etika berkomunikasi (prinsip komunikasi efektif).docx
TRANSCRIPT
ETIKA BERKOMUNIKASI
Prinsip Komunikasi Efektif Dokter Pasien
Untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication) antara dokter dan pasien, inisiatif harus diambil oleh dokter gigi katena
menurut para ahli, dokterlah yang dituntut untuk menciptakan suasana yang mendukung.
Akan tetapi seperti juga disebutkan sebelumnya, waktu kerja dokter sangat sempit dengan
pekerjaan yang banyak, sehingga tehnik yang dapat diterapkan harus bersifat sederhana,
mudah digunakan dan efektif
Terdapat banyak cara untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif. Tetapi dari
sekian banyak cara, terdapat cara yang bisa dianggap mudah untuk menciptakan komunikasi
yang efektif yaiu dari teori yang dibuat oleh DeVito. Untuk dapat menciptakan komunikasi
antara persona, terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
A. Positiveness (sikap positif)
B. Empathy (merasakan perasaan orang lain)
C. Supportiveness (sikap mendukung)
D. Equality (keseimbangan antar pelaku komunikasi)
E. Openess (sikap dan keinginan untuk terbuka)
Dalam tindakan praktisnya, kondisi komunikasi antara dokter gigi dengan pasiennya
diharapkan terjadi seperti berikut:
A. Positiveness
Dokter diharapkan mau menunjukkan sikap positif pada pesan yang disampaikan
olehpasien (keluhan, usulan, pendapat, pertanyaan). Tidak boleh seorang dokter
selalumenyanggah apapun yang sampaikan pasiennya, sesederhana bahkan seaneh
apapunpesan yang disampaikan, (karena mungkin menurut pasien, pesan itu
merupakangagasan hebat). Dengan demikian pasien akan lebih berani menyampaikan
pesannya,bukan kemudian menyimpannya dalam hati dan menyampaikannya,
bahkanmengadukan pada orang lain.
B. Empathy
Dari pengalaman sendiri dan hasil pengamatan serta cerita-cerita para pasien,
diketahui bahwa hampir semua pasien yang harus ditangani/ diobati oleh dokter memiliki
rasa takut yang besar. Yang terutama adalah ketakutan pada rasa sakit yang ditimbulkan oleh
alat-alat yang digunakan. Rasa takut itu sudah muncul hanya dengan melihat alat-alat yang
sudah siap di meja sebelah kursi, bahkan jika alat itu tidak menimbulkan kesakitan (cermin,
misalnya). Seorang dokter gigi diharapkan menyadari dan peduli pada perasaan ini (empati)
dan menunjukkan pada pasien bahwa ia peduli. Kejujuran seorang dokter yang mengatakan
“Anda akan merasakan sakit sebentar…”justru akan menenangkan pasien karena pasien
merasa tidak sendirian dalam merasakan sakit. Ada orang lain yang peduli.
Agar komunikasi kita bisa sukses, para pelaku komunikasi harus memperhatikan dan
menerapkan prinsip komunikasi empatik berikut.
1. Keseluruhan, bukan sebagian
2. Berusaha mengerti, baru dimengerti
3. Diagnosa sebelum respon
4. Keyakinan
5. Fokus pada orang lain
6. Kontak mata
7. Senyum Hangat
8. Saling menyukai
C. Supportiveness
Ketika seorang pasien nampak ragu untuk memutuskan sebuah pilihan tindakan,
dokter diharapkan memberikan dukungan agar keraguan itu berkurang atau bahkan hilang,
sehingga si pasien menjadi percaya diri dan berani saat memilih keputusan itu. Walaupun
akibat keputusan itu akan menimbulkan ‘derita’, dengan dukungan dokter, derita akan
dianggap konsekuensi oleh pasien, bukan resiko (posisi sebagai ‘korban’). Akan lebih baik
jika dokter mencontohkan (walaupun hanya karangan) bahwa dia juga akan mengambil
keputusan yang sama dengan pasien jika dia memiliki masalah seperti itu.
D. Equality
Yang dimaksud dengan kesamaan/ kesetaraan adalah bahwa diantara dokter gigi dan
pasien tidak boleh ada ‘kedudukan’ yang sangat berbeda seperti misalnya dokter yang
menguasai semua keadaan dan pasien yang tidak berdaya. Walaupun dalam relasi ini dokter
diakui lebih tahu dan lebih bisa, dia tidak boleh lalu memperlakukan pasiennya hanya sebagai
objek yang ‘bodoh’ dan tidak boleh berpendapat atau bahkan bertanya. Lebih lagi pasien
tidak boleh diperlakukan sebagai benda mati yang tidak pernah ditanyai kabar atau
kesiapannya menjalani pemeriksaan/penanganan/pengobatan. Jika memungkinkan, pasien
sebaiknya merasa bahwa dokter giginya adalah teman, bukan orang asing yang tidak boleh
ditanyai apapun.
E. Openess
So, the question remains, “How can you develop such a healthy dentist-patient
relationship?”The key word is trust. Trust is what a good dentist-patient relationship is built
on. The best wayto establish trust between you and your dentist is to have good
communications.
Dengan menciptakan suasana yang santai (dengan musik instrumental lembut dilatar
belakang) di ruang praktek, keakraban dapat dibangun dan diharapkan pasien mau
menyampaikan apa yang dikhawatirkannya, tindakan apa yang sebenarnya diinginkan
dilakukan oleh dokternya. Sebaliknya adalah bahwa dokter diharapkan juga lebih bersedia
bercerita tentang apa yang sedang dilakukannya saat demi saat. Jika perlu, dokter dapat
mengatakan kesulitan yang dihadapinya saat menangani masalah pasien, masalah yang bakal
dihadapi pasien, dan sebagainya. Dengan keterbukaan komunikasi ini maka akan terbangun
kepercayaan (trust) dari pasien pada dokternya. Para pengamat mengatakan:
Salah satu elemen yang akan membawa hubungan ini adalah komunikasi yang baik.
Dengan menempatkan penanganan pasien lebih dulu, dokter gigi akan memeriksa si pasien,
mendiskusikan semua opsi yang berhubungan dengan perawatan, membuat rekomendasi
perawatan dan menjelaskan hasil yang berhubungan dengan penanganan yang potensial. Di
lain pihak, si pasien, ingin mungkin ingin mengetahui tentang penanganan padanya dan
akibat perawatan jangka panjang atau jangka pendek, berapa biaya yang harus dikeluarkan,
apa yang akan atau tidak akan tercakup dalam perawatan gigi dan setiap tanggung jawab
pembayaran yang harus ditanggung pasien.