buku 2 - tht-rscm-fkui. · pdf filearea kompetensi: komunikasi efektif dengan pasien dan...

175
BUKU 2 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2015

Upload: dinhdat

Post on 01-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

BUKU 2

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

2015

Page 2: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

KATA SAMBUTAN KETUA DEPARTEMEN THT FKUI/RSCM

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena Revisi Buku Rancangan Pengajaran Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 (PPDS Sp-1) Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok FKUI/RSCM telah dapat diselesaikan.

Revisi Buku Rancangan Pengajaran ini perlu dilakukan karena adanya pembaharuan pada proses pendidikan dokter spesialis (PPDS) atau Sp-1 ilmu kesehatan THT. Selain itu, dengan perkembangan mutu layanan rumah sakit yang harus terakreditasi nasional maupun internasional dan sesuai Academic Health System (AHS), serta mencapai visi misi departemen THT, maka disusun perangkat pendidikan berupa Buku Rancangan Pengajaran sebagai pedoman untuk melaksanakan pendidikan secara terstruktur dan berkualitas yang dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kompetensi profesional dari masing-masing peserta program.

Pada era globalisasi ini para lulusan Dokter Spesialis THT diharapkan memiliki kompetensi profesional yang baik dan bertaraf internasional serta memiliki kompetensi sebagai seorang peneliti. Semoga dengan terbitnya Buku Rancangan Pengajaran (BRP) ini program pendidikan yang telah berlangsung selama ini dapat berjalan lebih baik lagi. Akhirnya kepada penyusun BRP PPDS Sp-1 Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok FKUI/RSCM saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas dedikasi,usaha serta waktu yang diluangkan untuk menyelesaikan buku ini. Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Ketua Departemen THT FKUI/RSCM DR.Dr. Trimartani Sp.THT-KL (K)

Page 3: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Assalammu’alaikum Wr.Wb. Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, revisi Buku Rancangan Pengajaran Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI, untuk peserta PPDS Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok FKUI/ RSCM telah dapat diselesaikan. BRP ini terdiri atas tiga buku sesuai dengan tahapan proses belajar peserta PPDS-Sp1 Ilmu Kesehatan THT-KL yaitu Buku 1 Tahap Pembekalan, Buku 2 Tahap Magang dan Buku 3 Tahap Mandiri. Buku ini berisi materi-materi modul pendidikan sesuai dengan Kolegium THT-KL, kewenangan klinis sesuai dengan kompetensi setiap tahap pendidikan, sistem penilaian baik pre-asessment maupun evaluasi akhir serta aktivitas pembelajaran. BRP ini selalu akan dievaluasi dan diperbaharui setiap 5 tahun untuk penyempurnaan dan penjaminan mutu sesuai dengan kemajuan dan perkembangan Ilmu Kesehatan THT-KL. Kepada para Staf Pengajar dan para Peserta PPDS Ilmu Kesehatan THT FKUI/ RSCM kami harapkan selalu mengikuti dan melaksanakan apa yang tercantum dalam Buku Rancangan Pengajaran ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya revisi dan penerbitan Buku Rancangan Pengajaran ini. Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta. Agustus 2015

Penyusun,

Dr.Nina Irawati, Sp.THT KL (K) Koordinator Program Studi

Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI/RSCM

Page 4: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan
Page 5: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Menghadapi proses globalisasi dan kebutuhan mencetak tenaga ahli dibidang ilmu kesehatan THT-KL bertaraf internasional serta adanya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas khususnya dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL, diperlukan tenaga kesehatan professional yang didukung oleh penguasaan ilmu dan teknologi yang baik.

Penguasaan ilmu teknologi yang baik akan dicapai dengan meningkatkan kompetensi dari peserta program pendidikan Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI.

Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu lulusan Dokter Spesialis THT-KL FKUI selain Buku Kurikulum Pendidikan juga diperlukan Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih lengkap dan sistematis agar program pendidikan berlangsung dengan baik.

Buku Rancangan Pengajaran ini menjelaskan materi pendidikan yang diberikan kepada peserta PPDS-Sp1 setiap semester yang diikutinya. Materi Pendidikan diberikan dalam bentuk modul.

Modul tentang materi pendidikan akan dijabarkan secara terperinci oleh masing-masing divisi terkait yang ada di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI pada saat peserta program pendidikan mengikuti stase pendidikan.

Diharapkan dengan cara pembelajaran dengan bentuk modul ini akan dapat meningkatkan kompetensi dari pada lulusan spesialisasi THT-KL FKUI sehingga dapat meningkatkan efektifitas pelayanan serta mampu menjadi pakar dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL.

Visi dan Misi Visi program studi THT-KL adalah menghasilkan lulusan dokter

spesialis THT yang mempunyai kemampuan professional bersifat internasional dan dapat memberikan pelayanan kesehatan berlandaskan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berdasarkan bukti (evidence based medicine) dengan pengalaman luar biasa untuk semua melalui Academic Health Systemdi Asia Tenggara tahun 2019.

Misi program studi THT-KL adalah Menyelenggarakan pendidikan

THT-KL yang berkualitas, berdaya saing, kreatif, inovatif dan berstandar Internasional dengan para pakar berlandaskan profesionalisme. Menyelenggarakan pendidikan suasana yang nyaman dan apresiatif serta pengalaman belajar yang luar biasa. Menyelenggarakanpendidikan yang meningkatkan pelayanan kesehatan diberbagai setting pelayanan kesehatan prima.

Page 6: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Modul Neurotologi 2

Modul Keterampilan Neurotologi 2

Modul Otologi 2

Modul Keterampilan Otologi 2

Modul Laring Faring 2

Modul Keterampilan Laring Faring 2

Modul Rinologi 2

Modul Keterampilan Rinologi 2

Modul Pelatihan Kegawatan THT 3

Modul Keahlian Komprehensif 3

SEMESTER IV

Page 7: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL NEUROTOLOGI 2 DAN MODUL KETERAMPILAN NEUROTOLOGI 2

Mata Kuliah : MKK-2 MD22802323 / MPK MD22802524 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Neurotologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Neurotologi merupakan materi pendidikan

yang memberikan pelatihan keprofesian dengan

menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah

khususnya dalam bidang Neurotologi THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta PPDS THT-KL

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan

dalam bidang Neurotologi THT-KLdan mencapai kompetensi

yang diharapkan di bidang Neurotologi ilmu kesehatan THT-

KL.Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu

menerapkan etika, disiplin dan taat hukum dengan

rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya

berdasarkan kemampuan intelektual dan profesional.

Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan

Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien

dan keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi

dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif

dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara

keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan

berkualitas yang berorientasi pada pasien. Area

kompetensi: Patient Safety dan Sistem Manajemen

Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar

dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL.

Area kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL

dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan

memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi biaya.

Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan

Keterampilan Klinik

Page 8: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester II yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi, anatomi, fisiologi,

patofisiologi, organ telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, termasuk

didalam hal ini adalah sistem vestibuler dan sistem saraf fasialis.

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding mengenai

gangguan pendengaran, keseimbangan dan gangguan saraf fasialis.

3. Peserta PPDS THT-KL mampu melakukan pemeriksaan dan mengiterpretasi hasil

pemeriksaan audiologi khusus , keseimbangan khusus dan pemeriksaan fungsi

saraf fasialis khusus.

.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Neurotolog THT, meliputi:

1. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi, anatomi, fisiologi,

patofisiologi, organ telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, termasuk

didalam hal ini adalah sistem vestibuler dan sistem saraf fasialis.

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan pendengaran yang disebabkan oleh :

- Atresia liang telinga, mikrotia

- Gangguan fungsi tuba, patolus tuba

- Infeksi (OMSK, labirintitis)

- Timpanosklerosis, Otosklerosis

- Proses sentral (CAPD)

- Vaskuler (sudden deafness, stroke)

- Trauma (trauma kepala, trauma akustik, barotrauma, NIHL)

- Degenerasi (presbikusis, multipel sklerosis)

- Imunologi (ALHL)

- Kongenital

- Tinitus

- Tumor (neuroma akustik)

- Ototoksik (gol aminoglikosida, cisplatin, furosemid)

Page 9: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

3. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan keseimbangan perifer yang disebabkan oleh :

- Infeksi (OMSK, labirintitis, neuritis vestibuler)

- Vaskuler (sudden vertigo ec sudden deafness,hipotensi ortostatik)

- Trauma (trauma kepala)

- Degenerasi (Presbiastasis)

- Imunologi (Menier’e deseases)

- Kongenital, BPV pada anak

- Tumor

- Ototoksik

- BPPV

- Superior canal dehiscent

4. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan saraf fasialis perifer yang disebabkan oleh :

- Infeksi (OMSK, Bell’s palsy, Ramsay Hunt syndrom, Zine herpete)

- Trauma (trauma kepala, karena operasi)

- Kongenital

- Tumor (Neuroma akustik, tumor telinga, parotis)

- Degeneratif

5. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

pendengaran khusus seperti tes audiometri tutur ,tes SISI, tes Tone decay ,

tes akustik imitans, OAE

6. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

keseimbangan khusus seperti Head impuls test, Head shaking test, tes visual

dynamic aquity, tes posisi untuk BBPV, terapi reposisi otolit, terapi

rehabilitasi vestibuler

7. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

fungsi saraf fasialis khusus seperti tes topografi saraf fasialis.

Lingkup Bahasan Pokok/topik bahasan Tahap

Kewenangan

Klinis

Gangguan

Pendengaran,

keseimbangan dan

Saraf Fasialis

Embriologi, anatomi

fisiologi dan

patofisiologi

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf Fasialis

3c

Page 10: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

interpretasi hasil

pemeriksaan khusus

3c

Pemeriksaan audiologi,

fungsi keseimbangan

dan fungsi saraf fasialis

khusus

3c

managemen pasien 3c

Melakukan tahap

persiapan pemeriksaan

KHUSUS dan

menginterpretasikan

hasil serta mendiagnosis

gangguan pendengaran,

keseimbangan dan saraf

Fasialis

3c

Anatomi,

fisiologi,patofisiologi,

diagnosis dan

tatalaksana .

3c

indikasi, dan persiapan,

langkah-langkah

pemeriksaan

3c

Gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf fasialis

anatomi, fisiologi,

patofisiologi gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

3c

Diagnosis dan

tatalaksana

komprehensif.

3c

indikasi, dan langkah-

langkah,

persiapan.pemeriksaa

3c

Page 11: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

D.2 Keterampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta PPDS THT-KL mampu:

Tindakan Tingkat

Kewenangan

klinis

1. Tes berbisik 3

2. Tes Garputala 3

3. - PemeriksaanAudiometri nada murni &

masking

3

-Tes SAL(Sensineural Aquity Level) untuk

mengatasi dilema masking

- Tes FIT (Fusion at Inferred Threshold)

2

4. Pemeriksaan audiometri tutur & masking 3

5. Pemeriksaan Psikoakustik untuk Tinitus dan

LDL (Loudness Discomfort Level)

2

6. Pemeriksaan penentuan lokasi lesi (site of

lesion) : ABLB, SISI, Tone decay

3

7. Audiologi pediatric

- Behavioural Observsation Audiometry (BOA)

- Visual Reinvorcement Audiometry (VRA)

- Tes play audiometri

- Tes fungsi persepsi

3

3

3

3

8. Pemeriksaan Timpanometri 3

9. Pemeriksaan Tes Fungsi Tuba 3

10. Tes keseimbangan sederhana 4

11. Head Impulse Test, Head Shaking Test dan

Dynamic Visual Acuity Test

3

12. Pemeriksaan Tes posisi (Dix Hallpike, side lying,

roll test)

3

13. PemeriksaanTes Kalori (dengan air atau udara) 2

14.Pemeriksaan Posturografi 2

15. Tes fungsi motorik saraf fasialis (sistem Freyss

atau House-Brackmann)

4

16. Pemeriksaan Topografi Nervus Fasialis 3

Page 12: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Lingkup Bahasan (Pokok Bahasan)

1. Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

- Atresia liang telinga, mikrotia

- Gangguan fungsi tuba, patolus tuba

- Infeksi (OMSK, labirintitis)

- Timpanosklerosis, Otosklerosis

- Proses sentral (CAPD)

- Vaskuler (sudden deafness, stroke)

- Trauma (trauma kepala, trauma akustik, barotrauma, NIHL)

- Degenerasi (presbikusis, multipel sklerosis)

- Imunologi (ALHL)

- Kongenital

- Tinitus

- Tumor (neuroma akustik)

- Ototoksik (gol aminoglikosida, cisplatin, furosemid)

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan keseimbangan perifer, seperti :

- Infeksi (OMSK, labirintitis, neuritis vestibuler)

- Vaskuler (sudden vertigo ec sudden deafness,hipotensi ortostatik)

- Trauma (trauma kepala)

- Degenerasi (Presbiastasis)

17. Pemeriksaan Elektrofisiologis fungsi saraf Fasialis

(NET)

2

18.Pemeriksaan BERA 2

19.Pemeriksaan ASSR 2

20.Pemeriksaan OAE 3

21.Terapi Reposisi Otolit dan terapi rehabilitasi

vestibuler (VRT)

3

22. Habilitasi dan rehabilitasi fungsi pendengaran 2

Page 13: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

- Imunologi (Menier’e deseases)

- Kongenital, BPV pada anak

- Tumor

- Ototoksik

- BPPV

- Superior canal dehiscent

3. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan saraf fasialis perifer, seperti :

- Infeksi (OMSK, Bell’s palsy, Ramsay Hunt syndrom, Zine herpete)

- Trauma (trauma kepala, karena operasi)

- Kongenital

- Tumor (Neuroma akustik, tumor telinga, parotis)

- Degeneratif

F. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Neurotologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai gangguan

pendengaran, keseimbangan postural dan gangguan saraf wajah (n. fasialis).

a. belajar mandiri

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang Neurotologi ilmu kesehatan THT-KL.

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

G. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS THT-KL harus memenuhi persyaratan kehadiran

sebanyak 90%.

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara

berkesinambungan, bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan

perilaku peserta didik.

Page 14: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk

menilai tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul

Neurotologi.

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu pertama) dan post test pada

awal minggu ke 6 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis

peserta PPDS THT-KL. NBL adalah 75.

2. Minicex

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta PPDS THT-KL

mengumpulkan data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan

tatalaksana dan memberikan edukasi ke pasien.

3. DOPS

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan.

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

J. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Prof.Dr.dr. Jenny Endang Bashiruddin, Sp THT-KL(K)

2. Dr. Widayat Alviandi, Sp THT-KL(K)

3. Dr. Brastho Bramantyo, Sp THT-KL (K)

K. Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Ruang rawat Gedung A RSCM

Page 15: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

L. Matriks Kegiatan modul Neurotologi II

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin s/d

Jum’at (Minggu I)

08.00-15.30 Peraturan pelayanan

pasien di Div Neurotologi

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp

THT

Pengarahan

Diskusi topic

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Ujian tulis: Essay

Diagnosis dan tatalaksana

Gangguan pendengaran

Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan saraf fasialis

pelatihan

pemeriksaan audiologi,

keseimbangan, saraf

fasialis KHUSUS

Pelatihan interpretasi pemeriksaan

audilogi,

keseimbangan dan saraf fasialis

KHUSUS

Evaluasi

kemampuan program studi

Senin s/d

Jum’at

(Minggu II)

08.00-15.30 Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan pendengaran

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp

THT

Diskusi topic

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan saraf

fasialis

Pelatihan

pemeriksaan dan

Page 16: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

interpretasi

audiologi khusus

Pelatihan pemeriksaan dan

interpretasi

keseimbangan khusus

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi fasialis khusus

Senin s/d

Jum’at (Minggu III)

08.00-15.30 Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan saraf

fasialis

Pelatihan pemeriksaan dan

interpretasi

audiologi khusus

Pelatihan pemeriksaan dan

interpretasi

keseimbangan khusus

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi fasialis khusus

Senin s/d

Jum’at (Minggu IV)

08.00-15.30 Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp THT

Diskusi/Praktikum

Ujian Tulis Essay

Diagnosis dan tatalaksana

Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan tatalaksana

Gangguan saraf

fasialis

Page 17: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Pelatihan

pemeriksaan dan interpretasi

audiologi khusus

Pelatihan

pemeriksaan dan interpretasi

keseimbangan

khusus

Pelatihan pemeriksaan dan

interpretasi fasialis

khusus

Evaluasi

kemampuan

pelayanan pasien di

Div Neurotologi

Senin s/d

Jum’at

(Minggu V)

08.00-15.30 Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan pendengaran

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho Bramantyo, Sp

THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan saraf fasialis

Pelatihan

pemeriksaan dan interpretasi

audiologi khusus

Pelatihan

pemeriksaan dan interpretasi

keseimbangan

khusus

Pelatihan pemeriksaan dan

interpretasi fasialis

khusus

Senin s/d

Jum’at

(Minggu VI)

08.00-15.30 Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat Alviandi, Sp THT

Diskusi/Praktikum

Ujian Tulis Essay

Diagnosis dan

tatalaksana

Gangguan keseimbangan

Page 18: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Diagnosis dan

tatalaksana Gangguan saraf

fasialis

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp THT

Pelatihan

pemeriksaan dan interpretasi

audiologi khusus

Pelatihan

pemeriksaan dan interpretasi

keseimbangan

khusus

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi fasialis

khusus

Evaluasi

kemampuan

pelayanan pasien di Div Neurotologi

Daftar Pustaka:

1. Jackler RK, Brackmann DE, Neurotology

2. Katz J, Clinical Audiology

3. Gelfand SA, Essentials of Audiology

4. Herdman SJ, Vestibuler Rehabilitation

5. May M, Schaitkin BM, The Facial Nerve

Page 19: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL OTOLOGI 2 DAN MODUL KETERAMPILAN OTOLOGI 2

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802325 / MPK MD22802526 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Otologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul otologi-2 adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

pembelajaran penatalaksanaan penyakit-penyakit tersering

yang dijumpai di bidang otologi ilmu kesehatan telinga

hidung tenggorok bedah kepala leher (THT-KL).

