang dan sales invoice.Kirimkan konfirmasi piutang dagang.Periksa subsequent collection dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan.Test sales cut-off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.Periksa apakah penyajian piutang dineraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan4.1.1. Sejarah Berdirinya PerusahaanPT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 10 oktober 2007 dengan akte pendirian nomor 06 dihadapan notaries Soekarno, S.H. notaries di Bandar Lampung dengan dihadiri oleh saksi-saksi dengan status pendirian perseroan terbatas. Perusahaan ini bergerak dibidang distributor barang yang mendapatkan kepercayaan dari beberapa Prinsipal/pabrik untuk mendistribusikan produk mereka.Adapun produk-produk yang didistribusikan adalah yang berupa food dan non food sebagai berikut: Tabel 2.PRODUKPRINSIPALKETERANGANLondonPT. PacatradiNon BKPInacoPT. Niramas UtamaBKP3 PilarPT. Semar Kencana SejatiBKPCussonsPT. PZ Cussons IndonesiaBKPRiderPT. Mulia Megah SentosaBKPCiciCV. Sakura Makmur SentosaNon BKPArdilesPT. SS UtamaNon BKPKubota/ardilesPT. Ode Cipta SemestaNon BKPEs Teller (minuman)PT Alexis Megah PratamaNon BKPLilinUD Hendra RusliNon BKPAmanplas (Plester Luka)PT Ultra SalurNon BKPKIT (Shampo Motor)PT Wahana Mitra PratamaNon BKPLilin KudamasPT. Dian Sakti UtamaNon BKPMamia PampersPT. Aman Indah MakmurBKPKeterangan:BKP: Barang Kena PajakNon BKP: Barang Tidak Kena Pajak

Prosedur Penjualan BarangProsedur penjualan barang yang dilakukan oleh PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah sebagai berikut:

Pesanan dari pelanggan (Purchase Order) didapat melalui tenaga penjual/salesman serta melalui facsimile yang masuk.Berdasarkan order pembelian tersebut salesman membuat Surat Pesanan (SP) yang berisi sesuai dengan pesanan pelanggan yang dipesan dan ditandatangani oleh pelanggan. Surat Pesanan kemudian diserahkan oleh Supervisor untuk ditindaklanjuti apakah pelanggan tersebut layak untuk diberikan hutang atas barang pesanan dengan melihat riwayat pembayaran pelanggan kepada perusahaan. Jika supervisor memutuskan bahwa pelanggan tersebut layak diberikan hutang maka supervisor menandatangani Surat Pesanan tersebut dan kemudian diserahkan kebagian gudang.Berdasarkan SP tersebut kepala gudang akan mengecek fisik barang apakah barang yang dipesan pelanggan ada digudang, jika barang yang dipesan tidak ada dalam persediaan gudang maka dilakukan pemesanan ke pabrik. Kemudian SP akan diserahkan ke bagian administrasi penjualan.Berdasarkan SP tersebut, bagian administrasi penjualan akan menginput data penjualan dan dibuat Surat Jalan (SJ) rangkap empat yang bernomor urut cetak yang akan dikirim ke manajer akuntansi untuk ditandatangani. Setelah ditandatangani SJ 4 rangkap tersebut diserahkan ke kepala gudang.Kepala gudang menerima SP dan SJ rangkap 4 yang akan didistribusikan sebagai berikut:

Lembar ke-1, ke-2, ke-3, dan SP untuk petugas pengiriman.Lembar ke-4 untuk arsip.

Petugas pengiriman menerima SP dan SJ rangkap 3. Berdasarkan SP dan SJ tersebut petugas gudang mengeluarkan barang kemudian barang dikirim sesuai pesanan ke pelanggan beserta SP dan SJ rangkap 3.Petugas pengiriman membawa kembali SP dan SJ rangkap 3 yang telah dicap dan ditandatangani oleh pembeli dan SP dan SJ rangkap 3 tersebut dikirim ke kepala gudang.Kepala gudang menerima kembali SP dan SJ rangkap 3 untuk kemudian dicatat ke buku ekspedisi terima barang. SP dan SP lembar ke-3 lalu untuk arsip gudang dan SJ lembar ke-1 dan ke-2 diserahkan ke bagian administrasi penjualan.Bagian administrasi penjualan lalu menginput kembali data pengiriman pesanan penjualan dan akan menerbitkan faktur penjualan rangkap 3 dan faktur pajak rangkap 2. Semua faktur penjualan dan faktur pajak akan diserahkan kebagian manajer akuntansi.Manajer akuntansi menerima faktur penjualan dan faktur pajak untuk ditandatangani dan nantinya dicocokkan dengan SJ. Faktur penjualan dan faktur pajak akan diserahkan ke bagian administrasi piutang.Berdasarkan faktur penjualan dan faktur pajak, bagian administrasi keuangan membuat kartu penagihan yang akan dikirim ke pelanggan bersamaaan faktur penjualan dan faktur pajak. Faktur penjualan lembar ke-1 akan diserahkan ke pelanggan jika pelanggan membayar lunas tagihannya.

