esai

10
TUGAS 2 PENULISAN ESAI PENDEK PL 1201 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI CHALFINA DWITHA LIETARA 19910174

Upload: chalfina-dwitha-lietara

Post on 02-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Esai

TUGAS 2

PENULISAN ESAI PENDEK

PL 1201 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI

CHALFINA DWITHA LIETARA

19910174

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011

Page 2: Esai

JALAN GELAP NYAWANG SEBAGAI WILAYAH KULINER TIDAK IDEAL

Chalfina Dwitha Lietara19910174

[email protected]

Jalan Gelap Nyawang merupakan sebuah wilayah kuliner yang cukup terkenal di lingkungan sekitarnya. Namun, kondisi Jalan Gelap Nyawang masih belum dapat dikatakan wilayah kuliner ideal. Hal itu disebabkan oleh faktor kebersihan yang berada di bawah standar, suasana yang kurang nyaman, dan pelayanan yang kurang memadai dari penjamah makanan di wilayah kuliner tersebut. Kebersihan di wilayah tinjauan tidak memenuhi kriteria yang diperlukan dalam sebuah wilayah kuliner. Berbagai kondisi di tempat makan di wilayah tinjauan juga masih sangat kurang mendukung dalam memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Selain itu, pelayanan yang dilakukan para penjamah makanan tidak memadai dan mengakibatkan banyak keluhan yang dikeluarkan pelanggan. Esai ini bertujuan untuk menelaah persoalan-persoalan yang dihadapi wilayah kuliner Jalan Gelap Nyawang dan memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Esai ini menyajikan beberapa kasus untuk menelaah berbagai permasalahan yang ada di wilayah tersebut sehingga Jalan Gelap Nyawang disebut sebagai wilayah kuliner tidak ideal dan beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

I. Pendahuluan

Dewasa ini, wilayah kuliner telah tersebar dimana-mana dan dapat dengan mudah ditemui. Dengan berbagai macam pilihan yang menarik dan berbeda, banyak orang yang tertarik untuk berwisata kuliner di berbagai tempat, salah satunya di Bandung. Terdapat berbagai macam wilayah kuliner yang ada di Bandung. Tempat-tempat makan yang terdapat di wilayah kuliner tersebut memiliki tingkatan sendiri-sendiri. Mulai dari tempat makan mewah yang menghidangkan makanan restoran kelas atas, sampai tempat makan sederhana yang menghidangkan makanan sehari-hari seperti nasi rames. Seperti yang kita tahu, makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Dari makanan, kita mendapat semua energi yang kita perlukan untuk beraktivitas. Oleh karena itu, secara tidak langsung wilayah kuliner juga merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dari semua wilayah kuliner yang ada, terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi agar wilayah kuliner tersebut dapat disebut wilayah kuliner ideal.

Wilayah kuliner yang tersebar di berbagai daerah di Bandung masih banyak yang belum dapat disebut wilayah kuliner ideal. Terdapat banyak persoalan yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dari wilayah kuliner tersebut. Wilayah kuliner yang tidak ideal masih belum dapat mengindahkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tempat-tempat makan yang ada di dalamnya tidak memperhatikan bagaimana sebuah tempat makan ideal seharusnya. Hal tersebut dapat dilihat dari segi kebersihan, kenyamanan, dan kepuasan pelayanan. Di berbagai wilayah kuliner,

Page 3: Esai

banyak terdapat keluhan dari berbagai pihak, khususnya pelanggan. Mereka tidak puas dengan wilayah kuliner yang mereka kunjungi. Hal itu dikarenakan berbagai macam alasan seperti kebersihan, kesehatan, lokasi, dan lain-lain.

Esai yang berjudul “Jalan Gelap Nyawang Sebagai Wilayah Kuliner Tidak Ideal” ini membahas tentang permasalahan yang dimiliki Jalan Gelap Nyawang sehingga wilayah tersebut disebut wilayah kuliner tidak ideal, serta memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Esai ini terdiri dari 3 bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi pernyataan topik yang dibahas dalam esai ini, permasalahan yang ditinjau, organisasi esai, dan pernyataan tesis. Bab II berupa isi dari esai ini dan merupakan tubuh esai. Hal yang tercakup dalam isi esai adalah berbagai faktor yang merupakan pedoman dalam penilaian suatu wilayah kuliner seperti kebersihan, kenyamanan dan kepuasan pelayanan. Setelah itu diungkapkan juga keadaan wilayah kuliner Jalan Gelap Nyawang berdasarkan faktor-faktor tersebut. Bab III berisi kesimpulan dari pokok-pokok yang telah dijelaskan sebelumnya, serta memberikan saran dan solusi atas masalah yang dihadapi.

