eufimisme dan desfemisme sebagai bentuk performa …eprints.ums.ac.id/47497/1/naskah...

19
EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA KRITIK SOSIAL-POLITIK PADA KOLOM SUNDAY MEME JAWA POS EDISI OKTOBER 2015-MEI 2016 DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: RIKA PUTRI UTAMI A 310 120 123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

1

EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA

KRITIK SOSIAL-POLITIK PADA KOLOM SUNDAY MEME JAWA POS

EDISI OKTOBER 2015-MEI 2016 DAN IMPLIKASINYA DALAM

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII

Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

RIKA PUTRI UTAMI

A 310 120 123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

1

Page 3: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

1

Page 4: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

1

Page 5: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

1

EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA

KRITIK SOSIAL-POLITIK PADA KOLOM SUNDAY MEME JAWA POS

EDISI OKTOBER 2015-MEI 2016 DAN IMPLIKASINYA DALAM

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk eufemisme dan desfemisme,

referensi eufemisme dan desfemisme, dan fungsi eufemisme dan desfemisme kolom

Sunday Meme Jawa Pos dan implikasinya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Metode penyedian data menggunakan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dan

teknik catat. Analisis data menggunakan metode agih dan metode padan. Hasil

penelitian terdapat enam belas bentuk eufemisme kolom Sunday Meme meliputi

ekspresi figuratif, satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain, penggunaan kata

serapan, penggunaan istilah asing, penggunaan singkatan berupa inisialen, apofisis,

memodelkan kembali, akronim, flipansi, perifrasis, umum ke khusus, ironi,

personifikasi, hiperbola, prolapsis, dan pun atau paronomasia. Bentuk desfemisme

kolom Sunday Meme berupa satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain,

ekspresi figuratif, kliping, dan penggunaan istilah asing. Referensi eufemisme kolom

Sunday Meme berupa peristiwa, sifat atau keadaan, aktivitas, benda, orang, dan

profesi. Referensi desfemisme kolom Sunday Meme berupa aktivitas, sifat atau

keadaan, profesi, dan peristiwa. Fungsi eufemisme kolom Sunday Meme untuk

menyindir atau mengkritik dengan halus, menghaluskan ucapan, meyamarkan

makna, dan menggantikan kata-kata yang dilarang, tabu, vulgar, atau bercitra negatif.

Fungsi desfemisme kolom Sunday Meme untuk penggambaran negatif tentang

seseorang atau sesuatu, menunjukkan rasa tidak suka atau tidak setuju, menyatakan

hal yang tabu, tidak senonoh, asusila, mengolok-olok, mencela, menghina, dan

menghujat atau mengkritik. Penelitian ini juga dapat diimplikasikan pada pelajaran

Bahasa Indonesia sebagai media atau bahan ajar menulis berita kelas VIII.

Kata Kunci: eufemisme, desfemisme, kritik, pelajaran Bahasa Indonesia.

Abstracts

This study aimed to describe the forms of euphemisms and dysphemisms, references

of euphemisms and dysphemisms, and functions of euphemisms and dysphemisms in

Sunday Meme column of Jawa Pos, and the implication in Indonesian Language

Learning. Method of profiding data using techniques involved free refer conversation

(SLBC) and technical notes. Data analysis using Agih and Padan. The results of

research there are sixteen forms of euphemisms in Sunday Meme column, those form

are figurative expressions, one word to replace another word, loan words, foreign

technical term using, abbreviation, apofisis, remodeling, acronym, flippancy,

periphrase, general form to spesific form, irony, personification, hyperbole,

prolapsis, and pun or paronomasia. The forms of dysphemisms in Sunday Meme

column including one word to replace another word, figurative expressions, clipping,

and foreign technical term using. Euphemisms’s Reference in Sunday Meme column

including phenomena, characteristic and condition, activity, noun, person, and

Page 6: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

2

profession. Reference of dysphemisms in Sunday Meme column including activity,

characteristic and condition, profession, and phenomena. The functions of

euphemisms are to tease or criticize other smoothly, make a statement softly, to

disguise a meaning, to replace forbidden words, taboos, vulgar or negative imaged

word. Reference of dysphemisms in Sunday Meme column are to give negative

description, show one’s dislike or disagreement, explain forbidden words, taboos,

vulgar on negatif imaged words, and sacrilege or criticize about someone ore

something. This research could be implied as media or teaching materials to write a

news in Indonesian language learning for junior high school.

Keywords: euphemisms, dysphemisms, critic, Indonesian Language Learning.

