bab 3 analisis data 3.1 analisis majas eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-2-00300-jp...

43
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi dengan Tujuan untuk Tidak Menyakiti Perasaan Orang Lain dalam Novel Norwegian Wood Informasi yang tidak jelas kadang dapat membuat kesan yang ambigu dan sulit untuk dicerna. Bahkan terkadang dapat membuat suatu kesalah pahaman dapat muncul di dalam percakapan. Orang Jepang yang sudah terbiasa dengan budaya ambigu dan sikap untuk tidak berterus terang dapat menyesuaikan diri dengan baik, seperti yang terjadi dalam beberapa dialog dalam novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami ini. Data 1 : Ketika malam Natal saat Toru memberikan hadiah kado Natal berupa piringan hitam yang berisi lagu Dear heart kesukaan Naoko. Sebagai balasannya gadis itu memberikan sarung tangan yang dirajut dengan tangannya sendiri. Akan tetapi ukuran ibu jarinya terlalu pendek. Percakapan : Naoko:ごめんなさい。私すごく不器用なの Toru : 大丈夫。ほら、ちゃんと入るよ (Sumber : Murakami, 2004 : 77) Terjemahan : Naoko : Maaf ya. Aku kurang trampil Toru : Tidak apa-apa kok. Lihat, masuk juga, kan

Upload: votruc

Post on 28-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Bab 3

Analisis Data

3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi dengan

Tujuan untuk Tidak Menyakiti Perasaan Orang Lain dalam Novel Norwegian Wood

Informasi yang tidak jelas kadang dapat membuat kesan yang ambigu dan sulit untuk dicerna.

Bahkan terkadang dapat membuat suatu kesalah pahaman dapat muncul di dalam percakapan.

Orang Jepang yang sudah terbiasa dengan budaya ambigu dan sikap untuk tidak berterus terang

dapat menyesuaikan diri dengan baik, seperti yang terjadi dalam beberapa dialog dalam novel

Norwegian Wood karya Haruki Murakami ini.

Data 1 :

Ketika malam Natal saat Toru memberikan hadiah kado Natal berupa piringan hitam yang

berisi lagu Dear heart kesukaan Naoko. Sebagai balasannya gadis itu memberikan sarung tangan

yang dirajut dengan tangannya sendiri. Akan tetapi ukuran ibu jarinya terlalu pendek.

Percakapan :

Naoko:ごめんなさい。私すごく不器用なの

Toru : 大丈夫。ほら、ちゃんと入るよ

(Sumber : Murakami, 2004 : 77)

Terjemahan :

Naoko : Maaf ya. Aku kurang trampil

Toru : Tidak apa-apa kok. Lihat, masuk juga, kan

Page 2: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Analisis data :

Dalam percakapan di atas dapat kita lihat bahwa Toru menerima hadiah Natal tersebut dengan

senang hati karena tidak ingin menyakiti perasaan Naoko. Toru tahu gadis itu telah bersusah

payah untuk menjahitkan sarung tangan tersebut untuknya. Walaupun sarung tangan tersebut

sebenarnya tidak sesaui ukurannya (ukuran ibu jarinya agak pendek), Toru langsung memakai

sarung tangan tersebut dan mengatakan hal yang dapat menghibur kekecewaan Naoko.

Tabel 3.1.1

Makna kata daijoubu「大丈夫」

Tidak apa-apa

Tidak berbahaya

Aman

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:128)

「危な気なく」(abunagenaku) yang mengandung arti aman, dapat dipercayai,

dapat diandalakan

(Shinkokugojiten, 2002:779)

大丈夫 「しっかりすしている」(shikkarishiteiru) , yang memiliki makna menabahkan hati

(Koujien, 1998:1605)

大丈夫 /Aman/, mengandung arti tidak mengandung resiko

(KBBI, 2002:35)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel diatas, kata daijoubu「大丈夫」 mengandung banyak arti dan pengertian.

Toru menjawab 「大丈夫」 yang lazim diterjemahkan “tidak apa-apa”. Akan tetapi apa yang

Page 3: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

sesungguhnya ingin disampaikan oleh Toru mungkin lebih dari sekedar itu. Hal itu dapat dilihat

berdasarkan percakapan yang terjadi dan tabel medan makna dibawah ini untuk membantu

memahami apa makna sebenarnya yang ingin disampaikan Toru.

Tabel 3.1.2

Medan Makna Kata daijoubu「大丈夫」

Tidak apa-apa

Tidak berbahaya

Aman

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:128)

大丈夫

「危な気なく」(abunagenaku) yang mengandung arti aman, dapat dipercayai,

dapat diandalakan

(Shinkokugojiten, 2002:779)

「しっかりすしている」(shikkarishiteiru) , yang memiliki makna menabahkan hati

(Koujien, 1998:1605)

/Aman/, mengandung arti tidak mengandung resiko

(KBBI, 2002:35)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkarkan tabel medan makna diatas, penulis menghubungkan kata「大丈夫」 yang

diucapkan oleh Toru dengan makna shikkarishiteiru yang mengandung arti menabahkan hati dan

Page 4: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

makna “tidak apa-apa”. Dalam data tersebut, Toru berusaha untuk menabahkan hati Naoko dan

untuk menghibur kekecewaan Naoko dengan memakai sarung tangan tersebut

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sunarso dalam Mardikantoro (2000 :16 )

mengungkapkan bahwa penggantian bentuk kebahasaan (biasanya kata) yang bernilai kasar,

menyakitkan, tidak menyenagkan, tidak sopan, menyinggung persaan dengan bentuk kebahasaan

baru (kata, frase atau klausa) dengan maksud agar bentuk yang baru tersebut bernilai rasa lebih

baik, tidak menyinggung perasaan, tidak menyakitakan bahkan menyenangkan.

Menurut penulis Toru tidak mengucapkan secara jujur, bahwa sarung tangan tersebut

kekecilan pada bagian ukuran ibu jarinya. Dia mengatakan 「大丈夫」 yang memiliki makna

“tidak apa-apa” dan “menabahakan hati” bahkan memakai sarung tangan tersebut. Sejalan

dengan prinsip tatemae seperti yang diungkapkan oleh Ushiyama (2007 :169) bahwa

penggunaan honne mungkin saja meyinggung orang lain, maka penggunaan tatemae dianggap

sebagai pilihan agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Tsuji

(1999) pula, bahwa prinsip aimai memiliki salah satu unsur atau fungsi untuk mengaburkan isi

pembicaraan dan merupakan salah satu budaya orang Jepang untuk tidak berterus terang dalam

pembicaraan.

Menurut penulis Toru telah menjaga keharmonisan sosial dengan tidak berkata jujur.

Pendapat ini didukung oleh Matsumoto dalam Kato (2000 : 7) yang mengatakan bahwa tatemae

dan honne sebenarnya berasal dari ajaran agama Shinto, dimana kedua prinsip tersebut

mengajarkan bahwa seseorang harus bersikap terbuka atau tertutup ketika diperlukan untuk

menjaga keharmonisan.

Data 2 :

Page 5: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Ketika suatu pagi saat Toru sedang tidur nyenyak karena memiliki kebiasaan untuk membaca

buku hingga larut malam. Teman sekamar Toru yang dipanggil Kopasgat memiliki kebiasaan

untuk senam radio setiap pagi. Hal ini sangat menggganggu karena dalam senam tersebut

terdapat gerakan yang cukup gaduh sehingga mengganggu Toru yang sedang tidur, dan selama

tiga hari bersabar, akhirnya Toru sudah tidak tahan dan pada hari keempat Toru mencoba untuk

menegurnya.

Percakapan :

Toru : 悪いけどさ、ラジオ体操 は屋上かなんかでやってくれないか

な。それやられると目が覚めちゃうんだ。

Kopasgat : でももう六時半だよ

Toru : 知ってるよ、それは。六時半だろう?六時半は僕にとってはまだ寝てる

時間なんだ。どうしてかは説明できないけどとにかくそうなってるんだ

よ。

(Sumber : Murakami, 2004 : 36)

Terjemahan :

Toru : Maaf, bisakah senam di balkon, kalau senam disitu terus aku jadi terbangun

Kopasgat : Tapi ini sudah jam setengah tujuh !

Toru : Aku tahu, sekarang sudah jam setengah tujuh, kan? Setengah tujuh bagiku masih waktu tidur. Aku tak bisa menjelaskan mengapa seperti itu, tapi begitulah.

Analisis data :

Berdasarkan situasi percakapan di atas, sebenarnya sudah dapat dipahami bahwa Toru merasa

sangat terganggu karena kegaduhan yang terjadi akibat senam radio yang dilakukan oleh

Kopsgat selama empat hari berturut-turut. Akan tetapi, walaupun jam tidurnya sudah terganggu,

Toru tetap menegurnya dengan kata-kata yang pantas bahkan menempatkan dirinya pada posisi

Page 6: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

yang telah berbuat salah dengan telebih dahulu mengucapkan waruikedosa「悪いけどさ」agar

tidak menyinggung teman sekamarnya.

Tabel 3.1.3

Makna Kata warui「悪い」

悪い

Buruk

Jelek

Jahat

Durjana

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:1158)

悪い

「好ましくない」, (komakashikunai) mengandung makna tidak diinginkan, tidak

enak

(Shinkokugojiten, 2002:1423)

「すまない」, (sumanai) mengandung makna merasa bersalah dan permintaan

maaf

(koujien, 1998:2882)

/Jahat/, mengandung makna sangat tidak baik (tentang kelakuan, tabiat, perbuatan)

(KBBI, 2002:450)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel makna kata diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kata

warui「悪い」mengandung beberapa makna yang ingin disampaikan, bila dilihat dari pola

Page 7: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

komunikasi yang terjadi, kata「悪い」tersebut mengandung perasaan bersalah , perasaan tidak

enak karena melakukan perbuatan yang tidak baik atau jahat. Meskipun pada kenyataannya Toru

tidak berbuat kesalahan, tetapi dia mengatakan「悪いけど」. Tabel medan makna dibawah ini

akan menjelaskan makna sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh Toru kepada Kopasgat.

Tabel 3.1.4

Medan Makna Kata warui「悪い」

Buruk

Jelek

Jahat

Durjana

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:1158)

悪い 「好ましくない」, (komakashikunai) mengandung makna tidak diinginkan,

tidak enak

(Shinkokugojiten, 2002, 1423)

「すまない」, (sumanai) mengandung makna merasa bersalah dan permintaan

maaf

(koujien, 1998:2882)

/Jahat/, mengandung makna sangat tidak baik (tentang kelakuan, tabiat, perbuatan)

(KBBI, 2002:450)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel medan makna kata「悪い」yang diucapakan oleh Toru, penulis

menghubungakan dengan makna sumanai, yang memiliki makna “merasa bersalah” dan

Page 8: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

“meminta maaf”. Toru menegur Kopasgat dengan menempatkan dirinya sebagai orang yang

melakukan kesalahan dimaksudkan agar tidak terjadi keributan dan agar tidak menyinggung

perasaan Kopasgat, walaupun ternyata Kopasgat meganggap ringan teguran tersebut, Toru masih

tetap berusaha menjelaskan betapa dirinya merasa terganggu akan kegiatan yang dilakukan

Kopasgat setiap pagi.

Kejadian ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Zaimar (2002), yang mengatakan

bahwa eufemisme merupakan ungkapan yang dihaluskan untuk mengemukakan suatu gagasan.

Hal ini dilakukan apabila ungkapan tersebut secara langsung, bisa menimbulkan perasaan yang

tidak enak, atau terasa agak kasar. Toru memakai ungkapan yang menempatkan dirinya sebagai

posisi yang bersalah. Dia bahkan menggunkan kata yang mengandung makna merasa bersalah

dan meminta maaf. Hal ini dimaksudkan agar tidak menyinggung perasaan Kopasgat karena

rutinitas itu telah dilakukannya selama 10 tahun setiap pagi.

Menurut penulis bila dikaitkan dengan aimai, akan terasa sulit untuk membaca suasana hati

Toru melalui kata-katanya bagi orang asing, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Davies (2002 : 9), bahwa aimai merupakan keadaan saat kata mempunyai lebih dari satu makna

yang dimaksudkan, sehingga pada akhirnya malah menimbulkan ketidak jelasan, penjelasan

yang sulit dimengerti maupun kesan yang dirasa samar. Dalam percakapan tersebut, sebenarnya

Toru merasa terganggu, namun ia berusaha untuk tidak mengatakannya secara langsung dan

malah menempatakan dirinya dalam posisi yang bersalah agar tidak menyinggung lawan

bicaranya.

Menurut penulis Toru sebenarnya tidak bermaksud untuk menyakiti persaan Kopasgat dengan

menegurnya secara sopan dan terlebih dahulu minta maaf. Sejalan dengan apa yang dikatakan

Page 9: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

oleh Dakan (2007), menyebutkan bagaimana honne dan tatemae menjadi plihan masyarakat

Jepang ketika mereka harus menetukan bagaimana sikap mereka ketika bersosialisasi. Honne

atau perasaan pribadi seseorang mungkin saja menyinggung lingkungan sekitarnya jika ia

membicarakan hal tersebut dengan sejujur-jujurnya. Toru mungkin mengetahui apabila dia

mengungkapkan pikirannya secara langsung, bisa merusak keharmonisan di dalam kelompok

dan hal itu dihindarinya dengan menggunakan tatemae. Pendapat lain dari Miyanaga dalam kato

(2000 : 9), menjelaskan bahwa tatemae digunakan untuk menjaga keharmonisan dalam

kelompok. Berdasarkan teori tersebut dapat dimengerti bahwa Toru juga sebenarnya berusaha

untuk menjaga keharmonisan dengan menggunakan tatemae.

Toru tidak menyampaikan perasaan pribadinya secara langsung dengan jujur kepada

Kopasgat agar tidak menyinggung perasaannya, pada kenaytaannya Toru merasa sangat

terganggu dan mempunyai keinginan untuk membuang radio milik Kopasgat agar tidak

mengganggu, tetapi hal itu tidak dilakukannya, oleh karena itu peranan tatemae dalam

komunikasi bahasa Jepang mutlak dipahami agar kita dapat menangkap pesan sesungguhnya

yang ingin disampaikan. Menurut penulis apa yang dilakukan Toru tidak menyinggung perasaan

Kopasgat, karena pada kelanjutan percakapan mereka, Kopasgat justru tidak merasa bersalah dan

berbalik mengajak Toru untuk senam radio setiap pagi bersama-sama.

Data 3 :

Setelah enam bulan tidak bertemu dengan Naoko yang memutuskan untuk masuk rumah sakit

jiwa, Toru akhirnya dapat bertemu dengan gadis itu kembali setelah sebelumnya telah diberikan

alamat dan petunjuk untuk mecapai tempat tersebut. Toru yang sudah begitu lama tidak bertemu

dengan gadis itu merasakan perasaan rindu yang begitu mendalam, merasakan perubahan pada

Page 10: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

diri Naoko. Toru merasa gadis itu menjadi lebih cerah dan berisi, serta memuji rambutnya,

padahal pada kenyataannya gadis itu dan ibunya mengatakan bahwa rambut yang sekarang jelek

sekali.

Percakapan :

Naoko :あまり時間がないの。本当はここに来ちゃいけないんだけれど、ちょ

っとした時間みつけて来たの。だからすぐに戻らなくちゃいけないのよ

。ねえ、私ひどい髪してるでしょ?

Toru :そんなことないのよ。とても可愛いよ

Naoko :面倒だからレイコさんに刈ってもらってるのよ。本当にそう思う?

可愛いって?

Toru :本当にそう思うよ

Naoko :でもうちのお母さんはひどいって言ってたわよ

(Sumber : Murakami, 2004 : 213)

Terjemahan :

Naoko : Aku tak punya banyak waktu. Sebenarnya aku tidak boleh kesini, tapi aku cari-cari kesempatan untuk mampir. Karena itu aku harus segera kembali. Hei….. rambutku kusut-masai kan?

Toru : Tidak, kok. Manis

Naoko : karena repot mengurusnya, aku meminta reiko-san memotongnya. Apa betul ini manis?

Toru : Betul!

Naoko : Tetapi ibuku bilang potongan rambutku jelek sekali!

