faktor – faktor yang mempengaruhi etika bisnis islam

138
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG PASAR CIPUTAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah Hafiz Juliansyah NIM. 107046 102043 JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: buitruc

Post on 23-Jan-2017

255 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

PEDAGANG PASAR CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah

Hafiz Juliansyah

NIM. 107046 102043

JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM
Page 3: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM
Page 4: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM
Page 5: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

i

FACTORS AFFECTING THE APPLICATION OF ISLAMIC BUSINESS ETHICS CIPUTAT MARKET TRADERS

By: Hafiz Juliansyah

Abstract

The purpose of this research was to analyze the factors that affect the application of Islamic business ethics Ciputat market traders. These factors consist of unity, equilibrium, free will, responsibility, and benevolence. This research used by the questionnaires. Questionnaires was distributed to the the merchant market Ciputat as much as 84 (eighty four) questionnaires. Number of questionnaires returned was 84 (eighty four) questionnaires. The methods of data analysis which used was factor analysis is to find a relationship (interrelationship) among a number of variables that mutually independent with each other so that it can be made one or a set of fewer variables than the number of initial variables.

The results of this study indicate that there are two factors that are formed. The first factor consists of variables benevolence, equlibrium, and responsibility, which can explain 47.140% of the total diversity of research items. The second factor consisting of free will and unity may explain 20.095% of the total diversity of research items. Thus, the cumulative two form factors can account for 67.234% of the total diversity of the items.

Key notes: business ethics of Islam, factor analysis, markets, unity, equlibrium, free

will, responsibility, benevolence

Page 6: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG PASAR CIPUTAT

Oleh: Hafiz Juliansyah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. Faktor-faktor tersebut terdiri dari tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan ihsan. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada pedagang pasar Ciputat sebanyak 84 (delapan puluh empat) kuesioner. Kuesioner yang terkumpul sejumlah 84 (delapan puluh empat) kuesioner. Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis faktor yaitu untuk menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang terbentuk. Faktor pertama terdiri dari variabel ihsan, keseimbangan, dan tanggung jawab, yang mampu menjelaskan 47.140 % dari keragaman total item-item penelitian. Faktor kedua yang terdiri dari kehendak bebas dan tauhid dapat menjelaskan 20.095 % dari keragaman total item-item penelitian. Jadi, kumulatif dua faktor terbentuk dapat menerangkan sebesar 67.234 % dari total keragaman item-item. Kata kunci: etika bisnis Islam, analisis faktor, pasar, tauhid, keseimbangan, kehendak

bebas, tanggung jawab, ihsan

Page 7: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Hafiz Juliansyah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Juli 1987

Alamat : Jl. Dewi Masjid Al Khasiun No. 28 Rt. 002/002

Cipayung – Ciputat, Tangerang Selatan

Telpon : 08998272734

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

TK Aisiyah Ciputat 1993

SD Negeri Ciputat II 1994 – 2000

SMP IT Rafah Bogor 2000 – 2003

SMU IT Rafah Bogor 2004 – 2006

Pelatihan-Pelatihan:

Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat 2009 – 2010

Kursus Komputer di Nurul Fikri Ciputat 2009

Page 8: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

iv

Pengalaman Organisasi:

1. Kepala Divisi Kajian dan Keilmuan HMI Komisariat Syariah Cabang Ciputat

(Periode 2007 – 2008)

2. Kepala Divisi Kajian dan Keilmuan LKBHMI Cabang Ciputat

(Periode 2008 – 2009)

3. Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Periode (2009 – 2010)

4. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah (Periode 2009 – 2010)

5. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah UIN

Syarif Hidayatullah (Periode 2010 – 2011)

Data Orang Tua:

Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, yaitu pasangan dari:

Nama Ayah : Fachruddin Noor

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Sumiarsih

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Dewi Masjid Al Khasiun No. 28 Rt. 002/002

Cipayung – Ciputat, Tangerang Selatan

Page 9: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas berjuta-juta barokah yang

selalu diberikan-Nya. Maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah

satu syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Syariah pada konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa, dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas

bantuan dan do’a kepada:

1. Ibunda Sumiarsih dan Ayahanda Fachruddin Noor tercinta yang senantiasa

memberikan kasih, sayang, semangat, dan do’a.

2. Nenekku yang tercinta, Hj. Munimah binti H. Mursyid yang selalu memberikan

semangat dan doa’nya.

3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.

4. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.

5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing 1 yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu bagi penulis.

Page 10: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

vi

6. Bapak Fahmi Ahmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar

telah menuntun dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Jurusan Perbankan

Syariah, terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.

8. Seluruh pihak Manajemen dan seluruh pedagang PD Pasar Niaga Kerta Raharja

Pasar Ciputat atas partisipasinya sehingga penulis dapat melaksanakan

penelitian dengan baik.

9. Keluarga Bpk. Drs. Suryanto dan Ibu Rismoyati, terima kasih atas semangat

dan doa’nya.

10. Eka Putri Pertiwi, SE, terima kasih selalu menemani dan membatu dalam proses

penelitian ini I Love you Full.

11. Kakak-kakakku tercinta, Wendy Fauzi beserta istri, dan Winda Novianty

beserta suami, terima kasih atas do’a dan cintanya.

12. Adik-adikku tercinta, Fachri Rahman Hakim, dan Chairul Aziz terima kasih atas

do’a dan cintanya.

13. Tante-tante dan om-omku tercinta, Zainul, Netty Herawati, Tengku Sri Suryani,

dan Neutron Afriansyah.

14. Kepala Sekolah SD Islam Al Khasiun, Bpk. Bachrudin yang telah memberikan

kesempatan penulis dalam mengamalkan ilmu.

15. Seluruh dewan guru SD Islam Al Khasiun, terima kasih atas doa dan

semangatnya.

Page 11: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

vii

16. Amias, Azka, dan Nadra serta keluarga, terima kasih atas doa’, dukungan, serta

semangatnya.

17. Teman-teman seperjuangan Trisakti, Arif Soleh (Joni) dan RM Dwima Rizki

Rudjito, terima kasih juga untuk dukungan dan do’anya.

18. Teman-teman kosan yang berada di Kertamukti, Hariri dan Ega, terima kasih

atas doa dan dukungannya.

19. Semua teman-teman Perbankan Syariah angkatan ’07.

20. Seluruh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perbankan Syariah Periode 2010

– 2011, terima kasih atas dukungan dan doa’nya.

21. Seluruh keluarga besar HMI Komisariat Fakultas Syari’ah dan Hukum terima

kasih untuk semua dukungannya.

22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

selesainya Skripsi ini.

Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran-saran

yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Akhir

kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 15 Februari 2011

Penulis

Page 12: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

viii

 

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ...................................... 7

C. Perumusan Masalah ................................................................. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9

E. Tinjauan Studi Terdahulu ....................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Etika Bisnis Islam ................................................................... 17

1. Definisi Etika Bisnis Islam ............................................... 17

2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam ...................................... 19

3. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam ................................... 23

a. Keesaan (Tauhid) ........................................................ 24

b. Keseimbangan (Equilibrium) ...................................... 25

c. Kehendak Bebas (Free Will) ....................................... 27

d. Tanggungj Jawab (Responsibility) ............................. 29

e. Kebajikan (ihsan) ........................................................ 30

B. Pasar ........................................................................................ 32

1. Pengertian Pasar ................................................................ 32

Page 13: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

ix

 

2. Mekanisme Pasar .............................................................. 33

3. Etika Pemasaran ................................................................ 36

C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 39

D. Hipotesis ................................................................................. 40

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Wilayah Penelitian .................................................................. 41

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 42

C. Teknik Penetuan Sempel ......................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 44

1. Sumber Data .................................................................... 44

2. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 44

E. Metode Analisis Data .............................................................. 44

1. Uji Kualitas Data ............................................................. 45

2. Uji Analisis Faktor .......................................................... 46

F. Oprasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............... 53

BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR CIPUTAT

A. Latar Belakang Berdirinya Pasar Ciputat................................ 62

1. Sejarah Pasar Ciputat ...................................................... 62

2. Perkembangan Pasar Ciputat ........................................... 63

3. Permasalahan Pasar Ciputat ............................................ 64

B. Landasan Hukum .................................................................... 68

C. Landasan Oprasional ............................................................... 69

D. Tugas Pokok dan Fungsi ......................................................... 70

E. Sasaran dan Tujuan PD Pasar Ciputat .................................... 71

F. Visi dan Misi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat ... 72

G. Struktur Organisasi PD pasar ciputat ..................................... 73

Page 14: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

x

 

H. Daya Dukung dan Tampung PD Pasar Ciputat ....................... 73

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ......................................................... 80

B. Uji Kualitas Data ..................................................................... 88

C. Uji Analisis Faktor .................................................................. 94

1. Proses Analisis Faktor ..................................................... 94

2. Pengujian Kelayakan Variabel ........................................ 96

3. Proses Faktoring .............................................................. 97

D. Interpretasi Hasil Analisis Faktor ........................................... 105

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 108

B. Keterbatasan .......................................................................... 109

C. Implikasi ............................................................................... 109

D. Saran ..................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

LAMPIRAN ....................................................................................................... 115

Page 15: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

xi

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ukuran Ketetapan Kaiser Mayer Olkin ............................................. 49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................... 58

Tabel 5.1 Karakteristik Data Kuesioner ............................................................. 80

Tabel 5.2 Analisis Regresi ................................................................................. 83

Tabel 5.3 Koefisien ............................................................................................ 84

Tabel 5.4 Uji Validitas Tauhid ........................................................................... 89

Tabel 5.5 Uji Realibilitas Tauhid ....................................................................... 89

Tabel 5.6 Uji Validitas Keseimbangan .............................................................. 90

Tabel 5.7 Uji Realibilitas Keseimbangan .......................................................... 90

Tabel 5.8 Uji Validitas Kehendak Bebas ........................................................... 91

Tabel 5.9 Uji Realibilitas Kehendak Bebas ....................................................... 92

Tabel 5.10 Uji Validitas Tanggung Jawab ......................................................... 92

Tabel 5.11 Uji Realibilitas Tanggung Jawab ..................................................... 93

Tabel 5.12 Uji Validitas Ihsan ........................................................................... 93

Tabel 5.13 Uji Realibilitas Ihsan........................................................................ 94

Tabel 5.14 KMO and Bartlett’s Test .................................................................. 96

Tabel 5.15 Communalities ................................................................................. 97

Tabel 5.16 Total Variance Explained ................................................................ 98

Tabel 5.17 Component Matrix ......................................................................... 101

Tabel 5.18 Rotated Component Matrix ............................................................ 103

Tabel 5.19 Component Transpormation Matrix .............................................. 104

Page 16: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

xii

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 8

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pasar Ciputat .................................................. 73

Gambar 4.2 Ruang Dagang Pasar Ciputat ......................................................... 77

Gambar 4.3 Ruang Dagang Per Kios ................................................................. 77

Gambar 4.4 Ruang Dagang Per Los .................................................................. 78

Gambar 5.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 81

Gambar 5.2 Usia Responden .............................................................................. 81

Gambar 5.3 Pendidikan Responden ................................................................... 83

Gambar 5.4 Suku Responden ............................................................................. 85

Gambar 5.5 Jenis Dagangan Responden ............................................................ 86

Gambar 5.6 Lama Berdagang Responden ......................................................... 87

Gambar 5.7 Screen Plot ................................................................................... 100

Page 17: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

1

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan

sosial bagi semua orang di sepanjang abad dan semua lapisan masyarakat.

Agama Islam sejak awal lahirnya, mengizinkan adanya bisnis, karena

Rasulullah SAW sendiri pada awalnya juga berbisnis dalam jangka waktu yang

cukup lama.1 Di dalam hal perdagangan atau bisnis, Rasulullah memberikan

apresiasi yang lebih, seperti sabda beliau ”Perhatikan olehmu sekalian

perdagangan, sesungguhnya di dunia ini perdagangan itu ada Sembilan dari

sepuluh pintu rezeki”.2 Namun, Rasulullah tidak begitu saja meninggalkan

tanpa aturan, kaidah, ataupun batasan yang harus diperhatikan dalam

menjalankan perdagangan atau bisnis. Di antara nilai-nilai yang penting dalam

perdagangan atau bisnis adalah sifat kasih sayang yang telah dijadikan Allah

sebagai trade mark.

Islam menghendaki perdagangan yang berlangsung bebas dan bebas dari

distorsi pasar. Hal ini bertujuan untuk memelihara unsur keadilan semua pihak

dan Islam mengatur agar kegiatan ekonomi di pasar berjalan secara adil.

                                                            1 Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1999), h.172 2 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam, Jurnal Khazanah, Vol 3 No 3, Edisi Oktober, 2007, h. 282 

Page 18: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

2

 

 

Pasar mendapatkan kedudukan yang penting dalam perekonomian Islam.

Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga

yang adil. Oleh Karena itu, Islam menekankan adanya moralitas seperti

persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Implementasi

nilai-nilai tersebut merupakan tanggung jawab bagi setiap pelaku pasar. Bagi

seorang muslim, nilai-nilai ini ada sebagai refleksi dari keimanannya kepada

Allah, bahkan Rasulullah memerankan dirinya sebagai muhtasib di pasar.

Beliau menegur langsung transaksi perdagangan yang tidak mengindahkan

moralitas.

Dengan mengacu pada Al- Qur’an dan praktek kehidupan pasar pada masa

Rasulullah dan para sahabatnya, Ibnu Taymiyyah menyatakan bahwa ciri khas

kehidupan pasar yang Islami adalah :

1. Orang harus bebas keluar masuk pasar. Memaksa orang untuk menjual

barang dagangan tanpa ada kewajiban untuk menjual merupakan tindakan

tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.

2. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan

barang-barang dagangan.

3. Unsur-unsur monopilistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antar

penjual dan pembeli harus dihilangkan. Pemerintah dibolehkan melakukan

intervensi.

4. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan oleh naik

turunnya tingkat permintaan dan penawaran.

Page 19: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

3

 

 

5. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari

pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang.

6. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur,

seperti sumpah palsu, kecurangan menakar, dan niat yang buruk dalam

perdagangan. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang yang

haram3.

Akan tetapi kenyataan yang kita hadapi sekarang di masyarakat,

bahwasanya telah terjadi pergeseran etika dalam dagang atau bisnis. Salah satu

contoh maraknya para pedang mengurangi timbangannya, dijualnya ayam

bangkai (tiren) dan daging gelongongan4. Hal ini menandakan timbulnya gejala

merosotnya rasa solidaritas, tangung jawab sosial dan tingkat kejujuran serta

adanya persaingan yang tidak sehat dan berbagai masalah bisnis lainnya. Ketika

terjadi pergeseran tersebut, maka terjadilah suatu penyimpangan-penyimpangan

didalam hubungan bisnis.

Pada masa rasulullah, nilai-nilai moralitas sangat diperhatikan dalam

kehidupan pasar. Bahkan sampai pada masa awal kerasulannya, beliau adalah

seorang pelaku pasar yang aktif, dan kemudian menjadi seorang pengawas pasar

                                                            3 Akhmad Mujahidin, Etika Bisnis Dalam Islam “Analisis Terhadap Aspek Moral Pelaku Bisnis”,

Jurnal Hukum Islam, Vol IV No. 2, Desember 2005, h. 122 4 Gatra.com Saturday, 9 July 2005, diakses pada tanggal 9 November 2010

Page 20: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

4

 

 

yang cermat sampai akhir hayatnya. Beliau telah memulai pengalaman

dagangnya sejak usia 12 tahun,5

Dalam ekonomi Islam yang berlandasan ketuhanan, maka tujuan akhir

pencapaiannya adalah ridho Allah SWT, dengan tetap memegang syariat Islam

dalam segala akitivitasnya, begitu pula dengan aktivitas ekonomi yang tidak

dapat pula dipisahkan dengan nilai-nilai keIslaman.6

Etika bisnis Islam bertujuan mengajarkan manusia untuk menjalin

kerjasama, tolong menolong, dan menjauhkan diri dari sikap dengki dan

dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariah7. Etika bisnis dalam

Islam juga berfungsi sebagai controlling (pengatur) terhadap akitifitas ekonomi

pedang, karena secara filosofi etika mendasarkan diri pada nalar ilmu dan

agama untuk menilai. Landasan penilaian ini dalam praktek kehidupan di

masyarakat sering kita temukan bahwa secara agama terdapat nilai mengenai

hal-hal baik, buruk atau jahat, seperti pihak yang mendzhalimi dan terdzhalimi.8

Dengan kenyataan di atas, maka prinsip pengetahuan akan etika bisnis

Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap individu yang melakukan kegiatan

ekonomi baik itu seorang pebisnis atau pedagang dalam menjalankan aktivitas

                                                            5 Afzalurrahman, Muhammad Sebaga Pedagang, terj. Dewi Nurjulianti, (Jakarta: Yayasan Swarna

Bhumy,1997), h. 5 6 Yusuf Qordhowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), h. 31 7 Qordhowi, Norma…………….., h. 5 8 Muslich, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: EKONISIA, 2004), Cet 1, h. 29

Page 21: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

5

 

 

ekonominya, untuk menghindarkan diri dari berbagai macam tindakan yang

dilarang oleh Allah SWT.