1. PENDAHULUAN

Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat kabar sering kali menggunakan bahasa

yang menggelitik dan bahkan terkadang sangat frontal agar pembacanya menjadi

tertarik dan tersugesti dengan pesan atau gagasan yang ingin penulis sampaikan

melalui kolom atau rubrik tersebut. Analisis terhadap kebahasaan eufemisme dan

disfemisme kolom Sunday Meme Jawa Pos dipilih karena bahasa yang digunakan

dalam kolom tersebut sangat unik dan menggelitik menurut peneliti. Bahasa yang

digunakan oleh penulis dalam kolom tersebut juga banyak menggunakan ungkapan-

ungkapan desfemisme dan eufemisme yang menarik jika diteliti. Eufemisme adalah

alat kebahasaan untuk mengemas bentuk-bentuk yang ditabukan sehingga para

pemakai bahasa memungkinkan membicarakan aspek-aspek atau aktivitas kehidupan

yang tidak menyenangkan memiliki bermacam-macam fungsi di dalam hidup

manusia (Wijana dan Rohmadi, 2011: 86). Desfemisme adalah kebalikan dari

eufemisme tersebut.

Meme merupakan kumpulan gambar-gambar yang menunjukkan atau

mencerminkan karakter budaya, yang bersumber dari acara televisi, film, dan

fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat atau juga fenomena yang sedang

happening. Pada penelitian ini, peneliti berusaha mengaitkan latar belakang

penulisan meme sebagai bentuk kritik terhadap fenomena sosial dan politik karena

topik dalam kolom Sunday Meme selalu berkaitan dengan peristiwa sosial-politik

yang terjadi di Indonesia. Kolom Sunday Meme yang dimuat dalam harian Jawa Pos

sampai saat ini merupakan satu-satunya kolom dalam surat kabar yang memuat

meme dengan tema-tema sosial-politik. Menurut Hafied (2006: 4) dalam komunikasi

massa dibutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu), yakni beberapa

Page 7: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

3

individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi

dari individu ke individu lain melalui media massa.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk kebahasaan

eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme Jawa Pos edisi Oktober

2015-Mei 2016, (2) referensi eufemisme yang melatarbelakangi penggunaan bentuk

eufemisme pada kolom Sunday Meme Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016, (3)

fungsi penggunaan eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme Jawa Pos

edisi Oktober 2015-Mei 2016, dan (4) Implikasi penggunaan eufemisme dan

desfemisme dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII.

Penelitian ini menggunakan teori Semantik sebagai acuan karena Semantik

merupakan kajian mengenai makna. Chaer (2009: 2) mengemukakan Semantik

merupakan istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari

hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya, atau dengan

kata lain Semantik adalah bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna

atau arti kata dalam bahasa. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini digunakan

oleh peneliti sebagai referensi atau acuan, untuk membedakan antara penelitian yang

dulu dengan penelitian yang akan peneliti tulis agar dapat diketahui keautentikan

tulisan peneliti tersebut. Berikut dipaparkan beberapa peneitian yang sejenis yang

berkaitan dengan penggunaan eufemisme dan desfemisme.

Linfoot (2005) meneliti “The Linguistics of Euphemism: A Diachronic Study

of Euphemism Formation”. Simpulan penelitian tersebut adalah ada variasi

pemakaian hasil mempelajari eufemisme dapat bermanfaat tidak hanya untuk

memahami bahasa tapi juga bergelut dengan kemanusiaan. Untuk menelusuri

karakter manusia melalui sejarah, peneliti dari jenis yang dikenalkan dapat

menganalisis dokumen pusat, buku-buku kedokteran, pemuka agama dan catatan

atau dokumen kota. Pengetahuan ini menunjukkan bagaimana seseorang

terpengaruhi, atau dapat dikontrol, dengan tekanan yang besar dari masyarakat, dan

seperti yang ditunjukkan oleh Lawrence, bagaimana mereka bereaksi saat tersakiti.

Rubby dan Dardanila (2008) meneliti “Eufemisme pada Harian Seputar

Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mendeskripsikan bentuk

kebahasaan eufemisme dalam harian Seputar Indonesia. Simpulan penelitian tersebut

yaitu bentuk-bentuk eufemisme pada harian Seputar Indonesia ada tujuh yaitu

Page 8: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

4

ekspresi figuratif, flipansi, sirkomlokusi, singkatan, satu kata untuk menggantikan

satu kata yang lain, umum ke khusus, dan hiperbola. Bentuk yang sering muncul

pada harian ini adalah satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain sebanyak

40%.

Kurniawati (2011) menganalisis “Eufemisme dan Desfemisme dalam Spiegel

Online”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bentuk kebahasaan

eufemisme dan desfemisme dalam Spiegel Online, dan mengetahui latar belakang

penggunaan eufemisme dan desfemisme tersebut. Simpulan dari penelitian tersebut

adalah terdapat eufemisme dan desfemisme yang berupa kata, frasa, dan kalimat.

