evaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan … · penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang...

116
i EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN SEDIAAN SACHET SERBUK ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Sartika Indriyani Salouw NIM : 078114016 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: dohanh

Post on 11-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

i

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAANSEDIAAN SACHET SERBUK ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEKPELENGKAP KIMIA FARMA RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

PERIODE JUNI-JULI 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Sartika Indriyani Salouw

NIM : 078114016

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2010

Page 2: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

ii

EVALUATION OF AVAILABILITY AND BEHAVIOUR USAGE OFORAL POWDER SACHETS OF YOGYAKARTA Dr. SARDJITO

HOSPITAL KIMIA FARMA PHARMACY CUSTOMERSIN JUNE-JULY 0F 2010 PERIOD

SKRIPSI

Presented as Partitial Fulfilment of the Requirementto Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

In Faculty of Pharmacy

By:

Sartika Indriyani Salouw

NIM: 078114016

FACULTY OF PHARMACYSANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA2010

Page 3: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

iii

SKRIPSI

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN

SEDIAAN SACHET SERBUK ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK

PELENGKAP KIMIA FARMA RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

PERIODE JUNI-JULI 2010

Skripsi yang diajukan oleh :

Sartika Indriyani Salouw

NIM: 078114016

telah disetujui oleh:

tanggal: 29 November 2010

Page 4: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

iv

Page 5: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Diberkatilah orangyang mengandalkan

TUHAN,yang menaruh

harapannya pada TUHAN( Yeremia 17:7)

“Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi,

cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah

mendendam, tak pernah membalas dendam. Dimana ada

cinta di situ ada kehidupan; manakalah kebencian

membawa kepada kemusnahan” (Mahatma Ghandi)

Penelitian ini kupersembahkan untuk,

Tuhan Yesus,

Papa, mama, dan adikku tersayang,

My Love,

Keluarga besar Salouw dan Nange,

Teman-temanku,

dan Almamaterku.

Page 6: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

vi

Page 7: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

vii

Page 8: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

viii

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatNya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral

Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Juni-Juli 2010”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami

permasalahan, kesulitan, suka dam duka. Namun dengan adanya dukungan,

perhatian dan semangat dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Manager Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito dan Manager

Apotek Kimia Farma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin

untuk melakukan penelitian di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr.

Sardjito dan membantu dalam proses penelitian ini

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

ijin bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini.

3. Rita Suhadi, M.Si., Apt. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberi

dukungan, perhatian, semangat dan bimbingan dalam mengarahkan penulis

dari awal hingga selesai pembuatan skripsi ini.

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. Sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan

saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.

Page 9: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

ix

5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. Selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan melalui

materi kuliah kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

7. Ibu Dian Shintari, S.Si, Apt; Ibu Gina Arifah S.Farm, Apt; Ibu Sari

Rahmawati, S.Farm, Apt, selaku apoteker yang bertugas dan seluruh staf

Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito yang telah memberikan

dukungan dan bekerja sama selama penelitian berlangsung.

8. Semua pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

periode Juni – Juli 2010 yang telah bersedia kerjasama dengan peneliti

sebagai subyek penelitian.

9. Orang tuaku tercinta Bapak Johanis Onisimus Salouw dan Ibu Afliana Bertha

Nange, SH yang telah memberikan kasih sayang, cinta, dukungan dan

perhatian yang tak kunjung henti hingga penulis bisa mnyelesaikan skripsi

ini.

10. Adikku Lucky Mario Salouw tercinta yang telah memberikan dukungan dan

perhatian bagi penulis.

11. Yohanes Dipo Noto, yang selalu memberikan semangat, inspirasi, dukungan,

dan selalu setia menemani peneliti selama penelitian serta membuat hidupku

menjadi lebih berwarna.

12. Keluarga besar Salouw dan Nange, atas doa, perhatian dan dukungannya.

Page 10: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

x

13. Sahabat – sahabatku, Yohana Tobi, Theresia Padhi, Kendra Sri Sugosa yang

terus memberikan doa dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

14. Teman - teman SMA khususnya anak-anak Asrama St. Chatarina dari Sienna

– Denpasar, Bali angkatan 2004, yang terus memberikan semangat bagi

penulis selama menyelesaikan skripsi.

15. Bapak dan ibu kost serta teman-teman kosku, Feby, Tika, Indah dan Anis

yang memberikan bantuan, saran, perhatian dan semangat selama penelitian.

16. Teman – teman senasib dan seperjuangan selama penelitian, Ayu “Amink”,

Ayu “ Tegal”, Diana dan Linda, atas perhatian, bantuan, semangat, dan

kerjasama dari awal hingga akhir penelitian.

17. Teman – temanku, Tresa, Titin, Vero, Cefry, Tommy, Eko, Elfrid, Ano, Rifa,

Ita, Kak Yono, Mba Dita, Mba Fina, Kak Nanto, atas bantuan dan semangat

bagi penulis saat penelitian.

18. Teman - teman PERKURAY dan Kos Brojonoto, atas bantuan dan semangat

yang diberikan kepada penulis.

19. Teman-teman di kelas FKK A 2007, yang telah memberikan saran dan

semangat untuk skripsi ini.

20. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2007 atas kebersamaan dan

dukungan selama ini.

21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu,

memberikan doa, dukungan dan perhatian bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 11: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terjadi kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan

pembaca.

Penulis

Page 12: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xii

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL ……………………………………………………......... iHALAMAN JUDUL…………………………………………………………...... iiPAGE TITLE………………………………………………………….................. iiiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………… ivHALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… vHALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAH UNTUK KEPENTINGAN MEDIS.......................................................

vi

viiPERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………… viiiPRAKATA………………………………………………………………………. ixDAFTAR ISI…………………………………………………………………….. xiiiDAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xvDAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xviiINTISARI………………………………………………………………………... xviiiABSTRACT………………………………………………………………………. xixBAB I PENGANTAR…………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………. 11. Permasalahan……………………………………………………… 42. Keaslian penelitian………………………………………………… 43. Manfaat penelitian………………………………………………… 5B. Tujuan penelitian…………………………………………………….. 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………… 7A. Serbuk………………………………………………………………... 7B. Sachet Serbuk………………………………………………………... 7C. Penggolongan Obat, Jamu, dan Suplemen Berdasarkan Kode Nomor

Pendaftaran …………………………………….................................. 9D. Apotek……………………………………………………………….. 12E. Apoteker……………………………………………………………... 13F. Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) ………………… 15G. Pelayanan Informasi Obat………………………………………….. 16H. Perilaku Kesehatan…………………………………………………. 18I. Keterangan Empiris…………………………………………………. 19

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………… 20A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………... 20B. Kedudukan Penelitian……………………………………………….. 20C. Definisi Operasional…………………………………………………. 22D. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 24E. Subyek Penelitian …………………………………………………… 24F. Bahan Penelitian………………………………………....................... 27G. Instrumen Penelitian…………………………………………………. 27H. Jalannya Penelitian…………………………………………………... 28I. Tata Cara Analisis Hasil…………………………………………....... 34J. Kesulitan Penelitian………………………………………………….. 38

Page 13: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN………………………………………….. 39A. Ketersediaan Sachet Serbuk Oral di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito……………………………………………………1. Berdasarkan kode nomor pendaftaran………………………....2. Berdasarkan kelas efek farmakologi……………………………

393943

B. Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral Berdasarkan HasilKuisioner dan Wawancara kepada Responden……………………..1. Karateristik responden…………………………………………..2. Hasil kuisioner dan wawancara responden mengenai

penggunaan sediaan sachet serbuk oral……………………….

4343

53C. Profil Informasi yang Diberikan oleh Apoteker kapada Pengunjung

Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito…………………………...1. Durasi pemberian informasi obat kepada pengunjung apotek2. Sumber informasi yang digunakan dalam pemberian informasi

kepada pengunjung apotek……………………………………..3. Tempat pemberian informasi obat dan informasi apa saja yang

diberikan kepada pengunjung apotek……………………….....4. Teknik pemberian informasi…………………………………….5. Kendala yang sering terjadi dalam memberikan informasi obat

kepada pengunjung apotek………………………………………

6565

67

6869

69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 71

A. Kesimpulan…………………………………………………………... 71B. Saran…………………………………………………………………. 72

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 73LAMPIRAN……………………………………………………………………... 76BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………... 98

Page 14: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Sediaan Sachet Serbuk Oral………………………….............. 8Gambar 2. Bagan Kedudukan Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan

Sediaan Sachet Serbuk Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito…………………………………………………… 21

Gambar 3. Bagan Cara Kerja Pengambilan Subjek Penelitian EvaluasiKetersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral padaPengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito..…................... 25

Gambar 4. Bagan Kerja Tahap Pra Penelitian Evaluasi Ketersediaan danPenggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung ApotekPelengkap KF RSUP Dr. Sardjito…...................................................... 32

Gambar 5 Persentase Kelompok Sediaan Sahet Serbuk Oral Berdasarkan KelasEfek Farmakologi.................................................................................. 43

Gambar 6 Persentase Kelompok Usia Responden dalam Penelitian EvaluasiKetersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral padaPengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito......................... 44

Gambar 7 Persentase Kelompok Jenis Kelamin Responden Penelitian EvaluasiKetersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral padaPengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito......................... 46

Gambar 8 Persentase Tingkat Pendidikan Responden Penelitian EvaluasiKetersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral padaPengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito......................... 47

Gambar 9 Persentase Pekerjaan Responden Penelitian Evaluasi Ketersediaandan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada PengunjungApotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito............................................ 48

Gambar 10 Persentase Frekuensi Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral olehResponden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan PenggunaanSediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito…………………………………………………... 50

Gambar 11 Persentase Frekuensi Pembelian Obat oleh Responden PenelitianEvaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oralpada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito………. 51

Page 15: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xv

Gambar 12 Persentase Pernah atau tidaknya Responden Penelitian EvaluasiKetersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral padaPengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito Berkonsultasidengan Apoteker……………………………………………………... 52

Gambar 13 Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Pengatahuan olehResponden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan PenggunaanSediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito……………………………………………………. 54

Gambar 14 Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Sikap oleh RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan SachetSerbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito……………………………………………………. 59

Gambar 15 Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Tindakan oleh RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan SachetSerbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito……………………………………………………. 62

Gambar 16 Persentase Hasil Kuisioner untuk Setiap Aspek oleh RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan SachetSerbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito……………………………………………………. 64

Page 16: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data…... 77Lampiran 2. Surat Persetujuan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data........ 78Lampiran 3. Informed Consent............................................…………….... 79Lampiran 4. Kuisioner...............…………………...................................... 82Lampiran 5. Panduan Wawancara untuk Responden dan Apoteker …….. 85Lampiran 6 Hasil Wawancara Terhadap Apoteker yang Bertugas............. 86Lampiran 7 Hasil Jawaban Kuisioner untuk Aspek Pengetahuan.............. 90Lampiran 8 Hasil Jawaban Kuisioner untuk Aspek Sikap.......................... 91Lampiran 9 Hasil Jawaban Kuisioner untuk Aspek Tindakan.................... 92Lampiran 10 Gambaran Karateristik Responden.......................................... 93Lampiran 11 Daftar Sediaan Sachet Serbuk Oral yang ada di Apotek

Pelengkap KF Dr. Sardjito....................................................... 95Lampiran 12 Daftar Sediaan Sachet Serbuk Oral Berdasarkan Kelas Efek

Farmakologi………………………………………………..... 96

Page 17: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xvii

INTISARI

Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalahketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya air yang digunakanuntuk melarutkan serbuk, aturan pakai dan tempat penyimpanan yang tepat. Olehkarena itu, telah dilakukan mengenai Evaluasi Ketersediaan dan PerilakuPenggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek PelengkapKimia Farma RSUP Dr. Sardjito.

Jenis penelitian survei observasional dengan rancangan penelitian deskriptifprospektif melalui pendekatan kualitatif melalui kuisioner dan wawancara.Metode pengambilan sampling subyek dengan kuota sampling non acak. Datapenelitian dianalisis dengan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan sachet serbuk oral yang tersedia di apotekberdasarkan kode nomor pendaftaran, persentase terbesar adalah SI (23,5%), DBL(17,6%), diikuti TR, SD, dan DKI (11,8%); berdasarkan kelas farmakologi yaitusistem gastrointestinal dan hepatobilier (41,2%), sistem musculoskeletal (5,9%),antiinfeksi (sistemik) (5,9%), nutrisi (41,2%), dan antidotum dan zat detoksifikasiuntuk terapi ketergantungan (5,9%). Penggunaan sachet serbuk oral yang benaroleh pengunjung apotek berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara adalah aspekpengetahuan (82,1%), aspek sikap (76,0%), aspek tindakan (83,5%). Profilinformasi yang diberikan apoteker terkait penggunaan sachet serbuk oral dari hasilwawancara adalah aturan pakai, tempat penyimpanan, dan banyaknya air yangdigunakan untuk melarutkan serbuk.

Kata kunci : sachet serbuk oral, ketersediaan obat, perilaku penggunaan,informasi obat.

Page 18: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

xviii

ABSTRACT

The use of an oral dosage form of powder sachets that important to noticeby pharmacists is the availability of items and the information provided related tothe direction, and the proper storage. Therefore, the researcher has made anevaluation about the availability and behaviour usage of oral powder sachets atDr. Sardjito Hospital Kimia Farma Pharmacy Customers.

This research applies qualitative approach through an observational surveydesigns to prospective descriptive study. The instruments in gathering the data arequestionneries and interviews by the non-randomly-sampling method. The data isanalyzed with descriptive statistics.

This research finds available in pharmacy is grouped into two types. First,drug type based on regiatration number SI (23,5%), DBL (17,6%), and TR, SD,DKI (11,8%). Second, pharmacology class including gastrointestianal system(41,2%), musculoskeletal system (5,9%), anti-infective (systemic) (5,9%),nutrition (41,2%), and antidotes, detoxifying agents and drugs used in substancedependence (5,9%). The propper use of oral powder sachet by customer based onquestionneries and interviews occupies the knowledege aspect, attitude aspects,and action aspect, information profile provided by the pharmaciest inrelation tothe use of oral powder sachet from interviews are the use direction, storage, theammount of water to dissolve the powder.

Keyword: oral powder sachets, drug availability, behaviour usage, druginformation.

Page 19: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, sehingga obat

harus tersedia pada saat diperlukan oleh pasien dalam jenis dan jumlah yang

cukup, berkhasiat nyata dan berkualitas baik. Oleh karena itu, pengendalian

ketersediaan obat di apotek menjadi hal yang penting (Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia, 2002).

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat baik di rumah sakit dan apotek

dapat menyediakan obat bermutu tinggi tetapi jika obat yang digunakan oleh

pasien tidak tepat, maka pasien mengabaikan manfaat atau bahkan menimbulkan

efek merugikan. Pemberian informasi obat yang dilakukan dengan baik tidak

menjamin penggunaan obat yang tepat, tetapi yang patut diperhatikan adalah

informasi yang diberikan adalah tepat dan akurat (Siregar dan Amalia, 2004).

Menurut Sambara, Muntasir, Djuma dan Elin (2008), persentase

penggunaan obat generik untuk sediaan sachet dan serbuk, masing-masing

sebanyak 0,65%. Dibandingkan penggunaan sediaan tablet sebanyak 77,87%,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan obat dalam bentuk sachet

dan serbuk termasuk rendah. Hal ini dikuatirkan adanya kesalahan penggunaan

sediaan sachet serbuk karena diabaikan oleh masyarakat sehingga dirasakan perlu

adanya perhatian terkait informasi penggunaan yang benar.

Page 20: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

2

Informasi obat terkait penggunaan sediaan sachet serbuk yang patut

diperhatikan saat pemberian informasi yaitu pada banyaknya air yang digunakan

untuk melarutkan serbuk dan aturan pakai sachet serbuk secara tepat karena tidak

semua jenis sediaan sachet serbuk oral digunakan dengan aturan satu kali

penggunaan untuk satu sachet. Penggunaan lebih dari satu kali untuk satu sachet

serbuk oral akan berhubungan langsung dengan ketepatan dalam memilih tempat

penyimpanan sachet serbuk oral. Mengingat hal ini disebabkan kelembapan di

Indonesia yang tinggi sehingga dengan mudah dapat merusak bentuk fisik serbuk

jika penyimpanannya tidak tepat.

Sebagai apoteker di apotek diharapkan peran dan tanggung jawabnya dalam

mengontrol penggunaan obat yang rasional bagi pasien dengan resep dokter

maupun tanpa resep dokter atau pengobatan mandiri dalam pelayanan infromasi

dan konsultasi obat di apotek. Selain itu, salah faktor untuk menarik minat

pengunjung apotek terhadap pembelian obat di apotek adalah dengan mengontrol

ketersediaan obat-obat dengan jaminan kualitas obat yang bermutu (Andayani,

Satibi, dan Handayani, 2004).

Tuntutan profesionalisme seorang apoteker dapat dilihat dari layanan

informasi dan konsultasi obat di apotek sehingga dapat menjadi faktor

pertimbangan dan pemilihan suatu apotek bagi pengunjung apotek. Apoteker juga

harus memperhatikan faktor perilaku pengunjung apotek dalam mengembangkan

layanan informasi dan konsultasi obat yang mampu membawa pengunjung ke

apotek (Sari, 2001).

Page 21: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

3

Upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat oleh

rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Aspek

pelayanan kesehatan di bidang farmasi merupakan salah satu aspek yang perlu

ditingkatkan kualitasnya memperhatikan kelengkapan apotek penunjang dalam

menyediakan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang berkualitas (Stefanus,

2000).

Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Sardjito merupakan rumah sakit yang

menyediakan apotek pelengkap dalam pelayanan kesehatan di bidang

kefarmasian. Apotek Pelengkap Kimia Farma (Apotek Pelengkap KF) adalah

salah satu apotek penunjang pelayanan medik yang berada di RSUP Dr. Sardjito

di bawah tanggung jawab PT. Kimia Farma Apotek. Secara keseluruhan Apotek

Pelengkap KF memiliki 5 loket yang tersebar di RSUP Dr. Sardjito. Apotek

Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito digunakan sebagai tempat penelitian karena

dilihat dari jumlah pengunjung rata-rata perhari untuk tiap loket sebanyak 40-50

orang, sedangkan di Loket Unit Gawat Darurat yang pelayanannya 24 jam rata-

rata perhari sebanyak 130 orang.

Uraian di atas memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana ketersediaan

dan penggunaan sediaan khususnya untuk sachet serbuk oral serta profil

informasi yang diberikan oleh apoteker. Maka dilakukan penelitian tentang

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN SEDIAAN

SACHET SERBUK ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP

KIMIA FARMA, RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI

2010.

Page 22: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

4

1. Permasalahan

a. Berapa persentase ketersediaan sachet serbuk oral yang terdapat di Apotek

Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito?

b. Bagaimana perilaku penggunaan sediaan sachet serbuk oral oleh pengunjung

Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito berdasarkan kuisioner dan

wawancara?

c. Seperti apakah profil informasi sediaan sachet serbuk oral yang diberikan

oleh apoteker kepada pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito?

2. Keaslian penelitian

Penelitian terkait penggunaan sediaan sachet serbuk pernah dilakukan

yaitu: “Profil dan Tinjauan Penggunaan Obat Generik di Rumah Sakit Umum

Daerah Prof.dr. W. Z. Johanes Kupang tahun 2007 (Kajian pada Peresepan di

Apotek)” oleh Sambara, Muntasir, Djuma dan Elin (2008); dan “Evaluasi

Pelayanan Informasi Obat di Apotek-apotek Besar di Kota Yogyakarta tahun

2004” oleh Andayani, Satibi, dan Handayani (2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Sambara, Muntasir, Djuma dan Elin (2008)

yang meninjau penggunaan 7 sediaan obat henerik yang termasuk sediaan sachet

dan serbuk secara terpisah, tidak dikhususkan untuk obat generik sediaan sachet

serbuk secara oral. Fokus dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini

mengenai ketersediaan dan penggunaan sachet serbuk oral secara umum di

apotek. Perbedaan lainnya adalah pada rancangan penelitian ini adalah deskriptif

prospektif melalui pengisian kuisioner dan wawancara langsung. Pada penelitian

Page 23: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

5

Sambara, Muntasir, Djuma dan Elin (2008), rancangan penelitian yang digunakan

adalah retrospective observasional karena menggunakan data yang sudah ada

melalui resep.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Andayani,

Satibi, dan Handayani (2004) adalah tidak dilakukan analisis data secara

deskriptif analitik menggunakan uji khi-kuadrat menggunakan program SPSS

untuk mengetahui pelayanan informasi obat yang diberikan oleh apoteker di

apotek, karena penelitian ini menggunakan analisis data secara statistik deskriptif

mendapatkan persentase rata-rata. Perbedaan lainnya adalah pada metode

pengambilan jumlah sampel konsumen menggunakan metode proportional

sampling sedangkan penelitian ini menggunakan metode kuota sampling non

acak.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

informasi mengenai ketersediaan dan penggunaan sediaan sachet serbuk oral

yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi apoteker dalam mengendalikan

ketersediaan item sachet serbuk oral di apotek, meningkatkan pelayanan

informasi obat terkait penggunaan sediaan sachet serbuk oral kepada

pengunjung apotek sehingga dapat meningkatkan penggunaan sediaan sachet

serbuk oral secara tepat.

Page 24: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

6

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketersediaan serta

penggunaan sachet serbuk oral pada pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP

Dr. Sardjito.

2. Tujuan khusus

Secara khusus, tujuan dari penelitian ini:

a. Untuk mengetahui persentase ketersediaan sachet serbuk oral yang

terdapat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito.

b. Untuk mengetahui perilaku penggunaan sediaan sachet serbuk oral oleh

pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito berdasarkan

kuesioner dan wawancara.

c. Untuk mengetahui profil informasi sediaan sachet serbuk oral yang

diberikan oleh apoteker kepada pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP

Dr. Sardjito.

Page 25: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Serbuk

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,

ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk yang ditujukan

untuk pemakaian oral disebut serbuk oral dan yang ditujukkan untuk pemakain

luar disebut serbuk tabur. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi

(Pulveres) atau tidak terbagi (Pulvis) (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan RI,1995).

Pada umumnya, serbuk terbagi (Pulveres) dibungkus dengan kertas

perkamen. Walaupun begitu apoteker dapat lebih melindungi serbuk dari

pengaruh lingkungan dengan melapisi tiap bungkus dengan kertas selofan atau

sampul polietilene. Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif

tidak poten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,1995).

B. Sachet Serbuk

Sachet mencapai kesuksesan ketika keefektifan penyegelan yang pertama

dipasarkan. Pada awalnya, digunakan sebagai pengganti untuk serbuk-serbuk

yang dibungkus dengan kertas perkamen, yang dikembangkan dalam bentuk

granul, produk padat dan cair yang sensitif uap.

Page 26: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

8

Sachet dapat dibuat dari 1 lembar kertas atau plastik pelindung yang dilipat

menjadi dua bagian dan penyegelan pada 3 atau 4 sisi atau menggunakan 2

lembar kertas atau plastik pelindung dengan penyegelan 4 sisi. Dimana pada tiap –

tiap sisi dapat disegel secara horizontal atau vertikal dengan menggunakan alat

penyegel yang menggunakan silinder panas atau kawat penggulung atau

kombinasi keduanya. Cara lain yang dapat digunakan untuk penyegelan

dikembangkan menjadi kemasan sachet strip. Penyegel pada sachet dapat juga

dibuat untuk kemudahan dalam membuka kemasan sachet. Bagi kemasan sachet

yang sulit dibuka atau disobek maka disediakan potongan atau V-notch yang

berfungsi sebagai penunjuk untuk memudahkan penyobekan sachet.

Gambar 1. Contoh Sediaan Sachet Serbuk Oral

Selain untuk mengemas bahan padat seperti serbuk, sachet juga dapat

digunakan untuk mengemas bahan cair dan semi-cair. Pengemasan untuk bahan

cair dan semi-cair merupakan pengembangan lebih luas dari tipe kemasan sachet

yang pada awalnya untuk membungkus serbuk atau granul (Dean, Evans, dan

Hall, 2000).

Page 27: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

9

C. Penggolongan Obat, Jamu, dan Suplemen Berdasarkan Kode Nomor

Pendaftaran

Menurut PerMenKes RI Nomor 949/Menkes/VI/2000, definisi obat jadi

adalah sediaan atau paduan bahan-bahan termasuk produk biologi dan

kontrasepsi, yang siap digunakan untuk mempengaruhi dan menyelidiki sistem

fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2000).

Obat yang beredar harus memiliki kode nomor pendaftaran atau registrasi

yang terdiri dari 15 digit yaitu 3 (tiga) digit pertama berupa huruf, dan 12

(duabelas) digit berikutnya berupa angka. 3 (tiga) digit pertama berupa huruf

memiliki artinya sebagai berikut:

1. Digit ke-1 menunjukkan jenis atau kategori obat,seperti :

D berarti Obat dengan merek dagang (Paten)

G berarti obat dengan nama generik

2. Digit ke-2 menunjukkan golongan obat, seperti :

B berarti golongan obat bebas

T berarti golongan obat bebas terbatas

K berarti golongan obat keras

P berarti golongan obat Psikotropika

N berarti golongan obat Narkotika

3. Digit ke-3 menunjukkan lokasi obat tersebut di produksi atau tujuan

diproduksinya obat tersebut, seperti :

Page 28: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

10

L berarti obat tersebut diproduksi di dalam negeri atau yang

diproduksi dengan lisensi.

I berarti obat diproduksi di luar negeri atau obat impor.

X berarti obat yang dibuat dengan tujuan khusus atau program

khusus,misalnya obat-obat untuk program keluarga berencana

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2000).

Menurut PerMenKes RI Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang izin usaha

industri obat tradisional dan pendaftaran obat tradisional, definisi obat tradisional

atau jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut,

yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990).

Obat tradisional yang akan diproduksi, diedarkan di wilayah Indonesia

maupun diekspor terlebih dahulu harus didaftarkan pada Depkes RI (sekarang

Badan POM) dan mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Aturan nomor pendaftaran obat tradisional terdiri dari 11 digit yaitu 2 (dua) digit

pertama berupa huruf dan 9 (sembilan) digit kedua berupa angka. Pada 2 (dua)

digit pertama memiliki 2 arti yaitu pada digit ke-1 menunjukkan obat tradisional

yaitu dilambangkan dengan huruf T (Tradisional), sedangkan digit ke-2

menunjukkan lokasi obat tradisional tersebut diproduksi (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 1990).

Kode nomor pendaftaran untuk obat tradisional sebagai berikut :

1. TR obat tradisional produksi dalam negeri.

Page 29: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

11

2. TL obat tradisional produksi dalam negeri dengan lisensi.

3. TI obat tradisional produksi luar negeri atau impor (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2000).

Di Indonesia suplemen dimasukkan dalam golongan makanan bukan obat.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/Menkes/Per/X2/1976 menyatakan,

makanan sebagai barang yang untuk dimakan dan diminum tetapi bukan sebagai

obat. Sehingga beberapa suplemen obat yang beredar memiliki nomor pendaftaran

makanan dan minuman terdiri dari 14 digit yaitu 2 (dua) digit pertama berupa

huruf sedangkan 12 digit berikutnya berupa angka. Huruf pada digit pertama

menunjukkan makanan atau minuman dan dilambangkan dengan huruf M,

sedangkan huruf pada digit ke-2 menunjukkan lokasi makanan atau minuman

tersebut diproduksi (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1976) .

Contoh kode nomor pendaftaran makanan atau minuman sebagai berikut :

1. MD makanan atau minuman produksi dalam negeri atau lisensi.

2. ML makanan atau minuman produksi luar negeri atau impor (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2000).

Menurut surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor HK.00.05.23.3644 tahun 2004 tentang ketentuan

pokok pengawasan suplemen makanan menyebutkan bahwa suplemen makanan

adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan,

mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau

bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai

Page 30: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

12

gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi (Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia, 2004).

Kode nomor pendaftaran untuk suplemen makanan yang beredar menurut

PerMenKes RI Nomor 949/Menkes/VI/2000 terdiri dari 11 digit yaitu 2 (dua)

digit pertama berupa huruf dan 9 (sembilan) digit kedua berupa angka. Pada 2

(dua) digit pertama memiliki 2 arti yaitu pada digit ke-1 menunjukkan obat

tradisional yaitu dilambangkan dengan huruf S (Suplemen), sedangkan digit ke-2

menunjukkan lokasi obat tradisional tersebut diproduksi (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2000).

Berikut ini adalah kode nomor pendaftaran untuk suplemen makanan:

1. SD Suplemen makanan produksi dalam negeri

2. SL Suplemen makanan produksi dalam negeri dengan lisensi

3. SI Suplemen makanan produksi luar negeri atau impor (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2000).

D. Apotek

Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan

kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang

diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Direktorat Jendral

Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004).

Page 31: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

13

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MenKes/SK/IX/2004,

apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan

farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah

obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan semua

bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya

kesehaan, yang bertanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang

apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA) (Direktorat Jendral Pelayanan

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004).

Adapun tugas dan fungsi apotek bagi masyarakat meliputi :

a. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan;

b. Sebagai sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat;

c. Menjadi sarana untuk menyalurkan perbekalan farmasi kepada masyarakat

secara meluas dan merata (Hartini dan Sulasmono, 2007).

E. Apoteker

Menurut Kepmenkes RI No.1332/MENKES/SK/X/2002, definisi apoteker

adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan

apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker

(Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2002).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Page 32: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

14

apotek menyatakan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan

profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai

apoteker. Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan

menyediakan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan

berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi

multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar

sepanjang karier, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk

meningkatkan pengetahuan (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2004).

Dalam hal membantu masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal, maka apoteker di apotek harus senantiasa hadir dan siap untuk

melakukan tugas profesionalnya sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, yaitu

melakukan konseling, pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat

tentang obat yang diterimanya. Peran apoteker di apotek yang tidak kalah penting

adalah sebagai manajer yaitu mengelola sumber daya yang ada di apotek dengan

maksimal agar apotek dapat berkembang dengan baik. Kedua peran tersebut harus

dimiliki oleh seorang apoteker dan harus dilaksanakan secara beriringan (Hartini

dan Sulasmono, 2007).

Apoteker farmasi klinik adalah pelaku pelayanan kesehatan yang

meningkatkan penggunaan obat yang efektif, aman, dan ekonomik bagi individu

serta masyarakat. Semua apoteker perlu mengembangkan beberapa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang perlu untuk suatu pendekatan klinik dalam

Page 33: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

15

praktiknya, tetapi luas dan tingkat dari spesialisasi dalam pengembangan ini akan

beragam, bergantung pada tingkat keterlibatan klinik langsung apoteker rumah

sakit dengan pasien dan dokter penulis resep atau order (Siregar dan Amalia,

2004).

F. Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)

Pelayanan kefarmasian atau pharmaceutical care adalah suatu bentu praktek

yang dilakukan oleh farmasis yang bertanggung jawab terhadap keperluan pasien

dalam mengatasi masalah terkait obat (Drug Related Problem) dan menunjukkan

tanggung jawabnya dalam memberikan jaminan atas kebutuhan pengobatan

pasien yaitu dengan mencapai outcome yang nyata ke arah peningkatan kualitas

hidup pasien (Cipolle, 1998).

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek menyatakan bahwa pelayanan

kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi

apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien

(Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004).

Dalam memberikan perlindungan terhadap pasien, pelayanan kefarmasian

berfungsi sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi tentang obat-obatan kepada tenaga kesehatan

lainnya, tujuan yang ingin dicapai mencakup identifikasi hasil

pengobatan dan tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat

diterima untuk terapi, agar diterapkan penggunaan secara rasional,

Page 34: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

16

memantau efek samping obat, dan menentukan metode penggunaan

obat.

2. Mendapatkan rekam medis untuk digunakan pemilihan obat yang tepat.

3. Memantau penggunaan obat apakah efektif, tidak efektif, reaksi yang

berlawanan, keracunan dan jika perlu memberikan saran untuk

memodifikasi pengobatan.

4. Menyediakan bimbingan dan konseling dalam rangka pendidikan

kepada pasien.

5. Menyediakan dan memelihara serta memfasilitasi pengujian pengobatan

bagi pasien penyakit kronis.

6. Berpartisipasi dlam pengelolaan obat-obatan untuk pelayanan gawat

darurat.

7. Pembinaan pelayanan informasi dan pendidikan bagi masyarakat.

8. Partisipasi dalam penilaian penggunaan obat dan audit kesehatan.

9. Menyediakan pendidikan mengenai obat-obatan untuk tenaga kesehatan.

(Bahfen, 2006).

G. Pelayanan Informasi Obat

Sebelum menjelaskan konsep pelayanan informasi obat terlebih dahulu akan

dijelaskan konsep pelayanan. Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pelanggan, tamu, pasien, penumpang dan

lain- lain pada tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang

melayani dan dilayani. Menurut Monier (1998), “Pelayanan adalah proses

Page 35: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

17

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang

dinamakan pelayanan”.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004

tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek menyatakan bahwa informasi

obat adalahaApoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada

pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan

obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2004).

Definisi pelayanan informasi obat adalah pengumpulan, pengkajian,

pengevaluasian, pengindeksan, pengorganisasian, penyimpanan, peringkasan,

pendistribusian, penyebaran, serta penyampaian informasi tentang obat dalam

berbagai bentuk dan berbagai metode kepada pengguna nyata.

Informasi lisan sebaiknya juga ditunjang oleh informasi tertulis (misalnya

brosur) atau peragaan (contoh: bagaimana cara menggunakan inhaler), Selain

komunikasi verbal, digunakan juga komunikasi non-verbal yang dapat

mendukung penyampaian informasi dan edukasi, demikian pula komunikasi non-

verbal yang ditunjukkan oleh pasiena harus diperhatikan untuk menangkap pesan

tersembunyi yang tidak terucap (Siregar dan Amalia, 2004).

Informasi yang dibutuhkan pasien, pada umumnya adalah informasi praktis

dan kurang ilmiah dibandingkan dengan informasi yang dibutuhkan profesional

kesehatan. Pelayanan informasi obat untuk pasien rawat jalan merupakan

Page 36: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

18

informasi yang diberikan oleh apoteker sewaktu penyerahan obatnya. Informasi

obat yang diberikan pada umumnya mencakup cara penggunaan obat, jangka

waktu penggunaan, pengaruh makanan pada obat, penggunaan obat bebas

dikaitkan dengan obat resep (Siregar dan Amalia, 2004).

H. Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2002), berpendapat bahwa perilaku kesehatan adalah

suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau suatu objek yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan

minuman, serta lingkungan.

Perilaku manusia terbagi kedalam 3 ranah, yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang, dimana dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan mencakup 6 tingkatan yaitu

tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisis

(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden

(Notoatmodjo, 2002).

