etika teknik

Upload: christopher-balalembang

Post on 08-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Etika Teknik

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN CATUR KARSA SAPTA DHARMA DALAM PROFESI TEKNIKINDUSTRIOleh:

    (Christopher Nehemia Balalembang - 120606796)

    ...sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besarbagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan keahlianinsinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan

    etika yang berlaku

    (Sritomo W.Soebroto. Sains & Teknologi : Tanggung Jawab Moral - SosialInsinyur)

    CATUR KARSA DAN SAPTA DHARMACatur Karsa dan Sapta Dharma merupakan kode etik insinyur Indonesia yang

    dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Persatuan Insinyur Indonesiasendiri adalah organisasi engineer pertama di Indonesia yang didirikan oleh Ir. DjuandaKartawidjaja dan Dr. Rooseno Soeryohadikoesoemoe pada tanggal 23 Mei 1952 diBandung. Seluruh insinyur yang berdomisili di Indonesia secara tidak langsung beradapada naungan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), sehingga seluruh insinyur yangberada di Indonesia harus menjalankan kode etik insinyur Indonesia.Persatuan Insinyur Indonesia sendiri dalam merumuskan dan menyusun Kode EtikInsinyur Indonesia terdiri dari dua bagian, yaitu Prinsip-Prinsip Dasar yang terdiri dari 4bagian (Catur Karsa) dan Tujuh Tuntutan Sikap (Sapta Dharma).4 Prinsip-prinsip dasar (Catur Karsa):1. Mengutamakan keluhuran budi.2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan

    kesejahteraan umat manusia.3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai

    dengan tugas dan tanggung-jawabnya.4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional

    keinsinyuran.

    7 Tuntunan Sikap (Sapta Dharma):1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan

    kesejahteraan masyarakat.2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-

    jawabkan.4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan

    dalam tanggung-jawab tugasnya.5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan

    kemampuan masing- masing.6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan

    martabat profesi.7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

  • PENERAPAN KODE ETIK DALAM PROFESI TEKNIK INDUSTRIProfesi Teknik Industri merupakan salah satu profesi yang sentral dalam

    aplikasinya, dimulai dari aras mikro (lantai produksi) hingga dengan aras makro (sistemindustri dan lingkungannya). Apalagi saat ini melihat tren dalam beberapa dekadeterakhir profesi teknik industri tidak lagi dibatasi dalam skala kecil, namun lebih keskala besar. Sebagai contohnya jika awalnya studi pengukuran kerja lebih difokuskanpada statsiun-stasiun kerja, teknik industri modern saat ini lebih banyak diperlukandalam pengukuran produktivitas dan kinerja secara makro organisasi atau perusahaanuntuk mengukur kondisi produktivitas dan profitabilitas dari organisasi/perusahaantersebut. Teknik industri modern lebih banyak dilibatkan untuk menyelesaikanpersoalan - persoalan yang berkaitan dengan perencanaan strategis dan pengambilankeputusan strategis pada tingkat manajemen puncak (top manager). Dalampengambilan keputusan, terdapat 3 hal utama yang harus diperhatikan, yaitu : Attitude,Knowledge, dan Know-how.

    Persoalan-perosalan yang dihadapi oleh seorang lulusan teknik industri, lebihbanyak berdasarkan pada attitide dan perilaku intelektual dari pada kemampuanteknis/enjineering. Sehingga attitude berpikir dan perilaku intelektual harusdiperhatikan lebih baik lagi.

    Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Tim Studi Pokja ProgramProfesi Insinyur-PII pada tahun 2000 yang menghasilkan 6 kesenjangan yang cukupsignifikan antara harapan serta persepsi masyarakat industri dan bisnis dengankompetensi lulusan Perguruan Tinggi Teknik, yaitu

    a. kemampuan untuk berperan/berfungsi dalam tim kerja multi disiplin,b. kemampuan mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecah kan

    masalah-masalah engineering,c. kesadaran akan kebutuhan untuk memenuhinya dalam proses belajar

    sepanjang hayat,d. kemampuan berkomunikasi dengan efektif,e. pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional,f. kemampuan merancang suatu sistem, komponen, proses dan metode untuk

    memenuhi kebutuhan yang diinginkan.Modernisasi dan globalisasi menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam profesi

    teknik industri. Persoalan-persoalan yang dihadapi akan semakin kompleks dandampak yang dihasilkan menjadi lebih luas. Keputusan yang diambil dalampengambilan keputusan dan kebijakan oleh seorang teknik industri tidak terlepas daridampak sosial. Kode etik yang ada (Catur Karsa Sapta Dharma) harus menjadi tolakukur dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada keahlian engineering yangdimiliki oleh seorang lulusan teknik industri.

    Dalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya, seorang insinyur akanterlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan tujuan danprinsip-prinsip komersial yang mengarah pada pencarian keuntungansebanyak-banyaknya. Namun, sebagai profesi teknik yang memiliki idealisme dantanggungjawab yang besar pada kelangsungan hidup manusia maka haruslah tetapmengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku, tidak terkecualikode etik yang sudah ada (Catur Karsa Sapta Dharma).

    Banyak contoh kasus yang melibatkan pelanggaran kode etik dimana perusahaanyang tidak mengindahkan nilai moral, etika dan hukum pada akhirnya terjerembab,terpuruk serta bangkrut secara memalukan. Contoh kasusnya pada perusahaan Enron

  • dimana terjadi pemalsuan laporan keuangan dan akhirnya perusahaan ini menjadibangkrut yang mengakibatkan penurunan harga saham dipasar keuangan global.

    Namun tidak semua dari perusahaan menjadi bangkrut akibat melanggar dari kodeetik yang sudah ada namun terdapat sanksi moral yang harus diterima daripelanggaran kode etik tersebut.

    KESIMPULAN DAN SARANProfesi teknik industri, sebagai profesi yang sentral harus mengutamakan kode

    etik yang ada (Catur Karsa Sapta Dharma), hal ini dikarenakan resiko dan dampakyang dihasilkan dari pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dari profesiteknik industri sangat luas, dimulai dari aras mikro (lantai produksi) hingga aras makro(perusahaan/organisasi dan lingkungan). Belum lagi melihat globalisasi danmodernisasi yang semakin menggiat beberapa tahun terakhir, persoalan yang akandihadapi oleh profesi teknik industri akan semakin banyak dan kompleks.

    Pengetahuan, pemahaman dan implementasi akan kode etik dari PII (Catur KarsaSapta Dharma) sangat diperlukan untuk menjamin akan kepentingan dari masyarakatsecara umum dan industri dan profesi secara khusus.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sritomo W.Soebroto , Sains & Teknologi : Tanggung Jawab Moral - Sosial Insinyur.Jurnal Ilmiah Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

    Ir. Sasmito Oetomo, Etik Profesi (Engineering Ethics), Slide presentasi sharingKursus Pembinaan Profesi Insinyur Jasa Konstruks (KPPIJK)

    http://siezwoyouye.blogspot.com/2014/11/kode-etik-profesionalisme-dan-kode-etik.html diakses tanggal 12 Juni 2015http://caloninsinyur-rendi.blogspot.com/2014/11/etika-profesi-insinyur.html diaksestanggal 12 Juni 2015https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/diakses tanggal 12 Juni 2015http://habibierazak.com/2013/08/kode-etik-insinyur-indonesia-dan-seberapa-jauh-pengaruhnya-terhadap-profesi-keinsinyuran-dan-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/diakses tanggal 12 Juni 2015http://pii.or.id/overview/kode-etik/ diakses tanggal 12 Juni 2015