Dengan demikian setiap orang tidak boleh merugikan orang lain demi

kepentingan diri sendiri (vested interest). Sebab , seolah-olah dia menghisap

darahnya dan membuka jalan kehancuran untuk dirinya sendiri. Misalnya

mencuri, menyuap, berjudi, menipu, mengaburkan, mengelabui, riba, pekerjaan

lain yang diperoleh dengan jalan yang tidak dibenarkan. Tetapi apabila sebagian

itu diperoleh atas dasar saling suka sama suka, maka persyaratan dalam

perdagangan yang ditegaskan dalam al Qur’an telah dijalani.9

Ada bebarapa bentuk transaksi yang dapat dikategorikan terlarang, yaitu10:

1. Tidak jelasnya takaran dan spesifikasi barang yang dijual.

2. Tidak jelas bentuk barangnya.

3. Informasi yang diterima tidak jelas sehingga pembentukan harga tidak

berjalan dengan mekanisme yang sehat.

4. Penjual dan pembeli tidak hadir di pasar sehingga perdagangan tidak

berdasarkan harga pasar.

Model-model transaksi di atas hendaknya menjadi perhatian serius dari

pelaku pasar muslim. Penegakan nilai-nilai moral dalam kehidupan

perdagangan di pasar harus disadari secara personal oleh setiap pelaku pasar.

Artinya, nilai-nilai moralitas merupakan nilai yang sudah tertanam dalam diri

                                                            9 Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Terjemahan Muamammal Hamidy ( Surabaya:

Bina Ilmu, 1993), h. 38.

Page 22: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

6

 

 

para pelaku pasar, karena ini merupakan refleksi dari keimanan kepada Allah.

Dengan demikian seseorang boleh saja berdagang dengan tujuan mencari

keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi dalam Islam, bukan sekedar mencari

besarnya keuntungan melainkan dicari juga keberkahan. Keberkahan usaha

merupakan kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang

wajar dan diridai oleh Allah swt. Untuk memperoleh keberkahan dalam jual-

beli, Islam mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai berikut11:

1. Jujur dalam menakar dan menimbang.

2. Menjual barang yang halal.

3. Menjual barang yang baik mutunya.

4. Tidak menyembunyikan cacat barang.

5. Tidak melakukan sumpah palsu.

6. Longgar dan murah hati.

7. Tidak menyaingi penjual lain.

8. Tidak melakukan riba.

9. Mengeluarkan zakat bila telah sampai nisab dan haulnya.

Permasalahannya, apakah faktor-faktor etika bisnis Islam telah

diperaktekan sesuai dengan al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad oleh para

pelaku ekonomi di era globalisas sekarang ini?

                                                                                                                                                                          10 Mujahidin. Etika Bisnis…………., h. 120 11 Burhanudin Salam, Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia, ( Jakarta: Rineka Cipta,

1997), h. 23

Page 23: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

7

 

 

Maka dengan melihat realitas yang ada di atas penulis sangat tertarik dan

tergugah untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam penelitian skripsi

dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis

Islam Pedagang di Pasar Ciputat”.

B. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah

Beberapa masalah yang dapat penulis identifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Apakah konsep tauhid mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

2. Apakah konsep kesimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

3. Apakah konsep kehendak bebas mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

4. Apakah konsep tanggung jawab yang dimiliki pedagang pasar Ciputat

mempunyai pengaruh yang signifikan penerapan etika bisnis Islam

pedagang di pasar Ciputat?

5. Apakah konsep ihsan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

Dalam perdagangan atau bisnis terdapat etika dan norma-norma yang

harus berfungsi membatasi ruang gerak dari bisnis tersebut, sehingga tidak

terjadi saling merugikan atau prilaku bisnis yang negatif. Etika bisnis dalam

Islam adalah etika bisnis yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Page 24: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

8

 

 

Sebagai pedagang yang beragama Islam sudah seharusnya menjalankan etika

bisnis Islam dalam kegiatan perdagangannya yang sesuai dengan tuntunan

Muhammad SAW. Agar pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis perlu

memberikan batasan-batasan. Penulis hanya membatasi penelitian ini pada

faktor-faktor mana saja dari etika bisnis Islam yang paling kuat pengaruhnya

terhadap pedagang dalam penjalankan roda perniagaannya.

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah

C. Perumusan Masalah

Masalah yang dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variabel tauhid terhadap penerapan etika bisnis

Islam pedagang di pasar Ciputat?

2. Bagaimana pengaruh variabel keseimbangan terhadap penerapan etika

bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

3. Bagaimana pengaruh variabel kehendak bebas terhadap penerapan etika

bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam

Keseimbangan Tauhid Kehendak Bebas

Tanggung

Jawab

Ihsan

Page 25: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

9

 

 

4. Bagaimana pengaruh variabel tanggung jawab terhadap penerapan etika

bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?

5. Bagaimana pengaruh variabel ihsan terhadap penerapan etika bisnis Islam

pedagang di pasar Ciputat?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat bukti empiris

mengenai:

a. Pengaruh tingkat tauhid yang dimiliki pedagang pasar Ciputat

terhadap penerapan etika bisnis Islam.

b. Pengaruh tingkat keseimbangan pedagang pasar Ciputat mempunyai

terhadap penerapan etika bisnis Islam.

c. Pengaruh prinsip kehendak bebas yang dimiliki pedagang pasar

Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.

d. Pengaruh prinsip tanggung jawab yang dimiliki pedagang pasar

Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.

e. Pengaruh prinsip ihsan pedagang pasar Ciputat terhadap penerapan

etika bisnis Islam.

2. Dan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Page 26: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

10

 

 

Penelitian ini di samping memberikan dan menambah pengetahuan

penulis tentang etika bisnis Islam, juga merupakan apresiasi tehadap

teori–teori yang pernah penulis dapatkan selama menempuh

pendidikan program strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Pedagang

Memberikan dan menambah wawasan mereka tentang ekonomi

Islam khususnya tentang etika bisnis Islam yang selalu Rasulullah

junjung.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat menjadi sumber dan menambah khazanah ilmu

pengetauan bagi kalangan akademisi dalam menunjang

akademisnya.

E. Tinjauan Studi Terdahulu

Etika bisnis Islam telah mendorong beberapa peneliti untuk mengadakan

penelitian terhadap etika bisnis Islam pada pedagang. Namun, dalam beberapa

penelitian terdahulu ini sangat sedikit sekali membahas tentang faktor-faktor

etika dalam berdagang, yang hanya penulis temukan mengenai tingkat

keagamaan dan prilaku pedagang. Penelitian tentang etika bisnis Islam telah

Page 27: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

11

 

 

dilakukan oleh para peneliti diantaranya adalah Ahmad Faiz (2009), dan Erik

Lesmana (2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Erik Lesmana Konsentrasi Perbankan

Syari’ah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010) adalah tentang Pemahaman

Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaf analisis korelasi Rank

Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel

independen (tingkat persaingan usaha) dan (pemahaman etika bisnis Islam)

dengan variabel dependen (perilaku dagang muslim). Penelitian yang dilakukan

terhadap para pedagang muslim di pasar Ciputat ini memberikan hasil bahwa

tingkat persaingan usaha memiliki hubungan yang nyata dan searah dengan

perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat. Begitu juga dengan variabel

etika bisnis Islam yang memiliki hubungan yang nyata dan searah dengan

perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat.

Penalitian mengenai Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Prilaku

Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan dilakukan oleh Ahmad

Faiz. Konsentrasi Perbankan Syari’ah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.

Penelitian ini mengggunakan teknik survei dengan pendekatan kuantitatif dan

menggunakan analisia regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan lima

dimensi dari variabel agama yang dikembangkan oleh Djamaludin Ancok dari

rumusan Glock dan Stark yang membagi keagamaan menjadi lima dimensi :

dimensi akidah Islam, dimensi keperibadatan, dimensi akhlaq, dimensi ilmu,

Page 28: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

12

 

 

dan dimensi penghayatan. Berdasarkan hasil uji statistikk dengan uji f

mengindikasikan bahwa variabel dimensi akidah Islam, dimensi keperibadatan,

dimensi ikhlaq, dimensi ilmu, dan dimensi penghayatan berpengaruh terhadap

perilaku pedagang secara simultan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, hasil peneliti yang

satu tidak sama dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan tingkat ekonomi, subjek penelitian, variabel penelitian, dan metode

penelitian. Sehingga sampai saat ini masih tetap dilakukan penelitian mengenai

etika bisnis Islam guna mengetahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi etika bisnis Islam para pedagang beserta cara

penerapannya.

Untuk itu dalam penelitian ini, saya sebagai penulis mengkaji tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang dalam menjalankan etika bisnis

Islam yaitu dengan membentuk faktor yang paling dominan mempengaruhi

pedang pasar Ciputat dalam menjalankan etika bisnis Islam. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel yang

terdiri dari tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan ihsan

sedangkan penelitian terdahulu hanya fokus pada variabel agama yang di bagi

kedalam lima dimensi dalam melihat prilaku pedagang dan tempat penelitian.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis faktor

yaitu untuk mengelompokkan lima variabel etika bisnis Islam pedagang

menjadi satu atau beberapa faktor, sedangkan teknik analisis pada penelitian

Page 29: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

13

 

 

terdahulu pada umumnya untuk menganalisis pengaruh dan atau hubungan antar

variabel.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi

pembahasan menjadi lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub bab. Untuk

menjadikan pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, adapun sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika

penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Dalam bab in terdiri dari empat sub bab. Sub bab yang

pertama menjelaskan tentang etika bisnis Islam terlebih

dahulu, dan di dalamnya terdapat penjabaran mengenai

definisi, dasar hukum, aksioma dasar, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku etis dalam Islam. Sub bab yang

kedua menjelaskan tentang pasar yang di dalamnya juga

terdapat pembahasan mengenai pengertian, mekanisme pasar,

Page 30: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

14

 

 

dan etika pemasaran. Sub bab yang ketiga menjelaskan

tentang kerangka pemikiran. Dan sub bab yang keempat

menjelaskan tentang hipotesis penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari enam sub bab. Sub bab yang pertama

menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian. Sub bab yang

kedua menjelaskan tentang keterbatasan penelitian. Sub bab

yang ketiga menjelaskan tentang teknik penentuan sampel.

Sub bab yang keempat menjelaskan tentang teknik

pengumpulan data di dalamnya terdapat penjelasan

mengenai sumber data dan teknik pengumpulan data. Sub

bab yang kelima menjelaskan tentang metode analisis data di

dalamnya terdapat penjabaran mengenai uji kualitas data dan

uji analisis faktor. Sub bab yang keenam menjelaskan tentang

operasionalisasi variabel.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas gambaran umum dari objek penelitian

penulis yaitu PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat.

Bab ini terdiri dari delapan sub bab. Sub bab yang pertama

menjelaskan tentang latar belakan berdirinya pasar Ciputat,

di dalamnya terdapat penjabaran mengenai sejarah

berdirinya, perkembangan pasar Ciputat, dan permasalahan

Page 31: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

15

 

 

pasar Ciputat. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang

landasan hokum. Sub bab yang ketiga menjelaskan tentang

landasan operasional. Sub bab yang keempat menjelaskan

tentang tugas pokok dan fungsi. Sub bab yang kelima

menjelaskan tentang sasaran dan tujuan. Sub bab yang

keenam menjelaskan tentang visi dan misi. Sub bab yang

ketujuh menjelaskan tentang struktur organisasi Dan sub bab

yang kedelapan menjelaskan tentang daya dukung dan daya

tamping pasar Ciputat.

BAB V : PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil dari penganalisaan variabel-

variabel yang diperoleh untuk mendapatkan perhitungan dan

kesimpulan yang tepat terhadap penelitian. Bab ini terdiri

dari tiga sub bab. Sub bab pertama menjelaskan tentang

karakteristik responden. Sub bab kedua menjelaskan tentang

hasil uji kualitas data. Dan sub bab ketiga menjelaskan

tentang hasil uji analisis faktor.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir yang terdiri dari empat sub

bab. Sub bab pertama menjelaskan tentang kesimpulan. Sub

bab kedua menjelaskan tentang keterbatasan penelitian. Sub

bab ketiga menjelaskan tentang implikasi penelitian. Sub bab

Page 32: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

16

 

 

keempat berisi saran. Bab ini juga disertai dengan daftar

pustaka dan lampiran-lampiran penelitian yang dibutuhkan.

Page 33: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

17

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Etika Bisnis Islam

1. Definisi Etika Bisnis Islam

Istilah etika, secara teoritis dapat dibedakan ke dalam dua

pengertian. Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos yang artinya

kebiasaan (custom) atau karakter (character). Dalam pengertian ini, etika

berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang

maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat yang

diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke

generasi yang lain. Kedua, secara terminologis etika merupakan studi

sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan

lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk

mengaplikasikan atas apa saja. Di sini etika dapat dimaknai sebagai dasar

moralitas seseorang dan di saat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam

berperilaku1.

Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya

perilaku manusia. Di Indonesia, studi tentang masalah etis dalam bidang

ekonomi dan bisnis sudah akrab dengan nama “etika bisnis, sejalan

                                                            1 Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 4 

Page 34: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

18

 

dengan kebiasaan umum dalam istilah bahasa Inggris yaitu “Business

Ethics”.2 Namun, pada dasarnya istilah tersebut menunjuk kepada studi

tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis yang akan

dibahas dalam penelitian ini.

Selanjutnya kita dapat mendefinisikan etika bisnis sebagai

seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis

berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis

berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus

komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna

mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.3 Sedangkan titik sentral

etika Islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan

bertanggung jawab karena kepercayaannya terhadap kemahakuasaan

Tuhan. Hanya saja kebebasan manusia itu tidaklah mutlak, dalam arti,

kebebasan yang terbatas. Dengan kebebasan tersebut manusia mampu

memilih antara yang baik dan jahat, benar dan salah, halal dan haram.4

Islam, sebagai agama rahmat li al-‘alamin yang bersifat universal

dan komprehensif, dalam arti, bila dikontekskan dengan taraf-taraf

tersebut tidak akan pernah membedakan antara taraf yang satu dengan

yang lain. Demi kemaslahatan semua kalangan, Islam mengajarkan

                                                            2 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Malang: Penerbit UIN-Malang Press,

2007), h.9 3 Badroen, Etika Bisnis .........., h.70 4 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, ter.M. Saiful Anam dan Muhammad

Ufuqul Mubin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.35

Page 35: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

19

 

manusia agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam segala

aktivitas kehidupan. Oleh karena itu, apabila etika dikaitkan dengan

masalah bisnis, maka dapat digambarkan bahwa Etika Bisnis Islam adalah

norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an dan Hadis yang harus

dijadikan pedoman oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis.

2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam

Pada awalnya aturan mengenai perilaku ekonomi yang islami

ditetapkan oleh Al Qur’an. Jadi, secara etik al Qur’an mengatur perilaku

ekonomi dalam bidang produksi, konsumsi, distribusi dan sirkulasi.

Hukum Allah dalam Al Qur’an terbagi dalam dua bagian yaitu yang

terang (muhkam) dan yang mutasyabih (samar). Hukum mutasyabih yang

ditemukan oleh ummat Islam di zaman Rasulallah telah dijelaskan lewat

Sunnah. Setelah Al Qur’an, Sunnah merupakan aturan kedua yang

mengatur perilaku manusia. Sunnah adalah praktek-praktek yang

dicontohkan oleh Rasulallah saw, serta ucapan-ucapannya (hadist).

Keterangan-keterangan dalam sunnah memiliki formasi yang lebih

operasional yang merupakan bentuk praktek dari konsep-konsep Al

Qur’an. Sunnah menguraikan bagaimana tata cara zakat, bentuk kerja

sama ekonomi, perdagangan, pembelanjaan harta dan sebagainya. Dalam

konteks waktu, sunnah menjelaskan perilaku ekonomi masa lampau.

Page 36: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

20

 

Dengan kerangka hukum Islam yang dapat menjangkau semua dimensi

waktu terdapat istilah-istilah ijma dan qiyas5.

Pandangan al-Qur’an tentang bisnis dan etika bisnis dari sudut

pandang isinya, lebih banyak membahas tema-tema tentang kehidupan

manusia baik pada tataran individual maupun kolektivitas. Hal ini

dibuktikan bahwa, tema pertama dan tema terakhir dalam al-Qur’an

adalah mengenai perilaku manusia.6 Sebagai sumber nilai dan sumber

ajaran, al-Qur’an pada umumnya memiliki sifat yang umum (tidak

terperinci), karena itu diperlukan upaya dan kualifikasi tertentu agar dapat

memahaminya.

