evaluasi

10
5. Evaluasi Evaluasi dilakukan agar memenuhi persyaratan, dimana uji yang dilakukan adalah uji distribusi ukuran partikel, bulk density dan tapped density, kompressibilitas, kadar air, kecepatan aliran dan sudut istirahat, keseragaman bobot dan ukuran, waktu hancur (disintegrasi) dan kekerasan tablet dan friabolitas. Pertama-tama adalah uji distribusi ukuran partikel, penentuan distibusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa sistem dispersi atau sediaan yang memilki syarat mengenai keberadaan partikel dengan ukuran tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan membersihkan terlebih dahulu set ayakan yang digunakan, dengan menyikat ayakan secara perlahan-lahan dengan menggunakan sikat tabung. Tujuan dari pembersihan ini agar pada saat pengayakan granul tidak terdapat atau tercampur dengan sisa-sisa granul yang melengket pada ayakan yang digunakan. Selanjutnya, disusun ayakan secara teratur pada mesin penggerak (vibrator), dari bawah disusun mesh mulai dari nomor mesh 100, 80, 60, 40 dan 20. Mesin penggerak atau vibrator merupakan alat yang digunakan untuk menggerakkan ayakan agar granul pada ayakan dapat tersaring berdasarkan ukuran partikelnya. Pengayakan (sieving) adalah sebuah cara

Upload: mega-shinta

Post on 06-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dsad

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan agar memenuhi persyaratan, dimana uji yang

dilakukan adalah uji distribusi ukuran partikel, bulk density dan tapped

density, kompressibilitas, kadar air, kecepatan aliran dan sudut istirahat,

keseragaman bobot dan ukuran, waktu hancur (disintegrasi) dan kekerasan

tablet dan friabolitas. Pertama-tama adalah uji distribusi ukuran partikel,

penentuan distibusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa

sistem dispersi atau sediaan yang memilki syarat mengenai keberadaan

partikel dengan ukuran tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan

membersihkan terlebih dahulu set ayakan yang digunakan, dengan menyikat

ayakan secara perlahan-lahan dengan menggunakan sikat tabung. Tujuan dari

pembersihan ini agar pada saat pengayakan granul tidak terdapat atau

tercampur dengan sisa-sisa granul yang melengket pada ayakan yang

digunakan. Selanjutnya, disusun ayakan secara teratur pada mesin penggerak

(vibrator), dari bawah disusun mesh mulai dari nomor mesh 100, 80, 60, 40

dan 20.

Mesin penggerak atau vibrator merupakan alat yang digunakan untuk

menggerakkan ayakan agar granul pada ayakan dapat tersaring berdasarkan

ukuran partikelnya. Pengayakan (sieving) adalah sebuah cara pengelompokan

butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan

demikian, dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang

tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih bisa

melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas. Teknik pemisahan dengan

menggunakan pengayakan, merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat

dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat.

Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran

tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran

pori dinyatakan dalam satuan mesh. Menurut metode U.S.P untuk menguji

kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang

cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor mesh menyatakan banyaknya

lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki lubang

Page 2: Evaluasi

ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran

besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang ayakan

kecil berarti ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan

ayakan adalah memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-

masing sehingga bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada

ayakan kedua dan seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati

ayakan dengan nomor mesh tertentu. Waktu pengayakan dilakukan selama

kurang lebih 10 menit karena waktu tersebut dianggap waktu optimum untuk

mendapatkan keseragaman bobot pada tiap ayakan (nomor mesh). Bila waktu

lebih dari 10 menit dikhawatirkan partikel terlalu sering bertumbukan

sehingga pecah dan lolos keayakan berikutnya, dengan begitu akan terjadi

ketidakvalidan data. Jika kurang dari 10 menit partikel belum terayak

sempurna.

Setelah diayak dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk

mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat

disebabkan tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan

dari ayakan ke timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung.

Pengayakan dilakukan sampai selisih dengan bobot sebelumnya tidak lebih

dari 5% untuk meminimalisir kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti

tidak homogen. Secara statistik dihitung % bobot kumulatif bobot atas dan

bobot bawah.