Analisis data :

Setelah enam bulan tidak bertemu, terdapat perubahan yang terjadi pada diri Naoko baik

secara fisik masupun sikap, gadis itu sekarang terlihat lebih ceria dibanding sebelumnya. Pada

Page 11: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

saat pertama bertemu gadis itu menyapanya dan sedikit berbincang, dan ketika Naoko

menanyakan rambutnya yang kusut-masai, Toru menjawab sonna koto nai no yo. Totemo

kawaiiyo 「そんなことないのよ。とても可愛いよ」 mungkin saja pendapat setiap orang

berbeda-beda mengenai indah atau tidaknya rambut, akan tetapi Toru dengan langsung

mengatakan hal yang sebaliknya dengan mengucapkan kalimat tersebut agar tidak menyinggung

perasaan Naoko. Meskipun, gadis itu dan ibunya sendiri tahu kalau rambutnya kusut-masai.

Dengan pujian atau dengan tidak mengatakan secara jujur tentang rambut Naoko, Toru sudah

membuat suasana menjadi lebih menyenangkan.

Tabel 3.1.5

Makna Kata nai 「ない」

Tidak

Bukan

Tiada

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:685)

「作用が打ち消される状態にある意」(sayou ga uchikesareru joutai ni aru imi),

kataないmemiliki makna kegiatan untuk menolak suatu keadaan atau kondisi

(Shinkokugojiten, 2002:968)

ない

「人・物・事が存在しない」(hito・mono・koto ga sonzaishinai), kataない memiliki makna untuk tidak mengakui tentang suatu hal, benda atau orang

(koujien, 1998:1962)

/tidak/ memiliki arti untuk menyatakan peningkaran, penolakan, penyangkalan, dan

sebagainya

(KBBI, 2002:1189)

Page 12: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel diatas kata nai 「ない」 memiliki makna utnuk meningkari sesuatu atau

untuk menyatakan suatu penolakan. Selain itu terdapat juga makna untuk menyatakan kegiatan

penolakan terhadap sesuatu. Toru melakukan penolakan tersebut dengan suatu tujuan. Hal itu

dapat kita pahami melalui tabel medan makna dibawah ini.

Tabel 3.1.6

Medan Makna Kata nai 「ない」

Tidak

Bukan

Tiada

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:685)

ない

「作用が打ち消される状態にある意」(sayou ga uchikesareru joutai ni aru imi),

kataないmemiliki makna kegiatan untuk menolak suatu keadaan atau kondisi

(Shinkokugojiten, 2002:968)

「人・物・事が存在しない」(hito・mono・koto ga sonzaishinai), kataない memiliki makna untuk tidak mengakui tentang suatu hal, benda atau orang

(koujien, 1998:1962)

Peningkaran

Penolakan

Penyangkalan

(KBBI, 2002:1189)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Page 13: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Penulis menghubungkan kata nai 「ない」 dengan makna penyangkalan, dimana Toru

mengatakan hal yang sebaliknya, meskipun gadis itu dan ibunya merasa rambut gadis itu jelek,

akan tetapi Toru mengatakan hal yang sebaliknya dengan penyangkalan yang dilakukannya.

Apa yang dilakukan oleh Toru sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Wardhaugh

(1988) yang mengatakan bahwa kata atau ungkapan eufemisme memungkinkan pemakai bahasa

untuk mengatakan dan menetralkan sesuatu yang tidak menyenangkan dengan cara memberi

nama baru atau mengemasnya kembali sehingga kata itu terdengar lebih menyenangkan. Dengan

mengingkari hal yang sebenarnya Toru telah menetralkan keadaan sehingga keadaan menjadi

baik dan ditambah dengan pujian yang diberikan membuat suasana lebih menyenangkan.

Mengemas kembali suatu perkataan dengan pemikiran yang matang dan disesuaikan dengan

kondisi dapat memberikan kesan yang baik dan dapat memberikan suasana yang menyenangkan

pula, meskipun terdapat ketidakjujuran didalam pengemasan kembali dari kata-kata tersebut.

Pengaburan informasi yang dilakukan oleh Toru merupakan salah satu fungsi dari aimai yang

terdapat dalam bahasa dan budaya Jepang (Tsuji, 1999). Bagi orang jepang budaya untuk tidak

berterus terang atau untuk tidak berkata yang sebenarnya merupakan suatu budaya dan sudah

dipahami oleh sesama orang Jepang, sehingga mereka telah menganggap hal tersebut merupakan

suatu kewajaran dan merasa tidak mengganggu untuk menggunakannya. Toru tidak berterus

terang dan bahkan mengingkari hal yang dikatakan Naoko agar tidak membuat gadis itu

bersedih, bahkan bila dilhat dari dialognya gadis itu merasa hal itu dapat dipahami karena

sesama orang Jepang hal tersebut merupakan suatu kewajaran.

Menurut penulis Toru berusaha untuk menjaga perasaan gadis itu, meskipun Toru harus

melakukan penyangkalan dengan mengatakan hal yang tidak sebenarnya. Ushiyama (2007 :169),

Page 14: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

mengatakan bahwa tatemae merupakan suatu pilihan yang dapat diungkapkan agar tidak

menyinggung lawan bicara, maksudnya adalah untuk berjaga-jaga agar tidak ada perkataan yang

dapat menyinggung bila perkataan atau pikiran kita disampaikan dengan jujur. Toru

menggunakan tatemae dengan mengingkari hal yang dikatakan oleh gadis itu mengenai

rambutnya meskipun sang gadis merasa rambutnya kusut-masai dan bahkan ibunya sendiri pun

merasa rambutnya memang jelek. Sejalan pula dengan paa yang diungkapkan oleh Kato (2000

:7) mengatakan bahwa tatemae merupakan suatu bentuk kebohongan yang dapat diterima dalam

masyarakat Jepang ketika digunakan dengan tepat.

3.2 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Menggantikan Kata yang Dianggap

Tabu dan Digantikan dengan Sinonimnya dalam Novel Norwegian Wood

Kata yang dianggap tabu terkadang tidak dapat diterima begitu saja oleh seluruh masyarkat.

Karena itu kata-kata yang danggap tabu tersebut digantikan dengan kata yang bersinonim

sehingga kata tersebut menjadi lebih berterima. Perlu diingat bahwa kata yang menjadi sinonim

tersebut tidak merubah makna asli yang ingin disampaikan, pergantian dengan sinonim itu

semata ditujukan agar lebih dapat berterima, seperti yang terdapat dalam novel ini.

Data 1 :

Toru dan Naoko sedang berjalan berdua di padang rumput dan mereka membicarakan

tentang Kizuki kekasih Naoko yang meninggal akibat bunuh diri dan kehidupan di rumah sakit

dan orang-orang di dalamnya. Gadis tersebut juga membicarakan tentang dirinya sendiri dan

keadaannya yang sekarang. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di atas rumput

yang kering lalu mereka berpelukan dan berciuman. Kemudian gadis itu bertanya apakah Toru

ingin tidur dengannya atau tidak.

Page 15: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Percakapan :

Naoko : ねえ、ワタナベ君?

Toru : うん?

Naoko : 私と寝たい?

(Sumber : Murakami, 2004 :291)

Terjemahan :

Naoko : Watanabe………

Toru : Ya?

Naoko : Apakah kau ingin tidur denganku?

Analisis data :

Naoko sebenarnya memiliki sedikit ketakutan karena tidak bisa terangsang untuk

berhubungan badan dengan lawan jenisnya. Bahkan dengan kekasihnya Kizuki, gadis itu tetap

tidak bisa terangsang. Akan tetapi ketika pada malam ulang tahunnya yang ke dua puluh, gadis

itu dapat terangsang dan bisa melakukannya dengan Toru. Setelah itu Naoko tidak bisa

terangsang lagi, gadis itu merasa bahwa ia mungkin bisa terangsang lagi bila melakukannya

dengan Toru. Netai 「寝たい」 berasal dari kata dasar neru 「寝る」, yang berarti tidur,

bentuk tai 「たい」 untuk mengungkapkan keinginan (Darjat, 2009 : 51). Sehingga「寝たい」

diartikan menjadi ingin tidur.

Page 16: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Tabel 3.2.1

Makna Kata neru 「寝る」

Tidur

Masuk tidur

Pergi tidur

Berbaring

Tidur seranjang

Meniduri

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:712)

寝る

「男女が同衾する」(danjyo ga doukinsuru), yang memiliki makna pria

dan wanita yang tidur seranjang

(Shinkokugojiten, 2002:1022)

「同衾する」(doukinsuru), yang memiliki makna tidur seranjang

(Koujien, 1998:2074)

/meniduri/ memiliki makna tidur di, berbaring di, bersetubuh dengan….