Adapun pandangan Al-Qur’an mengenai bisnis etika bisnis adalah

terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain sebagai berikut7:

a. Surat at-Taubah (9): 111 ditegaskan bahwa, ”Sesungguhnya Allah

membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa mereka... Siapakah

yang lebih menepati janjinya (selain) Allah maka bergembiralah

dengan jual-beli yang kamu lakukan. Dan itulah kemenangan yang

besar.

                                                            5 Muhammad, dan Lukman Fauroni, Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis, (Jakarta: Salemba

Diniyah, 2002), diakses melalui www.google.com pada 13 November 2010. 6 Fazlur Rahman, Membangkitkan Kembali Visi al-Qur’an: Sebuah Catatan Otobiograif, Jurnal

Hikmah, No. IV, Juli-Oktober, 1992 7 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an, IQTISAD Journal of Islamic

Economics, Vol. 4, No. 1, Muharram 1424 H/March 2003, h. 94

Page 37: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

21

 

b. Bekerja juga dikaitkan dengan iman, pernyataan ini terdapat dalam

surat Al-Furqan (25): 23 yang menegaskan bahwa “Amal-amal yang

tidak disertai iman tidak akan berarti di sisiNya”.

c. Di dalam al-Qur’an juga ada beberapa terma yang berkaitan dengan

konsep bisnis. Diantaranya adalah kata : al Tijarah, al-bai’u,

tadayantum, dan isytara.

1) Terma tijarah, yang bermakna berdagang, berniaga. Dalam al-

Qur’an terma tijarah ditemui sebanyak delapan kali dan

tijaratuhum sebanyak satu kali. Bentuk tijarah terdapat dalam

surat al- Baqarah (2): 282, an-Nisa (4): 29, at-Taubah (9): 24, an-

Nur (24): 37, Fatir (35): 29, as-Shaff (61): 10, pada surat al-Jum’ah

(62): 11 (disebut dua kali). Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang

petunjuk transaksi yang menguntungkan dan perniagaan yang

bermanfaat, sehingga pelakunya akan mendapatkan keuntungan

besar dan keberhasilan yang kekal. Perniagaan dimaksud adalah

tetap dalam keimanan, keikhlasan amal kepada Allah dan berjihad

dengan jiwa dan harta dengan menyebarkn agama dan

meninggikan kalimat-Nya.8

2) Terma al-bai’u, yang bermakna menjual. Dalam al-Qur’an terma

bai’ ditemui sebanyak dua kali yaitu pertama, terdapat dalam surat

                                                            8 Akhmad Nur Zaroni, Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan

Ekonomi), MAZAHIB, Vol. IV, No. 2, Desember 2007.

Page 38: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

22

 

Al-Baqarah (2): 254 yang menyerukan agar membelanjakan serta

mendayagunakan harta benda sesuai dengan keimanan dan

bertujuan untuk mencari keuntungan sebagai bekal di hari kiamat.

Kedua, surat Al-Baqarah (2): 275 memberikan pengertian tentang

jual beli yang halal dan larangan untuk memperoleh atau

mengembangkan harta benda dengan jalan riba.9

3) Terma tadayantum, yang disebutkan satu kali pada surat Al-

Baqarah (2): 282. Ayat ini digunakan dalam pengertian muamalah

yakni jual beli, utang piutang, sewa menyewa dan lain sebagainya

yang jika dilakukan tidak secara tunai hendaknya pencatatan

dengan benar.10

4) Terma isytara, kata isytara dengan berbagai ragamnya terdapat

sebanyak dua puluh lima kali. Secara umum kata isytara dan

berbagai ragamnya lebih banyak mengandung makna transaksi

antara manusia dengan Allah atau transaksi sesama manusia yang

dilakukan karena dan untuk Allah, atau juga transaksi dengan

tujuan keuntungan manusia walaupun dengan menjual ayat-ayat

Allah.11

                                                            9 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 10 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 11 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2  

Page 39: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

23

 

3. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam

Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk

berbuat baik pada dirinya sendiri, kepada sesama manusia dan lingkungan

alam disekitarnya, dan kepada Tuhan selaku penciptaNya. Oleh karena itu,

untuk dapat berbuat baik pada semuanya itu, manusia di samping diberi

kebebasan (free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan

(tauhid), prinsip keseimbangan (tawazun = balance) dan keadilan (qist).

Di samping tanggung jawab (responsibility) yang akan diberikan di

hadapan Tuhan.12 Lima konsep inilah yang disebut dengan aksioma13 yang

terdiri atas prinsip-prinsip umum yang terhimpun menjadi satu kesatuan

yang terdiri atas konsep-konsep Keesaan (tauhid), Keseimbangan

(equilibrium), Kehendak bebas (free will), Tanggung jawab

(responsibility), dan Kebajikan (ihsan).14

Untuk menentukan kaidah-kaidah perilaku ekonomi dalam

masyarakat Islam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

membangun sistem aksioma dengan tepat agar mencerminkan pandangan

Islam tentang etika. Pandangan ini dapat membentuk dasar generalisasi

ilmiah tentang suatu ilmu ekonomi Islam. Untuk mengubahnya menjadi

suatu alat operasional yang berupa analisis ilmiah, suatu filsafat etika

                                                            12 Djakfar, Etika Bisnis………., h.11 13 Aksioma adalah hal yang sudah menjadi umum dan jelas kebenarannya. Lihat. Faisal Badroen, Etika

Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.88 14 Haider Naqvi, Etika…………, h. 13

Page 40: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

24

 

harus disusutkan menjadi sekumpulan aksioma yang kemudian dapat

berlaku sebagai suatu titik mula pembuat kesimpulan logis mengenai

kaidah-kaidah sosial dan perilaku ekonomi yang secara Islami absah.15

Perangkat aksioma menguatkan prinsip dasar etika Islam yang

sasarannya menghasilkan suatu tatanan sosio-ekonomi yang padu,

seimbang, dan realistis. Pandangan ini diikhtisarkan dengan tepat oleh

kelima aksioma sebagai berikut:

a. Keesaan (Tauhid)

Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam

adalah kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan.16

Konsep tauhid merupakan dimensi vertikal Islam, ia memadukan

berbagai aspek dalam kehidupan manusia yaitu politik, ekonomi,

sosial, dan keagamaan (religius) serta menekankan gagasan

mengenai konsistensi dan keteraturan.17 Hubungan vertical ini

merupakan wujud penyerahan diri manusia secara penuh tanpa

syarat di hadapan Tuhan, dengan menjadikan keinginan, ambisi,

serta perbuatannya tunduk pada perintahNya.18

Dengan mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek

lainnya, seperti ekonomi, akan menimbulkan perasaan dalam diri

                                                            15 Haider Naqvi, Etika…………, h. 74 16 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 17 Haider Naqvi, Etika…………, h. 78 18 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 

Page 41: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

25

 

manusia bahwa ia akan selalu merasa direkam segala aktivitas

kehidupannya, termasuk dalam aktivitas berekonomi sehingga dalam

melakukan segala aktivitas bisnis tidak akan mudah menyimpang

dari segala ketentuanNya. Perhatian terus-menerus untuk memenuhi

kebutuhan etik dan dimotivasi oleh ketauhidan kepada Tuhan Yang

Maha Esa akan meningkatkan kesadaran individu mengenai insting

altruistiknya, baik terhadap sesama manusia maupun alam

lingkungannya. Ini berarti, konsep tauhid akan memiliki pengaruh

yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.19

b. Keseimbangan (Equilibrium)

Keseimbangan atau ‘adl (keadilan) menggambarkan dimensi

horizontal ajaran Islam, dan hubungan dengan harmoni segala

sesuatu di alam semesta.20 Hukum dan keteraturan yang terlihat pada

alam semesta mencerminkan keseimbangan harmonis. Tatanan ini

pula yang dikenal dengan sunnatullah.

Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam

mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang

tidak disukai. Islam mengharuskan penganutnya untuk berlaku adil

dan berbuat kebajiakan. Dan bahkan berlaku adil harus didahulukan

dari kebajikan. dalam perniagaan, persyaratan adil yang paling

                                                            19 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 33 20 Beekun, Etika…………, h. 36

Page 42: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

26

 

mendasar adalah agar pengusaha Muslim menyempurnakan takaran

bila menakar dan menimbang dengan alat timbangan yang benar,

karena hal itu merupakan perilaku terbaik yang akan mendekatkan

pada ketaqwaan.21

Pada struktur ekonomi dan bisnis, agar kualitas keseimbangan

dapat mengendalikan semua tindakan manusia, maka harus

memenuhi beberapa persyaratan22, yaitu:

1) Hubungan-hubungan dasar antara konsumsi, distribusi, dan

produksi harus berhenti pada suatu keseimbangan tertentu demi

menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam

wilayah kekuasaan segelintir pengusaha.

2) Keadaan perekonomian yang tidak konsisten dengan distribusi

pendapatan dan kekayaan yang secara ekonomis merupakan

pilihan yang terbaik untuk ditolak karena Islam menolak daur

tertutup pendapatan kekayaan semakin menyempit.

3) Akibat dari pengaruh sikap egalitarian yang kuat, maka dalam

ekonomi dan bisnis Islam tidak mengakui adanya, baik hak milik

yang tak terbatas maupun sistem pasar yang bebas tak terkendali.

Hal ini disebabkan oleh sistem tersebut tidak menciptakan

                                                            21 Badroen, Etika Bisnis………., h. 92 22 Syed Nawab Haider Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami, ter. Husin Anis dan

Asep Hikmat, (Bandung: MIZAN, 1985), h. 101 

Page 43: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

27

 

keadilan sosial sedangkan Islam menhendaki penciptaan

keadilan sosial

Dengan demikian jelas bahwa keseimbangan merupakan

landasan pikir kesadaran dalam pendayagunaan dan pengembangan

harta benda agar harta benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi

manusia melainkan menjadi media menuju kesempurnaan jiwa

manusia sebagai khalifah.

c. Kehendak Bebas (Free will)

Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk

mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT

menurunkannya ke bumi.23Dengan tanpa mengabaikan kenyataan

bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah

SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan,

memilih jalan hidup yang diinginkan, dan yang paling penting untuk

bertindak berdasarkan aturan yang ia pilih.24

Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti

pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi. Manusia

memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal, tak

terkecuali kebebasan melakukan kontrak di pasar. Oleh sebab itu,

pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum

                                                            23 Al-Baqarah (2): 30 24 Beekun, Etika………., h. 38

Page 44: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

28

 

penawaran dan permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar

tidak terdistorsi oleh tangan-tangan yang sengaja

mempermainkannya. Islam tidak memberikan ruang kepada

intervensi dari pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali

adanya kondisi darurat.

Pasar yang Islami juga harus bisa menjamin adanya kebebasan

pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas di pasar, berikut

perangkat faktor-faktor produksinya. Hal ini dimaksud untuk

menjamin adanya pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah

mekanisme yang proporsional.25

Agar tercipta mekanisme pasar yang sehat, aktivitas ekonomi

dalam konsep ini diarahkan untuk kebaikan setiap kepentingan

seluruh komunitas Islam yaitu dengan adanya larangan-larangan

mengenai monopoli, kecurangan, dan praktik riba. Seorang Muslim

yang percaya pada kehendak Allah, akan senantiasa mengabaikan

larangan-laranganNya. Ia merupakan bagian kolektif dari

masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan

individual dan sosial. Dengan demikian, kebebasan berkehendak

berhubungan erat dengan kesatuan dan keseimbangan.

                                                            25 Badroen, Etika Bisnis………., h. 94-96

Page 45: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

29

 

d. Tanggung Jawab (Responsibility)

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil

dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya

pertanggungjawaban. Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan

kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya.26

Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan prinisp kehendak

bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan

oleh manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang

dilakukannya.27 Al-Qur’an menegaskan, “Barangsiapa memberikan

hasil yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian pahala. Dan

barang siapa menimbulkan akibat yang buruk, niscaya ia akan

memikul konsekuensinya.28

Dalam bidang ekonomi dan bisnis prinsip ini dijabarkan

menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia mempunyai sifat berlapis

ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual) maupun

tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua-duanya harus

dilakukan secara bersama-sama.29 Perilaku konsumsi seseorang

misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya

sendiri; ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi

                                                            26 Beekun, Etika………., h. 40 27 Badroen, Etika Bisnis………., h. 100 28 QS. An-Nisa (4): 85 29 Beekun, Etika………., h. 41

Page 46: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

30

 

berbagai anggota masyarakat yang lain. Karena itu menurut Sayyid

Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam adalah pertanggung-

jawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya.

Antara jiwa dan raga, antara person dan keluarga, individu dan sosial

antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Prinsip pertanggungjawaban ini secara mendasar akan

mengubah perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya

harus mengacu pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling

tidak pada tiga hal; pertama, dalam menghitung margin, keuntungan

nilai upah harus dikaitkan dengan upah minimum yang secara sosial

dapat diterima oleh masyarakat. Kedua, economic return bagi

pemberi pinjaman modal harus dihitung berdasarkan pengertian

yang tegas bahwa besarnya keuntungan tidak dapat diramalkan

dengan probalitias kesalahan nol dan tak dapat lebih dahulu

ditetapkan (seperti sistem bunga). Ketiga, Islam melarang semua

transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal

dalam masyarakat Indonesia.30

e. Kebajikan (Ihsan)

Ihsan (kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang

dapat memberikan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya

kewajiban tertentu yang mengharuskan perbuatan tersebut atau                                                             30 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 103 

Page 47: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

31

 

dengan kata lain beribadah dan berbuat baik seakan-akan melihat

Allah, jika tidak mampu, maka yakinlah Allah melihat.31

Dalam sebuah kerajaan bisnis, terdapat sejumlah perbuatan

yang dapat mensupport pelaksanaan aksioma ihsan dalam bisnis32,

yaitu:

1) kemurahan hati (leniency)

2) motif pelayanan (service motives)

3) kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan

pelaksanaan yang menjadi prioritas (consciousness of Allah and

of His prescrible priorities)

Selain hal tersebut di atas, manusia juga diwajibkan untuk

mengenal dan mengobservasi skala prioritas Qur’an, seperti33:

1) lebih memilih kepada penghargaan akhirat ketimbang

penghargaan duniawi

2) lebih memilih kepada tindakan yang bermoral ketimbang yang

tidak bermoral

3) lebih memilih halal ketimbang yang haram

                                                            31 Beekun, Etika………., h. 43 32 Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Rajawali Press, 1995), Ed. III 33 Badroen, Etika Bisnis………., h. 103 

Page 48: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

32

 

B. Pasar

1. Pengertian Pasar

Pasar tediri dari semua pelanggan potensial yang memiliki

kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu dalam melakukan

pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.34 Konsep pasar

membawa kita kembali pada konsep pemasaran, dimana pemasaran

merupakan dimensi pertama dan utama dari perusahaan. Definisi dari

pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu

sama lain.35

Ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah pembeli yang berada

dalam pasar tersebut. Pembeli potensial memiliki tiga karakteristik pokok,

yaitu mempunyai minat, penghasilan dan akses. Berdasarkan ketiga

karakteristik ini, ada lima level definisi pasar yaitu:

a. Pasar potensial (potential market), yaitu sekumpulan konsumen yang

memiliki tingkat minat tertentu terhadap penawaran pasar tertentu.

b. Pasar yang tersedia (available market), yaitu sekumpulan konsumen

yang memiliki minat, penghasilan, dan akses pada penawaran pasar

tertentu.

                                                            34 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian,

(Jakarta: Salemba Empat, 1995), Edisi 8, h. 14. 35 Kotler, Manajemen Pemasaran……….., h. 15

Page 49: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

33

 

c. Pasar tersedia yang memenuhi syarat (qualified available market),

yaitu sekumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan, akses,

dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.

d. Pasar yang dilayani (served market atau target market), yaitu sebagian

dari qualified available market yang ingin dimasuki perusahaan.

e. Pasar penetrasi (penetration market), yaitu sekumpulan konsumen

yang benar-benar telah membeli produk.36

2. Mekanisme Pasar

Dalam Islam, pasar merupakan wahana transaksi ekonomi yang

ideal, karena secara teoretis maupun praktis, Islam menciptakan suatu

keadaan pasar yang dibingkai oleh nilai-nilai shari’ah, meskipun tetap

dalam suasana bersaing. Hal ini tentu saja bukan hanya kewajiban

personal pelaku pasar tetapi juga membutuhkan intervensi pemerintah.

