evaluasi karakter dan daya hasil beberapa genotipe tomat … · selanjutnya pada program pemuliaan....
TRANSCRIPT
EVALUASI KARAKTER DAN DAYA HASIL BEBERAPA
GENOTIPE TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI
KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR, BOGOR
USWATUN KHASANAH
A24080022
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
CHARACTERISTICS AND YIELD EVALUATION OF SOME GENOTYPES OF
TOMATO (Lycopersicon esculentum Mill.) IN BOGOR AGRICULTURAL
UNIVERSITY EXPERIMENTAL FIELD TAJUR, BOGOR
Uswatun Khasanah1, Sobir
2, Endang Gunawan
3
1Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB
2Staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB
3Staf Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB
Abstract
Tomato (Lycopersicon esculentum Mill.) is one of the important vegetable in
Indonesia. This research was conducted to study the performance of yield and to get
information about horticultural characteristic of some tomato genotypes in Bogor
Agricultural University Experimental Field Tajur, Bogor. The experiment was arranged
using Randomized Complete Block Design (RCBD) with genotypes as a single factor.
Plant materials were 15 genotypes of tomato and one comercial hybrid (Permata) as a
control variety. The result showed there were phenotypic variability among genotypes
were evaluated in both quantitative and qualitative characters. Plant height range from
55.01-106.48 cm, days to flowering from 20-31 days, days of harvesting from 54-70 days,
fruitset from 66.21-95.02%, fruit weight per plant from 1-2 kg and fruit weight from
20.55-59.05 g. Potential productivity of PHT 7, PHT 11, PHT 12, PHT 13 and PHT 15
were higher 40 ton ha-1
, therefore that genotypes have high potential for commercial
varieties and proceed to multi-location trial. Heritability (high and medium) among
observed characters indicated that genetic factors give more contribute in determining
the phenotypic variability of plant.
Keywords: Characteristic evaluation, tomato, yield
ii
RINGKASAN
USWATUN KHASANAH. Evaluasi Karakter dan Daya Hasil Beberapa
Genotipe Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Kebun Percobaan IPB
Tajur, Bogor. Dibimbing oleh SOBIR dan ENDANG GUNAWAN.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Tajur yang terletak pada
ketinggian ±250 mdpl pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2012. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji daya hasil dan memperoleh informasi tentang
keragaan karakter-karakter agronomi dari 15 genotipe potensial tomat dan satu
varietas pembanding yang ditanam di daerah Tajur, Bogor. Hipotesis yang
diajukan dalam percobaan ini adalah terdapat satu atau lebih genotipe tomat yang
mempunyai daya hasil lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding.
Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) satu faktor yaitu genotipe. Terdapat enam belas perlakuan
dengan tiga ulangan sehingga total seluruhnya 48 satuan percobaan. Bahan yang
diuji terdiri dari 15 genotipe tomat, yaitu PHT 6, PHT7, PHT8, PHT9, PHT10,
PHT11, PHT12, PHT13, PHT14, PHT15, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23,
PHT 24 dan satu varietas pembanding Permata (PMT). Karakter yang diamati
meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genotipe yang diuji memiliki
beberapa perbedaan karakter dengan varietas pembanding. Perbedaan karakter
kualitatif terdapat pada seluruh peubah yang diamati kecuali peubah warna bunga
dan lapisan absisi.Seluruh genotipe yang diuji, sepuluh diantaranya memiliki tipe
pertumbuhan determinate (PHT 6, PHT 7, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 11, PHT
12, PHT 14, PHT 15 dan PMT) dan enam lainnya indeterminate (PHT 13, PHT
20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24).
Genotipe PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 memiliki tinggi
tanaman lebih tinggi daripada varietas PMT. Semua genotipe memiliki panjang
dan lebar daun yang tidak berbeda dengan pembanding, kecuali genotipe PHT 11
dan PHT 12 yang berbeda nyata lebih kecil daripada varietas PMT.
iii
Genotipe PHT 8, PHT 9 dan PHT 14 memiliki umur berbunga lebih cepat
dibandingkan varietas PMT. Karakter umur panen, PHT 8, PHT 9, PHT 10 dan
PHT 14 lebih cepat daripada varietas PMT. Nilai fruitset genotipe yangdievaluasi
berkisar 66.21%- 93.89% dengan nilaitertinggi yaitu PHT 14.
Karakter panjang buah genotipe PHT 11, PHT 20, PHT 21 dan PHT 23
lebih panjang daripada varietas PMT. Sementara untuk karakter diameter buah
genotipe PHT 6, PHT 7 dan PHT 13 lebih besar daripada varietas PMT. Genotipe
PHT 6, PHT 11, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 memiliki
ketebalan daging buah yang tidak berbeda dengan varietas pembanding.
Karakter bobot per buah seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda
nyata dengan varietas PMT (58.66 g), kecuali genotipe PHT 8 (11.52 g) yang
berbeda nyata lebih rendah. Genotipe PHT 7, PHT 12 dan PHT 13 memiliki
produktivitas di atas 40 ton ha-1
dengan koefisien keragaman yang lebih rendah
dibandingkan varietas PMT sehingga dapat dikembangkan dalam pengujian
selanjutnya pada program pemuliaan.
Karakter yang diamati pada berbagai genotipe yang diuji memiliki nilai
heritabilitas kategori tinggi dan sedang (bobot buah per tanaman dan
produktivitas). Karakter dengan heritabilitas tinggi menunjukkan faktor genetik
lebih berperan dibandingkan faktor lingkungan. Karakter tersebut lebih mudah
diwariskan pada generasi berikutnya sehingga seleksi dapat dilakukan pada
generasi awal.
iv
EVALUASI KARAKTER DAN DAYA HASIL BEBERAPA
GENOTIPE TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI
KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR, BOGOR
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
USWATUN KHASANAH
A24080022
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
v
Judul : EVALUASI KARAKTER DAN DAYA
HASILBEBERAPA GENOTIPE TOMAT
(Lycopersicon esculentum Mill.) DI KEBUN
PERCOBAAN IPB TAJUR, BOGOR
Nama :USWATUN KHASANAH
NIM :A24080022
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Sobir, M.Si Endang Gunawan, SP, M.Si
NIP 19640512 198903 1 002 NIP 19770314 200810 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr
NIP19611101 198703 1 003
TanggalLulus:
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 14 Juni 1990.
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Tarjo
dan Ibu Danisah.
Tahun 2002 penulis lulus dari SD Negeri 3 Sidakaton, Tegal. Tahun 2005
penulis menyelesaikan studi di MTs Negeri Model Babakan, Tegal. Penulis
melanjutkan studi ke SMA Negeri 3 Slawi dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun
yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI
(Undangan Seleksi Masuk IPB) sebagai salah satu mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Selama perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kegiatan organisasi
mahasiswa dan kepanitiaan. Pada tahun 2009/2010 penulis bergabung dalam
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A) dan menjabat sebagai
bendahara divisi. Selanjutnya pada tahun 2010/2011 penulis menjabat sebagai
sekretaris divisi dalam Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura
(HIMAGRON). Penulis juga menjadi pengurus organisasi mahasiswa daerah IMT
(Ikatan Mahasiswa Tegal) periode 2009 sampai 2010. Tahun 2011 penulis
menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Penulis juga
menjadi relawan kampus dalam kegiatan lapang IPB Goes To Field pada tahun
2010 di Bogor dan tahun 2011 di Magelang. Selain itu, penulis aktif mengikuti
kepanitiaan dalam kegiatan Fakultas maupun Departemen. Penulis juga telah
mengikuti berbagai seminar dan pelatihan-pelatihan selama menjadi mahasiswa
Institut Pertanian Bogor.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul“Evaluasi Karakter dan Daya Hasil Beberapa
Genotipe Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)di Kebun Percobaan IPB
Tajur,Bogor” dengan baik.
Penulisan tersebut dalam rangka melasanakan tugas akhir pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor.Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Prof. Dr.Ir. Sobir, M.Si dan Endang Gunawan, SP, M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selamamelaksanakan penelitian serta penulisan skripsi ini.
2. Dr. M. Syukur, SP, M.Si atas kesediaannya sebagai dosen penguji serta saran
dan kritik yang membangun kepada penulis.
3. Ibu, Ayah, Kakak, Aef dan seluruh keluarga atas curahan doa, kasih sayang
dan dukungan yang tiada henti kepada penulis.
4. Bu Yuyun, Mas Awang dan seluruh pegawai Kebun Percobaan PKHT Tajur
yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian ini.
5. Gusti Eman Ayu dan Firzatus Syifa yang menjadi teman seatap dan
seperjuangan selama pelaksanaan penelitian.
6. Ika, Ulya, Tri, Alma, Izza yang telah memberikanbanyak semangat, motivasi,
saran dan bantuan kepada penulis.
7. Seluruh sahabat Formasie atas dukungan dan persahabatan yang tulus.
8. Teman-teman Indigenus 45atas kebersamaan yang indah selama di AGH.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pertanian.
