evaluasi pelaksanaan peraturan …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/pdf skripsi uwew...antara...

139
i EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PASAR DI PASAR MENES KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Strata-1 Pada Program Studi Administrasi Negara Oleh : LELA NURLELA NIM. 6661072797 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2011 ABSTRAK

Upload: trinhkhanh

Post on 07-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

i

EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 10 TAHUN 2001

TENTANG RETRIBUSI PASAR DI PASAR MENES

KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Ujian Sarjana Strata-1

Pada Program Studi Administrasi Negara

Oleh : LELA NURLELA

NIM. 6661072797

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

2011 ABSTRAK

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

ii

LELA NURLELA. NIM 072797. Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Kata kunci : Kebijakan Publik, Retribusi Daerah

Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauhmana keberhasilan penerapan Kebijakan publik dan seberapa besar tingkat kesenjangan antara harapan dan tujuan yang telah dicapai.Salah satu faktor penting dalam pembangunan daerah adalah faktor keuangan daerah. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah retribusi daerah. Retribusi Pasar Merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Pasar Menes memiliki potensi yang cukup waktu untuk dinilai atau dievaluasi suatu kebijakannya dalam hal Retribusi Pasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengevaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori yang didasarkan pada kriteria – kriteria Evaluasi menurut William N Dunn. Kriteria –kriteria tersebut adalah Efektivitas, Efesiensi, Kecukupan, pemerataan Responsifitas dan Ketepatan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Tehnik analisa data menggunakan tehnik analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa . Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang Belum maksimal. Pelaksanaan Peraturan Daerah No 10 Tahun 2001 belum maksimal dilaksanakan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. baik oleh faktor penghambat maupun faktor pendukung. Faktor penghambat diantaranya adalah satu adanya keterlibatan pihak Luar (LSM ) dalam pelaksanaan kebijakan Retribusi Pasar di Pasar Menes, Dua kurangnya kesadaraan wajib retribusi untuk membayar retribusi , Tiga adanya unsur ketertutupan dari pegawai kantor Pasar Menes dalam memberikan informasi mengenai realisasi pendapatan Retribusi Pasar perhari di Pasar Menes, empat kurangnya sarana yang dimiliki Kantor Pasar Menes dan ke lima Sumberdaya Manusia di Pasar Menes secara kualitas dan kuantitas masih Rendah. Adapun yang menjadi Faktor Pendukung adalah Terjalinnya komunikasi yang baik antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk selalu mengawasi kegiatan retrribusi di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang dalam jangka waktu satu- tiga bulan sekali dan adanya Kesadaran dari beberapa wajib retribusi untuk selalu patuh dan membayar Retribusi.

ABSTRACT

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

iii

Lela Nurlela. Nim 072797. Evaluation of the Implementation Regulation Pandeglang District No. 10 of 2001 about Market Retribution In the Menes Market pandeglang District. Faculty of social and politicial. University of sultan Ageng Tirtayasa.

Keyword : Public policy, Area Retribution

The evaluation was conducted to assess the extent of successful implementation of public policies and the extent of the gap between expectations and goals have been achieved. The one of an important in the development of local goverment is local finance factor. One sources of local owned reveneu is market Retribution. Market retribution is one source of local owned revenue. The market potential of Menes has sufficient time to assess or evaluate a policy in terms of market retribution. The purpose of this study was to evaluate the implementation of Regulation Pandeglang District Number 10 Year 2001 About Market Retribution on Menes Market Pandeglang. The method used in this research is employing a qualitative approach. This study uses a theory based on the criteria - criteria for evaluation according to William N Dunn. These criteria are Effectiveness, Efficiency, adequacy, equity and responsiveness of Appropriateness. The data collection techniques are interview, observations, and documentation study. The data analysis employs interactive analiysis of Miles and Huberman. The results showed that. Evaluation of the Implementation Regulation Pandeglang Number 10 Year 2001 About Market retribution on Menes Market Pandeglang yet maximal. Implementation of Regional Regulation No. 10 of 2001 has not been implemented because the maximum is influenced by several factors. either by inhibiting factors as well as supporting factors. Inhibiting factors include the presence of foreign involvement (LSM) in policy implementation at the Market retribution on Menes Market, Two of a lack of awareness of compulsory Retribution to pay the retribution, the three elements of the closure of Market office workers Menes in providing information about the realization of the income Market retribution per day at Market Menes, the lack of facilities owned four Office Menes Market and the fifth in the Human Resources Menes Market in quality and quantity is still low. As for the Factors Supporting the establishment of good communication between the apparatuses or implementing policies with mandatory retribution , Awareness apparatus to always supervise activities in the Menes Market retribution Pandeglang within one-three months and the consciousness of some mandatory retribution to always obey and pay the retribution.

KATA PENGANTAR

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

iv

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah. Berkat Rahmat Allah-lah yang menyebabkan Skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, tidak akan aku biarkan rahmat Allah lewat

begitu saja tanpa ku sambut meriah. Puji syukur kepada Allah swt selalu terasa

tidak sebanding dengan apa yang telah kita terima sebagai hamba, sekaligus raja.

Sebab, kita adalah hamba yang diciptakan-Nya dan raja dari semua makhluk

ciptaan-Nya.

Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah

memberikan pengajaran, bantuan serta dorongan dalam upaya menyelesaikan

proposal penelitian ini mengenai ”Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di

Pasar Menes Kabupaten Pandeglang.

Untuk itu peneliti sampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H Soleh Hidayat Drs, M.pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Prof. Dr. H Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Rahmi Winangsih, S. Sos., M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

v

5. Idi Dimyati, S.Ikom M.ikom selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Kandung Sapto N, S.Sos., M. Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Rina Yulianti, S.IP., M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

8. Maulana Yusup S.IP M.Si selaku dosen pembimbing akademik terimakasih

atas bimbingan akademiknya selama peneliti melaksanakan kuliah.

9. Listyaningsih S.Sos., M.Si selaku Pembimbing I skripsi , yang dengan penuh

kesabaran memberikan masukan buat perbaikan Skripsi peneliti.

10. Riswanda S.Sos MPA selaku Pembimbing II Skripsi, berkat kesabarannya

membimbing Peneliti dengan arahan dan masukan dalam menyusun Proposal

ini.

11. Anis Fuad S.sos selaku Pembimbing II Skripsi, berkat kesabarannya

membimbing peneliti dengan arahan dan masukan dalam menyusun skripsi

ini.

12. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan

13. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang,

yaitu Bapak H. Dadan T.Danial. MM dengan kebaikan hati dan

kebijaksanaannya memberikan arahan selama penelitian .

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

vi

14. Kepala Bidang Pasar Dinas perindustrian perdagangan dan pasar kabupaten

Pandeglang yaitu Bapak Taufik supriyatna yang telah memberikan arahan dan

informasi selama penelitian

15. Kepala seksi Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pandeglang yaitu Bapak H. Didit yang telah memberikan banyak informasi

tentang Retribusi Pasar selama penelitian.

16. Seluruh Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pandeglang yang telah banyak membantu peneliti selama melaksanakan

penelitian.

17. Penanggung jawab Kantor Pasar Menes Bapak Ahmad terimakasih atas

pemberian informasi dan data tentang pasar Menes selama penelitian

berlangsung.

18. Ibu Yayah Herawati Pegawai Bagian Administrasi dan Penyetoran Retribusi

Pasar Menes yang telah memberikan informasi tentang retribusi Pasar Menes

19. Seluruh pegawai kantor Pasar Menes terimakasih atas pemberian Informasi

yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

20. Bapak dan Ibu, kedua orang tua tercinta, dan terbaik di seluruh dunia yang

pernah peneliti miliki. Terima kasih atas segala kasih sayang, jasa dan

pengorbanan yang tiada tara yang telah di berikan kepada peneliti.

21. Kakak ,Teteh dan adik Tercinta yang terus memotivasi untuk tetap

bersemangat dalam melakukan penelitian.

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

vii

22. Sahabat tercinta, Muliawati, Evi Fadhillah S.sos, Abdurohman S.sos, Nita

Ismaya dan Nur rohmawati yang selalu memberikan semangat dan motivasi

dalam penelitian.

23. Teman – teman seperjuangan Yeni, Mita, Fina, Tia, sumarni, Ica, Ofi, Rita,

dan Neny yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama penelitian.

24. Teman-teman kelas F, G dan H 2007 Ilmu Admninstrasi Negara Yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas jalinan pertemanan dan

kenangan indah selama empat tahun perkuliahan.

25. Teman – teman KKM 65 2010 Terimakasih atas pertemanan dan kenangan

indah selama sebulan berlangsung.

Selain itu peneliti sebagai penyusun menyadari akan adanya kekurangan-

kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak. Dilain sisi peneliti juga berharap agar proposal skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca sebagai bahan rujukan mengenai bidang Retribusi Pasar.

Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Serang, Oktober 2011

Peneliti

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah....................................... 12

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 14

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 15

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 15

BAB II TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ........................................................................................ 21

2.1.1 Definisi Kebijakan Publik ............................................................ 21

2.1.2 Tahap-Tahap Kebijakan Publik..................................................... 27

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

ix

2.1.3 Arti pentingnya studi kebijakan publik ......................................... 29

2.1.4 Konsep Evaluasi Kebijakan ........................................................... 32

2.1.5 Tujuan evaluasi kebijakan publik .................................................. 41

2.1.6 Konsep Retribusi Daerah .............................................................. 42

2.2 kerangka berpikir ...................................................................................... 45

2.3 Asumsi dasar penelitian. ............................................................................ 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian .................................................................................... 49

3.2. Instrumen Penelitian ................................................................................ 50

3.3. Informan Penelitian .................................................................................. 54

3.4. Teknik Analisis Data ................................................................................ 55

3.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ................................................ 59

3.6. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 62

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Pandeglang .................................... 62

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang ...... 69

4.1.3 Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 80

4.2 Informan Penelitian ............................................................................. 83

4.3 Deskripsi Data . ...................................................................................... 84

4.3.1 Deskripsi dan Analisis Data Penelitian .......................................... 84

4.3.2 Evaluasi pelaksanaan Perda Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun

2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ....... 87

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

x

4.3.3 Pembahasan ................................................................................... 114

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 125

5.2 Saran ................................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Laporan penerimaan pendapatan DISPERINDAGPAS KAB

Pandeglang tahun anggaran 2010.................................................... 9

Tabel 1.2 Target dan realisasi pelayanan pasar Kab Pandeglang ................... 9

Tabel 2.1 Tabel kriteria Evaluasi menurut Dunn ......................................... 38

Tabel 2.2 Tabel jenis Evaluasi Menurut Finnsterbusch dan Motz ............... 40

Tabel 2.3 Tabel Daftar Besarnya Pungutan Retribusi ................................. 45

Tabel 3.1 Tabel pedoman wawancara ........................................................... 51

Tabel 3.2 Tabel informan Penelitian ............................................................ 55

Tabel 3.3 Tabel jadwal Penelitian ................................................................ 62

Tabel 4.1 Tabel Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan

Disperindagpas Kabupaten Pandeglang ....................................... 85

Tabel 4.2 Tabel jumlah kios Pasar Menes Berdasarkan Lokasi ................... 82

Tabel 4.3 Tabel Nama Petugas Retribusi Untuk Pasar Menes ..................... 82

Tabel 4.6 Tabel Daftar Informan .................................................................. 83

Tabel 4.7 Tabel Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar Tahun 2010 .......... 113

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahap tahap kebijakan publik ...........................................................

....................................................................................................... 27

Gambar 2.2 Siklus skematik kebijakan publik .....................................................

....................................................................................................... 28

Gambar 2.3 Skema kerangka pemikiran ...............................................................

....................................................................................................... 47

Gambar 3.1 Komponen Analisa Data Miles dan Huberman ................................

....................................................................................................... 57

Gambar 4.1 bagan struktur organisasi Dinas Perindagpas Kabupaten

Pandeglang ..... .............................................................................. 75

Gambar 4.2 keadaan Pasar Menes dari lokasi terminal .......................................

....................................................................................................... 81

Gambar 4.3 Himbauan yang ditempel di Dinding Kantor Pasar Menes ..............

....................................................................................................... 94

Gambar 4.4 Petugas DPKPA sedang membubuhi stempel Pada Karcis Retribusi

Pasar ............................................................................................. 99

Gambar 4.5 keadaan Kantor Pasar Menes ...........................................................

..................................................................................................... 117

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

BAB I

PENDAHULUAN

1.I LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat,

bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional

sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial. Berdasarkan pokok pikiran tersebut diatas maka

hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pokok

pikiran tersebut diwujudkan dalam tugas-tugas pembangunan yang

dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan yang meliputi segala

aspek kehidupan baik secara material maupun spiritual. Dalam rangka

meningkatkan efektivitas tugas-tugas pemerintah, dan pembangunan dapat

mencapai sasaran yang diharapkan yaitu dapat menjangkau secara merata

seluruh wilayah negara Republik Indonesia, maka pembangunan daerah di

negara Indonesia dibagi menjadi dua pemerintah, yaitu pemerintah pusat

dan pemerintah daerah.1

1 http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2135213-pengertian-tujuan-dan-hakikat-pembangunan/ ( tanggal akses : 03 des 2010 )

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Undang-Undang mengenai otonomi daerah Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi menjadi Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan ditambah pula dengan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah, undang-undang tersebut menekankan peranan pemerintah daerah

untuk mengurus rumah tangganya sendiri secara mandiri. Hakekat daripada

otonomi daerah ini, memberikan kewenangan pemerintah daerah meliputi

prakarsa, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi

segi-segi pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Demikian siap sudah bagi sistem pemerintah di Indonesia

untuk melaksanakan sistem pemerintahan yang meletakkan peranan

pemerintah daerah. Peranan pemerintah daerah itu dapat terlihat dalam

mengelola keuangan daerah pada posisi yang sangat krusial dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Perubahan politik nasional

yang sejalan dengan pergantian penguasa telah memicu perubahan-

perubahan penting disuatu pemerintahan, termasuk pemerintah daerah.

Perubahan yang dimaksud tertuang dalam kebijakan otonomi daerah,

khususnya dalam Undang-Undang No 32 Th 2004.2

Dengan adanya perubahan tersebut diharapkan kesejahteraan umum

dapat terwujud. Oleh karena itu dalam rangka mensejahterakan rakyat di

daerahnya, pemerintah daerah mengadakan pembangunan sarana maupun

prasarananya. Dengan adanya otonomi daerah menyebabkan terjadinya

2Undang undang OTONOMI DAERAH 2004 HAL 165

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi

mengarah kepada sistem pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan

memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom

yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya.

Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan meningkatkan

daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama

dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta

untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa.

Evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas

penerapan kebijakan publik tersebut bisa dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat secara luas dengan membandingkan antara hasil dengan target /

tujuan kebijakan yang telah dicanangkan. Artinya evaluasi dilakukan untuk

menilai sejauhmana keberhasilan penerapan dan seberapa besar tingkat

kesenjangan antara harapan dan tujuan yang telah dicapai. 3

Berdasarkan UU No 32 Th 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

otonomi yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan

peluang dan sekaligus tantangan. Peluang disini bagi pemerintahan daerah

yang memiliki potensi sumber daya alam yang memadai untuk mengelola

sendiri potensi tersebut, sedangkan bagi pemerintah daerah yang

3 Yuwono sony dkk, 2008, memahami APBD dan permasalahannya ( panduan pengelolaan keuangan daerah) bayumedia publishing , jatim hal :7

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

mempunyai sumber daya alam yang kurang memadai justru merupakan

tantangan.

Masalah yang sering muncul dalam melaksanakan otonomi daerah

adalah prospek kemampuan pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka

melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan,

penyelenggara pemerintah serta melayani masyarakat setempat sejalan

dengan dinamika kehidupan masyarakat yang harus dilayani. Oleh karena

itu penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah senantiasa terus

meningkat sehingga biaya yang dibutuhkan juga akan bertambah.

Peningkatan penerimaan daerah harus senantiasa diupayakan secara

periodik oleh setiap daerah otonom melalui penataan administrasi

pendapatan daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan pola yang telah

ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang undangan dan petunjuk

pelaksanaan.

Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintah di daerah dapat diperoleh dari penerimaan

daerah sendiri atau dapat pula dari luar daerah. Sumber-sumber pendapatan

yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka peningkatan

Pendapatan Asli Daerah adalah dengan meningkatkan pendapatan dari hasil

pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah &

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang sah. Upaya-upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah

ini tidak terlepas dari mekanisme sistem pemerintahan daerah yaitu

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

kerjasama antar Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah dengan cara

pendekatan terpadu dan tidak menghilangkan identitas, tugas serta fungsi

masing-masing.

Retribusi adalah iuran rakyat kepada pemerintah berdasarkan

undang-undang (dapat dipaksakan) dengan mendapat jasa balik atau kontra

prestasi dari pemerintah secara langsung. Retribusi diartikan pula sebagai

pungutan pemerintah daerah berdasarkan undang-undang atas jasa atau

pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.4

Dalam pelaksanaan otonomi daerah hasil retribusi daerah

merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah

Kabupaten, dalam hal ini diterangkan dalam UU No 34 Tahun 2000 tentang

kewenangan daerah untuk memungut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atau

pemakaian karena memperoleh jasa yang diberikan oleh daerah atau dengan

kata lain retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan sehubungan

dengan suatu jasa atau fasilitas yang diberikan secara langsung dan nyata.

Selanjutnya menurut Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001

Tentang Retribusi Pasar bahwa Retribusi Daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan.

4 Perda No 10 Tahun 2001 Tentang retribusi pasar dalam Bab 1 ketentuan umum pasal 1

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dalam pelaksanaan otonomi daerah ini retribusi daerah juga diatur

oleh peraturan daerah dari masing-masing kabupaten. Hal ini dapat kita lihat

di daerah Kabupaten Pandeglang. Kabupaten Pandeglang merupakan salah

satu kabupaten yang ada di provinsi Banten. Kabupaten ini memiliki daerah

agraris, rata-rata mata pencaharian penduduk sebagai petani. Kabupaten ini

memiliki perda No 10 Tahun 2001 yaitu tentang Reribusi Pasar, Perda ini

mengatur 13 Pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang. Hanya satu yang

menjadi fokus penelitian yaitu hanya Pasar Menes. Pasar Menes merupakan

salah satu Pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Pandeglang, secara khusus dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan

dan Pasar Kabupaten Pandeglang, alasan peneliti memilih Pasar Menes

sebagai objek penelitian adalah Peneliti melihat bahwa Pasar Menes

memiliki potensi yang cukup waktu untuk dinilai atau dievaluasi suatu

kebijakannya dalam hal Retribusi Pasar yang kemudian dituangkan dalam

peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No. 10 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pasar. Pasar adalah suatu unit usaha yang memiliki peran strategis

atas jalannya jaringan distribusi dari produsen ke konsumen yang

membutuhkan suatu produk. Dengan demikian Pasar dapat dikatakan

sebagai penyedia langsung kebutuhan harian masyarakat, dan berbagai

interaksi di dalamnya yang melibatkan unsur pemerintah, swasta, dan

masyarakat (pedagang dan pembeli).

Retribusi Pasar atau Retribusi Pasar Menes merupakan sistem

pungutan yang dilakukan atau dikenakan pada setiap pedagang yang

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

memanfaatkan fasilitas Pasar Menes. Penelitian mengenai Evaluasi

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun

2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes kabupaten Pandeglang.

Peneliti hanya memusatkan penelitiannya hanya pada Pasar Menes yang

terletak di jalan Alun-alun barat Menes Desa Purwaraja Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang

Berdasarkan observasi awal yang didapat dari lapangan, bahwa

Pasar Menes di Kabupaten Pandeglang di bawah pengawasan penanggung

jawab Pasar Menes yang bekerja pada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)

DISPERINDAGPAS (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar )

Kabupaten Pandeglang. Walaupun dalam pelaksanaan sehari-harinya

dilaksanakan oleh tim petugas Retribusi pasar yang bekerja pada Kantor

Pasar Menes. Pegawai Kantor Pasar Menes memiliki jumlah pegawai

sebanyak 7 orang pegawai, rata-rata berstatus TKK (Tenaga kerja kontrak),

TKS (Tenaga kerja sukarela ), dan PNS (Pegawai Negeri Sipil). Jumlah

penarikan Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang adalah

sebagai berikut yaitu apabila Toko,Toko gudang, kios, dan los yang

berukuran besar dikenakan tarif sebesar Rp. 2000,00 dan apabila Toko,

Kios, Los Dan pedagang emperan yang berukuran kecil dikenai Retribusi

sebesar Rp. 1000,00 hal ini terdaftar dalam ketentuan Perda No.10 Tahun

2001 dalam besarnya Retribusi pasar perhari berdasarkan klasifikasi pasar.

Dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang menggunakan

system progresif, artinya kepada golongan yang lebih mampu dikenakan

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

tarif retribusi yang lebih tinggi. Dengan cara ini secara bertahap akan dapat

ditegakan keadilan social yang merata bagi seluruh masyarakat. Dengan

cara ini pula kecemburuan sosial akan dapat dihindari.

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari pihak petugas

Retribusi Pasar bahwa sistem penyetoran Retribusi Pasar dilakukan setiap

hari yaitu senin sampai minggu adapun besar penyetorannya adalah jumlah

setoran sebanyak Rp. 200.000,00 per hari. Akan tetapi dimulai pada bulan

agustus 2011 target retribusi Pasar Menes meningkat menjadi Rp. 250.000

perhari. “ system penyetoran dilakukan tiap hari yaitu senin – minggu,

besar setorannya yaitu sesuai target Rp.200.000 perhari ” (wawancara

dengan petugas retribusi Pasar Menes) .

Retribusi Pasar Menes Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu

potensi yang harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten

Pandeglang. Pada saat peneliti melakukan observasi awal pada bulan

Desember Tahun 2010, bahwa masih banyak tempat-tempat jualan yang

memenuhi Pasar Menes yang belum dikenakan tarif retribusi seperti

pedagang kaki lima. Kurangnya penggalian terhadap potensi Retribusi Pasar

tersebut berdampak pada kontribusi penerimaan pendapatan asli daerahnya

yang berasal dari Retribusi Pasar yaitu tidak sesuainya jumlah target

penerimaan pendapatan dengan Realisasinya berikut dapat kita lihat

tabelnya.

Tabel 1.1 LAPORAN PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PASAR TAHUN ANGGARAN 2010

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

NO URAIAN TARGET REALISASI KET 1 2 3 4 5 1 RETRIBUSI SALAR

PASAR 450.985.000 374.225.000

2 RETRIBUSI SEWA TANAH

50.000.000 42.232.800

3 RETRIBUSI TDP 24.900.000 24.100.000 4 REVOLVING / PUGEL 120.000.000 -

JUMLAH 645.885.000 440.648.800

Sumber : LAPORAN PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH DISPERINDAGPAS KAB PANDEGLANG TAHUN 2010

Tabel I.2 Target dan Realisasi Retribusi pelayanan pasar Kabupaten Pandeglang

Tahun 2005 s/d semester 1 Tahun 2010 No Tahun Target Realisasi

1 2005 436.554.000 359.177.900

2 2006 400.000.000 233.354.600

3 2007 400.000.000 378.295.000 4 2008 450.985.000 428.551.000

5 2009 450.985.000 478.507.000

6 2010 450.985.000 246.336.000

Sumber: Laporan perkembangan pendapatan dan Belanja Daerah Kab. Pandeglang ( DPKPA Kab. Pandeglang)

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa Retribusi Pasar di Pasar Menes ini

memiliki permasalahan diantaranya sebagai berikut :

Pertama berdasarkan tabel diatas yang dapat kita lihat bahwa jumlah target

pendapatan yang tidak sesuai dengan realisasinya merupakan suatu

permasalahan dalam peningkatan pendapatan asli daerah. Untuk Pasar

Menes yaitu tidak sesuainya jumlah penarikan Retribusi Pasar perhari yang

hanya Rp 200.000,- dengan banyaknya jumlah kios yang ada di Pasar Menes

sebanyak 252 kios dan dengan penambahan mobil Box barang serta Wc

umum yang dikenakan tarif Retribusi. Hal ini disebabkan karena kurangnya

komunikasi yang terjalin antara pelaksana retribusi atau petugas retribusi

dengan wajib retribusi. ( masalah tersebut terlihat pada saat peneliti

melakukan observasi awal di Pasar Menes )

Kedua yaitu terbatasnya informasi yang diberikan wajib retribusi mengenai

retribusi Pasar baik prosedur pembayaran, serta sanksi-sanksi yang mengikat

didalamnya. ( masalah tersebut muncul ketika peneliti melakukan

wawancara dengan Petugas retribusi Pasar Menes )

Ketiga yaitu kurangnya dukungan dari wajib retribusi, ada kalanya wajib

retribusi sengaja tidak membayar atau mengurangi jumlah retribusi yang

dibebankan. Hal ini terlihat dari banyaknya pedagang kaki lima yang ada di

Pasar Menes yang seharusnya dikenakan tarif retribusi, cenderung banyak

yang tidak membayar dengan alasan karena pendapatanya yang sedikit

diantaranya ada pedagang makanan, pedagang maninan anak-anak,

pedagang buah-buahan, pedagang sayuran dan lain-lain sehingga tidak

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

tercapainya target retribusi perhari. ( masalah tersebut muncul ketika peneliti

melakukan wawancara dengan Petugas retribusi Pasar Menes )

Keempat kurangnya sarana yang disediakan oleh pemerintah daerah dalam

penarikan Retribusi Pasar yaitu kantor Pasar Menes sampai pada saat ini

belum memilki teknologi seperti peralatan komputer yang seharusnya ada.

padahal komputer sangat memiliki kegunaan untuk pengimputan data atau

laporan hasil Retribusi. Jadi sarana yang harusnya disediakan karena cukup

penting keberadaannya sampai saat ini belum tersedia dengan lengkap pada

pelaksanaan kebijakan ini. Padahal kegunaan komputer cukup penting untuk

memudahkan dalam penginputan data harian, bulanan dan tahunan bahkan

untuk perbandingan tahun kemarin dengan tahun sekarang. Kantor Pasar

Menes ini hanya memiliki satu buah mesin tik dan kondisi ruangan yang

sangat kumuh. ( masalah tersebut terlihat pada saat Peneliti melakukan

observasi awal ke Kantor Pasar Menes )

Kelima Masih rendahnya sumber daya manusia di Kantor Pasar Menes

Kabupaten Pandeglang. Masih banyak pegawai Kantor Pasar Menes yang

belum banyak mengetahui tentang bagaimana pengelolaan Retribusi Pasar di

Pasar Menes Pandeglang, dan banyak pegawai yang belum mengetahui isi

Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar. ( masalah tersebut

muncul ketika peneliti melakukan wawancara dengan Petugas retribusi

Pasar Menes )

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Berdasarkan permasalahan permasalahan diatas peneliti tertarik

dalam penelitian tentang Evaluasi kebijakan Retribusi Pasar di Pasar Menes

Kabupaten Pandeglang dan penelitian ini hanya di fokuskan pada Pasar

Menes Kabupaten Pandeglang oleh karena itu penelitian ini diberi judul “

Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 10

Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten

Pandeglang”

1.2. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi di lapangan diketahui bahwa

terdapat beberapa permasalahan hal, yaitu :

1. Bahwa jumlah target pendapatan yang tidak sesuai dengan

realisasinya merupakan suatu permasalahan dalam peningkatan

pendapatan asli daerah. Untuk pasar Menes yaitu tidak sesuainya

jumlah penarikan Retribusi pasar perhari yang hanya Rp 200.000,-

dengan banyaknya jumlah kios yang ada dipasar menes sebanyak

252 kios dan dengan penambahan mobil Box barang serta Wc umum

yang dikenakan tarif Retribusi. Hal ini disebabkan karena kurangnya

komunikasi yang terjalin antara pelaksana retribusi atau petugas

retribusi dengan wajib retribusi.

2. Terbatasnya informasi yang diberikan wajib retribusi mengenai

retribusi pasar baik prosedur pembayaran, serta sanksi-sanksi yang

mengikat didalamnya.

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

3. Kurangnya dukungan dari wajib retribusi, ada kalanya wajib retribusi

sengaja tidak membayar atau mengurangi jumlah retribusi yang

dibebankan. Hal ini terlihat dari banyaknya pedagang kaki lima

yang ada di pasar menes yang seharusnya dikenakan tarif retribusi,

cenderung banyak yang tidak membayar dengan alasan karena

pendapatanya yang sedikit diantaranya ada pedagang makanan,

pedagang maninan anak-anak, pedagang buah-buahan, pedagang

sayuran dan lain-lain sehingga tidak tercapainya target retribusi

perhari.

4. Kurangnya sarana yang disediakan oleh pemerintah daerah dalam

penarikan Retribusi Pasar yaitu kantor Pasar Menes sampai pada saat

ini belum memilki teknologi seperti peralatan komputer yang

seharusnya ada. padahal komputer sangat memiliki kegunaan untuk

pengimputan data atau laporan hasil Retribusi. Jadi sarana yang

harusnya disediakan karena cukup penting keberadaannya sampai

saat ini belum tersedia dengan lengkap pada pelaksanaan kebijakan

ini. Padahal kegunaan komputer cukup penting untuk memudahkan

dalam penginputan data harian, bulanan dan tahunan bahkan untuk

perbandingan tahun kemarin dengan tahun sekarang. Kantor Pasar

Menes ini hanya memiliki satu buah mesin tik dan kondisi ruangan

yang sangat kumuh.

5. Masih rendahnya sumber daya manusia di Kantor Pasar Menes

Kabupaten Pandeglang. Masih banyak pegawai Kantor Pasar Menes

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

yang belum banyak mengetahui tentang bagaimana pengelolaan

Retribusi Pasar di Pasar Menes Pandeglang, dan banyak pegawai

yang belum mengetahui isi Perda No 10 Tahun 2001 Tentang

Retribusi Pasar.

. 1.2.2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada Evaluasi pelaksanaan Perda No 10

Tahun 2001 tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten

Pandeglang.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada pendahuluan dimuka dan dengan

memperhatikan fokus penelitian pada batasan masalah, maka ada

beberapa hal yang menjadi kajian peneliti yaitu ” bagaimana Evaluasi

Pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar

Menes kabupaten Pandeglang ”.

1.4. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian harus ditentukan tentang tujuan yang ingin dicapai

sebab tanpa adanya tujuan yang jelas dan tegas maka seorang peneliti

akan mengalami kesulitan. Sesuai dengan latar belakang rumusan

masalah yang ada, maka tujuan penelitian yaitu ” Untuk mengevaluasi

pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi Pasar di Pasar

Menes Kabupaten Pandeglang ” dengan cara melihat target dan realisasi

pencapaian pendapatan dari retribusi pasar tersebut.

1.5. Manfaat Penelitian

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan

pengetahuan, karena akan menambah khasanah keilmuan dan

pengetahuan yang ada terutama yang berkaitan dengan evaluasi

kebijakan dan Keuangan Daerah (Retribusi Daerah)

b. Selain itu karena penelitian ini tentang studi evaluasi kebijakan dan

Keuangan Daerah maka dapat bermanfaat juga untuk pengembangan

evaluasi kebijakan dan Keuangan Daerah

2. Secara praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi kantor pasar, UPTD bidang pasar

DISPERINDAGPAS Kabupaten pandeglang di pasar menes

pandeglang dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan

evaluasi pelaksanaan perda No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi

Pasar di Pasar menes kabupaten Pandeglang.

b. Selain itu, karya ilmiah ini diharapkan dapat berguna untuk

pengembangan kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah

diperoleh peneliti selama mengikuti program pendidikan di Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dan juga, karya peneliti ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi

tambahan bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.

1.6. Sistematika Penulisan

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga menukik ke

masalah yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan

yang muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.

Identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan

atau pernyataan.

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang

akan diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus

penelitian, hingga periode penelitian secara jelas termuat.

1.3 Perumusan Masalah

Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara

tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang

masalah dan pembatasan masalah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan

yang sudah dirumuskan sebelumnya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

diadakannya penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara

singkat dan jelas.

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori memuat kajian terhadap sejumlah teori yang relevan

dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan

memeperoleh konsep penelitian yang jelas.

2.2 Kerangka Berpikir

Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan

dari deskripsi teori.

2.3 Asumsi Dasar Penelitian

Asumsi Dasar merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan

kajian pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar

argumentasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sub bab ini menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian.

3.2 Instrumen Penelitian

Sub bab instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpul data yang digunakan.

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

3.3 Informan Penelitian

Dalam sub bab ini menjelaskan informan penelitian yang mana akan

memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.

3.4 Pengujian Validitas dan Realibilitas Data

Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai

dengan sifat data yang diteliti.

3.5 Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Penjelasan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam

penelitian ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan

serta hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat

dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan

permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2 Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran

praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih

mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

21

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.I .Deskripsi Teori

Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang

dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam

berbagai organisasi. “ Theory is a set of interrelated concepts, assumptions,

and generalizations that systematically descriebs and explains regularities

in behavior in organizations”. 5

2.1.1 Definisi Kebijakan Publik

Kebijakan publik ( public policy ) bukan hukum atau peraturan

semata. Lebih dari itu, kebijakan publik adalah segala hal yang mengatur

dan mengikat semua lapisan masyarakat dalam suatu Negara. Maknanya,

suatu kebijakan publik bukan untuk membatasi peran dan aktivitas

masyarakat tetapi lebih untuk menyelaraskan peran Negara dan masyarakat

dalam pencapaian tujuan- tujuan bernegara secara efektif dan efisien.

Menurut kartasasmita kebijakan merupakan upaya untuk

memahami dan mengartikan

1. Apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan)

2. Apa yang menyebabkan dan mempengaruhinya

3. Apa pengaruh dan dampak dari kebijakan publik tersebut

Dengan demikian, suatu kebijakan publik erat kaitannya dengan

berbagai produk kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan

5 Sugiyono, 2007 ,Metode penelitian Administrasi, hal 55

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

(organisasi sektor publik). Oleh karena tujuan utama keberadaan suatu

lembaga pemerintahan berhubungan erat dengan aktivitas dalam memenuhi

tujuan-tujuan berbangsa dan bernegara maka disamping untuk menjawab

berbagai permasalahan dan tantangan (Negara), kebijakan publik juga

dimaksudkan untuk mengejar cita-cita dan visi bangsa dalam kerangka

strategi pembangunan nasional.

Thomas R Dye menguraikan proses kebijakan publik dalam beberapa

tahapan :

a. Identifikasi masalah kebijakan dilakukan melalui identifikasi apa yang menjadi tuntutan ( demands) atas tindakan pemerintah.

b. Penyusunan agenda dilakukan dengan memfokuskan perhatian kepada pejabat publik dan media masa atas hasil keputusan terhadap masalah publik tertentu.

c. Perumusan kebijakan dilakukan pengusulan rumusan kebijakan, dan penyusunan usulan kebijakan melalui organisasi perencanaan kebijakan, kelompok kepentingan, dan birokrasi pemerintah.

d. Pengesahan kebijakan dilakukan melalui tindakan politik oleh partai politik, presiden dan kongres.

e. Implementasi kebijakan dilakukan melalui birokrasi, anggaran public, dan aktifitas agen eksekutif yang terorganisasi.

f. Evaluasi kebijakan dilakukan oleh lembaga pemerintahan, konsultan diluar pemerintahan, pers, dan masyarakat (public). Sedangkan Menurut Harold Laswell, mendefinisikan bahwa kebijakan

publik merupakan suatu program yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu, dan praktek-praktek tertentu dan Carl I Friedrick mendefinisikannya sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu.6

6 Nugroho Riant, 2004, kebijakan public, formulasi, implementasi dan evaluasi, gramedia, Jakarta hal 78

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Definisi berikutnya olah James E. Anderson mendefinisikan

kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan

aparat pemerintah. Dalam pandangan David Easton ketika pemerintah

membuat kebijakan publik, ketika itu pula pemerintah mengalokasikan

nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan mengandung

seperangkat nilai di dalamnya. Sebagai contoh, ketika pemerintah

menetapkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan kemudian diganti

dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,

terlihat bahwa nilai yang akan dikejar adalah penghormatan terhadap nilai

demokrasi dan pemberdayaan terhadap masyarakat lokal dan pemerintah

daerah. Harrold Laswell dan Abraham Kaplan berpendapat bahwa kebijakan

publik hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai, dan praktika-praktika sosial yang

ada dalam masyarakat7. Sedangkan menurut Carl Fried menyatakan bahwa

kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan

ancaman dan peluang yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut

ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang

ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, kebijakan harus

menunjukan apa yang sesungguhnya dikerjakan dari pada apa yang

diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.

7 Subarsono. 2005. Analisia Kebijakan Publik. Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Belajar. Hal :3

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Untuk memahami berbagai definisi kebijakan publik, ada baiknya

jika kita membahas beberapa konsep kunci yang termuat dalam kebijakan

publik 8 :

a. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan financial untuk melakukannya.

b. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan kongkrit yang berkembang di masyarakat.

c. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu dari kepentingan orang banyak.

d. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik juga bisa dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.

e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan lembaga pemerintah.

Edward III dan Sharkansy mendefinisikan kebijakan publik sebagai

“ what government say and do, or not to do. It is the goals or purpose of

government programs”. Pendapat senada dikemukakan oleh Riant Nugroho

yang mendefinisikan kebijakan publik sebagai segala sesuatu yang

dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh pemerintah sebagai tokoh sentral

kebijakan publik. Menurut Kartasasmita , kebijakan merupakan upaya untuk

memahami dan mengartikan (1) apa yang dilakukan ( atau tdak dilakukan ), 8 Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji Masalah Dan

Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta. Hal : 44

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

(2) apa yang menyebabkan atau yang mempengaruhinya, serta (3) apa

pengaruh dan dampak dari kebijakan publik tersebut. Dari definisi-definisi

diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan kebijakan

yang dibuat oleh pemerintah (public organizations) untuk kepentingan

masyarakat melalui berbagai strategi dan program. Dengan demikian, suatu

kebijakan publik erat kaitannya dengan berbagai produk kebijakan yang

dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan berhubungan erat dengan aktivitas

dalam memenuhi tujuan-tujuan berbangsa dan bernegara maka disamping

untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan (negara) , kebijakan

publik juga dimaksudkan untuk mengejar cita-cita dan visi bangsa dalam

kerangka dan strategi pembangunan nasional.9

Dalam kaitannya dengan definisi-definisi para scholar diatas maka

dapat disimpulkan beberapa karakteristik utama dari suatu definisi

kebijakan publik.

1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada perilaku yang berubah atau acak.

2. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang terpisah-pisah.

3. Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan atau yang akan dikerjakan.

4. Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang

9 Yuwono sony dkk, 2008, memahami APBD dan permasalahannya ( panduan pengelolaan keuangan daerah) bayumedia publishing , jatim hal :4

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

jelas dalam menangani suatu permasalahan, secara negatif kebijakan publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan.

5. Kebijakan publik paling tidak secara positif, didasarkan pada hukum dan merupakan tindakan yang bersifat memerintah.10

2.1.2 Tahap – Tahap Kebijakan Publik

Tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut:

Penyusunan Agenda

Formulasi Kebijakan

Adopsi Kebijakan

Implementasi Kebijakan

10 Agustino Leo, politik dan kebijakan public hal :42-43

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Evaluasi Kebijakan

( gambar 2.1 ) Tahap – Tahap dalam Kebijakan publik

a. Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b. Tahap formulasi kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives / policy options) yang ada.

c. Tahap adopsi kebijakan Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.

d. Tahap implementasi kebijakan Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, keputusan program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

e. Tahap evaluasi kebijakan

Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini, memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.11

( gambar 2.2 siklus skematik dari Kebijakan Publik )

Dari Gambar tersebut dapat dijelaskan dalam sekuensi sebagai berikut : 1. Terdapat isu atau masalah publik. Disebut isu apabila masalahnya bersifat

strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak orang atau bahkan keselamatan bersama, (biasanya) berjangka panjang, tidak bisa diselesaikan oleh orang-orang, dan harus diselesaikan. Isu ini diangkat sebagai agenda politik untuk diselesaikan.

2. Isu ini kemudian menggerakkan pemerintah untuk merumuuskan kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut. Rumusan kebijakan ini akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan warganya, termasuk pimpinan negara.

3. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan publik ini dilaksanakan baik oleh pemerintah, masyarakat, atau pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.

4. Namun di dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan, diperlukan tindakan evaluasi sebagai sebuah siklus baru penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan baik dan benar dan diimplementasikan dengan baik dan benar pula.