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu memahami patogenesis penyakit,

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan

memberikan terapi penyakit-penyakit telinga di bidang

otologi ilmu kesehatan THT-KL. Komponen kompetensi yang

diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan etika,

disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam

mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan

Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, dan

Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam lingkup

sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area kompetensi:

Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-prinsip

patient safety dan pelayanan berkualitas yang berorientasi pada

pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan Sistem Manajemen

Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti

perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat kompetensi yang

tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi biaya.

Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 20: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

A. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) tahap pembekalan

semester II yang sudah melalui modul terintegrasi bidang keilmuan dasar THT-KL.

B. Sasaran Pembelajaran

1. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien kelainan kongenital telinga sesuai

kompetensinya.

2. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien trauma telinga sesuai kompetensinya.

3. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien benda asing telinga (luar, tengah dan

dalam) sesuai kompetensinya.

4. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit inflamasi telinga luar sesuai

kompetensinya.

5. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit inflamasi telinga tengah sesuai

kompetensinya.

6. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit inflamasi telinga dalam sesuai

kompetensinya.

7. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit tumor jinak dan ganas telinga

sesuai kompetensinya.

Page 21: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan proses pembelajaran PPDS THT-KL

mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara menegakkan

diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta menerapkannya pada

tatalaksana pasien sesuai kompetensinya :

1. Kelainan-kelainan kongenital telinga, yaitu:

i. Kelainan kongenital telinga herediter.

ii. Kelainan kongenital telinga non-herediter.

2. Jenis trauma telinga, yaitu:

i. Trauma mekanik pada telinga.

ii. Trauma kimia pada telinga.

iii. Trauma akustik pada telinga.

3. Benda asing telinga (luar, tengah dan dalam).

4. Penyakit inflamasi telinga luar, yaitu:

i. Otitis eksterna sirkumskripta.

ii. Otitis eksterna difusa.

5. Penyakit-penyakit inflamasi telinga tengah, yaitu:

i. Otitis media supuratif.

ii. Otitis media non-supuratif.

6. Penyakit-penyakit inflamasi telinga dalam, yaitu:

i. Labirinitis.

ii. Penyakit Meniere.

iii. Neuronitis vestibularis.

iv. Presbiakusis.

v. Ototoksisitas.

vi. Sudden deafness.

vii. Tuli akibat bising.

Lingkup Bahasan Topik Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Kelainan kongenital telinga herediter & non-herediter.

Atresia dan stenosis liang telinga.

Celah brakial 1.

Trauma mekanik, kimia, & akustik.

Laserasi & avulsi kulit liang telinga.

Perforasi membran timpani.

Dislokasi osikel.

Page 22: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Fraktur tulang temporal.

Benda asing telinga luar, tengah & dalam

Benda asing organik & anorganik telinga luar, tengah & dalam.

Otitis eksterna Otitis eksterna sirkumskripta.

Otitis eksterna difusa.

Otitis eksterna maligna.

Otitis media Otitis media supuratif: otitis media akut (rekuren) & otitis media supuratif kronik.

Otitis media non-supuratif: otitis media efusi, glue ear.

Labirintitis Labirintitis purulenta.

Labirintitis serosa.

Tumor jinak dan ganas: a. liang telinga. b. Telinga tengah. c. CPA.

Seruminoma.

Adenokarsinoma liang telinga.

Osteoma.

Exostosis.

Osteosarkoma.

Adenokarsinoma telinga tengah.

Neuroma akustik.

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Jenis keterampilan Tingkat

kewenangan

klinis

POLIKLINIK

Menggunakan peralatan diagnostik, alat bedah mikro, dan bahan

kimia / obat-obatan untuk telinga.

5

Membaca dan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang (fungsi

pendengaran, nervus fasialis, keseimbangan, radiologi).

5

KAMAR OPERASI

Mampu melakukan persiapan operasi telinga (alat, pasien,

dokumen pendukung).

5

Page 23: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Mampu mengenali dan menyebutkan struktur anatomi telinga

dan tulang temporal.

5

Mampu mempraktekkan teknik bedah dasar pada operasi telinga. 5

Mampu melakukan tindakan operasi pada jaringan lunak pada

operasi telinga tengah (INSISI KULIT RETROAURIKULA,

MEMBUANG TEPI PERFORASI MEMBRAN TIMPANI, INSISI KULIT

LIANG TELINGA, INSISI MUSKULOPERIOSTEUM RETROAURIKULA,

PENGAMBILAN GRAFT FASIA OTOT.

3

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang temporal:

MASTOIDEKTOMI SEDERHANA.

3

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang temporal:

ATIKOTOMI POSTERIOR.

3

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang temporal:

TIMPANOTOMI POSTERIOR.

3

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang temporal:

AMPUTASI TIP MASTOID.

3

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang temporal:

MERUNTUHKAN DINDING POSTERIOR LIANG TELINGA

3

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul otologi-1 ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai penyakit-penyakit

yang sering dijumpai pada praktek sehari-hari di bidang otologi.

a. Belajar mandiri.

b. Diskusi topik.

2. Kerja praktek bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis / keterampilan di bidang otologi ilmu kesehatan THT-KL dengan

cara:

a. Kerja poliklinik.

b. Kerja ruang rawat inap.

c. Kerja instalasi gawat darurat.

Page 24: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

metode:

a. Tinjauan pustaka/journal reading.

b. CBD/case based discussion.

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran. Untuk

dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak 90%

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan, bertujuan

untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul otologi-1.

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

a. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre test pada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) = 75.

b. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan data,

menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

c. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

d. Logbook

e. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 25: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

I. Sumber Daya

Pelaksana modul :

I. Dr. Alfian Farid Hafil, Sp THT-KL(K).

II. DR. Dr. Ratna Dwi Restuti, SpTHT-KL(K).

III. Dr. Harim Priyono, SpTHT-KL(K).

J. Lokasi Praktek

I. Poliklinik / instalasi rawat jalan divisi otologi departemen ilmu kesehatan THT-KL

RS. Cipto Mangunkusumo.

II. Instlasasi rawat inap departemen ilmu kesehatan THT-KL RS. Cipto

Mangunkusumo.

J. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi Otologi

Dr. Alfian Farid Hafil, SpTHT-KL (K). DR. Dr. Ratna D. Restuti, SpTHT-KL (K). Dr. Harim Priyono, SpTHT-KL (K).

Pengarahan

Senin s/d Jum’at Minggu I

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Latihan menggunakan alat diagnostik

Memahami penyakit di bidang Otologi

Bekerja di kamar operasi IGD/IBP

Melakukan tatalaksana pasien rawat inap

Idem Diskusi/Praktikum

Senin s/d Jum’at Minggu II

08.00-15.30 Bekerja di poli Divisi

Memahami penyakit di bidang Otologi

Bekerja di kamar operasi IGD/IBP

Follow up pasien di bangsal

Idem Diskusi/Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-15.30

Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Otologi

Bekerja di kamar

operasi IGD/IBP

Idem Diskusi/Praktikum

Page 26: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Follow up pasien di bangsal

Senin s/d

Jum’at

Minggu

IV

08.00-15.30

Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit

dibidang Otologi

Bekerja di kamar

operasi IGD/IBP

Follow up pasien di

bangsal

Ujian Tulis

Idem Diskusi/Praktikum

Ujian Tulis Essay

Senin

s/d

Jum’at

Minggu V

08.00-15.30

Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit

dibidang Otologi

Bekerja di kamar operasi

IGD/IBP

Follow up pasien di

bangsal.

idem Diskusi/Praktikum

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

VI

08.00-15.30

Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit

dibidang Otologi

Bekerja di kamar operasi

IGD/IBP

Follow up pasien di

bangsal

Ujian Tulis

idem Diskusi/Praktilum

Ujian Tulis Essay

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung

Tenggorok. Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2009.

2. Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and Neck Surgery

Otolaryngology, 5th ed, Volume one, Philadelphia: Lippincott Williams and

Wilkins, 2014.

3. Ballenger JJ.: Disease of The Ear Nose Throat and Head and Neck, 13th Ed,

Lea-Febiger, 1985.

4. Adam GL, Boies LR,Hilger PA.: Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. WB

Saunders Co.1989.

Page 27: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL LARING FARING 2 DAN MODUL KETERAMPILAN LARING FARING 2

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802327 / MPK MD22802528 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Laring Faring THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Laring Faring adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam

bidang Laring Faring THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program PPDS

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam

bidang Laring Faring THT-KLdan mencapai kompetensi yang

diharapkan di bidang Laring Faring ilmu kesehatan THT-

KL.Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung

jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan

kemampuan intelektual dan profesional. Area

kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 28: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang

semester II yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

Faring dan laring, termasuk didalamnya tonsil, sistem terbentuknya suara, sistem

vaskularisasi, persarafan.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis, diagnosis banding disphonia, Sumbatan

Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital laring,

Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan

kongenital laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep

Apnea Syndrome.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Laring Faring THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi,

tumbuh-kembang larin dan faring, termasuk didalamnya tonsil, sistem

pembentukan suara, sistem vaskularisasi, persarafan.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis, diagnosis banding disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam,

Kelainan kongenital laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas

laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif

disphonia, Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher

dalam, Kelainan kongenital laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi

ganas laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome.

Page 29: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan

Tahap Kewenangan Klinis

Trauma laring anatomi, fisiologi laring

interpretasi CT-scan

Handling RFL

managemen pasien trauma laring

basic surgical landmark, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan operasi, alat-alat yang akan dipakai

patofisiologi, dan tatalaksana trauma larig

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan, langkah-langkah tindakan rekonstruksi laring

Abses leher dalam anatomi, patofisiologi abses leher dalam

tatalaksana komprehensif

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, langkah-langkah, persiapan.

Obructive sleep apnea syndrome (OSAS)

anatomi, fisiologi, patofisiologi sumbatan

pemeriksaan RFL, muller maneuver,ESS, dan mengintrepetasikan polisomnografi

tatalaksana komprehensif (OSA surgery, edukasi,

Tumor ganas laring anatomi, fisiologi, patofisiologi laring

Page 30: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

indikasi, kontraindikasi dan komplikasi laringektomi dan diseksi leher

Persiapan dan melakukan trakeostomi

Stenosis laring patofisiologi stenosis laring

diagnosis dan komplikasi

Persipan pre operasi alat-alat yang dipersiapkan

Disfonia Fisiologi, etiologi dan patofisiologi

diagnosis dan diagnosis banding

tatalaksana komprehensif

Kelainan kongenital (Laryngomalasia, laryngeal web, laryngeal cleft, hygroma colli, hemangioma,parese)

Tumbuh kembang

diagnosis

tatalaksana komprehensif

Infeksi faring laring (tonsilitis faringitis, laringitis)

anatomi, histologi, patofisiologi

diagnosis

komplikasi

tatalaksana komprehensif

Lesi jinak laring (hemangioma, Papiloma laring,granuloma,nodul, polyp,

patofisiologi

diagnosis

tatalaksana komprehensif

Page 31: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap Magang

Semester 4

Penegakan diagnosis penyakit laring

faring dengan anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang, inform

concent

4

Tindakan laringoskopi tidak langsung 4

Tatalaksana medikamentosa 4

Cricotirotomi 4

Trakeostomi terintubasi 4

Trakeostomi primer 2

Melebarkan stoma 4

Decanulasi 4

Pemasangan NGT 4

Ekstraksi benda asing orofaring 4

Biopsi lokal anestesi tumor orofaring 4

Perawatan kanul trakea 4

Perawatan luka pasca operasi 4

Angkat jahitan 4

Insisi abses peritonsil 4

Insisi submandibula 1

Insisi retrofaring 0

Insisi parafaring 0

Perawatan abses 4

Penggantian kanul trakea 4

Flexible Optik Laringoskopi 4

Muller manuever 4

Interprestasi hasil PSG 3

Interpretasi hasilmCT scan 3

Laringoskopi diagnostic daan biopsi 2

Ekstirpasi lesi jinak laring non neoplasma 0

Ekstirpasi lesi jinak laring neoplasma 2

Insisi dan Flap pada operasi Tiroidektomi 2

Insisi apron pada operasi laringektomi 2

Penutupan luka penutupan luka pada

operasi laringektomi

2

Page 32: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Tonsilekomi dan adenoidektomi

Diagnosis dan tatalaksana LPR

Ekstirpasi kista leher

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Lingkup Bahasan (Pokok Bahasan)

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

1. Infeksi laring faring

2. Dysphonia

3. Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring)

4. Abses leher dalam

5. Kelainan kongenital laring

6. Trauma laring

7. Lesi jinak laring

8. Lesi ganas laring

9. Obtructive Sleep Apnea Syndrome.

F. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Laring Faring ilmu kesehatan THT-KL meliputi

tahap orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai disphonia, Sumbatan

Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital

laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea

Syndrome

a. belajar mandiri

b. diskusi topic.

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang Laring Faring ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

Page 33: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

G. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Laring

Faring.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis

Berupa ujian essay pre test pada awal (minggu pertama) dan post test pada awal

minggu ke- 6 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. NBL

adalah 80.

2. Minicex

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan

memberikan edukasi ke pasien

3. DOPS

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

J. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 34: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

K. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Prof. Dr. Bambang Hermani, Sp THT-KL(K) (HBH)

2. Dr. Syahrial MH, Sp THT-KL(K) (SMH)

3. Dr. Arie Cahyono, Sp THT-KL(K) (ARI)

4. Dr. Fauziah Fardizza, Sp THT-KL(K) (FFZ)

Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Instalasi Bedah Pusat RSCM

3. Ruang rawat Gedung A RSCM

L. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi

Laring Faring

Prof. Dr. HBH

Dr.SMH

Dr.ARI

Dr.FFZ

Pengarahan

Senin s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-15.30 Infeksi laring faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Pelatihan

menggunakan

flexible optic

laryngoscop

Prof. Dr. HBH

Dr.SMH

Dr.ARI

Dr.FFZ

Diskusi topik

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Ujian tulis: Essay

Page 35: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Senin s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-15.30 Infeksi laring faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Pelatihan membaca

CT-scan/ PSG

Prof. Dr. HBH

Dr.SMH

Dr.ARI

Dr.FFZ

Senin s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-15.30 Infeksi laring faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Pelatihan ekstraksi

benda asing

Prof. Dr. HBH

Dr.SMH

Dr.ARI

Dr.FFZ

Diskusi/Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu

IV

08.00-15.30 Infeksi laring faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Prof. Dr. HBH

Dr.SMH

Dr.ARI

Dr.FFZ

Ujian Tulis Essay

Page 36: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Daftar Pustaka:

1. Alper C., Myers E N., Eibling., Decicion Making In Ear, Nose, and Throat Disorders,

Saunders Company, 152-153., 2001

2. Bailey BJ., Johnson JT. Pharyngitis, 601-613., 2006

3. Becker W., Nauman H H., Pfaltz R C., Ear, Nose, and Throat Diseases, Thieme, 299-

387., 1194

4. Koufman JA, Belafsky PC. Infectious and Inflammatory Diseases of the Larynx.

In:Snow Jr JB, Ballenger JJ, editors. Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head and

Neck. 16th ed. Philadelpia: Lea&Febiger;2003.p.1194-214.

5. Postma GN, Amin MR, Koufman JA. Laryngitis. In: Bailey BJ, Pillsbury HC, Newlands

SD, Healy GB, Derkay CS, Friedman NR, editors. Head and neck surgery –

otolaryngology. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001. p.599-605.

6. Ballenger JJ. Disease of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck, Philadelphia, Lea &

Febiger, 1993, chapter 26, pp.424-34

7. Bailey BJ and Pillsburry III HC. Head and Neck Surgery – Otolaryngology.

Philadelphia, JB Lippincott Co, 1993, chapter 39, pp.492-500

8. Adam GL, Boies LR, Hilger PA, eds. Boies Fundamentalis of

Otolaryngology.Philadelphia : WB Sounders Co, 1989,chapter ,pp. 240-59

9. Paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL, Meyerhoff WL. Otolaryngology.

Philadelphia. WB Saunders Co., 1991, chapter 13, pp. 333-42

10. Lee KJ. Essential Otolaryngology. Head & Neck Surgery. New York. McGraw Hill, 8th

Ed, Chapter 31, pp. 724-92

Page 37: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL RINOLOGI 2 DAN MODUL KETERAMPILAN RINOLOGI 2

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802329 / MPK MD22802530 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Rhinologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Laring Faring adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam

bidang Laring Faring THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program PPDS

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam

bidang Laring Faring THT-KLdan mencapai kompetensi yang

diharapkan di bidang Laring Faring ilmu kesehatan THT-

KL.Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung

jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan

kemampuan intelektual dan profesional. Area

kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 38: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap magang semester IV

yang sudah melalui divisi alergi imunologi dan onkologi tahap pembekalan.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, vaskularisasi, persarafan, tumbuh

kembang, fisiologi, patofisiologi hidung dan sinus paranasal serta septum nasal.

2. Residen THT mampu menegakan diagnosis dan diagnosis banding dan komplikasi

dari penyakit hidung dan sinus paranasal.

3. Residen THT mampu menentukan jenis dan waktu untuk dilakukan pemeriksaan

penunjang, serta mampu melakukan interpretasi CT-scan.

4. Residen THT mampu menggunakan endoskopi dengan baik dan benar

5. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana secara komprehensif baik

medikamentosa maupun pembedahan

6. Residen THT mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi operasi

serta alat-alat yang diperlukan.

7. Residen THT mampu menjelaskan basic surgical landmark dan tahapan-tahapan

operasi

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Rinologi THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, vaskularisasi, persarafan,

tumbuh kembang, fisiologi, patofisiologi hidung dan sinus paranasal serta

septum nasal.

2. Residen THT mampu menegakan diagnosis dan diagnosis banding dan

komplikasi dari penyakit hidung dan sinus paranasal.