Bogor, Februari 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan .............................................................................................................. 2 Hipotesis........................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Botani Tanaman Tomat ................................................................................... 3 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat ...................................................................... 4 Pemuliaan Tanaman Tomat ............................................................................. 5 Uji Daya Hasil .................................................................................................. 6
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 7 Tempat dan Waktu ........................................................................................... 7 Bahan dan Alat ................................................................................................. 7 Metode Penelitian ............................................................................................ 7 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 11 Kondisi Umum ............................................................................................... 11 Karakter kualitatif .......................................................................................... 13
Karakter Kuantitatif ....................................................................................... 17 Heritabilitas .................................................................................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 28 Kesimpulan .................................................................................................... 28 Saran............................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
LAMPIRAN .......................................................................................................... 31
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Tipe pertumbuhan tanaman dan warna batang tomat yang diuji............... 14
2. Penampilan karakter kualitatif daun tomat yang diuji .............................. 15
3. Penampilan karakter kualitatif tandan dan bunga tomat
yang diuji ................................................................................................... 16
4. Penampilan karakter kualitatif buah tomat yang diuji .............................. 17
5. Rekapitulasi sidik ragam berbagai peubah yang diamati .......................... 18
6. Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun
15 genotipe tomat dan varietas pembanding ............................................. 19
7. Nilai tengah jumlah tandan, jumlah buah per tanaman dan
fruitset 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding ............................ 22
8. Nilai tengah panjang pedisel, panjang buah, diameter buah
dan tebal daging buah 15 genotipe tanaman dan
varietas pembanding .................................................................................. 23
9. Nilai tengah kekerasan buah dan padatan terlarut total
15 genotipe tanaman dan varietas pembanding ......................................... 24
10. Nilai tengah karakter produksi buah 15 genotipe tanaman
dan varietas pembanding ........................................................................... 26
11. Nilai duga heritabilitas pada 15 genotipe tanaman dan
varietas pembanding .................................................................................. 27
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Letak daun dan anak daun ......................................................................... 10
2. Tipe daun(a) dan bentuk buah(b) .............................................................. 10
3. Bentuk ujung buah .................................................................................... 10
4. Rak penyemaian benih (a) dan bibit tomat dalam media tanam(b) ........... 11
5. Serangan hama pada tanaman tomat. Gejala serangan belalang(a),
ulat grayak(b) dan ulat penggerek buah(c) ............................................... 12
6. Gejala serangan penyakit pada tanaman tomat.
Penyakit busuk daun(a), busuk buah(b) dan layu fusarium(c) .................. 13
7. Grafik umur berbunga 15 genotipe tomat dan pembanding ...................... 20
8. Grafik umur panen 15 genotipe tomat dan pembanding ........................... 21
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Gambar dokumentasi penelitian ............................................................. 32
2. Gambar pengamatan genotipe tomat ...................................................... 33
3. Data iklim................................................................................................ 34
4. Sidik ragam karakter tinggi tanaman ...................................................... 34
5. Sidik ragam karakter panjang daun......................................................... 34
6. Sidik ragam karakter lebar daun ............................................................. 34
7. Sidik ragam karakter panjang pedisel ..................................................... 34
8. Sidik ragam karakter panjang buah......................................................... 35
9. Sidik ragam karakter diameter buah ....................................................... 35
10. Sidik ragam karakter tebal daging buah.................................................. 35
11. Sidik ragam karakter jumlah tandan ....................................................... 35
12. Sidik ragam karakter jumlah buah .......................................................... 36
13. Sidik ragam karakter fruitset ................................................................... 36
14. Sidik ragam karakter kekerasan buah ..................................................... 36
15. Sidik ragam karakter ptt .......................................................................... 36
16. Sidik ragam karakter bobot buah per tanaman ....................................... 37
17. Sidik ragam karakter bobot per buah ...................................................... 37
18. Sidik ragam karakter produktivitas ......................................................... 37
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat(Lycopersicon esculentum Mill.)merupakan salah satu sayuran
penting yang sudah sejak lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Selain konsumsi segar, tomat biasa dipakaiuntukbahan pelengkap
masakan. Tomat juga telah banyak digunakan sebagai bahan baku industri
makanan dan minuman olahan, kosmetik serta obat-obatan.
Sebagai bahan makanan, buah tomat memiliki kandungan gizi yang cukup
beragam, diantaranyaserat, karbohidrat, vitamin dan mineral serta protein dan
lemak (Cahyono, 2008). Buah tomat juga mengandung karotin yang berfungsi
sebagai pembentuk provitamin A serta lycoppene yang mampu mencegah kanker
(Wiryanta, 2002). Dalam 180 g buah tomat matang, vitamin C yang terkandung
sekitar 34.38 mg yang memenuhi 57.3% vitamin C dalam sehari. Kandungan
seratbuah tomat mencapai 1.98g dan protein sebesar 1.53 g (GMF, 2007).
Produksi tomat Indonesia sebesar891,616 ton pada tahun 2010 dan
meningkat menjadi 954,046 ton pada tahun 2011 (BPS, 2012).Jumlah tersebut
kemungkinan belum cukup memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat
akibat pertumbuhan penduduk sehingga pemerintah melakukan impor. Sejak
tahun 2007 hingga 2011 volume impor tomat Indonesia terus meningkat dengan
pertumbuhan rata-rata 13%, sedangkan volume ekspor justru mengalami
penurunan rata-rata sebesar 19% (Dirjen Hortikultura, 2012).
Produktivitas rata-rata tomat nasionaladalah 16.65 ton ha-1
(Dirjen
Hortikultura, 2012). Angka ini masih jauh di bawah produktivitas rata-rata dunia
yang mencapai 32.8 ton ha-1
(FAOSTAT, 2012).Hal ini dapat disebabkan
pengembangan tanaman tomat masih menghadapi kendala terutamasedikitnya
varietas yang berdaya hasil tinggi.Hingga saat ini usaha peningkatanproduktivitas
tomat masih terus dilakukan, salah satunya melalui program pemuliaan
tanaman.Pada umumnya tujuan pemuliaan tomat adalah meningkatkan
produktivitas dan kualitasnya, perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit
tertentu, perbaikan sifat-sifat hortikultura dan meningkatkan sifat untuk mengatasi
cekaman terhadap lingkungan tertentu (Purwati, 1997). Akan tetapi, pemuliaan
2
tanaman yang dilakukan pihak swasta untuk meningkatkan hasil umumnya berupa
produksi benih hibrida. Kebanyakan varietas hibrida menghasilkan produktivitas
tinggi jika diimbangi pula dengan input tinggi serta pemeliharaan intensif. Selain
itu harga benih yang mahal membuat biaya produksi lebih tinggi sehingga cukup
memberatkan bagi petani.
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB telah melakukan kegiatan
pemuliaan tanaman sayuran, khususnya komoditas tomat. Program ini ditujukan
ke arah pembentukan varietas tomat unggul baru. Penelitian dan pelepasan
varietas baru yang lebih unggul dari varietas yang telah beredar di masyarakat
merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi usahatani serta meningkatkan
daya hasil dan kualitastomat sehingga mempunyai daya saing yang tinggi.
Kegiatan evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam program
pemuliaan tanaman yang secara umum bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai genotipe yang ada. Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan
deskripsi karakter-karakter hortikultura dari beberapa genotipe tomat lokal
potensial yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengujian selanjutnya
sehingga dapat dilepas sebagai varietas baru.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil dan memperoleh
informasi tentang keragaan karakter-karakter hortikultura dari beberapa genotipe
potensial tomat di Kebun Percobaan IPBTajur, Bogor.
Hipotesis
Diantara enam belas genotipe yang diuji memiliki perbedaan keragaan
karakter hortikultura dan terdapat satu atau lebih genotipe tomatyang mempunyai
daya hasil lebih baik dibandingkan varietas pembanding.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tomat
Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam famili
Solanaceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu dengan jumlah
kromosom somatis sebanyak 2n=2x=24. Tanaman ini tumbuh dengan tinggi
sekitar 0.5-2 m. Pola pertumbuhan dapat bervariasi dari tegak hingga agak
merayap dan spesies tertentu memiliki batang menjalar (Rubatzky, 1999).
Tanaman tomat mempunyai akar tunggang. Daerah perakarannya
mencapai 1.5m sedangkan ujung akarnya dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada
kondisi lingkungan optimum. Batang tanaman tomat berbentuk silinder dengan
diameter mencapai 4 cm dan ditutupi oleh bulu-bulu halus. Teksturnya lunak dan
sedikit berkayusehingga mudah patah serta mempunyai banyak cabang. Daun
tanaman tomat termasuk daun majemuk dan bercelah menyirip. Daun-daun
tersebut letaknya tersususn di setiap sisi, jumlahnya ganjil 5-7 helai dan antara
pasangan daun terdapat daun kecil yang disebut foliol (Jaya, 1997).
Bunga tomat adalah bunga sempurna, berdiameter sekitar 2 cm dengan
mahkota bunga berbentuk bintang berwarna kuning dan kepala sari berwarna
kuning menyatu membentuk tabung. Bunga umumnya menyerbuk sendiri.
Tangkai bunga biasanya memiliki zona absisik sekitar pertengahan panjang. Buah
tomat adalah buni berdaging, permukaannya agak berbulu ketika masih muda
tetapi halus ketika matang. Warna buah matang biasanya merata dari merah,
merah jambu, jingga atau kuning. Buah biasanya mengandung banyak biji yang
berbentuk pipih dan berwarna krem muda hingga coklat (Rubatzky, 1999).
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan atas
tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat yang memiliki tipe
pertumbuhan determinate pada ujung tanaman terdapat tandan bunga dan pada
setiap ruas batang, misalnya pada kultivar Ratna, Intan, Berlian dan sebagainya.
Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan indeterminate tandan bunga
tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat
pucuk muda, misalnya pada kultivar Money maker, Gondol, Santa Cruz Kada dan
sebagainya (Jaya, 1997).
4
Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Keadaan lingkungan yang beragam masih memungkinkan tanaman tomat
untuk tumbuh. Akan tetapi untuk memperoleh produksi yang optimum, tanaman
tomat membutuhkan keadaan lingkungan tertentu (Villareal, 1980).Tanaman
tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) lebih banyak diusahakan di daerah dataran
tinggi yaitu 700-1,500 m dpl. Pada suhu tinggi (dataran rendah) produksinya
rendah dan buahnya lebih pucat (Ashari, 2006). Namun, dewasa ini para produsen
benih sudah bisa mengembangkan jenis tanaman tomat yang cocok untuk ditanam
di daerah dataran rendah (100-600 m dpl) dan dataran tinggi yang agak ekstrim
sekitar 1,000-2,500 m dpl (Wiryanta, 2002).
Tomat dapat ditanam pada sebagian besar areal pertanian yang memiliki
bulan panas dengan suhu rata-rata di atas 16°C minimum 3-4 bulan. Suhu
optimum untuk pembungaan adalah 25-30°C pada siang hari dan 16-20°C pada
malam hari. Pembentukan buah terbaik terjadi pada suhu antara 18°C dan 24°C
sedangkan pada suhu di bawah 15°C dan di atas 30°C pembentukan buah
berlangsung tidak baik(Rubatzky, 1999). Kelembaban relatif yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%. Sewaktu musim hujan,
kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang bakteri dan cendawan
cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, jarak tanam perlu diperlebar dan areal
pertanaman dibebaskan dari segala jenis gulma (Wiryanta, 2002).
Rubatzky (1999) menyatakan tomat berhasil ditanam pada berbagai tipe
tanah, dari tanah berpasir hingga liat bertekstur halus, juga pada tanah dengan
kandungan bahan organik tinggi. Tanaman ini tidak toleran terhadap genangan,
khususnya segera setelah berkecambah dan pada periode pematangan buah.
