evaluasi layanan pembayaran pajak bumi dan ...repository.uinjambi.ac.id/4027/1/sip...
TRANSCRIPT
EVALUASI LAYANAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(PBB) UNTUK PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN (PBB) DI KOTA JAMBI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syari’ah
Oleh:
SURYADI AKBAR
Nim : SIP162487
Pembimbing :
Dr. Irmawati Sagala, S. IP. M. Si. MSHS
Devrian Ali, S. Si . M. A. HK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H / 2020 M
ii
iii
iv
v
MOTTO
ا أخزجىا لكم يا أيها الذيه آمىىا أوفقىا مه طيبات ما كسبتم ومم
مىا الخبيث مىه تىفقىن ولستم بآخذيه إل أن مه الرض ول تيم
غىي حميد تغمضىا فيه واعلمىا أن الل
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Surat Al-Baqarah: 267).
vi
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan layanan pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan di Kota Jambi dan faktor munculnya kendala yang dihadapi
pemerintah serta mengetahui solusi dari permasalahan PBB di Kota Jambi. jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif, fokus penelitian ini adalah penerapan
layanan pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan untuk pencapaian target
pendapatan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) di Kota Jambi, faktor pendukung
dan penghambat yang dihadapi pemeritah Kota Jambi dalam melaksanakan
inovasi layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan dan solusi dari
permasalahan tidak tercapainya target pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi. Berdasarkan
penelitian dengan adanya inovasi pelayanan pembayaran PBB di Kota Jambi,
penerimaan pajak dari jenis PBB sudah mengalami peningkatan. Namun,
targetnya tidak tercapai yang ditetapkan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah (BPPRD) Kota Jambi. faktor pendukung dalam melaksanakan inovasi
pelayanan pembayaran PBB adanya program rutin BPPRD Kota Jambi, adanya
arah kebijakan BPPRD Kota Jambi, terdapatnya Perda sebagai dasar hukum,
adanya sistem computerisasi di BPPRD Kota Jambi dan koordinasi atau
kerjasama dengan instansi pemerintah. kendala yang dihadapi BPPRD Kota Jambi
dalam melaksanakan inovasi pelayanan pembayaran PBB sebagi berikut sistem
pendataan wajib pajak yang belum efektif, sarana dan prasarana kerja
terbatas/belum memadai, sumber daya manusia, rendahnya kesadaran wajib pajak
dalam membayar pajak PBB dan tidak optimalnya sosialisasi inovasi pembayaran
pajak. solusi dari permasalahan yang dihadapi pemerintah yaitu dengan
melakukan program rutin, pengetahuan RT perlu ditingkatkan, pendataan ulang
dan pemutakhiran data objek dan subjek wajib PBB dan evaluasi kebijakan
inovasi.
Kata Kunci: Evaluasi, Inovasi Layanan Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul evaluasi
layanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk pencapaian target
pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Jambi. Sholawat berserta
salam dijunjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun
umat manusia dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan saat ini.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka
menyelesaikan Studi Sarjana Satu (S1) pada Fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi.
Terwujudnya skripsi ini selain merupakan upaya kerja ilmiah penulis sendiri juga
tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan motivasi berbagai pihak yang terkait
dengan penulisan skripsi ini. untuk itu penulis merasa sangat perlu menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA. Ph.D. Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, MH. Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I., M.IR. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH. Wakil Dekan II, Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH. M. Hum. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S. IP. M. Si. MSHS selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Bapak Yudi Armansyah, M. Hum. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
8. Ibu Dr.Irmawati Sagala, S. IP. M. Si. MSHS selaku dosen pembimbing I.
9. Bapak Devrian Ali, S. SI. M. A. HK selaku dosen pembimbing II.
10. Bapak dan Ibu dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
pelayanan dalam proses penyelesaian studi penulis.
11. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2016 terkhusus Ilmu
Pemerintahan 8G. Yang selalu mengingatkan dan menjadi teman
seperjuangan dalam meraih gelar sarjana.
12. Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil, demi
terwujudnya cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT memberikan
ampunan serta kasih sayang-Nya kepada keduanya.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini untuk edisi yang akan datang. Dengan adanya
skripsi ini kiranya dapat memotivasi kepada diri penulis pribadi khususnya dan
ix
para pembaca umumnya untuk membuat karangan karya ilmiah dimasa yang akan
datang. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya kepada
kita semua. Aamiiin Ya Robbal „Alamiin.
Jambi, 10 Juni 2020
Penulis
SURYADI AKBAR
NIM: SIP162487
x
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Alhamdulillah
Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua saya
Bapak Legiman dan Ibu Rosnitati tercinta
Yang telah membesarkan, mendidik, mengasihi saya dengan
penuh kasih sayang tanpa pernah merasa letih, serta telah
berkorban seluruh jiwa dan raga demi membuat saya
menjadi seorang anak yang lebih berarti lagi.
Semoga keluh kesah dan air mata kalian menjadi aliran sungai yang mengalir di
surga Firdaus. Amiin
Ungkapan terima kasih juga kepada:
Kakak saya dan keluarga karena dia saya bisa bertahan
sekuat ini dari segala masalah, teman curhat yang selalu
memberikan solusi, dan karna mereka sampai di titik ini.
Tak luput pula ucapan terima kasih kepada
Seluruh keluarga yang mau memberikan bimbingan dalam
Menyelesaikan tugas akhir ini.
Terima kasih kepada:
Sahabat-sahabat seperjuangan saya, Ilmu Pemerintahan 8G dan anggota KKN
Gelombang 2, yang sudah mau memberikan semangat, mengingatkan di saat lalai
mengerjakan skripsi, mendampingi dalam situasi dan kondisi apapun.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBARAN PERNYATAAN .................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 6
E. Kerangka Teori .............................................................................. 7
F. Kerangka Konseptual .................................................................... 14
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 16
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 20
B. Pendekatan Penelitian ................................................................... 20
C. Unit Analisis .................................................................................. 21
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 21
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 23
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 25
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Jambi .................................................................... 27
xii
B. Struktur Organisasi BPPRD Kota Jambi ....................................... 28
C. Tugas dan Fungsi BPPRD Kota Jambi ......................................... 29
D. Visi dan Misi BPPRD Kota Jambi ................................................ 32
E. Inovasi Pelayanan Pembayaran Pajak ........................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Penerapan Layanan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Untuk
Pencapaian Target Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Kota Jambi. .................................................................................... 37
B. Faktor Penyebab Munculnya Kendala dan Penyebab kurang
optimalnya Kualitas pelayanan BPPRD Kota Jambi dalam
Melaksanakan Inovasi Pembayaran PBB Kota Jambi ................... 48
C. Solusi Atas Tidak Tercapainya Target Pendapatan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Jambi ................................................................ 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 62
B. Saran ................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
CURRICULUM VITAE ..................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. : Data Target, Realisasi dan Jumlah SPPT PBB Kota Jambi ............. 3
Tabel 2. : Data Informan Penelitian ................................................................. 24
Tabel 3. : Kondisi PAD Kota Jambi tahun 2014-2018 .................................... 37
Tabel 4. : Jumlah Pegawai BPPRD Kota Jambi ............................................. 57
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. : Struktur Organisasi BPPRD Kota Jambi ..................................... 29
Gambar 2. : Alur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan .............................. 39
Gambar 3. : Observasi Penelitian Pembayaran Pajak ...................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah. Pemberian kewenangan dalam penyelenggaraan
otonomi daerah dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat,
pemerataan dan keadilan, demokrasi dan penghormatan terhadap budaya lokal
serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman. Untuk mewujudkan tujuan
otonomi daerah, maka pemerintah daerah perlu meningkatkan pendapatan daerah
guna untuk mempercepat perkembangan pembangunan di daerah sehingga perlu
adanya inovasi layanan pajak.1
Pengalihan kewenangan daerah dalam memungut pajak daerah saat ini
diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, yang mulai berlaku Tanggal 1 Januari 2010. Berdasarkan UU Nomor 28
Tahun 2009 jenis pajak yang dimaksud yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan
batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan perkotaan, bea perolehan atas tanah dan bangunan.
Dengan pengalihan kewenangan pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan
1 Kresensia Egi Buga, dan Dewi Citra Larasati “Peran Badan Pelayanan Pajak Daerah
Kota Malang Dalam Mengurai Tunggakan PBB Perkotaan Hasil Pelimpahan Dari Pemerintah
Pusat” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.7, No. 3, Tahun 2018, hlm. 55.
2
kepada pemerintah daerah kabupaten/kota, diharapkan dapat lebih meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak.2
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu jenis pajak daerah
yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun
2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.3
Pemerintah Kota Jambi setiap tahunnya memiliki target pendapatan
penerimaan pajak daerah target yang ditetapkan tahun 2016 s/d 2018.
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa untuk tahun 2016 target PBB yang ditetapkan
sejumlah Rp. 30,000,000,000 dan realisasinya sejumlah Rp. 18,179,644,803.00
dan jumlah SPPT PBB berjumlah 141.791. Pada tahun 2017 target PBB yang
ditetapkan meningkat sejumlah Rp. 34,000,000,000 dan realisasinya menurun dari
tahun sebelumnya sejumlah Rp. 21,980,028,497.50 dan jumlah SPPT PBB
sejumlah 128.887. Pada tahun 2018 target PBB yang ditetapkan sejumlah Rp.
28,480,000,000 dan realisasinya sejumlah Rp. 20,107,671,397.000 dan jumlah
SPPT PBB sejumlah 129.666.4
2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi Dan Bangunan.
4 Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019, dikeluarkan oleh Kantor BPPRD Kota
Jambi, hlm. 53
3
Tabel 1. Data Target, Realisasi dan Jumlah SPPT Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) Kota Jambi Tahun 2014-2018
TAHUN TARGET REALISASI % Persentasi
selisih
SPPT
PBB
2016 30,000,000,000 18,179,644,803.00 60.60% 39,40% 141.791
2017 34,000,000,000 21,980,028,497.50 64.65% 35,35% 128.887
2018 28,480,000,000 20,107,671,397.000 70.60% 29,40% 129.666
Sumber : dokumentasi BPPRD Kota Jambi 2019.
Dilihat dari tabel di atas dalam pencapaian target PBB Kota Jambi masih
belum tercapai. Strategi BPPRD Kota Jambi dalam mengatasi permasalahan
pencapaian target dari pendapatan PBB, pemerintah Kota Jambi melaksanakan
berbagai inovasi layanan PBB seperti Goes To Mall, pelayanan mobil keliling
dan sosialisasi.5 Selain itu pelayanan yang diberikan BPPRD Kota Jambi adalah
melayani para Wajib Pajak (WP) dapat langsung membayar ke kantor BPPRD
Kota Jambi atau melalui tempat pembayaran lain yang ditunjuk seperti Bank 9
Jambi, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank OCBC NISP, dan kantor POS terdekat
dengan tempat tinggalnya.6
Inovasi-inovasi layanan tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 di
Kota Jambi. Inovasi daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
5 Pemkot Jambi, “Pemkot Jambi meluncurkan Kemudahan Dalam Membayar Pajak PBB
https://jambikota.go.id/new/2018/02/12/beri-kemudahan-pemkot-jambi-luncurkan-berbagai-
layanan-pembayaran-pbb/ Diakses Pada Tanggal 28 September 2019, Jam 14.00 WIB.. 6 Rencana Kerja (Renja) BPPRD Kota Jambi Tahun 2018.
4
Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Inovasi tersebut pada
hakikatnya ditujukan untuk mendukung peningkatan kinerja pemerintah daerah
dan pelayanan publik, secara optimal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Sasaran inovasi diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah.7
Salah satu alasan yang melatarbelakangi peneliti membahas judul Evaluasi
Layanan Pembayaran pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) untuk Pencapaian Target
Pendapatan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) di Kota Jambi yaitu dalam
pelaksanaan inovasi layanan PBB di Kota Jambi dilaksanakan pada tahun 2016
yang bertujuan untuk kemudahan dalam membayar PBB di Kota Jambi dengan
adanya inovasi layanan pajak, pendapatan penerimaan PBB masih belum
tercapainya target yang diharapkan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Jambi setiap tahunnya.