Prosedur Penagihan Piutang DagangBagian Penagihan (Salesman) menerima kartu tagih, Faktur Penjualan dari bagian administrasi piutang sesuai rute penagihan.Berdasarkan kartu tagih dan faktur penjualan tersebut Salesman menagih kepelanggan, jika pelanggan membayar lunas maka faktur penjualan yang asli lembar ke-1 diserahkan ke pelanggan. Dan jika pelanggan sudah jatuh tempo belum membayar lunas maka faktur penjualan tidak diserahkan ke pelanggan.Bagian penagihan/salesman setelah mendapatkan uang tagihan maka uang tagihan tersebut diserahkan ke kasir.Berdasarkan penagihan piutang yang tertagih maka kasir akan membuat bukti setor kas 1 lembar dan akan diserahkan ke bagian administrasi piutang.

Analisis Pengendalian Internal Perusahaan4.2.1.Uraian Struktur Pengendalian Internal Piutang DagangPada bab ini penulis akan mencoba untuk menganalisis struktur pengendalian internal piutang dagang yang diterapkan oleh PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera. Adapun pelaksanaan pengendalian internal piutang dagang memiliki tiga unsur pokok, yaitu:

Lingkungan pengendalianSistem akuntansiProsedur pengendalian.

Pengendalian perusahaan akan berjalan dengan baik apabila perusahaan dapat melaksanakan ketiga unsur pokok di atas dengan cara yang baik pula.Lingkungan Pengendalian

Dari hasil wawancara dan jawaban responden atas kuisioner yang diajukan terdapat beberapa poin penting mengenai lingkungan pengendalian piutang dagang pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera, yaitu diantaranya sebagai berikut:Struktur Organisasi

Dilihat dari struktur organisasi yang ada diperusahaan bahwa perusahaan telah menetapkan sistem pembagian tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada diperusahaan. Dalam kaitannya dengan penjualan kredit dan piutang dagang, struktur organisasi yang terkait akan dibahas sebagai berikut:Kepala bagian keuangan, yang merupakan bagian terpenting karena merupakan koordinator dalam melakukan kegiatan penjualan kredit. Tugas utama kepala bagian keuangan adalah memberikan otorisasi kredit setelah status kredit diperiksa.Bagian kredit, bagian ini bertanggung jawab atas pemberian kredit atas pelanggan.Bagian penyalur kredit, merupakan bagian yang berfungsi untuk memeriksa status kredit dan membuat faktur penjualan.Bagian akuntansi, bagian ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi penjualan kredit dan membuat laporan tiap periode.Bagian kasir, menerima semua bentuk pembayaran dalam kegiatan penjualan kredit.Bagian penjualan, bagian ini bertugas mencari pelanggan.Bagian gudang, bagian ini bertanggung jawab untuk mengkoordinir keluar masuknya barang dari gudang.Bagian pengiriman barang, yaitu bertugas mengirim barang sampai ketempat pelanggan.Bagian penagihan, bertugas dan bertanggung jawab melakukan penagihan kepada pelanggan. Bagian ini selalu berkoordinasi dengan bagian piutang untuk hal rute kunjungan dan kartu penagihan.

Kebijakan penjuaan kredit

Perusahaan menetapkan bahwa penjualan yang dilakukan secara kredit harus dilunasi dalam jangka waktu tempo 14 hari, terdapat pengecualian bagi supermarket nasional yaitu 30 hari jangka waktu temponya. Apabila debitur belum mampu membayar pada jatuh tempo selama 14 hari maka debitur tidak boleh melakukan pemesanan kembali selama piutang dagang belum dilunasi.Pengendalian manajemen penjualan kredit dan piutang dagang.

