etika bisnis islam

23
ETIKA BISNIS ISLAM SIFAT-SIFAT TERPUJI DAN TERCELA DALAM BISNIS MENURUT PERSPEKTIF ISLAM Disusun Oleh: Disusun oleh: Evi Wulandari 1113081000009 Rifka Indi 1113081000014 Winda Sari Maya Asmara 1113081000017 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: rifkaindi

Post on 08-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Sifat Terpuji dan Tercela Dalam Berbisnis Menurut Perspektif Islam

TRANSCRIPT

ETIKA BISNIS ISLAMSIFAT-SIFAT TERPUJI DAN TERCELA DALAM BISNIS MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

Disusun Oleh:

Disusun oleh:

Evi Wulandari1113081000009Rifka Indi1113081000014Winda SariMaya Asmara1113081000017

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISMANAJEMEN2015

7

A. Sifat-Sifat Terpuji Mukminin1. Khauf artinya takutkan Allah SWT, takutkan kemurkaanNya dengan memelihara din dan melakukan perkara-perkara yang ditegah. 2. Zuhud artinya bersih atau suci hati dari berkehendakkan lebih dari keperluannya serta tidak bergantung kepada makhluk lain. Hatinya sentiasa mengingati bahawa harta yang dimilikinya adalah sebagai amanah dari Allah.3. Sabar artinya tabah atau cekal menghadapi sesuatu ujian yang mendukacitakan. 4. Syukur artinya menyedari bahawa semua nikmat yang diperolehinya baik yang lahir mahupun batin semuanya adalah dari Allah dan merasa gembira dengan nikmat itu serta bertanggungjawab kepada Allah. 5. Ikhlas artinya mengerjakan amal ibadat dengan penuh ketaatan serta semua perbuatan yang dilakukan semata-mata mengharapkan keredhaan Allah, bukan kerana tujuan lain. 6. Tawakal artinya berserah diri kepada Allah dalam melakukan sesuatu rancangan.7. Mahabbah artinya kasihkan Allah dan hatinya sentiasa cenderung untuk berkhidmat dan beribadat kepadaNya serta bersungguh-sungguh menjaga diri dan jauhkan dari melakukan maksiat. B. Sifat-Sifat Tercela Mukminin1. Syarhul Thaaam artinya gemar kepada makan atau makan terlalu banyak. 2. Syarhul Kafam artinya gemar kepada bercakap yang sia-sia, percakapan yang tidak berfaedah kepada dunia dan akhiratnya. 3. Ghadhab artinya bersifat pemarah dan cepat melenting walaupun kesilapan berlaku pada perkara yang kecil. 4. Hasad artinya dengki akan nikmat yang ada pada orang lain serta suka jika orang itu susah.C. Sifat-Sifat Terpuji Berbisnis Menurut Perspektif Islam 1. Kejujuran Di antara nilai transaksi yang terpenting adalah kejujuran. Ia merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling menonjol dari orang-orang beriman. Bahkan, kejujuran merupakan karakteristik para nabi. Tanpa kejujuran kehidupan agama tidak akan berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan baik. Sebaliknya, kebohongan adalah pangkal cabang kemunafikan dan ciri orang-orang munafiq. Cacat pasar perdagangan di dunia kita dan yang paling banyak memperburuk citra perdagangan adalah kebohongan, manipulasi, dan mencampuraduk kebenaran dengan kebatilan, baik secara dusta dalam menerangkan spesifikasi barang dagangan dan mengungulkannya atas yang lainnya, dalam memberitahukan tentang harga belinya atau harga jualnya kepada orang lain maupun tentang banyaknya pemesanan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sifat pedagang yang diridhai Allah adalah kejujuran. Selain itu, Nabi menempatkan pedagang yang jujur sejajar dengan para Nabi, syuhada dan orang-orang shalih. Dalam sebuah hadits dikatakan:Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya (penuh amanat) adalah bersama para nabi, orang-orang yang membenarkan risalah nabi (shiddiqin) dan para syuhada (orang yang mati syahid). (HR. at-Tarmidzi dan di-hasan-kannya, dari Abu Said al-Khudri (1209)).2. AmanatKonsekuensi amanat adalah mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya baik sedikit ataupun banyak, tidak mengambil lebih banyak yang ia miliki, dan tidak mengurangi hak orang lain baik berupa hasil penjualan, fee, jasa, atau upah buruh. Allah berfirman:Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (an-Nisa: 58).Dalam perdagangan ada yan dikenal dengan istilah perdagangan atas dasar amanat seperti praktek pembiayaan perdagangan atas dasar Murabahah. Pedagang harus berterus terang kepada pembeli dengan praktek pengadaan barang dagangan dari harga dan pembiayaan tanpa menambah atau memanipulasi.Perdagangan yang paling membutuhkan sikap amanat adalah perihal syirkah (praktek investasi atas dasar bagi hasil musyarakah/ perjanjian usaha antar dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek), mudharabah (perjanjian usaha antar pemilik modal dengan pengusaha, tempat pemilik modal menyediakan dana yang diperlukan, dan pengusaha mengelola usaha), wakalah (jasa keuangan dalam bentuk mewakili nasabah seperti dalam pembukaan L/C), dan sebagainya dari berbagai perjanjian usaha yang salah satu pihak menyerahkan urusan kepada pihak lain.