Selain itu juga permasalahan pajak daerah Kota Jambi, termasuk PBB dan
jenis pajak daerah Kota Jambi lainnya yaitu masih rendahnya kesadaran
masyarakat dalam membayar pajak daerah. Pajak daerah merupakan salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jambi, dengan adanya permasalahan
rendahnya kesadaran masyarakat membayar pajak daerah penerimaan PAD Kota
Jambi belum mengalami peningkatan penerimaan yang signifikan dari sektor
pajak dan itu artinya pembangunan di Kota Jambi juga belum mengalami
perkembangan karena Pendapatan Asli Daerah digunakan untuk pembangunan
7 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah
5
daerah. Pelaksanaan inovasi yang dilakukan oleh BPPRD Kota Jambi, masih
belum membuat kesadaran masyarakat membayar pajak PBB meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dan menulis skripsi yang berjudul “Evaluasi Layanan Pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) untuk Pencapaian Target Pendapatan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Kota Jambi”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti jelaskan
sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan inovasi layanan pembayaran pajak bumi dan
bangunan untuk pencapaian target pendapatan pajak bumi dan bangunan
(PBB) di Kota Jambi?
2. Apa Faktor Penyebab Munculnya Kendala dan Penyebab kurang
optimalnya Kualitas pelayanan BPPRD Kota Jambi dalam Melaksanakan
Inovasi Pembayaran PBB Kota Jambi?
3. Bagaimana solusi atas tidak tercapainya target pendapatan pajak bumi dan
bangunan di Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya
ilmiah sehingga memberikan hasil yang diinginkan, maka peneliti merasa perlu
membatasi masalah yang akan dibahas, pembatasan penelitian ini perlu dilakukan
agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari pokok pembahasan, serta
6
untuk mempermudah melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, maka penulis
membatasi penelitian ini hanya membahas tentang evaluasi layanan pembayaran
pajak bumi dan bangunan (PBB) di Kota Jambi pada tahun 2016-2018.
D. Tujuan Dan Kegunaan penelitian
Berdasarkan masalah yang penulis rumuskan di atas, maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui inovasi layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan
untuk pencapaian target pendapatan pajak bumi dan bangunan (PBB) di
Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya kendala dan penyebab
kurang optimalnya kualitas pelayanan BPPRD Kota Jambi dalam
Melaksanakan inovasi pembayaran PBB Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi permasalahan tidak tercapainya
target pendapatan PBB Kota Jambi.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian
kepustakaan mengenai evaluasi layanan pembayaran pajak bumi dan
bangunan (PBB) di Kota Jambi.
2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan
pemikiran bagi mahasiswa selama mengikuti perkuliahan dan pemerintah
Kota Jambi serta masyarakat umum mengenai evaluasi layanan
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB).
7
E. Kerangka Teori
1. Kebijakan Publik
Kebijakan adalah istilah yang sangat dinamis, seperti yang ditunjukkan
oleh Eulau dan Prewitt berikut ini, apa yang kebanyakan dilihat dari pengamat
kebijakan pada satu saat tertentu adalah suatu tingkatan atau tahapan dari
serangkaian peristiwa pengembangan kebijakan dan juga kebijakan dibedakan
dari tujuan-tujuan kebijakan, niat-niat kebijakan, dan pilihan-pilihan kebijakan.8
Menurut Edi Suharto kebijakan adalah sebuah instrumen pemerintahan
yang menyangkut aparatur Negara dalam pengelolaan sumber daya publik.
Kebijakan pada intinya merupakan keputusan atau tindakan yang diambil
pemerintah untuk secara langsung mengelola dan mendistribusikan sumber daya
alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik biasanya disebut juga
sebagai kebijakan publik. Kebijakan yang terkait dengan kepentingan publik
biasanya disebut juga sebagai kebijakan publik. 9
Menurut Laswell dalam pengantarnya, “ilmu kebijakan” tidak dibatasi
oleh tujuan teoritis ilmu, tetapi juga memiliki orientasi praktis yang mendasar.
Tujuan dari ilmu-ilmu kebijakan tidak sekedar untuk memberikan sumbangan
pada pembuatan keputusan yang lebih efesien, tetapi juga memberikan
8 Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), (Jakarta; PT Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 48. 9 Edi Suhato, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, cet.ke-3, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm, 3.
8
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan pelaksanaan
demokrasi.10
Menurut Keban mejelaskan bahwa “publik policy” dapat dilihat dari
konsep filosofis, sebagai suatu produk, sebagai suatu proses, dan sesuatu kerangka
kerja. Sebagai suatu konsep filosofis kebijakan merupakan serangkaian prinsip
atau kondisi yang diinginkan, sebagai suatu produk kebijakan dipandang sebagai
serangkaian kesimpulan atau rekomendasi, dan sebagai suatu proses kebijakan
dipandang sebagai suatu cara di mana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat
mengetahui apa yang diharapkan darinya, yaitu program mekanisme dalam
mencapai produknya, dan sebagai suatu kerangka kerja kebijakan merupakan
suatu proses tawar menawar dan negosiasi untuk merumuskan isu-isu dan metode
implementasi.
Easton memberikan definisi kebijakan publik sebagai the authoritative
allocation of values for the whole society atau sebagai pengalokasian nilai-nilai
secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Pressman dan Widavsky
mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-
kondisi awal dan akibat-akibat yang bisa diramalkan. Kebijakan publik itu harus
dibedakan dengan bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini
dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah.11
10
William N Dun, Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi Kedua), (Yogyakarta;
Gadjah Mada University Press, 2003), hlm. 70 11
Taufiqurakhman, Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggung Jawab Negara Kepada
Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan,(Jakarta; Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014), hlm. 3.
9
Menurut Chandler dan Plano mengemukakan bahwa ”kebijakan publik
adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada
untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintahan”. Kenyataan
menunjukkan bahwa kebijakan itu telah banyak membantu para pelaksana pada
tingkat birokrasi pemerintah maupun para politisi untuk memecahkan masalah-
masalah publik, dan kebijakan publik itu merupakan suatu bentuk intervensi yang
dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok
yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut
berpartisipasi dalam semua bidang pembangunan dan kemasyarakatan.
Menurut Dye pengertian dasar dari kebijakan publik “ public policy is
whatever goverments choose to or not to do”(kebijakan publik adalah apa yang
dilakukan maupun apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah). Kebijakan itu
merupakan upaya untuk memahami: i) apa yang dilakukan dan atau yang tidak
dilakukan oleh pemerintah, ii) apa penyebab atau yang mempengaruhinya, iii) apa
dampak dari kebijakan publik tersebut jika dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Masih senada dengan Dye, Edwards II dan Sharkansy mengemukakan
bahwa “kebijakan publik adalah apa yang pemerintah katakan dan lakukan, atau
tidak dilakukan”. Sesungguhnya kebijakan itu merupakan serangkaian tujuan dan
sasaran dari program-program pemerintah baik yang dilakukan atau tidak
dilakukan. Sementara Carl Friedrich mengatakan bahwa: “ kebijakan ialah suatu
tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok
atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-
10
hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan”.12
Menurut James E. Anderson mendefinisikan kebijakan sebagai perilaku
dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintahan) atau aktor dalam
suatu bidang kegiatan tertentu. Pembicaraan tentang kebijakan memang tidak
lepas dari kaitannya dengan kepentingan antar kelompok, baik di tingkat
pemerintahan maupun masyarakat secara umum.13
2. Pendekatan Manajemen Publik Baru (New Public Management)
Para ahli menyadari bahwa dalam paradigma OPA terdapat banyak
kelemahan. Dari sinilah kemudian muncul paradigma baru yang mencoba
memberikan kritik atas paradigma OPA dan sekaligus menawarkan solusi untuk
menjalankan pemerintahan dengan cara yang lebih baik. Paradigma ini terkenal
dengan nama New Public Management.
Para ahli menyebutkan bahwa NPM didasarkan pada ilmu administrasi
publik, akuntansi dan kontrol, manajemen, ekonomi dan kebijakan publik.
Keberagaman latar belakang ilmu penyusunan NPM menyebabkan pula concern
dari para ahli. Para ahli di bidang administrasi publik misalnya lebih
memfokuskan pada bagaimana NPM berhubungan dengan penganggaran
(butgeting), manajemen keuangan (financial management), pegawai negeri sipil
12
Yulianto Kadji, Formulasi Dan Implementasi Kebijakan Publik Kepemimpinan Dan
Perilaku Birokrasi Dalam Fakta Realitas, (Gorontalo; UNG Press, 2015), hlm. 7-9. 13
Dwiyanto Indiahono, Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis,
(Yogyakarta: Gava Media, 2017), hlm. 17.
11
(civil service), hubungan ketenagakerjaan (labor relation) pengadaan
(procurement), organisasi dan metode, dan audit secara eveluasi.14
Organisasi sektor publik sering digambarkan tidak produktif, tidak efisien,
selalu rugi, rendah kualitas, miskin inovasi dan kreativitas, dan bebagai kritikan
lainnya. Munculnya kritik keras yang dtunjukan kepada organisasi-organisasi
sektor publik tersebut kemudian menimbulkan gerakan untuk melakukan
reformasi manajemen sektor publik. Salah satu gerakan reformasi sektor publik
adalah munculnya konsep New Public Management atau NPM.
Pendekatan manajemen modern di sektor publik tersebut pada dasarnya
bermuara pada pandangan umum yang sama yaitu: pertama, perubahan model
manajemen publik tersebut menunjukkan adanya pergeseran besar model
administrasi publik tradisional menuju sistem manajemen publik modern yang
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pencapaian kinerja dan
akuntabilitas manajer publik. Kedua, menunjukkan adanya keinginan untuk
bergerak meninggalkan model birokrasi klasik menuju model organisasi modern
yang lebih fleksibel. Ketiga, perlunya dibuat tujuan organisasi yang jelas dan
tujuan personal. Hal itu berdampak pada perlunya dilakukan pengukuran atas
prestasi yang mereka capai melalui indikator kinerja dan evaluasi program secara
sistematik. Keempat, terdapat kecenderungan untuk mengurangi fungsi
pemerintah melalui privatisasi dan bentuk lain dari pengadopsian mekanisme
pasar di sektor publik.
14
Amy Y.S. Rahayu dan Vishnu Juwono, Birokrasi & Governance (Teori, Konsep,
Aplikasinya), (Raja Grafindo) 2018, hlm. 19-20
12
NPM merupakan teori menajemen publik yang beranggapan bahwa praktik
manajemen sektor swasta adalah lebih baik dibandingkan dengan praktik
manajemen sektor publik. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kinerja sektor
publik perlu diadopsi beberapa praktik dan teknik manajemen yang diterapkan di
sektor swasta kedalam organisasi sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme
pasar, kompetisi tender dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik. Penerapan
konsep New Public Management telah menyebabkan terjadi perubahan
manajemen sektor publik yang drastis dari sistem manajemen sektor publik
tradisional yang kaku, birokrasi, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor
publik yang fleksibel lebih mengakomodasi pasar.
Pada praktiknya, menurut Denhardt bahwa menejer publik berperan dalam
menemukan kebaruan dan inovasi untuk tercapainya hasil (result) atau untuk
melakukan privatisasi terhadap fungsi-fungsi yang disediakan oleh pemerintah.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Denhardt bahwa dalam NPM menejer publik
berperan dalam menginisiasikan berbagai usaha untuk meningkatkan
produktivitas dan menemukan alternatif mekanisme pemberian layanan
berdasarkan pada asumsi dan perspektif ekonomi. Menejer publik berkonsentrasi
pada pertanggungjawaban kepada konsumen dan kinerja yang tinggi,
restrukturisasi agen birokrasi, mendefinisikan kembali misi-misi oeganisasi,
mengutamakan proses-proses dalam agen, dan desentralisasi pembuatan
keputusan.
Karakteristik utama NPM perubahan lingkungan birokrasi yang didasarkan
pada aturan baku menuju sistem manajemen publik yang lebih fleksibel dan
13
berorientasi pada kepentingan publik. Menurut pandangan manajerialisme,
permasalahan birokrasi muncul bukan karena kesalahan atau buruknya undang-
undang, kebijakan, atau program melainkan permasalahan tersebut muncul
terutama karena manajemen yang buruk. NPM memliki doktrin sebagai berikut:
berfokus pada manajemen bukan kebijakan, berfokus pada kenerja dan penilaian
kinerja, akuntabilitas berbasis hasil (resulis-based accountability), pemecahan
birokrasi publik kedalam unit-unit kerja, pemangkasan biayadan efisiensi,
penerapan mekanisme pasar melalui pengontrakkan atau outsourcing untuk
membantu perkembangan persaingan di sektor publik, dan kebebasan manajer
untuk mengelola organisasi.
