etnis tionghoa, tahu dan kota (terbangunnya identitas kota kediri)/etnis... · tionghoa, tahu dan...

149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri) Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Sosiologi oleh : WIDA AYU PUSPITOSARI NIM. D0308009 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

Upload: vuongthien

Post on 06-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA

(Terbangunnya Identitas Kota Kediri)

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Program Studi Sosiologi

oleh :

WIDA AYU PUSPITOSARI NIM. D0308009

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

i

Page 2: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Wida Ayu Puspitosari, Etnis Tionghoa, Tahu dan Kota (Terbanggunnya Identitas Kota Kediri). Skripsi, Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

Dalam penelitian ini, penulis hendak mentautkan etnis Tionghoa, Tahu dan Kota sebagai suatu perjalanan identitas kota yang mengandung sejarah. Tujuan dari penelitian ini adalah untu mendapatkan (1) sebuah gambaran meneganai proses srukturasi melalui transformasi tradisi makan tahu keluarga Tionghoa menjadi komoditas, (2) deskripsi kontribusi etnis Tionghoa dalam mebentuk identitas kota dan (3) gambaran akan relevansi teori yang digunakan dalam peneltian ini.

Penelitian in menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu; (1) informan atau narasumber, yaitu etnis Tionghoa yang mendirikan perusahaan Tahu, pekerja dan tokoh masyrakat, (2) berbagai dokumen terkait. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara (interviewing) dan observasi secara langsung. Sedangkan untuk data sekunder menggunakan teknik kepustakaan dan literatur terkait. Teknik analisis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data (display) dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Adapun teknik pengembangan pen validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data (trianggulasi sumber), trianggulasi metode dan review informan.

Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Tradisi makan Tahu keluraga Tionghoa di Kediri merupakan kebudayaan yang mampu ditransformasikan menjadi komoditas dengan dukungan dari keterlibatan masyarakat yang dirangkum dalam interaksi intens dalam kajian ruang dan waktu. Karena ruang dan waktu akan memungkinkan seorang agen (Bah Kacung, etnis Tionghoa yang mengakomodir tradisi kuliner Tahu) memberikan pengaruh bagi tatanan sosial yang ada disekitar lingkungan mereka. Kajian ruang dan waktu merupakan pengaruh daripada upaya pelanggengan diri yang dibingkai dalam karakteristik yang khas sehingga praktek-praktek sosial secara sadar diterima oleh lingkungan di sekitar Bah Kacug dan (2) tradisi makan Tahu yang telah ditransformasikan agen (etnis Tionghoa) sebagai komoditas menjadi bagian dari perjalanan peradaban kota Kediri yang tidak bisa dipisahkan. Ini merupakan politik identitas yang diproyeksikan oleh etnis Tionghoa sebagai pengaktualisasian sumber daya yang dimilikinya. Sehingga, alokasi sumber daya yang dimiliki mampu membangun suatu tatanan ruang sosial yang khas, tak terkecuali dengan ruang kota Kediri yang dikenal sebagai kota Tahu.

v

Page 3: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Wida Ayu Puspitosari, Chinese, Tofu and the City (The Construction of Kediri’s Identity). Thesis, Surakarta: Faculty of Social and Political Sciences. Sebelas Maret University, Surakarta 2012.

In this study, the author wants to make a linkage of Chinese, Tofu and the City as a escapade of the city's identity contains very deep history. The objective of this study is to get (1) an overview of structuration process through the transformation of Chinese family tradition of Tofu into a commodity, (2) description of the contribution of Chinese for city's identity and (3) an overview of the relevance of theory used in this research.

This study uses a qualitative method with phenomenology approach. Sources of data in this study are: (1) informants, the Chinese who founded Tofu company, employees and the community leaders, (2) a variety of related documents. Primary data collection technique used in this study is interviewing and direct observation. As for the secondary data using the techniques of related literature. Data analysis techniques used in this study is an interactive analytical model that includes four components, namely data collection, data reduction, data presentation (display) and the inference and verification. As for the technical development of validity of the data used in this study is the triangulation of data (source triangulation), triangulation of methods and informants review.

Based on the research results can be concluded: (1) The tradition of eating Tofu of Chinese family is a culture that can be transformed into a commodity with the support of community involvement are summarized in intense interaction in the study of space and time. Due to space and time will allow an agent (Bah Kacung, Chinese that accommodate Tofu as culinary traditions) gives effect to the existing social order around their neighborhood. Time and space study is the effect of self attempt framed in a distinctive characteristic of social practices that consciously accepted by the environment around Bah Kacug and (2) the tradition of eating Tofu that has been transformed by agents (Chinese) as a commodity to be part of Kediri’s civilization, can not be separated. This is an identity politics that is projected by the Chinese as actualizing their resources. Thus, the allocation of applicable resources is able to establish an order of a typical social space, no exception Kediri space as the City of Tofu.

Page 4: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

I am enough of an artist to draw freely upon my imagination

(Albert Einstein)

vi

Page 5: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

lelaki, perempuan dan anak-anak kampung Pandean

Page 6: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Perkotaan di Indonesia saat ini tengah menjadi ruang publik yang

mengalami transformasi luar biasa. Transformasi ini tak hanya menyandarkan

kiprahnya dalam praktek-praktek hegemoni, kekuasaan serta negara saja. Bila

diumpamakan, ruang kota merupakan suatu reinkarnasi baik kultural, politik,

sosial dan ekonomi berlangsung tanpa disengaja. Di mana praktek-praktek sosial

yang dibingkai dalam rutinitas sehari-hari mengontruksi sebuah konsensus hidup

yang menciptakan kesadaran kolektif. Kediri sebagai gambaran sebuah kota juga

tak luput mengalami riwayatnya.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mentautkan antara etnis

Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota

Kediri yang dibingkai dalam sejarah panjang, sehingga kini melegenda sebagai

produk kota. Sebagaimana yang telah disadur di atas, kota menjadi bagian utama

dalam kajian transformasi baik kultural, politik, ekonomi serta kekuasaan. Yang

mana, dalam penelitian ini peneliti menyandarkan pemaparannya melalui

pemikiran para penganut pasca strukturalisme.

Untuk itu, seusai penelitian ini penulis mengucap beribu terimakasih

kepada Yang Maha Kasih untuk segala curahan cintanya. Terimakasih saya

haturkan pula kepada bapak dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof.

Pawito, Ph. D, bapak Dr. Bagus Haryono, M. Si selaku kepala jurusan Sosiologi,

bapak Drs. Jefta Leibo, SU, ibu Dra. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si selaku penguji

yang banyak memberikan ilmunya, serta staf pengajar jurusan Sosiologi yang

telah banyak membantu.

Page 7: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tak lupa, penulis mengarahkan terimakasihnya pada bapak Prof. Dr. RB.

Soemanto, MA selaku pembimbing akademik, bapak Dr. Drajat Tri Kartono, M.

Si selaku pembimbing yang sangat mengarahkan dan mendukung minat penulis,

teman-teman Sosiologi 2008 atas semangatnya, kepala Kelurahan Setono Pande,

Jagalan dan Kauman, Segenap informan yang membantu penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini dan yang terakhir untuk ayah, ibu dan adik atas

doanya.

Demikian penulis mengharapkan kritik serta saran untuk kebaikan

penelitian ini. Penulis berharap pula agar penelitian ini bisa bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Juli, 2012

Penulis

Page 8: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

BAB I PENDAHULUAN . .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9

A. Definisi Konsep .. ................................................................................. 9

1. Etnisitas .............................................................................................. 9

2. Kota .................................................................................................... 15

B. Penelitian Terkait ........................................................................ 18

1. Strukturasi .............................................................................. 18

C. Landasan Teori ............................................................................ 20

1. Mengklarifikasi ranah Agen, Agensi ..................................... 24

2. Struktur, Strukturasi ............................................................... 30

3. Dualitas Struktur ................................................................ .... 41

4. Identitas Diri Sebagai Proyek ............................................ .... 44

5. Identitas Sosial ................................................................... .... 45

Page 9: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Subjek Sosiologis ............................................................... .... 36

D. Kerangka Berpikir ....................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 49

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 49

1. Seputar Fenomenologi ............................................................. 52

B. Deskripsi lokasi penelitian ........................................................... 56

C. Informan Penelitian ....................................................................... 58

D. Alasan memilih lokasi penelitian .................................................. 59

E. Teknik Pemilihan Informan ......................................................... 60

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 63

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 67

H. Validitas dan Keabsahan Data ....................................................... 70

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 72

A. Etnis Tionghoa Kota Kediri dalam Kajian Budaya ....................... 72

1. Sejarah Kebudayaan Tionghoa ................................................. 73

2. Migrasi Masal etnis Tionghoa di Kota Kediri ......................... 85

3. Pola Pemukiman etnis Tionghoa di Kota Kediri ..................... 89

4. Etnis Tionghoa dan Tradisi Makan Tahu ................................ 99

B. Mereka Yang Menaruh Legitimasi; Menelisik Teori Strukturasi . 103

1. Bah Kacung; Representasi Agen ............................................... 103

2. Kuasa atas Sumber Daya; Menembus Struktur ....................... 106

3. Reproduksi Sosial; Mereka yang Turut Memproduksi Tahu.... 113

Perusahaan Tahu Kao Loung .......................................... 114

Perusahaan Tahu Liem .................................................... 115

4. Ruang dan Waktu .................................................................... 116

C. Industrialisasi Masal Tahu oleh Etnis Tionghoa di Kota Kediri... 121

Mereka Yang Melihat Pasar ................................................. 121

Pengusaha Tahu Tionghoa Kediri dalam Melihat

Karakteristik Pasar ........................................................ 122

Pengusaha Tahu Tionghoa Kediri dalam Membangun

Page 10: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jaringan ......................................................................... 124

D. Politik Identitas Keetnisan untuk Ruang Kota ... .......................... 131

Identitas Etnis Sebagai Proyek; Isu di Kediri ....................... 133

Kota Kediri yang Terbangun Identitasnya ........................... 136

E. Menalar Teori Stukturasi Giddens .... ................................................ 137

Agen dan Struktur ......................................................................... 138

Ruang dan Waktu .......................................................................... 139

Matriks Hasil Penelitian ................................................................. 142

4. Kerangka Hasil Penelitian .................................................... 151

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................. 152

A. Kesimpulan .................................................................................. 152

B. Implikasi ........................................................................................ 153

C. Saran .............................................................................................. 154

BAB I

Page 11: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu bangsa yang terkomposisi atas berbagai etnis,

ras dan budaya yang tersebar di berbagai pulau di seluruh nusantara.

Keberagaman etnis dan adat-istiadat tersebut membuat bangsa Indonesia sangat

kaya akan kebudayaannya. Dengan latar belakang keberagaman yang dimiliki

di atas cenderung menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang terbuka terhadap

pendatang dan perubahan. Mulai dari rintisan inilah politik jati diri atau

identitas bangsa sangat kental mewarnai dinamika kehidupan berbangsa.

Masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air terdiri atas

masyarakat primubumi yang telah menghuni ribuan tahun sampai pada

akhirnya datanglah masyarakat imigran yang disebut dengan masyarakat timur

asing yaitu keturunan Arab dan keturunan Tionghoa atau Cina.

Masyarakat Tionghoa dianggap sebagai imigran karena mereka mulai

mendatangi kepulauan nusantara diperkirakan pada awal abad ke 9 Masehi.

Etnis Tionghoa yang hadir di Indonesia dianggap sebagai pembawa perubahan

terutama pada sistem teknologi pertanian dan perdagangan. Hal ini disebabkan

karena peradaban Tionghoa merupakan peradaban yang tinggi dan salah satu

peradaban tertua di dunia yang penuh dengan jati diri yang arif. Etnis Tionghoa

hidup dan berkembang sebagaimana etnis pribumi lainnya di nusantara. Tidak

ada daerah Indonesia yang tidak dihuni etnis Tionghoa. Mereka mula-mula

menduduki teritori yang berada dekat dearah pesisir, karena pada saat iru

Page 12: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

transportasi klasik utamanya ialah perahu atau kapal. Sehingga kemudian

mereka bemigrasi atau menduduki tempat-tempat lainnya di bumi nusantara.

Hidup dan berkembangnya etnis serta kebudayaan Tinghoa di Indonesia tidak

terlepas dari falsafah hidup mereka yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungan

alam dan sekitarnya tanpa melupakan identitas mereka. Interaksi antar etnis

pribumi dengan etnis pendatang Tionghoa berlangsung harmonis sekaligus

walaupun pada situasi lainnya tak jarang terjadi konflik yang tidak

diperkirakan sebelumya (Usman, 2009:1).

Masyrakat Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak merupakan

satu kelompok yang asal dari satu dearah di negara Cina, tetapi terdiri dari

beberapa suku bangsa yang berasal dari dua propinsi yaitu Fukien dan

Kwangtung, yang sangat terpencar daerah-daerahnya. Setiap imigran ke

Indonesia membawa kebudayaan suku bangsanya sendiri-sendiri bersama

dengan perbedaan bahasanya. Ada empat bahasa Cina di Indonesia ialah

bahasa Hokkien, teo-Chiu, Hakka dan Kanton yang demikian besar

perbedaannya, sehingga pembicara dari bahasa yang satu tak dapat dimengerti

pembicara yang lain (Koentjaraningrat, 1993:353).

Etnis Tionghoa merupakan masyrakat yang dikenal suka merantau.

Kebiasaan merantau ini disebabkan oleh latar belakang kehidupan ekonomi

yang sulit di negeri leluhurnya. Orang Tionghoa paling banyak berhijrah ke

Asia Tenggara dan Indonesia meruapakan salah satu tujuan dari persinggahan

Tionghoa Daratan. Orang Tionghoa datanag ke Indonesia secara besar-besaran

sekitar abad 25 Masehi. Salah satu bahariwan dan pendakwah terkenal ialah

Page 13: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ceng Ho. Pada tahun 1415 armada Ceng Ho melakukan kunjungan muhibah ke

Aceh yaitu Samudra Pasai (Yuanzhi, 2009:97). Interaksi antara orang

Indonesia dengan orang Tiongha terlihat jelas sejak lancarnya transportasi laut

pada awal peradaban dan perkembangn kebudayaan di Indonesia. Kontak

budaya anatara etnis Tionghoa dengan masyarakat Indonesia sudah

berlangsung ratusan tahun sehingga kehadiran etnis Tionghoa di nusantara

berpengaruh pada peradaban Indonesia itu sendiri, terutama di bidang

ekonomi.

Ranah ekonomi merupakan latar menarik yang bisa dikaji dari Etnis

Tionghoa. Orang-orang Tionghoa pada umunya ialah pekerja keras, rajin dan

hemat sehingga mereka cepat berhasil dan berkembang terutama di bidang

bisnis dan perdagangan. Keberhasilan mereka dimotivasi oleh sistem

kepercayaan dan budaya Cina yang disebut dengan konfusianisme. Dengan

prinsip saling percaya ini mengarahkan mereka kepada aktualisasi diri melalui

pasar dengan proses-proses konsensus ekonomi yang bisa diterima satu sama

lain. Setelah mereka berhasil, kebiasaan hidup mereka berkelompok dan

berinteraksi mampu digunakan sebagai pemertahan budayanya sendiri di

tengah-tengah penduduk pribumi dengan menjadi ikon perubahan dalam

bidang perekonomian. Tak jarang juga taraf hidup mereka bisa dikatakan lebih

mumpuni bila dibandingkan dengan orang-orang pribumi.

Budaya yang disebut di atas berupa aspek-aspek yang kompleks yang

mampu mereka maintain dengan sangat baik dan tidak menghilangkan sifat-

sifat khasnya. Etnis Tionghoa memang paling arif dalam membawa

Page 14: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

identitasnya. Kekayaan jati diri tak pernah pudar walau akulturasi yang

melibatkan adaptasi lintas budaya seperti halnya di ranah politik, ekonomi,

bahasa dan sosial dengan warga di mana mereka berimigrasi. Demikian halnya

dengan kebudayaan makan Tahunya. Etnis Tionghoa dan Tahu merupakan

suatu bagian yang integral yang mencerminkan bagaimana salah satu ranah

ekonomi ditilik, yaitu mengenai pola konsumsi yang khas.

Lalu siapa dari kita yang tidak kenal Tahu? Makanan yang bercita rasa

khas ini tanpa kita sadari merupakan bentuk fisik proses akulturasi dua budaya

di Indonesia yang tentu saja melalui proses-proses penerimaan yang tidak

sebentar. Bermula dari tradisi keluarga yang kemudian bisa diadopsi oleh

masyarakat pribumi Indonesia secara luas dan tak jarang juga menjadi politik

identitas sebuah kota yang sebelumnya dibawa oleh agen, yakni etnis Tionghoa

itu sendiri melalui berbagai macam kegiatan kebudayaan.

Dalam proses kebudayaan, sistem pewarisan dan interaksi manusia

dengan lingkungan itu selalu saling berhadapan. Keduanya bertemu dalam

proses dialektika secara terus menerus. Proses seperti itu tidak pernah berhenti

dan berlangsung terus dalam kehidupan masyarakat. Gagasan-gagasan baru

yang muncul sebagai hasil dialektika itulah yang kemudian menjadi milik

masyarakat, dan hal inilah yang kemudian menjadi pengarah dan pedoman bagi

sikap dan perilaku warga masyarakat pendukung kebudayaan itu (Sairin,

2002:6).

Tak menutup kemungkinan bilamana dalam proses kebudayaan dalam

Page 15: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suatu ruang mampu menciptakan sebuah tatanan yang ciri khas, tak terkecuali

dengan gejala peradaban ruang kota. Gejala peradaban merupakan jalinan

berbagai aspek kehidupan manusia yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Hanya

dengan cara mengintegrasikan semuanya itu kita dapat memahaminya secara

kompleks dan lengkap. Di samping itu, peradaban juga merupakan suatu gejala

yang universal sehingga masalah yang rumit akan dihadapi bila subjek yang

sangat luas ini dipilih sebagai sasaran kajian. Tidak terkecuali memahami

bagaimana peradaban sebuah kota melangkah.

Dalam memaknai sebuah peradaban struktur kota di Indonesia sedikit

banyak akan ditemukan berbagai karakteristik masing-masing yang mewarnai

beberapa wilayah tertentu. Kendati demikian kota sendiri merupakan gambaran

di mana reinkarnasi interaksi sosial di dalamnya tercermin lewat berbagai

macam produk kota yang bertemakan struktur khas penduduknya. Hal ini

merupakan suatu keniscayaan dari sebuah legenda yang dikemas secara utuh

dalam bingkai konstruksi wajah-wajah kota yang berjalan seiring dengan

jamannya dengan membentuk identitas yang bercirikhas.

Demikan halnya dengan kota Kediri, propinsi Jawa Timur yang terletak

sekitar 40 kilometer dari kota Blitar. Kota Kediri sangat terkenal dengan

makanan khasnya yaitu Tahu-Takwa. Dan berita semacam ini sudah tidak

asing lagi di telinga kita semua. Tahu, seperti halnya yang telah dijelaskan di

atas merupakan makanan khas etnis Tionghoa yang kemudian mampu diterima

oleh warga Indonesaia melalui proses-proses tertentu. Pusat oleh-oleh kota

Page 16: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kediri, Tahu terletak di sepanjang jalan Pattimura yang kemudian dibatas-

akhiri dengan palang rel kereta api di sisi timurnya. Dan pada umumnya para

penjual oleh-oleh ini ialah etnis Tiongoa keturunan. Bisnis tahu yang

diperkitakan dirintis pada tahun 1900an ini merupakan hasil dari tradisi salah

satu keluarga yang melihat wilayah Pandean (yang masih termasuk Jalan

Pattimura) sebagai pasar. Berbagai pertanyaan mengenai alasan mereka

melakukan ini memang patut kita sandarkan.

Tahu dan takwa memang telah bertahun-tahun lamanya menjadi ikon

kota Kediri yang tentu saja hal ini tidak terlepas dari turut campurnya etnis

Tionghoa dalam mengakomodirnya. Tak berhenti sampai di situ, pengenalan

perjalanan kudapan Tahu yang melegenda sebagai produk khas dari kota Kediri

ini dirasa kurang dekat dengan masyarakat kota Kediri yang menganggapnya

biasa-biasa saja. Dari sinilah minat peneliti untuk meneliti dengan

menggunakan tema etnisitas sebagai grand theme-nya. Sehingga peneliti

memfokuskan kajian penelitiannya pada bagaimana transformasi tradisi makan

tahu salah satu keluarga etnis Tionghoa (agen) menjadi komersil atau

komoditas yang kemudian melihat pasar serta bagaimana komoditas tersebut

mampu menjadi citra identitas kota Kediri sehingga membentuk sebuah

struktur ruang kota yang baru yang kaya akan identitas.

B. Rumusan Masalah

Page 17: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bedasarkan latar belakang penulis merumuskan permasalahan

sebabagai berikut :

1. Bagaimanakah proses strukturasi melalui tradisi makan Tahu keluarga

Tionghoa Kediri ditransformasikan sebagai komoditas?

2. Bagaimakah kemudian, komoditas tersebut mampu membentuk identitas

kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memenuhi tujuan akan:

1. Sebuah gambaran mengenai transformasi tradisi makan Tahu keluarga

Tionghoa Kediri menjadi komoditas.

2. Deskripsi kontribusi etnis Tionghoa dalam mebentuk identitas kota Kediri.

3. Gambaran akan relevansi teori yang digunakan dalam peneltian ini.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan pemahaman atas proses strukturasi melalui

transformasi tradisi keluarga yang berkontribusi sebagai pembentuk

identitas kota dengan kajian pustaka dan metode penelitian yang sesuai.

2. Manfaat Praktis

Page 18: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diharapkan bisa digunakan sebagai acuan untuk melakukan studi

etnisitas lanjut baik itu mengenai Etnis Tionghoa yang khas dengan

karakteristiknya hingga etnis-etnis lain beserta aspek-aspek universal yang

menyertainya.

BAB II

Page 19: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN PUSTAKA

Sebagai suatu pribadi kita tidak akan terlepas dari proses-proses sosial

yang menciptakan kita sebagai subjek untuk diri kita dan orang lain. Konsepsi

yang kita yakini tentang identitas dapat kita sebut tentang gambaran diri,

sementara itu harapan dan pendapat orang lain membentuk identitas sosial.

Keduanya merupakan gabungan yang menyerupai cerita.

Identitas merupakan produk kultural yang spesifik dan tidak abadi. Jadi

identitas sepenuhnya merupakan konstruksi sosial dan tidak mungkin representatif

di luar bayang-bayang kultural dan akulturasi. Tidak ada suatu kebudayaan yang

tidak memiliki konsepsi mengenai identitas. Membicarakan identitas tak luput

dari perhatian Giddens atas teori strukturasi dengan berbagai aspek yang

melengkapinya. Berikut penulis sajikan kajian teori selengkapnya .

A. Definisi Konsep

1. Etnisitas

Pembicaraan tentang etnisitas tidak terlepas dari pembicaraan

tentang identitas-identitas yang telah berkembang dan saling berhubungan

satu sama lain. Kata etnisitas sering terdengar pada tahun 1990-an terutama

di Bosnia, Albania dan akhir-akhir ini di Indonesia. Istilah etnis telah

menjadi populer di media cetak ataupun media elektronik. Istilah etnis

biasanya dimunculkan oleh media massa setelah adanya konflik seperti di

Bosnia dan Albania serta Kalimantan.

Etnis merupakan suatu kelompok masyarakat yang membedakan

Page 20: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anatara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Etnis ditandai dengan

kriteria, bahasa, organisasi politik, teritorial tempat tinggal. Diantara unsur-

unsur yang membedakan tersebut tidak persis sama, hal ini sangat

tergantung pada para ahli yang memberi batasan tentang etnis, Misalnya,

secara kultural dua kelompok berbudaya sama, tetapi secara ras mungkin

sangat berbeda. Adanya etnisitas tentunya telah mempunyai saling

keterkaitan atara satu kelompok dengan kelompok yang berlainan saling

berhubungan (Usman, 2009:50).

Menurut Yelvington (Yelvington, 1991), etnisitas adalah satu aspek

hubungan sosial di antara agen-agen yang masing-masing menganggap

dirinya berbeda dari anggota kelompok lainnya dengan siapa mereka

memiliki interaksi minimun secara teratur. Oleh karena itu, juga dapat

didefinisikan sebagai suatu identitas sosial (bedasarkan perbedaan antara

satu sama lainnya) yang ditandai dengan persaudaraan metaphorik atau

fiktif (Eriksen, 1993:12).

Apabila ada perbedaan budaya secara reguler sekaligus

menimbulkan suatu perbedaan dalam interaksi diantara anggota kelompok,

maka hubungan sosial tersebut akan memiliki suatu unsur etnis. Etnisitas

menunjukkan pada aspek untung atau rugi, namun bisa juga positif atau

negatif dalam berinteraksi, dan juga menunjukkan pada aspek makna

penciptaan identitas. Dengan kata lain, etnisitas memiliki unsur politik,

organisasi dan aspek simbolis.

Identitas etnis ditandai dengan simbol-simbol budaya, bahasa,

Page 21: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

organisasi serta ideologi. Setiap etnis memiliki identitas yang harus

dipatuhi oleh masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Kekhasan etnis

secara kultural membuat manusia unik dalam berkomunikasi sekaligus

menjadi kajian tersendiri dari para intelektual. Di balik itu semua, kekhasan

etnisitas dalam masyarakat jika tidak saling memahami ideologi, simbol

dan bahasa tertentu dimungkinkan akan terjadi kesalahpahaman. Simbol

etnis menentukan apabila seseorang yang ingin berinteraksi dengan

etnisnya sendiri maupun dengan etnis yang lainnya. Menurut Eriksen

(1993), etnis terdiri atas:

a. Etnis Urban Minoritas (Urban Ethnic Minorities). Etnis Urban

Minoritas adalah etnis yang bermigrasi pada suatu negara. Etnis

ini mencakup para imigran non-Eropa di kota-kota Eropa dan

Hispanik di Amerika Serikat, dan juga para imigran kota-kota

idustri di Afrika dan di negara-negara lain. Umumnya Etnis

Urban Minoritas mempunyai kepentingan politik namun jarang

menuntut kemerdekaan politik. Mereka dituntut berintegrasi

dengan sistem kapitalis.

b. Orang Pribumi (Indigenous People). Perkataan ini merupakan

suatau istilah yang mencakup seluruh penghuni (penduduk)

Aboriginal dari suatu teritorial yang secara politis relatif tidak

berdaya dan hanya secara persial terintegrasi dengan nation-

state yang dominan. Orang-orang pribumi terasosiasi dengan

model produksi nonindustri dan sistem politik tanpa negara

Page 22: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(stateless). Orang-orang Basque dari Bay of Biscay dan Welsh

dari Inggris Raya tidak dianggap sebagai penduduk pribumi,

walaupun jika kita berbicara secara teknis jelas mereka adalah

pribumi, sama halnya dengan Sami di kawasan Skandinavia atau

Jivaro dari Amazon Basin.

c. Proto-Nations juga diesbut sebagai gerakan ethonationalist.

Kelompok-kelompok ini meliputi suku Kurdi, Sikh, Palestina

dan Tamil dari Sri Lanka. Kelompok ini memiliki pemimpin

politik yang mengklaim bahwa mereka berhak atas negara-

bangsa mereka dan tidak boleh diperintah orang lain. Etnis ini

selain tidak memiliki negara-bangsa tetapi memiliki

karakteristik yang lebih substansial mirip dengan bangsa-

bangsa. Dibandingkan dengan minoritas urban atau orang

pribumi, kelompok ini mungkin sebagai bangsa tanpa negara.

d. Kelompok-kelompok etnis dalam masyarakat plural (ethnic

group in plural societies). Istilah masyarakat plural biasanya

menunjukkan negara-negara yang diciptakan oleh kolonial

dengan penduduk yang heterogen secara kultural (Furnivall,

1948; M. G. Smith, 1965). Masyarakat yang khas adalah

Kenya, Indonesia dan Jamaika. Kelompok-kelompok yang

membentuk masyarakat plural, walaupun didorong untuk

berpartisipasi dalam sistem ekonomi dan politik, biasanya

dianggap sangat berbeda satu sama lain. Dalam masyarakat

Page 23: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

plural, masing-masing etnis cenderung diartikulasikan sebagai

persaingan kelompok (Eriksen, 1993:13-14).

Melihat kelompok-kelompok etnis tersebut di atas sangat berbeda

satu sama lain, maka seseorang intelektual tentunya dimungkinkan untuk

mengkaji aspek-aspek tertentu guna kelancaran analisisnya. Misalnya saja

urban minoritas, umunya mereka tidak berpengaruh pada politik kelompok

dominan. Di lain pihak, sebagai etnis mereka juga membutuhkan

pengembangan keunikannya dan kekhasannya masing-masing.