Sesuai dengan hasil wawancara dan kuisioner yang diajukan kepada 7 orang responden, dapat diketahui bahwa kaitannya dengan piutang dagang, perusahaan mempunyai kebijakan bahwa piutang yang tidak dapat ditagih akan menjadi tanggung jawab salesman yang meng-order penjualan barang. Sistem Akuntansi

Berdasarkan hasil jawaban kuisioner pengendalian intern piutang dagang yang diterapkan oleh perusahaan dan hasil pengamatan langsung, serta wawancara keperusahaan yang berhubungan dengan penjualan kredit, diperoleh hasil bahwa dalam melakukan penjualan, baik penjualan tunai serta kredit, perusahaan telah menggunakan system faktur, yang mana faktur khusus untuk penjualan kredit adalah faktur dengan nomor urut 03159 sampai 11201 untuk penjualan kredit yang terjadi dari 1 januari 2011 sampai dengan 31 desember 2011. Prosedur Pengendalian

Pada setiap transaksi penjualan kredit yang dilakukan, faktur penjualan yang diterbitkan akan diotorisasi oleh bagian-bagian yang terkait yaitu dari bagian keuangan, kepala bagian keuangan sebagai pengesahan setelah melakukan pemeriksaan terhadap dokumen permohonan kredit konsumen dan menilai kapasitas calon debitur tersebut.

Uji Kualitas DataUji ValiditasUji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Penulis melakukan uji validitas atas kuisioner (lampiran 2). Adapun hasil pengujian validitas data menunjukkan hasil yang valid, yaitu membandingkan antara r hitung dengan r tabel sebesar 0.333. Apabila r hitung>r tabel, maka item dinyatakan valid. Dalam hal ini r hitumg dari semua item dinyatakan valid karena semua nilai melebihi r tabel yang telah ditentukan.

Tabel 4.

Tabel Hasil Uji ValiditasNo.r hitungr tabel10.9060.33320.7250.33330.9060.33340.6950.33350.8590.33360.8350.33370.6060.333Sumber: data primer diolah 2012, hasil uji SPSS 18 for windows

Uji ReliabilitasUji reliabilitas dilakukan dengan uji Split Half (Spearman Brown). Adapun menurut Sugiono (2009) kategori kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

0,90 - 1,00reliabilitas tinggi0,50 0,89reliabilitas sedang0,00 0,49reliabilitas rendah Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18 for windows. Hasil hitung menunjukkan bahwa korelasi sebesar 0,897 (lampiran 3), dan dalam hal ini bahwa reliabilitas item data menunjukkan bahwa kuisioner yang diuji adalah reliabel atau handal.

Analisa Pemeriksaan Compliance Test dengan Penggunaan Metode Sampling StatistikalPenggunaan Prosedur Attribute SamplingSelama tahun 2011 perusahaan memiliki 443 faktur penjualan kredit dari jumlah faktur penjualan tersebut tidak ada yang batal. Attribute yang akan diperiksa adalah pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan surat pesanan penjualan yang telah disetujui oleh kepala bagian kredit (supervisor) dan kepala bagian keuangan.

Dalam hal ini penggunaan prosedur attribute sampling penulis menggunakan metode stop-or-go sampling. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan dipilih, penulis mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau R%.

Dalam hal ini tingkat keandalan yang dipilih sebesar 95% dan tingkat ketepatan sebesar 5%. Perusahaan telah mencerminkan bahwa pengendalian internal telah berjalan dengan baik, oleh sebab itu R% ditentukan sebesar 95%.Penentuan batas ketepatan yang diinginkan (desired upper precision limit) atau DUPL.

Besarnya DUPL ditentukan sebesar 5%. Hal ini, diakibatkan oleh tingkat keandalan yang digunakan sebesar 95%.Berdasarkan hasil jawaban kuisioner tentang struktur pengendalian internal atas piutang dagang yang sebagian besar responden menjawab pertanyaan dengan jawaban Ya.