Untuk itulah maka pemerintah mempunyai peranan yang penting dan

besar dalam menciptakan pasar yang islami, sebagaimana ditunjukkan

oleh adanya hisbah pada masa Rasulullah dan sesudahnya.37

Gambaran pasar yang islami adalah pasar yang di dalamnya terdapat

persaingan sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam. Nilai

dan moralitas Islam itu secara garis besar terbagi dua: Pertama, norma

                                                            36 Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy, Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta:

Elex Media Komputindo, 2002), h. 64 37 Akhmad Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam (Analisis Terhadap Aspek Moralitas Pelaku Bisnis),

Hukum Islam, Vol. IV No. 2, Desember 2005, h. 121

Page 50: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

34

 

yang bersifat khas yaitu hanya berlaku untuk muslim. Kedua, Islam juga

sangat memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat umum dan

berlaku secara universal seperti persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan,

dan keadilan. Nilai-nilai ini sangat ditekankan dalam Islam bahkan selalu

dikaitkan dengan keimanan kepada Allah. Keterikatan seorang muslim

dengan norma-norma ini akan menjadi sistem pengendali yang bersifat

otomatis bagi pelakunya dalam aktifitas pasar. 38

Dengan mengacu kepada Alquran dan praktek kehidupan pasar pada

masa Rasulullah dan para sahabatnya, Ibn Taymiyyah menyatakan bahwa

ciri khas kehidupan pasar yang islami adalah :

a. Orang harus bebas untuk keluar dan masuk pasar.

b. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan

barang-barang dagangan.

c. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antara

penjual dan pembeli harus dihilangkan.

d. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan naik turunya

tingkat permintaan dan penawaran.

e. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari

pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang

                                                            38 Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam……………., h. 122

Page 51: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

35

 

f. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur,

seperti sumpah palsu, kecurangan dalam menakar, menimbang, dan

mengukur, dan niat yang buruk dalam perdagangan.

g. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang haram seperti

minuman keras, alat perjudian dan pelacuran, dan lain-lain.39

Dengan memperhatikan kriteria pasar islami tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa pasar islami itu dibangun atas dasar terjaminnya

persaingan yang sehat yang dibingkai dalam nilai dan moralitas Islam.

Untuk menjamin agar kriteria ini tetap terjaga dengan baik diperlukan

seorang muhtasib yang memiliki peranan aktif dan permanen dalam

menjaga mekanisme pasar yang islami sehingga dapat dijadikan model

bagi peran pemerintah terhadap pasar. Pengawasan secara cermat terhadap

mekanisme pasar harus dilakukan demi tegaknya kepentingan sosial dan

nilai-nilai akhlak islami yang diinginkan semua pihak.

Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan

individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa sebagaimana yang ia

sukai. Ibn Taymiyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi

bagi individu dalam kegiatan ekonomi, walaupun beliau juga memberikan

batasan-batasannya. Selain itu juga diperlukan kerjasama saling

membantu antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain untuk

                                                            39 Ibn Taymiyah, Majmu’ Fatawa Shaykh al-Islam Ahmad Ibn Taymiyah (Riyad: Matba�at al-Riyad,

1387 H), h. 78

Page 52: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

36

 

mewujudkan kesejahteraan bersama. Segala sesuatu itu boleh dan sah

dilakukan sampai ada larangan khusus yang bertentangan dengan shari’ah

Islam, khususnya dalam hal penipuan dan hal-hal yang merugikan.40

3. Etika Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain41. Dalam konteks etika pemasaran yang bernuansa Islami, dapat

dicari pertimbangan dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memberikan dua

persyaratan dalam proses bisnis yakni persyaratan horizontal

(kemanusiaan) dan persyaratan vertikal (spritual). Surat Al-Baqarah

menyebutkan ”Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada yang diragukan

didalamnya. Menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. Ayat

ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam etika marketing42:

a. Allah memberi jaminan terhadap kebenaran Al-Qur’an, sebagai

reability product guarantee.

b. Allah menjelaskan manfaat Al-Qur’an sebagai produk karyaNya, yakni

menjadi hudan (petunjuk).

c. Allah menjelaskan objek, sasaran, customer, sekaligus target

penggunaan kitab suci tersebut, yakni orang-orang yang bertakwa.

                                                            40 Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam……………., h. 123 41 Kotler, Manajemen Pemasaran………., h. 8 42 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam, Khazanah, Vol. 3, No. 3, Oktober 2007.

Page 53: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

37

 

Isyarat diatas sangat relevan dipedomani dalam melakukan proses

marketing, sebab marketing merupakan bagian yang sangat penting dan

menjadi mesin suatu perusahaan. Mengambil petunjuk dari kalimat

”jaminan” yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an, maka dalam rangka

penjualan itupun kita harus dapat memberikan jaminan bagi produk yang

kita miliki. Jaminan tersebut mencakup dua aspek43:

a. Aspek material, yakni mutu bahan, mutu pengobatan, dan mutu

penyajian.

b. Aspek non material, mencakup; ke-Halalan, ke-Thaharahan (Higienis),

dan ke-Islaman dalam penyajian.

Urutan kedua yang dijelaskan Allah adalah manfaat dari apa yang

dipasarkan. Jika ini dijadikan dasar dalam upaya marketing, maka yang

perlu dilakukan adalah memberikan penjelasan mengenai manfaat produk

(ingridients) atau manfaat proses produksi dijalankan. Adapun metode

yang dapat digunakan petunjuk Allah: ”Beritahukanlah kepadaku

(berdasarkan pengetahuan) jika kamu memang orang-orang yang

benar”.44 Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa untuk

meyakinkan seseorang terhadap kebaikan yang kita jelaskan haruslah

berdasarkan ilmu pengetahuan, data dan fakta. Jadi dalam menjelaskan

manfaat produk, nampaknya peranan data dan fakta sangat penting,

                                                            43 Eldine, Etika Bisnis Islam……………… 44 QS. Al-An’am :143

Page 54: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

38

 

bahkan seringkali data dan fakta jauh lebih berpengaruh disbanding

penjelasan.

Ketiga adalah penjelasan mengenai sasaran atau customer dari

produk yang kita miliki. Dalam hal ini kita dapat menjelaskan bahwa

makanan yang halal dan baik (halalan thoyyiban), yang akan menjadi

darah dan daging manusia, akan membuat kita menjadi taat kepada Allah,

sebab konsumsi yang dapat mengantarkan manusia kepada ketakwaan

harus memenuhi tiga unsur45 :

a. Materi yang halal

b. Proses pengolahan yang bersih (Higienis)

c. Penyajian yang Islami

                                                            45 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam……………..

Page 55: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

39

 

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

1. Faktor Tauhid, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:

keagamaan, dan aspek sosial46.

2. Faktor Kehendak bebas, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi,

yaitu: persaingan sehat, larangan monopoli, dan larangan kecurangan47.                                                             46 Beekun, Etika………., h. 33

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam

Tauhid

Kehendak bebas

(free will)

Prinsip keseimbangan

(tawazun= equilibrium)

Tanggung Jawab

(responsibility)

Kebajikan (ihsan) 

Analisis

Faktor

Faktor

I

Faktor

II

Page 56: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

40

 

3. Faktor Keseimbangan, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi,

yaitu: larangan praktek riba48, menghargai hak orang lain49, dan kejujuran50.

4. Faktor tanggung jawab, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi,

yaitu: penerapan administrasi, perilaku konsumsi, pengembalian pinjaman,

dan menerima keluhan konsumen51.

5. Faktor Ihsan, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:

kemurahan hati, dan motif pelayanan52.

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah diduga

faktor tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan ihsan

mempengaruhi etika bisnis Islam.

                                                                                                                                                                          47 Badroen, Etika Bisnis .........., h.96 48 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas

Agama Islam UMS, 2007, h. 11 49 Badroen, Etika Bisnis .........., h.94 50 Ali, Etika Bisnis…......., h. 14 51 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 52 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102 

Page 57: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Wilayah Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, yang akan menjadi objek studi penelitian

adalah pedagang pasar ciputat. Dengan sampel pedagang yang berada pada

lingkungan PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat.

Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah kausalitas,

yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-

akibat antara dua variabel atau lebih1. Jenis ini digunakan untuk menjelaskan

pengaruh Tauhid, Keseimbangan, Tanggung Jawab, Kehendak Bebas, dan Ihsan

terhadap Etika Bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.

Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang berdagang di pasar

Ciputat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini adalah pedagang yang

menempati kios-kios dan los-los yang tersedia pada pasar Ciputat. Alasan

peneliti tidak mengikutsertakan pedagang kaki lima (PKL) dalam penelitian ini

karena adanya keterbatasan data yang diperoleh. Pasar Ciputat dipilih sebagai

lokasi penelitian karena lokasi ini terletak di Kota Tangerang Selatan sebagai

penyanggah ibu kota DKI Jakarta. Pedagang di pasar Ciputat bersifat heterogen

1 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1999), Edisi

Pertama, h. 27

Page 58: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

42

yaitu terdiri dari berbagai suku bangsa, pendidikan dan komoditi yang

diperdagangkan.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian sampel yaitu hanya meneliti sebagian dari

keseluruhan elemen (populasi). Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa

dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus yaitu penelitian yang

dilakukan atas seluruh elemen. Namun, karena sesuatu hal peneliti bisa tidak

melakukan sensus, maka yang bisa dilakukannya adalah menggunakan teknik

sampel. Adapun alasan peneliti tidak melakukan sensus adalah sebagai berikut:

1. keterbatasan waktu penelitian,

2. keterbatasan biaya, dan

3. keterbatasan sumber daya manusia,

C. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan probability sampling methode, yaitu metode pemilihan sampel

secara acak sehingga setiap elemen populasi mempunyai probabilitas yang sama

untuk dipilih menjadi sampel. Probability sampling methode yang digunakan

yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana (simple random sampling).

Metode pemilihan sampel acak sederhana memberikan kesempatan yang sama

yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai

Page 59: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

43

sampel. Metode ini relative sederhana karena hanya memerlukan satu tahap

prosedur pemilihan sampel. Setiap elemen populasi secara independen

mempunyai probabilitas dipilih satu kali (tanpa pengembalian). Metode ini juga

memungkinkan terpilihnya sampel yang mempunyai bias paling sedikit dan

tingkat generalisasi yang tinggi.2

Untuk menentukan ukuran sampel yang dijadikan objek dalam penelitian

ini menggunakan rumus Slovin3 sebagai berikut:

n = N 1 + Nα² Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

α = Taraf signifikansi, yaitu sebesar 10%

Pengoperasian rumus Slovin tersebut adalah sebagai berikut:

n = 540 1 + 540(0,1)²

= 84,375

Berdasarkan hasil pengoperasian rumus Slovin tersebut, maka ukuran

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 84 sampel.

2 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi…………, h. 124 3 http://file.upi.edu/Direktori/D-FPMIPA/JUR.PEND.matematika/196412051990031-Bambang Avip

Priatna M/MENENTUKAN UKURAN SAMPEL.pdf, diakses pada tanggal 6 Januari 2011

Page 60: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

44

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh berdasarkan wawancara jawaban kuesioner yang

dibagikan kepada pedagang pasar Ciputat.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan

sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang

diteliti. Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan studi

kepustakaan dan literatur pada berbagai perpustakaan di dalam dan di

luar kampus maupun pada toko-toko buku4.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan

instrumen berupa kuesioner yang dijadikan instrumen pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally administered

questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara

langsung oleh peneliti.

E. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penilitian ini adalah metode

analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS 4 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi…………, h. 147

Page 61: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

45

versi 17.0. Sedangkan langkah-langkah yang digunakan untuk meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat adalah

dengan uji kualitas data, dan uji analisis faktor.

1. Uji Kualitas data

Untuk melakukan uji kualias data atas data primer dalam penelitian

ini, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang diukur oleh kuesioner tersebut.5

Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected

item-Total Correlation dengan nilai r hitung dengan nilai patokan

iA= 0.26 dan alpha =0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Hasil uji reabilitas

5   Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2009), h. 49 6 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2009), h. 230

Page 62: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

46

dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu

instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai

Cronbach Alpha lebih dari 0,60.7

2. Uji Analisis Faktor

1) Konsep Dasar Analisis Faktor

Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data,

yaitu proses untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu

variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan

informasi yang berarti dan menamakannya sebagai faktor. Analisis

faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang

mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik

(explanatory research). Jadi, dapat saja dari 10 atribut tersebut dapat

diringkas menjadi 3 faktor utama saja8.

Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan

(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling

independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau

beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel

awal9.

7 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 42 8 Santoso Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran: Konsep danAplikasi dengan SPSS, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2001), h. 244 9 Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran……………., h. 246

Page 63: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

47

Analisis faktor merupakan metode statistik yang digunakan

untuk meringkas informasi dalam jumlah banyak yang dihasilkan dari

proses pengukuran (berupa konsep-konsep) menjadi sebuah dimensi

atau construct yang lebih kecil. Analisis faktor dapat digunakan untuk

mengindentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab atau

mempunyai hubungan kausalitas antar variabel10.

b. Tujuan Analisis Faktor

Adapun tujuan analisis faktor adalah11 :

1) Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan

antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi

dilakukan antar variabel (dalam pengertian SSPS adalah ”kolom”),

analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun jika

korelasi dilakukan antar responden atau sampel (dalam pengertian

SSPS adalah ”baris”), analisis disebut Q Factor Analysis, yang

juga populer disebut Cluster Analysis.

2) Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan

proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor

untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu

Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles Spearman,

dengan tujuan utama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan

10 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 10 11 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 301

Page 64: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

48

diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor

tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang dapat

diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor

ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan

peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya.

Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa

variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga

ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau

penting untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Model Analisis Faktor

Pada dasarnya model analisis faktor dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu sebagai berikut12:

1) Exploratory Factor Analysis

Exploratory Factor Analysis merupakan model dalam analisis

faktor tujuannya untuk mencari pengelompokkan baru variabel asli

menjadi variabel yang jumlahnya semakin sedikit.

2) Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis digunakan untuk menguji atau

mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang secara teori telah

dibentuk dapat dikonfirmasi dengan data empirisnya.

12 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 308 

Page 65: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

49

Penelitian ini menggunakan proses pada analisis faktor yaitu

Exploratory Factor Analysis yaitu mencari pengelompokkan baru dari

variabel asli yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar

Ciputat.

d. Persyaratan Dalam Analisis Faktor

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan

analisis faktor, yaitu13 :

1) KMO dan Bartlett’s Test

KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan indeks pembanding

besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien

korelasi observasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi

parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah

kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu,

yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor14.

Tabel 3.1 Tabel Ukuran Ketepatan Kaiser – Mayer – Olkin

Ukuran KMO Rekomendasi 0,9 Baik Sekali 0,8 Baik 0,7 Sedang/Agak Baik 0,6 Cukup 0,5 Kurang

< 0,5 Ditolak Sumber: Santoso, h.14

13 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 256 14 Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2002), h. 212

Page 66: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

50

2) Anti – Image Matrices

Besarnya angka measure of sampling adequacy (MSA)

berkisar antara 0 -1, dengan kriteria sebagai berikut15:

a) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel lain.

b) Jika MSA > 0,05, maka variabel tersebut masih dapat

diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.

c) Jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi

dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, sehingga variabel harus

dikeluarkan/dibuang.

d. Proses Analisis Faktor

Analisis faktor dapat dilakukan melaui langkah-langkah sebagai

berikut16 :

1) Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis.

2) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan

Bartlett Test of Sphericity dan MSA (Measure of Sampling

Adequacy).

3) Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau

menurunkan satu atau lebih dari variabel-variabel yang telah lolos

pada uji variabel sebelumnya.

15 Singgih, Buku Latihan SPSS.................. h. 213 16 Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran……………., h. 250

Page 67: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

51

4) Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang

terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk

kedalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu :

a) ORTHOGONAL ROTATION

Yakni, memutar sumbu 90 derajat. Orthogonal Rotation

digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah

variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor

yang diekstraksi.Proses rotasi dengan metode orthogonal masih

bisa dibedakan menjadi17 :

i. Quartimax

Metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil

ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi,

dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi disatu

faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.

ii. Varimax

Bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi,

sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana

dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin

mendekati nol. Hal ini berarti didalam setiap faktor

tercakup sedikit mungkin variabel.

iii. Equimax 17 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 254

Page 68: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

52

Bertujuan untuk mengkobinasi metode quartimax dan

varimax. Maka, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode Varimax.

b) OBLIQUE ROTATION

Yakni, memutar sumbu kanan, namun tidak harus 90

derajat. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih

diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus

satu dengan lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk

memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti.

5) Pemilihan Metode Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor.

Ekstraksi faktor bertujuan untuk menghasilkan sejumlah faktor dari

data yang ada. Terdapat dua pendekatan dalam mengekstraksi

faktor, metode Analisis Utama (Principal Component Analysis)

dan metode Analisis Faktor Umum (Common Factor Analysis).

Dalam menentukan jumlah faktor yang diinginkan sebagai hasil

ekstrak, terdapat lima kriteria, diantaranya yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kriteria Latent Root (Latent Root Criterion).

Hanya faktor-faktor yang memiliki latent root (eigenvalue)

minimum 1 yang akan dipertahankan. Ini dapat berarti bahwa

sebuah faktor dapat dianggap sebagai faktor, bila paling sedikit

dapat menjelaskan variansi satu variabel atau setiap variabel

Page 69: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

53

menyumbangkan nilai satu pada total eigenvalue. maka, hanya

faktor dengan eigenvalue > 1 yang dianggap signifikan.18

6) Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa

mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.