3. Residen THT mampu menentukan jenis dan waktu untuk dilakukan

pemeriksaan penunjang, serta mampu melakukan interpretasi CT-scan.

4. Residen THT mampu menggunakan endoskopi dengan baik dan benar

5. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana secara komprehensif

baik medikamentosa maupun pembedahan

6. Residen THT mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi

operasi serta alat-alat yang diperlukan.

7. Residen THT mampu menjelaskan basic surgical landmark dan tahapan-

tahapan operasi

Page 39: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Lingkup

Bahasan

Pokok

bahasan

Tahap

Kewenangan

Klinis

Inflamasi dan

atau infeksi

hidung dan

sinus

paranasal

Rinosinusitis

akut

3c

Rinosinusitis

kronik

3c

Polip nasal 3c

Snusitis

dentogen

3c

Infeksi jaringan

lunak

(vestibulitis,

selulitis)

3c

Penyakit

autoimun

(bersama divisi

alergi

imunologi)

3c

Sinusitis Jamur 3c

Abses Septum 3c

Kelainan

anatomi

kelainan

septum

3c

atresia koana 3c

Gangguan

penghidu

anosmia

trauma

3c

anosmia pasca

infeksi

3c

Epistaksis epistaksis

anterior

3c

epistaksis

posterior

3c

Benda Asing, 3c

Page 40: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Lesi jinak

hidungdan

sinus

paranasal

(angiofibroma,

Papiloma

inverted,

bekerjasama

dengan divisi

onkologi THT)

Angiofibroma 3c

papiloma

inverted

3c

D.2 Keterampilan

Jenis Tindakan/ keterampilan Magang

Smt IV

Penegakan diagnosis dengan

anamnesis, pemeriksaan fisik,

rinoskopi anterior dan posterior

4

Evaluasi menggunakan nasal

endoskop 0 derajat

4

Pembacaan CT-Scan 4

evaluasi menggunakan nasal

endoskop 30,45, 70, 110 derajat

2,3

pemeriksaan fungsi penghidu 3

tatalaksana medikamentosa 3

tatalaksana pembedahan : BSEF I

(Unsinektomi, middle meatal

antrostomi)

2

Page 41: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

tatalaksana pembedahan : BSEF

II (Unsinektomi, middle meatal

antrostomi + etmoidektomi)

1

tatalaksana pembedahan BSEF III

DCR

1

tatalaksana pembedahan BSEF III

(Unsinektomi, middle meatal

antrostomi +

etmoidektomi+sfenodotomi dan

atau frontal)

1

tatalaksana BSEF IV (Jabir

Osteoperiosteal)

1

tatalaksana BSEF IV (kebocoran

CSS)

1

tatalaksana BSEF IV (operasi skull

base)

1

tatalaksana BSEF IV (ekstirpasi

tumor dengan endoskop)

1

tatalaksana pembedahan :

Septoplasti

2

tatalaksana pembedahan:

Reduksi Konka Inferior

2

melakukan perawatan luka pasca

operasi BSEF

2

Page 42: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

tindakan polipektomi sederhana

di poliklinik

2

tindakan sinuskopi diagnostic 3

tindakan sinuskopi tindakan 2

ekstraksi benda asing 3

pemasangan tampon anterior 4

pemasangan tampon posterior 3

ligasi arteri sfenopalatina 0

ekstraksi benda asing 3

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Lingkup Bahasan (Pokok Bahasan)

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

1. Inflamasi dan infeksi hidung dan sinus paranasal

2. Kelainan anatomi

3. Gangguan penghidu

4. Epistaksis

5. Benda asing

6. Lesi jinak hidung dan sinus paranasal.

F. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Rinologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai Rinosinusitis, Polip,

Kelainan septum, Epistaksis, Gangguan Penghidu dan Benda asing

a. belajar mandiri

Page 43: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktek

klinis/keterampilan di bidang Rinologi ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

G. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Rinologi.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Page 44: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

H. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Dr. Umar Said Dharmabakti, Sp THT-KL(K)

2. Dr. Endang Mangunkusumo, Sp THT-KL(K)

3. DR.Dr. Retno S Wardani, Sp THT-KL (K)

4. Dr. Febriani Endiyarti, Sp THT-KL

Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Instalasi Bedah Pusat RSCM

3. Ruang rawat Gedung A RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-

10.00

Cara kerja di Divisi

Rinologi

Dr.Umar SD Pengarahan

Dr.Endang

MK

DR.Dr.Retno

SW

Dr.Febriani

Senin

s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-

15.30

Infeksi dan inflamasi

hidung dan sinus

paranasal

idem Diskusi topik

kelainan anatomi Kerja praktek

epistaksis CBD/case based

discussion

gangguan penghidu Ujian tulis: CBD

benda asing

Page 45: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

lesi Jinak hidung dan

sinus paranasal

Pre Assesment

modul pembekalan

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

II

08.00-

15.30

Infeksi dan inflamasi

hidung dan sinus

paranasal

idem idem

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung dan

sinus paranasal

pelatihan

penggunaan nasal

endoskop bersudut

pelatihan membaca

CT-scan dengan

program osirix

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

III

08.00-

15.30

Infeksi dan inflamasi

hidung dan sinus

paranasal

idem Diskusi/Praktikum

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung dan

sinus paranasal

Page 46: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

pelatihan septoplasti

kambing

skill tutorial tahapan

operasi BSEF

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

IV

08.00-

15.30

Infeksi dan inflamasi

hidung dan sinus

paranasal

idem

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung dan

sinus paranasal

pelatihan septoplasti

kambing

skill tutorial tahapan

operasi BSEF

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

V

08.00-

15.30

Infeksi dan inflamasi

hidung dan sinus

paranasal

idem

kelainan anatomi Ujian DOPS

keterampilan

poliklinik

epistaksis

gangguan penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung dan

sinus paranasal

Page 47: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

VI

08.00-

15.30

Infeksi dan inflamasi

hidung dan sinus

paranasal

idem

kelainan anatomi

epistaksis Ujian Minicex, CBD

gangguan penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung dan

sinus paranasal

Daftar Pustaka

1. Adam GL, Boies LR, Hilger PA.: Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. WB Saunders

Co.1989.

2. Iskandar N, Soepardi EA., Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung

Tenggorok. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2009.

3. Bailey BJ, Johnson JT.: Head and Neck Surgery Otolaryngology. Philadelphia. Lippincott

Williams & wilkins. 4th Ed. 2006.

4. Ballenger JJ.: Disease of The Ear Nose Throat and Head and Neck, 13th Ed, Lea –Febiger,

1985. Scott Brown: Otolaryngology, 6th Ed, JP Lippincont, 1997.

5. Lee KJ.: Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery, New York. McGraw Hill, 8th

Ed.2003.

6. Kennedy DW, Bolger WE,Zienrech SJ.: Diseases of the Sinuses, diagnosis and

management, 1st Ed.Ontario, BC Decker Inc, 2001.

7. Stammberger H.: Functional Endoscopic Sinus Surgery. The Messerklinger technique,

Philadelphia, BC Decker Inc 1991.

8. Wormald PJ.: Endoscopic Sinus Surgery. Anatomy, Three-Dimensional Reconstruction

and Surgical Technique, New York. Thieme, 2nd Ed.2008.

9. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C et al. European Position Paper on

Rhinosinusitis and Nasal Polyps. 2012.

Page 48: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL PELATIHAN KEGAWATAN THT 3

Mata Kuliah : MPA MD22802531

Jumlah SKS : Modul Pelatihan Kegawatan THT 3 (1 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester IV)

Ketua Modul : Koordinator Kegawatdaruratan THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Kegawatdaruratan THT adalah materi pendidikan yang memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang kegawatdaruratan THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan mampu

memahami penyakit serta kelainan dalam bidang Kegawatdaruratan THT-

KL dan mencapai kompetensi yang diharapkan di bidang

Kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL. Komponen kompetensi yang

diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan etika,

disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam

mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan

Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga,

dan Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam lingkup

sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area

kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-

prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang

berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan

Sistem Manajemen Mutu

Page 49: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti perkembangan ilmu

penyakit THT-KL. Area kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit

THT-KL dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat,

dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang semester IV

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Peserta didik mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding kasus kegawatdaruratan

THT.

3. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang dan bekerjasama dengan disiplin ilmu lain

dalam melakukan penatalaksanaan komprehensif kasus kegawatdaruratan THT.

D. Lingkup Bahasan

I.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu memahami,

menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit dalam bidang Kegawatdaruratan

THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding:

1. Benda asing di THT

2. Nyeri telinga akut

3. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

4. Trauma telinga dan tulang temporal

5. Tuli mendadak

Page 50: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

6. Epistaksis

7. Trauma wajah

8. Trauma jaringan lunak wajah

9. Trauma hidung

10. Abses leher

11. Sumbatan laring

12. Trauma trakea

13. Disfagia

14. Esofagitis korosif

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif :

1. Benda asing di THT

2. Nyeri telinga akut

3. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

4. Trauma telinga dan tulang temporal

5. Tuli mendadak

6. Epistaksis

7. Trauma wajah

8. Trauma jaringan lunak wajah

9. Trauma hidung

10. Abses leher

11. Sumbatan laring

12. Trauma trakea

13. Disfagia

14. Esofagitis korosif

Lingkup Bahasan

pokok bahasan

Kewenang

an klinis

Benda Asing di THT:

Benda asing di Esofagus

Benda asing di Laring

Benda asing di Trakea

Benda asing di Bronkus

Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi

3c

Page 51: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Benda asing di Sinus Piriformis

Benda asing di Dasar Lidah

Benda asing di Faring/ Tonsil

Benda asing di Hidung

Benda asing di Liang Telinga

Diagnosis dan Diagnosis Banding

3c

Rencana tatalaksana tindakan dan medikamentosa pada kasus benda asing di THT

3c

Manajemen pasien Benda Asing di THT

3c

3c

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan, langkah-langkah pengambilan benda asing di THT

3c

Nyeri Telinga Akut

Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

Otitis Eksterna Sirkumskrip (Furunkel)

Otitis Eksterna Difus

Otitis Eksterna Maligna

Anatomi, patofisiologi Nyeri Telinga Akut

3c

3c

Diagnosis 3c

Tatalaksana Komprehensif 3c

Page 52: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Komplikasi Intrakranial Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif Kronis:

Meningitis Otogenik

Trombosis Sinus Lateralis

Abses Ekstradural

Abses Subdural

Abses Otak Otogenik

Hidrosefalus Otikus

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Intrakranial Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif Kronis

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Telinga dan Tulang Temporal;

Trauma Daun Telinga

Keluar Cairan/ Darah dari Liang Telinga

Gangguan Pendengaran

Gangguan Keseimbangan

Paresis Fasial

Fraktur Tulang Temporal

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Telinga

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tata Laksana

3c

Tuli Mendadak

Iskemia Koklea

Infeksi Virus

Pasca Trauma Kepala

Trauma Bising Keras

Perubahan Tekanan Atmosfir

Obat Ototoksik

Penyakit Meniere

Neuroma Akustik

Anatomi dan patofisiologi Tuli Mendadak

3c

Diagnosis dan komplikasi

3c

Rencana tatalaksana

3c

Page 53: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Epistaksis

Perdarahan Anterior

Perdarahan Posterior

Anatomi, fisiologi dan patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Muka

Fraktur Tulang Hidung

Fraktur Maksila

Fraktur Zigoma

Fraktur Mandibula

Fraktur Orbita

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Jaringan Lunak Muka

Avulsi Total

Avulsi Sebagian

H. Laserasi

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Komplikasi

3c

Page 54: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Hidung

Trauma Tertutup

Trauma Terbuka

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Abses Leher

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Abses Submandibula

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Sumbatan Laring

Radang

Tumor

Kelainan Kongenital

Paresis Postikus Bilateral

Trauma

Benda Asing

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Trakea

Trauma Tumpul Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Page 55: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Trauma Tajam

Trauma Endogen Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif 3c

Disfagia

Kelainan Faring

Kelainan Esofagus

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis dan diagnosis banding

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

Esofagitis Korosif

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

I.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap

Pembekalan

Semester 4

Ekstraksi Benda Asing:

Benda asing di laring: perasat Heimlich/ laringoskopi 3,4

Benda asing di trakea: persiapan bronkoskopi 1

Benda asing di bronkus : persiapan bronkoskopi 1

Page 56: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Benda asing di esofagus: persiapan esofagoskopi 1

Benda asing di sinus piriformis: laringoskopi 3

Benda asing di dasar lidah: laringoskopi langsung/ tak langsung

3

Benda asing di faring/tonsil: ekstraksi dengan pinset/ cunam 3

Benda asing di hidung: ekstraksi dengan pengait 3

Benda asing di liang telinga: ekstraksi dengan pengait/ pinset 3

Nyeri telinga akut

Tatalaksana Medikamentosa 3

Pemasangan tampon telinga 3

Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

Tatalaksana Medikasmentosa 3

Trauma telinga dan tulang temporal 3

Tuli mendadak

Diagnosis dan Tatalaksana Medikamentosa 3

Epistaksis

Pemasangan tampon anterior 3

Pemasangan tampon posterior 3

Trauma muka

Trauma jaringan lunak muka

Bedah minor 1

Trauma hidung

Reduksi tertutup 0

Aspirasi dan insisi hematoma septum 0

Abses leher

Aspirasi dan insisi abses peritonsil 1

Aspirasi dan Insisi abses submandibular 0

Aspirasi dan Insisi abses retrofiring 0

Aspirasi dan Insisi abses parafaring 0

Terapi medikamentosa 0

Sumbatan jalan napas atas

Tindakan laringoskopi tidak langsung 3,4

Tindakan laringoskopi langsung 1

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 2

Trakeostomi primer 1

Trauma trakea

Tindakan laringoskopi langsung 1

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 2

Page 57: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Trakeostomi primer 1

Pemasangan NGT 3

Disfagia

Pemasangan NGT 3,4

Esofagitis korosif

esofagoskopi 1

Pemasangan NGT 3

II.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika terhadap

pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan bertanggung

jawab serta peserta didik dapat berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam

tim dalam penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan THT.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap :

1. Praktek klinis di IGD dan ruang rawat RSCM dengan supervise berjenjang

2. Diskusi dengan DPJP jaga harian setelah jaga.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Form penilaian yang diisi oleh DPJP jaga harian dan dikumpulkan maksimal 1 minggu

setelah jaga.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan, Form penilaian 40%

Keterampilan Form penilaian 20%

Sikap dan perilaku Form penilaian 40%

Page 58: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : Seluruh staf pengajar THT-KL

Lahan Praktek

1. Unit Gawat Darurat RSCM

2. Ruang rawat RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin-Jumat

15.00-07.00

Kasus kegawatdaruratan

THT DPJP jaga harian Form penilaian

Sabtu-Minggu

08.00-20.00 20.00-08.00

Kasus kegawatdaruratan

THT DPJP jaga harian Form penilaian

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Helmi. Panduan penatalaksanaan gawat darurat telinga hidung tenggorok.

Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008

Page 59: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL KEAHLIAN KOMPREHENSIF 3

Mata Kuliah : MPA MD22802432

Jumlah SKS : Modul Keahlian Komprehensif THT 3 (2 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester II)

Ketua Modul : Koordinator Penelitian THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Keahlian Kompehensif THT 3 adalah materi

pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan serta

mendorong peserta didik agar mampu menyusun karya ilmiah dan

melakukan presentasi ilmiah sehingga menjadi dasar dalam

melakukan pendekatan diagnosis serta penatalaksanaan kasus-

kasus THT sesuai dengan evidence based medicine.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam menyusun

dan mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan evidence

based medicine. Komponen kompetensi yang diharapkan

tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan etika,

disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam

mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual

dan profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik

dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga,

dan Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area

kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-

prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang

berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety

dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan

Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 60: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang Semester IV

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu:

1. Melakukan penulisan karya ilmiah.

2. Melakukan penelusuran kepustakaan dengan baik dan benar.

3. Melakukan critical appraisal terhadap kepustakaan yang digunakan sebagai

landasan pembuatan karya ilmiah.

4. Melakukan presentasi ilmiah dengan baik dan benar.

C.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga

etika terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin

dan bertanggung jawab serta taat terhadap jadwal diskusi. Peserta didik dapat

berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim serta menjunjung tinggi

etika penulisan karya ilmiah.

D. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Keahlian Kompehensif THT 3 meliputi :

a. Menyusun makalah

b. Mencari literatur dan melakukan critical appraisal

c. Diskusi dengan pembimbing

d. Presentasi Ilmiah

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan penilaian karya ilmiah dan

presentasi oleh pembimbing, moderator dan penguji

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Formulir penilaian karya ilmiah. NBL adalah 75.

2. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari diskusi dengan pembimbing dan

presentasi ilmiah

Page 61: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Form penilaian Karya

Ilmiah

-Makalah dan Media

presentasi

-Presentasi dan diskusi

50% pembimbing

30 % penguji

20% pembimbing

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. DR dr Susyana Tamin SpTHT-KL(K)

2. dr. Nina Irawati SpTHT-KL(K)

I. Matriks Kegiatan Modul Modul Keahlian Kompehensif THT 3

Hari Waktu Materi Staf Pengajar

Teknik

Senin-Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar mandiri

diskusi

Selasa/ rabu/ jumat

Sesuai jadwal yang telah ditentukan

Presentasi karya ilmiah 5

Pembimbing Presentasi

Moderator

Penguji

Senin-Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar mandiri

diskusi

Selasa/ rabu/ jumat

Sesuai jadwal yang telah ditentukan

Presentasi karya ilmiah 6

Pembimbing Presentasi

Moderator

Penguji

Page 62: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Daftar Pustaka:

1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th

edition, Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and Throat

Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-Approaches-

Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,

Elseiver Science Publishers, 1989.