Dari hasil pemeriksaan terhadap faktur penjualan yang berjumlah 60 lembar yaitu dengan memeriksa attribute maka diperoleh bahwa terdapat 1 faktur penjualan kredit yang tidak disertai tanda tangan dari kepala bagian keuangan (lampiran 6), maka tingkat ketepatan yang diperoleh atau AUPL ( achieved upper precission limit) dengan DUPL sebesar 5% adalah sebesar 8% (lampiran 6). Oleh karena, AUPL > DUPL, peneliti perlu mengambil sampel tambahan. Sampel tambahan didapat sebanyak 96 sampel (lampiran 6).Pada pemeriksaan tahap kedua ini peneliti melakukan pemeriksaan terhadap 96 sampel dari hasil pemeriksaan peneliti menemukan 1 kesalahan atau penyimpangan (lampiran 7), maka AUPL dengan DUPL sebesar 5% adalah sebesar 5% (lampiran 7), dengan demikian AUPL=DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem dan prosedur penjualan kredit yang mengharuskan adanya otorisasi dari pejabat-pejabat yang berwenang dalam pembuatan dan pengeluaran faktur penjualan kredit sepanjang tahun 2011 pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah berjalan dengan baik.Penggunaan Prosedur Variable SamplingMenentukan tujuan pengambilan sampel

Tujuan pengambilan sampel ini adalah untuk menghitung saldo piutang dagang yang terdapat dalam neraca per tanggal 31 desember 2011 dengan menggunakan rumus:AV AAV adalah audited value, yaitu nilai hasil audit, yang ditaksir dan pemeriksaan terhadap sampel. Nilai yang tercantum didalam buku perusahaan (BV) adalah sebesar Rp842.707.139,00.Menentukan populasi (N)

Populasi yang digunakan untuk penganalisaan yaitu terhadap 443 debitur dalam penelitian penulis.Menentukan sampling unit

Dalam pengujian substantif ini auditor memilih saldo piutang dagang debitur yang tercantum dalam kartu piutang usaha.Menetukan besarnya sampel (n)

Langkah penentuan besarnya sampel adalah sebagai berikut:Penentuan standar deviasi (SD) populasi.

Standar deviasi dapat diperkirakan dengan cara mengambil sampel dari populasi. Dalam hal ini penulis mengambil 30 sampel pendahuluan (lampiran 8) dan yang akan dihitung berdasarkan jumlah piutang dagang debitur. Penentuan resiko kekeliruan yang ditanggung oleh auditor (UR).

Untuk ini, tingkat keandalan yang ditentukan (reliability level) sebesar 95% maka resiko alfa (1- ) sebesar 5%. Faktor keandalan/reliability factor (UR) ditentukan dengan menggunakan tabel Z (lampiran 11). Pada tabel Z nilai 0,4750 menunjukkan perpaduan antara baris dan kolom yaitu sebesar 1,96.Penentuan risiko beta ( risiko penerimaan yang keliru atas pengujian substantif).Ditentukan dengan rumus:

Z beta = AR, IR, CR ditentukan berdasarkan pertimbangan penulis. Risiko Audit (AR) yang akan ditanggung sebesar 5%. Karena pengendalian internal yang telah diterapkan perusahaan telah berjalan dengan cukup baik maka resiko bawaan (IR) ditetapkan sebesar 30%. Sedangkan resiko pengendalian (CR) ditentukan sebesar 50%, karena penulis meletakkan kepercayaan terhadap pengujian pengendalian dan pengujian substantive dalam mendeteksi kekeliruan material. Berdasarkan beberapa risiko tersebut, besarnya kekeliruan beta adalah sebagai berikut:Z beta = Z beta = Z beta = 0.3333Berdasarkan Z beta sebesar 0,3333 tersebut, maka dicari Z beta dengan menggunakan tabel Z. Z beta adalah nilai kurva normal yang luasnya ditentukan dengan (0,5beta). Z beta pada daerah seluas (0,5-0,3333) =0,1667 adalah 0,43 ( lampiran 11)Penentuan materialitas yang dialokasikan (M).

1% dari total penjualan, maka diperoleh M sebesar 1%xRp 4.056.020.275,00 = Rp 40.560.203,00.Penentuan ketepatan yang dapat diterima oleh auditor (A)

Rumus ketepatan yang dapat diterima oleh auditor sebagai berikut:A = M A = Rp40.560.203,00. = Rp 33.262.760,00Penentuan besarnya sampel (n) dengan rumus:= 31

QUOTE = 31

QUOTE = 256

Adjustment besarnya sampel karena populasi dalam penelitian terbatas:n = n = = 162Menentukan metode pemilihan sampel.