11 Winarno Budi, kebijakan public teori & praktek, edisi revisi, 2007 IKAPI Yogyakarta hal : 32-34

Perumusan Kebijakan Publik

Implementasi Kebijakan Publik

Evaluasi Kebijakan Publik

Isu / Masalah Publik

Output Outcome

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

5. Implementasi kebijakan bermuara kepada output yang dapat berupa kebijakan itu sendiri maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh pemanfaat.

6. Di dalam jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan outcome dalam bentuk impak kebijakan yang diharapkan semakin meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan kebijakan tersebut. Jadi, tiga pokok yang berkenaan dengan kebijakan publik, yaitu :

1. Perumusan kebijakan 2. Implementasi kebijakan 3. Evaluasi kebijakan12

2.1.3 Arti Pentingnya Studi Kebijakan Publik

Tulisan ini akan mengikuti pandangan yang diketengahkan oleh

Anderson dan Dye yang telah mengklasifikasikan alasan mempelajari

kebijakan publik ini dalam 3 kategori: alasan ilmiah (scientific reason),

alasan professional (professional reason) dan alasan politis (political

reason).

Dilihat dari sudut alasan ilmiah, maka kebijakan publik dipelajari

dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam

mengenai hakikat dan asal mula kebijakan publik, berikut proses-proses

yang mengantarkan perkembangannya serta akibat-akibatnya pada

masyarakat. Pada gilirannya hal ini akan meningkatkan pemahaman kita

mengenai sistem politik dan masyarakat pada umumnya.

Dilihat dari sudut alasan profesional, maka studi kebijakan publik

dimaksudkan sebagai upaya untuk menerapkan pengetahuan ilmiah di

bidang kebijakan publik guna memecahkan masalah-masalah sosial sehari- 12 Nugroho Riant, 2004, kebijakan public, formulasi, implementasi dan evaluasi, gramedia,

Jakarta hal 73-74

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

hari. Sehubungan dengan ini terkandung suatu pemikiran bahwa apabila kita

mengetahui tentang faktor-faktor yang membentuk kebijakan publik, atau

akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan tertentu, maka

wajar jika kita dapat dapat memberikan sesuatu sumbangan berupa nasihat

yang bermanfaat bagaimana agar individu, kelompok, atau pemerintah dapat

bertindak sedemikian rupa guna mencapai tujuan kebijakan mereka.

Sementara itu dilihat dari sudut alasan politis, maka mempelajari

kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar pemerintah dapat

menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan yang tepat pula.

Dengan kata lain, studi kebijakan Negara di sini dimaksudkan untuk

menyempurnakan kualitas kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah.

Dalam hubungannya dengan alasan politis ini perlu kiranya diingat bahwa

ada perbedaan yang cukup mendasar antara analisis kebijakan dengan

nasihat kebijakan. Analisis kebijakan pada umumnya bersangkut paut

dengan penelitian dan penggambaran secara cermat mengenai sebab-sebab

dan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kebijakan publik. Dalam hal ini

biasanya yang dianalisis ialah perumusan, isi dan dampak dari kebijakan

publik, misalnya kebijakan dalam bidang perdagangan internasional,

kebijakn pertahanan, kebijakan di bidang pendidikan tinggi, kebijakan

perumahan rakyat, kebijakan transportasi dan lain sebagainya tanpa bersikap

menyetujui dan menolaknya. Di lain pihak, nasihat kebijakan biasanya

bersangkut dengan apa yang sebenarnya diperbuat oleh pemerintah,

misalnya dengan menganjurkan ditempuhnya kebijakan-kebijakan tertentu,

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

melalui diskusi atau seminar, persuasi atau tindakan-tindakan politik

tertentu, seperti penyampaian petisi atau memorandum.13

Berdasarkan pemaparan diatas Definisi yang dipakai dalam

penelitian ini bahwa mempelajari kebijakan publik mempunyai arti yang

sangat penting karena: (1) dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, (2)

membantu para praktisi dalam memecahkan masalah-masalah publik, dan

(3) berguna untuk tujuan politik.

2.1.4 Konsep Evaluasi kebijakan

Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu

kebijakan. Evaluasi baru dapat dilakukan kalau suatu kebijakan sudah

berjalan cukup waktu. Memang tidak ada batasan waktu yang pasti kapan

suatu kebijakan harus dievaluasi. Untuk mendapat outcome, dan dampak

suatu kebijakan sudah tentu diperlukan waktu tertentu, misalnya 5 tahun

semenjak kebijakan itu di implementasikan. Sebab kalau evaluasi dilakukan

terlalu dini, maka outcome dan dampak dari suatu kebijakan belum

tampak.14

Menurut Lester dan Stewart evaluasi ditujukan untuk melihat sebab-

sebab kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah suatu

kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan

13 Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke

Implementasi kebijaksanaan Negara. Edisi kedua, cet. 5. Jakarta: bumi Aksara. Hal : 12

14 Subarsono. 2005. Analisia Kebijakan Publik. Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hal : 119

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

dampak yang diinginkan.15 Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas

begitu saja. Kebijakan harus diawasi, dan salah satu mekanisme pengawasan

tersebut disebut evaluasi kebijakan Evaluasi biasanya ditujukan untuk

menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna

dipertanggungjawabkan kepada konstituennya.sejauh mana tujuan dicapai.

Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dan

kenyataan. Evaluasi kebijakan publik acapkali hanya dipahami sebagai

evaluasi atas implementasi kebijakan saja, sesungguhnya evaluasi kebijakan

publik mempunyai tiga lingkup makna yaitu evaluasi perumusan kebijakan,

evaluasi implementasi kebijakan dan evaluasi lingkungan kebijakan. Oleh

karena itu ketiga komponen tersebutlah yang menentukan apakah kebijakan

itu akan berhasil guna atau tidak. Evaluasi kebijakan publik berkenaan tidak

hanya dengan implementasinya, melainkan berkenaan dengan perumusan,

implementasi, dan lingkungan kebijakan publik. Mengikuti William N.

Dunn, istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),

pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment).

Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan

tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan

yang benar-benar dihasilkan. Jadi ini membantu pengambilan kebijakan

pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan.

Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan Mengenai seberapa jauh

15 Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : AIPI (Asosiasi Ilmu Politik

Indonesia). Bandung . hal: 175

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

masalah telah terselesaikan , tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan

kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan , membantu dalam

penyesuaian dan perumusan kembali masalah. 16

Setelah perumusan dan penerapan kebijakan, proses akhir dari satu

siklus kebijakan publik adalah pengevaluasian / pengawasan dari

pelaksanaan kebijakan itu sendiri. Secara umum, Evaluasi ditujukan untuk

mengetahui sejauhmana efektivitas penerapan kebijakan publik tersebut bisa

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat secara luas dengan

membandingkan antara hasil dengan target / tujuan kebijakan yang telah

dicanangkan. Artinya evaluasi dilakukan untuk menilai sejauhmana

keberhasilan penerapan dan seberapa besar tingkat kesenjangan antara

harapan dan tujuan yang telah dicapai.

Evaluasi kebijakan tidak terbatas pada evaluasi atas implementasi

kebijakan itu sendiri, namun mencakup evaluasi perumusan kebijakan,

evaluasi implementasi kebijakan, dan evaluasi lingkungan kebijakan.

Adapun empat fungsi evaluasi kebijakan publik adalah sebagai berikut

1. Eksplanasi, melalui evaluasi diperoleh gambaran realitas

pelaksanaan program sehingga dapat dibuat suatu generalisasi

tentang pola-pola hubungan antar berbagai realitas yang diamati.

16 Dunn, William. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 28-29

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang

dilakukan oleh para pelaku sudah sesuai standar dan prosedur yang

ditetapkan oleh kebijakan.

3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar

sampai ketangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada

kebocoran atau penyimpangan.

4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial

ekonomi dari kebijakan tersebut.

Menurut weiss menyatakan bahwa evaluasi kebijakan publik mengandung

beberapa unsur yaitu:

a. Untuk mengukur dampak (to measure the effects) dengan

bertumpu pada metodologi riset yang digunakan.

b. Dampak (effects) tadi menekankan pada suatu hasil

(outcomes) dari efisiensi, kejujuran, moral yang melekat

pada aturan-aturan standar.

c. Perbandingan antara dampak (effects) dengan tujuan (goals)

menekankan pada penggunaan kriteria yang jelas dalam

menilai bagaimana suatu kebijakan telah dilaksanakan

dengan baik.

d. Memberikan kontribusi pada pembuatan keputusan

selanjutnya dan perbaikan kebijakan pada masa

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

menadatang sebagi tujuan social (the social purpose) dari

evaluasi.17

Dari uraian tersebut jelas bahwa evaluasi kebijakan publik harus

dapat memberikan informasi objektif mengenai tingkat capaian

pelaksanaan kebijakan dalam jangka waktu tertentu, yakni mengenai

penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi

mengenai tindak lanjut hasil temuan evaluasi guna membuat keputusan dan

perbaikan program dimasa yang akan datang. Terkait dengan hasil evaluasi

sebagai suatu rekomendasi, Weiss menguraikan alternatif rekomendasi

kebijakan, yakni

1. Kebijakan perlu diteruskan atau dihentikan 2. Kebijakan perlu diteruskan, namun perlu diperbaiki baik prosedur

maupun penerapannya 3. Perlunya menambah atau mengembangkan strategi dan teknik-

teknik program khusus 4. Perlunya menerapakan kebijakan program serupa ditempat lain 5. Perlunya mengalokasikan sumber daya langka diantara program

yang saling berkompetisi 6. Perlunya menolak atau menerima teori atau pendekatan program.

Evaluasi kebijakan secara sederhana, menurut William Dunn

berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat-

manfaat hasil kebijakan. Ketika ia bernilai atau bermanfaat bagi penilaian

atas penyelesaian masalah, maka hasil tersebut memberikan sumbangan

pada tujuan dan sasaran evaluator, secara khusus dan pengguna lainnya

secara umum. Hal ini dikatakan bernilai dan bermanfaat manakala fungsi

17 Yuwono sony dkk, 2008, memahami APBD dan permasalahannya ( panduan pengelolaan keuangan daerah) bayumedia publishing , jatim hal 10

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

evaluasi kebijakan memang terpenuhi secara baik. Ada tiga fungsi dari

evaluasi yang dapat dijabarkan18:

1. Evaluasi kebijakan harus memberikan informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan.

2. Evaluasi kebijakan berfungsi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.

3. Evaluasi kebijakan berfungsi juga untuk memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi perumusan masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.

Menurut W. N. Dunn, tipe evaluasi kebijakan ada tiga, yaitu:

1. Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation) Evaluasi semu (Pseudo Evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti sendiri (self evident) atau tidak kontroversial.

Dalam evaluasi semu secara khusus diterapkan macam-macam metode untuk menjelaskan variasi hasil kebijakan sebagai produk dari variabel masukan dan proses.

– rancangan eksperimental-semu, – kuesioner, – random sampling, – teknik statistik Setiap kebijakan yang ada diterima begitu saja sebagai tujuan yang tepat.

2. Evaluasi Formal Evaluasi Formal (Formal Evaluation) merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target yang diumumkan secara formal adalah merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakan program.

18 Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : AIPI (Asosiasi Ilmu Politik

Indonesia). Bandung. Hal 178-179

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dalam evaluasi formal digunakan berbagai macam metode yang sama seperti yang dipakai dalam evaluasi semu dan tujuannya adalah identik yaitu untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai variasi-variasi hasil kebijakan dan dampak yang dapat dilacak dari masukan dan proses kebijakan. Perbedaanya adalah bahwa evaluasi formal menggunakan undang-undang, dokumen-dokumen program, dan wawancara dengan pembuat kebijakan dan administrator untuk mengidentifikasikan, mendefinisikan dan menspesifikasikan tujuan dan target kebijakan. Kelayakan dari tujuan dan target yang diumumkan secara formal tersebut tidak ditanyakan. Dalam evaluasi formal tipe-tipe kriteria evaluatif yang paling sering digunakan adalah efektifitas dan efisiensi.

3. Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision-Theoritical Evaluation) Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision-Theoretic Evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan. Evaluasi keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan administrator merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak yang mempunyai andil dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target di mana kinerja nantinya akan di ukur.19

Untuk menilai keberhasilan suatu kebijakan perlu dikembangkan

beberapa indikator, karena penggunaan indikator yang tunggal akan

membahayakan, dalam arti hasil penilainnya dapat bias dari yang

sesungguhnya. Indikator atau kriteria evaluasi yang dikembangkan oleh

William Dunn mencakup enam indikator sebagai berikut20 :

Table 2.1

Kriteria Evaluasi NO Kriteria Penjelasan

19 Dunn N William, 2000, pengantar analisis kebijakan publik, UGM PRESS Hal: 613

20 Dunn N William, 2000, pengantar analisis kebijakan publik, UGM PRESS Hal: 610

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

1 Efektifitas Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai? 2 Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan? 3 Kecukupan Seberapa jauh hasil yang telah tercapai dalam

memecahkan masalah? 4 Pemerataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan

merata kepada kelompok masyarakat yang berbeda?

5 Responsifitas Apakah hasil kebijakan memuat preferensi/ nilai kelompok dan dapat memuaskan mereka?

6 Ketepatan Apakah hasil yang dicapai bermanfaat?

Dunn memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kriteria evaluasi

antaralain :

1. Efektifitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu altertanif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.

2. Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu.

3. Kecukupan (adequency) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.

4. Kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat, misalnya kebijakan yang dirancang untuk mendistribusikan kesempatan pendidikan.

5. Responsivitas (responsiviness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Seperti halnya menjawab pertanyaan bagaimana kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.

6. Ketepatan (apporopriateness) merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.

Menurut Finsterbusch dan untuk melakukan evaluasi terhadap Program

yang diimplementasikan ada beberapa metode evaluasi yakni :

1. Single program after – only

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

2. Single program before – after

3. Comparative after – only

4. Comparative before – after

Evaluator menggunakan kelompok kontrol disamping kelompok sasaran.

Yang dimaksud dengan kelompok sasaran adalah kelompok yang mendapat

program atau dikenai kebijakan. Sedangkan kelompok kontrol adalah

kelompok yang tidak mendapat program tetapi memiliki karakteristik yang

sama atau hampir sama dengan kelompok sasaran. Evaluator juga dapat

membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya suatu

program, atau hanya melihat kondisi setelah suatu program dilaksanakan.

Masing – masing jenis evaluasi tersebut akan menghasilkan jenis informasi

dan data yang berbeda. 21

Tabel 2.2 Empat jenis Evaluasi

Jenis evaluasi Pengukuran kondisi Kelompok

kontrol Informasi

yang diperoleh sebelum Sesudah

Single program after only

Tidak Ya Tidak ada Keadaan kelompok

sasaran Single program before – after

Ya Ya Tidak ada Perubahan kelompok

sasaran Comparative after – only

Tidak Ya Ada Keadaaan kelompok

sasaran dan kelompok

kontrol Comparative Ya Ya Ada Efek program

21 Wibawa Samoedra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : PT Rajagrafindo hal : 74-75

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

before- after terhadap kelompok

sasaran dan kelompok

kontrol Sumber : Finsterbusch dan Motz, 1980 : 140

Dari berbagai macam pendapat diatas peneliti simpulkan bahwa

evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui

outcome atau dampak dari suatu kebijakan serta untuk mengetahui

kegagalan atau keberhasilan dari suatu kebijakan yang telah dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan kalau suatu

kebijakan sudah berjalan cukup waktu minimal lima tahun setelah kebijakan

itu dilaksanakan. Sebab kalau evaluasi dilakukan terlalu dini, maka outcome

dan dampak dari suatu kebijakan belum tampak.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori dari William N Dunn ( 2000 ) mengenai kriteria evaluasi

yang dikembangkan yaitu mencakup enam indikator diantaranya adalah :

efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemertaaan, responsifitas dan ketepatan.

Selain itu, peneliti juga menggunakan metode evaluasi menurut

Finsterbusch dan motz ( 1980 : 140 ) untuk melakukan evaluasi terhadap

program yang dilaksanakan ada beberapa metode evaluasi, yakni : single

program after- only, single program before – after, comparative after –

only, comparative before – after. Dan peneliti lebih menekankan pada

metode evaluasi single program after – only yakni mengevaluasi suatu

kebijakan sesudah kebijakan itu dilaksanakan, atau pada saat kebijakan itu

sedang dilaksanakan.

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

2.1.5 Tujuan Evaluasi Kebijakan Publik

Evaluasi bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan. 2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran. 3. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi di luar rencana (externalities).22 Selain itu tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampaknya. Tugas ini merujuk pada usaha untuk apakah program kebijakan publik mencapai tujuan/ dampak yang diinginkan atau tidak. Bila tidak, faktor-faktor apa yang menjadi penyebabnya?

2. Menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas ini pada dasarnya berkait erat dengan tugas pertama. Setelah kita mengetahui konsekuensi-konsekuensi melalui penggambaran dampak kebijakan publik, maka kita dapat mengetahui apakah program kebijakan yang dijalankan telah sesuai atau tidak dengan dampak yang diinginkan?

3. untuk mengetahui hasil dan dampak kebijakan 4. untuk mengetahui komponen-komponen dan instrumen-instrumen yang

memiliki kontribusi terhadap munculnya berbagai hasil dan dampak di atas. 2.1.6 Konsep Retribusi daerah

2.1.6.1 Pengertian dan ciri Retribusi daerah

Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara

karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya

secara perorangan. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan.

Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut .

22 Suharto Edi, 2005, Analisis Kebijakan Publik, ALFABETA Bandung Hal: 119

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah. c. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi (balas

jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayara yang dilakukannya.

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.23

2.1.6.2 Objek Retribusi Daerah

Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 18 ayat 1

menentukan bahwa objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang

disediakan oleh pemerintah daerah. Jasa tertentu tersebut dikelompokan

kedalam tiga golongan yaitu jasa umum, jasa usaha, dan jasa perizinan

tertentu. Hal ini membuat objek retribusi terdiri dari tiga kelompok jasa

sebagaimana disebut dibawah ini.

a. Jasa umum, yaitu jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

b. Jasa usaha, yaitu jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sector swasta.

c. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumberdaya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.24

23 Siahaan Marihot P, 2008, Pajak Daerah & Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo Persada , Jakarta hal 5-7

24 Ibid hal 434

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

2.1.6.3 Golongan Retribusi Daerah

Berdasarkan kelompok jasa yang menjadi objek retribusi daerah dapat

pula dilakukan penggolongan retribusi daerah. Sesuai undang-undang

Nomor 34 Tahun 2000 pasal 18 ayat 2 retribusi daerah dibagi atas tiga

golongan yaitu

a. Retribusi jasa umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

b. Retribusi jasa usaha, yaitu jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sector swasta.

c. Retribusi perizinan tertentu, yaitu atas jasa kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumberdaya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.25

2.1.6.4 Pengertian dan Perhitungan Potensi Retribusi Pasar

Ditinjau dari jenis retribusinya, retribusi pasar merupakan retribusi

jasa umum. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan

atau diberikan oleh pemerintah daerah, untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Retribusi pasar di Pasar Menes adalah pungutan yang dilakukan atau

dikenakan pada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas Pasar Menes.

Cara menghitung retribusi yaitu besarnya retribusi daerah yang harus

dibayar oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa yang

25 Ibid hal 435-436

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

bersangkutan dihitung dari perkalian antara tarif retribusi dan tingkat

penggunaan jasa.

Tabel 2.3 Daftar Besarnya pungutan retribusi per bulan

NO Pasar kelas Besarnya tarif Tingkat penggunaan

jasa 1 Pasar kelas 1 (Toko

Gudang, Rumah Toko) Rp. 2000,- 30 hari

2 Pasar kelas 11 (kios, los, emperan, PKL dan pedagang keliling)

Rp. 1000,- 30 hari

Sumber :Rancangan Penelitian tahun 2010- 2011

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam proses penelitian perlu dibuat suatu pola / kerangka

pemikiran yang benar dengan memperhatikan beberapa konsep teori yang

dikemukakan oleh para ahli serta acuan – acuan lain yang dianggap relevan

dengan judul penelitian ini. Kebijakan publik merupakan kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah (public organizations) untuk kepentingan

masyarakat melalui berbagai strategi dan program. Sedangkan evaluasi

kebijakan adalah serangkaian kegiatan untuk melihat sejauh mana kebijakan

yang dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada

dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini,

memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu,

ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk

menilai keberhasilan suatu kebijakan yang dikembangkan atau

dilaksanakan.