Latar belakang penggunaan eufemisme dalam Spiegel Online ditafsirkan untuk: (1)

menghindari penggunaan kata-kata yang dapat menimbulkan kepanikan atau

ketakutan; (2) tidak menyinggung, menghina, atau merendahkan seseorang; (3)

mengurangi atau tidak menyinggung hal-hal yang menyakitkan atau tragedi; (4)

berdiplomasi atau bertujuan retoris; (5) menggantikan kata-kata yang dilarang, tabu,

vulgar, atau bercitra negatif; (6) merahasiakan sesuatu; (7) menghormati atau

menghargai orang lain; (8) menyindir atau mengkritik dengan halus. Sementara itu,

latar belakang penggunaan disfemisme dalam Spiegel Online ditafsirkan untuk: (1)

menyatakan hal yang tabu, tidak senonoh, asusila; (2) menunjukkan rasa tidak suka

atau tidak setuju terhadap seseorang atau sesuatu; (3) penggambaran yang negatif

tentang seseorang atau sesuatu; (4) mengungkapkan kemarahan atau kejengkelan; (5)

mengumpat atau memaki; (6) menunjukkan rasa tidak hormat atau merendahkan

seseorang; (7) mengolok-olok, mencela, atau menghina; (8) melebih-lebihkan

sesuatu; (9) menghujat atau mengkritik; (10) menunjukkan hal yang bernilai rendah.

2. METODE

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data

dalam penelitian ini adalah teks yang terdapat dalam kolom Sunday Meme surat

kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016. Data dalam penelitian ini berupa kata,

frasa, klausa, atau kalimat dalam kolom Sunday Meme yang tergolong sebagai

bentuk eufemisme maupun desfemisme. Pemerolehan data penelitian ini

menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan tenik catat. Terkait dengan proses

identifikasi data, peneliti melakukan validasi data kebahasaan eufemisme dan

desfemisme yang ditemukan pada kolom Sunday Meme dengan meminta

Page 9: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

5

pertimbangan kepada pembaca intensif koran Jawa Pos mengenai ungkapan yang

ditemukan dalam kolom Sunday Meme. Teknik analisis data yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini adalah metode agih dan padan. Keabsahan data dalam

penelitian ini menggunakan trianggulasi teori.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan ini mepaparkan hasil kajian yang dilakukan peneliti terhadap kebahasaan

eufemisme dan desfemisme kolom Sunday Meme.

3.1 Bentuk Kebahasaan Eufemisme dan Desfemisme Kolom Sunday Meme

Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data

eufemisme tersebut teridentifikasi ke dalam 16 bentuk berdasarkan penggunaan yang

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk-bentuk eufemisme dalam kolom

Sunday Meme tersebut meliputi ekspresi figuratif, satu kata untuk menggantikan satu

kata yang lain, penggunaan kata serapan, penggunaan istilah asing, penggunaan

singkatan berupa inisialen, apofisis, memodelkan kembali atau remodeling, akronim,

flipansi, perifrasis, umum ke khusus, ironi, personifikasi, hiperbola, prolapsis, dan

pun atau paronomasia. Adapun 15 data desfemisme yang ditemukan dalam kolom

Sunday Meme teridentifikasi ke dalam 4 bentuk, berupa satu kata untuk

menggantikan satu kata yang lain, ekspresi figuratif, kliping, dan penggunaan istilah

asing.

3.1.1 Ekspresi Figuratif

Ekspresi figuratif yaitu bentuk ungkapan dengan melambangkan, mengibaratkan atau

mengiaskan sesuatu dengan bentuk yang lain. Beberapa bentuk eufemisme dalam

kolom Sunday Meme berupa ekspresi figuratif.

(1) “Wisata Alternatif Baru: Piknik Jalan Tol” (Jawa Pos, 27 Desember 2015)

Bentuk eufemisme berupa ekspresi figuratif dalam data (1) terdapat pada

klausa piknik jalan tol. Penulis mengungkapkan kemacetan jalan bebas hambatan

dengan istilah piknik. Pengibaratan kemacetan jalan tol dengan bentuk yang lebih

halus berupa piknik jalan tol adalah upaya penulis untuk mengiaskan sesuatu dengan

bentuk yang lain.

Selain untuk mengungkapkan eufemisme, bentuk ekspresi figuratif juga

digunakan untuk mengungkapkan desfemisme pada kolom Sunday Meme. Seperti

yang ditemukan pada data berikut.

Page 10: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

6

(2) “Predator seksual menggila” (Jawa Pos, 15 Mei 2016)

Istilah predator seksual pada data (2) tersebut merupakan bentuk desfemisme

berupa ekspresi figuratif. Penggunaan diksi predator seksual menimbulkan kesan

yang kasar dan sangat frontal dibandingkan dengan diksi pemburu kepuasan seksual.

Predator biasanya merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan sifat

hewan, tetapi pada data (2), predator digunakan untuk menyebutkan tabiat atau

perilaku buruk manusia.

