etika perawatan lansia

54
Etik dan Hukum Kep. Gerontik By : Qurotul a’yun,S.Kep.,Ns

Upload: unmer-surabaya-n-smk-roudlotul-hikmah

Post on 23-Jun-2015

798 views

Category:

Health & Medicine


2 download

DESCRIPTION

Etika perawatan lansia

TRANSCRIPT

Page 1: Etika perawatan lansia

Etik dan Hukum Kep. Gerontik

By :Qurotul a’yun,S.Kep.,Ns

Page 2: Etika perawatan lansia

Pendahuluan

Peningkatan Komposisi Demografi

( Jumlah Lansia )

Terbatasnya KeahlianGerontik

KETIMPANGANBanyak Kasus

Etika & Hukum

Indonesia Th. 2003 : 14.4 juta ( 10.34 %)Prediksi Th 2020 : 28.8 juta (11.30 %)

Pertumbuhan tercepat dunia setelah cina, india, USA

Page 3: Etika perawatan lansia

Pendahuluan

ETIKA

HUKUM

TUJUAN

Mengatur Tertip – Tentram

Dan Lansia Hidup Sejahtera

Tujuan Etika Hukum dalam Keperawatan Gerontik

Page 4: Etika perawatan lansia

Pendahuluan

MORAL

ETIKA HUKUM

KEPERAWATAN GERONTIK

Page 5: Etika perawatan lansia

Pendahuluan

Pengertian Etika & Hukum dlm Keperawatan Gerontik

• Etika dalam keperawatan gerontik merupakan pola perilaku harus dilakukan oleh seorang perawat ( Rule of Conduct ) dalam memberikan pelayanan keperawatan pada usia lanjut.

• Hukum dalam keperawatan gerontik adalah Peraturan perundang – udangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan yang mengatur bagaimana semestinya pemberian pelayanan keperawatan pada usia lanjut

Page 6: Etika perawatan lansia

Pendahuluan

Fakta :Pelayanan yang berada diRS belum berpihak pada kondisi usia lanjut

Page 7: Etika perawatan lansia

Permasalahan Lanjut Usia

1. Perubahan dan pergeseran nilai budaya masyarakat sehingga lanjut usia kurang mendapat perhatian.

2. Perubahan bentuk keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga inti.

3. Terbatasnya aksepsibilitas lanjut usia sehingga mobilitas sangat terbatas

4. Mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial yang disebabkan karena terjadinya degeneratif pada lanjut usia

5. Terbatasnya hubungan dan komunikasi lanjut usia dengan lingkungan

6. Kesempatan dan produktifitas kerja menurun7. Pada umumnya lanjut usia rawan terhadap penyakit8. Terbatasnya kemampuan di dalam memanfaatkan dan

mendayagunakan sumber-sumber yang ada.

(http://www.madiunkab.go.id)

Page 8: Etika perawatan lansia

Sumber Hukum

• UU No. 39 tahun 1999, pasal 42 tentang HAM Landasan idiil dan konstitusionil

• UU No. 13 th 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut, pasal 14

• Keppres No 52 th 2004 tentang Komisi nasional lanjut usia

• SK MenKes RI No. 1346 th 1990 tentang pembentukan Tim Kerja Geriatrik

• UU No. 22 th 2000 tentang pemerintah daerah• PP No. 25 th 2000 tentang otonomi daerah • Kebijakan institusi

Page 9: Etika perawatan lansia

Sumber Hukum

• UU No. 8 th 1998 tentang perlindungan konsumen

• Permenkes No. 585 th 1989 tentang informed consent

• PP No. 32 th 1996 tentang tenaga kesehatan

Page 10: Etika perawatan lansia

Teori Dasar Pembuatan Kep. Etis

Teleologi

Deontologi

Intuitionism

1. Beneficence

2. Justice

3. Otonomi

4. Veracity

5. Fidelity

Page 11: Etika perawatan lansia

Pembuatan keputusan Etis

1. Metoda Teleologi (Maksud baik)a. Kebaikan maksimal dan ketidak baikan sekecil mungkin bagi manusia.b. Utilitarisme ( Kebermanfatan/rule dan act )

- Rule : Manfaat sejauh mana memberikan kebaikan /kebahagiaan kepada manusia.