Di samping itu, orang-orang pribumi yang minoritas sering tidak

diperhatikan oleh elite penguasa sekaligus sering dianggap sangat

ketinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketertinggalan mereka

dalam pembangunan boleh jadi disebabkan dipaksakan oleh kelompok yang

dominan. Secara politik mereka memang tidak berdaya, namun mereka

berhak mendapatkan kesempatan apapun sesuai dengan kemampuan

mereka. Sebagaimana kita lihat kelompok-kelompok pribumi ini di

Kalimantan, orang Dayak, mereka kadang-kadang dicemooh oleh sebagian

pendatang dan menganggap mereka kampungan dan tidak berdaya

(Petebang, Sutrisno, 2000:38).

Demikian juga dengan kelompok Proto-nations, mereka adalah

suatu kelompok yang mempunyai pemimpin yang kharismatik sekaligus

mempunyai ideologi , tetapi mereka tidak mempunyai negara namun

mengklaim mempunyai wilaya serta berhak mengatur diri sendiri.

Kelompok ini juga memerlukan perhatian khusus terutama dalam

Page 24: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjembatani antara kelompok yang dominan atau penguasa dengan para

pemimpin etnis pinggiran. Etnis tersebut membutuhkan perhatian para

intelektual guna menganalisis keberadaan mereka (Usman, 2009:52).

Terakhir merupakan masyarakat plural. Masyarakat plural adalah

masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai etnis dan subetnis dalam

suatu negara-bangsa. Masyarakat plural disatukan dengan bahasa nasional

dan ideologi politik yang baku. Perbedaan pandangan bukan lagi hal yang

aneh dalam masyarakay plural dengan keanekaragamannya. Namun

keanekaragaman budaya, bahasa daerah dan asal-usul mereka membuat

masyarakat itu berbeda pandangan dan cara bertindak dalam masyarakat.

Dengan demikian, para pemimpin negara harus secara srif melaksanakan

kebijakan publik ataupun negara.

Jelas bahwa etnisitas memiliki identitas, yang di dalam masyarakat

mungkin dianggap sangat penting. Akan tetapi perbedaan etnis di suatu

masyarakat majemuk menjadi kajian yang sangat menarik bagi para

intelektual yang tertarik dengan tema etnisitas. Kenyataan tersebut dalam

masyarakat multibudaya masing-masing etnis saling menjaga eksistensinya.

Disamping itu etnis yang dominan menjadi penentu dalam kebijakan dan

strategi pembangunan, sehingga pihak minoritas dirugikan secara kultural.

Etnisitas merupakan suatu kelompok masyarakat yang hidup bersama

masyarakat lainnya, tetapi mereka berbeda secara budaya, bahasa dan ras

serta sistem organisasi (Usman, 2009:53).

2. Kota

Page 25: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kompleksitas pertanyaan “apa itu kota?” dalam bahasa Indonesia

telah disarankan sejakan di tingkat semantik. Hal ini disebabkan karena

khasanah bahasa Indonesia hanya mengenal dikotomi desa dan kota. Dalam

bahasa Inggris pengertian kota lebih jelas. Mereka mempunyai tiga kata

menunjukkan pada pengertian kota yaitu town, city dan urban. Town dan

city menunjukkan batasan teritorial yang bercirikan kota sedangkan urban

menunjuk pada ciri dan cara hidup yang khas memiliki suasana kehidupan

dan penghidupan modern dapat disebut sebagai perkotaan. Town dan city

dibedakan atas dasar besarannya, di mana city (kota besar) lebih besar dari

town (kota kecil). Sedangkan urban menunjuk pada ciri dan cara hidup

yang khas memiliki suasana keidupan dan penghidupan modern dapat

disebut daerah perkotaan (Kartono, 2010:1.3).

Kota Jakarta dianggap sebagai kota metropolitan masih sering

disebut sebagai the big village karena lalu lintas yang tidak teratur dan

dibalik bangunan megah masih tampak pemukiman kumuh yang

menyerupai suatu perkampungan yang besar. Akan tetapi, suatu kota kecil

yang lalu lintasnya teratur dengan beberapa pusat industrinya dapat disebut

sebagai the small city. Penyebutan the big village dan the small city tampak

menurut pada masalah lingkungan (sosial, alam dan fisik) suatu kota

sehingga sulitlah memberikan definisi kota secara tepat (Hariyono,

2007:15).

Namun, kota dan ciri yang tampak (tangible) ditandai oleh jumlah

penduduk yang tidak boleh kurang dari 2.500 (menurut patokan resmi) di

Page 26: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Amerika Serikat). Northam (1975) secara lebih detail menyajikan kriteria

jumlah penduduk kota sebagai berikut:

a. Kota kecil : 2.500-25.000 penduduk

b. Kota medium : 25.000-100.000 penduduk

c. Kota besar : 100.000-800.000 penduduk

d. Metropolis : 800.000 penduduk lebih

e. Megapolis : sekurang-kurangnya beberapa juta

f. Ecumenopolis : sekurang-kurangnya beberapa puluh juta

Ciri tampak (tangible) lain dari kota adalah dilihat dari penampilan

fungsinya. Penampilan fungsi ini dapat dibedakan seperti halnya kota untuk

fungsi politik di mana terlihat berpusatnya gedung-gedung pemerintahan

(negara), seperti kota di Indonesia (di mana ada Kantor Kecamatan disebut

kota Kecamatan dan di mana ada kantor Kabupaten disebut kota Kabupaten

dan sebagainya) atau kota-kota kuno zaman kerajaan yang dibatasi tembok

untuk memisahkan dengan wilayah luar kota raya. Fungsi lain dari kota

adalah ekonomi seperti kota pelabuhan yang ditandai dengan keberadaan

pelabuhan untuk persinggahan kapal besar yang melakukan transportasi

perdagangan. Di samping itu, kota perdagangan karena di sana ada tempat

berupa pasar dan sebagaimana. Ciri fungsi ekonomi yang bukan

menunjukkan kota biasanya dikaitkan dengan keberadaan usaha sektor

pertanian (Kartono, 2010:1.5).

Ciri tidak tampak (intangible) dari kota atau city adalah kekhasan

cara-cara hidupnya. Cara hidup ini dapat berupa cara mengatur tempat

Page 27: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tinggal, cara mengatur interaksi sosial, cara mengatur gaya hidup dan

sebagainya. Dalam istilah Bardo (1982) disebut sebagai ciri organisasi

sosialnya. Contoh kota dalam pandangan ini adalah analisa L. Wirth (1938)

yang melihat kota sebagai cara hidup (Urban as Way of Life). Di mana

jumlah penduduk, kepadatan dan heterogenitas kota menyebabkan cara

hidup orang kota yang nonpribadi, datar, sepintas lalu, segregatif (terkotak-

kotak) atau yang dalam istilah Tonnies disebut dengan ciri gesselschaft.

Ciri-ciri tak tampak yang berupa cara hidup urban ini tidak saja

membedakan kota dengan desa, tetapi satu kota dengan kota lain. Hal ini

dapat terjadi karena pola urbanisme di satu kota dengan kota lain dapat

berbeda. Di New York misalnya, hubungan sosial masih banyak didasarkan

oleh pencampuran antara hubungan pekerjaan dan kedaerahan. Bedasarkan

contoh tersebut, maka dua kota yang menurut ciri tampak (misalnya dari

jumlah penduduknya) dapat dikategorikan sama namun dari ciri tak tampak

selalu akan menunjukkan perbedaan (Kartono, 2010:1.6).

Lebih lanjut, Max Weber melihat kota adalah kumpulan tempat

tinggal yang terpisah namun dalam satu pemukiman yang tertutup. Dalam

ruang yang tertutup inilah, tercampur aspek kekuasaan besenjata atau

militeristik sebuah kota (kota sebagai benteng) dan aspek pasar di mana

berbagai komoditas dipertukarkan. Ruang kota memiliki sejarah dengan

proses pembentukannya yang dapat dilacak dan dianalisa secara jelas.

Ruang-ruang dalam kota inilah yang mempengaruhi keberadaan kota

karena karena memiliki makna yang terbentuk dari proses sosial yang

Page 28: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berubah dari masa ke masa. Hal ini dapat mencerminkan adanya perbedaan

dan penentu bentuk relasi sosial antar warga kota (Kartono, 2010:1.21).

Sejalan dengan itu Liou Cao dan Hugo Priemus menyisipkan

pemaknaan kota dalam jurnalnya sebagai,

As the European Union becomes more of an economic

reality and major global cities engage in economic

restructuring, the Netherlands finds itself in a turbulent

transition on many fronts, not least its housing markets. For a

long time the Dutch housing market has been known for

stringent and effective state regulation, mainly through the

housing and spatial planning policy (Cao dan Priemus,

2007:362, European Urban and Regional Studies).

Dalam paparan di atas dijelaskan bahwa salah satu ruang yang

penting dalam perkembangan kota adalah pasar yang berfungsi untuk

mengembangkan ekonomi warga kota. Lebih lanjut, Weber menekankan

bahwa karakteristik yang menonjol pada suatu kota adalah aktivitas

pasarnya. Dalam kaitan ini, masyarakat kota umumnya hidup dari

perdagangan da perusahaan. Fungsi pasar dalam suatu kota sangat

menonjol dan menjadi barometer perkembangan kota. Frekuensi arus

barang dan komoditas yang masuk dan keluar dari pasar, kelompok sosial

yang terlibat dan sebagainya menggambarkan kondisi riil dari aktivitas

masyarakat kota. Oleh karena itu, kegiatan dan kebutuhan masyarakat

dapat dipenuhi karena adanya pasar (Kartono, 2010:1.21).

B. Penelitian Terkait

1. Strukturasi

Page 29: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam kajian mengenai teori strukturasi, banyak ditemukan penelitian-

penelitian yang mengaplikasikan teori ini di berbagai kasus. Sunarto (2009)

dalam penelitiannya berjudul Televisi, Kekerasan dan Perempuan

mengidentifikasikan strukturasi sebagai proses di mana struktur terbentuk

dengan agen manusia.struktur juga dibentuk oleh agen yang pada saat

bersamaan struktur tersebut juga bertindak sebagai medium yang

membentuk agen tersebut. Hasil dari strukturasi ialah serangkaian relasi

sosial dan proses kekuasaan yang diorganisasikan di sekitar kelas gender,

ras dan gerakan sosial yang saling berhubungan antara yang satu dengan

yang lain. Kemudian ketika ekonomi-politik memberi perhatian pada

agensi, proses dan praktek sosial ia cenderung memfokuskan perhatian pada

kelas sosial.

Terdapat alasan baik untuk mempertimbangkan strukturasi kelas

menjadi pusat jalan masuk untuk menangani kehidupan sosial. Akan tetapi

terdapat dimensi lain dari strukturasi yang melengkapi dan bertentangan

dengan gender, ras dan gerakan sosial yang didasarkan pada persoalan-

persoalan publik semacam lingkungan yang bersama-sama kelas

membentuk banyak dari relasi sosial dari komunikasi.

Sehingga Sunarto (2009) menyimpulkan bahwa dari pemikiran

semacam itu, masyarakat bisa dipahami dari serangkaian penstrukturan

tindakan-tindakan yang dimulai oleh agen-agen secara bersama-sama

membentuk relasi-relasi kelas, gender, ras dan gerakan sosial. Fokus pada

relasi-relasi kelas, gender, ras dan gerakan sosial tidak dimaksudkan untuk

Page 30: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyarankan bahwa hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang lebih esensial

disbanding yang lainnya. Akan tetapi formlasi semacam itu merupakan

pintu masuk penting bagi analisis strukturasi. Proses strukturasi ini kian

menjadi penting ketika mempunyai pengaruh signifikan pada terbentuknya

hegemoni. Hegemoni dalam hal ini didefinsikan sebagai cara berfikir yang

dinaturalisasikan, masuk akal dan diterima sebagai suatu yang diberi (given)

mengenai dunia yang termasuk di dalamnya segala sesuatu, mulai dari

kosmologi melalui etika serta praktik sosial yang dilekatkan dan

dipertanggung jawabkan dalam kehidupan sehari-hari. Hegemoni

merupakan sebuah jaringan yang dilekatkan serta dihidupkan dari

pembentukan makna dan nilai yang bersama-sama dialami sebagai praktik

dan sebagai pembenar.

Bagaimanapun juga satu karakteristik penting dari teori strukturasi

ialah melihat perubahan sosial sebagai sebuah proses yang ada di mana-

mana yang bagaimana struktur diproduksi dan direproduksi oleh agen

manusia yang bertindak melalui struktur itu sendiri.

Agensi sebagai sebuah konsep sosial mendasar yang digunakan sebagai

teori srukturisasi, menurut Mosco (1996: 215), agensi mengacu pada

individu-individu sebagai aktor-aktor sosial yang perilakunya dibentuk oleh

matriks dari relasi dan posisi sosial yang melibatkan kelas, ras dan gender.

Akan tetapi, meskipun strukturasi mengarahkan agen-agen sebagai sosial,

bukan individual (aktor-aktor), teori ini mengakui arti penting proses sosial

dari individuasi (social process of individuation). Karenanya, strukturasi

Page 31: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi jalan masuk untuk meneliti pemebentukan struktur dan agensi

secara bersama-sama dalam ekonomi-politik.

B. Landasan Teori

Teori strukturasi merupakan teori yang menepis dualisme

(pertentangan) dan mencoba mencari likage atau pertautan setelah terjadi

pertentangan tajam antara struktur fungsional dengan konstruksionisme-

fenomenologis. Giddens tidak puas dengan teori pandangan yang dikemukakan

oleh struktural-fungsional, yang menurutnya terjebak pada pandangan

naturalistik. Pandangan naturalistik mereduksi aktor dalam stuktur, kemudian

sejarah dipandang secara mekanis, dan bukan suatu produk kontengensi dari

aktivitas agen. Tetapi Giddens juga tidak sependapat dengan

konstruksionisme-fenomenologis, yang baginya disebut sebagai berakhir pada

imperalisme subjek. Oleh karenanya ia ingin mengakiri klaim-klaim keduanya

dengan cara mempertemukan kedua aliran tersebut.

Giddens menyelesaikan debat antara dua teori yang menyatakan atau

berpegang bahwa tindakan manusia disebabkan oleh dorongan eksternal

dengan mereka yang menganjurkan tentang tujuan dari tindakan manusia

Menurut Giddens, struktur bukan bersifat eksternal bagi individu-individu

melainkan dalam pengertian tertentu lebih bersifat internal. Terkait dengan

aspek internal ini Giddens menyandarkan pemaparannya pada diri seorang

subjek yang memiliki sifatnya yang otonom serta memiliki andil untuk

mengontrol struktur itu sendiri.

Giddens (2011) memaparkan, struktur tidak disamakan dengan

Page 32: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kekangan (constraint) namun selalu mengekang (constraining) dan

membebaskan (enabling). Hal ini tidak mencegah sifat-sifat struktur sistem

sosial untuk melebar masuk kedalam ruang dan waktu diluar kendali aktor-

aktor individu, dan tidak ada kompromi terhadap kemungkinan bahwa teori-

teori sistem sosial para aktor yang dibantu ditetapkan kembali dalam aktivitas-

ativitasnya bisa merealisasikan sistem-sistem itu.

Manusia melakukan tindakan secara sengaja untuk menyelesaikan

tujuan-tujuan mereka, pada saat yang sama, tindakan manusia memiliki

unintended consequences (konsekuensi yang tidak disengaja) dari penetapan

struktur yang berdampak pada tindakan manusia selanjutnya. Manusia menurut

teori ini yaitu agen pelaku bertujuan yang memiliki alasan-alasan atas

aktivitas-aktivitasnya dan mampu menguraikan alasan itu secara berulang-

ulang.

Tidak menutup kemungkinan alasan yang diuraikan oleh manusia

secara berulang-ulang tersebut memiliki tujuan-tujuan yang didasarkan atas

apa yang hendak ia perlukan pada dimensi ruang dan waktu yang berbeda-

beda. Bisa dikatakan tindakan dari seorang agen tak jarang pula untuk

mempengaruhi struktur di mana mereka tengah menjalankan kiprahnya.

Aktivitas-aktivitas sosial manusia ini bersifat rekursif dengan tujuan

agar aktivitas-aktivitas sosial itu tidak dilaksanakan oleh pelaku-pelaku sosial

tetapi diciptakan untuk mengekspresikan dirinya sebagai aktor atau pelaku

secara terus menerus dengan mendayagunakan seluruh sumberdaya yang

dimilikinya. Pada dan melalui akivitas-aktivitasnya, agen-agen mereproduksi

Page 33: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kondisi-kondisi yang memungkinkan dilakukannya aktivitas-aktivitas itu.

Tindakan manusia diibaratkan sebagai suatu arus perilaku yang terus menerus

seperti kognisi, mendukung atau bahkan mematahkan selama akal masih

dianugerahkan padanya (Giddens, 2011:4).

Menurut Barker (2011) Strukturasi mengandung tiga dimensi, yaitu

sebagai berikut: Pertama, pemahaman (interpretation / understanding), yaitu

menyatakan cara agen memahami sesuatu. Kedua, moralitas atau arahan yang

tepat, yaitu menyatakan cara bagaimana seharusnya sesuatu itu dilakukan.

Ketiga, Kekuasaan dalam bertindak, yaitu menyatakan cara agen mencapai

suatu keinginan.

Kasus yang mendukung konsepsi subjek sebagai agen aktif dan

mengetahui banyak hal secara konsisten telah dikemukakan Giddens, yang

merupakan serang kritikus Foucault yang paling lantang karena ia menghapus

agen dari dari retetan sejarah. Giddens mengambil pandangan Garfinkel

(1967), berpendapat bahwa tatanan sosial dibangun di dalam dan melalui

aktivitas-aktivitas sehari-hari dan memberikan penjelasan (dalam bahasa)

tentang aktor atau anggota masyarakat yang ahli dan berpengalaman. Sumber

daya yang diambil oleh sang aktor, dan dibangun olehnya adalah karaker

sosial, dan memang struktur sosial (atau pola aktivitas teratur) menyebarkan

sumber daya dan kompetensi secara sosial, yang berbeda dengan menjadi

subjek aksi dengan segala macam individu, beroperasi untuk menstrukturkan

apa itu aktor. Sebagai contoh, pola-pola harapan tentang apa yang dimaksud

dengan menjadi key person, dan praktik yang terkait dengan etnisitas,

Page 34: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengkonstuksi seaorang key person sebgai subjek yang sepenuhnya berbeda.

Subjektivitas yang dititik beratkan pada etnisitas pada gilirannnya

memberdayakan kita untuk bertindak bedasarkan fakta sosial tertentu. Sejalan

dengan itu, masalah-masalah mengenai bagaimana seorang aktor bisa

memperngaruhi keadaan atau bahkan kualitas lingkungan tak pelak turut

menjadi kajian kotemporer yang juga bisa dikaji secara mikro kemudian

menjadi makro.

Sekadar untuk menekankan saja bahwa teori strukturasi terpusat pada

cara agen memproduksi dan mereproduksi struktur sosial melalui tindakan

mereka sendiri. Aktivitas-aktivitas manusia yang teratur tidak diwujudkan oleh

aktor-aktor individual, melainkan terus-menerus diciptakan dan diulang oleh

mereka melalui cara mereka mengekspresikan diri sebagai aktor. Jadi, di dalam

dan melalui aktivitas, agen mereproduksi sejumlah kondisi yang

memungkinkan aktivitas-aktivitas semacam itu. Setelah dibentuk sebagai

seorang key person oleh sejumlah harapan dan praktik yang dipadukan dengan

kesadaran bersama, setelah belajar dan menginternalisasikan nilai serta aturan,

maka kita bertindak sesuai dengan aturan-aturan itu, mereproduksi aturan itu

lagi. Di mana aturan yang mengikat tersebut kembali menjadikan masyarakat

di sekitarnya turut melembagakan kekangan walaupun pada akhirnya

munculnya kuasa mampu menembus peraturan yang mereka buat sendiri.

1. Mengklarifikasi Ranah Agen, Agensi

Konsep agensi umunya diasosiasikan dengan kebebasan, kehendak

bebas, tindakan kreativitas, orisinilitas dan kemungkinan perubahan melalui

Page 35: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aksi agen bebas. Bagaimanapun juga kita perlu membedakan antara istilah

metafisis atau mistis agensi bebas di mana agen membentuk dirinya sendiri

(yaitu mewujudkan dirinya sendiri dari ketiadaan) dengan konsep agensi

sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial dan diberdayakan oleh

sumber daya sosial yang disebarkan secara bervariasi, yang memunculkan

berbagai tingkat kemampuan untuk bertindak pada ruang-ruang tertentu.

Sebagai contoh, identitas suatu kaum terikat dengan struktur yang

mewarnainya yang didahului oleh hasil nilai dan diskursus sosial yang

memungkinkannya melakukan aktivitas-aktivitas tersebut sebagai seorang

agen. Kemudian ada perbedaan antara konsepsi di mana tindakan diciptakan

oleh agen yang bebas karena tidak ditentukan dengan agensi sebagai suatu

kapasitas untuk bertindak yang dibentuk secara sosial. Kebebasan yang

mengarah pada kekuaasan subjektif dikaji secara khas.

Pandangan bahwa agen itu bebas dalam arti tidak ditentukan tidak

dapat dipertahankan akrena dua alasan:

a. Terdiri dari apa saja tindakan manusia yang tidak ditentukan atau

tidak dipengaruhi? Tindakan seperti ini ialah sesuatu yang

diciptakan secara spontan dari ketiadaan suatu bentuk metafisis

dan mistis ciptaan orisinal.

b. Subjek ditentukan, dipengaruhi dan diproduksi, oleh kekuatan

sosial yang ada di luar dirinya sendiri sebagai individu. Giddens

menyebutnya sebagai Dualitas Struktur (Barker, 2011: 191).

Hambar rasanya bila menjadi seorang agen tidak memiliki pantauan

Konsekuensi atas tindakan

yang tak diinginkan Rasionalisasi tindakan Monitoring refleksif tindakan

Kondisi tindakan yang

tidak dinyatakan

Page 36: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan suatu lingkungan yang didasarkan akan sifatnya yang aktif. Untuk

menunjangnya Giddens mencoba memaparkan Model straitifikasi agen atau

pelaku yang digambarkan pada skema berikut (Giddens, 2011:6)

Monitoring refleksif aktivitas merupakan ciri terus menrus tindakan

sehari-hari dan melibatkan perilaku tidak hanya individu namun juga

perilaku orang-orang lain. Intinya, aktor-aktor tidak hanya senantiasa

memonitor arus aktivitas-aktivitas dan mengharapkan orang lain berbuat

sama dengan aktivitasnya sendiri; mereka juga secara rutin memonitor

aspek-aspek, baik sosial maupun fisik konteks tenpat bergerak dirinya

sendiri. Yang dimaksudkan dengan rasionalisasi tindakan ialah bahwa para

aktor juga secara rutin dan kebanyakan tanpa banyak percekcokan

memperthankan suatu “pemahaman teoritis” yang terus-menerus atas dasar-

dasar aktivitasnya. Pemahaman seperti ini hendaknya tidak disamakan

dengan pemberian alasan-alasan secara diskursif atas butir-butir perilaku

tertentu, maupun tidak disamakan dengan kemampuan melakukan

spesifikasi terhadap alasan-alasan seperti itu secara diskursif. Namun

demikian, agen-agen lain yang cakap mengharapkan dan merupakan kriteria

kompetensi yang diterapkan dalam perilaku sehari-hari bahwa aktor

biasanya akan mampu menjelaskan sebagian besar atas apa yang mereka

lakukan, jika memang maksud-maksud dan alasan-alasan yang menurut

para pengamat normalnya hanya diberikan oleh aktor-aktor awam baik

Motivasi tindakan

Page 37: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketika beberapa perilaku tertentu itu membingungkan atau bila mengalami

kesesatan atau fraktur dalam kompetensi yang kenyataannya mungkin

memang kompetensi yang diinginkan. Jadi kita biasanya tidak akan

menanyai orang lain mengapa ia melakukan aktivitas yang sifatnya

konvensional pada kelompok atau budaya yang ia sendiri menjadi

anggotanya. Kita biasanya juga tidak meminta penjelasan bila terjadi

kesesatan yang nampak mustahil bisa dipertanggungjawabkan oleh agen

bersangkutan. Namun jika Freud memang benar, fenomena seperti itu

mungkin memiliki dasar pemikiran tertentu, kendati jarang disadari baik

oleh pelaku seperti itu atau orang lain yang menyaksikannya (Giddens,

2011:7).

Pembedaan antara monitoring refleksif dan rasionalisasi tindakan

dengan motivasinya. Jika alasan-alasan mengacu pada keinginan-keinginan

yang mengarahkannya. Akan tetapi, motivasi tidaklah secara langsung

dibatasi oleh kesinambungan tidakan-tindakan seperti halnya rasionalisasi

atau monitoring refleksifnya. Motivasi mengacu pada potensi tindakan

bukan pada model pelaksanaan tindakan secara terus menerus oleh agen

yang bersangkutan. Motif-motif cenderung memiliki perolehan langsung

atas tindakan hanya dalam keadaan-keadaan yang relatif tak biasa, situasi-

situasi yang dalam beberapa sisi terputus dari rutinitas. Kebanyakan motif-

motif memasok seluruh rencana atau program ‘proyek-proyek’ dalam istilah

Schutz, tempat dilakukannya gugusan perilaku. Kebanyakan perilaku

sehari-hari tidak dimotivasi secara langsung (Giddens, 2011: 7).

Page 38: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menginduksi pernyataan di atas dapat ditarik benang merah bahwa

sifat-sifat khusus agen ialah sebagai berikut:

a. Agen tidak hanya memonitor terus menerus aliran dan aktivitas-

aktivitas mereka dan mengharapkan pihak lain bertindak sepert

dirinya. Mereka juga secara rutin memonitor aspek-aspek fisik dan

sosial dari konteks tempat mereka bergerak.

b. Dengan rasionaliasi tindakan secara rutin dan berlalu tanpa

tumpang tindih, maka hal itu mengukuhkan pemahaman teoritis

secara terus menerus dari landasan aktiitas mereka. Aktor selalu

mampu menjelaskan banyak hal dari apa yang mereka lakukan,

jika mereka bertanya.

c. Pertanyaan sering menjadi tujuan dan alasan filosof yang biasanya

untuk membantu menjelaskan bagi aktor awam yang tengah

menghadapi beberapa situasi yang membingungkan atau ketika ada

semacam perubahan atau keretakan kompetensi yang mungkin

secara nyata menjadi sesuatu yang diharapkan.

d. Monitoring refleksif dan rasionalisai tindakan dibedakan

bedasarkan motivasi (Susilo, 2008: 415-416).

Guna memfokuskan klarifikasi mengenai agensi, perlulah sekiranya

dibuat batasan mengenai agensi manusia yang diluruskan di bawah ini:

a. Agensi manusia menekankan hubungan antara aktor dan

kekuasaan. Tindakan bergantung pada kemampuan individu untuk

membuat sebuah perbedaan dari kondisi peristiwa atau tingkatan-

Page 39: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tingkatan kejadian sebelumnua. Seorang agen akan berhenti

menjadi agen jika ia kehilangan kemampuan untuk membuat

sebuah perbedaan dalam melatih beberapa jenis kekuasaan.

Banyak kasus yang menarik dari analisis sosial yang terfokus pada

margin yang dapat kita artikan sebagai tindakan, yaitu saat

kekuasaan individu dibatasi oleh jarak keadaan-keadaan khusus.

Tetapi ini menjadi kepentingan pertama untuk mengenali keadaan-

keadaan pengekangan sosial yang membuat individu tidak

memiliki pilihan yang tidak sama dengan disintegrasi tindakan.

Tidak memiliki pilihan bukan berarti bahwa tindakan telah

digantikan oleh reaksi (yang membuat seseorang mengambik

taktik ketika gerakan teratur dibuat di depan mata sendiri).

b. Sebagian aliran teori sosial terkemuka tidak mengenal pembedaan,

utamanya yang berhubungan dengan objektivitisme dan structural.

Mereka menyatakan bahwa kekangan beroperasi seperti kekuatan

alam, seolah-olah tidak memiliki pilihan yang sama dengan yang

digerakkan tanpa perlawanan dan tidak mampu dipahami oleh

tekanan-tekanan mekanis.

c. Agen tidak bebas untuk memilih bagaimana membentuk dunia

sosial, tetapi dibarasi oleh pengekangan posisi historis yang

mereka tidak pilih.

d. Baik tindakan aktor maupun struktur akan melibatkan tiga aspek

yakni makna, norma dan kekuasaan (Susilo, 2008: 416).