Page 37: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

19

2. Sikap (attitude)

Sikap mencakup 4 tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon

(responding), mengharagai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible)

(Notoatmodjo, 2002).

3. Praktik atau tindakan (practice)

Praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu persepsi (perception), respon

terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption)

(Notoatmodjo, 2002).

I. Keterangan Empiris

Penelitian ini dilakukan dengan observasi yang diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai ketersediaan sachet serbuk oral, perilaku

penggunaan sediaan sachet serbuk oral oleh pengunjung Apotek Pelengkap Kimia

Farma RSUP Dr.Sardjito serta profil informasi yang diberikan oleh apoteker

terkait penggunaan sachet serbuk oral. Hal ini diketahui melalui wawancara

terstruktur dan pengisian kuisioner oleh pengunjung apotek, sedangkan bagi

apoteker dilakukan wawancara terstruktur.

Page 38: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional, yang didesain

untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang atau

sementara berlangsung (Sevilla, Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993). Jenis

penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan sifat suatu keadaan yang sedang berlangsung pada saat

penelitian dilakukan, dan menyelidiki penyebab dari suatu gejala tertentu (Sevilla,

Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif ini dilihat dari setting waktu termasuk penelitian

deskriptif prospektif. Dilihat dari cara pengambilan sampel, penelitian desktiptif

ini merupakan penelitian cross sectional.

Metode pengambilan sampling subyek yang digunakan adalah kuota

sampling non random. Alat penelitian yang digunakan adalah kuisioner dan

wawancara terstruktur.

B. Kedudukan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi ketersediaan dan penggunaan sediaan sachet

serbuk oleh pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito termasuk salah

satu penelitian yang diadakan bersama serangkaian penelitian lain dengan topik

Page 39: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

21

“Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Obat oleh Pengunjung Apotek

Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito”.

Pada penelitian ini, terdiri dari 5 pokok bahasan dan 5 penelitian sosial,

dimana semua penelitian tersebut dilakukan bersama-sama oleh 5 orang peneliti

yang berbeda-beda untuk tiap penelitiannya. Pada bagan di bawah ini, judul

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam skripsi ini berada pada judul ke-3

yang ditandai dengan warna garis yang berbeda dari judul yang lain.

Gambar 2. Bagan Kedudukan Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan PenggunaanSediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Obatpada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet SerbukOral pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Tetes Mata padaPengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Tetes Telinga padaPengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sendok Takar SediaanCair Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Cup Ukur Sediaan CairOral pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito

Page 40: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

22

C. Definisi Operasional

1. Ketersediaan terdiri dari :

a. Ketersediaan informasi adalah informasi yang diberikan oleh apoteker dan

informasi yang didapatkan oleh pengunjung Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk.

b. Ketersediaan barang merupakan jumlah item sediaan sachet serbuk yang

tersedia di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito.

2. Cara penggunaan adalah penggunaan sachet serbuk untuk pemakaian oral

meliputi cara mencampur serbuk dengan air, lama pemakaian, dan cara

menyimpan obat.

3. Sediaan sachet serbuk adalah sediaan serbuk yang dikemas dalam sachet

dengan cara penggunaan dilarutkan terlebih dahulu untuk penggunaan secara

oral, termasuk yang penggunaannya menggunakan alat bantu seperti feeding

tube.

4. Loket Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan loket yang dibawah kepemilikan

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Pada loket ini melayani penerimaan resep dari

pasien rawat inap, rawat jalan, resep umum dari luar RSUP Dr. Sardjito. serta

menerima pembelian obat tanpa resep oleh pengunjung umum. Loket ini

memiliki jam kerja selama 24 jam sehingga dapat memberikan pelayanan

kefarmasian bagi pengunjung apotek yang membutuhkan obat kapan saja

mereka inginkan.

5. Responden adalah pengunjung apotek yang merupakan pasien rawat jalan dan

seluruh masyarakat baik dari daerah sekitar apotek maupun dari luar daerah

Page 41: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

23

yang datang ke Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito, untuk pembelian

obat dengan resep maupun tanpa resep dokter selama penelitian berlangsung

yang memenuhi kriteria inklusi.

6. Teknik pemberian informasi adalah metode dalam pemberian informasi terkait

obat oleh apoteker kepada pengunjung apotek pada saat penyerahan obat di

loket Unit Gawat Darurat. Teknik pasif dan aktif merupakan teknik informasi

yang digunakan oleh apoteker.

7. Pasien rawat jalan adalah pasien yang tidak dirawat secara intensif di rumah

sakit dan berobat ke rumah sakit ketika ada keluhan tertentu secara berkala

datang ke rumah sakit untuk menerima pengobatan.

8. Apoteker adalah Apoteker Pendamping yang sedang bertugas di Apotek

Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito saat penelitian berlangsung.

9. Aspek Pengetahuan adalah segala seuatu yang diketahui oleh pengunjung

apotek sebagai responden mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral

secara tepat, dimana hal tersebut dipastikan sebagai pengetahuan yang mereka

dapatkan dari berbagai sumber. Kebenaran akan pengetahuan yang mereka

miliki akan dilihat dari hasil kuisioner dan wawancara yang dilakukan secara

langsung oleh peneliti.

10. Aspek sikap adalah respon evaluatif responden terhadap penggunaan sediaan

sachet serbuk oral yang diyakini oleh responden akan kebenarannya dari

pengetahuan yang dimiliki dan dinilai dengan pemberian kuesioner dan

wawancara secara langsung.

Page 42: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

24

11. Aspek tindakan adalah hal-hal yang dilakukan oleh responden terkait

penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang dinilai dengan pemberian

kuesioner dan wawancara secara langsung.

12. Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan dikatakan baik jika skor jawaban

responden >75% dimana responden mengetahui jawaban sebagian besar atau

seluruh nya; dikatakan sedang (cukup baik) jika skor jawaban responden

40%-75% dimana responden mengetahui sebagian jawaban, dikatakan kurang

baik jika skor jawaban responden <40% dimana responden mengetahui

sebagian kecil jawaban (Pratomo cit., Ganie, 2009).

13. Periode Juni-Juli 2010 dalam penelitian ini yaitu tanggal 14 Juni–10 Juli 2010

lamanya penelitian berlangsung.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito untuk

kegiatan wawancara dan pengisian kuisioner berlokasi di Loket Unit Gawat

Darurat. Wawancara apoteker dilakukan disesuaikan dengan jam dan tempat kerja

apoteker yang bertugas. Penelitian dimulai pada tanggal 14 Juni-10 Juni 2010 dan

dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu pada pukul 08.00-15.00 WIB.

E. Subyek Penelitian

Subyek penelitian meliputi pengunjung Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito dan apoteker Adapun subyek penelitian harus memenuhi

kriteria yang menjadi batasan dalam penelitian. Kriteria inklusi adalah subyek

Page 43: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

25

berusia minimal 17 tahun keatas; jenis kelamin pria atau wanita; pengunjung

Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito untuk periode Juni–Juli 2010 yang

mengetahui atau sudah pernah menggunaan sediaan sachet serbuk; dan apoteker

yang bersedia bekerja sama berdasarkan informed concent. Kriteria eksklusi

subyek adalah pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

yang tidak bersedia bekerja sama untuk memberikan informasi dalam penelitian.

Gambar 3. Bagan Cara Kerja Pengambilan Subyek Penelitian Evaluasi Ketersediaandan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap

KF RSUP Dr. Sardjito

Populasi pembeli sediaan sachet serbuk oral rata-rata dalam 1 bulan adalah 47orang

Diseleksi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi

Subyek Penelitian sebanyak 47 orang ditambah dengan antisipasi adanya drop out 20%sehingga subyek penelitian 50 responden

Pengumpulan data pada bulan Juni–Juli 2010 di ApotekPelengkap KF

43 responden berhasildiwawancara

5 responden tidak berhasildiwawancara

48 responden selesai selesai mengisikuisioner

1 orang tidakmemenuhi kriteriainklusi (usia < 17tahun)

Sebanyak 2 responden dropped out

1 orang terburu-buru

Populasi pembeli sediaan sachet serbuk oral rata-rata dalam 1 bulan adalah 47orang

Diseleksi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi

Subyek Penelitian sebanyak 47 orang ditambah dengan antisipasi adanya drop out 20%sehingga subyek penelitian 50 responden

Pengumpulan data pada bulan Juni–Juli 2010 di ApotekPelengkap KF

Page 44: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

26

Metode sampling yang digunakan adalah dengan pengambilan kuota

sampling non random. Subyek yang dijadikan sampel diambil secara non random

dan dapat diasumsikan bahwa sampel-sampel tersebut sesuai dengan kuota yang

telah ditentukan (Sevilla, Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993).

Penetapan jumlah sampel yang akan diteliti, untuk populasi kecil atau lebih

kecil dari 10.000 menurut Notoadmojo (2005), didapatkan dengan rumus 1.

N

n = ----------------

1 + N (d)2

Keterangan : N = besar populasi; n = besar sampel;

d = tingkat kepercayaan atau ketepatanyang diinginkan(0.05) (Sevilla, dkk, 1993).

Rumus 1. Besar sampel yang akan dijadikan sampel penelitian

Perhitungan besarnya sampel yang diambil dari besarnya populasi

penggunaan sediaan sachet serbuk bulan Maret 2010 pada loket UGD (N =

47orang) yang dapat digunakan dalam penelitian: n = 47 / 1 + 47 (0,05)2 =

42,06 orang ≈ 42 orang.

Besarnya populasi penggunaan sediaan sachet serbuk yang disurvei pada

bulan Maret 2010 pada loket UGD diasumsikan sebagai besar populasi

penggunaan sediaan sachet serbuk oral selama 1 bulan. Besarnya populasi (N)

yang merupakan asumsi besarnya populasi penggunaan sediaan sachet serbuk oral

dapat digunakan selama penelitian berlangsung pada periode Juni-Juli 2010.

Survei dilakukan sebelum penelitian berlangsung sehingga diperkirakan periode

Juni-Juli 2010 besarnya populasi sama dengan hasil survey pada bulan Maret

2010.

Page 45: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

27

Dari perhitungan besarnya sampel didapatkan 42 orang, kemudian

ditambahkan 20% dari jumlah sampel tersebut sehingga jumlah sampel pada

penelitian sejumlah 50 orang. Penambahan jumlah sampel sebanyak 20%

bertujuan untuk mengantisipasi adanya drop out yang dapat menyebabkan jumlah

sampel tidak sesuai dengan jumlah pengunjung apotek yang menggunakan

sediaan sachet serbuk yang telah disurvei pada bulan Maret 2010.

Pada penelitian klinis biasanya drop out sebanyak 5-10% dianggap masih

tidak mengganggu hasil penelitian sedangkan untuk penelitian komunitas angka

15-20% masih dapat diterima (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

F. Bahan Penelitian

Pada penelitian ini, bahan-bahan yang digunakan adalah data pengunjung

apotek yang diperoleh dari hasil wawancara awal yang terangakum dalam

informed consent yang telah ditandantangani oleh pengunjung apotek sebagai

persetujuan untuk diikutsertakan dalam penelitian ini sebagai responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah petunjuk wawancara

terstruktur dan kuisioner. Bagi pengunjung apotek akan mengisi kuisioner yang

diawali dengan mengisi data karateristik responden yang terdapat pada lembar

informed consent yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan

terakhir, pernyataan pernah atau tidak menggunakan sediaan sachet serbuk oral,

membeli pertama kali atau sering membeli obat di Apotek Pelengkap KF RSUP

Page 46: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

28

Dr. Sardjito, dan pernah atau tidaknya berkonsultasi obat di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito.

Setelah itu data yang didapatkan dari hasil mengisi pernyataan yang

dijawab dengan memberi tanda jawaban benar atau salah. Pada kuisioner terdapat

30 pernyataan yang dikelompokkan kedalam 3 aspek yaitu aspek pengetahuan,

sikap, dan tindakan yang masing-masing aspek terdapat 10 pernyataan. Selain itu,

responden dan apoteker diwawancara dengan pertanyaan wawancara terstruktur

oleh peneliti.

H. Jalannya Penelitian

Penelitian ini terdiri dari serangkaian penelitian yang dilakukan untuk

mengevaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada

Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito. Cara kerja yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, secara umum dibagi menjadi 3 tahap

yaitu:

1. Tahap pra penelitian

Pada tahap penelitian ini meliputi:

a. Perijinan

Peneliti melakukan perijinan dengan mitra, yaitu Manager Apotek

Kimia Farma Wilayah Yogyakarta dan Manager Apotek Pelengkap Kimia

Farma RSUP Dr. Sardjito yang berlangsung selama kurang lebih 1 bulan.

Surat permohonan perijinan penelitian diberikan pada bulan Februari

2010.

Page 47: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

29

b. Analisis situasi

Analisis situasi yang dilakukan oleh peneliti berlangsung selama 2

bulan yaitu dari bulan Maret hingga April 2010 dan kegiatan yang

dilakukan meliputi studi pustaka, pengamatan situasi di Apotek Pelengkap

KF RSUP Dr. Sardjito khususnya di Loket Unit Gawat Darurat, dan

berdiskusi dengan pihak mitra terkait pengunjung apotek dan penggunaan

sediaan sachet serbuk oral.

Melalui tahap analisis situasi ini, peneliti dapat memperkirakan

jumlah subyek yang akan diikutsertakan dalam penelitian ini. Perkiraan

jumlah subyek yang akan terlibat dalam penelitian ini didapatkan dari hasil

survei langsung jumlah pengunjung apotek pada bulan Maret 2010 yang

menggunakan produk sediaan sachet serbuk oral. Selain itu, peneliti juga

melakukan survei terhadap jumlah produk sediaan sachet serbuk oral yang

tersedia di apotek.

c. Pembuatan kuisioner dan wawancara terstruktur

Kuisioner yang dibuat terdiri dari 30 pernyataan dengan bahasa

sederhana yang masing-masing 10 pernyataan mencakup aspek

pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice). Tujuan

dari pembuatan kuisioner dan wawancara terstruktur adalah untuk

mengevaluasi penggunaan sediaan sachet serbuk oral pada pengunjung

apotek.

Page 48: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

30

Pernyataan pada kuisioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu jenis

favourable dan unfavourable. Membedakan pernyataan kedalam dua jenis

ini bertujuan untuk menghindari stereotype jawaban. Pernyataan

favourable merupakan suatu pernyataan yang berisi hal-hal positif

mengenai suatu objek. Pernyataan unfavourable merupakan pernyataan

yang berisi hal-hal negatif mengenai suatu objek. Peneliti menggunakan

bentuk pertanyaan dalam kuisioner ini adalah variasi dischotomous choice,

dimana dalam pertanyaan ada dua jawaban atau alternatif seperti

pernah/tidak pernah atau ya/tidak atau setuju/tidak setuju (Notoatmodjo,

2005). Dua jawaban yang disediakan oleh peneliti dalam kuisioner ini

adalah benar atau salah.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan

banyaknya arahan dan pembatasan yang dapat ditentukan oleh situasi

wawancara (Sevilla, Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993).

Wawancara terstruktur dilakukan di awal mengenai pernah tidaknya

menggunakan sediaan obat untuk menetapkan apakah pengunjung apotek

memenuhi kriteria inklusi. Wawancara terstruktur juga dilakukan di akhir

untuk mengevaluasi pemahaman terkait penggunaan sediaan sachet serbuk

oral yang dibuat dengan 5 pertanyaan yang menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dimengerti.

Selain dilakukan wawancara terhadap pengunjung apotek, peneliti

juga membuat 5 pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai

Page 49: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

31

apoteker yang bertugas terkait pemberian informasi kepada pengunjung

apotek mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral.

d. Penyusunan informed consent

Penyusunan informed consent bertujuan sebagai bukti pengunjung

apotek ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden. Pada informed

consent, responden akan mengisi data yang dapat digunakan untuk

disesuaikan dengan ktiteria inklusi dalam penelitian ini.

e. Uji bahasa kuisioner

Sebelum melakukan pengambilan data dengan kuisioner terhadap

subyek penelitian sebelumnya dilakukan uji bahasa. Kegiatan ini

dilakukan di Loket Unit Gawat Darurat RSUP Dr. Sardjito dimulai pada

tanggal 14 Juni 2010 dan dilakukan selama 2 minggu terhadap 15 subyek

yang memiliki kesamaan kriteria dengan subyek uji. Uji bahasa merupakan

bagian dari validitas bahasa untuk mengetahui pemahaman responden

terhadap kalimat pernyataan yang dalam kuisioner.

Page 50: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

32

Gambar 4. Bagan Kerja Tahap Pra Penelitian Evaluasi Ketersediaan danPenggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito

2. Tahap pengumpulan data

Tahap penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui

wawancara terstruktur terhadap apoteker dan pengunjung apotek serta

pengisian kuisioner oleh pengunjung apotek. Kegiatan ini diawali dengan

mengumpulkan data pengunjung apotek untuk mengetahui kesesuaian dengan

kriteria inklusi. Jumlah responden dalam penelitian ini harus memenuhi kuota

sampel yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu sebnyak 50 orang.

Sebelumnya responden diminta mengisi informed consent sebagai tanda

persetujuan mengikuti penelitian. Informed consent ditanda tangani oleh

subyek penelitian.

