evaluasi edible film.docx

5
Evaluasi edible film 1. Pemeriksaan Organoleptis Pemeriksaan organoleptis meliputi pengamatan bentuk, warna, bau dan rasa dari edible film yang dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan pada suhu kamar setiap minggu selama 8 minggu. Uji organoleptik merupakan salah satu parameter pengujian suatu produk yang bertujuan untuk menilai mutu atau sifat-sifat sensorik dari produk tersebut. Uji organoleptik tergolong ke dalam uji yang bersifat subyektif menggunakan panelis berdasarkan tingkat kesukaan dan kepekaan yang bervariasi. Uji organoleptik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi parameter aroma, kelarutan, rasa, tekstur, dan warna. Kekuatan tarik (tensile strength) adalah ukuran untuk kekuatan film secara spesifik, merupakan tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film tetap bertahan sebelum putus/sobek. Pengukuran ini untuk mengetahui besarnya gaya yang diperlukan untuk mencapai tarikan maksimum pada setiap luas area film. Sifat kekuatan tarik bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan penyusun edible film (Krisna, 2011). 2. Pemeriksaan Kerapuhan Edible Film Kerapuhan edible film dilakukan sesuai dengan uji kerapuhan tablet (Voight, 1995) menggunakan alat Roche Friabilator

Upload: aenhiequrra-althafunnisa

Post on 24-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Evaluasi edible film1. Pemeriksaan OrganoleptisPemeriksaan organoleptis meliputi pengamatan bentuk, warna, bau dan rasa dari edible film yang dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan pada suhu kamar setiap minggu selama 8 minggu. Uji organoleptik merupakan salah satu parameter pengujian suatu produk yang bertujuan untuk menilai mutu atau sifat-sifat sensorik dari produk tersebut. Uji organoleptik tergolong ke dalam uji yang bersifat subyektif menggunakan panelis berdasarkan tingkat kesukaan dan kepekaan yang bervariasi. Uji organoleptik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi parameter aroma, kelarutan, rasa, tekstur, dan warna.Kekuatan tarik (tensile strength) adalah ukuran untuk kekuatan film secara spesifik, merupakan tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film tetap bertahan sebelum putus/sobek. Pengukuran ini untuk mengetahui besarnya gaya yang diperlukan untuk mencapai tarikan maksimum pada setiap luas area film. Sifat kekuatan tarik bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan penyusun edible film (Krisna, 2011). 2. Pemeriksaan Kerapuhan Edible FilmKerapuhan edible film dilakukan sesuai dengan uji kerapuhan tablet (Voight, 1995) menggunakan alat Roche Friabilator3. Pemeriksaan pHPemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter inolab alat ini dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan dapar pH 4 dan pH 7. Pemeriksaan pH dilakukan setiap minggu selama 8 minggu.4. Kadar airKadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting pada suatu bahan maupun produk, karena air dapat mempengaruhipenampakan, tekstur dan cita rasa pada bahan maupun produk. Kadar air dalam suatu bahan atau produk ikut menentukan kesegaran dan daya simpan bahan atauproduk tersebut. Kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang,dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahanserta produk (Winarno 1997).5. Daya larutDaya larut edible film strip herbal di dalam mulut dipengaruhi oleh enzimptialin yang dihasilkan oleh glandula parotis di sekitar kelenjar ludah. Enzimptialin memiliki fungsi mengubah amilum menjadi glukosa.6. Kemuluran merupakan perubahan panjang maksimum pada saat terjadi peregangan hingga sampel film terputus. Pada umumnya keberadaan plasticizer dalam proporsi lebih besar akan membuat nilai persen kemuluran suatu film meningkat lebih besar. Elastis merupakan kebalikan dari persen kemuluran karena akan semakin menurun seiring meningkatnya jumlah plasticizer dalam film. Elastisitas menurun berarti fleksibilitas film meningkat. Modulus elastisitas merupakan ukuran dasar dari kekakuan (stiffness) sebuah film ( Banerjee, dkk., 1995). Sampel edible film yang akan diuji dipotong dengan ukuran 8 cm x 3 cm kemudian dikaitkan pada penjepit/pengait yang ada pada alat digital gauge HF 500 dengan luasan edible film yang dijepit 1,5 cm dikedua sisi panjangnya. Kemuluran dihitung dengan rumus (Bourtoom, 2008 dan Wittaya, 2013) : E = 100 X(dafter dbefore)/ dafter Keterangan : d = jarak antara penjepit pemegang sampel menjelang (before) atau sesudah (after) sampel ditarik hingga putus.

7. Pemeriksaan Ketebalan Edible Film (Arifin, 2010)Pemeriksaan ketebalan edible film dilakukan dengan mikrometer yang diukur pada 5 tempat yang berbeda. Lalu dijumlahkan dan dicari ketebalan rata ratanya.Pengukuran ketebalan film menggunakan mikrometer (model MDC-25M, Mitutoyo, MFG, Japan) dengan ketelitian 0,001 mm. Nilai ketebalan yang didapat merupakan rataan dari pengukuran pada lima tempat yang berbeda (Bourtoom, 2008).

8. Kekuatan tarikPengukuran kekuatan tarik dan kemuluran dilakukan dengan cara memotong sampel edible film yang akan diuji dengan ukuran 8 cm x 3 cm. Edible film dikaitkan secara horisontal pada penjepit/pengait yang ada pada alat digital gauge HF 500 dengan luasan edible film yang dijepit 1,5 cm dikedua sisi panjangnya. Nilai kekuatan tarik maksimal film diukur pada saat film menjelang putus (Bourtoom, 2008). 9. Uji Kesukaan PanelisPengujian kepada panelis dibagi menjadibeberapa poin yaitu :a. Pengamatan terhadap bau dan rasa edible filmb. Warna dan bentuk edible filmc. Aktivitas antihalitosis untuk menyegarkan mulut

Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, Diterjemahkan oleh S. Noer, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta

ArifinM.F., L. Nurhidayanti, Syarmalina, Rensi, 2010, Formulasi Edible Film Ekstrak Daun Sirih (Piper bettle L.) Sebagai Antihalitosis, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia , 8 (1) : 61-68

Banerjee, R., H. Chen and J. Wu, 1996. Milk protein-based edible film mechanical strength changes due to ultrasound process. J.Food Sci. 61(4) : 824-828.Krisna, D.D. 2011. Pengaruh Regelatinasi dan Modifikasi Hidrotermal Terhadap Sifat Fisik pada Pembuatan Edible Film dari Pati Kacang Merah (Vigna Angularis Sp.). Tesis Program Studi Magister Teknik Kimia. Universitas Diponegoro. SemarangBourtoom, T. 2008. Edible films and coatings: characteristics and properties. International Food Journal, 15(3): 237-248.