etika lingkungan berdasarkan prinsip iman nasrani dan kontradiksinya

9

Click here to load reader

Upload: gunteitb

Post on 19-Jun-2015

229 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ETIKA LINGKUNGAN BERDASARKAN PRINSIP IMANNASRANI DAN KONTRADIKSI DALAMPELAKSANAANNYADisusun oleh: Gunawan Tanuwidjaja MSc. ST.Email: [email protected]: http://greenimpactindo.wordpress.com/Disajikan ulang dari Artikel PILLAR, Bulletin GRII tahun 2007, dikembangkan dengan studi kasus“PENGEMBANG KAWASAN” yang diduga tidak konsisten dalam penerapan “IMAN”-nya.“Catatan: Tulisan ini disajikan untuk penyadaran kepada Umat Nasrani, dan bukanuntuk tujuan yang lain. Sehingga disarankan Umat Lain tidak melanjutkan membaca jika tidak berkenan. “

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

ETIKA LINGKUNGAN BERDASARKAN PRINSIP IMAN

NASRANI DAN KONTRADIKSI DALAM

PELAKSANAANNYA

Disusun oleh: Gunawan Tanuwidjaja MSc. ST.

Email: [email protected]

Web: http://greenimpactindo.wordpress.com/

Disajikan ulang dari Artikel PILLAR, Bulletin GRII tahun 2007, dikembangkan dengan studi kasus

“PENGEMBANG KAWASAN” yang diduga tidak konsisten dalam penerapan “IMAN”-nya.

“Catatan: Tulisan ini disajikan untuk penyadaran kepada Umat Nasrani, dan bukan

untuk tujuan yang lain. Sehingga disarankan Umat Lain tidak melanjutkan

membaca jika tidak berkenan. “

Pengantar

Dengan jumlah penduduk 6,7 milyar jiwa yang tercatat pada 2009, Bumi menghadapi

berbagai permasalahan lingkungan serius.1 Enam permasalahan lingkungan yang

utama tsb. ialah ledakan jumlah penduduk, menipisnya sumber daya alam, perubahan

iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan

polusi dan kemiskinan. 2 Menurut hemat kami hal ini disebabkan oleh beberapa

penyebab seperti: perkembangan antroposentrisme dan liberalisme; serta pertumbuhan

penduduk eksponensial terutama di negara – negara berkembang,

Anthtroposentrime mempercayai bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta dan

setiap pembangunan harus membawa kebaikan hanya kepada manusia saja. 3

Liberalisme yang dikembangkan setelah itu juga ternyata memberikan dampak negatif

yang sama karena liberalisme disalah artikan menjadi manusia berhak mendapatkan

kebebasan tanpa batas termasuk untuk menghabiskan sumber daya alam dan

mengumpulkan kekayaan tanpa memikirkan etika lagi.4 Dan rupanya prinsip ini telah

menular dengan cepat di dunia saat ini.

Page 2: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

Pertumbuhan penduduk terutama negara berkembang, juga telah mendukung

kerusakan hutan. Jika di Indonesia, diperkirakan ada 290 juta secara total, dengan

pertumbuhan rata – rata 1 persen, maka setiap tahun ada 4 juta jiwa manusia yang lahir

atau setara dengan penduduk kota Surabaya. Berarti kita akan kesulitan menyediakan

sandang, pangan, dan papan bagi mereka. Tanpa menerapkan etika lingkungan, maka

negara kita akan kehabisan sumber daya alam seperti minyak bumi, bahan makanan,

air bersih, energi listrik, hutan dll. Dan hal ini akan berdampak pada kerusakan alam

yang sangat parah sekaligus krisis dalam bidang ekonomi, Hal ini mulai terlihat pada

perubahan Indonesia dari negara eksportir menjadi importir minyak bumi, masalah

kekurangan pasokan listrik, kelaparan dll.

Hal inilah yang memperkuat, teori bahwa kerusakan alam yang terjadi setara dengan

perkalian dari jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang

meningkat. Sebaliknya teknologi saat ini belum bisa mengurangi dampak atau

menyelesaikan permasalahan tsb.