Karakteristik NPM menurut Christopher Hood menjelaskan bahwa konsep
New Public Management mengandung tujuh komponen utama, yaitu: manajemen
profesional di sektor publik, adanya standar kinerja dan ukuran kinerja, penekanan
yang lebih besar terhadap pengendalian output dan outcome, pemecahan unit-unit
kerja di sektor publik, menciptakan persaingan di sektor publik, pengadopsian
gaya manajemen di sektor bisnis kedalam sektor publik, penekanan pada disiplin
dan penghematan yang lebih besar dalam menggunakan sumber daya.15
Inovasi dalam pelayanan yang ada di sektor publik saat ini yaitu sering
disebut dengan e-goverment. penerapan e-goverment menunjukkan kemajuan
pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebelumnya,
masyarakat perlu datang ke beberapa instansi yang berbeda untuk memenuhi
beberapa kebutuhan administrasi. e-goverment diterapkan untuk memudahkan
15
Mahmudi, Manajemen Sektor Publik, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN), hlm.36-43.
14
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dengan cara memindahkan proses
manual menjadi proses berbasis internet. Dengan adanya portal e-goverment yang
terintergrasi, masyarakat dan pihak swasta dapat dengan mudah mengakses
informasi, serta melakukan interaksi dengan berbagai lembaga pemerintahan
tanpa melalui proses antri yang memakan waktu yang lama.
Inovasi pelayanan berbasis teknologi atau e-goverment selain sebagai
fungsi memudahkan pelayanan publik, e-goverment juga berfungsi sebagai alat
untuk pemerintah untuk berinteraksi dengan pihak-pihak lainnya seperti:
1. Goverment to citizen (hubungan pemerintah dengan masyarakat)
2. Goverment to goverment (hubungan antara institusi dengan institusi
lainnya)
3. Goverment to bussinesses (hubungan pemerintah dengan sektor bisnis)
4. Goverment to employees (hubungan pemerintah dengan antara pegawai di
dalamnya)
5. Goverment to other instutions (hubungan pemerintah dengan organisasi
non-profit maupun organisasi diluar pemerintahan).16
F. Kerangka Konseptual
1. Evaluasi Kebijakan
Menurut Jones kebijakan dipandang sebagai pola yang berurutan, maka
evaluasi kebijakan adalah tahap akhir dalam proses kebijakan. Namun, beberapa
16
Amy Y.S. Rahayu dan Vishnu Juwono, Birokrasi & Governance (Teori, Konsep,
Aplikasinya ), hlm. 319-323.
15
ahli berpendapat bahwa evaluasi bukanlah merupakan tahap akhir dalam proses
kebijakan publik. Secara umum, evaluasi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian terhadap kebijakan yang menyangkut
substansi, implementasi dan dampak. Sehingga, evaluasi kebijakan dilakukan
dalam seluruh proses kebijakan bukan hanya dilakukan pada tahap akhir saja.
Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahapan perumusan masalah-
masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan
masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.17
2. Inovasi pelayanan publik
Inovasi daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Inovasi daerah pada hakikatnya
ditujukan untuk mendukung peningkatan kinerja pemerintah daerah dan
pelayanan publik, secara optimal dalam rangka mewujudkaan kesejahteraan
masyarakat. Sasaran inovasi diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah.18
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan pajak yang dikenakan atas
pemilikan dan atau pemanfaatan bumi dan bangunan di Indonesia. Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau
17
Dewi Citra Larasati, “Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” di Kota Malang Guna
Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan”, Jurnal Reformasi, Vol. 7
No.1 (2017). hlm. 23. 18
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah
16
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.19
G. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka, sesuai dengan judul di atas yaitu evaluasi
layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk pencapaian target
pendapatan PBB Kota Jambi penulis melakukan tinjauan pustaka dan observasi
pustaka di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang ditulis oleh Dewi Citra Larasati yang berjudul
“Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” di Kota Malang Guna
Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan”
tahun 2017 ia menyimpulkan bahwa program inovasi Sunset Policy yang telah
dilaksanakan dalam kurun waktu tiga bulan (Agustus 2016 sampai dengan
Oktober 2016) telah berjalan dengan baik dan mampu menjadi solusi dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam pelaksanaannya, program
sunset policy ini ditargetkan mampu menghimpun dana sejumlah Rp. 1M. Dalam
pelaksanaannya sampai dengan tanggal 31 Oktober 2016 dengan jumlah
pengajuan sejumlah Rp. 1,671 M dari 5.225 ketetapan pada 1.481 NOP mampu
dihimpun dana sejumlah Rp. 1,410 M dari 4.451 ketetapan pada 1.107 NOP.20
19
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan 20
Dewi Citra Larasati, “Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” di Kota Malang Guna
Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan”, Jurnal Reformasi, Vol. 7
No.1 (2017).
17
Kedua, penelitian yang ditulis oleh Gartika Elisa Putri yang berjudul
“Difusi Inovasi Program Pajak E-Filing (Studi Deskriptif Kualitatif Dengan
Pendekatan Teori Difusi Inovasi Program Pajak e-filing Kantor Radio
Republik Indonesia di Surakarta)” tahun 2017 ia menyimpulkan bahwa
Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa informan dapat diambil
kesimpulan bahwa penelitian terkait difusi inovasi program e-filling dapat
disimpulkan bahwa teknologi program e-filing sebagai sebuah inovasi dari produk
inovasi, hal ini dikarenakan e-filing memiliki karakteristik keunggulan relatif
yakni, program e-filing menawarkan kemudahan dalam efisien waktu dikarenakan
dapat diakses setiap waktu, pengoperasian yang mudah, serta dapat di akses di
mana saja selama terkoneksi oleh internet. Kompabilitas yakni, Program e-filing
sangat memenuhi kebutuhan dalam mengakses pendataan data SPT tahunan
informan. Selain itu, peneliti juga menemukan karakteristik complexity, ada
karyawan yang memang mengalami kesulitan dalam setiap pendataan, namun
masih tetap menggunakan program inovasi e-filing tersebut.21
Ketiga, penelitian yang ditulis oleh Dewi Puspita Sari yang berjudul
“Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bone” tahun 2017 ia menyimpulkan bahwa inovasi intensifikasi yang
dilakukan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah di
Kabupaten Bone adalah penguatan sistem pungutan, yang meliputi perbaikan
sistem pelayanan dalam proses pungutan pajak daerah dan retribusi daerah,
21
Gartika Elisa Putri, “Difusi Inovasi Program Pajak E-Filing (Studi Deskriptif Kualitatif
Dengan Pendekatan Teori Difusi Inovasi Program Pajak e-filing Kantor Radio Republik Indonesia
di Surakarta)”, Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tahun 2017.
18
inovasi ekstensifikasi yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka
peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Bone adalah inovasi
ekstensifikasi yang dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendapatan
daerah adalah penetapan Peraturan Daerah tentang Penerimaan Partisipasi Pihak
Ketiga berupa Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2014, dan Faktor-faktor pendukung
dan penghambat inovasi intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka peningkatan
pendapatan asli daerah adalah pertama faktor pendukungnya adalah kebijakan
pemerintah melalui peraturan daerah, kerjasama yang dilakukan dengan pihak
terkait peningkatan pendapatan asli daerah, dan adanya koordinasi yang dilakukan
dalam pelaksanaan suatu perencanaan dalam rangka peningkatan pendapatan asli
daerah, sedangkan faktor penghambatnya adalah kualitas sumber daya manusia
yang kurang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengelola pendapatan asli
daerah.22
Berdasarkan penelusuran tinjauan pustaka yang telah peneliti lakukan
seperti skripsi di atas, terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
saya lakukan yaitu, sama-sama meneliti masalah tentang pencapaian target
pendapatan pajak daerah dari sektor pajak. Selanjutnya yang membedakan dengan
penelitian saya adalah di mana penelitian saya berfokus terhadap adanya inovasi
pembayaran PBB yang diberikan di pemerintah Kota Jambi dalam mengatasi
permasalahan pencapaian dan metode pembayaran PBB di Kota Jambi ada 3 yaitu
dengan pembayaran mobil keliling, Goes to mall dan bank. Selain itu juga, wajib
pajak bisa membayar langsung di kantor BPPRD.
22
Dewi Puspita Sari, “Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bone” Skripsi Universitas Hasanuddin, Tahun 2017.
19
Setelah adanya inovai tersebut pencapaian penerimaan PBB di Kota Jambi
mengalami peningkatan dari tahun 2016 s/d 2018 tetapi masalah PBB masih
belum dapat diselesaikan seperti pencapaian target yang diinginkan oleh BPPRD
Kota Jambi. Maka dari itu peneliti berkeinginan untuk meneliti hal tersebut
supaya bisa menambah wawasan keilmuan bagi masyarakat umum dan khususnya
bagi peneliti sendiri.
20
BAB II
METODE PENELTIAN
Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang
mendasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia Selain itu penelitian juga merupakan suatu upaya untuk
menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu kebenaran..23
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Jambi penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga bulan
Maret 2020.
B. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan judul yang ingin diteliti maka pendekatan penelitian ini
adalah empiris yaitu dengan melakukan penelitian secara langsung untuk
mendapatkan informasi melalui wawancara dengan informan penelitian.
Pendekatan ini dipilih karena lebih tepat untuk menjelaskan penerapan layanan
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk pencapaian target
pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Jambi. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu berbentuk metode kualitatif deskriptif. Menurut Soerjono
Sukanto penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang bermaksud
23
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet: Ke-1 (Jakarta: Gaung Persada, 2009),
hlm.11.
21
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-
gejala lainnya.24
C. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.25
Dalam penelitian ini, unit analisisnya
adalah Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Jambi maupun
petugas pajak dan masyarakat (wajib pajak). Penetapan unit analisis tersebut,
karena penelitian yang digunakan tidak menggunakan populasi dan sampel,
namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dan wawancara.
D. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. contoh: data
kuesioner (data yang diperoleh melalui kuesioner), data survei, data observasi dan
sebagainya.26
adapun data primer yang penulis maksud dalam penelitian ini
adalah data hasil wawancara langsung dan observasi. dalam hal ini peneliti
24
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 32. 25
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 48. 26
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: PT Bumi Aksra,
2004), hlm. 19.
22
mencari dan mengumpulkan data yang langsung berkaitan dengan pokok
permasalahan dalam penelitian.
Data primer yang diteliti adalah informasi-informasi yang di peroleh
secara langsung yang dilakukan dengan wawancara dan observasi mengenai
pokok permasalahan dalam penelitian secara langsung kepada petugas pajak,
pegawai Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Jambi
dan masyarakat (wajib pajak) yang bersangkutan maupun pihak-pihak tertentu.
Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai inovasi
layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk pencapaian target
pendapatan PBB Kota Jambi.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. data ini
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian
terdahulu. Contohnya, yaitu data yang sudah tersedia di tempat-tempat tertentu,
seperti perpustakaan, BPS, kantor-kantor, dan sebagainya.27
Data sekunder dalam
penelitian ini adalah dokumen-dokumen, baik berupa dokumen resmi dari kantor
BPPRD Kota Jambi seperti LKJ dan Renstra, dokumen kantor lainnya yang
terkait dengan permasalahan.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.
Sumber data dapat diperoleh dari tindakan, pengamatan, ataupun data-data yang
27
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, hlm. 22.
23
didapat pada saat penelitian berlangsung. sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil wawancara, observasi langsung dan artikel, buku, dokumen
dan sumber data lainnya yang berkaitan dengan penelitian pelayanan pajak
BPPRD Kota Jambi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan
fakta penelitian.
a. Wawancara
Bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, serta gerak
dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara
verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap pemahaman dan ide, tetapi
juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh
responden yang bersangkutan.28
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan
dengan teknik purposive sampling di mana pemilihan informan dipilih secara
sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian.29
28
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 119. 29
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 45.
24
Tabel 2. Data Informan Penelitian.