Metode pemilihan sampel yang digunakan oleh penulis adalah random sampling, karena semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sampel yang akan diambil sebanyak 162 sampel dari seluruh populasi (lampiran 9).Memeriksa sampel

Pada prosedur pemeriksaan sampel ini penulis juga menghitung rata-rata dan standar deviasi sampel. Berdasarkan pengambilan sampel sebanyak 162, maka didapat rata-rata saldo ( ) sebesar Rp 1.870.416,00 dan standar deviasi (SD) sebesar Rp 1.865.366,00 (lampiran 9). Mengevaluasi hasil sampel

Evaluasi hasil sampel dilakukan melalui 4 langkah, sebagai berikut:Menghitung standar error

SE = SE= = 146.533Menghitung achieved precission A

A = UR x SE x N x A = 1,96 x 146.533 x 443 x = Rp 101.276.412,00Karena A tidak sama dengan A maka akan menghitung A.

A = A + M A = Rp 101.276.412,00 + Rp40.560.203 = Rp 18.341.396,00Menghitung Expected Audited Value (EAV) dengan cara sebagai berikut:

EAV = . NEAV = Rp 1.870.416 x 443 = Rp 828.594.487,00Mengambil keputusan mengenai kewajaran saldo akun piutang usaha dengan menggunakan Interval Estimate sbb:

AV ASehingga saldo piutang dagangAV A=Rp 828.594.487,00 Rp 18.341.396,00=Rp 810.253.090,00 sampai Rp 846.935.882,00 Dari perhitungan yang telah dilakukan peneliti, diketahui bahwa nilai interval Rp810.253.090,00 - Rp 846.935.882,00 berisi saldo piutang dagang yang seharusnya. Ternyata saldo piutang dagang yang tercantum dalam neraca sebesar Rp 842.707.139,00, berada dalam interval presisi, maka penilaian kuantitatif mengambil kesimpulan bahwa saldo piutang dagang pada penjelasan pos-pos neraca per 31 desember 2011 menunjukkan saldo yang sewajarnya.

Analisa Pemeriksaan Substantif Test terhadap Piutang UsahaBuat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang Dagang.

Dari hasil ringkasan terhadap piutang dagang per 31 desember 2011, total piutang dagang sesuai dengan catatan perusahaan .Tabel ringkasan skedul piutang ini disajikan pada lampiran 11.Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.

Penjumlahan (footing dan crossfooting) dan rincian-rincian dan saldo masing-masing pelanggan atau pegawai yang ada diperusahaan sudah sesuai dengan saldo menurut sub ledger piutang, serta total dari masing-masing rincian pun sudah sesuai dan tidak ada kesalahan penjumlahan dengan saldo general ledgernya. Test check umur piutang dari beberapa customerke subledger piutang dan sales invoice.

Umur piutang yang terdapat di customerke subledger telah sesuai dengan jangka waktu antara tanggal faktur dengan tanggal neraca dan tanggal faktur penjualan dicatat dengan benar subledger tersebut. Jangka waktu kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan juga sudah tercantum dimasing-masing penjualan.Kirimkan konfirmasi piutang dagang.

Perusahaan telah melakukan konfirmasi terhadap para pelanggan, dari hasil ringkasan terhadap beberapa klien khususnya pasar modern yang mendapat konfirmasi oleh perusahaan terdapat 8 pelanggan yang sudah menunjukkan saldo yang sama antara catatan pelanggan dan catatan perusahaan. Sedangkan masih terdapat 2 pelanggan yang menunjukkan perbedaan saldo antara catatan pelanggan dan catatan perusahaan yaitu sebesar Rp 15.655.724,00. Dari hasil konfirmasi ini, telah menunjukkan bahwa catatan perusahaan dan catatan pelanggan telah banyak yang cocok dan menunjukkan kewajaran saldo piutang dagang. Oleh karena itu perusahaan telah melakukan pencatatan yang sudah sesuai. Hasil ringkasan konfirmasi ini dapat dilihat pada lampiran 12.Periksa subsequent collection dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan.

Kelengkapan bukti penerimaan kas/bank dan otorisasi nya sudah lengkap dan terdapat otorisasi oleh pihak-pihak yang berwenang. Test sales cut-off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.

Syarat pengiriman barang yang diterapkan oleh perusahaan adalah FOB destination yang berlaku untuk penjualan barang. Dari hasil pemeriksaan atas faktur penjualan bahwa sudah dicatat pada periode terjadinya, yaitu tidak ada penjualan tahun 2012 yang dicatat sebagai penjualan tahun 2011, maupun sebaliknya dan transaksi penjualan sudah dicatat dalam periode yang benar. Periksa apakah penyajian piutang dineraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Penyajian piutang dagang di laporan keuangan PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

kesimpulan dari hasil pemeriksaan adalah berdasarkan prosedur audit yang dijalankan, sesuai dengan audit program, dari hasil ringkasan ditemukan kesalahan yang usulan audit adjustment nya sudah disetujui oleh pelanggan. Sehingga menurut saya, saldo piutang per 31 desember 2011 sudah disajikan secara wajar dan pengendalian piutang dagang secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik.BAB V PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian terhadap penggunaan metode sampling statistical dalam kaitannya dengan tahap pengujian audit atas piutang dagang pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dari hasil pengujian validitas dan reliabilitas terhadap kuisioner struktur pengendalian internal piutang dagang, yang menyatakan bahwa pada uji validitas r hitung item data melebihi r tabel, oleh karena itu instrumen data kuisioner valid. Sedangkan pada uji reliabilitas menyatakan koefisien Split-Half pada kriteria reliabilitas baik, oleh karena itu instrumen data kuisioner dikatakan reliable atau handal. Dari hasil tabulasi skor kuisioner (lampiran 4) diperoleh 2 orang responden (28,57%) yang menyatakan struktur pengendalian intern piutang dagang pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera belum berjalan dengan baik, dan 5 orang responden (71,43%) menyatakan bahwa struktur pengendalian internal piutang dagang yang diterapkan oleh PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah berjalan dengan baik secara keseluruhan. Dari penggunaan prosedur Attribute Sampling, sistem dan prosedur penjualan kredit yang mengharuskan adanya otorisasi dari pejabat-pejabat yang berwenang dalam pembuatan dan pengeluaran faktur penjualan kredit sepanjang tahun 2011 pada PT Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah berjalan dengan baik. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa struktur pengendalian internal piutang dagang pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah berjalan dengan baik.Dengan menggunakan prosedur variable sampling dalam melakukan pengujian terhadap kewajaran saldo piutang dagang, diperoleh bahwa saldo piutang dagang yang tercantum dalam neraca tidak terdapat kekeliruan yang dianggap material atau menunjukkan saldo yang sewajarnya. Berdasarkan prosedur substantive piutang dagang yang telah dijalankan, masih terdapat kekeliruan pencatatan antara catatan perusahaan dan catatan pelanggan, akan tetapi secara umum buku penjualan, kartu piutang, dan buku besar yang dimiliki oleh perusahaan telah menunjukkan pencatatan terhadap piutang dagang dengan benar. Dari hasil ringkasan saldo piutang per 31 desember 2011 sudah disajikan secara wajar dan pengendalian piutang dagang secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) jilid 1. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.Guy, Dan M; Alderman, C. Wayne; dan Winters, Alan J. 2002. Auditing Edisi Ke 5 Jilid 1. PT.Gelora Aksara Pratama diterjemahkan oleh Sugiyarto, Paul A. Rajoe, Ichsan Setiyo Budi,:Jakarta,Hakim, Abdul. 2001. Statistika Deskriptif Edisi Pertama. Penerbit EKONISIA Kampus Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. Jusup, Al Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi Edisi 6 Jilid 2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN: Yogyakarta.Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN: Yogyakarta.Mulyadi. 2002. Audit Buku 1 dan 2 Edisi 6. PT.Salemba Emban Patria: Jakarta.Munawir, H.S. 1995. Auditing Modern Buku 1 Cetakan Pertama. PT. BPFE- Yogyakarta: Yogyakarta.Narimawati, Umi. 2007. Teknik-Teknik Analisis Multivariate Untuk Riset Ekonomi. Penerbit Graham Ilmu: Bandung.Pulasari, Rima. 2010. Evaluasi System Pengendalian Intern Penjualan Jasa Perawatan Lift Pada PT. Industry Lift Indo Nusantara Kantor Cabang Semarang. Skripsi program S-1. Universitas Dipenogoro: Semarang.Royan, Frans M. 2009. Account Receivable Sales Force( Cara Cerdas Mengelola Piutang Penjualan(AR) Sales Force. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.S.R. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat. Jakarta.Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV.ALFABETA. Jakarta.Yonathan. 2006. Analisa Struktur Pengendalian Intern Piutang Dagang Pada PT.Metro Multi Piranti Di Metro Lampung, Skripsi program S-1, Universitas Lampung: Lampung.