Interpretasi matrik faktor dilakukan dengan mengelompokkan

variabel-variabel ke dalam faktor-faktor hasil. Dasar untuk

memutuskan apakah suatu variabel dimasukkan pada faktor 1,

faktor 2, atau faktor lainnya adalah faktor loadingnya. Sebelum

dikelompokkan faktor loading harus memenuhi kriteria

signifikansi praktis dan signifikansi statistic. Kriteria signifikansi

signifikansi praktis adalah faktor loading lebih besar dari 0.5,

karena semakin besar faktor loading semakin mudah

menginterpretasikan faktor tersebut.19

7) Melakukan validasi atau scores, langkah ini dilakukan untuk

mendapatkan faktor atau konstruk yang sesuai dengan teori.

F. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) yaitu independensi,

sedangkan yang menjadi variabel bebas (X) yaitu:

18 Singgih, Buku Latihan SPSS………………………, h. 215 19 Singgih, Buku Latihan SPSS………………………, h. 215

Page 70: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

54

1. Tauhid

Konsep Tauhid berarti Allah sebagai Tuhan YME menetapkan batas-

batas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk memberikan

manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.20

Tauhid juga dapat dimaknakan sebagai integrasi antar semua bidang

kehidupan, agama, ekonomi, dan sosial-politik-budaya. Kesatuan antara

kegiatan bisnis dengan moralitas dan pencarian ridha Allah. Kekayaan

(sebagai hasil bisnis) merupakan amanah Allah, oleh karena itu didalam

kekayaan terkandung kewajiban sosial.21

Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan

skala interval. Variabel ini digali dengan 12 indikator.

2. Keseimbangan

Keseimbangan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam,

sifat keseimbangan bukan hanya sekedar karakteristik alami melainkan

merupakan karakteristik dinamis yang harus diperjuangkan setiap muslim

dalam kehidupannya.22 Keseimbangan meliputi keadilan, kejujuran, dan

keterbukaan. Keadilan merupakan kemampuan pelaku bisnis untuk men

ciptakan keseimbangan/moderasi dalam transaksi (mengurangi timbangan)

dan membebaskan penindasan, misalnya riba dan memonopoli usaha.

20 Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.89 21 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas

Agama Islam UMS, 2007 22 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 36

Page 71: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

55

Kejujuran meliputi Kejujuran pelaku bisnis untuk tidak mengambil

keuntungan hanya untuk dirinya sendiri dengan cara menyuap, menimbun

barang, berbuat curang dan menipu, tidak memanipulasi barang dari segi

kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan keterbukaan merupakan Kesediaan

pelaku bisnis untuk meneri ma pendapat orang lain yang lebih baik dan

lebih benar, serta menghidupkan potensi dan inisiatif yang konstruktif,

kreatif dan positif.

Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan

skala interval. Variabel ini digali dengan 7 indikator.

3. Kehendak Bebas

Kehendak bebas adalah kemampuan bertindak pelaku bisnis tanpa

paksaan dari luar, sesuai dengan parameter ciptaan Allah. Kehendak bebas

juga merupakan kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsfat sosial

tentang konsep manusia “bebas”.23 Aktivitas ekonomi dalam konsep

kehendak bebas diarahkan kepada kebaikan setiap kepentingan untuk

seluruh komunitas islam, baik sector pertanian, perindustrian, perdagangan

maupun lainnya. Larangan adanya bentuk monopoli, kecurangan dan

praktek riba adalah jaminan terhadap terciptanya suatu mekanisme pasar

23 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al-Qur’an, IQTISAD Journal of Islamic

Economics, Vol. 4, No. 1, Muharram 1424 H/March 2003.

Page 72: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

56

yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa adanya

keistimewaan-keistimewaan pada pihak-pihak tertentu.24

Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan

skala interval. Variabel ini digali dengan 9 indikator.

4. Tanggung Jawab

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan

oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk

memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu

mempertanggungjawabkan tindakannya. Dalam bidang ekonomi dan

bisnis prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia

mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro

(individual) maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua-

duanya harus dilakukan secara bersama-sama. Perilaku konsumsi

seseorang misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya

sendiri; ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi

berbagai anggota masyarakat yang lain.25

Prinsip pertanggungjawaban ini secara mendasar akan mengubah

perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu

pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling tidak pada tiga hal;

pertama, dalam menghitung margin, keuntungan nilai upah harus

24 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 96 25 Beekun, Etika…………, h. 40

Page 73: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

57

dikaitkan dengan upah minimum yang secara sosial dapat diterima oleh

masyarakat. Kedua, economic return bagi pemberi pinjaman modal harus

dihitung berdasarkan pengertian yang tegas bahwa besarnya keuntungan

tidak dapat diramalkan dengan probalitias kesalahan nol dan tak dapat

lebih dahulu ditetapkan (seperti sistem bunga). Ketiga, Islam melarang

semua transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal

dalam masyarakat Indonesia.26

Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan

skala interval. Variabel ini digali dengan 5 indikator.

5. Ihsan

Ihsan merupakan kesediaan pelaku bisnis untuk memberikan

kebaikan kepada orang lain, misalnya memberi kelonggaran waktu kepada

pihak terhutang dan jika perlu mengurangi beban utangnya, menerima

pengembalian barang yang telah dibeli serta membayar utang sebelum

waktu penagihan tiba.27 Termasuk ke dalam kebajikan dalam bisnis adalah

sikap kesukarelaan dan keramahtamahan. Kesukarelaan dalam pengertian,

sikap suka-rela antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi, kerja

sama atau perjanjian bisnis. Hal ini ditekankan untuk menciptakan dan

menjaga keharmonisan hubungan serta cinta mencintai antar mitra bisnis.

26 Fauroni, Rekonstruksi Etika,……….. 27 Beekun, Etika…………, h. 43

Page 74: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

58

Sedangkan keramahtamahan merupakan sikap ramah, toleran baik dalam

menjual, membeli maupun menagih.28

Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan

skala interval. Variabel ini digali dengan 5 indikator.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Pengukuran

1. Tauhid a. Keagamaan29

1) Rukun Islam

a) Tidak melalaikan solat wajib

b) Berusaha solat wajib tepat waktu

c) Melaksanakan solat berjamaah

d) Melaksanakan solat sunnah

e) Melaksanakan puasa di bulan ramadhan

f) Melaksanakan puasa sunnah

g) Membayar zakat

Skala Interval

2) Rukun Iman a) Percaya kepada Allah

b) Membaca Al Qur’an

c) Berzikir dan doa d) Menyisihkan harta

untuk menunaikan ibadah haji

Skala Interval

28 Quraish Shihab, Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qur’an, Jurnal Ulumul Qur’an, No. 3/VII. 1997, h.

8-9 29 Beekun, Etika…………, h. 33 

Page 75: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

59

b. Sosial30

1) Kesadaran kekerabatan

Tidak berbuat diskriminatif di antara sesama pelaku bisnis atas dasar:

• ras • warna kulit • jenis kelamin • kepercayaan • pendidikan

Skala Interval

2. Keseimbangan

a. Keadilan

1) Larangan praktek riba31

a) Mencampur/ mengoplos barang

b) Tidak mengurangi timbangan dan takaran

c) Menjaga mutu barang

d) Tidak menimbun barang

Skala Interval

2) Menghargai hak orang lain32

Memberikan upah kepada buruh berdasarkan kualitas kerja

Skala Interval

b. Kejujuran33

a) Tidak berbohong akan kondisi barang

b) Tidak menyembunyikan cacat barang

Skala Interval

3. Kehendak Bebas

a. Persaingan usaha34

1) Persaingan sehat

a) Bebas keluar masuk pasar (tidak memaksa pembeli dan penjual)

b) Memperoleh informasi yang cukup mengenai harga dan kondisi barang

c) Harga barang naik dan turun

Skala Interval

30 Beekun, Etika…………, h. 35 31 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas

Agama Islam UMS, 2007, h. 11 32 Badroen, Etika Bisnis .........., h.94 33 Ali, Etika Bisnis…......., h. 14 34 Badroen, Etika Bisnis .........., h.96 

Page 76: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

60

berdasarkan penawaran dan permintaan

d) Tidak merekayasa harga

2) Larangan monopoli

a) Tidak melakukan kolusi terhadap pembeli terhadap harga barang

b) Menjual barang dengan harga yang jauh lebih murah dari pedagang lain

Skala Interval

3) Larangan Kecurangan

a) Mencuri barang dagangan pedagang lain

b) Memberikan nota/bon kosong

c) Merusak barang dagangan orang lain

Skala Interval

4. Tanggung Jawab

a. Perilaku konsumsi35

Tidak mengkonsumsi barang secara berlebihan

b. Penerapan administrasi36

a) Memberikan upah sesuai dengan upah minimum regional

b) Melakukan pencatatan-pencatatan atas transaksi

Skala Interval

c. Pengembalian pinjaman37

Mengembalikan pinjaman

Skala Interval

d. Menerima

keluhan pelanggan38

Sikap dalam menerima pengembalian barang yang rusak

Skala Interval

35 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 36 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 37 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 38 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102

Page 77: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

61

5. Ihsan a. Kemurahan hati39

a) Memberikan kelonggaran waktu kepada pihak terhutang

b) Mengurangi pinjaman untuk mengurangi beban pihak terhutang

Skala Interval

b. Motif pelayanan40

a) Ramah terhadap pembeli

b) Berpakaian rapi c) Bersemangat dalam

melayani pembeli

Skala Interval

Sumber: Data diolah

39 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102 40 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102 

Page 78: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

62

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PD PASAR NIAGA KERTA RAHARJA

A. Latar Belakang Berdirinya Pasar Ciputat

1. Sejarah Pasar Ciputat

Pasar Ciputat pertama kali dibangun oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang pada tahun 1992. Pendirian Pasar Ciputat

didasarkan pada kebutuhan akan pusat perdagangan sebagai dampak dari

perkembangan wilayah di mana Ciputat menjadi wilayah strategis dan

pusat lalu lintas menuju Jakarta.

Seiring dengan situasi dan kondisi perkembangan pembangunan

yang ada di Kabupaten Tangerang pada tahun 1992, Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang melaksanakan Perjanjian Kerjasama dengan PT.

Betania Multi Sarana dalam Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan

Peremajaan Pasar Serta Terminal Ciputat. Kerjasama ini didasarkan pada

Perjanjian Kerjasama Bersyarat Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor

004/BMS/VI/1992 tentang Kerjasama Pembangunan Pusat Perbelanjaan

dalam Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana.

Page 79: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

63

2. Perkembangan Pasar Ciputat

Pasar Ciputat mengalami perkembangan lain terkait dengan

penetapan klasifikasi pasar. Berdasarkan SuratKeputusan Bupati

Tangerang Nomor 511.2/Kep.249-Huk/2004 tentang Penetapan

Klasifikasi Pasar Daerah Kabupaten Tangerang, Pasar Ciputat

dikategorikan sebagai Pasar Kelas I di mana sifat kegiatan yang dimiliki

bercorak eceran dan waktu kegiatan yang dilakukan adalah siang dan atau

malam.

Berdasarkan Undang-Undang No. 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan, penyerahan asset dan dokumen

kepada Pemerintah Kota tangerang Selatan dari kabupaten Tangerang

dilakukan paling lambat lima tahun sejak pelantikan pejabat walikota.

Pelantikan pejabat walikota Tangerang Selatan sendiri telah dilaksanakan

pada tanggal 2004 Januari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto,

berdasarkan Surat Keputusan Mendagri Nomor 131.36-883 tahun 2009.

Berdasarkan Undang-Undang No. 51 tahun 2008 tersebut, Pasar

Ciputat bisa dikategorikan sebagai asset milik Pemerintah Kota Tangerang

Selatan karena dikelola oleh BUMD Kabupaten Tangerang yang

kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan.

Dalam Undang-Undang tersebut telah diatur bahwa yang dimaksud asset

dan dokumen meliputi:

Page 80: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

64

a. Barang milik dan atau yang dikuasai baik barang bergerak maupun

tidak bergerak dan atau yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota

Tangerang Selatan yang berada dalam wilayah Kota Tangerang

selatan.

b. BUMD Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan

lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan.

c. Utang piutang Kabupaten Tangerang yang kegunaannya untuk Kota

Tangerang Selatan.

d. Dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh Kota

Tangerang Selatan.

3. Permasalahan Pasar Ciputat

Seiring dengan dinamika dan perkembangannya, Pasar Ciputat saat

ini dihadapkan pada sejumlah persoalan krusial antara lain:

a. Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum yang dialami Pasar Ciputat mencakup1:

1) Status Kepemilikan secara Hukum

Pokok masalah dalam hal status kepemilikan adalah belum

diserahkannya asset Pasar Ciputat oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

1 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.

Page 81: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

65

2) Sengketa dengan PT. Betania Multi Sarana terkait pemenuhan hak

pungut retribusi pasar dan paskir. Pokok masalah dalam sengketa

atau konflik ini adalah belum terpenuhinya hak Pihak I (Pemda

Kabupaten Tangerang) dalam pemungutan retribusi pasar dan

parker sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama Bersyarat

Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992

tentang Kerjasama Pembanguan Pusat Perbelanjaan dan

Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemda Kabupaten

Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana.

b. Permasalahan Sosial Lingkungan

Keberadaan Pasar Ciputat menimbulkan persoalan lingkungan

tersendiri antara lain seperti tumpukan sampah di area sekitar pasar.

Menumpuknya sampah ini disebabkan karena belum tersedianya

fasilitas tempat pembuangan sampah di Pasar Ciputat. Selain

berdampak pada menurunnya kualitas sanitasi lingkungan,

menumpuknya sampah juga menyebabkan menurunnya omzet

penjualan para pedagang. Meskipun telah dioperasikan mesin

penghancur sampah melalui Sipesat/ Sistem Pengelolaan dan

Pengolahan Sampah Terpadu sejak Maret 2010 tetapi masalah

penumpukkan sampah masih terjadi.2

2 Hasil wawancara dengan Kepala Pasar Ciputat, Dani Ardani, SE pada tanggal 29 Desember 2010

Page 82: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

66

Selain persoalan penumpukkan sampah, keberadaan Pasar

Ciputat juga menjadi salah satu titik rawan kemacetan di Kota

Tangerang Selatan. Menjamurnya para pedagang kaki lima atau PKL

di ekitar area pasar semakin menjadikan kawasan pasar tersebut tidak

tertata dengan baik. Arus lalu lintas menjadi semakin macet karena

belum tersedianya terminal sebagai tempat transit bus dan angkutan

umum.

c. Permasalahan sosial Ekonomi

Permasalahan social ekonomi Pasar Ciputat mencakup:

1) Persaingan yang ketat dengan pusat perbelanjaan modern

Pasar Ciputat mengalami persaingan ketat dengan sejumlah pusat

perbelanjaan modern (mall) yang semakin menjamur seiring

dengan pertumbuhan Kota Tangerang Selatan. Di wilayah Ciputat

dan sekitarnya, setidaknya telah berdiri sejumlah pusat

perbelanjaan modern seperti Giant, Carefour, Ramayana, dan

beberapa ritel modern lainnya. Keberadaan pusat perbelanjaan

modern ini cenderung menyebabkan menurunnya omzet penjualan

pedagang Pasar Ciputat khususnya selain padagang produknya

segar.

Page 83: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

67

2) Pergeseran pola hidup masyarakat kea rah selera dan tuntutan yang

lebih modern yang umumnya disediakan oleh pusat perbelanjaan

modern (mall).

3) Tuntutan konsumen terhadap kebutuhan keamanan dan ketertiban.

4) Pemahaman masyarakat konsumen dan pedagang pasar terhadap

tata tertib pasar dan aturan-aturan lainnya semisal parkir, sampah,

wilayah belanja dan dagang relatif masih rendah.

5) Hubungan yang kurang harmonis antara pengelola pasar dengan

pedagang akibat intervensi pihak-pihak lain.

d. Manajemen

Permasalahan manajemen Pasar Ciputat mencakup beberapa hal

yaitu3:

1) Hak Pengelolaan antara Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang

dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Dengan terbentuknya

Kota Tangerang Selatan, maka seluruh asset dan dokumen yang

kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang

Selatan seharusnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Tangerang

selatan paling lambat lima tahun sejak pelantikan pejabat walikota.

Proses penyerahan asset yang belum selesai ini berdampak pada

mengambangnya status hukum dari PD yang mengelola pasar.

3 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.

Page 84: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

68

2) hak Pengelolaan antara Pemerintah Daerang Kabupaten Tangerang

dengan developer. Berdasarkan oerjanjian kerjasama bersyarat

Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992,

telah ditegaskan bahwa hak pengelolaan pasar dan bangunan

lainnya tetap menjadi milik Pemda Kabupaten Tangerang.

Sementara itu, pihak developer hanya memiliki hak pemakaian

selama masa perjanjian 30 tahun kecuali untuk pungutan pajak dan

retribusi.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten

Tangerang antara lain adalah sebagai berikut4:

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 2387); Jo Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989;

2. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten

Tangerang;

4 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.

