esai rezim keuangan internasional

6
Esai Rezim Keuangan Internasional Nama : Yanuar Priambodo NPM : 0806322981 “Dualisme Tatanan Perekonomian Global” Rezim keuangan dan moneter internasional adalah dua isu penting yang menentukan bagaimana suatu negara dapat meraih dan menata perekonomiannya (makroekonomi) dalam lingkungan global. Kedua terminologi ini seperti serupa tetapi tidak sama, artinya memiliki peranan penting dalam perekonomian global suatu negara atau sistem, tetapi memiliki fungsi yang agak berbeda. Keduanya juga memiliki tonggak sejarah yang sama, yaitu penerapan standar emas dan Bretton Woods System. Bretton Woods lahir sebagai pemikiran terhadap rekonstruksi perekonomian global pasca Perang Dunia II, dan melalui Bretton Woods inilah tercipta sejumlah institusi keuangan dan moneter dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank). Pengertian sistem finansial internasional adalah sebuah sistem yang digunakan oleh negara-negara di dunia dalam melakukan pengaturan keuangan masing-masing negaranya dan juga mengatur mekanisme keuangan antar negara ketika melakukan kerjasama ekonomi kedua negara baik dalam proses neraca pembayaran maupun bantuan dan pinjaman. Sistem finansial internasional memiliki peran sebagai perantara yang memfasilitasi dan mengatur pembelian dan penjualan antar negara, Penjualan komoditi-komoditi masing-masing negara dan juga sebagai pengatur antara satu mata uang dengan mata uang lainnya. 1 Tren sistem finansial global yang sedang berkembang sekarang ini adalah free trade atau perdagangan bebas, dimana suatu negara melakukan perjanjian dengan negara lainnya dengan harapan perdagangan komoditas dan jasa tidak terbentur oleh barriers of trade seperti pajak dan lain-lain. Sedangkan, sistem moneter internasional adalah Sistem moneter internasional mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan 1 Samuelson, P.A. dan Nordhaus, W.A., “Economics,” McGraw-Hill International Edition, hlm 26.

Upload: himpunan-mahasiswa-hubungan-internasional-fisip-ui

Post on 02-Jul-2015

530 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Esai rezim keuangan internasional

Esai Rezim Keuangan Internasional

Nama : Yanuar Priambodo

NPM : 0806322981

“Dualisme Tatanan Perekonomian Global”

Rezim keuangan dan moneter internasional adalah dua isu penting yang menentukan

bagaimana suatu negara dapat meraih dan menata perekonomiannya (makroekonomi) dalam

lingkungan global. Kedua terminologi ini seperti serupa tetapi tidak sama, artinya memiliki

peranan penting dalam perekonomian global suatu negara atau sistem, tetapi memiliki fungsi

yang agak berbeda. Keduanya juga memiliki tonggak sejarah yang sama, yaitu penerapan standar

emas dan Bretton Woods System. Bretton Woods lahir sebagai pemikiran terhadap rekonstruksi

perekonomian global pasca Perang Dunia II, dan melalui Bretton Woods inilah tercipta sejumlah

institusi keuangan dan moneter dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia

(World Bank).

Pengertian sistem finansial internasional adalah sebuah sistem yang digunakan oleh

negara-negara di dunia dalam melakukan pengaturan keuangan masing-masing negaranya dan

juga mengatur mekanisme keuangan antar negara ketika melakukan kerjasama ekonomi kedua

negara baik dalam proses neraca pembayaran maupun bantuan dan pinjaman. Sistem finansial

internasional memiliki peran sebagai perantara yang memfasilitasi dan mengatur pembelian dan

penjualan antar negara, Penjualan komoditi-komoditi masing-masing negara dan juga sebagai

pengatur antara satu mata uang dengan mata uang lainnya.1 Tren sistem finansial global yang

sedang berkembang sekarang ini adalah free trade atau perdagangan bebas, dimana suatu negara

melakukan perjanjian dengan negara lainnya dengan harapan perdagangan komoditas dan jasa

tidak terbentur oleh barriers of trade seperti pajak dan lain-lain.