- Act : kebaikan sebanyak- banyaknya & ketidak baikan sekecil-kecilnya pada situasi itu

2. Deontologi (formalisme ) Tanggung jawab moral a. Kemurahan hati (beneficence)b. Keadilan (justice)c. Kemandirian(Otonomy) d. Kejujuran (veracity)e. Ketaatan (Videlity)

Page 12: Etika perawatan lansia

1. Kemurahan hati (Benefecence)

a. Menghargai : - Menjujung tinggi dan menghargai keyakinan dan perilaku

seseorang - Menegaskan didepan umum

b. Memilih : - Berbagai alternatif - Mempertimbangkan konsekwensinya - Bebas

c. Bertindak : - Bertindak sesuai dg nilai - Bertindak sesuai pola, konsistensi, repitisi (mengulang yg

telah disepakati)

Page 13: Etika perawatan lansia

2. Keadilan(Justice)

• Memperlakukan/ menempatkan orang lain sebagaimana seharusnya.

• Kriteria keadilan : Sederajat, sesuai kebutuhan, sebanding.

3. Otonomi (Autonomy):• Kebebasan melakukan tindakan / keputusan

berdasarkan pilihan • Variasi pilihan : Tingkat kesadaran, usia,

penyakit, lingkungan RS, ekonomi, informasi dst.

Page 14: Etika perawatan lansia

4.Kejujuran (Veracity)

• Menyatakan sebenarnya, tidak bohong

5. Ketaatan (Videlity)• Setia sesuai kesepakatan,Tanggung

jawab,Mempertahankan rahasia, janji, perhatian, kepedulian.

Page 15: Etika perawatan lansia

Intuitionism

• Berasal dari kata Intuisi – adalah pengetahuan yang bergerak antara

rasional dan intelektualitas

Page 16: Etika perawatan lansia

Hubungan perawat dengan lansia

perawat

Lansia

Malpraktek

Page 17: Etika perawatan lansia

Malpraktek

• Malpraktek adalah suatu praktek / tindakan yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar prosedur operasional.

Page 18: Etika perawatan lansia

Upaya Pencegahan Terjadinya Malpraktik Medik

• Tidak menjajikan kesembuhan• Melaksanakan informed consent• Melakukan sesuai standart etik dan hukum• Membuat rekam medis• Bila ragu – ragu dalam bertindak segera hubungi

dokter• Memperlakukan pasien secara manusiawi• Menjalin hubungan baik dengan klien dan

masyarakat

Page 19: Etika perawatan lansia

Pembuatan Keputusan Terhadap Masalah Etik

Faktor – faktor yang Berpengaruh terhadap Pembuatan Keputusan Etik :

• Faktor agama dan adat istiadat• Faktor sosial• Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi• Faktor dana keuangan• Faktor pekerjaan• Kode etik keperawatan• Hak – hak pasien

Page 20: Etika perawatan lansia

Standar Profesional

• Pelayanan yang diberikan pada pasien harus sesuai dengan standar

• Perawat bertangungjawab memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat perawatan, ketrampilan dan keahlian

• Standar perawatan digunakan untuk mengukur adanya kelalaian

Page 21: Etika perawatan lansia

Standar Praktik Keperawatan Gerontik

• Standar I : Organisasi pelayanan keperawatan gerontik– Semua perawatan gerontik harus melalui perencanaan,

pengorganisasian yang diberikan oleh perawat executive, yaitu, sarjana/master yang berpengalaman di pelayanan long term care or acut care

• Standar II : Theory– Perawat menggunakan konsep teori sebagai pedoman

dalam memberikan perawatan

Page 22: Etika perawatan lansia

Lanjutan ….

• Standar III : pengumpulan data– Untuk mengetahui status kesehatan lansia dengan

cara di kaji secara komprehensif, akurat, dan sitematis dan divalidasi dengan anggota tim, klien dan keluarga

• Standar IV : Diagnosa keperawatan– Menggunakan data hasil pengkajian untuk

menetukan diagnosa keperawatan

Page 23: Etika perawatan lansia

Lanjutan ….

• Standar V : perencanaan dan perawatan berkelanjutan– Perawat selalu mengembangkan perencanaan

yang sesuai, penetapan tujuan, prioritas, pendekatan perawatan melalui terapeutik, preventiv, restorativ, dan rehabilitativ. Perencanaan perawatan dalam rangka mencapai dan mempertahankan derajad kesehatan yang tinggi, kesejahteraan, kualitas hidup dan damai saat meninggal. Perencanaan dilakukan secara terus menerus sesuai dengan tempat pelayanan

Page 24: Etika perawatan lansia

Lanjutan ….

• Standar VI : Intervensi– Perawat dengan panduan renpra ditujukan

untuk mengembalikan kemampuan fungsional dan mencegah komplikasi serta excess disability berdasarkan teori

• Standar VII : Evaluasi– Perawat secara berkelanjutan mengevaluasi

respon klien dan keluarga terhadap tindakan untuk menentukan kemajuan tujuan, revisi data, diagnosa dan perencanaan

Page 25: Etika perawatan lansia

Lanjutan ….• Standar VIII : kolaborasi interdisiplin– Perawat melakukan kolaborasi anggota tim

yang lain diberbagai tempat pelayanan. melakukan pertemuan reguler untuk evaluasi efektivitas perencanaan klien dan keluarga dan menyesuaikan perencanaan sesuai perubahan kebutuhan

• Standar IX : Penelitian– Perawat berpartisipasi dalam penelitian

untuk mengembangkan ilmu gerontik,desiminasi hasil penelitian, dan menggunakan dalam praktik

Page 26: Etika perawatan lansia

Lanjutan …

• Standar X : Etik– Perawat menggunakan kode etik profesi

sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan praktik

• Standar XI : Pengembangan profesional– Perawat bertanggungjawab

mengembangkan dan berkontribusi meningkatkan profesional dalam anggota tim dengan cara peer review untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

Page 27: Etika perawatan lansia

UU No. 39 tahun 1999tentang HAM

Pasal 42,Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layaksesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diridan kemampuan berpartisipasidalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Lampiran :

Page 28: Etika perawatan lansia

UU No. 23 th 1992 tentang kesehatan, pasal 19

Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuanya agar tetap produktif dengan bantuan pemerintah dalam upaya penyelenggaraannya

Lampiran :

Page 29: Etika perawatan lansia

UU No. 13 th 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut, pasal 14

Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan usia lanjut agar kondisi fisik, mental dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar melalui upaya penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan lembaga

Lampiran :

Page 30: Etika perawatan lansia

Peraturan Pemerintah No. 43 th 2004

Pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial usia lanjut

Lampiran :

Page 31: Etika perawatan lansia

Permenkes No. 585 th 1989 tentang informed consent, Pasal 1

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut

Lampiran :

Page 32: Etika perawatan lansia

UU No. 8 th 1998 tentang perlindungan konsumen, pasal 4

Pasien berhak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa.

Lampiran :

Page 33: Etika perawatan lansia

UU No. 32 th 1996 tentang tenaga kesehatan

• Seseorang yang telah lulus dan mendapatkan ijazah dari pendidikan kesehatan yang akui pemerintah

• Tenaga keperawatan asalah perawat dan bidan

Lampiran :

Page 34: Etika perawatan lansia

UU No. 22 th 1999 tentang pemerintah daerah

Kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang - undangan

Lampiran :

Page 35: Etika perawatan lansia

Hak Lansia

1) Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2) Sebagai penghonnatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi :

a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;b. pelayanan kesehatan;c. pelayanan kesempatan kerja;d. pelayanan pendidikan dan pelatihan;e. kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum;f. kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;g. perlindungan sosial;h. bantuan sosial.

3) Bagi lanjut usia tidak potensial mendapatkan kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kecuali huruf “c”,huruf “d”, dan huruf “h”.

4) Bagj lanjut usia potensial mendapatkan kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kecuali huruf “g”.

Pasal 5 UU NOMOR 13 TAHUN 1998TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

Page 36: Etika perawatan lansia

Hak Lansia

1.Penyediaan aksesibilitas yang berbentuk fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a dilaksanakan pada sarana dan prasarana umum yang meliputi:a. Aksesibilitas pada bangunan umum;b. Aksesibilitas pada jalan umum;c. Aksesibilitas pada angkutan umum;d. Aksesibilitas pada sarana dan prasarana sosial lainnya.

2. Penyediaan aksesibilitas yang berbentuk non fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b (non fisik) meliputi :a. Pelayanan informasi;b. Pelayanan khusus.

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2007 Pasal 24TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

Page 37: Etika perawatan lansia

Hak Lansia

Aksesibilitas pada jalan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b, dilaksanakan dengan menyediakan:a. akses ke dan dari jalan umum;b. akses ke tempat pemberhentian bis / kendaraan;c. jembatan penyeberangan;d. jalur penyeberangan bagi pejalan kaki;e. tempat parkir dan naik turun penumpang;f. tempat pemberhentian kendaraan umum;g. tanda-tanda / rambu-rambu dan / atau marka jalan;h. trotoar bagi pejalan kaki / pemakai kursi roda ;i. terowongan penyeberangan.

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2007 Pasal 26TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

Page 38: Etika perawatan lansia

Hak Lansia

Aksesibilitas pada angkutan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c, dilaksanakan dengan menyediakan:a. tangga naik / turun;b. tempat duduk khusus yang aman dan nyaman;c. alat bantu;d. tanda-tanda, rambu-rambu atau sinyal.

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2007 Pasal 27TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

Page 39: Etika perawatan lansia

Pendekatan dalam Pelayanan

Kesehatan Lansia• Pendekatan yang bisa mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial

• Pendekatan satu aspek tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lansia yg membutuhkan pelayanan komprehensif

• Pendekatan eklektik holistik pdkt yg mencakup aspek psikososial dan lingkungan yang menyertai

Page 40: Etika perawatan lansia

Pendekatan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia

meliputi• Pdkt. Biologis:menitik beratkan pada

perubahan2 biologis. Perubahan mencakup anatomi & fisiologi serta berkembangnya kondisi patologis yg multiple

• Pdkt. Psikologis: menekankan pd pemeliharaan dan pengembangan fs.2 kognitif, afektif, konatif dan kepribadian

• Pdkt sosial budaya: menekankan perhatian pada masalah2 sosial budaya yang mempengaruhi lansia

Page 41: Etika perawatan lansia

Pendekatan Psikologis

Fungsi Kognitif• Kemampuan belajar (learning)• Kemampuan pemahaman (comprehension)• Kinerja (performance)• Pemecahan masalah (problem solving)• Daya ingat (memory)• Motivasi• Pengambilan keputusan• kebijaksanaan

Page 42: Etika perawatan lansia

Pendekatan Psikologis

Fungsi afektif• Biologis: perasaan indera, perasaan vital dan

perasaan naluriah• Psikologis: p.diri, p. sosial, p.etis, estetis,

intelek, religiusFungsi konatif (psikomotor)kepribadian

Page 43: Etika perawatan lansia

Pendekatan Sosial Budaya

• “disengagement theory of aging”proses pelepasan ikatan/ penarikan diri scr pelan2 tetapi pasti & teratur dari individu atau masy thd satu sama lain terjadi scr alamiah dan tidak dpt dihindari. Hal tsb berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir, yaitu mati

• “Continuity theory”berdasar asumsi bahwa identity adlh fungsi hubungan & interaksi dg orang lain.

Page 44: Etika perawatan lansia

Pendekatan Sosial Budaya

• “activity theory” orang yg masa mudanya sangat aktif akan terus memelihara keaktifannya setelah dia tua. “sense of integrity” dibangun semasa muda & tetap terpelihara sampai tua.

• Erickson membagi manusia menurut fase umurnya. Ada masa krisis dlm setiap fase. Pada masa tua ada pilihan antara “sense of integrity” dan “sense of despair” krn ada rasa takut kematian

Page 45: Etika perawatan lansia

PRINSIP ETIK KEPERAWATAN LANSIA

• Empatitindakan empati harus dilaksanakan dengan wajar, tidak berlebihan sehingga tidak menimbulkan kesan over protective dan belas kasihan

• Yang harus dan yang jangan (Non Malficence dan Beneficence)

• Otonomi: yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan nasibnya dan mengemukakan keinginannya sendiriWaktu :1. apakah klien bisa memutuskan secara benar?2. dapatkah klien memberi alasan ?3. alasan rasional?4. apkah klien mengerti tentang implikasinya?syarat klien :1. klien ikut terlibat2. penjelasan yang meluas3. klien sehat mental

Page 46: Etika perawatan lansia

• Keadilan• Kesungguhan hati : yaiut suatu prinsip

untuk selalu memenuhi janji yang diberikan pada seorang penderita

Page 47: Etika perawatan lansia

Dasar hukum kep. geriatrik

• UUD NO 4 Th 1965• UUD NO 14 Th 1969• UUD NO 6 Th 1974• UUD NO 2 dan 3 Th 1982• UUD NO 4,10 dan 11 Th 1992• UUD NO 23• PP NO 27

Page 48: Etika perawatan lansia

Ukuran baik buruknya layanan

Dua elemen dasar mutu yaitu: • Layanan teknik (technical care) yaitu

penerapan ilmu dan teknis bagi kedokteran atau ilmu kesehatan lainya ke dalam penaganan masalah kesehatan.

• Layanan interpersonal (interpersonal care) yaitu manajemen interaksi sosial dan psikososial antara pasien dan praktisi kesehatan lainya, misalnya dokter dan perawat; serta kenyamanan (amenities yaitu menggambarkan berbagai kondisi seperti ruang tunggu yang menyenangkan, ruang periksa yang nyaman dll.)

Page 49: Etika perawatan lansia

Dimensi mutu yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan

• Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima dan pemberi jasa

• Credibility, kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa. • Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan. • Knowing the customer, yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima • jasa atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dengan harapan pemakai

jasa. • Tangible, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan harus

diukur atau dibuat standarnya. • Reliability, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa. • Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan

penerima jasa. • Competence, yaitu kemampuan atau ketrampilan pemberi jasa yang dibutuhkan

setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa. • Acess, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak pelanggan. • Courtessy, yaitu kesopanan, aspek perhatian, dan kesamaan dalam hubungan

personel.

Page 50: Etika perawatan lansia

PENGUKURAN MUTU PELAYANAN

• Menurut Donabedian,– Input– Proses– Output / outcame

Page 51: Etika perawatan lansia

Input.........

• Segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan seperti tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknlogi, organisasi dan informasi

Page 52: Etika perawatan lansia

Proses......• Adalah interaksi profesional

antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien dan masyarakat) – Interaksi profesional selalu

memperhatikan asas etika terhadap pasien:• Beneficienci• Nonmalficienci• Respect for person (menghomati hak

otonomi)• Justice (adil)

Page 53: Etika perawatan lansia

Output / outcome

• Adalah hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan, yaitu berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen. Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit / keperawatan tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.

Page 54: Etika perawatan lansia

• Terima Kasih

• Semoga bermanfaat