(KBBI, 2002:1190)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel di atas kata 「寝る」 memiliki banyak makna. Akan tetapi, dalam

percakapan tersebut tidak semua makna tersebut dapat berterima. Naoko mengajak Toru untuk

tidur bersama, tetapi makna dari tidur yang dimaksud oleh gadis itu sebenarnya dapat kita

pahami melalui tabel medan makna dibawah ini.

Page 17: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Tabel 3.2.2

Medan Makna Kata neru「寝る」

Tidur

Masuk tidur

Pergi tidur

Berbaring

Tidur seranjang

Meniduri

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:712)

寝る

「男女が同衾する」(danjyo ga doukinsuru), yang memiliki makna pria

dan wanita yang tidur seranjang

(Shinkokugojiten, 2002:1022)

「同衾する」(doukinsuru), yang memiliki makna tidur seranjang

(Koujien, 1998:2074)

/meniduri/ memiliki makna tidur di, berbaring di, bersetubuh dengan…

(KBBI, 2002:1190)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel medan makna di atas, penulis menghubungakan makna kata 「寝る」

dengan meniduri yang memiliki arti “bersetubuh dengan…”. Yang dimaksud oleh gadis itu

sebenarnya adalah berhubungan badan dengan dirinya. Akan tetapi gadis itu tidak

mengatakannya secara jujur dan tidak terbuka tetapi menggantikan kata tersebut dengan tidur.

Page 18: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Menurut penulis, Naoko tidak berkata yang sesungguhnya dan menggntikan kata yang

dimaksudkan dengan sinonimnya, didasarakan karena kata tersebut dianggap tabu. Apabila kata

tersebut tidak dianggap tabu, maka gadis itu akan secara terbuka mengatakannya. Pendapat ini

didukung oleh Ariatmi (1997:67) yang mengatakan bahwa bentuk tabu mencakup bentuk tabu

verbal karena sopan santun. Tabu verbal itu mencakup antara lain yang berkenaan dengan

masalah sex, masalah kematian, nama dan fungsi anggota tubuh.

Pendapat diatas didukung oleh Kridalaksana dalam Mardikantoro (2000 : 15), yang

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan eufemisme adalah pemakaian kata atau bentuk lain

dari kata tersebut untuk menghindari kata yang dianggap tabu. Apa yang dilakukan oleh Naoko

merupakan bentuk eufemisme yang menghindari sesuatu yang dianggap tabu.

Menurut penulis Naoko tidak berterus terang dengan tidak mengatakan sebenarnya apa yang

ingin disampaikan. Dengan tidak berterus terang maka gadis itu taelah menggunakan prinsip

tatemae ketika mengatakan hal tersebut. Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Kerbo

(1998:26), bahwa orang Jepang lebh memiliki sifat yang menutup diri dan ketika berbicara

cenderung berusaha untuk menutupi informasi. Lebih lanjut ia pun mengatakan bahwa bukanlah

masalah bagi orang Jepang untuk berkomunikasi dengan sikap tatemae apabila situasinya

mengaharuskan pembicara untuk melakukakannya.

Kato (2000 :14), mengatakan bahwa ada beberapa orang yang mungkin menganggap bahwa

tatemae merupakan suatu bentuk kebohongan karena ketika orang Jepang bersikap tatemae,

mereka tidak berterus terang. Meskipun Naoko tidak berbohong, dengan tidak berterus terang

Naoko telah bersikap tatemae karena yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh gadis itu

adalah berhubungan badan dengannya, bukanlah tidur. Menurut KBBI (2002 : 1190), tidur

Page 19: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

memiliki makna keadaan berhenti, mengistirahatkan badan dan kesadarannya. Oleh karena itu

keambiguan ini termasuk kedalam aimai dimana kata memiliki makna yang samar dan kurang

jelas, sehingga menjadi sulit dimengerti apbila kita tidak benar-benar memahami konteks dari

kata dalam percakapan tersebut (Haga 1996:22).

Data 2 :

Ketika Toru menyatakan bahwa dirinya ingin tidur bersama Naoko, gadis itu meminta sedikit

waktu terlebih dahulu untuk menyiapkan dirinya. Naoko ingin menunggu saat yang tepat dimana

mereka berdua sudah dapat saling menerima dan ingin menata diri sesuai dengan kebiasaan

Toru. Ketika pembicaraan ini berlangsung, Naoko bertanya kepada Toru, apakah ia sedang

ereksi.

Percakapan :

Naoko : 今固くなってる?

Toru : 足の裏のこと?

Naoko : 馬鹿ねえ

Toru : 勃起してるかということなら、してるよ、もちろん

Naoko : ねえ、そのもちろんって言うのやめてくれ?

Toru : いいよ、やめる

Naoko : そういうのってつらい?

Toru : 何が?

Naoko : 固くなってることが

Toru : つらい?

Naoko : つまり、その……苦しいかっていうこと

Toru : 考えようによってはね

Page 20: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Naoko : 出してあげようか?

Toru : 手で?

Naoko : そう

Toru : 正直言うとさっきからそれすごくゴツゴツしてて痛いのよ

(Sumber : Murakami, 2004 :291-292)

Terjemahan :

Naoko : Apakah milikmu mengeras?

Toru : Maksudmu telapak kakiku?

Naoko : Dasar bodoh

Toru : Kalau yang kau maksud adalah ereksi, tentu saja aku ereksi

Naoko : Bisa kau hentikan mengatakan “tentu saja”?

Toru : Baiklah, akan kuhentikan

Naoko : Apakah terasa sakit?

Toru : Apanya?

Naoko : Saat milikmu mengeras

Toru : Sakit?

Naoko : Atau, maksudku apakah itumu tidak nyaman?

Toru : Tergantung bagaimana kita memikirkannya

Naoko : Apakah ingin kukeluarkan?

Toru : Dengan tangan?

Naoko : Ya

Toru : Sebenarnya dari tadi ituku terasa sakit karena sudah mengeras seperti batu

Analisis data :

Page 21: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Berdasarkan percakapan diatas kata sore 「それ」 yang digunakan oleh Toru memiliki

beberapa makna. Kata 「それ」 digunakan untuk menunjukan sesuatu. Toru yang sebenarnya

sudah mengalami ereksi sejak tadi tidak mengatakannya kepada Naoko, hingga akhirnya gadis

itu bertanya. Toru akhirnnya mengatakan bahwa itunya sakit karena sudah mengeras seperti batu.

Tabel 3.2.3

Makna Kata sore「それ」

Itu

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:992)

それ

話し手が相手と共通の話題にし

ているあるときを指し示す語(hanashite ga aite to kyoutsuu no

wadai ni shiteiruaru toki o sashishimesugo), それ memiliki fungsi sebagai bahasa penunjuk

ketika pembicara dan lawan bicara sedang membicarakan topik yang

sama

(Shinkokugojiten, 2002:766)

それ

ある物・事を漠然と指し示す語

(aru mono・koto o bakuzen to sashishimesugo), それ, memiliki fungsi sebagai penunjuk benda atau hal yang masih samar atau

kurang jelas

(Koujien, 1998:1583)

/itu/ merupakan kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh

dari pembicara

(KBBI, 2002:447)

Page 22: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel diatas, kata 「それ」 memiliki beberapa fungsi. Dari keseluruhan fungsi

tersebut kata 「それ」 memiliki satu kesamaan yaitu memiliki makna untuk menunjukan

sesuatu. Toru mengatakan bahwa itu-nya terasa sakit karena sudah mengeras seperti batu. Dia

menunjukan sesuatu yang terasa sakit dengan menggantikannya dengan kata “itu”. Kata yan g

sesungguhnya dimaksudkan oleh Toru dapat kita pahami melalui tabel medan makna dibawah

ini.

Tabel 3.2.4

Medan Makna Kata sore「それ」

Itu

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:992)

話し手が相手と共通の話題にしている

あるときを指し示す語(hanashite ga aite to kyoutsuu no wadai ni shiteiruaru toki o

sashishimesugo), それ memiliki fungsi sebagai bahasa penunjuk ketika pembicara

dan lawan bicara sedang membicarakan topik yang sama

(Shinkokugojiten, 2002:766)

それ ある物・事を漠然と指し示す語(aru mono・koto o bakuzen to sashishimesugo), それ, memiliki fungsi sebagai penunjuk

benda atau hal yang masih samar atau kurang jelas

(Koujien, 1998:1583)

/itu/ merupakan kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh dari pembicara

(KBBI, 2002:447)

Page 23: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

それ Organ kelamin pria

(SEKS, Tuntunan bagi Pria, 2006:1)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002 ; Tobing, 2006

Berdasarkan tabel medan makna di atas, penulis menghubungkan kata 「それ」 dengan dua

makna yaitu untuk menunjukan sesuatu yang masih terasa samar atau kurang jelas dan

menunjukan oragan kelamin pria. Toru mengatakan itu-nya terasa sakit karena sudah mengeras

seperti batu. Pendapat ini didukung oleh Tobing (2006 :1) yang mengatakan bahwa ketika

bererksi, organ kelamin pria akan mengalami pembesaran dan kemudian menjadi keras.