Menurut Adams (1986), akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen,
oleh karena itu air tidak boleh tergenang. Aerasi yang baik akan meningkatkan
kadar oksigen di sekitar akar sehingga produksi tomat akan meningkat sesuai
dengan meningkatnya kadar oksigen di sekitar akar. Cahyono (2008)
mengungkapkan bahwa tanaman tomat akan tumbuh baik pada tanah yang
memiliki pH 5.5-6. Namun, tanaman tomat masih toleran pada pH tanah di bawah
5.5 hingga 5. Apabila kemasaman tanah tidak sesuai dengan kisaran pH tersebut
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
5
PemuliaanTanaman Tomat
Pemuliaan tanaman ialah suatu aktivitas yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan potensi genetik tanaman sehingga diperoleh
varietas baru dengan hasil dan kualitas yang lebih baik. Pada umumnya perbaikan
sifat genetik tersebut dapat dicapai melalui tiga cara, yaitu (1)penggabungan sifat-
sifat baik yang berasal dari dua atau lebih tetua kemudian diikuti dengan seleksi,
(2)seleksi terhadap sifat-sifat baik yang telah tersedia dalam populasi alam yang
heterogen, dan (3)manipulasi atau perubahan susunan genom dan gen secara
poliploidi atau mutasi (Purwati, 1997).
Tomat termasuk tanaman menyerbuk sendiri. Sasaran yang hendak dicapai
pada program pemuliaan tanaman ini adalah sifat unggul dan tanaman homozigot,
sehingga varietas yang dituju adalah varietas galur murni (Syukur et al., 2012).
Pada program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri ada tiga macam metode
yang sering digunakan, yaitu (1)introduksi, (2)seleksi dan (3)hibridisasi yang
dilanjutkan dengan seleksi (Poespodarsono, 1988).
Sifat yang nampak keluar dapat dibedakan atas sifat kuantitatif dan sifat
kualitatif. Sifat kuantitatif, misalnya hasil buah dikendalikan oleh banyak gen dan
sangat dipengaruhi lingkungan. Jadi, untuk memilih genotipe yang unggul perlu
pengujian pada banyak lingkungan dan serangkaian seleksi. Sedangkan sifat
kualitatif yang diatur oleh gen tunggal tidak dipengaruhi oleh lingkungan
sehingga tidak perlu pengujian multilokasi (Purwati, 1997).
Sebagian besar tomat di Indonesia diusahakan di daerah dataran tinggi
karena di dataran rendah umumnya fruitset rendah dan serangan penyakit layu
bakteri tinggi (Sunarjono, 2010). Pemuliaan tanaman tomat di dataran rendah
bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi tinggi,
mempunyai ketahanan terhadap panas dan ketahanan terhadap beberapa penyakit
penting seperti penyakit layu bakteri.
Menurut Sunarjono (2010) varietas unggul yang akan dilepas haruslah
memiliki sifat-sifat: (1) produksinya tinggi, (2) penampakan dan kualitas buah
yang baik untuk dipasarkan, (3) tahan terhadap beberapa penyakit penting seperti
layu bakteri, (4) mudah beradaptasi pada bermacam-macam tipe tanah dan kondisi
iklim lokal.
6
Uji Daya Hasil
Sebelum dilepas menjadi varietas unggul, galur-galur harapan perlu
diujimelalui uji daya hasil dan uji adaptasi. Uji daya hasil bertujuan untukmenguji
potensi dan memilih galur-galur harapan yang berpeluang untukdijadikan varietas
unggul (Kuswanto, 2007).
Secara umum ada tiga tahapan dalampengujian daya hasil, yaitu uji
dayahasil pendahuluan, uji daya hasil lanjutan dan uji multilokasi (uji adaptasi).
Uji dayahasil pendahuluan adalah pengujian daya hasil dimana jumlah galur yang
diujirelatif sangat banyak tetapi jumlah bijinya masih sedikit. Karena keterbatasan
bijiinilah, maka seleksi uji daya hasil pendahuluan hanya dilakukan pada satu
lokasiserta pada satu musim. Uji daya hasil lanjutan adalah pengujian daya hasil
dimanajumlah galur yang diuji biasanya tidak terlalu banyak tetapi biji dalam
setiap galursudah banyak. Uji daya hasil lanjutan ini biasanya dilakukan minimal
dua musimdi beberapa lokasi yang tujuan untuk menekan tersingkirnya galur-
galur unggulselama seleksi akibat adanya interaksi genotipe dan lingkungan. Uji
multilokasiadalah pengujian galur dimana jumlah galur yang diuji hanya berkisar
10 sampai15 galur saja. Tujuan dari uji multilokasi ini adalah untuk menilai
stabilitas hasilgalur-galur harapan dan mengetahui daya adaptasinya (Nasir,
2001).
Uji daya hasil perlu dilakukan, agar didapat galur-galur harapan untuk
ujiadaptasi.Pada pengujian masih dilakukan pemilihan atau seleksi terhadap galur-
galur unggul homozigot unggul yang telah dihasilkan. Tujuannya adalah
memilihsatu atau beberapa galur terbaik yang dapat dilepas sebagai varietas
unggul baru.Kriteria penilaian berdasarkan sifat yang memiliki arti ekonomi,
seperti hasil tanaman(Kasno, 1992). Sifat-sifat tanaman tersebut diamati melalui
kegiatan evaluasi. Menurut Makmur (1992) pengujian atau evaluasi merupakan
langkah penting dalam program pemuliaan tanaman untuk meyakinkan apakah
tanaman yang dimuliakan sudah memenuhi syarat untuk diperbanyak atau dilepas
ke petani. Dalam pengujian perludiperhatikan besarnya interaksi antara genotip
dengan lingkungannya untukmenghindari kehilangan genotip-genotip unggul
dalam pelaksanaan seleksi.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian inidilaksanakan diKebun Percobaan IPB Tajur dan
Laboratorium Pascapanen Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai dengan Agustus 2012.
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang diujiyaitu 15genotipe potensial (PHT 6, PHT7,
PHT8, PHT9, PHT10, PHT11, PHT12, PHT13, PHT14, PHT15, PHT 20, PHT
21, PHT 22, PHT 23, PHT 24) dan satu varietas hibrida komersial (Permata/PMT)
sebagai pembanding. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk kandang, pupuk
hayati, pupuk urea,SP-36, KCL, NPK Mutiara, dan pestisida. Alat-alat yang
digunakan yaitu meteran, jangka sorong, timbangan, kamera digital, cangkul, ajir,
tali rafia, mulsa plastik,dan alat budidaya tanaman lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
(RKLT) satu faktor yaitu genotipe. Terdapat 15 genotipepotensial tomatdan satu
varietas pembanding dengan 3 ulangansehingga terdapat 48 satuan
percobaan.Model rancangan yang digunakan adalah:
Уij = μ + Gi + βj+ εij
Keterangan:
Уij = nilai pengamatan karena pengaruh genotipe ke-i dan kelompok ke-j
μ = rataan umum
Gi = pengaruh genotipe ke-i
βj = pengaruh kelompok ke-j
εij = galat percobaan genotipe ke-i dan kelompokke-j
Analisis data menggunakan software PKBTSTAT 2.1. Data dianalisis
menggunakan uji Fdan apabila hasil analisisberpengaruh nyata maka dilakukan uji
nilai tengah dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kesalahan 5%.
8
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dan diolah menggunakan cangkul dan kored lalu
dibiarkan selama satu minggu agar terkena angin dan cahaya matahari. Satu
minggu kemudian tanah dicampur merata dengan pupuk kandang sapi 30 ton ha-1
dan kapur dolomit 2 ton ha-1
kemudian dilakukan pembuatan bedengan.
Selanjutnya tanah diberi pupuk dasar yakni urea, SP-36 dan KCL dengan dosis
masing-masing 200 kg ha-1
serta difumigasi menggunakan Basamid dengan dosis
2 g L-1
. Bedengan kemudian dipasangi mulsa plastik hitam perak dan dibiarkan
kembali selama satu minggu sampai siap ditanami.
Pembibitan dan Penanaman
Media tanam yang terdiri campuran tanah, pupuk kandang sapi, dan arang
sekam(1:1:1)dimasukkan dalam plastik-plastik berukuran 6 cm x 8 cm yang sudah
dilubangi bagian bawahnya. Sebelum ditanam benih tomat direndam dalam
larutan pupuk hayati dengan dosis 10 cc L-1
.Penyiraman bibit dilakukan setiap
hari. Bibit tomat dipindah tanam ke lapang setelah berumur ±21 hari.
Bibit tomat ditanam di bedengan dengan jarak tanam 80 cm x 50 cm
sehingga satiap bedengan berisi dua baris tanaman. Sebelum ditanami bibit tomat
pada lubang tanam diberi Furadan 3G untuk mencegah serangan hama dan
penyakit. Penyulaman dilakukan sampai 1 MST (Minggu Setelah Tanam).
Pemeliharaan dan Pemanenan
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan
meliputipenyiraman,penyiangan,pengajiran, perempelan,
pembumbunan,pemupukanserta pengendalian hama dan penyakit tanaman
(HPT).Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Penyiangan
dilakukan secara periodik sesuai pertumbuhan gulma.
Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman berumur 2 MST. Ajir bambu
setinggi 120 cm dipasang tegak pada setiap tanaman tomat dengan jarak 10 cm
lalu tanaman tomat diikatkan ke ajir dengan tali rafia. Perempelan
bertujuanmembuang tunas air untuk pembentukan batang tanaman tomat.
9
Pembumbunan dan pengendalian HPT dilakukan sesuai kondisi tanaman di
lapangan.
Pemupukan dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali setiap sepuluh
hari. Pemupukan pertama dan kedua menggunakan pupuk NPK Mutiara dengan
dosis 10 g L-1
. Pemupukan selanjutnya ditambah dengan pupuk KCL dengan
dosis 5 g L-1
. Aplikasi pupuk dengan cara dikocor sebanyak 200 ml per
tanaman.Pemanenan dilakukan saat buah tomat masihberwarna kuning atau
semburat merah agar dapat disimpan lebih lama. Pemetikan dilakukan secara
bertahap karena waktu masak buah tidak bersamaan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh yang dipilih secara
acak pada setiap petak percobaan. Karakter yang diamati meliputi karakter
kuantitatif dan kualititatif. Peubah yang diamati berdasarkan pada pedoman
penilaian PPI, sedangkan cara pengamatannya berdasarkan deskriptor UPOV.