Sedangkan, sistem moneter internasional adalah Sistem moneter internasional mengacu

pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini

menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat

mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan

1 Samuelson, P.A. dan Nordhaus, W.A., “Economics,” McGraw-Hill International Edition, hlm 26.

Page 2: Esai rezim keuangan internasional

memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap

perubahan. Elemen inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem

kurs tukar. Dalam tahun-tahun belakangan ini, negara-negara menggunakan satu dari tiga sistem

kurs tukar berikut:2

• Sistem kurs tetap.

Pada sistem kurs tetap, pemerintah menentukan berapa kurs tukar atas mata uangnya terhadap

mata uang lain. Kurs yang telah ditentukan tersebut akan dipertahankan melalui intervensi dan

kebijakan moneter. Dengan sistem ini, kurs tukar tidak berubah ketika harga ataupun pendapatan

antar negara berubah. Oleh karena itu, harga dan pendapatan domestiklah yang harus

menyesuaikan untuk mengembalikan ke kondisi ekuilibrium.

• Sistem kurs fleksibel atau mengambang.

Pada sistem kurs fleksibel, kurs tukar murni ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang,

jasa, dan investasi swasta tanpa adanya intervensi dari pemerintah. Pemerintah sama sekali tidak

dapat mempengaruhi kurs tukar.

• Sistem kurs terkendali.

Pada sistem kurs terkendali, kurs tukar ditentukan oleh pasar, namun pemerintah dapat membeli

dan menjual mata uang atau menukar persediaan uang mereka untuk mempengaruhi kurs tukar

secara langsung. Pemerintah juga dapat mempengaruhi kurs tukar secara tidak langsung,

misalnya melalui kebijakan moneter dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Sistem ini

telah menjadi kurang popular karena banyak negara lebih menuju pada sistem kurs tetap ataupun

sistem kurs fleksibel.

Moneter internasional dan sistem finansial memainkan peran sentral dalam ekonomi

politik global. Sejak akhir abad 19, awal pembentukan sistem ini melalui berbagai bentuk

transformasi dalam menganggapi perubahan kondisi politik dan ekonomi baik level domestik

maupun internasional. Perubahan yang paling dramatik adalah krisis dalam pengintegrasian

moneter internasional dan rezim internasional selama tahun-tahun interwar. Transformasi kedua

2 Ibid, hlm. 41

Page 3: Esai rezim keuangan internasional

terjadi setelah Perang Dunia II ketika sistem Bretton Woods tengah berjalan.3 Sebab di tahun

1970an, periode perubahan di bawah sistem Bretton Woods terjadi perubahan dari standar

pertukaran emas menjadi dolar Amerika dan komitmen terhadap kontrol kapital. Beragam

perubahan ini memiliki konsekuensi politik yang cukup penting tentang siapa yang mendapatkan

apa, kapan, dan bagaimana dalam ekonomi politik global.

Namun, sistem Bretton Woods ini mengalami kehancuran sejak terjadinya defisit neraca

pembayaran AS (tahun 1960-an) sehingga timbul krisis kepercayaan terhadap AS dan

destabilitasi karena kebijakan pemerintah AS sendiri ditambah lagi adanya goncangan mata uang

negara-negara besar di Eropa. Maka untuk menghindari semakin menipisnya capital stock yang

terbuang hanya demi menopang sistem moneter global. Pada 15 Agustus 1971, presiden Nixon

membuat suatu kebijakan yang sangat tidak populer yaitu memutuskan bahwa sejak saat itu nilai

tukar dollar AS pada emas yang awalnya US$ 35 per ounce emas menjadi nilai yang

mengambang.4 Mata uang dollar AS tidak lagi menjadi patokan standar mata uang sistem

internasional demi menjaga equilibrium sistem moneter global.