3. KeadilanKeadilan dalam berbisnis sangat perlu diutamakan, mengingat dengan mengutamakan keadilan aktivitas berbisnis menjadi lancar, mengingat tidak ada satu orang pun yang merasa tercurangi, dan Islam sangat menjunjung tinggi nilai keadilan. Lawan kata dari keadilan adalah kedzaliman. Islam telah mengharamkan setiap hubungan dagang dan kontrak-kontrak bisnis.Allah Swt. berfirman: Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku dan Aku telah menjadikannya di antara kamu sekalian sebagai hal yang diharamkan, maka janganlah kamu saling mendzalimi.Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil dan membenci orang-orang yang berbuat dzalim, bahkan melaknat mereka. Firman-Nya: Ingatlah, kutukan Allah atas orang-orang dzalim.Oleh karena itu, Islam melarang bai al-gharar (jual beli yang tidak jelas sifat-sifat barang yang ditransaksikan) karena mengandung unsur ketidakjelasan yang membahayakan salah satu pihak yang melakukanb transaksi. Halk itu akan menjadi suatu kedzaliman terhadapnya.4. Memenuhi Takaran dan Timbangan dengan AdilDi antara keadilan yang diwajibkan oleh Allah adalah memenui takaran dan timbangan secara adil. Perintah ini berulah-ulang dalam Al-Quran.Dan sempurnakanlah tgakaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. (Al- Anam: 152).Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Al-Isra: 35).5. Toleransi Dalam berbisnis juga sangat diperlukansisikap tolera untuk memudahkan dalam aktivitas berbisnis, dan ini juga merupakan sifat yang dikedepankan dalam berbisnis yang islami.D. Berbisnis Sebagai Sarana Toleransi, Ukhuwah, dan Shadaqah1. Toleransi Diantara nilai-nilai moral yang dituntut di sini adalah sikap tenggang rasa (toleransi), memanfaatkan, dan menghindari tindakan sewenang-wenang, menyulitkan,ekspoitasi, nilai-nilai yang mendominasi dunia perdagangan yang berkembang pada umumnya, dan yang sangat menguasai pasar terutama di bawah penindasan kapitalisme yang rakus dan kejam yang tidak mengenal tujuan kecuali keuntungan dan tidak mengenal cara kecuali menjatuhkan (pesaing)Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw. Bersabda, Semoga Allah merahmati seorng hamba yang toleran ketika menjual, toleran ketika membeli, dan toleran ketika menuntuk hak. (HR Bukhari dan Ibnu Majah ( al-Muntaq: 976)2. Menjaga Hak-Hak Persaudaraan Diantara nilai-nilai yang di tuntut pula di sini adalah menjaga hak-hak ukhuwah. Jika pasar kapitalkan harga tawaran dan tidak mengnal perasaan, tidak memasukkan pertimbangan-pertimbangan moral ke dalam bidang ekonomi, hanya nagka-angka dan keuntungan semata-mata yang menjadi factor penentu, maka islam memperhatikan hal tersebut dan sekaligus tidak mengabaikannya. Oleh karena itu, jika sebagian orang telah sepakat pada suatu transaksi, penjualan telah setujui untuk menjual dan pembeli pun telah setuju untuk membeli, meskipun belum terjadi ijab Kabul (teken kontrak perjanjian) , maka disini islam melarang orang lain untukj dating berusaha merebut transaksi tersebut dengan menambah harga tawaran dan membujukan penjualan untuk meninggalkan kesepakatan yang pertama.Dalam hal ini Rasulullah saw. Bersabda, Janganlah seseorang membeki atas pembelian (barang yang sudah disepakati untuk dibeli) saudaranya dan janganlah meminang pinangan saudaranya. (hr.Muttafaq Alaih dari Abu dari Abu Hurairah, Shahih al-Jami ash-Saghir (7591)Janganlah seseorang membeli atas pembelian saudaranya dan janganlah menawar atas penawaran saudaranya. (Hr.Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, shaih al-jamiash-shaghir (7601).3. Shadaqoh yang Tidak DitentukanDari Qois bin Abu Gharah, ia berkata, kami dulu di zaman Rasulullah saw dijuliki para calon lalu Rasulullah saw melewati kami kemudian beliau menjuluki kami dengan julukan yang lebih baik dari tiu, seraya mengatakan, wahai para pedagang, sesungguhnya jual beli itu tercampuri perkataan yang sia-sia dan sumpah maka campurilah perdagangan tersebut dengan shadaqoh. (HR Abu Daud (3326), at-Tirmidzi (1208), NasaI (3831), dan Ibnu Majah (2145). Shadaqoh ini tidak di tentukan jumlahnya melainkan diserahkan kepada hati