Pembuatan pertanyaan wawancara terstrukturuntuk responden dan apoteker

Uji bahasa

Penyusunan informed consent

Pembuatan kuisioner danwawancara terstruktur

Pembuatan 30 pertanyaan yangmengandung aspek pengetahuan, sikapdan tindakan

Analisis situasi(pra penelitian)

Analsis situasi

Memperkirakan jumlah pasien

Menetapkan subjek penelitian,kriteria inklusi dan eksklusi

Page 51: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

33

Jika dalam pengisian kuisioner responden mengalami kesulitan dalam hal

membaca maka peneliti bersedia untuk membacakan pernyataan kuisioner

untuk dijawab oleh responden. Setelah kuisioner yang telah diisi, selanjutnya

dilakukan wawancara untuk mengetahui penggunaan sachet serbuk oral oleh

responden. Dari 48 responden yang selesai mengisi kuisioner, 5 orang

diantaranya tidak dilakukan wawancara diakhir pengisian kuisioner karena

keterbatasan waktu yang diberikan oleh responden. Mengingat waktu yang

disediakan responden untuk mengisi kuisioner adalah singkat, maka saat

membacakan pernyataan oleh peneliti diselingi dengan beberapa pertanyaan

untuk wawancara terstruktur.

Pengumpulan data untuk mengetahui ketersediaan sachet serbuk oral,

dilakukan pendaftaran obat-obat yang termasuk sachet serbuk oral yang

tersedia di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito. Pengumpulan data

dilakukan dimulai tanggal 26 Juni-10 Juli 2010 bertempat di 5 loket Apotek

Pelengkap KF yang tersebar di RSUP Dr. Sardjito meliputi loket Unit Gawat

Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Poli, Bangsal dan Induk.

Pengumpulan data mengenai pemberian informasi oleh apoteker kepada

pengunjung apotek, diperoleh melalui wawancara secara mendalam pada

apoteker yang bertugas di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito.

Wawancara dilakukan oleh peneliti pada waktu yang telah ditentukan oleh

apoteker.

Page 52: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

34

3. Tahap pengolahan data

Dari penelitian ini, data yang diperoleh adalah hasil pengisian kuisioner

oleh responden, wawancara terstruktur kepada responden dan apoteker serta

ketersediaan sachet serbuk oral yang terdapat di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito.

Pada hasil pengisian kuisioner responden, selain mengolah data jawaban

akan pernyataan sebelumnya akan diolah data mengenai gambaran

karakteristik pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat

pendidikan; serta persentase dan daftar ketersediaan sachet serbuk oral yang

terdapat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito. Data tersebut disajikan

dalam bentuk tabel, grafik, dan diagram pie. Tabulasi data jawaban kuisioner

responden dihitung dengan mengelompokan masing-masing jawaban ke

dalam jawaban benar dan salah untuk masing-masing aspek serta menghitung

presentasenya. Data hasil wawancara terstruktur terhadap apoteker disajikan

dengan deskripsi atau diceritakan tanpa menggunakan perhitungan.

I. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh dari penelitian dibahas secara deskriptif dan diolah

menggunakan statistik deskriptif dengan mendapatkan presentase rata-rata dan

SD. Hasil wawancara dipaparkan secara deskriptif. Data ditampilkan dalam

bentuk tabel dan gambar (Pratiknya, 1993).

1. Ketersediaan Sachet Serbuk Oral

Ketersediaan Sachet Serbuk Oral digolongkan berdasarkan logo obat yang

tercantum pada kemasan dan berdasarkan kelas efek farmakologi yang terdapat

Page 53: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

35

di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito, kemudian dihitung persentasenya

dengna cara di bawah ini:

2. Hasil Kuisioner Responden Mengenai Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk

Oral.

Dibagi mnejadi 2 bagian yaitu:

a. Analisis data karakteristik responden

Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan terakhir, frekuansi penggunaan sachet serbuk oral, frekuensi

pembelian di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito dan konsultasi obat

yang pernah dilakukan. Semua data ditampilkan dengan bentuk persentase

dan disajikan dalam grafik dan diagram pie.

1) Usia responden

Penggolongan usia dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi

frekuensi Strurgess:

M = 1+3,3 log N

dengan M adalah jumlah kelas dan N adalah jumlah data populasi

(Sugiyono, 2006). Pengelompokkan usia dilakukan dengan mencari

interval kelas yang dihitung dengan rumus:

dengan nilai M merupakan jumlah kelas yang diperoleh dari rumus

strurgess.

Page 54: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

36

2) Jenis kelamin

Pengelompokkan jenis kelamin dilakukan dengan perhitungan di bawah

ini:

N merupakan jumlah total seluruh responden yaitu 48 orang.

3) Tingkat pendidikan

Terdapat 5 tingkatan pendidikan akhir responden yaitu, SD, SLTP, SLTA,

Diploma, dan Sarjana. Pengelompokkan awal dilakukan berdasarkan

jumlah responden pada masing-masing tingkat pendidikan akhir yang,

dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

4) Pekerjaan

Pengelompokkan keragaman pekerjaan responden menjadi 6 kelompok

meliputi tidak bekerja atau pensiunan, ibu rumah tangga, Pegawai Negeri

Sipil dan POLRI, wiraswasta, swasta dan pelajar atau mahasiswa.

Perhitungan yang dilakukan adalah jumlah responden pada masing-masing

kelompok pekerjaan yang dimiliki oleh responden, dibagi jumlah

responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

5) Frekuensi menggunakan sediaan sachet serbuk oral

Pengelompokkan berdasarkan baru pertama atau sudah berulang kali

responden menggunakan sachet serbuk oral. Perhitungan dilakukan dengan

jumlah responden yang baru pertama kali atau sudah berulang kali

menggunakan sachet serbuk oral, dibagi jumlah responden keseluruhan

kemudian dikali 100%.

Page 55: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

37

6) Responden yang membeli obat di Loket Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito

Perhitungan dilakukan dengan jumlah responden yang membeli obat di

Loket Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito dibagi jumlah responden

keseluruhan kemudian dikali 100%.

7) Pernah atau tidaknya responden berkonsultasi obat dengan apoteker di

Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Tujuannya adalah untuk mengetahui persentase responden yang pernah

berkonsultasi obat dengan apoteker di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito. Perhitungan yang dilakukan adalah jumlah responden

yang pernah berkonsultasi obat dengan apoteker di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali

100%.

b. Pengolahan hasil jawaban kuisioner responden

Pengolahan hasil jawaban kuisioner pada masing-masing aspek

pengetahuan, sikap dan tindakan dengan perhitungan sebagai berikut:

Hasil keseluruhan dari masing-masing aspek dirata-rata untuk

mendapatkan total rata-rata.

4. Hasil wawancara apoteker

Hasil penelitian ini dilakukan dengan memaparkan jawaban wawancara

apoteker saat penelitian dalam pembahasan dan diketik untuk dilampirkan

dalam lampiran penelitian.

Page 56: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

38

J. Kesulitan Penelitian

Beberapa kesulitan yang dialami oleh peneliti selama penelitian berlangsung

antara lain:

1. Mencari subyek penelitian pada tahap pengambilan data dirasakan sulit

karena ketidakbersediaan pengunjung apotek untuk diikutsertakan menjadi

responden dalam penelitian karena sedang sakit dan tidak bisa menyediakan

waktu untuk diwawancarai oleh peneliti atau dalam kondisi tergesa-gesa.

2. Kurangnya pemahaman akan kalimat yang tertulis pada kuisioner sehingga

penulis harus membantu dengan memberikan penjelasan menggunakan

kalimat yang sederhana dan mudah untuk dipahami.

3. Kurangnya waktu yang diberikan oleh responden yang sedang menunggu

pengambilan obat di loket untuk mengisi kuisioner dan wawancara.

Sehingga pada saat responden sedang mengisi kuisioner dan diwawancarai,

obat yang sedang ditunggu telah diterima, responden pergi begitu saja dan

tidak menyelesaikan pengisian kuisioner.

4. Bagi responden yang tergolong usia lanjut yang mengalami gangguan

pendengaran dan penglihatan, membutuhkan bantuan peneliti untuk selama

mengisi kuisioner.

5. Bagi responden yang dalam komunikasi menggunakan bahasa jawa,

dirasakan sulit bagi peneliti untuk memahami maksud dari responden,

disebabkan peneliti berasal dari luar pulau Jawa sehingga tidak bisa

menggunakan bahasa

Page 57: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ketersediaan Sachet Serbuk Oral di Apotek Pelangkap KFRSUP Dr. Sardjito

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persentase

ketersediaan sachet serbuk oral yang terdapat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr.

Sardjito. Dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti, secara keseluruhan

terdapat 17 item sediaan sachet serbuk oral di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr.

Sardjito. 17 item sediaan sachet serbuk oral ini dikelompokkan berdasarkan

nomor registrasi yang tercantum pada kemasan dan kelas efek farmakologi obat.

1. Berdasarkan kode nomor pendaftaran

Kelompok obat berdasarkan nomor registrasi yang tercantum pada kemasan

untuk 17 item sediaan sachet serbuk oral yang ada di Apotek Pelengkap KF RSUP

Dr. Sardjito dibagi menjadi 9 kelompok yaitu TR (Obat tradisional produksi

dalam negeri), SD (Suplemen makanan produksi dalam negeri), SI (Suplemen

makanan produksi luar negeri atau impor), ML (makanan atau minuman produksi

luar negeri atau impor), GBL (Obat dengan nama generik, golongan obat bebas,

diproduksi dalam negeri atau yang diproduksi dengan lisensi), DBL (Obat dengan

merek dagang atau paten, golongan obat bebas, diproduksi dalam negeri atau yang

diproduksi dengan lisensi), DTL (Obat dengan merek dagang atau paten,

golongan obat bebas terbatas, diproduksi dalam negeri atau yang diproduksi

dengan lisensi), DKL (Obat dengan merek dagang atau paten, golongan obat

Page 58: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

40

keras, diproduksi dalam negeri atau yang diproduksi dengan lisensi), DKI (Obat

dengan merek dagang atau paten, golongan obat keras, diproduksi di luar negeri

atau obat impor).

Pada hasil pengelompokkan sediaan sachet serbuk pada di bawah, terlihat

kelompok kode nomor pendaftaran untuk suplemen makanan dan makanan

produksi luar negeri yaitu SI memiliki persentase yang paling besar dan

selanjutnya diikuti oleh obat bebas (DBL), suplemen makanan produk dalam

negeri yaitu SD, obat keras impor (DKI), dan obat tradisional atau jamu (TR).

Ketersediaan kelompok nomor registrasi suplemen makanan (SI dan SD), dan

obat bebas (DBL) di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito memiliki

persentase yang besar, yaitu masing-masing sebesar 23,5% (SI), 11,8% (SD) dan

17,6% (DBL). Hal ini disebabkan pelayanan pembelian obat di Apotek Pelengkap

KF RSUP Dr. Sardjito khususnya pada Loket Unit Gawat Darurat tidak hanya

menerima pembelian obat dengan resep dokter, tetapi juga melayani pembelian

obat oleh pengunjung apotek tanpa resep dokter. Oleh karena itu, pihak apotek

harus mengendalikan ketersediaan sachet serbuk oral untuk kelompok suplemen

makanan, dan obat bebas di apotek untuk memenuhi kebutuhan pengunjung

apotek.

Persentase dari tiap kelompok kode nomor pendaftaran yang ada pada kemasan

sachet serbuk oral dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 59: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

41

Tabel I. Pengelompokkan Sediaan Sachet Serbuk Oral Berdasarkan KodeNomor Pendaftaran yang Tercantum pada Kemasan

Nama Obat Nomor Registrasi Jumlah PersentaseKetersediaan

(%)

Biolife AHFC® TR 042240341 2 11,8

Carica papaya extr , Curcumadomestica rhizoma extr , Psidiumguajava extr (Dehaf®)

TR 092202791

Tyndallized lyophilisate, lactobacillusacidophilus (Dialac®)

SI 0442161731 4 23,5

Glycyrrhizinic acid, malic acid(Viusid®)

SI 044210011

Protein(casein, arginine, glutamine),karbohidrat(dextrin dan fructose)dan nutrisi lainnya (Neo-Mune®)

SI 034204231

Lactobacillus casei , Lactobacillusrhamnosus (Protexin infant®)

SI 0544221451

D-ribose dan L-carnitine fumarate(Enercore®)

SD 071232791 2 11,8

Malic acid, glucosamine HCl(Aviter®)

SD 071233351

Lactobacillus acidophilus,Bifidobacterium longun,Streptococcus faecium (Lacto-B®)

ML 81081001081 1 5,9

Oralit (Pharolit®) DBL 0233506323A1 3 17,6

Dioctahedral Smectite (Smecta®) DBL 91041128223A1

Psyllium hydrophilic mucilloid(Mulax®)

DBL 9331504423A1

Oralit (generik) GBL 9712515723A1 1 5,9

Zn sulfate heptahydrate (Orezinc®) DTL 0933520723A1 1 5,9

L-omithine-L-aspartate (Hepa-Merz®)

DKI 069300222A1 2 11,8

Azithromycin dehydrate (ZithromaxSD®)

DKI 0607701293A1

Ca polystyrene sulfonate (Kalitake®) DKL 8820708523A1 1 5,9

Page 60: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

42

Pengendalian ketersediaan kelompok suplemen makanan, obat bebas, dan

obat bebas terbatas menjadi hal yang penting dan harus diperhatikan sehingga

pada saat dibutuhkan oleh pengunjung apotek tetap memiliki persediaan stok

suplemen makanan dan obat yang dibutuhkan. Terpenuhinya kebutuhan

pengunjung apotek, maka apotek telah melakukan pelayanan kefarmasian yang

baik bagi pengunjung apotek.

Menurut Holt dan Edwin (1986), menyatakan bahwa untuk melakukan

pengobatan mandiri menggunakan obat-obat yang tergolong OTC yaitu termasuk

golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, tetapi hanya terbatas untuk obat

modern saja. Melihat besarnya persentase ketersediaan suplemen makanan obat

bebas, dan obat bebas terbatas yang besar menunjukkan bahwa penggunaan

sediaan sachet serbuk oral digunakan untuk pengobatan mandiri dengan membeli

obat tanpa resep oleh responden.

Selain itu, Donatus (2000) menyatakan bahwa penggunaan obat tanpa resep

biasanya ditujukan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan dan mudah

diobati. Oleh karena itu, sediaan sachet serbuk oral yang dengan nomor registrasi

untuk golongan suplemen makanan, obat bebas, dan obat terbatas yang biasanya

dibeli oleh pengunjung apotek tanpa resep dokter merupakan suplemen makanan

dan obat yang ditujukan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan dan mudah

diobati.

Page 61: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

43

2. Berdasarkan kelas efek farmakologi

Gambar 5. Kelompok Sediaan Sahet Serbuk Oral Berdasarkan KelasEfek Farmakologi

Berdasarkan MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi (2009), pengelompokkan

sediaan sachet serbuk oral berdasarkan efek farmakologi khususnya dilihat dari

kelas farmakologi. Hasil dari pengelompokkan ini dapat dilihat pada gambar di

atas. Untuk kelas farmakologi terbanyak adalah pada kelompok nutrisi dan sistem

gastrointestinal dan hepatobilier (MIMS Pharmacy Guide, 2009).

B. Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral Berdasarkan HasilKuisioner dan Wawancara kepada Responden

1. Karateristik responden

Hasil penelitian ini didapatkan dari pengisian kuesioner dan wawancara

langsung yang dilakukan oleh responden dalam penelitian ini. Sebelum mengisi

kuisioner, terlebih dahulu responden mengisi informed consent sebagai pernyataan

kebersediaan untuk ikut serta dalam penelitian ini. Pada informed consent,

Page 62: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

44

responden akan mengisi data diri yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah

pengunjung apotek yang bersedia memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi untuk

menjadi subyek penelitian ini. Selain itu, data tersebut dapat digunakan untuk

melihat gambaran karateristik responden. Oleh sebab itu, sebelum membahas

jawaban hasil pengisian kuisioner dan wawancara responden, peneliti akan

mendeskripsikan karateristik responden dalam penelitian ini.

Pada bagian pembahasan karateristik responden yang akan dibahas antara

lain mengenai usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, frekuensi

menggunakan sediaan sachet serbuk oral, frekuensi pembelian obat di Apotek

Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito, dan pernah atau tidaknya responden

berkonsultasi dengan apoteker.

a. Usia responden

Gambar 6.Persentase Kelompok Usia Responden dalamPenelitian Evaluasi Ketersediaan Dan Penggunaan Sediaan

Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito

Pada penelitian ini, usia responden termasuk dalam kriteria inklusi yang harus

dipenuhi oleh pengunjung apotek untuk dijadikan responden. Usia responden

Page 63: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

45

yang menjadi kriteria inklusi minimal berumur 17 tahun. Dilakukan

pengelompokkan usia yang bertujuan untuk mengetahui distribusi persentase

jumlah responden berdasarkan usia. Pengelompokkan dilakukan dengan

menggunakan rumus distribusi frekuensi supaya didapatkan interval kelas,

kemudian untuk batas bawah kelas pertama menggunakan data usia responden

minimal.

Dilihat dari data yang dikumpulkan dari hasil kuisioner responden, usia

responden termuda berusia 18 tahun sedangkan yang tertua berusia 75 tahun.

Setelah itu, data tersebut dihitung menggunakan rumus frekuensi distribusi seperti

yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, yang mana didapatkan interval

kelasnya adalah 9. Hasil pengelompokkan usia responden dapat dilihat pada

gambar 7.

Pada gambar 7, menunjukkan rentang usia 27-34 tahun merupakan persentase

jumlah responden terbesar yang selanjutnya diikuti oleh rentang usia 18-26 tahun

dan 43-50 tahun. Hasil ini menunjukkan pada rentang usia 18-50 tahun paling

banyak menggunakan sediaan sachet serbuk oral dibandingkan responden yang

usianya lebih dari 50 tahun.

b. Jenis kelamin

Selain usia responden, yang termasuk kriteria inklusi lainnya adalah jenis

kelamin. Penggolongan pada kriteria ini yaitu jenis kelamin laki-laki dan

perempuan merupakan kriteria inklusi untuk menjadi responden pada penelitian

ini. Peneliti tidak membatasi pada kriteria jenis kelamin hanya pada laki-laki atau

perempuan saja karena penggunaan sediaan sachet serbuk oral dapat digunakan

Page 64: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

46

oleh pasien yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Gambar di bawah

ini merupakan persentase kelompok jenis kelamin responden:

Gambar 7. Persentase Kelompok Jenis Kelamin RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan Dan Penggunaan

Sediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung ApotekPelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Dilihat dari gambar di atas yang lebih banyak menggunakan sediaan sachet

serbuk oral adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki. Besarnya persentase

responden yang berjenis kelamin laki-laki dalam penggunaan sediaan sachet

serbuk oral dibandingkan responden perempuan karena berdasarkan hasil

wawancara responden laki-laki lebih banyak menyatakan bahwa pernah

menggunakan suplemen makanan yang bentuk sediaannya sachet serbuk oral.

c. Tingkat pendidikan

Pendidikan responden pada penelitian ini bervariasi diantaranya adalah SD,

SLTP, SLTA, Diploma dan Sarjana. Melihat beragamnya tingkat pendidikan

responden maka dalam penelitian ini tidak terdapat responden yang tidak

mendapatkan pendidikan sama sekali. Hal ini berarti dengan mendapatkan

pendidikan secara formal pada salah satu jenjang pendidikan SD hingga sarjana

maka berpengaruh pada daya tangkap dan pemahaman akan pengetahuan, sikap

Page 65: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

47

dan tindakan terhadap informasi terkait penggunaan sediaan sachet serbuk oral.

Tetapi pada penelitian ini tidak bertujuan untuk menghubungan antara tinggkat

pendidikan dan penggunaan sediaan sachet serbuk oral secara langsung.

Gambar 8. Persentase Tingkat Pendidikan RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan Dan Penggunaan

Sediaan Sachet Serbuk Oral pada Pengunjung ApotekPelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito

Dilihat dari hasil penelitian pada gambar di atas, menyatakan bahwa pada

tingkat pendidikan SLTA merupakan persentase jumlah responden terbesar,

selanjutnya diikuti oleh tingkat pendidikan sarjana. Berdasarkan Hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi DIY tahun 2007 menyatakan bahwa

persentase pendidikan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang paling tinggi

adalah pada tingkat pendidikan SLTA sebesar 20,7%. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sesuai dengan hasil RISKESDAS Provinsi DIY tahun

2007 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).

d. Pekerjaan

Responden pada penelitian ini memimiliki pekerjaan yang berbeda-beda.

Peneliti tidak membatasi kriteria inklusi pada jenis pekerjaan tertentu dari

Page 66: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

48

pengunjung apotek karena pada penelitian ini tidak bertujuan untuk menganalisis

ada atau tidaknya hubungan antara penggunaan sediaan sachet serbuk dengan

suatu jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan yang didata oleh peneliti pada penelitian ini

hanya bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan distribusi pekerjaan

responden.

Dari hasil kuisioner 48 responden, didapatkan data jenis pekerjaan responden

yang beragam. Persentase dari keragaman jenis pekerjaan responden pada

penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 9. Persentase Pekerjaan Responden PenelitianEvaluasi Ketersediaan Dan Penggunaan Sediaan Sachet

Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito

Pada gambar di atas, terlihat beragam pekerjaan responden. Persentase

pekerjaan yang terbesar adalah swasta, selanjutnya diikuti oleh ibu rumah tangga.

Pada kelompok pekerjaan swasta meliputi beberapa pekerjaan yang oleh peneliti

dikelompokkan ke dalam kelompok swasta yaitu dosen, guru, karyawan, tukang

bersih-bersih, dan freelance.

Page 67: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

49

Dari kedua kelompok pekerjaan responden yang persentasenya lebih besar

dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya dapat dipahamai bahwa lebih banyak

aktivitas yang membutuhkan kondisi tubuh yang fit dan energi tubuh yang

mencukupi. Banyaknya aktivitas tersebut dapat menyebabkan responden

mengalami kelelahan yang memudahkan tubuh terserang penyakit karena daya

tahan tubuh menurun. Oleh karena itu, pada kelompok pekerjaan responden yang

persentasenya besar, lebih banyak melakukan upaya pengobatan yang terlihat dari

banyaknya jumlah responden yang menggunakan sediaan sachet serbuk oral.

e. Frekuensi menggunakan sediaan sachet serbuk oral

Frekuensi penggunaan sediaan sachet serbuk oral oleh pengunjung apotek di

lihat dari baru pertama atau sudah berulang kali menggunaakan sediaan sachet

serbuk oral. Melihat frekuensi penggunaan ini dapat diprediksikan jika responden

sudah berulang kali menggunakan sediaan sachet serbuk oral, diharapkan

responden mengetahui dengan tepat dan jelas terkait penggunaan sediaan sachet

serbuk oral. Hal ini tidak menjamin akan ketepatan dalam menggunakan sediaan

sachet serbuk oral, sehingga perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan

menggunakan kuisioner dan wawancara untuk melakukan cross-chek terhadap

penyataan dari responden.

Pada hasil penelitian didapatkan data frekuensi pengunaan sediaan sachet

serbuk oral yang dilihat dari pernyataan responden mengenai baru pertama kali

atau sudah berulang kali menggunakan sediaan sachet serbuk oral. Persentase

frekuensi penggunaan sediaan sachet serbuk oral dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Page 68: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

50

Gambar 10. Persentase Frekuensi Penggunaan SediaanSachet Serbuk Oral oleh Responden Penelitian EvaluasiKetersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk

Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KFRSUP Dr. Sardjito

Pada gambar di atas terlihat besarnya persentase responden yang sudah

berulang kali menggunakan sediaan sachet serbuk oral menunjukkan bahwa

hampir semua responden sudah berulang kali menggunakan sediaan sachet serbuk

oral.

f. Frekuensi pembelian obat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Untuk mengetahui frekuensi pembelian obat di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito oleh responden dikelompokkan menjadi dua yaitu baru

pertama kali atau sering membeli obat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr.

Sardjito. Hasil penelitian yang didapatkan adalah persentase kelompok responden

yang sering membeli obat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito memiliki

persentase yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang baru pertama

kali membeli obat di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito.

Page 69: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

51

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito telah memberikan pelayanan kefarmasian dengan baik dan

dipercaya sehingga memiliki banyak pelanggan. Hasil penelitian ini dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 11. Persentase Frekuensi Pembelian Obat olehResponden Penelitian Evaluasi Ketersediaan danPenggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada

Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Page 70: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

52

g. Pernah atau tidaknya responden berkonsultasi dengan apoteker

Gambar 12. Persentase Pernah atau tidaknya responden PenelitianEvaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral pada

Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito Berkonsultasi denganApoteker

Pada gambar di atas, didapatkan persentase responden yang tidak pernah

berkonsultasi obat di apotek lebih besar dibandingkan persentase responden yang

pernah berkonsultasi obat. Hasil ini menunjukkan bahwa banyaknya responden

yang tidak pernah berkonsultasi lebih dari setengah jumlah responden.

Beberapa pendapat yang dinyatakan oleh responden yang tidak pernah

berkonsultasi obat di apotek melalui wawancara antara lain: responden tidak

bertanya karena sudah ada etiket yang tertera sehingga responden meyakini bahwa

sumber informasi tentang obat yang tertera di etiket sudah lebih dari cukup, dapat

dibaca dan dipahami sendiri oleh responden; responden membeli obat dalam

kondisi tergesa-gesa sehingga merasa tidak perlu berkonsultasi tentang obat di

apotek; kurangnya pengetahuan responden terhadap profesi apoteker sehingga

seringkali responden lebih percaya atau yakin untuk melakukan konsultasi obat

dengan dokter, mantri atau bidan; tidak adanya seragam khusus yang

Page 71: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

53

menunjukkan seorang apoteker sehingga responden tidak dapat membedakan

petugas apotek dengan apoteker; dan pemahaman responden tentang profesi

apoteker adalah pertugas apotek yang hanya menyiapkan dan menyerahkan obat

yang telah diresepkan oleh dokter.

Melihat dari beberapa pendapat yang diungkapkan oleh responden pada

paragraf diatas maka dapat menjadi alasan dari besarnya persentase responden

yang tidak pernah berkonsultasi obat di apotek.

2. Hasil kuisioner dan wawancara responden mengenai penggunaansediaan sachet serbuk oral

Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai penggunaan sediaan

sachet serbuk oral oleh responden berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan

dari pengisian kuisioner dan wawancara langsung. Penggunaan sachet serbuk oral

oleh reponden akan dinilai dari kuisioner yang diisi, melalui pernyataan-

pernyataan pada kuisioner yang mencakup 3 aspek perilaku kesehatan yaitu aspek

pengetahuan, sikap dan tindakan. Pada masing-masing aspek perilaku terdapat 10

pernyataan dan 2 jenis pernyataan yaitu unfavourable dan favourable. Perbedaan

kedua jenis pernyataan tersebut akan digambarkan dengan warna yang berbeda

pada grafik yang menunjukkan hasil kuisioner yaitu warna kuning untuk

pernyataan unfavourable, sedangkan pernyataan favourable berwarna biru. Selain

membahas hasil dari masing-masing aspek perilaku, peneliti juga akan

mencantumkan pendapat yang merupakan hasil wawancaralangsung terhadap

responden.

Page 72: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

54

a. Aspek pengetahuan

Pada hasil kuisioner di bawah ini, dilihat dari tiap pernyataan kuisioner yang

diisi oleh 48 responden, tidak ada pernyataan yang mutlak dijawab benar atau

salah oleh 48 responden. Artinya dari tiap pernyataan, ada yang dijawab benar dan

salah. Hal ini ditunjukkan pada persentase jawaban benar atau salah dari masing-

masing pernyataan tidak ada yang 100% menjawab benar atau salah. Gambar

dibawah ini merupakan hasil dari pengisian kuisioner oleh responden :

Gambar 13. Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Pengatahuan olehResponden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet

Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Pada pernyataan pertama, beberapa pemahaman responden yang menjawab

benar dari hasil wawancara adalah jenis obat yang harus digunakan sampai habis

adalah antibiotik dan obat yang pada petunjuk dokter disebutkan harus diminum

sampai habis, sedangkan untuk obat yang digunakan untuk mengobati gejala atau

penyakit tertentu misalnya penurun panas dan mengobati gejala flu dan batuk

digunakan seperlunya yang berarti penggunaan obat tidak harus habis atau dapat

dihentikan jika telah sembuh.

Page 73: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

55

Persentase responden lainnya menyatakan bahwa semua jenis obat harus

digunakan sampai habis. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya

pengetahuan responden untuk membedakan aturan penggunaan jenis obat yang

harus digunakan sampai habis seperti antibiotik dan dapat dihentikkan jika gejala

atau penyakit telah sembuh. Melihat hasil penelitian ini, maka dibutuhkan peran

apoteker dalam memberi informasi penggunaan jenis obat seperti antibiotik dan

jenis obat lainnya terkait aturan pakainya sehingga dapat membantu meningkatkan

pengetahuan pengunjung apotek dalam melakukan pengobatan yang tepat. Oleh

karena itu, pengetahuan responden akan pernyataan semua jenis obat harus

digunakan sampai habis tergolong cukup baik.

Pemahaman responden mengenai pernyataan penggunaan obat dengan benar

akan mempengaruhi kesembuhan penyakit, menunjukkan bahwa responden

memperhatikan penggunaan obat yang benar selama sakit untuk memperoleh

kesembuhan penyakit. Pendapat responden lainnya adalah kesembuhan penyakit

tidak selalu dipengaruhi oleh cara penggunaan obat yang benar tetapi dipengaruhi

oleh faktor sugesti dari diri sendiri dan tergantung dari kecocokan masing-masing

pasien dengan obat yang digunakan. Artinya walaupun penggunaan obat sudah

dilakukan secara benar, tetapi tidak memberikan hasil yang diinginkan sehingga

responden menganggap obat yang digunakan tidak cocok dan harus dihentikkan

penggunaannya serta memutuskan untuk memilih obat lain. Dilihat dari alasan

tersebut menunjukkan responden kurang taat dalam menggunakan obat secara

benar karena yang diutamakan adalah memperoleh kesembuhan dalam waktu

singkat tanpa memperhatikan aturan pakai obat secara teratur dan benar.

Page 74: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

56

Terkait tempat penyimpanan sediaan sachet serbuk oral, sebagian besar

responden yang mengetahui dengan benar penyimpanan sediaan sachet serbuk

oral yaitu harus disimpan di suhu kamar dan tempat yang kering. Beberapa tempat

penyimpanan obat yang dipilih oleh responden antara lain kulkas atau lemari es,

almari, di atas meja, di lemari kaca bagian atas, lemari makan, toples, kotak obat,

rak, tempat obat yang ada didalam kulkas, di dalam kantong dan digantung pada

dinding rumah. Alasan responden memilih tempat penyimpanan seperti yang telah

disebutkan adalah menghindari udara lembab yang dapat merusak serbuk obat,

mudah untuk dijangkau, dan terlindung dari cahaya.

Responden lainnya memberikan pernyataan bahwa tidak pernah menyimpan

obat sachet serbuk karena setelah membeli obat di apotek responden langsung

meminum obat tersebut mengingat jumlah yang dibeli 1 sachet dan aturan

pakainya hanya untuk sekali pakai 1 sachet. Selain itu ada juga responden yang

menyatakan tidak mengetahui dengan pasti penyimpanan pada suhu berapa untuk

suhu kamar dan sejuk, sehingga terkadang responden ragu dan takut untuk

menyimpan sisa serbuk obat.

Suhu penyimpanan sejuk menurut Farmakope Indonesia IV pada suhu 8°-

15°C, bila perlu disimpan dalam lemari pendingin dan suhu kamar antara 15°-

30°C (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,1995). Oleh karena

itu, peran apoteker sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan

pengunjung apotek dengan cara memberikan informasi mengenai suhu dan tempat

penyimpanan obat yang benar.

Page 75: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

57

Pada hasil kuisioner no. 4 dapat dilihat kecilnya persentase responden yang

menjawab benar dibandingkan dengan persentase pernyataan lainnya yaitu kurang

dri 40% dan tergolong kurang baik. Hasil ini menunjukkan masalah yang dihadapi

responden yaitu kurangnya pengetahuan akan penggunaan sachet serbuk oral

untuk digunakan lebih dari 1 kali untuk 1 sachet dalam kondisi tertentu.

Dimaksud dengan kondisi tertentu adalah untuk kelompok usia balita dan anak-

anak. Sebagian besar responden mengetahui bahwa pemakaian sachet serbuk oral

tidak boleh lebih dari 1 kali untuk kondisi tertentu.

Dari hasil wawancara, alasan yang dinyatakan oleh responden yang memilih

jawaban salah antara lain belum pernah menggunakan sachet serbuk lebih dari 1

kali karena kurangnya pengetahuan akan adanya sediaan sachet serbuk oral yang

untuk 1 sachet dapat dipakai berkali-kali, kebanyakan sediaan sachet serbuk oral

yang dijumpai di pasaran termasuk kelompok suplemen makanan yang

penggunaannya hanya ditujukkan untuk orang dewasa yang aturan pakainya 1 kali

pakai 1 sachet, dan jika sachet telah dibuka harus langsung digunakan sampai

habis karena kalau disimpan dapat merusak serbuk obat yang kontak langsung

dengan udara luar.

Hasil penelitian untuk pernyataan no. 4 menunjukkan masih banyak

responden yang belum mengetahui berbagai jenis obat dalam sediaan sachet

serbuk oral yang dapat digunakan oleh anak-anak sehingga mereka menganggap

bahwa sediaan sachet serbuk oral yang dijumpai di pasaran hanya suplemen

makanan yang penggunaannya ditujukkan khusus untuk usia dewasa.

Page 76: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

58

Alasan responden yang tidak memilih penggunaan air minum bersih untuk

melarutkan serbuk obat adalah berdasarkan pengalaman pernah menggunakan

sediaan sachet serbuk oral khusus kelompok suplemen makanan dengan tidak

dilarutkan dengan air minum bersih tetapi digunakan bersamaan buah pisang.

Selain memperhatikan penggunaan dan aturan pakai sachet serbuk oral,

sebelum menggunakan sediaan sachet serbuk oral juga harus memperhatikan sifat

fisik dari sediaan meskipun belum kadaluwarsa. Pada gambar di atas, sebagian

besar responden menyatakan harus selalu memperhatikan sebelum menggunakan

karena terkadang tanggal kadaluwarsa tidak menjamin obat tersebut masih dapat

digunakan. Selain itu, dapat dipengaruhi oleh tempat penyimpanan yang tidak

sesuai misalnya disimpan di tempat yang udaranya lembab bisa menyebabkan

bentuk serbuk menjadi menggumpal yang membuktikan bahwa obat tersebut tidak

aman untuk digunakan. Alasan lain yang dinyatakan yaitu hanya dengan

memperhatikan tanggal kadaluwarsa sudah cukup mewakili. Artinya jika suatu

produk yang belum melewati tanggal kadaluwarsa sehingga produk tersebut aman

untuk digunakan. Selain itu, ada juga yang menyatakan dengan membeli obat di

apotek berarti mereka meyakini semua obat yang dijual belum kadaluwarsa dan

aman.

Masalah kebersihan adalah hal yang penting dalam penggunaan sachet serbuk

oral. Dari hasil wawancara, dinyatakan bahwa kebersihan yang perlu dijaga

terkait penggunaan sachet serbuk oral adalah air minum yang digunakan untuk

melarutkan, kebersihan tangan, dan wadah atau gelas yang digunakan untuk

melarutkan serbuk oral untuk diminum.

Page 77: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

59

Hasil jawaban kuisioner untuk aspek pengetahuan ditunjukkan pada rata-rata

responden yang menjawab benar untuk semua pernyataan adalah lebih dari 75%

responden. Hasil ini menunjukkan responden memiliki pengetahuan yang baik

tentang penggunaan sachet serbuk oral.

b. Aspek sikap

Dalam aspek sikap terdapat 10 pernyataan pada kuisioner yang merupakan

respon evaluative responden dari pengetahuan yang diyakini kebenarannya

mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral. Hasil pengisian kuisioner oleh

responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 14. Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Sikap oleh RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral

pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Hasil jawaban kuisioner di atas, menunjukkan masalah dalam aspek sikap

yang dihadapi oleh responden dalam merespon pengetahuan yang diyakini benar

terlihat pada pernyataan no. 14 dan dan no. 20, yang ditunjukkan dengan

Page 78: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

60

persentase jawaban benar lebih kecil dibandingkan persentase jawaban benar

untuk pernyataan lainnya.

Hasil Pernyataan pada no. 14 yang menjawab benar, hampir sama dengan

hasil pernyataan no. 4 pada aspek pengetahuan yang menjawab benar mengenai

penggunaan 1 sachet serbuk oral untuk digunakan lebih dari 1 kali. Hasil ini

menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap responden akan penggunaan sachet

serbuk oral yaitu 1 sachet serbuk oral tidak boleh digunakan lebih dari 1 kali

pakai atau setelah dibuka tidak dapat digunakan lagi, walaupun sachet serbuk oral

belum lewat tanggal kadaluwarsa. Dengan kata lain sebagian besar responden

lainnya mengetahui dan menyakini bahwa 1 sachet serbuk oral hanya untuk 1 kali

penggunaan. Hasil jawaban akan pernyataan no.14 yang kurang dari 40%

menunjukkan sikap responden terhadap penggunaan sachet serbuk oral tidak

boleh digunakan lebih dari 1 kali pakai tergolong kurang baik.

Menurut beberapa responden yang sering ditanyakan kepada petugas apotek

adalah mengenai penggunaan dan aturan pakai, tetapi responden lainnya

menyatakan bahwa tidak perlu bertanya kepada petugas apotek jika kurang jelas

mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral karena petugas apotek belum

tentu merupakan seorang apoteker, tidak harus bertanya kepada petugas apotek

karena adanya petunjuk yang terdapat pada kemasan sehingga dapat dibaca

sendiri oleh pengunjung apotek, serta tidak mengetahui tugas dan peran apoteker

di apotek.

Alasan yang beragam dari responden yang diantaranya merupakan

pengalaman responden mengenai sumber informasi obat yang dipilih oleh

Page 79: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

61

responden yaitu petugas apotek atau apoteker bukanlah satu-satunya sumber

informasi obat yang terpilih karena pemahaman responden yang dapat dipilih

sebagai sumber informasi obat selain apoteker adalah tenaga kesehatan lain

misalnya dokter, bidan, perawat dan mantri. Selain itu, responden juga

menyatakan bahwa tidak mengetahui siapa dan apa peran apoteker karena tidak

pernah menjumpai apoteker di apotek padahal pada papan nama apotek tertera

nama Apoteker Pengelola Apotek tersebut, merasa lebih yakin jika mendapatkan

informasi obat karena informasi yang diberikan oleh apoteker dirasakan kurang

lengkap dan kurang meyakinkan serta tugas dan peran apoteker yang dipahami

oleh responden hanya mengambil dan menyerahkan obat yang telah diresepkan

oleh dokter.

Pada hasil wawancara, ada responden yang menyatakan bahwa penggunaan

air teh untuk melarutkan adalah tepat, tetapi penggunaan air kopi adalah tidak

tepat. Pernyataan ini disesuaikan dengan pengalaman responden saat

menggunakan sediaan sachet serbuk oral yaitu dilarutkan dengan air teh.

Responden meyakini bahwa sikap yang dilakukan adalah benar karena

sepengetahuan responden, penggunaan air teh bersamaan dengan obat tidak

memberikan efek yang merugikan.

Kebersihan dalam penggunaan sachet serbuk oral yang telah dibahas pada

aspek pengetahuan pada pernyataan no. 10 menunjukkan sebagian besar

responden mengetahui bahwa kebersihan adalah hal yang penting, tetapi dari

beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden menyatakan tidak adanya

hubungan antara perlu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan

Page 80: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

62

sediaan sachet serbuk oral. Alasannya adalah tidak adanya kontak langsung antara

tangan responden dengan sebuk oral yang dikemas dalam sachet. Responden

merasa kebersihan adalah penting hanya pada gelas sebagai wadah untuk

melarutkan dan air minum yang digunakan harus matang dan bersih.

Penggunaan sachet serbuk oral terkait banyaknya air yang digunakan untuk

melarutkan tidak harus sama dengan yang tercantum pada kemasan. Alasan

responden karena hanya dengan memperkirakan banyaknya air yang akan

digunakan untuk melarutkan dirasakan sudah sesuai dengan aturan pakai dan tidak

memiliki gelas yang dilengkapi alat pengukur sehingga menjadi suatu kesulitan

jika harus diukur terlebih dahulu untuk mendapatkan jumlah air yang tepat sama

dengan yang tercantum pada kemasan.

Dari hasil rata-rata jawaban benar responden pada aspek sikap yaitu 76%

menunjukkan sikap responden terhadap penggunaan sediaan sachet serbuk oral

dapat dikatakan baik karena jawabannya lebih dari 75%.

c. Aspek tindakan

Gambar 15. Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Tindakan olehResponden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet

Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Page 81: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

63

Pernyataan yang ada pada aspek tindakan bertujuan untuk menilai

penggunaan sachet serbuk oral responden terdapat 10 pernyataan pada kuisioner.

Tindakan responden untuk selalu memperhatikan tangggal kadaluwarsa sebelum

menggunakan sachet serbuk oral menurut responden merupakan hal yang perlu

diperhatikan karena penggunakan obat yang sudah melewati tanggal kadaluwarsa

dapat menghasilkan efek yang merugikan sehingga dapat mengganggu kesehatan

responden.

Responden juga memilih untuk tetap memperhatikan informasi penggunaan

yang tercantum pada sachet dengan tujuan untuk menghindari penyalahgunaan

sachet serbuk oral dan membantu mengingatkan kembali aturan pakai bagi

responden yang sering melupakan aturan pakai.

Beberapa responden menyatakan tidak menggunakan atau lebih memilih

untuk segera membuang serbuk yang menggumpal karena menunjukkan

ketidakstabilan obat dengan adanya udara lembab.

Dilihat dari rata-rata persentase jawaban benar untuk aspek tindakan yaitu

83,5% maka menunjukkan bahwa hasil ini dikatakan baik karena lebih dai 75%

responden yang menjawab benar.

Page 82: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

64

Gambar 16. Persentase Hasil Kuisioner untuk Setiap Aspek oleh RespondenPenelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk

Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Persentase rata-rata jawaban kuisioner responden yang benar dari setiap

aspek dapat dilihat pada gambar di atas. Pada ketiga aspek perilaku responden

yang memiliki persentase terendah yaitu pada aspek sikap, yang menunjukkan

rendahnya respon evaluatif terhadap pengetahuan mengenai penggunaan sachet

serbuk oral yang diyakini benar oleh responden. Aspek tindakan memiliki

persentase terbesar yang menunjukkan hal-hal yang dilakukan oleh responden

terkait penggunaan sachet serbuk oral tinggi. Secara keseluruhan dari hasil

kuisioner untuk melihat perilaku penggunaan sachet serbuk oral yaitu total rata-

rata responden yang dikatakan baik karena lebih dari 75% responden

menunjukkan penggunaan sachet serbuk dilakukan dengan benar.

Page 83: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

65

C. Profil Informasi yang Diberikan oleh Apoteker kepadaPengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil informasi yang diberikan

oleh apoteker kepada pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito. Di

Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito terdapat 3 apoteker yang bertugas.

Ketiga apoteker ini bertugas di 5 loket yang dimiliki oleh Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito sesuai jadwal yang telah ditentukkan secara bergantian.

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur terhadap

ketiga apoteker sesuai jadwal kerjanya. Profil informasi yang diberikan oleh

apoteker dibahas menjadi 5 bagian, yaitu:

1. Durasi pemberian informasi obat kepada pengunjung apotek

Durasi pemberian informasi obat oleh apoteker berlangsung selama 1 sampai

2 menit, tetapi terkadang tergantung dari jenis obat yang diserahkan kepada

pengunjung apotek. Selain pemberian informasi obat, apoteker juga melakukan

Pharmaceutical care kepada pengunjung apotek. Durasi Pharmaceutical care

berlangsung lebih dari 3 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Andayani, Satibi, dan Handayani (2004) menyatakan bahwa durasi pemberian

informasi obat paling banyak berlangsung sekitar lebih dari 120 detik (2 menit)

yaitu 38%, selanjutnya diikuti rentang durasi 30-60 detik (0,5 – 1 menit) dan 60-

90 detik (1 – 1,5 menit) yaitu 21%. Hal ini menunjukkan bahwa durasi pemberian

informasi obat yang dilakukan oleh apoteker yang ada di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito sesuai dengan hasil penelitian mengenai durasi pemberian

informasi obat di apotek sebelumnya. Semakin lama atau singkatnya durasi

Page 84: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

66

pemberian informasi obat oleh apoteker akan berpengaruh pada tingkat informasi

obat yang diterima oleh pengunjung apotek.

Pada saat memberikan informasi obat diawali dari menanyakan penyakit

yang diderita oleh pengunjung apotek yang bertujuan untuk mencocokkan obat

yang akan diserahkan dengan penyakit yang diderita. Selanjutnya Apoteker

memberitahukan berapa macam obat yang akan digunakan oleh pengunjung

apotek dan disertai kegunaan dari masing-masing obat tersebut. Terkadang bagi

pasien yang membeli obat dengan resep dokter, kegunaan dari obat tidak boleh

diberitahukan karena yang digunakan untuk mengobati penyakit dari obat tersebut

adalah efek samping obat tersebut bukan efek farmakologinya. Hal ini dapat

menimbulkan kebingungan bagi apoteker sehingga perlu dilakukan pengecekkan

kembali dengan riwayat penyakit pasien atau menanyakan kembali kepada dokter

yang menulis resep. Bagi pasien rawat inap, terkadang penjelasan mengenai

kegunaan dan cara penggunaan dari obat menjadi sia-sia karena obat yang dibeli

diserahkan kepada perawat untuk penggunaannya. Informasi obat lain yang

diberikan oleh apoteker antara lain aturan pakai terkait berapa kali meminum obat

dan sesudah atau sebelum makan, peringatan dan tempat penyimpanan.

Apoteker juga menyatakan tidak secara langsung melakukan pelayanan

konseling karena tidak disediakan waktu khusus untuk pelayanan konseling.

Pelayanan konseling dilakukan oleh apoteker terkecuali ada pengunjung apotek

yang bertanya dan membutuhkan konseling. Hasil wawancara ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Andayani, Satibi, dan Handayani tahun 2004

Page 85: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

67

mengenai penyediaan waktu khusus untuk konseling yang hasil penelitiannya

adalah 73% apoteker tidak menyediakan waktu khusus untuk konseling.

2. Sumber informasi yang digunakan dalam pemberian informasi kepadapengunjung apotek

Sumber informasi yang sering digunakan oleh apoteker dalam pemberian

informasi obat menyatakan bahwa Apotek Kimia Farma tidak memiliki prosedur

tetap untuk sumber informasi yang harus digunakan dalam pemberian informasi

obat dan tidak membatasi sumber informasi obat yang digunakan oleh apoteker

dalam pemberian informasi obat kepada pengunjung apotek.

Sumber informasi obat yang digunakan oleh 2 apoteker dari hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti secara bersamaan berlokasi di Loket Unit Gawat

Darurat adalah brosur obat yang tersedia dalam kemasan obat selain itu

menggunakan literatur, tetapi mereka lebih memilih brosur obat karena brosur

obat yang ada pada kemasan obat sudah sesuai standar dari pabrik obat tersebut.

Berbeda dengan hasil wawancara kedua apoteker di atas, apoteker lainnya

menyatakan bahwa sumber informasi obat yang digunakan antara lain buku

biasanya diperoleh dari MIMS yang digunakan untuk informasi obat mengenai

aturan pakai. Sumber informasi obat lainnya yang digunakan secara bersamaan

adalah panduan kefarmasian dari Departemen Kesehatan, brosur obat, intrenet dan

menggunakan pengalaman. Melihat dari beragamnya sumber informasi obat ini

menunjukkan bahwa apoteker telah berusaha untuk mencari informasi obat yang

berkualitas sehingga informasi obat yang diberikan merupakan informasi obat

yang selengkap mungkin kepada pengunjung apotek.

Page 86: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

68

3. Tempat pemberian informasi obat dan informasi apa saja yangdiberikan kepada pengunjung apotek

Tempat pemberian informasi obat yang berlangsung di Apotek Pelengkap KF

RSUP Dr. Sardjito dilakukan di depan loket yang tertera tulisan “Penyerahan

Obat” pada saat apoteker menyerahkan obat kepada pengunjung apotek. Apotek

belum menyediakan ruang khusus yang digunakan untuk melakukan pelayanan

informasi obat dan konseling karena menggingat kondisi ruangan apotek di rumah

sakit yang tidak seluas ruangan Apotek Kimia Farma yang berada di outlet. Selain

itu, pelayanan penyerahan obat kepada pengunjung apotek yang berlokasi di

rumah sakit dilakukan lebih cepat mengingat kondisi pengunjung apotek yang

termasuk pasien rawat jalan dan rawat inap harus segera ditangani.

Seperti yang telah dipaparkan pada bagian durasi pemberian obat mengenai

tahapan informasi obat yang diberikan oleh apoteker ketika menyerahkan obat

kepada pengunjung apotek diawali dari memberitahu berapa macam obat yang

akan digunakan, kegunaan obat, aturan pakai, peringatan dan temapat

penyimpanan. Terkadang informasi yang diberikan untuk sediaan sachet serbuk

oral mengenai bagaimana penggunaan dan aturan pakai saja, kecuali ditanyakan

oleh pengunjung apotek bagaimana penyimpanannya baru setelah itu dijelaskan

oleh apoteker.

Untuk melakukan pengecekkan kembali apakah pengunjung apotek sudah

mengetahui dan memahami secara tepat dan benar mengenai setiap informasi obat

yang diberikan oleh apoteker sulit untuk dilakukan, karena biasanya tergantung

dari pengunjung apotek itu sendiri. Jika pengunjung apotek mengulang informasi

obat setelah dijelaskan oleh apoteker, maka dengan demikian Apoteker dapat

Page 87: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

69

melakukan pengecekkan kembali. Menurut apoteker, informasi yang diberikan

hanya untuk mengingatkan pasien yang malas membaca aturan pakai yang tertera

di etiket obat karena beberapa pasien merasa apoteker tidak perlu lagi

memberikan informasi obat yang dapat dibaca sendiri pada etiket.

4. Teknik pemberian informasi

Penyediaan infromasi obat dilihat dari teknik pemberian obat yaitu apoteker

dengan teknik aktif memberikan informasi obat mengenai aturan pakai saat

penyerahan obat yang berfungsi untuk mengingatkan pengunjung apotek. Selain

itu, apoteker juga menggunakan teknik pemberian informasi obat secara pasif bagi

pasien yang aktif bertanya mengenai penggunaan obat. Interakasi melalui

komunikasi yang terjadi antara apoteker dan pengunjung menunjukkan adanya

keseimbangan teknik pemberian informasi secara aktif dan pasif.

5. Kendala yang sering terjadi dalam memberikan informasi obat kepadapengunjung apotek

Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh apoteker dalam memberikan

informasi obat kepada pengunjung apotek antara lain: kurangnya waktu yang

disediakan oleh pengunjung apotek karena tergesa-gesa untuk segera pergi

setelah menerima obat sehingga informasi yang diberikan oleh apoteker tidak

didengarkan dan dipahami dengan baik; kebersediaan pasien untuk mendapatkan

informasi obat karena pasien merasa cukup hanya dengan membaca etiket; belum

tersedianya ruangan khusus untuk dapat memberikan pelayanan informasi obat

dan konseling sehingga adanya ketidaknyamanan saat pemberian informasi obat

dengan durasi yang lama sehingga pengunjung apotek berdiri di depan loket

penyerahan obat sampai selesai mendapatkan informasi; serta penggunaan bahasa

Page 88: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

70

Jawa untuk alat komunikasi antara apoteker dengan pengunjung apotek khususnya

bagi kelompok usia lanjut yang tidak bisa mneggunakan bahasa Indonesia. Hal ini

disebabkan salah satu apoteker yang bertugas berasal dari Daerah Jawa Barat

sehingga tidak dapat menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi.