3.1.2 Satu Kata untuk Menggantikan Satu Kata yang Lain

Satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain adalah bentuk ungkapan yang

menggantikan satu kata dengan kata yang lain. Dalam hal tertentu terkadang

penggunaan suatu kata dinilai lebih eufemistis atau juga desfemistis dibandingkan

dengan kata lainnya, yang bersinonim. Berikut merupakan bentuk eufemisme berupa

satu kata untuk mengungkapkan satu kata yang lain.

(3) “Setelah pijat di tempat ini, seorang perempuan meninggal” (Jawa Pos, 10

Januari 2016)

Penggunaan kata meninggal pada data (3) dinilai lebih halus dibandingkan

dengan penggunaan kata mati atau tewas. Dengan demikian, kata meninggal lebih

bersifat eufemistis dibandingkan dengan kata sinonimnya, yakni mati atau tewas.

Penggantian kata mati atau tewas dengan kata yang lebih halus, yakni meninggal,

merupakan bentuk eufemisme berupa satu kata untuk menggantikan satu kata yang

lain.

Bentuk satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain juga digunakan untuk

mengungkapkan desfemisme dalam kolom Sunday Meme. Dalam kolom tersebut,

terdapat 12 data bentuk desfemisme berupa satu kata untuk menggantikan satu kata

yang lain dari 15 data yang teridentifikasi oleh peneliti. Salah satu bentuk

desfemisme berupa satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain ditemukan

pada data berikut.

(4) “Nggak masalah dipecat dari Chelsea” (Jawa Pos, 20 Desember 2015)

Kata dipecat pada data (4) merupakan bentuk desfemisme berupa satu kata

untuk menggantikan satu kata yang lain. Penggunaan diksi dipecat terkesan kurang

halus dibandingkan dengan penggunaan kata diberhentikan. Diksi dipecat

menimbulkan persepsi yang negatif ketika didengar oleh seseorang.

Page 11: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

7

3.1.3 Penggunaan Istilah Asing

Penggunaan istilah asing merupakan penggunaan bahasa asing pada tingkat satuan

kata, frasa maupun klausa dalam konteks kalimat atau wacana yang menggunakan

bahasa Indonesia. Eufemisme banyak menggunakan istilah dari bahasa Inggris

maupun daerah karena dianggap lebih halus. Berikut data eufemisme kolom Sunday

Meme dengan penggunaan istilah asing.

(5) “Fragile” (Jawa Pos, 24 Januari 2016)

Data (5) tersebut merupakan bentuk eufemisme berupa penggunaan istilah

asing, yaitu penggunaan kosakata bahasa Inggris. Kata fragile berarti barang mudah

pecah atau rapuh. Kata fragile membuat makna yang ingin disampaikan oleh penulis

meme menjadi lebih tersamarkan.

Penggunaan istilah asing juga digunakan pada kolom Sunday Meme untuk

mengungkapkan desfemisme. Bentuk desfemisme berupa istilah asing terdapat pada

data (6) sebagai berikut.

(6) “Husss, shut up!! (Jawa Pos, 1 November 2015)

Istilah shut up!! pada data (6) merupakan bentuk desfemisme berupa

penggunaan istilah asing. Penggunaan kata be quiet atau keep silent dirasa lebih

halus dibandingkan dengan kata shut up!!. Bahkan dibandingkan dengan padanannya

dalam bahasa Indonesia, diam dan tenang, istilah shut up!! pun dirasa masih

menimbulkan kesan yang lebih kasar.

3.1.4 Kliping

Kliping merupakan pemotongan, membuat menjadi pendek atau singkat. Dalam

kolom Sunday Meme terdapat satu data desfemisme berupa kliping sebagai berikut.

(7) “Karena biaya demo sekarang mahal” (Jawa Pos, 1 Mei 2016)

Kata demo dalam data (7) merupakan hasil pemendekan dari kata demonstrasi.

Kata demonstrasi pada data (7) dibuat menjadi lebih singkat dengan penyebutan

demo. Istilah demo bersinonim dengan unjuk rasa. Dibandingkan kata demo, istilah

unjuk rasa lebih halus karena penggunaan istilah demo menyugestikan sesuatu yang

kurang menyenangkan. Dengan demikian, data (7) merupakan bentuk desfemisme

berupa kliping.

Penggunaan bentuk eufemisme dan desfemisme dalam kolom Sunday Meme

cukup variatif dan beragam. Adapun bentuk eufemisme dalam kolom Sunday Meme

Page 12: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

8

terklasifikasi ke dalam 16 jenis dari total 32 data yang ditemukan oleh peneliti.