Page 40: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lagi, kata Giddens setiap manusia merupakan agen yang betujuan

(purposive agent) karena sebagai individu, ia memiliki dua

kencenderungan, yakni memiliki alasan-alasan untuk tindakan-

tindakannya dan kemudian mengelaborasi alasan-alasan ini secara terus

menerus sebagai bertujuan, bermaksud dan bermotif (Susilo, 2008: 413).

Sedangkan gensi mengacu pada perbuatan, kemampuan atau tindakan

otonom untuk melakukan apa pun.

2. Struktur, Strukturasi

Apa yang hendak kita bahas dalam sub bab ini ialah inti dari teori

strukturasi yakni konsep-konsep struktur, sistem dan dualitas struktur.

Gagasan strukturasi (atau ‘struktur sosial’) tentu saja sangat penting dalam

tulisan-tulisan kebanyakan penulis fungsionalis dan telah memberikan

andilnya pada tradisi strukturalisme, namun tampaknya tidak ada konsep

yang paling cocok dengan tuntunan-tuntunan teori sosial. Para penulis

fungsionalisme dan para pengkritiknya telah memberikan memberikan

perhatian besar pada gagasan fungsi dibandingkan dengan gagasan

struktur, dan dengan demikian struktur lebih cenderung digunakan sebagai

gagasan yang diterima begitu saja. Namun tak diragukan lagi terdapat

gagasan tentang bagaimana struktur biasanya dipahami oleh kaum

fungsionalis dan bahkan oleh mayoritas analis sosial-sebagao suatu

‘pemolaan’ hubungan atau fenomena-fenomena sosial. Kondisi ini kerap

dianggap sebagai pencitraan visual, yang sama dengan kerangka atau

morfo-logis organisme atau penyangga suatu bangunan. Konsepsi-

Page 41: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsepsi seperti itu berhubungan denga dualisme subjek dan objek sosial.

Di sini struktur ternyata sebagai sesuatu yang bersifat eksternal bagi

tindakan manusia, sebagai sumber yang mengekang kekuasaan subjek

yang disusun secara mandiri. Sebagaimana yang dikonseptualisasikan

dalam pemikiran strukturalis dan post-strukturalis, gagasan struktur

ternyata lebih menarik. Dalam hal ini struktur secara khas dianggap bukan

sebagai pembuat pola kehadiran seorang melainkan sebagai titik simpang

antara kehadiran dan ketidakhadiran. Kode-kode dasar harus disimpulkan

dari manifestasi-manifestasi yang merekat (Giddens, 2011: 20). Sehingga

batas-batas antara keduanya bisa diidentifikasi dengan jelas pada

pembahasan selanjutnya.

Dua ide tentang struktur tersebut sekilas tampak tidak ada kaitannya

satu sama lain, namun nyatanya masing-masing berhubungan dengan

aspek-aspek penting dari struktur hubungan-hubungan sosial, aspek-aspek

yang dalam teori strukturasi dapat dipahami dengan menganalisis

perbedaan antara konsep struktur dengan sistem. Dalam menganalisis

hubungan-hubungan sosial, kita harus mengakui dimensi sintagmatig,

suatu pola hubungan sosial dalam ruang dan waktu yang melibatkan urutan

sebenarnya dari mode-mode pengembangan struktur yang secara reikursif

diimplikasikan dalam proses-proses reproduksi. Dalam tradisi strukturalis,

biasanya terdapat ketaksaan (ambiguity) perihal apakah struktur mengacu

secara terbuka pada suatu matriks transformasi di dalam seperangkat

aturan-aturan transformasi yang menentukan matriks tersebut. Paling tidak

Page 42: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari makna dasarnya, saya mempeelakukan matriks sebagai sesuatu yang

mengacu pada aturan-aturan dan sumber daya-sumber daya seperti itu.

Hanya saja tidak tepat bila menyebutnya sebagai aturan-aturan yang

tertransformasi, sebab semua aturan bersifat transformative. Oleh karena

itu, struktur dalam analis sosial lebih mengacu pada sifat-sifat struktur

yang membuka kemungkinan pemberian batas-batas ruang dan waktu

dalam sistem-sistem sosial, sifat-sifat demikian memberi kemungkinan

munculnya praktek-praktek sosial serupa dalam berbagai rentang ruang

dan waktu serta memberinya suatu bentuk ‘sistematik’.

Menyatakan bahwa struktur merupakan urutan sesungguhnya dari

suatu hubungan tranformatif berarti bahwa sistem sosial, sebagai praktek

sosial yang dereproduksi tidak memiliki struktur namun memperlihatkan

sifat-sifat struktual. Ia menunjukkan bahwa struktur itu ada, sebagaimana

keberadaan ruang dan waktu. Sifat-sifat struktural ini hanya muncul di

dalam berbagai tindakan isntan serta menjadi jejak-jejak memori yang

memberi petunjuk akan perilaku agen-agen manusia yang telah banyak

memiliki pengetahuan. Pada gilirannya , kita bisa saja menganggap bahwa

sifat-sifat struktural tersebut sebagai sesuatu yang secara hirarki

diorganisasikan bedasarkan luasnya ruang dan waktu tempat

pengorganisasian tindakan-tindakan tersebut secara rekursif. Sifat-sifat

struktural yang muncul dalam sebuah totalitas reproduksi sosial demikian

menurut Giddens disebut sebagai prinsip-prinsip struktural. Dengan

praktek-praktek sosial yang memiliki perluasan ruang waktu terbesar

Page 43: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam totalitas seperti itu bisa diacu sebagai institusi.

Anggap saja aturan-aturan kehidupan sosial sebagai teknik-teknik

atau prosedur-prosedur yang bisa digeneralisasikan yang diterapkan dalam

pembuatan atau reproduksi praktek-praktek sosial. Aturan-aturan yang

dirumuskan yang diberi ekspresi verbal sebagai kanon hukum, aturan-

aturan birokratis, aturan-aturan permainan dan sebagainya merupakan

kodifikasi intepretasi atas aturan-aturan bukannya aturan-aturan itu sendiri.

Aturan-aturan tersebut hendaknya tidak dianggap sebagai sebuah

penggambaran umum melainkan sebagai jenis-jenis khusus yang

dirumuskan, bedasarkan formulasi lahirnya, yang terwujud dalamm

berbagai kualitas khusus (Giddens, 2011: 27).

Sejauh ini pertimbangan-pertimbangan tersebut hanya menawarkan

pendekatan awal pada persoalan itu. Bagaimana kaitan rumus dengan

praktek-praktek yang dijakankan aktor-aktor sosial dan jenis rumus apa

yang paling menyedot perhatian kta dalam mencapai tujuan-tujuan umum

analisis sosial? Tentang pertanyaan di atas kita bisa mengatakan bahwa

kesadaran atas aturan-aturan sosial yang diungkapkan dulu dan paling

banyak dalam kesadaran praktis, merupakan inti ‘jangkauan pengetahuan’

(knowledge ability) yang terutama memberikan karakter pada agen-agen

manusia. Sebagai aktor-aktor sosial, seluruh manusia telah banyak

dipelajari berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki diterapkannya

dalam memproduksi dan mereproduksi perjumpaan-perjumpaan sosial

sehari-hari. Kumpulan pengetahuan seperti itu sifatnya praktis bukannya

Page 44: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teoritis. Pengetahuan tentang prosedur atau penguasaan teknik-teknik

melakukan aktivitas sosial dengan demikian bersifat metodologis.

Maksudnya pengetahuan seperti itu tidak menetapkan seluruh situasi yang

mungkin ditemui seoang aktor dan juga tidak bisa dilakukan olehnya.

Namun pengetahuan memnerikan kapasitas umum untuk menanggapi dan

mempengaruhi garis kontinum yang tak terhingga dari keadaan-keadaan

sosial.

Jenis-jenis aturan yang paling penting bagi teori sosial terkunci

dalam reproduksi praktek-praktek yang dilembagakan, yakni praktek-

praktek yang paling dalam mengendap dalam ruang dan waktu.

karakteristik utama aturan-aturan yang relevan dengan pertanyaan-

pertanyaan umum analisis sosial bisa diuraikan sebagai berikut (Giddens,

2011: 28) :

Intensif tak diucapkan informal dengan sangsi ringan

Dangkal diskursif diformalkan dengan sanksi berat

Dengan menggunakan aturan-aturan yang bersifat intensif,

digunakanlah rumus yang biasa digunakan sehari hari, yang masuk dalam

pembangunan bentuk kehidupan sehari-hari. Aturan-aturan bahasa

memiliki sifat seperti ini. Begitu juga misalnya prosedur-prosedur yang

dimanfaatkan oleh aktor dalam mengorganisasikan giliran bicara dalam

percakapan atau interaksi. Prosedur-prosedur itu bisa diperbandingkan

dengan aturan-aturan yang lebih abstrak yakni hukum yang dikodifikasi

: : :

Page 45: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

paling berpengaruh untuk menata aktivitas sosial. Namun kebanyakan

prosedur yang tampak remeh dalam kehidupan sehari-hari memiliki

pengaruh yang lebih besar terhadap generalitas perilaku sosial. Kategori

lainnya kurang lebih bersifat pemaparan diri. Kebanyakan aturan yang

diimplikasikan dalam produksi dan reproduksi ialah praktek-praktek sosial

hanya secara diam-diam dipahami oleh aktor-aktor, mereka mengetahui

cara terus melakukan sesuatu. Rumusan diskursif suatu aturan merupakan

intepretasi atas aturan itu, dan sebagaimana yang telah dikemukakan

mungkin dengan sendirinya mengubah bentuk penerapannya. Diantara

aturan-aturan yang tidak dirumuskan secara diskursif namun di

komodifikasi secara formal, jenis kasusnya ialah kasus hukum. Hukum

tentu saja mrupakan salah satu jenis aturan sosial yang disertai kuat dan

dalam masyarakat modern secara formal telah ditetapkan tingkatan-

tingkatan retribusinya (Giddens, 2011: 29-30).

Aturan yang muncul dalam interaksi sosial menjadi pedoman yang

digunakan agen-agen atau pelaku-pelaku untuk melakukan reproduksi

hubungan-hubungan sosial yang melintasi batasan waktu dan ruang.

Aturan muncul dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Aturan sering dipikirkan dalam hubungan dengan permainan

(games) atau sebgai konsep yang diformalkan. Bahkan ia

dikidifikasijan sebagai bentuk hukum yang secara karakteristik

menjadi pokok persoalan dari sebuah keragaman tentang

permohonan yang sunguh-sungguh.

Page 46: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Aturan sering diperlakukan tunggal, seolah-olah ia dapat

dihubungkan dengan contoh-contoh khusus atau bagian dari

tindakan. Tetapi menjadi tidak benar jika dikenalkan dengan

analogi pada beroperasinya kehidupan sosial, yang makna praktik-

praktik dilanggengkan dalam kebersatuan dengan kerangka yang

terorganisasi secara longgar.

c. Aturan tidak dapat dikonsepkan lepas dari sumber daya, yang

menunjukkan cara dengan jalan mana hubungan transformative

benar-benar bergabung dengan reproduksi dan produksi praktik-

praktik sosial. Kemudian, sifat-sifat struktural menggambarkan

bentuk dominasi dan kekuasaan.

d. Aturan secara tidak langsung menjadi prosedur metodis interaksi

sosial, seperti yang telah dibuta oleh Grafinkel. Secara tipikal,

aturan silang-menyilang dengan praktik-praktik dalam

kontekstualisasi pertemuan terkondisikan. Pertimbangan untuk

tujuan khuss yang Grafinkel identifikasi secara kronis dilibatkan

dengan bukti terwakili dari aturan. Ia penting untuk membentuk

aturan-aturan itu. Harus ditambahkan bahwa setiap agen sosial

yang kompeten merupakan ahli teori sosial pada tingkatan

kesadaran diskursif dan ahli metodologis pada tingkatan kesadaran

diskursif dan prakits.

e. Ada dua aspek aturan dan penting membedakannya secara

konseptual, sejak sejumlah penulis filosofis cenderung

Page 47: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengganggapnya sama. Pada satu sisi, aturan berhubungan dengan

aturan makna dan pada sisi lain pemberian sanksi cara bertingkah

laku sosial (Giddens, 1984:18).

Kemudian, pembedaan struktur sebagai istilah umum dengan

struktur dalam pengertian jamak ialah keduanya berasal dari sifat

struktural sistem sosial. Struktur mengacu tidak hanya pada aturan-aturan

yang disiratkan dalam produksi dan reproduksi sistem-sitem sosial namun

juga pada sumberdaya-sumberdaya. Ketika Giddens menjelaskan sumber

daya, ia menyatakan bahwa individu menciptakan masyarakat dengan

tidak sekadar melakukan garukan melalui cara yang sederhana, tetapi lebih

dahulu menggambarkan sumber-sumber yang telah ada sebelumnnya.

Adapun tiga jenis sumber daya yang dmaksudkan ialah:

a. Makna-makna (sesuatu yang diketahui, stok pengetahuan

b. Moral (sistem nilai)

c. Kekuasaan (pola-pola dominasi dan pembagian kepentingan.

Sumber daya juga terdiri atas dua hal yakni sumber daya autoritatif

dan sumber daya alokatif. Sumber daya autoritatif diturunkan dari

koordinasi aktivitas agen. Sumber daya alokatif merupakan lingkaran

control produk material atau tentang aspek dari dunia material.

Sebagaimana yang biasa digunakan dalm ilmu sosial, struktur

cenderung digunakan bersama aspek yang lebih mantap pada sistem sosial.

Aspek paling penting dari struktur ialah aturan dan sumberdaya yang

secara rekursif dilibatkan dalam institusi-institusi.ditilik dari definisinya,

Page 48: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

institusi-institusi merupakan ciri yang lebih mantab pda kehidupan sosial.

Yang dimaksud dalam sifat-sifat struktural ialah aspek kelembagaannya,

dengan memberikan soliditas sepanjang ruang dan waktu. Kasus yang

selalu muncul ialah bahwa ruang dan waktu memiliki identitasnya yang

berbeda.

Arti penting dalam pengertian struktur ialah bisa dikatakan sebagai

pelengkap penjelasan mengenai agen. Menurut Giddens struktur terkait

dengan hal-hal berikut:

a. Struktur merupakan sifat-sifat terstuktur yang mengikat ruang dan

waktu dalam sistem sosial. Sifat-sifat ini mungkin menjadi praktik

sosial yang sama terlihat berlangsung melebihi rentang ruang-waktu

yang meminjamkan kepadanya dalam bentuk sistemik.

b. Struktur merupakan keteraturan yang sebenarnya dari hubungan

transformative, yang berarti sistem sosial karena praktik-prakitk

sosial yang tereproduksi tidak memiliki strukutur, tetapi lebih

menunjukkan sifat-sifat struktural dan keberadaan struktur itu

sebagai kehadiran ruang dan waktu, hanya dalam penggambarannya

seperti pada prakitk-prakitk sosial dan sebagai memori yang

menemukan arah pada perilaku agen manusia yang dapat dikenali

(Susilo, 2008: 417).

Kita juga bisa memahami sifat-sifat struktural sebagai organisasi

secara hirarkis dalam kerangka pengembangan ruang waktu dari praktik-

prakitk yang mereka atur secara berulang-ulang. Sifat struktural yang

Page 49: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sangat dalam dan melekat berhubungan secara tidak langsung dengan

reproduksi totalitas masyarakat. Giddens menyebutnya sebagai prinsip-

prinsip struktural. Praktik-praktik ini memiliki pengembangan ruang-

waktu yang sangat besar.

Bisa disimpulkan bahwa struktur didefinisikan sebagai sifat-sifat

yang terstruktur (aturan dan sumber daya). Sifat-sifat yang memungkinkan

praktik sosial serupa dapat dijelaskan untuk berlangsung di sepanjang

ruang dan waktu dan kedua proses ini membuat bentuk-bentuk hubungan

menjadi sistemik. Jadi, struktur hanya akan terwujud bila ada aturan dan

sumber daya. Keduanya sangat penting untuk mereproduksi sistem sosial.

Karena itu struktur menjelma dalam ingatan orang yang memiliki banyak

pengetahuan (Waters dan Jary, dalam Susilo, 2009: 418).

Giddens menyatakan bahwa ada tiga gugus besar struktur. Pertama

struktur penandaan atau signifikansi yang menyangkut sekamata simbolik,

pemaknaan, penyebutan dan wacana. Kedua, struktur penguasaan atau

dominasi yang mencakup skemata penguasaan atas orang (politik) dan

barang atau hal (ekonomi). Ketiga, struktur pembenaran (legitimasi) yang

menyangkut skemata peraturan normative yang terungkap dalam tata

hukum.

Kita mudah memahami bahwa hidup di dalam masyarakat menuntut

banyak banyak hal agar diakui keberadaannya. Kita hidup di lingkungan

sosial, tempat keputusan dan hal-hal yang terjadi juga ditentukan pihak-

pihak lain. Kita tidak bisa hidup sendirian, sebab banyak ha yang akan

Page 50: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membantu kita dan sekaligus banyak hal pula yang membatasi langkah-

langkah kita. Kita tentunya bangga jika disebut orang yang produktif atau

sebagai tokoh yang berhasil atau singkatnya sebagai orang yang berkuasa.

Prestis kita akan naik jika semua rang memberikan penghargaan dan

pengakuan.

Demikian pula ketika ita bisa menguasai sejumlah orang,

memasukka ide-ide pada mereka sehingga kebaagiaan kita pun akan

semakin bertambah. Menjadi pimpinan, berarti melekat pula fasilitas,

kewenangan, legitimasi dan kemudahan-kemudahan lain. Demikian pula

menjadi bawahan tentunya akan menanggung resiko yang jauh lebih tidak

nikmat. Bawahan tidak mengerti aturan main, bahkan sering menjadi

koran dari permainan aturan main tersebut. Dalam hal itu, seperti yang

dijelaskan berulang-ulang, Giddens menawarkan pandangan dunia sosial

yang besar merupakan pola-pola interaksi, tetapi mereka juga dipandang

sebagai struktur. Struktur di sini bersifat sistematis, teratur, permanen,

sepanjang agen mereproduksinya di masa depan. Struktur memiliki

kapasitas ganda, baik mengekang maupun mendorong (menyediakan

sumberdaya) agensi manusia. Struktur bisa menjadi alat (media) dan

menjadi konsekuensi tindakan manusia (Susilo, 2008:419).

Menurut teori strukturasi, saat agen memuliki kuasa untuk

memproduksi tindakan juga berarti saat melakukan reproduksi dalam

konteks menjalani kehidupan sosial sehari-hari. Salah satu proposisi utama

teori strukturasi adalah bahwa aturan dan sumberdaya yang digunakan

Page 51: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam produksi dan reproduksi tindakan sosial sekaligus merupakan alat

reproduksi sistem (dualitas struktur).

3. Dualitas Struktur

(Giddens, 2011: 31)

Struktur sebagai perangkat aturan dan sumberdaya yang

diorganisasikan secara rekursif, berada diluar ruang dan waktu, disimpan

dalam koordinasi dan kesegeraanna sebagai jejak-jejak memori yang

ditandai oleh ketiadaan subjek. Sebaliknya sistem sosial tempat

disiratkannya secara rekursif struktur terdiri dari aktivitas-aktivitas agen

manusia daam situasi tertentu yang direproduksi dalam ruang dan waktu.

Menganalisis struktur sistem sosial berarti mengkaji mode-mode tempat

diproduksi dan direproduksinya sistem-sistem seperti itu dalam interaksi

yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas utama agen-agen di temapat

tertentu yang menggunakan aturan-aturan dan sumberdaya-sumberdaya

dalam konteks tindakan yang beraneka ragam. Yang paling penting dalam

gagasanstrukturasi ialah dualitas struktur yang secara logis disiratkan

dalam argument-argumen yang dikemukakan di atas. Pembentukan agen-

Struktur

Aturan dan sumberdaya atau seprangkat hubungan

transformasi yang diorganisasikan sebagai sifat-sifat sistem sosial.

Sistem

Hubungan yang direproduksi antara agen

atau kolektivitas yang diorganisasikan sebagai praktek sosial regular.

Strukturasi

Kondisi yang menentukan kesinambunagn atau

transmutasi struktur dan dengan demikian

reproduksi sistem sosial

Page 52: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

agen dan struktur-struktur bukanlah dua gugus fenomena tertentu yang

terpisah, yakni dualism, melainkan menggambarkan suatu bentuk dualitas.

Menurut gagasan dualitas struktur sifat-sifat struktual sistem sosial

keduanya merupakan media dan hasil praktek-praktek yang mereka

organisasikan secara rekursif. Struktur tidaklah bersifat eksternal bagi

individu-iddividu, sebagai jejak-jejak memori dan seperi yang diwujudkan

dalam praktek-praktek sosial, namun dalam pengertian tertentu ia lebih

bersifat ‘internal’ bukannya eksternal bagi aktivitas-aktivitasnya dalam

pengertian Durkheim dengan fakta sosial. Struktur tidak disamakan

dengan kekangan namun selalu mengekang dan membebaskan. Tentu saja

hal ini tidak mencegah sifat-sifat terstruktur sistem sosial untuk melebar

mauk ke dalam ruang dan waktu di luar kendali aktor-aktor individu, juga

tidak ada kompromi terhadap kemungkinan-kemungkinan bahwa teori

sistem sosial para aktor dibantu ditetapkan kemabali dalam aktivitas-

aktivitasnya bisa merealisasikan sistem-sistem itu. Reifikasi hubungan-

hubungan sosial atau naturalisasi diskursif keadaan-keadaan yang

bergantung secara historis pada produk-produk tindakan manusia

merupakan salah satu dimensi utama ideology dalam kehidupan sosial

(Giddens, 2011: 32).

Dualitas struktur selalu merupakan dasar utama kesinambungan

dalam reproduksi sosial dalam ruang dan waktu. Pada gilirannya hal ini

mensyaratkan monitoring refleksif agen-agen dan sebagimana yang ada di

dalam duree aktivitas sosial sehari-hari. Namun jangkauan pegetahuan

Page 53: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

manusia itu selalu terbatas. Arus suatu tindakan senantiasa mengahasilkan

konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan oleh aktor-aktor dan

konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan itu mungkin juga

membentuk kondisi-kondisi tindakan yang tak diakui dalam suatu umpan

balik. Meski sejarah manusia diciptakan oleh aktivitas-aktivitas yang

disengaja, namun ia bukanlah suatu proyek yang diinginkan, sejarah

manusia senantiasa menghindarkan usaha-usaha untuk menggiringnya

agar tetap berada di jalur kesadaran. Namun usaha-usaha semacam itu trus

menerus dilakukan manusia, yang bekerja di bawah ancaman dari janji

bahwa mereka adalah satu-satunya makhluk yang membuat sejarahnya

dengan memperhatikan fakta di atas.

Sedikit banyak dualitas struktur telah memebri keterangan kita

tentang bagaimana agen dan struktur berintegrasi dan membangun

identitasnya yang baru yang juga didukung oleh pengetahuan latar, ruang

dan waktu yang memiliki karakteristiknya tertentu. Tak berhenti sampai di

situ, konsepsi mengenai legitimasi sangat patut kita turut campurkan

dalam bersatunya agen dan struktur yang mebangun identitasnya yang

baru. Legitimasi sangat terkait dengan penerimaan dan kesadaran. Di mana

komunikasi intensif daripada agen dan struktur secara langgeng disadari

dan pada akhirnya mereproduksi kententuan-ketentuan, nilai serta norma-

norma yang baru. Gagasan ini memang lebih dirasa rasional ketika

perjumpaan sosial dan sumberdaya menjadi peluang untuk mengontrol

keadan sosial dikendaki untuk berubah bedasar atas agen-agen yang pintar

Page 54: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam melihat situasi.

4. Identitas Diri Sebagai Proyek

Bagi Giddens (1991) identitas terbentuk oleh kemampuan untuk

melanggenggkan narasi tentang diri, sehingga membentuk suatu perasaan

terus-menerus tentang kontinuitas biografis. Cerita mengenai identitas

berusaha menjawab sejumlah pertanyaan kritis. Individu atau agen

berusaha mengkonstruksi suatu narasi identitas koheren di mana siri

membentuk suatu lintasan perkembangan dari masa lalu sampai masa

depan yang dapat diperkirakan (Giddens, 1991:75). Jadi, identitas diri

bukanlah sifat distingtif, atau bahkan kumpulan sifat-sifat, yang dimiliki

oleh individu. Identitas diri ialah bagaimana yang dipahami secara rfleksif

oleh orang dalam konteks biografinya (Giddens, 1991:53).

Opini Giddens sesuai dengan pandangan awam kita tentang

identitas, karena ia mengatakan bahwa identitas diri ialah apa yang kita

pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi. Selain itu, dia juga berpendapat

bahwa identitas bukanlah kumpulan sifat-sifat yang kita miliki; identitas

bukanlah sesuatu yang kita miliki, ataupun entitas atau benda yang bisa

kita tunjuk. Agaknya identitas adalah cara berfikir tentang diri kita. Namun

yang kita piker tentang diri kita berubah dari situasi ke situasi yang lain

menurut ruang dan waktunya, itulah sebabnya Giddens menyebut identitas

sebagai proyek. Yang dia maksud adalah bahwa identitas merupakan

sesuatu yang kita ciptakan, sesuatu yang selalu dalam proses, suatu gerak

berangkat ketimbang kedatangan. Proyek identitas membentuk apa yang

Page 55: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kita piker tentang diri kita saat ini dari sudur situasi masa lalu dan masa

kini kita, bersama dengan apa yang kita piker kita inginkan, lintasan

harapan kita ke depan.

5. Identitas Sosial

Meski identitas-diri bisa dipahami sebagai proyek kita, kita telah

menjadi truismesosiologis bahwa kita lahir di dunia yang mendahului kita.

Kita belajar menggunakan bahasa yang telah digunakan sebelum kita

datang dan kita menjalani hidup kita dalam konteks hubungan sosial

dengan orang lain. Singkatnya, kita terbentuk sebagai individu dalam

proses sosial dengan menggunakan materi-materi yang dimiliki bersama

secara sosial. Biasanya ini dipahami sebagai sosialisasi atau atkulturasi.

Tanpa akulturasi kita tidak akan menjadi orang sebagaimana yang telah

kita pahami dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, konsep kedirian

dan identitas akan dapat kita mengerti.

Tidak ada elemen transedental atau historis terkait dengan

bagaimana seharusnya menjadi seseorang. Identitas sepenuhnya bersifat

sosial dan kultural, karena alasan-alasan berikut:

a. Pandangan tentang bagaimana seharusnya menjadi seseorang

adalah pertanyaan kulutral. Sebagai contoh, individualism adalah

ciri khas masyarakat modern.

b. Sumber daya yang membentuk materi bagi proyek identitas, yaitu

bahasa dan praktik kultural, berkarakter sosial. Semuanya itu

Page 56: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibentuk secara berbeda pada konteks-konteks kultural yang

berbeda pula.

6. Subjek Sosiologis

Kita telah mencatat bahwa identitas tidak membangun dirinya

sendiri atau berada dalam diri melainkan aspek yang seluruhnya

kultural karena terbangun melalui proses akulturasi. Diri yang

disosialisasikan inilah yang disebut Hall sebagai subjek sosiologis di

mana.

Inti dari subjek tidak bersifat otonom maupun berdiri sendiri,

melainkan dibentuk dlam kaitannya dengan orang lain yang

berpengaruh (signifikan others), yang jadi perantara subjek dengan nilai

dan simbol-kebudayaan dalam dunia tempat ia hidup (Hall, 1992b:275

dalam Barker, 2011:177).