Berbagai resesi ekonomi pada tingkat global pada masa itu membuat banyak pihak

berupaya untuk fokus pada usaha menstabilkan neraca ekonomi domestiknya pada tingkat

equilibrium. Bukan pada surplus yang besar yang menjadi target dari operasionalisasi sistem

keuangan suatu negara. Dikarenakan adanya sistem floating currency yang berlaku pada sistem

moneter global. Dengan tujuan untuk menstabilkan tingkat ekonomi domestik dengan tingkat

ekonomi internasional agar tidak terjadi shock-shock yang justru ke depannya dapat mengganggu

equilibrium neraca dan fiskal domestik suatu negara.

Sebagai contoh negara-negara di kawasan Eropa barat (dan Jepang) sebagai negara

dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi, merencanakan pembentukan suatu sistem moneter

bersama di kawasan tersebut. Dengan tujuan untuk menciptakan kawasan Eropa Barat sebagai

suatu bentuk pasar dalam skala regional yang lebih kondusif dan stabil mengingat semakin

fluktuatifnya nilai US Dollar dalam sistem moneter global. Dan dalam sistem tersebut Jerman

Barat dengan selaku negara dengan pertumbuhan yang paling baik menerapkan suatu

3 Eric Helleiner, ‘The Evolution of the International Monetary and Financial System’ dalam Global Political Economy, (Oxford: Oxford University Press, 2008), hlm. 213 4 Ibid, hlm. 67

Page 4: Esai rezim keuangan internasional

Deutschemarkzone (DMZ), atau menggunakan mata uang Deutschemark mereka untuk

menopang sistem moneter bersama di kawasan Eropa.

Sedangkan untuk mengurangi defisit neraca pembayaran pada suatu negara dan

menstabilkan keadaannya dapat dilakukan dengan tiga metode;

1. Kebijakan internal, yaitu kebijakan penerapan uang ketat dengan membatasi

jumlah uang yang beredar di masyarakat

2. Kebijakan eksternal, yaitu dengan meminimalisir sejumlah pengeluaran devisa

dengan pembatasan inpor, kebijakan tarif dan pembatasan aliran modal ke luar

negeri.

3. Peningkatan likuiditas, mencairkan cadangan capital stock yang dimiliki dengan

menguangkan devisa atau dapat dilakukan dengan melakukan peminjaman kepada

pihak asing atau bank-bank komersial.

Sistem finansial dunia saat ini memiliki sedikit perbedaan dengan sebelum-sebelumnya,

dimana pasca adanya konvertibilitas mata uang Amerika Serikat terhadap emas pada tahun 1971,

dan pada masa-masa tersebut tepatnya pada tahun 1976, terdapat pertemuan di Jamaica yang

menghasilkan sebuah kesepakatan yang disebut “second amandement” terhadap pasal-pasal

persetujuan IMF. Amandemen ini menyangkut kurs devisa, special drawing right, emas, tentang

pengawasan, dan fasilitas dana kredit IMF.5 Second amandement inilah yang merupakan sebuah

sistem finansial internasional yang sampai saat ini masih dipergunakan oleh negara-negara di

dunia untuk mengatur sistem finansial internasional.

Saat ini kita berada pada zaman di mana ekonomi global tidak hanya dicirikan dengan

perdagangan bebas dalam barang dan jasa, melainkan juga pergerakan modal dan faktor-faktor

produksi lain. Suku bunga, nilai tukar, harga saham dalam berbagai negara saling terkait dan

pasar global mempengaruhi perekonomian negara-negara. Modal finansial mengalir dalam

jumlah besar dari suatu negara ke negara lain dengan jumlah yang besar dan dalam waktu yang

singkat. Arus modal internasional ini membanjiri pasar uang dunia, kemudian dimanfaatkan

5 http://www.fordemocracy.net/keynote-address-by-george-soros-world-forum.php, diakses pada tanggal 8 April 2011.

