evaluasi kemampuan lahan

Upload: chyo-tampan

Post on 11-Jul-2015

170 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

KAIDAH ANALISIS KESESUAIAN LAHAN(LAND CAPABILITY ANALYSIS)(diabstraksikan oleh: Prof Dr Ir Soemarno,MS)

1. Pendahuluan Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi. Faktor-faktor ini hingga batas tertentu mempengaruhi potensi dan kemampuan lahan untuk mendukung suatu tipe penggunaan tertentu. Tipe penggunaan lahan ("major kind of land use") adalah golongan utama dari penggunaan lahan pedesaan, seperti lahan pertanian tadah hujan, lahan pertanian irigasi, lahan hutan, atau lahan untuk rekreasi. Tipe pemanfaatan lahan ("land utilization type, LUT") adalah suatu macam penggunaan lahan yang didefinisikan secara lebih rinci dan detail dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan. Suatu LUT terdiri atas seperangkat spesifikasi teknis dalam konteks tatanan fisik, ekonomi dan sosial yang tertentu. Beberapa atribut utama dari LUT a.l. adalah: (1). Produk, termasuk barang (tanaman, ternak, kayu), jasa (misalnya. fasilitas rekreasi), atau benefit lain (misalnya cagar alam, suaka alam) (2). Orientasi pasar, subsisten atau komersial (3). Intensitas penggunaan kapital (4). Intensitas penggunaan tenagakerja (5). Sumber tenaga (manusia, ternak, mesin dengan menggu nakan bahan bakar tertentu) (6). Pengetahuan teknis dan perilaku pengguna lahan (7). Teknologi yang digunakan (peralatan dan mesin, pupuk, ternak, metode penebangan, dll) (8). Infrastruktur penunjang (9). Penguasaan dan pemilikan lahan (10). Tingkat pendapatan. "Karakterisik lahan" merupakan atribut lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Misalnya kemiringan, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, biomasa vegetasi, dll. Sedangkan "Kualitas lahan" adalah kompleks atribut lahan yang mempunyai peranan spesifik dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Contohnya ketersediaan air, resistensi erosi, bahaya banjir, dan aksesibilitas. "Kriteria diagnostik" adalah suatu peubah yang mem-punyai pengaruh tertentu terhadap hasil (atau input yang diperlukan ) pada penggunaan tertentu, dan peubah ini juga berfungsi sebagai dasar untuk menilai kesesuaian suatu bidang lahan bagi penggunaan tersebut. Peubah ini bisa berupa kualitas lahan, karakteristik lahan, atau fungsi dari beberapa karakteristik lahan. Beberapa macam kualitas lahan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah: (i) hasil tanaman, (ii) ketersediaan air, (iii) ketersediaan hara, (iv) ketersediaan oksigen dalam zone perakaran, (v) kondisi bagi per-kecambahan, (vi) kemudahan