Karakter Kuantitatif yang diamati antara lain:
1. Tinggi tanaman, diukur daridaun kotiledon sampai titik tumbuh tanaman.
2. Panjang dan lebar daun, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
3. Umur berbunga, yaitu saat 50% tanaman berbunga.
4. Umur panen, yaitu saat 50% tanaman siap dipanen.
5. Panjang pedisel, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
6. Panjang buah, diameter buah,dan tebal daging buah.
7. Jumlah tandan bunga per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
8. Jumlah buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
9. Fruitset, dihitung dari jumlah buah dibagi jumlah bunga dikalikan 100%.
10. Bobot buah per tanaman,diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
11. Bobot rata-rata buah (bobot buahdibagijumlah buah per tanaman).
12. Kekerasan buah, diukur dengan alathand penetrometer.
13. Kandungan padatan terlarut total, diukur dengan alat handrefractometer.
Karakter Kualitatif yang diamati yaitu:
1. Tipe pertumbuhan tanaman: determinate, indeterminate.
2. Letak daun: semi-erect, horizontal, semi-drooping.
10
Gambar 1. Letak daun dan anak daun 3. Letak anak daun: mendatar, ke atas, ke bawah.
4. Tipe tandan bunga: secara umum uniparous, sebagian uniparous, sebagian
multiparous, secara umum multiparous.
5. warna bunga: kuning, oranye.
6. Tipe daun: dwarf, potato leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium,
hirsutum.
7. Bentuk buah.
(a) (b)
Gambar 2. Tipe daun(a) dan bentuk buah(b) 8. Bentuk ujung buah.
Gambar 3. Bentuk ujung buah 9. Jumlah rongga buah: dua, dua dan tiga, tiga dan empat, lebih dari empat.
10. Warna buah masak: kuning, oranye, merah muda, merah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian dilaksanakandi kebun percobaan IPB Tajur yang terletak pada
ketinggian ±250 m diatas permukaan laut (dpl) mulai bulan Maret sampai dengan
Agustus 2012. Tanah pada lokasi penelitian memiliki nilai pH sebesar 5.0
sehingga dilakukan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah. Tanaman tomat
tumbuh baik bila ditanam pada tanah yang memiliki pH 5.5-6.8 (Cahyono, 2008).
Penyemaian benih dilakukan dalam plastik-plastik kecil berisi media tanam
yang ditempatkan di rak penyemaian (Gambar 4). Pemeliharaan di persemaian
berupa penyiraman bibit yang dilakukan setiap hari. Pertumbuhan bibit tomat
cukup baik selama di persemaian hingga tanaman siap dipindah ke lahan. Daya
tumbuh rata-rata tanaman tomat untuk setiap genotipe berkisar 85.17% sampai
90.15%. Setelah berumur 22 hari bibit tomat dipindah tanam ke lahan.
(a) (b)
Gambar 4. Rak penyemaian benih (a) dan bibit tomat dalam media tanam(b)
Penanaman dilakukan pada pagi hari agar tanaman tidak mengalami stress.
Curah hujan saat tanam pada bulan Maret yaitu164 mm dengan suhu rata-rata
26°C dan kelembaban 80%.Pada minggu pertama penanamanterlihat gejala
putusnya pangkal batang hingga tanaman menjadi rebah. Hal ini diduga akibat
serangan belalang pra-dewasa yang memakan batang tanaman muda karena pada
fase tanaman berbunga dan berbuah ditemukan imago belalang. Tanaman yang
mati akibat serangan hama disulam dengan sisa bibit di persemaian.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 266 mm dan terendah
bulan Juli yaitu 37 mm dengan suhu rata-rata bulananberkisar 25-26°Cdan
kelembaban 79-86% (Lampiran 3). Kondisi lahan yang lembab disertai suhu yang
tinggi tersebut berpotensi mengundang hama dan penyakit. Usaha mengatasi
12
gangguan ini dilakukan dengan penyemprotan pestisida baik berupa insektisida,
nematisida maupun fungisida secara rutin minimal seminggu sekali.
Selain belalang, hama lain yang menyerang tanamantomat selama
penelitian adalah ulat grayak(Spodoptera litura) dan ulat penggerek buah
(Helliothis armigera Hubner). Serangan hama-hama tersebut tidak terlalu besar
dalam populasi tanaman sehingga masih dapat dikendalikan. Kerusakan yang
ditimbulkan belum cukup parah sehingga tidak mengurangi kuantitas tetapi
sedikit mengurangi kualitas buah tomat yang dihasilkan (Gambar 5).
(a) (b) (c)
Gambar 5. Serangan hama pada tanaman tomat. Gejala serangan belalang(a),
ulat grayak(b) dan ulat penggerek buah(c)
Beberapa penyakit yang menyerang pertanaman tomat disebabkan oleh
infeksi cendawan, diantaranya penyakit busuk daun (late blight) oleh cendawan
Phytophtora infestans, busuk buah oleh Rhizoctonia solani dan layu fusarium oleh
cendawan Fusarium oxysporum(Gambar 6). Daun yang terkena penyakit
menunjukkan gejala bercak hitam kecoklatan, selanjutnya tampak membusuk dan
mengeluarkan bau tidak sedap. Gejala mulai terlihat pada bulan April saat curah
hujan cukup tinggi dan merata yaitu 257 mm selama 15 hari hujan.
Salah satu cara untuk mengetahui jenis penyakit layu yang menyerang
tanaman tomat adalah dengan memotong batang tanaman terinfeksi kemudian
dicelupkan ke dalam air jernih. Tidak terlihatnya benang-benang halus berwarna
putih yang merupakan masa bakteri menunjukkan bahwa tanaman tersebut tidak
terkena penyakit layu bakteri melainkan layu fusarium.
Gejala tanaman yang terkena layu fusarium yaitu memucatnya tuang daun
dan tangkai daun merunduk, pada pagi maupun malam hari tanaman terlihat segar
tetapi menjadi layu pada siang hari yang panas (Cahyono, 2008). Penyakit ini
muncul saat dua minggu setelah pindah tanam hingga panen. Hampir semua
13
genotipe tomat terkena serangan penyakit ini tetapi bukan pada tanaman contoh.
Penyakit ini menyerang pada semua stadia pertumbuhan tanaman. Pengendalian
yang dilakukan yaitu dengan mencabut tanaman yang sakit dan penyemprotan
fungisida secara berkala.
(a) (b) (c)
Gambar 6. Gejala serangan penyakit pada tanaman tomat. Penyakit busuk
daun(a), busuk buah(b) dan layu fusarium(c)
Karakter kualitatif
Sifat kualitatif merupakan sifat yang secara kualitatif berbeda sehingga
mudah dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori serta dapat
dibedakan secara tegas atau deskret (Poespodarsono, 1988). Karakter kualitatif
dikendalikan oleh gen sederhana (satu atau dua gen) dan sedikit sekali
dipengaruhi lingkungan (Syukur et al., 2012). Pengamatan karakter kualitatif
dilakukan pada bagian tanaman seperti batang, daun, bunga maupun buah.
Genotipe yang memiliki tipe pertumbuhan indeterminate adalah PHT 13,
PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 sedangkan yang lainnya memiliki
tipe pertumbuhan determinate termasuk varietas pembanding (Tabel 1). Tanaman
tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman
terdapat tandan bunga dan pada setiap ruas batang. Sedangkan tomat dengan
pertumbuhan indeterminate tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang
dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda (Jaya, 1997).
Seluruh genotipe tomat yang dievaluasi dan varietas pembanding PMT
tidak menunjukkan adanya pewarnaan antochyanin pada ruas batang teratasnya
kecuali pada genotipe PHT 8 dan PHT 20. Kedua genotipe ini menunjukkan
adanya pewarnaan antochyanin dengan tingkat lemah (Tabel 1).
14
Tabel 1. Tipe pertumbuhan tanaman dan warna batang tomat yang diuji
Genotipe Tipe pertumbuhan Pewarnaan antochyanin pada ruas tiga teratas
PHT 6 Determinate Tidak ada
PHT 7 Determinate Tidak ada
PHT 8 Determinate Lemah
PHT 9 Determinate Tidak ada
PHT 10 Determinate Tidak ada
PHT 11 Determinate Tidak ada
PHT 12 Determinate Tidak ada
PHT 13 Indeterminate Tidak ada
PHT 14 Determinate Tidak ada
PHT 15 Determinate Tidak ada
PHT 20 Indeterminate Lemah
PHT 21 Indeterminate Tidah ada
PHT 22 Indeterminate Tidak ada
PHT 23 Indeterminate Tidak ada
PHT 24 Indeterminate Tidak ada
PMT Determinate Tidak ada
Karakter kualitatif yang diamati pada bagian daun yaitu pembagian helai
daun, tipe daun, letak daun, dan letak anak daun. Semua genotipe tomat yang diuji
memiliki helai daun yang menyirip sama seperti varietas pembanding, kecuali
genotipe PHT 6, PHT 7, PHT 11 dan PHT14 yang memiliki helai daun menyirip
ganda. Demikian pula pada karakter letak daun, semua genotipe tomat yang diuji
sama dengan varietas pembanding kecuali pada PHT 15 dan PHT 22. Secara
umum letak anak daun genotipe yang diuji adalah mendatar dan ke atas,
sedangkan PHT 13 adalah satu-satunya genotipe yang memiliki karakter letak
anak daun ke bawah (Tabel 2).
Tipe daun tanaman tomat berdasarkan deskriptor IPGRI yaitu dwarf, potato
leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium dan hirsutum. Secara umum
tipe daun pada genotipe tomat yang dievaluasi dan varietas pembanding adalah
bentuk standard dan peruvianum. Genotipe tomat yang memiliki tipe daun
peruvianum yaitu PHT 6, PHT 8, PHT 9, PHT 15, PHT 20, PHT 21 dan PHT 24,
sedangkan genotipe yang lainnya memiliki bentuk standard termasuk varietas
pembanding PMT (Tabel 2).
15
Tabel 2. Penampilan karakter kualitatif daun tomat yang diuji
Genotipe Pembagian helai
daun Tipe daun Letak daun Letak anak daun
PHT 6 Menyirip ganda Peruvianum Semi-erect Mendatar
PHT 7 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar
PHT 8 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas
PHT 9 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas
PHT 10 Menyirip Standard Semi-erect Mendatar
PHT 11 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar
PHT 12 Menyirip Standard Semi-erect Ke atas
PHT 13 Menyirip Standard Semi-erect Ke bawah
PHT 14 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar
PHT 15 Menyirip Peruvianum Horizontal Ke atas
PHT 20 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas
PHT 21 Menyirip Peruvianum Semi-erect Mendatar
PHT 22 Menyirip Standard Horizontal Mendatar
PHT 23 Menyirip Standard Semi-erect Mendatar
PHT 24 Menyirip Peruvianum Semi-erect Mendatar
PMT Menyirip Standard Semi-erect Ke atas
Karakter kualitatif yang menunjukkan kesamaan antargenotipe dengan
varietas pembanding adalah karakter warna bunga dan lapisan absisi, sedangkan
pada peubah lainnya terdapat perbedaan. Selain genotipe PHT 6 dan PHT 14,
karakter tipe tandan bunga pada hampir seluruh genotipe yang diuji yaitu secara
umum uniparous. Sementara pada tandan bunga tomat yang diuji sebagian
genotipe memiliki cabang dan sebagian lainnya tidak ada cabang. Genotipe yang
memiliki cabang pada tandan bunga diantaranya PHT 6, PHT 7, PHT 11, PHT 12,
PHT 13, PHT 14 dan PHT 15 (Tabel 3).
Secara umum peubah kualitatif yang diamati pada buah menunjukkan
perbedaan penampilan antara keenam belas genotipe yang dievaluasi termasuk
varietas pembanding. Karakter bentuk buah pada genotipe yang dievaluasi dan
varietas pembanding cukup beragam mulai dari bentuk telur, telur sungsang,
silinder, bulat, agak pipih hingga bentuk hati. Sementara bentuk ujung buah juga
berbeda-beda antargenotipe, yaitu datar, melekuk, melekuk agak datar, dan
meruncing. Genotipe yang dievaluasi merupakan hasil eksplorasi dari beberapa
sumber sehingga terdapat keragaman karakter yang menggambarkan variasi
genetik yang cukup besar antargenotipe.
16
Tabel 3. Penampilan karakter kualitatif tandan dan bunga tomat yang diuji
Genotipe Tipe tandan bunga Cabang pada
tandan bunga
Warna
bunga
Lapisan
absisi
PHT 6 Sebagian multiparous Ada Kuning Ada
PHT 7 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada
PHT 8 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 9 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 10 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 11 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada
PHT 12 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada
PHT 13 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada
PHT 14 Sebagian multiparous Ada Kuning Ada
PHT 15 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada
PHT 20 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 21 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 22 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 23 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PHT 24 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
PMT Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada
Hasil pengamatan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa genotipe yang
dievaluasi memiliki bentuk buah yang bervariasi(bulat, agak pipih, silinder,
bentuk hati, bentuk telur dan telur sungsang). Demikian pula dengan karakter
bentuk ujung buah genotipe yang dievaluasi juga bervariasi mulai dari datar
hingga meruncing. Bentuk irisan buah genotipe yang dievaluasi seluruhnya bulat
kecuali PHT 11 dan PHT 15.
Jumlah rongga buah yang dimiliki varietas PMT adalah dua. Demikian
pula pada PHT 6, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 14, PHT 15, PHT 21 dan PHT 22
memiliki jumlah rongga yang sama dengan PMT, sedangkan genotipe yang lain
memiliki jumlah rongga buah lebih dari dua. Untuk karakter warna hijau pada
bahu buah yang masih muda hanya dimiliki oleh PHT 8 dan PHT 9. Warna buah
masak pada varietas pembanding dan tiga belas genotipe yang dievaluasi adalah
merah, sementara dua genotipe lainnya yaitu PHT 7 dan PHT 11 memiliki warna
buah masak oranye.
17
Tabel 4. Penampilan karakter kualitatif buah tomat yang diuji
Genotipe Bentuk
Buah
Bentuk
ujung buah
Bentuk
irisan
melintang
Jumlah
rongga
buah
Bahu
buah
hijau
Warna
buah
masak
PHT 6 Telur
Sungsang Meruncing Bulat Dua
Tidak
ada Merah
PHT 7 Agak
pipih
Melekuk
agak datar Bulat
Lebih
dari
empat
Tidak
ada Oranye
PHT 8 Bulat Datar Bulat Dua Ada Merah
PHT 9 Telur Datar Bulat Dua Ada Merah
PHT 10 Bulat Datar Bulat Dua Tidak
ada Merah
PHT 11 Silinder Melekuk Tidak
bulat
Dua dan
tiga
Tidak
ada Oranye
PHT 12 Telur
Sungsang Datar Bulat
Dua dan
tiga
Tidak
ada Merah
PHT 13 Bulat Datar Bulat Dua dan
tiga
Tidak
ada Merah
PHT 14 Bentuk
hati
Melekuk
agak datar Bulat Dua
Tidak
ada Merah
PHT 15 Silinder Melekuk
agak datar
Tidak
bulat Dua
Tidak
ada Merah
PHT 20 Telur
Sungsang
Datar
meruncing Bulat
Dua dan
tiga
Tidak
ada Merah
PHT 21 Telur
Sungsang Datar Bulat dua
Tidak
ada Merah
PHT 22 Telur
Sungsang
Datar
meruncing Bulat dua
Tidak
ada Merah
PHT 23 Silinder Datar
meruncing Bulat
Dua dan
tiga
Tidak
ada Merah
PHT 24 Telur
Sungsang Datar Bulat
Dua dan
tiga
Tidak
ada Merah
PMT Telur
Sungsang Datar Bulat Dua
Tidak
ada Merah
Karakter Kuantitatif
Karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen yang masing-masing
mempunyai pengaruh kecil pada karakter itu dan banyak dipengaruhi lingkungan
(Syukur et al., 2012). Data yang diperoleh dari pengamatan berbagai peubah
karakter kuantitatif diolah menggunakan analisis ragam (Uji-F) yang dilanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui
pengaruh perbedaan perlakuan genotipe terhadap karakter-karakter yang diamati.
18
Hasil rekapitulasi sidik ragam menunjukan perlakuan genotipe berpengaruh nyata
terhadap seluruh peubah yang diamati, kecuali pada peubah bobot buah per
tanaman dan produktivitas. Pengaruh perbedaan perlakuan genotipe tersebut nyata
pada taraf 1% untuk semua peubah, kecuali peubah panjang pedisel dan bobot per
buah yang nyata pada taraf 5% (Tabel 5).
Hasil rekapitulasi sidik ragam juga memperlihatkan nilai koefisien
keragaman (KK) 16 genotipe tomat pada sejumlah peubah yang diamati. Nilai KK
menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan, dan
merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez dan Gomez, 1995).
Koefisien keragaman 16 genotipe tomat pada berbagai peubah memiliki
nilai 4.85-28.02%. Nilai KK tertinggi ditunjukkan oleh peubah panjang pedisel
sedangkan nilai KK terendah pada peubah diameter buah (Tabel 5). Beragamnya
nilai tersebut menunjukkan lingkungan memberikan pengaruh bervariasi terhadap
peubah yang diamati. Nilai KK yang semakin besar menandakan tingkat validasi
suatu percobaan semakin rendah. Mattjik dan Sumertajaya (2006) menyatakan
nilai KK yang terlalu besar bila dibandingkan dengan nilai yang biasa diperoleh
peneliti, mencerminkan bahwa unit-unit percobaan yang digunakan tidak
homogen. Pada bidang pertanian nilai KK yang dianggap wajar adalah 20-25%.
Tabel 5. Rekapitulasi sidik ragam berbagai peubah yang diamati
Peubah Genotipe Nilai P KK(%)
Tinggi tanaman ** 0.0000 9.63
Panjang daun ** 0.0000 5.16
Lebar daun ** 0.0000 8.21
Panjang pedisel * 0.0167 28.02
Panjang buah ** 0.0000 5.00
Diameter buah ** 0.0000 4.85
Tebal daging buah ** 0.0000 7.01
Jumlah tandan ** 0.0000 20.46
Jumlah buah ** 0.0002 12.78
Fruitset ** 0.0000 6.83
Kekerasan buah ** 0.0000 6.96
PTT ** 0.0000 10.36
Bobot buah per tanaman tn 0.1267 20.26
Bobot per buah * 0.0044 19.22
Produktivitas tn 0.1259 20.25 Keterangan: *) nyata pada taraf 5%. **) nyata pada taraf 1%. tn) tidak berpengaruh nyata.
19
Tinggi Tanaman,Panjang Daun, dan Lebar Daun
Pengukuran karakter tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun
dilakukan saat tanaman sudah berbuah dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan
pada waktu tersebut tanaman telah mencapai pertumbuhan maksimal. Tinggi
tanaman genotipe yang dievaluasi memiliki nilai 55.01-106.48 cm. Panjang
daunlima belas genotipe yang dievaluasi berkisar 29.92-48.84 cm. Sementara
lebar daun genotipe yang dievaluasi berkisar 21.37-36.85 cm (Tabel 6).
Tabel 6. Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun 15
genotipe tomat dan varietas pembanding
Genotipe Tinggi tanaman
(cm)
Panjang daun
(cm)
Lebar daun
(cm)
PHT 6 59.69ef
41.91bc
25.91cde
PHT 7 72.15cdef
41.74bc
32.09bc
PHT 8 55.01f 31.04
e 21.46
e
PHT 9 65.17def
32.41de
21.37e
PHT 10 69.74def
31.93de
24.32de
PHT 11 74.55cdef
44.98ab
36.85ab
PHT 12 79.19bcde
48.84a 36.67
ab
PHT 13 57.54ef
48.32a 28.74
cd
PHT 14 59.93ef
29.92e 23.59
de
PHT 15 61.95ef
37.59cd
26.64cde
PHT 20 93.12abc
41.03bc
25.39cde
PHT 21 103.84a 39.90
bc 25.49
cde
PHT 22 101.03ab
41.30bc
28.99cd
PHT 23 106.48a 41.08
bc 26.68
cde
PHT 24 103.19a 37.92
cd 26.48
cde
PMT 86.70abcd
50.81a 39.55
a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNJ taraf 5%.
Varietas PMT memiliki tinggi tanaman sebesar 86.70 cm. Nilai tengah
pada Tabel 6 menunjukkan tinggi tanaman genotipe PHT 6, PHT 8, PHT 13, PHT
14 dan PHT 15 berbeda nyata lebih rendah dibandingkan PMT. Sementara tinggi
tanaman genotipe lainnya tidak berbeda dengan varietas PMT. Tanaman tomat
yang terlalu tinggi kurang dikehendaki oleh petani karena batang tanaman
cenderung mudah roboh sehingga akan menyulitkan dalam pemeliharaan.
Karakter panjang daun pada genotipe PHT 11, PHT 12 dan PHT 13 tidak
berbeda dengan varietas pembanding PMT yang memiliki panjang daun 50.81 cm.
Selain ketiga genotipe yang telah disebutkan, seluruh genotipe tomat yang
20
dievaluasi memiliki panjang daun yang berbeda lebih pendek daripada varietas
pembanding PMT.
Seluruh genotipe tomat yang dievaluasi juga memiliki lebar daun yang
nyata lebih kecil dibandingkan varietas pembanding kecuali PHT 11 dan PHT 12.
Kedua genotipe tersebut memiliki lebar daun yang tidak berbeda dengan
varietasPMT (39.55 cm). Nilai tengah untuk peubah lebar daun genotipe PHT 11
dan PHT 12 berturut-turut adalah 36.85 cm dan 36.67 cm.
Umur Berbunga dan Umur Panen
Bunga merupakan salah satu indikator suatu tanaman telah memasuki fase
generatif. Pengamatan umur berbunga ditentukan dari jumlah hari setelah
transplanting hingga 50% tanaman dalam populasi telah berbunga, sedangkan
umur panen saat 50% populasi telah berbuah masak atau siap dipanen.Umur
berbunga lima belas genotipe yang dievaluasi cukup bervariasi antara 20-31 hari
(Gambar 7), sementara umur panennya berkisar 54-70 hari (Gambar 8).
Gambar 7. Grafik umur berbunga 15 genotipe tomat dan pembanding
Grafik di atas menunjukkan bahwa genotipe PHT 8, PHT 9, PHT 11 dan
PHT 14 memiliki umur berbunga (20 hari)paling cepat dibandingkan varietas
PMT dansemua genotipe yang dievaluasi. Sedangkan genotipe lainnya relatif
lebih lama berbunga dibanding varietas PMT(23 hari). Cepat lambatnya waktu
bunga mekar dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, suhu harian, dan
genotipe tanaman (Edmond et al., 1964). Pada penelitian ini intensitas cahaya
28
24
20 20
25
20
28 26
20
27
31 31 29
31 30
23
0
5
10
15
20
25
30
35
Um
ur
ber
bunga
(har
i)
Genotipe
21
matahari dan suhu harian yang diterima seluruh tanaman dapat dianggap sama
sehingga adanya perbedaan umur berbunga diantara genotipe-genotipe tomat yang
diuji disebabkan oleh genotipe tanaman itu sendiri. Genotipe yang memiliki umur
berbunga paling lama yaitu PHT 20, PHT 21 dan PHT 23 (31 hari).
Genotipe PHT 7, PHT 11, dan PHT 12 memiliki umur panen yang sama
dengan varietas pembanding (61 hari) sedangkan pada semua genotipe yang lain
terdapat perbedaan.Genotipe PHT 8, PHT 9, dan PHT 10 memiliki umur panen
tujuh hari lebih cepat daripada varietas PMT. Ketiga genotipe tersebut
menghasilkan buah dengan ukuran relatif kecil dilihat dari panjang dan diameter
buahnya (Tabel 8), sehingga diduga waktu yang diperlukan untuk pengisian buah
relatif lebih cepat.Sementara itu umur panen selain genotipe yang telah disebutkan
relatif lebih lama dibandingkan varietas PMT yaitu berkisar 62 sampai 70 hari
(Gambar 8).
Gambar 8. Grafik umur panen 15 genotipe tomat dan pembanding
Jumlah Tandan, Jumlah Buah per Tanaman, dan Fruitset
Pengamatan jumlah tandan per tanaman dari setiap genotipe dilakukan
pada saat panen pertama. Jumlah tandan genotipe PHT 9, PHT 10, dan PHT 14
(berturut-turut 21.40, 33.33, dan 26.13) berbeda nyata lebih banyak dibandingkan
varietas PMT(Tabel 7). Ketiga genotipe ini merupakan tanaman yang cenderung
menyemak dengan orientasi pertumbuhan horisontal.Jumlah
percabangannyarelatif banyak sehingga dapat menghasilkan jumlah tandan yang
lebih banyak pula dibandingkan genotipe lain maupun varietas PMT.
67 61
54 54 54 61 61 62
54
62
70 70 70 70 70
61
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Um
ur
pan
en (
har
i)
Genotipe
22
Jumlah buah dihitung setiap panen. Bobot buah per tanaman dijumlahkan
dari panen pertama hingga panen terakhir. Secara statistik, karakter jumlah buah
seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda dengan varietas PMT.Rata-rata
jumlah buah genotipe yang dievaluasi berkisar 37.13-63.67 buah(Tabel 7). Jumlah
buah yang terbentuk sangat berkaitan dengan keberhasilan bunga menjadi buah
(Picken, 1984). Selain itu ketersediaan unsur hara untuk mengurangi keguguran
bunga juga diduga mempengaruhi banyaknya buah yang terbentuk.
Tabel 7. Nilai tengah jumlah tandan, jumlah buah per tanaman, dan fruitset
15 genotipe tanaman dan varietas pembanding
Genotipe Jumlah tandan per
tanaman
Jumlah buah per
tanaman
Fruitset
(%)
PHT 6 8.67d 48.27
ab 83.97
abc
PHT 7 16.53bcd
46.80ab
75.83bcd
PHT 8 16.80bcd
48.40ab
93.81a
PHT 9 21.40bc
50.87ab
92.18ab
PHT 10 33.33a 63.67
a 93.78
a
PHT 11 13.93cd
49.60ab
84.98abc
PHT 12 12.53cd
53.00ab
84.08abc
PHT 13 14.73cd
37.33b 71.19
cd
PHT 14 26.13ab
61.27a 93.89
a
PHT 15 16.47bcd
50.13ab
84.67abc
PHT 20 11.87cd
42.13b 75.18
bcd
PHT 21 11.80cd
41.47b 73.84
cd
PHT 22 11.93cd
40.73b 69.56
cd
PHT 23 12.27cd
42.13b 74.54
cd
PHT 24 11.47cd
37.13b 66.21
d
PMT 14.07cd
52.33ab
85.03abc
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNJ taraf 5%.
Fruisetmenunjukkan persentase jumlah terbentuknya buah dari sejumlah
bunga dalam tandan yang dihasilkan oleh masing-masing genotipe tomat yang
dievaluasi. Pengamatan fruitsetdilakukan pada delapan tandan pertama untuk
setiap tanaman contoh. Nilai fruitset genotipe yang dievaluasi cukup besar yakni
berkisar 66.21%- 93.89%. Hal ini menunjukkan bunga yang terbentuk dalam satu
tandan relatif sedikit yang mengalami kerontokan. Nilai fruitset pada Tabel 7
memperlihatkan bahwa hanya satu genotipe yang berbeda nyata lebih rendah
dibandingkan varietas PMT, yaitu PHT 24 (66.21%). Genotipe yang lainnya
memiliki fruitset yang tidak berbeda dengan varietas PMT.
23
Panjang Pedisel, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah
Tabel 8menunjukkan seluruh genotipe yang dievaluasi memiliki panjang
pedisel yang tidak berbeda dengan varietas PMT. Panjang pedisel genotipe yang
dievaluasi berkisar 0.72-1.64 cm. Panjang buah genotipe PHT 11, PHT 20, PHT
21, dan PHT 23 nyata lebih panjang dibandingkan varietas PMT. Sementara
genotipe yang memiliki panjang buah lebih pendek yaitu PHT 8, PHT 9, PHT 10,
dan PHT 14 dengan nilai berturut-turut 2.95, 2.87, 2.89 dan 2.88 cm.
Diameter buah genotipe PHT 6, PHT 7, dan PHT 13 lebih besar daripada
varietas PMT sedangkan genotipe yang memiliki diameter buah lebih kecil dari
PMT yaitu PHT 8, PHT9, PHT 10, dan PHT 14. Ukuran buah (panjang dan
diameter) merupakan salah satu sifat yang dapat mencirikan perbedaan
antarvarietas tomat. Sifat ukuran buah tomat dikendalikan secara kuantitatif oleh
banyak gen dan hanya gen-gen yang berada pada inti sel (Kurniawan, 2004).
Tabel 8. Nilai tengah panjang pedisel, panjang buah, diameter buah, dan
tebal daging buah 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding
Genotipe Panjang pedisel
(cm)
Panjang buah
(cm)
Diameter buah
(cm)
Tebal daging
buah (cm)
PHT 6 1.16a 5.78
abc 5.54
a 0.69
ab
PHT 7 0.98a 5.13
cd 5.27
abc 0.56
d
PHT 8 0.72a 2.95
e 2.76
f 0.27
e
PHT 9 0.72a 2.87
e 2.64
f 0.26
e
PHT 10 0.76a 2.89
e 2.98
f 0.24
e
PHT 11 0.95a 6.23
a 4.69
cde 0.69
a
PHT 12 0.87a 4.87
d 4.77
bcde 0.56
d
PHT 13 1.26a 5.08
cd 5.44
ab 0.56
cd
PHT 14 0.73a 2.88
e 2.69
f 0.24
e
PHT 15 1.64a 4.86
d 4.31
e 0.57
bcd
PHT 20 1.28a 6.46
a 5.22
abcd 0.65
abcd
PHT 21 1.28a 6.40
a 5.19
abcd 0.70
a
PHT 22 1.28a 6.03
ab 5.13
abcd 0.68
abc
PHT 23 1.31a 6.46
a 4.86
bcde 0.68
ab
PHT 24 1.30a 5.82
abc 5.10
abcd 0.70
a
PMT 1.02a 5.32
bcd 4.57
de 0.70
a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNJ taraf 5%.
Ketebalan daging buah genotipe yang dievaluasi berkisar 0.24-0.7 cm.
Ketebalan daging buah berkaitan dengan banyaknya bagian yang dapat
dimanfaatkan sehingga merupakan salah satu karakter yang penting. Ketebalan
24
daging buah PHT 7, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 12, PHT 13,PHT 14 dan PHT
15 lebih tipis daripada varietas PMT. Dengan demikian ketujuh genotipe lainnya
(PHT 6, PHT 11, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23, dan PHT 24) memiliki
kualitas yang sama dengan varietas pembanding dalam hal ketebalan daging buah.
Kekerasan Buah dan Padatan Terlarut Total (PTT)
Kekerasan buah merupakan salah satu sifat fisik yang berkaitan dengan
kualitas tomat yang diinginkan oleh konsumen. Nilai kekerasan buah diperoleh
dari pengukuran menggunakan alat hand penetrometer. Nilai kekerasan yang
semakin tinggi menunjukkan buah yang semakin keras. Kekerasan buah genotipe
yang dievaluasi berkisar 0.15-0.68 kg cm-2
(Tabel 9).
Tabel 9. Nilai tengah kekerasan buah dan padatan terlarut total 15 genotipe
tanaman dan varietas pembanding
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNJ taraf 5%.
Tabel 9 menunjukkan kekerasan buah genotipe PHT 13, PHT 22, PHT 23,
dan PHT 24 tidak berbeda dengan varietas PMT. Genotipe PHT 20, dan PHT 21
memiliki kekerasan buah lebih tinggi sedangkan genotipe lainnya memiliki
tingkat kekerasan buah lebih rendah daripada PMT. Genotipe yang memiliki
tingkat kekerasan tinggi terlihat pada genotipe berdaging buah tebal (Tabel 8),
Genotipe Kekerasan buah (kg cm-2
) PTT (°Brix)
PHT 6 0.31f 3.72
bcdef
PHT 7 0.46d 3.37
def
PHT 8 0.18g 3.58
bcdef
PHT 9 0.20g 3.55
bcdef
PHT 10 0.19g 3.21
ef
PHT 11 0.33f 3.35
def
PHT 12 0.45de
3.47cdef
PHT 13 0.51cd
3.28ef
PHT 14 0.15g 3.11
f
PHT 15 0.36ef
4.45abcde
PHT 20 0.66a 4.71
abc
PHT 21 0.68a 5.51
a
PHT 22 0.64ab
5.01a
PHT 23 0.66ab
4.59abcd
PHT 24 0.63ab
4.79ab
PMT 0.57bc
4.27abcdef
25
tetapi pada PHT 13 tingkat kekerasan buah cukup tinggi meskipun memiliki
daging buah tipis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi kulit epidermis yang
tidak sama tingkat keliatannya pada tiap-tiap genotipe (Prihadi, 1993).
Pengukuran padatan terlarut total menggunakan alat hand refractometer.
Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengetahui kadar gula dalam buah. Hasil
pengujian nilai tengah kandungan padatan terlarut total menunjukkan tidak ada
perbedaan yang nyata antara lima belas genotipe yang dievaluasi dengan varietas
pembanding PMT (Tabel 9).
Bobot per Buah, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas
Bobot rata-rata per buah varietas PMT adalah 58.66 g. Karakter bobot per
buah seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda dengan varietas PMT,
kecuali genotipe PHT 8 (11.52 g)yang nyata lebih rendah.
Hasil analisis ragam pada peubah bobot buah per tanaman dan
produktivitas menunjukkan hasil yang tidak nyata (Tabel 5). Hal ini dapat
diartikan perlakuan perbedaan genotipe tidak berpengaruh terhadap bobot buah
per tanaman maupun produktivitas yang dihasilkan.
Produktivitas rata-rata lima belas genotipe tomat yang dievaluasi berkisar
20.04-45.82 ton ha-1
sedangkan varietas PMT mencapai 61.75 ton ha-1
. Nilai KK
produktivitas berkisar 5.66-40.78%. Koefisien keragaman (KK) untuk karakter
produktivitas menunjukkan tingkat keseragaman genotipe dalam populasi
tanaman. Nilai KK yang semakin rendah menunjukkan tingkat keseragaman yang
semakin tinggi dalam populasi.
Genotipe PHT 7, PHT 11, PHT 12, PHT 13, dan PHT 15 memiliki
produktivitas cukup baik yaitu lebih dari 40 ton ha-1
walaupun masih di bawah
varietas PMT. Diantara keempat genotipe tersebut, PHT 7, PHT 12, dan PHT 13
memiliki KK yang lebih rendah dibandingkan varietas PMT. Hal ini menunjukkan
tingkat keseragaman cukup tinggi, karena itu ketiga genotipe tersebut memiliki
potensi sebagai bahan pengujian lanjutan dalam program pemuliaan hingga dapat
dilepas sebagai varietas baru.
26
Tabel 10. Nilai tengah karakter produksi buah 15 genotipe tanaman dan
varietas pembanding
Genotipe Bobot per
buah (g)
Bobot buah per
tanaman (g)
Produktivitas*)
(ton ha-1
)
KK
produktivitas
(%)
PHT 6 48.07ab
1,834.87 36.70 22.92
PHT 7 44.47ab
2,062.07 41.24 12.03
PHT 8 11.52b 1,002.18 20.04 40.78
PHT 9 20.55ab
1,070.80 21.42 10.88
PHT 10 23.99ab
1,563.87 31.28 8.00
PHT 11 47.24ab
2,290.93 45.82 19.35
PHT 12 40.03ab
2,164.53 43.29 12.62
PHT 13 59.05a 2,101.73 42.03 10.51
PHT 14 26.00ab
1,451.93 29.04 19.78
PHT 15 39.43ab
2,029.80 40.60 33.08
PHT 20 36.70ab
1,533.47 30.67 5.66
PHT 21 48.07ab
1,984.07 39.68 11.32
PHT 22 40.89ab
1,689.00 33.78 14.80
PHT 23 32.56ab
1,345.07 26.90 9.19
PHT 24 43.73ab
1,645.33 32.91 10.25
PMT 58.66a 3,087.73 61.75 13.18
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNJ taraf 5%.
*) Produktivitas = bobot buah per tanaman x (populasi per ha – 20%).
Heritabilitas
Heritabilitas merupakan salah satu cara yang dapat menunjukkan apakah
pekerjaan seleksi berjalan secara efektif. Seleksi yang efektif dari individu unggul
secara genetik dapat dicapai dengan dua syarat, yaitu 1)variasi fenotipe harus
cukup besar dalam populasi asal dan 2)derajat heritabilitas harus cukup tinggi
(Brewbaker, 1983). Karakter dengan heritabilitas tinggi akan mudah diwariskan
dan seleksi dapat dilakukan pada generasi awal.
Heritabilitas dapat menggambarkan apakah suatu karakter yang teramati
lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Nilai heritabilitas
berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 adalah bila seluruh variasi yang terjadi
disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai1 adalah bila seluruh variasi
disebabkan faktor genetik (Welsh, 1991).
27
Tabel 11. Nilai duga heritabilitas pada 15 genotipe tanaman dan varietas
pembanding
Karakter σ2
g σ2
p h2
bs Kategori
Tinggi tanaman 320.82 339.67 94.45 Tinggi
Panjang daun 39.53 40.95 96.53 Tinggi
Lebar daun 28.08 29.86 94.04 Tinggi
Panjang pedisel 0.05 0.08 62.50 Tinggi
Panjang buah 1.84 1.86 98.92 Tinggi
Diameter buah 1.09 1.11 98.19 Tinggi
Tebal daging buah 0.03 0.03 100.00 Tinggi
Jumlah tandan 36.10 39.62 91.16 Tinggi
Jumlah buah 46.08 58.53 78.73 Tinggi
Fruitset 74.96 85.27 87.91 Tinggi
Kekerasan buah 0.04 0.04 100.00 Tinggi
PTT 0.51 0.57 89.47 Tinggi
Bobot buah per tanaman 14.61 38.12 38.33 Sedang
Bobot per buah 0.93 1.38 67.39 Tinggi
Produktivitas 0.29 0.76 38.16 Sedang
Keterangan: σ2
g = ragam genotipe, σ2p = ragam fenotipe, h
2bs = heritabilitas arti luas (σ
2g/σ
2p).
Menurut Syukur et al. (2012) nilai heritabilitas dapat dapat digolongkan
berdasarkan tiga kategori, yaitu 1)rendah (h2bs<0.2), 2)sedang (0.2≤h2
bs≤0.5) dan
3)tinggi (h2
bs>0.5). Nilai heritabilitas yang didapat dari pengamatan karakter pada
berbagai genotipe tomat yang diuji termasuk ke dalam kategori sedang dan tinggi.
Karakter bobot buah per tanaman dan produktivitas memiliki nilai
heritabilitas kategori sedang (38.33% dan 38.16%) sedangkan karakter lainnya
memiliki nilai heritabilitas kategori tinggi (Tabel 11). Nilai heritabilitas tinggi
pada suatu karakter memperlihatkan bahwa terdapat keragaman yang tinggi pada
populasi yang dievaluasi dan pada karakter tersebut faktor genetik lebih berperan
daripada faktor lingkungan. Karakter tebal daging buah dan kekerasan buah
memiliki nilai heritabilitas 100%. Hal ini menunjukkan penampilan fenotipe pada
kedua karakter tersebut seluruhnya disebabkan faktor genetik dan tidak terdapat
variasi lingkungan.
28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diantara
genotipe yang dievaluasi dengan varietas pembanding,baik untuk karakter
kuantitatif maupun kualitatif (kecuali warna bunga dan lapisan absisi). Genotipe
PHT 8, 9, dan 14 memiliki umur berbunga dan umur panen lebih cepat daripada
varietas PMT. Rata-rata jumlah buah per tanaman genotipe yang dievaluasi
berkisar 37.13-63.67 buah dengan fruitset berkisar 66.21-95.02%.
Beberapa genotipe memiliki keunggulan dalam karakter tertentu
dibandingkan varietas PMT, diantaranya panjang buah(PHT 11, 20, 21, dan 23),
diameter buah (PHT 6, 7, dan 13)dan kekerasan buah (PHT 20 dan 21).
Genotipe PHT 7, 12, dan 13 memiliki produktivitas di atas 40 ton ha-
1dengan koefisien keragaman lebih rendah dibandingkan varietas PMT.Karakter
yang diamati pada berbagai genotipe yang diuji memiliki nilai heritabilitas
kategori tinggi dan sedang (bobot buah per tanaman dan produktivitas).
Saran
Genotipe yang dapatdijadikan sebagai bahan pengujian selanjutnya dalam
program pemuliaan adalah PHT 12 karena memilikipotensi produktivitas cukup
tinggi (45.82 ton ha-1
) dengan jumlah buah per tanaman, fruitset, diameter buah,
dan bobot per buah tidak berbeda dengan pembanding. Selain itu genotipe
tersebut juga memiliki karakteristik bentuk dan warna buah seperti varietas
hibrida komersial Permata yang banyak diminati pasar.
29
DAFTAR PUSTAKA
Adams, P. 1986. Mineral nutrition.In Atherton J.G. and J. Rudich (eds.). The
Tomato Crop. Chapman and Hall. New York.
Ashari. S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press). Jakarta. 490 hal.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2012. Produksi Sayuran Nasional.
http//www.bps.go.id. [10 November 2012].
Brewbaker, J.L. 1983. Genetika Pertanian (diterjemahkan dari: Agricultural
Genetics, penerjemah: Imam Santoso). Gede Jaya. Jakarta 142 hal.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2012. Perkembangan Volume Ekspor Impor
Sayuran. www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/isi_dt5thn_horti.php.[10
November 2012].
Cahyono, B. 2008. Tomat Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta. 99 hal.
Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2007. Panduan Pengujian Individual
Tomat. Dok. PVT/PPI/21/1. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 13 hal.
Edmond, J. B., T. L. Senn, F. S. Andrews and F. G. Halfacre. 1964. Fundamental
of Horticulture. Mc.Graw-Hill Co. Ltd. New Delhi, India. 560 p.
FAOSTAT. 2012. Tomatoes Yield. www.faostat.fao.org.[10 November 2012].
George Mateljan Foundation. 2007. Tomatoes: What's New and Beneficial About
Tomatoes.www.whfoods.org. [10 Februari 2012].
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian
Pertanian (diterjemahkan dari: Statistical Prosedures for Agricultural
Research, penerjemah: E. Syamsudin dan J.S. Baharsyah). Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta 698 hal.
IPGRI. 1995. Descriptors for Tomato (Lycopersicon spp.). International Plant
Genetic Resources Institut (IPGRI). 47 p.
Jaya, B. 1997. Botani tanaman tomat, hal 25-41.DalamAS Duriat, WW
Hadisoeganda, AH Permadi, RM Sinaga, Y Hilman dan RS
Basuki(Eds.).Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. Lembang.
Kasno. A. 1992. Pemuliaan Tanaman Kacang-kacangan. Dalam Prosiding
SimposiumPemuliaan Tanaman I. (Ed. A.Kasno dkk.) PPTI Jawa Timur.
30
Kurniawan, H. 2004. Studi genetik sifat ukuran buah tomat hasil persilangan LV
6123 x LV 5152. J. Agrivigor 3(3): 101-105.
Kuswanto. 2007. Pemuliaan Kacang Panjang Tahan Penyakit Mosaik. CV.Sofa
Mandiri. Malang. Hal 115-116.
Makmur. A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rieneke Cipta. Jakarta. 79 hal.
Mattjik, A.A dan I.M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press. Bogor. 276 hal.
Nasir. M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman.Dirjen Dikti
DepartemenPendidikan Nasional. Jakarta.
Picken, A. J. R. 1984. A review of pollination and fruitset in tomato
(Lycopersicon esculentum Mill.) J. Hort. Sci no 59:1-13.
Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 169 hal.
Prihadi, T. 1993. Uji Daya Hasil dan Penilaian Kualitas Tomat di Dataran
Rendah. jurusan Budidaya Pertanian Skripsi.
Purwati, E. 1997. Pemuliaan tanaman tomat, hal 42-57. DalamAS Duriat, WW
Hadisoeganda, AH Permadi, RM Sinaga, Y Hilman dan RS Basuki (Eds.).
Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.
Rubatzky. VE. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip. Produksi dan Gizi. Jilid 3. Penerbit
ITB. Bandung. 320 hal.
Sunarjono, H. 2010. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Bogor. 184 hal.
Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yuniarti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Penebar Swadaya. Jakarta. 300 hal.
UPOV. 2001. Guidelines for The Conduct of Test for Distinctness, Uniformity
and Stability Tomato (Lycopesicon lycopersicum (L.) Karsten ex Fraw.).
TG/44/10. 49 p.
Villareal. R.L. 1980. Tomatoes in The Tropics. West View Press. Colorado. USA.
174 p.
Welsh, J.R. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman (diterjemahkan
dari: Fundamental of Plant Genetic and Breeding, penerjemah: Johanis P.
Mogea). Penerbit Erlangga. Jakarta. 224 hal.
Wiryanta, BTW. 2002. Bertanam Tomat. Agro Media Pustaka. Jakarta. 102 hal.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1. Gambar dokumentasi penelitian
a. Pembibitan b. Persiapan lahan
c. Penanaman d. Pengendalian HPT
e. populasi per genotipe f. Penampilan fruitset
33
Lampiran 2. Gambar pengamatan genotipe tomat
a. Penampilan daun tanaman tomat
b. Penampilan warna buah muda
c. Buah masak d. Irisan melintang e. Tandan bunga
34
Lampiran 3. Data iklim
Bulan Curah Hujan Hari Hujan
Temperatur
Rata-rata
Kelembaban
Udara Rata-rata
(mm) (hari) (°C) (%)
Maret 164 12 26,0 80
April 257 15 26,0 86
Mei 266 10 26,1 85
Juni 160 5 26,2 81
Juli 37 5 25,8 79 Sumber: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, 2012
Lampiran 4. Sidik ragam karakter tinggi tanaman
Sumber db JK KT F
Hitung
F Tabel Nilai P
5% 1%
Ulangan 2 129.64 64.82 1.15tn
3.32 5.39 0.3313
Varietas 15 15,285.32 1,019.02 18.02**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 1,696.45 56.55
Total
terkoreksi 47 17,111.41
kk = 9.63%
Lampiran 5. Sidik ragam karakter panjang daun
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 19.60 9.80 2.29tn
3.32 5.39 0.1186
Varietas 15 1,842.96 122.86 28.73**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 128.29 4.28
Total terkoreksi 47 1,990.85
kk = 5.16%
Lampiran 6. Sidik ragam karakter lebar daun
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 46.51 23.25 4.36* 3.32 5.39 0.0217
Varietas 15 1,343.73 89.58 16.81**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 159.90 5.33
Total terkoreksi 47 1,550.14
kk = 8.21%
Lampiran 7. Sidik ragam karakter panjang pedisel
35
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 0.16 0.08 0.89tn
3.32 5.39 0.4197
Varietas 15 3.39 0.23 2.48* 2.01 2.70 0.0167
Galat 30 2.74 0.09
Total terkoreksi 47 6.30
kk = 28.02%
Lampiran 8. Sidik ragam karakter panjang buah
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 0.15 0.08 1.21tn
3.32 5.39 0.3137
Varietas 15 83.78 5.59 89.46**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 1.87 0.06
Total terkoreksi 47 85.81
kk = 5.00%
Lampiran 9. Sidik ragam karakter diameter buah
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 0.07 0.04 0.80tn
3.32 5.39 0.4578
Varietas 15 49.90 3.33 71.55**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 1.39 0.05
Total terkoreksi 47 51.37
kk = 4.85%
Lampiran 10. Sidik ragam karakter tebal daging buah
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 0.00 0.00 0.20tn
3.32 5.39 0.8222
Varietas 15 1.52 0.10 68.79**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 0.04 0.00
Totalterkoreksi 47 1.56
kk = 7.01%
Lampiran 11. Sidik ragam karakter jumlah tandan
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 1.91 0.96 0.09tn
3.32 5.39 0.9136
36
Varietas 15 1,782.97 118.86 11.27**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 316.44 10.55
Total
terkoreksi 47 2,101.32
kk = 20.46%
Lampiran 12. Sidik ragam karakter jumlah buah
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 38.71 19.36 0.52tn
3.32 5.39 0.6008
Varietas 15 2,633.84 175.59 4.70**
2.01 2.70 0.0002
Galat 30 1,120.49 37.35
Total
terkoreksi 47 3,793.04
kk = 12.78%
Lampiran 13. Sidik ragam karakter fruitset
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 234.33 117.16 3.79* 3.32 5.39 0.0341
Varietas 15 3,837.01 255.80 8.27**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 927.85 30.93
Total
terkoreksi 47 4,999.18
kk = 6.83%
Lampiran 14. Sidik ragam karakter kekerasan buah
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 0.00 0.00 0.87tn
3.32 5.39 0.4273
Varietas 15 1.68 0.11 121.47**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 0.03 0.00
Total terkoreksi 47 1.71
kk = 6.96%
Lampiran 15. Sidik ragam karakter ptt
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 0.05 0.02 0.15tn
3.32 5.39 0.8656
37
Varietas 15 25.61 1.71 9.96**
2.01 2.70 0.0000
Galat 30 5.14 0.17
Total
terkoreksi 47 30.80
kk = 10.36%
Lampiran 16. Sidik ragam karakter bobot buah per tanaman
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 195.64 97.82 1.39tn
3.32 5.39 0.2655
Varietas 15 1,715.62 114.37 1.62tn
2.01 2.70 0.1267
Galat 30 2,116.65 70.55
Total
terkoreksi 47 4,027.91
kk = 20.26%
Lampiran 17. Sidik ragam karakter bobot per buah
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 2.43 1.21 0.90tn
3.32 5.39 0.4185
Varietas 15 62.11 4.14 3.06**
2.01 2.70 0.0044
Galat 30 40.58 1.35
Total
terkoreksi 47 105.12
kk = 19.22%
Lampiran 18. Sidik ragam karakter produktivitas
Sumber db JK KT F Hitung F Tabel
Nilai P 5% 1%
Ulangan 2 3.92 1.96 1.39tn
3.32 5.39 0.2647
Varietas 15 34.36 2.29 1.62tn
2.01 2.70 0.1259
Galat 30 42.31 1.41
Total terkoreksi 47 80.59
kk = 12.37%