Percobaan selanjutnya adalah bulk density dan tapped density.

Percobaan ini dilakukan dengan cara menimbang granul lalu dimasukkann ke

dalam gelas ukur 100 mL yang telah ditimbang. Kemudian ditentukan bulk

density dengan cara mengukur volume mengukur granul yang ada di gelas

ukur tanpa mengetuk gelas ukur, didapatkan hasil bulk density adalah 100

mL. Setelah itu ditentukan nilai tapped density dengan cara mengetuk-ngetuk

gelas ukur 100 mL yang berisi granul sebanyak 100 kali. Bulk density

merupakan petunjuk kepadatan partikel. Semakin padat suatu partikel, maka

semakin tinggi bulk density, yang berarti laju alir semakin buruk. Sedangkan,

tapped density bertujuan untuk menghitung kerapatan partikel yang

Page 3: Evaluasi

sebenarnya, dimana semakin rapat atau kecil rongga partikel maka semakin

buruk laju alirnya.

Kompressibilitas dilakukan berdasarkan nilai bulk density dan tapped

density, uji ini digunakan untuk melihat daya alir granul serta menunjukkan

bahwa granul memiliki sifat yang mudah dikempa atau sulit dikempa. Dalam

metode slugging, kompresibilitas sangat penting karena akan berpengaruh

terhadap pengempaan. Untuk menghitung kompresibilitas, diperlukan

kerapatan mampat dan kerapatan nyata. Kompresibilitas adalah kemampuan

granul untuk tetap kompak dengan adanya tekanan, Rasio Housner dapat

dihubungkan dengan kerapatan. Rasio Housner adalah kerapatan serbuk

(porositas) dinyatakan dalam persen yaitu perbandingan antar volume granul

dengan volume total suatu granul. Syarat kompresibilitas yang baik yaitu

<20%. Perhitungan persen kompressibilitas didapt dari volume bulk density

dikurang volume tapped density dibagi volume bulk density dikali 100%.

Hasil persen kompressibiltas pada percobaan ini adalah 19,043%. Jadi, data

percobaan menunjukkan bahwa daya alir granul baik dan memenuhi

syarat. Kompresibilitas berhubungan dengan proses pencetakan dari tablet.

Apabila kompresibilitas baik berarti granul akan mudah untuk dicetak. 

Percobaan selanjutnya adalah kadar air, kecepatan aliran dan sudut

istirahat. Kadar air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan

basah dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost On

Drying) susut pengeringan, kadar air yang bagus mempunyai rentang kurang

dari 2%. Penentuan kadar air dilakukan dengan cara granul ditimbang

sebanyak 5 gram kemudian diletakkkan di atas piring aluminium dan dioven

hingga suhu 70° selama 1 jam. Apabila suhu LOD mencapai atau lebih dari

700C, maka granul akan rusak. Kadar air ditentukan dengan cara berat granul

awal dikurang dengan berat granul setelah di oven dan dibagi berat awal

granul, dan dikali 100%. Hasil percobaan ini persen kadar air granul adalah

8,21%. Dari hasil tersebut kadar air pada granul tidak sesuai teori karena

lebih dari 2%, maka granul perlu dilakukan pengeringan ulang hingga

mencapai kadar air yang sesuai.

Page 4: Evaluasi

Setelah itu, dilakukan uji kecepatan aliran dan sudut istirahat. Uji ini

dilakukan dengan cara menimbang 10 gram granul, kemudian dimasukkan ke

dalam corong dimana bagian bawah corong ditutup. Dibuka bagian bawah

corong, ditentukan waktu alir granul menggunakan stopwatch. Dari hasil

percobaan ini, laju alir granul tidak dapat ditentukan karena granul pada

corong tidak dapat mengalir. Hal ini disebabkan ukuran granul yang terlalu

kecil dan kadar air pada granul yang tinggi, sehingga granul tidak dapat

mengalir melewati corong karena adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik

menarik antara partikel. Sifat kohesi timbul akibat adanya gaya Van Der

Waals antar partikel, dalam hal ini adalah antar partikel serbuk atau granul.

