etika

18
DAFTAR ISI BAB I..............................................................3 PENDAHULUAN........................................................3 1.1 Latar Belakang.............................................. 3 1.2 TUJUAN...................................................... 3 BAB II.............................................................4 TINJAUAN PUSTAKA...................................................4 2.1 Teori dasar pembentukan keputusan (Sumijatun, 2010)..........4 2.2 Unsur utama dalam pembuatan keputusan (Priharjo, 1995).......6 2.3 Model dalam pembuatan keputusan (Sumijatun, 2009)............6 2.4 langkah pembuatan keputusan secara etis dalam praktik keperawatan (Sumijatun, 2010)....................................7 2.5 faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan (Priharjo, 1995)................................................. 8 BAB III...........................................................11 KASUS.............................................................11 BAB IV............................................................12 KESIMPULAN........................................................12 JADWAL KONSULTASI:................................................13 DAFTAR PUSTAKA....................................................14 1

Upload: nurul-hasanah

Post on 29-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: etika

DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3

1.2 TUJUAN................................................................................................................................3

BAB II...................................................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................4

2.1 Teori dasar pembentukan keputusan (Sumijatun, 2010)..............................................................4

2.2 Unsur utama dalam pembuatan keputusan (Priharjo, 1995).........................................................6

2.3 Model dalam pembuatan keputusan (Sumijatun, 2009)...............................................................6

2.4 langkah pembuatan keputusan secara etis dalam praktik keperawatan (Sumijatun, 2010)...........7

2.5 faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan (Priharjo, 1995)...............................8

BAB III................................................................................................................................................11

KASUS................................................................................................................................................11

BAB IV...............................................................................................................................................12

KESIMPULAN...................................................................................................................................12

JADWAL KONSULTASI:..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

1

Page 2: etika

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah pengambilan keputusan secara etis ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan kami berterima kasih pada ibu Diah Arruum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen mata kuliah Etika Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai teori dasar, unsur, prinsip, model, dan faktor yang mempengaruhi. Kami juga menyadari bahwa didalam tugas makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan , 9 Maret 2014

Kelompok 7

2

Page 3: etika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik. Dalam makalah ini kami menjelaskan bagaimana pengambilan keputusan secara etis dengan benar, sehingga kita dapat mengetahui dan menerapkannya. Dengan mempelajari pengambilan keputusan secara etis, perawat dapat dengan tepat mengambil keputusan saat mengalami kondisi darurat yang dibutuhkan untuk segera melakukan tindakan terhadap pasien.

Dampak dari pengambilan keputusan yang kurang tepat akan dibayar dengan harga yang tinggi baik untuk individu yang memutuskan maupun untuk institusi di mana individu tersebut bekerja.

Dalam sumijatan (2009), dikatakan bahwa pembuatan keputusan selalu dihubungkan dengan sesuatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik.pendapat Kepner dan George tentang pengambilan keputusan adalah A decision is always choice between various ways of getting a particular thing done on end accomplished. Suatu rangkaian kegiatan memilih alternatif atau kemunkinan.pilihan yang diambil penting, karena akan membuat seseorang berpartisipasi daripada hanya sebagai pengamat. Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks terutama pada saat harus memilih kegiatan mana yang akan dilakukan.

Pengambilan keputusan dalam keperawatan diaplikasikan dengan cara membangun model dari beberapa disiplin ilmu yang antara lain adalah ekonomi, filosofi, politik, psikologi, sosiologi, budaya, kesehatan dan ilmu keperawatan itu sendiri. Model dibuat lebih spesifik dalam pemecahan masalah etika dan permasalahan klinik.

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui pengambilan keputusan secara benarUntuk mengetahui cara pengambilan keputusanUntuk mempermudah penegakkan diagnoseUntuk mempermudah dalam melakukan tindakan darurat.

3

Page 4: etika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori dasar pembentukan keputusan (Sumijatun, 2010)

Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan praktik keperawatan yang semakin kompleks, adanya tuntunan efisiensi layanan kesehatan di tengah situasi yang selalu berubah, serta perkembangan budaya yang ada menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi lebih berat. Dampak daripengambilan keputusan yang kurang tepat akan dibayar dengan harga yang tinggi baik untuk individu yang memutuskan maupun untuk institusi di mana individu tersebut bekerja.

Dalam Sumijatun(2009), dikatakan bahwapembuatan keputusan selalu dihubungkan dengan sesuatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik.pendapat Kepner dan George tentang pengambilan keputusan adalah A decision is always choice between various ways of getting a particular thing done on end accomplished. Pengambilan keputusan adalah suatu rangkaian kegiatan memilih alternative atau kemunkinan. Pilihan yang diambil penting, karena akan membuat seseorang proses kognitif yang kompleks terutama pada saat harus memilih kegiatan mana yang akan dilakukan.

Pengambilan keputusan dalam keperawatan diaplikasikan dengan cara membangun model dari beberapa disiplin ilmu yang antara lain adalah ekonomi, filosofi,politik, psikologi, sosiologi, budaya, kesehatan, dan ilmu keperawatan itu sendiri. Model dibuat lebih spesifik dalam pemecahan masalah etika dan permecahan masalah etika dan permasalahan klinik.

Untuk dapat mengambil keputusan dengan enar perawat harus dapat menerapkan pola berfikir kritis. Menurut Tapen (1989), dalam sumijatun (2009), berfikir kritis adalah keterampilan dalam mengembangkan atau mencari alternative untuk pemecahan masalah dan mengadopsinya sebagai pendekatan dalam pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Marriner A-Tomey (1996)menyatakan bahwa berfikir kritis merupakan elemen-elemen yang berasal dari dimensi dasar yang memberikan logika umum untuk suatu alas an mengapa kegiatan tersebut dilakukan elemen-elemen tersebut meliputi tujuan,pusat masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada isu yang berkembang, sudut pandang atau kerangka referensi, dimensi empiris, dimensi konsep, asumsi, implikasi dan konsekuensi yang ada, serta keterampilan.

4

Page 5: etika

Teori dasar pembuatan keputusan:

1. Teori Teleologi

Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi dimana pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.

Teleology dibedakan menjadi:

a. Rule utilitarianismeb. Act utilitarianisme

2. Teori Deontologi

Teori yang difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat menjadi penentu apakah suatu tindakan benar atau salah.

Deontology dibedakan menjadi 5 prinsip:

a. Kemurahan Hatib. Keadilanc. Otonomi d. Kejujurane. Ketaatan

3. Teori Hedonisme

Teori yang berfokus pada mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.

4. Teori Eudemonisme

Teori yang berfokus pada tujuan akhir

untuk kebahagiaan.

Seorang perawat dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilemma etika dan moral. Keputusan yang diambil perawat tentunya akan menghasilkan dampak bagi orang lain. idelnya, seorang perawat mempunyai emikiran yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada kepentingan sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya.

Praktik keperawatan melibatkan interaksi yang kompleks antara nilai individu, sosial dan politik serta hubungannya dengan masyarakat tertentu. Sebagai dampaknya, perawat sering mengalami situasi yang berlawanan dengan hati nuraninya. Walaupun demikian perawat tetap akan menjaga kewajibannya sebagai pemberi pelayanan yang lebih bersifat kemanusiaan. Dalam membuat keputusan, perawat akan berpegang teguh pada pola piker rasional serta tanggung jawab moral dengan menerapkan prinsip etik dan hukum yang berlaku. Dalam kode etik perawat terkandung adanya prinsip-prinsip dan nilai-nilai utama yang merupakan focus bagi praktik

5

Page 6: etika

keperawatan. Prinsip dan nilai bermuara pada interaksi professional dengan pasien serta menunjukkan kepedulian perawat terhadap hubungan yang telah dilakukannya.

2.2 Unsur utama dalam pembuatan keputusan (Priharjo, 1995)

Tujuan dan pengambilan keputusan Identiikasi alternatif-alternatif keputusan untuk pemecahan masalah Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil

2.3 Model dalam pembuatan keputusan (Sumijatun, 2009)

Cassels dan Readman (1989)

Mengidentifikasi aspek moral pada asuhan keperawatan Mengumpulkan fakta yang relevan dengan isu moral yang ada Melakukan klarifikasi dan aplikasi nilai yang dianut Memahami prinsip dan teori etika keperawatan Menggunakan sumber-sumber interdisiplin yanga ada seperti literature, keluarga dan

konsultan Mengusahakan kegiatan yang akan dilakukan Mengaplikasikan kode etik keperawatan sebagai panduan kegiatan Memilih dan mengimplementasikan kegiatan Berpartisipasi aktif dalam isu pemecahan masalah Mengaplikasikan praktik keperawatan sesuai dengan peraturan yang berlaku Mengevaluasi kegiatan yang teah dilakukan

Kozeir, dkk (1997)

Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik Menerapkan prinsip dan teori etikakeperawatan Mengacu pada kode etik keprawatan Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien Mengacu pada nilai yang dianut Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai, kutur, harapan, komitmen, penggunaan

waktu, kurangnya pengalaman, ketidaktahuan atau kecemasan terhadap hukum, dan adanya loyalitas terhadap public

Jones R.A dan Back S.E (1996)

Mengidentifikasi sutuasi etik (sensitifitas moral) Menganalisis dari informasi yang relevan serta menggunakan kesadaran sebagai

pemandu (reflexi moral) Membangun pandangan tentang nilai moral (perspektif moral)

6

Page 7: etika

Menyadari dan memahami perbedaan perspektif dari orang-orang yang terlibat dalam kasus (perspektif jamak)

Mengaplikasikan proses pembuatan keputusan

Potter dan Perry(2005)

Menunjukan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang mempunyai maksud baik untuk menjelaskan masalah yang ada

Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan perlu didengar pendapatnya

Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data tentang pilihan klien, system keluarga, diagnosis dan prognosis medis, pertimbangan sosial dan dukungan lingkungan

Mengidentifikasi prinsip etik yang dianggap penting Mengusulkan tindakan alternative Melakukan tindakan terpilih

Thompson dan Thompson (1985)

Review situasi dan kondisi permasalahan kesehatan yang ada, kebutuhan keputusan, komponen etik dan seseorang yang dianggap sebagai kunci

Mengumpulkan informasi awal untuk mengklarifikasi situasi Identifikasi situasi dan isu etik yang ada Kejelasan posisi individu dan kedudukan moral professional Identifikasi posisi moral dan individu yang dianggap sebagai kunci Identifikasi konflik nilai yang ada Menentukan siapa yang akan mengambil keputusan Identifikasi langkah kegiatan dengan mengantisipasi dampak yang akan muncul Menentukan waktu yang digunakan untk melaksanakan kegiatan dan kapan harus selesai Evaluasi/review keputusan/kegiatan yang telah dilakukan

2.4 langkah pembuatan keputusan secara etis dalam praktik keperawatan (Sumijatun, 2010)

1. sensitivitas moral

Kesadaran akan situasi etis muncul Permasalahan etika yang sulit dipecahkan adalah permasalahan manusia maka dari itu

mengeluarkan respon secara emosional Respon emosional mendorong individu untuk menjelajah dan meneliti detail dari situasi

etis

2. refleksi moral

7

Page 8: etika

Adanya proses kesadaran dan kepedulian untuk membuat keputusan Mencoba untuk memahami setiap detail area tersebut

3. perspektif umum

Mengorganisir situasi secara detail dan mengembangkan nilai-nilai moral Mengajukan nilai moral yang akan digunakan

4.perspektif umum

Kemampuan untuk memahami bagaimana detail dari situasi etika dapat diatur menjadi bentuk perspektif moral yang berbeda

Ketika masing-masing kesadaran akan minat berdampak pada bagaimana permasalahan etika yang sulit dipecahkan ditangani, para individu berbeda dalam pengertian menganai detail permasalahan

Sangat penting bagi perawat untuk memahami prioritas dalam menyelesaikan permasalahan etika yang sukar dipecahkan yang berbeda diantara orang-orang terlibat dalam proses pembuatan keputusan

Kehormatan antara peserta tidak selalu menjadi suatu masalah

5.pembuatan keputusan moral

Proses sosial yang melibatkan dialog yang mencerminkan berbagai macam perspektif moral.