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th edition

Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti Surgery

6th edition Lippincott William &wilkins,

Page 63: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

SEMESTER V

Modul Endoskopi Bronkoesofagologi 2

Modul Keterampilan Endoskopi Bronkoesofagologi 2

Modul Onkologi 2

Modul Keterampilan Onkologi 2

Modul Plastik Rekosntruksi 2

Modul Keterampilan Plastik Rekosntruksi 2

Modul THT Komunitas

Modul Keterampilan THT Komunitas

Modul Pelatihan Kegawatan THT 4

Page 64: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL ENDOSKOPI BRONKOESOFAGOLOGI 2 DAN MODUL KETERAMPILAN ENDOSKOPI BRONKOESOFAGOLOGI 2

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802333 / MPK MD22802534 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Endoskopi Bronkoesofagologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul EBE adalah materi pendidikan yang memberikan

dasar pengetahuan keahlian dalam bidang ilmu penyakit THT

agar peserta program PPDS semester V tahap magang mampu

memecahkan masalah ilmu penyakit THT-KL secara ilmiah

khususnya dalam bidang EBE yaitu KELAINAN DI TRAKTUS

TRAKEOBRONKIAL, ESOFAGUS DAN KESULITAN MENELAN

OROFARING.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program PPDS

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dan

mencapai kompetensi yang diharapkan di bidang EBE ilmu

kesehatan THT-KL.Komponen kompetensi yang diharapkan

tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan

Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 65: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester V

C. Sasaran Pembelajaran (Audience, Behaviour, Condition, Degree)

1. Mampu mendiagnosis kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah

kesulitan menelan orofaring

2. Mampu menjelaskan patogenesis kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring

3. Mampu menjelaskan gambaran klinis kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus

dan masalah kesulitan menelan orofaring

4. Mampu menjelaskan secara lengkap jenis jenis pemeriksaan penunjang

lainnya.pada kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan

menelan orofaring

5. Mampu menjelaskan dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk

tindakan esofagoskopi /bronkoskopi untuk diagnosis dan terapiutik kelainan di

traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

6. Melakukan endoskopi/tindakan lain baik berupa rinolaringoskopi fleksibel,

bronkoskopi ataupun esofagoskopi rigid/fleksibel sebagai bagian dari

penatalaksanaan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan

menelan orofaring

7. Peserta PPDS THT mampu melakukan dan membuat laporan bronkoskopi atau

esofagoskopi dan pemeriksaan FE

8. Mampu mendiagnosis tanda-tanda komplikasi akibat kelainan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

D. LINGKUP BAHASAN

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program PPDS

mampu menjelaskan dan memahami :

1. Peserta PPDS THT mampu menjelaskan struktur penting dan fungsi traktus

trakeobronkial esofagus, orofaring serta konsep dasar dan terminologi

anatomi.

2. Peserta PPDS THT mampu menjelaskan proses fisiologi, dan patogenesis

kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan

orofaring

3. Peserta PPDS THT mampu menjelaskan pemberian modalitas farmakologi,

penggunaan radiologi.

Page 66: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

4. Peserta PPDS THT mampu menguraikan tindakan pembedahan yang

berhubungan dengan kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring

5. Peserta PPDS mampu menjelaskan dan mempersiapkan peralatan yang

dibutuhkan untuk tindakan esofagoskopi /bronkoskopi untuk diagnosis dan

terapiutik kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan

menelan orofaring

6. Peserta PPDS melakukan endoskopi/tindakan lain baik berupa

rinolaringoskopi fleksibel, bronkoskopi ataupun esofagoskopi rigid/fleksibel

sebagai bagian dari penatalaksanaan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring

9. Mampu mendiagnosis tanda-tanda komplikasi akibat kelainan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring.

Lingkup Bahasan

Pokok Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Trakeobronkial, esofagus, orofaring

Anatomi trakeobronkial, esofagus dan orofaring

3c

Persarafan - jaras traktus trakeobronkial, esofagus dan orofaring

Vaskularisasi

Kelainan esofagus : Benda asing esofagus

Patofisiologi 3c

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

3c

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Esofagoskopi kaku dan fleksibel)

3c

Tata laksana komprehensif

3c

Komplikasi dan tatalaksananya

3c

Stenosis esofagus

Patofisiologi 3c

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Page 67: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Barium esofagogram, Esofagoskopi kaku dan fleksibel)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

Esofagitis : Refluks Eosinofilik

Patofisiologi 3c

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Barium esofagogram, pH metri, Esofagoskopi kaku dan fleksibel, biopsy mukosa)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

Gangguan neuromuscular : spasme difus esofagus, Nutcracker Esofagus Akalasia, divertikulum

Patofisiologi dan jenis kelainan.

3c

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Barium esofagogram, pH metri, Manometri, Esofagoskopi kaku dan fleksibel, biopsy mukosa)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

Page 68: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Disfagia fase oral dan fase faring

Patofisiologi dan jenis kelainan.

3c

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (FEES, Videofluruoskopi, CT scan

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

Benda asing traktus trakeobronkial

Patofisiologi 3c

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Bronkoskopi kaku dan fleksibel, Virtual bronkoskopi)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap Magang

Semester V

Melakukan konseling edukasi

pasien sesuai kelainan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan

orofaring

4

Page 69: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Melakukan konseling pemberian

modalitas farmakologi,

penggunaan pemeriksaan

penunjang

4

Melakukan konseling, persiapan

dan prosedur esofagoskopi,

bronkoskopi

4

Peserta PPDS THT mampu

melakukan dan membuat

laporan bronkoskopi atau

esofagoskopi dan pemeriksaan

FEES

4

Peserta PPDS melakukan

endoskopi/tindakan lain baik

berupa rinolaringoskopi fleksibel,

bronkoskopi ataupun

esofagoskopi rigid/fleksibel

sebagai bagian dari

penatalaksanaan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan

orofaring

3

Page 70: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Tingkat Kewenangan Klinis

TINDAKAN TINGKAT KEWENANGAN KLINIS

Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

4

Pemeriksaan rhinolaringoskopi serat optic lentur

4

Trakeo - Bronkoskopi Kaku (Bonkoskopi diagnostik)

3

Trakeo - Bronkoskopi Fleksibel 2

Ekstraksi Benda Asing Trakeo-Bronkus dengan Bronkoskopi kaku

3

Esofagoskopi kaku 4

Ekstraksi Benda Asing Esofagus dengan Esofagoskopi kaku

3

Biopsi tumor trakea-bronkus dengan Bronkoskopi kaku

2

Biopsi tumor esofagus dengan Esofagoskopi kaku

3

Trans Nasal Esophagoscopy (Flexible Esophagoscopy)

2

Dilatasi Esofagus dengan Esofagoskopi Rigid (Esophagoscopic Dilation Under Direct Vision)

2

FEES (Flexible Endoscopic Esophageal of the Swallowing)

4

Page 71: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

F. Metode Dan Tahapan Pengajaran

Metode pengajaran pada modul disfagia THT-KL meliputi

a. Belajar mandiri

b. Kuliah interaktif

c. Kerja praktek

G. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebagai

berikut

Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai tercapainya

seluruh kompetensi yang diharapkan di modul EBE

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 72: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

J. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. Dr. dr Susyana Tamin, Sp THT-KL(K)

2. dr. Elvie Zulka, Sp THT-KL(K)

3. dr. Rahmanofa Yunizaf SpTHT

K. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi Endoskopi-bronkoesofagologi

Dr. Susyana Tamin Dr.Elvie Zulka Dr Rahmanofa Yunizaf

Pengarahan

Senin s/d Jum’at Minggu I

08.00-15.30 Traktus trakeobronkial dan esofagus

Benda asing traktus trakeobronkial dan esofagus

ujian pre tes

Idem - Diskusi topik - Kerja praktek - CBD/case based

discussion - Ujian tulis: Essay

Senin s/d Jum’at Minggu II

08.00-15.30 Esofagitis

Stenosis esofagus

Pelatihan membaca Skor Temuan Refluks

Idem - Diskusi topik - Kerja praktek - CBD/case based

discussion

Senin s/d Jum’at Minggu III

08.00-15.30 Kelainan neuromuscular esofagus

Disfagia fase oral dan fase faring

Idem - Diskusi topik - Kerja praktek - CBD/case based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-15.30 Review modul

Idem - Diskusi topik - Kerja praktek - CBD/case based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu V

08.00-15.30 Review modul Idem - Diskusi topik - Kerja praktek - CBD/case based

discussion

Senin

s/d

08.00-15.30 Review modul

Ujian Tulis

Idem - Diskusi topik - Kerja praktek

Page 73: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Jum’at

Minggu VI

- CBD/case based discussion

- Presentasi Timjauan

Pustaka

- Ujian Tulis Essay

Daftar Pustaka

1. Griffith P.F, Joel D.C, Jean D : Trauma. Foreign Bodies. Esophageal surgery, 2nd ed. 2002:577-

615

2. Schiratzki H: Removal of Foreign Body in The Esophagus. Archives of Otolaryngology. 1976;102

(4): 238-40.

3. Ellen MF. Caustic Ingestion and Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract. In: Byron I, Bailey eds.

Head and Neck Surgery Otolaryngology, 2nd edition. Lippincot-Raven.1998

4. Byron J, Bailey, Karen H, Calhoun. In: Byron I, Bailey eds. Atlas of Head and Neck Surgery-

Otolaryngology.2nd edition. Lippincot, Philadelphia 2001: p834-5

5. Leder SB, Sasaki CT, Burrell MI. Fiberoptic endoscopic evaluation of dysphagia to identify silent

aspiration. Dysphagia 1998;13:19-21.

6. Tamin S, Ku PK, Cheung D. Assessment and management of dysphagia with fiberoptic endoscopic

examination of swallowing (FEES) and its future implementation in Indonesia. ORLI. 2004; 34(4):

26-33.

7. Kendall K. Head and Neck : Structures, functions, and evaluation in dysphagia. In : Leonard R,

Kendall K,editors. Dysphagia assessment and treatment planning. A team approach,1st ed. San

Diego, London: Singular Publishing Group Inc; 1997. p.7-18.

8. McCulloch TM, Van Daele DJ. Normal anatomy and physiology of the nose, the pharynx, and the

larynx. In: Langmore SE, editors. Endoscopic evaluation and treatment of swallowing Disorder,

1st ed. New York, Stuttgart: Thieme; 2001. p. 7-36.

9. Eibling DE. Organs of swallowing. In: Carrau RL, Murry T, editors. Comprehensive Management

of swallowing disorders,1st ed. San Diego, London: Singular Publishing Group;1999. p. 11-21.

10. Marks L, Rainbow D. Neuro antomy and anatomy of the normal swallowing process in adults.

In: Marks L, Rainbow D, editors. Working with dysphagia, 1st ed. United Kingdom: Speechmark

Publishing Ltd; 2001.p. 2-6.

11. Aviv JE. The normal swallow. In: Carrau RL, Murry T, editors. Comprehensive management of

swallowing disorders, 1st ed. San Diego, London: Singular Publishing Group;1999.p. 23-9.

12. Adams G.L., Boies L.R, Higler P.A., Buku Ajar Penyakit THT. EGC. Jakarta. Hal 455.

13. Bailey BJ., Johnson JT. Esofageal Disorder, 755-70., 2006

14. Ballantyne J.C, Grove John, Edwards C.H., Downton David. In a Synopsis of otolaryngology.

15. Bristal John wright & sons red. Page 353 – 369

Page 74: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

2.

MODUL ONKOLOGI 2 DAN MODUL KETERAMPILAN ONKOLOGI 2

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802335 / MPK MD22802536 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Onkologi THT-KL

A. Pendahuluan

Pada modul ini dipelajari mengenai anatomi, surgical

landmark, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan

tumor dibidang onkologi THT.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu memahami penyakit-penyakit tumor dibidang

Onkologi THT, diagnosis dan penatalaksanaannya.

Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 75: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester III yang sudah melalui modul terintegrasi bidang keilmuan dasar THT-KL

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi dan surgical landmark tumor dibidang

Onkologi THT dengan lengkap

2. Residen THT mampu menjelaskan patofisiologi tumor dibidang Onkologi THT

3. Residen THT mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang (radiologi,

histopatologi, serologi) tumor dibidang Onkologi THT

4. Residen THT mampu menegakkan diagnosis tumor dibidang Onkologi THT

5. Residen THT mampu merencanakan tatalaksana komprehensif tumor dibidang

Onkologi THT

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Sesuai dengan modul Kolegium THT-KL diharapkan setelah menyelesaikan

pembelajaran peserta program mampu menjelaskan penegakkan diagnosis dan

tatalaksana tumor dibidang Onkologi THT, yang meliputi:

- Karsinoma nasofaring

- Tumor sinonasal

- Angiofibroma

- Tumor rongga mulut, oropharynx, hipofaring

- Tumor kelenjar liur

- Tumor tiroid

- Tumor ganas kulit di kepala leher

- Unknown primary tumor

- Ca Laryng

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap Kewenangan

Klinis

Karsinoma

Nasofaring

Anatomi 3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

klasifikasi WHO /WF

3C

Page 76: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Tumor Sinonasal Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

3C

Page 77: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Angiofibroma

Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

- Diagnosis histopatologi

- Interpretasi

imunohistokimia

- CT/MRI scan

- 3C

Page 78: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

- Foto thoraks

- USG Abdomen

- Bone scan

- Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

3C

Page 79: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Tumor rongga

mulut, oropharynx,

hipofaring

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Tumor kelenjar liur

Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

3C

Page 80: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Tumor tiroid

Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

3C

Page 81: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Anatomi

3C

Tumor ganas kulit di

kepala leher

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

klasifikasi WHO /WF

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

3C

Page 82: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Unknown primary

tumor

Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

klasifikasi WHO /WF

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

3C

Page 83: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

Ca Laring Anatomi

3C

Patofisiologi 3C

Diagnosis histopatologi

klasifikasi WHO /WF

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

3C

Page 84: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

3C

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

3C

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

3C

Teknik biopsi local dengan

endoskopi rigid (bekerja

sama dengan divisi

rinologi)

Teknik biopsi local dengan

endoskopi fleksibel

3C

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap Pembekalan

Semester 3

Menegakan diagnosis berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik THT, pemeriksaan penunjang

3

Teknik rinofaringolaringoskopi 3

Interpretasi hasil pemeriksaan 3

Teknik biopsi local dengan endoskopi rigid 3

Page 85: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Teknik biopsi local dengan endoskopi fleksibel 3

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga

etika terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin

dan bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Onkologi meliputi tahap orientasi, latihan, dan

umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai penyakit-penyakit tumor

dibidang onkologi THT

a. belajar mandiri

b. diskusi topic

2. tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktek

klinis/keterampilan menjelaskan diagnosis dan tatalaksana penyakit-penyakit tumor

dibidang onkologi THT

a. kerja poliklinik

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul alergi

imunologi.

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Page 86: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Berupa ujian essay pre test pada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

I. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. dr. Zanil Musa, Sp THT-KL(K)

2. dr. Marlinda Adham, Sp THT-KL(K), PhD

3. dr. Ika Dewi Mayangsari, Sp THT-KL

Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

J. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin

(Minggu I)

07.30-08.30 Cara kerja di Divisi

Dr. Zanil

Dr.Marlinda

Dr. Mayang

Pengarahan

Page 87: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu I)

08.30-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Ca Laryng

Pemeriksaan RFL

Biopsi

idem d. Diskusi topik

e. Kerja

praktek

f. CBD

g. DOPS

h. Ujian tulis:

Essay (pre

test)

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu II)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Ca Laryng

Pemeriksaan RFL

Biopsi

idem i. Diskusi topik

j. Kerja

praktek

k. CBD

l. DOPS

Senin

s/d

Jum’at

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Idem m. Diskusi topik

n. Kerja

praktek

Page 88: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

(Minggu III) Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Ca Laryng

Pemeriksaan RFL

Biopsi

o. CBD

p. DOPS

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu IV)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Ca Laryng

Pemeriksaan RFL

Biopsi

Idem q. Diskusi topik

r. Kerja

praktek

s. CBD

t. DOPS

u. Literature

review

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu V)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Idem v. Diskusi topik

w. Kerja

praktek

x. CBD

y. DOPS

z. Ujian tulis:

Essay (post

test)

Page 89: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Unknown primary tumor

Ca Laryng

Pemeriksaan RFL

Biopsi

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu VI)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Ca Laryng

Pemeriksaan RFL

Biopsi

idem aa. Diskusi topik

bb. Kerja

praktek

cc. CBD

dd. DOPS

ee. Ujian tulis:

Essay

Daftar Pustaka:

1. AbbasAK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology. 6th Ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.

2. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Klinik Dasar. 8th Ed. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI;2009.

3. Krause JH, Chadwick SJ, Gordon B, Derebery M, editors. Allergy and Immunology. An

Otolaringic Approach. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins;2002.

4. King HC, Mabry RL, Mabry CS. Allergy in ENT Practice – A Basic Guide. New

York:Thieme;1998.

5. Bousquet J, et al. WHO Initiative-ARIA . J Allergy Clin Immunol 2001; 108 (5): 147-334

6. Bousquet J, et al. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) 2008 update (in

collaboration with the World Health Organization, GA(2)LEN and AllerGen). J Allergy

2008 Apr ; 63 (86):8-160

7. Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok.

Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2009.

8. Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and Neck Surgery Otolaryngology, 5th ed,

Volume one, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2014.

Page 90: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL PLASTIK REKONSTRUKSI 2 DAN MODUL KETERAMPILAN PLASTIK REKONSTRUKSI 2

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802337 / MPK MD22802538 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Plastik Rekonstruksi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Plastik Rekonstruksi II adalah materi pendidikan yang

memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang plastik

rekonstruksi THT-KL yang berkaitan dengan ilmu penyakit THT

agar peserta program semester V tahap pembekalan mampu

memecahkan masalah ilmu penyakit THT-KL secara ilmiah

khususnya dalam bidang plastik rekonstruksi.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan berkaitan

dengan bidang plastic rekonstruksi THT-KL. Komponen

kompetensi yang diharapkan tercapai setelah melewati modul

ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 91: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester II

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu:

1. Menjelaskan dan menerapkan berbagai dasar bedah plastik rekonstruksi

THT-KL dalam penanganan pasien

i. Menjelaskan fisiologi dan patofisiologi penyembuhan luka serta dapat

melakukan perawatan luka yang benar.

ii. Merencanakan dan menjelaskan metode dan jenis tandur dan jabir.

iii. Menjelaskan dan Melakukan analisis wajah dengan cara foto

dokumentasi pre dan post operasi plastik rekonstruksi

2. Menjelaskan patofisiologi kelainan fungsi dan fisik pada maksilofasial

termasuk hidung dan daun telinga.

3. Menjelaskan patofisiologi, etiologi, Menegakkan diagnosis dan

merencanakan tatalaksana serta edukasi tentang kelainan kongenital THT-

KL (Celah bibir dan palatum, deformitas hidung celah bibir, deformitas

maksilofasial, mikrotia, atresia liang telinga, deformitas telinga, dan fistel

preaurikuler)

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap Kewenangan

Klinis

Plastik Rekonstruksi

THT-KL

Proses

penyembuhan luka

3C

Perawatan luka 3C

Tandur alih. 3C

Jabir 3C

analisis dan

dokumentasi wajah

pre dan post

operasi plastik

rekonstruksi

3C

Kelainan Hidung anatomi dan

fisiologi hidung.

3C

rekonstruksi pada

kelainan hidung

luar dan dalam

3C

Page 92: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

(septoplasti,

rinoplasti dan

septorinoplasti),

patofisiologi

kelainan fungsi dan

fisik akibat trauma

3C

gejala dan tanda

fraktur hidung

3C

diagnosis dan

diagnosis banding

trauma hidung

3C

tindakan dan

pengelolaan

trauma dan fraktur

hidung pada

keadaan akut dan

lanjut

3C

tindakan operasi

reposisi tertutup

3C

indikasi,

kontraindikasi, dan

komplikasi berbagai

tindakan

pengelolaan

trauma hidung

3C

komplikasi trauma

hidung

3C

kelainan kongenital

hidung

3C

kelainan fisik dan

patofisiologi hidung

3C

tindakan dan

pengelolaan untuk

kelainan kongenital

hidung

3C

kelainan defek

hidung

3C

kelainan fisik dan

patofisiologi hidung

3C

tindakan dan

pengelolaan untuk

3C

Page 93: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

kelainan defek

hidung

Maksilofasial anatomi, histologi

dan fisiologi wajah

termasuk daun

telinga pada anak

dan dewasa

3C

kelainan fisik dan

patofisiologi wajah

3C

tata laksana

penanganan

kelainan wajah non

patologi dan

patologi

3C

kelainan defek

maksilofasial

3C

kelainan fisik dan

patofisiologi

maksilofasial

3C

tindakan dan

pengelolaan untuk

kelainan defek

maksilofasial

3C

kelainan kongenital

telinga

3C

kelainan fisik dan

patofisiologi telinga

3C

Tata laksana untuk

kelainan kongenital

telinga (mikrotia,

atresia liang telinga,

deformitas telinga,

dan fistel

preaurikuler)

3C

anatomi, histologi

dan fisiologi

maksilofacial pada

anak dan dewasa.

3C

patogenesis serta

patofisiologi

3C

Page 94: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

trauma

maksilofasial

komplikasi berbagai

fraktur

maksilofasial,

fraktur sinus,

fraktur Lefort I, II

dan III, fraktur

zigoma, serta

mandibula.

3C

indikasi, kontra

indikasi, komplikasi

(maloklusi,

diplopia) dan

berbagai

pendekatan operasi

terhadap fraktur

maksilofasial

3C

Tata laksana fraktur

maksilofasial:

fraktur sinus

frontal, fraktur

maksila, fraktur

zigoma dan

mandibula

3C

Labiopalatoskisis embriologi,

anatomi dan

fisiologi rongga

mulut dan bibir

3C

kelainan anatomi

dan fisiologi rongga

mulut dan bibir

3C

faktor resiko dan

patofiologi

terjadinya berbagai

jenis labioskisis

3C

Tata laksana

komprehensif

labioskisis.

3C

embriologi,

anatomi dan

3C

Page 95: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

fisiologi palatum

dan jaringan sekitar

kelainan anatomi

dan fisiologi

palatum dan

jaringan sekitar

3C

faktor resiko dan

patofisiologi

terjadinya berbagai

jenis palatoskisis

3C

Tata laksana

komprehensif

palatoskisis.

3C

C.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Ada 3 tahapan pembelajaran: yaitu tahap orientasi, latihan, portfolio, dan umpan

balik. Metode pembelajaran dapat diberikan dalam bentuk : bedah buku, diskusi topik,

belajar mandiri, dan latihan pada pasien. Tiap-tiap topik bahasan akan berada dalam

tahapan yang berbeda dan akan diberikan dengan metode yang berbeda seperti yang

tercantum dalam matriks kegiatan.

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

lebih dari 75%.

1. Ujian Formatif : dilakukan dalam masa rotasi yang sedang berjalan, bertujuan

untuk memonitor perkembangan PPDS dalam masa rotasi.

2. Ujian Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Plastik

rekonstruksi THT-KL I.

Page 96: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada

awal minggu ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS.

Nilai batas lulus (NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik

mengumpulkan data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan

tatalaksana dan memberikan edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

Waktu Pelaksanaan

1. Ujian pretest dilakukan dalam minggu pertama rotasi

2. Ujian Cased Based Discussion dan post test dilakukan pada selama stase

3. Ujian Sumatif dilakukan pada minggu ke V (lima)

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

I. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. DR dr Trimartani SpTHT-KL(K)

2. DR dr Dini Widiarni SpTHT-KL(K) MEpid

3.DR dr Mirta Hediyati SpTHT-KL(K)

Page 97: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

J. Matriks Kegiatan

Matrik kegiatan dalam Modul Plastik Rekonstruksi THT-KL adalah

Hari /

Tanggal

Waktu Materi Tutor Teknik

Senin 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi Plastik

Rekonstruksi

Dr. dr. Dini W.W SpTHT-KL (K)

DR.dr.Trimartani SpTHT-KL(K)

Dr. dr. Mirta H.R SpTHT-KL(K)

Pengarahan

Senin s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Latihan menggunakan alat

diagnostik

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi Diskusi/

Praktikum

Page 98: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Minggu V Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Senin s/d

Jum’at

Minggu VI

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Ujian Tulis

Diskusi/

Praktikum

Ujian

Tulis Essay

Daftar Pustaka:

1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th

edition, Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and Throat

Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-Approaches-

Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,

Elseiver Science Publishers, 1989.

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th edition

Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti Surgery

6th edition Lippincott William &wilkins, 2007

Page 99: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL THT KOMUNITAS DAN MODUL KETERAMPILAN THT KOMUNITAS

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802339 / MPK MD22802540 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi THT Komunitas THT-KL

A. Pendahuluan

Modul THT Komunitas adalah materi pendidikan yang memberikan

dasar pengetahuan keahlian dalam bidang ilmu penyakit THT agar

peserta PPDS THT-KL semester V tahap Magang mampu memecahkan

masalah ilmu penyakit THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang

THT Komunitas berupa gangguan pendengaran pada bayi, anak dan

kelompok khusus, gangguan bicara pada anak dan rehabilitasi-

habilitasi pendengaran.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan di bidang THT

komunitas. Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai

setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 100: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap magang semester V

C. Sasaran Pembelajaran (Audience, Behaviour, Condition, Degree)

1. Mampu mendiagnosis kelainan pendengaran pada bayi dan anak

2. Mampu menjelaskan embriologi, patogenesis kelainan pednegaran pada bayi dan

anak.

3. Mampu menjelaskan gambaran klinis gangguan bicara dan kelainannya.

4. Mampu mementukan jenis pemeriksaan yang digunakan untuk diagnosis kelainan

pendengaran yang ditemukan.

5. Mampu melakukan habilitas dan rehabilitasi pada kelaian bicara.

6. Mampu menentukan jenis alat bantu dengar yang dibutuhkan beserta alternatif

jenis alat bantu dengar yang lain.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program

mampu menjelaskan dan memahami :

1. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi dan patofisiologi

gangguan pendengaran pada bayi dan anak.

2. Menjelaskan faktor resiko gangguan pendengaran dan tata laksananya

3. Peserta PPDS THT-KL dapat melakukan pemeriksaan pendengaran yang di

lakukan dengan tepat.

4. Peserta PPDS THT-KL dapat melakukan diagnosis dan tatalaksana pada

gangguan wicara

5. Menjelaskan kelaian Wicara dan kelainan yang terjadi pada saat Hiponasal

dan Hipersanal terkait dengan Kelainan palatum dan kelaianan pada

velofaringeal

6. Mengatahui jenis kelaian wicara

7. Peserta PPDS THT-KL dapat mengetahui jenis alat bantu dengar konvensional

dan sistem tanam

8. Peserta PPDS THT-KL dapat mengetahui Habilitasi – Rehabilitasi yang tepat

pada gangguan wicara

Page 101: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Gangguan pendengaran pada bayi dan anak

Perkembangan bicara dan auditorik pada bayi dan anak

3C

Faktor resiko gangguan pendengaran pada bayi dan anak

Gangguan pendengaran pada anak sekolah

Strategi, deteksi dan diagnosis gangguan pendengaran pada anak sekolah

3C

Penalaksanaan dan edukasi gangguan pendengaran pada anak sekolah

Gangguan pendengaran pada kelompok khusus

Gangguan pendengaran pada Pekerja di lingkungan bising Ototoksik Presbikusis

Indikasi pemasangan alat bantu dengar

Habilitasi / rehabilitasi pendengaran

3C

Dapat menjelaskan alternative alat bantu dengar lain

Page 102: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu :

Keterampilan Tahap magang Semester V

Menjelaskan anatomi dan fungsi pendengaran sejak

tahap embriologi sampai berkembang

4

Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan

pemeriksaan yang akan dilakukan dengan

menggunakan pemeriksaan elektrofisiologi

4

Menjelaskan hasil pemeriksaan dan membuat

laporan kelainan yang terjadi

4

Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan diagnosis

yang ditemukan serta habilitasi yang akan dilakukan.

4

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga

etika terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik.

Disiplin dan bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas

serta pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur

dan terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Tingkat Kewenangan Klinis

TINDAKAN TINGKAT KEWENANGAN

KLINIS

Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

4

Page 103: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Pemeriksaan pendengaran secara subyektif (VRA, BOA, Play audiometri)

4

Pemeriksaan DPOAE skrining – Diagnostik

Pemeriksaan BERA Skrining – Diagnostik

Pemeriksaan ASSR

Pemeriksaan Nasalance

Pemeriksaan Audiometri Skrining

F. Metode Dan Tahapan Pengajaran

Metode pengajaran pada modul disfagia THT-KL meliputi

a. Belajar mandiri

b. Kuliah interaktif

c. Kerja praktek

G. EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS THT-KL harus memenuhi persyaratan kehadiran

sebagai berikut

Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai tercapainya

seluruh kompetensi yang diharapkan di modul THT Komunitas

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal

minggu ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai

batas lulus (NBL) =75.

Page 104: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan

memberikan edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

J. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. Dr. Ronny Suwento Sp THT-KL(K)

2. DR. dr. Semiramis Zizlavsky, Sp THT-KL(K)

3. dr. Tri Juda Airlangga SpTHT (K)

4. dr. Fikry Hamdan Yasin Sp THT

K. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi

THT Komunitas

1. Dr. Ronny Suwento Sp

THT-KL(K)

2. DR. dr. Semiramis

Zizlavsky, Sp THT-KL(K)

3. dr. Tri Juda Airlangga

SpTHT (K)

4. dr. Fikry Hamdan Yasin

Sp THT

Pengarahan

Page 105: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Senin

s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-15.30 Deteksi dini

Pendengaran pada

bayi dan anak

Deteksi Pemeriksaan

pendengaran pada

pekerja, anak sekolah

dan kelompok khusus

lain

ujian pre tes

Idem a. Diskusi topik

b. Kerja praktek

c. CBD/case

based

discussion

d. Ujian tulis:

Essay

Senin

s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-15.30 Pemeriksaan

pendengaran

subyektif

Pemeriksaan OAE

Idem a. Diskusi topik

b. Kerja praktek

c. CBD/case

based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-15.30 Pemeriksaan BERA

Pemeriksaan ASSR

Habilitasi rehabilitasi

wicara

Pemeilihan alat Bantu

dengar

Idem a. Diskusi topik

b. Kerja praktek

c. CBD/case

based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-15.30 Review modul

Idem a. Diskusi topik

b. Kerja praktek

c. CBD/case

based

discussion

d.

Senin

s/d

Jum’at

Minggu V

08.00-15.30 Review modul Idem a. Diskusi topik

b. Kerja praktek

c. CBD/case

based

discussion

d.

Senin

s/d

Jum’at

Minggu VI

08.00-15.30 Review modul

Ujian Tulis

Idem a. Diskusi topik

b. Kerja praktek

c. CBD/case

based

discussion

Page 106: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

d. Presentasi

Timjauan

Pustaka

e. Ujian Tulis

Essay

DAFTAR PUSTAKA

1. Health technology Assesment : Skrining Pendengaran pada bayi baru lahir. Depkes RI 2006

2. Suwento R, Zizlavsky S, Hendarmin H. Gangguan dengar pada bayi dan anak dalam

Soepardi E. Iskandar N, Buku jar Ilmu Kesehatan THT kepala & leher. Edisi 6 FKUI 2007

3. Katz handbook of Clinical audiology, 5 th edition. Lippincot William & Wilkin, 2002

4. Northerm Jl. Downs MP. Hearing Inchildren 5th edition. Lippincot William & Wilkin 2002

5. Mc. Cormick B. Practical Aspec of Audiology Paediatric Audiology 0 – 5 Years 2nd Edition

Whurr Publisher. London

6. Joint Committe on Infant Hearing Tear 2000 Position Statement: Principles and Guidlines

for early Hearing Detection and Intervention Program AMeican Journal of Audiology. June

2000 Vol 9: 9 – 29

7. Joint Committe on Infant Hearing Tear 2000 Position Statement: Principles and Guidlines

for early Hearing Detection and Intervention Program American Journal of Paediatic 2007

Vol 120 number120 : 898-921 .

8. Dilon H. Hearing Aids. Thieme, Boomerang Press Sydney. 2001

9. RooserRJ. Clark Jl. Screening For Auditory disorder. In Rohr MV editor. Auditory disorder

in School children 4th edition Thieme New York: 2004 p 94-123

10. Direktorat kesehatan khusus direktorat kesehatan masyarakat Departemen Kesehatan

Penyakit akibat hubungan kerja. Simposium THT penyakit akibat hubungan kerja dan

cacat akibat kecelakaan kerja. Jakarta 2001

Page 107: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

MODUL PELATIHAN KEGAWATAN THT 4

Mata Kuliah : MPK MD22802541

Jumlah SKS : Modul Pelatihan Kegawatan THT 4 (2 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester V)

Ketua Modul : Koordinator kegawatdaruratan THT-KL

A. Pendahuluan Modul Kegawatdaruratan THT adalah materi pendidikan

yang memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang kegawatdaruratan THT-KL. Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam bidang Kegawatdaruratan THT-KL dan mencapai kompetensi yang diharapkan di bidang Kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL. Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual dan profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik

Page 108: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang semester V C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Peserta didik mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding kasus kegawatdaruratan THT.

3. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang dan bekerjasama dengan disiplin ilmu lain dalam melakukan penatalaksanaan komprehensif kasus kegawatdaruratan THT.

D. Lingkup Bahasan I.1 Pengetahuan Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit dalam bidang Kegawatdaruratan THT, meliputi:

1.Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. 2.Residen THT mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding:

a. Benda asing di THT b. Nyeri telinga akut c. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis d. Trauma telinga dan tulang temporal e. Tuli mendadak f. Epistaksis g. Trauma wajah h. Trauma jaringan lunak wajah i. Trauma hidung j. Abses leher k. Sumbatan laring l. Trauma trakea m. Disfagia n. Esofagitis korosif

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif :

a. Benda asing di THT b. Nyeri telinga akut c. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis d. Trauma telinga dan tulang temporal e. Tuli mendadak f. Epistaksis

Page 109: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

g. Trauma wajah h. Trauma jaringan lunak wajah i. Trauma hidung j. Abses leher k. Sumbatan laring l. Trauma trakea m. Disfagia n. Esofagitis korosif

Lingkup Bahasan

pokok bahasan

Kewenang

an klinis

Benda Asing di THT:

Benda asing di Esofagus

Benda asing di Laring

Benda asing di Trakea

Benda asing di Bronkus

Benda asing di Sinus Piriformis

Benda asing di Dasar Lidah

Benda asing di Faring/ Tonsil

Benda asing di Hidung

Benda asing di Liang Telinga

Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi

3c

Diagnosis dan Diagnosis Banding

3c

Rencana tatalaksana tindakan dan medikamentosa pada kasus benda asing di THT

3c

Manajemen pasien Benda Asing di THT

3c

3c

Page 110: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan, langkah-langkah pengambilan benda asing di THT

3c

Nyeri Telinga Akut

Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

Otitis Eksterna Sirkumskrip (Furunkel)

Otitis Eksterna Difus

Otitis Eksterna Maligna

Anatomi, patofisiologi Nyeri Telinga Akut

3c

3c

Diagnosis 3c

Tatalaksana Komprehensif 3c

Komplikasi Intrakranial Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif Kronis:

Meningitis Otogenik

Trombosis Sinus Lateralis

Abses Ekstradural

Abses Subdural

Abses Otak Otogenik

Hidrosefalus Otikus

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Intrakranial Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif Kronis

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Telinga dan Tulang Temporal;

Trauma Daun Telinga

Keluar Cairan/ Darah dari Liang Telinga

Gangguan Pendengaran

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Telinga

3c

Diagnosis 3c

Page 111: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Gangguan Keseimbangan

Paresis Fasial

Fraktur Tulang Temporal

Rencana Tata Laksana

3c

Tuli Mendadak

Iskemia Koklea

Infeksi Virus

Pasca Trauma Kepala

Trauma Bising Keras

Perubahan Tekanan Atmosfir

Obat Ototoksik

Penyakit Meniere

Neuroma Akustik

Anatomi dan patofisiologi Tuli Mendadak

3c

Diagnosis dan komplikasi

3c

Rencana tatalaksana

3c

Epistaksis

Perdarahan Anterior

Perdarahan Posterior

Anatomi, fisiologi dan patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Muka

Fraktur Tulang Hidung

Fraktur Maksila

Fraktur Zigoma

Fraktur Mandibula

Fraktur Orbita

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Page 112: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Jaringan Lunak Muka

Avulsi Total

Avulsi Sebagian

H. Laserasi

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Komplikasi

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Hidung

Trauma Tertutup

Trauma Terbuka

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Abses Leher

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Page 113: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Abses Submandibula

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Sumbatan Laring

Radang

Tumor

Kelainan Kongenital

Paresis Postikus Bilateral

Trauma

Benda Asing

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Trakea

Trauma Tumpul

Trauma Tajam

Trauma Endogen

Anatomi, histologi, patofisiologi 3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif 3c

Disfagia

Kelainan Faring

Kelainan Esofagus

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis dan diagnosis banding

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

Esofagitis Korosif Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Page 114: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

I.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap magang Semester 5

Ekstraksi Benda Asing:

Benda asing di laring: perasat Heimlich/ laringoskopi 3,4

Benda asing di trakea: bronkoskopi 2,3

Benda asing di bronkus : bronkoskopi 2,3

Benda asing di esofagus: esofagoskopi 3,4

Benda asing di sinus piriformis: laringoskopi 3

Benda asing di dasar lidah: laringoskopi langsung/ tak langsung

3

Benda asing di faring/tonsil: ekstraksi dengan pinset/ cunam 3

Benda asing di hidung: ekstraksi dengan pengait 3

Benda asing di liang telinga: ekstraksi dengan pengait/ pinset 3

Nyeri telinga akut

Tatalaksana Medikamentosa 3

Pemasangan tampon telinga 3

Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

Tatalaksana Medikasmentosa 3

Trauma telinga dan tulang temporal 3

Tuli mendadak

Diagnosis dan Tatalaksana Medikamentosa 3

Epistaksis

Pemasangan tampon anterior 3

Pemasangan tampon posterior 3

Trauma muka

Trauma jaringan lunak muka

Bedah minor 1

Trauma hidung

Reduksi tertutup 2

Page 115: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

Aspirasi dan insisi hematoma septum 2

Abses leher

Aspirasi dan insisi abses peritonsil 1

Aspirasi dan Insisi abses submandibular 0

Aspirasi dan Insisi abses retrofiring 0

Aspirasi dan Insisi abses parafaring 0

Terapi medikamentosa 2

Sumbatan jalan napas atas

Tindakan laringoskopi tidak langsung 3,4

Tindakan laringoskopi langsung 1

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 2

Trakeostomi primer 2

Trauma trakea

Tindakan laringoskopi langsung 1

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 2

Trakeostomi primer 2

Pemasangan NGT 2

Disfagia

Pemasangan NGT 4,5

Esofagitis korosif

esofagoskopi 2

Pemasangan NGT 2

II.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan bertanggung jawab serta peserta didik dapat berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim dalam penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan THT.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap : 1. Praktek klinis di IGD dan ruang rawat RSCM dengan supervise berjenjang 2. Diskusi dengan DPJP jaga harian setelah jaga.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan 1. Form penilaian yang diisi oleh DPJP jaga harian dan dikumpulkan maksimal 1 minggu

setelah jaga.

Page 116: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan, Form penilaian 40%

Keterampilan Form penilaian 20%

Sikap dan perilaku Form penilaian 40%

H. Sumber Daya Pelaksana modul : Seluruh staf pengajar THT-KL Lahan Praktek

4. Unit Gawat Darurat RSCM 5. Ruang rawat RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin-Jumat

15.00-07.00

Kasus kegawatdaruratan

THT DPJP jaga harian Form penilaian

Sabtu-Minggu

08.00-20.00 20.00-08.00

Kasus kegawatdaruratan

THT DPJP jaga harian Form penilaian

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Helmi. Panduan penatalaksanaan gawat darurat telinga hidung tenggorok. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008

Page 117: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

117

SEMESTER VI

Modul Neurotologi 3

Modul Keterampilan Neurotologi 3

Modul Otologi 3

Modul Keterampilan Otologi 3

Modul Laring Faring 3

Modul Keterampilan Laring Faring 3

Modul Rinologi 3

Modul Keterampilan Rinologi 3

Modul Keahlian Komprehensif 4

Modul Pelatihan Kegawatan THT 5

Page 118: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

118

118

MODUL NEUROTOLOGI 3 DAN

MODUL KETERAMPILAN NEUROTOLOGI 3 Mata Kuliah : MKK-3 MD22802342 / MPK MD22802543 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Neurotologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Neurotologi merupakan materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam

bidang Neurotologi THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta PPDS THT-KL

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam

bidang Neurotologi THT-KLdan mencapai kompetensi yang

diharapkan di bidang Neurotologi ilmu kesehatan THT-

KL.Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

7. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

8. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

9. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim

10. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu

11. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM

12. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik

Page 119: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

119

119

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan semester

II yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS

C. Sasaran Pembelajaran

2. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi, anatomi, fisiologi,

patofisiologi, organ telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, termasuk

didalam hal ini adalah sistem vestibuler dan sistem saraf fasialis.

3. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding mengenai

gangguan pendengaran, keseimbangan dan gangguan saraf fasialis.

4. Peserta PPDS THT-KL mampu melakukan pemeriksaan dan mengiterpretasi hasil

pemeriksaan audiologi , keseimbangan dan fungsi saraf fasialis perifer yang bersifat

advanced

5. Peserta PPDS THT-KL mampu mengelola dan menganalisis secara terintegrasi

masalah gangguan pendengaran, keseimbangan perifer, dan saraf fasialis perifer.

6. Peserta PPDS THT-KL mampu memeriksa dan menginterpretasi seluruh hasil

pemeriksaan pendengaran, keseimbangan perifer dan saraf fasialis perifer serta

menganalisanya sehingga dapat mengelola pasien secara komprehensif.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta PPDS THT-KL mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Neurotolog THT, meliputi:

1. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi, anatomi, fisiologi,

patofisiologi, organ telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, termasuk

didalam hal ini adalah sistem vestibuler dan sistem saraf fasialis.

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding mengenai

gangguan pendengaran yang disebabkan oleh :

- Atresia liang telinga, mikrotia

- Gangguan fungsi tuba, patolus tuba

- Infeksi (OMSK, labirintitis)

- Timpanosklerosis, Otosklerosis

- Proses sentral (CAPD)

- Vaskuler (sudden deafness, stroke)

- Trauma (trauma kepala, trauma akustik, barotrauma, NIHL)

- Degenerasi (presbikusis, multipel sklerosis)

- Imunologi (ALHL)

- Kongenital

Page 120: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

120

120

- Tinitus

- Tumor (neuroma akustik)

- Ototoksik (gol aminoglikosida, cisplatin, furosemid)

3. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding mengenai

gangguan keseimbangan perifer yang disebabkan oleh :

- Infeksi (OMSK, labirintitis, neuritis vestibuler)

- Vaskuler (sudden vertigo ec sudden deafness,hipotensi ortostatik)

- Trauma (trauma kepala)

- Degenerasi (Presbiastasis)

- Imunologi (Menier’e deseases)

- Kongenital, BPV pada anak

- Tumor

- Ototoksik

- BPPV

- Superior canal dehiscent

4. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding mengenai

gangguan saraf fasialis perifer yang disebabkan oleh :

- Infeksi (OMSK, Bell’s palsy, Ramsay Hunt syndrom, Zine herpete)

- Trauma (trauma kepala, karena operasi)

- Kongenital

- Tumor (Neuroma akustik, tumor telinga, parotis)

- Degeneratif

5. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

pendengaran yang advanced seperti tes psikoakustik untuk tinnitus, dilemma

masking, tes FIT (Fusion at Inferred Threshold), BERA, ASSR.

6. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

keseimbangan yang advanced seperti ENG, posturografi.

7. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan fungsi

saraf fasialis seperti tes elektrofisiologis saraf fasialis

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap

Kewenangan Klinis

Gangguan

Pendengaran,

keseimbangan dan

Saraf Fasialis

Embriologi, anatomi

fisiologi dan

patofisiologi

pendengaran,

3C

Page 121: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

121

121

keseimbangan dan

saraf Fasialis

interpretasi hasil

pemeriksaan advanced

3C

Pemeriksaan audiologi,

fungsi keseimbangan

dan fungsi saraf fasialis

advanced

3C

managemen pasien 3C

Melakukan tahap

persiapan pemeriksaan

ADVANCE dan

menginterpretasikan

hasil serta

mendiagnosis

gangguan pendengaran,

keseimbangan dan

saraf Fasialis

3C

Anatomi,

fisiologi,patofisiologi,

diagnosis dan

tatalaksana .

3C

indikasi, dan persiapan,

langkah-langkah

pemeriksaan advanced

3C

Gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf fasialis

anatomi, fisiologi,

patofisiologi gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf fasialis

3C

Diagnosis,tatalaksana,

dan analisis

komprehensif

3C

indikasi, dan langkah-

langkah,

persiapan.pemeriksaan

advanced

3C

Page 122: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

122

122

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan Peserta PPDS THT-KL mampu:

TINGKAT KEMAMPUAN KETRAMPILAN TAHAP MAGANG

(SEMESTER VI)

Tindakan Tingkat Kewenangan

Klinis

1. Tes berbisik 4

2. Tes Garputala 4

3. - PemeriksaanAudiometri nada murni &

masking

4

-Tes SAL(Sensineural Aquity Level) untuk

mengatasi dilema masking

- Tes FIT ( Fusion at Inferred Threshold)

4

4. Pemeriksaan audiometri tutur & masking 4

5. Pemeriksaan Psikoakustik untuk Tinitus dan LDL

(Loudness Discomfot Level)

4

6. Pemeriksaan penentuan lokasi lesi (site of

lesion) : ABLB, SISI, Tone decay

4

7. Audiologi pediatric

- Behavioural Observsation Audiometry (BOA)

- Visual Reinvorcement Audiometry (VRA)

- Tes play audiometri

- Tes fungsi persepsi

4

4

4

4

4

8. Pemeriksaan Timpanometri 4

9. Pemeriksaan Tes Fungsi Tuba 4

10. Tes keseimbangan sederhana 4

11. Head Impulse Test, Head Shaking Test dan Dynamic

Visual Acuity Test

4

12. Pemeriksaan Tes posisi (Dix Hallpike, side lying, roll

test)

4

13. PemeriksaanTes Kalori (dengan air atau udara) 4

14.Pemeriksaan Posturografi 4

15. Tes fungsi motorik saraf fasialis (sistem Freyss atau

House-Brackmann)

4

16. Pemeriksaan Topografi Nervus Fasialis 4

Page 123: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

123

123

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Lingkup Bahasan (Pokok Bahasan)

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

- Atresia liang telinga, mikrotia

- Gangguan fungsi tuba, patolus tuba

- Infeksi (OMSK, labirintitis)

- Otosklerosis

- Proses sentral (CAPD)

- Vaskuler (sudden deafness, stroke)

- Trauma (trauma kepala, trauma akustik, barotrauma, NIHL)

- Degenerasi (presbikusis, multipel sklerosis)

- Imunologi (ALHL)

- Kongenital

- Tinitus

- Tumor (neuroma akustik)

- Ototoksik (gol aminoglikosida, cisplatin, furosemid)

1. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan keseimbangan perifer, seperti :

- Infeksi (OMSK, labirintitis, neuritis vestibuler)

- Vaskuler (sudden vertigo ec sudden deafness,hipotensi ortostatik)

- Trauma (trauma kepala)

- Degenerasi (Presbiastasis)

- Imunologi (Menier’e deseases)

- Kongenital, BPV pada anak

17. Pemeriksaan Elektrofisiologis fungsi saraf Fasialis

(NET)

4

18.Pemeriksaan BERA 4

19.Pemeriksaan ASSR 4

20.Pemeriksaan OAE 4

21.Terapi Reposisi Otolit dan terapi rehabilitasi

vestibuler (VRT)

4

22. Habilitasi dan rehabilitasi fungsi pendengaran 2

Page 124: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

124

124

- Tumor

- Ototoksik

- BPPV

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan saraf fasialis perifer, seperti :

- Infeksi (OMSK, Bell’s palsy, Ramsay Hunt syndrom, Zine herpete)

- Trauma (trauma kepala, karena operasi)

- Kongenital

- Tumor (Neuroma akustik, tumor telinga, parotis)

- Degeneratif

F. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Neurotologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai gangguan pendengaran,

keseimbangan postural dan gangguan saraf wajah (n. fasialis).

a. belajar mandiri

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktek

klinis/keterampilan di bidang Neurotologi ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

G. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran. Untuk

dapat dievaluasi, peserta PPDS THT-KL harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%.

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan, bertujuan

untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta PPDS THT-KL.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Neurotologi.

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Page 125: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

125

125

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

J. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Prof.Dr.dr. Jenny Endang Bashiruddin, Sp THT-KL(K)

2. Dr. Widayat Alviandi, Sp THT-KL(K)

3. Dr. Brastho Bramantyo, Sp THT-KL (K)

Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Ruang rawat Gedung A RSCM

K. Matriks Kegiatan modul Neurotologi III

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin s/d

Jum’at

(Minggu I)

08.00-

15.30

Peraturan

pelayanan pasien

di Div Neurotologi

Prof.Dr.dr.

Jenny E B, Sp

THT

Pengarahan

Diskusi topic

Kerja praktek

Page 126: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

126

126

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komprehensif

Gangguan

pendengaran

Dr. Widayat

Alviandi, Sp

THT

Dr. Brastho

Bramantyo,

Sp THT

CBD/case based

discussion

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komprehensif

Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komprehensif

Gangguan saraf

fasialis

pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi secara

komperhensif tes

pendengaran,

keseimbangan,

saraf fasialis baik

yang dasar, khusus

dan advanced

Evaluasi

kemampuan

program studi

Ujian tulis: Essay

Senin s/d

Jum’at

(Minggu II)

08.00-

15.30

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr.

Jenny E B, Sp

THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp

THT

Dr. Brastho

Bramantyo,

Sp THT

Diskusi topic

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Page 127: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

127

127

Gangguan saraf

fasialis

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

audiologi

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

keseimbangan

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

fasialis advanced

Senin s/d

Jum’at

(Minggu III)

08.00-

15.30

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr.

Jenny E B, Sp

THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp

THT

Dr. Brastho

Bramantyo,

Sp THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan saraf

fasialis

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

audiologi

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

keseimbangan

advanced

Page 128: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

128

128

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

fasialis advanced

Senin s/d

Jum’at

(Minggu IV)

08.00-

15.30

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr.

Jenny E B, Sp

THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp

THT

Dr. Brastho

Bramantyo,

Sp THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan saraf

fasialis

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

audiologi

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

keseimbangan

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

fasialis advanced

Evaluasi

kemampuan

pelayanan pasien

di Div Neurotologi

Ujian Tulis Essay

Page 129: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

129

129

Senin s/d

Jum’at

(Minggu V)

08.00-

15.30

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

pendengaran

Prof.Dr.dr.

Jenny E B, Sp

THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp

THT

Dr. Brastho

Bramantyo,

Sp THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan

keseimbangan

Diagnosis dan

tatalaksana secara

komperhensif

Gangguan saraf

fasialis

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

audiologi

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

keseimbangan

advanced

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

fasialis advanced

Senin s/d

Jum’at

(Minggu VI)

08.00-

15.30

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

audiologi

advanced

Prof.Dr.dr.

Jenny E B, Sp

THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp

THT

Dr. Brastho

Bramantyo,

Sp THT

Diskusi/Praktikum

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

keseimbangan

advanced

Page 130: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

130

130

Pelatihan

pemeriksaan dan

interpretasi tes

fasialis advanced

Evaluasi

kemampuan

pelayanan pasien

di Div Neurotologi

Ujian Tulis Essay

Daftar Pustaka: 1. Jackler RK, Brackmann DE, Neurotology

2. Katz J, Clinical Audiology

3. Gelfand SA, Essentials of Audiology

4. Herdman SJ, Vestibuler Rehabilitation

5. May M, Schaitkin BM, The Facial Nerve

Page 131: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

131

131

MODUL OTOLOGI 3 DAN MODUL KETERAMPILAN OTOLOGI 3

Mata Kuliah : MKK-3 MD22802344 / MPK MD22802545 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Otologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul otologi-2 adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

pembelajaran penatalaksanaan penyakit-penyakit tersering yang

dijumpai di bidang otologi ilmu kesehatan telinga hidung

tenggorok bedah kepala leher (THT-KL).

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu memahami penyakit-penyakit tumor dibidang Otologi

THT, diagnosis dan penatalaksanaannya. Komponen kompetensi

yang diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan etika,

disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam

mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual

dan profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik

dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga,

dan Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area

kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-

prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang

berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety

dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan

Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 132: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

132

132

B. Karakteristik Peserta

Peserta PPDS THT-KL Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap magang semester

VI yang sudah melalui modul Otologi 2 dan Modul Keterampilan Otologi 2 semester IV.

C. Sasaran Pembelajaran

1. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien kelainan kongenital telinga sesuai

kompetensinya.

2. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien trauma telinga sesuai kompetensinya.

3. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien benda asing telinga (luar, tengah dan

dalam) sesuai kompetensinya.

4. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit inflamasi telinga luar sesuai

kompetensinya.

5. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit inflamasi telinga tengah sesuai

kompetensinya.

6. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit inflamasi telinga dalam sesuai

kompetensinya.

7. PPDS THT-KL mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta

menerapkannya pada tatalaksana pasien penyakit tumor jinak dan ganas telinga

sesuai kompetensinya.

Page 133: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

133

133

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan proses pembelajaran PPDS THT-KL

mampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara menegakkan

diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi, serta menerapkannya

pada tatalaksana pasien sesuai kompetensinya :

1. Kelainan-kelainan kongenital telinga, yaitu:

i. Kelainan kongenital telinga herediter.

ii. Kelainan kongenital telinga non-herediter.

2. Jenis trauma telinga, yaitu:

i. Trauma mekanik pada telinga.

ii. Trauma kimia pada telinga.

iii. Trauma akustik pada telinga.

3. Benda asing telinga (luar, tengah dan dalam).

4. Penyakit inflamasi telinga luar, yaitu:

i. Otitis eksterna sirkumskripta.

ii. Otitis eksterna difusa.

5. Penyakit-penyakit inflamasi telinga tengah, yaitu:

i. Otitis media supuratif.

ii. Otitis media non-supuratif.

6. Penyakit-penyakit inflamasi telinga dalam, yaitu:

i. Labirinitis.

ii. Penyakit Meniere.

iii. Neuronitis vestibularis.

iv. Presbiakusis.

v. Ototoksisitas.

vi. Sudden deafness.

vii. Tuli akibat bising.

Lingkup Bahasan Topik Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Kelainan kongenital telinga herediter & non-herediter.

· Atresia dan stenosis liang telinga.

3C

· Celah brakial 1.

Trauma mekanik, kimia, & akustik.

· Laserasi & avulsi kulit liang telinga.

3C

· Perforasi membran timpani.

Page 134: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

134

134

· Dislokasi osikel.

· Fraktur tulang temporal.

Benda asing telinga luar, tengah & dalam

· Benda asing organik & anorganik telinga luar, tengah & dalam.

3C

Otitis eksterna · Otitis eksterna sirkumskripta.

3C

· Otitis eksterna difusa.

· Otitis eksterna maligna.

Otitis media · Otitis media supuratif: otitis media akut (rekuren) & otitis media supuratif kronik.

3C

· Otitis media non-supuratif: otitis media efusi, glue ear.

Labirintitis · Labirintitis purulenta.

3C

· Labirintitis serosa.

Tumor jinak dan ganas:

· Seruminoma. 3C

O. liang telinga. · Adenokarsinoma liang telinga.

P. Telinga tengah.

· Osteoma.

Q. CPA. · Exostosis.

· Osteosarkoma.

· Adenokarsinoma telinga tengah.

· Neuroma akustik.

Page 135: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

135

135

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu :

Jenis keterampilan Tingkat kewenangan

klinis POLIKLINIK

Menggunakan peralatan diagnostik, alat bedah

mikro, dan bahan kimia / obat-obatan untuk telinga.

5

Membaca dan interpretasi hasil pemeriksaan

penunjang (fungsi pendengaran, nervus fasialis,

keseimbangan, radiologi).

5

KAMAR OPERASI

Mampu melakukan persiapan operasi telinga (alat,

pasien, dokumen pendukung).

5

Mampu mengenali dan menyebutkan struktur

anatomi telinga dan tulang temporal.

5

Mampu mempraktekkan teknik bedah dasar pada

operasi telinga.

5

Mampu melakukan tindakan operasi pada jaringan

lunak pada operasi telinga tengah (INSISI KULIT

RETROAURIKULA, MEMBUANG TEPI PERFORASI

MEMBRAN TIMPANI, INSISI KULIT LIANG TELINGA,

INSISI MUSKULOPERIOSTEUM RETROAURIKULA,

PENGAMBILAN GRAFT FASIA OTOT.

5

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang

temporal: MASTOIDEKTOMI SEDERHANA.

5

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang

temporal: ATIKOTOMI POSTERIOR.

5

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang

temporal: TIMPANOTOMI POSTERIOR.

5

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang

temporal: AMPUTASI TIP MASTOID.

5

Mampu melakukan tindakan operasi pada tulang

temporal: MERUNTUHKAN DINDING POSTERIOR

LIANG TELINGA

5

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

Page 136: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

136

136

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul otologi-1 ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai penyakit-penyakit

yang sering dijumpai pada praktek sehari-hari di bidang otologi.

a. Belajar mandiri.

b. Diskusi topik.

2. Kerja praktek bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktek

klinis / keterampilan di bidang otologi ilmu kesehatan THT-KL dengan cara:

a. Kerja poliklinik.

b. Kerja ruang rawat inap.

c. Kerja instalasi gawat darurat.

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

metode:

c. Tinjauan pustaka/journal reading.

d. CBD/case based discussion.

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%.

1. Evaluasi Formatif : Dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku

peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul

alergi imunologi.

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

Page 137: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

137

137

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

I. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Dr. Alfian Farid Hafil, Sp THT-KL(K).

2. DR. Dr. Ratna Dwi Restuti, SpTHT-KL(K).

3. Dr. Harim Priyono, SpTHT-KL(K).

Lahan Praktek

1. Poliklinik / instalasi rawat jalan divisi otologi departemen ilmu kesehatan THT-KL

RS. Cipto Mangunkusumo.

2. Instlasasi rawat inap departemen ilmu kesehatan THT-KL RS. Cipto

Mangunkusumo.

J. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Page 138: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

138

138

SENIN 08.00-10.00

Cara kerja di Divisi

Dr. Alfian Farid Hafil, SpTHT-KL (K).

Pengarahan

Otologi DR. Dr. Ratna D. Restuti, SpTHT-KL (K).

Dr. Harim Priyono, SpTHT-KL (K).

Senin s/d Jumat (Minggu I)

08.00-15.30

· Bekerja di Poli Divisi

idem Diskusi/Praktikum

· Latihan menggunakan alat diagnostik

· Memahami penyakit di bidang Otologi

· Bekerja di kamar operasi IGD/IBP

Senin s/d Jumat (Minggu II)

08.00-15.30

· Bekerja di poli Divisi

idem Diskusi/Praktikum

· Memahami penyakit di bidang Otologi

· Bekerja di kamar operasi IGD/IBP

· Follow up pasien di bangsal

Senin s/d Jumat (Minggu III)

08.00-15.30

· Bekerja di poli Divisi

idem Diskusi/Praktikum

· Memahami penyakit di bidang Otologi

· Bekerja di kamar operasi IGD/IBP

Page 139: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

139

139

· Follow up pasien di bangsal

Senin s/d Jumat (Minggu IV)

08.00-15.30

· Bekerja di Poli Divisi

idem Diskusi/Praktikum

· Memahami penyakit dibidang Otologi

· Bekerja di lamar operasi IGD/IBP

· Follow up pasien di bangsal

Senin s/d Jum’at (Minggu V)

08.00-15.30

· Bekerja di Poli Sub Dept

idem Diskusi/Praktikum

· Memahami penyakit dibidang Otologi

· Bekerja di kamar operasi IGD/IBP

· Follow up pasien di bangsal

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok.

Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2009.

2. Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and Neck Surgery Otolaryngology, 5th

ed, Volume one, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2014.

3. Ballenger JJ.: Disease of The Ear Nose Throat and Head and Neck, 13th Ed, Lea-

Febiger, 1985.

4. Adam GL, Boies LR,Hilger PA.: Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. WB Saunders

Co.1989.

Page 140: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

140

140

MODUL LARING FARING 3 DAN MODUL KETERAMPILAN LARING FARING 3

Mata Kuliah : MKK-1 MD22802346 / MPK MD22802547 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Laring Faring THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Laring Faring adalah materi pendidikan

yang memberikan pelatihan keprofesian dengan

menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara

ilmiah khususnya dalam bidang Laring Faring THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan

berkaitan dengan bidang Laring Faring THT-KL. Komponen

kompetensi yang diharapkan tercapai setelah melewati

modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu

menerapkan etika, disiplin dan taat hukum dengan

rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya

berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme,

dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara

efektif. Area kompetensi: Komunikasi efektif

dengan pasien dan keluarga, dan Komunikasi

efektif interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif

dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara

keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan

menjaga prinsip-prinsip patient safety dan

pelayanan berkualitas yang berorientasi pada

pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan

Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk

belajar dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit

THT-KL. Area kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL

dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan

memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi

biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan

Dan Keterampilan Klinik.

Page 141: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

141

141

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang

semester II yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

Faring dan laring, termasuk didalamnya tonsil, sistem terbentuknya suara, sistem

vaskularisasi, persarafan.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis, diagnosis banding disphonia, Sumbatan Jalan

Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital laring, Trauma

laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital

laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea

Syndrome.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Laring Faring THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-

kembang larin dan faring, termasuk didalamnya tonsil, sistem pembentukan

suara, sistem vaskularisasi, persarafan.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis, diagnosis banding disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan

kongenital laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive

Sleep Apnea Syndrome.

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan

kongenital laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive

Sleep Apnea Syndrome.

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Trauma laring anatomi, fisiologi laring 3C

interpretasi CT-scan 3C

Handling RFL 3C

Page 142: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

142

142

managemen pasien 3C

trauma laring

basic surgical landmark,

indikasi, kontraindikasi,

komplikasi, persiapan

operasi, alat-alat yang

akan dipakai

3C

patofisiologi, dan

tatalaksana trauma larig

3C

indikasi, kontraindikasi,

komplikasi, persiapan,

langkah-langkah tindakan

rekonstruksi laring

3C

3C

Abses leher dalam anatomi, patofisiologi

abses leher dalam

3C

3C

tatalaksana komprehensif 3C

indikasi, kontraindikasi,

komplikasi, langkah-

langkah, persiapan.

3C

Obructive sleep apnea

syndrome (OSAS)

anatomi, fisiologi,

patofisiologi sumbatan

3C

pemeriksaan RFL, muller

maneuver,ESS, dan

mengintrepetasikan

polisomnografi

3C

tatalaksana komprehensif 3C

(OSA surgery, edukasi,

Tumor ganas laring anatomi, fisiologi,

patofisiologi laring

3C

indikasi, kontraindikasi

dan komplikasi

laringektomi dan diseksi

leher

3C

Persiapan dan melakukan

trakeostomi

3C

Stenosis laring patofisiologi stenosis

laring

3C

diagnosis dan komplikasi 3C

Persipan pre operasi 3C

Page 143: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

143

143

alat-alat yang

dipersiapkan

Disfonia Fisiologi, etiologi dan

patofisiologi

3C

diagnosis dan diagnosis

banding

3C

tatalaksana komprehensif 3C

Kelainan kongenital

(Laryngomalasia,

laryngeal web, laryngeal

cleft, hygroma colli,

hemangioma,parese)

Tumbuh kembang 3C

diagnosis 3C

tatalaksana komprehensif 3C

Infeksi faring laring

(tonsilitis faringitis,

laringitis)

anatomi, histologi,

patofisiologi

3C

diagnosis 3C

komplikasi 3C

tatalaksana komprehensif 3C

Lesi jinak laring

(hemangioma, Papiloma

laring,granuloma,nodul,

polyp,

patofisiologi 3C

diagnosis 3C

tatalaksana komprehensif 3C

D.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

D. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Laring Faring ilmu kesehatan THT-KL meliputi

tahap orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai disphonia, Sumbatan

Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital laring,

Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome

a. belajar mandiri

b. diskusi topic

Page 144: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

144

144

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktek

klinis/keterampilan di bidang Laring Faring ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

E. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

lebih dari 75%.

1. Evaluasi Formatif : Dilakukan dalam masa rotasi yang sedang berjalan,

bertujuan untuk memonitor perkembangan PPDS

dalam masa rotasi.

2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk

menilai tercapainya seluruh kompetensi yang

diharapkan di modul Plastik rekonstruksi THT-KL I.

F. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal

minggu ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai

batas lulus (NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan

memberikan edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Page 145: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

145

145

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

H. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Prof. Dr. Bambang Hermani, Sp THT-KL(K) (HBH)

2. Dr. Syahrial MH, Sp THT-KL(K) (SMH)

3. Dr. Arie Cahyono, Sp THT-KL(K) (ARI)

4. Dr. Fauziah Fardizza, Sp THT-KL(K) (FFZ)

Lokasi Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Ruang rawat Gedung A RSCM

3. Instalasi Bedah Pusat RSCM

J. Matriks Kegiatan

Matrik kegiatan dalam Modul Plastik Rekonstruksi THT-KL adalah :

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-

10.00

Cara kerja di

Divisi

Prof. Dr. HBH Pengarahan

Laring Faring Dr.SMH

Dr.ARI

Dr.FFZ

Senin s/d Jum’at

(Minggu I)

08.00-15.30

Infeksi laring faring

Prof. Dr. HBH Diskusi topik

Dysphonia Dr.SMH Kerja praktek

Sumbatan Jalan Napas

Atas

(Sumbatan

laring)

Dr.ARI CBD/case based

discussion

Abses leher dalam

Dr.FFZ Ujian tulis: Essay

Page 146: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

146

146

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Lesi jinak

laring

Pelatihan menggunakan

flexible optic laryngoscop

Senin s/d

Jum’at

(Minggu II)

08.00-

15.30 Infeksi

laring faring

Prof. Dr. HBH

Dysphonia Dr.SMH

Sumbatan

Jalan Napas Atas

(Sumbatan

laring)

Dr.ARI

Abses leher dalam

Dr.FFZ

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Pelatihan membaca CT-scan/ PSG

Senin s/d Jum’at

(Minggu III)

08.00-15.30

Infeksi laring faring

Prof. Dr. HBH Diskusi/Praktikum

Dysphonia Dr.SMH

Sumbatan Jalan Napas

Atas (Sumbatan

laring)

Dr.ARI

Page 147: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

147

147

Abses leher dalam

Dr.FFZ

Kelainan

kongenital laring

Trauma

laring

Pelatihan ekstraksi

benda asing

Senin s/d Jum’at

(Minggu IV)

08.00-15.30

Infeksi laring faring

Prof. Dr. HBH

Dysphonia Dr.SMH Ujian Tulis Essay

Sumbatan

Jalan Napas Atas

(Sumbatan

laring)

Dr.ARI

Abses leher dalam

Dr.FFZ

Kelainan kongenital

laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Daftar Pustaka:

1. Alper C., Myers E N., Eibling., Decicion Making In Ear, Nose, and Throat Disorders,

Saunders Company, 152-153., 2001

2. Bailey BJ., Johnson JT. Pharyngitis, 601-613., 2006

3. Becker W., Nauman H H., Pfaltz R C., Ear, Nose, and Throat Diseases, Thieme, 299-

387., 1194

4. Koufman JA, Belafsky PC. Infectious and Inflammatory Diseases of the Larynx.

In:Snow Jr JB, Ballenger JJ, editors. Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head and

Neck. 16th ed. Philadelpia: Lea&Febiger;2003.p.1194-214.

5. Postma GN, Amin MR, Koufman JA. Laryngitis. In: Bailey BJ, Pillsbury HC, Newlands

SD, Healy GB, Derkay CS, Friedman NR, editors. Head and neck surgery –

Page 148: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

148

148

otolaryngology. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001. p.599-

605.

6. Ballenger JJ. Disease of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck, Philadelphia, Lea &

Febiger, 1993, chapter 26, pp.424-34

7. Bailey BJ and Pillsburry III HC.Head and Neck Surgery – Otolaryngology.

Philadelphia, JB Lippincott Co, 1993, chapter 39, pp.492-500

8. Adam GL, Boies LR, Hilger PA, eds. Boies Fundamentalis of

Otolaryngology.Philadelphia : WB Sounders Co, 1989,chapter ,pp. 240-59

9. Paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL, Meyerhoff WL. Otolaryngology.

Philadelphia. WB Saunders Co., 1991, chapter 13, pp. 333-42

10. Lee KJ. Essential Otolaryngology.Head & Neck Surgery. New York. McGraw Hill, 8th

Ed, Chapter 31, pp. 724-92

Page 149: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

149

149

MODUL RINOLOGI 3 DAN MODUL KETERAMPILAN RINOLOGI 3

Mata Kuliah : MKK-3 MD22802348 / MPK MD22802549 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Rinologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Rinologi adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya

dalam bidang Rinologi THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan

dalam bidang Rinologi THT-KLdan mencapai kompetensi

yang diharapkan di bidang Rinologi ilmu kesehatan THT-

KL. Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai

setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung

jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan

kemampuan intelektual dan profesional. Area

kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 150: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

150

150

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang

semester VI yang sudah melalui divisi lainnya di departemen THT-KL.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, vaskularisasi, persarafan,

tumbuh kembang, fisiologi, patofisiologi hidung dan sinus paranasal serta

septum nasal.

2. Residen THT mampu menegakan diagnosis dan diagnosis banding dan

komplikasi dari penyakit hidung dan sinus paranasal.

3. Residen THT mampu menentukan jenis dan waktu untuk dilakukan

pemeriksaan penunjang, serta mampu melakukan interpretasi CT-scan.

4. Residen THT mampu menggunakan endoskopi dengan baik dan benar

5. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana secara komprehensif

baik medikamentosa maupun pembedahan

6. Residen THT mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi

operasi serta alat-alat yang diperlukan.

7. Residen THT mampu menjelaskan dan melakukanbasic surgical landmark

dan tahapan-tahapan operasi

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program

mampu memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-

penyakit serta melakukan tindakan dalam bidang Rinologi THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, vaskularisasi, persarafan,

tumbuh kembang, fisiologi, patofisiologi hidung dan sinus paranasal

serta septum nasal.

2. Residen THT mampu menegakan diagnosis dan diagnosis banding dan

komplikasi dari penyakit hidung dan sinus paranasal.

3. Residen THT mampu menentukan jenis dan waktu untuk dilakukan

pemeriksaan penunjang, serta mampu melakukan interpretasi CT-scan.