Apakah solusi yang diperlukan untuk mengatasi hal ini. Secara teoritis para ahli yang

bekerja di PBB (United Nations/ UN) menyarankan sebuah konsep Sustainable

Development (Pembangunan Berkelanjutan) untuk mengatasi permasalahan –

permasalahan di atas. Konsep ini didefinisikan sebagai: ”Pembangunan yang memenuhi

kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang

dalam memenuhi kebutuhannya,” Hal ini tertuang secara integratif dalam dalam

Brundtland Report (“Our Common Future”) tahun 1987. 5

Tetapi ternyata penerapan konsep Sustainable Development saat ini ternyata jauh dari

harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya

di Indonesia. Sebagai contoh setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi

penebangan hutan seluas 3,180,243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta);6 hal ini

diikuti oleh punahnya ratusan flora dan fauna langka.7 Hal ini sangat jelas

menggambarkan kehancuran alam di Indonesia.

Kerusakan alam di atas juga jelas terlihat dari berbagai bencana alam yang terjadi.

Sebagai contoh di antara tahun 2005 – 2006 tercatat terjadinya 330 bencana banjir, 69

bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi dan 13

Page 3: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

bencana tsunami. 8 Dapat disimpulkan bahwa bencana longsor dan banjir disebabkan

terutama oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.

Sedangkan, bencana alam lainnya menimbulkan jumlah korban yang banyak karena

praktek pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana. 9

Mengambil contoh banjir yang terjadi di Jakarta Februari 2007, dilaporkan bahwa hampir

60% kawasan Jakarta, kemudian Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi direndam banjir.

Dilaporkan juga bahwa 80 orang tewas, sedangkan 340,000 orang mengungsi, 74,000

rumah terendam dan 670,000 orang terpaksa harus hidup tanpa listrilk. Kerusakan

infrastruktur juga dilaporkan mencakup rusaknya 82.150 km persegi jalan. Dan total

kerugian ekonomi yang diderita mencapai Rp 8 trilyun. Hal ini merupakan contoh nyata

dari kerusakan alam karena ulah manusia dan dampak yang dirasakan karena

diabaikannya etika lingkungan dalam praktek pembangunan saat ini. 10

Penyebab banjir Jakarta selama ini ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi

daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota

yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai.

Akhirnya debit hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.11

Teori Etika Lingkungan Berbasis Iman Nasrani

Kalangan umat Nasrani sebagai bagian dari bangsa Indonesia, juga harus melakukan

sebuah langkah untuk mengatasi kerusalan lingkungan ini. Kami mencoba menarik

beberapa ayat Alkitab yang mendukung hal ini serta memaparkan dengan kontradiksi

yang terjadi di lapangan.

Pdt. DR. Stephen Tong pernah menyampaikan dalam salah satu khotbahnya, bahwa

manusia diposisikan sebagai raja, untuk menaklukkan dan membudidayakan alam

semesta. 12 Hal ini diungkapkan sesuai dengan Kejadian 1: 26 - 31 yang berbunyi:

Berfirmanlah Tuhan: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,

supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas

ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi...”

Page 4: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

Hal ini menegaskan bahwa tujuan Tuhan dalam penciptaan manusia salah satunya ialah

untuk mewakili Tuhan untuk menguasai bumi dan segala isinya. Nampaknya konsep ini

ternyata ditafsirkan oleh golongan liberalis, seperti Beissner, bahwa manusia berhak

menghabiskan sumber daya alam untuk kehidupan dan kesenangan manusia karena

diciptakan mengatasi alam.13 Pernyataan ini kemudian mengundang kritik para ahli

lingkungan, seperti Lynn White yang menuduh bahwa ‘Konsep Kristen’ ini telah

mendasari munculnya kerusakan alam karena kapitalisme dan eksploitasi alam secara

habis-habisan.14

Apakah benar bahwa manusia berhak menghabiskan sumber daya alam dan

merusaknya? John Calvin (1554) telah menulis bahwa: “Adam diciptakan pertama kali

untuk memelihara Taman Eden. Adam diijinkan Tuhan untuk menikmati hasil buah jerih

payahnya secara wajar. Sebaliknya Tuhan juga mengingini manusia tidak mengabaikan

tanah melainkan mengolahnya dengan baik. Selanjutnya sistem ekonomi dan kerajinan

itu seharusnya dikembangkan karena menghormati seluruh kebaikan Tuhan yang kita

nikmati. Dan disimpulkan bahwa setiap orang seharusnya menganggap dirinya sebagai

penjaga milik Tuhan (dalam seluruh kepunyaannya), sehingga ia tidak mengkorupsinya

atau menyalahgunakan karunia itu.” 15

Dari teori di atas, kita akan mengerti bahwa prinsip yang benar dalam pengelolaan alam

ialah: “Kita berhak memanfaatkan alam untuk keperluan manusia tetapi dengan

menerapkan batas berupa etika kelestarian alam. Hal ini juga berarti bahwa tidak setiap

manusia dapat mendapatkan setiap kebutuhannya atau keinginannya. Karena sumber

daya alam ini ada batasnya. Selain itu kita itu hanya “MENERIMA TITIPAN ALAM

SEMESTA INI DARI TUHAN” dan bukan merupakan “RAJA DI ATAS ALAM INI.”

Tuhan sendiri tidak mengajarkan kita untuk meminta berkat sebanyak – banyaknya

tetapi untuk mencukupkan diri dengan berkat yang ada dapat dilihat pada Lukas 11: 1-4

dan I Timotius 6: 6-9. 16 Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk meminta

“setiap hari makanan ...yang secukupnya.” Bahkan Firman Tuhan dalam 1 Timotius

mengatakan: “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat

membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka

Page 5: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-

bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, ...”

Batasan ini juga terlihat dalam penentuan Hari Sabat. dimana Tuhan memerintahkan

manusia untuk tidak bekerja dan mengeksploitasi hamba dan hewan ternak.17 Selain itu

dalam Perjanjian Lama, setiap tahun ketujuh, Tuhan juga memerintahkan orang Israel

untuk tidak menabur dan mengumpulkan hasil yang bertujuan untuk memberikan tanah

perhentian dan memulihkan kondisi tanah;18 serta memberi makan orang miskin dan

hewan-hewan hutan.19 Ayat –ayat tersebut secara tegas menjelaskan tentang keinginan

Tuhan agar alam semesta termasuk manusia tidak dieksploitasi secara berlebihan.

Bahkan ada keadilan sosial yang diajarkan di dalamnya.

Sesungguhnya masih banyak Firman yang menyajikan bagaimana alam ikut terkena

hukuman oleh karena dosa manusia seperti pada kisah Adam20, Nuh21, Lot22, Ahab23

dan lain-lain. Hal ini menegaskan bahwa bukan karena posisi kita yang dijadikan “raja”

tadi berarti kita berhak merusak alam ini. Bahkan mungkin kita harus mengadopsi

prinsip bahwa kita hanya penjaga alam yang dititipkan oleh Tuhan seperti perikop

tentang Perumpamaan 1,2 dan 10 Talenta yang diberikan kepada 3 hamba.

Kontradiksi Antara “IMAN dan PERBUATAN”

Tentu saja seringkali pengetahuan manusia akan yang baik bukan berarti mewujudkan

praksis yang baik dari pengetahuan itu.24 Hal ini juga berlaku dalam masalah

lingkungan. Bahkan salah satu pengusaha terkenal Bapak James Riady dan

perusahaannya Lippo ternyata diduga salah satu kontributor terhadap kerusakan

lingkungan di Indonesia. Hal ini terjadi, sekalipun Beliau turut melayani dalam salah satu

denominasi yang dipimpin Bpk. Dr. Stephen Tong.25

Salah satu contoh perusakan alam yang dibuat oleh Lippo ialah, konversi badan air

(Danau Pluit) menjadi komersial, helipad dan jalan internal di kawasan Pluit Village

Jakarta Utara, Hal ini diduga dilakukan dengan sengaja mengabaikan undang – undang

atau peraturan yang ada (UU Tata Ruang no 26 tahun 2007 dan UU Sumber Daya Air

no 7 tahun 2004). Kawasan Pluit ini juga didesain dengan menggunakan sistem polder

untuk mengatasi hal ini. Tetapi ternyata pengembang ini diduga telah mengganggu

Page 6: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

sistem polder yang ada dengan menutup saluran air yang masuk ke dalam Danau Pluit

dan meninggikan lansekap di sekitar Danau tsb. Sehingga berdampak menimbulkan

genangan di kawasan perumahan di Pluit. Sungguh inilah bukti kontradiksi antara

“ORANG PERCAYA tetapi tidak memiliki KESATUAN KATA DAN PERBUATAN.” 26

Artikel lengkap tentang kajian akademis masalah antara pengembang ini dan warga

Pluit dapat diakses di web kami sbb:

http://greenimpactindo.wordpress.com/2010/04/24/challenges-in-creating-sustainable-

urban-polder-in-developing-countries-case-study-development-of-pluit-polder-jakarta/

Mirisnya, keuntungan dan penghargaan malah diterima oleh pengembang ini dari

Euromoney, sebuah publikasi internasional yang prestisius dari London pada tahun

2005, 2007, 2008, dan meraih penghargaan Euromoney Liquid Real Estate Award 2009

sebagai pengembang berprestasi terbaik di Indonesia. Perusahaan ini mendapatkannya

karena keunikan dalam strategi bisnis dan pengembangan produknya. Dan LK juga

selalu membangun proyek dalam skala usaha yang besar dan teintegrasi seperti City of

Tomorrow di Surabaya, Kemang Village dll. 27 Apakah arti semua ini, TEORI IMAN tadi

disalahgunakan pengembang ini untuk kepentingan dan keuntungannya semata.

Bahkan diduga merupakan "KESALAHAN OKNUM YANG BERJAMAAH," yang sudah

menjadi kebiasaan dalam perusahaan ini.

Bagaimana Mewujudkan Etika Lingkungan Berdasarkan “IMAN”

Kembali kepada Etika Lingkungan berbasis Nasrani tadi, kita bisa melihat ternyata

terjadi kontradiksi yang sangat besar antara “TEORI” dan “PERBUATAN” pada

pengembang ini, dan mungkin juga pada umat Nasrani yang lain. Bagaimana teori

keuntungan dan kemakmuran telah menutup mata kita dari ajaran ALKITAB dan

mengubah kita menjadi manusia yang licik dan picik.

Terakhir, saran – saran apakah yang dapat dilakukan oleh umat Nasrani dalam

melakukan perubahan hal ini. Pertama mengubah cara piker, bahwa kita hanya tinggal

di Bumi ini sebentar saja. Tapi kita harus bertanggungjawab kepada Tuhan untuk

seluruh tindakan kita. Terutama jika kita merusak alam ini. Karena Tuhan menciptakan

semuanya itu awalnya baik. Hal ini termasuk juga alam semesta ini. Termasuk kita juga

Page 7: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

harus mengurangi pola konsumsi yang berlebihan dan tidak menganut pola bisnis yang

tidak beretika.

Kedua, kita dapat mendukung inisiatif yang dilakukan Pemerintah. Ada beberapa

program yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi dampak kerusakan

lingkungan. Misalnya program K3 (kebersihan keindahan) lingkungan rumah kita,

program kali bersih, membayar iuran sampah dll.

Ketiga, kita dapat melakukan inisiatif program lingkungan hidup bersama Pemerintah,

LSM, Swasta dan Masyarakat. Contohnya seperti program pemilahan sampah dan

pengomposan (seperti beberapa tempat di Jakarta dan Surabaya)28, program

pendidikan lingkungan hidup (seperti PPLH Seloliman, Mojokerto, Jawa Timur)29,

program konservasi, rehabilitasi dan manajemen hutan (Departemen Kehutanan, CIFOR

dan ProFauna).30 Kegiatan ini biasanya membutuhkan dana yang lebih besar dan upaya

serius melalui organisasi LSM atau Gereja.

Kata kunci yang penting dalam kegiatan seperti ini ialah solusi yang integratif

berdasarkan Firman Tuhan serta kemitraan dan partisipasi semua pihak. Hal ini disadari

karena “orang percaya” hanya merupakan satu bagian kecil dari usaha ini. Diharapkan

dengan melakukan usaha - usaha ini terjadi perubahan yang signifikan pada kondisi

Lingkungan Hidup di Indonesia. Amin.

.

Page 8: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

1 https://www.cia.gov/cia/publications/factbook/print/xx.html - data menurut Juli 2006

2 G.T. Miller (2003), Environmental Science, Working With Earth, 10th edition, Brooks/Cole

Thomson Learning USA, hlm.1-3.

3 http://dictionary.reference.com/;

http://en.wikipedia.org/wiki/;

http://www.merriam-webster.com/

4 http://dictionary.reference.com/;

http://en.wikipedia.org/wiki/;

http://www.merriam-webster.com/

5 http://en.wikipedia.org/wiki/Brundtland_Report

http://www.are.admin.ch/are/en/nachhaltig/international_uno/unterseite02330/

6 http://www.indonesianforest.com/

Luas Jakarta menurut Wikipedia mencakup 66,152 ha

7 http://www.profauna.or.id/ indo/Fakta_satwa.html

Tercatat 147 spesies mamalia, 114 spesies burung, 28 spesies reptil, 91 spesies ikan and 28

spesies invertebrata punah.

8 http://www.kimpraswil.go.id/infoStatistik/bencana/

9 Gunawan Tanuwidjaja, Developing a Landscape Evaluation Tool for Developing Countries,

Case Studies Bintan Island, Indonesia, MSc Environment Management Program, National

University of Singapore.

10 Dinas PU Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Jakarta (2008), Buku Penanganan Banjir

http://www.reliefweb.int/rw/dbc.nsf/doc100?OpenForm

http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/02/12/brk,20070212-93047,id.html

http://www.hkv.nl/default.asp?LanguageID=2

11 Joyce M. Widjaja MSc (2006), ”Presentasi Mengatasi Banjir Perkotaan dengan Sistem Polder,

Studi Kasus Kecamatan Kelapa Gading Jakarta”, Pusat Penelitian dam Pengembangan Sumber

Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum, Republik Indonesia.

12 http://www.grii.org/

13 Beisner (1990), Prospect of Growth, Crossway Books, Westchester IL, hlm.168.

14 Lynn White (1967), “The Historic Roots of Our Ecologic Crisis” dalam Majalah Science 155

15 Calvin B. DeWitt (2002), Responsible Praxis in the Ecological Economy: Contributions of

Science and Theology dalam Proceedings of the Abraham Kuyper Consultation February 2, 2002

University of Wisconsin-Madison and Au Sable Institute, hlm. 13

16 Lukas 11:9-13 (11)

17 Keluaran 20:8-10; Keluaran 23:12

Page 9: Etika Lingkungan Berdasarkan Prinsip Iman Nasrani Dan Kontradiksinya

18 Imamat 25:2-4; Imamat 26:34,35,43

19 Keluaran 23:10-11

20 Kejadian 3:19

21 Kejadian 6:7,13

22 Kejadian 19

23 1 Raja-raja 16,17

24 Pdt. DR. Stephen Tong, Khotbah Minggu GRII Singapore, ”Difficult Passages of the Bible”

25 http://en.wikipedia.org/wiki/James_Riady

http://www.grii.org/

http://www.ladangtuhan.com/komunitas/jadwal-acara-gathering/seminar-ekonomi-antisipasi-

krisis-global-bagi-indonesia/

26 http://nasional.kompas.com/read/2008/05/08/03493012/rob.datang.lagi.besok.di.kawasan.pluit

27http://nasional.kompas.com/read/2009/09/30/16570560/pt.lippo.karawaci.tbk..pengembang.terb

aik.versi.euromoney.

http://www.lippokarawaci.co.id/aboutlippokarawaci/index.aspx

28 http://www.jakartagreenmonster.com/index.php?action=fullnews&id=14

http://www.surabaya.go.id/berita.php?kode=756

http://www.jala-sampah.or.id/kegiatan/kegiatan04.htm

http://dml.or.id/dml5/berita_terbaru/kelola_sampah_sejak_rt,_dimulai_dari_memasyarakatkan_pe

milahan_sampah.dml

29 http://www.pplh.or.id/new/selo.php?act=program

30 http://www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/RLPS/M_RHL.htm

http://www.cifor.cgiar.org/rehab/_ref/newsletter/news37_indo.htm

http://www.profauna.or.id/Indo/index-indo.html