Toru menggantikan organ kelamin pria dengan kata “itu” yang berfungsi sebagai kata untuk

menunjukan sesuatu. Menurut penulis, hal ini disebabkan karena kata tersebut bersifat tabu

sehingga digantikan dengan kata lain. Pendapat ini didukung oleh Ariatmi (1997 :90) yang

berpendapat bahwa eufemisme pada dasarnya dipakai untuk mengganti bentuk-bentuk

kebahasaan yang memiliki konotasi buruk dan bersifat tabu, termasuk kata-kata yang pantang

untuk diucapkan secara langsung.

Lebih lanjut Mardikantoro (2000 : 15) mengatakan bahwa hal-hal yang tidak boleh dikatakan

secara langsung dalam berbahasa mencakupi yang berhubungan dengan seks, kematian, kotoran

(manusia maupun binatang), bagian-bagian tubuh, persoalan-persoalan agama dan politik. Maka

pemakai bahasa perlu mengganti kata pantang atau tabu dengan kata lain yang lebih halus atau

bahkan lebih menyenangkan.oleh karena itu menurut penulis, Toru telah menggunakan bahasa

eufemisme untuk menghaluskan kata yang dianggap tabu tersebut.

Page 24: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Masih menurut Mardikantoro (2000 :15) yang mengatakan bahwa penggunaan majas

eufemisme dewasa ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk tidak berterus terang dan

menyembunyikan sesuatu. Berdasarkan pendapat ini maka penulis berpendapat bahwa Toru

bersikap tatemae karena menggunakan majas eufemisme yang penggunaannya dilatar belakangi

oleh keinginan untuk tidak berterus terang. Seperti yang telah diungkapkan oleh Kato (2000 :14)

yang mengatakan bahwa orang Jepang tidak berterus terang ketika bersikap tatemae. Lebih

lanjut dia mengatakan bahwa dengan tidak berterus terang masyarakat Jepang berusaha untuk

menjaga keharmoisan dalam berhubungan. Dia juga mengatakan bahwa tatemae merupakan

salah satu bentuk kebohongan yang dapat diterima dalam masyrakat Jepang.

Sesuai dengan pendapat Davies (2002:9), yang berpendapat bahwa aimai juga dapat

digunakan tidak hanya pada saat penolakan, namun juga ketika menyampaikan pendapat

terhadap suatu masalah dan ketika sedang membicarakan diri sendiri. Toru menggunakan bahasa

aimai ketika membicarakan dirinya yang merasa tidak nyaman akibat ereksi. Dengan

mengatakan “itu” maka Toru telah mengatakan sesuatu yang ambigu karena apa yang

ditunjukkannya samar.

Menurut penulis Toru tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya dipikirakan, tetapi tidak

berterus terang merupakan salah satu bentuk dari sikap tatemae. Disini Toru berusaha untuk

menghindari kata tabu dan menggantikannya dengan kata yang lebih halus, sehingga dia menjadi

tidak berterus terang. Hal ini dapat diterima oleh lawan bicaranya karena hal tersebut merupakan

suatu kebiasaan yang sudah mengakar dalam kebudayaan berbahasa dalam masyarakat Jepang.

Pendapat ini didukung oleh Kato (2000:6) yang mengatakan bahwa konsep tatemae dan honne

telah mucul dan tetap bertahan sejak ratusan tahun yang lalu. Lebih lanjut dia juga mengatakan

Page 25: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

bahwa tatemae secara umum dapat dikatakan bahwa merupakan keadaan dimana sesorang tidak

ingin mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan atau dirasakan.

Data 3 :

Naoko sedang bertanya kepada Toru apakah dia pernah tidur dengan gadis lain atau tidak.

Kemudian pembicaraan berlanjut mengenai pertanyaan yang masih belum terjawab, dimana

ketika malam ulang tahun Naoko yang ke-20, Toru bertanya mengapa Kizuki tidak pernah tidur

dengannya. Naoko pun pada kesempatan ini mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan

menjelaskan bagaimana kehidupan sex-nya bersama Kizuki.

Percakapan :

Naoko : 全然濡れなかったのよ。開かなかったの、まるで。だからすごく

痛くって。乾いてて、痛いの。いろんな風にためしてみたのよ、私たち

。でも何やってもだめだったわ。何かで湿らせてみてもやはり痛いの。

だから私ずっとキズキ君のを指とか唇とかでやってあげてたの……わか

るでしょ?

(Sumber : Murakami, 2004 :230)

Terjemahan :

Naoko : Aku sama sekali tidak terangsang. Sama sekali tidak bisa terbuka. Oleh karena itu terasa sangat sakit. Karena kering terasa sakit. Kami telah mencoba dengan macam-macam cara, namun cara apapun masih tidak bisa. Aku mencoba membasahinya dengan sesuatu, namun tetap terasa sakit. Oleh karena itu aku selalu menggunakan jari dan bibirku ketika melakukannya dengan Kizuki……mengerti?

Analisis data :

Page 26: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Naoko menjelaskan kehidupan sex-nya dengan Kizuki, dan alasan mengapa ia tidak

melakukan hubungan badan dengan Kizuki. Alasannya adalah gadis itu merasa tidak terangsang

dan ketika akan melakukannya terasa sakit, sehingga ia tidak pernah melakukannya dengan

Kizuki. Akan tetapi, ia tetap mengatakan bahwa ia menggunakan jari dan bibirnya ketika

melakukannya dengan Kizuki. Naoko mengatakan dakara watashi zutto kizukikun no o yubi toka

kuchibiru toka de yatte agetetano

「だから私ずっとキズキ君のを指とか唇とかでやってあげてたの」. Dalam data ini yang

akan menjadi pilihan penelitian bukanlah kata, melainkan frase. Penulis memilih frase kuchibiru

toka de「唇とかで」untuk mencari apa yang sebenarnya ingin disamapikan oleh Naoko.

Tabel 3.2.5

Makna Frase kuchibiru toka de「唇とかで」

唇 (kuchibiru) とか(toka) で(de)

Bibir

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005 :

558)

Dengan

Menurut, secara

Di, dalam

(Kamus Jepang Indonesia, 2005 : 137)

上下から口をかこ

む器官(shouka kara kuchi wo kakomu

kikan), yang memiliki makna organ tubuh yang mengelilingi mulut dari atas ke

bawah

(Shinkokugojiten,

例示し列挙するのに用いる語(reishimeshi rekkyosuru no ni mochi iru

go) yang memiliki makna bahasa yang digunakan untuk menunjukan

jumlah suatu contoh

(Koujien, 1998 : 1901)

手段・材料・道具など依拠す

べき条件を示す(syudan・zairyou・dougu nado ikyo subeki jouken wo shimseu) sebagai keadaan keterikatan untuk

menunjuk cara, bahan, alat dan lainnya

(shinkokugojiten, 2002 :881)

Page 27: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

2002 : 374)

口腔が皮膚につづ

く部分ある上下の

弁状粘膜 (koukou ga hifu ni tsuzuku bubun

aru shouka no benjounenmaku),

yang memiliki makna selaput yang

merupakan bagian dari kulit yang

menghubungkan bagian atas dan

bawah rongga mulut yang terpisah

(Koujien, 1998 :766)

事物を、それとあまり限定しな

いで、例示的に並べあげるのに

使う(jibutsu wo, sore to amari gentei shinai de, reishi teki ni

narabe ageru no ni tsukau), yang memiliki fungsi digunakan untuk

memperlihatkan beberapa peristiwa sesuai contoh tanpa teralalu dibatasi

(shinkokugojiten, 2002 : 931)

手段・方法・

材料をしめす(syudan・houhou・zairyou wo shimsesu) sebagai

penunjuk cara, bahan

(Koujien, 1998 :1809)

/bibir/ memiliki makna tepi mulut

(sebelah bawah dan atas), tepi sesuatu atau bagian barang yang menyerupai

bibir

(KBBI, 2002:447)

/dengan/ memiliki makna beserta, dan, menerangkan cara, kata penghubung untuk menerangkan syarat

(KBBI, 2002:251 )

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan daftar tabel di atas dapat dilihat bahwa frase kuchibiru toka de「唇とかで」

memiliki beberapa makna. Dilihat dari tabel diatas kuchibiru 「唇」dapat diartikan sebagai

bibir, dapat juga diartikan sebagai bagian dari rongga mulut dan merupkan bagian tepi yang

mengelilingi mulut. Toka「とか」memiliki fungsi untuk menunjukan beberapa contoh atau

benda mengenai suatu peristiwa. De「で」 dalam frase ini memilki fungsi untuk menunjukan

Page 28: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

sebagai kata yang menerangkan cara. Sehingga kita dapat melihat apa yang sebenarnya ingin

disampaikan Naoko melalui tabel medan makna frase dibawah ini. 

Tabel 3.2.6

Medan Makna Frase kuchibiru toka de「唇とかで」

Makna Frase kuchibiru toka de唇とかで Makna Tujuan

Seperti contohnya dengan bibir Fellatio

(Dr. Ruth’s Pregnancy Guide for Couples: Love, Sex and Medical Facts,

1999 : 47)

Sumber : Westheimer and Grunebaum, 1999

Berdasarkan tabel medan makna diatas, penulis menghubungkan makna Frase kuchibiru toka

de「唇とかで」dengan kegiatan sex yang disebut fellatio. Pendapat ini didukung oleh pendapat

yang dikemukakan oleh Westheimer dan Grunebaum (1999 :47), yang mengatakan bahwa

fellatio adalah suatu keadaan dimana seorang wanita memasukan organ kemaluan pria kedalam

mulutnya dan memberikan rangsangan keapda pasangannya tersebut.

Menurut penulis Naoko menganggap pengucapan kata fellatio sebagai sesuatu yang tabu

sehingga dia hanya mengatakan bahwa ketika berhubungan dengan Kizuki dia menggunakan

bibirnya. Menurut penulis apa yang dilakukan oleh Naoko sejalan dengan salah satu fungsi majas

eufemisme, yaitu untuk menggantikan kata yang dianggap tabu dan menggantikannya dengan

sinonimnya. Pendapat ini didukung oleh Andayani (2005:15) yang mengatakan bahwa

penggunaan eufemisme dititik beratkan untuk menghindari tabu. Lebih kanjut dia mengatakan

bahwa kata-kata yang berbau sex dalam masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang tabu untuk

diucapkan di depan umum.

Page 29: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Seperti yang diungkapkan oleh Mardikantoro (2000:15), bahwa penggunaan bahasa

eufemisme bertujuan untuk menghindari sesuatu yang dianggap tabu yang tidak dapat diucapkan

secara langsung dimana di dalamnya termasuk hal yang berbau sex. Berdasarkan pendapat ini,

menurut penulis Naoko menganggap pengucapan fellatio secara langsung merupakan hal yang

tabu sehingga dia tidak mengucapkannya secara langsung dan tidak berterus terang.

Majas eufemisme penggunaanya dilatar belakangi oleh keinginan utuk menutupi sesuatu atau

karena didasari oleh keinginan untuk tidak berterus terang (Mardikantoro, 2000:15). Menurut

penulis hal ini sejalan dengan sikap tatemae, dimana ketika seseorang bersikap tatemae, orang

tersebut tidak mengatakan apa yang sesungguhnya dia rasakan atau dia pikirkan (Kato, 2000:6).

Maka berdasarkan pendapat ini dapat dikatakan bahwa Naoko bersikap tatemae dengan tidak

mengatakan kegiatan yang dia lakukan dengan Kizuki secara terus terang.

Menurut penulis salah satu alasan Naoko bersikap tatemae selain karena menganggap fellatio

tersebut merupakan sesuatu yang tabu adalah karena apabila ia mengucapkan honne atau

perasaan pribadinya secara jujur mungkin akan menyinggung perasaan Toru. Pendapat ini

didukung oleh Dakan (2007) yang mengatakan bahwa tatemae cenderung digunakan oleh orang

Jepang ketika berbicara untuk mendapatkan suatu efek tertentu. Salah satu efek yang ingin

dimuculkan adalah efek untuk tidak menyinggung perasaan orang lain. Pendapat ini diperkuat

lagi oleh Ushiyama (2007 :169), yang mengatakan bahwa tatemae merupakan pilihan yang

digunakan untuk berbicara ketika kita tidak ingin berterus terang terhadap apa yang kita pikirkan

dan rasakan. Naoko tidak berterus terang ketika mengatakan bahwa dirinya melakukan fellatio

dengan Kizuki, tetapi mengganti kata tersebut dengan mengatakan bahwa dia melakukannya

dengan menggunkan bibirnya dan jarinya.

Page 30: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Menurut penulis dalam konsep aimai nuansa ambigu jelas terasa ketika Naoko mengatakan

kuchibiru toka de 「唇とかで」. Hal ini dikarenakan apa yang ingin disamapikan gadis itu

masih belum jelas, karena kuchibiru itu sendiri memiliki beberapa makna. Sejalan dengan apa

yang dikatakan oleh Davies (2002:9), bahwa aimai merupakan keadaan dimana satu kata

memiliki lebih dari satu makna yang dimaksudkan.

3.3 Analisis Majas Eufemisme yang Menunjukkan Kesopanan karena Didasari oleh

Perasaan Takut dalam Novel Norwegian Wood

Bersikap sopan pada dasarnya ditujukan untuk menunjukan perasaan hormat. Namun tidak

menutup kemungkinan bahwa bersikap sopan dilakukan karena adanya intimidasi atau mungkin

didasarkan adanya perasaan takut. Sejalan dengan salah satu penggunaan eufemisme yang

diungkapkan oleh Wasono dalam Tando (1990:75), yang mengatakan bahwa rasa takut dan

kesopanan merupakan salah satu dasar penyebab lahirnya eufemisme. Seperti yang terjadi dalam

contoh dialog novel ini.

Data 1 :

Setelah kematian Kizuki, Naoko dan Toru hampir tidak pernah betemu lagi. Sudah hampir

sekitar satu tahun dan akhirnya mereka bertemu kembali secara tidak sengaja di sebuah stasiun.

Mereka pun akhirnya jalan bersama, mengobrol dan mengalami suatu pengalaman yang

mengasikan. Ketika gadis itu ingin mengajak Toru untuk bertemu kembali Minggu depan, ia

tidak mengatakannya dengan terus terang.

Percakapan :

Naoko : ねえ、もしよかったら――もしあなたにとって迷惑じゃなかったらと

Page 31: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

いうことなんだけど――私たちまた会えるかしら?

もちろんこんなこと言える筋合じゃないことはよくわかっているんだ

けど

(Sumber : Murakami, 2004 :44)

Terjemahan :

Naoko : Hei, kalau kau tidak keberatan, kalau menurutmu hal ini tidak mengganggu. Bisakah kita bertemu lagi? Tentu aku sangat mengerti bahwa aku tidak memiliki alasan untuk dapat mengatakan tentang hal seperti ini

Analisis data :

Berdasarkan percakapan yang di ucapkan Naoko sebenarnya ingin mengajak Toru untuk

bertemu dan pergi lagi dengannya. Tetapi dalam percakapan yang terjadi, gadis itu sama sekali

tidak mengeluarkan ajakan secara langsung. Bahkan dia takut bahwa ajakkannya akan menjadi

sebuah gangguan dan Toru akan keberatan terhadap ajakkannya itu. Ketakutan itu ditunjukkan

dengan mengatakan dakedo「だけど」.

Tabel 3.3.1

Makna Kata dakedo 「だけど」

Tetapi

Tapi

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:130)

だけど

Page 32: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel diatas kata dakedo 「だけど」memiliki beberapa arti. Salah satunya

adalah memiliki fungsi untuk diletakkan di awal kalimat. Ada terdapat beberapa makna yang

dapat tersampaikan. Oleh karena itu tabel medan makna dibawah ini dapat membantu kita untuk

だけど だけれど(dakeredo)

前の分をつけて、次に、それにふさわし

くない内容をのべるときに使う語, (mae no bun wo tsukete, tsugi ni, soreni

fusawashikunai naiyou wo noberu toki ni tsukau go), merupakan bahasa yang

digunakan ketika untuk menyatakan ketidak layakan terhadap suatu hal, dapat juga

digunakan pada awal kalimat

(Shinkokugojiten, 2002 :792)

だけど だけど だけれどの約(dakeredo no yaku)

だけれど だけれどもの下略(dakeredomo no geryaku)

前分でのべた事柄に対し、それに反する

事柄を示す後文を導く語 (maebun de nobeta kotogara ni taishi, soreni hansuru kotogara wo shimesu gobun wo michibiku go), yang memiliiki fungsi sebagai bahasa untuk menyatakan pertentangan terhadap

kalimat sebelumnya, kemudian menunjukkan bahwa kalimat yang mempertentangkan

terletak di sesuadahnya

(koujien, 1998:1639,1641)

だけど /tetapi/ merupakan kata penghubung intrakalimat untuk mengatakan hal yang

bertentangan atau tidak selaras

(KBBI, 2002:1187)

Page 33: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

mengetahui apa yang sebenarmya ingin disampaikan oleh Naoko dengan menambahkan kata

dakedo「だけど」 dalam percakapannya.

Tabel 3.3.2

Medan Makna Kata dakedo 「だけど」

Tetapi

Tapi

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:130)

だけど だけれど(dakeredo)

前の分をつけて、次に、それにふさわ

しくない内容をのべるときに使う語, (mae no bun wo tsukete, tsugi ni, soreni

fusawashikunai naiyou wo noberu toki ni tsukau go), merupakan bahasa yang

digunakan ketika untuk menyatakan ketidak layakkan terhadap suatu hal,

dapat juga digunakan pada awal kalimat

(Shinkokugojiten, 2002:792)

だけど だけど だけれどの約(dakeredo no yaku)

だけれど だけれどもの下略(dakeredomo no

geryaku)

前分でのべた事柄に対し、それに反す

る事柄を示す後文を導く語 (maebun de nobeta kotogara ni taishi, soreni hansuru kotogara wo shimesu gobun wo michibiku go), yang memiliki fungsi sebagai bahasa untuk menyatakan pertentangan terhadap

kalimat sebelumnya, kemudian menunjukkan bahwa kalimat yang

Page 34: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel medan makna kata dakedo 「だけど」diatas, penulis menghubungkan

kata tersebut dengan makna untuk menyatakan ketidak layakkan. Menurut penulis Naoko

memiliki perasaan takut bahwa ajakkannya akan membuat Toru merasa terganggu dan keberatan

terahadap ajakkannya tersebut. Oleh Karena hal teresebut gadis itu menempatkan perkataannya

sebagai sesuatu yang tidak layak karena didasari oleh perasaan takut tersebut. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikatakan Wasono dalam Tando (1990:75) mengenai eufemisme bahwa, rasa

takut merupakan salah satu dasar yang menyebabkan lahirnya eufemisme. Sehingga dapat

dikatakan bahwa dengan merasa tidak layak melalui kata dakedo 「だけど」 gadis itu telah

menggunakan majas eufemisme yang didasari dengan perasaan takut.

Menurut penulis selain karena perasaan takut, Naoko juga tidak ingin menyatakan

keinginannya tersebut secara terus terang. Sehingga gadis itu menutupinya dengan menyatakan

ketidak layakkannya. Hal ini sejalan pula dengan apa yang dikataka oleh Mardikantoro (2000

:15), bahwa kecenderungan untuk tidak berterus terang dan ingin menutupi sesuatu merupakan

alasan munculnya eufemisme.

Berkaitan dengan tatemae, dimana eufemisme dilatar belakangi untuk menutupi sesuatu dan

tidak berterus terang, demikian pun dengan tatemae. Dimana ketika orang Jepang menggunakan

mempertentangkan terletak di sesuadahnya

(koujien, 1998:1639,1641)

/tetapi/ merupakan kata penghubung intrakalimat untuk mengatakan hal yang

bertentangan atau tidak selaras

(KBBI, 2002:1187)

Page 35: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

tatemae, mereka tidak mengatakan hal yang sebenarnya, bahkan ada yang berpendapat ketika

tatemae digunakan, menandakan bahwa orang Jepang sedang berbohong (Kato 2000 :14).

Berdasarkan pendapat ini, menurut penulis Naoko telah bersikap tatemae, karena gadis itu tidak

berkata terus terang. Di sini Naoko tidak mengatakan suatu kebohongan, tetapi ia hanya

menutupi keinginan yang sebenarnya karena memiliki perasaan takut bahwa ajakkanya akan

mengganggu sehingga ia menyatakan ketidak layakkannya dengan mengatakan dakedo

「だけど」.

Menurut penulis yang sebenarnya di inginkan oleh Naoko adalah untuk mengajak Toru

bertemu lagi dan untuk pergi bersama. Ini merupakan perasaan sebenarnya dari gadis tersebut

yang disebut dengan honne, sedangkan ia menyatakan bahwa ia tidak layak, ini merupakan sikap

tatemae. Pendapat ini didukung oleh Joseph dalam Kato (2000 :11) yang mengatakan bahwa

tatemae adalah apa yang kau katakan sedangkan honne adalah kebenarannya. Dia juga

berpendapat bahwa masyarakat Jepang hidup dalam suatu sistem masyarakat dimana mereka

memiliki kesulitan untuk mengatakan kebenaran akan perasaan dan pikiran mereka. Menurut

penulis selain didasarkan karena adanya rasa takut, sistem ini juga mempengaruhi, sehingga

Naoko mengalami kesulitan untuk mengatakan apa yang sebenarnya ia pikirkan.

Menurut penulis dalam kalimat yang diucapkan Naoko berdasarkan makna kata dakedo

「だけど」, akan terasa sulit untuk melihat apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh gadis

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya keambiguan dalam kalimat tersebut. Sebenarnya Naoko

hanya takut bahwa ajakkanya akan mengganggu Toru tetapi ia sampai menyatakan ketidak

layakkannya. Secara tatemae maka akan terasa bahwa, ketika ajakkannya ditolak pun tidak apa-

apa, tetapi bila secara honne Naoko ingin agar bisa bertemu dan pergi dengan Toru lagi.

Page 36: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Pendapat ini didukung oleh Haga (1996:22), yang mengatakan bahwa bahasa aimai memiliki

makna yagn sulit dimengerti karena tidak jelas apa yang ingin disampaikan.

Data 2 :

Ketika malam ulang tahun Naoko yang ke dua puluh, karena tidak ingin membiarkan gadis itu

melewati malam ulang tahunnya sendirian maka Toru memberikan kejutan untuk gadis itu

dengan merayakannya secara sederhana. Setelah selesai kuliah pada hari itu, Toru membeli kue

dan naik trem untuk menuju apartemen Naoko. Setibanya disana mereka merayakannya dan

mebuat pesta yang sedrhana, setelah pesta mereka berbincang-bincang. Naoko tidak seperti

biasanya, malam itu ia berbicara dengan panjang lebar hingga lupa waktu. Toru sebenarnya ingin

pulang karena takut ketinggalan kereta terakhir, tetapi ia tidak bisa mengungkapkannya secara

langsung.

Percakapan :

Toru : 邪魔するつもりなかったんだよ。ただ時間がもう遅いし、それに…

(Sumber : Murakami, 2004 :84)

Terjemahan :

Toru : Aku bukannya bermaksud ingin memotong pembicaraanmu, tetapi sudah larut

malam, maka itu…

Analisis data :

Sebenarnya Toru sudah ingin pulang tetapi ia tidak mengatakannya secara langsung kepada

Naoko karena takut mengganggu pembicaraan gadis itu. Ia bahkan terlebih dahulu mengatakan

Page 37: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

bahwa ia sebenarnya tidak bermkasud untuk mengganggu atau memotong pembicaraannya. Pada

data ini penulis akan meneliti frase jikan ga mou osoi「時間がもう遅い」 untuk mengetahui

maksud yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Toru.

Tabel 3.3.3

Makna Frase jikan ga mou osoi「時間がもう遅い」

時間 (Jikan) が(ga) もう(m

ou)

遅い(osoi)

Jam

Waktu

(Kamus Jepang- Indonesia, 2005

: 360)

Tetapi

Tapi

Dan

~lah

(Kamus Jepang- Indonesia, 2005: 198)

Lagi

Sekarang

Hampir

Sudah

(kamus Jepang-Indones

ia, 2005:6

50)

Lambat

Terlambat

Telat

(Kamus Jepang-Indonesia, 2005:777)

ある時刻とほ

かの時刻との

間(aru jikoku to hoka no jikoku

to no aida), yang memiliki makna jarak antar waktu

(shinkokugojiten, 2002:548)

述部の表す動作・作用や条件・存在など

の主体であることを新しい情報としてし

ます(jutsubu no arawasu dousa・sayou ya jouken・sonzai nado no shutai de aru koto wo atarashii jouhou toshite shimasu), yang

memiliki makna sebagai predikat untuk suatu kegiatan, keberadaan, keadaan, tindakan oleh

subjek sebagai suatu informasi yang baru

(shinkokugojiten, 2002:199)

もはや

(mohay

a),

yang

memili

ki

makna

ことを行うのに時

間が余分にかかる

(koto wo okonau no

ni jikan ga yobun ni

kakaru), yang

memiliki makna,

Page 38: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

melewa

tkan

(shinko

kugojit

en,

2002:1

293)

sesuatu yang

melebihi dari

waktunya

(shinkokugojiten,

2002 173)

時の長さ(toki no nagasa),

yang memiliki makna lamanya

waktu

(Koujien, 1998 : 1145)

体言及び体言に準ずる語に付く(taigen oyobi taigen ni junzuru go ni tsuku), memiliki

fungsi sebagai bahasa yang disandingkan dengan kata benda yang diterapkan

(Koujien, 1998:424)

もはや

(mohay

a),

yang

memili

ki

makna

melewa

tkan

(Koujie

n,

1998:2

633)

間にあわない(aid

a ni awanai), yang

memiliki makna

tidak tepat pada

waktunya

(Koujien,

1998:375)

/waktu/ memiliki

makna, lamanya

/lah/ bentuk terikat yang digunakan untuk menekankan makna kata yang di depannya

/sudah/ memili

ki

/terlambat/ memliki makna lewat dari

waktu yang

Page 39: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

(saat yang tertentu), ketika,

saat)

(KBBI,

2002:1267)

(KBBI, 2002:624) makna telah jadi,

habis, telah lalu, telah,

cukuplah,

sekian saja

(KBBI, 2002: 1096 )

ditentukan

(KBBI, 2002:630)

Sumber : Shinkokugojiten, 2002 ; Matsuura, 2005 ; Koujien, 1998 ; KBBI, 2002

Berdasarkan tabel makna frase di atas, dapat dipahami bahwa frase jikan ga mou

osoi「時間がもう遅い」 memiliki beberapa makna untuk setiap katanya. Jikan 「時間」

memiliki makana yang berhubungan dengan waktu. Ga 「が」 memiliki makna sebagai pemberi

penekanan terhadap keadaan dari suatu subjek. Mou 「もう」memiliki makna sebagai penanda

bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi, hampir terjadi atau sudah terjadi. Osoi「遅い」

memiliki makna yang menandakan keterlambatan atau lewat dari waktu yang ditentukan atau

kelambatan.

Berdasarkan tabel dan pendapat mengenai makna berdasarkan tabel tersebut, maka apa yang

sesungguhnya ingin disampaikan oleh Toru dapat kita lihat melalui tabel medan makna frase

dibawah ini.

Page 40: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Tabel 3.3.4

Medan Makna Frase jikan ga mou osoi「時間がもう遅い」

Medan Makna Frase jikan ga mou osoi時間がもう遅い

Makna Tujuan

Waktu sudah larut malam Ingin segera pulang

Penulis menghubungkan kata-kata Toru dengan makna ingin segera pulang. Toru tidak

mengatakan keinginannya tersebut secara langsung kepada Naoko. Ia melihat bahwa gadis itu

sedang bercerita panjang lebar tentang kehidupannya, dan juga mengenai keluaraga gadis itu.

Hal ini tidak pernah terjadi, karena Naoko sebenaranya tidak banyak bicara, tetapi pada malam

itu gadis itu terlihat bersemangat untuk berbicara mengenai berbagai macam hal.

Menurut penulis Toru telah menggunakan bahasa eufemisme. Karena meskipun Toru

sebenarnya ingin pulang karena waktu sudah larut dan takut ketinggalan kereta terakhir, tetapi ia

takut merusak suasana dan takut mengganggu pembicaraan Naoko yang sedang bersemangat

untuk berbicara, sehingga ia tidak mengatakannya secara langsung. Pendapat ini didukung oleh

Wasono dalam Tando (1990:75), yang mengatakan bahwa rasa akan kesopanan dan perasaan

takut merupakan faktor yang menyebabkan lahirnya eufemisme.

Penulis juga berpendapat bahwa Toru takut apabila ia mengatakan bahwa dirinya ingin

pulang secara langsung, maka hal itu akan membuat perasaan Naoko menjadi tersinggung.

Berdasarkan pennilaian ini pula maka dapat dikatakan bahwa Toru telah menggunakan bahasa

eufemisme. Pendapat ini didukung oleh Tando ( 1990 : 75), yang mengatakan bahwa dalam

Page 41: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

menggunakan eufemisme, pembicara menggunakan kata atau ungkapan alternatif yang dapat

diterima oleh lawan bicaranya sehingga tidak menyinggung perasaan lawan bicara.

Kata-kata Toru yang tidak berterus terang ketika mengatakan bahwa sebenranya ia ingin

pulang merupakan salah satu sikap budaya berahasa yang dimiliki oleh orang Jepang, yaitu

tatemae. Toru tidak menyampaikan pikirannya secara langsung. Ia tidak mengatakan apa yang

sebenarnya ia inginkan. Pendapat ini didukung oleh Kerbo (1998:26), yang mengatakan bahwa

orang Jepang dalam tatemae akan cenderung tertutup ketika berbicara, dan menutupi informasi

yang sebenarnya. Seperti yang dilakukan oleh Toru, ia tidak berterus terang secara jelas dengan

mengatakan bahwa ia sebenarnya ingin pulang, tetapi ia menutupi inforamsi tersebut.

Menurut Ushiyama (2007:169) mengatakan bahwa, honne adalah pemikiran jujur dari

seseorang, dan apabila seseorang mengutarakan pemikirannya secara langsung, maka akan

memiliki kemungkinana bahwa lawan bicara akan menjadi tersinggung. Sehingga orang Jepang

ketika berbicara akan cenderung menggunakan tatetame terutama kepada orang asing, atau

kepada orang yang baru dikenal. Berdasrkan pendapat ini maka penulis menarik suatu

kesimpulan bahwa Toru telah bersikap tatemae karena ia tidak mengutarakan apa yang

sebenarnya. Ia takut bahwa Naoko yang sedang bersemangat untuk bercerita menjadi terganggu,

sehingga ia tidak mengutarakannya secara langsung.

Menurut penulis Toru sebenarnya juga ingin menghindari konflik, sehingga ia tidak langsung

mengatakan keinginannya secara langsung, melainkan menggunakan kata-kata yang terasa

samar-samar sehingga mengandung keambiguan yang dalam bahasa Jepang disebut dengan

bahsa aimai. Pendapat ini didukung oleh Kishie (2007) yang mengatakan bahwa bahasa aimai

memiliki beberapa tujuan penggunaan salah satunya adalah untuk menghindari konflik yang

Page 42: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

mungkin terjadi dengan lawan bcara. Berdasrakan pendapat ini pula penulis berpendapat bahwa

Toru menggunakan bahasa aimai agar tidak terjadi konflik dengan Naoko.

Tabel 3.3.5

Penggunaan Eufemisme yang dilakukan oleh tokoh Toru dengan Kopasgat dan Naoko

dalam Novel Norwegian Wood

Murakami, 2004 : 77

Murakami, 2004 : 36

Fungsi 1 Murakami, 2004 : 213

Murakami, 2004 :81

Jumlah : 4

Murakami, 2004 :291

Murakami, 2004 :291-292

Murakami, 2004 :291

Fungsi 2 Murakami, 2004 :292

Murakami, 2004 :230

Murakami, 2004 :19

Page 43: Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Majas Eufemisme yang ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-2-00300-jp bab 3.pdf3.1 Analisis Majas Eufemisme yang Berfungsi untuk Mengaburkan Informasi

Murakami, 2004 :226

Murakami, 2004 :183

Murakami, 2004 :184

Murakami, 2004 :185

Murakami, 2004 :185

Jumlah : 12

Murakami, 2004 :89

Fungsi 3 Murakami, 2004 :84

Murakami, 2004 :44

Jumlah : 3