4. Residen THT mampu menggunakan endoskopi dengan baik dan benar

5. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana secara

komprehensif baik medikamentosa maupun pembedahan

6. Residen THT mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan

komplikasi operasi serta alat-alat yang diperlukan.

7. Residen THT mampu menjelaskan basic surgical landmark dan tahapan-

tahapan operasi

Page 151: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

151

151

Lingkup Bahasan Pokok bahasan Tahap

Kewenangan Klinis

Inflamasi dan infeksi

hidung dan sinus

paranasal

Rinosinusitis akut 3C

Rinosinusitis kronik 3C

Polip nasal 3C

Snusitis dentogen 3C

Infeksi jaringan

lunak (vestibulitis,

selulitis)

3C

Penyakit autoimun

(bersama divisi

alergi imunologi)

3C

Sinusitis Jamur 3C

Abses Septum 3C

Kelainan anatomi kelainan septum 3C

atresia koana 3C

Gangguan penghidu anosmia trauma 3C

anosmia pasca

infeksi

3C

Epistaksis epistaksis anterior 3C

epistaksis posterior 3C

Benda Asing, 3C

3C

3C

Lesi jinak hidungdan

sinus paranasal

(angiofibroma,

Papiloma inverted,

bekerjasama dengan

divisi onkologi THT)

angiofibroma 3C

papiloma inverted 3C

3C

Page 152: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

152

152

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Jenis Tindakan/ keterampilan Magang Smt IV

Penegakan diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, rinoskopi anterior dan posterior

5

Evaluasi menggunakan nasal endoskop 0 derajat

5

Pembacaan CT-Scan 5

evaluasi menggunakan nasal endoskop 30,45, 70, 110 derajat

3,4

pemeriksaan fungsi penghidu 4

tatalaksana medikamentosa 4

tatalaksana pembedahan : BSEF I (Maksila) 3,4

tatalaksana pembedahan BSEF II (Maksila dan Etmoid)

2

tatalaksana pembedahan BSEF III DCR 2

tatalaksana pembedahan BSEF III (Maksila, etmoid dan frontal atau sfenoid)

2

tatalaksana BSEF IV (Jabir Osteoperiosteal) 2

tatalaksana BSEF IV (kebocoran CSS) 2

tatalaksana BSEF IV (operasi skull base) 2

tatalaksana BSEF IV (ekstirpasi tumor dengan endoskop)

2

tatalaksana pembedahan : Septoplasti 3

tatalaksana pembedahan: Reduksi Konka Inferior

3

melakukan perawatan luka pasca operasi BSEF

3

tindakan polipektomi sederhana di poliklinik

3

Page 153: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

153

153

tindakan sinuskopi diagnostik 4

tindakan sinuskopi tindakan 3

ekstraksi benda asing 4

pemasangan tampon anterior 5

pemasangan tampon posterior 4

ligasi arteri sfenopalatina 2

ekstraksi benda asing 4

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

D.4 Bahasan

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

1. Inflamasi dan infeksi hidung dan sinus paranasal

2. Kelainan anatomi

3. Gangguan penghidu

4. Epistaksis

5. Benda asing

6. Lesi jinak hidung dan sinus paranasal

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Rinologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi

tahap orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai Rinosinusitis,

Polip, Kelainan septum, Epistaksis, Gangguan Penghidu dan Benda asing

a. belajar mandiri

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang Rinologi ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

Page 154: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

154

154

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : Dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku

peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul

alergi imunologi.

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 155: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

155

155

I. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Dr. Umar Said Dharmabakti, Sp THT-KL(K)

2. Dr. Endang Mangunkusumo, Sp THT-KL(K)

3. DR.Dr. Retno S Wardani, Sp THT-KL (K)

4. Dr. Febriani Endiyarti, Sp THT-KL

Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Instalasi Bedah Pusat RSCM

3. Ruang rawat Gedung A RSCM

K. Matriks Kegiatan

Matrik kegiatan dalam Modul Alergi Imunologi THT-KL adalah :

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-

10.00

Cara kerja di

Divisi

Dr.Umar SD Pengarahan

Rinologi Dr.Endang MK

DR.Dr.Retno SW

Dr.Febriani

Senin s/d

Jum’at

(Minggu I)

08.00-

15.30

Infeksi dan

inflamasi hidung

dan sinus

paranasal

idem Diskusi topik

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan

penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung

dan sinus

paranasal

Pre assesment

modul magang

semester IV

Senin s/d

Jum’at

(Minggu II)

08.00-

15.30

Infeksi dan

inflamasi hidung

dan sinus

paranasal

idem idem

Page 156: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

156

156

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan

penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung

dan sinus

paranasal

pelatihan

septoplasti

kadaver

pelatihan BSEF

kadaver

Senin s/d

Jum’at

(Minggu III)

08.00-

15.30

Infeksi dan

inflamasi hidung

dan sinus

paranasal

idem Diskusi/Praktikum

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan

penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung

dan sinus

paranasal

pelatihan

septoplasti atau

BSEF I di IBP

pasien

Senin s/d

Jum’at

(Minggu IV)

08.00-

15.30

Infeksi dan

inflamasi hidung

dan sinus

paranasal

idem

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan

penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung

dan sinus

paranasal

Page 157: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

157

157

pelatihan

septoplasti atau

BSEF I di IBP

pasien

Senin s/d

Jum’at

(Minggu V)

08.00-

15.30

Infeksi dan

inflamasi hidung

dan sinus

paranasal

idem Ujian DOPS

keterampilan IBP

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan

penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung

dan sinus

paranasal

Senin s/d

Jum’at

(Minggu VI)

08.00-

15.30

Infeksi dan

inflamasi hidung

dan sinus

paranasal

idem Ujian Minicex,

CBD

kelainan anatomi

epistaksis

gangguan

penghidu

benda asing

lesi Jinak hidung

dan sinus

paranasal

Daftar Pustaka

1. Adam GL, Boies LR, Hilger PA.: Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. WB

Saunders Co.1989.

2. Iskandar N, Soepardi EA., Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga

Hidung Tenggorok. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2009.

3. Bailey BJ, Johnson JT.: Head and Neck Surgery Otolaryngology. Philadelphia.

Lippincott Williams & wilkins. 4th Ed. 2006.

4. Ballenger JJ.: Disease of The Ear Nose Throat and Head and Neck, 13th Ed, Lea –

Febiger, 1985. Scott Brown: Otolaryngology, 6th Ed, JP Lippincont, 1997.

Page 158: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

158

158

5. Lee KJ.: Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery, New York. McGraw Hill,

8th Ed.2003.

6. Kennedy DW, Bolger WE,Zienrech SJ.: Diseases of the Sinuses, diagnosis and

management, 1st Ed.Ontario, BC Decker Inc, 2001.

7. Stammberger H.: Functional Endoscopic Sinus Surgery. The Messerklinger

technique, Philadelphia, BC Decker Inc 1991.

8. Wormald PJ.: Endoscopic Sinus Surgery. Anatomy, Three-Dimensional

Reconstruction and Surgical Technique, New York. Thieme, 2nd Ed.2008.

9. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C et al. European Position Paper on

Rhinosinusitis and Nasal Polyps. 2012.

Page 159: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

159

159

MODUL KEAHLIAN KOMPREHENSIF 4

Mata Kuliah : MPA MD22802450

Jumlah SKS : Modul Keahlian Komprehensif THT 2 (2 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester II)

Ketua Modul : Koordinator Penelitian THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Keahlian Kompehensif THT 4 adalah materi

pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan serta

mendorong peserta didik agar mampu menyusun karya ilmiah dan

melakukan presentasi ilmiah sehingga menjadi dasar dalam

melakukan pendekatan diagnosis serta penatalaksanaan kasus-

kasus THT sesuai dengan evidence based medicine.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam menyusun

dan mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan evidence

based medicine. Komponen kompetensi yang diharapkan

tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 160: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

160

160

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang semester VI

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu:

1. Melakukan penulisan karya ilmiah.

2. Melakukan penelusuran kepustakaan dengan baik dan benar.

3. Melakukan critical appraisal terhadap kepustakaan yang digunakan

sebagai landasan pembuatan karya ilmiah.

4. Melakukan presentasi ilmiah dengan baik dan benar.

C.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan

bertanggung jawab serta taat terhadap jadwal diskusi. Peserta didik dapat

berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim serta menjunjung tinggi

etika penulisan karya ilmiah.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Keahlian Kompehensif THT 2 meliputi :

a. Menyusun makalah

b. Mencari literatur dan melakukan critical appraisal.

c. Diskusi dengan pembimbing

d. Presentasi Ilmiah

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan penilaian karya ilmiah dan

presentasi oleh pembimbing, moderator dan penguji

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Formulir penilaian karya ilmiah. NBL adalah 75.

2. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari diskusi dengan

pembimbing dan presentasi ilmiah. NBL adalah 85.

Page 161: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

161

161

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Form penilaian

Karya Ilmiah

-Makalah dan Media

presentasi

-Presentasi dan

diskusi

50% pembimbing

30 % penguji

20% pembimbing

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. DR dr Susyana Tamin SpTHT-KL(K)

2. dr. Nina Irawati SpTHT-KL(K)

I. Matriks Kegiatan Modul Modul Keahlian Kompehensif THT 2

Hari Waktu Materi Staf Pengajar Teknik

Senin-

Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan

diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar

mandiri

diskusi

Selasa/

rabu/

jumat

Sesuai jadwal

yang telah

ditentukan

Presentasi karya ilmiah 3 Pembimbing

Moderator

Penguji

Presentasi

Senin-

Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan

diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar

mandiri

diskusi

Selasa/

rabu/

jumat

Sesuai jadwal

yang telah

ditentukan

Presentasi karya ilmiah 4 Pembimbing

Moderator

Penguji

Presentasi

Daftar Pustaka:

1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th

edition, Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and

Throat Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-

Approaches- Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,

Elseiver Science Publishers, 1989.

Page 162: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

162

162

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th

edition Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti

Surgery 6th edition Lippincott William &wilkins,

Page 163: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

163

163

MODUL PELATIHAN KEGAWATAN THT 5

Mata Kuliah : MPK MD22802551

Jumlah SKS : Modul Pelatihan Kegawatan THT 5 (3 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester VI)

Ketua Modul : Koordinator Kegawatdaruratan THT-KL

A. Pendahuluan Modul Kegawatdaruratan THT adalah materi pendidikan

yang memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang kegawatdaruratan THT-KL. Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam bidang Kegawatdaruratan THT-KL dan mencapai kompetensi yang diharapkan di bidang Kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL. Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual dan profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik

Page 164: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

164

164

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang semester VI

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Peserta didik mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding kasus kegawatdaruratan

THT.

3. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang dan bekerjasama dengan disiplin ilmu lain

dalam melakukan penatalaksanaan komprehensif kasus kegawatdaruratan THT.

D. Lingkup Bahasan

I.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu memahami,

menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit dalam bidang Kegawatdaruratan

THT, meliputi:

1.Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2.Residen THT mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding:

a. Benda asing di THT

b. Nyeri telinga akut

c. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

d. Trauma telinga dan tulang temporal

e. Tuli mendadak

f. Epistaksis

g. Trauma wajah

h. Trauma jaringan lunak wajah

i. Trauma hidung

j. Abses leher

k. Sumbatan laring

l. Trauma trakea

m. Disfagia

n. Esofagitis korosif

Page 165: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

165

165

3.Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif :

a. Benda asing di THT

b. Nyeri telinga akut

c. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif

kronis

d. Trauma telinga dan tulang temporal

e. Tuli mendadak

f. Epistaksis

g. Trauma wajah

h. Trauma jaringan lunak wajah

i. Trauma hidung

j. Abses leher

k. Sumbatan laring

l. Trauma trakea

m. Disfagia

n. Esofagitis korosif

Lingkup Bahasan

pokok bahasan

Kewenangan

klinis

Benda Asing di THT:

Benda asing di Esofagus

Benda asing di Laring

Benda asing di Trakea

Benda asing di Bronkus

Benda asing di Sinus

Piriformis

Benda asing di Dasar Lidah

Benda asing di Faring/ Tonsil

Benda asing di Hidung

Benda asing di Liang Telinga

Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi

3c

Diagnosis dan Diagnosis Banding

3c

Rencana tatalaksana tindakan dan

medikamentosa pada kasus benda asing di THT

3c

Page 166: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

166

166

Manajemen pasien

Benda Asing di THT

3c

3c

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan,

langkah-langkah pengambilan benda asing di

THT

3c

Nyeri Telinga Akut

Otitis Media Supuratif Akut

(OMA)

Otitis Eksterna Sirkumskrip

(Furunkel)

Otitis Eksterna Difus

Otitis Eksterna Maligna

Anatomi, patofisiologi Nyeri Telinga Akut

3c

3c

Diagnosis 3c

Tatalaksana Komprehensif 3c

Komplikasi Intrakranial Otitis

Media Akut/ Otitis Media

Supuratif Kronis:

Meningitis Otogenik

Trombosis Sinus Lateralis

Abses Ekstradural

Abses Subdural

Abses Otak Otogenik

Hidrosefalus Otikus

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Intrakranial

Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif

Kronis

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Page 167: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

167

167

Trauma Telinga dan Tulang

Temporal;

Trauma Daun Telinga

Keluar Cairan/ Darah dari

Liang Telinga

Gangguan Pendengaran

Gangguan Keseimbangan

Paresis Fasial

Fraktur Tulang Temporal

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Telinga

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tata Laksana

3c

Tuli Mendadak

Iskemia Koklea

Infeksi Virus

Pasca Trauma Kepala

Trauma Bising Keras

Perubahan Tekanan Atmosfir

Obat Ototoksik

Penyakit Meniere

Neuroma Akustik

Anatomi dan patofisiologi Tuli Mendadak

3c

Diagnosis dan komplikasi

3c

Rencana tatalaksana

3c

Epistaksis

Perdarahan Anterior

Perdarahan Posterior

Anatomi, fisiologi dan patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Page 168: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

168

168

Trauma Muka

Fraktur Tulang Hidung

Fraktur Maksila

Fraktur Zigoma

Fraktur Mandibula

Fraktur Orbita

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Jaringan Lunak Muka

Avulsi Total

Avulsi Sebagian

H. Laserasi

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Komplikasi

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Hidung

Trauma Tertutup

Trauma Terbuka

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis 3c

Page 169: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

169

169

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Abses Leher

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Abses Submandibula

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Sumbatan Laring

Radang

Tumor

Kelainan Kongenital

Paresis Postikus Bilateral

Trauma

Benda Asing

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Trakea

Trauma Tumpul

Trauma Tajam

Trauma Endogen

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif 3c

Disfagia

Kelainan Faring

Kelainan Esofagus

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis dan diagnosis banding

3c

Page 170: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

170

170

Rencana Tatalaksana komprehensif

Esofagitis Korosif

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

I.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap

Pembekalan

Semester VI

Ekstraksi Benda Asing:

Benda asing di laring: perasat Heimlich/ laringoskopi 3,4

Benda asing di trakea: bronkoskopi 2,3

Benda asing di bronkus : bronkoskopi 2,3

Benda asing di esofagus: esofagoskopi 3,4

Benda asing di sinus piriformis: laringoskopi 3,4

Benda asing di dasar lidah: laringoskopi langsung/ tak

langsung 3,4

Benda asing di faring/tonsil: ekstraksi dengan pinset/ cunam 4

Benda asing di hidung: ekstraksi dengan pengait 4

Benda asing di liang telinga: ekstraksi dengan pengait/ pinset 4

Nyeri telinga akut

Tatalaksana Medikamentosa 4

Pemasangan tampon telinga 4

Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

Tatalaksana Medikasmentosa 3,4

Trauma telinga dan tulang temporal 3,4

Tuli mendadak

Page 171: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

171

171

Diagnosis dan Tatalaksana Medikamentosa 3,4

Epistaksis

Pemasangan tampon anterior 4

Pemasangan tampon posterior 4

Trauma muka

Trauma jaringan lunak muka

Bedah minor 1

Trauma hidung

Reduksi tertutup 2,3

Aspirasi dan insisi hematoma septum 2

Abses leher

Aspirasi dan insisi abses peritonsil 3,4

Aspirasi dan Insisi abses submandibular 2,3

Aspirasi dan Insisi abses retrofiring 2,3

Aspirasi dan Insisi abses parafaring 2,3

Terapi medikamentosa 2,3

Sumbatan jalan napas atas

Tindakan laringoskopi tidak langsung 3,4

Tindakan laringoskopi langsung 2,3

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 2,3

Trakeostomi primer 2,3

Trauma trakea

Tindakan laringoskopi langsung 2,3

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 2,3

Trakeostomi primer 2,3

Pemasangan NGT 1

Disfagia

Pemasangan NGT 4,5

Esofagitis korosif

esofagoskopi 2

Pemasangan NGT 2

II.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika terhadap

pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan bertanggung

jawab serta peserta didik dapat berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim

dalam penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan THT.

Page 172: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

172

172

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap :

1. Praktek klinis di IGD dan ruang rawat RSCM dengan supervise berjenjang

2. Diskusi dengan DPJP jaga harian setelah jaga.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Form penilaian yang diisi oleh DPJP jaga harian dan dikumpulkan maksimal 1 minggu

setelah jaga.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan, Form penilaian 40%

Keterampilan Form penilaian 20%

Sikap dan perilaku Form penilaian 40%

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : Seluruh staf pengajar THT-KL

Lahan Praktek

1. Unit Gawat Darurat RSCM

2. Ruang rawat RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin-

Jumat

15.00-

07.00

Kasus

kegawatdaruratan

THT

DPJP jaga harian Form penilaian

Sabtu-

Minggu

08.00-

20.00

20.00-

08.00

Kasus

kegawatdaruratan

THT

DPJP jaga harian Form penilaian

Page 173: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

173

173

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Helmi. Panduan penatalaksanaan gawat darurat telinga hidung

tenggorok. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008

Page 174: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan
Page 175: BUKU 2 - tht-rscm-fkui. · PDF fileArea kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, ... pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan