etiologi eklamsia

6
Etiologi Eklamsia Etiologi Etiologi dari pre-eklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: o sebab bertambahnya frekuensi pada primigravidas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa o sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan o sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus o sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan- kehamilan berikutnya o sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria,kejang, dan koma

Upload: munawirsyam

Post on 12-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Etiologi Eklamsia

TRANSCRIPT

Page 1: Etiologi Eklamsia

Etiologi EklamsiaEtiologi Etiologi dari pre-eklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:o sebab bertambahnya frekuensi pada primigravidas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosao sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilano sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uteruso sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnyao sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria,kejang, dan koma

Page 2: Etiologi Eklamsia

• ) Penatalaksanaan pengobatan1. Sufas magnisikusInjeksi MgSO4 20% dosis 4 gr intravena perlahan-lahan selama 5-10 menit, kemudian disusul dengan suntikan intramuskuler dosis 8 gr.Jika tidak ada kontraindikasi suntikan i.m. diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam. Pemberian ini dilakukan sampai 24 jam setelah konvulsi berakhir atau setelah persalinan, bila tidak ada kontraindikasi(pernafasan, refleks dan diuresis). Harus tersedia kalsium glukonas sebagaai ntidotum.Kegunaan MgSO4 adalah :o Mengurangi kepekaan syaraf pusat untuk mencegah konvulsio Menambah diuresis, kecuali bila ada anuriao Menurunkanp ernafasany ang cepat2. Pentotal sodiumo Dosis inisial suntikan intravena perlahanJahan pentotal sodium 2,5% sebanayk 0,2-0,3 gr.o Dengan infus secara tetes (drips) tiap 6 jam :- I gr pentotal sodium dalam 500 cc dektrosa l0%- ½ gr pentotal sodium dalam 500 cc dekhosa 10%- ½ gr pentotal sodium dalam 500 cc dektrosa 5%- ½ gr pentotal sodium dalam 500 cc dektrosa 5% (selama 24 jam)Kerja pentotal sodium : menghentikan kejang dengan segera. Obat ini hanya diberikan di rumah sakit karena cukup berbahaya menghentikan pernafasan (apnea).3. Valium (diazepam)Dengan dosis 40 mg dalam 500 cc glukosa l0% dengan tetesan 30 tetes permenit. Seterusnyad iberikan setiap 2 jam l0 mg dalam infus atau suntikan intramuskuler, sampai tidak ada kejang.Obat ini cukup aman.4. Litik koktil (Lytic coctail)Ada 2 macam kombinasi obat:o Largactil (100 mg) + Phenergen (50 mg) + Pethidin (100 mg)o Phetidin (100 mg) + Chlorpromazin (50 mg) * Promezatin (50mg)Dilarutkan dalam glukosa 5% 500 cc dan diberikan secara infuse tetes intraven4 jumlah tetesan disesuaikan dengan serangan kejang dan tensi penderita.5. Sfoganoff1. Pertama kali morfin 20 mg subkutan2. ½ jam setelah 1 MgSO4 15% 40 cc subkutan3. 2 jam setelah 1 morfin 20 mg subkutan4. 5½ jam setelah 1 MgSO4 15% 20-40 cc subkutan5. 11½ jam setelah 1 MgSO4 15% 10 cc subkutan6. 19 jam setelah 1 MgSO4 15% 10 cc subkutanLama pengobatan 19 jam, cara ini sekarang sudah jarang dipakai.g) Pemberian antibiotikaUntuk mencegah infeksi diberikan antibiotika dosis tinggi setiap hari Penisilin prokain 1,2-2,4 juta satuan

h) Penanganan obstetrikSetelah pengobatan pendahuluan, dilakukan penilaian tentang status obstetrikus penderita : keadaan janin, keadaan serviks dan sebagainya.Setelah kejang dapat diatasi, keadaan umum penderita diperbaiki, direncanakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat jalannya persalinan dengan cara yang aman.1. Kalau belum inpartu, maka induksi partus dilakukan setelah 4 jam bebas kejang dengan atau tanpa amniotomi2. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau ekstraksi forceps. Bila janin mati embriotomi.3. Bila serviks masih tertutup dan lancip (pada primi), kepala janin masih tinggi, atau ada kesan disproporsi sefalopelvik atau ada indikasi obstetrik lainnya sebaiknya dilakukan seksio sesarea (bila janin hidup). Anestesi yang dipakai local atau umum dikonsultasikan dengan ahli anestesi.

i) Bahaya yang masih tetap mengancam1. Perdarahanp ostpartum2. Infeksi nifas3. Trauma pertolongan obstetrik

Page 3: Etiologi Eklamsia
Page 4: Etiologi Eklamsia

Penanggulangan

Tujuan pertama pengobatan eklamsia adalah menghentikan kejangan,mengurangi vasopasmus,dan meningkatkan diuresis. Dari pada itu, pertolongan yang diberikan jika timbul kejangan ialah mempertahankan jalan pernafasan bebas, menghindarkan tergigitnya lidah,pemberian oksigen,dan menjaga agar penderita tidak mengalami trauma. Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejangan lagi yang selanjutnya mempengaruhi gejala-gejala lain, dapat diberikan beberapa obat misalnya:

Page 5: Etiologi Eklamsia

• Sodium pentothal sangat berguna untuk menghentikan kejang, diberikan secara intravena.dosis inisialdapat diberikan sebanyak 0,2-0,3 g.

• Sulfas magnesicus yang mengurangi kepekaan saraf pusat pada hubungan neuromuskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan saraf. Obat ini menyababkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan deuresis, dan menambah aliran darah keuterus. Dosis inisial yang diberikan dalam 8 g dalam larutan 40% secara IM, selanjutnya tiap 6 jam 4 g.

• Lytic cocktail terdiri atas petidin 100 mg,klorpromazin 100 mg, dan prometazin 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5% 500 ml. Diberikan secara infus intravena.

Page 6: Etiologi Eklamsia

Tindakan medik Setelah kejangan dapat diatasi dan keadaan umun

penderita diperbaiki, maka dapat direncanakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan dengan cara yang aman. Dilakukan dengan seksio sesaria atau dengan induksi persalinan per vaginam, hal tersebut tergantung dari banyak faktor, seperti keadaan serviks, komplikasi obstetrik, paritas, adanya ahli anastesi dsb.