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Berdasarkan uraian – uraian diatas, maka peneliti membuat kerangka

berpikir yang berangkat dari landasan teori. Dengan diberlakukanya

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang

Retribusi Pasar, maka peneliti membuat suatu penelitian tentang Evaluasi

pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar

Menes Kabupaten Pandeglang karena peneliti melihat bahwa kebijakan

tersebut tingkat kinerjanya harus dinilai untuk mengetahui outcome dan

keberhasilan dari suatu kebijakan tersebut karena peneliti beranggapan

kebijakan tersebut sudah cukup waktu untuk dievaluasi.

Pada penelitian ini yaitu Evaluasi Pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001

Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang. Peneliti

membuat kerangka pemikiran dengan menggunakan Teori dari William N

Duun, mengenai indikator atau kriteria evaluasi yang dikembangkan

mencakup enam indikator yaitu effectiveness, efficiency, adequency, equity,

responsiviness, and apporopriateness. Selain itu, peneliti juga

menggunakan metode evaluasi menurut Finsterbusch dan motz untuk

melakukan evaluasi terhadap program yang dilaksanakan ada beberapa

metode evaluasi, yakni : single program after- only, single program before

– after, comparative after – only, comparative before – after. Dan peneliti

lebih menekankan pada metode evaluasi single program after – only yakni

mengevaluasi suatu kebijakan sesudah kebijakan itu dilaksanakan, atau pada

saat kebijakan itu sedang dilaksanakan.

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Gambar 2.3

Kerangka berpikir

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar.

Pasar Menes Kabupaten Pandeglang

Metode evaluasi menurut Finsterbusch dan Motz:

1. Single program after only 2. Single program before after 3. Comparative after only 4. Comparative before after (

wibawa samoedra dkk, evaluasi kebijakan public. hal 74-75 )

Menurut William Dunn ada enam indikator Evaluasi :

1. Effectiveness 2. Efficiency 3. Adequency 4. Equity 5. Responsiviness 6. Apporopriateness (William N

Dunn hal 650)

EVALUASI PELAKSANAAN PERDA KABUPATEN PANDEGLANG NO 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PASAR DI PASAR MENES KABUPATEN PANDEGLANG

Metode Evaluasi : single program after - only

1. Effectiveness 2. Efficiency 3. Adequency 4. Equity 5. Responsiviness 6. apporopriateness

Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Berjalan secara Maksimal.

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

2.3 ASUMSI DASAR PENELITIAN

Asumsi dasar merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan

kajian pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar

argumentasi. Berdasakan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan

diatas peneliti mengajukan asumsi dasar sebagai berikut :

“ Evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10

Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang

belum berjalan secara maksimal “

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

125

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian dalam Evaluasi Kebijakan Retribusi Pasar di Pasar Menes

Kabupaten Pandeglang ini menggunakan metode dengan pendekatan

kualitatif. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, istilah penelitian

kualitatif dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong.

Metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. 26

Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 27

3.2. Instrumen Penelitian

26 Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hal 4

27 Ibid :hal 6

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dalam penelitian ini tentang Evaluasi Kebijakan Retribusi Pasar di

Pasar Menes Kabupaten Pandeglang peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dalam penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif instrumen

penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Menurut Irawan, satu-satunya

instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

sendiri.28

Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data

primer dan data sekunder. Menurut Lofland dan Loflang dalam Moleong

sumber data utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan selebihnya adalah data tambahan atau data sekunder seperti

dokumen, gambar dan lain-lain.29 Adapun alat-alat tambahan yang

digunakan peneliti dalam mengumpulkan data berupa panduan wawancara,

buku catatan, kamera digital dan alat perekam (handphone).

Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi

dari beberapa teknik, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu,

maksud mengadakan wawancara, seperti yang ditegaskan oleh Linclon dan

28 Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. DIA FISIP Universitas Indonesia: Jakarta. Hal 17

29 Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hal 157

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Guba, antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian, memverifikasi, mengubah dan

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia

maupun bukan manusia (triangulasi).30 Berikut merupakan pedoman

wawancara:

TABEL 3.1 PEDOMAN WAWANCARA

No Informan

Pernyataan

1 Kasi Retribusi Pasar DISPERINDAGPAS Kab Pandeglang

1. Sosialisasi Perda No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi pasar

2. Pencapaian target dari sektor retribusi pasar

3. Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan pemerintah khususnya pemungutan retribusi pasar.

2 Pelaksana UPT

Dinas Perindagpas Kab Pandeglang

1. Pengawasan terhadap kegiatan penarikan retribusi dilapangan

2. Alokasi dana sesuai dengan kebutuhan

3. Penempatan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan

4. Tersediannya sarana sesuai dengan kebutuhan

3 Penanggung

jawab pasar Menes

1. Pencapaian terget dari retribusi pasar

Kontribusi terhadap PAD 2. Alokasi dana sesuai dengan kebutuhan

3. Penempatan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan

4. Tersediannya sarana sesuai dengan kebutuhan

30 Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. 186

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

4 Pegawai administrasi dan penyetoran Pasar Menes

1. Tersedianya sarana sesuai kebutuhan di kantor Pasar Menes

2. Komunikasi yang baik antara petugas dengan wajib retribusi

5 Pegawai atau petugas retribusi pasar

1. Pemahaman isi PERDA no 10 tahun 2001 tentang retribusi pasar

2. Kualitas pegawai

6 Masyarakat atau pedagang dipasar Menes Kabupaten Pandeglang

1. Partisipasi masyarakat terhadap Perda No 10 Tahun 2001

2. Kepatuhan sebagai wajib retribusi

Sumber : Rancangan Penelitian tahun 2010 – 2011

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara

mendalam. Macam wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah wawancara terstuktur dan tak berstruktur. Wawancara tidak

berstuktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya, tetapi disesuaikan dengan

keadaan dan ciri yang unik dari informan, pelaksanaan tanya jawab

mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Sedangkan wawancara

terstuktur, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang yang telah

disusun sebelumnya.

2. Observasi

Observasi merupakan tehnik pengumpulan data yang secara umum dikenal

dengan pengamatan langsung di lapangan. Alasan mengapa dalam

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti

yang dikemukakan Guba dan Linclon dalam moleong sebagai berikut:

1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung

2. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

terjadi pada keadaan sebenarnya.

3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi

yang berkaitan dengan pengetahuan ptoporsional maupun pengetahuan

yang

4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang

dijaringnya ada yang keliru atau bias.

5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-

situasi yang rumit.

6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya

dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data yang diperoleh melalui peraturan, Undang-

Undang, laporan-laporan berupa foto ataupun dokumen elektronik

(rekaman), catatan serta dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah

yang diteliti, catatan serta dokumen dokumen yang relevan mengenai

masalah penelitian ini.

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

3.3. Informan

Dalam penelitian ini penentuan informannya menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu

ini, dengan maksud penetapan sampel berdasar kriteria-kriteria sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini diantaranya

adalah sebagai berikut :

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Tabel 3.2

Daftar Informan Penelitian

No Informan

1 Kasi Retribusi Pasar Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang

2 Pelaksana UPT Pasar Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang

3 Penanggung jawab Pasar Menes di Kecamatan Menes

4 Petugas administrasi dan penyetoran Retribusi Pasar Menes

5 Pegawai atau Petugas Retribusi Pasar Menes

6 Masyarakat atau pedagang pengguna Retribusi pasar di Pasar Menes Pandeglang

Sumber : Rancangan Penelitian Tahun2010- 2011

3.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan masih data mentah dan

harus diolah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan

data sekunder, jika dilihat dari sumbernya. Sumber data primer merupakan

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.

Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah: ”upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain”.31

Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak

peneliti melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya

penelitian. Analisis data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti

sampai data tersebut bersifat jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan

oleh Miles & Huberman yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan

tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian

data (data display) dan verifikasi (verification). Apabila digambarkan

proses tersebut akan nampak seperti berikut ini:

Gambar 3.1

Analisis data menurut Miles & Huberman

31 Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung Hal 248

Data Collecting Data

Display

Verification Data Reduction

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal

utama itu tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga kegiatan di atas

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Selama proses pengumpulan data dari berbagai sumber, tentunya

akan sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama

peneliti berada di lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin

kompleks dan rumit, sehingga apabila tidak segera diolah akan dapat

menyulitkan peneliti, oleh karena itu proses analisis data pada tahap ini

juga harus dilakukan. Untuk memperjelas data yang didapatkan dan

mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya, maka

dilakukan reduksi data. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang muncul di

lapangan.

Reduksi data berlangsung selama proses pengumpulan data masih

berlangsung. Pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean,

meringkas dan membuat partisi (bagianbagian). Proses transformasi ini

berlanjut terus sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap.

b. Penyajian Data ( Data Dispay)

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif

adalah penyajian data. Secara sederhana penyajian data dapat diartikan

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dalam sebuah penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Namun pada peneltian ini, penyajian data yang peneliti

lakukan dalam penelitian ini adalah bentuk teks narasi, hal ini seperti yang

dikatakan oleh Miles & Huberman, ”the most frequent form display data

for qualitative research data ini the past has been narrative text” (yang

paling sering digunakan untuk penyajian data kualitatif pada masa yang

lalu adalah bentuk teks naratif).

Selain itu, penyajian data dalam bentuk bagan dan jejaring juga

dilakukan pada penelitian ini. Penyajian data bertujuan agar peneliti dapat

memahami apa yang terjadi dan merencanakan tindakan selanjutnya yang

akan dilakukan.

c. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan (Verification)

Langkah ketiga dalam tahapan analisis interkatif menurut Miles &

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan,

mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar

dan kesimpulan awal yang dikemukakan dimuka masih bersifat sementara,

dan akan terus berubah selama proses pengumpulan data masih terus

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

berlangsung. Akan tetapi, apabila kesimpulan tersebut didukung oleh

bukti-bukti (data) yang valid dan konsisten yang peneliti di lapangan,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

3.5. Validitas dan Reliabilitas Data

Validitas dalam penelitian kualitatif memiliki keterkaitan dengan

deskripsi dan eksplanasi, dan terlepas apakah eksplanasi-eksplanasi

tersebut sesuai dan cocok dengan deskripsi atau tidak.32 Dengan demikian

data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal yang

berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang

dicapai, dan validitas eksternal yang berkenaan dengan derajat akurasi

apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana

sampel tersebut diambil.

Sedangkan reliabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda

dengan yang terdapat pada penelitian kuantitatif. Bila dalam penelitian

kuantitatif reliabilitas berkenaan dengan konsistensi data, di mana bila

terdapat peneliti yang melakukan penelitian pada obyek yang sama, maka

akan mendapatkan data yang sama. Maka dalam penelitian kualitatif tidak

demikian, suatu realitas (social situation) bersifat majemuk dan dinamis,

32 Denzin K, Norman dan Yvonna S Lincoln. . Hand Book of Qualitatif Research. California : Publication Inc.. Hal. 273

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

sehingga tidak ada data yang bersifat konsisten dan berulang seperti

semula. Adapun untuk pengujian keabsahan datanya, pada penelitian ini

dilakukan dengan dua cara, yaitu triangulasi dan membercheck.

1. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu.33 Atau triangulasi berarti teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.34 Terdapat tiga

jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan

triangulasi waktu. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari lapangan melalui

beberapa sumber. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Pengecekan dilakukan dengan mengunakan teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi.

2. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh sumber

data. Setelah membercheck dilakukan, maka pemberi data dimintai 33 Ibid hal 274

34 Denzin, K Norman & Yvona S. 2000. Hand Book of Qualitatif Research. California : Publication Inc. Hal 307

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

tandatangan sebagai bukti otentik bahwa peneliti telah melakukan

membercheck.

3.6 Tempat dan waktu

Tempat penelitian ini dilakukan di Pasar Menes Kabupaten

Pandeglang. Waktu penelitian dilakukan berdasarkan atas table berikut ini

Jadwal Penelitian

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

TABEL 3.3

NO Kegiatan

Waktu Nov 10

Des ‘10

Jan ‘11

feb ‘11

Mar ‘11

april ‘11

Mei ’11

juni ‘11

Juli ’11

Agu ’11

Sep ’11

Okt ’11

1 Penelitian awal

2 Penyusunan proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Terjun Lapangan

7 Penyusunan Skripsi

8 Sidang Skripsi

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

BAB IV

HASIL PENELITIAN

3.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi wilayah Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 kabupaten /

kota di provinsi Banten. Yang berada di ujung Barat pulau jawa, memiliki

Luas wilayah 2.747 km2 (274.689,91 ha) atau sebesar 29,98 % dari luas

Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km. secara geografis

terletak antara 6 21 - 7 lintang selatan dan 104 bujur

timur dengan batas wilayah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten serang

2. Sebelah barat berbatasan dengan selat sunda

3. Sebelah selatan berbatasan dengan samudra Indonesia

4. Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten lebak

Secara geomorfologi, wilayah kabupaten Pandeglang termasuk

kedalam zona Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Sedangkan jika

dilihat dari topografi, Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian

antara 0-1.778 m diatas permukaan laut.

Iklim di wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh angin monson (

Monson trade) dan gelombang La Nina atau El nino. Suhu udara di

kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,5 C- 27.9 C pada daerah pantai

suhu udara bisa mencapai 22 C- 32 C sedangkan di daerah pegunungan

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

berkisar 18 C -29 C. curah hujan disuatu tempat antara lain di pengaruhi

oleh keadaan iklim, geografi, dan perputaran arus udara.

Jumlah dan komposisi penduduk suatu saerah merupakan hal yang

sangat pokok dalam perencanaan pembangunan yang dilaksanakan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten

Pandeglang jumlah penduduk kabupaten pandeglang pada tahun 2007

akhir mencapai 1.130.514 orang, terdiri dari laki-laki berjumlah 578.375

orang dan perempuan yang berjumlah 552.139 orang.

Sejak bulan Juli 2006 Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35

kecamatan dan 335 desa/kelurahan dengan dua tambahan kecamatan, yaitu

kecamatan Majasari dan kecamatan Sobang. Cikeusik merupakan

kecamatan terluas di Kabupaten Pandeglang dengan luas 322,76 km2

sedangkan Labuan merupakan kecamatan terkecil dengan 15,6

km2.Kabupaten Pandeglang memiliki 35 kecamatan sebanyak diantaranya

adalah Sumur, cimanggu, cibaliung, cibitung, cikeusik, cigeulis,

panimbang, sobang, munjul, angsana, sindang resmi, picung, bojong,

saketi, cisata, pagelaran, patia, sukaresmi, labuan, carita, jiput, cikedal,

menes, pulosari, mandalawangi, cimanuk, cipeucang, banjar, kaduhejo,

mekarjaya, pandeglang, majasari, cadasari, karangtanjung dan koronong.

Wilayah kabupaten pandeglang memiliki potensi sumberdaya alam yang

mendukung pembangunan pertanian, kehutanan, pertambangan, perikanan

dan kelautan, serta pariwisata.

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota

yakni Kota Pandeglang dan Labuan. Sebagian besar wilayah Kabupaten

Pandeglang merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang.

Kawasan selatan terdapat rangkaian pegunungan. Sungai yang mengalir

diantaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai

Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.

Berikut merupakan visi misi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-

2016

a. VISI

“Terwujudnya Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Mandiri

dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis

Pembangunan Perdesaan”

Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. Mandiri dan Berkembang di Bidang Agribisnis

Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dapat diartikan

bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pertanian dan segala

sumberdaya, usaha, kelembagaan dan jaringan bisnis (hulu-hilir) pertanian

sebagai basis perekonomian daerah dalam rangka pengembangan daerah

dan peningkatan kesejahtraan masyarakat. Untuk mewujudkan visi

tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan menggerakan energinya

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

dalam melakukan ekonomisasi sektor pertanian dengan memperhatikan

faktor-faktor dominan seperti komoditas unggulan, permintaan pasar,

dukungan industri hulu-hilir, pola usaha tani, jaringan dan kelembagaan

usaha serta manajemen permodalan.

2. Mandiri dan Berkembang di Bidang Pariwisata

Kabupaten Pandeglang sebagai pusat kegiatan pariwisata dapat

diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pariwisata

sebagai sektor pendukung bagi peningkatan perekonomian daerah. Untuk

mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya sebagai

destinasi pariwisata, melalui pengembangan objek daya tarik wisata,

promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata didukung oleh

infrastruktur yang diperlukan, jaminan regulasi kepariwisataan yang

diorentasikan kepada peningkatan kunjungan wisata dan kesejahtraan

masyarakat.

3. Berbasis Pembangunan Perdesaan

Mewujudkan Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dan

destinasi pariwisata tidak mungkin dapat tercapai tanpa partisipasi aktif

dari masyarakat yang sebagian besar berada di pedesaan. Maka subjek

utama upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian dan

pariwisata sesungguhnya adalah masyarakat pedesaan. Oleh karena itu,

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

pedesaan merupakan basis utama dari kegiatan usaha pertanian dan jasa

pelayanan pariwisata.

b. MISI

Visi tersebut akan diwujudkan dengan melaksanakan misi sebagai

berikut :

1. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan

pariwisata;

2. Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian

dan jasa pariwisata serta usaha pendukungnya;

3. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif dan

inovatif;

4. Meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat;

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya pedesaan;

6. Meningkatkan tata kelola kepemerintahan daerah.

Keenam misi tersebut diatas masing-masing mempunyai tujuan

sebagaimana diuraikan dibawah ini :

1. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan

pariwisata, ditujukan untuk mendukung penguatan modal dan

aplikasi teknologi bagi pembukaan lapangan kerja dan perluasan

peluang usaha masyarakat bagi pertumbuhan ekonomi dan

kesejahtraan masyarakat.

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

2. Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam usaha pertanian dan

jasa pariwisata, ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan

kompetensi koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah dalam

berbagai lapangan usaha dalam menghadapi persaingan yang

semakin kompleks.

3. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif dan

inovatif, ditujukan untuk menciptakan pelaku pembangunan yang

cerdas, terampil dan berahlak mulia dalam melaksanakan

pembangunan di Kabupaten Pandeglang.

4. Meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat,

ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam

memperoleh pendidikan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya pedesaan,

ditujukan untuk menyediakan dukungan bagi peningkatan

pelayanan dasar.

6. Meningkatkan tata kelola kepemerintahan daerah, ditujukan untuk

menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih dalam melakukan

pelayanan publik di seluruh sektor dan wilayah pembangunan.

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian Perdagangan

dan Pasar Kabupaten Pandeglang

Didalam peningkatan utilitasi kapasitas produksi yang ada juga

terkandung maksud untuk membuka peluang tumbuh industri-industri

yang dapat menunjang sekaligus memperkuat struktur ekonomi nasional

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

serta meningkatkan nilai tambah dari produk-produk sumber daya alam

yang ada. Tercapainya 3 pokok sasaran pembangunan sektor industri dan

perdagangan diatas bukanlah hal yang mudah mengingat krisis yang

dihadapi bangsa indonesia cukup parah dan sampai saat ini belum mampu

keluar dari kemelut ini. Hal ini perlu didukung oleh kebijaksanaan

pemerintah baik pusat maupun daerah yang memberikan keleluasaan

kepada dunia usaha dalam mengembangkan kegiatannya. Sebagai salah

satu perangkat daerah yang memiliki peran strategis (ujung tombak) dalam

peningkatan usaha dibidang perindustrian, perdagangan dan pasar sesuai

dengan peraturan Bupati Pandeglang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

rincian tugas, Fungsi, dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang,

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar mempunyai kedudukan, Tugas

pokok, Fungsi dan kewenangan sebagai berikut :

4.1.2.1 Kedudukan

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar adalah merupakan

unsur pelaksana pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

4.1.2.2 Tugas

Dinas Perindustrian, P erdagangan dan Pasar mempunyai tugas

membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang perindustrian,

perdagangan dan pasar.

4.1.2.3 Fungsi

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun perencanaan bidang perindustrian, perdagangan dan

pasar

2. Merumuskan kebijakan teknis bidang perindustrian,

perdagangan dan pasar

3. Melaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang perindustrian perdagangan dan pasar.

4. Melakukan pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi

pelaksanaan kegiatan bidang perindustrian, perdagangan dan

pasar.