Pengaruh sifat kohesi ini dalam suatu kumpulan serbuk atau granul akan

menyebabkan terjadinya penghambatan aliran partikel serbuk atau granul,

disamping itu juga menyebabkan hambatan-hambatan dalam penyusunan

aliran partikel serbuk. Gaya kohesi dapat dikurangi dengan cara pengeringan

kembali granul, sehingga lebih dapat mengurangi kadar air pada granul.

Selain itu, dapat ditambahkan glidan, dimana glidan dapat memperbaiki aliran

serbuk.

Sedangkan pengujian sudut istirahat dilakukan dengan cara mengukur

diameter dan tinggi undukan granul yang mengalir dari corong. Kemudian

ditentukan sudut istirahatnya. Sudut istirahat dilakukan dengan cara

menghitung tanθ yaitu tinggi granul dibagi jari-jari. Dari hasil perhitungan

didapatkan nilai sudut istirahat granul adalah 31,591°, data tersebut

menunjukkan bahwa sifat alir granul yaitu mengalir. Sesuai standar sifat alir

yaitu kurang dari 25o mudah mengalir, 25-45o mengalir dan lebih dari 45o

sukar mengalir. Meskipun sudut istirahat granul baik, namun sifat alirnya

tetap buruk karena disebabkan kadar air dan kecepatan aliran granul tidak

memenuhi persyaratan.

Percobaan selanjutnya adalah waktu hancur dan kekerasan tablet.

Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur

menjadi granul atau sebuk penyusunnya yang mampu melewati ayakan nomr

10 yang terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yag digunakan adalah

Page 5: Evaluasi

disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik

yang terbuka dibagian atas sedangkan dibagian bawah dilapisi dengan ayakan

nomor 10. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur sediaan tablet

yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul.

Penambahan tekanan pada waktu pembuatan tablet menyebabkan penurunan

porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan

tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pri-pori tablet sehingga

memperpanjangwaktu hancur tablet. Tablet yang diuji adalah sebanyak 6

tablet dimasukkan ke dalam tiap tube, ditutup dengan penutup dan dinaik

turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37o C. Dalam

mongrafi yang lain disebutkan bahwa mediumnya merupakan simulasi

larutan gastrointestinal. Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang

terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak besalut adalah

kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari

30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam

waktu 60 menit dalam medium asam dan harus segera hancur dalam medium

basa. Selanjutnya uji kekerasan tablet, uji kekerasan tablet adalah uji

kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang

diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Alat yang biasa

digunakan adalah hardness tester. Kekerasan adalah parameter yang

menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti

goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan,

pengankutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari

tekanan pengempaan. Faktor-faktor yng mempengaruhi kekerasan tablet

adalah tekanan kompressi dan sifat bahan yang di kempa. Semakin besar

tekanan yang diberikan saat pembuatan tablet akan meningkatkan kekerasan

tablet.

Selanjutnya yaitu uji friabilitas, friabilitas merpakan parameter yang

digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan

yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur

dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari

Page 6: Evaluasi

sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator dengan 100 putaran. Pada

proses pengukuran kerapuhan atau friabilitas , alat diputr dengan kecepatan

25 putaran permenit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Tablet yang

akan diuji sebanayak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan

ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam

friabilator dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan

putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai keluarkan tablet dari alat,

dibersihkan dari debu dan di timbang dengan seksama. Kemudan dihitung

persentase kehilanagan bobot sebelum dan sesudah perlakuan dandidapatkan

hasil konstan yaituberat sebelem dan sesudah perlakua sama. Tablet dianggap

baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%. Uji kerapuha berhubugan dengan

kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin

besar persentasekerapuhan maka semakin besar massa tablet yang hilang.

Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar zat aktif

yang masih terdapat pada tablet. Hal ini dapat diatasi dengan pemilihan bahan

pengikat yang sesuai.

Percobaan selanjutnya adalah keseragaman bobot dan ukuran.

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode,

yaitu keseragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini

digunakan untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung

dua atau lebih zat aktif. Percobaan ini menggunakan 20 tablet satu persatu

menggunakan neraca analitik, tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-rata. Dari data yang di peroleh saat praktikum

tidak ada tablet yang melibihi bobot tablet rata-rata.