evaluasi ketersediaan produk obat esssensial di indonesia

2
Evaluasi Ketersediaan Produk Obat Esssensial di Indonesia. Landasan Teori Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah kebijakan obat nasional yang ditetapkan dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 189/Menkes/SK/III/2006. Sesuai dengan keputusan tersebut, tujuan kebijakan obat nasional adalah menjamin ketersediaan dan keterjangkuan obat esensial, dengan demikian pemerintah berkewajiban menyediakan obat esssensial, hal ini berarti obat esensial harus tersedia untuk pelayanan kesempatan di Indonesia baik di sektor publik maupun swasta dengan harga Yat terjangkau oleh masyarakat.n dilakukan dengan: a. Penyediaan dan pelayanan obat berpedoman pada DOEN. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan b. Pemerintah dan pemerintah daerah dengan pengaturan khusus menjammin ketersediaan obat bagi masyarakat di daerah terpencil,daerah tertinggal dan perbatasan serta daerah bencana, daerah rawan konflik, dan obat yang tidak mempunyai nilai ekonomis (orphan Drug) c. Pemerintah melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran untuk menjaamin ketersediaan dan pemerataan obat dan alat kesehatan dan d. Pemerintah mengatur harga obat dan alat kesehatan.. Menurut Budiono dik, ada tiga elemen penting dalam proses pengadaan: 1. Metode penggadaan 2. Penyusunan dan kontrak kerja, (sangat penting untuk menjaga agar pelaksanaan pengadaan terjaamin mutu, waktu dan kelancaran bagi semua pihak) 3. Order pemesanan agar barang dapat sesuai macam waktu dan tempat. Kebijakan negara dalam pemenuhan akses masyarakat terhadap obat diatur dalam kebijakan obat nasional (KONAS) 2006 yang bertujuan untuk menjamin: a) ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial. B) keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang bereddar serta penggunaan obat yang rasional dan c) masyarakat terlindung dari salah penggunaan dan penyalahgunaan obat.

Upload: faik-fauzi

Post on 06-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.

TRANSCRIPT

Evaluasi Ketersediaan Produk Obat Esssensial di Indonesia. Landasan TeoriBerdasarkan tinjauan pustaka di atas, sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah kebijakan obat nasional yang ditetapkan dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 189/Menkes/SK/III/2006. Sesuai dengan keputusan tersebut, tujuan kebijakan obat nasional adalah menjamin ketersediaan dan keterjangkuan obat esensial, dengan demikian pemerintah berkewajiban menyediakan obat esssensial, hal ini berarti obat esensial harus tersedia untuk pelayanan kesempatan di Indonesia baik di sektor publik maupun swasta dengan harga Yat terjangkau oleh masyarakat.n dilakukan dengan:a. Penyediaan dan pelayanan obat berpedoman pada DOEN. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatanb. Pemerintah dan pemerintah daerah dengan pengaturan khusus menjammin ketersediaan obat bagi masyarakat di daerah terpencil,daerah tertinggal dan perbatasan serta daerah bencana, daerah rawan konflik, dan obat yang tidak mempunyai nilai ekonomis (orphan Drug)c. Pemerintah melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran untuk menjaamin ketersediaan dan pemerataan obat dan alat kesehatan dand. Pemerintah mengatur harga obat dan alat kesehatan..

Menurut Budiono dik, ada tiga elemen penting dalam proses pengadaan:1. Metode penggadaan2. Penyusunan dan kontrak kerja, (sangat penting untuk menjaga agar pelaksanaan pengadaan terjaamin mutu, waktu dan kelancaran bagi semua pihak)3. Order pemesanan agar barang dapat sesuai macam waktu dan tempat.

Kebijakan negara dalam pemenuhan akses masyarakat terhadap obat diatur dalam kebijakan obat nasional (KONAS) 2006 yang bertujuan untuk menjamin: a) ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial. B) keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang bereddar serta penggunaan obat yang rasional dan c) masyarakat terlindung dari salah penggunaan dan penyalahgunaan obat.Dalam sistem Kesehatan Nasional 2012 disebutkan upaya ketersediaan, pemerataan dan keterjangakauan obat dan alat kesehat

Landasan TeoriBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjamin seluruh peserta akan mendapatkan pelayanan obat-obatan sesuai kebutuhan. Bahkan, untuk jenis obat di luar paket yang ditanggung, BPJS memberikan kemudahan menyusul terbitnya surat edaran Menteri Kesehatan bernomor HK/Menkes/32/I/2014 sejak 15 Januari 2014. Dalam surat tersebut disebutkan, kebutuhan obat-obatan di luar paket Indonesia Case Based Group's (INA-CBG's) tetap dapat diklaim oleh fasilitas kesehatan yang mengeluarkan obat untuk pasien. Ketetapan ini dikeluarkan menanggapi permasalahan pengadaan obat di luar paket yang ditanggung INA-CBG's. Dengan demikian pemerintah menjamin menjamin ketersediaan obat-obat yang digunakan dalam JKN. Pengadaan obat tetap mengacu pada standar JKN yaitu formularium nasional (fornas).

Kerangka Penelitian