2

pengolahan, (vii) salinitas atau alkalinityas, (viii) toksisitas tanah, (ix) ketahanan terhadap erosi, (x) bahaya banjir, (xi) rejim suhu, dan (xii) Fotoperiodik. Beberapa kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas hutan adalah (i) bahaya kebakaran, (ii) hama dan penyakit, (iii) faktor lokasi yang mempengaruhi perkembangan tanaman muda, (iv) tipe dan jumlah jenis kayu indigenous. Dalam konteks evaluasi sumberdaya lahan dikenal ada dua macam istilah, yaitu "kapabilitas" (kemampuan) lahan dan "suitabilitas" (kesesuaian) lahan. Kemam puan lahan dianggap sebagai kapasitas inherent dari sumberdaya lahan untuk mendu kung penggunaannya secara umum; sedangkan kesesuaian lahan mencerminkan kesesuaian bidang lahan bagi penggunaan yang spesifik. Pendapat lain menyatakan bahwa kemampuan lahan lebih mengarah kepada aspek konservasi, sedangkan kesesuaian lahan lebih mengarah kepada produktivitas. Khusus dalam hubungannya dengan aktivitas pemba-ngunan dalam sektor pertanian dikenal istilah "penggunaan lahan pertanian" dan "evaluasi lahan pertanian" yang melibatkan berbagai macam kegiatan. Dalam hubungan ini, kesesuaian lahan juga bermakna sebagai kecocokan suatu bidang lahan bagi penggunaan tertentu. Perbedaan tingkat kesesuaian ini ditentukan oleh hubungan-hubungan (aktual atau yang diantisipasi) antara benefit dan input yang berhubungan dengan penggunaan lahan tersebut. Dengan demikian ada dua macam klasifikasi kese-suaian lahan, yaitu kesesuaian aktual dan kesesuaian potensial. 2. Evaluasi Sumberdaya Lahan Kegiatan evaluasi lahan dan survei tanah, sangat dianjurkan dalam rangka untuk merencanakan dan mengkoordinir upaya perbaikan dan pengelolaan lahan pada masing-masing tipe penggunaan atau usahatani. Kegiatan evaluasi lahan ini mesuplai petani dengan informasi secara tepat dan akurat tentang apa yang seyogyanya dikerjakan, dan perbaikan apa saja yang diperlukan untuk pengelolaan lahannya. Termasuk ke dalam evaluasi tersebut adalah penelitian dan penilaian tentang tekstur tanah lapisan atas, tekstur tanah lapisan bawah, kedalaman solum dan subsoil, warna tanah lapisan atas, struktur tanah, keadaan batu-batuan, mudahnya diolah, permeabilitas subsoil, drainase permukaan, drainase internal profil tanah, kemiringan, derajat erosi, bahaya erosi bila tanah diolah, faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan kelas lahan, dan kelas kapabilitas lahan. Disamping itu, semua tanah-tanah pertanian diuji kesuburan, reaksi tanah, dan kondisi alkalinitas/ salinitasnya.

2.1. Parameter evaluasi lahan Sebagian besar teknik evaluasi lahan adalah seragam dalam melukiskan sifat lahan internal dan eksternal. Berikut adalah beberapa

3

parameter yang lazim digunakan. 2.1.1. Sifat Fisik Lahan dan Tanah Tekstur lapisan atas Kasar Sedang Halus Tekstur subsoil Kasar Sedang Halus Kedalaman topsoil dan subsoil Dalam Agak dalam Dangkal Sangat dangkal Keadaan batu Bebas Sedikit Sedang Banyak Hambatan pengolahan Tidak sulit Sulit Sangat sulit Permeabilitas subsoil Sangat lambat Lambat Sedang Cepat Erosi Tanpa-sedikit Sedang Parah Sangat parah Bahaya erosi bila diolah Tidak ada Ringan Sedang Parah Faktor untuk kelas lahan: Tekstur Permeabilitas Kedalaman Slope Erosi Drainase

Warna topsoil

Kelas Lahan Kelas I Terang Jelek Kelas II Sedang Sedang Kelas III Gelap Baik Kelas IV Berlebihan Kelas VI Kelas VII Kelas VIII Struktur tanah : Drainase internal: Pipih Berlebihan Prismatik Baik Kolumnar Cukup Kubus Jelek Granuler Slope : Butir lepas Hampir datar Curam Masif Landai Sangat curam Agak miring 2.1.2. Praktek konservasi dan pengelolaan yang dianjurkan (a). Metode Vegetatif: 1. Rotasi tanaman selama satu atau dua tahun

Drainase permukaan

4

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Rotasi tanaman selama tiga atau empat tahun Rotasi tanaman selama lima tahun atau lebih Pastur permanen Hutan permanen Jangan membakar residu tanaman Strip-cropping Pengelolaan residu tanaman Tanam rumput dan/atau legum yang dianjurkan Lindungi dari pembakaran Penggembalaan/perumputan terkendali Pengendalian tumbuhan liar yang merusaK Pengendalian belukar dan pepohonan Cagar alam Saluran air berumput Pupuk hijau Bera (lahan dikosongkan, tidak digarap).