5. Melaksanakan kegiatan penatausahaan Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar

6. Melakukan pembinaan terhadap UPT Dinas Perindustrian

Perdagangan dan Pasar

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai satuan kerja

perangkat daerah kabupaten Pandeglang, Dinas Perindustrian,

perdagangan, dan Pasar memilki struktur organisasi berdasarkan uraian

jabatan yang tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2008

adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Adalah jabatan tertinggi pada Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Pasar yang memiliki tugas pokok memimpin, membina,

mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional Dinas dalam

melaksanakan tugas pokok Pemerintah Daerah di Bidang Perindustrian

Perdagangan dan Pasar dan langsung bertanggung jawab pada Bupati

melalui sekretaris.

b. Sekretaris

Memiliki tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan kekuangaan,

urusan umum dan kepegawaian serta penyusunan perencanaan, evaluasi

dan pelaporan. Dalam hal ini sekretaris bertanggung jawab langsung pada

Kepala Dinas dan untuk pelaksanaan kegiatannya dibantu oleh :

a. Kepala subbagian umum dan kepegawaian

Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum dan pengelolaan

administrasi kepegawaian

b. Kepala subbagian keuangan

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi

keuangan

c. Kepala subbagian perencanaan, evaluasi, dan pelaporan

Mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan, evaluasi dan pelaporan

Dinas

c. Kepala Bidang

Adalah pejabat yang membantu dan bertanggung jawab kepada

kepala Dinas untuk membina, mengatur, mengkoordinasikan dan

mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengendalian operasional pada Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan pasar. Pada Dinas ini terdiri dari tiga

bidang yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala bidang, yaitu :

a. Kepala bidang industri, yaitu : pejabat yang memiliki tugas pokok

merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan

industri kecil dan menengah serta pengembangan teknologi industri.

Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bidang Industri dibantu oleh dua

Kepala seksi yaitu :

1. Kepala seksi industri kecil dan menengah

Memiliki tugas pokok melaksanakan pengembangan industri kecil

dan menengah

2. Kepala seksi teknologi industri

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Memiliki tugas pokok melaksanakan pengembangan teknologi di

bidang industri.

b. Kepala Bidang Perdagangan, yaitu pejabat yang memiliki tugas

pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bimbingan

usaha dan sarana perdaganga, pendaftaran perusahaan dan promosi

perdagangan. Dalam melaksanakan tugasnya kepala bidang

perdagangan dibantu oleh dua kepala seksi yaitu :

3. Kepala seksi bimbingan usaha dan sarana perdagangan:

Memiliki tugas pokok melaksanakan bimbingan usaha dan

pengembangan sarana perdagangan

4. Kepala seksi pendaftaran perusahan dan promosi

Memiliki tugas pokok melaksanakan pendaftaran perusahaan dan

promosi.

c. Kepala bidang pasar, yaitu pejabat yang memiliki tugas pokok

merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan,

penataan dan pemeliharaan pasar serta retribusi pasar. Dalam

melaksanakan tugasnya kepala bidang pasar dibantu oleh dua kepala

seksi :

5. Kepala seksi pengembangan, penataan dan pemeliharaan pasar,

Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan, penataan

dan pemeliharaan pasar.

6. Kepala seksi retibusi pasar

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pemungutan retribusi

pasar.

d. Kepala UPT Pasar

Adalah jabatan pelaksana teknis pada pasar-pasar pemerintah

dikabupaten Pandeglang dan bertanggung jawab langsung kepada kepala

Dinas.

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindagpas Kabupaten

Pandeglang

Visi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pandeglang adalah : “ Terwujudnya daya saing industri dan

Perdagangan yang mantap dan berkelanjutan untuk kemakmuran

rakyat yang berkeadilan”. Sedangkan Misi merupakan hal-hal yang harus

diemban dan dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam menjabarkan dan

mencapai visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan visi yang ditetapkan

diatas, maka Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pandeglang pada Tahun 2011-2016 mengemban misi sebagai berikut :

1. Memfasilitasi penguasaan teknologi industri dalam mendorong

penyebaran pembangunan industri serta menjaga ketersediaan

bahan pokok dalam penguatan jaringan distribusi perdagangan.

2. Menguatkan pasar lokal / daerah melalui peningkatan fasilitas

dan revitalisasi pasar tradisional

3. Menyediakan data / informasi potensi daerah yang berkaitan

dengan perindustrian dan perdagangan.

Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Pasar Kabupaten Pandeglang

Tujuan dari Misi I adalah :

a. Menumbuhkan industri – industri potensial sebagai penggerak

pembangunan pertanian terpadu dimasa yang akan datang.

Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

b. Menciptakan sistem logistik dan jaringan distribusi nasional

yang berkualitas

c. Menguatkan struktur industri dengan pembentukan klaster

industri dan usaha lainnya pada sektor pertanian, perkebunan,

kehutanan, perikanan, dan peternakan

Tujuan dari misi II adalah :

a. Meningkatkan fasilitas pelayanan perdagangan guna

memperbaiki iklim usaha perdagangan dalam negeri

Tujuan dari Misi III adalah :

a. Menyediakan data/ informasi potensi dan pembangunan daerah

dibidang industri dan perdagangan secara akurat dan

transparan.

Sasaran misi jangka I menengah, yaitu :

a. Berkembangnya industri kecil dan menengah khususnya

industri yang bergerak dibidang pengolahan hasil pertanian dan

perikanan

b. Kelancaran arus bahan pokok dan pengawasan barang beredar

serta penggunaan produk dalam negeri

c. Tumuh dan berkembangnya klaster industri dan usaha lainnya

yang terdapat dalam rantai nilai ( value chain )

Sasaran Misi II jangka menengah, yaitu :

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

a. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dan pedagang

secara optimal dalam rangka percepatan pertumbuhan kegiatan

ekonomi perdagangan.

Sasaran Misi III jangka menengah, yaitu :

a. Terlaksananya inventarisasi, identifikasi penelitian dan

pengembangan data/ informasi yang berkaitan dengan

perindustrian dan perdagangan.

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

a. Sumber daya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pandeglang

Potensi sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang meliputi :

a. Pasar pemerintah yang memberikan kontribusi terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang yang terdiri dari 11

pasar pemerintah

b. Perusahaan industri kecil dan menengah yang tersebar di 35

kecamatan, berdasarkan hasil pendataan tahun 2009 mencapai 11.100

perusahaan IKM yang sebagian besar bergerak di industri makanan dan

minuman, kerajinan, pandai besi, serta konveksi dan pakaian jadi.

c. Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pandeglang baik yang berstatus PNS maupun Non PNS yang terdiri 49

PNS dan 61 Non PNS yang bertugas di kantor dan Pasar Pemerintah

Kabupaten Pandeglang.

Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pandeglang memiliki Pegawai yang terdiri dari :

1. 1 Orang Kepala Dinas – Eselon II.a

2. 1 Orang sekretaris – Eselon III.a

3. 3 Orang Kepala Bidang – Eselon III.b

4. 3 Orang Kepala Sub Bagian – Eselon IV.a

5. 6 Orang Kasi – Eselon IV.a

6. 44 Orang Staf atau Pelaksana

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

7. 11 Orang Penanggung jawab Pasar

8. 46 Orang Pemungut Retribusi Pasar dan Sewa

Tanah

9. 1 Orang Penjaga Keamanan

10. 1 Orang Driver Kepala Dinas

Tabel 4.1 Jumlah PNS DISPERINDAGPAS Kabupaten Pandeglang

Menurut Tingkat Pendidikan STRATA 2 1 Orang STRATA 1 15 Orang D.III - SLTA 24 Orang SLTP 1 Orang SD 3 Orang

Jumlah 44 Orang Sumber : Data Nominatif Pegawai Disperindagpas Kabupaten

Pandeglang

c. Kinerja pelayanan

Kinerja pelayanan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pandeglang selama 5 (lima) tahun kedepan dititik beratkan

pada peningkatan sumber daya manusia untuk dapat melakukan :

a. Pembinaan IKM dalam rangka pengembangan dan penataan

struktur industri yang berbasis pada teknologi tepat guna.

b. Pelayanan di bidang perijinan pendaftaran perusahaan

c. Pelayanan perlindungan bagi konsumen melalui pengawasan

barang dan jasa komoditas strategis dan pemantauan harga

sembako

d. Penataan dan pemeliharaan, serta

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

e. Pembangunan dan revitalisasi Pasar

f. Inventarisasi , identifikasi, penelitian dan pengembangan data/

informasi potensi daerah yang berkaitan dengan perindustrian dan

perdagangan.

4.1.3 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan Perda No 10 Tahun

2001 Tentang Retribusi Pasar, Peneliti hanya memusatkan penelitiannya di

Pasar Menes Kabupaten Pandeglang. Pasar Menes merupakan tempat

bertemunya penjual dan pembeli,serta adanya transaksi secara langsung

melalui peroses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Pasar tersebut

terdiri dari kios-kios atau grai,los dan dasaran terbuka,yang dibuka oleh

penjual maupun oleh pengelola Pasar. Di Pasar Menes kebanyakan

menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa

ikan,buah-buahan,sayuran dan lainnya, di Pasar Menes terlihat penyediaan

berupa kain, pakaian, barang elektronik,jasa dan lain sebagainya.

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Gambar 4.2 Keadaan Pasar Menes dari Lokasi Terminal

Pasar Menes salah satu pasar tradisional yang berada di kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang, yang ikut serta menyumbang kontribusi

yang cukup besar untuk PAD lewat retribusi dan sewa lahan, dan

kesadaran para pemilik kios maupun para pedagang kaki lima sangat tinggi

untuk membayar kewajiban yang ditetapkan DISPERINDAGPAS melalui

PERDA Kabupaten Pandeglang yaitu Perda No 10 Tahun 2001 Tentang

Retribusi Pasar. Pasar Menes ini memiliki jumlah Kios berkisar 255 kios,

ditambah dengan los, pedagang emperan dan pedagang kaki lima.

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Tabel 4.2 Jumlah Kios Pasar Menes Berdasarkan Lokasi

Lokasi Kain 165 kios Lokasi S-J-R 42 Kios Lokasi Terminal 31 Kios Lokasi tengah Terminal 17 Kios Jumlah 255 Kios

Sumber : Data jumlah Toko di Pasar Menes ( Data telah diolah )

Penarikan Retribusi Pasar dilakukan oleh Petugas Pemungut

Retribusi Pasar Yang Bekerja Pada Kantor Pasar Menes Khususnya

Bekerja pada Disperindagpas Kabupaten Pandeglang. Pasar menes ini

memiliki satu orang penanggung jawab Pasar, dan Enam orang petugas

pemungut Retribusi Pasar.

Tabel 4.3 Nama Petugas Pemungut Retribusi Pasar untuk Pasar

Menes No Nama Jabatan Status 1 Achmad Penanggung jawab Pasar

Menes PNS

2 Didi Rosadi

Petugas Administrasi dan penyetoran Pasar Menes

PNS

3 Suhendar Pemungut Retribusi Pasar Menes

TKK

4 Ade Rohanah

Pemungut Retribusi Pasar Menes

TKS

5 Andri Suhandri

Pemungut Retribusi Pasar Menes

TKS

6 Jaenudin Pemungut Retribusi Pasar Menes

TKS

7 Yayah Herawati

Petugas Administrasi dan Penyetoran Pasar Menes

TKS

Sumber : Data Absensi Pegawai Kantor Pasar Menes ( Data telah diolah )

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

4. 2 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang

memberikan informasi mengenai penelitian tentang pelaksanaan Perda No

10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten

Pandeglang. Berikut akan diuraikan informan yang menyangkut dengan

penelitian ini yaitu :

Tabel 4.4

Daftar informan No Kode

informan

Informan Status informan

1 I1 Bapak H. Didit Royadi, SE

Kasi Retribusi Pasar

2 I2 Bapak Lutfi Pelaksana UPT pasar

3 I3 Bapak Ahmad Penanggung jawab

Pasar Menes

4 I4 Ibu Yayah Herawati Petugas administrasi dan penyetoran Retribusi Pasar Menes

5 I⁵- I⁶ Bapak jaenudin Bapak Suhendar

Petugas pemungut retribusi Pasar Menes

6 I₇- I₉ Ibu H. Yati Ibu Emah Ibu Marpuah

Pedagang di Pasar Menes

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

4.3 Deskripsi Data

4.3.1 Deskripsi dan Analisis Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan Teori William N Dunn yaitu menggunakan kriteria Evaluasi

diantaranya adalah efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan,

responsifitas, dan ketepatan dari suatu kebijakan, dalam pelaksanaan

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 Tentang

Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini

bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk

kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan serta data

atau hasil dokumentasi lainnya. Berdasarkan teknik analisis data kualitatif

model interaktif dari Miles dan Huberman, data-data tersebut dianalisis

selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil

penelitian lapangan melalui wawancara, dokumentasi, maupun observasi

dilakukan reduksi untuk dapat mencari tema dan polanya dan diberikan

kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama

dan berkaitan dengan pembahasan masalah penelitian serta dilakukan

kategorisasi. Dalam penyusunan jawaban penelitian, peneliti memberikan

kode pada aspek tertentu, yaitu:

1.Kode Q1,2,3, dst menandakan daftar urut pertanyaan

2.Kode I1-I6 menandakan daftar urutan informan

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Setelah memberikan kode-kode pada aspek tertentu yang berkaitan

dengan masalah penelitian sehingga tema dan polanya ditemukan, maka

dilakukan kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari

penelitian lapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban

tersebut dan mencari data-data penunjang yang akan memperkuat hasil

penemuan lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

sehingga tidak menggeneralisasikan jawaban penelitian, maka semua

jawaban-jawaban yang dikemukakan oleh informan dipaparkan dalam

pembahasan penelitian yang disesuaikan dengan teori penelitian.

Berdasarkan pemaparan diatas, berikut ini adalah dimensi - dimensi yang

telah disusun oleh peneliti berdasarkan temuan lapangan yaitu :

a. Efefectiviness ( efektifitas) adalah bagaimana suatu hasil

yang diharapkan dapat dicapai melalui tindakan kebijakan, dengan

pernyataan berikut ini :

1. Target dari sektor retribusi pasar

2. Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan kebijakan pemerintah khususnya

pemungutan retribusi pasar.

b. Efficiency ( efisiensi ) adalah seberapa besar usaha yang

diperlukan untuk mencapai tujuan secara maksimal, dengan

pernyataan berikut ini :

3. Penempatan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

4. Tersediannya sarana sesuai dengan kebutuhan

c. Adequacy ( kecukupan ) adalah seberapa jauh suatu tingkat

efektifitas dapat mengatasi masalah – masalah atau kesempatan yang

dianggap akan dapat menimbulkan permasalahan, dengan pernyataan

berikut ini :

5. Sosialisasi Perda Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun

2001 tentang Retribusi Pasar

6. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dilapangan.

7. Sumberdaya manusia denngan kualitas yang diperlukan

d. Equity ( kesamaan ), erat hubungannya dengan rasionalitas legal

dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok- kelompok yang berbeda dalam masyarakat tertentu

dengan pernyataan berikut ini :

8. Pelayanan yang diberikan oleh petugas retribusi kepada

wajib retribusi

9. Adanya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan

kebijakan

e. Responsivness ( Responsifitas ) adalah seberapa jauh sebuah

kebijakan dapat memuaskan kepentingan dari subyek kebijakan,

dengan pernyataan berikut ini :

10. Terciptanya komunikasi yang baik anatara pemerintah

dengan wajib retribusi

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

11. Kemudahan dalam melakukan pembayaran retribusi oleh

wajib retribusi.

f. Appropriatness ( ketepatan ), yaitu apakah tujuan atau target

dari kebijakan sudah sesuai dengan maksud diadakannya kebijakan

tersebut, dengan pernyataan berikut ini :

12. Meningkatnya pendapatan PAD dari sektor retribusi

4.3.2 Evaluasi Pelaksanaan Perda Kabupaten Pandeglang No 10

Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten

Pandeglang

Pelaksanaan Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang

dilaksanakan dan dikelola oleh Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang

yang dikepalai oleh Kepala Dinas, secara lebih khusus dikepalai oleh

kepala Bidang Pasar, dengan dibantu oleh Kepala Seksi Retribusi Pasar,

dan Kepala UPT Pasar. Dan untuk Pasar Menes ini dipimpin oleh seorang

kepala Pasar, dengan dibantu oleh petugas – petugas pemungut retribusi

atau petugas salar Pasar yang bekerja di Pasar Menes. pada penelitian ini

digunakan 6 kriteria evaluasi untuk mengevaluasi Pelaksanaan Perda

Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di

Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini. kriteria –kriteria ini berasal dari

kriteria evaluasi menurut Willliam N Dunn menurutnya evaluasi bisa

dilakukan apabila sebuah kebijakan sudah dilaksanakan cukup waktu atau

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

satu sampai lima tahun, dan kriteria evaluasi ini digunakan karena sesuai

dengan permasalahan yang dilapangan.

Dari kriteria –kriteria tersebut , telah dijabarkan hal-hal apa saja yang

dapat masuk dan mewakilinya, yang dijabarkan kedalam pedoman

wawancara kemudian selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan yang berkaitan mengenai objek

penelitian.

a. Efektifitas

1. Target dari sektor retribusi pasar

Untuk kriteria efektifitas, dapat dilihat dari beberapa hal yaitu Pencapaian

target dari sektor retribusi pasar dan Partisipasi atau peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan pemerintah khususnya

pemungutan retribusi pasar. Peneliti melihat bahwa dalam kebijakan

Peraturan daerah No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar ini adalah

pencapaian pendapatan Retribusi yang sesuai dengan target pendapatan

perhari, karena apabila Target sudah tercapai maka kebijakan tersebut bisa

dikatakan efektif, namun sangat berbeda dengan penelitian dilapangan.

Pendapatan Retribusi perhari di Pasar Menes memang sudah Tercapai dan

sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, akan tetapi, menurut para

informan yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa kegiatan retribusi

di Pasar Menes ini masih banyak hambatannya diantaranya adalah jumlah

pendapatan penarikan Retribusi pasar per hari yang sering mengalami

perbedaan seperti pendapatan perhari mencapai Rp. 200.000 lebih atau

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

melebihi jumlah yang ditargetkan dan kadang pula sebaliknya yaitu

pendapatan Retribusi perhari kurang dari Rp.200.000 atau kurang dari

yang ditargetkan hal ini dipengaruhi oleh tingkat keramaian pasar dan

sepinya pasar. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Jaenudin selaku Petugas

Pemungut Retribusi Pasar Menes Beliau mengatakan :

“ pendapatan pada saat narik retribusi perhari kadang mencapai Rp.200.000 lebih kadang pula kurang neng, kalau pada saat rame pasar kami narik bisa mencapai Rp. 200.000 lebih tapi kalau sepi seperti hujan lebat, dan mati lampu pendapatan kami kurang neng, dan untuk mencukupi target perhari maka kami pun berusaha untuk menutupi pendapatan perhari yang kurang dengan pendapatan yang lebih tadi, karna kami stor ke dinas kadang 2 atau 3 hari sekali, karna jarak pasar menes ke pandeglangkan lumayan jauh “ ( wawancara 10 september 2011 jam 10.30 di depan Kantor Pasar Menes )

Pendapatan Retribusi Perhari di Pasar Menes ini, cukup bervariasi seperti

bisa melebihi target dan kadang pula mengurangi target. Hal ini

disebabkan oleh berbagai pengaruh seperti tingkat keramaian pasar, hujan

lebat dan mati lampu yang menyebabkan sepinya pasar sehingga

pendapatan retribusi perhari menurun. Jumlah toko atau kios pun

berpengaruh terhadap pendapatan retribusi, dan kurangnya kesadaran

wajib retribusi untuk membayar retribusi menjadi pengaruh terhadap

pencapaian target retribusi perhari di Pasar Menes ini.

seperti yang dikatakan oleh Bapak Achmad selaku penanggung jawab

Pasar Menes.