Orang lain yang berpengaruh pertama pada kita nampaknya ialah

anggota keluarga kita, yang dari mereka kita belajar melalui pujian,

hukuman, peniruan dan bahasa, bagaimana menjalani hidup di dalam

kehidupan sosial. Jadi asumsi dasar pandangan sosiologi tentang subjek

ialah bahwa manusia adalah makhluk sosial di amana aspek sosial dan

individu saling membentuk satu sama lain. Kendati demikian diri

dipahami memiliki inti –dalam yang padu, ia dibentuk secara interaktif

antara dunia dalam dengan dunia sosial yang ada di luar. Memang,

internalisasi nilai dan peran sosial menstabilkan individu dan

memastikan agar seorang individu cocok dengan struktur sosial dengan

Page 57: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjalin diri atau merangkai diri ke dalamnya. Berikut kerangka

teoritik yang dapat penulis jelaskan:

C. Kerangka Berpikir

Bedasarkan pandangan peneliti Etnis Tionghoa mampu dikatakan sebagai

agen, yaitu aktor yang memiliki tradisi khasnya dan yang paling bisa bertahan

dengan kondisi tersebut walau dimensi ruang dan waktu memiliki zamannya

sendiri. Sebab ruang dan waktu lah yang menentukan pelanggengan identitas

Etnis Tionghoa

Agen & Agensi

Agen (memiliki sifat yang otonom serta mampu

memberikan pengaruh pada lingkungannya) dan agensi ialah tindakan yang memungkinkan

seorang agen melakukan praktek-praktek sosial atau

rutinisasi

Strukurasi

(proses transmutasi struktur dan reproduksi sosial (nilai, aturan, norma) di

mana di dalamnya tertaut suatu kesadaran sosial)

Dualitas Struktur

(integrasi agen ke dalam struktur yang melekatkan

legitimasinya)

Page 58: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seorang agen dalam kaitannya praktek-praktek sosial yang dijalaninya. Dan

berikut kerangka berfikir peneliti yang didasarkan pada kajian teoritik di atas

BAB III

METODE PENELITIAN

Berbicara mengenai metode berarti berbicara mengenai hukum, aturan dan

tata cara dalam melakasanakan atau menyelenggarakan sesuatu.Karena metode

Tradisi Makan Tahu

Tradisi Transformasi keluarga menjadi komersil atau komoditas

Tindakan monitoring refleksif “memaknai pasar”

Industrialisasi Tahu

Teori yang digunakan: Agen, Agensi dan

Struktur, Dualitas Struktur serta Strukturasi dari

Anthony Giddens

Fenomena yang diteliti: Tionghoa dan tradisi makan

tahu, transformasi tradisi keluarga Tionghoa,

Strukturisasi di kompleks Pecinan Kediri, komoditasi

Tahu

Konstruksi Citra atau identitas Kota Kediri

Page 59: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diartikan sebagai hukum dan aturan, tentunya di dalamnya mengandung hal-hal

yang diatur secara sistematis.Hal-hal yang diwajibkan, dianjurkan dan atau

dilarang.Sama seperti hukum dan aturan lainnya, metode diciptakan dengan tujuan

untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang

melaksanakannya.

A. Jenis Penelitian

Dalam khazanah ilmu-ilmu sosial, manusia menjadi subjek sekaligus

objeknya. Manusia mempelajari manusia lainnya, bahkan manusia

memperlajari dirinya sendiri.Sudah lebih dari berabad-abad lamanya, manusia

serta keunikan dan kekhasannya menjadi suatu yang dibahas dan dikupas

melalui ilmu pengetahuan yang menyikap tabir rahasia ras yang bernama

manusia hingga ke inti yang terdalam.Pernyataan di atas sangat terkait sekali

dengan istilah yang Weber sebut sebagai verstehen, yakni memahami. Dan

inilah yang menjadi esensi dari penelitian kualitatif yang hendak peneliti

gunakan untuk memahami fenomena yang hendak diteliti, karena dengan

menggunakan penelitian kualitatif peneliti akan mampu memahami pola pikir

dan sudut pandang orang lain serta sekelompok komunitas tertentu dalam

setting ilmiah.

Menurut Denzin dan Lincoln (1994) definisi penelitian kualitatif itu

sendiri dikatakan sebagai berikut:

Qualitative research is multi-method in focus, involving an interpretive naturalistic approach to its subject matter. This means that qualitative researches study things in their natural setting, attempting to make sense of or interpret phenomenon in

Page 60: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terms of the meanings people bring to them. Qualitative research involves the studied use and collection of a variety of empirical materials-case study, personal experience introspective, life story, interview, observational, historical, interactional and visual text that describe routine and problematic moments and meaning in individual lives.

Bila kita mengartikan definisi di atas bahwa penelitian kualitatif lebih

ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau

peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel

besar dari sebuah populasi.Penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan

penjelasan tersirat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas yang

terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut

field research atau penelitian kancah. Penelitian ini juga menghasilkan data

mengenai kelompok manusia dalam ruang atau latar sosial.

Lebih lanjut, Denzin dan Lincoln menegaskan bahwa penelitian

kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui

pengalaman first-hand dari peneliti yang langsung berproses dan melebur

menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan subjek dan latar yang akan

diteliti berupa laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya dan catatan-catatan

lapangan yang aktual. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami

bagaimana para subjek penelitian mengambil makna dari lingkungan sekitar

dan bagaimana makna-makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek sendiri.

Karena merupakan first-hand, maka dalam melakukan penelitian

kualitatif harus terjun langsung dan mengenal subjek penelitian yang

bersangkutan secara personal dan tanpa perantara.Semaksimal mungkin

pemisah (gap) atau topeng antara peneliti dengan subjek yang diteliti harus

Page 61: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dihilangkan atau diminimalisasi agar peneliti dengan subjek yang dapat

diteliti benar-benar memahami sudut pandang dan perasaan subjek penelitian

dengan optimal dan secara mendalam.Ini pula yang menjadi ciri khas dari

penelitian kualitatif.

Sejalan dengan Denzin dan Lincoln, Moleong (2005) mendefinisikan

penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami subjek, misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Masih banyak lagi definisi mengenai penelitian kualitatif yang

dikemukakan oleh beberapa ahli metodologi penelitian kualitatif yang tidak

bisa disebutkan satu per satu di sini, namun terdapat kesamaan pola dan

adanya benang merah dari setiap definisi yang dikemukakan. Bedasarkan

serangkaian karakteristik, pendekatan masalah, dan paradigma yang

mengkonstruksikan penelitian kualitatif maka peneliti mendefinisikan

penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif ialah suatu bentuk penelitian ilmiah yang

mempunyai tujuan untuk memahami suatu gejala dalam konteks

sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi serta

komunikasi yang mendaam anatara peneliti dengan gejala yang

diteliti dan kemudian menarik kesimpulan bedasarkan prinsip-

prinsip umum.

Page 62: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian kualitatif yang hendak dilakukan oleh peneliti kali ini

menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi digolongkan ke

dalam pendekatan penelitian kualitatif untuk membedakannya dari penelitian

kuantitatif. Perbedaan lainnya terletak pada paradigma yang dipergunakan

dalam melihat realita atau sesuatu yang menjadi obyek studi. Paragidma itu

sendiri tidak lain adalah representasi konseptualisasi tentang sesuatu, atau

pandangan terhdap sesuatu. Dengan kata lain paradigma merupakan suatu

cara memahami realita. Dalam penelitian, hal ini mencakup keyakinan

terhadap sifat dasar dari realitas (yang diamati), hubungan antara orang yang

mencoba mengetahui sesuatu (peneliti) dan hal yang mereka coba ketahui

(yang diteliti), peranan atau pengaruh dari nilai-nilai (yang dianut peneliti)

dan variabel-variabel lainnya yang serupa itu.

1. Seputar Fenomenologi

fenomenologi (phenomenology) merupakan suatu model penelitian

kualitatif yang dikembangkan oleh ilmuan Eropa bernama Edmund

Husserl pada awal ke-20 (sekitar tahun 1935-an). Model ini berkaitan

dengan suatu fenomena. Pada awalnya Husserl melihat adanya titik temu

antara ilmu filsafat dengan ilmu sosial terapan, seperti psikologi,

antropologi dan sosiologi. Menurut Husserl dalam setiap hal, manusia

memiliki pemahaman dan penghayatan terhadap setiap fenomena yang

dilaluinya dan pemahaman dan penghayatannya tersebut sangat

berpengaruh terhadap perilakunya (Giorgi dan Giorgi dalam Smith, 2003).

Dalam pengembangan model fenomenologi, Husserl memulainya

Page 63: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan suatu pertanyaan, ”bagaimana suatu objek dan suatu kejadian

muncul bersamaan dan mempengaruhi kesadaran manusia, dan apakah

suatu fenomena yang terjadi dapat dipisahkan dari kesadaran manusia?”.

Itulah pertanyaan pertama yang menggelitik Husserl untuk meneliti dan

mengembangkan fenomenologi (Herdiansyah, 2010:66).

Model fenonemologi lebih ditunjukkan untuk mendapatkan

kejelasan dari fenomena dalam situasi natural yang dialami oleh individu

setiap harinya daripada melakukan reduksi suatu fenomena dengan

mencari keterkaitan atau hubungan sebab akibat dari variabel.

Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta

memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang

dialami oleh individu hingga tataran keyakinan indivdu yang

bersangkutan. Dengan demikian, dalam mempelajari dan memahaminya,

haruslah bedasarkan sdudut pandang paradigma dan keyakinan langsusng

dari individu yang bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsung

(first-hand experiences) (Herdiansyah, 2010). Dengan kata lain, penelitian

fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara sosiologis dari suatu

pengalaman individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang

mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti.

Disamping itu, dalam memahami dan mempelajarinya haruslah didukung

oleh persiapan yang matang dan komprehensif dari peneliti untuk

mendapatkan kepercayaan penuh dari subjek yang diteliti, sehingga

keterdekatan dapat diperoleh dan dapat mendukung penelitian.

Page 64: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara sederhana, fenomenologi lebih memfokuskan diri pada

konsep suatu fenomena tertentu dan bentuk dari studinya adalah untuk

melihat dan memahami arti dari suatu pengalaman individual yang

berkaitan dengan suatu fenomena tertentu. Polkinghorne (1989)

mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah studi untuk memberikan

gambaran tentang arti dari pengalaman-pengalaman beberapa individu

mengenai suatu konsep tertentu. Dengan penjelasan yang telah diberikan,

kita dapat melihat bahwa suatu fenomena tertentu dapat mempengaruhi

dan memberikan suatu pengalaman yang unik, baik bagi seorang individu

maupun sekelompok individu.

Pengalaman seseorang yang luar biasa dan fenomenal secara

umum akan terjadi suatu perubahan sikap, sudut pandang ataupun perilaku

pada orang yang mengalami pengalaman tersebut. Terjadinya perubahan

perilaku, sikap dan sudut pandang yang diakibatkan oleh suatu peristiwa

yang tidak biasa atau fenomena tersebut menggelitik peneliti kualitatif

untuk mengangkatnya sebagai bahasan dalam penelitian kualitatif dengan

model fenomenologi. Pengalaman yang disebut di atas bukan sekadar

pengalaman yang biasa, namun pengalaman yang terjadi tersebut berkaitan

dengan ruang dan waktu yang mempengaruhi kesadaran individu secara

langsung maupun tak langsung. Karena model fenomenologi

memfokuskan pada pengalaman pribadi individu, maka subjek

penelitiannya adalah orang yang mengalami langsung kejadian atau

fenomena yang terjadi, bukan individu yang hanya mengeahui suatu

Page 65: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fenomena secara tak langsung atau melalui media tertentu yang

meliputinya.

Creswell (1998) mengemukakan beberapa prosedur dalam

melakukan studi fenomenologi:

a. Prosedur pertama, peneliti harus memahami perspektif dan filosofi

yang ada di belakang pendekatan yang digunakan, khususnya

mengenai konsep studi bagaimana individu mengalami suatu

fenomena yang terjadi. Konsep epoche 1 merupakan inti ketika

peneliti mulai menggali dan mengumpulkan ide-ide mereka

mengenai fenomena dan mencoba memahami fenomena yang

terjadi menurut sudut pandang subjek yang bersangkutan.

b. Prosedur kedua, peneliti membuat pertanyaan penelitian yang

mengeksplorasi serta menggali arti pengalaman subjek dan

meminta subjek untuk menjelaskan pengalamannya tersebut.

c. Prosedur selanjutnya adalah peneliti mencari, menggali dan

mengumpulkan data dari subjek yang terlibat secara langsung

dengan fenomena yang terjadi.

d. Setelah data terkumpul, peneliti mulai melakukan analisis data

yang terdiri atas tahapan-tahapan analisis.

e. Prosedur yang terakhir, laporan penelitian fenomenologi diakhiri

dengan diperolehnya pemahaman yang lebih esensial denga

1Epoche ialah mengesampingkan atau menghilangkan semua prasangka peneliti pada suatu

fenomena.Artinya sudut pandang yang digunakan benar-benar bukan merupakan sudut pandang

peneliti, melainkan murni sudut pandang dari subjek penelitian.

Page 66: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

struktur yang invariant dari suatu pengalaman individu, mengenali

setiap unit kecil dari arti yang diperolehya bedasarkan pengalaman

individu tersebut.

B. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian yang hendak dilakukan berlokasi di salah satu kompleks

Pecinan (Kampung Cina) atau China Town (dalam bahasa Inggris) di kota

Kediri, yakni di sepanjang jalan Pattimura yang merupakan bagian dari

wilayah administrasi kelurahan Jagalan dan Setono Pande, jalan Yos Sudarso

dan jalan Trunojoyo yang menjadi wilayah admisnistratif kelurahan Pakelan.

Di mana bila kita amati, akan didapati toko sembako dan pusat oleh-oleh khas

kota Kediri yaitu Tahu yang dibatas-akhiri dengan palang kereta api apabila

kita hendak melanjutkan perjalanan kearah pasar Setono Betek. Jalan

Pattimura, jalan Yos Sudarso serta jalan Trunojoyo itu sendiri tidak memiliki

jarak yang relatif jauh, sekitar 5 kilometer panjangnya. Wilayah tersebut

memiliki batas sebelah barat berbatasan dengan sungai Brantas, sebelah timur

berbatasan dengan kampung Paggora, sebelah selatan berbatasan dengan

kampung Pandean serta sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kemasan.

Pada penelitian kali ini peneliti juga hendak memperdalam unit

analisisnya pada batas sebelah selatan kompleks pecinan itu sendiri, yaitu

Pandean. Secara administratif Pandean juga merupakan wilayah naungan

Kelurahan Setono Pande sama seperti halnya kompleks Pecinan. Pandean

berjarak sekitar 500 meter dari alun-alun kota Kediri dan kini banyak dihuni

Page 67: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendatang yang pada umumnya dari Bandung.Kampung di mana pada

umumnya berpenduduk yang memeluk agama Kristen-Protestan ini

berkharakeristikkan lingkungan yang padat penduduk dan bisa digolongkan

sebagai slum area atau pemukiman kumuh. Di sisi yang sama, mata

pencaharian laki-laki pandean ialah sebagai kuli panggul atau manol (dalam

bahasa Kediren) di toko-toko sembako Cina dan yang perempuan kebanyakan

hanya membuka warung makanan. Jarak antara rumah satu dengan rumah yang

lain tidak jauh, sekitar 0,5 meter saja. Sebelah barat Pandean berbatasan

dengan Kelurahan Kauman, sebelah timurnya berbatasan dengan kampung

Paggora, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kampung Dalem serta

sebelah utara berbatasan dengan kompleks Pecinan seperti yang telah disadur

di atas.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian yang dimaksud di sini ialah etnis Tionghoa yang

berdomisili di kompleks Pecinan Jalan Pattimura, jalan Yos Sudarso dan jalan

Trunojoyo kota Kediri. Pemilihan informan dalam wilayah tersebut selain

banyaknya masyarakat Tionghoa yang mendirikan perusahaan Tahu sekaligus

mereka juga memiliki keterikatan sejarah politik dan ekonomi. Data yang

diperoleh dari informan dikumpulkan dan dihubungkan, kemudian data

tersebut dikelompokkan bedasarkan aspek-aspek yang mencuat. Sehingga

penelitian ini bersifat induktif.

Informan yang dipilih ialah etnis Tionghoa yang hidup, telah

Page 68: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

beralkulturasi dan juga beradabtasi dengan masyarakat sekitar secara

khusunya. Demikian juga dengan etnis Tionghoa pemilik pusat oleh-oleh khas

kota Kediri yaitu tahu bernama Bah Kacung. Hal ini dikarenakan toko Tahu

Bah Kacung lah yang menjadi toko Tahu pertama yang dibuka. Jadi sudah bisa

dibayangkan seberapa tua usianya. Dan keluarga dari perusahaan Tahu Bah

Kacung lah yang menjadi subjek vital dalam penelitian ini. Di perusahaan Tahu

Bah Kacung telah mampu mewabahi etnis Tionghoa yang tinggal di dekatnya

turut membuka pusat oleh-oleh kota Kediri dan dengan menginduksikan

berbagai macam data darinya penelitian ini bisa bergulir. Selain perusahaan

Tahu Bah Kacung, penulis juga akan menjadikan keluarga yang menjadi

bagian dari perusahaan Tahu Kao Loung dan LYM. Untuk melengkapi data

penulis ingin menambahkan informan tokoh masyarakat di sekitar lingkungan

misalnya pemerhati kelurahan baik Jagalan, Setono Pande dan Pakelan.

Karena, mereka dianggap sangat tahu tentang warganya dan banyak sekali

berhubungan atau berurusan dengan kemasyarakatan.

Yang terakhir, peneliti juga akan memilih informan para Toke yang

memperkerjakan orang dari kelurahan Setono Pande sebagai kuli panggul

(manol, dalam bahasa Kediren) atau buruh yang berkerja untuk mereka.

Informasi juga hendak diambil dari etnis Tionghoa yang dianggap telah hidup

berpuluh-puluh tahun yang dapat mengalami beberapa zaman misalnya

sebelum mereka merdeka, setelah merdeka dan Orde Lama, Orde Baru serta

masa Reformasi.

D. Alasan Memilih Lokasi Penelitian

Page 69: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tempat yang memiliki keunikan selalu merupakan hal yang menarik untuk

diteliti. Dari gejala itulah peneliti sangat bersemangat melakukan penelitian ini.

Pertama ialah kompleks Pecinan, selain relevan dengan objek yang hendak

diteliti serta minat peneliti atas etnisitas khususnya Tionghoa, kompleks

Pecinan Jalan Pattimura Kediri merupakan pusat atau induk sembako untuk

kebutuhan kota. Di mana di sisi barat jalan tersebut akan ditemukan banyak

toko-toko besar atau grosir yang menjual sembako. Berlanjut menengok ke

timur dan ke barat arah jalan Yos Sudarso serta jalan Trunojoyo seperti yang

sudah disinggung di atas akan kita temui beberapa pusat oleh-oleh kota Kediri,

yaitu Tahu. Secara sadar atau tidak, pemandangan khas sangat nampak di sini.

Jalananan yang selalu sibuk dengan aktivitas ekonomi seolah menanamkan

tunas keiingintahuan peneliti tentang asal muasal atau bagaimana kolaborasi

antara kompleks Pecinan dan lingkungan sekitar mampu menghasilkan gejala

seperti semacam ini.

Di lain sisi, alasan akses terhadap lokasi penelitian kali ini merupakan

alasan kedua bagi peneliti untuk memperdalam studi tentang etnisitas. Dahulu

kompleks sebelah selatan jalan Pattimura merupakan tempat di mana peneliti

lahir dan hidup di sana selama 11 tahun. Seluk beluk serta gambaran struktur

sosial di sana sedikit banyak dapatdiketahui oleh peneliti termasuk gejala yang

ada di kompleks Pecinan yang telah melembaga dengan Pandean itu sendiri.

Apalagi hubungan peneliti dengan penduduk Pandean sudah sangat dekat dan

pada umumnya mereka ialah orang-orang yang ramah.Sehingga, hal tersebut

merupakan titik kemudahan tersendiri bagi peneliti untuk menentukan unit

Page 70: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

analisis.

Yang terakhir, lokasi kediaman peneliti sekarang tidak berjarak jauh dari

kompleks Pecinan dan Pandean, sekitar 3 kilometer saja.Hanya dengan

berjalan kaki melintasi masjid Agung kota Kediri kemudian berlanjut di

Kelurahan Kauman, menyeberang jalan, sampailah peneliti di kompleks

Pecinan dan Pandean.

E. Teknik Pemilihan Informan

Dengan masyarakat kompleks Pecinan Jalan Pattimura dan masyarakat

Pandean sebagai populasinya secara keseluruhan makadalam menentukan

teknik pemilihan informan (sampel) peneliti menggunakan pendekatan

purposive sampling. Teknik semacam ini menyandarkan analisinya bedasarkan

kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut

sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Di mana peneliti akan

memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk

mempelajari atau untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti.

Subjek penelitian dan lokasi penelitian yang dipilih dengan teknik ini biasanya

disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Tak berhenti sampai di situ, selanjutnya peneliti juga menggunakan

teknik confirming dan disconfirming sampling. Dimana seringkali dalam

penelitian kualitatif memerlukan prosedur cross-check hasil temuan atapun

data yang diperoleh dari sumber atau subjek penelitian. Untuk itu diperlukan

subjek ataupun informan yang berfungsi sebagai individu yang memperkuat

atau justru memperlemah temuan atau data yang diperoleh sebelumnya.

Page 71: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan menggunakan teknik semacam ini akan mudah untuk melakukan

kepentingan cross-check data yang telah diperoleh sbelumnya. Dalam

penelitian kualitatif seperti yang hendak peneliti lakukan biasanya tindakan

cross-check dilakukan dengan bantuan informan dari subjek penelitian yang

dipilih. Informan yang dipilih haruslah memiliki syarat bahwa ia merupakab

orang yang mengenal subjek dengan baik dan mengetahui karakteristik yang

diteliti dari subjek penelitian (Herdiansyah, 2010: 111).

Untuk melengkapi teknik pemilihan informan, peneliti juga akan

menggunakan teknik snow ball dalam penelitian ini. Alasan rasional peneliti

menggunakan teknik tersebut ialah terkadang fenomena yang hendak diteliti

dapat berkembang lebih dalam dan lebih luas dari yang ditentukan

sebelumnya.Pada situasi tertentu, jumlah subjek penelitian yang terlihat

menjadi bertambah karena subjek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya

kurang memberikan informasi yang mendalam atau pada situasi-situasi tertentu

tidak memungkinkan peneliti untuk mendapatkan akses kepada sumber, lokasi

atau subjek yang tengah diteliti.Dalam situasi-situasi yang demikian diperlukan

penelusuran lebih lanjut menuju sasaran yang hendak diteliti.Penelusuran ini

biasanya bersifat sambung-menyambung hingga sampai kepada sasaran. Hal

inilah yang disinggung dalam teknik snow ball sampling. Teknik ini juga

merupakan strategi yang dilakukan setelah pengambilan sampel selesai

dilakukan.

Berikut ialah skema teknik pemilihan informanketika serta pasca

peneliti mendapatkan data (Herdiansyah, 2010: 109)

Page 72: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar IV F. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui

suatu metode pengumpulan data yang hendak diolah lalu dianalisis dengan

suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang

dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu. Berikut teknik

pengumpulan data yang hendak digunakan dalam penelitian ini.

1. Data Primer

a. Wawancara Mendalam

Menurut Moleong (2005), wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

Waktu pengambilan sampel

Setelah pengambilan data Pada saat pengambilan data

Tujuan sampling Tujuan sampling Untuk memenuhi kebutuhan data tertentu yang terdapat pada karakteristik subjek

yang diteliti

Untuk memperlemah atau menguatkan data

sebelumnya

Purposive sampling Confirming atau Disconfirming sampling

Untuk menggambarkan suatu kasus secara mendalam dengan subjek yang

representatif

Snow ball sampling

Page 73: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

tesebut.Definisi wawancara berikutnya dikemukakan oleh Steward and

Cash (2008) yang mendefinisikannya sebagai berikut.

An interview is interactional because there is an exchanging or sharing of roles, responsibilities, feeling, beliefs, motives and information. If one person does all of the talking and the other all of the listening, a speech to an audience of one, not an interview, is taking place.

Bedasarkan definisi menurut Steward and Cash wawancara diartikan

sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau

berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan

informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu

orang melakukan atau memulai pembicaraan sementara yang lain hanya

mendengaran. Dan hal ini tergantung di mana wawancara bertempat.

Sejalan dengan definisi wawancara secara garis besar di atas,

kegiatan wawancara mendalam (in depth-interview) dengan informan

yang ada di lapangan pun sangat diperlukan dan berperan sebgai

pengumpul data yang utama, terutama berkaitan dengan berbagai

pemahaman subjek terhadap gejala yang ada di sekitarnya. Karena pada

ranah subjeklah (yang menjadi informan) kita dapat berpartisipasi dengan

masyarakat secara langsung.

b. Observasi.

Metode observasi ialah metode pengumpulan data yang paling

lama digunakan dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan

Page 74: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

megikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam artian mengamati denga

teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju (Banister, 1994).

Cartwright dan Cartwright mendefinisikan sebagai suatu proses melihat,

mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sitematik

utnuk sutau tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data

yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpula atau diagnosis.

Inti dari observasi ialah adanya perilaku yang nampak dan

adanya tujuan yang ingin dicapai.Perilaku yang nampak dapat berupa

perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat

dihitung serta dapat diukur.Karena mensyaratkan perilaku yang nampak,

potensi perilaku seperti sikap dan minat yang masih dalam bentuk

kognisi, afeksi atau intensi atau kecenderungan perilaku tidak dapat

diobeservasi.

Langkah berikutnya adalah membuat panduan observasi,

Herdiansyah (2009) memberikan panduan observasi untuk

mempermudah peneliti memberikan patokan atau batasan dari observasi

yang dilakukan agar observasi yang dilakukan tatap pada tujuannya.

Panduan observasi secara sederhana dapat dilihat pada keterangan

berikut:

Contoh pertanyaan Panduan Observasi

a. Siapa yang mengobservasi?

b. Siapa atau apa yang diobservasi?

c. Di mana lokasinya (bisa lebih dari 1 lokasi)?

d. Kapan observasi dilakukan (time setting)?

e. Motode observasi yang digunakan?

Page 75: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar V

Yang terakhir, metode observasi yang hendak dilakukan oleh

peneliti ialah model Anecdotal Record. Di mana metode observasi yang

satu ini digunakan peneliti untuk melakukan observasi dengan hanya

membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan

penting yang dilakukan subjek penelitian.Bisanya perilaku yang dicatat

dalam model Anecdotal Record merupakan perilaku yang memiliki

keunikan tersendriri serta hanya muncul sekali saja.Dalam model

anecdotal record, peneliti yang mengobservasi mencatat dengan teliti dan

merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna

sesegera mungkin setelah perilaku tersebut muncul.

Catatan tersebut harus sedetail dan selengkap mungkin sesuai

dengan kejadian yang sebenarnya tanpa mengubah kronologisnya.Dan

kesemuanya itu harus dijelaskan ke bentuk yang koheren.Dalam model

anecdotal record peneliti juga dapat menafsirkan makna dari perilau yang

muncul, menurut pendapat dan sudut pandang peneliti sepanjang

penafsiran dan makna menurut peneliti berfungsi sebagai pendukung dari

makna yang sebenarnya.

Page 76: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Alasan peneliti memilih metode observasi anecdotal recorddi atas

ialah sebagai berikut:

a. Ketika peneliti memilih metode anecdotal record, pemahaman

yang lebih tepat dan akurat dari tingkah laku unik dan spesifik

lebih mudah didapatkan. Latar belakang munculnya perilaku

unik, khas dan spesifik dapat dengan mudah diperoleh dan

dijelaskan.

b. Dengan diperolehnya latar belakang munculnya perilaku unik

dank has tersebut akan memudahkan peneliti dalam menarik

tema-tema dan kesimpulan umum dari perilaku yang muncul.

2. Data Sekunder

a. Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalis dokumen-dokumen yang

ditemukan serta memiliki relevansi dengan kajian yang hendak

diteliti.Adapun dokumen-dokumen yang hendak digunakan sebgai data

sekunder oleh peneliti ialah.

b. Berbagai Literatur Terkait

Literatur terkait ialah berbagai kumpulan buku-buku yang relevan

dengan subjek kajian yang hendak diteliti oleh peneliti. Di samping buku-

buku tersebut sebelumnya, peneliti juga akan menggunakan penelitian

terdahulu untuk memberikan kelengkapan atas penelitiannya. Dengan

Page 77: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

demikian kemungkinan tercipatanya tumpang tindih (over lay) tak ada.

c. Dokumen Resmi

Dokumen resmi dapat dibagi menjadi dua katergoti, yaitu dokumen

internal dan dokumen eksternal.Dokumen internal dapat berupa catatan,

seperti memo, pengumuman, instruksi aturan yang melembaga.Dokumen

eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu

lembaga seperti majalah, koran, buletin, jurnal dan lain sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data pada umumnya adalah sebuah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikannya ke dalam suatau pola, kategori dan satuan uraian

yang bertujuan memberi penjelasan. Dalam bahasa lain, dijelaskan sebagai

prose yang memberikan rincian usaha secara formal untuk menentukan tema

sesuai dengan apa yang digambarkan oleh data yang diperoleh. Dengan tahap

ini data diolah sedemikian rupa dengan tujuan untuk menggambarkan suatu

gejala yang jelas dan tepat (Moleong, 1999:103).

Berdasarkan model analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman, model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif (interactive model of analysis). Empat komponen analisis

(Pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan verifikasi data), aktivitasnya dapat

dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses

pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Berikut rincian modelnya:

1. Pengumpulan Data(Data Collection)

Peneliti pengumpulkan serta mencatat semua data secara objektif

Page 78: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan apa adanya sesuai denganhasil observasi dan wawancara di lapangan

yang dituliskan di dalam log book peneliti serta rekaman saat wawancara

tersebut dilakukan.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian.Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yangmenggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

danmengorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan

gambaranyang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah

peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan.Reduksi data

merupakan komponen pertama dalam analisis data yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang

tidak penting.

3. Penyajian Data(Data Display)

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,

deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan

penelitian dapat dilakukan. Secara singkat dapat berarti cerita

sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah

dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi(Conclusion Drawing and

Verifying)

Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai

Page 79: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan melakukan

pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan,

konfigurasi yang mungkin arahan sebab akibat, dan berbagai proporsi

sehingga memudahkan dalampenarikan kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam proses analisisnya, ketiga komponen

tersebut akan beraktivitas secara interaktif dengan proses pengumpulan

data dalam sebuah siklus. Data yang digali dan dikumpulkan di lapangan

dianalisis berdasarkan dimensi context, input, process, dan product

untuk selanjutnya dianalisis keterkaitannya antara satu dimensi dengan

dimensi lainnya. Analisis terhadap dampak program dipaparkan

dengan memperhatikan keterkaitan secara menyeluruh terhadap

dimensi konteks, input, serta dimensi proses dari program(Slamet, 2006

: 140-142 ).

Model interactive model of analysis Miles & Huberman:

Gambar VI

Page 80: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Validitas atau Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti hendak melakukan validitas atau

keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik

pemeriksaan data denganmemanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk

keperluan pengecekan kembaliatau sebagai pembanding data-data

tersebut.Trianggulasi yang digunakan adalah pemeriksaan melalui data lain

yaitudengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

sesuaiinformasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metodekualitatif (Patton dalam Moleong, 2000: 178). Teknik pemeriksaan

keabsahan data dilakukan dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan yang dikatakan di depan umum dengan yang

dikatakansecara pribadi.

3. Membandingkan yang dikatakan orang tentang situasi penelitian

dengan apayang dilakukan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan pandangan seperti masyarakat biasa,

orangyang berpendidikan menengah atau tinggi dan orang pemerintah.

5. Membandingkan hasil wawancara hasil dengan suatu dokumen yang

berkaitan(Moleong, 2000: 178).

Page 81: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Etnis TionghoaKota Kediri Dalam Kajian Budaya

Berbicara mengenai etnis Tionghoa Kediri tentu tidak bisa terlepas dari

sejarah bangsa Indonesia itu sendiri. Fenomena tersebut dianggap sebagai suatu

realitas sejarah yang panjang bagi beberapa derah di Indonesia pada umumnya

atau kota Kediri pada khususnya. Hubungan antar etnis di Indonesia terutama

dengan etnis Tionghoa mampu dikatakan sebagai hubungan yang tak dapat

dihindari, karena antara kedua etnis tersebut saling membutuhkan terutama

Page 82: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam bisnis dan iiplomasi berlatarkan budaya Asia, berupa hubungan sosial

yang dibangun oleh etnis Tionghoa di Indonesia adalah bersifat khas.

Etnis Tionghoa telah hidup dan berkembang di Indonesia selama

ratusan bahkan ribuan tahun. Keberadaan etnis Tionghoa di Indonesia sendiri

erat kaitannya dengan sejarah politik, sosial-ekonomi di negeri Tiongkok. Etnis

Tionghoa yang datang ke Nusantara memiliki latar belakang subetnis dari suku

yang berbeda. Keberagaman suku dan etnis mereka dari negara Tiongkok

membuat mereka terkonstruksi dengan tatanan, kebiasaan dan bahasa asal

sehingga menciptakan suatu sistem kebudayaan nenek moyang mereka di

perantauan. Kebiasaan dan tradisi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia saling

berbeda seperti suku Hok Kian, Kong Hu dan Khek. Selain berbeda suku,

mereka juga terdiri atas marga seperti marga Li, Liem dan Chen (Usman,

2009:164).

Bangsa Tiongkok berikut perangkat kebudayaannya merupakan bangsa

yang besar dan menyimpan peradaban yang sangat tinggi, sehingga mereka

sanggup mempertahankan kekhasan budaya mereka walaupun hidup di

perantauan, termasuk di Indonesia itu sendiri. Namun demikian terjadi

perubahan-perubahan yang mengikuti dinamika lingkungan kebudayaan

Tionghoa itu hidup dan berkembang. Peradaban etnis Tionghoa di Tiongkok

telah ada terhitung sejak 2943 Sebelum Masehi. Kebudayaan Tiongkok lahir

dari suatu proses yang cukup panjang dan mengalami tantangan internal yang

hebat terutama karena Sungai Kuning sering banjir sehingga membuat bangsa

Tiongkok mencoba menghalangi banjir yang muncul setiap tahun dan

Page 83: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadikannya sangat kreatif dalam membuat tanggul di tepi sungai. Akan

tetapi setiap tahun tanggul yang mereka bangun juga roboh. Adanya tantangan

tersebut akhirnya bangsa Tiongkok membentuk suatu karakter budaya yang

defensif terhadap tantangan dari dunia luar.sejarah lahir dan berkembangnya

kebudayaan Tiongkok bercermin agraris dan diilhami oleh sungai Kuning

(Usman, 2009: 164).

1. Sejarah Kebudayaan Tionghoa

Sejarah dan peradaban Tiongkok dilahirkan dari suatu proses yang

panjang mengikuti perkembangan zaman. Pada awalnya sejarah peradaban

dan kebudayaan Tionghoa dilatarbelakangi oleh Sungai Kuning dan mata

pencaharian utama masyarakatnya adalah agraris. Peradaban Tiongkok telah

berkembang ribuan tahun Sebelum Masehi tersebut sulit ditelusuri secara

pasti karena banyaknya simbol, mitos dan legenda.

Dalam Chouw disebutkan bahwa sejarah Tiongkok Kuno yang

sudah ada sejak 2943 SM, adalah bukti arkeologi yang menunjukkan bahwa

peradabaan Tiongkok baru dimulai sekitar tahun 1400 SM (Chouw,

2008:83).

Peradaban Tionghoa merupakan salah satu peradaban tertua di

dunia. Peradaban Tionghoa yang terkenal dengan teknologi dan ilmu

pengetahuan mempunyai riwayat yang sangat panjang dan penuh legenda

Page 84: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

serta misteri sehingga sangat sulit untuk ditelusuri. Di samping itu

kebudayaan dan peradaban Tiongkok selain dipengaruhi oleh legenda juga

mereka sangat percaya akan simbol-simbol astrologi Cina, Pakua dan

Fengsui. Simbol-simbol kebudayaan tersebut masih dipraktikan oleh etnis

Tionghoa rantauan. Adanya simbol-simbol tersebut mencerminkan bahwa

peradaban Tionghoa selain sudah berumur ribuan tahun sekaligus masih

mempetahankan dan mempercayainya. Dalam Chouw disebutkan ada

hubungan dengan peradaban Timur Tengah (Mesopotamia) dengan

peradaban Tiongkok. Secara historis sejarah suku Cina mempunyai

hubungan dengan peradaban Timur Tengah seperti Mesir dan Mesopotamia.

Dalam Jimat Pakua, Chouw menjelaskannya sebagai berikut:

Peradaban urban mulai menyebar ke lembah Indus di India pada 2350 SM

sampai 1750 SM, kemudian ke Tiongkok di awal pemenrintahan Dinasti

Shang pada tahun 1400-1122 SM. Ada teori yang menyebutkan bahwa

orang Tionghoa bermigrasi melalui Khotan (Turkestan Timur di Asia

Tengah) dan Akkadaia di Mesopotamia. Rute ini adalah jalan darat rute

perdagangan sutra antara Tiongkok dan Barat (Chouw, 2003: 83-84).

Keterkaitan antara peradaban Tiongkok dengan peradaban

Mesopotamia dan Timur Tengah lainnya karena adanya hubungan darat dan

laut pada awal peradaban manusia dimulai. Kemungkinan zaman perunggu

tersebut menunjukkan keterkaitan pada peninggalan kuno. Pada zaman

perunggu manusia-manusia bermigrasi melalui jalan darat.Demikian halnya

Page 85: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketangguhan nenek moyang mereka bermigrasi melalui Asia Tengah.

Hubungan sejarah antara Timur Tengah dengan bangsa Tiongkok ditelusuri

dengan adanya hubungan perdagangan pada awal perkembangan peradaban

manusia. Sehubungan dengan keterkaitan antara peradaban Tiongkok

dengan peradaban Timur Tengah.

Disebutkan Wang dan Nelsen sebagai berikut, gulungan Kitab Kuno

di Laut Mati yang ditemukan pada tahun 1947, termasuk kitab Yesaya,

membuktikan sekali lagi bahwa yang sekarang ini adalah Alkitab yang

akurat dan dapat dipercaya. Ayat ini di dalam kitab Yesaya diperkirakan

menyebutkan Tiongkok: Lihat, ada yang datang dari jauh, ada dari utara dan

dari barat juga dari tanah Sinim (Yesaya 49: 12 dalam Wang dan Nelsen,

2003: 4).

Dalam kutipan Wang dan Nelsen timbulah pertanyaan arti kata

"Sinim". Di manakah kata Sinim yang disebutkan Yesaya sebelum

pelayaran berakhir pada tahun 680 SM? Menurut Konkordasi Srtong, Sinim

adalah suatu daerah Oriental, Konkordasi Young menyatakan bahwa Sinim

adalah orang-orang di Timur Jauh, orang Tiongkok (Wang dan Nelsen,

2003: 4). Dengan demikian Sinim disebutkan Wang dan Nelsen adalah

suatu negara yang telah berdiri dan berkembang pada zaman Yesaya.

Bangsa Tiongkok sejak awal Masehi telah berambisi mengadakan

perjalanan dan perdagangan terutama Sutra. Dengan kata lain, telah

Page 86: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengadakan kontak budaya dengan bangsa lain terutama bangsa yang maju

seperti Timur Tengah.

Demikian halnya bagi umat Islam, Tiongkok merupakan negeri yang

tidak asing lagi, terutama daerah Xinjiang. Dalam Setiawan dan Wardani

disebutkan sebagai berikut: negeri Tiongkok bagi umat Islam bukanlah

nama yang asing lagi. Eksistensi negeri Tirai Bambu ini tercatat dalam

sebuah Hadist Nabi Muhammad SAW yang amat terkenal, "Tuntutlah ilmu

sampai ke negeri Cina (Tiongkok)". Jelas, Muhammad SAW tak keliru.

Pada zaman awal peradaban Islam, Tiongkok adalah super power, pemilik

semua teknologi dan ilmu pengetahuan, peradaban tinggi, serta wilayah

yang maha luas (Setiawan dan Wardani, 2003: 89).

Negeri Tiongkok dan peradaban masyarakatnya sangat maju dan

terkenal sehingga pada awal kelahiran Islam, Rasul Muhammad

menganjurkan untuk menuntut ilmu sampai negeri Cina (Tiongkok). Pada

awal Masehi di negeri Tiongkok telah terkenal akan ilmu pengetahuan

terutama percetakan dan ilmu kedokterannya. Pada abad ke 7 Masehi di

Tiongkok telah ditemukan mesin cetak yang dibuat dari kulit. Jika dianalisis

lebih jauh, Hadist tersebut menunjukkan bahwa negeri Tiongkok sangat

maju sehingga ilmu penegtahuan yang mereka punyai tidak dikembangkan

ke negara lain. Oleh karena itu, strategi dan konsep pengembangan ilmu

hanya diperuntukkan bagi orang Tiongkok sendiri. Selain ilmu pengetahuan

yang tinggi, bangsa Tiongkok juga sangat lihai bernegosiasi dan berbisnis

Page 87: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga rasul Muhammad menganjurkan untuk mencari ilmu sampai ke

negeri Cina (Tiongkok) walaupun sulit menembus jaringan rahasia mereka.

Sejak sebelum Masehi hubungan antara Timur Tengaj dan negeri Tiongkok

sudah mulai ada dan sudah terkenal.

Hubungan negara Tiongkok dengan negara-negara yang telah maju

terutama dengan Timur Tengah adalah pada awal abad ke 2 SM, yakni pada

masa dinasti Han, para pedagang Tiongkok sudah menjali hubungan dagang

dengan separuh bagian dunia. Sejak itu hingga awal abad ke 19, tidak dapat

disangkal bahwa Tiongkok telah menjadi negara dagang yang besar.

Ekspansi Tiongkok yang pertama dan paling dinamis dimulai pada zaman

Dinasti Tang (618-907 M). Ketika itu para saudagar telah membuka

hubungan daganag antarnegara di sepanjang rute yang dikenal sebagai Jalan

Sutra. Jalan Sutra berawal di Xi-An, ibukota Tiongkok selama Dinasti Tang

berkuasa (sekarang masih menjadi ibukota provinsi Shan Xi). Rute itu

kemudian berbelok ke barat, meninggalkan Tiongkok di dekat Ka-Shi

(sekarang provinsi Xinjiang), terus melalui Rusi, India Utara, Afganistan,

Persia dan berakhir di kota pelabuhan Tyre yang terletak di Lebanon

sekarang (Wang, et.al., 2000: 10).

Pada abad ke 2 Masehi bangsa Cina telah menjalin hubungan dengan

dunia luar dengan luasnya. Sebagaimana yang telah mereka gambarkan

bahwa sudah 2000 tahu yang lalu berambisi mengadakan hubungan-

hubungan dengan bangsa luar melalui jalur berdagang.

Page 88: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejalan dengan itu Wibowo menyebutkan: udah sejak awal Masehi,

Tiongkok mengalami "globalisasi pertama" yaitu hubungan perdagangan

sutra dengan kekaisaran Roma. Hubungan ini sungguh menakjubkan jika

diingat sarana transportasi pada zaman itu (Wibowo, 2004:11).

Budaya Tiongkok sebagai salah satu budaya tertua di dunia sangat

rumit teruatama karena tulisn Ganzhi bangsa ini. Akan tetapi karena

sulitnya dan uniknya peradaban tersebut membuat budaya dan peradaban

Tiongkok sangat tangguh dalam mempertahankan arus perubahan dari dunia

luar. Kekhasan dan keutuhan budaya bangsa Tiongkok membuat etnisnya

sangat menyanjungi serta taat kepada ketentuan budaya mereka. Di samping

dalam budaya Tiongkok terdapat banyak mitos dan legenda. Demikian

halnya kehidupan dan kepercayaan bangsa Tiongkok tidak terlepas dari

alam di sekitarnya. Alam bagi bangsa Tiongkok memiliki mitos dan percaya

kepada roh leluhur.

Sebagai mitos yang terkenal disebutkan Willy Berlian sebagai

berikut bangsa Tionghoa dilahirkan dan dibesarkan oleh Sungai Kuning

yang bemuara di daerah pegunungan Ba Ya Ka La sebelah Tiongkok.

Sungai ini sangat terkenal dengan keragaman fenomena perubahan

sepanjang alirannya menuju bagian timur negeri itu. Terutama pada lintasan

di daerah Central Uplandsryang kaya lumpur, menyebabkan air sungai

menjadi lumpur kuning dan sering meluap mendatangkan bencana besar

bagi kehidupan sekelilingnya. Sungai Kuning inilah, menurut catatan

Page 89: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sejarah Tiongkok, menaungi lahirnya budaya bangsa Tionghoa. Entah apa

kaitannya Sungai Kuning dengan bangsa yang berwarna kulit kuning dan

apa pula hubungan kedahsyatan lumpur kuning dengan nenek moyang

mereka yang bernama Kaisar Kuning (Tan, 2004: 181).

Sungai Kuning bagi bangsa Tiongkok merupakan inspirasi lahirnya

kebudayaan dan peradaban Tiongkok. Sungai Kuning dikenal ganas dan

gersang sehingga membuat masyarakat yang tinggal di sekelilingnya sangat

hati-hati jika memanfaatkan sungai tersebut.

Meskipun demikian Sungai Kuning membawa rejeki karena setiap

kali banjir membawa lumpur kuning yang sangat subur untuk ditanami

sayuran dan tanaman pangan lainnya. Dengan kata lain keganasan dan

keberkahan Sungai Kuning membentuk karakter masyarakat yang tinggal di

sekitarnya memiliki etos kerja yang sangat kuat dalam mempertahankan

prinsip kebudayaan mereka. Setiap tahun Sungai Kuning tersebut

mengalami banjir, sehingga orang Tiongkok mempersiapkan bendungan

guna menahan banjir itu. Akan tetapi benteng tersebut setiap bajir tiba akan

mengalami kehancuran atau roboh. Rancang-bangun bendungan itu setiap

tahun berganti sehingga dari generasi ke generasi mereka harus berpikir

bagaimana menanggulangi keadaan tersebut. Fenomena Sungai Kuning

dapat mengilhami ketangkasan dan kecerdasan bangsa Tiongkok dalam

menahan tantangan yang datang dari dalam negara sendiri maupun dari

negara luar (Usman, 2009: 168).

Page 90: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jika dianalisis secara budaya, bangsa Tiongkok yang sangat kreatif

mempertahankan kebudayaannya tersebut mencerminkan bahwa mereka

sibuk mempertahankan negara berikut peradabannya serta membentengi

agar musuh dan koloni tidak masuk ke dalam negara Tiongkok. Secara

historis bangsa Tiongkok tidak pernah membentuk kolonisasi terhadap

negara lain. Dengan kata lain, simbol mempertahankan kebudyaan tersebut

diawali dengan perilaku mempertahankan atau membuat bendungan Sungai

Kuning. Lagipula perbedaan-perbedaan di dalam kebudayaan Tiongkok

pada awal lahirnya peradaban sangat kentara sehingga bangsa Tiongkok

sibuk membentuk kebudayaan dan memperbaiki aspek sosial, ekonomi dan

kebudayaan ke negara luar. Inspirasi dari Sungai Kuning secara simbolis

mencerminkan kebudayaan mereka serba kuning.

Dalam Tan disebutkan sebagai berikut: kuning, boleh jadi telah

menjadi warna simbolis bangsa yang mendiami negeri yang mempunyai

tanah air Huang Tu Di (tanah kuning) seluas hampir 10.000.000 km2. Nenek

moyang bangsa Tiongkok dikenal dengan nama Huang Di (Kaisar Kuning)

yang menurut para sejarawan, berasal dari istilah "Huang Di" (Tanah

Kuning). Demikianlah asal usul bangsa dan tanah air yang mewarisi sebuah

budaya kuno selama ribuan tahun. Tanah Kuning sebagai simbol bangsa

yang telah dihayati selama berabad-abad melalui perilaku kehidupan

agraris. Keharuan terhadap tanah kuning inipun dibuktikan melalui perilaku

religiusnya.Bisa jadi bangsa Tiongkok adalah satu-satunya bangsa yang

menyembah Tu Di Gong (Dewa Bumi). Begitu mendalamnya pengahayatan

Page 91: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap bumi di dalam budaya dan jiwa bangsa Tionghoa, sehingga tak

berlebihan rasanya bila bumi dikatakan sebagai satu-satunya faktor penentu

nasib bangsa besar di muka bumi ini.Bagi orang awam yang tidak

mendalami Sinologi, penjiwaan budaya "Tanah Kuning" oleh bangsa

Tiongkok masih jelas tampak beda pada istilah-istilah bahasa Mandarin,

yang memadukan "kuning" untuk mempertegas arti kata seperti tanah

kuning, kulit kuning, beras kuning, kacang kuning, sungai kuning, jubbah

kuning (jubbah kerajaan), jalan kuning, istana kuning, perempuan bermuka

kuning, bahkan alam baka pun disebut sebagai alam kuning (Willy Berlian

dalam Tan, 2004: 82).

Secara simbolis bangsa Tiongkok diilhami oleh Sungai Kuning yang

dapat membawa rahmat sekalian masyarakat Tiongkok itu sendiri. Sungai

Kuning mencerminkan kehidupan mereka yang agraris dan berjiwa kreatif

serta nenek moyang mereka dari keturunan Raja Kuning yang berasal dari

Tanah Kuning. Warna kuning bisa dikatakan sebagai simbol dari Sungai

Kuning yang dapat membawa berkah bagi masyarakat. Demikian halnya

bangsa Tiongkok sebagai bangsa penyembah dewa Bumi atau yang disebut

dengan Tu Di Gong. Dengan kata lain, bumi atau alam merupakan inspirasi

dan penentu nasib bagi mereka di dunia ini. Sungai Kuning bagai bangsa

Tiongkok juga merupakan simbol kemakmuran dan kesejahteraan sekaligus

sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan ilmu pengetahuan dan

kecerdaan serta etos kerja.

Page 92: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sekitar 5000 tahun yang lalu, nenek moyang bangsa Tionghoa

menetap di lembah Sungai Kuning. Mereka menanam padi-padian dan biji-

bijian dari generasi ke generasi di tanah endapan yang terbawa oleh sungai.

Inilah yang menandai dimulainya sejarah panjang bangsa Tionghoa. Sungai

Kuning sebagai fondasi peradaban Tionghoa, tapi arusnya yang deras kepa

kali menghancurkan tepiannya hingga menimbulkan banjir hebat.

Mengendalikan air merupakan tugas yang sangat sulitSejak jaman dahulu,

orang Tionghoa terus-menerus mencoba mengalahkan sungai yang

bergejolak ini dengan keberanian, keteguhan serta akal mereka (Xiaoxiang,

2003:29).

Sungai Kuning bagi bangsa Tiongkok ditempatkan sebagai landasan

kehidupan mereka. Pada awal kehidupannya Sungai Kuning dimanfaatkan

sebagai media untuk melahirkan inspirasi bagi kehidupan mereka. Sejarah

peradaban ini merupakan suatu liku-liku yang panjang serta memiliki proses

perkembangan yang sangat unik, sehingga mampu membuat kisah di setiap

lembarnya muncul suatu karakter budaya Asia yang bercirikan.

Ketangguhan dan kegemilangan budaya Tiongkok memang sudah

diperlhatkan sebelum masehi. Demikian halnya pada awal abad ke 7

Masehi, mereka mampu melahirkan teknologi dan ilmu pengetahuan.Pada

saat bangsa Barat dan Eropa lainnya masih gelap, bangsa Tiongkok dengan

Timur Tengah serta India telah mengundang perhatian dunia. Demikian

pula kini peradaban Cina masih sangat tangguh di tengah-tengah budaya

Barat yang kian mendominasi.

Page 93: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejalan dengan hal di atas, terdapat pula sebuah cerita kuno negeri

Tiongkok yang bermuara menjadi legenda masyarakat sekitar mengenai

Sungai Kuning. Tatkala itu, sungai dihiasi pelangi berwarna-warni,

keindahan mempesona ini terlihat oleh nenek moyang bangsa Tiongkok

dalam bentuk ular berkepala dua yang sedang asyik menghirup air sungai,

disambut dengan sambaran kilat langit yang dahsyat. Makhluk rakasasa

itupun mulai menari memamerkan kebesaran dan kemuliaannya.

Penglihatan unik ini akhirnya mampu menghidupkan memori yang tak

terhapuskan. Selanjutnya, mereka membuat ini menjadi benar-benar hidup.

Sehingga, lahirlah naga di dalam kehidupan dengan tampilan megah yang

memunculkan segala mimpi besar bangsa Cina. Naga merupakan simbol

kebanggan, keperkasaan, inspirasi, kesucian serta kemuliaan. Kita semua

tahu, simbol naga dikonstruksikan dengan nama sasmita yang keluar dari

Sungai Kuning, sungai yang bagi masyarakat Tiongkok dianggap sebagai

fajar peradaban tinggi atas realitas sejarah yang membentuk gugusan

mozaik kebudayaan mereka.

Selama berabad-abad suku bangsa Cina berbaur dan berinteraksi

denga suku yang lain di Tiongkok sehingga membentuk suatu kebudayaan

yang terintegrasi. Mereka memang merupakan rangkaian sejarah yang

berasal cerita dari Sungai Kuning. Negeri Tiongkok memang memiliki

banyak suku dan etnis, mereka saling berinteraksi, bersatu serta beradaptasi

sehingga mampu menciptakan suatu kebudyaan yang universal. Bangsa

mereka disebut Han. Dewasa ini di Tiongkok terdapat 56 etnis yang

Page 94: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbeda. Selain bangsa Han di Tiongkok terdapat juga bangsa Tibet, Bai,

Mongol, Kazakh, Uighur. Kazakh dan Uighur pada umumnya menganut

kepercayaan Islam.

Kesemua bangsa tersebut membentuk suatu bangsa yang besar dan

peradaban yang sangat tinggi. Suku bangsa yang hidup dan berkembang di

Tiongkok dapat membentuk suatu komunitas ras yang besar dan termasyur

ke seluruh pelosok dunia.

Keberagaman dan kekhasan suku yang bercokol di Tiongkok juga

berkembang pada etnis Tionghoa perantauan, terutama di Asia Tenggara.

Hal ini diteruskan dari generasi ke generasi di perantauan mereka, tempat

mereka hidup dan berkembang terutama bahasa daerah merka masing-

masing seperti bahasa Hok Kian dan Khek.Walau berbeda-beda daerah asal,

mereka tetap bersatu dalam ideologi, politik dan budaya, yaitu Cina

(Usman, 2009: 173).

2. Migrasi Massal Etnis Tionghoa di Kota Kediri

Etnis Tionghoa yang hidup dan berintegrasi di Kota Kediri pada

umumnya adalah suku Khek atau Hakka yang berasal dari provinsi

Kwangtung (Canton). Etnis Tionghoa yang berdomisili di Kota Kediri

khususnya ialah orang-orang migrasi dari negeri Tiongkok yang telah hidup

selama 4 hingga 5 generasi. Dengan kata lain, etnis Tionghoa yang tinggal

di Kota Kediri merupakan Tionghoa asli yang hidup dan berkembang

Page 95: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimana asal-usul akarnya belum begitu banyak yang telah bercampur

dengan etnis lain seperti suku Hok Kian, Hai Nan dan Kong Hu. Namun

demikian, secara budaya mereka sama-sama dari Tiongkok.Etnis Tionghoa

dari suku Khek di Kota Kediri lebih banyak daripada suku Hok Kian, Hai

Nan, Kong Hu dan suku Tionhoa lainnya. Mereka memiliki nenek moyang

yang sama namun berbeda etnis , bahasa daerah dan dialek.

Etnsi Tionghoa di Kota Kediri hidup dan berkembang sebagaimana

masyarakat Nusantara yang lainnya. Hidup dan kehidupannya

berkecimpung dalam dunia bisnis. Sejarah kedatangan, kehidupan dan

hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat yang ada di Kota Kediri dapat

dilihat dan ditelusuri dari asal muasal bagaimana mereka melakukan kontak

dengan orang Kediri, hubungan atau diplomasi politik, dagang maupun

hubungan keijanya. Sebenarnya hubungan etais Tionghoa dengan etnis

Jawa, khususnya Kediri telah terjadi sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang

lalu. Namun, di sini penulis akan menjelaskan bagaimana gambaran

mengenai migrasi besar-besaran etnis Tionghoa di Kediri saat pemerintahan

Kolonial Belanda kala itu. Alasan pennulis menitik beratkan kedatangan

masal etnis Tionghoa di Kediri ialah untuk mempertajam kajian yang

hendak di bahas pada bab-bab selanjutnya.

Migrasi besar-besaran etnis Tionghoa ke Kediri didorong oleh

adanya pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1600-an. Penduduk

Tionghoa di Kediri meningkat beberapa ribu jiwa setelah adanya berita

Page 96: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengenai hubungan politik dagang pemerintah kolonial yang dianggap

menguntungkan. Seperti yang telah kita ketahui pemerintah Kolonial

Belanda menerapkan politik dagang yang melibatkan etnis Tionghoa, Jawa

dan mereka sendiri di seluruh pelosok negeri ini. Seperti halnya yang ada di

Kediri, politik dagang yang menempatkan etnis Tionghoa sebagai

distributor barang-barang produksi dan orang Jawa sebagai produktornya

seakan mampu untuk mewabahi etnis Tionghoa negeri Tiongkok yang

masih bertalian darah dengan etnis Tionghoa perantauan Kediri untuk turut

berpartisipasi dalam hubungan keija yang menguntungkan ini, namun

dengan persetujuan Kolonial Belanda. Konon, tatkala berperan sebagai

distributor barang-barang yang diproduksi oleh warga lokal kepada

pemerintahan kolonial, mereka tak ragu untuk meraup keuntungan

sebanyak-banyaknya.

Selain itu, kedatangan etnis Tionghoa di Kediri pada masa kolonial

sangat mendukung pemrintahan Hindia Belanda terutama dalam membantu

ekspedisi dan kelancaran hubungan dalam pembangunan yang dilakukan

oleh pemeritahan dan ketentaraan kolonial Hindia Belanda. Banyaknya

pekerja yang berasal dari etnis Tionghoa yang datang dan dimotori oleh

Belanda tatkala itu sangat membantu pemerintah terutama sebagai mitra

dagang daun tembakau serta hasil perkebunan yang lainnya di sekitar Kota

Kediri.Hubungan Tiongkok dengan Kediri sebenarnya telah dimulai pada

abad ke 9, akan tetapi secara besar-besaran kedatangan etnis Tionghoa ke

Indonesia khsusnya di Kediri teijadi pada abad ke 19.

Page 97: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Abad ke 19 merupakan arus masuk yang deras dari sejumlah besar

buruh imigran Tiongkok ke Hindia Timur Belanda untuk bekerja di

pertambangan-pertambangan dan perkebunan-perkebunan, suatau

penyimpangan dari aktivitas tradisional mereka yang komersial. Orang

Tionghoa telah memainkan peran ekonomi kunci di koloni Belanda ini

sebagai orang-orang perantara yang mengumpulkan hasil bumi, ekspor;

sebagai pedagang eceran; dan sebafai operator berijin untuk garam, candu

serta monopoli-monopoli lain yang mendatangkan penghasilan. Tetapi

posisi ekonomi mere walaupun penting, namun tidak mencegah mereka dari

kebinasaan, sebagimana yang sebenarnya teijadi pada tahun 1740 ketika

sejumlah besar Tionghoa di Jawa dibantai oleh Kolonialis Belanda (Wong,

1987:51).

Sejak awal Masehi sudah ada orang Tionghoa yang datang ke

Indonesia umumnya dan Kediri pada khususnya. Akan tetapi kedatangan

mereka secara individu dan tidak terorganisir. Namun setelah adanya

hubungan diplomasi dengan pemerintah yang ada di Nusantara, maka etnis

Tionghoa banyak yang berdatangan. Bahkan setelah kedatangan kolonial

Hindia Belanda, imigran Tiongkok didatangkan secara besar-besaran

sehingga banyak yang dipekeijakan, terutama yang terampil di bidang

ekonomi maupun pertambangan serta perkebunan. Di samping itu, mereka

juga menjadi pedagang eceran kelas menengah.

Page 98: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pola Pemukiman Etnis Tionghoa Di Kota Kediri

Selepas kedatangan etnis Tionghoa ke Kota Kediri secara

berombongan yang diakomodir oleh Hindia Belanda, teijadilah suatu

jaringan di antara etnis Tionghoa di Kota Kediri itu sendiri. Pada awalnya,

etnis Tionghoa berdatangan ke Nusantara hanya untuk berdagang.

Sebagaimana di belahan Nusantara lainnya, di Kediri etnis Tionghoa sudah

ada sejak adanya interaksi manusia di Nusantara dengan etnis lainnya.

Kedatangan etnis Cina ke Kediri sebagai teman dalam berbisnis dan

saling menjaga satu sama lain. Teijadinya hubungan diplomatik yang dirintis

sejak jaman dahulu kala membuat banyak berdatangan etnis Tionghoa ke

Kediri sebagai pedagang sehingga dalam ungkapan filosofi kehidupan orang

Kediri disebut Cina Toke atau Cina sebagai Towfe.Artinya, etnis Tionghoa

yang senang berdagang dan merantau tersebut tidak dibenci dan juga tidak

dimusuhi karena mereka adalah saudagar.Dengan adanya Toke, masyarakat

dapat bekeija pada mereka.

Toke dalam artian selain dapat membeli barang-barang hasil dari

kerajinan sekaligus sejak dahulu etnis Tionghoa memang sudah menjalin

keijasama dengan etnis Jawa (Kediri), entah itu dalam hubungan kerja dalam

bidang perdagangan dimana biasanya Toke Cina memiliki usaha sembako

dan bahan pangan lainnya. Sehubungan dengan hai tersebut, terciptalah

suatu pemukiman yang terletak di tengah-tengah kota. Berkaitan dengan

pembentukan pola pemukiman di atas.

Page 99: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Coppel menyebutkannya sebagai berikut: banyak orang, baik orang

luar maupun orang Indonesia sendiri, menggambarkan orang Tionghoa

sebagai kelompok daerah kota yang paling menonjol. Berbicara tentang

Indonesia secara keseluruhan, barangkali akan lebih tepat mengatakan

bahwa golongan pribumi Indonesia lebih banyak terpusat di daerah pedesaan

dan golongan penduduk Tionghoa tampaknya merupakan penduduk kota

daripada yang sebenarnya. Namun tahun 1930 bukanlah tahun yang khas.

Sejak pemukiman paling awal dari pedagang Tionghoa di kota-kota

pelabuhan yang terletak di pantai utara itu, orang Tionghoa di Jawa selalu

cenderung berkumpul dan berkelompok sendiri di kota-kota. Bagi orang

Tionghoa hal ini tidaklah aneh (Coppel, 1994: 27-28).

Kasus yang teijadi di Kota Kediri bisa dibilang sama dengan apa

yang telah diulas di atas. Tatanan kota pada tahun 1900-1930an terletak di

Pecinan Kediri bagian barat yang kini bernamakan jalan Yos Sudarso

dimana bisa kita temukan Kelenteng di sana. Menurut wawancara yang saya

lakukan dengan pak Slamet Riyanto seorang pensiunan BUMN yang pernah

tinggal di sekitar daerah "kota" tersebut dipaparkan sebagai berikut:

"Kalau dulu sebelum Agresi yang disebut kota itu ya situ mbak, Pecinan yang ada Kelentengnya (sambil menunjuk ke arah jalan Yos Sudarso). Mereka memang suka hidup bergerombol dan di belakang rumahnya sudah berbatasan dengan bantaran Sungai Brantas." (Wawancara tanggal 3 Marct 2012 pukui 16.42).

Page 100: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Banyak etnis Tionghoa yang memilih tinggal di pusat kota atau di

tempat yang banyak orang. Disamping itu sebelum kemerdekaan banyak

etnis Tionghoa yang tinggal di pelabuhan-pelabuhan karena lebih mudah

mencari informasi dan pelabuhan merupakan tempat untuk melakukan

transaksi perdagangan sehingga memudahkan mereka dalam berbisnis.

Kebutuhan untuk berdagang dan tuntutan menghasilkan uang sebanyak-

banyaknya membuat etnis Tionghoa cenderung bertempat tinggal dengan

kelompoknya sekaligus dapat dengan leluasa membuka usahanya.

Demikian halnya ketika kita memandang sebuah tatanan kota yang

pernah ada di Kediri, disebutkan bahwa struktur pusat kota memang dahulu

terletak pada suatu daerah yang terdapat banyak kegiatan ekonomi terutama

transaksi bahan-bahan pangan. Sejalan dengan itu, tipe-tipe pemukiman

etnis Tionghoa memang banyak ditemukan di daerah pinggir pelabuhan dan

bantaran sungai. Ada dua alasan yang bisa penulis sajikan untuk

menganalisis mengapa mereka lebih memilih untuk bermukim di daerah

seperti di atas.

Pertama, filosofi dari negeri moyang mereka yang pernah tinggal di

bantaran Sungai Kuning, dimana sebuah realitas sejarah akan peijuangan,

kehidupan untuk menuju peradaban dibangun. Realitas ini tertaruh pada

sendi-sendi kehidupan mereka hingga arti tentang aliran air yang membawa

keberuntungan dan berkah melekat pada budaya mereka di manapun

mereka membawanya.

Page 101: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kedua yaitu mengenai faktor di luar etnis Tionghoa itu sendiri,

misalnya adanya ketentuan pemerintah Kolonial Belanda pada saat itu

untuk mengatur etnis Tionghoa guna memudahkan pemerintah dalam

mengatur dan mengorganisir etnis Tionghoa sendiri di Nusantara.

Perbedaan etnis antara Tionghoa dan pribumi merupakan salag satu

sebab terpisahnya kelompok etais Tionghoa. Namun tidak kalah pentingnya

adalah kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda, misalnya sistem

Opsir (Kapitan Cina), sistem pemukiman dan pas jalan yang membuat

orang Tionghoa tidak membaur (Suryadinata, 2002: 73).

Pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, etnis Tionghoa

yang didatangkan dari daratan Tiongkok dikoordinir oleh seorang Ketua

Cina (Kapten Cina), sehingga mereka mudah untuk diakomodir dan

dikontrol. Demikian halnya jika etnis Tionghoa bepergian diharuskan

memiliki pas jalan. Adanya kebijakan tersebut membuat etnis Tionghoa

berbeda dengan etnis yang lainnya di Nusantara. Di samping itu, etnis

Tionghoa dijadikan pedagang eceran sekaligus dimasukkan dalam strata

menengah seperti etnis Arab, sedangkan kelas bawah adalah bangsa

Pribumi.Sebaliknya bangsa Eropa dimasukkan dalam strata kelas tinggi

(Usman, 2009: 248).

Adanya strata dalam masyarakat sehingga terjadinya spesifikasi dan

terjadinya kesenjangan dan akhirnya muncul persepsi bahwa bangsa Eropa

dianggap sebagai masyarakat berbudaya tinggi. Fenomena strata tersebut

Page 102: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda agar masyarakat lainnya merasa

rendah diri, sedangkan bangsa Eropa lah yang dianggap ada dalam

kebudayaan yang tinggi. Kelas menengah sebagai pedagang tidak boleh

berpartisipasi dalam politik. Jika bangsa Timur Asing seperti Arab, India

dan Cina berbaur dan tidak dibedakan dengan pribumi, maka akan

dikhawatirkan akan menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda.

Sehingga, kebijakan pemerintah yang dibuat oleh rezim Hindia Belanda

bisa dikatakan menjadi kekuatan besar yang berpotensi untuk menentang

mereka sendiri. Kebijakan pemerintah Hindia Belanda terhadap etnis

Tionghoa sifatnya berbentuk Opsir, yakni sistem pemukiman dan Pas Jalan

yang disebutkan dalam Suryadinata di bawah ini.

Pertama, kebijakan ini memudahkan secara administratif. Orang

Tionghoa di Jawa cenderung memilih hidup dengan kelompoknya sendiri.

Karena itu memudahkan bagi pemerintah Hindia Belanda untuk menunjuk

kepada kelompok ras itu sendiri. Kedua, kebijakan ini dirasa

menguntungkan secara ekonomis, sebab hai tersebut akan menjamin

stabilitas sosial yang ada. Di bawah sistem ini, nonpribumi digambarkan

berdomisili di perkotaan, sedangkan bagi mereka kaum pribumi hidup di

pedesaan. Dilarangnya nonpribumi tinggal di pedesaan diharapkan agar

mereka tidak akan mempengaruhi penduduk desa sehingga menghindarkan

kemungkinan terjadinya kogoncangan sosial bisa diminimalisir. Ketiga,

kebijakan ini diinginkan secara politis, bahwasannya pemerintah Hindia

Belanda percaya akan suatu kejadian bilamana etnis Tionghoa dan Jawa

Page 103: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bergabung untuk melawan mereka. Karena politik pemisahan ini dirasa

signifikan, maka penting untuk diperiksa dengan teliti (Suryadinata, 2002:

73).

Sistem Opsir adalah suatu cara untuk mengatur orang Tionghoa

supaya berpisah dengan bangsa pribumi, sehingga untuk memudahkan

bangsa Belanda mengatur maka diangkatlah seseorang untuk mengurus

mereka terutama yang berhubungan dengan pemerintah sipil. Namun

kegiatan yang bersifat keamanan masih diatur oleh pemerintah Hindia

Belanda. Artinya, pemerintah Belanda akan dibantu oleh Opsir Tionghoa

tersebut, sehingga urusan yang berkaitan dengan sipil telah diambil alih

sedikitnya olehnya sendiri. Sistem ini juga membuat etnis Tionghoa

memiliki perbedaan perlakuan dengan orang pribumi lainnya. Sejak saat itu

pemerintah Hindia Belanda menanamkan suatu bibit perebedaan kepada

masyarakat Tionghoa di Jawa. Pada tahun 1619, Souw Beng Kong dipilih

oleh JP Coen dari 400 penduduk Tionghoa di Batavia serta diberi kuasa

memerintah rasnya sendiri dalam urusan sipil. Namun untuk hal-hal yang

penting harus masih diserahkan kepada penguasa Hindia Belanda.

Sistem pemukiman (Wijken Stelsel) berhubungan erat dengan sistem

Opsir dalam arti bahwa orang Tionghoa diurus oleh kepala kelompok ras

mereka dan diwajibkan tinggal di daerah tertentu jauh dari ras lain. Setelah

itu, pemukiman ini mula-mula diterapkan pada tahun 1835 di pulau Jawa.

Di mana peraturannya berbunyi: "Orang Timur Asing penduduk Hindia

Page 104: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Belanda, sadapat mungkin dikumpulkan di daerah-daerah terpisah di bawah

pimpinan kepala mereka masing-masing (Suryadinata, 2002: 75).

Dengan adanya sistem seperti ini etnis Tionghoa terpisah dengan

etnis pribumi sehingga mereka tidak dapat lagi dengan sembrangan dan

sesuka hati berinteraksi dengan orang lain di lingkungan mereka. Dengan

kata lain, etnis Tionghoa telah ditempatkan dalam satu kelompok tertentu

yaitu dengan hidup di kompleks-kompleks dimana komposisi penduduk

didominasi oleh mereka sendiri. Adanya sistem pemukiman yang

terstruktur tersebut membuat etnis Tionghoa bergauk, berteman dan

bermain dengan etnisnya sehingga dengan sistem pemukiman tersebut

membuat mereka semaki terpisah dengan pribumi lainnya. Keterpisahan

lingkungan hidup dengan masyarakat Nusantara liannya ini seakan

membentuk suatu gagasan ekslusif atas realitas sosial yang mendukung

saudagar dan kelas menengah ini menganggap dirinya sebagai orang yang

gila hormat bila dibandingkan dengan penduduk Nusantara yang lainnya.

Dengan demikian terbatasnya interaksi dengan lingkungan di luar etnisnya

membentuk mereka hidup di lingkungan yang terisolasi dengan masyarakat

pribumi.

Sejalan dengan itu, jarak sosial dan budaya etnis Tionghoa dalam

masyarakat Indonesia juga dibarengi dengan adanya surat jalan jika hendak

keluar dari komunitasnya. Sistem pemukiman mewajibkan orang Tionghoa

bermukim dalam sebuah daerah, baru boleh meninggalkan tempat tersebut

Page 105: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bilamana terdapat kartu "pas jalan". Suryadinata (2002) memaparkan,

sistem pas jalan (Passen Stelsel) ini secara resmi dilaksanakan pada tahun

1863. Penduduk Timur Asing yang tinggal di Jawa dan Madura diharuskan

memperoleh pas jalan yang berlaku selama setahun.Seorang penulis

berpendapat bahwa sistem tersebut sudah dilaksanakan pada tahun

1816.Pada tahun ini ada sebuah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur

Jenderal yang mirip dengan sistem pas jalan.

Sistem pas jalan ini dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda

adalah untuk kepentingan perdagangan, industri dan usaha lainnya. Pas

jalan ini digunakan untuk kepentingan bisnis dan jika tidak diperlukan lagi

akan segera dicabut. Oleh karena itu, pas jalan ini merupakan simbol

identitas etnis Tionghoa dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan

pemerintah Hindia Belanda maupun dengan bangsa pribumi.

Untuk memaksimumkan eksploitasi mereka terhadap Indonesia,

Belanda melaksanakan suatu kebijakan kolonial yang disebut Kultur

Stelsel. Pada dasarnya, orang Tionghoa ditempatkan dalam posisi antara di

bawah seluruh struktur kasta kolonial, yang terpisah dari elite penguasa

maupun penduduk pribumi. Sementara orang Tionghoa dilarang memasuki

aktivitas sector modern seperti perkebunan, pertambangan, keuangan dan

perdagangan ekspor yang dikuasai oleh Belanda, mereka juga dilarang

memiliki dan menanami tanah. Lowongan yang tinggal terbuka bagi orang

Tionghoa adalah pedagang eceran, peminjaman uang (money lending) dan

Page 106: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

uasha-usaha lain yang tidak mendekatkan mereka kemudian kepada

nasionalis Indonesia. Dengan cara ini alienasi ekonomis dan sosial dari

penduduk lokal membuat kaum Tionghoa ini politis rawan dan membuat

mereka tampak di mata pribumi sebagai orang asing pemeras atau kaki

tangan Belanda. Sejalan dengan hai tersebut, lama sebelum Indonesia

merdeka, kebijakan kolonial Belanda telah menanamkan bibit-bibit

pertentangan antara orang Tionghoa dengan penduduk pribumi (Wong,

1987: 51-52).

Pemisahan pemukiman, penempatan kasta, posisi di bawah struktur

belanda dan pembatasan-pembatasan kiprah dalam perdaganagn membuat

etnis Tionghoa di Indonesia menjadi berbeda serta terpisah secara

psikologis ekonomi maupun secara hukum. Adanya perlakuan dan

kebijakan Belanda terhadap etnis Tionghoa yang akhirnya membentuk

karakter etnis Tionghoa yang senag hidup berkelompok dan membuat

mereka benar-benar menjaga jarak dengan pribumi. Demikian juga

terbatasnya kegiatan ekonomi membuat mereka juga menjadi tertekan

karena etnis Tionghoa tidak dibenarkn masuk ke dalam wilayah

pertambangan dan ekspor-impor. Padahal secara ekonomi etnis Tionghoa di

Nusantara sangat menguasai sistem pasar yang berlaku, di Nusantara

maupun perdagangan internasional.Adanya kebijakan tersebut dari

pemerintah Hindia Belanda menimbulkan kesan bahwa etnis Tionghoa

ialah kaum pemeras. Wong menyebutkannya sebagai berikut: terpisahnya

etnis Tionghoa secara politis dan sosial di Indonesia sebagaimana di

Page 107: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bagian-bagiann lain di Asia Tenggara adalah juga disebabkan oleh sikap

tradisional mereka sendiri yang terlalu taat pada kebijaksanaan pada

umumnya yang mereka kenakan sendiri (self-imposed) untuk tidak terlibat

(non-involvement) dalam gerakan-gerakan politik lokal dan berusaha

mempertahankan dengan kuat identitas kebudayaan mereka (Wong, 1987:

52).

Pola pemukiman etnis Tionghoa yang telah berbentuk ratusan tahun

itu secara generasi diturunkan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka.

Etnis tionghoa yang telah terbiasa hidup dengan budayanya sendiri

membentuk suatu kesenjangan budaya dengan masyarakat

lainnya.Demikian juga pola pemukiman yang telah teorganisir sedemikian

rupa oleh kelompoknya membuat etnis Tionghoa enggan tinggal terpisah

dengan etnisnya. Di samping itu, kesamaan budaya serta kesamaan rasnya

membentuk suatu msyarakat yang teralienasi dengan masyarakat lainnya.

Kebisaan tinggal sesama kelompok etnis selain dapat mempertahankan

identitas etnisnya sekaligus identitas budaya mereka juga dapat terpelihara.

Sehubungan dengan etnis Tionghoa di kota Kediri yang telah hidup

ratusan tahun, mereka terbiasa tinggal di daerah yang mayoritas beragama

Islam. Akan tetapi kehidupan etnis Tionghoa berlangsung sebagaimana di

daerah lainnya. Dengan kata lain, pola pemukiman yang telah biasa hidup

berkelompok tersebut terkonsentrasi di Jalan Yos Sudarso hingga lanjut kea

rah Timur di Jalan Pattimura, Kelurahan Pakelan dan Setono Pande,

Page 108: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecamatan Kota, Kota Kediri. Pola pemukiman yang terkonstrasi di tempat

keramaian dan tempat orang-orang berbisnis, terutama dalam bidang

pangan dan oleh-oleh khas Kota Kediri.Jalan Yos Sudarso lanjut ke timur

Jalan Pattimura merupakan perkampungan etnis Tionghoa. Di sepanjang

jalan Yos Sudarso dan Pattimura bisa dikatakan sebagai pusat transaksi

bisnis yang sudah berdiri sejak pemerintahan Hindia Belanda dan hampir

semua pertokoannya dimiliki oleh etnis Tionghoa itu sendiri.

4. Etnis Tionghoa Dan Tradisi Makan Tahu

Berdiri di negeri orang bukan berarti harus melupakan identitas

muasal yang menjadi akar budaya mereka. Bukan hanya sekedar mencari

ruang untuk terlibat dalam kehidupan sosialnya namun juga sebagai

pegangan ketika ruang sosial yang mereka hadapi tidak memiliki kesesuaian

dengan tradisi mereka. Ya, makan tahu, inilah yang merupakan tradisi

kuliner warga Tionghoa yang telah mengalami akulturasi dengan ruang-

ruang yang ada di Indonesia. Siapa yang tidak kenal tahu? Tahu telah

berabad-abad menjadi salah satu makanan pokok di negeri ini. Bahan

dasarnya yang berasal dari kedelai membuat makanan ini sangat dekat

sekali dengan penduduk Indonesia yang pada umumyasangat mengenai

salah satu tanaman pangan ini.

Page 109: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Etnis Tionghoa memang dekat dengan bahan-bahan makanan yang

berasal dari kedelai, sepeti halnya tahu. Tradisi makan tahu sendiri

merupakan sebuah pola yang teijaga sejak Etnis Tionghoa masuk ke

Indonesia.Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (Hanzi:

MIS, hanyu pinyin.doufu) yang secara harfiah berarti kedelai yang

difermentasi. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti

Han sekitar 2200 tahun yang lalu. Pen emunya adalah Liu An (Hanzi: 0!/^)

yang merupakan seorang bangsawan,cucu Kaisar Han Gaozu, Liu Bang,

yang mendirikan Dinasti Han.Liu An adalah ilmuwan dan filosof, penguasa

dan ahli politik. Ia tertarik pada ilmu kimia dan Meditasi Tadiom. Para ahli

sejarah berpendapat bahwa kemungklinan besar Liu An melakukan

pengenalan makanan non daging melalui tahu. Kemungkinan besar Liu An

memadatkan tahu dengan nigari atau air lant dan menjadi kental seperti tahu

saat ini (Shutlett dan Aoyagi, 2011:291).

Menurut opini para pakar sejarah, sebenarnya tidak dokumen resmi

yang memungkinkan pada tahun berapakah Tahu pertama kali tersebar di

Nusantara. Mau tak mau kita hendaknya berpijak pada cerita mulut ke

mulut yang diwabahi olehwarga kota Kediri yang menyatakan bahwa Tahu

pertama kali datang ke kota mereka yang dibawa oleh pasukan Kublai Khan

tahun 1292 Masehi.

Sebagaimana yang telah dikonfirmasi oleh riwayat sejarah bahwa

cerita ini bermula tatkala Kublai Khan menuntut upeti dari raja Kertanegara

Page 110: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari Singosari, namun sang raja menolak untuk memenuhi permintaan

seorang Kublai Khan. Sementara utusan Kublai Khan yang dikirim ke Jawa

pada tahun 1289 Masehi, merasa terhina oleh Kertanegara yang kemudian

dicacati rautnya. Hal ini membuat Kublai Khan geram dan serta merta

mengirim pasukan yang terdiri dari dua puluh ribu tentara untuk memberi

pelajaran pada sang raja. Bersamaan dengan itu, Jayakatwang, raja kerajaan

Kediri telah menguasai Singosari dan membunuh Kertanegara (DuBois, Tan

dan Mintz, 2008:197).

Raden Wijaya, menantu Kertanegara menyerukan perang dendam

atas kekalahan ayah mertuanya tersebut. Bukanlah hai yang kebetulan jika

kapal ekspedisi Mongol berlabuh di Surabaya yang bernama Jong Biru

dipertemukan oleh raden Wijaya memiliki visi yang sama untuk menuntut

balas. Dengan melintasi arah selatan daerah aliran sungai Brantas mereka

berlabuh di anjungan dan memimpin pasukan dalam sebuah peperangan

hebat, dan mendirikan kerajaan Majapahit yang termasyur. Tempat kapal

Mongol berlabuh di Kediri disebut Jong Biru yang kini diadopsi menjadi

nama derah di Kelurahan Semampir, kota Kediri. Kapal Kublai Khan

memiliki dapur di dalamnya; ini nampaknya merupakan asumsi yang masuk

akal bahwa ada beberapa alat-alat yang digunakan untuk membuat Tahu

(DuBois, Tan dan Mintz, 2008:198).

Hal semacam ini tak semata berhenti begitu saja, waktu yang kian

menjawab pertanyaan atas ruang dan waktu lambat laun membawa sebuah

Page 111: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peradaban baru yang bermula dari peperangan di atas.Tentu kita mengenai

tahun-tahun di mana kepedihan yang dalam mendera bangsa selama kurang

lebih tiga setengah abad yang mengatasnamakan ruangnya Kerajaan Hindia

Belanda. Karena berdagang, tak sedikit pula yang menyiakan kesempatan

ini termasuk etnis Tionghoa yang kemudian berbondong-bondong

bermigrasi di Nusantara termasuk Kediri untuk turut terlibat di dalamnya.

Bukan juga kebetulan yang melatarbelakangi mereka untuk melakukan

akulturasi dengan lingkungan yang memiliki identitas berbeda. Termasuk

pula Tahu yang menyimpan legenda kuliner besar yang tidak sebentar

menjalani prosesnya agar diterima di masyarakat.

Semenjak itulah Tahu mulai melembaga dalam kehidupan

masyarakat Kediri setelah melalui proses akulturasinya yang banyak

membawa identitas peperangan dan permusuhan di kelas elit. Walau tak

banyak orang Kediri yang tahu muasal dari mana makanan khas kota

mereka, tak begitu saja membuat mereka ragu untuk tetap

mengkonsumsinya. Tahu banyak ditemukan di gerai-gerai di berbagai

tempat di Kediri, tahu yang paling terkenal di kota Macan Putih ini adalah

tahu takwa, tahu yang berwarna kuning dan padat.

B. Mereka Yang Menaruh Legitimasi; Menelisik Teori Strukturasi

Page 112: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk memasuki tuntutan dari penulisan ini adalah bagaimana

peneliti mencoba untuk mendeskripsikan uraian atau sintesis mengenai intisari

penerapan teori strukturasi dalam penelitian ini.

1. Bah Kacung; Representasi Agen

Berbicara mengenai agen tentu kita akan begitu saja melepaskan

kajian ini dengan aktivitas-aktivitas sosial yang dijalankan olehnya secara

terus menerus. Pada dan melalui aktivitasnya, agen memproduksi kondisi-

kondisi yang memungkinkan dilakukannya aktivitas-aktivitasnya itu.Pada

umunya agen tidak hanya mampu melibatkan tindakannya sehari-hari

namun juga melibatkan perilaku orang lain. Intinya agen-agen tidak hanya

senantiasa memonitor arus aktivitas-aktivitas dan mengharapkan orang lain

berbuat sama dengan aktivitasnya sendiri.

Sejalan dengan pernyataan di atas, orang Kediri menyebutnya Bah

Kacung, ia adalah seorang Cina keturunan yang sudah lama tinggal di

Kediri. Nama aslinya Lauw Soe Hoek. Bah Kacung dikenal sebagai orang

pertama yang membuka gerai Tahu di Kediri sejak tahun 1912. Tokonya

dulu terletak di sepanjang jalan Pattimura yang merupakan pusat kegiatan

ekonomi serta kompleks pecinan yang ramai. Dalam kelangsungannya

berdagang tahu, tentu ia tak semata berdiri sendiri untuk membuat usahanya

beijalan. Seperti yang dijelaskan oleh generasi ke tiga (Cik Han) yang kini

melanjutkan usahanya pada peneliti:

Page 113: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

"Perusahaan Tahu Bah Kacung ini berdiri pada tahun 1912 mbak, ini adalah toko Tahu pertama yang buka di Kediri.Ya ini kan sudah tahun 2012, jadi kami di sini ya sudah sekitar satu abad. Dan sekarang sudah generasi yang ke tiga." (Wawancara tanggal 4 Maret 2012 jam 19.33)

Bila dihitung usaha yang telah digeluti oleh generasi ke tiga Bah

Kacung ini telah mencapai satu abad atau seratus tahun. Tautan yang sesuai

untuk mengkorelasikan isu-isu aktivitas yang direproduksi di atas ialah

dengan memantau konsep agen maupun agensi dimana diidentitas ruang

dan waktu yang tidak bisa dilepaskan dari perspektif Giddens.

Menjadi agen berarti mampu melakukan campur tangan di dunia,

atau menarik intervensi itu, dengan efek mempengaruhi proses atau keadaan

khusus. Ada dugaan bahwa menjadi agen berarti harus mampu

menggunakan gugusan kausal, termasuk mempengaruhi kekuasaan-

kekuasaan yang disebarkan oleh orang lain. Gidden menyebutnya sebagai

monitoring refleksif yang mengacu pada sifat bertujuan atau intensional

perilaku manusia, yang dipertimbangkan dalam arus aktivitas agen;

tindakan bukanlah serangkaian aksi yang diskrit, yang melibatkan agregat

maksud-maksud namun merupakan suatu proses yang berkesinambungan,

satu aliran, di mana monitoring refleksif yang dipertahankan individu itu

merupakan dasar bagi pengendalian tubuh yang biasanya diteruskan oleh

aktor-aktor itu dalam kehidupan sehari-hari. (Giddens, 2011:11-18).

Page 114: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemudian batas-batas ruang memberikan keterlibatannya bagaimana

tubuh dan perjumpaan sosial terintegrasi dengan adanya dukungan sang

aktu yang dinamakan sebagai kesalinghadiran. Isu diatas merupakan

gambaran atas realitas yang mampu dibentuk oleh si agen dalam hal ini Bah

Kacung dalam menerapkan monitoring refleksif yang ditafsirkan sebagai

kontrol atas lingkungannya. Wawancara dengan Cik Han di bawah ini ialah

gambarannya:

"Sebagai toko Tahu pertama yang ada di sini, kakek (Bah Kacung) hanya berbekal resep asli yang berasal dari negeri nenek moyang kami, Tiongkok.Yaitu masih menggunakan teknologi tradisional yang berasal dari bebatuan yang dirangkai semacam mesin.Pada waktu itu ndak ada mbak yang jualan Tahu, tapi kok katanya tahu yang dibuat kakek enak sekali dan membuat toko setiap harinya semakin ramai.Kami sangat kualahan dalam melayaninya.Terutama dalam melayani cina-cina di sini dan orang Jawa." (Wawancara tanggal 4 Maret 2012 jam 19.33).

Kontrol atas lingkungan di dalam identitas ruang dan waktu yang

didukung dengan peijumpaan sosial serta internalisasi yang kemudian

bersinambung sebagai operasi ruang aktivitas tubuh dalam alur perilaku

sehari-hari.Bah Kacung adalah agen, ia melakukan kontrol atas lingkungan

yang membentuk realitas sejarah miliknya.

Page 115: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kuasa Atas Sumber Daya; Menembus Struktur

Dalam upaya merepresentasikan struktur sebagai aspek yang

menempatkan keterbatasan dan hambatan terhadap aktivitas pelaku, ialah

dengan menemukan titik peijumpaan antara berakhirnya determinisme

struktural dan berawalnya kekuasaan, namun tak mampu secara man tap

menjabarkan struktur seperti yang muncul dalam relasi kekuasaan serta

relasi kekuasaan yang muncul di dalam struktur.

Struktur sebagai perangkat aturan dan sumberdaya yang

diorganisasikan secara rekursif, berada di luar ruang dan waktu. Yang

paling penting dalam gagasan strukturasi adalah teorema dualitas stukur,

yang secara logis disiratkan dalam pembentukan agen-agen dan struktur-

struktur bukanlah dua gugus fenomena yang saling terpisah, yakni

dualisme.Yakni mencoba menyatukan antara agen dengan struktur.Dualitas

struktur selalu merupakan dasa utama kesinambungan dalam reproduksi

sosial dalam ruang waktu. Saat mereproduksi tindakan juga berarti saat

melakukan reproduksi dalam konteks menjalani kehidupan sosial sehari-

hari.

Di Kediri, nama Bah Kacung yang telah melegenda selama satu

abad. Bermula dari toko Tahu yang ia buka di jalan Pattimura yang mana

disebut oleh sejarah kota Kediri sebagai pusat kegiatan ekonomi yang

sangat ramai dan padat. Struktur masyarakat yang ada di lokasi ini memiliki

Page 116: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sifat yang homogen, dimana dijelaskan oleh wawancara dengan bu Parmi di

bawah ini:

"Dulu kan rumah saya di Pandean, dekat sekali dengan jalan Pattimura itu mbak. Di sini banyak orang cinanya, orangnya banyak yang berjualan sembako, dulu toko Tahu ya cuma puny a Bah Kacung itu sejak saya masih perawan. Tapi kan sekarang mereka pindah di Pakelan (Jalan Trunojoyo)." (Wawancara tanggal 2 Maret 2012 jam 14.22)

Bah Kacung, yang kita anggap sebagai agen tinggal di suatu struktur

yang menuntut dirinya untuk melakukan prosedur-prosedur tindakan, aspek-

aspek praksis serta digeneralisasikan dalm pembuatan reproduksi praktek-

praktek sosial. Walau prosedur itu tidak tertulis, ini merupakan gagasan

umum yang ditujukan pada seorang agen untuk bertindak bedasarkan

posedur yang disepakati bersama yang berwujud struktur.

Dalam gagasan Giddens tentang dualitas strukturnya, ia memberikan

konsepsi-konsepsi hubungan antara objek dan subjek sosial: di sini stuktur

ternyata dianggap sebagai sesuatu yang bersifat eksternal bagi tindakan

manusia, bagi sumber yang mengekang (constrain) prakarsa bebas subjek

yang disusun mandiri, namun sebenarnya juga membebaskan (enabling).

Tentu saja ini tak akan mencegah sifat-sifat terstruktur sistem sosial untuk

melebar untuk melebar masuk ke dalam ruang dan waktu di luar kendali

agen individu. Tak mungkin pembebasan dalam struktur itu mampu dilalui

oleh agen yang sama sekali tak menggunakan praktik monitoring refleksif

Page 117: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam menerapkan kesadaran diskursifnya. Monitoring refleksif merupakan

representasi dari pemahaman struktur yang mengacu pada sumber daya.

Bah Kacung dalam hal ini disebut sebagai agen yang memiliki

sumber daya yang mana akanmembantunya untuk menaruh pengaruh dan

kekuasaannya di dalam kondisi struktur yang homogen. Tak pelak, hal ini

hanya akan dicapai jika sudah diakui bahwa kekuasaan harus disikapi dalam

konteks dualitas struktur: jikalau sumber daya yang dirujuk oleh eksistensi

dominasi dan dijadikan pijakan oleh pelakasanaan kekuasaan pada saat

yang sama dilihat sebagai komponen struktural sistem sosial.

Sumberdaya menurut Giddens dibagi menjadi dua bagian yaitu

sumber daya alokatif yang merupakan sumber daya non material yang

terlibat dalam pembangkitan daya atau memungkinkan dominasi manusia

atas dunia materialmisalnya bahan mentah, peralatan produksi, teknologi,

hasil-hasil produksi. Sedangkan yang disebut dengan sumber daya

autoritatif merupakan sumberdaya non materialyang terlibat dalam

pembangkitan kekuatan yang berasal dari kemampuan memanfaatkan

aktivitas-aktivitas manusia. Sumber daya otoritatif ini seperti misalnya

pengorganisasian ruang-waktu, organisasi dan relasi manusia dalam asosiasi

timbal balik, pengorganisasian kemungkinan kehidupan, ketika

menggunakan dua sumber daya tersebut (Karnaji Jurnal Masyarakat

Kebudayaan Dan Politik, Volume 22, Nomor 4: 286-298). Hal di atas dapat

digambarkan bedasarkan wawancara bersama Cik Han di bawah ini:

Page 118: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

"Sebagai toko Tahu yang pertama kali buka, kakek saya tidak langsung ramai kayak begini mba. Apalagi waktu itu masih terhitung baru. Kita awalnya hanya bermodalkan sedikit, tapi lama-lama lidah orang sini kok merasa cocok. Banyak orang yang datang kemari dan karena di sini banyak orang cinanya jadi ya mereka ikut- ikutan beli itu. Apalagi tahu buatan kami kan masih dibuat dengan cara-cara yang tradisional dengan resep asli Tiongkok mbak. Oh ya, dulu kakek saya juga menceritakan sama saya, tiap kali buruh-buruh parbrik Gudang Garam itu bayaran (gajian) nggak sedikit juga lho yang mampir cuma buat beli tahu di sini.Walau beda, bisa dibilang toko Tahu kami adalah toko teramai diantara toko-toko sembako di jalan Pattimura ini (sambil tertawa)." (Wawancara tanggal 4 Maret 2012 jam 19.33).

Bedasarakan hasil wawancara di atas bila dikaitkan dalam

pandangan Giddens ketika individu menggunakan kekuasaan dalam struktur

di dalamnya terdapat apa yang disebut sebagai aturan dan baik pada sumber

daya alokatif maupun sumber daya otoritatif. Sumberdaya merupakan

media kekuasaan pada tataran praktis dan sekaligus media struktur

dominasi yang direproduksikan. Karenanya Giddens melihat peran

sumberdaya merupakan faktor vital bagi individu dalam mewujudkan

kekuasaan.Sumberdaya inilah yang memampukan individu untuk

melakukan dominasi dengan pihak lain. Di dalamnya tentu ada proses yang

tidak serta merta dilepaskan dari konsepsi atas ruang dan waktu yang

memberikan keterlibatannya dalam praktek sosial si agen. Atau dengan kata

lain dengan sumberdaya individu telah menciptakan struktur dominasi

seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Dominasi

Page 119: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber Daya

Kemampuan Transformatif

(Sumber: Giddens, 200:163)

Gagasan tentang sumber daya, sebagai komponen struktural sistem

sosial, muncul sebagai gagasan utama dalam menyikapi kekuasaan di dalam

teori strukturasi.Konsep kekuasaan sebagai kemampuan transformatif

(pandangan khas yang dipegang teguh oleh orang-orang yang

memperlakukan kekuasaan dalam istilah perilaku pelaku) sekaligus

dominasi bergantung pada pemanfaatan sumberdaya. Sumber dayanya

berupa media yang berfungsi untuk menjalankan kemampuan transformatif

sebagai kekuasaan di dalam peijalanan rutin interaksi sosial; namun pada

saat yang sama media tersebut menjadi unsur-unsur struktural dalam sistem

sosial sebagai sistem, yang ditegakkan ulang melalui pemanfaatannya

dalam interaksi sosial. Kekuasaan hadir secara konseptual antara gagasan

tentang kemampuan transformatif yang lebih luas pada satu sisi gagasan

tentang dominasi pada sisi lain: kekuasaan merupakan konsep relasional,

namun hanya berfungsi demikian melalui pendayagunaan kemampuan

transformatif seperti yang dicontohkan oleh struktur dominasi (Giddens,

2009:162-163).

Meskipun dalam pengertian kemampuan transformatif, kekuasaan

masuk di dalam gagasan aksi, kekuasaan menurut Giddens merujuk pada

interaksi ketika kemampuan transformatif dikerahkan menuju upaya-upaya

Page 120: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aktor untuk membuat atau memaksa orang lain agar memenuhi

keinginannya. Kekuasaan, dalam pengertian relasional ini, berkaitan dengan

kemampuan para agen untuk mewujudkan hasil- hasil perwujudannya

bergantung pada kineija dan ketundukan orang- orang lain. Dengan

demikian, penggunaan kekuasaan dalam interaksi dapat dipahami dalam

istilah fasilitas yang dimanfaatkan dan didayagunakan oleh para partisipan

sebagai unsur bagi produksi interaksi tersebut, sehingga mempengaruhi

kineijanya (Giddens, 2009:165).

Sistem sosial diciptakan sebagai praktik yang teratur: dengan

demikian kekuasaan di dalam sistem sosial dapat disikapi sebagai aspek

yang melibatkan relasi antara otonomi dengan ketergantunga hasil

reproduksi di dalam interaksi sosial. Dengan demikian, relasi kekuasaan

selalu bersifat dua arah, bahkan seandainya kekuasaan seorang pelaku atau

pihak dalam suatu relasi sosial sangat sedikit dibandingkan dengan

kekuasaan orang atau pihak lain. Relasi kekuasaan merupakan relasi

otonomi dan ketergantungan, bahkan pelaku yang paling otonom sekalipun

tetap tergantung dalam kadar tertentu, sedangkan aktor atau pihak yang

paling bergantung dalam suatu hubungan sekalipun tetap mempertahankan

otonomi tertentu.

Cik Han menungkapkan:

"Orang-orang yang menjadi konsumen kami itu kan tidak mau juga tho mbak kalau dapat barang yang ndak berkualitas. Kami memang memberikan yang terbaik bagi

Page 121: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsumen, karena mereka adalah yang memberi kita makan.Kita sebagai orang Tionghoa, apalagi saya Kong Hu Cu itu diajari soal ajaran Konfusianisme mbaktentang bagaimana bermoral baik." (Wawancara tanggal 4 Maret 2012 jam 19.33).

Bah Kacung ialah representasi agen yang bersumberdayakan

ajaran luluhur di samping produksi materialnya. Kuasa miliknya

diaplikasikan secara apik serta melekat sekali dengan isu sensitif yang

bernama identitas.Identitas walau tak perlu sedalam maknanya mampu

memberikan sumbangsihnya pada anak manusia untuk digunakan sebagai

sumber daya yang arif, yang mampu membawa harga diri manusia berada

sebagai yang dipatuhi atau bahkan dianut.

Sumber daya menempatkan kehidupan sehari-hari yang terjadi

sebagai aliran tindakan yang sengaja. Bah Kacung memilikinya, ia

melakukan monitoring refleksif secara sadar, ia juga mengerti bagaimana

resikonya. Dalam melakukan monitoring refleksif ia memahami bagaimana

aturan dalam struktur yang mengarahkannya untuk berperilaku dan tentang

bagaimana ia mampu menerapkan sumber daya yang ia miliki untuk

memberi pengaruh besar di tatanan masyarakat Tionghoa dan kota. Lagi,

atas nama identitas ia berani menembus struktur sekaligus peradaban kota

untuk kemudian diakui keberadaannya.

Page 122: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Reproduksi Sosial; Mereka Yang Turut Memproduksi Tahu

Seperti yang kita ketahui di atas, Bah Kacung telah dikukuhkan

sebagai agen yang memiliki kuasa atas sumber dayanya untuk menembus

struktur melalui monitoring refleksif yang disebut Giddens sebagai

agensi yang berurusan dengan peristiwa-peristiwa yang pelakunya

seseorang, maksudnya bahwa indovidu itu merupakan dasar dari

pengendalian tubuh yang biasanya diteruskan oleh aktor-aktor itu dalam

kehidupan sehari-hari.

Kaitan pernyataan di atas dalam hal ini ialah mengenai

bagaimana ketika Bah Kacung sebagai orang pertama yang mcmbuka

pcrusahaan Tahu, menjadi pusat perhatian masyarakat kota Kediri dalam

sepanjang legenda kuliner yang telah melembaga di dalamya,

memberikan pengaruh yang signifikan pada tatanan struktur masyarakat

yang homogen yakni pecinan itu sendiri.

Pengaruh yang dibawa oleh agen dalam hal ini Bah Kacung ialah

pengaruh yang berasal dari alokasi sumber daya yang dimilikinya berupa

materi nampak yakni produksi Tahu. Ada beberpa warga Tionghoa

lainnya yang merasa tertarik untuk turut memproduksi Tahu ketika

perusahaan Bah Kacung memberikan gambaran keramaian serta animo

masyarakat yang kian menggemari Tahu dengan buatan resep Tiongkok

asli. Beberapa perusahaan yang akan dipaparkan di bawah hanya akan

dipaparkan beberapa saja karena kesangkut-pautan dengan Bah Kacung

Page 123: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sangatlah kental. Bisa dibilang mereka berasal dari ikatan kekerabatan

yang sama.

a. Perusahaan Tahu Kau Long

Perusahaan tahu Kau Long merupakan perusahaan Tahu kedua

di Kediri setelah perusahan Tahu Bah Kacung berjalan selama 17

tahun yakni dirintis pada 1949.Kau Long diambil dari nama keluarga.

Perusahan Tahu Kau Long merupakan substitusi dari perusahaan Tahu

Bah Kacung di jalan Pattimura tatkala Bah Kacung memilih pindah

dari jalan Pattimura ke jalan Trunojoyo dengan alas an kemandirian.

Sehingga rumah yang kini dihuni oleh keluarga Kau Long ialah rumah

yang sebelumnya ditempati oleh Bah Kacung yang kemudian di jual

dan dibeli oleh keluarga tersebut.Paparan diatas bisa didukung dengan

wawancara bersama Cik Hwa pemilik perusahaan Tahu Kau Long

berikut:

"Kalau saya tidak salah, ini perusahaan mulai berdiri di sini setelah agresi ya.Sekitar tahun 1949.Perintisnya adalah mendiang bapak saya yang bernama Kau Long. Sebelumnya memang ini rumah punya kita adalah bekas perusahaan Tahu Bah Kacung itu, mbak tahu tho? Mereka pindah ke Pakelan (jalan Trunojoyo) dan kami membelinya." (Wawancara tanggal 14 Maret 2012 jam 11.21)

Cerita dari Cik Hwa sebagai generasi ke dua pemilik perusahaan

Tahu Kau Long sedikit banyak telah memberikan informasi atau bukti

akurat bahwa efek kekuasaan yang direpresentasikan oleh sumber

Page 124: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

daya-sumber daya yang dimiliki orang seorang agen mampu

dijalankan dengan apik.

b. Perusahaan Tahu LYM

Perusahaan tahu LYM merupakn perusahaan Tahu ke tiga

setelah perusahaan Tahu Kau Long.Perusahaan ini berdiri tepatnya

pada tahun 1950. Bila keluarga Kau Long memilih jalan Pattimura

sebagai lahan usahanya, berbeda dengan keluarga Liem yang lebih

memilih jalan Yos Sudarso untuk melanggengkan usaha

tahunya.Selain jalan Pattimura, jalan Yos Sudarso merupakan

kompleks pecinan yang dekat dengan rumah ibadah mereka, yaitu

Kelenteng. Di sini juga tak sedikit warga Tionghoa yang bermukim.

Jarak antara jalan Pattimura dan jalan Yos Sudarso tidaklah jauh,

sekitar 50 meter saja. Tujuan keluarga Liem mendirikan perusahaan

Tahu di sini ialah untuk memberikan pelayanan kuliner di tempat

yang berbeda, tentu hal ini masih terkait dengan entiment orang

bahwa hanya di jalan Pattimura dan keluarga Liem ingin merubah itu.

Wawancara dengan Cik Tan dibawah sebagai paparannya:

"Waktu mendirikan perusahan Tahu, keluarga Liem berpikir bahwa memang tahu sudah mulai digemari warga Kediri mbak, jadi kalau di Pattimura kan sudah ada Kao Loung itu, dan di jalan Yos Sudarso dekat kelenteng ini bagi saya merupakan peluang untuk menciptakan usaha Tahu yang bisa melayani pelanggan yang lain." (Wawacara tanggal 2 April 2012 jam 10.07).

Page 125: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perusahaaan Tahu LYM bisa dikatakan sebagai reaksi lain

daripada proses kekuasaan yang terlegitimasi oleh sokongan sumber

daya. Tidak menutup kemungkinan kebedaraan ruang dan waktu juga

menjadi dukungan atas pelanggengan pengaruh yang mampu

membentuk pola praktek-praktek sosial yang rekursif sehingga

terciptalah suatu proses reproduksi sosial.

4. Ruang dan Waktu

Giddens (1991) dalam teori strukturasi, memaparkan bilamana

ruang dan waktu memungkinkan perjumpaan sosial yang memungkinkan

kesinambungan reproduksi sosial.

Dalam teori strukturasi, individu bukanlah ditempatkan pada

posisi titik pusat (decentred subject) tetapi juga bukan subyek dalam

lingkup semesta kosong tanda-tanda. Dalam kaitan ini Giddens melihat

adanya titik temu antara kegiatan sosial mencekeram ruang dan waktu

dengan akar pembentukan dari subyek maupun obyek

(Giddens,1984:22). Seluruh kehidupan sosial terjadi dalam dan dibentuk

oleh persimpangan kehadiran dan ketidakhadiran dalam waktu dan

ruang. Karenanya kehidupan sosial dikontekstualitaskan dengan ruang

dan waktu. Dalam kontekstualitas ruang dan waktu manusia dipandang

sebagai suatu proses yang terus menerus bukan sebagai kumpulan

tindakan atau tindakan yang terpisah-pisah. Konsep-konsep seperti

maksud, alasan, sebab dan rasionalisasi dalam pandangan Giddens dilihat

Page 126: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai suatu proses bukan keadaan (Giddens, 1984:3). Tindakan

manusia tak dapat dipisahkan dari tubuh dengan penempatannya dalam

dimensi waktu dan ruang. Dengan kata lain interaksi sosial atau

kehidupan sosial harus dipelajari dalam kehadiran bersama (Dalam

Karnaji, Jurnal Masyarakat Kebudayaan Dan Politik Volume 22, Nomor

4: 286-298).

Giddens membedakan tiga dimensi waktu, yaitu pengalaman

sehari-hari, jangka hidup individual dan lembaga-lembaga (Gidens,

1984:35). Dimensi pengalaman berkaitan dengan waktu yang terbentuk

dalam kegiatan atau pengalaman sehari-hari yang dapat dibalik. Dimensi

jangka hidup individual berkaitan dengan rentang waktu kehidupan

individu yang tidak dapat dibalik atau disebut sebagai waktu tubuh.

Dimensi lembaga-lembaga berkaitan dengan waktu keberlangsungan

jangka panjang dan dapat dibalik dari lembaga. Dimensi waktu yang

berkaitan dengan lembaga ini merupakan waktu kelembagaan yang

merupakan baik syarat (condition) maupun hasil (outcome) kegiatan-

kegiatan yang terpola dalam keberlangsungan hidup sehari-hari. Dalam

konteks ini maka sejarah dipahami sebagai pengertian temporalitas

kegiatan- kegiatan manusia yang terjadi dalam keterkaitan tiga dimensi

waktu (Dalam Karnaji, Jurnal Masyarakat Kebudayaan Dan Politik

Volume 22, Nomor 4: 286-298).

Page 127: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konsep lain dalam teori strukturasi adalah rutinisasi

(routinization). Sesuatu yang rutin inilah yang menjadi elemen dasar

kegiatan sosial hari per hari. Apa yang rutin ini menunjukkan adanya

keterulangan kegiatan sosial dalam lintas waktu-ruang. Menurut Giddens

apa yang rutin dari suatu kehidupan sosial ini yang menjadi bahan dasar

bagi apa yang disebutnya sebagai hakekat keterulangan kehidupan sosial

(Giddens, 1984:xxiii). Dari keterulangan ini maka sifat-sifat terstruktur

dari kegiatan sosial yang terus menerus diciptakan kembali dari sumber-

sumber daya yang dibentuknya (Dalam Karnaji, Jurnal Masyarakat

Kebudayaan Dan Politik Volume 22, Nomor 4: 286-298).

Sementara itu untuk memahami ruang maka penting menyadari

posisi tubuh. Dalam kerangka pemikiran Giddens, tubuh dipandang

sebagai sebagai tempat kedudukan diri yang aktif (the locus of the active

self) (Giddens, 1984:36).

Dalam kehidupan sehari-hari individu-individu bertemu dengan

individu-individu lainnya yang hadir bersama secara fisik dan interaksi

yang terikat pada konteks situasi. Ciri khas sosial adalah kehadiran yang

berakar pada spasialitas tubuh yang terarah pada diri sendiri maupun

kepada orang lain. Giddens melihat pada posisi tubuh manusia ketika

hadir dalam interaksi tidak menempati ruang dan waktu seperti halnya

benda-benda material dalam ruang dan waktu. Tetapi spasialitas tubuh

manusia merujuk pada situasi aktif yang terarah pada tugas- tugasnya

Page 128: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Giddens, 1984:65). Karenanya posisi tubuh menurut Giddens harus

dipahami sebagai pengambilan posisi dalam kehadiran bersama (Dalam

Karnaji, Jurnal Masyarakat Kebudayaan Dan Politik Volume 22, Nomor

4: 286-298).

Dalam penelitian ini, ruang dan waktu digambarakan sebagai

upaya pelanggengan diri. Sebagaimana yang telah disadur di atas,

momentum pemerintah Kolonial Hindia Belanda saat menerapkan sistem

Opsir misalnya, memberikan pengaruh yang besar terhadap praktek-

praktek baik sosial maupun ekonomi etnis Tionghoa yang ada di Kediri.

Sebab, sistem Opsir yang menaruh etnis Tionghoa sebagai mitra keija

pemerintah kolonial sekaligus sebagai kelas menengah di atas pribumi

memberikan kontribusi yang positif terhadap jalan berkehidupan mereka.

Ruang dalam sistem Opsir memberikan pengaruh terbesar terutama

dalam budang ekonomi. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda

menempatkan etnis Tionghoa sebagai penyalur barang-barang untuk

kehidupan terutama pangan yang dihasilkan dari masyarakat pribumi

Kediri. Hal ini terus berlanjut dan tereproduksi.

Namun demikian, saat proses menuju penjajahan Jepang dan

kemerdekaan sehingga kekuasaan pemerintah kolonial mulai menghilang

justru memberikan sumbangsih positif terhadap etnis Tionghoa yang

telah selama 3,5 abad memiliki posisi menengah yang telah

menginternalisasi kegiatan ekonomi di Nusantara. Begitu juga di Kediri,

Page 129: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pasca hengkangnya pemerintahan kolonial etnis Tionghoa bergerak

menuju situasi- situasi yang membuat semakin langgengnya identitas

mereka.

Melalui kudapan Tahu yang dirintis oleh Bah Kacung dan disusul

oleh perusahaan Tahu yang lain seperti halnya Lym yang didirikan oleh

Liem Ga Moy dan Kau Long, serta merta kudapan tersebut digemari

semakin menempatkan mereka sebagai kelas atas yang mengontrol

sumber daya-sumber daya yang ada. Di mana dalam kajian selanjutnya

perajalan kuliner Tahu mampu memberikan kontribusi sejarah kuliner

kota Kediri yang melegenda.

C. Industrialisasi Masai Tahu Oleh Etnis Tionghoa Di Kota Kediri

Sejak tahun 1912 ketika Bah Kacung mulai merintis usahanya dalam

bidang industri kuliner serta merta memberikan pengaruh yang besar atas

perannya sebagai agen di Kota Kediri. Seperti yang pernah diungkap Giddens

(1984) bahwa agen dan agensi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan

dalam strukturasi. Agen dan agensi mengacu pada pemusatan tindakan yang di

dalamnya terdapat kekuasaan non normatif. Sumber daya yang dimiliki agen

merupakan gambaran bagaimana kekuasaan dijalankan dengan dukungan

ruang dan waktu yang membangun pengaruh makro terhadap struktur yang

sifatnya mengekang tapi se'oenarnya juga membebaskan. Perusahaan Tahu

Page 130: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kao Loung dan LYM ialah realitas konkrit atas strukturasi yang digagas oleh

seorang Giddens. Hal ihwal ruang dan waktu memang tidak bisa dilepaskan

dalam hal ini. Ada kekuasaan atas alokasi sumber daya ada juga pengaruhnya,

seperti dimulainya industrialisasi Tahu Etnis Tionghoa Kediri di bawah ini.

1. Mereka Yang Melihat "Pasar"

Sejak perusahaan Tahu Bah Kacung, Kao Loung dan Liem mulai

dikenal luas warga Kediri dan sekitarnya, pengaruh besar atas tindakan

mereka direalisasikan ketika kemudian banyak orang-orang Tionghoa yang

tinggal di sekitar mereka turut memberikan sokongan atas pengaruh yang

mereka sebarkan sendiri, yakni mendirikan perusahaan Tahu. Kini, di kota

Kediri ada sekitar dua puluh lima dengan lebih anak cabang perusahan

Tahu dengan yang berdiri guna melengkapi kebutuhan pasar akan animo

cindera mata para wisatawan baik luar kota maupun luar negeri. Seperti

halnya yang dikenal di Kediri selain tiga perusahaan Tahu di atas ialah

perusahaan Tahu POO, Mikimos, LTT, LTH, Soponyono, LKK, MING

dan lain sebagainya.

Tak satu pun para pengusaha Tahu etnis Tionghoa di kota ini yang

tidak melihat apa itu "pasar". Dalam melihat pasar tentu mereka tidak

sembarangan dalam mengidentifikasinya.Ada beberapa indikasi yang

hendak saya jelaskan di bawah ini.

Page 131: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Pengusaha Tahu Tionghoa Kediri Daiam Melihat Karakteristik

Pasar

Etnis Tionghoa perantauan di mana pun berada lebih tertarik

berbisnis guna menghidupi keluarganya daripada bekeija sebagai

pegawai swasta atau pegawai pemerintah.Demikian juga banyak negara

di mana etnis Tionghoa tinggal dianggap sebagai perantau sehingga

tidak berpeluang masuk dalam suatu sistem masyarakat atau institusi

pemerintahan.Di samping itu, di Asia Tenggara sebelum abad ke 20,

negara-negara Melayu masih didominasi oleh pemerintah kolonial

Belanda maupun Inggris. Fenomena tersebut menunjukka bahwa selama

masa pemerintahan kolonial, pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia

mengganggap etnis Tionghoa sebagai kelas menengah, sehingga dalam

masyarakat dapat membentuk suatu kasta dan masyarakat menjadi

terpisah antara etnis Tionghoa, kaum pribumi maupun bangsa Eropa

sebagai penjajah (Usman, 2009:229).