Melalui dialog dan pemahaman maka aka nada pergerakan melalui tindakan kerja sama yang dapat dipertanggungjawabkan

Proses pembuatan kputusan melibatkan keahlian dalam resolusi konflik, kerja sama dan komunikasi

Proses ini membutuhkan fondasi dari rasa percaya, dan keinginan untuk menyatakan dan bekerja melalui perbedaan

2.5 faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan (Priharjo, 1995)

a. Faktor agama dan adat istiadat

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga Negara Indonesia harus beragama/berkepercayaan.

Contohnya adalah sebelum program KB diluncurkan sebagai program nasional sudah dilakukan suatu diskusi dengan pemuka agama tentang metode kontrasepsi, sehingga tenaga kesehatan tidak ragu-ragu saat mempromosikan program tersebut.

Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh dalam membuat keputusan etis. Contohnya adalah falsafah budaya jawa “makan tidak makan asalkan kumpul”. Falsafah ini

8

Page 9: etika

masih dipegang erat oleh masyarakat jawa sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya seluruh anggota keluarga akan ikut menanggung biaya RS dan sebagainya.

b. Faktor sosial

Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan peraturan perundang-undangan.

Contohnya adalah kaum wanita yang pada awalnya hanya sebagai ibu rumah tangga yang tergantung pada suaminya telah beralih pada pendamping suami yang mempunyai pekerjaan dan bahkan banyak yang telah menjadi wanita karir. Dengan semakin meningkatnya orang yang menekuni profesinya, semakin banyak pulsa yang menunda perkawinan dan banyak pula yang mempertahankan kesendirian.

Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap system kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan. Ini menyebabkan perubahan beberapa kebijakan pemerintah termasuk mahalnya biaya pengobatan.

c. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi

Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru.

Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesian hemodialisa, ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat dibantu dengan berbagai jenis inseminasi, kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubung dengan etika.

d. Faktor legilasi dan keputusan juridis

Perubahan sosial dan legilasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legilasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan yang merupakan reaksi peruahan tersebut. Legilasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai dengan hukum dapat menimbulkan konflik.

Hampir semua negara, pemerintah berupaya untuk melindungi hak-hak manusia dengan menyusun suatu undang-undang.

Misalnya masalah abostur merupakan topic pembicaraan yang hangat secara nasional. Di Amerika Serikat beberapa negara bagian mengijinkan adanya aborsi dengan alas an setiap ibu berhak menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan dibeberapa negara lain melarang aborsi dengan alasan perlindungan nyawa calon bayi. Selain masalah pengaturan abortus aktivitas lain juga menjadi masalah hukum, diantaranya pengaturan pengangkatan dan penjualan bayi, fertilisasi in vitro, ibu pengganti, hak pilih mati dan hak untuk menolak perawatan.

e. Faktor dana/keuangan

9

Page 10: etika

Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar untuk pembangunan kesehatan, namun dana ini belum sepenuhnya dapat mengatasi berbagai program atau masalah kesehatan sehingga partisipasi swasta dan masyarakat banyak digalakkan. Contohnya program JamKesMas.

f. Faktor pekerjaan

Dalam pembuatan suatu keputusan. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya. Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga praktik sendiri tanpa bekerja di rumah sakit, dokter praktik swasta atau institusi kesehatan lain.

Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.

g. Faktor kode etik keperawatan

Merupakan salah satu cirri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi. Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, maka organisasi profesi dapat memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut.

Aadapun secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah sebagai berikut (Kozeir, Erb, 1990) :

Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat,pasien, tenaga kesehatan, masyarakat dan profesi.

Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat yang tidak menaati peraturan dan untuk melindungi perawat yang menjadi pihak tertuduh secara tidak adil.

Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan dan untuk mengorientasikan lulusan baru pendidikan keperawatan dalam memasuki jajaran praktik keperawatan professional.

Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan professional.

10

Page 11: etika

BAB III

KASUS

Tn Hari (30 tahun), dating ke ruang Emergency dengan respiratory distress dan kemungkinan akan terjadi komplikasi gagal nafas jika tidak segera diatasi. Tn Hari dating diantar oleh Tn Wisnu yakni seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Tn wisnu mengatakan bahwa sakit Tn Hari telah dimulai berapa waktu yang lalu dirumah, Tn Harijuga dikatakan masih dibawah tritmen seorang dokter karena menderita AIDS dan ada beberapa tambahan gejala simptomatik pada ertengahan tahun lalu, serta telah berobat kebebrapa rumah sakit. Tn Hari sudah tidak bekerja lagi pada akhir tahun lalu dan akhir-akhir ini sering mengatakan bahwa hdupnya sudah tidak akan lama lagi. Tn Wisnu merupakan tetangga sebelah rumah danjuga sebagai sahabat.

Pembahasan:

Pengambilan keputusan dalam kasus ini mengguanakan pendekatan deontology, petugas kesehatan membuat suatu ukuran tentang keberhasilan, yakni “selalu berusaha untuk membuat hidup lebih aman”, pengambilan keputusan etis dilakukan untuk mngambil tindakan intubasi pada Tn Hari. Dengan konsekuensi tidak menjasi terfokus. Sebagai tambahan dilakukan pendekatan dengan sedikit perhatian untuk memberikan kontekstual yang lebih detail atau aspek sosial pada situasu praktik karena keputusan etik.Pendekatan deontology seperti pendekatan moral dimana ada situasi ketidak jujuran serta kegiatan yang tidak konsekuen. Pemberian intubasi di Ruang Emergency merupakan keputusan etis, mengacu pada perspektif moral yaitu melakukan kegiatan “beruasaha untuk kehidupan lebih lama” kegiatan tersebut merupakan pernyataan dari baik dan buruk. Ukuran hanya digunakan sebagai pedoman, tidak absolute, suatu ketika dalam kesempatan lain kegiatan tersebut mungkin dianggap sebagau pengecualian.Dalam teori dasar pengambilan keputusan, teori deontology merupakan pendekatan yang berfokus pada kegiatan atau ukuran moral yang dinyatakan dalam benar atau salah.pengambilan keputusan dengan pendekatan deontology akan selalu menjaga pada ukuran itu sendiri. Keputusan diambil dengan mempertimbangkan keadaan pada saat itu dan dibandingkan dengan dampaknya apabila keputusan tersebut diambil.

11

Page 12: etika

BAB IV

KESIMPULAN

Menurut pembahasan makalah tentang pengambilan keputusan secara etis, pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan. Pengambilan keputusan dapat dihubungkan dengan baik atau buruknya perawat yang dapat berfikir kritis.

Teori teleology merupakan teroi yang menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi dimana pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia. Teleology dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Rule utilitarianisme dan Act utilitsrinisme.

Teori deontology merupakan teori yang difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat menjadi penentu apakah tindakan benar atau salah. Deontology juga dapat dibedakan menjadi 5 prinsip yaitu, kemurahan hati, keadilan, otonomi, keujuran, ketaatan.

12

Page 13: etika

JADWAL KONSULTASI:

KONSULTASI I : 07 MARET 2014

KONSULTASI II : 10 MARET 2014

KONSULTASI III : 11 MARET 2014

KONSULTASI IV : 17 MARET 2014

13

Page 14: etika

DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R (1995). Pengantar Etika Keperawatan. Cetakan I Kanisius. Yogyakarta

Sumijatun, (2009). Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Klinis. Jakarta : Trans Info Media

Sumijatun, (2010). Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawtaan. Jakarta : Salemba Medika

14