Page 89: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ketersediaan sachet serbuk oral di Apotek Pelengkap Kimia Farma

RSUP Dr. Sardjito secara keseluruhan sebanyak 17 item. Dibagi dalam dua

kelompok yaitu berdasarkan kode nomor pendaftaran dan kelas efek

farmakologinya. Persentase ketersediaan sachet serbuk oral berdasarkan kode

nomor pendaftaran yaitu TR (11,8%), SI (23,5%), SD (11,8%), ML (5,9%),

DBL (17,6%), GBL (5,9%), DTL (5,9%), DKL (5,9%), DKI (11,8%).

Berdasarkan kelas efek farmakologi antara lain sistem gastrointestianal dan

hepatobilier (41,2%), sistem musculoskeletal (5,9%), antiinfeksi(sistemik)

(5,9%), nutrisi (41,2%), dan antidotum dan zat detoksifikasi untuk terapi

ketergantungan (5,9%).

2. Penggunaan sachet serbuk oral oleh responden dilihat dari hasil jawaban yang

benar pada kuisioner dan wawancara terbagi dalam 3 aspek perilaku yaitu

aspek pengetahuan (82,1%), aspek sikap (76,0%), dan aspek tindakan

(83,5%) yang didapatkan total rata-rata ketiga aspek perilaku sebesar 80,55%

responden yang menunjukkan penggunaan sachet serbuk oral secara benar.

3. Profil informasi yang diberikan oleh Apoteker terhadap pengunjung Apotek

Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito berdasarkan hasil wawancara

dilihat dari durasi pemberian informasi berlangsung selama 1-2 menit;

sumber informasi yang digunakan antara lain buku (MIMS), panduan

Page 90: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

72

kefarmasian dari DEPKES, brosur obat, internet dan pengalaman; tempat

pemberian informasi di depan Loket Unit Gawat Darurat ketika penyerahan

obat; informasi yang diberikan terkait penggunaan sachet serbuk oral adalah

aturan pakai, tempat penyimpanan, dan banyaknya air yang digunakan untuk

melarutkan serbuk; teknik pemberian informasi yang digunakan adalah teknik

aktif maupun pasif.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:

1. Jika akan dilakukan penelitian sejenis sebaiknya mengkaji pada salah satu

kelompok sediaan sachet serbuk oral saja, contoh: kelompok kelas nutrisi.

2. Dilakukan penelitian sejenis untuk mengetahui hubungan antara perilaku

penggunaan sediaan sachet serbuk oral yaitu mengenai pengetahuan, sikap

dan tindakan yang berpengaruh pada penggunaan sediaan secaht serbuk oral.

3. Penyediaan ruang khusus di apotek bagi apoteker untuk melakukan pelayanan

konseling obat bagi pasien yang membutuhkan konseling obat.

Page 91: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

73

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, M.T., Satibi, Handayani, D.R., 2006, Evaluasi Pelayanan InformasiObat di Apotek-Apotek Besar di Kota Yogyakarta, Seminar IlmiahNasional Hasil Penelitian Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas SanataDharma, Yogyakarta, 54-63.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008, Hasil Riset KesehatanDasar (RISKESDAS) Provinsi D.I.Yogyakarta 2007, DepartemenKesehatan RI, Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2002, PantauanKetersediaan dan Harga Obat Generik Berlogo di Apotek, Balai POM RI,Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004, KeputusanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik IndonesiaNo.HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan danPenandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan Pengawas Obat danMakanan Republik Indonesia, Jakarta.

Bahfen, 2006, Aspek Legal Layanan Farmasi Komunitas Konsep PharmaceuticalCare, Edisi I.Vol.I., PT.ISFI, Jakarta, pp. 20.

Cipolle, R.J., Strand, L.M., dan Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical CarePractice, 2nd Ed, McGraw-Hill, New York

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, FarmakopeIndonesia Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,pp. 14 – 15.

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2002, KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332 Menkes SK IX 2002,tentang Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004, KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027 Menkes SK IX 2004tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, DepartemenKesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Dean, D.A., Evans, E.R., Hall, I.H., 2000, Pharmaceutical Packaging Techology,Taylor & Francis, London, pp. 538-539.

Page 92: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

74

Donatus, I.A., 2000, Globalisasi dan Orientasi Baru Pelayanan FarmasiKomunitas, Upaya Peningkatkan Peran Apoteker, Seminar Sehari DampakGlobalisasi Ekonomi dan Farmasi terhadap Hak dan Kewajiban Farmasisdan KOnsumen, Lembaga kajian Fakultas Farmasi Universitas SanataDharma, Yogyakarta.

Ganie, M. W., 2009, Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang 3M(Mengubur Barang Bekas, Menutup, dan Menguras Tempat PenampunganAir) pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, Skripsi(Online), 34-35, Universitas Sumatera Utara, Medan,http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/14262/1/09E12923.pdf,diakses pada tanggal 7 September 2010.

Hartini, Y., dan Sulasmono, 2007, Apotek “Ulasan Bweserta Naskah PereaturanPerundang-undangan Terkait Apotek Termasuk Naskah dan UlasanPermenkes tentang Apotek Rakyat”, Penerbit Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta, pp. 14-15, 250, 549.

Holt, G.A., dan Edwin, L.H., 1986, The Pors and cons of Self-medication,Journals of Pharmeceutical Technology, September/October, pp.213-218.

MIMS Pharmacy Guide, 2009, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, edisi 9, PT.Info Master Lisensi CMP Medica, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1976, Peraturan Menteri Kesehatan RINomor 329/Menkes/Per/X2/1976 tentang Produksi dan PeredaranMakanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan RINomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri ObatTradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 949/Menkes/VI/2000 tentang registrasi obat jadi, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Monier, H.A.S., 1998, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara,Jakarta.

Notoatmodjo, S.,2002, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,PT Rineka Cipta,Jakarta.

Notoatmodjo, S.,2005, Metodologi Penelitian Kesehatan ,PT Rineka Cipta,Jakarta.

Page 93: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

75

Pratiknya, A.W., 1993, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, CV Rajawali, Jakarta.

Sambara, J., Muntasir., Djuma,A.W., Elin, E.N., 2008, Profil dan TinjauanPenggunaan Obat Generik di Rumah Sakit Umum DaerahProf.W.Z.Johannes Kupang Tahun 2007(Kajian pada persepan di apotek),Prosiding Kongres Ilmiah XVI ISFI, PT.ISFI, Jakarta.

Sari, I.P., 2001, Motivasi Konsumen terhadap Pelayanan Informasi dan KonsultasiObat di Apotek Kota Yogyakarta, Majalah Farmasi Indonesia no.12, 80-84.

Sastroasmoro, S., dan Ismael S., 2010, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis,Edisi ke-3, CV Sagung Seto, Jakarta, pp. 16.

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Rusalan, T.G., Regala, B.P.,Uriarte, G.G., 1993,Pengantar Metodologi Penelitian, diterjemahkan oleh Tuwu, A.,Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Siregar, C.J.P., dan Amalia, L.,2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan,Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta, pp. 223.

Stefanus. L., 2000, Analisis Penulisan Resep di luar Formularium Rumah SakitPGI Cikini tahun 2000, Tesis, Kajian Administrasi Rumah Sakit, FKM,UI, Depok.

Sugiyono, 2006, Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Page 94: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

76

LAMPIRAN

Page 95: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

77

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data

Page 96: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

78

Lampiran 2. Surat Persetujuan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data

Page 97: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

79

Lampiran 3. Informed Consent

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATADHARMA DENGAN APOTEK KIMIA FARMA RSUP Dr. Sardjito

YOGYAKARTA

Judul Penelitian : Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan SachetSerbuk Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr.

Sardjito

Responden yang terhormat, kami Tim peneliti dari Fakultas Farmasi

Sanata Dharma bekerja sama dengan Apotek Pelengkap Kimia Farma Rumah

Sakit Sardjito Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana

respon pasien rawat jalan terhadap penggunaan sediaan sachet oral, ingin

meminta kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat atau termasuk

sebagai pasien rawat jalan RSUP Dr. sardjito periode Juni-Juli 2010. Usia

responden adalah minimal 17 tahun.

Dalam partisipasi Anda selama penelitian ini, kami membutuhkan

kesediaan Anda untuk meluangkan waktu. Peneliti akan menemui anda dengan

maksud:

1) meminta anda membaca dan menandatangani surat pernyataan

kesediaan sebagai responden penelitian;

2) meminta anda untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan;

3) melakukan wawancara lanjutan untuk melengkapi informasi.

Penelitian ini mengharapkan ketulusan anda untuk berpartisipasi.

Penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk dapat memberi sumbangan

ilmu pengetahuan dan sebagai sumber referensi di bidang kesehatan, klinik dan

komunitas sebagai sumber kajian mengenai sediaan sachet serbuk oral dan

informasi cara penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang tepat di masyarakat.

Penelitian ini tidak memiliki risiko yang akan membahayakan Anda secara

fisik. Kerahasiaan anda akan kami jaga. Kami tidak akan menyebutkan nama

anda. Kami hanya akan memberikan nama samaran. Semua informasi yang anda

berikan akan kami jaga kerahasiaannya sehingga identitas anda tetap kami

Page 98: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

80

lindungi. Wawancara akan direkam dan kemudian diketik. Semua informasi

menjadi rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi.

Anda dengan sepenuh hati berpartisipasi dalam penelitian ini. Sewaktu-

waktu, anda bisa menarik diri untuk terlibat dalam penelitian ini. Jika ada

pertanyaan, anda tidak perlu sungkan atau ragu untuk bertanya. Jika anda

menyetujui kerjasama ini, dimohon kesediaannya untuk melengkapi surat

pernyataan kesediaan sebagai bukti kesediaan responden.

Atas kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Page 99: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

81

Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden Penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

Saya (baru pertama kali/sudah berulang kali)*menggunakan sediaan

sachet serbuk oral.

Saya (pertama kali/sering membeli obat)* di Apotek Kimia Farma

Sardjito.

Saya (pernah/tidak pernah)* berkonsultasi obat di Apotek Kimia Farma

Sardjito.

*(coret yang tidak perlu)

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang

berjudul "EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PENGGUNAAN SEDIAAN

SACHET SERBUK ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP

KIMIA FARMA RSUP Dr SARDJITO". Semua penjelasan diatas telah

disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan

penjelasan, saya akan mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,

Responden/pasien

( )

Page 100: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

82

Lampiran 4. Kuisioner

Kuesioner yang digunakan untuk penelitian Sachet Serbuk Oral

Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telahdisediakan dengan memberi tanda silang ( x ).

Keterangan :Benar : Bila saya cederung menganggap penyataan yang diajukan adalah benarSalah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah

Aspek Pengetahuan

No Pernyataan Jawaban1 Semua jenis obat harus digunakan sampai habis. Benar Salah2 Cara penggunaan obat yang benar akan

mempengaruhi kesembuhan penyakit.Benar Salah

3 Penyimpanan sachet serbuk oral harus di suhukamar dan tempat yang kering

Benar Salah

4 Penggunaan sachet serbuk oral dalam kondisitertentu boleh digunakan lebih dari 1 kali

Benar Salah

5 Semua sachet serbuk oral yang diminum harusdilarutkan dalam air minum bersih

Benar Salah

6 Setelah sachet dibuka maka pemakaian obat harusmemperhatikan rasa,warna, bau, dari obatmeskipun belum kadaluwarsa.

Benar Salah

7 Sachet serbuk oral harus digunakan sesuai aturandosis

Benar Salah

8 Pembacaan informasi yang ada pada kemasanobat akan mengurangi resiko yang tidakdikehendaki

Benar Salah

9 Setiap kali meminum obat sachet serbuk oralyang harus dilarutkan terlebih dahulu, saya dapatlangsung menggunakan obat tersebut tanpa harusdilarutkan

Benar Salah

10 Kebersihan adalah hal yang penting dalampenggunaan sachet serbuk oral

Benar Salah

Aspek Sikap

No Pernyataan Jawaban11 Saya merasa perlu mematuhi aturan penggunaan

sachet serbuk oral sebelum digunakan.Benar Salah

12 Saya merasa perlu bertanya pada petugas apotektentang informasi yang kurang jelas mengenai

Benar Salah

Page 101: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

83

cara penggunaan sachet serbuk oral13 Saya memilih petugas apotek sebagai sumber

informasiBenar Salah

14 Saya yakin sachet serbuk oral setelah dibukamasih dapat digunakan asal belum lewat tanggalkadaluarsa.

Benar Salah

15 Saya merasa yakin setelah sachet serbuk dibukamaka pemakaian obat harus memperhatikanrasa,warna, bau, dari obat meskipun belumkadaluwarsa.

Benar Salah

16 Saya merasa penggunaan air teh/kopi untukmelarutkan serbuk adalah tepat.

Benar Salah

17 Saya perlu mencuci tangan terlebuh dahulusebelum menggunakan sachet serbuk oral

Benar Salah

18 Saya merasa penggunaan sachet serbuk oraldengan benar akan mengurangi resiko yang tidakdikehendaki.

Benar Salah

19 Saya merasa informasi penggunaan sachet serbukakan mempengaruhi kesembuhan saya

Benar Salah

20 Saya merasa banyaknya air yang digunakan untukmelarutkan tidak harus sama dengan yangtercantum pada kemasan

Benar Salah

Aspek Tindakan

No Pernyataan Jawaban21 Saya selalu berusaha menuangkan serbuk yang

ada pada sachet serbuk oral hingga habisBenar Salah

22 Saya akan bertanya pada petugas apotek bilatidak mengerti cara penggunaan sachet serbuk

Benar Salah

23 Setelah menggunakan sachet serbuk untuk 2 kalipakai, saya akan langsung menutup rapatkemasan, serta menyimpan ditempat kering dansejuk.

Benar Salah

24 Saya akan menggunakan sachet serbuk oral tanpaharus mematuhi aturan penggunaanya

Benar Salah

25 Saya tidak memperhatikan Apoteker saatmemberikan informasi tentang sachet serbuk oral

Benar Salah

26 Saya tidak memperhatikan tanggal kadaluarsayang tercantum pada sachet serbuk oral

Benar Salah

27 Saya akan tetap memperhatikan informasipenggunaan yang tercantum pada sachet serbukoral meskipun sudah diberi informasi obat.

Benar Salah

28 Saya lebih memilih melarutkan sachet serbuk oral Benar Salah

Page 102: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

84

sesuai petunjuk kemasan29 Walaupun serbuk didalam sachet sudah memadat

saya akan tetap menggunakannya karena belumkadaluarsa.

Benar Salah

30 Saya tidak perlu mengaduk serbuk yang telahdicampur dengan air

Benar Salah

Pengukuran pengetahuan ( 1-10), sikap (11-20), tindakan (21-30)Pertanyaan favorable : 2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,17,18,19,21,22,23 ,27,28Pertanyaan unfavorable : 1,9,16,20,24,25,26,29,30

Page 103: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

85

Lampiran 5. Panduan Wawancara untuk Responden dan Apoteker

Wawancara Tentang Penggunaan Sachet Serbuk Oral untuk responden:

1. Bagaimana cara anda menggunakan sediaan sachet serbuk oral ?

2. Bagaimana cara anda menyimpan sediaan sachet serbuk setelah dibuka (di

lemari es/ lemari obat /tempat terlindung cahaya)?

3. Apakah anda menggunakan satu sachet serbuk oral untuk pemakaian

berulang kali? Mengapa?

4. Apa yang menjadi kesulitan dalam menggunakan obat sachet serbuk oral?

5. Manfaat apa yang bisa anda dapat dari informasi yang diberikan oleh

Apoteker?

Wawancara terstruktur untuk apoteker :

1. Berapa lama durasi pemberian informasi obat kepada pasien ?

2. Sumber informasi apa yang sering digunakan dalam pemberian informasi

kepada pasien?

3. Dimana Apoteker memberikan tempat pemberian informasi obat?Apa saja

informasi yang diberikan?

4. Bagaimana teknik konseling/pemberian informasi yang dilakukan oleh

apoteker pada pasien?

5. Kendala apakah yang sering terjadi dalam memberikan informasi kepada

pasien?

Page 104: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

86

Lampiran 6. Hasil Wawancara Terhadap Apoteker yang Bertugas

1. Berapa lama durasi pemberian informasi obat kepada pasien ?

Apoteker 1 dan 2 Tidak lebih dari 2 menit

Apoteker 3 Informasi obat selama 1 menit, sedangkan untuk

Pharmaceutical care selama 3 menit. Pelayanan

konseling tidak secara langsung dilakukan karena tidak

memiliki ruangan khusus untuk konseling dan dilakukan

jika pengunjung apotek yang aktif bertanya.

2. Sumber informasi apa yang sering digunakan dalam pemberian informasi

kepada pasien?

Apoteker 1 dan 2 Lebih sering menggunakan brosur obat karena sudah

sesuai standar, selain itu kadang-kadang menggunakan

buku.

Apoteker 3 Sering menggunakan buku MIMS untuk melihat aturan

pakai dan panduan kefarmasian dari DEPKES. Selain

itu, untuk informasi tambahan menggunakan internet,

brosur obat dan pengalaman.

3. Dimana Apoteker memberikan tempat pemberian informasi obat?Apa saja

informasi yang diberikan?

Apoteker 1 dan 2 - Tempat pemberian informasi obat : didepan loket yang

tertulis “penyerahan obat”, yang dilakukan pada saat

pengunjung apotek diserahkan obat oleh apoteker.

-Informasi obat : secara umum diberitahukan berapa

macam obat yang akan digunakan, aturan pakai, dan

indikasi obat, tetapi terkadang indikasi obat tidak boleh

disampaikan karena ada obat yang diresepkan oleh

dokter yang digunakan adalah efek samping obat bukan

efek farmakologinya sehingga sebelumnya apoteker

Page 105: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

87

harus menanyakan penyakit pasien atau langsung

bertanya kepada dokter.

Untuk sachet serbuk : hanya aturan pakai, terkadang

diberitahukan tempat penyimpanan dan bagaimana

penggunaan jika pasien aktif bertanya. Contoh informasi

obat terkait penggunaan sachet serbuk oral yang

diberikan kepada responden (Oralit): diberitahukan

banyaknya air yang digunakan untuk melarutkan

sebanyak 1 gelas air putih, tetapi tidak diberitahukan 1

gelas berapa volume airnya. Selain itu, juga

diberitahukan bahwa penggunaan 1 gelas air mineral

yang ada dipasaran menyebabkan oralit terlalu encer dan

tidak berasa.

Apoteker 3 - Tempat pemberian informasi obat : didepan loket yang

pada saat pengunjung apotek diserahkan obat oleh

apoteker.

- Informasi obat : tahapan pemberian informasi obat

diawali dari menanyakan sakit yang dialami pasien yang

bertujuan untuk disesuaikan dengan obat yang akan

diserahkan karena pernah ada kasus obat yang

diresepkan tidak cocok dengan penyakit yang

didiagnosa oleh dokter, indikasi obat, aturan pakai,

bagaimana menggunakan obat, dan peringatan.

Informasi yang diberitahukan berfungsi untuk

mengingatkan pasien karena kadang ada pasien yang

malas membaca lagi informasi obat yang tertulis

sebelum menggunakan obat. Tempat penyimpanan obat

jarang diberitahukan karena sebagian besar pasien

mengetahui. Untuk penggunaan obat sachet serbuk oral

(Pharolit®) biasanya disuruh baca sendiri onformasi

yang ada dikemasan.

Page 106: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

88

4. Bagaimana teknik konseling/pemberian informasi yang dilakukan oleh

apoteker pada pasien?

Apoteker 1 dan 2 Apoteker aktif memberikan informasi secara umum dan

terkadang memberikan informasi jika pasien bertanya.

Apoteker 3 Selalu memberikan informasi saat menyerahkan obat.

Tetapi terkadang menjelaskan penggunaan obat bagi

pasien yang rawat inap tidak diperhatikan karena obat

yang dibeli akan diberikan kepada perawat untuk

penggunaannya. Selain itu menjawab pertanyaan pasien

terkait penggunaan obat.

5. Kendala apakah yang sering terjadi dalam memberikan informasi kepada

pasien?

Apoteker 1 dan 2 Kendala salah satu apoteker adalah tidak bisa

berkomunikasi dengan pengunjung apotek jika bahasa

yang dgunakan oleh pengunjung apotek adalah bahasa

Jawa, karena apoteker beasal dari Jawa Barat.

Kendala lainnya adalah jika pengunjungnya tergolong

usia lanjut usia maka sulit untuk berkomunikasi secara

lancar karena ada beberapa yang mengalami gangguan

pendengaran; sulit memastikan bahwa pengunjung

apotek sudah benar-benar memahami informasi obat

yang diberikan kecuali pengunjung apotek yang

mengulang informasi obat yang diberikan barulah dapat

dipastikan.

Apoteker 3 Beberapa kendala yang sering dialami : pengunjung

apotek tergesa-gesa untuk segera pergi setelah menerima

obat; terlihat pengunjung apotek hanya mendengarkan

Page 107: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

89

begitu saja atau tidak benar-benar menyimak informasi

obat yang disampaikan; tidak tersedia tempat khusus

untuk menerima informasi obat sehingga terkadang

pengunjung tidak bersedia jika penyampaian infromasi

obat dengan durasi yang lama karena harus berdiri

didepan loket penerimaan obat; berbeda menjaga apotek

yang ada di rumah sakit dan di oulet karena kalau di

rumah sakit pemberian informasi obat harus lebih cepat

karena pengunjung apotek harus dengan cepat untuk

menangani sakit yang dialami; mengontrol pembelian

antiobtik oleh pengunjung apotek karena terkadang

pengunjung apotek menganggap dapat membeli

antibiotik secara bebas sehingga sulit untuk memahami

jika diberitahukan oleh apoteker karena pengujung

apoteker menyatakan bahwa pembelian antibiotik harus

dengan resep dokter lebih mahal; dan penjelasan

penggunaan obat dengan sediaan suppositoria sebaiknya

menggunakan leaflet.

Page 108: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

90

Lampiran 7. Hasil Jawaban Kuisioner untuk Aspek PengetahuanNo. Pernyataan Kuisioner Responden

menjawab

Benar

Responden

menjawab

Salah

Presentase

Jawaban

Benar (%)

Presentase

jawaban

Salah (%)

1* Semua jenis obat harusdigunakan sampai habis.

31 17 64,6 35,4

2 Cara penggunaan obat yangbenar akan mempengaruhikesembuhan penyakit.

45 3 93,7 6,5

3 Penyimpanan sachet serbuk oralharus di suhu kamar tempat yangkering

42 6 87,5 12,5

4 Penggunaan sachet serbuk oraldalam kondisi tertentu bolehdigunakan lebih dari 1 kali.

13 35 27,1 72,9

5 Semua sachet serbuk oral yangdiminum harus dilarutkan dalamair minumbersih.

47 1 97,9 2,1

6 Setelah sachet dibuka makapemakaian obat harusmemperhatikan rasa,warna, bau,dari obat meskipun belumkadaluwarsa.

33 15 68,7 31,2

7 Sachet serbuk oral harusdigunakan sesuai aturan dosis

47 1 97,9 2,1

8 Pembacaan informasi yang adapada kemasan obat akanmengurangi resiko yang tidakdikehendaki.

42 6 87,5 12,5

9* Setiap kali meminum obat sachetserbuk oral yang harusdilarutkan terlebih dahulu, sayadapat langsung menggunakanobat tersebut tanpa harusdilarutkan.

45 3 93,7 6,5

10 Kebersihan adalah hal yangpenting dalam penggunaansachet serbuk oral.

47 1 97,9 2,1

Rata-rata 81,6 18,4

*) Pernyataan yang termasuk jenis nonfavourable

Page 109: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

91

Lampiran 8. Hasil Jawaban Kuisioner untuk Aspek Sikap

No. Pernyataan Kuisioner Respondenmenjawab

Benar

Respondenmenjawab

Salah

PresentaseJawaban

Benar (%)

Presentasejawaban

Salah (%)

1 Saya merasa perlu mematuhiaturan penggunaan sachet serbukoral sebelum digunakan.

45 3 93,7 6,2

2 Saya merasa perlu bertanya padapetugas apotek tentang informasiyang kurang jelas mengenaipenggunaan sachet serbuk oral

41 7 85,4 14,6

3 Saya memilih petugas apoteksebagai sumber informasi

29 19 60,4 39,6

4 Saya yakin sachet serbuk oralsetelah dibuka masih dapatdigunakan asal belum lewattanggal kadaluarsa.

12 36 25,0 75,0

5 Saya merasa yakin setelahsachet serbuk oral dibuka makapemakaian obat harusmemperhatikan rasa,warna, bau,dan bentuk serbuk dari obatmeskipun belum kadaluwarsa.

34 14 70,8 29,2

6* Saya merasa penggunaan airteh/kopi untuk melarutkanserbuk adalah tepat.

46 2 95,8 4,2

7 Saya perlu mencuci tanganterlebuh dahulu sebelummenggunakan sachet serbukoral

40 8 83,3 16,7

8 Saya merasa penggunaan sachetserbuk oral dengan benar akanmengurangi resiko yang tidakdikehendaki.

48 0 100 0

9 Saya merasa informasipenggunaan sachet serbuk oralakan mempengaruhikesembuhan saya

46 2 95,8 4,2

10*

Saya merasa banyaknya air yangdigunakan untuk melarutkantidak harus sama dengan yangtercantum pada kemasan

24 24 50,0 50,0

Rata-rata 76,0 24,0*) Pernyataan yang termasuk jenis nonfavourable

Page 110: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

92

Lampiran 9. Hasil Jawaban Kuisioner untuk Aspek TindakanNo. Pernyataan Kuisioner Responden

menjawabBenar

Respondenmenjawab

Salah

PresentaseJawaban

Benar (%)

Presentasejawaban

Salah (%)1 Saya selalu berusaha

menuangkan serbuk yang adapada sachet serbuk oral hinggahabis

47 1 97,9 2,1

2 Saya akan bertanya pada petugasapotek bila tidak mengerti carapenggunaan sachet serbuk oral

42 6 87,5 12,5

3 Setelah menggunakan sachetserbuk oral untuk 2 kali pakai,saya akan langsung menutuprapat kemasan, serta menyimpanditempat kering dan sejuk.

26 22 54,2 45,8

4* Saya akan menggunakan sachetserbuk oral tanpa harusmematuhi aturan penggunaanya

41 7 85,4 14,6

5* Saya tidak memperhatikanApoteker saat memberikaninformasi tentang sachet serbukoral

46 2 95,8 4,2

6* Saya tidak memperhatikantanggal kadaluarsa yangtercantum pada sachet serbukoral

43 5 89,6 10,4

7 Saya akan tetap memperhatikaninformasi penggunaan yangtercantum pada sachet serbukoral meskipun sudah diberiinformasi obat.

29 19 60,4 39,6

8 Saya lebih memilih melarutkansachet serbuk oral sesuaipetunjuk kemasan

36 12 75,0 25,0

9* Walaupun serbuk oral didalamsachet sudah memadat saya akantetap menggunakannya karenabelum kadaluarsa.

45 3 93,7 6,2

10* Saya tidak perlu mengadukserbuk oral yang telah dicampurdengan air

46 2 95,8 4,2

Rata-rata 83,5 16,5*) Pernyataan yang termasuk jenis nonfavourable

Page 111: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

93

Lampiran 10. Gambaran Karateristik Responden

A. Kajian Umur

KelompokUmur

JumlahResponden

%Responden

18-26 tahun 11 22,927-34 tahun 12 2535-42 tahun 6 12,543-50 tahun 11 22,951-58 tahun 6 12,559-66 tahun 1 2,167-74 tahun 0 075-82 tahun 1 2,1

B. Kajian Jenis Kelamin

JenisKelamin

JumlahResponden

%Responden

Pria 28 58,3Wanita 20 41,7

C. Kajian Tingkat Pendidikan

Tingkat PendidikanSD SLTP SLTA Diploma Sarjana

JumlahResponden

3 3 23 4 15

%Responden

6,2 6,2 47,9 8,3 31,2

Page 112: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

94

D. Kajian Pekerjaan

Jenis pekerjaan JumlahResponden % Responden

Tidak bekerja /pensiunan

3 6,2

Ibu Rumah Tangga 10 20,8

Pegawai Negeri Sipil(PNS) dan POLRI

5 10,4

Wiraswasta 7 14,6

Swasta 18 37,5Pelajar / mahasiswa 5 10,4

E. Frekuensi Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral

Jumlah Responden % RespondenBaru pertama kali 1 2,1

Sudah berulang kali 47 97,9

F. Frekuensi Pembelian Obat oleh Responden di Apotek Pelengkap KF Dr.

Sardjito

Jumlah Responden % RespondenPertama kali membeli obat diLoket Apotek Kimia Farma

RSUP Dr. Sardjito

20 41,7

Sering membeli obat di loketApotek Kimia Farma RSUP

Dr. Sardjito

28 58,3

G. Pernah atau tidaknya Responden Berkonsultasi Obat di Apotek

Pelengkap KF Dr. Sardjito

Pernah atau tidaknya Jumlah Responden % Responden

Pernah 15 31,2

Tidak pernah 33 68,7

Page 113: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

95

Lampiran 11. Daftar Sediaan Sachet Serbuk Oral yang ada di ApotekPelengkap KF Dr. Sardjito

No. Nama Obat Keterangan1. Biolife AHFC® Penggunaan 1 sachet, 3x1 hari2. Tyndallized lyophilisate, lactobacillus

acidophilus (Dialac®)2-4 sachet/hr. untuk anak, dapatdicampur dengan air minum atau susu.

3. L-omithine-L-aspartate (Hepa-Merz®) 1-2 sachet 3 x/hari4. Ca polystyrene sulfonate (Kalitake®) 3-4 kali pemberian untuk penggunaan 1

sachet5. Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium

longun, Streptococcus faecium (Lacto-B®)Anak <1 thn : 2 sachet/hrAnak 1-6 thn : 3 sachet/hr

6. Glycyrrhizinic acid, malic acid (Viusid®) 1 sachet tiap 8 jam (selain air boleh dicampur dengan susu, jus)

7. Oralit (Pharolit®) Penggunaan 1 sachet tiap minum (hanyamenggunakan air putih matang)

8. Oralit (generik) Penggunaan 1 sachet tiap minum (hanyamenggunakan air putih matang)

9. Azithromycin dehydrate (Zithromax SD®) Serbuk dicampur dengan 60 ml air dalamCup (tersedia)

10. Zn sulfate heptahydrate (Orezinc®) Gunakan 1 sachet dengan 30 ml air putihmatang

11. Lactobacillus casei , Lactobacillusrhamnosus (Protexin infant®)

Pemakaian 1 sachet bisa di campurdengan makanan, air putih matang danjus

12. Dioctahedral Smectite (Smecta®) Pemakaian 1 sachet dalam 50 ml airmatang atau ½ gelas air matang

13. D-ribose dan L-carnitine fumarate(Enercore®)

Penggunaan 1 sachet dilarutkan dalam200 ml air

14. Carica papaya extr , Curcuma domesticarhizoma extr , Psidium guajava extr(Dehaf®)

3-4 kali pemberian untuk penggunaan 1sachet

15. Psyllium hydrophilic mucilloid (Mulax®) Dewasa : ½ - 1 sachet (1-3x/hari);Anak 6 thn atau lebih : ¼ - ½ sachet

16. Malic acid, glucosamine HCl (Aviter®) penggunaan 1 sachet / hari

17. Protein(casein, arginine, glutamine),karbohidrat(dextrin dan fructose) dan nutrisilainnya (Neo-Mune®)

4-8 sachet/hr, pemberian lewat lewatfeeding tube

Page 114: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

96

Lampiran 12. Daftar Sediaan Sachet Serbuk Oral Berdasarkan Kelas EfekFarmakologi

KelasFarmakologi

Sub KelasFarmakologi

Nama Obat Jumlah obat(kelas

farmakologi)

PersentaseKetersediaan

(%)

Sistem

Gastrointestinal

dan HepatobilierRegulator GIT,Antiflatulen dan

Antiinflamasi

Tyndallizedlyophilisate,Lactobacillusacidophilus(Dialac®)

7 41,2

Lactobacillus casei, Lactobacillusrhamnosus(Protexin infant®)

Antidiare

Lactobacillus

acidophilus,

Bifidobacterium

longun,

Streptococcus

faecium (Lacto-B®)

Dioctahedral

Smectite (Smecta®)

Zn sulfate

heptahydrate

(Orezinc®)

Laksatif;Pencahar

Psylliumhydrophilicmucilloid(Mulax®)

Kolagogum,Kolelitolitik danHepatoprotektor

L-omithine-L-aspartate (Hepa-Merz®)

SistemMuskuloskeletal

Obat lain yangBekerja pada

SistemMuskuloskeletal

Glycyrrhizinicacid, malic acid(Viusid®)

1 5,9

KelasFarmakologi

Sub KelasFarmakologi

Nama Obat Jumlah obat Persentase

Page 115: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

97

(kelas

farmakologi)

Ketersediaan

(%)

Antiinfeksi(Sistemik) Makrolid

Azithromycindehydrate(Zithromax SD®)

1 5,9

Nutrisi

ProdukNutrisi/Enteral

Protein(casein,arginine,glutamine),karbohidrat(dextrindan fructose) dannutrisi lainnya(Neo-Mune®)

7 41,2

ElektrolitOralit (Generik)

Oralit (Pharolit®)

Suplemen danTerapi

Penunjang

Biolife AHFC®

D-ribose dan L-carnitine fumarate(Enercore®)Carica papayaextr , Curcumadomestica rhizomaextr , Psidiumguajava extr(Dehaf®)Malic acid,glucosamine HCl(Aviter®)

Antidotum danZat

Detoksifikasiuntuk Terapi

Ketergantungan

-Ca polystyrenesulfonate(Kalitake®)

1 5,9

Page 116: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … · Penggunaan sediaan sachet serbuk oral yang diperhatikan apoteker adalah ketersediaan item dan informasi obat mengenai banyaknya

98

BIOGRAFI PENULIS

Sartika Indriyani Salouw, dilahirkan di Kupang pada

tanggal 9 September 1989. Penulis merupakan anak pertama

dari dua bersaudara pasangan Johanis Onisimus Salouw dan

Afliana Bertha Nange, SH. Perjalanan pendidikan penulis

diawali di Taman Kanak-kanak St.Laetitia-Larantuka (1993-

1995), SD Inpres Pohon Bao-Larantuka (1995-2001), SMP

Katolik Mater Inviolata-Larantuka (2001-2004), SMA Katolik Santo Yoseph-

Denpasar (2004-2007), kemudian melanjutkan studi sampai pada saat ini sebagai

mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma-Yogyakarta sejak tahun

2007. Selama menjalani pendidikan sebagai mahasiswa di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis pernah menjabat sebagai koordinator

Unit Kegiatan Fakultas (UKF) Tari modern.