Bentuk desfemisme pun cukup variatif dengan 4 jenis desfemisme dari total 15 data

yang berhasil teridentifikasi. Dominasi penggunaan eufemisme dibandingkan bentuk

kebahasaan desfemisme dalam kolom Sunday Meme menunjukkan bahwa penulis

meme tersebut lebih memilih menggunakan ungkapan yang halus dan eufemistis

dibandingkan dengan ungkapan yang dinilai kasar untuk mengungkapkan

gagasannya berupa kritik berkaitan dengan permasalahan sosial-politik yang terjadi.

3.2 Referensi Eufemisme dan Desfemisme Kolom Sunday Meme

Eufemisme dan Desfemisme dalam kolom Sunday Meme mengacu pada referensi

tertentu.

3.2.1 Peristiwa

Peristiwa tertentu yang terjadi atau dialami oleh seseorang juga terkadang tidak lepas

dari penggunaan eufemisme. Berikut merupakan data eufemisme kolom Sunday

Meme yang mengacu pada peristiwa.

(8) “Wisata Alternatif Baru: Piknik Jalan Tol” (Jawa Pos, 27 Desember 2015)

Data (8) merupakan bentuk eufemisme yang referensinya berupa peristiwa.

Diksi piknik jalan Tol dimaksudkan untuk menyindir peristiwa kemacetan yang

terjadi di jalan Tol yang terjadi pada bulan Desember 2015.

Peristiwa tertentu yang terjadi atau dialami oleh seseorang juga terkadang tidak

lepas dari penggunaan desfemisme. Seperti data desfemisme berikut ini yang

bereferensi pada peristiwa.

(9) “Karena biaya demo sekarang mahal” (Jawa Pos, 1 Mei 2016)

Referensi desfemisme pada data (9) adalah peristiwa. Istilah demo pada data

tersebut mengacu pada peristiwa demonstrasi atau unjuk rasa.

3.2.2 Aktivitas

Berbagai aktivitas organ tubuh atau perbuatan manusia juga mendapatkan perlakuan

eufemisme. Data eufemisme kolom Sunday Meme yang mengacu pada aktivitas

terdapat pada data berikut.

(10) “Apalagi saya...saya kan cuma minta pulsa” (Jawa Pos, 22 November

2015)

Page 13: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

9

Referensi eufemisme pada data (10) mengacu pada aktivitas. Diksi minta pulsa

pada data (10) merupakan bentuk pengungkapan yang lebih halus dari kata menipu

atau melakukan penipuan.

Berbagai aktivitas organ tubuh ataupun perbuatan manusia juga mendapatkan

perlakuan desfemisme, seperti yang terdapat pada data (11) berikut.

(11) “Saya tidak pernah akui rekaman itu” (Jawa Pos, 22 November 2015)

Diksi akui yang digunakan pada data (11) menunjukkan bahwa referensi

desfemisme dari data tersebut adalah aktivitas, yaitu mengakui. Istilah akui

digunakan untuk mengemukakan makna membenarkan atau mengiyakan namun

dengan menimbulkan kesan yang negatif.

3.2.3 Sifat atau Keadaan

Keadaan buruk atau kekurangan yang melekat pada seseorang sering kali harus

diminimalkan untuk menghormati pihak yang memiliki kekurangan itu.

(12) “Pencinta pedang” (Jawa Pos, 21 Februari 2016)

Diksi pencinta pedang menunjukkan bahwa referensi eufemisme pada data

(12) adalah sifat atau keadaan. Diksi tersebut digunakan untuk menyatakan sifat

menyimpang, yakni penyuka sesama jenis.

Hujatan atau kritik akibat sifat atau keadaan buruk dari seseorang terkadang

diungkapkan dengan bahasa yang desfemistis, seperti pada data (13) berikut.

(13) “Predator seksual menggila” (Jawa Pos, 15 Mei 2016)

Diksi predator seksual menunjukkan bahwa referensi desfemisme pada data

(13) adalah sifat atau keadaan. Istilah predator seksual pada data tersebut digunakan

untuk mengungkapkan sifat seseorang yang suka memburu kepuasan seksual atau

penjahat seksual.

3.2.4 Benda

Eufemisme dapat pula mengacu pada benda yang terkadang penyebutannya

disamarkan karena dirasa tidak etis atau kurang hormat apabila disampaikan secara

lugas dan frontal.

(14) “Kesimpulan saya ini memang benar-benar HAMBALANG, hanya

menyisakan banyak ilalang” (Jawa Pos, 20 Maret 2016)

Referensi eufemisme pada data (14) adalah benda, yaitu bangunan wisma atlit

Hambalang. Akronim Hambalang, hanya menyisakan banyak ilalang digunakan

Page 14: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

10

untuk menyindir pemerintah yang kurang mampu mengurus kelanjutan pengerjaan

proyek tersebut.

3.2.5 Profesi

Untuk menghormati orang yang memiliki profesi yang dianggap rendah, perlu

dibentuk kata-kata atau ungkapan yang bersifat eufemistis.