Jalan Gelap Nyawang adalah salah satu wilayah kuliner yang cukup dikenal di lingkungan sekitarnya. Jalan Gelap Nyawang cukup ramai dikunjungi oleh berbagai orang mulai dari mahasiswa, penduduk sekitar, dan wisatawan, Namun, kebersihan, kenyamanan, dan kepuasan pelayanan di Jalan Gelap Nyawang mempengaruhi Jalan Gelap Nyawang sebagai wilayah kuliner yang tidak ideal.

II. Jalan Gelap Nyawang Sebagai Wilayah Kuliner Tidak Ideal

Semua orang tahu bahwa kebersihan adalah hal pokok yang harus diperhatikan dalam setiap aspek kehidupan. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur rmenemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, danbahan kimia berbahaya. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Aktifitas manusia sehari-hari tidak dapat dilepaskan dari aspek kebersihan. Tentunya kebersihan juga sangatlah penting dalam sebuah tempat makan. Dalam sebuah tempat makan, makanan yang dibuat harus memenuhi berbagai kriteria kebersihan.

Wilayah kuliner yang ideal memiliki beberapa kriteria kebersihan. Kriteria pertama adalah lokasi wilayah kuliner tersebut harus jauh dan terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh bahan pencemar seperti banjir, udara (debu, asap, serbuk, bau), bahan padat (sampah, serangga, tikus) dan sebagainya. Bangunan harus dibuat dengan cara yang terlindung dari sumber pencemar seperti tempat pembuangan sampah umum, WC umum, pengolahan limbah dan sumber pencemar lainnya yang diduga dapat mencemari hasil produksi makanan. Pengertian jauh dari sumber pencemaran adalah sangat relatif tergantung kepada arah pencemaran yang mungkin terjadi seperti arah angin dan aliran air. Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai batas kemampuan terbang lalat rumah atau mempunyai dinding pemisah yang sempurna walaupun jaraknya berdekatan. Kriteria kedua adalah halaman dari masing-masing tempat makan di wilayah kuliner tersebut harus selalu kering dan terpelihara kebersihannya, tidak banyak serangga (lalat, kecoa) dan tikus serta tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan. Saluran pembuangan air kotor di halaman (yang berasal dari dapur

Page 4: Esai

dan kamar mandi) harus tertutup dan tidak menjadi tempat jalan masuknya tikus ke dalam bangunan. Oleh sebab itu pada setiap lubang/saluran yang berhubungan dengan bagian dalam bangunan harus dilengkapi dengan jeruji (screen) yang ukurannya tidak bisa dilalui oleh tikus. Pembuangan air hujan harus lancar sehingga tidak menimbulkan genangan-genangan air di permukaan tanah. Kriteria selanjutnya adalah wilayah kuliner ideal akan mempunyai berbagai komponen penting yang harus dimiliki setiap tempat pengelolaan makanan yang ada di dalamnya. Hal tersebut berupa fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan yang terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah dibersihkan , tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan maupun bahan makanan, air bersih, tempat sampah dan kamar mandi yang memenuhi syarat kesehatan serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia. Berbagai kriteria yang telah disebutkan diatas wajib dimiliki oleh sebuah wilayah kuliner ideal. Namun, hal tersebut belum terlihat di wilayah kuliner Jalan Gelap Nyawang.

Jalan Gelap Nyawang masih belum terhindar dari pencemaran berbagai bahan pencemar. Bangunan di wilayah tinjauan tidak dibangun dengan bahan konstruksi yang baik. Sebagian besar bangunan tempat makan di Jalan Gelap Nyawang masih terbuka dan bukan merupakan bangunan tertutup sehingga udara tercemar dapat dengan mudah mencemari makanan.

Halaman yang terdapat di sekitar tempat makan di Jalan Gelap Nyawang masih kurang terpelihara kebersihannya. Kebersihan halaman dilakukan secara seadanya dan masih banyak terdapat tumpukan sampah yang dapat memancing lalat. Saluran pembuangan air kotor pun tidak semua tertutup sehingga dapat dimasuki oleh tikus ke dalam bangunan.