Jabatan Jumlah
Kepala BPPRD Kota Jambi 1 orang
Kassubbid Layanan Pendaftaran 1 orang
Kassubbid Layanan Penagihan 1 orang
Petugas Pajak Mobil Keliling 1 orang
Petugas Pajak di Mall 2 orang
Wajib pajak 14 orang
b. Observasi
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini adalah tekinik untuk
mendapatkan data utama dalam penerapan inovasi pelayanan pembayaran pajak
untuk pencapaian target pendapatan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) yang ada
di Kota Jambi. penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis
memilih observasi partisipatif.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah sejumlah dokumen-dokumen
yang telah dikeluarkan oleh Badan Pengelola Pendapatan dan Retribusi Daerah
Kota Jambi, kebijakan-kebijakan pemerintah, dan tulisan-tulisan yang sesuai
dengan penelitian ini.30
30
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, hlm. 23
25
f. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil dokumentasi, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat di
informasikan kepada orang lain.31
Secara garis besar cara yang digunakan dalam
menganalisis data-data penelitian ini adalah :
a. Analisis Domain
Analisis ini biasanya dilakukan memperoleh gambaran/pengertian yang
bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup di suatu fokus/
pokok permasalahan yang diteliti. Analisis domain dalam penelitian ini digunakan
untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan masalah inovasi layanan
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk Pencapaian Target
Pendapatan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) di Kota Jambi.
b. Analisis Taksonomi
Analisis ini adalah analisis yang lebih rinci dan mendalam, fokus
penelitian terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya
mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena fokus yang diambil yang menjadi
sasaran semula dalam penelitian. Jadi, Analisis taksonomi ini digunakan dalam
menganalisis lebih mendalam yang dibatasi oleh analisis domain.
c. Analisis Komponensial
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan RNB, (Bandung: AlfaBeta, 2013), hlm.
137.
26
Analisis ini baru digunakan setelah penelitian mempunyai cukup banyak
fakta atau informasi dari hasil wawancara dan observasi yang melacak kontras-
kontras tersebut oleh peneliti dianalisis atau dicarikan dimensi yang
mewadahinya.32
Analisis komponensial ini digunakan setelah adanya analisis
domain dan analisis taksonomi yang merupakan jawaban paling domain, yakni
alternatif terakhir yang dijadikan sandaran untuk menjawab permasalahan-
permasalahan tentang inovasi layanan pembayaran pajak untuk pencapaian target
pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Jambi.
32
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar dan Aplikasinya, (Malang: YA3, 1990),
hlm. 47.
27
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Jambi
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi (BPPRD)
merupakan salah satu satuan kerja perangkat daerah di lingkup pemerintah Kota
Jambi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Jambi dan
Peraturan Walikota Jambi Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi serta tata kerja pada Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Jambi. Sebelumnya BPPRD Kota Jambi dahulu BPPRD
Kota Jambi bernama Dinas Pendapatan, berdiri sejak Tahun 1978, kala itu
bernama Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi yang
keberadaannya ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Dati II
Jambi Nomor 16 Tahun 1978. Dinas Pendapatan Kota Jambi pernah diubah
menjadi Dinas Pelayanan Pajak dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Nomor
04 Tahun 2015 tentang Perubahan Pembentukan Organisasi Dinas-Dinas Daerah
Kota Jambi, yang semula nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah menjadi Dinas
Pelayanan Pajak Kota Jambi yang disingkat DISYANJAK.
Sejalan dengan tuntutan peningkatan volume serta ruang lingkup kerja,
serta seiring terbitnya PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
mengharuskan semua satuan kerja perangkat daerah berubah menjadi organisasi
28
perangkat daerah, sehingga Dinas Pendapatan Kota Jambi berubah Nomenklatur
menjadi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Jambi.33
B. Struktur Organisasi BPPRD Kota Jambi
Melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam pemungutan pajak
daerah, Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi didukung oleh
struktur organisasi sebagai berikut:
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari;
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Penetapan, terdiri dari;
1. Sub Bidang Layanan Pendaftaran;
2. Sub Bidang Pendataan dan Penilaian;
3. Sub Bidang Penetapan;
d. Bidang Penagihan dan Keberatan, terdiri dari;
1. Sub Bidang Penagihan;
2. Sub Bidang Keberatan;
3. Sub Bidang Pemeriksaan;
e. Bidang Pembukuan dan Pelaporan, terdiri dari;
1. Sub Bidang Pembukuan;
2. Sub Bidang Pelaporan;
33
Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019, hlm. 3
29
3. Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi;
f. Bidang Pengembangan dan Evaluasi, terdiri dari :
1. Sub Bidang Pengembangan;
2. Sub Bidang Pengkajian;
3. Sub Bidang Evaluasi;
g. Unit Pelaksana Teknis Badan34
Gambar 1. struktur organisasi BPPRD Kota Jambi.
C. Tugas dan Fungsi BPPRD Kota Jambi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Jambi, Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi mempunyai tugas pembantu kepala
34
Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019, hlm. 16.
30
daerah melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan dan tugas
pembantuan dengan melakukan perencanaan, dan pengendalian sumber-sumber
pendapatan pajak daerah meliputi ; pendapatan, penetapan, penagihan,
perencanaan dan pelaporan, pengendalian dan penyuluhan, ketatausahaan/
kesekretariatan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala daerah
sesuai dengan bidang tugasnya. serta berdasarkan Peraturan Walikota Jambi No.
60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi serta
tata kerja pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi.
a.) Tugas pokok Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pengelolaan pajak
dan retribusi daerah.
b.) Fungsi
1. Perumusan kebijakan dibidang pengelolaan pendapatan perpajakan daerah
dan retribusi daerah;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
pengelolaan pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah;
3. Pelaksanaan pendaftaran, pendataan, penilaian, penetapan pajak daerah;
4. Pelaksanaan penagihan pajak daerah dan penyelesaian piutang, keberatan,
pemeriksaan pajak daerah, pengendalian dan penindakan;
5. Pelaksanaan pembukuan, pelaporan, pengolahan data dan informasi pajak
daerah dan retribusi daerah berbasis sistem;
31
6. Pelaksanaan pengembangan dan perencanaan program pajak daerah dan
pengkajian peraturan perpajakan daerah, pembinaan terhadap wajib pajak
daerah, evaluasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah;
7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk peningkatan pajak
daerah dan retribusi daerah;
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
Disamping itu tugas pokok dan fungsinya, Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Jambi berkewajiban melakukan tugas-tugas lain, yaitu:
1. Mengikuti perkembangan keadaan, secara terus menerus dengan
memperhatikan akibat yang dapat mempengaruhi situasi/keadaan terhadap
pelaksanaan tugas.
2. Mengumpulkan, mengsistemkan dan mengolah data serta bahan-bahan
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas.
3. Membuat perkiraan keadaan atau memberikan saran-saran atau
pertimbangan- pertimbangan tepat pada waktunya kepada kepala daerah
sebagai bahan guna penetapan kebijakan atau pengambilan keputusan.
4. Memberikan saran dan pendapat kepada kepala daerah di dalam
mempertimbangkan besaran dan beratnya pungutan-pungutan daerah.
5. Menyusun rencana pendapatan pajak daerah untuk bahan-bahan
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta
anggaran belanja rutin dan pembangunan Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Jambi.
32
6. Mempersiapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dan atau kebijakan
bidang pungutan daerah.
7. Mempersiapkan materi rancangan Peraturan Daerah dibidang pendapatan
daerah.
8. Menyusun laporan mengenai segala kegiatan dalam lingkungan Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi.35
D. Visi dan Misi BPPRD Kota Jambi
Visi (vision) adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.Visi berkaitan dengan pandangan
kedepan menyangkut kemana Instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan
agar dapat berkarya secara konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif dan
produktif. Adapun Visi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi
Tahun 2013-2018 adalah “Profesional dalam pengelolaan pajak dan retribusi
daerah sebagai sumber pendapatan utama pembangunan Kota Jambi”.
Misi (Mission) adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan
pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak Stakeholders
dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran Instansi pemerintah
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah Kota Jambi adalah:
a. Meningkatkan pelayanan yang transparan.
35
Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019, hlm. 10.
33
b. Meningkatkan sistem pengolah data dan pelayanan pajak dan retribusi
yang terintegrasi, akurat berbasis teknologi informasi.
c. Meningkatkan sumber daya aparatur yang handal dan berintegritas,
berdedikasi, serta amanah.
d. Menumbuh kembangkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah.
Nilai organisasi menjelaskan bagaimana para aparatur seharusnya bersikap
dalam menjalankan tugas dalam rangka mencapai visi organisasi. Sehubungan
dengan hal tersebut, Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah telah
merumuskan nilai-nilai organisasi, yang merupakan akronim dari PASTI, sebagai
berikut:
a. Profesional
b. Akuntabel
c. Sinergi
d. Transparan
e. Inovatif
Adapun yang dimaksud dengan nilai-nilai organisasi tersebut adalah
diharapkan kepada seluruh pegawai Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
Kota Jambi dapat memiliki sifat dan sikap profesional (mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi dan golongan), akuntabel (dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kinerjanya), sinergi (membangun dan
memastikan hubungan kerjasama yang produktif), transparan dalam
34
melaksanakan pekerjaan sehari-hari, inovatif (menumbuh kembangkan pola pikir
yang inovatif ketika menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi yang
diembannya).36
E. Pelayanan Pembayaran PBB di Kota Jambi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Jambi, Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi mempunyai tugas pembantu Kepala
Daerah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pendapatan dan
tugas pembantuan dengan melakukan perencanaan, dan pengendalian sumber-
sumber pendapatan pajak daerah di Kota Jambi. Adapun pajak daerah yang
dikelola Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi terdiri dari:
1. Pajak Hotel (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan
Walikota Nomor 66 Tahun 2016).
2. Pajak Restoran (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan
Walikota Nomor 67 Tahun 2016).
3. Pajak Hiburan (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan
Walikota Nomor 68 Tahun 2016).
4. Pajak Reklame (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan
Walikota Nomor 69 Tahun 2016).
5. Pajak Penerangan Jalan (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan
Peraturan Walikota Nomor 70 Tahun 2016).
36
Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019, hlm. 1.
35
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2016 dan Peraturan Walikota Nomor 71 Tahun 2016).
7. Pajak Parkir (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan
Walikota Nomor 72 Tahun 2016).
8. Pajak Air Tanah (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan
Walikota Nomor 73 Tahun 2016).
9. Pajak Sarang Burung Walet (Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 dan
Peraturan Walikota Nomor 74 tahun 2016).
10. BPHTB (Peraturan Daerah 6 Tahun 2016 dan Peraturan Walikota Nomor
75 Tahun 2016, Peraturan Walikota Nomor 76 Tahun 2016 ).
11. Pajak Bumi dan Bangunan (Peraturan Daerah 4 Tahun 2013 dan Peraturan
Daerah 8 Tahun 2016).
Pengalihan kewenangan pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, diharapkan dapat lebih
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak. Berdasarkan pada
potensi yang dimiliki masing-masing daerah, peningkatan dalam penerimaan PAD
ini akan dapat meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Kemampuan daerah
dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber penerimaan PAD khususnya
dari sektor PBB ini menjadi sangat penting. Mengingat luas dan besarnya sasaran
yang dapat dijadikan sebagai subjek dan objek PBB.
Sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Jambi dilakukan di
kantor Dinas Pendapatan Kota Jambi langsung atau yang sekarang bernama
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD). Pada tahun 2014
36
pendapatan penerimaan PBB di Kota Jambi mengalami tercapainya target yang
ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Kota Jambi tetapi target yang ditetapkan oleh
Dispenda hanya 12.000.000.000 dan realisasi penerimaan PBB sebesar
22.209.281..576,66 persentasi penerimaan sebesar 185.08 % dengan jumlah SPPT
PBB-P2 sebesar 128,166 SPPT.
Pajak PBB di Kota Jambi di tahun 2015 wajib pajak membayar PBB masih
membayar dikantor Dispenda Kota Jambi langsung. Dispenda sama tugasnya
dengan BPPRD Kota Jambi yaitu tugas pokoknya dalam pengelolaan pajak daerah
Kota Jambi. penerimaan PBB tahun 2015 sebesar 19.628.912.994,00 dan
targetnya sebesar 50.000.000.000 dengan jumlah SPPT sebesar 132,892.37
37
Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019, hlm. 47
37
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penerapan Layanan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Untuk
Pencapaian Target Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota
Jambi.
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan
dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang diandalkan.
Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah-daerah sejak pemberlakuan otonomi
daerah di tahun 2001. Otonomi daerah memacu daerah mampu berkreasi mencari
sumber pendapatan daerah. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), di
dalamnya terdapat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah satu sumber
penerimaan PAD Kota Jambi yaitu dari pemungutan pajak daerah.38
Pemerintah
Kota Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dilihat dari data yang peneliti dapatkan dari BPPRD Kota Jambi tahun
2014 s/d 2018.
Tabel 3. Kondisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan pajak
daerah Kota Jambi tahun 2014-2018.
TAHUN PAD PENERIMAAN PAJAK
DAERAH
2014 246,727,699,826.28 128,824,086,122.82
2015 236,925,520,119,42 147,889,448,423.30
38
Dewi Citra Larasati, “Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” di Kota Malang Guna
Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan”, hlm. 19.
38
2016 287,564,676,504,49 158,740,884,098.89
2017 397,327,847,289,10 201,429,750,673.90
2018 338,891,882,592.96 215,444,433,999,00
Sumber: kantor BPPRD Kota Jambi
Peraturan Daerah Kota Jambi No. 4 Tahun 2013 Tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Pasal 16 Ayat (1) berbunyi bahwa pembayaran pajak dilakukan dibank
yang ditunjunk oleh walikota untuk menerima pembayaran atau penyetoran pajak
dari wajib pajak.39
Sejak tahun 2016 berbagai inovasi pelayanan seperti
pembayaran melalui kantor Pos dan melalui mobil keliling. Pada tahun 2017
inovasi pelayanan di tempat pembelanjaan (Goes To Mall) dan pada tahun
berikutnya BPPRD Kota Jambi berkeja sama dengan perbankan dengan
ditandainya penandatangani MoU. Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid
Layanan Pendaftaran BPPRD Kota menjelaskan sebagai berikut:
“Layanan pembayaran PBB melalui Pos Indonesia dan penerapan
pembayaran di mobil keliling di Kota Jambi telah berlangsung sejak tahun
2016, pada tahun 2017 tempat pembelanjaan dan pada tahun 2018 BPPRD
Kota Jambi penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding)
kerjasama kemitraan payment point /titik pembayaran PBB sektor
perkotaan, seperti Bank 9 Jambi, Bank BNI, Bank Bukopin, Bank BTN,
Khusus Bank Jambi MoU juga meliputi inovasi pembayaran non tunai
(mobile)”.40
Berbagai penerapan inovasi pelayanan pembayaran PBB Kota Jambi
diharapkan dapat optimal dalam penerimaan pendapatan PBB di Kota Jambi
setiap tahunnya. BPPRD Kota Jambi dalam pemberian inovasi pelayanan
39
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 Pasal 16 Ayat (1) tentang Pajak
Bumi dan Bangunan 40
Wawancara dengan Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran
BPPRD Kota Jambi, pada tanggal 26 Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi.
39
pembayaran PBB di Kota Jambi memiliki standar oprasional prosedur (SOP)
pembayaran PBB di Kota Jambi.
Gambar 2. Alur Pembayaran PBB Kota Jambi.
Sumber: dokumentasi BPPRD Kota Jambi 2019.
Dilihat dari gambar di atas Standar Operasional Prosedur (SOP)
pembayaran PBB di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota
Jambi meliputi beberapa rangkaian tahapan sebagai berikut:
1. Wajib pajak mendatangi tempat pembayaran pajak seperti pembayaran di
mobil keliling, kantor pos, bank, maupun pembayaran di tempat
pembelanjaan (goes to mall).
2. Wajib pajak melakukan pendaftaran di meja pelayanan dan pengambilan
dokumentasi yang selesai
3. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen pendukung (data, SPOP &
LSPOP).
40
4. Wajib pajak menyerahkan formulir, SPOP & LSPOPN yang telah diisi
serta dokumen pendukung kepada petugas pelayanan.
5. Petugas pelayanan memeriksa formulir, SPOP & LSPOP serta
kelengkapan dokumen pendukung.
6. Bahan diproses oleh petugas dan selesai.41
Proses pembayaran PBB di Kota Jambi, Suhasty Dianningsih selaku
Kassubbid Layanan Pendaftaran BPPRD Kota Jambi menjelaskan sebagai berikut:
“Dalam proses pembayaran PBB wajib pajak tidak perlu bersusah payah,
hanya cukup mengingat atau menyebutkan NOP PBB (Nomor Objek
Pajak)wajib pajak ke petugasnya langsung bisa dibayarkan pajak bumi dan
bangunannya”.42
Cara untuk membayar PBB di Kota Jambi yang ditetapkan Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) selain membayar langsung ke
kantor BPPRD wajib pajak bisa membayar di tempat-tempat yang ditunjuk oleh
BPPRD Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1). Pelaksanaan Pembayaran PBB di mobil keliling
Reni Husaini selaku petugas pajak mobil keliling BPPRD Kota Jambi
menjelaskan prosedur pembayaran PBB di mobil keliling sebagai berikut:
“Kami melaksanakan pelayanan sesuai dengan standart pelayanan yang
ada dan juga melaksanakan pelayanan sesuai dengan motto pelayanan
BPPRD yaitu profesional. Kami melaksanakan pelayanan sekitar pukul
07.30 dan tempat pembayaran mobil keliling itu menyasar tempat
keramaian seperti pasar tradisional, acara di Kota Jambi seperti Car Free
41
Website BPPRD Kota Jambi http://bpprd.kotajambi.web.id/ 42
Wawancara dengan Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran
BPPRD Kota Jambi pada tanggal 26 Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi.
41
Night lokasinya di Tugu Keris Siginjay dan itu dilakukan di malam
minggu, lokasi yang sering dilalui masyarakat Kota Jambi dll.43
Salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Saya pernah membayar PBB di melalui mobil keliling pada saat ada acara
di Kota Jambi kalau tidak salah acara jalan santai, saya membayar pagi
hari, pada saat itu pelayanannya cukup baik dan petugasnya juga cukup
ramah kepada saya. Tetap kalau soal tempatnya sedikit kurang nyaman
karena di saat itu ada acara dan banyak orang yang sibuk jalan-jalan jadi
saya kurang nyaman aja kalau begitu dan satu lagi kami kurang
mengetahui di mana lokasi pembayaran PBB melalui mobil keliling
tersebut”44
Selanjutnya seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan
pengalamannya tentang pembayaran PBB:
“Saya membayar PBB dibank dari tahun 2018 sampai sekarang dan saya
juga pernah membayar PBB di kantor BPPRD ditahun 2016 kalau tidak
salah. Saya baru mengetahui kalau ada pembayaran PBB melalui mobil
keliling.”45
Berdasarkan hasil wawancara di atas, pelaksanaan pelayanan pembayaran
PBB melalui mobil keliling, masih ada keluhan dari wajib pajak tentang
sosialisasi pembayaran mobil keliling tersebut. Belum optimalnya sosialisasi
mengakibatkan masih ada wajib pajak yang belum mengetahui di mana lokasi
mobil keliling tersebut.
Berdasarkan observasi terhadap pelaksanaan inovasi pembayaran mobil
keliling, peneliti mendapatkan masih ada wajib pajak yang belum mengetahui
lokasi penempatan mobil keliling tersebut. Hal ini bisa dilihat dari jumlah wajib
43
Wawancara dengan Reni Husaini Petugas Pelayanan Pembayran PBB (Mobil keliling)
BPPRD Kota Jambi, pada tanggal 27 Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi. 44
Wawancara dengan Bapak Irwan wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 27 Februari 2020
di Pasar Tradisional Kebun Handil (mobil keliling). 45
Wawancara dengan Bapak Andi selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 4 Juli 2020
di tempat tinggal wajib pajak.
42
pajak yang membayarkan di mobil keliling masih sedikit dan peneliti juga
mendapatkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh petugas juga tidak cukup
membuat nyaman wajib pajak yang membayar PBB seperti tempat duduk untuk
wajib pajak jumlah sedikit.
Gambar 3. Observasi di Pasar Tradisional Handil Kota Jambi46
2). Pelaksanaan pembayaran PBB melalui tempat pembelanjaan (goes to mall).
Pembayaran pajak PBB melalui tempat pembelanjaan lebih sederhana
dalam prosesnya. Wajib pajak hanya mendatangi petugas di tempat pelayanan
pembayaran yang ada di tempat pembelanjaan dan menyebutkan NOP PBB wajib
pajak. Pembayaran PBB melalui tempat pembelanjaan (goes to mall) dilakukan
oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi sebagai strategi
dalam mencapai target pendapatan PBB di Kota Jambi. Selaku petugas pajak
tempat pembelanjaan (goes to mall) BPPRD Kota Jambi mengemukakan bahwa:
46
Dokumentasi Observasi Peneliti, tanggal 27 Februari 2020 di Pasar Tradisional Handil
Kota Jambi.
43
“Salah satu strategi BPPRD Kota Jambi dalam memaksimalkan
penerimaan PBB yaitu dengan memperbanyak tempat pembayaran PBB.
Salah satunya tempat pembayaran melalui tempat pembelanjaan yang
dikenal dengan jemput bola (goes to mall), setelah adanya inovasi
pelayanan yang dilakukan BPPRD Kota Jambi penerimaan PBB Kota
Jambi mengalami peningkatan penerimaan tetapi belum mencapai target
yang diinginkan”.47
Petugas pajak tempat pembelanjaan, menjelaskan proses pelayanan
pembayaran PBB yang dilakukan ditempat pembelanjaan sebagai berikut:
“Wajib pajak bisa mendatangi kami di tempat pembelanjaan di Kota Jambi
seperti di Jambi Town Square (JAMTOS) dan Mall WTC Batanghari
Jambi, biasanya kami hanya melakukan pelayanan pembayaran pajak di
hari sabtu dan minggu”.48
Seorang wajib pajak ia menjelaskan pengalamannya membayar pajak di
mall sebagai berikut:
“Saya melakukan pembayaran PBB di mall menurut saya soal pelayanan
yang diberikan oleh petugas sudah cukup baik dalam proses pelayanan, ini
pun saya kebetulan ke mall melihat petugas pajak di mall. Saya tanyain
kepada tugas bisa tidak saya membayar PBB tetapi saya gak membawa
SPPT PBB nya ternyata bisa membayar PBB tanpa SPPT nya dan saya
langsung membayarkan PBB saya. Kalau proses pembayarannya sangat
mudah kita hanya menyebutkan NOP PBB saya dan waktu prosesnya juga
sebentar tetapi ada kesulitan mencari lokasi tempatnya di mall ini karena
tidak ada pemberitahuan kepada wajib pajak seperti saya alami”49
Berdasarkan hasil wawancara di atas pelayanan pembayaran PBB di
tempat pembelanjaan waktu pelaksanaan pelayanan pembayarannya hanya
beberapa hari saja. Petugas pajak BPPRD melayani pelayanan hanya di hari Sabtu
dan Minggu. Selain itu, ada keluhan dari wajib pajak tentang sosialisasi inovasi
47
Wawancara dengan Petugas Pajak (Goes To Mall) BPPRD Kota Jambi, pada tanggal 27
Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi. 48
Wawancara dengan Petugas Pajak (Goes To Mall) BPPRD Kota Jambi, pada tanggal 27
Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi. 49
Wawancara dengan Bapak Anton wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 29
Februari 2020 di tempat tinggal wajib pajak.
44
yang diberikan oleh BPPRD Kota Jambi yaitu masih banyak wajib pajak yang
tidak mengetahui lokasi pembayaran pajak PBB di mall tersebut.
Berdasarkan observasi peneliti masih banyak wajib pajak atau masyarakat
yang kurang peduli terhadap pembayaran pajak, buktinya pada saat ada proses
pelayanan pajak di mall ataupun di tempat lainnya seperti di mobil keliling masih
banyak yang bersikap tidak merespon himbauan petugas. Masih ada permasalahan
yang sama seperti permasalahan yang ada di pelakasanaan pembayaran PBB
melalui mobil keliling yaitu tetang sosialisasi inovasi pembayaran PBB yang
dilaksanakan oleh BPPRD Kota Jambi.
3). Tempat pembayaran PBB di Bank
Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran BPPRD Kota
Jambi menjelaskan kerjasama antara BPPRD Kota Jambi dengan bank di Kota
Jambi sebagai berikut:
“Kami selaku instansi pemerintah yang bertugas dalam pengelolaan pajak
daerah mempunyai strategi dalam peningkatan pajak daerah di Kota Jambi.
Khususnya PBB yaitu dengan penandatanganan MoU (Memorandum of
Understanding) kerjasama kemitraan payment point /titik pembayaran
PBB sektor perkotaan, seperti Bank 9 Jambi, Bank BNI, Bank Bukopin,
Bank BTN, Khusus Bank Jambi MoU juga meliputi inovasi pembayaran
non tunai (mobile)”.50
Seorang wajib pajak ia menjelaskan pengalamannya membayar pajak di
bank sebagai berikut:
“Pembayaran PBB di bank menurut saya sangat membatu saya selaku
wajib pajak karena tempat pembayaran PBB tidak terlalu jauh dari rumah
50
Wawancara dengan Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran
BPPRD Kota Jambi di Kantor BPPRD Kota Jambi
45
saya dan juga pembayaran PBB lebih cepat karena antrian tidak terlalu
panjang.”51
Hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi BPPRD
dalam inovasi pembayaran PBB di Kota Jambi yaitu dengan mempermudah dalam
cara pelayanan pembayaran yang disediakan BPPRD seperti pembayaran di mobil
keliling, tempat pembelanjaan (goes to mall), dan bank di Kota Jambi yang
ditunjuk oleh BPPRD.
Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran BPPRD Kota
Jambi menjelaskan prosedur pembayaran PBB melalui bank di Kota Jambi
sebagai berikut:
“Proses pembayaran PBB di Bank itu seperti membayar tagihan bank
seperti biasanya, wajib pajak datang ke bank yang ditunjuk oleh BPPRD
dan hanya membawa SPPT PBB-P2 nya untuk ditunjukan kepada teller
bank disana”.52
Seorang wajib pajak ia menjelaskan pengalamannya membayar pajak di
bank sebagai berikut:
“Saya membayar PBB dibank 9 Jambi, pelayanan yang diberikan dibank
sama halnya dengan pelayanan oleh pengunjung lainnya dan proses
pembayaran PBB pun juga sama halnya pembayaran bank biasanya. Saya
membayar di sini karena tempatnya lebih nyaman dan dekat dari rumah
saya kalau dahulu saya membayar langsung dikantor BPPRD
dibandingkan pelayanan dikantor lebih baik dibank pelayanannya”53
Inovasi tempat pembayaran PBB di atas merupakan suatu bentuk untuk
mengatasi permasalah penerimaan PBB di Kota Jambi yang diberikan oleh Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah kepada wajib pajak di Kota Jambi. BPPRD
51
Wawancara dengan Bapak Firdaus selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 4 Juli
2020 di tempat tinggal wajib pajak. 52
Wawancara dengan Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran
BPPRD Kota Jambi di Kantor BPPRD Kota Jambi. 53
Wawancara dengan Ibu Siska selaku wajib pajak PBB, pada tanggal 27 Februari 2020
di tempat tinggal wajib pajak.
46
selaku instansi yang bertugas untuk pengelolaan pajak daerah Kota Jambi, setiap
tahunnya melaksanakan strategi yang tujuannya untuk meningkatkan penerimaan
pajak daerah Kota Jambi dan dapat melakukan pelayanan yang optimal kepada
wajib pajak.
Penerapan inovasi yang dilakukan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah (BPPRD) Kota Jambi diharapkan dapat berdampak baik bagi penerimaan
pendapatan PBB Kota Jambi. Dalam mejalankan tugasnya BPPRD Kota Jambi
memiliki target dari setiap jenis pajak daerah, termasuk Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) Kota Jambi. Selain itu, dilihat dari perkembangan pajak daerah
Kota Jambi, PBB mengalami permasalahan diantaranya tidak tercapainya target
yang diinginkan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota
Jambi.
Sri Widiana Astuti selaku Kassubbid Layanan Penagihan BPPRD Kota
Jambi menjelaskan perkembangan PBB di Kota Jambi sebagai berikut:
“Setiap tahunnya BPPRD Kota Jambi mempunyai target penerimaan
pendapatan PBB. Kalau dilihat dari data perkembangan pendapatan Pajak
Daerah, PBB termasuk pajak potensial yang belum mencapai target yang
ditetapkan. Dalam hal ini banyak permasalahan yang terjadi seperti uptade
data PBB, kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan
nilai objek pajak yang tidak sesuai ataupun SPPT ganda dll”.54
Melihat masalah yang ada, peneliti menilai bahwasannya ada beberapa
masalah yang dalam pelaksanaan inovasi pelayanan pembayaran PBB di Kota
Jambi. Peneliti menilai BPPRD selaku badan yang melaksanakan inovasi tersebut
harus melakukan evaluasi dari kebijakan yang dibuatnya terkait dengan inovasi
54
Wawancara dengan Sri Widiana Astuti selaku Kassubbid Layanan Penagihan BPPRD
Kota Jambi, pada tanggal 26 Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi.
47
pelayanan pembayaran pajak. Menurut Jones kebijakan dipandang sebagai pola
yang berurutan, maka evaluasi kebijakan adalah tahap akhir dalam proses
kebijakan. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa evaluasi bukanlah
merupakan tahap akhir dalam proses kebijakan publik.
Secara umum evaluasi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut
estimasi atau penilaian terhadap kebijakan yang menyangkut substansi,
implementasi dan dampak. Sehingga, evaluasi kebijakan dilakukan dalam seluruh
proses kebijakan bukan hanya dilakukan pada tahap akhir saja. Dengan demikian,
evaluasi kebijakan bisa meliputi tahapan perumusan masalah-masalah kebijakan,
program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan,
implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.55
Berdasarkan data-data yang ada dan hasil wawancara peneliti lakukan,
peneliti menilai bahwasannya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Jambi harus melakukan evaluasi khususnya dari segi sosialisasi
inovasi pelayanan. Masih banyak wajib pajak di Kota Jambi tidak mengetahui
lokasi inovasi pelayanan tersebut. Peneliti juga menilai BPPRD harus bisa
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar dengan membuat strategi-
strategi yang baru.
Pelaksanaan pelayanan inovasi BPPRD Kota Jambi peneliti menilai belum
efektif dalam pelaksanaannya, sosialisasi kepada masyarakat merupakan hal yang
penting dalam pelaksanaan sebuah program atau kebijakan yang dibuat oleh
55
Dewi Citra Larasati, “Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” di Kota Malang Guna
Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan”, hlm. 22
48
pemerintah agar tujuan dari kebijakan tersebut tercapai. Selain itu, dilihat dari data
yang peneliti dapatkan dari tahun 2016-2019 masih belum tercapainya target yang
ditetapkan oleh BPPRD Kota Jambi walaupun begitu ada perubahan penerimaan
PBB setiap tahunnya meningkat.
B. Faktor Penyebab Munculnya Kendala dan Penyebab kurang optimalnya
Kualitas pelayanan BPPRD Kota Jambi dalam Melaksanakan Inovasi
Pembayaran PBB Kota Jambi
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Jambi dalam
melakukan inovasi pelayanan pembayaran pajak daerah memiliki beberapa faktor
kendala dalam pelaksanaan pelayanan pemungutan pajak daerah termasuk PBB
Kota Jambi yang menyebabkan kurang optilmalnya pelayanan pembayaran pajak.
Munculnya kendala tersebut disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.) Koordinasi dengan instansi pemerintah
Sri Widiana Astuti selaku Kassubbid Layanan Penagihan BPPRD Kota
Jambi menjelaskan sebagai berikut:
“BPPRD mendorong peran aktif para camat, lurah dan ketua RT untuk
mengingatkan masyarakatnya di lingkungan masing-masing agar segera
melakukan pembayaran PBB sebelum masa jatuh tempo. Pada setiap
kesempatan pertemuan dengan masyarakat BPPRD minta segera melunasi
PBB untuk menghindari denda. Serta meminta lurah, camat dan ketua RT
untuk mengawasi PBB di lingkungannya”.56
Salah satu seorang wajib pajak ia menjelaskan pengalamannya sebagai
berikut:
56 Wawancara dengan Sri Widiana Astuti selaku Kassubbid Layanan Penagihan BPPRD
Kota Jambi, pada tanggal 26 Februari 2020 di Kantor BPPRD Kota Jambi.
49
“Saya kira banyak masyarakat yang tidak membayar PBB dari petugasnya
pun tidak ada pengawasan yang ketat. Tidak ada petugas yang mengawasi
baik dari Ketua RT saya”
Selanjutnya Seorang wajib paja, ia menjelaskan pengalamannya sebagai
berikut:
“Selama ini saya belum pernah melihat Ketua RT memperingatin maupun
menegur wajib pajak, Ketua RT hanya memberikan SPPT PBB kepada
warganya.”57
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mendapatkan masih ada
koordinasi antar pemerintah masih belum optimal, koordinasi BPPRD dengan
instansi lainnya seperti camat, lurah maupun ketua RT. Berdasarkan karakteristik
teori New Publik Management menurut Christopher Hood menekankan koordinasi
dalam pelayanan untuk pemecahan unit kerja yang bertujuan untuk menciptakan
efisiensi dalam pelayanan publik.
New Publik Management menghendaki organisasi sektor publik dikelola
secara profesional. Manajemen profesional pada organisasi pemerintah
mengharuskan pemerintah memiliki sistem perencanaan dan pengendalian
manajemen yang rapi. Kelengkapan sistem perencanaan dalam pengendalian
manajemen, seperti sistem perumusan strategi dan perencanaan strategik, sistem
reward & punishment, struktur organisasi, jejaring informasi, sistem management
kinerja, dan sistem penganggaran.58
Berdasarkan penjelasan teori NPM di atas pelaksanaan pelayanan publik
harus memperhatikan bagaimana sistem management suatu organisasi tersebut.
57
Wawancara dengan Bapak Bagio selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 4 Juli 2020
di tempat tinggal wajib pajak. 58
Mahmudi, Manajemen Sektor Publik, hlm.43.
50
Jika sistem management publik suatu organisasi tersebut kurang optimal akan
berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan maka pentingnya sistem
manajement suatu organisasi dilakukan secara profesional agar tujuan dan sasaran
dari pelayanan publik itu dapat tercapai.
2.) Sistem pendataan wajib pajak yang belum efektif.
Sri Widiana Astuti selaku Kassubbid Layanan Penagihan BPPRD Kota
Jambi menjelaskan tentang permasalahan sistem pendataan wajib pajak sebagai
berikut:
“Ada beberapa permasalah dari data SPPT PBB, seperti SPPT PBB ganda,
subjek yang tidak diketahui, objek yang tidak diketahui, data yang tidak
sesuai dengan kondisi saat ini, NJOP yang tidak sesuai”59
Kepala kantor BPPRD Kota Jambi menjelaskan tentang data PBB
bermasalah sebagai berikut:
“Kita akan mendapatkan data objek dan subjek pajak yang lengkap dan
akurat, terkait banyak ditemukannya data PBB ganda, objek pajak belum
memiliki SPPT-PBB, objek PBB masih banyak berupa tanah kosong
belum termasuk bangunan, objek PBB telah mengalami pengembangan
dan perubahan bentuk. Serta pendistribusian SPPT-PBB kurang tepat
sasaran karena basis data saat ini belum terupdate menyesuaikan kondisi
wilayah dan masyarakat selaku subjek pajak.”60
Berdasarkan data dan informasi yang peneliti dapatkan, data yang tidak
akurat ini merupakan data yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat ke pemerintah
daerah setelah adanya pengalihan kewenangan pemungutan PBB perkotaan ke
pemerintah daerah dan kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaporkan data
PBB ke BPPRD Kota Jambi. Hal ini menjadi persoalan yang sangat merugikan
59
Wawancara dengan Sri Widiana Astuti selaku Kassubbid Layanan Penagihan BPPRD
Kota Jambi di Kantor BPPRD Kota Jambi. 60
https://www.jambi-independent.co.id kepala BPPRD Kota Jambi bapak M. Subhi,
diakses pada tanggal 19 april 2020.
51
baik untuk masyarakat sebagai wajib pajak maupun Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Jambi sebagai Pemungut Pajak.
Salah satu seorang wajib pajak ia menjelaskan pengalamannya sebagai
berikut:
“Data yang ada di SPPT PBB-P2 saya tidak sesuai dengan bentuk
bangunan rumah saya yang sekarang karena saya merenovasi rumah saya
di tahun 2018 memang saya belum melaporkan kepada petugas pajak
kalau bangunan saya sudah berubah bentuk.”61
Selanjutnya salah satu wajib pajak, menjelaskan pengalamannya sebagai
berikut:
“Saya pernah mendapatkan 2 buah SPPT PBB bangunan rumah saya yang
diberikan oleh Ketua RT, kemudian saya bertanya kepada Ketua RT saya
kenapa saya mendapatkan 2 SPPT PBB dengan bangunan yang sama
kemudian saya diminta pak RT ke kantor pajaknya langsung untuk
mengurus surat yang ganda tersebut”62
Selain itu sistem pembayaran pajak berbasis teknologi (e-payment)
BPPRD mengalami maintenance. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari
BPPRD Kota Jambi sistem pembayaran PBB (e-payment) mengalami sedikit
terkendala dikarenakan sistem aplikasi e-payment dalam proses maintenance yang
mengakibatkan pembayaran pajak melalui e-payment dihentikan sementara waktu.
Pengunaan sistem teknologi dalam pembayaran pajak merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang dilakukan BPPRD Kota Jambi. Perkembangan e-
goverment berdampak dalam proses pelayanan publik dan pemanfaatan teknologi
dalam pelayanan publik memaksa pemerintah mengikuti perkembangan zaman.
61
Wawancara dengan Bapak Fahmi selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 4 Juli 2020
di tempat tinggal wajib pajak. 62
Wawancara dengan Ibu Ani selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 5 Juli 2020 di
tempat tinggal wajib pajak.
52
E-goverment merupakan teori yang diterapkan untuk memudahkan masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan dengan cara memindahkan proses manual menjadi
proses berbasis internet. 63
Penerapan e-goverment tersebut seharusnya pemerintah mempersiapkan
dengan baik agar dalam penerapan pelayanan melalui teknologi tidak mengalami
permasalahan. Sistem pembayaran pajak melalui teknologi sistem e-payment
merupakan suatu bentuk dari e-goverment.
3.) Sarana dan prasarana kerja terbatas/belum memadai.
Kepala BPPRD Kota Jambi menjelaskan sarana dan prasarana pelaksanaan
pelayanan pembayaran PBB Kota Jambi sebagai berikut:
“Saat ini pihaknya memiliki dua armada keliling dan dan 1 unit mobil
keliling berukuran kecil. Sehingga dapat menyasar hingga ke pemukiman
masyarakat, bahkan nanti bisa ke pasar-pasar tradisional di Kota Jambi”64
Salah satu warga selaku wajib pajak, ia menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Fasilitas saat membayar PBB, sebelum saya membayar di bank saya
membayar dikantor pajaknya langsung menurut saya fasilitas yang berikan
oleh kantor BPPRD itu kurang cukup karena pada saat itu memang
antriannya cukup panjang dan banyak yang membayar pajak jadi sarana
dan prasarana disana tidak cukup untuk menampung wajib pajak”65
Sistem pelayanan publik merupakan satu kesatuan faktor yang dibutuhkan
dalam terselenggaranya suatu pelayanan publik yaitu Sistem, prosedur dan
metode, yaitu perlu adanya sistem informasi, prosedur dan metode yang
63
Amy Y.S. Rahayu dan Vishnu Juwono, Birokrasi & Governance (Teori, Konsep,
Aplikasinya), hlm.319. 64
https://www.jambiupdate.co kepala BPPRD Kota Jambi bapak M. Subhi, di akses pada
tanggal 19 april 2020. 65
Wawancara dengan Ibu Riska selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 5 Juli 2020 di
tempat tinggal wajib pajak.
53
mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan, perilaku aparatur dalam
memberikan pelayanan harus professional, disiplin dan terbuka terhadap kritik
dari pelanggan atau masyarakat, Sarana dan prasarana, peralatan dan ruang kerja
serta fasilitas pelayanan publik dan Masyarakat.
Penyelenggaraan kebijakan pelayanan publik yang baik harus
memperhatikan bagaimana sarana dan prasaran untuk pelaksanaan pelayanan
tersebut. Karena sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Untuk melaksanakan pelayanan suatu
organisasi publik harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk
pelayanan tersebut agar tujuan dari pelayanan publik tersebut tercapai. Jika sarana
dan prasarana suatu organisasi publik tidak memadai di khawatirkan akan
terganggunya proses pelayanan.66
4.) Sumber Daya Manusia (SDM)
Adapun jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) BPPRD Kota Jambi yang
mendukung pemungutan pajak daerah Tahun 2016 dan 2018, berdasarkan data
yang diperoleh adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. Jumlah pegawai Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Jambi.
NO Pendidikan Jumlah
1 Strata 2 (S2) 8 orang
66
Satriadi, “Tingkat Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor di
Kantor SAMSAT di Tanjungpinang”, Jurnal An- Nisbah, Vol. 03, No. 02, April 2017, hlm. 351
54
2 Strata 1 (S1) 56 orang
3 Sarjana Muda 16 orang
4 SLTA 43 orang
5 SLTP -
6 SD 2 orang
Sumber : Data jumlah pegawai BPPRD Kota Jambi 2019.
Berdasarkan tabel 4.terlihat bahwa jumlah maupun tingkat pendidikan
Sumber daya manusia yang ada belum cukup memadai dibandingkan dengan
luasnya ruang lingkup tugas yang dijalankan oleh BPPRD. Selain itu juga dilihat
dari pendidikan SDM nya masih banyak yang lulusan SLTA. Khususnya terkait
dengan pemungutan PBB yang sangat luas subjek dan objeknya untuk wilayah
Kota Jambi yang tergolong padat yaitu Kota Jambi mempunyai 11 Kecamatan dan
62 Kelurahan yang tersebar di Kota Jambi bedasarkan data jumlah pegawai
BPPRD Kota Jambi sebanyak 125 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 129.666
ribu SPPT PBB.
Pelaksanaan kebijakan pelayanan publik dipengaruhi oleh bagaimana
sumber daya manusianya yang ada, dalam melaksanakan pelayanan tersebut.
Salah satu kontributor yang sering digunakan dalam mengembangkan pengukuran
kualitas pelayanan dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry menjadi
faktor utama dalam menentukan kualitas jasa sebagai dimensi kualitas pelayanan,
55
yaitu bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, kompetensi, kesopanan, kredibilitas,
keamanan, akses, komumunikasi, kemampuan memahami pelanggan.67
5.) Rendahnya kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB
Salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Saya tidak membayar PBB sejak tahun 2017 dan terakhir saya membayar
pajak PBB langsung membayar di kantor BPPRD nya, dan saya tidak
membayar pajak karena perekonomian saya hanya cukup untuk kebutuhan
hidup keluarga saya dan saya kira banyak masyarakat yang tidak
membayar pajak PBB dari petugasnya pun tidak ada pengawasan yang
ketat”.68
Selanjutnya salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan
pengalamannya sebagai berikut:
“Saya pernah lupa membayar PBB rumah saya ini di tahun lalu, saat itu
saya telat membayar sekitar 3 bulanan dari jatuh tempo pembayaran PBB
dan saya kena denda 2% dari kantor pajaknya”69
Hasil wawancara dengan wajib pajak, mereka menjelaskan yang membuat
wajib pajak tidak membayar pajak seperti tidak adanya pengawasan yang ketat
dari petugas atau dari BPPRD Kota Jambi, kurangnya pengetahuan tentang
penting membayar pajak untuk pembangunan daerah, perekonomian dari wajib
pajak dan wajib pajak juga mengeluhkan data SPPT yang tidak sesuai atau tagihan
PBB yang jumlah nya tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
67
Agus Tri Darmawanto, “Analisis Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepuasan Wajib
Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang”, Jurnal JIEP, Vol. 15, No 1, hlm. 17. 68
Wawancara dengan Bapak Sugito selaku wajib pajak 2 Pajak PBB-P2, pada tanggal 26
Februari 2020 di tempat tinggal wajib pajak. 69
Wawancara dengan Bapak Ridwan selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 5 Juli
2020 di tempat tinggal wajib pajak.
56
Salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Saya pernah tidak membayar PBB saya pada tahun 2015 kalau tidak
salah, pada saat itu tidak ada petugas pajak mau Ketua RT memberikan
surat teguran ataupun memperingatin saya pada saat itu”70
Berdasarkan hasil wawancara dan data peneliti menilai salah satu
permasalahan yang harus di selesaikan oleh BPPRD Kota Jambi yaitu tentang
kesadaran wajib pajak dalam taat membayar PBB. Salah satu cara untuk
mengoptimalkan penerimaan PBB adalah dengan meningkatkan kesadaran wajib
pajak, Kesadaran membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu bentuk sikap
moral yang memberikan sebuah kontribusi kepada Negara/daerah untuk
menunjang pembangunan dan berusaha untuk mentaati semua peraturan yang
telah ditetapkan serta dapat dipaksakan kepada wajib pajak.71
6.) Belum optimalnya sosialisasi inovasi pembayaran pajak.
Salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Saya membayar PBB di bank ataupun membayar dikantor nya langsung,
tetapi kalau membayar tempat dimobil keliling dan di mall saya kurang
mengetahui lokasinya dimana pembayaran pajak mobil keliling dan
mallnya”.72
Menurut George C. Edward III mengidentifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan publik, yaitu Komunikasi,
70
Wawancara dengan Bapak Hamdi selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 5 Juli 2020
di tempat tinggal wajib pajak. 71
Andrea Meylita Widyasti Parera dan Teguh Erawati, “ Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak Sanksi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Bumi dan Bangunan”, hlm. 38-39. 72
Wawancara Ibu Siska Pajak PBB-P2, pada tanggal 27 Februari 2020 di tempat tinggal
wajib pajak.
57
Sumber Daya, Disposisi, Struktur Birokrasi. Sosialisasi kebijakan merupakan
suatu bentuk komukasi kepada sasaran sebuah kebijakan publik tersebut. Jika
sosialisasi program atau kebijakan tersebut berjalan dengan baik maka tujuan dari
pelayanan publik tersebut akan dapat dicapai.
Berdasarkan data dan hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat
disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi oleh BPPRD Kota Jambi timbul karena
ada beberapa faktor yang sudah peneliti jelaskan di atas. Menurut Jan Marse
bahwa pelaksanaan kebijakan yang gagal disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
informasi di mana kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya
gambaran yang kurang tepat, baik kepada objek kebijakan maupun kepada
pelaksana dari isi kebijakan.
Salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Tempat pembayaran PBB yang sering saya gunakan itu di bank ataupun
di kantor pajaknya langsung dan saya juga belum mengetahui kalau bisa
membayar PBB selain 2 tempat itu karena saya selalu membayar di
sana”73
Salah seorang warga, selaku wajib pajak menjelaskan pengalamannya
sebagai berikut:
“Saya belum mengetahui soal tempat pembayaran PBB di mall ataupun di
mobil keliling karena informasi yang saya tau itu tempat pembayaran PBB
di bank itu sepengetahuan saya”74
73
Wawancara dengan Ibu Risda selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 6 Juli 2020 di
tempat tinggal wajib pajak. 74
Wawancara dengan Bapak Amin selaku wajib pajak PBB-P2, pada tanggal 6 Juli 2020
di tempat tinggal wajib pajak.
58
Pelaksanaan kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isi atau tujuan
kebijakan, ketidaktepatan, ketidaktegasan intern ataupun ekstern dari kebijakan itu
sendiri, yang menunjukkan adanya kekurangan yang sangat berarti atau adanya
kekurangan yang menyangkut sumber daya pembantu, dukungan dan
sebagainya.75
Berdasarkan teori pelayanan publik, peneliti menilai bahwa ada yang
diperbaiki dalam pelayanan pembayaran PBB di Kota Jambi seperti sumber daya
manusianya. Menurut Moenir terdapat beberapa faktor yang mendukung
berjalannya suatu pelayanan dengan baik, yaitu:
1. Faktor kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam
pelayanan umum.
2. Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan.
3. Faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan
berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan.
4. Faktor keterampilan petugas.
5. Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan
Kelima faktor tersebut mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling
mempengaruhi dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan
pelayanan secara optimal baik berupa pelayanan verbal, pelayanan tulisan atau
pelayanan dalam bentuk gerakan atau tindakan dengan atau tanpa tulisan.
Terdapat 5 dimensi kualitas pelayanan yang meliputi Service Quality yaitu:
75
Hessel Nogi S. Tangkilisan, manajemen publik, (Gramedia Widiasarana Indonesia),
hlm. 109.
59
Tangible (Bukti Fisik), Reliability (Keandalan), Responsiveness (Ketanggapan),
Assurance (Jaminan), Empathy (Empati).76
C. Solusi Atas Tidak Tercapainya Target Pendapatan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Jambi.
Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran BPPRD Kota
Jambi menjelaskan program yang akan dilaksanakan oleh BPPRD Kota Jambi
sebagai solusi dari permasalahan PBB di Kota Jambi sebagai berikut:
“Selain melakukan program rutin sebagai solusi BPPRD untuk
peningkatan pendapatan pajak, selain itu juga pengetahuan RT perlu
ditingkatkan lagi terkait cara mendata maupun hal yang berkaitan dengan
PBB, dengan dilakukannya pendataan ulang dan pemutakhiran data objek
dan subjek wajib PBB.”77
Selain itu Kassubbid Layanan Pendaftaran BPPRD Kota Jambi menjelaskan
bahwa:
“Pendataan dan pemutakhiran data objek dan subjek pajak diperlukan,
untuk maksud dan tujuan dilakukannya hal tersebut, yakni guna
menghimpun data objek dan subjek pajak baru, update data objek dan
subjek pajak yang sudah ada, sehingga didapatkan data yang valid sesuai
kondisi saat ini. hasil dari pendataan akan dibuat rekapitulasi berdasarkan
jenis. Yaitu, objek pajak baru, perubahan data PBB sesuai kondisi saat ini,
serta SPPT PBB bermasalah yang meliputi, SPPT ganda, subjek tidak
diketahui, dan objek tidak diketahui.”78
Selain itu, peneliti berpendapat bahwa solusinya yaitu dengan
mengevaluasi kebijakan yang telah ada untuk minilai sejauh mana kebijakan
tersebut telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan BPPRD Kota
76
Satriadi, “Tingkat Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor di
Kantor SAMSAT di Tanjungpinang”, hlm. 353. 77
Wawancara dengan Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran
BPPRD Kota Jambi di Kantor BPPRD Kota Jambi. 78
Wawancara dengan Suhasty Dianningsih selaku Kassubbid Layanan Pendaftaran
BPPRD Kota Jambi di Kantor BPPRD Kota Jambi.
60
Jambi ataupun mempertegas hukuman bagi wajib pajak yang tidak taat membayar
PBB, pengawasan dan juga bisa juga melakukan penagihan door to door bagi
wajib pajak yang potensial.
Menurut teori kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi
untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan
masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang
diinginkan. Dalam hal ini, memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh
karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar
untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.79
Berdasarkan teori kebijakan publik tahapan evaluasi merupakan suatu
tahapan yang penting untuk menilai sebuah kebijakan mencapai tujuan dan
sasaran atau tidak. Melihat teori yang ada penulis menyimpulkan bahwa BPPRD
harus mengevaluasi kebijakan inovasi pelayanan pembayaran PBB. pelaksanaan
inovasi pelayanan pajak yang dilaksanakan BPPRD memiliki beberapa faktor
munculnya kendala yang mengakibatkan kurang optimalnya pelayanan pajak.
Pelaksanaan pelayanan publik yang baik dilaksanakan dengan menajemen
profesional. Dalam teori NPM manajemen profesional dalam pelayanan publik
bertujuan untuk membuat perencanaan dan pengendalian management dalam
pelaksanaan kebijakan publik agar tujuan dan sasaran yang diinginkan dapat
tercapai. Peneliti menilai pelaksanaan pelayanan pajak BPPRD harus
79
Dewi Citra Larasati, “Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” di Kota Malang Guna
Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan”, hlm. 21.
61
dilaksanakan dengan manajemen yang profesional agar pelayanannya akan
optimal.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
pendapatan atau penerimaan PBB Kota Jambi mengalami peningkatan setelah
BPPRD Kota Jambi melaksanakan inovasi pelayanan PBB, namun belum
mencapai target yang telah ditetapkan BPPRD. Peneliti dapat menyimpulkan
pelaksanaan inovasi pelayanan secara lebih rinci sebagai berikut :
1.) Penerapan inovasi layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) Kota
Jambi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembayaran PBB melalui mobil keliling
b. Pelaksanaan pembayaran PBB melalui goes to mall
c. Pelaksaan pembayaran PBB melalui bank yang ditunjuk oleh BPPRD
seperti Bank 9 Jambi, Bank BNI, Bank Bukopin dan Bank BTN.
2.) Pelaksanaan pembayaran PBB Kota Jambi mengalami kendala dalam
melaksanakan pelayanan pembayaran PBB. faktor penyebab munculnya kendala
yang dihadapi oleh petugas pajak BPPRD Kota Jambi :
a. Koordinasi antar pemerintah yang masih belum optimal
b. Sistem pendataan wajib pajak yang belum efektif
c. Sarana dan prasarana kerja terbatas/belum
d. Sumber Daya Manusia (SDM)
e. Rendahnya kesadaran wajib pajak
63
Selain dari petugas pajak BPPRD Kota Jambi Faktor muncul kendala dari
masyarakat atau wajib pajak sebagai berikut:
a. Pengetahuan wajib pajak dalam membayar PBB
b. Sarana dan prasarana pelayanan publik.
c. SPPT PBB yang tidak sesuai
d. Belum optimalnya sosialisasi inovasi pembayaran pajak
3.) Solusi atas tidak tercapainya target pendapatan PBB Kota Jambi sebagai
beriku:
a. Melakukan program rutin
b. Memberikan pengetahuan kepada Ketua RT terkait cara pendataan
maupun hal yang berkaitan dengan PBB dan membantu mengawasi wajib
pajak.
c. pendataan ulang dan pemutakhiran data objek dan subjek wajib PBB dan
mengevaluasi kebijakan yang telah ada untuk minilai sejauh mana
kebijakan tersebut telah mencapai tujuan dan sasaran.
B. Saran- Saran
Setelah peneliti menguraikan dari pembahasan, kemudian menarik
kesimpulan melalui tulisan ini peneliti mengajukan saran yang mungkin dapat
digunakan :
1.) Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah sebagai pelaksana tugas untuk
pengelolaan pajak daerah di Kota Jambi untuk dapat melakukan inovasi-inovasi
yang membuat Wajib Pajak ingin selalu membayar PBB Kota Jambi.
64
2.) Kepada wajib pajak di Kota Jambi agar membayar pajak tepat waktu karena
pajak daerah merupakan sesuatu yang penting untuk perkembangan
pembangunan di Kota Jambi dan selalu mentaati aturan untuk membayar pajak di
Kota Jambi.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Buku Profil BPPRD Kota Jambi Tahun 2019. dikeluarkan oleh Kantor BPPRD
Kota Jambi.
Dun,William N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi Kedua).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2002.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksra, 2004.
Indiahono, Dwiyanto. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis.
Yogyakarta: Gava Media, 2017.
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet: Ke-1. Jakarta: Gaung Persada,
2009.
Jones, Charles O. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1996.
Juwono, Visnu dan Amy Y.S. Rahayu. Birokrasi & Governance (Teori,
Konsep, Aplikasinya). (Raja Grafindo), 2018.
Kadji, Yulianto. Formulasi Dan Implementasi Kebijakan Publik Kepemimpinan
Dan Perilaku Birokrasi Dalam Fakta Realitas. Gorontalo: UNG Press,
2015.
Mahmudi. Manajemen Sektor Publik. Yogyakarta: UPP HMP YKPN.
Faisal, Sanafiah. Penelitian Kualitatif Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3,
1990.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan RNB. Bandung: AlfaBeta, 2013.
Suhato, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, cet.ke-3. Bandung:
Alfabeta, 2011
Tangkilisan, Hessel Nogi S. Manajemen Publik. (Gramedia Widiasarana
66
Indonesia).
Taufiqurakhman. Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggung Jawab Negara
Kepada Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan, Jakarta: Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014
Una, Sayuti. Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: Syariah press, 2014.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi Dan
Bangunan.
C. SKRIPSI
Putri, Gartika Elisa. “Difusi Inovasi Program Pajak E-Filing (Studi
Deskriptif Kualitatif Dengan Pendekatan Teori Difusi Inovasi Program
Pajak e-filing Kantor Radio Republik Indonesia di Surakarta)”. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tahun 2017.
Sari, Dewi Puspita. “Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bone”. Skripsi Universitas
Hasanuddin, Tahun 2017.
D. JURNAL
Erawati, Andrea Meylita Widyasti Parera dan Teguh. “ Pengaruh Kesadaran
Wajib Pajak Sanksi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Pelayanan
Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan”. Jurnal
Akuntansi, No. 1, Vol. 7, Juni 2017.
Larasati, Kresensia Egi buga dan Dewi Citra. “Peran Badan Pelayanan Pajak
67
Daerah Kota Malang Dalam Mengurai Tunggakan PBB Perkotaan Hasil
Pelimpahan Dari Pemerintah Pusat” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Vol.7, No. 3, Tahun 2018.
Larasati, Dewi Citra. ” Evaluasi Program Inovasi “Sunset Policy” Di Kota
Malang Guna Menurunkan Angka Tunggakan Pajak Bumi Dan Bangunan
Perkotaan”. Jurnal Reformasi, Vol.7 No.1 , 2017.
Satriadi. “Tingkat Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor di Kantor SAMSAT di Tanjungpinang”. Jurnal An- Nisbah, Vol.
03, No. 02, April 2017.
E. SUMBER LAINNYA
Dokumentasi Obesrvasi di Pasar Tradisonal Handil Kota Jambi.
Facebook BPPRD Kota Jambi, Surat Edaran BPPRD Kota diakses pada tanggal
21 juni 2020.
https://www.jambi-independent.co.id kepala BPPRD Kota Jambi bapak M.
Subhi, diakses pada tanggal 19 april 2020.
Pemkot Jambi, “Pemkot Jambi meluncurkan Kemudahan Dalam Membayar
Pajak PBB” https://jambikota.go.id/new/2018/02/12/beri-kemudahan-
pemkot-jambi-luncurkan-berbagai-layanan-pembayaran-pbb/Diakses Pada
Tanggal 28 September 2019 Jam 14.00 WIB
Rencana Kerja (Renja) BPPRD Kota Jambi Tahun 2018.
Website BPPRD Kota Jambi http://bpprd.kotajambi.web.id/
68
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Suryadi Akbar
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 29 April 1998
NIM : SIP. 162487
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Golongan Darah : A
Alamat : Jln. IR. H. Juanda Rt. 24 Kel. Simpang Tiga
Sipin Kec. Kota Baru.
No. Hp : 088286187308
Nama Ayah : Legiman Sy
Nama Ibu : Rosnitati
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD, tahun lulus : SD Negeri 25 Kota Jambi (2010).
b. SMP, tahun lulus : SMP Negeri 8 Kota Jambi ( 2013)
c. SMA, tahun lulus : SMA Adhyaksa 1 Kota Jambi ( 2016)
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Penelitian
70
71
Lampiran 2. Data Informan penelitian
Informan Pegawai BPPRD Kota Jambi.
No Nama Jabatan Pendidikan
1 Subhi, S. Sos, MM
Pembina Utama Muda
NIP: 19630820 198603 1 009
Kepala BPPRD Kota Jambi S2
2 Sri Widiana Astuti, SE
Penata Muda Tk. I
NIP: 19800902 201001 2 006
Kassubbid Layanan
Penagihan
S1
3 Suhasti Dianningsih, SE
Penata Tk. I
NIP: 19800228 200604 2 001
Kassubbid Layanan
Pendaftaran
S1
4 Reni Husaini Petugas Mobil Keliling Sarjana Muda
5 Endang Novita Petugas Pajak di Mall Sarjana Muda
Informan Wajib Pajak
No Nama Pekerjaan Pendidikan
1 Bapak Irwan PNS S1
2 Bapak Anton Pedagang SLTA
3 Ibu Siska Guru Honorer S1
4 Bapak Sugito Buruh SLTA
5 Bapak Andi Pegawai swasta S1
6 Bapak Firdaus Pedagang SLTA
7 Bapak Bagio Buruh SLTA
8 Bapak Fahmi Karyawan Pabrik SLTA
72
9 Ibu Ani PNS S1
10 Ibu Riska Pegawai RS D3
11 Bapak Ridwan Wiraswasta S1
12 Bapak Hamdi Pedagang SLTA
13 Ibu Risda Guru Honorer S1
14 Bapak Amin Guru Honorer S1