(b). Metode Mekanik: 1. Teras atau sabuk gunung 2. Perataan lahan 3. Strip cropping 4. Pembersihan batu dan belukar 5. Terrasering 6. Irigasi 7. Bangunan penguat terras 8. Saluran pengendali /pembuangan 9. Sistem drainase 10. Mulsa penutup permukaan tanah

3. Klasifikasi Kesesuaian Lahan 3.1. Kerangka Klasifikasi menurut Metoda FAO (1976) "Kesesuaian lahan" adalah keadaan tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu bidang lahan ini dapat berbeda-beda tergantung pada tataguna lahan yang diinginkan. Metode FAO ini dapat dipakai untuk klasifikasi kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari data yang tersedia. Kerangka dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori, yaitu: 1. Order: keadaan kesesuaian secara global 2. Kelas: keadaan tingkatan kesesuaian dalam order 3. Sub-Kelas: keadaan tingkatan dalam kelas didasarkan pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan. 4. Unit: keadaan tingkstan dalam sub kelas didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

5

3.1.1. Kesesuaian lahan pada tingkatan kelas Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari order dan menggambarkan tingkat-tingkat kesesuaian dari suatu order. Simbol Kelas ini berupa nomor urut yang ditulis di belakang simbol order, dimana nomor urut ini menunjukkan tingkatan kelas yang menurun dalam satu order. Banyaknya kelas dalam setiap order sebenarnya tidak terbatas, tetapi dianjurkan hanya memakai tiga kelas dalam order S dan dua kelas dalam order N. Jumlah kelas tersebut harus berdasarkan kepada keperluan minimum untuk mencapai tujuan- tujuan penafsiran. Jika tiga kelas yang dipakai dalam order S dan dua kelas dalam order N, maka uraiannya adalah sbb: (1). Kelas S1: Sangat sesuai (Highly suitable). Lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata berpengaruh terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan masukan di atas yang telah biasa diberikan.

(2). Kelas S2. Cukup Sesuai (Moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas tersebut akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. (3). Kelas S3 : Hampir Sesuai (Marginally suitable). Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan. (4). Kelas N1 : Tidak sesuai pada saat ini (Currently not suitable). Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki pada tingkat pengelolaan dengan modal normal. Keadaan pembatas sedemikian seriusnya sehingga mencegah penggunaan secara berkelangsungan dari lahan. (5). Kelas N2 : Tidak sesuai untuk selamanya (Permanently not suitable). Lahan mempunyai pembatas permanen untuk mencegah segala kemungkinan penggunaan berke-langsungan pada lahan tersebut. 3.1.2. Kesesuaian lahan pada tingkatan sub-kelas Sub-kelas kesesuaian lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam suatu kelas. Setiap kelas dapat dipecahkan menjadi satu atau lebih sub-kelas tergantung dari jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan simbol huruf

6

kecil yang ditaruh setelah simbol kelas. Misalnya kelas S2 yang mempunyai pembatas kedalaman efektif (s) akan menurunkan sub-kelas S2s. Biasanya hanya ada satu simbol pembatas di dalam setiap subkelas. Akan tetapi bisa juga dalam subkelas mempunyai dua atau tiga simbol pembatas dengan catatan jenis pembatas yang paling dominan ditempatkan pertama. Misalnya dalam subkelas S2t,s, maka pembatas topografi (t) adalah pembatas dominan dan pembatas kedalaman efektif (s) adalah pembatas ke dua atau tambahan. 3.1.3. Kesesuaian lahan pada tingkatan unit Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari subkelas. Semua unit yang berada dalam satu subkelas mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas yang sama pada tingkat-an subkelas. Unit yang satu berbeda dengan unit yang lain dalam sifat-sifat atau aspek-aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan sering merupakan pembedaan detail dari pembatas-pembatasnya. Diketahuinya pembatas secara detail memudahkan penafsiran dalam mengelola rencana suatu usahatani. Kesesuaian lahan pada tingkat unit, pemberian simbolnya dibedakan oleh angka-angka arab yang dipisahkan oleh tanda penghubung dari simbol subkelas, misalnya S2 e-1, S2 e-2. Unit dalam satu subkelas jumlahnya tidak terbatas. Contoh penamaan dari mulai order hingga unit adalah sbb: Order S (sesuai) Subkelas S2t

