evaluasi dan revitalisasi program puskesmas dalam pemberatasan dhf

22
Evaluasi dan Revitalisasi Program Puskesmas dalam Pemberatasan DHF Fransiskus Friky Hindiarto 10.2009.185

Upload: edwinda-desy-ratu

Post on 07-Feb-2016

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Evaluasi dan Revitalisasi Program Puskesmas dalam Pemberatasan

DHFFransiskus Friky Hindiarto

10.2009.185

Page 2: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Masalah Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi program pemberantasan DHF masih didapatkan prevalensi DHF berkisar 18% dengan tingkat CFR 4%. Rata-rata penderita datang terlambat sehingga terlambat juga dirujuk ke Rumah Sakit. Berdasarkan pemantauan jentik, didapatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah 60%. Berdasarakan pemantauan jentik didapatkan angka bebas jentik 60 %. Dilihat dari situasi endemisitas desa, maka beberapa desa termasuk desa endemis dan sisanya termasuk desa sporadik. Kepala Puskesmas akan melakukan revitalisasi program pemberantasan DHF dan ingin didapatkan insidens yang serendah-rendahnya dan CFR serendah-rendahnya.

Page 3: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Rumusan Masalah

• Hasil evaluasi program pemberatasan DHF pada akhir tahun di dapatkan prevalensi DHF beriksar 18 % dengan tingkat CRF 4 %

• Pasien datang terlambat sehingga terlambat di rujuk

• Angka bebas jentik 60%

Page 4: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Tujuan Program

• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui revitalisasi program memberatasan DHF dan menekan insiden dan CRF serendah-rendahnya.

Page 5: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Epidemiologi

• Agent – Virus dengue: DEN-1 - 4– Vector: Aedes aegypti

• Pejamu• Lingkungan – Fisik – Biologis– Sosial ekonomi

Page 6: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Puskesmas

• Upaya kesehatan wajib– Upaya Promosi Kesehatan– Upaya Kesehatan Lingkungan– Upaya Kesehatan Ibu & Anak Serta Kb– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat– Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular– Upaya Pengobatan

Page 7: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Puskesmas

• Upaya kesehatan pengembangan– UpayaKesehatanSekolah– UpayaKesehatanOlahraga– UpayaKesehatanKesehatanMasyarakat– UpayaKesehatanKerja– UpayaKesehatanGigidanMulut– UpayaKesehatanJiwa– UpayaKesehatanMata– UpayaKesehatanusialanjut

Page 8: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Masukan(managament tools)

A. Man: tenaga kerja (dokter, dll)B. Many : dana APBN dan swadaya masyarakatC. Materail: fasilitas (Medis dan Non Medis)D. Method:

Page 9: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Manejemen program puskesmas• Planning

proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

• OrganizingMembentuk dan menetapkan program pelatihan untuk petugas perawatan kesehatan dan pembantunya

• Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating)proses bimbingan kepada staf agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia

• Controlling/ Monitoringproses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan

Page 10: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Dignosis DBD

• Kriteria klinis (WHO) – Demam mendadak tinggi tanpa sebab yang jelas selama 2-7

hari– Manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji tourniquet

positif– Pembesaran hati– Syok

– Kriteria labolatorium – Trombositopenia (jumlah tombosit kurang dari atau sama

dengan 100.000/uL– Hemokonsentrasi, dapat di lihat peningkatan

Page 11: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

WHO membagi DBD menjadi 4 derajat:

• Derajat 1terdapat demam dan uji tourniqet positif.

• Derajat 2demam diiringi dengan perdarahan spontan.

• Derajat 3kondisi pasien seperti pada DBD derajat 2 disertai hepatomegali, syok, tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi, ekstremitas dingin dan gelisah.

• Derajat 4kondisi paling parah karena terjadi renjatan hebat yang terlihat dari nadi yang tak teraba dan tensi yang tak terukur.

Page 12: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Promotif (1)Penyuluhan dan penggerakan masyarakat untuk PSN (pemberantasan sarang nyamuk), penyuluhan informasi tentang demam berdarah dan pencegahannya dilakukan melalui jalur informasi yang ada :

• Penyuluhan kelompok : PKK, organisasi social masyarakat lain, kelompok agama, guru, murid di sekolah, pengelola tempat umum/instansi.

• Penyuluhan perorangan : kepada ibu-ibu pengunjung posyandu, kepada penderita/keluarganya di puskesmas

• Kunjungan rumah oleh kader/petugas puskesmas.• Penyuluhan melalu media massa : TV, radio, poster dan lain-lain

Page 13: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Promotif (2)• Advokasi kesehatan

pendekatan kepada para pemimpin atau pengambil keputusan→memberikan dukungan, kemudahan, dan semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan

• Bina suasanasuasana kondusif → masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat

• Gerakan masyarakat memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat

• Media yang digunakan dalam promosi kesehatan mesin-mesin LCD dan OHP, poster

Page 14: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF
Page 15: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Preventif• cara penyemprotan (pengasapan/ pengabutan

= fogging) dengan insektisidaUntuk membatasi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu

• Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M

• Larvasida menggunakan bubuk abate (temephos).Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10gram (± 1 sendok makan rata) untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan.

Page 16: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Tindakan kuratif • Tirah baring• Antipiretik (parasetamol)- untuk menurunkan demam• cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer

asetat (RA), larutan garam faali (GF)• Pemberian air putih dan cairan elektrolit• Monitor laboratorium

periksa Hb, HT, trombosit

Page 17: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Protektif

• memakai obat nyamuk bakar/elektrik/spray/repellen

• memakai kelambu saat tidur siang serta melipat baju yang bergantungan.

Page 18: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Pemberdayaan masyarakat(Jumantik)

Salah satu bentuk langsung peran serta masyarakat adalah kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan oleh masyarakat melalui Juru Pemantau jentik (Jumantik).

• Tujuan Umum Jumantik:– menurunkan kepadatan (populasi) nyamuk penular

demam berdarah dengue (Aedes Aegypti) dan jentiknya– meningkatkan peran serta masyarakat dalam

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD),

Page 19: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Pemberdayaan masyarakat(Jumantik)

• Tugas pokok seorang Jumantik:– melakukan pemantauan jentik– penyuluhan kesehatan– menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk

secara serentak dan periodik– melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada

Supervisor dan Petugas Puskesmas

Page 20: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Angka Bebas Jentik

• Rata-rata ABJ yang dibawah 95% menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD di lingkungannya masing-masing belum optimal

Page 21: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Penetapan Status Kejadian

• Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah meluas secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit.

• Kejadian Luar Biasa: Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.

Page 22: Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF

Penetapan Status Kejadian

• Kriteria KLB (kriteria kerja) antara lain:– Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak

ada/tidak dikenal di suatu daerah.– Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang

dua kali atau lebih diban dingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) tergantung dari jenis penyakitnya.

– Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.