Page 5: Esai rezim keuangan internasional

dalam bentuk kredit atau investasi portofolio, atau juga dijadikan tambahan modal bagi

perusahaan-perusahaan internasional.

Sistem moneter internasional yang stabil dan berfungsi dengan baik merupakan

kepentingan semua pihak. Mata dan nilai uang jauh merasuk ke dalam setiap aspek ekonomi

global dan secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan setiap individu di setiap negara.

Mudahnya, nilai uang sangat penting ketika suatu negara melakukan interaksi ekonomi dengan

negara lain, misalnya ekspor dan impor. Dengan tingginya nilai dolar AS, impor akan naik

karena barang-barang luar negeri harganya relatif lebih murah—dan sebaliknya ekspor akan

turun.

Sistem moneter internasional terkait dengan sistem keuangan internasional. Arus modal

internasional dan investasi asing dilakukan dalam bentuk uang, sehingga nilai tukar yang stabil

sangat penting—karena salah satunya mempengaruhi investasi asing. Fluktuasi signifikan nilai

mata uang, yang akan mempengaruhi keuangan dan integrasi pasar keungan di seluruh dunia,

merupakan dampak negatif yang berpotensi terjadi di rezim moneter internasional saat ini

dimana tidak ada regulasi standar mata uang. Hal ini buruk karena sistem moneter internasional

memerlukan manager yang memiliki otoritas untuk menjaga perimbangan yang tepat antara

stabilitas dan fleksibilitas di sistem keuangan internasional. Menurut Strage, hal ini dimaksudkan

untuk menghindari permainan-permainan judi yang melibatkan begitu banyak uang, dan

tentunya berpotensi membawa konsekuensi yang sangat besar.6

Tingkat nilai tukar yang tidak di atur dalam sistem moneter internasional ini

menghasilkan kelebihan mata uang dan ketidakstabilan harga, destabilisasi arus modal

internasional, dan kebijakan-kebijakan ekonomi pendorong inflasi. Perubahan tingkat nilai tukar

yang berlebihan akan meningkatkan ketidakpastian dan dengan demikian menghambat integrasi

ekonomu internasional.

Berfungsinya ekonomi pasar dengan baik tergantung dari bagaimana sistem moneter

internasional. Ketidakpastian yang terjadi dalam harga relatif membuat hampir tidak mungkin

menghitung biaya relatif dan keuntungan komparatif. Tingkat mengambang akan membebankan

biaya tinggi dalam pertumbuhan ekonomi dan dalam alokasi sumber daya ekonomi yang efisien.6 http://www.gold-eagle.com/editorials_08/tan050608.html, diakses pada tanggal 8 April 2011

Page 6: Esai rezim keuangan internasional

Dalam kondisi sistem moneter internasional saat ini, para “pemain” khususnya yang

berasal dari negara-negara pemilik modal, dengan modalnya yang besar, dapat mempermainkan

perekonomian suatu negara. Dengan kekuatan penawaran dan permintaan, mereka dapat

mempengaruhi nilai suatu mata uang. Inflasi yang signifikan bisa terjadi sebagai akibat ketika

para pemain menjual besar-besaran suatu mata uang di pasar, dengan alasan-alasan tertentu.

Krisis finansial di Asia Timur yang terjadi pada penghujung 1990-an merupakan salah satu

contoh kasus dimana sistem moneter internasional tidak bisa menanggulangi permasalahan mata

uang suatu negara yang terjun bebas akibat merosotnya kepercayaan terhadap mata uang

tersebut. Sehingga akibatnya, krisis tersebut berakibat fatal bagi negara-negara Asia dan

mempengaruhi nilai tukar relatif antara mata uang-mata uang dunia. Ketidakpastian ini berujung

kepada pertumbuhan perdagangan negatif dan kerugian-kerugian lain yang terjadi pada saat itu.