Sejalan dengan hal di atas, dalam mengidentifikasi pasar, etnis

Tionghoa yang mendirikan perusahaan l'ahu di kota Kediri memiliki

tradisi sendiri besadarkan kebudayaan mereka yang terkenal dengan

berdagangnya. Bagi mereka pasar merupakan hubungan kausalitas

antara output maupun input yang harus ditentukan dalam berdagang.

Umumnya konsentrasi perdagangan etnis Tionghoa yang

terutama mendirikan perusahaan Tahu ialah dalam lingkungan yang

Page 132: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sarna, Hal ini tentu saja akan terkait dengan bagaimana mereka

mambangun jaringan dan juga melakukan tindakan lobbying pada

sesama peneusaha Tahu maupun pekeijanya. Realitas sejarah mengenai

pola pemukiman yang digambarkan oleh peneliti di atas merupakan

salali satu alasan yang bisa dibilang akurat dalam mcnelisik akar

permasalahan mengapa etnis Tionghoa Kediri dalam berdagang

berkonsentrasi pada struktur masyarakat yang sama dengan mereka.

Seperti simakan wawancara di bawah ini bersama Cik Liu:

"Dari dulu hingga sekarang memang kita tidak pernah pindah dari sini mbak, karena sudah dari dulu kakek semenjak agresi memang bermukim di sini dan saya kira orang Tionghoa yang ada di sini juga memang sudah dari dulu ada." (Wawancara tanggal 31 Maretjam 14.58)

Menurut catatan sejarah pola perekonomian etnis Tionghoa yang

diungkap oleh Rani Usman (2009) ialah mereka juga lebih cenderung

merekrut pegawai yang rumah tinggalnya tidak berada jauh dengan

kompleks mereka.Menurutnya hal ini juga terkait masalah kepercayaan

dan ongkos produksi yang harus ditekan.

b. Pengusaha Tahu Tionghoa Kediri Dalam Membangun Jaringan

Etnis Tionghoa yang telah membudaya dengan aktivitas dagang

membuat mereka cepat berkembang dan maju terutama dalam bidang

Page 133: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bisnis.Bisnis etnis Tionghoa di perantauan sangat berhasil, karena pada

umumnya mereka ulet, rajin, lihai sekaligus dapat membentuk jaringan-

jaringan bisnis yang sangat sulit ditembus oleh bisnis etnis yang lain.

Jaringan bisnis mereka terbentuk ratusan tahun uan bahkan ribuan tahun

sehingga sampai abad ke 21 ini etnis Tionghoa perantauan masih sangat

ungguk dalam percaturan politik dagangnya (Usman, 2009:230).

Kao Cheng-Shu menyebutkan bahwa beberapa ilmuan telah

memperhatikan aspek ekonomi mikro dan sistem sosial mikro tersebut

(Greenhalgh, 1988; Hamilton dan kao, 1987, 1990; Lam, 1989; Lin, 1998;

Numazaki, 1987; Peng, 1989). Mereka menunjukkan pentingnya peran

keluarga dan jaringan hubungan antarpribadi merupakan kelembagaan

sosial yang menjadi dasar bisnis di Taiwan (Hamilton, 1996:11).

Para pebisnis etnis Tionghoa di Taiwan menurut penelitian para

ilmuan seperti Hamilton dan Numazaki menyebutkan bahwa jaringan

keluarga merupakan faktor penentu dalam suatu bisnis skala menengah

maupun skala kecil.Jaringan keluarga dibentuk atas dasar kepercayaan.

Demikian halnya kepercayaan pribadi juga sesuatu hal yang sangat

menentukan dalam organisasi bisnis.Jaringan-jaringan pribadi dalam

berbisnis sebagai suatu hal yang tidak tertulis namun terbentuk dengan

sendirinya dalam percaturan ekonomi etnis Tionghoa. Sebagaimana

penelitian Kao dan Numazaki, walaupun Taiwan sebagai negara

berkembang dan etnis Tionghoa sebagai penentu ekonomi, juga masih

Page 134: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berlaku hubungan keluarga dan hubungan pribadi dalam membangun

suatu sistem ekonomi.

Demikian juga jaringan antarpribadi sebagai penentu keberhasilan

etnis Cina. Jaringan pribadi yang dibarengi dengan kepercayaan pribadi

dibentuk atas dasar hubungan- hubungan dan relasi sosial yang

berlangsung sangat lama.Hubungan pribadi tersebut teijadi atas dasar

kepercayaan. Kepercayaan-kepercayaan terbentuk setelah adanya relasi

dan kontak sosial yang telah terseleksi dan teruji diakibatkannya kontak

sosial yang panjang, sekaligus membutuhkan jangka waktu yang tidak

ditentukan. Jaringan keluarga dan jaringan pribadi terbentuk, sebagai

budaya Tionghoa yang sangat menghargai keluarga keluarga sebagao

induk dari pembentukan budayanya. Fenomena menunjukkan bahwa etnis

Tionghoa sebagai bangsa Asia sangat maju dibentuk oleh jaringan marga.

Dalam suatu masyarakat yang memakai nama marga menunjukkan

hubungan kekerabatan sesama keluarga menjadi suatu keluarga besar.

Dalam kepemimpinannya pun keluarga adalah sebagai penentuk

kebijakan, terutama dalam berbisnis. Keluarga, terutama ayah adalah

ujung tombak yang membawa suatu perusahaan itu berhasil dan

berkembang.

Di samping itu etnis Tionghoa yang dikenal senang merantau dan

berbisnis dapat membentuk suatu jaringa perusahaan yang bertalian atau

suatu kelompok bisnis yang disebut guanxiqiye. Numazaki menyebutkan

Page 135: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

istilah di atas mengacu pada sebuah kelompok perusahaan yang memiliki

sesuatu yang sama. sesuatu ini biasanya berupa kelompok kecil pemilik

manajer yang terikat erat oleh hubungan kekerabatan, pernikahan dan

ikatan-ikatan sosial lainnya. Guanxiqiye merupakan kelompok perusahaan

yang diikat oleh jaringan berbagai guanxi atau relasi dan koneksi

(Hamilton, 1996:24).

Numazaki seorang peneliti di Taiwan menyebutkan bahwa

hubungan Guanxiqiye sebagai penentu dalam pembentukan perusahaan

dan pengembangan organisasi ekonomi. Hubungan dan koneksi tersebut

dibentuk bedasarkan modal kelarga, politik, relasi sosial maupun jaringan

sosial lainnya. Hubungan modal yang dibentuk oleh guanxiqiye diikat

oleh kontrak dan atas peijanjian serta kepercayaan pribadi. Hubungan

modal misalnya, dalam suatu perusahaan dianggap sudah mapan, maka

perusahaan tersebut mengembangkan dan membentuk cabang di daerah

untuk ekspansi perusahaan. Relasi dan koneksi tersebut bukan saja terdiri

atas peijanjian semata, tetapi mempunyai hubungan khas seperti

hubungan antara ayah dan anak, atau hubungan keija yang sudah

berlangsung lama.

Bentuk standar usaha bisnis yang besar di kalangan orang

Tionghoa perantauan adalah konglomerat. Cushman (1986) menyebutkan

bahwa konglomerat ini sebagai kelompok perusahaan Tionghoa yang

didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan multicompany (terdiri atas

Page 136: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

banyak anak perushaan) yang berada di bawah kendali kewiraswastaan

dan keuangan yang sama, dengan modal dan manajer-manajer tingkat

tingginya diambil dari sumber- sumber yang tidak terbatas dalam suatu

keluarga. Kegiatan- kegiatan (kelompok ini) sering diintegrasikan secara

vertical dan modalnya disediakan oleh lembaga-lembaga keuangan sendiri

(Ch'ng, 1995:5-6).

Sehubungan dengan perilaku bisnis (membangun jaringan) etnis

Tionghoa di Kediri yang berkonsentrasi di jalan Pattimura dan Yos

Sudarso terdiri atas banyak bidang yang digelutinya. Etnis Tionghoa yang

berkembang di Kediri sejak awalnya sebagai pengrajin dan berbisnis.Etnis

Tionghoa di Kediri bergerak di bidang bisnis kuliner yang pada umumnya

adalah Tahu, masakan oriental yang mengandung lemak babi, alat-alat

listrik dan lain-lain.

Etnis Tionghoa yang berbisnis di kota Kediri umumnya adalah

bisnis keluarga. Keluarga dalam bisnis etnis Tionghoa merupakan sesuatu

yang mutlak penting. setiap pertokoan atau bisnis etnis Tionghoa, tokoh

ayah bagi mereka merupakan manajer dan sosok ibu sebagai wakil. Ayah

sebagai tonggak bisnis etnis Tionghoa di Kediri. Fenomena tersebut

sangat dapat diamati pada seluruh politik bisnis Tionghoa di Kediri.

Realitas tersebut seperti terlihat pada perusahaan Tahu Soponyono.

Sebagai salah satu perusahaan Tahu yang terkenal dan laris di Kediri

dalam mekanisme penjalanan usahanya dikelola oleh ayah sebagai bos

Page 137: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan sang ibu mengawasi perilaku anak buah. Peneliti sering mengamati

perusahaan tahu Soponyono, bahwa setelah ayah dan ibunya, anaknya

berperan dalam mengawasi kinerja anak buah yang pada umumnya

pribumi agar dapat bekeija dengan baik. Ayah sebagai bos dan ibu

sebagai wakil serta anak- anaknya selain berlatih bekerja sekaligus dapat

menjaga kelancaran organisasi bisnis keluarganya.

Fenomena tersebut membuktikan bahwa keluarga adalah segala-

galanya. Dengan kata lain, perilaku dalam membangun jaringan ini

memang berorientasi pada budaya Tionghoa yang sangat cinta pada

leluhurnya. Bisnis etnis tionghoa yang berkembang di Kediri bernuansa

keluarga. Artinya keluarga, ayah sebagai kunci dari kebijakan perusahaan,

dan istrinya sebagai waki kemudian disusul anaknya sebagai yang juga

berkecimpung di dunia bisnis itu.

Semua bisnis Tionghoa yang ada di kota Kediri berkembang

adalah keluarga. Akan tetapi istri yang berperan sebagai wakil juga

memiliki peran dalam menentukan kebijakan perusahaan. Bisnis etnis

Tionghoa yang ada di kota Kediri berkembang bedasarkan relasi keluarga.

Biasanya setelah anak-anak mereka telah cukup pengalaman bekerja

dengan orang tua masing-masing, suatu saat mereka akan membuka dan

mengembangkan bisnis leluhur mereka yang bergulat dalam dunia

kuliner, khususnya Tahu.

Page 138: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut pengamatan kedua, peneliti mencoba untuk mengamati

perusahaan Tahu LTH juga menunjukkan hal yang sama. Ayah sebagai

manajer yang setiap saat ada di toko dan istrinya sebagai wakil juga sama-

sama mengawasi perusahaannya. Di perusahaan Tahu LTH, 90%

memperkerjakan etnis Jawa sebagai karyawan dan buruh.Perilaku bisnis

dalam membangun jaringan ini menunjukkan relasi bisnis terutama

dengan karyawannya adalah dengan merekrut sebanyak-banyaknya etnis

Jawa yang tinggal tidak jauh dari kompleks pecinan tersebut untuk

melancarkan bisnis mereka sebagai teman bisnisnya maupun demi

keamanan. Seperti wawancara yang dilakukan oleh pak Jarwo di bawah

ini:

"Saya ikut LTH itu sudah 17 tahun mbak, rumah saya kan di Pandean, jadi ya dekat kalau bekeija, tinggal jalan kaki saja. Dan saat pertama kali saya masih bujang bekerja di sana dulu diajak oleh Pak Dhe. Pak Dhe memang sudah lama ikut sama cina LTH itu."

(Wawancara tanggal 27 Maret jam 19.10)

Begitulah masyarakat etnis Tionghoa Kediri yang membentuk

jaringan bisnisnya bedasarkan ikatan keluarga yang kuat. Iklim perbisnisan

ini jugalah yang nantinya akan bertujuan arif untuk mempertahankan

kelanggengan identitas keetnisan yang menunjang entah dalam aspek

ekonomi, sosial, politik maupun jati diri. Bagi mereka, keluarga adalah

Page 139: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

segalanya.Keluarga dalam keyakinan etnis Tionghoa Kediri merupakan

bentuk identitas yang langgeng.

D. Politik Identitas KcctnisanUntuk Ruang Kota

Giddens (1991) identitas terbentuk oleh kemampuan untuk

melanggengkan narasi tentang diri, sehingga membentuk suatu perasaan terus-

menerus tentang kontinuitas biografis. Cerita mengenai identitas berusaha

menjawab sejumlah pertanyaan kritis. Individu berusaha mengkonstruksi suatu

narasi identitas koheren di mana siri membentuk suatu lintasan perkembangan

dari masa lalu sampai masa depan yang dapat diperkirakan (Giddens,

1991:75).

Pendapat Giddens sesuai dengan perspektif awam kita tentang

identitas, sebab ia memaparkan bahwa identitas diri ialah apa yang kita

pikirkan tentang diri kita sebagai individu. Selain itu, dia juga berpendapat

bahwa identitas bukan merupakan kumpulan sifat-sifat yang kita miliki;

identitas bukanlah sesuatu yang kita miliki, ataupun entitas atau bendayang

bisa kita tunjuk. Agaknya identitas adalah cara berflkir tentang diri kita.

Namun yang kita pikir tentang diri kita berubah dari situasi ke situasi yang lain

menurut ruang dan waktunya, itulah sebabnya Giddens menyebut identitas

sebagai proyek. Yang dia maksud adalah bahwa identitas merupakan sesuatu

yang kita ciptakan, sesuatu yang selalu dalam proses, suatu gerak berangkat

Page 140: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketimbang kedatangan. Proyek identitas membentuk apa yang kita pikir

tentang diri kita saat ini dari sudut situasi masa lalu dan masa kini kita,

bersama dengan apa yang kita pikir kita inginkan, lintasan harapan kita ke

depan.

Meski identitas-diri bisa dipahami sebagai proyek atas diri kita, kita

telah memahami bahwa kita lahir di dunia yang mendahului kita. Kita belajar

menggunakan bahasa yang telah digunakan sebelum kita datang dan kita

menjalani hidup kita dalam konteks hubungan sosial dengan orang lain.

Singkatnya, kita terbentuk sebagai individu dalam proses sosial dengan

menggunakan materi-materi yang dimiliki bersama secara sosial. Biasanya ini

dipahami sebagai sosialisasi atau atkulturasi. Tanpa akulturasi kita tidak akan

menjadi orang sebagaimana yang telah kita pahami dalam kehidupan sehari-

hari.

Sedikit menelisik lebih dalam tentang singgungan anatara politik

identitas dengan konstruksi ruang kota, bahwasannya ruang kota yang kita

pahami sekarang tak serta merta merupakan suatau tatanan yang langsung ada.

Politik identitas merupakan sumber daya yang bisa dialokasikan guna

membangun strukturkota mikro yang kemudian berkembang bedasarkan

dukungan ruang dan waktu. Ruang kota ialah representasi atas akulturasi yang

melibatkan relasi sosial, politik peran, identitas serta alam. Saat itulah struktur

kota yang mikro bersinergi dengan akulturasi yang melibatkan aspek-aspek

relasi sosial yang universal yang selanjutnya mampu digambarkan sebagai

Page 141: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tatanan ruang kota yang bercirikhas. Di bawah ini akan peneliti sajikan

beberapa paparan tentang identitas keetnisan dalam hal ini etnis Tionghoa di

Kediri sebagai alokator sumber daya dalam membentuk ruang kota yang

bercitrakan.

1. Identitas Etnis Sebagai Proyek; Isu Di Kediri

Berbicara mengenai identitas sungguhlah menjadi topik yang

menarik untuk dibicarakan.Identitas menurut Giddens (1991) merupakan

manifestasi daripada pelanggengan diri yang telah diartikulasikan dalam

kenyataan sosial.Setiap individu pastilah memiliki identitas.Identitas

cenderung berperan sebagai penggerak yang mengarahkan individu-

individu membangun kesadaran kolektif budaya dan sosialnya.Identitas

juga menjadi wadah di mana proyeksi atas sumber daya dan kekuasaan

berkibar.Di bawah ini akan peneliti jabarkan mengenai identitas etnis yang

dijadikan proyek dalam kasus yang ada di kota Kediri.

Bila kita melangkahkan sejenak kaki ini untuk mengembara di kota

Kediri, maka nuansa yang akan kita rasakan sebagai awam ialah suatu

gambaran kota kecil yang tak terlalu ramai tapi memiliki budaya kuliner

yang cukup kental, yakni Tahu. Dan dari sepanjang kita melakukan

pengamatan, toko-toko yang menjual Tahu pasti didominasi oleh etnis

Tionghoa.Gambaran di atas menunjukkan bahwa dalam pencitraan identitas

suatu etnis ternyata terdapat kekuatan politik dan ekonomi yang dirangkum

dalam sumber daya tidak menutup kemungkinanterlibat dalam

Page 142: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengkonstruksian citra dalam suatu tatanankota. Sentimen awam tentang

kota Kediri yang dikenal sebagai kota Tahu muncul atas uraian di atas.

Uraian berikut ini akan memaparkan fenomena budaya yang sekarang ini

berkembang yang berkaitan dengan konstruksi identitas etnis, yakni

persoalan proyek politik identitas.

Bila kita membicarakan masalah identitas diri sebagai proyek, tentu

kita ingat tentang gagasan Giddens (1991) yang mengangkat mengenai

lintasan pembentuk mengenai apa yang kita pikir tentang diri kita saat ini

dari sudut situasi masa lalu dan masa kini kita. Tak semata-mata proyek

tentang pribadi itu beijalan dengan selonggarnya, ia adalah stimulus dari

ruang dan waktu. Karena ruang dan waktulah yang membentuk jati diri,

peluang untuk menciptakan potensi dan legitimasi.

Di Kediri, etnis Tionghoa dan budaya yang mereka usung adalah

rintisan dari sebuah peijalanan kota. Budaya yang dimaksud di sini

yaitumengarah pada kuliner Tahu yang telah melembaga dalam kehidupan

mereka selama beribu-ribu tahun.Proses universal yang menyangkut

akulturasi relasi sosial, politik peran dan alokasi sumber daya baik fisik

maupun non fisik menjadikan mereka mampu bertahan di atas suatu tatanan

masyarakat yang memiliki kebudayaan yang beda sama sekali.

Namun inilah adanya identitas, bagi masyarakat Tionghoa Kediri

mereka adalah kharisma agung yang dilanggengkan melalui penganan yang

umat manusia sebut sebagai Tahu.Semua orang mengenai tahu dan banyak

Page 143: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang di pelosok negeri ini yang menggemarinya termasuk orang

Kediri.Dari saat pertama kali seorang Bah Kacung yang seorang etnis

Tionghoa perantauan membuka perusahaan tah, memungkinkan adanya

suatu perubahan struktur sosial yang memberikan praktek-praktek baik

sosial maupun ekonomi yang sifatnya rekursif.

Politik identitas keetnisan mula-mula muncul dan digambarkan

dengan tindakan mereka setiap harinya. Politik identitas keetnisan

memberikan mereka ruang-ruang untuk bergerak dalam struktur kota yang

lambat laun menata citra, di mana kemudianhal tersebut dibangun oleh

publik yang di dasarkan atas aktualisasi politik jati diri yang sangat kental

dengan identitas.

2. Kota Kediri Yang Terbangun Identitasnya

Kota Kediri kini tengah beijaya dengan citranya sebagai kota Tahu.

Pemaparan luas di atas secara rinci memberikan gambaran detail bagaimana

representasi seorang agen yang aktif memberikan pengaruh terhadap

lingkungan sekitarnya dalam hal ini kudapan Tahu dan membentuk alur

pikir masyarakat yang mencintai Tahu.

Dari satu agenmenjadi beberapa agen yang turut mencurahkan

segenap sumber dayanya telah membuka kemungkinan pembaharuan serta

pembebasan struktur yang selalu mengekang. Di Kediri, etnis Tionghoa

menjadi tonggak peijuangan lika-liku pencitraan kota.

Page 144: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mulanya, Tahu menjadi kudapan masyarakat yang tinggal di sekitar

Bah Kacung saja, namun ketika Bah Kacung telah sukses menunjang bisnis

dengan alokasi sumber daya yang arif kini banyak ditemukan etnis

Tionghoa lainnya yang turut membuka perusahaan Tahu di Kediri.

Masyarakat yang dibangun cita rasanya melalui penganan Tahu melampaui

beberapa proses yang tak beijalan sebentar. Animo atau keturutsertaan

masyarakat Kediri adalah bagian yang tak terpisahkan atas pelanggengan

identitas yang di dalamnya mengaitkan alur kehidupan perkotaan yang

bercirikhas.

Masyarakat yang menjadi bagian dari kota adalah suatu gejala yang

tak dapat dipisahkan dari pola interaksinya. Maksud dari pernyataan di atas

bahwasannya pola interaksi manusia yang hidup di dalamnya akan

menghasilkan produk khas kota yang sifatnya universal. Interaksi mengikat

orang-orang yang terlibat di dalamnya kian membentuk sebuah tatanan

yang arif dalam aktualisasinya.

Demikan halnya di Kota Kediri, interaksi yang dibangun oleh warga

lokal dengan etnis Tionghoa melalui berbagai macam eara termasuk dengan

pendekatan budaya dalam hal ini kuliner Tahu merupakan titik awal

peijalan kota dengan produk budaya yang khas dan dikenal oleh masyarakat

luas. Inilah Kedriri, inilah kota Tahu.

Page 145: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Menalar Teori Strukturasi Giddens

Kita akan memahami teori Giddens dengan setidaknya mempelajari

pandangan-pandangannya untuk kedua teori yang sudah disampaikan

sebelumnya, yakni fungsionalisme dan strukturalisme. Yang paling inti dalam

memahami strukturasi Giddens adalah kritik kerasnya atas gejala dualisme

yang melekat dalam berbagai teori khususnya dua teori di atas. Ia tidak setuju

dengan dualisme struktur dan pelaku, namun ia lebih menekankan apa yang ia

sebut dengan dualitas. Atas fakta struktur dan pelaku bukanlah sesuatu yang

saling menegasikan atau bertentangan, tapi keduanya saling

mengandaikan.Dalam memahami pemikiran Giddens, minimal kita bisa

berangkat dari dua pokok pembicaraan. Pertama, ialah agen (agent)dan struktur

(structur), kedua ialah ruang (space) dan waktu (time) (Arif dalam Jelajah

Budaya, 2010).

1. Agen dan Struktur

Inilah kritik paling menonjol dalam gagasan strukturasi Giddens.Ia

mengritik keras gagasan tentang hubungan keduanya yang selalu dilekati

dengan dualisme sebagai pokok analisis sosiologi dalam berbagai

teori.Baginya, analisis sosial semestinya menekankan pada aspek dualitas

keduanya, bukan dualisme.Bahwa pelaku dan struktur berhubungan

memanglah tak disangkal.Tapi bagaimana keduanya berkaitan dalam

Page 146: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbagai perilaku sosial, itulah yang harus dipersoalkan.Apakah pelaku dan

struktur berhubungan dengan mengedepankan perbedaan (tegangan atau

pertentangan) atau dualitas (timbal balik)? Ilmu sosial, menurut Giddens,

selama ini dikuasai pandangan dualisme vis a vis. Ia menolak itu dan

mengenalkan hubungan keduanya dalam gagasan dualitas. Pelaku dan

struktur berhubungan timbal balik atau saling mengandaikan.

Pelaku adalah orang-orang yang kongkrit dalam arus kontinu

tindakan dan peristiwa di dunia. Struktur dalam pengertian Giddens

bukanlah totalitas gejala, bukan 'kode tersembunyi' khas strukturalisme,

cara produksi marxis serta bukan sebagian dari totalitas gejala khas

fungsionalisme.Struktur adalah aturan {rules) dan sumberdaya {resource)

yang terbentuk (dan membentuk) dari perulangan praktik sosial.Dualitas

struktur dan pelaku merupakan hasil sekaligus sarana suatu praktik sosial

(Priyono, 2002).Praktik sosial yang seperti inilah yang seharusnya menjadi

pokok pembahasan dalam analisis sosial.Dari pengertian seperti inilah teori

stukturasi dibangun. Teori strukturasi sendiri mengandaikan sebuah proses

yang teijadi dan memungkinkan teijadinya perulangan untuk membentuk

perilaku sosial. Dalam hal ini Giddens menyebutnya sebagai reproduksi

sosial yang di dalamnya tanpa memisahkan struktur dan sistem. Reproduksi

merupakan hasil dalam proses stukturasi.

Perilaku sosial inilah yang semestinya menjadi obyek utama kajian

ilmu sosial, bukan struktur atau pelaku secara terpisah.Praktik sosial di atas

Page 147: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bisa direfleksikan dalam negosiasi agen dalam hal ini Bah Kacung dan

lingkungan sekitar dengan berbagai macam norma- normanya.Dualitas yang

dimaksud terletak pada struktur yang menuntun pelaku sebagai sarana

(medium dan resources) dan menjadi pedoman praktik sosial di berbagai

tempat. Sesuatu yang mirip 'pedoman' atau prinsip-prinsip 'aturan' itu

merupakan sarana dalam melakukan proses perulangan tindakan sosial

masyarakat. Giddens menyebut hal itu sebagai strukturasi.

2. Ruang dan Waktu

Ruang dan waktu adalah pokok sentral lain dalam teori strukturasi.

Tidak ada tindakan perilaku sosial tanpa ruang dan waktu.Ruang dan waktu

menentukan bagaimana suatu perilaku sosial teijadi.Mereka bukan semata-

mata arena atau panggung suatu tindakan teijadi sebagaimana dipahami

dalam teori-teori sosial sebelumnya. Mereka adalah unsur konstitutif dalam

proses tindakan itu sendiri. Dengan mengadaptasi filsafat waktu Martin

Heidegger, Giddens menegasikan bahwa ruang dan waktu semestinya

menjadi bagian integral dalam ilmu sosial (Arif dalam Jelajah Budaya,

2010).

Tidak mungkin bila struktur memberikan peluang bagi agen untuk

mengalokasikan sumber dayanya tanpa iringan dari ruang dan waktu.Ruang

dan waktu merupakan andil bagi pelanggengan identitas seorang agen

dalam mengaktualisasikan dominasi dan legitimasinya guna mengubah

Page 148: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

struktur melalui praktek-praktek sosialnya sehingga reproduksi sosial

tercipta.

Penelitian yang telah penulis lakukan selama hampir empat bulan

memberikan relevansi teori stukturasi Giddens yang signifikan.Bila

Giddens hanya berpaku pada pendiriannya soal praktek-praktek sosial,

konformitas dengan Baudrillard mungkin mampu memunculkan

kompleksitas yang menarik untuk ditelisik. Dalam kritiknya terhadap Marx,

ia menegaskan bahwa bukanlah produksi, namun konsumsi lah yang

merupakan basis suatu tatanan sosial.

Bilamana teori strukturasi Giddens yang berkutat dengan definisi-

definisi sosialnya, tak demikian halnya dengan pendapat penulis yang

menyatakan bahwa teori strukturasi ternyata juga dapat diaktualisasikan

dalam tindakan-tindakan ekonomi.Hal ini dirfleksikan melalui bagaimana

etnis Tionghoa di Kediri yang mendirikan perusahaan Tahu dalam

membangun jaringannya.Di mana mereka lebih mengutamakan jaringan

keluarga dalam menyelaskan tindakan ekonominya.

Kemudian pendapat Baudrillad diaktualisasikan ketika konsumsi

Tahu yang mulai menarik perhatian warga Kediri memunculkan basis

tatanan sosial yang baru serta memiliki ciri khas yang sangat kuat, yang

mana dukungan ruang dan waktu menjadi pelanggeng proses penciptaan

tatanan sosial, tak hanya domestik keluarga namun juga sumbangsih untuk

kota Kediri.

Page 149: ETNIS TIONGHOA, TAHU DAN KOTA (Terbangunnya Identitas Kota Kediri)/Etnis... · Tionghoa, Tahu dan kota dalam kontribusinya sebagai pembentuk identitas kota Kediri yang dibingkai dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yang terakhir peneliti hendak sekali lagi menegaskan bahwa politik

jati diri tak akan mampu ditularkan dominasi dan legitimasinya bilamana

penyelarasan praktek-praktek sosial tidak diiringi oleh dukungan ruang dan

waktu yang bisa dikatakan deterministik.