Hal yang terakhir yang juga penting adalah komponen-komponen penting yang harus dimiliki suatu wilayah kuliner untuk menjaga kebersihan. Di Jalan Gelap Nyawang, tempat makan yang terdapat di dalamnya masih banyak yang belum memiliki komponen-komponen tersebut. Di setiap tempat makan sebagian besar belum terdapat fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan yang baik dan benar. Fasilitas tersebut dibuat dengan bahan seadanya dan tidak bersih sepanjang waktu. Tempat cuci tangan juga masih belum disediakan sehingga pelanggan yang datang tidak dapat mencuci tangan sebelum mereka menikmati hidangan yang mereka pesan. Tempat mencuci tangan diberikan dalam bentuk wadah berisi air dan tidak terdapat sabun pembersih sehingga kuman dan kotoran tidak dapat hilang sepenuhnya. Hal yang juga penting dan utama adalah tempat makan di wilayah tinjauan tidak semuanya menyediakan air bersih yang sesuai dengan standar kesehatan. Mereka juga belum menyediakan tempat sampah yang cukup banyak sehingga kemungkinan pelanggan untuk membuang sampah sembarangan menjadi lebih besar. Belum terdapatnya kamar mandi yang baik juga menjadi salah satu masalah kebersihan di wilayah kuliner tinjauan.

Faktor kenyamanan dalam sebuah wilayah kuliner juga adalah suatu faktor yang erat kaitannya untuk menjadi sebuah wilayah kuliner yang ideal. Beberapa hal yang mempengaruhi faktor kenyamanan dalam suatu wilayah kuliner adalah kualitas ruangan, penghawaan dan pencahayaan. Wilayah kuliner akan terasa nyaman apabila ketiga hal tersebut diperhatikan dengan baik dan memenuhi standar yang berlaku. Tata ruang suatu tempat makan di dalam wilayah kuliner minimal harus terdiri dari dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan dan ruang adminsitrasi. Setiap ruangan mempunyai batas dinding untuk memisahkan ruangan yang satu dengan lainnya dan dihubungkan dengan pintu. Ruangan harus ditata dengan baik sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari makanan. Ruang dan barang-barang yang ada seperti meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar mudah

Page 5: Esai

digunakan dan dibersihkan setiap harinya. Atap, dinding dan lantai tempat makan di sebuah wilayah kuliner harus kokoh dan kuat, serta meminimalisir adanya bahan pencemar. Penghawaan atau yang biasa disebut sebagai ventilasi dalam suatu tempat makan harus cukup untuk mencegah udara ruangan tidak terlalu panas, mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit, dan membuang bahan pencemar dari dalam ruangan. Intensitas pencahayaan disetiap ruang harus cukup terang untuk melakukan pekerjaan. Pencahayaan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata, sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan.

Tempat makan yang terdapat di Jalan Gelap Nyawang memiliki tata ruang yang sederhana dan tidak memenuhi kriteria yang seharusnya. Tempat makan tersebut menggabungkan beberapa ruang sekaligus dengan alasan keterbatasan ruang, contohnya dapur dan ruang makan tergabung dalam satu ruangan yang hanya dibatasi oleh triplek kayu yang seadanya. Mereka juga tidak memisahkan antara ruang makan dan ruang karyawan. Perabotan yang ada di tempat makan tersebut juga tidak ditata dengan baik. Mereka menggunakan seng sebagai atap dan tidak memiliki dinding pembatas antara pintu masuk dan pintu keluar sehingga udara pencemar dapat dengan mudah masuk. Bau yang tidak sedap dapat dengan mudah mencemari tempat makan tersebut diakibatkan tidak adanya pembatas.

Penghawaan atau ventilasi yang ada di tempat makan di wilayah kuliner Jalan Gelap Nyawan cukup buruk. Cuaca yang terjadi di daerah tersebut dapat mempengaruhi hawa ruangan dengan mudah sebab tidak ada pembatas antara tempat makan dengan lingkungan. Jika cuaca hujan, pelanggan yang datang akan merasa kedinginan. Hal yang sama berlaku apabila panas matahari terik menyinari wilayah tersebut. Akibatnya, pelanggan sering merasa tidak nyaman akibat hawa ruangan yang tidak dijaga.

Pencahayaan di wilayah tinjauan juga masih belum memadai. Lampu yang dipasang di tempat makan tersebut tidak sesuai dengan ukuran ruangan sehingga banyak pelanggan merasa kurangnya pencahayaan tempat makan tersebut. Selain itu, apabila terjadi pemadaman aliran listrik secara tiba-tiba, masih banyak tempat makan yang tidak menyediakan emergency lamp ataupun lilin sehingga pelanggan yang sedang menikmati hidangan harus bersabar dan menyantap makanan dalam keadaan gelap gulita. Keadaaan tersebut seringkali membuat pelanggan resah dan tidak dapat menyantap makanan dengan baik.