(15) “LHKPN (Lapor Hanya Kalau Pingin Nyalon)” (Jawa Pos, 13 Maret

2016)

Eufemisme pada data (15) mengacu pada profesi, yaitu profesi

pejabat/penyelenggara negara. Kepanjangan LHKPN yang sebenarnya adalah

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dipelesetkan menjadi Lapor Hanya

Kalau Pingin Nyalon untuk menyindir para penyelenggara negara yang melaporkan

harta kekayaannya atau memperbarui informasi LKHPN saat akan mencalonkan diri

dalam pemilihan saja.

Beberapa profesi dinilai rendah dan kurang terhormat atau bercitra negatif,

sehingga untuk menunjukkan sikap tidak suka terkadang seseorang menggunakan

bahasa yang desfemistis, seperti yang ditemukan pada data (16) berikut.

(16) “Kalau bukan jomblo, berarti Anda orang parpol” (Jawa Pos, 10 April

2016)

Referensi desfemisme pada data (16) mengacu pada profesi. Diksi orang

parpol pada data tersebut digunakan untuk menyatakan sebuah profesi yaitu

politikus.

3.2.6 Orang

Eufemisme dapat pula mengacu pada seseorang atau sosok figur tertentu, seperti

pada data berikut.

(17) “∙BLBI∙ Buron Lama Begitu Istimewa” (Jawa Pos, 24 April 2016)

Diksi buron lama pada data (17) mengacu pada seseorang, yaitu seorang buron

dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Samadikun.

Referensi eufemisme dan desfemisme dalam kolom Sunday Meme lebih

banyak mengacu pada aktivitas, sifat atau keadaan, dan peristiwa dibandingkan

dengan referensi yang lain. Dengan demikian, gagasan berupa kritik yang penulis

sampaikan melalui meme dalam kolom Sunday Meme tersebut lebih banyak

berkaitan dengan aktivitas, sifat atau keadaan, dan peristiwa di bidang sosial dan

Page 15: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

11

politik mengingat topik meme tersebut tidak pernah lepas dari masalah sosial dan

politik.

3.3 Fungsi Penggunaan Eufemisme dan Desfemisme Kolom Sunday Meme

Fungsi eufemisme dan desfemisme dalam kolom Sunday Meme tidak terlepas dari

upaya untuk mengemukakan kritik oleh penulis meme berkaitan dengan masalah

sosial dan politik yang sedang terjadi.

3.3.1 Fungsi Eufemisme Kolom Sunday Meme

Penggunaan eufemisme pada kolom Sunday Meme beberapa di antaranya bertujuan

untuk menyindir atau mengkritik secara halus. Bahkan fungsi menyindir atau

mengkritik dengan halus merupakan fungsi yang paling mendominasi penggunaan

eufemisme dalam kolom Sunday Meme Jawa Pos. Berikut merupakan data

eufemisme yang berfungsi untuk menyindir atau mengkritik dengan halus.

(18) “Wisata Alternatif Baru: Piknik Jalan Tol” (Jawa Pos, 27 Desember

2016)

Fungsi eufemisme pada data (18) adalah untuk menyindir atau mengkritik

secara halus terhadap kinerja pemerintah tentang masalah kemacetan yang terjadi di

jalan yang seharusnya bebas hambatan.

Beberapa eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme juga

dimaksudkan untuk menghaluskan ucapan. Hal tersebut dimaksudkan untuk

menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan dari ucapan tersebut, juga

untuk menghargai seseorang yang berkaitan dengan apa yang sedang dibicarakan

seperti yang ditemukan pada data berikut.

(19) “Pijat di tempat ini, seorang perempuan meninggal” (Jawa Pos, 10 Januari

2016)

Fungsi eufemisme pada data (19) adalah untuk menghaluskan ucapan. Dalam

konteks meme tersebut, diksi meninggal juga dimaksudkan untuk menghormati

keluarga korban yang terkena musibah kehilangan orang yang disayang.

Fungsi penggunaan eufemisme dalam kolom Sunday Meme ada pula yang

dimaksudkan untuk menggantikan kata-kata yang dilarang, tabu, vulgar, atau bercitra

negatif. Berikut data eufemisme yang dimaksudkan untuk menggantikan kata-kata

yang dilarang, tabu, vulgar, atau bercitra negatif.

Page 16: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

12

(20) “Pecinta pedang” (Jawa Pos, 21 Februari 2016)

Melalui ungkapan eufemisme pada data (20) penulis bermaksud untuk

menggantikan kata-kata yang tabu, vulgar atau bercitra negatif. Diksi pencinta

pedang digunakan untuk menggantikan istilah penyuka sesama jenis yang dinilai

tabu dan bercitra negatif.