S2t-2

Kelas S2 (cukup sesuai

Unit 2 dari subkelas S2t

3.2. Kesesuaian Lahan untuk Padi sawah Untuk penilaian kesesuaian lahan tanaman padi sawah ini digunakan modifikasi dari sistem Steele dan Robinson (1972). Pada sistem ini aslinya dikenal lima kelas :

7

P-I: P-II: P-III: P-IV: P-V:

Lahan sangat sesuai untuk tanaman padi sawah Lahan cukup sesuai untuk tanaman padi sawah Lahan hampir sesuai untuk tanaman padi sawah Lahan kurang sesuai untuk tanaman padi sawah Lahan tidak sesuai untuk tanaman padi sawah. Untuk menyesuaikan dengan kerangka pada metode FAO (1975), korelasinya adalah sbb: Kelas P-I menjadi kelas S1. Kelas P-II menjadi Kelas S2 Kelas P-III menjadi Kelas S3 Kelas P-IV menjadi Kelas N1 Kelas P-V menjadi Kelas N2. Sebagai pedoman dalam penilaian ditambahkan kriteria kuantitatif dari besaran faktor pembatas kesuburan. 3.2.1. Kesesuaian pada tingkat kelas Pedoman pengelompokkan menjadi kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah mengikuti kriteria berikut ini. (1). Kelas S1 : Lahan sangat sesuai untuk tanaman padi sawah. Pada umumnya lahan ini sedikit sekali pembatasnya dengan sifat-sifat mempunyai kedalaman efektif 75 cm, teksturnya lebih halus dari berlempung halus (fine loamy), permeabilitas lambat, hampir datar dan drainase agak terhambat hingga terhambat. Mempunyai tingkat kesuburan tanah sangat tinggi atau sedang dan tidak mempunyai atau mengandung kadar garam atau bahan-bahan beracun dalam jumlah yang membahayakan . Air mudah ditahan pada tanah-tanah ini dengan alat pengontrol air yang biasa dipakai. Air irigasi cukup, paling tidak untuk satu kali tanam selama setahun tanpa adanya resiko kerusakan oleh kekeringan atau banjir. (2). Kelas S2: Lahan cukup sesuai untuk tanaman padi sawah Pembatas adalah kecil dan termasuk satu atau lebih dari pembataspembatas berikut ini: 1. Kedalaman efektif 50-75 cm 2. Sebaran besar butir berliat, berlempung halus atau berdebu halus 3. Permeabilitas 0.5 - 2.0 cm/jam 4. Tingkat kesuburan tanah rendah 5. Salinitas 1500-2500 mmhos/cm 6. Reaksi tanah yang sedikit membatasi produksi (pH pada lapisan 030 cm adalah 4.5-5.0 atau 7.5-8.0) 7. Kemiringan 1-3% 8. Sedikit berkerikil yang menghambat pertumbuhan tanaman 9. Kadang-kadang ada sedikit kekurangan air 10.Kadang-kadang ada kerusakan sedang yang disebabkan oleh banjir/genangan

8

Air pada lahan ini dapat ditahan di tempat tanpa kesulitan. Air irigasi cukup tersdia untuk satu kali tanam dalam setahun. Dapat mengalami sedikit /sebentar menderita kekurangan air tanah tetapi produksi tidak begitu banyak berpengaruh oleh adanya kekeringan. Kadar hara dapat menjadi faktor pembatas akan tetapi biasanya masih dapat diatasi dengan pemupukan. (3). Kelas S3: Lahan hampir sesuai untuk tanaman padi sawah. Lahan ini mempunyai satu atau lebih dari pembataspembatas berikut: 1. Kedalaman efektif 25-50 cm 2. Permeabilitas 2.0 - 6.5 cm/jam 3. Tingkat kemasaman yang ekstrim (pH lapisan 0.30 cm adalah 4.04.5) 4. Sebaran besar butir (tekstur) berdebu kasar dan berlempung kasar 5. Lereng 3-5% 6. 50-80% wilayah rata tanpa mikro relief 7. Sedikit berkerikil dan berbatu 8. Resiko sedang dalam periode < 4 tahun, dalam 10 tahun yang disebabkan oleh sedikit kekurangan air 9. Drainase sangat terhambat atau sedang 10. Sedang (tapi sering) kerusakan oleh banjir/genangan sewaktu-waktu kerusakan dapat menjadi hebat. Perlengkapan dan fasilitas pengendali air mungkin diperlukan untuk menahan air. Air irigasi cukup tersedia untuk satu kali tanam pada kebanyakan tahun, tetapi periode kering dapat menyebabkan kerusakan sedang pada tanah yang mempunyai kapasitas memegang air rendah. Dalam beberapa hal pemupukan diperlukan untuk mempertinggi hasil tanaman. (4). Kelas N1: Lahan tidak sesuai pada saat ini. Lahan mempunyai pembatas satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini: 1. Kedalaman efektif 10-25 cm 2. Sebaran besar butir (tekstur) berskeletal 3. Permeabilitas 6.5-25 cm/jam 4. Kesuburan tanah sangat rendah 5. Reaksi tanah pada kedalaman 0-30 cm adalah 3.5-4.0 atau 8.0-8.5 6. Salinitas 2500-4000 mmhos/cm 7. Kemiringan 5-8% 8. Relief mikro: 40-50% pada wilayah datar 9. Adanya resiko yang serius disebabkan oleh adanya kekurangan air 10. Drainase cepat 11. Banjir/genangan sering terjadi dan mem-bahayakan (5). Kelas N2: Lahan tidak sesuai untuk tanaman padi sawah Lahan mempunyai banyak pembatas yang sukar diatasi, sehingga membuatnya tidak sesuai untuk tanaman padi sawah. Pembatasnya

9

termasuk lereng terjal, dan keadaan topografi yang tidak memungkinkan untuk mengumpulkan atau menahan air, kedalaman efektif dangkal sekali dan sangat berbatu, teksturnya berpasir dan berskeletal, permeabilitas sangat cepat, salinitas tinggi dan bahay banjir/genangan yang sangat membahayakan. Kebanyakan lahan-lahan dari kelas ini pada daerah tinggi atau bergunung. Lahan ini mungkin sesuai untuk padangrumput atau hutan. 3.2.2. Kesesuaian pada tingkat subkelas Kelas kesesuaian untuk tanaman padi sawah juga dapat dirinci lagi menjadi satu atau lebih subkelas tergantung dari jenis pembatasnya. Faktor yang biasa menjadi pembatas dalam subkelas pada lahan untuk tanaman padi sawah ialah: s : Pembatas pada zone perakaran (kedalaman efektif, tekstur, permeabilitas dan adanya batu) n : kesuburan tanah m : Kekurangan air untuk tumbuhnya tanaman. Ini dapat disebabkan oleh sumber airnya, yaitu hujan, sungai dan air lainnya yang tidak cukup pada periode pertumbuhan tanaman f : Banjir/genangan (frekuensi dan lamanya), kedalaman air genangan dan kecepat-an air harus dipertimbangkan dalam penentuan pembatas ini. t : Pembatas topografi berupa lereng yang persentase kemiringannya tinggi (> 5%) dan ke-tinggian tempat lebih dari 750 m dpl, serta adanya mikro relief yang nyata yang membatasi pertumbuhan tanaman. Keadaan topografi seperti ini tidak memungkinkan untuk mengumpulkan air tanpa masukan (input) yang tinggi dan sulitnya penggunaan alat-alat mekanis. x: Salinitas atau alkalinitas, pembatas ini berupa kandungan garam yang tinggi se-hingga mem-batasi pertumbuhan tanaman. a : Reaksi tanah. Lahan mempunyai ke-masaman yang tinggi atau yang rendah yang sukar diatasi. 3.3. Kesesuaian untuk Pertanian Lahan Kering Pada dasarnya digunakan metode yang dikemukakan oleh Robinson dan Soepraptohardjo (1975) dalam " A Proposed Land Capability Appraisal System for Agricultural Use in Indonesia".

3.3.1. Kesesuaian lahan pada tingkat kelas Pedoman untuk mengelompokkan ke dalam kelas kesesuaian lahan tanaman pangan dan tanaman tahunan dapat mengikuti tabel kriterianya masing-masing. 3.3.2. Kesesuaian lahan pada tingkat subkelas

10

Beberapa jenis pembatas baik untuk tanaman pangan maupun tanaman tahunan pada lahan kering yang merupakan kriteria subkelasnya adalah: s : Pembatas pada zone perakaran, berupa kedalaman efektifnya kurang, teksturnya agak kasar hingga sangat kasar, kapasitas memegang air rendah dan berbatu. n : kesuburan tanah sangat rendah dan susah diatasi. a : reaksi tanah yang sangat masam dan susah untuk diatasi x : salinitas dan alkalinitas, yaitu kandungan garam yang tinggi dan akan dapat mempengaruhi tanaman. d : kelas drainase alamiah, yaitu berupa kelebihan air yang disebabkan oleh muka air tanah (water table) yang tinggi, permeabilitas lambat, atau aliran permukaan yang lambat atau kombinasi ketiganya. f : banjir, harus diperhatikan frekuensi, lama, dalam, kecepatan air dan juga kemungkinan masuknya air asin. e : erosi, ketahanan terhadap erosi, tingkat kerusakan erosi terdahulu dan besarnya persentase lereng adalah faktor yang perlu diperhatikan t : relief, harus diperhatikan persentase lereng dan atau relief mikro. r : tipe hujan; jumlah curah hujan setiap tahun dan distribusinya karena mempengaruhi upaya-upaya pemeliharaan tanaman. (1). Kriteria Evaluasi kesuburan Tanah KTK Sngt tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Bahan organik Sngt tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (me/100 g liat) > 40 25 - 40 17 - 24 5 - 16 5 3.01 - 5 2.01 - 3.0 1.00 - 2.00 < 1.00 KB Sngt tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah P-tersedia; Sngt tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (%) > 70 51 - 70 36 - 50 20 - 35 < 20 ppm P2O5 > 35 26-35 16-25 10-15 < 10

Untuk tanah-tanah yang megandung "cat clay" di antara kedalaman satu meter, pH pada kedalaman 30 cm dipakai untuk menilai status kesuburan. Kelas pH Agak rendah Agak rendah rendah Rendah pH (H2O) pada kedalaman 0-30 cm 4.3 - 4.5 4.0 - 4.2 < 4.0

11

(2). Kunci untuk perkiraan kesuburan tanah KTK KB ST-T ST ST-T ST ST-T S ST-T ST ST-T S ST-T SR S ST S ST S ST S S S S S S S SR S SR R ST R ST R S R S R ST R S R SR SR ST SR S-SR BO ST-S S-R S R S-R S ST-S S R S R R S R S R S R SR SR R S SR P ST-S S -R ST-S S-SR S-SR S ST S S-SR S-SR ST-S S-SR ST-S S-SR ST-S S-SR ST-S S-SR S-SR S-SR S-SR R SR Status kesuburan Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Sangat tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sangat rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah Sangat rendah

12

Tabel 1. Pedoman kriteria pengelompokkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan kering Faktor yang dipakai dalam mengevaluasi kelas kesesuaian 1. Kedalaman efektif 2. Tekstur zone perakaran*) 3. Pori air tersedia 4. Kesuburan tanah**) 5. Reaksi tanah (pH) 6. Salinitas tanah DHL x 103 (mmhos/cm) 7. Kelas drainase Si mbol S1 > 75 cm (a) Tinggi n a x ST- Sd 5.0-7.0 50 (b) (c) Tinggi- Tgsedang rendah ST - Rd ST- SR 4.5-8.0 10 (d) Tgrndah ST-SR 4.0 N2 lainnya (e) Tg-sngt rendah ST-SR 8.0 Lainnya

s

d

Sdang/ baik

Sdang/ baik

Agk cpatagak terhaba t

Cepat Sngt terham bat

Sgat cepat Sngt terhaba t Jarang sampai sering kerusaka n yang serius Sangat berat Diperluka n pera taan/tera s >15% lereng kompleks A;B;C;D; E.

8. Kerusakan banjir

f

Jarang: < 1x dalam 10 tahun

Kerusaka n sedang kadangkadang