nurani seseorang mulim dalam menentukan jumlah dan waktunya. Imam Ibnu Hazm menjadikan hadist ini sebagai alasan bagi tidak wajibnya zakat perniagaan. Seandainya wajib dizakati sebagaimana di wajibkan dalam semua harta benda yang riil (tampak), kata Ibnu Hazm , niscaya Nabi saw memerintahkan kepada mereka dan tidak cukup dengan sabdanya, campurilah perniagaan tersebut dengan sedekah.E. Sikap Pedagang dalam Berbisnis Sebagai Bekal Menuju AkhiratDi antara nilai-nilai yang tidak boleh dilalaikan adalah bahwa seorang Muslim dari mengingat Tuhannya dan wajib melaksanakan kewajibannya, khususnya shalat yang merupakan kontak abadi antara manusia dengan Allah.Kepedulian seorang pedagang terhadap agamanya hanya bisa terwujudkan dengan memelihara tujuh hal:1. Meluruskan NiatYakni kebaikan niat dan aqidah di awal perniagaan. Hendaklah seorang manusia meniatkan untuk menjaga diri agar tidak meminta-minta, menjaga diri dari kerakusan terhadap apa yang menjadi milik orang lain karena mencukupkan diri dengan yang halal, menjadikannya sebagai dukungan terhadap agama , dan demi melaksanakan kewajiban mencukupi kebutuhan keluarga agar termasuk kelompok orang-orang yang berjihad dengannya. Hendaklah seorang manusia berniat amar maruf nahi munkar dalam setiap apa yang dilihat di pasar. Jika telah mempersiapkan aqidah-aqidah ini maka ia adalah seorang pekerja di jalan akhirat.1. Melaksanakan Hal yang Penting Dalam AgamaSesungguhnya berbagai usaha dan perniagaan jika dibiarkan bebas maka penghidupan akan kacau dan kebanyakan makhluk akan binasa, sebab keteraturan urusan semua pihak adalah dengan kerjasama semua pihak dan setiap kelompok melakukan suatu pekerjaan. Seandainya semua orang melakukan satu pekerjaan maka aspek-aspek lain akan terbengkalai dan mereka akan binasa. Di antara pekerjaan ada yang sangat penting ada pula yang tidak terlalu diperlukan karena fungsinya sebagai kepuasan den perhiasan di dunia. Karena itu, hendaknya seorang Muslim menyibukkan diri dengan urusan yang penting agar dengan pekerjaan tersebut dapat mencukupi kaum Muslimin dengan sesuatu yang penting dalam agama.1. Memperhatikan Pasar AkhiratJangan sampai pasar dunia menghalangi dari pasar akhirat. Pasar akhirat adalah masjid. Ketika mendengar adzan di tengah hari untuk shalat zhuhur dan ashar, maka hendaklah seorang Muslim meninggalkan kesibukannya. 1. Senantiasa Melakukan DzikrullahSenantiasa melakukan dzikrullah di pasar dan tidak pernah berhenti membaca tahlil dan tasbih. Karena dzikrullah di pasar di tengah orang-orang yang lalai adalah lebih utama. Al-Hasan berkata, Lakukanlah dzikrullah di pasar niscaya pada hari kiamat akan dating kepadamu berupa cahaya seperti cahaya bulan purnama dan penerang seterang sinar matahari. Barangsiapa meminta ampunan di pasar makan Allah mengampuninya dengan pengampunan sebanyak jumlah penghuni pasar yang ada.1. Rela Menerima dan Tidak RakusAbdullah bin Amer berkata, Janganlah kamu menjadi orang yang pertama masuk pasar dan jangan pula jadi orang yang terakhir keluar pasar, karena di dalam pasar setan beranak pinak. Demikianlah orang-orang shalih dari generasi salaf. Apabila seorang dinatara mereka telah mendapatkan keuntungan satu daniq maka ia beranjak dengan penuh rasa puas. Hammad bin Salmah pernah menjual buah-buahan, apabila sudah mendapatkan keuntungan dua buah maka ia meninggalkan pasar.1. Menghindari SyubhatTidak hanya menjauhi yang haram, seorang Muslim hendaknya menjauhu hal-hal yang syubhat dan keraguan. Seorang pedagang seharusnya memperhatikan siapa yang dihadapinya. Seorang Muslim tidak seharusnya membantu orang-orang yang zalim, pengkhianat, pencuri atau memakan riba.1. Muraqabah dan Muhasabatun NafsiHendaknya seorang Musllim mencermati semua cara dan bentuk muamalah kepada setiap orang, karena setiap Muslim diawasi dan dihisab. Hendaklah ia menyiapkan jawaban untuk hari perhitungan dan hukuman atas setiap perbuatan dan perkataan. Sesungguhnya dikatakan bahwa seorang pedagang akan dipertemukan pada hari kiamat dengan orang yang pernah bermuamalah dengannya kemudian masing-masing dihisab sesuai dengan perbuatannya.

F. Sifat-Sifat Tercela Berbisnis Menurut Perspektif Islam 1. Pemalsuan dan penipuanIklan palsu dan sikap penipuan para penjual merupakan contoh yang tidak baik. Islam sangat melarang memalsu dan menipu karena dapat menyebabkan kerugian, kezaliman, serta dapat menimbulkan permusuhan dan percekcokan. Kejujuran dan kebenaran merupakan nilai yang terpenting sehubung dengan hal tersebut, penipuan, sikap mengekploitasi orang lain yang tidak bersalah dan orang yang jahil atau membuat pernyataan palsu merupakan perbuatan yang dilarang. Rasulallah juga pernah bersabda, Penipuan ini juga jalan ke neraka, dan siapa yang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan cara hidup islam akan mendapatkan kutukan. (Bukhari : kitab jual beli) Umat islam merupakan saudara satu sama lainnya. Seorang islam tidak dibenarkan menjual suatu barang kepada orang lain jika barang itu tidak sempurna dan ia tidak mengatakan ketidak sempurnaan barang tersebut. (Ibnu majah : Bab perniagaan)Rasulallah bersabda, pembeli dan penjual memiliki kebebasan untuk membataskan urusan jual beli kecuali jika mereka memiliki persetujuan satu sama lain. Jika mereka bersikap jujur dan benar, jual beli itu akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Jika mereka tidak berterus terang dan saling berbohong, maka kebaikan perjanjian jual beli tidak akan mereka capai. (Bukhari : kitab jual beli)2. Sistem jual beli yang mencurigakan dan meragukanAspek yang berkaitan erat dengan penipuan dan ketidakjujuran merupakan hal-hal yang terdapat didalam sistem jual beli yang tidak menentu. Dalam jual beli ini, salah seorang pembeli dan penjual akan mengalami kerugian. Kerugian ini tidak kelihatan dan tidak dapat diramalkan. Rasulallah SAW melarang jual beli yang disertai dengan lemparan batu dan melarang jual beli yang meragukan dan mengandung penipuan. (Muslim : kitab Al-buyu) Rasulallah SAW melarang menjual anak yang dikandung oleh ibunya. Larangan ini bukan saja berlaku bagi anak binatang yang merupakan hasil kandungan induknya, juga anak yang masih dalam kandungan ibunya juga dilarang untuk diperjualbelikan sebab, barang yang diperjualbelikan itu tidak kelihatan dan belum tentu ada. (Muslim : kitab Al-buyuq)Hazat omar telah dikabarkan pernah mengatakan :Janganlah menjual atau membeli ikan dalam air karena sesungguhnya hal tersebut merupakan penipuan, jual beli yang meragukan. (Abu yusuf : kitab Al-kharaj)Alasan dibalik larangan ini karena jual beli sering melibatkan ketidakpastian dan kekaburan. Islam mempunyai prinsip agar jual beli dapat ditentukan terlebih dahulu agar kedua belah piahak yang saling berhubungan dapat menentukan terlebih dahulu apakah mereka akan mendapatkan keuntungan ataupun kerugian. Kurangnya informasi mengenai hal-hal yang terdapat dalam proses jual beli akan mendatangkan sifat keraguan dan ketidakpastian dan ini akan menghapuskan sifat adil dalam perdagangan tersebut.Pakar hukum islam yang terkenal, ibnu hazam, telah menyatakan prinsip ini seperti berikut, Tidak seharusnya kita mengadakan transaksi jual beli terhadap sesuatu barang tertentu yang tidak diketahui oleh penjualnya, meskipun ia diketahui oleh pembelinya; begitu juga dengan barang yang tidak diketahui oleh pembelinya meskipun ia diketahui oleh penjualnya. Jual beli yang demikian tidak diizinkan karena kedua belah pihak tidak mengetahui dengan jelaspersoalan yang mereka hadapi. (Ibnu Hazm : Al-Muhalla)Persoalan yang lain yang berkaitan dengan prinsip ini termasuk pelanggaran untuk menebang pohon buah-buahan yang belum masak dan belum saatnya untuk dipetik, atau membeli gandum yang belum saatnya untuk dituai.3. Perdagangan yang berbentuk perjudianPerdagangan yang berbentuk perjudian yang semata-mata mendasarkan diri pada spekulasi yang melibatkan resiko dan ketidakpastian, merupakan bentuk perdagangan yang berbeda dengan perdagangan lainnya, dan hal ini akan diterangkan secara terpisah. Karena perdagangan ini termasuk perdagangan yang meragukan, namun ia dikutuk oleh islam sebagi suatu bentuk perdagangan yang asing dan tidak dibenarkan.Sesungguhnya minuman keras (khamar), berjudi, menyembah berhala, mngundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapatkan keuntungan. (Surah Al-Maidah : ayat 90)Ciri utama perjudian adalah bahwa kerugian atau keuntunganyang didapat tidak sesuai dengan aspek kerja ekonomi, atau dianggap tidak memberikan sistem usaha yang memadai. Perjudian semata-mata merupakan perdagangan tergantung pada nasib dan penuh dengan tipu daya. Semua perdagangan yang mengandung tipu daya. Semua perdagangan yang mengandung unsur ini dianggap sebagai perdagangan yang berbentuk perjudian dan ia tidak disetujui oleh islam. Apapun manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari perjudian, ia dianggap sebagai penipuan tidak menguntungkan.4. Perdagangan yang bersifat ribaPerdagangan yang adil harus bebas dari unsur riba. Jika penjual menawarkan harga pada saat tertentu dan meminta harga yang lebih tinggi jika pembayaran dilakukan dikemudian hari atau menerima harga yang lebih rendah jika pembayaran dilakukan beberapa saat sebelum barang tersebut diserahkan kepada pembelinya, maka penjual itu dianggap menjalankan perdagangan yang berbentuk riba. Perdagangan yang demikian tidak dibenarkan dalam islam sebagaimana islam mengutuk peneriama dan pembayar bunga.Perdagangan jenis riba akan terjadi jika dua komoditi yang serupa tetapi tidak sama kuantitasnya dalam hal kuantitasnya, atau dua komoditi yang sama tetapi tidak sama kuantitasnya ditukarkan berdasarkan sistem barter. Ini disebut riba al-fazl dan tidak dibenarkan dalam islam sebagaiman juga perdagangan yang melibatkan pembayaran bunga. Bagaimanpun juga, persoalan riba al-fazl ini memiliki ruang lingkup yang kompleks dan kita tidak banyak membicarakannya lebih jauh lagi.

5. Kebijaksanaan yang menggunakan sistem paksaanJanganlah kamu saling memakan harta sesama kamu dengan cara yang tidak benar, kecuali jika melalui perdagangan yang kamu setujui. (Surah An-Nisa : ayat 29)Rasulullah telah melarang sesorang membuat perjanjian dengan seseorang yang lain secara paksaan. (bahwa seseorang tidak boleh memaksa seorang yang lain untuk mengadakan perjanjian).Kebebasan untuk membuat pilihan dan keinginan untuk melakukan hal yang benar tanpa dicampuri oleh hal-hal yang bersifat paksaan senantiasa harus dijalankan oleh semua pihak dalam semua aktivitas perdagangan. Paksaan secara langsung atau tidak dalam bidang ekonomi dan politik merupakan hal yang biasa dalam perdagangan modern. Terjalinnya persatuan maupun tidak dikalangan buruh biasanya merupakan sasaran dari sistem paksaan ini. Monopoli dan monopsony biasanya membuat kontak yang menggantungkan bagi perusahaan dan biasanya juga dibuat dalam bentuk paksaan, baik secara implisit maupun eksplisit.Pembelian yang dilakukan secara terpaksa yang dilakukan oleh sebuah Negara pada masa-masa sulit, atau jika Negara tersebut berhak membeli dahulu sesuatu bahan kebutuhan harus diberi perhatian juga. Beberapa tujuan masyarakat yang lebih penting, atau kepentingan individu yang utama telah membenarkan pengecualian ini, dan ia dapat dipahami jika diikuti oleh suatu kajian yang terinci mengenai hal-hal yang terkait didalamnya.6. Monopoli Islam telah mengharamkan monopoli yang merupakan salah satu dari dua unsur penopang kapitalisme yang rakus dan otoriter. Monopoli adalah menahan barang untuk tidak berada di pasar supaya naik harganya. Semakin besar dosa orang yang melakukan jika praktek monopoli tersebut dilakukan secara kolektif dimana para pedagang barang- barang jenis tertentu bersekongkol untuk memonopolinya. Demikian juga seorang pedagang yang memonopoli satu jenis tertentu dari barang dagangan untuk keuntungan dirinya sendiri dan menguasai padar sekehendaknya.Rasulullah saw: Barangsiapa memonopoli maka ia akan berdosa (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, ia men-shahih-kannya, dan Ibnu Majah, al Muntaqa:999) Kata inilah yang dipakai oleh Al-Quran untuk mengencam orang-orang yang melampaui batas dan berbuat semena-mena.Rasulullah saw: bersabda,Barangsiapa memonopoli bahan makanan selama empat puluh hari, maka sesungguhnya ia telah terlepas diri dari Allah dan Allah pun berlepas darinya. (HR Ahmad dalam Musnad Ibnu Umar, di-shahih-kan Ahamd syakir (no 488), dan al-Iraqi dalam Takhrij Ahadist al-Ihya (II/72) ).Ali ra berkata, Barangsiapa memonopoli bahan makanan selama empat puluh hari niscaya hatinya menjadi keras.Sebabnya adalah karena ia hanya memperhatikan kepentingsn diri sendiri dan tidak menghiraukan bahaya yang menimpa masyarakat. Setiap kali terjadi penurunan harga, dia merasa sakit dan menderita. Tetapi setiap kali mendengan berita kenaikan harga, dia merasa senang dan gembira.karena itu, tidak ayal lagi rasa kasih sayang pasti akan lenyap dari hatinya dan terjangkiti oleh egoisme dan kekesatan hati.

Barang-Barang yang Haram di MonopoliPara ahli fiqih berbeda pendapat sekitar dua hal yaitu jenis barang apa yang haram di monopoli dan kapankah di haramkannya monopoli. Diantara ahli fiqih ada dua batas pengharaman monopoli pada bahan makanan pokok saja. Berkata Iman al-Gazali, adapun selain bahan makanan pokok dan yang tidak termaksut penopang bahan selain bahan makanan pokok seperti obat-obatan,jamu-jamuan,wewangian dan sebagainya maka tidak terkena larangan meskipun termasuk barang yang di makan. Adapun yang menopang bahan makanan pokok seperti daging, buah-buahan dan apasaja yang kadang-kadang dapat mengantikannya fungsi bahan makanan pokok meskipun tidak dapat di jelaskan dengannya maka hal ini perlu dikaji.diantara para ukama ada yang menolak pengharaman monopoli pada mentega,keju,madu,biji-bijian, dan sebagainya yang dianggap diluar lingkup bahan makanan pokok. Dari perkataan al-Gazali ini dapat dipahami bahwa mereka menganggap bahwa makanan pokok terbatas pada bahan makanan yang kering,seperti roti,beras tanpa lemak, dan lauk, bahkan mentega, minyak, biji-bijian dan sebagainya dianggap diluar kategori bahan makanan pokok. Konsoderan pelarangan tersebut juga menguatkan hal itu, yakni membahayakan umum akibat penumpukan dan penahana barang dagangan karena kebutuhan manusia tidak hanya kepada makanan saja, khususnya di zaman kita. Manusia juga membutuhkan makanan dan minum, berpakaian dan bertempat tinggal,belajar, berobat, bergerak dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui berbagai saran transportasi dan komunikasi.Imam Abu Yusuf berpendapat bahwa: setiap barang yang penahanannya membahayakan orang adalah monopoli.Semakin meningkat kebutuhan orang terhadap barang tersebut semakin besar pula dosa orang yang memonopolinya, terutama adalah bahan makanan. Terutama lagi bahan makanan yang mendesak.

Waktu Diharamkannya MonopoliDemikian pula silang pendapat tentang waktu yang diharamkan pada monopoli. Diantara para ulama ada yang menolak pelarangan di semua waktu tanpa membedakan kesempitan dan kelonggaran waktu, berdasarkan keumuman larangan dan praktek orang-orang wara dari kaum salaf yang melaksanakan pelarangan umum untuk memonopoli.Al-Gazali berkata: dan boleh jadi pelarangan monopoli tersebut dikhususkan pada waktu persediaan bahan makanan sangat sedikit sementara orang-orang sangat membutuhkannya, sehingga tindakan menangguhkan penjualan akan menimbulkan bahaya. Namun jika bahan makanan berlimpah ruah dan orang tidak begitu membutuhkan dan menginginkannya kecuali dengan harga yang rendah, kemudian pemilik bahan makanan menunggu perubahan kondisi itu dan tidak mengunggu sampai peceklik, maka tindakan ini tidak termasuk tindakan yang membahayakan tersebut.jika masanya adalah masa peceklik dalam penimbunan madu, lemak,dan sebagainya terdapat unsur yang membahayakan, maka patutnya diputuskan untuk di larang(di haramkan). Penentuan haram tidaknya tindakan menangguhkan penjualan bahan makanan pokok dikembalikan kepada ada tindaknya unsure membahayakan ini, karena merupakan hal yang difahami dari pengkhususkan pelarangan monopoli dan makanan. Jika tidak ada unsur yang membahayakan, maka memonopoli bahan makanan pokok ini tidak lupa dari hukum makruh karena ia menantikan prinsip-prinsip bahaya (kenaikan harga) adalah terlarang seperti menantikan datangnya bahaya itu sendiri di bawah tingkatan tindakan membahayakan secara langsung. Tingkat bahaya ini akan menentukan tingkat keharaman dan kemakruhan tindakan monopoli yang di jakukan. Diriwayatkan dari sebagian ulama salaf bahwa ia berada di kota Wasith dan menyiapkan satu kapal bermuatan gandum menuju kota Bashrah. Ia menulis pesan kepada perwakilannya (agennya): juallah bahan makanan ini pada hari memasuki kota Bashrah dan jarang menundanya sampai esok harinya. Lalu tibalah kapal itu di Bashrah dengan mendapatkan harta yang sangat bagus. Berkatalah para pedagang kepaadanya: kalau kamu menangguhkan penjualannya dalam jangaka satu pecan (satu jumat) niscaya kamu mengeruk keuntungan yang berlipat darinya. Lalu ia menangguhkannya dan merauk keuntungan yang berlipat . kemudian ia menulis berita kepada temannya (pemilik bahan makanan) memberitahukan hal itu. Lalu pemilik bahan makanan mengirim surat kepadanya seraya mengatakan: apa-apaan ini, sesungguhnya kami telah puas dengan keuntungan yang sedikit disertai dengan keselamatan agama kami sedangkan kamu telah menyalahi hal itu.kami tidak suka merauk keuntungan yang berlipat darinya dengan kehilangan moral agama. Sesungguhnya kamu telah berbuat kejahatan pada kami!!. Jika telah sampai kepadamu suratku ini maka ambillah semua harta (uang) lalu shadaqahkanlah kepada kaum faqir miskin kota Bashrah, dan mudah-mudahan saya selamat dari dosa monopoli sebersih-bersihnya, tidak ada tanggungan dosa atasku dan tidak ada keuntungan monopoli bagiku.

DAFTAR PUSTAKA