Page 85: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

69

C. Landasan Operasional

Landasan operasional Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja

Kabupaten Tangerang antara lain adalah sebagai berikut5:

1. Peraturan Daerah kabupaten Daerah Tingkat II tangerang Nomor 5 Tahun

1995 tentang pengurusan Pasar;

2. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 86 Tahun 2004 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja

Kabupaten Tangerang;

3. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 87 Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;

4. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.06-Huk/2005 Tanggal 3

Januari 2005 tentang Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;

5. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.12-Huk/2005 Tanggal 10

Januari 2005 tentang Persetujuan Terhadap Susunan Organisasi Tata Kerja

Pasar di Lingkungan Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja

Kabupaten Tangerang;

6. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.72-Huk/2005 Tanggal 8

Maret 2005 tentang Penunjukkan Pejabat Sementara Direksi Perusahaan

Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;

5 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.

Page 86: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

70

7. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 030/Kep.175-Huk/2005 Tanggal 1

Juni 2005 tentang Penyerahan Aset Pemerintah Kabupaten Tangerang

kepada Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten

Tangerang;

8. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.412-Huk/2005 Tanggal 28

Desember 2005 tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;

9. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 821.2/Kep.418-Huk/2005 Tanggal

28 Desember 2005 tentang Penunjukkan Sementara Badan Pengawas

Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;

10. Berita Acara Serah Terima Aset Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada

Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang

Nomor 539/2793-Peng.As/2005 Tanggal 23 Juni 2005.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

lain6:

Adapun tugas pokok PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat antara

1. Pelaksanaan pembinaan terhadap para pedagang/ pelaku usaha dan

masyarakat pengguna pasar.

6 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.

Page 87: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

71

2. Pemberian fasilitas dalam rangka penciptaan stabilitas harga dan

kelancaran arus distribusi barang di pasar.

3. Melaksanakan Pelayanan Umum dalam bidang perpasaran.

Sedangkan fungsi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat antara lain:

1. Melakukan perencanaan, pengembangan dan atau pembangunan pasar.

2. Pemeliharaan dan pengawasan terhadap pasar.

3. Meningkatkan nilai ekonomi dari Pasar Pemerintah Kota Tangerang

Selatan.

4. Melakukan pengelolaan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya.

5. Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat melakukan

kegiatan tersebut secara otonom dan mandiri termasuk dengan pihak-

pihak yang berkeinginan untuk kerjasama sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

E. Sasaran dan Tujuan PD Pasar Ciputat

1. Peningkatan kebersihan pasar dan renovasi bangunan untuk menciptakan

pasar yang bersih, rapi, dan nyaman.

2. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan pasar untuk menciptakan iklim

usaha yang sehat

3. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar dalam memberikan layanan

tempat usaha dagang

Page 88: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

72

F. Visi dan Misi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat

1. Visi

“Terwujudnya profesionalisme manajemen perpasaran yang berorientasi

pada efisiensi, efektivitas kegiatan operasional dalam rangka

meningkatkan kinerja, sehingga dapat memberikan kontribusi yang

optimal terhadap pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan

pendapatan masyarakat”

2. Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut maka ditentukan misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, baik selaku Pegawai

Perusahaan Daerah maupun masyarakat yang terlibat dengan masalah

perpasaran.

b. Legalitas kerangka dasar, yang mengandung filosofis, fundamental

dan mengatur serta melegalisasikan setiap langkah-langkah atau

aktifitas Perusahaan Daerah.

c. Menggali dan atau memaksimalkan sumber-sumber yang dianggap

dapat menjadi sumber pendapatan Perusahaan Daerah.

d. Partisipasi aktif dan kooperatif para pedagang dan masyarakat yang

terlibat dalam rangka mewujudkan pasar yang tertib, bersih dan sehat.

Page 89: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

73

ua

a

n

G. Struktur Organisasi PD Pasar Ciputat

Struktur organisasi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat adalah sebagai

berikut:

Gambar 4.1Struktur Organisasi Pasar Ciputat

Kepala Pasar Ciputat

Dani Ardani. SE

SUBAG Administrasi danKeuangan

Dedi Junaedi

Urusan Kebersihan Urusan Ketentraman Ketertiban danKeamanan

Mukt r Cecep Nurahman

H. Daya Dukung dan Daya Tampung PD Pasar Ciputat

Pasar ciputat terdiri dengan tiga lantai yaitu : Lantai basement, lantai

dasar, dan lantai atas, tersebar atas dua bagian, yaitu pasar barat dan pasar

timur. Dipadati oleh pedagang yang berasal dari berbagai wilayah yang

mayoritas berasal dari ciputat dan sekitarnya. Selain itu terdapat juga pedagang

yang berasal dari luar Jakarta, seperti padang, banten, jawa, dan lain-lain.

Lantai besment pasar ciputat banyak diisi oleh pedagang sembako dan

sayurr, lantai dasar diisi oleh pedagang baju, sepatu, dan toko kain. Sedangkan

Page 90: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

74

pada lantai satu hamper sama dengan lantai dua yang kebanyakan pedagangnya

penjual baju, sepatu, pakaian dalam, kain, dan kerudung. Di lantai atas pasar ini

masih banyak kios-kioss kosong yang menunggu untuk ditempati.

Di bawah pemisah bangunan pasar barat dan pasar timur terdapat

pedagang kaki lima sampai sepanjang jalan H. Usman. Berbagai komoditi yang

diperdagangkan antara lain, ikan basah, ayam, daging, sembako, dan komoditi

non pangan lainnya seperti pakaian, sandal, maainan anak dan lain-lainnya.

Daya dukung atau carrying capacity pasar ciputat, bisa dijelaskan sebagai

sebuah bentuk pemanfaatan area oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya dalam memperdagangkan hasil produksi makanan, non makanan,

dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan daya tampung, adalah kemampuan pasar

ciputat untuk menyediakan fassilitas yang dibutuhkan masyarakat yang akan

memanfaatkannya.

Secara keseluruhan, bangunan pasar ciputat terdiri diatas tanah seluas

tanah : 5670 m² dengan luas bangunan: 14.516 m², yang masing-masing terdiri

dari:

a. Lantai Basement ± 4839 m²

b. Lantai Dasar ± 4839 m²

c. Lantai Atas ± 4839 m²

Dari total luas tanah, diketahui bahwa luas bangunan telah memenuhi 85%

nya. Sedangkan sisanya digunakan untuk ruang terbuka, dan tempat

Page 91: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

75

pembuangan sampah sementara. Tempat pembuangan sampah sementara

terdapat 1 unit seluas 63 m² dan MCK sebanyak lima unit seluas 239 m².

Sedangkan untuk lainnya terdapat beberapa fasilitas yang belum tercakup secara

memadai, yaitu ;

a. Lahan Parkir

b. Ruang Terbuka Hijau

c. Ruang terbuka non hijau

d. Ruang sirkulasi orang dan barang

e. Ruang untuk gudang

Diantara bangunan terdapat lorong merupakan sebuah jalan pemisah

antara pasar barat dengan pasar timur yang atapnya merupakan sambungan

antara keduannya ruang ini merupakan sebuah sarana jalan lalulintas umum

yang bahu-bahunya telah digunakan sebagai tempat berjualan oleh pedagang

kaki lima (PKL).

Ruang lainnya adalah Ruang Polycarbonet, merupakan ruang dagang yang

berbentuk los-los. Begitu pula kavling sebagai ruang dagang bagi PKL dan

pedagang los lainnya. Sedangkan sedangkan ruko dan plaza adalah ruang

dagang komersil yang dikelola oleh perusahaan PT. BETANIA MULTI

SARANA yang bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Tangerang.

Page 92: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

76

Untuk menggambarkan daya dukung ruang dagang yang terdapat dalam

bangunan pasar Ciputat seluas 14.516 m² tersebut, maka dapat dilihat

pembagiannya sebagai berikut:

a. Lantai Basement, terdiri dari:

1) Blok AK yang berisi kios-kios

2) Blok BK yang berisi kios-kios

3) Blok BL yang berisi los

b. Lantai Dasar, terdiri dari:

1) Blok CK yang berisi kios-kios

2) Blok DK yang berisi kios-kios

c. Lantai Atas, terdiri dari:

1) Blok EK yang berisi kios-kios

2) Blok FK yang berisi kios-kios

3) Blok GK yang berisi kios-kios

Page 93: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

77

g

a

u

D

3

P

T

B

t

k

Gambar 4.2Ruang Dagang Pasar Ciputat

Ruang DagangKios Los

1132

238

489

51

643

187

Ruang DagangTersedia

Ruang Dagang Terisi Ruang Dagang Tidakerisi

Dari jumlah ruang dagang yang terbangun, terutama yang berbentuk Kios

dan tidak semua telah dimanfaatkan. Menurut data PD Pasar, 2010, diketahui

bahwa dari 1132 unit kios yang dibangun hanya 489 unit yang terpakai.

Sedangkan untuk los, dari 238 yang dibangun hanya 51 unit yang terpakai.

Gambar 4.3Ruang Dagang Per Kios

Ruang agang Per BlokBlok AK Blok BK Blok CK Blok DK Blok EK lok FK Blok Gk

136

9557

24

99

40 38

212

9073

4921

165

33

Kios Yang Buka Kios Yang Tutup

Page 94: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

78

g

L

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kios-kios yang tersedia di

pasar Ciputat terbagi menjadi tujuh bagian yaitu blok AK, BK, CK, DK, EK,

FK, dan GK. Dari gambar tersebut juga kita dapat melihat setiap blok-blok yang

terisi maupun yang tidak terisi. Blok AK yang terisi 57 unit, yang tidak terisi 73

unit. Blok BK yang terisi 95 unit, yang tidak terisi 21 unit. Blok CK yang terisi

136 unit, yang tidak terisi 49. Blok DK yang tersisi 24 unit, yang tidak terisi

212 unit. Blok EK yang terisi 99 unit, yang tidak terisi 90 unit. Blok FK yang

terisi 40 unit, yang tidak terisi 33 unit. Blok GK yang terisi 38 unit, yang tidak

terisi 165 unit.

Gambar 4.4Ruang Dagang Per Los

Ruang Dagang Per LosLos AL Los BL

10483

45

6

Los Yang Buka Los Yang Tutup

Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa los-los yang tersedia di pasar

Ciputat terbagi menjadi dua bagian yaitu los AL dan BL. Dari gambar tersebut

juga kita dapat melihat setiap los yang terisi maupun yang tidak terisi. Los AL

Page 95: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

79

yang terisi 6 unit, yang tidak terisi 104 unit. Los BL yang terisi 45 unit, yang

tidak terisi 83 unit.

Page 96: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

80

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini,

kuesioner yang dibagikan berjumlah 84 responden yaitu para pedagang di Pasar

Ciputat. Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dapat dilihat pada tabel

5.1 berikut ini:

Tabel. 5.1 Karakteristik Data Kuesioner

Identifikasi Sample Jumlah Persentase

Total kuesioner yang disebar 84 100 %

Total kuesioner yang tidak direspon 0 0

Total kuesioner yang direspon 84 100 %

Total kuesioner yang tidak diisi lengkap 0 0

Total kuesioner yang dapat digunakan 84 100 %

Sumber: Data diolah

Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk mengolah data

sebanyak 84 kuesioner yaitu 100 % dari total kuesioner yang disebar.

Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar

5.1, berikut ini:

Page 97: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

81

Gambar 5.1

Berdasarkan gambar 5.1 di atas dapat diketahui responden yang terjaring

dalam sampel penelitian ini adalah responden yang berjenis kelamin pria

berjumlah 51 orang (60.7 %) dan wanita 33 orang (39.3 %).

Gambar 5.2

Berdasarkan gambar 5.2 di atas, diketahui usia responden. Untuk

responden yang berdasarkan umur didapatkan bahwa responden yang berumur

19-30 tahun berjumlah 33 orang (39.4 %), untuk responden yang berumur 31-40

3329

146

2

Deskriptif Usia Responden19‐30 Tahun 31‐40 Tahun 41‐50 Tahun

51‐60 Tahun 60 Tahun Ke Atas

51 33

Deskriptif Jenis Kelamin RespondenLaki‐laki Perempuan

Page 98: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

82

tahun berjumlah 29 orang (34.6 %), untuk responden yang berumur 41-50 tahun

berjumlah 14 orang (11.3 %),untuk responden yang berumur 51-60 tahun

berjumlah 6 orang (7.2 %), dan untuk yang berumur > 60 tahun berjumlah 2

orang (2.5 %).

Gambar 5.3

Berdasarkan gambar 5.3 di atas, diketahui pendidikan responden. Untuk

responden yang Tidak Sekolah berjumlah 4 orang (4.8 %), untuk responden

yang berada pada jenjang pendidikan SD berjumlah 4 orang (4.8 %), untuk

responden yang berada pada jenjang pendidikan SMP berjumlah 11 orang (13.1

%), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan SMA berjumlah 55

orang (65.5 %), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan DI –

DIII berjumlah 4 orang (4.8 %), dan untuk responden yang berada pada jenjang

pendidikan S1 – S2 berjumlah 6 orang ( 7.1%).

Pada bagian deskriptif pendidikan responden peneliti melakukan uji

analisis regresi dengan tujuan untuk menganalisa apakah pendidikan responden

4 411

55

4 6

Deskriptif Pendidikan RespondenTidak Sekolah SD SMP SMA D I  ‐ D III S1 ‐ S3

Page 99: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

83

berpengaruh secara nyata terhadap etika bisnis Islam? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, berikut hasil analisa regresi yang telah dilakukan.

Tabel 5.2 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .019a .000 -.012 11.984

a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN TERAKHIR

b. Dependent Variable: etika bisnis Islam

Penghitungan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression

analysis) untuk menilai keseluruhan model regresi apakah fit dengan data. Kita

harus memperhatikan nilai koefisien korelasi (R), nilai koefisien determinasi,

nilai F hitung dan nilai t hitung.1

Hasil output SPSS pada tabel 5.2 menunjukkan nilai koefisien korelasi

berganda (R) variabel Pendididak pedagang adalah sebesar 0.019. Nilai (R)

sebesar 0.019 menunjukkan bahwa variabel Pendidikan pedagang tidak

memiliki hubungan yang kuat dengan Etika Bisnis Islam.2

Nilai koefisien determinasi (R Square) dalam penelitian ini adalah sebesar

0.000 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R²)

sebesar -0.012. Untuk model regresi berganda digunakan (Adjusted R²). Jadi,

1 Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 87 2 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 87

Page 100: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

84

dalam penelitian ini -1.2% variabel dependen etika bisnis Islam pedagang pasar

Ciputat dijelaskan oleh variabel independen Pendidikan pedagang.

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen dapat dilihat dari nilai t dan p value (Sig.) yang dapat

dideteksi dari output SPSS pada tabel coefficients.

Tabel 5.3

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 145.921 5.045 28.921 .000

PENDIDIKAN TERAKHIR .220 1.275 .019 .173 .863

a. Dependent Variable: etika bisnis Islam

Berdasarkan coefficients di atas dapat disimpulkan uji signifikansi dengan

menggunakan uji t dengan penetapan alpha (taraf kesalahan) 10% untuk

Pendidikan pedagang diperoleh t hitung 0.019 dengan signifikansi 0.863 dimana

p = 0.863>0.01. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan pedagang adalah tidak

berpengaruh secara nyata terhadap Etika Bisnis Islam.

Page 101: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

85

Gambar 5.4

Berdasarkan gambar 5.4 di atas, diketahui suku responden. Untuk

responden yang berasal dari suku Betawi berjumlah 11 orang (13.1 %), untuk

responden yang berasal dari suku Sunda berjumlah 32 orang (38.1 %), untuk

responden yang berasal dari suku Jawa berjumlah 18 orang (21.4 %), untuk

responden yang berasal dari suku Padang berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk

responden yang berasal dari suku Madura berjumlah 3 orang (3.6 %), dan untuk

responden yang berasal dari suku lain-lainnya berjumlah 8 orang (9.5 %). Dari

gambar 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pedagang di Pasar

Ciputat didominasi oleh suku Sunda. Artinya, pedagang di pasa Ciputat

berkarakteristik heterogen.

 

11

32

1812

38

Deskriptif Suku RespondenBetawi Sunda Jawa Padang Madura Lain‐lain

Page 102: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

86

Gambar 5.5

Berdasarkan gambar 5.5 di atas, diketahui jenis dagangan responden.

Untuk responden yang berdagang Pakaian berjumlah 26 orang (31 %), untuk

responden yang berdagang Kelontong berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk

responden yang berdagang Perabot Rumah Tangga berjumlah 11 orang (13.1

%), untuk responden yang berdagang Perlengkapan Bayi berjumlah 7 orang (8.3

%), untuk responden yang berdagang Sepatu dan Sandal berjumlah 8 orang (9.5

%), untuk responden yang berdagang Makanan berjumlah 8 orang (9.5 %), dan

lain-lainnya berjumlah 12 orang (14.3 %). Dari gambar 5.5 di atas dari sekian

banyak jenis dagangan yang diperdagangkan di pasar Ciputat ternyata pedagang

pakaian yang mendominasi pasar Ciputat.