“ Target Untuk Retribusi Pasar Menes Sudah Tercapai yaitu Rp. 200.000 Perhari, ya kami sesuaikan dengan jumlah tokonya jumlah toko disini kan 255 buah toko, ya Neng tahu sendirilah kenapa tidak Rp. 255. 000 misalnya yaitu neng kadang ada yang tidak membayar adapula tokonya tutup, ya kami pun tidak bisa

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

memaksakan “ ( wawancara 14 agustus 2011 jam 11.25 Wib di ruang kantor pasar menes)

Pendapat senada dikemukakan oleh informan lainya, Kasi Retribusi Pasar

dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang yaitu Bapak Didit beliau

mengatakan:

“ iya neng target pencapaian untuk Retribusi Pasar Pemerintah Di Kabuptaen Pandeglang ini Alhamdullillah sudah tercapai, salah satunya yaitu Pasar Menes ” ( wawancara juli 2011 jam 10. 45 wib di Ruang Kabid Disperindagpas Kab Pandeglang )

Pencapaian target dalam hal retribusi daerah di Pasar Menes

Kabupaten Pandeglang ini memang sudah terlihat efektif, yaitu bisa

mencapai target tiap harinya Rp. 200. 000 akan tetapi sangat disayangkan

yaitu pendapatan retribusi ini tidak mengalami kenaikan dari awal tahun

2010 sampai peneliti melakukan penelitian lapangan pada bulan juli 2011

target Retribusi Pasar Menes masih tetap Hanya Rp. 200. 000,- belum ada

peningkatan padahal jumlah kios mencapai 255 kios ditambah dengan

pedagang kaki lima, los dan emperan. Hal ini disebabkan kurangnya

kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi karena banyak wajib

retribusi yang tidak membayar atau mengurangi jumlah retribusi yang

dibebankan dan adapula yang toko atau kiosnya tutup, keadaan hujan lebat

dan mati lampu sehingga menghambat dalam peningkatan pencapaian

pendapatan retribusi perhari di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang.

Ketika peneliti melakukan penelitian atau observasi lapangan pada bulan

oktober 2011, diketahui bahwa target retribusi untuk pasar menes

mengalami kenaikan sebesar 25 % yaitu dari Rp 200.000 menjadi Rp

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

250.000 kenaikan target ini dimulai sejak 15 Agustus 2011. Hal ini pun

dibenarkan oleh petugas administrasi dan penyetoran Pasar Menes Ibu

Yayah Herawati beliau mengatakan :

“ iyah target retribusi untuk pasar menes mengalami peningkatan atau kenaikan yang ditetapkan oleh dinas yaitu sebesar 25 % atau dari Rp.200.000 menjadi Rp 250.000, peningkatan ini ditetapkan sejak tanggal 15 agustus 2011. Kenaikan target untuk pasar Menes disebabkan oleh semakin banyaknya pedagang kaki lima yang apabila hari pasar yaitu selasa dan sabtu berjualan memenuhi pasar menes, jumlah pedagang kaki lima yang berjualan dan terdaftar dalam buku administrasi kantor pasar menes sebanyak 107 pedagang. Akan tetapi pedagang kaki lima ini tidak setiap hari jualan, mereka jualan hanya hari pasar saja yaitu selasa dan sabtu “ (wawancara 01 oktober 2011 )

Peneliti pun bertanya kepada penanggung jawab pasar untuk memastikan

apakah benar target retribusi Pasar Menes mengalami peningkatan. Bapak

Achmad selaku penanggung jawab pasar membenarkan bahwa target

retribusi Pasar mengalami peningkatan beliau mengatakan :

“ memang benar target retribusi pasar menes mengalami peningkatan sejak 15 agustus 2011, keputusan ini di tetapkan oleh dinas. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya pedagang kaki lima yang bejualan di pasar menes,dan alhamdulillah kesadaran mereka untuk membayar retribusi pasar meningkat. Realisasi pendapatan biasanya kami setorkan ke dinas 2 kali dalam seminggu yaitu selasa dan sabtu, dan yang menyetorkannya langsung yaitu saya sendiri yang menyetorkan. ( wawancara 01 oktober 2011 )

Dengan demikian bahwa target retribusi untuk Pasar Menes mengalami

peningkatan sebesar 25 % yaitu dari Rp. 200.000 menjadi Rp 250.000

peningkatan ini diputuskan oleh Dinas Perindagpas sejak tanggal 15

agustus 2011 akan tetapi ketika peneliti bertanya tentang realisasinya

untuk retribusi Pasar Menes informan memberikan jawaban cenderung

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

tertutup dan mereka hanya memberikan informasi yang sedikit, mereka

hanya mengatakan bahwa realisasi pendapatan dari retribusi Pasar Menes

sudah sesuai target. Dapat disimpulkan bahwa pegawai atau petugas

retribusi Pasar Menes dalam memberikan informasi tentang target retribusi

Pasar kurang terbuka, sehingga menyulitkan peneliti untuk menggali

informasi sebanyak banyaknya tentang target retribusi Pasar. Hal ini lah

yang menurut peneliti bahwa pola pegawai retribusi Pasar Menes dalam

menjalankan tugasnya kurang efektif yaitu masih adanya unsur

ketertutupan dalam memberikan informasi tentang target retribusi pasar.

2. Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan

pemerintah khususnya pemungutan Retribusi Pasar.

Pencapaian target retribusi pun tidak lepas dari partisipasi masyarakat atau

pedagang ataupun wajib retribusi yang berperan serta didalamnya, dalam

hal ini pun kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi harus

ditingkatkan. Setelah melakukan observasi dilapangan peneliti merasa

bahwa wajib retribusi sangat kurang berparitisipasi dalam membayar

retribusi, banyak pedagang atau wajib retribusi yang tidak mau membayar

retribusi seperti pedagang kaki lima dengan alasan barang yang mereka

jual belum laku, dan mendapatkan penghasilan yang sedikit. Seperti yang

dikatakan oleh Bapak Jaenudin petugas pemungut retribusi pasar yang

ditemui di Pasar Menes beliau mengatakan:

“ iya neng, susah sekali mereka yang belum sadar adanya retribusi pasar ini, untuk membayar dengan alasan belum laku lah,, dan masih banyak alasan lainnya... misal untuk membayar Rp. 1000 saja, mereka kadang ada yang membayar Rp. 500

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

padahal dalam karcisnyapun sudah ada peraturannya yaitu Rp. 1000.. harus kuat mental neng kalau jadi petugas pemungut macam saya mah” ( wawancara juli 2011 di depan Kantor Pasar Menes).

Pendapat senada dikemukakan oleh Bapak Lutfi petugas pelaksana UPT

pasar, yang ditemui dikantornya beliau mengatakan:

“ menurut saya partisipasi masyarakat terutama wajib retribusi terhadap kebijakan retribusi ini kurang bisa diajak kerja sama neng... ya, kalau yang sadar adanya retribusi pasar seh mereka baik, mereka mau membayar.. tapi ada juga yang pelit membayar misal pedagang yang dari luar daerah mereka agak susah untuk membayar.... “ ( wawancara 12 agustus 2011)

Agak sedikit berbeda dengan pernyataan informan selanjutnya yaitu Ibu H

Yati pedagang yang ada di Pasar Menes saat di temui di warungnya

beliau mengatakan :

“ kalau saya mah patuh terhadap retribusi karena inikan aturan pemerintah jadi suatu kewajiban saya untuk membayarnya demi kemajuan pasar menes ini , kalau pedagang yang lain mungkin belum ngerti neng apa arti retribusi, saya harap disosialisasikan terus retribusi ini sama pemerintah biar semua masyarakat ngerti adanya retribusi ini” ( wawancara 14 agustus 2011

Gambar 4.3

Himbauan yang ditempel di dinding kantor Pasar Menes

Sumber : Rancangan Penelitian Tahun 2010-2011

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Partisipasi dan peran serta masyarakat Menes memang sangat dibutuhkan

untuk pelaksanaan kebijakan Retribusi Pasar ini karena dapat membantu

pencapaian target Retribusi dan potensi terhadap pasar itu sendiri, seperti

dalam gambar diatas bahwa “ membayar Retribusi bukti diri

berpartisipasi dalam pembangunan Pandeglang Berkah “ akan tetapi

partisipasi masyarakat menes atau wajib retribusi ini masih belum

dilaksanakan secara maksimal, sehingga belum bisa dikatakan efektif

untuk berpartisipasi dalam pembangunan Pandeglang Berkah khususnya

Pembangunan Pasar Menes.

b. Efisiensi

Salah satu indikator dalam penelitian ini adalah Efisiensi, Efisiensi

merupakan seberapa besar usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang diinginkan. Efektifitas dan efisiensi adalah cara yang dilakukan untuk

mengukur kriteria pelaksanaan suatu program atau kebijakan. Dalam

evaluasi kebijakan selain melihat kriteria efektifitas, maka efisiensipun

perlu dilakukan karena dengan adanya efektifitas dan efisiensi maka suatu

kebijakan telah dilaksanakan secara maksimal, dalam kriteria efisiensi

pada penelitian tentang pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini yaitu melihat

dari penempatan pegawai sesuai dengan kebutuhan, dan tersedianya sarana

sesuai dengan kebutuhan.

1. Penempatan pegawai

Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dari hasil observasi peneliti di lapangan dinyatakan bahwa

pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar

Menes Kabupaten Pandegalng penempatan pegawai atau petugasnya

sudah cukup memadai artinya sudah terbagi bedasarkan tugas dan

tempatnya. Tetapi dari hasil pengamatan peneliti melihat kualitas petugas

pemungut Retribusinya masih rendah. Hanya sedikit pegawai yang

mengetahu isi Perda No 10 Tahun 2001. Sehingga membuat para petugas

tidak mengetahui tugas dan kewajibannya memungut retribusi secara

keseluruhan, mereka hanya melakukan penarikan secara prosedur tetapi

tidak melandaskan penarikan pada Perda. Karena didalam Perda tertulis

jelas Tatacara pemungutan retribusi dan sebagainya.

Ketika saya menanyakan kepada Bapak Achmad selaku penanggung jawab

Pasar Menes beliau mengatakan :

“ para petugas pemungut Retribusi saya kerahkan semuanya yaitu untuk menagih retribusi tiap harinya ya, mereka melaksanakan itu semua artinya keliling ke tiap – tiap toko untuk menagih retribusi yang penting neng Pendapatan perhari mencapai target “ ( wawancara juli 2011 )

Kurangnya kualitas pegawai seharusnya menjadi perhatian khususnya bagi

atasan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap jalannya proses

pelaksanaan Retribusi Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini. Akan tetapi

dalam tugas keliling untuk menagih retribusi Pasar di Pasar Menes ini

sudah cukup memadai artinya pegawai sudah ditempatkan sesuai dengan

bagian – bagiannya seperti yang diungkapkan oleh Ibu Yayah Herawati

yang ditemui di kantor Pasar Menes beliau mengatakan :

Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

“ Ya cukup memadai. Petugas bekerja sesuai bagiannya seperti di blok terminal dan blok pedagang kain itu berbeda-beda petugas salarnya, sesuai dengan tempat dan bagiannya “ (wawancara oktober 2011 )

Dari hasil observasi peneliti, didapatkan bahwa pelaksanaan Peraturan

daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar

dilihat dari segi penempatan pegawai, jumlah petugas salar Pasar yang

dipekerjakan sudah cukup memadai dan sudah terbagi berdasarkan

tempatnya.

2. Tersediannya sarana sesuai dengan kebutuhan

Peneliti melihat dari observasi dilapangan bahwa sarana yang

tersedia di Kantor Pasar Menes dan Pasar Menes itu sendiri belum cukup

memadai dikarenakan kantor Pasar berada di belakang Pasar sehingga

tidak mudah terjangkau, keadaan kantor Pasar yang kumuh dengan

lingkungan yang becek dan fasilititas yang tersedia belum cukup memadai,

kantor Pasar Menes pun hanya memiliki 2 meja kantor dan 2 kursi yang

sudah usang beserta 2 lemari besar tempat penyimpanan Arsip- arsip

kantor, peralatan modern seperti komputer di Kantor Pasar Menes ini

belum terlihat padahal komputer sangat berguna sekali untuk proses

pengimputan data.

Para informan yang peneliti wawancara mengatakan memang sarana yang

tersedia belum cukup memadai, dikarenakan karena keterbatasan dana dari

Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang hal ini diungkapakan oleh

Bapak Achmad selaku kepala Pasar Menes beliau mengatakan :

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

“ memang sarana yang tersedia di Pasar Menes ini belum cukup memadai, seperti keadaan kantor yang model kayak gini neng, kami pun berusaha usul kepada Dinas untuk perlengkapan perlengkapan dan revitalisasi Pasar tapi sampai saat ini belum turun saja, mungkin salah satunya adalah faktor kekurangan Dana dari Dinas Perindagpas tersebut “ (wawancara agustus 2011)

Keadaan Kantor Pasar dan Pembangunan Pasar yang kumuh dan belum

memadai ini pun dibenarkan oleh salah satu pedagang sayuran yang berada

tepat di Pasar Menes Ibu Marpuah beliau mengatakan :

“ iyah neng, saya kan jualan di depan tepat Berada di Kantor Pasar ini sudah setahun lebih, tapi saya lihat kondisi dan keadaan kantor Pasar ini seperti ini saja belum ada Perubahan”.(Wawancara agustus 2011)

Hal ini pun dibenarkan oleh para informan lainnya seperti Ibu Emah,

selaku Tokoh masyarakat Menes dan merupakan salah satu pedagang baju

di Pasar Menes yang ditemui di tokonya beliau mengatakan :

“ pembangunan Pasar dan Perlengkapan Pasar yang ada di Pasar ini belum terlihat memadai, neng Tahu sendirilah seperti kantor Pasar yang berada di belakang Pasar yang sulit terjangkau, dan kondisi Pasar yang becek sampai saat ini belum ada perubahan yang meningkat. Saya selaku masyarakat Pasar disini menginginkan kondisi Pasar ini terlihat memadai, biar kami selaku pedagang merasa nyaman dan pembelipun akan nyaman dan senang untuk berkunjung ke Pasar Menes ini “ ( wawancara agustus 2011)

Akan tetapi pengadaan sarana seperti Karcis, kendaraan motor

dinas dan ATK ( alat tulis kantor ) lainnya sudah sesuai dengan kebutuhan.

Artinya pengadaan karcis yang disediakan untuk kegiatan retribusi di

Pasar Menes sudah terpenuhi dengan baik, walaupun pembuatan karcis itu

butuh proses lama dan harus disetujui oleh berbagai pihak karena karcis

Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

retribusi harus dibubuhi stempel terdahulu oleh pihak DPKPA ( Dinas

Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset ) Kabupaten Pandeglang.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Lutfi selaku Petugas pelaksana UPT

Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang Beliau mengatakan :

“ penyediaan karcis itu kan membutuhkan dana, karena karcis itu pun pembuatannya melalui berbagai tahapan dan atas persetujuan berbagai pihak, iyah karcis itu dibuat oleh Disperindagpas akan tetapi harus di stempel oleh pihak DPKPA Kabupaten Pandeglang , setelah di stempel dikembalikan lagi ke Disperindagpas, baru diturunkan ke lapangan atau pasar – pasar pemerintah yang ada di Kabupaten Pandeglang Salah satunya adalah Pasar Menes, dan Alhamdullilah untuk Penyediaan Karcis kami pun tidak terbatas, artinya sesuai dengan kebutuhan”. (wawancara agustus 2011)

Karcis adalah modal utama dalam kegiatan kebijakan retribusi salar pasar,

karena karcis merupakan alat yang paling penting dalam kelangsungan

penarikan retribusi pasar,karena karcis juga bisa dikatakan sebagai

identitas retribusi pasar. Tidak ada karcis, kegiatan penarikan retribusi

salar pasar tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.

Seperti dalam gambar di bawah ini Karcis untuk penarikan salar

Pasar sedang di stempel di Ruang Pendapatan dan Pajak DPKPA

Kabupaten Pandeglang.

Gambar 4.4

Petugas DPKPA sedang membubuhi stempel pada karcis retribusi pasar

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Selain penyediaan Karcis untuk tiap – tiap kantor Pasar, maka Dinas

Perindagpas pun menyediakan kendaraan atau motor Dinas untuk setiap

kantor pasar yang ada di kabupaten pandeglang. Kantor Pasar Menes pun

memiliki 1 unit sepeda motor agar digunakan sebagai transportasi dalam

menyetorkan hasil pendapatan retribusi Pasar Menes ke Dinas

Perindagpas, hal ini ditujukan untuk mempermudah akses penyetoran hasil

pendapatan retribusi Pasar Menes karena jarak antara Pasar Menes dengan

Dinas Perindagpas cukup jauh. Hal ini pun diungkapkan oleh Ibu Yayah

Herawati beliau mengatakan :

“ iya, Dinas mampu memberikan sepeda motor bagi kami sehingga mempermudah kami untuk melakukan penyetoran hasil pendapatan retribusi, karena jarak antara pasar menes dengan Dinas Disperindagpas kan lumayan jauh Dinas juga selalu memberikan ATK sesuai dengan kebutuhan kantor pasar ini “ ( wawancara oktober 2011 )

Pengadaan Sarana yang tersedia di Pasar menes ini dapat disimpulkan dari

hasil wawancara dengan para informan dan menurut pengamatan peneliti

bahwa sarana yang tersedia di Pasar Menes ini belum cukup memadai, dan

belum memenuhi kebutuhan masyarakat Pasar secara keseluhuran.

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

c. Kecukupan

Unsur kecukupan berkaitan dengan aparatur pemerintah dan petugas salar

Pasar dalam melakukan tugasnya yaitu mengelola dan memungut

Retribusi salar Pasar. Tugas aparatur pemerintah di Pasar Menes ini sudah

cukup atau sudah sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Artinya hasil

dari pada pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di

Pasar Menes telah cukup memberikan hasil yang baik dalam pelayanan

dan pengadaan Pasar di Menes ini. Unsur kecukupan ini dapat dilihat dari

Sosialisasi Peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001

tentang Retribusi Pasar, Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah

dilapangan, dan Sumberdaya manusia dengan kualitas yang diperlukan.

1. Sosialisasi perda No 10 Tahun 2001 tentang

retribusi pasar

Setelah melakukan penelitian dilapangan peneliti melihat bahwa

ketiga pernyataan diatas belum terlihat cukup memberikan hasil yang baik

kepada masyarakat atau wajib Retribusi akan tetapi aparatur pemerintah

merasa kalau mereka sudah melakukan tugasnya dengan baik yaitu

melaksanakan sosialisai Perda kepada masayarakat. berikut seperti yang di

kemukakan oleh Kasi Retribusi Pasar Bapak Didit yang ditemui di

kantornya beliau mengatakan :

“ Saya selaku kasi selalu menyuruh UPT dan Penanggung jawab Pasar untuk selalu mensosialisasikan Perda No 10 Tahun 2001 ini agar masyarakat tahu tentang Perda Retribusi ini dan kadang saya juga turun langsung ke lapangan dengan di temani Pak UPT untuk mensosialisasikan Perda ini, tapi neng pemberitahuan Perda No 10 Tahun 2001 ini kan neng bisa lihat di karcis kan disitu juga

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

tertulis, saya harap masyarakat tahu perda ini dengan adanya tulisan dalam karcis tersebut” (wawancara juli 2011)

Pernyataan informan lainnya seperti Pernyataan Ibu Yayah Herawati

selaku Petugas administrasi dan penyetoran beliau mengatakan :

“ kami selalu melaksanakan tugas sesuai prosedur, yaitu mensosialisasikannya dengan cara melaui surat pemberitahuan dari dinas kemudian diedarkan dan dijelaskan maksud surat tersebut oleh petugas salar pasar ke setiap toko atau pedagang kaki lima yang berada dipasar menes atau menyuruh para pedagang untuk berkunjung ke kantor pasar agar mengetahui penjelasan yang lebih detail (wawancara 01 oktober 2011 )

Adapaun pernyataan informan lain seperti pernyataan Ibu H. Yati selaku

pedagang di Pasar Menes beliau mengatakan :

“ Ibu tahu kalau Perda yang mengatur Retribusi ini dari karcis dan surat pemberitahuan untuk pedagang yang di bawa oleh petugas salar pasar ( wawancara agustus 2011)

Untuk mensosialisasikan Perda No 10 Tahun 2001 ini menurut

pengamatan peneliti ternyata belum cukup baik, banyak aparatur yang

hanya mengandalkan karcis dan surat pemberitahuan yang disebar dan

diedarkan sebagai bentuk sosialisasinya sehingga secara keseluruhan

masyarakat belum mengetahui isi dan tatacara daripada Peraturan Daerah

No 10 Tentang retribusi Pasar secara detail.

2. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dilapangan

Selain bentuk sosialisasi aparatur pemerintah pun selalu mengawasi pasar-

pasar pemerintah yang ada di lapangan, seperti salah satunya adalah Pasar

Menes. Aparatur selalu mengawasi kegiatan Retribusi salar Pasar di Pasar

menes dalam jangka waktu 1 atau 3 bulan sekali. Hal ini pun di benarkan

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

oleh Kasi Retribusi Pasar Bapak Didit yang di temui di kantornya beliau

mengatakan :

“ iyah kami selaku aparatur pemerintah, kami selalu melakukan pengawasan ke lapangan atau melakukan pemeriksaan ke kantor- kantor Pasar yang ada di Kabupaten Pandegalang dalam jangka waktu 3 bulan sekali” (wawancara juli 2011)

Pernyataan diatas di benarkan oleh Ibu marpu’ah selaku pedagang kaki

lima yang berjualan tepat di depan kantor Pasar Menes beliau mengtakan :

Iyah neng selama saya jualan di depan kantor ini saya selalu melihat ada kunjungan dari kabupaten katanya itu melakukan pemeriksaan ke kantor ini “ (wawancara agustus 2011)

Setelah peneliti menemui petugas bagian administrasi dan penyetoran

retribusi Pasar Menes untuk menanyakan apakah benar selalu ada

pengawasan dari pemerintah dan bagaimana cara pemerintah

mengawasinya , Ibu Yayah Herawati beliau mengatakan:

“ pengawasan dari pemerintah ada yaitu tiap 1 atau 3 bulan sekali. Ya mereka ingin tahu cara kerja kami apakah sudah sesuai dengan peraturan apa belum, dan selama ini Alhamdulilah untuk Pasar Menes semua pegawai selalu melaksanakan tugas sesuai aturannya “ (wawanacara 01 oktober 2011 )

Dengan selalu diadakan pengawasan dari pemerintah atau atasan adalah

cerminan untuk membangun sumber daya atau pegawai –pegawai yang

berkualitas. Dan untuk menjadikan pegawai yang berkualitas adalah

pegawai yang bekerja sesuai aturan dan selalu melakukan konsultasi

apabila menemukan kendala dalam pelaksanaan kebijakan tentang

retribusi pasar ini seperti konsultasi antara penanggung jawab pasar menes

dengan pegawai petugas pemungut retribusi yang ada di Pasar Menes ini.

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Hal ini pun di benarkan oleh Bapak Achmad selaku penanggung jawab

Pasar beliau mengatakan :

“ kami selalu konsultasi setiap ada kendala dalam kegiatan penagihan retribusi ini baik dari segi pelaporan maupun penagihan, karena saya ingin pegawai- pegawai saya ini selalu bersikap baik kepada masyarakat atau wajib Retribusi karena penagihan retribusi atau kegiatan ini adalah tugas saya dan merupakan mata pencaharian saya, kalau tidak ada kebijakan ini saya dan teman- teman saya tidak mempunyai pekerjaan “ (wawancara juli 2011)

Cerminan pegawai yang berkualitas adalah selalu bersikap sopan dan

ramah kepada wajib retribusi dalam melakukan tugas nya yaitu seperti

petugas pemungut retribusi selalu bersikap sopan dan ramah dalam

melakukan tugasnya untuk menagih retribusi. Pernyataan ini pun di

ungkapkan oleh informan lainnya yaitu ibu marpuah pedagang kaki lima

yang peneliti temui di Pasar Menes beliau mengatakan :

“ mantri pasar atau petugas pasar ( kalau ibu memanggilnya mantri neng ...) lumayan sopan atau ramah dalam menagih, dengan sikap seperti itu saya tidak takut dan merasa nyaman ketika membayar tagihan retribusi” ( wawancara agustus 2011)

Setelah melakukan penelitian di lapangan peneliti dapat

menyimpulkan bahwa Dalam segi sosialisasi Perda No 10 Tahun 2001

tentang Retribusi Pasar di Pasar menes ini belum cukup sesuai dengan

peraturan dan yang diharapkan oleh peneliti karena sosialisasi hanya

dilaksanakan melalui pemberian karcis dan surat pemberitahuan yang di

edarkan. Surat pemberitahuan ini pun diedarkan jikalau terdapat

pemberitahuan dari Dinas seperti pemberitahuan tentang kenaikan target

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

retribusi Pasar. Secara keseluruhan masih banyak terdapat wajib retribusi

yang belum tahu isi dan tata cara dari pada peraturan daerah No 10 Tahun

2001 tentang retribusi Pasar ini.

Dalam segi Pengawasan yang dilakukan oleh atasan artinya oleh Dinas

Perindagpas kepada Pasar –Pasar pemerintah yang ada di Pandeglang

salah satunya Pasar Menes sudah cukup sesuai dengan prosedur dan yang

diharapkan. Yaitu selalu melakukan pengawasan dalam jangka waktu 1

atau 3 bulan sekali baik pengawasan terhadap segi pelaporan, kegiatan

penagihan dan revitalisasi pasar. Hal ini pun akan membangkitkan

semangat para pegawai pasar menes dan menciptakan kemajuan untuk

pasar Menes.

Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perindagpas Kabupaten

Pandeglang akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas atau

pegawai Pasar Yang berkualitas, Pasar menes pun sudah memiliki Pegawai

yang berkualitas karena menurut wajib retribusi para pegawai ini selalu

bersikap sopan dan ramah dalam melakukan penagihannya, karena

kesopanan dan keramahan merupakan cerminan pegawai yang berkualitas.

d. Perataan

Kesamaan atau perataan merupakan salah satu unsur yang

dilakukan oleh petugas salar pasar dalam melakukan penagihan kepada

masyarakat atau wajib retribusi yang ada di Pasar Menes ini. Kesamaan

atau perataan dapat di lihat dari kesamaan petugas salar pasar dalam

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

memberikan pelayanannya kepada wajib retribusi, dan dukungan

masyarakat terhadap pelaksanaan perda No 10 Tahun 2001 ini.

1. Pelayanan yang diberikan oleh petugas retribusi kepada wajib retribusi

Melihat dari kepemilikan tempat dagang di Pasar Menes ini wajib

Retribusi tentu berbeda- beda ada yang memiliki toko dengan ukuran

besar, toko kecil, kios, los dan pedagang kaki lima atau pedagang

emperan. Menurut pengamatan peneliti Petugas salar pasar pun melakukan

penagihannya menggunakan sistem progresif artinya kepada golongan

yang lebih mampu dikenakan tarif retribusi yang tinggi dan kepada

pedagang kecil atau pedagang kaki lima dikenakan tarif yang kecil

disesuaikan dengan peraturan yang terdapat Dalam Perda No 10 Tahun

2001. Dengan cara ini secara bertahap akan dapat ditegakan keadilan

sosial yang merata bagi seluruh masyarakat. Dengan cara ini pula

kecemburuan sosial akan dapat dihindari.

Petugas salar pasar pun dalam melakukan penagihnnya selalu bersikap

ramah dan sopan kepada seluruh wajib retribusi yang ada di Pasar Menes,

hal ini pun diungkapkan oleh petugas salar pasar di Pasar Menes Bapak

Suhendar beliau mengatakan :

“ saya dan teman-teman selalu bersikap ramah dan sopan ketika melakukan penagihan baik kepada pedagang yang mempunyai Toko yang besar maupun kepada pedagang emperan, kami tidak bisa membeda-bedakan cara kami meelakukan penagihan kami sesuaikan dengan aturan prosedur dari perda “ ( wawancara agustus 2011)

Adapun menurut pernyataan informan lainnya membenarkan bahwa

petugas salar pasar dalam memberikan pelayanannya dalam bentuk

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

kegiatan penagihan retribusi kepada seluruh wajib retribusi yaitu selalu

memberikan pelayanan yang sama yaitu hanya menagih dan memberikan

karcis kepada seluruh wajib retribusi. Petugas salar Pasar pun selalu

bersikap sopan dan ramah dalam melakukan penagihan hal ini

diungkapkan oleh ibu H Yati pedagang yang ada di pasar menes beliau

mengatakan :

“ petugas salar pasar selalu ramah dalam menagih dan tidak membeda – bedakan sepertinya, ibu aja dikenakan tarif Rp. 2000,- dan yang di depan ibu ini pedagang pecel di kenakan tarip Rp. 500, karena pedagang pecel ini termasuk pedagang kaki lima. Akan tetapi mereka selalu ramah ketika menagih kepada pedagang pecel ini “ ( wawancara agustus 2011)

Hal ini pun dibenarkan oleh ibu marpuah pedagang sayuran emperan yang

ada di pasar menes beliau mengatakan :

“ iyah neng mantri ini selalu ramah ketika melakukan penagihan, bahkan mereka sangat mengerti dengan kondisi jualan saya, kalau saya belum laku mereka tidak memaksa saya untuk membayar, mereka kadang menunggu jualan saya laku dulu “ ( wawancara agustus 2011)

2. Adanya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan.

Dalam memberikan pelayanan yang baik tetunya akan mendapat dukungan

dari masyarakat tehadap pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pasar ini. Setelah melakukan penelitian dilapangan peneliti

melihat masyarakat ada yang mendukung dan ada yang kurang

mendukung terhadap pelaksanaan perda ini seperti yang di ungkapkan

Bapak Suhendar selaku petugas salar Pasar beliau mengungkapkan :

“ dukungan dari masyarakat terhadap pelaksanaan retribusi ini saya kira ya begitu neng ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung “ ( wawancara agustus 2011 )

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Ketika peneliti menanyakan kepada pegawai bagian administrasi dan

penyetoran Retribusi Pasar Menes tentang dukungan dari wajib retribusi

terhadap pelaksanaan retribusi di pasar menes Ibu Yayah Herawati beliau

mengungkapkan :

“ dukungan dari masyarakat atau wajib retribusi itu kurang, seperti halnya dalam pembayaran retribusi misal dalam karcis ditetapkan 1000, akan tetapi mereka membayar kebanyakan Cuma setengahnya. Tanggapanya pun mereka berbeda beda ada yang cuek dan ada yang mendukung, kalau yang cuek itu, mereka yang belum ada sadar dan ngerti retribusi, dan kalau yang mendukung itu ya mereka yang sudah sadar akan kebijakan retribusi, kita itu bukan pungli loh,, kita melaksanakan tugas sesuai perda, yaitu perda No 10 tahun 2001. ( wawancara 01 oktober 2011 )

Sebagai masyarakat atau wajib retribusi yang mendukung adanya perda

yang mengatur tentang retribusi ini tentunya sangat mematuhi peraturan

perda ini hal ini pun diungkapkan oleh Ibu H Yati pedagang di Pasar

Menes ini beliau menyatakan :

“ saya mendukung sekali perda ini karena merupakan aturan dari pemerintah, jadi kami harus mematuhinya, cara kami mendukung adalah selalu membayar retribusi ini dan kami pun menginginkan kinerja pegawai pasar nya di tingkatkan di sesuaikan dengan aturan pemerintah “ ( wawancara agustus 2011)

Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh informan lainnya seperti ibu

Emah selaku pedagang yang ada di Pasar Menes beliau mengatakan :

“ saya mendukung dan tidak mendukung perda ini ya neng, kalau untuk kepatuhan terhadap retribusi, saya selalu membayar retribusi karena ini merupakan kewajiban saya, tapi saya ingin pembangunan pasar menes ini lebih di tingkatkan karena belum ada kemajuan yang pesat sampai saat ini pun pembangunan pasar maju nya sedikit demi sedikit... padahal pasar sudah terbentuk sejak lama“ ( wawancara agustus 2011 )

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Untuk kesamaan dapat dilihat dari pemberian pelayanan petugas salar

pasar kepada wajib retribusi yaitu petugas salar pasar bersikap sopan dan

ramah kepada wajib retribusi dan tidak membeda-bedakan status wajib

retribusi, dalam melaksanakan tugasnya petugas salar pasar menggunakan

sistem progresif artinya kepada golongan yang lebih mampu dikenakan

tarif retribusi yang lebih tinggi. Dengan cara ini secara bertahap akan dapat

ditegakan keadilan sosial yang merata kepada seluruh wajib retribusi.

Dengan cara ini pula kecemburuan sosial akan dapat dihindari. Petugas

salar pasar pun melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan perda yaitu

untuk sistem pemungutannya berdasar retribusi pasar perhari berdasarkan

klasifikasi pasar sebagai berikut :

a. Pasar kelas 1 antara Rp. 500.- s/d Rp. 2000

b. Pasar kelas II antara Rp. 400,; s/d Rp. 1500

c. Pasar kelas III antara Rp. 300,- s/d Rp. 1000

Dengan adanya pelayanan yang baik, maka dukungan dari wajib

retribusipun baik akan tetapi ketika peneliti melakukan penelitian

dilapangan masih terdapat wajib retribusi yang mendukung dan tidak

mendukung atau cuek terhadap adanya perda tersebut, karena mereka

menilai sekalipun mereka membayar retribusi tiap hari akan tetapi

kemajuan pembangunan pasar tidak terlihat. mereka berharap

pembangunan pasar menes perlu ditingkatkan agar pasar ini lebih maju.

e. Responsifitas

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Untuk kriteria Responsifitas yaitu dapat terlihat dari adanya komunikasi

yang baik antara pemerintah dengan wajib retribusi, dan memudahkan

wajib retribusi dalam melakukan pembayaran retribusi.

Pemerintah kabupaten pandegalang selalu menginginkan komunikasi yang

baik antara pemerintah dengan masyarakat agar terjalin hubungan yang

baik pemerintah dengan masyarakat, sehingga tercipta pandeglang berkah

yang lebih maju.

13. Terciptanya komunikasi yang baik antara pemerintah dengan wajib

retribusi

Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang selalu membangun sistem

informasi dan distribusi perdagangan untuk pengembangan potensi

unggulan daerah. Dan mempunyai harapan, Pasar domestik dan pelaku

usaha dalam negeri yang semakin aman dalam menghadapi terbukannya

akses Pasar ke dalam negeri dan sektor perdagangan memberi kontribusi

positif terhadap penciptaan tenaga kerja, lingkungan hidup, kebudayaan,

dan keamanan nasional serta pembentukan norma sosial dan bangsa.

Responsifitas dari masyarakat tentunya sangat diharapkan demi

terwujudnya visi misi Dinas Perindagpas dan demi kemajuan Kabupaten

Pandeglang. Hal ini pun dijelaskan oleh Bapak Didit selaku Kasi Retribusi

Pasar yang ditemui di kantornya menyatakan :

“ kami selalu berusaha untuk menginformasikan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar kepada Masyarakat, agar masyarakat mengetahui adanya Perda ini, karena Perda ini menjadi dasar Dinas Perindagpas melakukan pemungutan retribusi salar pasar di pasar pemerintah dan sebagai salah satu kontribusi PAD Kabupaten Pandeglang “ (wawancara juli 2011 )

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Melakukan komunikasi yang baik kepada wajib retribusi adalah salah satu

cara untuk menumbuhkan semangat wajib retribusi dalam membayar

retribusi pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang hal ini pun

dibenarkan oleh Bapak Suhendar selaku Petugas salar Pasar beliau

menyatakan :

“ dalam melaksanakan tugas kami selalu untuk bersikap baik dan berusaha melakukan komunikasi yang baik dengan para wajib retribusi agar para wajib retribusi tidak merasa bosan dengan kehadiran kami sewaktu menagih, karna kami ini menagih tiap hari yaitu senin sampai minggu “ (wawancara agustus 2011)

Dengan melakukan komunikasi yang baik antara petugas salar Pasar

kepada wajib retribusi tentu akan membuat para wajib retribusi merasa

nyaman ketika ditagih retribusi, dan tentunya para wajib retribusi patuh

untuk membayar retribusi.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu H Yati selaku pedagang atau wajib

Retribusi di Pasar menes beliau mengatakan :

“ saya selalu patuh untuk membayar retribusi, karena ini sudah aturan dan kewajiban saya sebagai warga kabupaten pandeglang. Dan untuk para petugas mereka selalu berusaha berkomunikasi dengan baik ketika menagih retribusi kepada saya, saya pun tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka”.(wawancara agustus 2011)

Hal ini pun dibenarkan oleh informan lainnya, bahwa para petugas selalu

berusaha berkomunikasi yang baik kepada wajib retribusi, seperti yang di

ungkapkan oleh Ibu Marpuah pedagang sayuran yang ada di Pasar Menes

menyatakan :

“ iyah neng para petugas selalu bersikap baik terhadap saya sewaktu menagih mereka mengerti kondisi jualan saya, bahkan

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

sempat sewaktu menagih kesaya dan jualan saya belum laku pak mantri sempat membeli sayuran saya dulu katanya sebagai penglaris, dan sampai saat ini pun saya selalu patuh dan tidak pernah mangkir kalau ditagih retribusi “ (wawancara agustus 2011)

Komunikasi yang baik adalah cara para pemerintah untuk melaksanakan

pelayanannya kepada masyarakat agar masyarakat patuh terhadap aturan

dan merasa nyaman dengan kondisi pelayanan yang dibeikan oleh

pemerintah

Responsifitas masyarakat kepada aturan retribusi menurut pengamatan

peneliti sudah cukup baik, karena masyarakat atau wajib retribusi sudah

patuh terhadap aturan pemerintah daerah terutama untuk peraturan daerah

Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 tentang retribusi pasar.

f. Ketepatan

Dalam hal ketepatan seluruh informan menyatakan bahwa peraturan

daerah kabupaten pandeglang No 10 tahun 2001 tentang retribusi pasar ini

sudah tepat dilaksanakan karena retribusi daerah ini salah satu komponen

untuk meningkatkan PAD Kabupaten pandeglang seperti yang di jelaskan

oleh Bapak Didit Kasi Retribusi Pasar yang di temui di kantornya beliau

mengatakan:

“target penerimaan PAD dari Retribusi pasar untuk tahun 2011 mencapai kurang lebih Rp. 600.000.000.- sedangkan tahun 2010 realisasinya mencapai Rp. 453.000.000 saya optimis bahwa target 2011 ini akan tercapai mengingat potensinya yang cukup besar, tinggal pengelolaannya saja lebih dioptimalkan “ (wawancara juli 2011)

Berikut merupakan realisasi penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten

Pandeglang Tahun 2010

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Table 4.5 Realisasi penerimaan Retribusi Pasar

Tahun 2010 No Bulan Realisasi 1 Januari Rp. 38.838.000 2 Februari Rp. 36.345.000 3 Maret Rp. 43. 666.000 4 April Rp. 45.826. 000 5 Mei Rp. 40. 656.000 6 Juni Rp. 41.005.000 7 Juli Rp. 30.353.000 8 Agustus Rp. 30.928.000 9 September Rp. 32.820.000 10 Oktober Rp. 33.788.000 11 November Rp. 37.188.000 12 Desember Rp. 42. 010.000

Sumber : Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang

Ketika peneliti melakukan observasi di Pasar Menes, peneliti menilai

bahwa pelaksanaan retribusi Pasar ini sudah tepat yaitu dengan adanya

retribusi ini memberikan pengaruh yang positif terhadap kesejahteraan

para petugas retribusi dan masyarakat seperti yang diungkapkan oleh

kepala kantor pasar atau penanggung jawab pasar Bapak Achmad beliau

mengatakan :

“ pelaksanaan retribusi daerah ini terutama retribusi pasar bagi saya sudah cukup tepat karena retribusi ini merupakan salah satu penyumbang PAD kabupaten pandeglang, retribusi ini pun mampu mensejahterakan kehidupan kami sebagai petugas, karena kalau peraturan retribusi ini dihilangkan, kami bisa kerja dimana? Karena tugas dalam melaksanaakan peraturan retribusi ini adalah salah satu mata pencaharian saya. ( wawancara juli 2011 )

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan retribusi ini sudah

tepat dilaksanakan karena selain dapat menyumbang terhadap PAD

Kabupaten Pandeglang pelaksanaan kebijakan retribusi ini mampu

mensejahterakan parai pegawai retribusi dan masyarakat.

Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

4.3.3 Pembahasan

Pembahasan merupakan pelaksanaan pembahasan lebih lanjut

terhadap hasil analisis data. Evaluasi pelaksanaan peraturan daerah

Kabupaten Pandeglang No 10 tahun 2001 tentang retribusi Pasar di Pasar

Menes Kabupaten Pandeglang adalah suatu penelitian dimana peneliti

melaksanakan suatu penilaian menyeluruh terhadap kebijakan peraturan

daerah yang mengatur tentang retribusi pasar, penelitian ini menggunakan

teori William Dunn sebagai konsep penelitian yang jelas sehingga peneliti

mampu menyusun pertanyaan yang berupa pedoman wawancara secara

rinci untuk penelitian lebih lanjut.

Untuk menilai Pelaksanaan Kebijakan peraturan daerah No 10

Tahun 2001 tentang retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang,

pertama harus melihat dari sisi kefektifan suatu kebijakan retribusi Pasar

Tersebut. Efektifitas ini dapat diketahui melalui target dari sektor retribusi

dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan kebijakan retribusi

pasar.

Pasar menes merupakan salah satu pasar yang terdapat di

kabupaten pandeglang. Tepatnya berlokasi di Kecamatan Menes, target

retribusi untuk Pasar Menes dari awal penelitian pada Bulan desember

2010 sampai juli 2011 sebesar Rp. 200,000, sedangkan jumlah kios di

Pasar Menes sebanyak 255 kios, ditambah dengan pedagang kaki lima, los

dan emperan. Pendapatan retribusi perhari di Pasar Menes sudah sesuai

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

target yaitu sebesar Rp.200.000 akan tetapi Jumlah pedagang dengan

besarnya target retribusi tidak sama, hal ini disebabkan kurangnya

kesadaraan wajib retribusi untuk membayar retribusi karena banyak wajib

retribusi yang tidak membayar dan mengurangi jumlah retribusi yang

dibebankan dan adapula toko dan kiosnya tutup, keadaan hujan lebat dan

mati lampu sehingga menghambat dalam peningkatan target retribusi di

Pasar Menes. akan tetapi pada bulan agustus 2011 target retribusi Pasar

Menes mengalami peningkatan sebesar 25 % yaitu dari Rp. 200.000

menjadi Rp. 250.000, peningkatan ini dilakukan karena melihat Pedagang

kaki lima yang semakin banyak berjualan di pasar menes. Pedagang kaki

lima yang terdaftar dalam buku administrasi pasar menes sebanyak 107

Pedagang.

Akan tetapi ketika peneliti bertanya tentang realisasinya untuk

retribusi pasar menes informan memberikan jawaban cenderung tertutup

dan mereka hanya memberikan informasi yang sedikit. Sehingga

menyulitkan peneliti untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya

tentang target retribusi Pasar. Hal ini lah yang menurut peneliti bahwa pola

pegawai retribusi Pasar Menes dalam memberikan informasi kurang

efektif, yaitu masih adanya unsur ketertutupan dalam memberikan

informasi tentang target retribusi Pasar. Sebaiknya para pegawai retribusi

Pasar Menes bersikap terbuka dalam menginformasikan retribusi Pasar

agar diketahui oleh masyarakat secara keseluruhan, sehingga masyarakat

tahu apa gunanya retribusi pasar tersebut.

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Pencapaian target retribusi tidak lepas dari partisipasi masyarakat

atau wajib retribusi yang berperan serta didalamnya, ketika peneliti

melakukan penelitian di Pasar Menes, peneliti melihat bahwa wajib

retribusi sangat kurang berpartisipasi dalam membayar retribusi yaitu

banyak pedagang yang tidak mau membayar retribusi dengan alasan

dagangan mereka belum laku ( belum mendapat penglaris ), dan banyak

masyarakat yang cuek dengan kegiatan retribusi pasar ini. Partisipasi dan

peran serta masyarakat memang sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan

kebijakan retribusi Pasar ini karena dapat membantu dalam pencapaian

target retribusi dan potensi terhadap pasar itu sendiri.

Efektifitas dari pelaksanaan kebijakan retribusi pasar di Pasar

Menes ini belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, karena dari

target retribusi Pasar dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan

retribusi di Pasar Menes ini masih mengalami kendala dan permasalahan,

yang ditemukan di lapangan sehingga pelaksanaan kebijakan retribusi

pasar di Pasar Menes ini belum bisa berjalan secara efektif.

Kriteria Efisiensi pada penelitian tentang pelaksanaan perda No 10

tahun 2001 tentang retribusi pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang

yaitu melihat dari sisi penempatan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan

tersediannya sarana sesuai dengan kebutuhan. Pada posisi penempatan

pegawai menurut pengamatan peneliti dilapangan bahwa kualitas pegawai

pemungut Retribusi Pasar masih rendah, hal ini terlihat dari banyak

pegawai yang tidak memahami isi perda No 10 Tahun 2001, sehingga

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

membuat para petugas tidak mengetahui tugas dan kewajibanya serta tata

cara pemungutan retribusi secara keseluruhan. Kuarngnya kualitas

pegawai bukan hanya terlihat dari banyaknya pegawai yang tidak

mengetahui isi perda dan peraturannya, akan tetapi pegawai retribusi pasar

menes ini pun banyak yang tidak menempati kantor pada saat jam kerja

atau meninggalkan kantor dalam keadaan kosong pada saat jam kerja.

Seperti terlihat dalam gambar di bawah ini

Gambar 4. 5 Keadaan kantor tampak sepi pada saat jam kerja

Keadaan kantor yang tidak tampak pegawai pada saat jam kerja

merupakan salah satu ciri bahwa Pasar Menes ini mempunyai pegawai

yang berkualitas rendah. Kurangnya kualitas pegawai seharusnya menjadi

perhatian khusus bagi atasan karena hal ini akan berpengaruh terhadap

jalannya proses pelaksanaan retribusi pasar menes kabupaten pandeglang.

Berdasarkan observasi lapangan bahwa sarana yang tersedia di

kantor pasar menes belum cukup memadai atau sesuai dengan kebutuhan

dikarenakan Kantor Pasar berada dibelakang pasar sehingga tidak mudah

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

terjangkau, keadaan Kantor Pasar yang kumuh dengan lingkungan yang

becek dan fasilitas yang tersedia belum memenuhi kebutuhan. Sarana yang

tersedia pada kantor ini terdapat 2 meja Kantor dan 2 kursi serta 2 lemari

besar tempat penyimpanan arsip- arsip Kantor, peralatan modern seperti

komputer di kantor pasar ini belum terlihat padahal komputer sangat

berguna untuk proses penginputan data. Menurut pengamatan peneliti

bahwa sarana yang tersedia di Pasar menes ini belum cukup memadai dan

belum memenuhi kebutuhan masyarakat pasar secara keseluruhan.

Pegawai yang mempunyai kualitas yang rendah dan sarana yang

belum terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, maka kebijakan pelaksanaan

retribusi ini menurut pengamatan peneliti belum efisien atau belum

mencapai tujuan secara optimal yaitu masih terdapat hambatan dan

kendala dalam pelaksanaannya. Dengan demikian untuk mencapai tujuan

yang optimal maka perlu usaha yang maksimal dengan cara melakukan

pembangunan kantor pasar, penyediaan sarana yang memadai serta

melatih atau melakukan diklat agar tercipta pegawai yang berkualitas yaitu

pegawai yang merasa nyaman bekerja di kantor Pasar Menes, dan pegawai

yang mempunyai kemampuan tinggi dalam memahami aturan Peraturan

Daerah sehingga mampu bekerja dengan optimal.

Tugas aparatur pemerintah di Pasar Menes ini sudah cukup atau

sudah sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Artinya hasil daripada

pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang retribusi Pasar di pasar

Menes telah cukup memberikan hasil yang baik dalam pelayanan dan

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

pengadaan di Pasar Menes. Unsur kecukupan ini terdiri dari sub indikator

sosialisasi peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001

tentang retribusi Pasar, pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah

dilapangan dan sumberdaya manusia dengan kualitas yang diperlukan.

Setelah melakukan penelitian dilapangan peneliti melihat bahwa

ketiga sub indikator diatas belum terlihat cukup memberikan hasil yang

baik kepada masyarakat atau wajib retribusi. Seperti dalam hal

mensosialisasikan Perda No 10 Tahun 2001, banyak aparatur yang hanya

mengandalkan karcis dan surat pemberitahuan yang disebar dan diedarkan

sebagai bentuk sosialisasinya sehingga secara keseluruhan masyarakat

belum mengetahui isi dan tatacara dari pada peraturan daerah No 10 tahun

2001 tentang retribusi Pasar secara detail.

Selain bentuk sosialisasi aparatur pemerintah pun selalu

mengawasi pasar – pasar pemerintah yang ada dilapangan, dan salah

satunya adalah Pasar Menes. Pemerintah selalu mengawasi kegiatan

retribusi salar pasar di Pasar Menes dalam jangka waktu 1- 3 bulan sekali.

Akan tetapi pada saat penelitian lapangan peneliti menemukan

suatu kendala dalam bidang pengawasan dimana adanya keterlibatan pihak

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat ) dalam pelaksanaan kebijakan

Retribusi Pasar di Pasar Menes. Hadirnya LSM di Pasar Menes ini adalah

untuk meminta imbalan, bukan untuk mengawasi kegiatan Retribusi secara

maksimal.

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Dengan selalu diadakan pengawasan dari pemerintah atau atasan

adalah cerminan untuk membangun sumber daya atau pegawai- pegawai

yang berkualitas dan untuk menjadikan pegawai yang berkualitas adalah

pegawai yang bekerja sesuai aturan Perda No 10 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pasar dan selalu melakukan konsultasi apabila menemukan

kendala dalam pelaksanaan kebijakan tentang retribusi pasar ini seperti

konsultasi antara penanggung jawab Pasar Menes dengan pegawai petugas

pemungut retribusi Pasar Menes.

Dengan demikian seharusnya sosialisasi perda No 10 tahun 2001

tentang retribusi pasar ini bukan hanya mengandalkan karcis dan surat

pemberitahuan saja, tetapi harus disosialisasikan secara seksama dan

menyeluruh agar para pedagang tahu dan mengerti tentang aturan dalam

kebijakan tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah bukan

hanya mengunjungi Kantor Pasar Menes dan melihat-lihat absensi dan

buku administrasi kantor saja, sikap dan perilaku wajib retribusi pun perlu

diawasi karena banyak wajib retribusi yang enggan untuk mematuhi aturan

Perda tersebut. Dan seharusnya dalam bidang pengawasan pihak LSM

mengawasi keberlangsungan pelaksanaan kebijakan secara maksimal,

tanpa mengharapkan imbalan. Pegawai yang berkualitas bukan hanya

pegawai yang memahami isi perda dan pegawai yang selalu melakukan

konsultasi ketika menemukan kendala, akan tetapi pegawai yang

berkualitas itu adalah pegawai yang selalu bersikap ramah dan sopan

dalam melakukan tugasnya.

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Kesamaan atau perataan merupakan salah satu unsur yang

dilakukan oleh petugas salar pasar dalam melakukan tugasnya, seperti

kesamaan dalam membeikan pelayanan kepada wajib retribusi. ketika

peneliti melakukan penelitian lapangan, dengan melihat kepemilikan

tempat dagang di pasar menes ini wajib retribusi memiliki tempat dagang

yang berbeda seperi toko, kios, los, dan pedagang kaki lima. Petugas

retribusi ini melakukan tugasnya sesuai aturan perda tentang klasifikasi

pasar, yaitu apabila toko atau kios berukuran besar maka wajib retribusi

harus membayar sebesar Rp. 2000, dan apabila kios berukuran kecil dan

pedagang kaki lima maka diwajibkan untuk membayar Rp. 1000, akan

tetapi kenyataan dilapangan toko yang berukuran besar lebih senang untuk

membayar Rp.1000 dan untuk pasar menes ini secara menyeluruh

pembayaran dilakukan sebesar Rp. 1000.

Dalam memberikan pelayanan yang baik tentunya akan mendapat

dukungan yang merata dari masyarakat terhadap pelaksanaan Perda No 10

tahun 2001 tentang retribusi pasar. Setelah peneliti melakukan penelitian

lapangan ternyata masyarakat Pasar Menes ada yang mendukung dan

tidak mendukung terhadap retribusi ini seperti yang diungkapkan oleh ibu

Yayah Herawati “ dukungan dari masyarakat atau wajib retribusi itu

kurang seperti halnya dalam pembayaran retribusi misal dalam karcis

ditetapkan Rp.1000 akan tetapi mereka membayar kebanyakan Cuma

setengahnya. Tanggapannya pun berbeda beda ada yang cuek dan ada

yang mendukung, kalau yang cuek itu mereka yang belum sadar dan ngerti

Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

retribusi, dan kalau yang mendukung itu mereka yang sudah sadar akan

retribusi”

Untuk perataan dapat dilihat dari pemberian pelayanan petugas

salar pasar kepada wajib retribusi yaitu ketika memberikan pelayanannya

petugas sebaiknya bersikap sopan dan ramah kepada wajib retribusi dan

tidak membeda-bedakan status wajib retribusi, ketika melakukan

penagihan retribusi seabiknya petugas salar pasar menggunakan sistem

progresif artinya kepada golongan yang lebih mampu dikenakan tarif yang

lebih tinggi, dengan cara ini secara bertahap akan ditegakan keadilan sosial

yang merata kepada seluruh wajib retribusi. Dengan cara ini pula

kecemburuan sosial akan dapat dihindari.

Seteleh melakukan penelitian dilapangan peneliti berharap bahwa

Pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi Pasar di Pasar

Menes Kabupaten Pandeglang yaitu mampu memberikan pelayanan yang

baik dari aparatur untuk kepentingan wajib retribusi agar pelaksanaan

kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari wajib retribusi secara

maksimal.

Responsifitas dari Pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pasar di pasar Menes Kabupaten Pandeglang adalah melalui

adanya komunikasi yang baik antara pemerintah dengan wajib retribusi.

Karena apabila ada komunikasi yang baik antara pemerintah dengan wajib

retribusi maka akan memudahkan para wajib retribusi untuk membayar

retribusi.

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

Komunikasi yang terjalin anatara petugas retribusi dan wajib

retribusi di Pasar Menes peneliti menilai sudah cukup baik dilaksanakan,

karena para petugas selalu berusaha bersikap sopan dan ramah serta

melakukan komunikasi dengan lancar dan tidak memaksa wajib retribusi

untuk membayar retribusi saat menagih retribusi.

Komunikasi yang baik adalah cara para pemerintah untuk

melaksanakan pelayanannya kepada masyarakat agar masyarakat patuh

terhadap aturan dan merasa nyaman dengan kondisi pelayanan yang

diberikan oleh pemerintah.

Dalam hal ketepatan, bahwa perda No 10 tahun 2001 tentang

retribusi pasar sudah tepat dilaksanakan karena retribusi daerah ini salah

satu komponen untuk peningkatan PAD Kabupaten Pandeglang. Adanya

retribusi ini memberikan pengaruh yang positif terhadap kesejahteraan

para petugas retribusi dan masyarakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan retribusi ini

sudah tepat dilaksanakan karena selain dapat menyumbang PAD

Kabupaten Pandeglang pelaksanaan kebijakan retribusi ini mampu

mensejahterakan para pegawai retribusi dan masyarakat.

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang yang didalamnya

menggunakan teori kriteria Evaluasi pelaksanaan Kebijakan menurut

William N Dunn. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil penelitian

mengenai Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang

No 10 tahun 2001 tentang retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten

Pandeglang belum dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan

adanya beberapa faktor yang menjadi kendala dan pendukung diantaranya

adalah adanya unsur ketertutupan dari pegawai kantor Pasar Menes dalam

memberikan informasi mengenai realisasi pendapatan Retribusi Pasar

perhari di Pasar Menes, sehingga menyulitkan peneliti untuk mendapat

informasi sebanyak-banyak nya tentang pendapatan Retribusi di Pasar

Menes. Adanya pegawai kantor Pasar Menes yang tidak menempati

kantor pada saat jam kerja atau meninggalkan kantor dalam keadaan

kosong pada saat jam kerja, banyak para wajib retribusi yang belum sadar

akan adanya retribusi Pasar dan kurang mendukung adanya retribusi

Pasar, masih rendahnya sarana yang ada di kantor Pasar Menes hal ini

terbukti dari kantor pasar menes yang belum memiliki peralatan komputer

serta kondisi sumber daya manusia di Pasar Menes masih rendah secara

Page 135: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

kualitas dan kuantitas sehingga sangat mempengaruhi keberhasilan

pencapaian tujuan Retribusi Pasar. Sedangkan faktor pendukungnya

adalah Terjalinnya komunikasi yang baik antara aparatur atau pelaksana

kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk selalu

mengawasi kegiatan retrribusi di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang

dalam jangka waktu satu- tiga bulan sekali dan Kesadaran wajib retribusi

untuk selalu patuh dan membayar Retribusi.

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan dan kendala yang peneliti temukan dari

hasil penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan Peraturan daerah

Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi Pasar di

Pasar Menes Kabupaten Pandeglang, demi terwujudnya pelaksanaan

kebijakan retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang peneliti

memberi saran sebagai berikut :

a. Para pegawai dikantor Pasar Menes bisa memberikan

informasi yang jelas dan terbuka tentang realisasi pendapatan

Retribusi Pasar Perhari, kepada Peneliti dan masyarakat

sehingga tidak timbul anggapan negatif dan kecurigaan dari

masyarakat.

b. Perlu diterapkannya sanksi hukum yang jelas sesuai dengan

peraturan Perda No 10 tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar

agar para pegawai patuh terhadap aturan Perda Tersebut.

Page 136: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

c. Dilakukannya sosialisasi Perda secara Menyeluruh oleh

pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pasar

Kabupaten Pandeglang kepada masyarakat dan wajib retribusi

agar para wajib retribusi sadar akan adanya retribusi dan

mendukung kebijakan retribusi pasar di pasar Menes.

d. Pihak kantor Pasar Menes dapat mengajukan bantuan kepada

Dinas Perindagpas kabupaten Pandeglang dalam hal

perlengkapan sarana kantor dan pembangunan kantor Pasar.

e. Untuk meningkatkan pemahaman pegawai terhadap isi Perda

No 10 tentang Retribusi pasar maka sebaiknya diadakan

pelatihan atau diklat khusus untuk para pegawai mengenai

Perda No 10 tahun 2001 serta tata cara dan peraturannya.

Page 137: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

DAFTAR PUSTAKA

BUKU Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik Bandung : AIPI (Asosiasi Ilmu

Politik Indonesia).

Denzin, K Norman & Yvona S. 2000. Hand Book of Qualitatif Research.

California : Publication Inc.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk ilmu – ilmu

Sosial. DIA FISIP Universitas Indonesia

Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nurcholis Hanif, 2005. Teori dan Praktik pemerintahan dan otonomi daerah,

Jakarta : Grasindo

Nugroho Riant, 2004. kebijakan public, formulasi, implementasi dan evaluasi Jakarta : Gramedia, Parsons Wayne, 2005. Public policy, Jakarta : Kencana

Siahaan Marihot P, 2008. Pajak Daerah & Retribusi Daerah,

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Subarsono. 2005. Analisia Kebijakan Publik. Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sugiyono, 2007 . Metode penelitian Administrasi,Bandung : ALFABETA Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji Masalah

Dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta. Wibawa, Samodera dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : PT.

RajaGrafindo Persada

Yuwono sony dkk, 2008, memahami APBD dan permasalahannya ( panduan

pengelolaan keuangan daerah) Jatim : Bayumedia Publishing

DOKUMEN

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang

Retribusi Pasar, Ketentuan Umum

Undang – Undang OTONOMI DAERAH 2004 Beserta Penjelasannya,

Page 138: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

HARIJAYA PRESINDO Jakarta

SUMBER LAIN

Rencana Strategis Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang Tahun 2011

LAPORAN PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH DISPERINDAGPAS KAB PANDEGLANG TAHUN 2010

Laporan perkembangan pendapatan dan Belanja Daerah Kab. Pandeglang (DPKPA Kab. Pandeglang)

Aprilian, Adi Yusti. 2010. Skripsi dengan judul Implementasi Strategi Peningkatan Retribusi Parkir di Kota Cilegon. UNTIRTA.

http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2135213-pengertian-tujuan-dan-hakikat-pembangunan/ ( tanggal akses : 03 des 2010 jam 11’25 wib )

Page 139: EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1173/1/PDF skripsi UWEW...antara aparatur atau pelaksana kebijakan dengan wajib retribusi, Kesadaran aparatur untuk

LELA NURLELA (6661072797) Kp. Kadu Hejo Desa Kadu hejo Rt / Rw 01/04 Kec pulosari Pandeglang 42262 E-mail : [email protected] IDENTITAS PRIBADI Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang , 18 Mei 1989

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Suku : Sunda

Jenis Kelamin, Status : Perempuan, Single

Kegemaran (hobies) : Berdiskusi

IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah : Mohamad Nani

Nama Ibu : Embai Marhamah

Pekerjaan Ayah : PNS

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD : SD Negeri Sanghiang dengdek II (1998-2004)

SMP : SMP Negeri 1 Menes (2001-2004)

SMA : SMA Negeri 1 Pandeglang (2004-2007)

Perguruan Tinggi (S1) : Adm. Negara, FISIP - UNTIRTA (2007-2011)