Kata-kata tertentu perlu disamarkan dengan ungkapan lain, dengan tujuan

maknanya tidak secara langsung diketahui orang lain. Beberapa data eufemisme

dalam kolom Sunday Meme memiliki fungsi untuk menyamarkan makna seperti pada

data berikut.

(21) “Emangnya dia yang naruh sianida, bro?” (Jawa Pos, 31 Januari 2016)

Ungkapan eufemisme pada data (21) dimaksudkan untuk menyamarkan

makna. Diksi naruh sianida pada data (21) dipilih untuk menyampaikan makna

meracuni. Diksi tersebut membuat makna sebenarnya menjadi lebih tersamarkan.

Tidak seluruhnya data eufemisme dalam kolom Sunday Meme digolongkan ke

dalam fungsi menyindir atau mengkritik dengan halus, namun diihat dari konteks dan

bahasa yang dituliskan dalam kolom Sunday Meme, keseluruhan tulisan dalam meme

tersebut dimaksudkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu.

3.3.2 Fungsi Desfemisme Kolom Sunday Meme

Beberapa penggunaan desfemisme dalam kolom Sunday Meme dimaksudkan untuk

menyatakan hal yang negatif tentang seseorang atau sesuatu, seperti yang ditemukan

pada data berikut.

(22) “Saya tidak pernah akui rekaman itu” (Jawa Pos, 22 November 2016)

Desfemisme pada data (22) dimaksudkan untuk menggambarkan hal yang

negatif mengenai sosok mantan ketua DPR Setya Novanto. Setya tidak mau

mengakui atau membenarkan rekaman pembicaraan dirinya dengan direktur PT

Freeport meskipun telah didesak banyak pihak.

Fungsi desfemisme dalam kolom Sunday Meme ada yang dimaksudkan untuk

menunjukkan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan terhadap seseorang atau sesuatu,

seperti yang terdapat pada data berikut.

(23) “Berarti Anda orang parpol, yang nafsu jadi menteri” (Jawa Pos, 10 April

2016)

Page 17: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

13

Ungkapan desfemisme pada data (23) dimaksudkan untuk menunjukkan rasa

tidak suka atau tidak setuju terhadap sikap Setya Novanto yang seolah bersemangat

untuk memasukkan kader partainya ke jajaran menteri kabinet Jokowi.

Desfemisme dalam Sunday Meme ada pula yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan olokan atau ejekan terhadap seseorang karena pihak tersebut

dianggap ada dalam posisi yang tidak beruntung atau tidak menyenangkan. Berikut

merupakan data desfemisme yang berfungsi untuk mengolok-olok pihak tertentu.

(24) “Kalau Anda bukan jomblo,” (Jawa Pos, 10 April 2016)

Ungkapan desfemisme pada data (24) bermaksud untuk mengolok-olok status

dan keadaan seseorang. Istilah jomblo adalah istilah yang sering digunakan untuk

mengolok-olok orang lain terkait dengan status yang belum berpasangan.

Beberapa desfemisme dalam kolom Sunday Meme dimaksudkan untuk

menyatakan hal yang tabu, tak senonoh dan asusila yang dilakukan oleh pihak

tertentu yang merugikan pihak lainnya serta menunjukkan keburukan tersebut kepada

masyarakat luas, seperti fungsi desfemisme pada data (25) berikut.

(25) “Bocah cabuli bocah” (Jawa Pos, 15 Mei 2016)

Desfemisme pada data (25) berfungsi untuk menyatakan hal yang tabu, tidak

senonoh, dan asusila. Hal yang tidak senonoh dan asusila yang dinyatakan dalam

data (25) terkait tindak asusila yang dilakukan oleh anak kecil terhadap anak yang

masih seumuran.

Fungsi lain dari desfemisme yang ditemukan dalam kolom Sunday Meme

adalah fungsi menghujat atau mengkritik. Salah satu data desfemisme berikut ini

juga dimaksudkan untuk menghujat atau mengkritik.

(26) “Predator seksual menggila” (Jawa Pos, 15 Mei 2016)

Fungsi desfemisme pada data (26) tersebut adalah untuk menghujat atau

mengkritik pelaku kejahatan seksual yang belakangan menjadi sorotan publik dan

masyarakat luas di Indonesia.

Kelima fungsi desfemisme yang ditemukan dalam kolom Sunday Meme

sebenarnya menunjukkan tetidaksetujuan dan kritikan kepada pihak yang

dimaksudkan dalam meme tersebut. Baik itu penggambaran negatif tentang sesuatu,

ketidaksukaan terhadap sesuatu, pernyataan hal yang tabu olokan dan juga hujatan,

lima hal tersebut merupakan cara yang digunakan penulis untuk mengungkapkan

Page 18: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

14

ketidaksetujuan atau kekecewaan mereka terhadap hal yang terjadi. Seperti yang

disampaikan oleh Aslim (2014: 7) bahwa kritik dapat dipakai untuk menyerang pihak

lain karena adanya rasa tidak suka.

3.4 Implikasi dalam Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII

Pemanfaatan meme dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diimplikasikan pada

Kurikulum KTSP kelas VIII Semester 2, pada keterampilan menulis, dapat

diterapkan dalam SK-KD dengan perincian sebagai berikut:

Standar Kompetensi : 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks

berita, slogan/poster

Kompetensi Dasar : 12.2. Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

Bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme yang terdapat dalam meme

dapat menjadi media bagi siswa untuk membuat judul atau headline berita yang

menarik, atau dapat pula digunakan dalam penulisan isi berita itu sendiri. Siswa

dalam menulis berita akan terbantu dengan adanya ilustrasi yang diperoleh dari

gambar dalam meme. Selain itu siswa juga akan memperoleh ide berkaitan dengan

penulisan atau penyusunan teks berita dengan kebahasaan eufemisme dan

desfemisme yang ditemukan dari meme tersebut.

4. PENUTUP

Terdapat 16 bentuk eufemisme yang ditemukan dalam kolom Sunday Meme harian

Jawa Pos berdasarkan penggunaan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,

berupa ekspresi figuratif, satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain,

penggunaan kata serapan, penggunaan istilah asing, penggunaan singkatan berupa

inisialen, apofisis, memodelkan kembali, akronim, flipansi, perifrasis, umum ke

khusus, ironi, personifikasi, hiperbola, prolapsis, dan pun atau paronomasia. Adapun

bentuk desfemisme dalam kolom Sunday Meme meliputi satu kata untuk

menggantikan satu kata yang lain, ekspresi figuratif, kliping, dan penggunaan istilah

asing. Referensi eufemisme yang ditemukan dalam kolom Sunday Meme berupa

peristiwa, sifat atau keadaan, aktivitas, benda, orang, dan profesi. Adapun referensi

desfemisme dalam kolom Sunday Meme berupa aktivitas, sifat atau keadaan, profesi,

dan peristiwa.

Fungsi penggunaan eufemisme pada kolom Sunday Meme ditafsirkan untuk:

(1) menyindir atau mengkritik dengan halus; (2) menghaluskan ucapan; (3)

Page 19: EUFIMISME DAN DESFEMISME SEBAGAI BENTUK PERFORMA …eprints.ums.ac.id/47497/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Eufemisme yang terdapat dalam kolom Sunday Meme berjumlah 32 data. Data eufemisme

15

meyamarkan makna; (4) menggantikan kata-kata yang dilarang, tabu, vulgar, atau

bercitra negatif. Adapun fungsi penggunaan desfemisme dalam kolom Sunday Meme

ditafsirkan untuk: (1) penggambaran negatif tentang seseorang atau sesuatu; (2)

menunjukkan rasa tidak suka atau tidak setuju; (3) menyatakan hal yang tabu, tidak

senonoh, asusila; (4) mengolok-olok, mencela, menghina; (5) menghujat atau

mengkritik. Penelitian ini juga dapat diimplikasikan pada pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP. Implikasi penelitian ini pada pembelajaran menulis teks berita

secara singkat, padat, dan jelas, yang diajarkan pada siswa kelas VIII.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan bahwa

penggunaan ungkapan eufemisme dan desfemisme hendaknya diterapkan untuk

berkomunikasi dalam konteks dan situasi yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat

dalam berkomunikasi dapat menjaga hubungan baik seseorang dengan orang lain.

Pendidik hendaknya dapat memilih dan menggunakan media dan bahan ajar yang

akan memudahkan siswa dalam belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aslim, Listiani. 2014. Saya Benci Kritik!. Yogyakarta: ANDI.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hafied, Cangara. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kurniawati, Heti. 2011. “Eufemisme dan Desfemisme dalam Spiegel Online”. Jurnal

Litera. Vol. 10, No. 1, Hal. 51-63. (http://jurnal.uny.ac.id/index.php). Diakses

tanggal 7 Mei 2016.

Linfoot, Kerry. 2005. “The Linguistics of Euphemism: A Diacronic Study of

Euphemism Formation”. Journal of Language And Linguistics. Vol. 4. No. 2.

(http://webspace.buckingham.ac.uk/kbernhardt/journal). Diakses tanggal 12

Mei 2016.

Rubby, Tia dan Dardanila. 2008. “Eufemisme pada Harian Seputar Indonesia”.

Jurnal Ilmu-ilmu Bahasa dan Sastra (Logat). Vol. IV, No. 1, Hal. 55-63.

(http://repository.usu.ac.id). Diakses tanggal 12 Mei 2016.

Sutarman. 2013. Tabu Bahasa dan Eufimisme. Surakarta: Yuma Pustaka.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Semantik: Teori dan Analisis.

Surakarta: Yuma Pustaka.