Faktor terakhir yang menjadi pedoman dalam penilaian Jalan Gelap Nyawang sebagai wilayah kuliner yang tidak ideal adalah kepuasan pelayanan. Penjamah makanan yang ada di tempat makan wilayah kuliner ideal mempunyai beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi agar pelayanan dapat diberikan dengan baik. Salah satunya adalah mereka harus menjaga kebersihan diri mereka sendiri masing-masing. Kebersihan diri yang telah terjaga dapat terlihat dengan memakai celemek saat proses memasak, memakai tutup kepala, memakai alat atau alas tangan setiap akan menjamah makanan, dan mencuci tangan setiap akan menangani makanan. Selain itu, penjamah makanan juga harus sehat dan tidak terjangkit penyakit saat ia menjalankan tugasnya. Apabila ada luka luar yang sedang dialami oleh penjamah makanan, maka ia harus menutup bekas luka tersebut. Diluar kebersihan diri penjamah makanan, sikap dari penjamah makanan tersebut juga menentukan kepuasan pelanggan di wilayah kuliner tersebut. Penjamah makanan harus ramah terhadap semua pelanggan. Akan lebih baik apabila mereka dapat mengerjakan tugas mereka dengan cepat dan efektif.

Page 6: Esai

Di wilayah kuliner Jalan Gelap Nyawang, kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh para penjamah makanan dirasa kurang oleh para pelanggan. Masih banyak terdapat penjamah makanan yang tidak menjaga kebersihan diri mereka. Mereka tidak mengenakan celemek dan tutup kepala saat memasak. Mereka juga kurang menjaga sikap saat menjalankan tugas, misalnya menggaruk kepala, tangan, dan lain-lain. Banyak pelanggan yang mengeluh terhadap pelayanan yang diberikan seperti lamanya waktu penghidangan makanan. Ada beberapa tempat makan yang tidak menghidangkan dengan cepat sehingga membuat para pelanggan menunggu terlalu lama. Hal tersebut mengakibatkan penurunan kualitas dari tempat makan yang bersangkutan dan wilayah kuliner tersebut secara tidak langsung.

III. Kesimpulan

Dari berbagai kasus yang ada di wilayah tinjauan, Jalan Gelap Nyawang disebut sebagai wilayah kuliner tidak ideal karena dipengaruhi oleh kebersihan tempat, kenyamanan dan kepuasan pelayanan. Kebersihan di wilayah tinjauan tidak memenuhi kriteria yang harus dipenuhi dan tidak mendukung Jalan Gelap Nyawang untuk menyandang predikat wilayah kuliner ideal. Hal yang sama terjadi pada suasana wilayah tersebut. Suasana yang ada tidak memberikan rasa nyaman bagi para pelanggan yang datang. Selain itu, penjamah makanan yang ada di wilayah kuliner tersebut belum sepenuhnya memenuhi syarat sebagai penjamah yang baik dan masih tidak memenuhi keinginan pelanggan sepenuhnya.

Jalan Gelap Nyawang dapat menjadi sebuah wilayah kuliner ideal apabila wilayah tersebut memperhatikan ketiga faktor penting tersebut. Kebersihan harus dijaga mulai dari lokasi sampai ke lingkungan sekitar. Baik pemilik tempat makan maupun konsumen harus bersama-sama berusaha untuk menjaga kebersihan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengadakan kerja bakti di lingkungan Jalan Gelap Nyawang yang juga membersihkan tempat makan yang ada di dalamnya. Pemerintah juga perlu memberikan kontribusi, misalnya dengan mengadakan inspeksi kebersihan ke wilayah kuliner dan melakukan pengecekan apakah wilayah tersebut sudah sesuai standar. Untuk mendapatkan rasa nyaman, para pemilik tempat makan ini harus memperhatikan kondisi ruang tempat makan mereka dan melakukan renovasi seperlunya. Renovasi tersebut harus mencakup antara lain pemisahan antara ruang makan dan dapur, pencahayaan yang lebih baik dalam tiap-tiap ruangan, serta pengaturan hawa agar suhu ruangan terjaga. Penjamah makanan juga sebaiknya diwajibkan untuk memakai celemek dan tutup kepala saat bekerja. Pemilik tempat makan dapat membuat peraturan untuk penjamah makanan dalam melayani pelanggan. Dengan dibuatnya peraturan bagi penjamah makanan, mereka dapat lebih berkomitmen dalam menjalankan tugas. Semua hal tersebut dapat dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Dengan demikian, Jalan Gelap Nyawang diharapkan dapat melakukan perubahan menjadi wilayah kuliner ideal.

Page 7: Esai

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan (diakses tanggal 27 April 2011 pukul 21.30 )

http://sanitasi-makanan.blogspot.com/2008/11/persyaratan-hygiene-sanitasi-tempat.html

( diakses tanggal 29 April 2011 pukul 22.56 )

http://sanitasi-makanan.blogspot.com/2008/11/peraturan-perundang-undangan-hygiene.html

( diakses tanggal 29 April 2011 pukul 22.58)