 

2612 11 7 8 8 12

Deskriptif Jenis Dagangan Responden

Pakaian Kelontong

Perabot Rumah Tangga Perlengkapan Bayi

Sepatu Dan Sandal Warung Makan

Lain‐lain

Page 103: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

87

Gambar 5.6

Berdasarkan gambar 5.6 di atas, diketahui lama berdagang responden.

Untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 1 – 5 tahun berjumlah

31 orang (36.9 %), untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 6 –

10 tahun berjumlah 25 orang (29.8 %), untuk responden yang berdagang dalam

rentang waktu 11 – 15 tahun berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk responden

yang berdagang dalam rentang waktu 16 – 20 tahun berjumlah 7 orang (8.3 %),

untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 21 – 25 tahun berjumlah

6 orang (7.1 %), dan untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu

lebih dari 25 tahun berjumlah 3 orang (3.6 %). Dari gambar 5.6 di atas, tampak

jelas bahwa pedagang di pasar Ciputat sebagian besar didominasi oleh pedagang

baru.

3125

12 7 6 3

Deskriptif Lama Berdagang Responden

1‐5 Tahun 6‐10 Tahun 11‐15 Tahun

16‐20 Tahun 21‐25 Tahun 25 Tahun Ke Atas

Page 104: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

88

B. Uji Kualitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.3

Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected

Item-Total Correlation) dengan nilai patokan iA= 0.24, dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika Nilai r hitung > nilai iA= 0.2 maka Item Valid

Jika Nilai r hitung < nilai iA= 0.2 maka Item Tidak Valid

Sedangkan Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten dari waktu ke waktu. Untuk Uji Reliabilitas, dilakukan dengan

melihat nilai Alpha Cronbach’s, dengan kriteria sebagai berikut5 :

Jika nilai Alpha Cronbach’s>0.6 maka suatu konstruk dikatakan reliabel.

Jika nilai Alpha Cronbach’s<0.6 maka suatu konstruk dikatakan tidak

reliabel.

3 Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2009), h. 49 4 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 230

5 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 42

Page 105: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

89

1. Tauhid

a) Uji Validitas

Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan

Software SPSS 17.0.

Tabel 5.4 Uji Validitas Item Pertanyaan

No. Corrected Item-

Total Correlation(r hitung)

iA=0.2 p Kriteria

T1 0.242 0.2 0.000 Valid T2 0.405 0.2 0.000 Valid T3 0.385 0.2 0.000 Valid T4 0.266 0.2 0.000 Valid T5 0.349 0.2 0.000 Valid T6 0.232 0.2 0.001 Valid T7 0.402 0.2 0.000 Valid T8 0.240 0.2 0.003 Valid T9 0.205 0.2 0.000 Valid T10 0.376 0.2 0.000 Valid T11 0.378 0.2 0.000 Valid

Sumber: Data diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Tauhid,

semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat disimpulkan

bahwa semua butir pertanyaan Tauhid (T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7, T8,

T9, T10, T11) adalah valid.

b) Uji Reliabilitas

Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Konstruk

Cronbach's Alpha Jumlah Item

0.655 11 Sumber: Data diolah

Page 106: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

90

Dari hasil output didapat nilai alpha 0.655>0.6, sehingga dapat

disimpulkan untuk instrumen Tauhid adalah reliabel.

2. Keseimbangan

a) Uji Validitas

Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan

Software SPSS 17.0.

Tabel 5.6 Uji Validitas Item Pertanyaan

No. Corrected Item-

Total Correlation(r hitung)

iA=0.2 p Kriteria

K1 0.519 0.2 0.000 Valid K2 0.268 0.2 0.000 Valid K3 0.599 0.2 0.000 Valid K4 0.551 0.2 0.000 Valid K5 0.345 0.2 0.000 Valid

Sumber: Data diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan

Keseimbangan, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka

dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Keseimbangan (K1,

K2, K3, K5, K7) adalah valid.

b) Uji Reliabilitas

Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Konstruk

Cronbach's Alpha Jumlah Item

0.676 5 Sumber: Data diolah

Page 107: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

91

Dari hasil output didapat nilai alpha 0.676>0.6, sehingga

dapat disimpulkan untuk instrumen Keseimbangan adalah reliabel.

3. Kehendak Bebas

1) Uji Validitas

Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan

Software SPSS 17.0.

Tabel 5.8 Uji Validitas Item Pertanyaan

No.

Corrected Item- Total

Correlation (r hitung)

iA=0.2 p Kriteria

KB1 0.554 0.2 0.000 Valid KB2 0.612 0.2 0.000 Valid KB3 0.577 0.2 0.000 Valid KB4 0.558 0.2 0.000 Valid KB5 0.518 0.2 0.000 Valid KB6 0.605 0.2 0.000 Valid KB7 0.409 0.2 0.000 Valid KB8 0.388 0.2 0.000 Valid KB9 0.219 0.2 0.002 Valid

Sumber: Data diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Kehendak

Bebas, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Kehendak Bebas (KB1,

KB2, KB3, KB4, KB5, KB7, KB8, KB9, KB10) adalah valid.

Page 108: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

92

2) Uji Reliabilitas

Tabel 5.9 Uji Reliabilitas Konstruk

Cronbach's Alpha Jumlah Item

0.792 9 Sumber: Data diolah

Dari hasil output didapat nilai alpha 0.792>0.6, sehingga dapat

disimpulkan untuk instrumen Kehendak Bebas adalah reliabel.

4. Tanggung Jawab

a) Uji Validitas

Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan

Software SPSS 17.0.

Tabel 5.10 Uji Validitas Item Pertanyaan

No. Corrected Item-

Total Correlation(r hitung)

iA=0.2 p Kriteria

TJ1 0.393 0.2 0.000 Valid TJ2 0.543 0.2 0.000 Valid TJ3 0.358 0.2 0.000 Valid TJ4 0.303 0.2 0.000 Valid TJ5 0.261 0.2 0.000 Valid

Sumber: Data diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Tanggung

Jawab, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Tanggung Jawab (TJ2,

TJ3, TJ4, TJ8, TJ9) adalah valid.

Page 109: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

93

b) Uji Reliabilitas

Tabel 5.11 Uji Reliabilitas Konstruk

Cronbach's Alpha Jumlah Item

0.605 5 Sumber: Data diolah

Dari hasil output didapat nilai alpha 0.605>0.6, sehingga dapat

disimpulkan untuk instrumen Tanggung Jawab adalah reliable.

5. Ihsan

a) Uji Validitas

Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0.

Tabel 5.12 Uji Validitas Item Pertanyaan

No. Corrected Item-

Total Correlation(r hitung)

iA=0.2 p Kriteria

I1 0.239 0.2 0.000 Valid I2 0.258 0.2 0.000 Valid I3 0.516 0.2 0.000 Valid I4 0.454 0.2 0.000 Valid I5 0.565 0.2 0.000 Valid I6 0.250 0.2 0.000 Valid I7 0.383 0.2 0.000 Valid

Sumber: Data diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Ihsan,

semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat

Page 110: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

94

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Ihsan (I1, I2, I3, I4, I5, I6,

I7) adalah valid.

b) Uji Reliabilitas

Tabel 5.13 Uji Reliabilitas Konstruk

Cronbach's Alpha Jumlah Item

0.625 7 Sumber: Data diolah

Dari hasil output didapat nilai alpha 0.625>0.6, sehingga dapat

disimpulkan untuk instrumen Ihsan adalah reliabel.

C. Uji Analisis Faktor

1. Proses Analis Faktor

Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan Metode Kaiser-

Meiyer-Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih dari (0,5) dan metode

pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA)6. Adapun proses seleksi

variabel dalam penelitian ini adalah :

1) KMO dan Bartlett’s Test

KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan indeks pembanding

besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi

observasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua

pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah kuadrat koefisien

6 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 306

Page 111: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

95

korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan

kesesuaian penggunaan analis faktor7.

2) Anti – Image Matrices

Besarnya angka measure of sampling adequacy (MSA) berkisar

antara 0 -1, dengan kriteria sebagai berikut:8

MSA = 1, menunjukkan variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lain.

MSA > 0.5, menunjukkan masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis

lebih lanjut.

MSA < 0.5, menunjukkan tidak bisa diprediksi dan tidak bisa

dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

3) Eigen Value

Eigen Value digunakan untuk menganalisis layak suatu faktor

baru. Syarat layak menjadi suatu faktur baru adalah eigen value lebih

besar atau sama dengan satu. Sedangkan apabila terdapat faktor yang

memiliki eigen value kurang dari satu maka faktor tersebut akan

dikeluarkan atau tidak digunakan9.

7 Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2002), h. 212 8 Singgih, Buku Latihan SPSS.................. h. 213 9 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 307

Page 112: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

96

4) Kumulatif Varians

Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat

keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau

semula. Syaratnya apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili

faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%.

5) Nilai Loading

Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya

suatu varians masuk ke dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat

dari eigen value, jika eigen value lebih dari 1 maka suatu varians layak

masuk ke dalam faktor baru.

2. Pengujian Kelayakan Variabel

Tabel 5.14 KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .608

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 135.432

Df 10

Sig. .000

Sumber : Data diolah

Hipotesis untuk signifikasi adalah :

H0 : Variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut

H1 : Variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut

Kriteria untuk melihat probabilitas (signifikansi) :

Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka H0 diterima

Page 113: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

97

Jika probabilitas (sig) < 0.05 maka H0 ditolak

Berikut adalah hasil dari analisis metode di atas :

Angka KMO dan Bartlett’s test adalah 0.608 dengan signifikansi 0.000.

Oleh karena angka KMO dan Bartlett’s test lebih besar dari 0.5 (0.608 >

0.5) dan signifikansi lebih kecil dari pada 0.05 (0.000 < 0.05), maka variabel

dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut.

3. Proses Faktoring

Tabel 5.15 Communalities

Initial Extraction

TAUHID 1.000 .328

KESEIMBANGAN 1.000 .799

KEHENDAKBEBAS 1.000 .827

TANGGUNGJAWAB 1.000 .527

IHSAN 1.000 .880Extraction Method: Principal Component Analysis.

Communalities pada dasarnya adalah menunjukkan jumlah varians

(bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan

oleh faktor yang ada. Berikut adalah penjelasannya :

• Untuk variabel Tauhid, angka 0.328, hal ini berarti sekitar 32.8%

varians dari variabel Tauhid bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Keseimbangan, nilai sebesar 0.799 atau sekitar 79.9%

varians dari variabel Keseimbangan dapat dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk.

Page 114: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

98

• Untuk variabel Kehendak Bebas, nilai sebesar 0.827 atau sekitar 82.7%

varians dari variabel Kehendak Bebas dapat dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk.

• Untuk variabel Tanggung Jawab dengan nilai sebesar 0.527 atau sekitar

52.7% varians dari variabel Tanggung Jawab dapat dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk.

• Untuk variabel Ihsan, nilai sebesar 0.880 atau sekitar 88% varians dari

variabel Ihsan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Berdasarkan tabel 5.14 di atas terdapat 5 variabel (Component) yang

dimasukkan dalam analisis faktor, yakni variabel Tauhid, Keseimbangan,

Kehendak Bebas, Tanggung Jawab, dan Ihsan. Dengan masing-masing

variabel mempunyai varians sebesar 1, maka total varians adalah 5 x 1 = 5.

Tabel 5.16 Total Variance Explained

Compone

nt

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared

Loadings

Rotation Sums of Squared

Loadings

Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

2.357 47.140 47.140 2.357 47.140 47.140 2.247 44.938 44.938

1.005 20.095 67.234 1.005 20.095 67.234 1.115 22.296 67.234

.867 17.336 84.571

.627 12.540 97.111

.144 2.889 100.000 on Method: Principal Component Analysis.

Page 115: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

99

Dengan batasan Eigenvalues sebesar 1, dari tabel di atas terlihat bahwa

nilai Eigen dari komponen 1 dan 2 berada di atas 1 dan setelahnya berada di

bawah 1. Dengan demikian dari lima variabel yang ada akan direduksi

menjadi dua faktor. Berikut adalah penjelasan rinciannya :

• Jika kelima variabel tersebut ‘diringkas’ menjadi satu faktor, dengan

nilai eigen sebesar 2.357 maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu

faktor tersebut adalah . Artinya faktor 1

mampu menjelaskan 47.140% dari seluruh total faktor yang akan

mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.

• Jika kelima variabel tersebut direduksi menjadi dua faktor, dengan nilai

eigen sebesar 1.005 maka varians yang bias dijelaskan oleh faktor

tersebut adalah %. Artinya faktor 2 mampu

menjelaskan 20,095% dari seluruh total faktor yang akan mempengaruhi

etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.

• Jika dikumulatifkan dengan faktor 1, maka total varians yang bisa

dijelaskan dengan 2 faktor yang terbentuk adalah 47.14 % + 20.10 % =

67.24 %. Artinya kedua faktor mampu menjelaskan 67.24% dari

seluruh total faktor yang akan mempengaruhi etika bisnis Islam

pedagang pasar Ciputat.

Page 116: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

100

Gambar 5.7

Dari Sceeter Plot terlihat bahwa dari satu ke dua faktor (garis dari

sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup

tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula

dari angka 3 ke angka 4, namun kini dengan slope yang lebih kecil. Juga

perhatikan faktor 5 sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y (Eigenvalues).

Hal ini menunjukkan bahwa dua faktor adalah paling bagus untuk

‘meringkas’ kelima variabel tersebut.

Page 117: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

101

Tabel 5.17 Component Matrixa

Component

1 2

IHSAN .917 -.215

KESEIMBANGAN .880 -.188

TANGGUNGJAWAB .722 .025

TAUHID .441 .358

KEHENDAKBEBAS .210 .891Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.

Setelah diketahui dua faktor adalah jumlah yang paling optimal untuk

mereduksi seluruh variabel, maka tabel Component Matrix menunjukan

distribusi kelima variabel tersebut pada dua faktor yang terbentuk.

Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah faktor

loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan

faktor 1 atau faktor 2. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor

yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada

setiap baris. Berikut adalah penjelasannya :

• Untuk variabel Ihsan, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.917, dengan

faktor 2 sebesar -0.215 (tanda negatif hanya menunjukkan arah). Karena

korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.917, maka untuk

variabel Ihsan masuk ke faktor 1.

Page 118: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

102

• Untuk variabel Keseimbangan, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.880,

dengan faktor 2 sebesar -0.188 (tanda negatif hanya menunjukkan arah).

Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.880, maka

untuk variabel Keseimbangan masuk ke faktor 1.

• Untuk variabel Tanggung Jawab, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.722,

dengan faktor 2 sebesar 0.025. Karena korelasi terbesar ada pada faktor

1 yaitu sebesar 0.722, maka untuk variabel Tanggung Jawab masuk ke

faktor 1.

• Untuk variabel Tauhid, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.441, dengan

faktor 2 sebesar 0.358. Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu

sebesar 0.441, maka untuk variabel Tauhid masuk ke faktor 1.

• Untuk variabel Kehendak Bebas, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.210,

dengan faktor 2 sebesar 0.891. Karena korelasi terbesar ada pada faktor

2 yaitu sebesar 0.891, maka untuk variabel Kehendak Bebas masuk ke

faktor 2.

Oleh karena masih ada variabel (Tauhid) yang belum jelas akan

dimasukan dalam faktor 1 atau 2 karena tidak ada perbedaan korelasi yang

signifikan dari setiap faktor, maka perlu dilakukan proses rotasi (rotation),

agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan dimasukan pada

faktor 1 atau 2. Dalam proses rotasi digunakan metode varimax.

Page 119: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

103

Tabel 5.18 Rotated Component Matrixa

Component

1 2

IHSAN .941 .047

KESEIMBANGAN .898 .062

TANGGUNGJAWAB .687 .223

KEHENDAKBEBAS -.045 .914

TAUHID .325 .466

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

a. Rotation converged in 3 iterations.

Component matrix hasil proses rotasi (Rotated Component

Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.

Berikut adalah penjelasannya :

• Variabel Ihsan masuk faktor 1, karena faktor loading pada faktor 1

paling besar yaitu 0.941.

• Variabel Keseimbangan masuk faktor 1, karena faktor loading pada

faktor 1 paling besar yaitu 0.898.

• Variabel Tanggung Jawab masuk faktor 1, karena faktor loading pada

faktor 1 paling besar yaitu 0.687.

• Variabel Kehendak Bebas masuk faktor 2, karena faktor loading pada

faktor 2 paling besar yaitu 0.914.

Page 120: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

104

• Variabel Tauhid masuk faktor 2, karena faktor loading pada faktor 2

paling besar yaitu 0.466.

Dengan demikian, dari kelima variabel awal telah direduksi menjadi

dua faktor yaitu :

• Faktor 1 terdiri atas variabel Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung

Jawab.

• Faktor 2 terdiri atas variabel Kehendak Bebas dan Tauhid.

Tabel 5.19 Component Transformation

Matrix

Component 1 2

1 .961 .276

2 -.276 .961

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with

Kaiser Normalization.

Dengan melihat angka-angka yang ada pada diagonal, antara

Component 1 dengan 1 dan Component 2 dengan 2. Terlihat keempat angka

jauh di atas 0.5 yaitu secara berurutan (0.961 dan 0.961). Hal ini

menunjukkan bahwa keempat faktor (component) yang terbentuk sudah

tepat, karena mempunyai korelasi yang sangat tinggi.

Page 121: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

105

D. INTERPRETASI HASIL ANALISIS FAKTOR

Berdasarkan hasil analisis faktor diketahui bahwa dari lima variabel

terbentuk menjadi dua faktor, yaitu:

1. Faktor 1 yang terdiri dari Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab.

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan

oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk

memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu

mempertanggungjawabkan tindakannya.10 Secara logis prinsip ini

berhubungan erat dengan prinsip kehendak bebas. Ia menetapkan batasan

mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggung

jawab atas semua yang dilakukannya.11 Dalam bidang ekonomi dan bisnis

prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Perilaku

pedagang dalam berbisnis misalnya harus memperhatikan kenyaman

konsumen, pedagang lain dan orang lainnya. Konsumen harus diberikan

pelayanan yang baik. Selain itu, pedagang tidak hanya memperhatikan

perilakunya dalam menarik minat konsumen akan tetapi pedagang harus

pula memiliki kemurahan hati kepada orang lain misalnya memberikan

keringanan terhadap pihak yang memiliki hutang. Itulah yang dinamakan

dengan ihsan.

10 Beekun, Etika………., h. 40 11 Badroen, Etika Bisnis………., h. 100

Page 122: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

106

Karena itu menurut Sayyid Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam

adalah pertanggung-jawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan

ruang lingkupnya. Pentingnya Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab

akan sangat mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.

2. Faktor 2 yang terdiri dari Kehendak Bebas dan Tauhid.

Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam adalah

kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan.12 Dengan

mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek lainnya, seperti

ekonomi, akan menimbulkan perasaan dalam diri manusia bahwa ia akan

selalu merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam

aktivitas berekonomi sehingga dalam melakukan segala aktivitas bisnis

tidak akan mudah menyimpang dari segala ketentuanNya.

Tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh

hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir

dan membuat keputusan, memilih jalan hidup yang diinginkan, dan yang

paling penting untuk bertindak berdasarkan aturan yang ia pilih.13 Agar

tercipta mekanisme pasar yang sehat, aktivitas ekonomi dalam konsep ini

diarahkan untuk kebaikan setiap kepentingan seluruh komunitas Islam

yaitu dengan adanya larangan-larangan mengenai monopoli, kecurangan,

dan praktik riba. Seorang Muslim yang percaya pada kehendak Allah,

12 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 13 Beekun, Etika………., h. 38

Page 123: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

107

akan senantiasa mengabaikan larangan-laranganNya. Ia merupakan bagian

kolektif dari masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan

individual dan sosial. Dengan demikian, kebebasan berkehendak

berhubungan erat dengan kesatuan dan keseimbangan. Maka dengan

adanya faktor 2 ini akan sangat berpengaruh terhadap etika bisnis Islam

pedagang pasar Ciputat.

Sehingga secara keseluruhan dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat adalah faktor 1 dan

faktor 2. Interpretasi ini dilakukan dengan judgement. Karena sifatnya subjektif,

hasil bisa berbeda kalau interpretasi dilakukan oleh orang lain.

Page 124: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

108

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh dari beberapa

faktor terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat. Adapun

faktor-faktor tersebut antara lain : (1) Tauhid , (2) Keseimbangan, (3) Kehendak

Bebas, (4) Tanggung Jawab, (5) Ihsan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Faktor 1 dan faktor 2 merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.

b. Faktor 1 yang terdiri dari Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab dapat

menjelaskan tentang penyebab pedagang pasar Ciputat berperilaku etis dalam

menjalankan bisnis secara Islam sebesar 47.140% .

c. Faktor 2 terdiri atas variabel Kehendak Bebas dan Tauhid dapat menjelaskan

tentang penyebab penyebab pedagang pasar Ciputat berperilaku etis dalam

menjalankan bisnis secara Islam sebesar 20,095%.

d. Faktor 1 merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap

penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.

Page 125: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

109

B. Keterbatasan

Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Kesulitan mendapatkan responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner

penelitian.

2. Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan hanya sampai pada langkah

menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Peneliti tidak melanjutkan

pada langkah validasi atau scores.

C. Implikasi

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi, manajemen pasar

Ciputat dan lembaga keuangan syariah pada umumnya serta pedagang pasar

Ciputat khususnya untuk melakukan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan etika

bisnis islam yg sebagaimana telah dicontohkan rasulullah ketika menjalankan

aktifitas ekonomi.

Etika bisnis islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an

dan Hadis yang harus dijadikan pedoman oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis.

Ketika seorang muslim menjalankan aktivitas ekonomi tidak berpegang teguh

terhadap Al Qur’an dan Hadis maka akan terjadi kerusakan dalam aktivitas

ekonomi, orang tidak akan peduli dengan halal dan haramnya sesuatu.

Oleh karena itu, agar dapat menjalankan etika bisnis Islam yang

berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadis, pedagang di samping diberi kebebasan

(free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan (tauhid), prinsip

Page 126: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

110

keseimbangan (tawazun = balance) dan keadilan (qist). Di samping tanggung

jawab (responsibility) yang akan diberikan di hadapan Tuhan. Lima konsep inilah

yang disebut dengan aksioma yang terdiri atas prinsip-prinsip umum yang

terhimpun menjadi satu kesatuan yang terdiri atas konsep-konsep Keesaan

(tauhid), Keseimbangan (equilibrium), Kehendak bebas (free will), Tanggung

jawab (responsibility), dan Kebajikan (ihsan).

D. Saran

Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian,

tidak hanya pada wilayah pasar Ciputat saja, sehingga lebih dapat

digeneralisasikan.

2. Ketika membagi kuesioner kepada responden, sebaiknya peneliti memastikan

bahwa responden mengerti maksud dari kuesioner yang akan diisi, misalnya

dengan cara peneliti memberikan penjelasan secara langsung kepada

responden agar data yang diperoleh nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa

yang diharapkan dalam penelitian ini.

3. Manajemen pasar Ciputat hendaknya tidak hanya menjadikan pedagang

sebagai objek penghasilan akan tetapi harus menjaga dan memberikan

pelayanan yang tepat bagi kenyamanan pedagang. Contohnya mengambil

tindakan yang tegas terhadap lapak-lapak pedagang yang tidak resmi karena

Page 127: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

111

hal tersebut mengganggu dan mengurangi penghasilan pedagang resmi dan

masyarakat pengguna jalan.

 

Page 128: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

112

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Afzalurrahman. 1997. Muhammad Sebaga Pedagan., terj. Dewi Nurjulianti Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy.

Ali, Marpuji. 2007. Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme). Jurnal Ekonomi Fakultas Agama Islam UMS. 

Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Beekun, Rafik Issa. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djakfar, Muhammad. 2007. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malang: Penerbit UIN-Malang Press.

Eldine, Achyar. 2007. Etika Bisnis Islam. Jurnal Khazanah, Vol 3 No 3, Oktober.

Faiz, Ahmad. 2009. Skripsi tentang Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Prilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. .

Fauroni, Lukman. 2003. Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an. IQTISAD Journal of Islamic Economics. Vol. 4, No. 1. Muharram 1424 H/March.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

http://file.upi.edu/Direktori/DFPMIPA/JUR.PEND.matematika/196412051990031-Bambang Avip Priatna M/MENENTUKAN UKURAN SAMPEL.pdf, diakses pada tanggal 6 Januari 2011

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Lesmana, Erik. 2010. Skripsi tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Page 129: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

113

 

 

Muhammad, dan Lukman Fauroni, 2002. Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis. Jakarta: Salemba Diniyah. Diakses melalui www.google.com pada 13 November 2010.

Mujahidin, Akhmad. Etika Bisnis Dalam Islam “Analisis Terhadap Aspek Moral Pelaku Bisnis.2005. Jurnal Hukum Islam, Vol. IV, No. 2, Desember.

Muslich. 2004. Etika Bisnis Islam. Cetakan 1. Jakarta: EKONISIA, 2004.

Naqvi, Syed Nawab Haider. 1985. Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami. ter. Husin Anis dan Asep Hikmat. Bandung: MIZAN.

Naqvi, Syed Nawab Haider. 2003. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Terjemahan M. Saiful Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Nur Zaroni, Akhmad. 2007. Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Ekonomi). MAZAHIB. Vol. IV, No. 2. Desember.

Qordhawi, Yusuf. 1993. Halal dan Haram Dalam Islam. Terjemahan Muamammal Hamidy. Surabaya: Bina Ilmu.

Qordhowi, Yusuf. 1993. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Rahman, Fazlur. 1992. Membangkitkan Kembali Visi al-Qur’an: Sebuah Catatan Otobiograif. Jurnal Hikmah. No. IV. Juli-Oktober.

Salam, Burhanudin. 1997. Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Shihab, Alwi. 1999. Islam Inklusif. Bandung: Mizan.

Shihab, Quraish. 1997. Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qur’an. Jurnal Ulumul Qur’an. No. 3/VII.

Singgih, Santoso dan Tjiptono Fandy. 2002. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Page 130: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

114

 

 

Singgih, Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Taymiyah, Ibn. 1387 H. Majmu’ Fatawa Shaykh al-Islam Ahmad Ibn Taymiyah. Riyad: Matba�at al-Riyad.

www.gatra.com. Saturday, 9 July 2005, diakses pada tanggal 9 November 2010.

Zubair, Achmad Charris. 1995. Kuliah Etika. Edisi III. Rajawali Press.

Page 131: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM
Page 132: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM
Page 133: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

 

1

 

KUESIONER PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG

DI PASAR CIPUTAT

Peneliti:

Hafiz Juliansyah NIM 107046102043

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011 M/ 1431 H

Page 134: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

 

2

 

Kepada Responden,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian dengan kepentingan penyusunan skripsi untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar sarjana (strata satu/ S-1) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang di Pasar Ciputat. Maka dalam rangka pengumpulan data saya mohon Ibu/Bapak memberikan JAWABAN YANG SEBENARNYA DAN SEMUA JAWABAN IBU/BAPAK DIJAMIN KERAHASIAANNYA OLEH PENELITI. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb. Peneliti Hafiz Juliansyah DATA PERSONAL RESPONDEN NAMA USIA SUKU JENIS DAGANGAN LAMA BERDAGANG

ALAMAT

JENIS KELAMIN 1. Laki-laki 2. Perempuan

STATUS PERKAWINAN 1. Menikah 2. Belum Menikah 3. Cerai

PENDIDIKAN TERAKHIR

1. Tidak sekolah/ tidak lulus SD 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. DI/ DIII 6. S1 – S3

TEMPAT BERDAGANG Gedung, Blok: No:  

Page 135: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

 

3

 

A. KONSEP TAUHID

Nomor PERTANYAAN TENTANG KEAGAMAAN

A01 Nikmat maupun bencana yang terjadi karena Allah yang menghendaki. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju

A02 Apakah anda selalu tepat waktu dalam mengerjakan sholat? 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Selalu 2. Jarang 4. Sering

A03 Alasan apa yang membuat anda tidak tepat waktu dalam mengerjakan sholat? 1. Malas 2. Sibuk 3. Dalam perjalanan 4. Lupa 5 . Ketiduran

A04 Jika anda sedang sibuk dan waktu shalat tiba, apakah yang akan anda lakukan? 1. Tidak solat 2. Mencoba menyelasaikan pekerjaan dan shalat pada akhir waktu 3. Menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu kemudian shalat 4. Menunda pekerjaan untuk shalat saat itu juga.

A05 Berapa kali anda solat berjamaah? 1. Tidak pernah 3. Sebulan sekali 5. Setiap waktu solat 2. Hari-hari tertentu 4. Seminggu sekali

A06 Bersedekah/ berinfaq kepada faqir miskin yang anda temui? 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Selalu 2. Jarang 4. Sering

A07 Dalam sebulan, berapa kali anda mengikuti pengajian/ majlis ta’lim? 1. Tidak pernah 3. 2 kali 5. Lebih dari 4 kali 2. 1 kali 4. 3 kali

A08 Seberapa pentingkah zakat bagi pemberdayaan umat ? 1. Tidak penting 3. Biasa saja 5. Sangat penting 2. Kurang penting 4. Penting.

 

PERTANYAAN TENTANG ASPEK SOSIAL

A09 Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Agama? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan

A10 Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Suku? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan

A11 Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Jenis kelamin? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan

    

Page 136: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

 

4

 

B. KONSEP KESEIMBANGAN

Nomor PERTANYAAN TENTANG ASPEK KEADILAN

B01 Saya akan mengganti barang yang cacat dengan yang baru jika barang tersebut cacat akibat kesalahan penjual. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju

B02 Apa yang anda lakukan jika ada pedagang lain yang mengurangi takaran dalam berdagang? 1. Membiarkannya karena hal tersebut adalah wajar dalam berdagang 2. Membiarkannya karena bukan urusan saya 3. Pura-pura tidak tahu 4. Menegurnya karena tidak baik 5. Menegurnya karena dilarang agama

B03 Saya menjelaskan kondisi barang apa adanya kepada pembeli. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju

B04 Menurut anda wajarkah jika pedagang menyimpan barang kemudian menjualnya ketika harganya naik? 1. Sangat wajar 3. Tidak tahu 5. Sangat tidak wajar

2. Wajar 4. Tidak wajar  

Menghargai hak orang lain

B05 Apa yang menjadi dasar anda dalam memilih pegawai? 1. Kesamaan SARA (Suku, Ras, dan Agama) 2. Mengutamakan fisiknya 3. Karena memiliki hubungan keluarga 4. Kesamaan jenis kelamin 5. Kualitas kerjanya yang baik

   

C. KONSEP KEHENDAK BEBAS

Nomor PERTANYAAN TENTANG PERSAINGAN USAHA

C01 Saya menyusun barang dagangan saya secara baik sehingga terlihat lebih menarik. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju

C02 Apa yang anda lakukan jika pembeli tidak mau membeli walaupun anda sudah mempromosikan barang yang anda jual semaksimal mungkin? 1. Marah-marah 2. Terus meyakinkan pembeli walaupun harus berbohong 3. Memaksa pembeli karena anda sudah lelah mempromosikan barang

Page 137: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

 

5

 

4. Menurunkan harga 5. Memberi hak kepada pembeli untuk memilih

C03 Jika ada pedagang lain menjual barang dagangan yang sama, saya membiarkannya bersaing secara sehat. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju

C04 Apa yang anda lakukan jika ada pedagang lain yang ingin bekerja sama dalam berbisnis? 1. Menolak 3. Mempertimbangkan 5. Sangat menerima 2. Menghindar 4. Menerima

C05 Seberapa yakinkah anda bahwa persaingan usaha memicu terjadinya perang harga? 1. Sangat tidak yakin 3. Tidak tahu 5. Sangat yakin 2. Tidak yakin 4. Yakin

C06 Barang dagangan anda dirusak secara sengaja oleh pedagang lain. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang

C07 Barang dagangan anda dicuri oleh pedagang lain. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang

C08 Berkelahi dengan pedagang lain karena berebut pembeli. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang

C09 Memberikan nota/bon kosong kepada pembeli 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5.Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang

D. KONSEP TANGGUNG JAWAB

Nomor PERTANYAAN TENTANG TANGGUNG JAWAB

D01 Saya mencatat pendapatan dan pengeluaran. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

D02 Saya mencatat jika ada hutang piutang. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

D03 Pedagang lain sering menitipkan barang dagangan kepada saya. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

D04 Saya memenuhi barang pesanan pembeli sesuai dengan kesepakatan. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

Page 138: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM

 

6

 

D05 Jika mempunyai hutang, tidak perlu segera menggantinya. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju

   

E. KONSEP IHSAN

Nomor PERTANYAAN TENTANG KESUKARELAAN

E01 Apa yang akan anda lakukan jika pihak terhutang terlambat membayar hutangnya? 1. Harus segera dilunasi sekarang juga 2. Mentolerir, harus dibayar dalam jangka waktu tertentu 3. Mentolerir dengan catatan 4. Mentolerir karena keluarga/ Kawan 5. Mentolerir karena kasihan

E02 Bagaimana sikap anda ketika pihak terhutang mengalami kesulitan? 1. Tidak mau tahu karena urusan yang bersangkutan 2. Menagih jika saya dalam keadaan kesulitan 3. Menagih jika yang bersangkutan punya uang 4. Mengurangi hutangnya 5. Tidak menagih

Sikap pedagang agar menarik minat pembeli untuk membeli barang dagangan

E03 Saya senyum dan bersikap akrab dalam menghadapi pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

E04 Agar menarik calon pembeli, saya berpakaian rapi 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak Setuju 4. Setuju

E05 Saya tenang, sopan dan ramah ketika menghadapi pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

E06 Saya tidak memotong pembicaraan pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

E07 Saya bersemangat ketika melayani pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering

 

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA